Program Bimbingan Belajar Untuk Mengembangkan Resiliensi Akademik Siswa Boarding School (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Program Bimbingan Belajar Untuk Mengembangkan Resiliensi Akademik Siswa Boarding School (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMA)"

Transkripsi

1 45 Program Bimbingan Belajar Untuk Mengembangkan Resiliensi Akademik Siswa Boarding School (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMA) Rafael Lisinus Ginting Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan Abstrak Performa akademik yang baik merupakan tuntutan sekaligus ciri keberhasilan siswa dalam bidang akademik. Oleh karena itu sekolah berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan akademik yang terbaik tak terkecuali sekolah dengan sistem boarding school. Siswa yang dapat memenuhi tuntutan akademik pastinya akan menunjukan performa yang terbaik, tetapi sebaliknya, siswa yang tak mampu bertahan di tengah tekanan dan persaingan tentu akan tenggelam ditambah dengan problematika boarding school lainnya. Resiliensi akademik dengan tujuah aspeknya yaitu pengaturan emosi, pengendalian dorongan, optimisme, efikasi diri, empati, analisis sebab akibat dan membuka diri dapat membantu siswa untuk bertahan di lingkungan akademik dengan tuntutan tinggi seperti boarding school. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran resiliensi akademik siswa boardings school dan menyusun program bimbingan belajar yang efektif untuk mengembangkan resiliensi akademik siswa boarding school. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat resiliensi akademik siswa SMA boarding school berada pada kategori sedang. Rekomendasi diberikan kepada: (1) pihak sekolah diharapkan mampu memberikan perhatian terhadap kondisi psikologis siswa (2) guru pembimbing diharapkan mengembangkan program bimbingan belajar untuk mengembangkan resiliensi akademik dengan strategi yang lebih beragam (3) peneliti selanjutnya menggunakan tekhnik konseling tertentu untuk menangani siswa dengan resiliensi akademik pada kategori rendah. Kata kunci: resiliensi, akademik, boarding school, bimbingan akademik PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Terdapat dua fenomena dalam sistem pendidikan Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini, yakni munculnya sekolahsekolah terpadu (mulai tingkat dasar hingga menengah) dan penyelenggaraan sekolah bermutu yang sering disebut Boarding School. Sekolah Menengah Atas Boarding School merupakan salah satu pendidikan jenjang menengah yang mengintegrasikan pendidikan dengan kurikulum konvensional dan keagamaan. Nama lain dari istilah sekolah Boarding School adalah sekolah berasrama. Para siswa mengikuti pendidikan regular dari pagi sampai siang di sekolah, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan agama atau nilai-nilai khusus sepanjang hari. Selama 24 jam siswa berada di bawah pendidikan dan pengawasan para guru dan pembimbing. Boarding School menuntut siswanya mengikuti berbagai aktivitas dan tuntutan akademik. Siswa Boarding School dengan tuntutan tugas akademik yang tinggi dan keterbatasan interaksi dengan dunia luar memerlukan bantuan instrumental dari

2 46 lingkungan sekitar terutama konselor sebagai salah satu pelaksana dari komponen sekolah agar mampu membantu menyiapkan psikis siswa yang kondusif dalam menghadapi tuntutantuntutan akademik. Menurut Schoon (2006) daya tahan siswa dalam menghadapi tuntutan akademik disebut sebagai resiliensi akademik. Dari wawancara penulis dengan siswa maupun dengan pembina asrama, pada awal tahun ajaran terdapat siswa yang memilih keluar dari sekolah karena tidak dapat beradaptasi dengan sistem Boarding School. Banyak siswa merasa tidak bahagia dan tertekan dengan segala peraturan dan kebiasaan di asrama. Permasalahan-permasalahan ini berimbas pada timbulnya permasalahan pada performa akademik siswa di sekolah. Reivich (2002) dari Universitas Pennsylvania telah melakukan penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan fakta di atas menemukan bahwa resiliensi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, karena resiliensi merupakan faktor esensial bagi kesuksesan dan kebahagiaan (Reivich and Shatte, 2002:11). Terkait dengan fenomena di atas, maka bimbingan dan konseling sebagai salah satu komponen integral dari pendidikan di sekolah harus mampu mengembangkan potensi siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan resiliensinya sehingga dapat menghadapi berbagai tuntutan akademik. Bertitik tolak dari masalah di atas, maka diperlukan adanya peningkatan kemampuan resiliensi akademik siswa Boarding School melalui program bimbingan akademik di sekolah. Rumusan Masalah Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji gambaran kemampuan resiliensi akademik pada siswa SMA Boarding School dan membuat program bimbingan belajar hipotetik yang efektif untuk mengembangkan kemampuan resiliensi akademik pada Siswa. Manfaat Penelitian Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan awal untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam, sehingga dapat menumbuhkan minat penelitian untuk melakukan kajian teoritis terkait konsep resiliensi. Secara praktis penelitian dapat menambah wawasan sehingga dapat meningkatkan kemampuan diri dalam

3 47 beradaptasi dengan lingkungan baru dan dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam hidup. Selain itu, sebagai calon guru Bimbingan dan Konseling penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya keilmuan dan keterampilan ketika terjun langsung ke lapangan. Manfaat lain dari penelitian ini adalah menjadi bekal pengalaman dalam mengadakan penelitian di masa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkenaan dengan resiliensi. Bagi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan bimbingan dan konseling khususnya bimbingan konseling belajar. Selain itu, dapat dijadikan referensi bagi proses perkuliahan dan bagi peneliti selanjutnya. KAJIAN PUSTAKA Konsep Boarding School Sekolah dengan sistem pendidikan Boarding School adalah sekolah dengan asrama, dimana peserta didik, para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah. Sekolah dengan sistem asrama bukanlah hal yang baru lagi di Indonesia, karena sudah sejak lama sistem Boarding School ini diperkenalkan lewat baik secara langsung maupun melalui tayangan televisi. Boarding School yang baik dijaga dengan ketat agar tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan atau dengan ciri khas suatu sekolah berasrama. Di sekolah dengan sistem ini, para siswa mendapatkan pendidikan dengan kuantitas dan kualitas yang berada di atas rata-rata pendidikan dengan sistem konvensional. Untuk menjawab kemajuan zaman, sekolah-sekolah dengan sistem boarding telah merancang kurikulumnya dengan orientasi kebutuhan masa depan. Konsep Kompetensi Akademik Kata kompetensi diartikan sebagai kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan. Johnson (Adriani, 2003) memandang kompetensi sebagai perbuatan (performance) yang secara rasional dapat memenuhi tujuan dalam kondisi yang diinginkan. Dikatakan performance yang rasional, karena orang yang melakukannya harus mempunyai tujuan atau arah dan ia tahu apa dan mengapa ia berbuat demikian. Tujuan kompetensi adalah untuk

4 48 mengembangkan manusia yang bermutu yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan. Berkaitan dengan kompetensi belajar, American School Counselor Association (ASCA) merumuskan standar kompetensi akademik siswa Sekolah Menengah Atas untuk diimplementasikan dalam program bimbingan sekolah sesuai dengan kebutuhan siswa yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa mencapai keberhasilan bidang akademik, memaksimalkan komitmen belajar, menghasilkan kualitas kinerja akademik yang tinggi, dan mempersiapkan pencapaian tujuan belajar dalam mencapai cita-cita di masa depan. Konsep Resiliensi Akademik Resiliensi akademik didefinisikan sebagai pencapaian tingkat tinggi dari motivasi dan penampilan di sekolah di tengah situasi yang menimbulkan stress. Resiliensi merepresentasikan sebuah dinamika proses perkembangan yang mengacu kepada kemampuan untuk memelihara penyesuaian yang positif walaupun berada dalam tuntutan akademik yang tinggi (Cem Ali, 2004). Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa resiliensi merupakan kapasitas individu untuk beradaptasi dengan situasi akademik, dengan merespon secara sehat dan produktif untuk memperbaiki diri melalui proses dinamis antara faktor internal dan faktor eksternal individu sehingga mampu menghadapi dan mengatasi tuntutan akademik Reivich dan Shatte (2002) memaparkan tujuh kemampuan yang membentuk Resiliensi, yaitu 1) pengaturan emosi atau kemampuan untuk tetap tenang di bawah kondisi yang menekan, tenang dan fokus (Reivich & Shatte, 2002); 2) pengendalian dorongan atau kemampuan Individu untuk mengendalikan keinginan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri (Reivich & Shatte, 2002); 3) optimisme atau ketika kita melihat bahwa masa depan kita cemerlang (Reivich & Shatte, 2002). Optimisme sangat terkait dengan karakteristik yang diinginkan oleh individu yaitu kebahagiaan (Peterson dan Chang; dalam Siebert, 2005); 4) empati atau kemampuan untuk memahami dan memiliki kepedulian terhadap orang lain (Greef, 2005); 5) analisis sebab akibat merujuk pada kemampuan individu untuk mengidentifikasikan secara akurat

5 49 penyebab dari permasalahan yang mereka hadapi. Individu yang tidak mampu mengidentifikasikan penyebab dari permasalahan yang mereka hadapi secara tepat, akan terus menerus berbuat kesalahan yang sama; 6) efikasi diri. Bandura (Atwater & Duffy, 1999) mendefinisikan efikasi diri sebagai kemampuan individu untuk mengatur dan melaksanakan suatu tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam keseharian, individu yang memiliki keyakinan pada kemampuan mereka untuk memecahkan masalah akan tampil sebagai pemimpin, sebaliknya individu yang tidak memiliki keyakinan terhadap efikasi diri mereka akan selalu tertinggal dari yang lain, dan; 7) membuka diri atau kemampuan individu meraih aspek positif dari kehidupan setelah kemalangan yang menimpa (Reivich & Shatte, 2002). Komponen Program Bimbingan dan Konseling Muro dan Kottman, (Yusuf, 2005 : 26-31) mengemukakan bahwa struktur program bimbingan dan konseling komprehensif diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu : 1) layanan dasar; 2) layanan responsif; 3) layanan perencanaan individual ; dan 4) dukungan sistem METOE PENELITIAN Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan metode yang digunakan adalah deskriptif. Deskripsi data yang diperoleh akan dijadikan rujukan bagi pembuatan program bimbingan belajar untuk mengembangkan resiliensi siswa Boarding School. Pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumplan data dan penyusunan data, tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut. Populasi dan Sampel Lokasi penelitian adalah SMA Christus Sacerdos P. Siantar. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas Gramatica A sedangkan sampel dalam penelitian ini merupakan sampel jenuh, yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel, karena jumlah populasi yang sedikit yaitu kurang dari 50 (Sugiyono:2007,124). Pengembangan Instrumen Pengumpul Data 1. Pedoman Skoring

6 50 Instrumen yang digunakan untuk memperoleh profil resiliensi akademik siswa berupa skala likert yang merupakan seperangkat pernyataan positif dan negatif tertulis untuk dijawab oleh responden dengan menyediakan empat alternatif jawaban. 2. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen Instrumen yang digunakan terdiri atas instrument untuk mengungkap resiliensi akademik siswa dan instrument untuk melakukan verifikasi program. Kisi-kisi instrumen resiliensi akademik siswa dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian yang dijabarkan dalam bentuk pernyataan skala. Selain itu ada juga kisi-kisi pedoman observasi. 3. Uji Coba Instrumen Penelitian Instrumen ditimbang oleh dua orang ahli yang bekerja sebagai dosen di jurusan bimbingan dan konseling Universitas Negeri Medan. Uji keterbacaan item kepada 8 orang siswa yang bukan sampel. Setelah itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas item yang terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan, dengan rumus Product Momen Pearson sebagai berikut: r hitung N XY X Y N X X N Y Y Kaidah keputusan : Jika t hitung berarti valid sebaliknya t hitung < > t tabel t tabel berarti tidak valid. Riduwan, 2004: ). Pengujian reliabilitas alat pengumpul data menggunakan rumus Koefisien Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut.. 2 k i k 1 t r (Arikunto, 2002:171) Tabel 2 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas 0,81 r 1,00 Sangat Tinggi 0,61 r 0,80 Tinggi 0,41 r 0,60 Cukup 0,21 r 0,40 Rendah 0,00 r 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2008:75) Penyusunan Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Resiliensi Akademik. Penyusunan program dimulai dengan melakukan analisis terhadap data yang diperoleh mengenai gambaran resiliensi akademik siswa Boarding School. Data yang masuk dijadikan dasar pembuatan dan pengembangan program yang terdiri atas aspek-aspek landasan penyusunan program, proses penyusunan

7 51 program, isi program dan evaluasi program. Setelah penyusunan program selesai, selanjutnya dilakukan uji validasi Hasil validasi program merupakan rujukan yang selanjutnya dilakukan revisi untuk rumusan program bimbingan belajar untuk mengembangkan resiliensi akademik siswa. Penyusunan rumusan program dilakukan berdasarkan hasil penelitian dan hasil validasi program. Rumusan program yang dihasilkan menjadi rekomendasi bagi layanan bimbingan belajar di sekolah. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian menunjukan bahwa 8 orang siswa atau sekitar 19,5% memiliki tingkat resiliensi pada kategori tinggi, 26 orang siswa atau 63,4% memiliki tingkat resiliensi yang pada kategori sedang, dan 7 orang siswa atau 17% memiliki tingkat resiliensi pada kategori rendah. Namun perlu diperhatikan pula bahwa siswa yang memiliki tingkat resiliensi akademik dengan kategori sedang dan rendah presentasenya lebih banyak daripada siswa dengan resiliensi akademik kategori tinggi, sehingga diperlukannya pengembangan resiliensi akademik bagi siswa Gambaran Tingkat Resiliensi Akademik Siswa 1. Aspek Pengaturan Emosi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian resiliensi akademik siswa pada aspek pengaturan emosi sebagian besar berada pada kategori sedang yaitu 25 siswa atau 61%, siswa yang berada kategori tinggi yaitu 9 siswa atau 21,9% dan siswa dengan kategori rendah yaitu 7 siswa dengan presentase 17,1%. Pencapaian siswa pada indikator menunjukan sikap fokus terhadap tuntutan akademik sebagian besar berada pada kategori sedang yaitu 22 siswa dengan presentase 53,6 % dan siswa yang berada pada kategori rendah yaitu 7 siswa atau 17,1%; pencapaian siswa pada indikator menunjukan sikap tenang menghadapi tuntutan akademik sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 24 siswa atau 58,5% dan siswa yang berada pada kategori rendah yaitu 11 siswa dengan 26,9%. Hal ini mengandung arti bahwa pencapaian siswa terhadap indikator menunjukan sikap fokus terhadap tuntutan akademik dan menunjukan sikap tenang

8 52 menghadapi tuntutan akademik belum mencapai perkembangan yang optimal, oleh karena itu diperlukannnya pengembangan ke dua indikator tersebut dalam rangka meningkatkan resiliensi akademik siswa 2. Aspek Pengendalian Dorongan Pencapaian resiliensi akademik siswa pada aspek pengendalian dorongan sebagian besar berada pada kategori sedang yaitu 23 siswa atau 56,1%, siswa yang berada kategori tinggi yaitu 9 siswa atau 21,9%, dan siswa dengan kategori rendah yaitu 9 siswa dengan presentase atau 21,1 %. Pencapaian siswa pada indikator siswa memiliki kesabaran sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 18 siswa yaitu 43,9 % dan siswa dengan kategori rendah yaitu 11 siswa dengan presentase 34,2%; pencapaian siswa pada indikator siswa mampu megelola diri sebagian siswa berada pada kategori sedang yaitu 21 siswa dengan presentse 51,3%, dan siswa dengan kategori rendah yaitu 9 siswa dengan presentse 21,9%. Hal ini mengandung arti bahwa pencapaian siswa terhadap indikator siswa memiliki kesabaran dan siswa mampu mengelola diri dalam menghadapi tuntutan akademik belum mencapai perkembangan yang optimal, oleh karena itu diperlukannnya pengembangan ke dua indikator tersebut dalam rangka meningkatkan resiliensi akademik siswa 3. Aspek Optimisme Pencapaian resiliensi akademik siswa pada aspek optimisme sebagian besar berada pada kategori sedang yaitu 25 siswa atau 61%, siswa yang berada kategori tinggi yaitu 6 siswa atau 14,6%, dan siswa dengan kategori rendah yaitu 10 siswa dengan presentase 24,3% Pencapaian siswa pada indikator siswa memiliki harapan sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 25 siswa dengan presentase 61% dan siswa dengan kategori rendah yaitu 10 siswa dengan presentase 24,4%; pencapaian siswa pada indikator siswa mampu menunjukan kerja keras sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 23 siswa dengan presentse sekitar 56,1%, dan siswa dengan kategori rendah yaitu 7 siswa dengan presentse 17,1%. Hal ini mengandung arti bahwa pencapaian siswa terhadap indikator siswa memiliki harapan dan siswa menunjukan kerja keras belum mencapai perkembangan yang optimal, oleh karena itu diperlukannnya pengembangan ke dua

9 53 indikator tersebut dalam rangka meningkatkan resiliensi akademik siswa 4. Aspek Empati Pencapaian resiliensi akademik siswa pada aspek empati berada pada kategori sedang yaitu 22 siswa atau 53,6 %, siswa yang berada kategori tinggi yaitu 7 siswa atau 17,1%, dan siswa dengan kategori rendah yaitu 12 siswa dengan presentase 29,3%. Pencapaian siswa pada indikator siswa mengenali emosi yang ditunjukan oleh teman sebagian besar siswa berada pada kategori rendah yaitu 19 siswa dengan presentase 46,3% dan siswa dengan kategori sedang yaitu 8 siswa dengan presentase 19,5%; pencapaian siswa pada indikator siswa mampu merespon emosi yang ditunjukan oleh teman dengan tepat sebagian besar siswa berada pada kategori tinggi yaitu 20 siswa dengan presentase 48,8%, siswa dengan kategori sedang yaitu 7 siswa dengan presentse 17,1% dan siswa. Hal ini mengandung arti bahwa pencapaian siswa terhadap indikator belum mencapai perkembangan yang optimal, oleh karena itu diperlukannnya pengembangan kedua indikator tersebut dalam rangka meningkatkan resiliensi akademik siswa 5. Aspek Efikasi Diri Pencapaian resiliensi akademik siswa pada aspek empati sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 26 siswa atau 63,4 %, siswa yang berada kategori tinggi yaitu 7 siswa atau 17,1 %, dan siswa dengan kategori rendah yaitu 8 siswa dengan presentase 19,5%. Pencapaian siswa pada indikator siswa memiliki komitmen sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 28 siswa dengan presentase 68,3% dan siswa dengan kategori sedang yaitu 8 siswa dengan presentase 19,5%; pencapaian siswa pada indikator proaktif sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 26 siswa dengan presentase 63,4%, siswa dengan kategori rendah yaitu 6 siswa dengan presentse 14,6%. Hal ini mengandung arti bahwa pencapaian siswa terhadap indikator siswa memiliki komitmen dan siswa proaktif belum mencapai perkembangan yang optimal, oleh karena itu diperlukannnya pengembangan ke dua indikator tersebut dalam rangka meningkatkan resiliensi akademik siswa 6. Aspek Analisis Sebab Akibat Pencapaian resiliensi akademik siswa pada aspek analisis sebab akibat sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 24 siswa atau

10 54 58,5%, siswa yang berada kategori tinggi yaitu 7 siswa atau sekitar 17,1%, dan siswa dengan kategori rendah yaitu 10 siswa dengan presentase sekitar 24,4%. Pencapaian siswa pada indikator siswa memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah akademik yang muncul sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 26 siswa dengan presentase 63,3% dan siswa dengan kategori rendah yaitu 6 siswa dengan presentase 14,6%; pencapaian siswa pada indikator mampu menganalisis kemampuan diri dalam menghadapi tuntutan akademik sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 26 siswa dengan presentase 63,5%, siswa dengan kategori rendah yaitu 6 siswa dengan presentse 14,6%. Hal ini mengandung arti bahwa pencapaian siswa terhadap indikator siswa memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah akademik yang muncul dan siswa mampu menganalisis kemapuan diri dalam menghadapi tuntutan akademik belum mencapai perkembangan yang optimal, oleh karena itu diperlukannnya pengembangan ke dua indikator tersebut dalam rangka meningkatkan resiliensi akademik siswa. 7. Aspek Membuka Diri Pencapaian resiliensi akademik siswa pada aspek membuka diri sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 29 siswa atau sekitar 70,7%, siswa yang berada kategori tinggi yaitu 7 siswa atau sekitar 17,1%, dan siswa dengan kategori rendah yaitu 5 siswa dengan presentase sekitar 12,2%. Pencapaian siswa pada indikator siswa mampu menemukan tujuan dan makna sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 30 siswa dengan presentase sekitar 73,2% dan siswa dengan kategori rendah yaitu 6 siswa dengan presentase 14,6%; pencapaian siswa pada indikator mampu mengapresiasi pengalaman yang telah didapatkan sebagian besar siswa berada pada kategori sedang yaitu 27 siswa dengan presentase 65,8%, siswa dengan kategori rendah yaitu 3 siswa dengan presentse 7,3%. Hal ini mengandung arti bahwa pencapaian siswa terhadap indikator siswa mampu menemukan tujuan dan makna dan mengapresiasi pengalaman yang telah didapatkan belum mencapai perkembangan yang optimal, oleh karena itu diperlukannnya pengembangan ke dua indikator tersebut dalam rangka meningkatkan resiliensi akademik siswa.

11 55 Rumusan Program Hipotetik Bimbingan Belajar Untuk Mengembangkan Resiliensi Akademik Siswa Kelas Gramatica SMA Christus Sacerdos P. Siantar Program hipotetik bimbingan belajar dimaksudkan untuk mengembangkan resiliensi siswa terhadap tuntutan akademik. Program bimbingan belajar ini disusun berdasarkan hasil penelitian resiliensi akademik yang sudah dilaksanakan. Sistematika program hipotetik yang akan dibuat adalah sebagai berikut : a) dasar pemikiran, b) deskripsi analisis kebutuhan, c) visi dan misi program, d) tujuan program, e) sasaran program, f)alokasi waktu g) personel yang dilibatkan, h) mekanisme kerja antar personel, komponen program, g) rencana operasional, h) pengembangan tema, i) sarana dan prasarana, j) rencana evaluasi. 1. Gambaran Pencapaian Resiliensi Akademik Siswa Per-Aspek Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan,didapatkan gambaran bahwa sebagian besar pencapaian aspek resiliensi akademik berada pada kategori sedang sampai dengan tinggi. Pencapaian siswa dengan kategori tinggi berada pada aspek pengaturan emosi yaitu 67,5%, optimisme 73,5%, efikasi diri 68,8%, analisis sebab akibat 68,8%, dan membukan diri 74,9%. Pencapaian siswa dengan kategori sedang berada pada aspek pengendalian dorongan yaitu 61,9% dan empati 61,5%. 2. Gambaran Pencapaian Resiliensi Akademik Siswa Per-Indikator Gambaran pencapaian siswa terhadap resiliensi akademik perindikatornya lebih variatif dari pada gambaran peraspek. Berikut dijelaskan gambaran pencapaian siswa terhadap resiliensi akademik perindikatornya. Dari empat belas indikator dalam penelitian ini,sebagian besar pencapaian indikator 12 berada pada kategori sedang,. Kedua belas indikator pada kategori sedang adalah tersebut adalah siswa menunjukan sikap fokus terhadap tuntutan akademik yaitu 53,6%, siswa menunjukan sikap tenang menghadapi tuntutan akademik yaitu 58,5%, siswa memiliki kesabaran yaitu 43,5%, siswa mampu mengelola diri yaitu 51,3%, siswa memiliki harapan yaitu 61%, siswa menunjukan kerja keras sebesar 56,1%, siswa memiliki komitmen 68,3%, proaktif 63,4%, siswa memiliki memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah akademik yang muncul sebesar 63,5%, siswa mampu menganalisis kemampuan diri dalam menghadapi tuntutan akademik sebesar 63,5%, siswa

12 56 mampu menemukan tujuan dan makna sebesar 73,2%, siswa mampu mengapresiasi pengalaman yang telah didapatkan sebesar 65,8%. Dari empat belas indikator hanya satu indikator yang berada pada kategori rendah yaitu indikator siswa mampu mengenali emosi yang ditunjukan oleh teman dengan presentase 46,3%, dan satu indikator yang berada pada kategori tinggi yaitu siswa mampu merespon emosi yang ditunjukan oleh teman dengan tepat sebesar 48,8%. Dari penjelasan gambaran pencapaian resiliensi akademik siswa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa program yang akan dibuat adalah program yang menekankan pada fungsi bimbingan, yaitu merupakan fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh individu. Potensi dan kekuatan akademik yang dimaksud adalah resiliensi akademik dalam rangka memfasilitasi siswa mencapai perkembangan yang optimal dalam aspek akademik. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian terdahulu maka ada beberapa hal yang patut ditelaah sebagai bahan kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Secara umum kategori resiliensi akademik siswa Boarding School berada pada kategori sedang. 2. Aspek resiliensi paling tinggi yang dimiliki oleh siswa adalah membuka diri dan yang paling rendah adalah empati. Sedangkan pencapaian indikator yang paling tinggi yang dimiliki oleh siswa adalah siswa menemukan dan makna belajar dan pencapaian indikator paling rendah yaitu mengenali emosi yang ditunjukan oleh teman. 3. Program bimbingan belajar untuk mengembangkan resiliensi akademik siswa Boarding School merupakan program hipotetik yang berdasarkan need assessment efektif untuk mengembangkan resiliensi akademik Siswa SARAN Guru Bimbingan dan Konseling Melakukan analisis kebutuhan (need assesmen) lebih mendalam sebagai landasan dalam mengembangkan dan melaksanakan program bimbingan belajar

13 57 untuk mengembangkan resiliensi akademik siswa. Menggunakan program bimbingan belajar yang telah disusun berdasarkan analisis kebutuhan untuk mengembangkan resiliensi akademik siswa. Peneliti Selanjutnya Menggunakan metode yang lebih beragam dan menarik dalam memberikan layanan bimbingan belajar untuk mengembangkan resiliensi akademik sehingga persentase resiliensi akademik yang dicapai siswa lebih optimal. Menggunakan pendekatan dan metode penelitian yang lebih beragam. Sejauh ini, cukup sulit menemukan hasilhasil penelitian yang khusus mengeneai resiliensi akademik. Dengan digunakan pendekatan dan metode penelitian yang lebih beragam dapat menambah referensi mengenai resiliensi akademik. Mengadakan penelitian mengenai resilensi akadmeik pada subjek dengan diversity yang berbeda seperti anak jalanan dan pada sekolah dengan kategori ekonomi siswa menengah kebawah. Menggunakan pendekatan dan teknik tertentu untuk mengintervensi siswa yang memiliki resiliensi akademik rendah. DAFTAR PUSTAKA Atwater, E. & Duffy, K.G Psychology For Living. USA: Prentice-Hall,Inc. Bahri, Syaiful Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:PT Rineka Cipta. Isaacson, B Characteristics and Enhancement of Resiliency in Young People : A Research Paper (Pdf Versions. Retrieved March from the University of Winsconsin-Stout Tersedia : /2002/2002isaacsonb.pdf.(20 Februari 2013) James S, Muro & Kottman Terry Guidance and Counseling In The Elementary and Middle Schools & Practical Approach. Iowa: WmC Brown Communication, Inc. Muro, J.J Kottman Guidance and Counseling in Elementary and Middle school. A Practical Approach. Lowa: Wm.CBrown Communication, Inc. Masten, A. S., Garmezy, N., Tellegen,A., Pellegrini, D. S., Larkin, K., & Larsen, A Competence and stress school children: The moderating effects of individual and family qualities. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 29, Nurihsan, Achmad Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama

14 58 Prayitno Amti dan Erman Dasar- Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :PT Rineka Cipta Reivich K & Shatte A The Reilience Factor : 7 Essential Skills For Overcoming Life s Inevitable Obtacles USA. Broadways Books. Winkel Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Gramedia Pustaka Utama Yusuf, Syamsu Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA). Bandung: Pustaka Bani Qurasyi Rutter M Psychosocial Resilience And Protective Mechanism :American Journal Of Ortopsychiatry, Vol 57. P Retrieved February 15, 2006, From The American Psychology Association. Tersedia : (2 Februari 2013) Sarwono, S. W Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka. Schoon, Ingrid Risk and Resilience Adaptations In Changing Times. New York: Cambridge University Press. Sugiyono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sukardi. Dewa Ketut Analisis Tes Psikologi Dalam Penyelenggaraan Bimbingan Belajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Waxman, Hersh Review Of Research On Eucational Resilience. California : Center For Research On Education, Diversity & Excellency. Willis, Sofiyan Problema Remaja. Bandung: Angkasa

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan secara jelas mengenai pendekatan dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan secara jelas mengenai pendekatan dan metode BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara jelas mengenai pendekatan dan metode penelitian yang digunakan, langkah-langkah penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono disebut sebagai metode positivistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan karir untuk mengembangkan selfefficacy

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan karir untuk mengembangkan selfefficacy BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian tentang program bimbingan karir untuk mengembangkan selfefficacy karir peserta didik Kelas X MAN 1 Bandung tahun ajaran 2011/2012 menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Negeri 5 Bandung yang berlokasi di Jl. Sumatra No. 40 Bandung. Sekolah Menengah Pertama () 5 Bandung

Lebih terperinci

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci

SILABUS. A.3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan

SILABUS. A.3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN SILABUS A. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas tentang posisi dan urgensi bimbingan dan konseling

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR 53 SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR Oleh : Ina Abidatul Hasanah 1) Drs. Fahmi Idris, MM. 2) Susi Fitri, S.Pd., Kons., M.Si 3) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Penelitian mengambil lokasi di SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut yaitu sekolah bernuansa islami yang berlokasi di Jl. Mayor Syamsu No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi pelaksanaan penelitian yaitu di MA Negeri 1 Bandung yang beralamat di Jln. H. Alpi Cijerah Bandung. 3.1.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu siswa kelas IV SDN Paorama 3 kota Bandung tahun ajaran 2013/2014, secara administratif terdaftar dan aktif dalam

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN 79 EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN Oleh: Ivani Mirasari 1 Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2 Dra. Retty Filiani 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan menilai keberadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian tentang program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan di SMP Negeri

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

2015 PROGRAM BIMBINGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT

2015 PROGRAM BIMBINGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP Putri Yuliandari Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak Email : Putriandari5@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang bimbingan belajar berbasis teknik mind map untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang bimbingan belajar berbasis teknik mind map untuk BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penelitian tentang bimbingan belajar berbasis teknik mind map untuk meningkatkan daya ingat peserta didik underachiever dengan menggunakan eksperimen kuasi menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian mengenai program bimbingan melalui strategi kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, tujuan dari metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial dalam BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial dalam mengembangkan cinta altruis peserta didik dengan menggunakan eksperimen kuasi, menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga menyajikan rancangan alur penelitian yang dilaksanakan, diawali dengan menentukan desain penelitian yang diterapkan, penyusunan instrumen dan instrumen yang digunakan,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA Erla Prita Novartianti (10220117) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasilasional bentuk bivariate, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di STM Negeri Tasikmalaya berdiri pada tanggal 20 September 1961 yang beralamat di jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan permasalahan, dan tujuan penelitian, pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode mixed method design sequence karena pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif digunakan secara terpadu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitaif sebagai pendekatan ilmiah yang didisain untuk menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP Oleh Mamat Supriatna A. Tugas Perkembangan Siswa SMP Secara psikologis siswa SMP tengah memasuki masa pubertas, yakni suatu masa ketika individu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Desain, dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL 0 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL LAURA SUKMAWATI NPM: 11060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Selain itu, mengenai penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TENTANG TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA TERHADAP PEMAHAMAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMA

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TENTANG TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA TERHADAP PEMAHAMAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMA PENGARUH LAYANAN INFORMASI TENTANG TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA TERHADAP PEMAHAMAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMA Nur Maulida Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak Email:uunmaulida21@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. C. Deskripsi Mata Kuliah

SILABUS MATA KULIAH. C. Deskripsi Mata Kuliah SILABUS MATA KULIAH A. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Bobot SKS : 2 Kode Mata Kuliah : Mata Kuliah Prasyarat : Lulus mata kuliah: Landasan Pendidikan dan Perkembangan Peserta Didik (Psikologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Sukardi

III. METODE PENELITIAN. suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Sukardi 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Sukardi (2008,19)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang makanan lauk pauk dan sayuran tradisional di SMA N 11 Yogyakarta, maka penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s/d 17 Maret 2014, dan lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Tri Bhakti Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja menurut Elizabeth B Hurlock, (1980:25) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja menurut Elizabeth B Hurlock, (1980:25) merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja menurut Elizabeth B Hurlock, (1980:25) merupakan salah satu masa perkembangan manusia yang menarik perhatian untuk dibicarakan, karena pada masa

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: BANY IRAWAN NIM: 12500020 Abstraks: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sukasari, Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah guru Taman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Pada penelitian ini populasi penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2012/201, hal ini merujuk pada pendapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Pondok Pesantren Putri Assa adah yang terletak di jalan Kebon Melati No.2 Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.

Lebih terperinci

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman 35-39 35 UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DI DALAM KELAS MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BERUNTUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan pengambilan pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan

Lebih terperinci

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Konselor Volume 3 Number 1 March 2014 ISSN: 1412-9760 Received January 25, 2014; Revised February 22, 2014; Accepted March 30, 2014 Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Bimbingan Dan Konseling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

2015 PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PROFIL KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK

2015 PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PROFIL KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK DAFTAR PUSTAKA ABKIN. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Departemen Pendidikan Nasional. Andersen. P & Vandehey, M. (2012).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang terintegral dari program pendidikan di sekolah. Bukti pengakuan tersebut dengan dicantumkannya layanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode deskriptif digunakan dalam meneliti status suatu objek, kondisi, atau kejadian untuk memberikan gambaran atau lukisan mengenai fakta-fakta secara akurat.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II PERILAKU AGRESIF DAN PROGRAM LATIHAN ASERTIF

BAB II PERILAKU AGRESIF DAN PROGRAM LATIHAN ASERTIF DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif yaitu penelitian yang memungkinkan dilakukannya observasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PEELITIA A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan analisis statistik untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ketercapaian Standar Kompetensi Mahasiswa KKN-PPL Berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ketercapaian Standar Kompetensi Mahasiswa KKN-PPL Berdasarkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian Evaluasi Ketercapaian Standar Kompetensi Mahasiswa KKN-PPL Berdasarkan Persepsi

Lebih terperinci

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Kartika Dewi (09220672) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Dengan berdasarkan latar

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS 1. IDENTITAS MATA KULIAH. Nama Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling. Kode Mata Kuliah : KD 302

PETUNJUK TEKNIS 1. IDENTITAS MATA KULIAH. Nama Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling. Kode Mata Kuliah : KD 302 1. IDENTITAS MATA KULIAH PETUNJUK TEKNIS Nama Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Bobot SKS : 3 SKS Kode Mata Kuliah : KD 302 Semester : Genap Prasyarat : Perkembangan Peserta Didik Program Studi : -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari masa pranatal, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua. Masing-masing fase memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil

Lebih terperinci

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI-MIA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Titis Fitri Putri Astuti (11500048) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitaif untuk mendapatkan data yang berbentuk angka, sehingga terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK-PPN Lembang, yang bertempat di Jl. Tangkuban Parahu Km.3 Desa Cilumber Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini diuraikan secara lengkap mengenai pendekatan dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini diuraikan secara lengkap mengenai pendekatan dan metode 54 BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini diuraikan secara lengkap mengenai pendekatan dan metode penelitian yang digunakan, langkah-langkah penelitian, definisi operasional variabel, penyusunan alat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA KELAS X SMK BINA KARYA PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA KELAS X SMK BINA KARYA PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA KELAS X SMK BINA KARYA PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, untuk selanjutnya dideskripsikan agar mendapatkan gambaran keterampilan penyesuaian sosial peserta

Lebih terperinci

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal. PENGEMBANGAN MDEL LAYANAN BIMBINGAN KELMPK TEKNIK BUZZ GRUP UNTUK MENINGKATKAN KMUNIKASI INTERPERSNAL SISWA SMA leh: Tita Maela Margawati Abstrak Komunikasi interpersonal memiliki arti yang penting untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena di masyarakat khususnya bagi warga yang tinggal di perkotaan, aksiaksi kekerasan baik individual maupun massal mungkin sudah merupakan berita harian.

Lebih terperinci

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: DWI ROHMA NPM. 12500037 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Volume 1 Nomor 1 Januari 2012 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling Halaman 1-5 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menggunakan dua pendekatan yaitu secara kuantitatif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menggunakan dua pendekatan yaitu secara kuantitatif dan 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan dua pendekatan yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara alamiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Jadi setiap penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengembangan inventori kesiapan kerja siswa SMK jurusan animasi dapat ditarik kesimpulan yaitu menghasilkan instrumen dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pribadi yang memiliki karakteristik yang unik,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pribadi yang memiliki karakteristik yang unik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk pribadi yang memiliki karakteristik yang unik, spesifik, dan berbeda dengan satu sama lain, serta manusia memiliki pribadi yang khas.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel 69 III. METODE PENELITIAN 3. Pendekatan Penelitian Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini hanya memiliki satu variabel, yaitu implementasi ujian berbasis online pada kurikulum 2013 di SMA Negeri Kota Bandung. Sebagaimana yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi No. 299

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAANBIMBINGAN DAN KONSELING DI SDN MOJOLANGU 1 MALANG SKRIPSI OLEH: YULIA FITRIANI NIM :

ANALISIS PELAKSANAANBIMBINGAN DAN KONSELING DI SDN MOJOLANGU 1 MALANG SKRIPSI OLEH: YULIA FITRIANI NIM : ANALISIS PELAKSANAANBIMBINGAN DAN KONSELING DI SDN MOJOLANGU 1 MALANG SKRIPSI OLEH: YULIA FITRIANI NIM : 201210430311006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di salah satu SMAN di kota Bandung pada siswa kelas XII. Subjek penelitian pada tahap uji coba I berjumlah 12 orang. Subjek

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SILABUS 1. Nama Mata Kuliah : Evaluasi` Bimbingan dan Konseling 2. Kode Mata Kuliah : PBK 238 3. SKS : 2 SKS (1 Teori dan 1 Praktik) 4. Dosen : Fathur Rahman, M. Si Agus Basuki, M. Pd 5. Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan yaitu metode Deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan eksperimen karena tidak

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA Oleh : Mudzalifah Mayasari * dan M. Fatchurahman ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK SELF-EFFICACY SISWA DAN IMPLIKASINYA PADA BIMBINGAN KONSELING SMK DIPONEGORO DEPOK SLEMAN, YOGYAKARTA

BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK SELF-EFFICACY SISWA DAN IMPLIKASINYA PADA BIMBINGAN KONSELING SMK DIPONEGORO DEPOK SLEMAN, YOGYAKARTA Bimbingan Pribadi Sosial Untuk BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK SELF-EFFICACY SISWA DAN IMPLIKASINYA PADA BIMBINGAN KONSELING SMK DIPONEGORO DEPOK SLEMAN, YOGYAKARTA Atifah Hanum Casmini Abstrak Adanya saling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Tujuan dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dari anak didik. Dengan demikian setiap proses pendidikan harus diarahkan pada tercapainya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VII... Jakarta Barat HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2014. Adapun lokasi penelitian akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Babussalam

Lebih terperinci