FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LEUKEMIA ANAK DI KOTA SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LEUKEMIA ANAK DI KOTA SEMARANG"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LEUKEMIA ANAK DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh Ellya Ma unah NIM JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 i

2 ABSTRAK Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Februari 2016 Ellya Ma unah Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang XVI + 74 halaman + 20 tabel + 2 gambar + 38 lampiran Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi maligna) dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang belakang digantikan oleh sel abnormal. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang tahun Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Pada penelitian ini digunakan total sampling. Jumlah sampel kasus 31. Dari hasil penelitian, didapatkan variabel yang berhubungan dengan kejadian leukemia anak yaitu berat lahir gr (p=0,009), riwayat keguguran ibu (p=0,009, OR=4,163), pemberian ASI anak (p=0,004, OR=4,747), penggunaan insektisida (p=0,010, OR=0,251), dan perilaku merokok (p=0,000, OR=0,119). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara anak dengan berat lahir gr, riwayat keguguran ibu, pemberian ASI pada anak, penggunaan insektisida, dan perilaku merokok orang tua dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang. Kata Kunci : Faktor risiko; leukemia; leukemia anak Kepustakaan : 50 ( ) ii

3 Public Health Science Department Faculty of Sport Science Semarang State University September 2015 ABSTRACT Ellya Ma'unah Factors Associated with Childhood Leukemia Incidence in Semarang City XVI + 74 pages + 20 tables + 2 pictures + 38 attachments Leukemia or blood cancer is a variety of neoplastic disease, was characterized by the production of abnormally (malignant transformation) of the blood-forming cells in the bone marrow and lymphoid tissue. Normal cells in the bone marrow is replaced by abnormal cells. Issues examined in this study are the factors associated with the incidence of childhood leukemia in Semarang in This type of research is analytic case-control study design. In this study used total sampling. Total sample of 31 cases. From the research results, obtained variables associated with the incidence of childhood leukemia that birth weight g (p=0.009), history of miscarriage mother (p=0.009, OR=4.163), breastfeeding children (p=0.004, OR=4.747), the use of insecticides (p=0.010, OR=0.251), and smoking behavior (p=0.000, OR=0.119). The conclusion from this study is there is a relationship between a child with a birth weight g, maternal history of miscarriage, breastfeeding in children, the use of insecticides and smoking behavior of parents with the incidence of childhood leukemia in the city of Semarang. Keywords : Risk Factors; Leukemia; Childhood leukemia. Literature : 50 ( ) iii

4 iv

5 v

6 vi

7 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: 1. Janganlah kamu bersifat lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang yang beriman (Qs. Al Imran: 139). 2. Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh (Andrew Jackson). 3. Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak (Aldus Huxley). PERSEMBAHAN: Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis kepada Allah SWT, karya sederhana ini penulis persembahkan untuk: 1. Bapak, Ibu, adik dan keluarga besarku tercinta yang selalu menjadi motivasiku dan yang setiap waktu medo akanku. 2. Rekan IKM 2011 serta almamater Universitas Negeri Semarang. vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd, atas ijin penelitian yang diberikan. 2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Irwan Budiono, S.KM., M.Kes (Epid), atas persetujuan penelitian. 3. Pembimbing skripsi, dr. Mahalul Azam, M.Kes,. atas bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Penguji I ujian skripsi, dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes (Epid), atas saran dan masukan dalam perbaikan skripsi ini. 5. Penguji II ujian skripsi, dr. Fitri Indrawati, M.PH, atas saran dan masukan dalam perbaikan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat atas bekal ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama ini. 7. Keluarga besar Yayasan Hematologi Yasmia Semarang, atas ijin dan bantuan dalam proses penelitian. viii

9 8. Pemerintah dan warga Kota Semarang atas kerja sama dan bantuan dalam proses penelitian. 9. Bapak (Imam Hamzah, almarhum wal maghfurillah) dan Ibu (Kurniati) tercinta atas ridho, do a, kasih sayang, semangat, dukungan dan segala hal yang selalu beliau berikan tanpa henti. 10. Adik (Asrorul Habib) atas do a dan semangat yang telah diberikan. 11. Teman-teman seperjuangan, Arnis, Fitri, Hikmah, Visa, Laila, Tika, Youana, terima kasih untuk doa dan waktu untuk saling bertukar informasi dan saran. 12. Keluarga besar Kost Accoustic atas keceriaan dan kebersamaan selama ini. 13. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2011 atas kebersamaan, semangat, dan keakraban dalam penyusunan skripsi. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Meskipun demikian penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi yang penulis susun ini masih banyak kekurangan, sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semarang, Maret 2016 Penulis ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSETUJUAN... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian Ruang Lingkup Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Leukemia x

11 Jenis Leukemia Epidemiologi Leukemia Patofisiologi Leukemia Determinan Leukemia Tanda dan Gejala Leukemia Diagnosis Leukemia Penanganan dan Pengobatan Leukemia Prognosis Kerangka Teori BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Konsep Jenis dan Rancangan Penelitian Hipotesis Penelitian Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian Sampel Penelitian Sumber Data Data Primer Data Sekunder Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data Teknik Pengambilan Data Prosedur Penelitian xi

12 Pengumpulan Data Pengolahan Data Editing Koding Entri Tabulasi Analisis Data Analisis Univariat Analisis Bivariat Teknik Analisis BAB IV Gambaran Umum Hasil Penelitian Analisis Univariat Analisis Bivariat BAB V Pembahasan Hambatan dan Kelemahan Penelitian BAB VI Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Keaslian Penelitian... 9 Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Tabel 4.1. Distribusi Sampel Menurut Umur Anak Tabel 4.2. Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Anak Tabel 4.3. Distribusi Sampel Menurut Urutan Lahir Tabel 4.4. Distribusi Sampel Menurut Berat Anak Lahir Tabel 4.5. Distribusi Sampel Menurut Usia Ibu saat Mengandung Anak Tabel 4.6. Distribusi Sampel Menurut Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak Tabel 4.7. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Keguguran pada Ibu Tabel 4.8. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Pemberian ASI pada Anak Tabel 4.9. Distribusi Sampel Menurut Paparan Radiasi Sutet Tabel Distribusi Sampel Menurut Penggunaan Insektisida Rumah Tangga. 48 Tabel Distribusi Sampel Menurut Perilaku Merokok Orang Tua Tabel Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Urutan Lahir Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan Kejadian Leukemia Anak xiii

14 Tabel Tabulasi Silang antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian Leukemia Anak xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.2. Diagram Alir Kerangka Teori Gambar 3.1. Diagram Alir Kerangka Konsep xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi Lampiran 2. Ethical Clearance Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpolinmas Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Yayasan Hematologi Yasmia Lampiran 6. Hasil Rekapitulasi Data Penelitian Lampiran 7. Instrumen Penelitiaan Lampiran 8. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Univariat) Lampiran 9. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Bivariat) Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian xvi

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi maligna) dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang belakang digantikan oleh sel abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat dijumpai di dalam darah perifer atau sel darah tepi. Sel leukemia sangat mempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas tubuh penderita (Yayan, 2010). American Cancer Society (2014) menyebutkan bahwa angka kejadian leukemia di Amerika Serikat kasus, kasus diantaranya pada lakilaki (56,88%) dan kasus pada perempuan (43,12%). Insiden Rate (IR) leukemia pada laki-laki di Canada 14 per penduduk dan pada perempuan 8 per penduduk. Kasus Leukemia banyak terjadi pada kelompok usia anak kurang dari 15 tahun. Jenis leukemia yang terjadi pada kelompok usia anak adalah Leukemia Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielositik Akut (LMA), Leukemia Limfositik Kronis (LLK), dan Leukemia Mielositik Kronis (LMK). Dimana kejadian LLA pada kelompok usia anak 5 kali lebih sering terjadi dibanding dengan kejadian LMA. (Belson et al, 2007). Proporsi besar kejadian kanker pada kelompok usia anak adalah 32% dan 74% dari kelompok usia anak tersebut terdiagnosis 1

18 2 leukemia. Tahun 1994, insidensi kejadian Leukemia di Amerika adalah 31,8 per kelahiran hidup (Ross et al, 1994). Data statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006 melaporkan kasus Leukemia berada pada peringkat kelima dengan jumlah rawat inap (5,93%) setelah kanker payudara, kanker servik, kanker hati dan saluran empedu intrahepatik, limfoma non-hodgkin dari seluruh pasien kanker rawat inap rumah sakit yang berjumlah pasien di seluruh Indonesia. Sedangkan pada rawat jalan, leukemia menempati posisi ketujuh dengan jumlah pasien (4,42%) dari pasien rawat jalan. Sistem Registrasi Kanker di Indonesia (Srikandi) tahun mencatat bahwa diperkirakan insiden kanker pada anak (0-17 tahun) sebesar 9 per anak. Dimana leukemia merupakan kasus kanker tertinggi pada anak dengan estimasi insiden sebesar 2,8 per anak, kanker bola mata (Retinoblastoma) 2,4 per anak, osteosarkoma 0,97 per anak, limfoma 0,75 per anak, kanker nesopharing 0,43 per anak. Kanker pada anak merupakan 4,7% dari jumlah kanker pada semua umur (Riskesdas, 2013). Yayasan Hematologi Yasmia merupakan salah satu Yayasan yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Yayasan tersebut menaungi penderita kelainan darah seperti leukemia, thalassemia, dan hemofilia. Yayasan Hematologi Yasmia dalam hal ini mempunyai beberapa peran yaitu memberikan kunjungan dan pendampingan terhadap orang tua dan penderita. Selain itu, Yayasan Hematologi Yasmia juga memiliki rumah singgah yang berfungsi sebagai tempat tinggal sementara pasien dan keluarganya.

19 3 Berdasarkan data dari Yayasan Hematologi Yasmia (2015) bahwa jumlah pasien leukemia anak yang terdaftar dalam Yayasan Hematologi Yasmia mengalami tren yang fluktuatif bahkan meningkat dengan jumlah penderita dari tahun 2011 adalah 33 penderita, tahun 2012 sebesar 37 penderita, tahun 2013 sebesar 44 penderita, dan tahun 2014 sebesar 53 penderita. Menurut data di Yayasan Hematologi Yasmia dari bulan Januari hingga Maret (2015) penderita leukemia anak yang sudah terdaftar di Yayasan Hematologi Yasmia berjumlah 59 penderita dengan penderita leukemia anak yang bertempat tinggal di Kota Semarang berjumlah 31 penderita dan 28 penderita bertempat tinggal di luar Kota Semarang. Jumlah penderita laki-laki sebesar 36 anak dan perempuan sebesar 23 anak, untuk anak umur 0-5 tahun berjumlah 32 anak, umur 6-15 tahun 22 anak, dan umur tahun 5 anak. Seluruh penderita yang tercatat merupakan pasien-pasien yang mendapatkan pengobatan dan perawatan yang intensif dari tenaga medis rumah sakit di Semarang, seperti RSUP. dr. Kariadi, RS. Elizabeth, dan RS. Telogorejo. Sampai sekarang ini, penyebab Leukemia belum diketahui secara pasti. Beberapa sumber menyebutkan leukemia disebabkan karena terjadinya mutasi pada DNA somatik. Mutasi pada DNA tertentu menyebabkan terjadinya leukemia yang disebabkan oleh terjadinya aktivasi onkogen atau deaktivasi gen tumor supresor dan terganggunya pengaturan program kematian sel (apoptosis). Mutasi tersebut mungkin terjadi secara spontan atau karena pengaruh radiasi atau pemaparan substansi karsinogen dan erat hubungannya dengan faktor genetik. Beberapa jenis virus juga ada hubungannya dengan leukemia, pada hewan coba

20 4 mencit dan hewan coba lainnya dengan infeksi retrovirus ada hubungannya dengan kejadian penyakit leukemia. Pada manusia retrovirus yang teridentifikasi bahwa Human T-lymphotropic virus atau HTLV-1, diketahui sebagai penyebab leukemia (Darmono, 2012). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kejadian leukemia. Beberapa faktor tersebut adalah faktor genetik, faktor karakteristik kelahiran, faktor lingkungan, faktor immunologi, dan faktor reproduktif orang tua. Faktor genetik seperti, riwayat keluarga dengan leukemia dan riwayat down s syndrome pada anak. Faktor karakteristik kelahiran anak seperti berat badan lahir, urutan lahir, dan jenis kelamin. Faktor lingkungan seperti, paparan radiasi, paparan insektisida rumah tangga, dan paparan asap rokok/polusi. Faktor immunologi seperti, pemberian ASI kepada anak sewaktu bayi. Faktor reproduktif orang tua seperti, usia ibu saat mengandung anak, usia ayah saat ibu mengandung anak, dan riwayat keguguran pada ibu (Kennedy, 2013). Penelitian mengenai karakteristik anak yang menderita leukemia yang dilakukan oleh Sulastriana (2013) di RSUP. H. Adam Malik Medan menyatakan bahwa proporsi anak yang menderita leukemia berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada kelompok umur 0-4 tahun (36,8%), jenis kelamin laki-laki (52,9%), beragama islam (66,1%), bertempat di luar kota medan (77,6%). Penelitian juga dilakukan oleh Pulina K. Bangun, dkk. (2014) di RS. H. Adam Malik Medan pada 140 sampel dengan 70 kelompok kasus dan 70 kelompok kontrol mengenai faktor risiko leukemia anak dengan desain case

21 5 control menyebutkan bahwa berat lahir anak 4000 gram, umur ibu saat hamil 35 tahun, dan paparan pestisida merupakan faktor risiko yang signifikan dengan hasil analisis data berturut-turut OR (95% CI ), OR 4.98 (95% CI ), dan OR 6.66 (95% CI ). Hasil review literatur komprehensif oleh Andreas C. dan Panagiota V. (2012) menyimpulkan bahwa dari pencarian 1726 artikel didapatkan 26 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Beberapa faktor risiko internal dan eksternal untuk leukemia anak yang diidentifikasi dalam review ini. Faktor risiko tersebut adalah paparan radiasi magnetik dan voltase tinggi, paparan kimia yang terjadi pada orang tua, radiasi nuklir, radiasi ion, pemberian vitamin K intramuskular, percampuran populasi, dan faktor endogenus yang mempengaruhi berat badan bayi lahir. Hasil review menyebutkan bahwa banyak faktor risiko yang tidak konsisten dan bahkan menjadi lemah untuk bisa menjadi faktor risiko yang berhubungan dengan leukemia anak. Hanya faktor risiko radiasi ion yang memberikan hubungan yang signifikan terhadap kejadian leukemia anak. Sampai saat ini, penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian leukemia anak belum banyak dilakukan oleh para peneliti di Indonesia. Beberapa penelitian tersebut diantaranya adalah mengenai hubungan paparan polutan mengandung benzena dengan leukemia anak yang dilakukan oleh Faisal I. pada tahun 2013, pengaruh pemberian ASI terhadap kejadian leukemia akut pada anak yang dilakukan oleh Rizky Aditya F. pada tahun 2013, dan penelitian mengenai faktor-faktor risiko leukemia anak yang dilakukan oleh Paulina K. Bangun et al pada tahun 2013.

22 6 Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan Masalah Umum Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang? Rumusan Masalah Khusus Apakah jenis kelamin anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang? Apakah urutan kelahiran anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang? Apakah berat anak lahir berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang? Apakah usia ibu saat mengandung anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang? Apakah usia ayah saat ibu saat mengandung anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang? Apakah riwayat keguguran pada ibu berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang? Apakah riwayat pemberian ASI pada anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang?

23 Apakah paparan radiasi sutet berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang? Apakah paparan insektisida rumah tangga berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang? Apakah perilaku orang tua perokok berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang? 1.3 Tujuan Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Tujuan Khusus Mengetahui hubungan jenis kelamin anak dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Mengetahui hubungan urutan kelahiran anak dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Mengetahui hubungan berat anak lahir dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Mengetahui hubungan usia ibu saat mengandung anak dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Mengetahui hubungan usia ayah saat ibu saat mengandung anak dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Mengetahui hubungan riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang

24 Mengetahui hubungan riwayat pemberian ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Mengetahui hubungan paparan radiasi sutet dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Mengetahui hubungan paparan insektisida rumah tangga dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Mengetahui hubungan perilaku orang tua perokok dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang 1.4 Manfaat Hasil Penelitian Bagi Kesehatan Masyarakat Menambahkan informasi dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan bagi yang berminat untuk melakukan studi tentang faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan leukemia lebih mendalam pada setiap variabel Bagi Pemerintah Kota Semarang Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang, sehingga paparan dapat diminimalisir dan dapat dilakukan upaya pencegahan terhadap kejadian leukemia anak.

25 Bagi Mahasiswa Memberikan pengalaman bagi peneliti sebagai mahasiswi dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan Memberikan kesempatan bagi penulis sehingga dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan masalah leukemia anak 1.5 Keaslian Penelitian No Tabel 1.1 Keaslian penelitian Judul Penelitian 1. Gambaran Epidemiologi Kasus Leukemia Anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais Tahun Nama Peneliti Chandrayani S. Tahun dan Tempat Penelitian 2009, Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Rancangan Penelitian Kuantitatif dengan desain Cross Sectional Variabel Penelitian Variabel bebas: sosiodemografi, cara pembayaran biaya pengobatan, tempat tinggal, riwayat keguguran ibu, riwayat penyakit leukemia pada keluarga, jarak tempat tinggal dengan SUTET, jenis rujukan, penggunaan insektisida rumah tangga, riwayat down s syndrome, jenis leukemia, kategori risiko leukemia, dan kondisi saat keluar penderita leukemia. RS Variabel terikat: kejadian leukemia anak Hasil Penelitian - Proporsi meninggal banyak terjadi pada jenis leukemia LMA, diikuti pasien risiko tinggi pada kasus jenis LLA, dan pada pasien yang dirujuk. - Semakin tua umur saat pertama kali didiagnosis, semakin kecil probabilitas untuk hidup untuk kasus leukemia secara umum.

26 10 2. Risk Factors for Childhooh Leucemia: a Comprehensive literature review Andreas C. dan Panagiota V. 2012, CINAHL dan PubMed Kuantitatif, dengan desain Cross Sectional Variabel bebas: medan magnet, jaringan bertegangan tinggi, paparan dari orang tua yang telah terpapar zat kimia sebelumnya, tenaga nuklir, radiasi ion, vitamin K intramuscular, percampuran populasi, factor endogen. Variabel terikat: Kejadian leukemia anak - Faktor risiko untuk Leukemia anak meliputi medan magnet, jaringan dengan voltasi tinggi, paparan kimia dari pekerjaan orang tua, tenaga nuklir, radiasi ion, penggunaan vitamin K intramuskular, populasi yang berbaur, faktor endogen yang mempengaruhi berat bayi. 3. Faktor-Faktor Risiko Leukemia Anak Paulina K. Bangun, et al. 2014, RSUP H. Adam Malik Medan Kuantitatif dengan desain Case Control Variabel bebas: usia saat terdiagnosis, jenis kelamin, riwayat leukemia pada keluarga, berat anak lahir, usia ibu, usia ayah, paparan terhadap insektisida, paparan radiasi, pemberian ASI, orang tua perokok, urutan kelahiran anak. Variabel terikat: Kejadian leukemia anak - berat lahir anak 4000 gram, umur ibu saat hamil 35 tahun, dan paparan pestisida merupakan faktor risiko yang signifikan dengan hasil analisis data berturut-turut OR (95% CI ), OR 4.98 (95% CI ), dan OR 6.66 (95% CI ). 4. Genetic Markers, Birth Characteristics, and Childhood Leukemia Risk Amy Kennedy 2013, Houston Texas Kuantitatif dengan desain Case Control Variabel bebas: riwayat keluarga, riwayat down s syndrome, berat badan lahir, panjang badan lahir, jenis - Didapatkan hasil bahwa anak dengan ras kulit putih (p <0.01), usia ibu saat mengandung 35 tahun (p

27 11 kelamin, paparan radiasi, paparan insektisida, paparan asap rokok/polusi, pemberian ASI, usia ibu saat mengandung, usia ayah saat ibu mengandung, riwayat keguguran pada ibu, 0.04), panjang badan lahir 50 cm (p 0.024) berhubungan dengan kejadian leukemia anak. Variabel terikat: Kejadian leukemia anak 5. Hubungan antara Paparan Polutan yang Mengandung Benzena dengan Leukemia Akut pada Anak Faisal I. 2013, RSUP dr. Kariadi Semarang Kuantitatif dengan desain case control Variabel bebas: paparan polutan yang mengandung benzena Variabel terikat: leukemia akut pada anak Didapatkan hubungan bermakna antara riwayat kontak lebih dari 1 sumber polutan benzena dengan kejadian leukemia akut pada anak (p = 0,034) 6. Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Angka Kejadian Leukemia Akut pada Anak Rizky Aditya F. 2013, RSUP dr. Kariadi Semarang Kuantitatif dengan desain case control Variabel bebas: Pemberian ASI pada anak Variabel terikat: kejadian leukemia akut pada anak Didapatkan nilai p sebesar 0,078. Rerata pemberian ASI pada kelompok kasus adalah 6,88±7,72 bulan dibanding kelompok kontrol 14,68±10,35 bulan dengan nilai p sebesar 0,003. Riwayat pemberian ASI tidak berpengaruh terhadap angka kejadian leukemia akut pada anak, namun lama pemberian ASI

28 12 berpengaruh terhadap angka kejadian leukemia akut pada anak. Semakin lama durasi pemberian ASI maka jumlah kejadian leukemia akut pada anak semakin menurun Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya (3) adalah pada variabel yang menjadi objek penelitian yaitu variabel riwayat keguguran pada ibu. Selain itu, perbedaan yang lain adalah tempat dilakukannya penelitian yaitu di Kota Semarang. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kota Semarang Lingkup Waktu Studi kuantitatif ini dilaksanakan selama 1 bulan Lingkup Keilmuan Kesehatan Masyarakat Lingkup keilmuan atau materi dalam penelitian ini adalah kejadian kasus leukemia anak

29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Leukemia Leukemia merupakan sekumpulan penyakit neoplastik yang beragam, ditandai dengan produksi atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid yang abnormal (sel leukemia). Produksi sel leukemia yang bertambah banyak menyebabkan sel leukemia keluar dari sumsum. Sel leukemia dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi yang kemudian mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan sistem imunitas tubuh sehingga dapat menimbulkan gejala klinis pada tubuh penderita (Yayan, 2010). Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oksigen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah). Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih mereproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel 13

30 14 darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan bereproduksi kembali. Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan. Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun. Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel. Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.

31 Jenis Leukemia Dari klasifikasi di atas, maka Leukemia dibagi menjadi empat tipe sebutan: 1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih. 2. Leukemia mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut. 3. Leukemia limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak. 4. Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit (Purnomo, 2010) Epidemiologi Leukemia Leukemia adalah jenis kanker anak yang paling umum terjadi. Leukemia menyumbang angka 30% dari semua jenis kanker yang terdiagnosis pada anakanak pada umur kurang dari 15 tahun. Insiden leukemia meningkat per tahun, namun jumlah pasti kasus baru tidak diketahui karena di banyak negara tidak semua penderita kanker anak terdaftar dan banyak yang tidak terdiagnosis dengan benar. Angka-angka ini mengejutkan, mengingat fakta bahwa 70% dari semua kanker pada anak dapat disembuhkan bila didiagnosis dan diobati bila diketahui lebih dini (World Health Organization, 2011).

32 16 American Cancer Society, Surveilance Research (2014) menyebutkan bahwa di Amerika kejadian leukemia pada anak jenis LLA (34%) kasus dan MLA 730 (9%) kasus. Insiden rate (IR) leukemia berdasarkan usia tertinggi pada usia 2-4 tahun, berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada laki-laki (196,7 per penduduk) dibandingkan perempuan (182,3 per penduduk), dan berdasarkan ras Leukemia sering terjadi pada orang berkulit putih (201,7 per penduduk) daripada orang berkulit gelap (146,1 per penduduk). LLA merupakan jenis leukemia yang sering terjadi pada anak-anak, dimana 3 dari 4 kasus leukemia anak adalah jenis LLA. Menurut data sistem registrasi kanker di Indonesia (Srikandi) tahun menunjukkan insiden kanker pada anak sebesar 9 per anak-anak. Leukemia merupakan kanker tertinggi pada anak sebesar 2,8 per , retinoblastoma 2,4 per , osteosarkoma 0,97 per , limfoma 0,75 per , kanker nasopharing 0,43 per Kasus kanker pada anak-anak sebesar 4,7% dari kanker pada semua umur. Angka kematian akibat kanker anak adalah 50-60% karena pada umumnya penderita dating terlambat atau sudah dalam stadium lanjut (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Menurut hasil penelitian Chandrayani S, et al (2010) yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta menyebutkan bahwa dari semua jenis leukemia pada anak, kasus terbanyak terjadi pada anak laki-laki (76,9%) dibanding perempuan (23,1%) dengan rasio 10 : 3. Kasus terbanyak pada rentang usia 2-5 tahun (46,2%) dan terendah pada usia <2 tahun (3,8%). Ras/suku

33 17 terbanyak adalah ras/suku Jawa 88,5% dan terendah adalah suku Manado dan Minang 1,9% (Chandrayani, 2010). Berdasarkan penelitian pada pasien leukemia anak di bawah usia 18 tahun di RS. Haji Adam Malik Medan oleh Paulina K. Bangun, et al tahun 2012, menyebutkan bahwa leukemia banyak terjadi pada kelompok umur 2-5 tahun (37,2%) dan terendah pada kelompok umur tahun (12,8%). Kejadian lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki daripada perempuan (52,9% : 47,1%). Pasien mempunyai riwayat leukemia pada keluarga 4,3% (Paulina, 2014) Patofisiologi Leukemia Leukemia disebabkan akibat dari adanya mutasi pada DNA somatik. Mutasi tersebut disebabkan oleh terjadinya aktivasi onkogen atau deaktivasi gen tumor supresor dan terganggunya pengaturan program kematian sel (apoptosis). Mutasi tersebut bisa terjadi secara spontan atau karena pengaruh radiasi atau pemaparan substansi karsinogen dan erat hubungannya dengan faktor genetik. Beberapa penderita disebabkan oleh pengaruh radiasi ion, pemaparan bahan kimia misalnya benzen dan agen kemoterapi alkyl untuk pengobatan malignan sebelumnya, karakteristik kelahiran anak, kondisi reproduktif orang tua, pengaruh kondisi lingkungan, faktor immunologi tubuh seseorang dan kebiasaan perilaku yang tidak sehat seperti merokok. Beberapa faktor tersebut selanjutnya mempengaruhi tubuh untuk melakukan mutasi DNA somatik. Virus juga ada hubungannya dengan leukemia, paada hewan uji coba mencit dan hewan uji coba lainnya dengan infeksi retrovirus ada hubungannya dengan kejadian leukemia. Retrovirus yang teridentifikasi adalah Human T-lymphotropic virus atau HTLV-1

34 18 yang selanjutnya diketahui sebagai penyebab T-cell Leukemia. Penderita leukemia diduga mempunyai gen tunggal atau gen multipel penyebab leukemia, jenis leukemia bisa sama atau juga bisa jenis leukemia yang lain. Pada kelainan genetik tersebut individu mempunyai kromosom defek atau kelainan genetik tertentu yang mempunyai risiko lebih besar terhadap leukemia. Misalnya, seseorang dengan gejala down s syndrome mempunyai risiko tinggi terhadap kejadian leukemia (Darmono, 2012) Determinan Leukemia Penyebab leukemia sampai saat ini belum diketahui secara pasti, akan tetapi menurut penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya ada beberapa faktor risiko tertentu yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia, yaitu : 1. Faktor Internal Faktor internal meliputi, usia anak saat terdiagnosis, jenis kelamin anak, urutan kelahiran anak, berat anak lahir, usia ibu saat mengandung anak, usia ayah ketika ibu mengandung anak, riwayat keguguran ibu, dan riwayat pemberian ASI kepada anak. a) Jenis kelamin anak Kejadian leukemia banyak terjadi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan dengan rasio 10:3 (Chandrayai S., 2010). Menurut sulastriana (2012), kasus leukemia pada laki-laki sebanyak 52,9%. Penelitian dari M. Tevlik Dorak, et al. (2006) juga menyatakan bahwa laki-laki lebih berisiko 3 kali terkena leukemia daripada perempuan (OR= 3.05).

35 19 b) Urutan kelahiran anak Urutan lahir anak dengan kategori anak pertama dalam keluarga memiliki OR= 0.87 (95%CI: ) terhadap kejadian kanker anak yaitu leukemia (Julie, 2011). c) Berat anak lahir Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa anak dengan berat bayi lahir gram memiliki risiko 8,99 kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibanding anak dengan berat lahir normal dan rendah (OR=8,99). d) Usia ibu saat mengandung anak Usia ibu saat mengandung anak berperan menjadi faktor risiko leukemia. Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al (2013) dikemukakan bahwa ibu dengan usia 35 tahun memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi untuk anak terkena leukemia dibanding ibu dengan usia tahun (OR=2,2). e) Usia ayah ketika ibu mengandung anak Usia ayah ketika ibu mengandung anak juga berperan menjadi factor risiko leukemia. Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al (2013) dikemukakan bahwa ayah dengan usia 35 tahun memiliki risiko 1,55 kali lebih tinggi untuk anak terkena leukemia dibanding ayah dengan usia <35 tahun (OR= 1.55).

36 20 f) Riwayat keguguran pada ibu Ibu yang pernah mengalami keguguran sebelum kelahiran anak memiliki risiko anak dengan leukemia 2,19 kali lebih tinggi untuk dibanding ibu yang tidak memiliki riwayat keguguran (OR= 2.19) (Xiaomei, 2005). g) Riwayat pemberian ASI kepada anak Ibu yang tidak memberikan ASI pada anak sebagai makanan pokok utama pada usia bayi (0-1 tahun) menjadikan anak berisiko 1,22 kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibanding anak yang mengkonsumsi ASI pada masa bayi (OR= 1.22) (Paulina, 2013). 2. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi, paparan radiasi, paparan insektisida rumah tangga, dan perilaku merokok orang tua. a) Paparan radiasi sutet Rumah yang dekat dengan sumber radiasi seperti sutet, ataupun sering terpapar radiasi seperti radiasi ultraviolet menjadikan Anak memiliki risiko 4,73 kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki paparan radiasi (OR=4,73) (Paulina, 2013). b) Paparan insektisida rumah tangga Penggunaan insektisida rumah tangga seperti penggunaan obat nyamuk dapat menjadi faktor risiko terjadinya leukemia anak. Seperti hasil yang telah dikemukakan dalam penelitian bahwa anak dengan riwayat penggunaan insektisida rumah tangga memiliki risiko 5,25 kali lebih

37 21 tinggi untuk terkena leukemia dibandingkan dengan anak yang tidak memiiki paparan insektisida (OR=5,25) (Paulina, 2013). c) Perilaku merokok orang tua Orang tua yang memiliki perilaku merokok memberikan kontribusi dalam terjadinya leukemia anak. Polusi dari hasil pembakaran memiliki beberapa unsur bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan kejadian kanker terutama leukemia pada anak. Hasil penelitian menyatakan bahwa orang tua yang memiliki perilaku merokok memiliki risiko 1,08 kali lebih tinggi untuk anak terkena leukemia dibandingkan anak dengan orang tua tidak merokok (OR= 1.08) (Paulina, 2013) Tanda dan Gejala Leukemia Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Demam Penderita akan mengalami demam yang kadang suhu tubuh turun dengan sendirinya namun setelah itu demam datang dengan suhu tubuh yang lebih tinggi dari demam sebelumnya. Hal ini akibat dari aktivitas sel imun yang menyerang sel kanker dalam tubuh sebagai bentuk pertahanan tubuh. 2. Sakit kepala Penderita sering mengalami pusing yang datang tiba-tiba. Hal ini dikarenakan aktivitas sel kanker yang menghimpit saraf kerja otak, dimana sel kanker tersebut masuk ke dalam otak melalui sumsum tulang belakang.

38 22 3. Berat badan menurun Berat badan merupakan salah satu gejala yang timbul akibat proses penyerapan gizi yang tidak stabil karena adanya gangguan sel kanker yang menyerang organ-organ pencernaan. Fungsi dari organ-organ tersebut terganggu sehingga fungsinya kurang maksimal. 4. Anemia Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oksigen dalam tubuh berkurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh). 5. Perdarahan Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya bintik merah lebar/kecil dijaringan kulit). 6. Terserang Infeksi Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, pilek dan batuk.

39 23 7. Nyeri Tulang dan Persendian Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih. Sehingga penderita merasakan nyeri pada tulang dan persendiannya. 8. Nyeri Perut Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia. 9. Pembengkakan Kelenjar Limpha Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan. 10. Kesulitan Bernafas (Dispnea) Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis. Pada leukemia akut, gejala-gejala nampak dan memburuk secara cepat. Orang-orang dengan penyakit ini pergi ke dokter karena mereka merasa sakit. Gejala-gejala lain dari leukemia akut adalah muntah, bingung, kehilangan kontrol otot, dan serangan-serangan (epilepsi). Sel-sel leukemia juga dapat berkumpul pada buah-buah pelir (testikel) dan menyebabkan pembengkakan. Juga, beberapa pasien-pasien mengembangkan luka-luka pada mata-mata

40 24 atau pada kulit. Leukemia juga dapat mempengaruhi saluran pencernaan, ginjal, paru-paru, atau bagian lain dari tubuh (Chandrayani, 2010) Diagnosis Leukemia Pemeriksaan darah rutin (seperti hitung jenis darah komplit) memberikan bukti bahwa seseorang menderita leukemia. Jumlah total sel darah putih bisa berkurang, normal atau bertambah tetapi jumlah sel darah putih yang belum matang (sel blast) terlihat dalam contoh darah yang diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi sumsum tulang hampir selalu dilakukan untuk memperkuat diagnosis dan menentukan jenis leukemia. Leukemia akut didiagnosa melalui beberapa alat, seperti : a. Pemeriksaan morfologi, darah tepi, aspirasi sumsum tulang, biopsi sumsum tulang b. Pewarnaan sitokimia c. Immunofenotipe d. Sitogenetika e. Diagnostik molekuler Penanganan dan Pengobatan Leukemia Penanganan dan pengobatan Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besar penanganan dan pengobatan Leukemia bisa dilakukan dengan cara salah satu ataupun gabungan dari beberapa metode, seperti:

41 25 a. Kemoterapi b. Terapi radiasi c. Transplantasi sumsum tulang Tujuan pengobatan adalah mencapai kesembuhan total dengan menghancurkan sel-sel leukemia sehingga sel normal bias tumbuh kembali di dalam sumsum tulang. Penderita yang menjalani kemoterapi perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada respon yang ditunjukkan oleh sumsum tulang belakang. Sebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan : a. Transfusi sel darah merahuntuk mengatasi anemia b. Transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan c. Antibiotik untuk mengatasi infeksi Beberapa kombinasi dari obat kemoterapi sering digunakan dan dosisnya diulang elama beberpa hari atau beberapa minggu. Suatu kombinasi terdiri dari prednisone per-oral dan dosis mingguan dari vinkristin dengan antrasiklin atau asparaginase intravena. Untuk mengatasi sel leukemia di otak, biasanya diberikan suntikan metotreksat langsung ke dalam cairan spinal dan terapi penyinaran ke otak. Beberapa minggu atau beberapa bulan setelah pengobatan awal yang intensif untuk menghancurkan sel leukemia, diberikan kemoterapi konsolidasi dan kemoterapi rehabilitasi untuk menghancurkan sisa-sisa sel leukemik dalam tubuh penderita. Proses pengobatan bisa berlangsung selama 2-3 tahun (Yayan, 2010).

42 Prognosis Leukemia Setelah seseorang yang terdignosis leukemia namun kemudian tidak menjalani pengobatan dapat meningkatkan keparahan penyakit yang selanjutnya dapat mengakibatkan kematian. Lebih dari 90% penderita yang menjalani pengobatan kemoterapi tahap awal memperlihatkan kemajuan berupa terkendalinya produksi sel leukemia dalam tubuh. Banyak penderita mengalami kekambuhan, namun 50% anak-anak yang tidak memperlihatkan tanda dan gejala leukemia dalam kurun waktu 5 tahun setelah pengobatan dinyatakan sembuh. Anak-anak yang berusia 3-7 tahun ketika terdiagnosis leukemia memilki prognosis paling baik. Anak-anak dengan jumlah sel darah putih < sel/mikrol darah ketika terdiagnosis memiliki prognosis lebih baik daripada penderita dengan jumlah sel darah putih > sel/miktol darah (Yayan, 2010).

43 Kerangka Teori Faktor Internal Jenis kelamin Anak Urutan lahir Anak Berat Lahir Anak Usia Ibu saat mengandung Anak Usia Ayah saat Ibu mengandung Anak Riwayat keguguran pada Ibu Riwayat Pemberian ASI pada Anak OR = 3.05 OR = 1.0 OR = OR= = 1, Leukemia Anak OR = 4.98 OR = 0.17 OR = 1.55 OR = 2.19 OR = 6.66 OR = 1.08 Faktor Lingkungan Paparan Radiasi Penggunaan Insektisida Rumah Tangga Perilaku Orang Tua Perokok Gambar 2.2 Diagram Alir Kerangka Teori Faktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang Sumber : Xiaomei Ma, et al., 2005 ; M. Tevlik Dorak, et al., 2006 ; M.N. Bustan, 2007 ; Nur Nasry Noor, 2008 ; Andreas C. dan Panagiota V., 2012 ; Paulina K. Bangun, et al., 2014 ; Buitenkamp T.D., et al., 2014.

44 3.1 Kerangka Konsep BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis kelamin anak Urutan kelahiran anak Berat anak lahir Usia ibu saat mengandung anak Usia ayah saat ibu mengandung anak Riwayat keguguran pada ibu Kejadian Leukemia Anak Riwayat pemberian ASI Paparan radiasi sutet Penggunaan insektisida rumah Perilaku merokok orang tua Gambar 3.1 Diagram Alir Kerangka Konsep Faktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang 3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik, yaitu riset epidemiologi yang bertujuan mencari hubungan antar variabel berdasarkan data yang dianalisis (Sudigdo, 2008). Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah Case Control, yaitu suatu penelitian observasional analitik yang mempelajari hubungan antara observasi atau pengukuran terhadap variabel bebas (faktor risiko) dan variabel 28

45 29 tergantung (efek) dilakukan dengan mengelompokkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol sebagai pembanding (Sudigdo, 2008). 3.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini yaitu : Faktor jenis kelamin anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Faktor urutan kelahiran anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Faktor berat anak lahir berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Faktor usia ibu saat mengandung anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Faktor usia ayah saat ibu saat mengandung anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Faktor riwayat keguguran pada ibu berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Faktor riwayat pemberian ASI pada anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Faktor paparan radiasi sutet berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang Faktor paparan insektisida rumah tangga berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang

46 Faktor perilaku orang tua merokok berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang 3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala Variabel Bebas 1. Jenis kelamin anak Jenis kelamin ditentukan berdasarkan alat reproduksinya Kuesioner 1. Laki-laki 2. Perempuan Nominal 2. Berat anak lahir Hasil penimbangan berat badan anak sesaat setelah dilahirkan Kuesioner dan wawancara gr gr gr (Paulina, 2013) Nominal 3. Urutan kelahiran anak Urutan kelahiran anak dalam keluarga Kuesioner dan wawancara 1. I 2. II 3. III dan seterusnya (Chandrayani, 2010) Ordinal 4. Usia ibu Bilangan tahun usia ibu dimulai sejak dilahirkan sampai dengan mengandung anak (penderita) Kuesioner dan wawancara 1. <20 tahun tahun tahun (Paulina, 2013) Ordinal 5. Usia ayah Bilangan tahun usia ayah dimulai sejak dilahirkan sampai dengan saat ibu mengandung anak (penderita) Kuesioner dan wawancara 1. <20 tahun tahun tahun (Paulina, 2013) Ordinal 6. Riwayat keguguran ibu Riwayat ibu yang mengalami keguguran sebelum melahirkan anak Kuesioner dan wawancara 1. Tidak Pernah 2. Pernah Nominal

47 31 7. Riwayat pemberian ASI Riwayat ibu yang memberikan ASI pada anak sebagai makanan pokok utama sewaktu anak tersebut masih bayi Kuesioner dan wawancara 1. Tidak 2. Ya Nominal 8. Paparan radiasi sutet Paparan radiasi yang bersumber dari sutet dimana seseorang berada dalam satu wilayah dengan sumber radiasi Kuesioner dan wawancara 1. Tidak terpapar (jarak >200 m) 2. Terpapar (Jarak <200 m) (Chandrayani, 2010) Nominal 9. Penggunaan insektisida rumah tangga Seseorang menggunakan insekstisida rumah tangga seperti obat nyamuk, obat semut, obat pembasmi kecoa, dan obat pembasmi serangga yang lain Kuesioner dan wawancara 1. Ya 2. Tidak Nominal 10. Perilaku merokok orang tua orang tua yang mempunyai perilaku merokok Kuesioner dan wawancara 1. Merokok 2. Tidak merokok Nominal Variabel Terikat 11. Kejadian Leukemia anak Anak dengan diagnosis positif leukemia Wawancara dan Kuesioner 1. Ya 2. Tidak Nominal 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2013), populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti.

48 Populasi kasus dalam penelitian ini yaitu penderita leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang yang tercatat pada Januari-Maret Jumlah populasi penelitian ini berjumlah 31 orang Populasi kontrol dalam penelitian ini adalah anak tidak dengan diagnosis leukemia yang dibuktikan dengan tidak ditemukan adanya tanda dan gejala klinis leukemia, tinggal dalam satu wilayah desa/kelurahan (tetangga) dengan responden kelompok kasus Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yan dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009). Dari jumlah populasi yang didapatkan maka diambil sampel sesuai dengan rumus pengambilan sampel untuk kasus kontrol sebagai berikut: n 1 = n 2 = (Soekidjo Notoadmodjo, 2010) Keterangan : n 1 = n 2 : Besar sampel untuk kasus dan kontrol Zα : Tingkat kepercayaan (95% = 1,960) Zβ : Power penelitian (0,842) P1 : proporsi terjadinya efek pada kasus P2 : proporsi terjadinya efek pada control (0,34) Q : proporsi kontrol terpapar OR : 2,19 (Xiaomei, 2005) P1 = 0,68

49 33 Q1 = 1 P1 = 1 0,68 = 0,32 Q2 = 1 P2 = 1 0,34 = 0,66 P = (P1+P2) = (0,68+0,34) = 0,51 Q = (Q1+Q2) = (0,32+0,66) = 0,49 n1 = n2 = n1 = n2 = n1 = n2 = n1 = n2 = n1 = n2 = n1 = n2 = n1 = n2 = 30,9 31 n1 = n2 = 31 orang Dari hasil perhitungan sampel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel minimal pada penelitian ini adalah 31 orang. Maka, besar sampel yang diambil adalah 31 sampel kasus dan 31 sampel kontrol (perbandingan 1:1).

50 34 Jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 62 sampel. Responden dalam penelitian ini adalah orang tua atau keluarga dari sampel Teknik Sampling Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang berfungsi untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling dalam penelitian yang bisa digunakan (Sugiyono, 2009). Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu jumlah sampel yang diambil dari jumlah keseluruhan populasi. Kriteria sampel: a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari populasi target dan pada populasi terjangkau (Sastroasmoro dan Sofyan, 2010). 1) Kriteria inklusi sampel kasus a) Anak yang berumur 0-18 tahun b) Anak dengan diagnosis leukemia c) Tempat tinggal di Kota Semarang 2) Kriteria sampel kontrol a) Anak yang berumur 0-18 tahun b) Anak tidak dengan diagnosis leukemia c) Bersedia menjadi responden d) Tempat tinggal di Kota Semarang b. Kriteria eksklusi adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab (Sastroasmoro dan Sofyan, 2010).

51 35 Kriteria eksklusi: a) Tidak bersedia menjadi responden b) Tidak bertempat tinggal di Kota Semarang 3.6 Sumber Data Data Primer Data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara langsung dengan penderita leukemia akut, yaitu berupa data tentang : 1. Jenis kelamin anak 2. Urutan kelahiran anak 3. Berat anak lahir 4. Usia ibu saat mengandung anak 5. Usia ayah saat ibu mengandung anak 6. Riwayat keguguran ibu 7. Riwayat pemberian ASI 8. Paparan radiasi sutet 9. Paparan insektisida rumah tangga 10. Perilaku merokok orang tua Data Sekunder Data sekunder didapatkan dari Yayasan Hematologi Yasmia Semarang berupa nama, umur, alamat, nomor telepon, dan jumlah penderita leukemia anak pada tahun Januari-Maret 2015.

52 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Suharsini Arikunto, 2013). Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk mendapatkan data primer dan sekunder sebagaimana disebutkan sebelumnya di atas Teknik Pengambilan Data Pengambilan data penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri dengan langkah awal mencari sumber data sekunder terlebih dahulu, dilanjutkan dengan mengurus perizinan tempat survei, setelah itu melakukan survei lapangan dengan melakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner tertutup yang telah ditentukan terlebih dahulu jawabannya. 3.8 Prosedur Penelitian Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari hasil penelitian dengan memberikan kuesioner kepada responden saat penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari gambaran umum wilayah penelitian dan data khusus lainnya berupa profil kesehatan, laporan, dan catatan rekam medik rumah sakit terkait serta dengan wawancara bebas dengan unit-unit terkait mulai dari tingkat puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Rumah sakit, Dinas

53 37 Kesehatan Provinsi, Direktorat Jendreral P2PL RI), dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Pengolahan Data Editing Editing adalah kegiatan memeriksa kelengkapan kuesioner, kejelasan jawaban dan konsistensi antar jawaban Koding Koding adalah kegiatan mengklasifikasikan jawaban menurut kategori masing-masing Entri Data yang telah dimasukkan dalam komputer dengan program SPSS versi 16 for Windows Tabulasi Kegiatan memasukkan data ke dalam kelompok data sesuai variabel yang akan diteliti Analisis Data Analisis Univariat Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian (Soekidjo, 2005). Data hasil penelitian dideskripsikan dalam bentuk tabel, grafik, dan narasi untuk mengevaluasi besarnya proporsi masingmasing variabel yang diteliti, yaitu ada atau tidaknya perbedaan antara kedua kelompok penelitian. Analisis univariat bermanfaat untuk melihat apakah data sudah layak untuk dilakukan analisis, melihat gambaran data yang dikumpulkan

54 38 dan apakah data sudah optimal untuk dianalisis lebih lanjut. Semua variabel dianalisa untuk mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Soekidjo, 2005). Analisis ini digunakan untuk faktor antar variabel bebas dengan variabel terikat secara sendirisendiri. Analisis menggunakan uji chi square dengan menggunakan α = 0,05 dan Confidence Interval (CI) sebesar 95%. Estimasi besar sampel dihitung dengan menggunakan odd ratio (OR). Dalam penelitian ini, uji chi square digunakan sebagai uji dependensi untuk menguji hipotesis, mengenai ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2012). 3.9 Teknik Analisis Data Berdasarkan sifat data, teknik analisis dapat dibedakan menjadi dua, yakni 1) teknik analisis kualitatif dan 2) teknik analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif, dimana teknik ini disebut juga teknik statistik, yang digunakan untuk mengolah data berupa angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil dari konvensi ini lebih banyak digunakan dalam penelitian karena menghasilkan kesimpulan yang lebih tepat dibandingkan dengan teknik analisis kuantitatif (Soekidjo, 2005).

55 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Yayasan Hematologi Yasmia didirikan pada tanggal 15 Februari Semula bernama Yayasan Leukemia Semarang yang diprakarsai oleh Ibu Yetty Imam Soetarto dan disingkat Yasmia. Tujuan awal didirikannya Yasmia adalah membantu meningkatkan gizi bagi anak-anak penderita leukemia. Berjalannya waktu, Yasmia menetapkan untuk dapat memberikan bantuan lain berupa obat untuk anak-anak penderita leukemia dan penyakit kelainan darah lainnya. Mengingat yang dibantu bukan hanya penderita leukemia, namun juga membantu penderita kelainan darah yang lain seperti, thalassemia dan hemophilia, maka dilakukan perubahan nama dari Yasmia menjadi Yayasan Hematologi Yasmia. Yayasan Hematologi Yasmia merupakan salah satu Yayasan yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Yayasan tersebut menaungi penderita kelainan darah seperti leukemia, thalassemia, dan hemophilia. Yayasan Hematologi Yasmia dalam hal ini mempunyai beberapa peran yaitu memberikan kunjungan dan pendampingan terhadap orang tua dan penderita, memberikan informasi dan penjelasan lebih lanjut mengenai penyakit yang sedang diderita oleh anaknya. Sehingga orang tua dapat lebih mengerti dan faham mengenai kondisi anaknya dan sebagai tindak lanjutnya dari pihak orang tua dapat memberikan pengawasan terhadap anak dalam berkegiatan sehari-hari ketika tidak sedang di rumah sakit untuk menjalani pengobatan, pengawasan terhadap beberapa makanan yang tidak 39

56 40 boleh dikonsumsi, dan pengawasan dalam pemenuhan zat gizi seimbang selama masa pengobatan dan masa pemulihan. Selain itu, Yayasan Hematologi Yasmia juga memiliki rumah singgah yang berfungsi sebagai tempat tinggal sementara pasien dan keluarganya. Tujuan didirikan rumah singgah adalah membantu para pasien yang membutuhkan tempat tinggal sementara khususnya untuk pasien yang berasal dari luar Kota Semarang selama dalam masa menanti jadwal pelaksanaan pengobatan selanjutnya, mengingat jeda waktu pengobatan pasien sebelum dan selanjutnya tidak terlalu lama yaitu 1 minggu. Sehingga jika pasien dipaksa untuk pulang ke rumah kemudian pergi ke rumah sakit lagi dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi tubuh pasien yang akan berakibat buruk pada pengobatan selanjutnya. Untuk biaya penginapan, pasien hanya dibebankan untuk membayar iuran wajib per hari yang jumlahnya rupiah/kamar. Untuk setiap kamar, dapat digunakan maksimal 2 orang. Mengingat harga obat pasien yang mahal, Yayasan Hematologi Yasmia mengeluarkan kebijakan berupa memberikan bantuan potongan harga untuk obatobatan tertentu yang dikonsumsi pasien. Namun kebijakan tersebut hanya berlaku untuk obat yang didapatkan dari Yayasan Hematologi Yasmia. Dengan memberikan potongan harga sebesar 50%, sehingga pasien hanya dibebankan untuk membayarkan 50% sisanya untuk mendapatkan obat tersebut. Obat tersebut sebelumnya dibeli oleh Yayasan Hematologi Yasmia dari distributor obat dengan harga normal kemudian diberikan kepada pasien dengan memberikan potongan harga sebesar 50%.

57 41 Berdasarkan data dari Yayasan Hematologi Yasmia (2015) bahwa jumlah pasien leukemia anak yang terdaftar dalam Yayasan Hematologi Yasmia mengalami tren yang fluktuatif bahkan meningkat dengan jumlah penderita dari tahun 2011 adalah 33 penderita, tahun 2012 sebesar 37 penderita, tahun 2013 sebesar 44 penderita, dan tahun 2014 sebesar 53 penderita. Menurut data di Yayasan Hematologi Yasmia dari bulan Januari hingga Maret (2015) penderita leukemia anak yang sudah terdaftar di Yayasan Hematologi Yasmia berjumlah 59 penderita dengan penderita leukemia anak yang bertempattinggal di Kota Semarang berjumlah 31 penderita dan 28 penderita bertempattinggal di luar Kota Semarang. Pasien yang bertempattinggal di luar Kota Semarang berasal dari berbagai daerah diantaranya, Kudus, Jepara, Demak, Pati, Rembang, Kendal, Salatiga, Batang, Pemalang, Tegal, Brebes, Medan, Jambi, Manado, Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, Bogor, dan Jakarta. Jumlah penderita laki-laki sebesar 36 anak dan perempuan sebesar 23 anak, untuk anak umur 0-5 tahun berjumlah 32 anak, umur 6-15 tahun 22 anak, dan umur tahun 5 anak. Seluruh penderita yang tercatat merupakan pasienpasien yang mendapatkan pengobatan dan perawatan intensif dari tenaga medis rumah sakit di Semarang, seperti RSUP. dr. Kariadi, RS. Elizabeth, dan RS. Telogorejo.

58 Hasil Penelitian Analisis Univariat Analisi univariat dilakukan terhadap tiap variabel penelitian. Pada analisis ini akan menghasilakan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel yang berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Adapun variabel-variabel yang dianalisis dalam analisis univariat yaitu jenis kelamin, urutan lahir, berat anak lahir, usia ibu saat melahirkan, usia ayah saat ibu melahirkan, riwayat keguguran pada ibu, riwayat pemberian ASI pada anak, paparan radiasi sutet, dan perilaku merokok orang tua Distribusi Sampel Menurut Umur Anak Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan umur. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1. Distribusi Sampel Menurut Umur Anak No Umur Kasus Kontrol N % N % tahun 20 64, , tahun 8 25,8 8 25, tahun 3 9,7 3 9,7 Jumlah , ,00 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 20 sampel (64,5%) berumur 0-5 tahun, 8 sampel (25,8%) berumur 6-15 tahun, dan 3 sampel (9,7%) berumur tahun, dari 31 sampel kontrol

59 43 sebanyak 20 sampel (64,5%) berumur 0-5 tahun, 8 sampel (25,8%) berumur 6-15 tahun, dan 3 sampel (9,7%) berumur tahun Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Anak Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan jenis kelamin. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2. Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Anak No Jenis Kelamin Anak Kasus Kontrol N % N % 1 Laki-laki 20 64, ,1 2 Perempuan 11 35, ,9 Jumlah , ,00 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 20 sampel (64,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 11 sampel (35,5%) berjenis kelamin perempuan, dari 31 sampel kontrol 18 sampel (58,1%) berjenis kelamin laki-laki dan 13 sampel (41,9 %) berjenis kelamin perempuan Distribusi Sampel Menurut Urutan Lahir Anak Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan urutan lahir anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan urutan lahir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3. Distribusi Sampel Menurut Urutan Lahir No Urutan Lahir Anak Kasus Kontrol N % N % 1 Pertama 16 51, ,4 2 Kedua 6 19,4 6 19,4 3 Ketiga dan seterusnya 9 29, ,3 Jumlah , ,0

60 44 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 16 sampel (51,6%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir kedua, dan 9 sampel (29,0%) anak lahir ketiga dan seterusnya, dari 31 sampel kontrol 15 sampel (48,4%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir kedua dan 10 sampel (32,3%) anak lahir ketiga dan seterusnya Distribusi Sampel Menurut Berat Anak Lahir Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan berat anak lahir. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan berat anak lahir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4. Distribusi Sampel Menurut Berat Anak Lahir No Berat Lahir Anak Kasus Kontrol N % N % 1 < gr 8 25,8 3 4, gr 10 32, , gr 13 41,9 6 9,7 Jumlah , ,00 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 8 sampel (25,8%) berat anak lahir < gr, 10 sampel (32,3%) berat anak lahir gr, dan 13 sampel (41,9%) berat anak lahir gr, dari 31 sampel kontrol 3 sampel (4,8%) berat anak lahir < gr, 22 sampel sampel (35,5%) berat anak lahir gr dan 6 sampel (9,7%) berat anak lahir gr Distribusi Sampel Menurut Usia Ibu saat Mengandung Anak Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan usia ibu saat mengandung anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan usia ibu saat mengandung anak dapat dilihat pada tabel berikut:

61 45 Tabel 4.5. Distribusi Sampel Menurut Usia Ibu saat Mengandung Anak No Usia Ibu saat Melahirkan Kasus Kontrol N % N % 1 < 20 tahun tahun 24 77, , tahun 7 22,6 6 19,4 Jumlah , ,00 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 0 sampel (0%) usia ibu saat mengandung anak < 20 tahun, 24 sampel (77,4%) usia ibu saat mengandung anak tahun, dan 7 sampel (22,6%) usia ibu mengandung anak 35 tahun, dari 31 sampel kontrol 0 sampel (0%) usia ibu saat mengandung anak < 20 tahun, 25 sampel (80,6%) usia ibu saat mengandung anak tahun, dan 6 sampel (19,4%) usia ibu saat mengandung anak 35 tahun Distribusi Sampel Menurut Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan usia ayah saat ibu mengandung anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan usia ayah saat ibu mengandung anak dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6. Distribusi Sampel Menurut Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak No Usia Ayah saat Ibu Melahirkan Kasus Kontrol N % N % 1 <20 tahun tahun 22 71, , tahun 9 29,0 9 29,0 Jumlah , ,00 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 0 sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun,

62 46 22 sampel (71,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak tahun, dan 9 sampel (29,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak 35 tahun, dari 31 sampel kontrol 0 sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun, 22 sampel (71,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak tahun, dan 9 sampel (29,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak 35 tahun Distribusi Sampel Menurut Riwayat Keguguran pada Ibu Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan riwayat keguguran pada ibu. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan riwayat keguguran pada ibu dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Keguguran pada Ibu No Riwayat Keguguran Ibu Kasus Kontrol N % N % 1 Tidak Pernah 14 45, ,4 2 Pernah 17 54,8 7 22,6 Jumlah , ,00 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 14 sampel (45,2%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan 17 sampel (35,5%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu, dari 31 sampel kontrol 24 sampel (77,4%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan 7 sampel (22,6%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu Distribusi Sampel Menurut Riwayat pemberian ASI pada Anak Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan riwayat pemberian ASI pada anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan riwayat pemberian ASI pada anak dapat dilihat pada tabel berikut:

63 47 Tabel 4.8. Distribusi Sampel Menurut Riwayat pemberian ASI pada Anak No Riwayat Pemberian ASI Anak Kasus Kontrol N % N % 1 Diberikan 13 41, ,4 2 Tidak Diberikan 18 58,1 7 22,6 Jumlah , ,00 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 13 sampel (41,9%) anak diberikan ASI dan 18 sampel (58,1%) anak tidak diberikan ASI, dari 31 sampel kontrol 24 sampel (77,4%) anak diberikan ASI dan 7 sampel (22,6%) anak tidak diberikan ASI Distribusi Sampel Menurut Paparan Radiasi Sutet Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan paparan radiasi sutet. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan paparan radiasi sutet dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9. Distribusi Sampel Menurut Paparan Radiasi Sutet No Riwayat Paparan Radiasi Kasus Kontrol N % N % 1 Terpapar 28 90, ,8 2 Tidak Terpapar 3 9,7 1 3,2 Jumlah , ,00 Berdasarkan tabel 4.9 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 28 sampel (90,3%) anak terpapar radiasi dan 3 sampel (9,7%) anak tidak terpapar radiasi, dari 31 sampel kontrol 30 sampel (96,8%) anak terpapar radiasi dan 1 sampel (3,2%) anak tidak terpapar radiasi Distribusi Sampel Menurut Penggunaan Insektisida Rumah Tangga Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan penggunaan insektisida rumah tangga. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel

64 48 berdasarkan penggunaan insektisida rumah tangga dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Distribusi Sampel Menurut Penggunaan Insektisida Rumah Tangga No Riwayat Penggunaan Insektisida RT Kasus Kontrol N % N % 1 Iya 23 74, ,9 2 Tidak 8 25, ,1 Jumlah , ,00 Berdasarkan tabel 4.10 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 23 sampel (74,2%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 8 sampel (25,8%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga, dari 31 sampel kontrol 13 sampel (41,9%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 18 sampel (58,1%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga Distribusi Sampel Menurut Perilaku Merokok Orang Tua Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan perilaku merokok orang tua. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan perilaku merokok orang tua dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Distribusi Sampel Menurut Perilaku Merokok Orang Tua No Perilaku Merokok Orang Tua Kasus Kontrol N % N % 1 Merokok 24 77,4 9 29,0 2 Tidak Merokok 7 22, ,0 Jumlah , ,00 Berdasarkan tabel 4.11 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 24 sampel (77,4%) mempunyai orang tua dengan perilaku merokok dan 7 sampel (22,6%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku merokok, dari 31 sampel kontrol 9 sampel (29,0%) mempunyai perilaku orang tua dengan

65 49 merokok dan 22 sampel (71,0%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku merokok Analisi Bivariat Hubungan antara Jenis Kelamin Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Leukemia Anak Jenis Kejadian Leukemia Anak Total p Kelamin Kasus Kontrol 95% OR value CI Anak N % N % N % Laki-laki 20 64, , ,273- Perempuan 11 35, , ,602 0,762 2,122 Jumlah Berdasarkan tabel 4.12 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 20 sampel (64,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 11 sampel (35,5%) berjenis kelamin perempuan, dari 31 sampel kontrol 18 sampel (58,1%) berjenis kelamin laki-laki dan 13 sampel (41,9 %) berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value 0,602 (> α 0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara jenis kelamin anak dengan kejadian leukemia anak.

66 Hubungan antara Urutan Lahir Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Urutan Lahir dengan Kejadian Leukemia Anak Kejadian Leukemia Anak Urutan Lahir Total Kasus Kontrol p value Anak N % N % N % Pertama 16 51, , Kedua 6 19,4 6 19, ,958 Ketiga/Lebih 9 29, , Jumlah Berdasarkan tabel 4.13 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 16 sampel (51,6%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir kedua, dan 9 sampel (29,0%) anak lahir ketiga dan seterusnya, dari 31 sampel kontrol 15 sampel (48,4%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir kedua dan 10 sampel (32,3%) anak lahir ketiga dan seterusnya. Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value 0,958 (> α 0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara urutan lahir anak dengan kejadian leukemia anak Hubungan antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia Anak Kejadian Leukemia Anak Total Berat Anak Lahir Kasus Kontrol p value N % N % N % < gram 8 25,8 3 4, gram 10 32, , gram 13 41,9 6 9, Jumlah ,009

67 51 Berdasarkan tabel 4.14 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 8 sampel (25,8%) berat anak lahir < gr, 10 sampel (32,3%) berat anak lahir gr, dan 13 sampel (41,9%) berat anak lahir gr, dari 31 sampel kontrol 3 sampel (4,8%) berat anak lahir < gr, 22 sampel (35,5%) berat anak lahir gr dan 6 sampel (9,7%) berat anak lahir gr. Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value 0,009 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara berat anak ketika lahir gram dengan kejadian leukemia anak Hubungan antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Kejadian Leukemia Usia Ibu saat Anak Total p Mengandung OR 95% CI Kasus Kontrol value Anak N % N % N % 20 tahun , tahun 24 77, , ,215 0,755 4, tahun 7 22,6 6 19, Jumlah Berdasarkan tabel 4.15 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 0 sampel (0%) usia ibu saat mengandung anak < 20 tahun, 24 sampel (77,4%) usia ibu saat mengandung anak tahun, dan 7 sampel (22,6%) usia ibu saat mengandung anak 35 tahun, dari 31 sampel kontrol 0 sampel (0%) usia ibu saat mengandung anak < 20 tahun, 25 sampel (80,6%) usia ibu saat mengandung anak tahun, dan 6 sampel (19,4%) usia ibu saat mengandung anak 35 tahun.

68 52 Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value 0,755 (> α 0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara usia ibu saat mengandung anak dengan kejadian leukemia anak Hubungan antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Usia Ayah Kejadian Leukemia p saat Ibu Anak Total value OR 95% CI Mengandung Kasus Kontrol Anak N % N % N % 20 tahun , tahun 22 71, , ,000 1,000 2, tahun 9 29,0 9 29, Jumlah Berdasarkan tabel 4.16 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 0 sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun, 22 sampel (71,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak tahun, dan 9 sampel (29,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak 35 tahun, dari 31 sampel kontrol 0 sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun, 22 sampel (71,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak tahun, dan 9 sampel (29,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak 35 tahun. Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value 1,000 (> α 0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara usia ayah saat ibu mengandung anak dengan kejadian leukemia anak.

69 Hubungan antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan Kejadian Leukemia Anak Kejadian Leukemia Riwayat p Anak Total 95% Keguguran value OR Kasus Kontrol CI Ibu N % N % N % Tidak Pernah 14 45, , Pernah 17 54,8 7 22, Jumlah ,009 4,163 1,386-12,503 Berdasarkan tabel 4.17 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 14 sampel (45,2%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan 17 sampel (35,5%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu, dari 31 sampel kontrol 24 sampel (77,4%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan 7 sampel (22,6%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu. Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value 0,009 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd Ratio (OR) sebesar 4,163. Hal ini berarti ibu yang mempunyai riwayat keguguran memiliki peluang 4,163 kali lebih besar untuk anak menderita leukemia dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat keguguran. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar 1,386-12,503, yang artinya ada hubungan yang kuat antara riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian leukemia anak.

70 Hubungan antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Riwayat Kejadian Leukemia Anak p Total 95% Pemberian Kasus Kontrol value OR CI ASI Anak N % N % N % Tidak 13 41, , ,575- diberikan 0,004 4,747 14,312 Diberikan 18 58,1 7 22, Jumlah Berdasarkan tabel 4.18 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 13 sampel (41,9%) anak diberikan ASI dan 18 sampel (58,1%) anak tidak diberikan ASI, dari 31 sampel kontrol 24 sampel (77,4%) anak diberikan ASI dan 7 sampel (22,6%) anak tidak diberikan ASI. Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value 0,004 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara riwayat pemberian ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd Ratio (OR) sebesar 4,747. Hal ini berarti anak yang tidak diberikan ASI memiliki peluang 4,747 kali lebih besar untuk menderita leukemia dibandingkan dengan anak yang diberikan ASI. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar 1,575-14,312, yang artinya ada hubungan yang kuat antara riwayat pemberian ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak.

71 Hubungan antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian Leukemia Anak Kejadian Leukemia p Paparan Anak Total 95% value OR Radiasi Kasus Kontrol CI N % N % N % Tidak terpapar 28 90, , ,316-0,612 3,214 Terpapar 3 9,7 1 3, ,741 Jumlah Berdasarkan tabel 4.19 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 28 sampel (90,3%) anak terpapar radiasi dan 3 sampel (9,7%) anak tidak terpapar radiasi, dari 31 sampel kontrol 30 sampel (96,8%) anak terpapar radiasi dan 1 sampel (3,2%) anak tidak terpapar radiasi. Hasil analisis yang diperoleh dari uji alternatif uji chi square yaitu uji Fisher menunjukkan bahwa nilai p value 0,612 (> α 0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara paparan radiasi sutet dengan kejadian leukemia anak Hubungan antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dengan Kejadian leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dengan Kejadian Leukemia Anak Penggunaan Kejadian Leukemia Anak p Total 95% Insektisida Kasus Kontrol value OR CI RT N % N % N % Iya 23 74, , ,086-0,010 0,251 Tidak 8 25, , ,736 Jumlah Berdasarkan tabel 4.20 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 23 sampel (74,2%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 8

72 56 sampel (25,8%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga, dari 31 sampel kontrol 13 sampel (41,9%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 18 sampel (58,1%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga. Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value 0,010 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara pemakaian insektisida rumah tangga dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd Ratio (OR) sebesar 0,251. Hal ini berarti orang yang menggunakan insektisida rumah tangga memiliki peluang 0,251 kali lebih besar untuk anak menderita leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan insektisida rumah tangga. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar 0,086-0,736, yang artinya ada hubungan yang kuat antara penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian leukemia anak Hubungan antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian Leukemia Anak Tabel Tabulasi Silang antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian Leukemia Anak Kejadian Leukemia Perilaku p Anak Total Merokok Orang value OR 95% CI Kasus Kontrol Tua N % N % N % 77, Merokok , ,11 0,038-0,000 Tidak Merokok 7 22, 22 71, ,375 6 Jumlah Berdasarkan tabel 4.21 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus sebanyak 24 sampel (77,4%) mempunyai orang tua dengan perilaku merokok dan 7 sampel (22,6%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku merokok, dari 31

73 57 sampel kontrol 9 sampel (29,0%) mempunyai orang tua dengan perilaku merokok dan 22 sampel (71,0%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku merokok. Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value 0,000 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd Ratio (OR) sebesar 0,119. Hal ini berarti anak dengan orang tua memiliki perilaku orang tua merokok memiliki peluang 0,119 kali lebih besar untuk menderita leukemia dibandingkan dengan anak dengan orang tua tidak memiliki perilaku merokok. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar 0,038-0,375, yang artinya ada hubungan yang kuat antara perilaku orang tua merokok dengan kejadian leukemia anak.

74 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Leukemia Anak Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 38 (61,3%) dan perempuan berjumlah 24 (38,7%). Hasil analisis dari uji chi square diperoleh nilai p (0,602) > α (0,05). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara jenis kelamin anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari M. Telvik Dorak, et al. (2006) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai risiko 3,05 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan dengan anak yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah sampel yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 38 anak (61,3%) tidak berbeda jauh dari sampel yang berjenis perempuan dengan jumlah 24 anak (38,7%) Hubungan antara Urutan Lahir Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan urutan lahir pertama berjumlah 31 (50%), urutan lahir kedua berjumlah 12 (19,4%), dan urutan lahir ketiga berjumlah 19 (30,6%). Hasil analisis dari uji chi square diperoleh nilai p (0,958) > α (0,05). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yang 58

75 59 berarti tidak ada hubungan antara urutan lahir anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Julie V.B. et al. (2011) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak dengan kategori anak pertama dalam keluarga mempunyai risiko 0,87 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan dengan anak tidak dengan kategori anak pertama. Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah sampel disetiap kategori untuk variabel urutan lahir tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, dimana anak yang memiliki urutan lahir pertama berjumlah 31 anak (50%), anak yang memiliki urutan lahir kedua berjumlah 12 anak (19,4%), dan anak yang memiliki urutan lahir ketiga berjumlah 19 anak (30,6%) Hubungan antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia Anak Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan berat lahir < 2500 gram berjumlah 11 (17,7%), berat lahir gram berjumlah 32 (51,6%), dan berat lahir 3500 gram berjumlah 19 (30,7%). Hasil analisis dari uji chi square diperoleh nilai p (0,009) < α (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara berat lahir anak 3500 gram dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Paulina K. Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak dengan berat bayi lahir 3500 gram mempunyai risiko 8,99 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan dengan anak tidak dengan berat

76 60 bayi lahir 3500 gram. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel yang lebih didominasi oleh anak dengan berat lahir 3500 gram yang berjumlah 19 anak (30,7%), sedangkan anak dengan berat lahir < 2500 gram hanya berjumlah 11 anak (17,7%) Hubungan antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan usia ibu saat mengandung anak 20 tahun berjumlah 0 (0%), usia tahun berjumlah 49 (79%), dan usia 35 tahun berjumlah 13 (21%). Hasil analisis dari uji chi square diperoleh nilai p (0,755) > α (0,05). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara usia ibu saat mengandung anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Paulina K. Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak dengan usia ibu saat mengandung anak 35 tahun mempunyai risiko 1,5 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak dengan usia ibu saat mengandung anak 35 tahun. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel yang didominasi oleh sampel dengan usia ibu saat mengandung pada usia tahun yang berjumlah 49 orang (79%), dimana ibu yang mengandung pada usia tersebut dimungkinkan tidak memiliki risiko yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.

77 Hubungan antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan usia ayah saat ibu mengandung anak 20 tahun berjumlah 0 (0%), usia tahun berjumlah 44 (71%), dan usia 35 tahun berjumlah 18 (29%). Hasil analisis dari uji chi square diperoleh nilai p (1,000) > α (0,05). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara usia ayah saat ibu mengandung anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Paulina K. Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak dengan usia ayah saat ibu mengandung anak 35 tahun mempunyai risiko 1,55 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak dengan usia ayah saat ibu mengandung anak 35 tahun. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel yang didominasi oleh sampel dengan usia ayah saat ibu mengandung pada usia tahun yang berjumlah 44 orang (71%), dimana pada usia ayah tersebut dimungkinkan tidak memiliki risiko yang dapat membahayakan kesehatan dan perkembangan janin Hubungan antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan Kejadian Leukemia Anak Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu berjumlah 38 (61,3%), dan mempunyai riwayat keguguran pada ibu berjumlah 24 (38,7%). Hasil analisis dari uji chi square diperoleh nilai p (0,009) < α (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima,

78 62 yang berarti ada hubungan antara riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Hal ini berarti ibu yang mempunyai riwayat keguguran memiliki peluang 4,163 kali lebih besar untuk anak menderita leukemia dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat keguguran. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar 1,386-12,503, yang artinya ada hubungan yang kuat antara riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian leukemia anak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Xiaomei Ma, et al (2005) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak dengan ibu yang memiliki riwayat keguguran mempunyai risiko 2,19 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak tidak dengan ibu yang memiliki riwayat keguguran. Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah sampel yang tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu berjumlah 38 anak (61,3%) tidak berbeda jauh dengan sampel yang mempunyai riwayat keguguran pada ibu berjumlah 24 anak (38,7%) Hubungan antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan Kejadian Leukemia Anak Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak mempunyai riwayat diberikan ASI pada anak berjumlah 25 (40,3%), dan mempunyai riwayat diberikan ASI pada anak berjumlah 37 (59,7%). Hasil analisis yang diperoleh dari uji chi square menunjukkan bahwa nilai p value (0,004) < α (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara riwayat tidak diberikan ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak di

79 63 Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd Ratio (OR) sebesar 4,747. Hal ini berarti anak yang tidak diberikan ASI memiliki peluang 4,747 kali lebih besar untuk menderita leukemia dibandingkan dengan anak yang diberikan ASI. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar 1,575-14,312, yang artinya ada hubungan yang kuat antara riwayat tidak diberikan ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Paulina K. Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak tidak dengan riwayat diberikan ASI mempunyai risiko 1,22 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak dengan riwayat diberikan ASI. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel yang lebih didominasi oleh anak yang mempunyai riwayat diberikan ASI yang berjumlah 37 anak (59,7%), sedangkan anak tidak mempunyai riwayat diberikan ASI berjumlah 25 (40,3%) Hubungan antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian Leukemia Anak Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak terpapar radiasi sutet berjumlah 58 (93,5%), dan terpapar radiasi sutet berjumlah 4 (6,5%). Hasil analisis yang diperoleh dari uji alternatif uji chi square yaitu uji Fisher menunjukkan bahwa nilai p value (0,612) > α (0,05). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara paparan radiasi sutet dengan kejadian leukemia anak.

80 64 Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Paulina K. Bangun (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak terkena paparan radiasi memiliki risiko 4,73 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak yang tidak terkena paparan radiasi. Hal ini disebabkan karena responden yang di wawancarai lebih didominasi pada sampel yang tidak terpapar radiasi sutet yang berjumlah 58 anak (93,5%) sedangkan anak yang terpapar radiasi sutet berjumlah 4 anak (6,5%). Hal tersebut dikarenakan lokasi tempat tinggal responden yang tidak terpapar radiasi sutet tidak berada di dalam satu wilayah dengan sumber radiasi sutet Hubungan antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dengan Kejadian Leukemia Anak Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak menggunakan insektisida rumah tangga berjumlah 26 (41,9%), dan menggunakan insektisida rumah tangga berjumlah 36 (58,1%). Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value (0,010) < α (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara pemakaian insektisida rumah tangga dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd Ratio (OR) sebesar 0,251. Hal ini berarti orang yang menggunakan insektisida rumah tangga memiliki peluang 0,251 kali lebih besar untuk anak menderita leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan insektisida rumah tangga. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar 0,086-0,736, yang artinya ada hubungan yang kuat antara penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian leukemia anak.

81 65 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Paulina K. Bangun (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak yang memiliki riwayat penggunaan insektisida rumah tangga memiliki risiko 5,25 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak yang tidak memiliki riwayat penggunaan insektisida rumah tangga. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel yang lebih didominasi oleh sampel yang menggunakan insektisida rumah tangga yang berjumlah 36 orang (58,1%), sedangkan sampel yang tidak menggunakan insektisida rumah tangga berjumlah 26 orang (41,9%) Hubungan antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian Leukemia Anak Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak memiliki perilaku orang tua merokok berjumlah 29 (46,8%), dan memiliki perilaku orang tua merokok berjumlah 33 (53,2%). Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value (0,000) < α (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd Ratio (OR) sebesar 0,119. Hal ini berarti anak dengan orang tua memiliki perilaku orang tua merokok memiliki peluang 0,119 kali lebih besar untuk menderita leukemia dibandingkan dengan anak dengan orang tua tidak memiliki perilaku merokok. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar 0,038-0,375, yang artinya ada hubungan yang kuat antara perilaku orang tua merokok dengan kejadian leukemia anak.

82 66 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Paulina K. Bangun (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak dengan orang tua yang memiliki perilaku merokok memiliki 1,08 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak tidak dengan orang tua yang memiliki perilaku merokok. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel yang lebih didominasi oleh anak yang memiliki perilaku orang tua merokok berjumlah 33 orang (53,2%), sedangkan anak yang tidak memiliki perilaku orang tua merokok berjumlah 29 orang (46,8%). 5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian 1) Recall bias, dimana sampel harus mengingat kembali kejadian yang telah lalu untuk dapat memberikan jawaban 2) Penulis merupakan peneliti pemula yang belum mempunyai pengalaman dalam meneliti, serta pengetahuan riset ilmu kesehatan masyarakat yang masih kurang. Sehingga tak jarang peneliti mendapatkan kesulitan dalam melakukan pengambilan dan analisis data

83 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Yayasan Yasmia Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang 2. Tidak ada hubungan antara urutan lahir anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang 3. Ada hubungan antara berat lahir anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang 4. Tidak ada hubungan antara usia ibu saat mengandung anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang 5. Tidak ada hubungan antara usia ayah saat ibu mengandung anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang 6. Ada hubungan antara riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang 7. Ada hubungan antara pemberian ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang 8. Tidak ada hubungan antara paparan radiasi sutet dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang 67

84 68 9. Ada hubungan antara penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang 10. Ada hubungan antara perilaku merokok orang tua dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang 6.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang akan disampaikan yaitu : Bagi Masyarakat Setelah didapatkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian leukemia anak, diharapkan masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap faktor risiko tersebut dengan melakukan tindakan seperti: 1) Sewaktu masa kehamilan, ibu hamil dianjurkan tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang berlebih. Sehingga, asupan pada bayi dapat terkontrol dengan baik dan menjadikan berat badan bayi tidak berlebih 2) Sewaktu kehamilan, ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan ibu dan janin, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, dan tidak melakukan aktivitas berlebih yang dapat membahayakan kondisi janin 3) Setelah bayi lahir, ibu dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif (menyusui) pada bayi minimal 6 (enam) bulan tanpa memberikan makanan tambahan 4) meminimalkan penggunaan insektisida seperti obat nyamuk, sebagai gantinya dapat menggunakan kelambu nyamuk pada tempat tidur

85 69 5) Pada orang tua diharapkan untuk dapat menjauhi perilaku merokok, untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan menciptakan kondisi lingkungan yang sehat 6) Mengupayakan kepada masyarakat agar peka dan mengetahui secara dini tanda dan gejala kejadian leukemia pada anak 7) Segera memeriksakan ke tenaga media apabila ditemukan tanda dan gejala leukemia pada anak, karena tindakan penanganan dan pemberian pengobatan tepat dan cepat dapat meningkatkan peluang penderita untuk sembuh Bagi Peneliti Selanjutnya 1) Perlu adanya penelitian yang lebih spesifik untuk setiap variabel seperti, lama waktu pemberian ASI terhadap anak, jarak antara rumah dengan sumber radiasi sutet, jumlah rokok yang dihisap perhari oleh orang tua, jenis insektisida rumah tangga, dll 2) Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan variabel yang berbeda untuk lebih mengetahui faktor lain yang berhubungan dengan kejadian leukemia pada anak Bagi Yayasan Hematologi Yasmia 1) Menambah kebijakan baru untuk menangani penderita leukemia anak seperti, memberikan terapi psikologi untuk orang tua dan anak. Terapi psikologi sangat diperlukan saat pasien terdiagnosis leukemia dan ketika pasien dalam masa pengobatan, karena dikhawatirkan pasien dan orang tua mengalami kejenuhan akibat masa pengobatan yang lama yaitu 2-3 tahun.

86 70 2) Melakukan pendataan penderita leukemia anak yang belum terdata oleh Yayasan Hematologi Yasmia di daerah-daerah dengan saling bekerjasama antar wilayah atau kabupaten di seluruh Jawa Tengah, supaya bisa diberikan pengertian, pemahaman, dan tata cara khusus dalam merawat anak, serta sebagai tempat saling bertukar pendapat antara pihak orang tua, tenaga medis, dan pihak Yayasan Hematologi Yasmia.

87 DAFTAR PUSTAKA American Cancer Society, Cancer Fact & Figures Atlanta, Ga: American Cancer Society Press. American Cancer Society, Childhood Leukemia. Atlanta, Ga: American Cancer Society Press. Andreas C. dan Panagiota V., Risk Factor for Childhood Leukemia: a Comprehensive Literature Review. Department of Nursing A : Technological Educational Institute of Athens Press. Bambang Purnomo, Buku Ajar Hematologi Onkologi Anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Bidasari Lubis et al, Pajanan Pestisida sebagai Faktor Risiko Leukemia pada Anak. CDK-208, Volume 40, Nomor 9, Buitenkamp T.D. et al., Acute Lymphoblastic Leukemia in Children with Down Syndrome: A Retrospective Analisis from the Ponte di Legno Study Group. Blood, Volume 123, Nomer 1, Januari 2014, hlm Chandrayani S., Gambaran Epidemiologi Kasus Leukemia Anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Skripsi: Universitas Indonesia., Gambaran Epidemiologi Kasus Leukemia Anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Indonesian Journal of Cancer, Vol. 4, No. 1, January-March 2010, hlm Claire Sermage et al, Childhood Leukemia Around French Nuclear Power Plants- the Geocap Study, International Journal of Cancer, Darmono, Toksikologi Genetik: Pengaruh, Penyebab, dan Akibat Terjadinya Penyakit Gangguan Keturunan. Jakarta: UI Press. Elizabeth Ward et al, Childhood and Adolescent Cancer Statitics, Ca Cancer J Clin, Volume 64, Nomer 2, Maret-April 2014, hlm Faisal I., Hubungan antara Paparan Polutan yang Mengandung Benzena dengan Leukemia Akut pada Anak. Skripsi: Univesitas Diponegoro. Feller M. et al, Family Characteristics as Risk Factors for Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia: A Population-Based Case-Control Study. PloS ONE, Volume 5, Nomer 10, Oktober 2010, hlm. e

88 72 Iwan Simamora, Karakteristik Penderita Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Skripsi: Univesitas Sumatera Utara. Jeffrey S. Chang et al, Parental Smoking and the Risk of Childhood Leukemia. American Journal of Epidemiology, Volume 163, Nomer 12, 6 Januari 2006, hlm Julie, V.B. et al, Birth Order and Risk of Childhood Cancer: A Pooled Analysis from Five US States. International Journal of Cancer, Volume 128, 2011, hlm Kementerian Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2013., Profil Kesehatan Indonesia Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, Kennedy, Amy, Genetic Markers, Birth Characteristics, and Childhood Leukemia Risk. Disertasi. Miami, Florida: Florida International University. M. Aidil, Hubungan Kejadian Kanker Anak dengan Riwayat Kanker pada Keluarga. Skripsi: Univesitas Diponegoro. M. Tevlik Dorak et al., Examination of Gender Effect in Birth Weight and Miscarriage Associations with Childhood Cancer (United Kingdom). Cancer Causes Control, Volume 18, Januari 2007, hlm M.N. Bustan, Epidemiologi: Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineke Cipta. Marilyn L.K. et al, Breastfeeding and the Risk of Childhood Leukemia: A Meta-Analysis. Public Health Reports, Volume 119, November- Desember 2004, hlm Martin Belson et al, Risk Factors for Acute Leukemia in Children: A Review. Environmental Health Perspective, Volume 115, Nomer 1, Januari Mirmohammadi S.J., et al, Environmental Risk Factors for Acute Leukemia and Non-Hodgkin Lymphoma in Chidren. Iranian Journal of Pediatric Hematology and Oncology, Volume 11, Nomer 1, National Cancer Institute, Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia Treatment. Physician Data Query (PDQ).

89 73 National Cancer Institute, Childhood Acute Myeloid Leukemia/Other Myeloid Malignancies Treatment. Physician Data Query (PDQ). National Cancer Institute, What You Need to Know about Leukemia. U.S Departement of Health and Human Services National Institute of Health: NIH Publication. Nur Nasry Noor, Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta. Oksuzyan S. Et al, Birth Weight and Other Perinatal Characteristics and Childhood Leukemia in California. Cancer Epidemiol, Volume 36, Nomer 6, Desember 2012, hlm. E359-e365. Patricia A.B. et al, Environmental and Genetic Risk Factors for Childhood Leukemia: Appraising the Evidence. Cancer Investigation, Volume 1, 2005, hlm Paulina K. Bangun et al., Risk Factors of Childhood Leukemia. Paediatrica Indonesiana, Volume 54, Number 6, November 2014, hlm Puumala et al, Reproductive History, Infertility Treatment, and the Risk of Acute Leukemia in Children with Down Syndrome: A Report From the Children s Oncology Group. Cancer, Volume 110, Nomer 9, 1 November 2007, hlm Rizky Aditya F., Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Angka Kejadian Leukemia Akut pada Anak. Skripsi: Universitas Diponegoro. Robert W. Caughhey dan Karin B. Michels, Birth Weight and Childhood Leukemia: A Meta-Analysis and Review of the Current Evidence. International Journal of Cancer, Volume 124, 2009, hlm Ross, Julie et al., Epidemiology of Childhood Leukemia, with a Focus on Infants. Epidemiologic Review American Journal of Epidemiology, Volume 15, Nomor 1, 234. Sabrina, Maharani, Kanker: Mengenal 13 Jenis Kanker dan Pengobatannya. Jogjakarta: Katahati. Slamet Ryadi et al, 2011, Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Salemba Medika. Soekidjo N Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Soekidjo N., Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudigdo, Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

90 74 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sulastriana, Karaktersitik Anak yang Menderita Leukemia Akut Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Medan: FKM USU Press. World Health Organization, World Cancer Report WHO Library Cataloguing in Publication Data: WHO Press. World Health Organization, World Cancer Report WHO Library Cataloguing in Publication Data: WHO Press. World Health Organization, World Cancer Report WHO Library Cataloguing in Publication Data: WHO Press. Xiaomei Ma, Maternal Pregnancy Loss, Birth Characteristics, and Childhood Leukemia (United States). Cancer Causes and Control, Volume 16, Mei 2005, hlm Yayan A. I., Leukemia. Riau: FK Universitas Riau. Yayasan Onkologi Anak Indonesia Diakses melalui dikutip: September 2014.

91 75

92 Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi 76

93 Lampiran 2. Ethical Clearance 77

94 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas 78

95 Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpolinmas 79

96 80

97 Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Yayasan Hematologi Yasmia 81

98 Lampiran 6. Hasil Rekapitulasi Data Penelitian No. Res. Status Res. Umur (Tahun) Kejadian Leukemia Jenis Kelamin Anak Urutan Lahir Anak Berat Lahir Anak Usia Ibu Melahirkan Usia Ayah saat Ibu Melahirkan Riwayat Keguguran Ibu Riwayat Pemberian ASI Riwayat Paparan Radiasi Penggunaan Insektisida RT R01 Kasus R02 Kasus R03 Kasus R04 Kasus R05 Kasus R06 Kasus R07 Kasus R08 Kasus R09 Kasus R10 Kasus R11 Kasus R12 Kasus R13 Kasus R14 Kasus R15 Kasus R16 Kasus R17 Kasus R18 Kasus R19 Kasus R20 Kasus Perilaku Merokok Orang Tua 82

99 R21 Kasus R22 Kasus R23 Kasus R24 Kasus R25 Kasus R26 Kasus R27 Kasus R28 Kasus R29 Kasus R30 Kasus R31 Kasus R32 Kontrol R33 Kontrol R34 Kontrol R35 Kontrol R36 Kontrol R37 Kontrol R38 Kontrol R39 Kontrol R40 Kontrol R41 Kontrol R42 Kontrol R43 Kontrol R44 Kontrol R45 Kontrol R46 Kontrol

100 R47 Kontrol R48 Kontrol R49 Kontrol R50 Kontrol R51 Kontrol R52 Kontrol R53 Kontrol R54 Kontrol R55 Kontrol R56 Kontrol R57 Kontrol R58 Kontrol R59 Kontrol R60 Kontrol R61 Kontrol R62 Kontrol

101 85 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LEUKEMIA ANAK DI KOTA SEMARANG Tanggal wawancara :. No. Responden : KUESIONER KELOMPOK KASUS Diharapkan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini, sesuai dengan jawaban dan keadaan diri Anda sebenarnya. Identitas dan jawaban responden, kami jamin kerahasiaannya. Atas kerja sama dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : 3. Jenis kelamin : 4. Tanggal lahir : 5. Diagnosis : A. Variabel urutan kelahiran 1. Urutan keberapa anak lahir? a) I b) II c) III dan seterusnya B. Variabel berat anak lahir 1. Berapakah berat badan anak ketika lahir? a) <2.500 gr b) gr c) gr

102 86 C. Variabel usia ibu saat mengandung anak 1. Berapakah usia ibu saat mengandung anak (penderita)? a) <20 th b) th c) 35 th D. Variabel usia ayah saat ibu mengandung anak 1. Berapakah usia ayah ketika ibu mengandung anak (penderita)? a) <20 th b) th c) 35 th E. Variabel riwayat keguguran pada ibu 1. Apakah ibu pernah mengalami keguguran sebelum melahirkan anak (penderita)? Kalau pernah, berapa kali? a) Tidak pernah b) Pernah,.... kali F. Variabel riwayat pemberian ASI 1. Apakah ibu memberikan ASI kepada anak (penderita)? Kalau ya, berapa bulan lamanya? a) Tidak b) Ya,.... bulan J. Variabel paparan radiasi 1. Apakah rumah penderita dekat dengan sumber radiasi (sutet)? Berapa meter? a) Tidak b) Ya,.... m. (<200 m / >200 m)

103 87 K. Variabel paparan insektisida rumah tangga 1. Apakah anda menggunakan obat nyamuk di rumah? a) Ya, b) Tidak 2. Apakah anda mulai menggunakan obat nyamuk tersebut sebelum anak anda sakit leukemia? a) Ya b) Tidak L. Variabel perilaku orang tua perokok 1. Apakah ayah merokok? a) Tidak b) Ya 2. Apakah ayah sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok (perokok pasif)? a) Tidak b) Ya 3. Apakah ibu merokok? a) Tidak b) Ya 4. Apakah ibu sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok (perokok pasif)? a) Tidak b) Ya Semarang, Petugas wawancara Responden/Informan (Ellya Ma unah) ( ) NIM

104 88 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LEUKEMIA ANAK DI KOTA SEMARANG Tanggal wawancara :. No. Responden : KUESIONER KELOMPOK KONTROL Diharapkan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini, sesuai dengan jawaban dan keadaan diri Anda sebenarnya. Identitas dan jawaban responden, kami jamin kerahasiaannya. Atas kerja sama dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : 3. Jenis kelamin : 4. Tanggal lahir : G. Variabel Kejadian Leukemia 1. Apakah anak anda pernah dinyatakan dokter menderita kanker darah/leukemia? a) Tidak (lanjut pertanyaan selanjutnya no. 2) b) Ya (lanjut pertanyaan variabel selanjutnya poin B) 2. Apakah anak anda pernah mengalami demam yang kadang turun kadang demam lagi dan kadang suhu tubuhnya lebih tinggi dari demam sebelumnya? a) Tidak b) Ya 3. Apakah anak anda pernah mengalami pusing mendadak? a) Tidak b) Ya

105 89 4. Apakah anak anda pernah mengalami penurunan berat badan dalam waktu yang cepat? a) Tidak b) Ya 5. Apakah anak anda pernah mengalami lelah, pucat, pernafasan cepat, lesu, dan tidak bersemangat? a) Tidak b) Ya 6. Apakah anak anda pernah mengalami perdarahan yang mendadak seperti mimisan? a) Tidak b) Ya 7. Apakah anak anda sering terkena flu (pilek dan batuk)? a) Tidak b) Ya 8. Apakah anak anda pernah mengalami nyeri sendi pada pergelangan kaki/tangan? a) Tidak b) Ya 9. Apakah anak anda pernah mengalami kesulitan bernafas atau nyeri dada saat bernafas? a) Tidak b) Ya 10. Apakah anak anda pernah mengalami nyeri pada bagian perut? a) Tidak b) Ya 11. Apakah anak anda mempunyai benjolan (pembengkakan) pada daerah di bawah lengan, leher, atau belakang telinga? a) Tidak b) Ya

106 90 H. Variabel urutan kelahiran 1. Urutan keberapa anak lahir? d) I e) II f) III I. Variabel berat anak lahir 1. Berapakah berat badan anak ketika lahir? d) <2.500 gr e) gr f) gr J. Variabel usia ibu saat mengandung anak 2. Berapakah usia ibu saat mengandung anak (penderita)? d) <20 th e) th f) 35 th K. Variabel usia ayah saat ibu mengandung anak 1. Berapakah usia ayah ketika ibu mengandung anak (penderita)? d) <20 th e) th f) 35 th L. Variabel riwayat keguguran pada ibu 1. Apakah ibu pernah mengalami keguguran sebelum melahirkan anak (penderita)? Kalau pernah, berapa kali? c) Tidak pernah d) Pernah,.... kali

107 91 M. Variabel riwayat pemberian ASI 1. Apakah ibu memberikan ASI kepada anak (penderita)? Kalau Ya, berapa bulan lamanya? c) Tidak d) Ya,.... bulan M. Variabel paparan radiasi 2. Apakah rumah penderita dekat dengan sumber radiasi (sutet)? Berapa meter? c) Tidak d) Ya,.... m. (<200 m / >200 m) N. Variabel paparan insektisida rumah tangga 1. Apakah anda menggunakan obat nyamuk di rumah? Jika Ya, mulai kapan anda menggunakan obat nyamuk? a) Ya b) Tidak O. Variabel perilaku orang tua merokok 1. Apakah ayah merokok? c) Tidak d) Ya 2. Apakah ayah sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok (perokok pasif)? c) Tidak d) Ya 3. Apakah ibu merokok? c) Tidak d) Ya

108 92 4. Apakah ibu sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok (perokok pasif)? c) Tidak d) Ya Semarang, Petugas wawancara Responden/Informan (Ellya Ma unah) ( ) NIM

109 93 Lampiran 8. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Univariat) Frequency Table 1. Variabel Jenis Kelamin ANALISIS UNIVARIAT Jenis_Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-laki Perempuan Total Variabel Urutan Lahir Urutan_Lahir Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Pertama Kedua Ketiga/lebih Total Variabel Berat Lahir Anak Berat_Lahir_Anak Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang Normal Berlebih Total

110 94 4. Variabel Usia Ibu saat Melahirkan Usia_Ibu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid >=35 th Total Variabel Usia Ayah saat Ibu Melahirkan Usia_Ayah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid >=35 th Total Variabel Riwayat Keguguran pada Ibu keguguran Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak pernah Pernah Total Variabel Pemberian ASI pada Anak ASI Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Iya Tidak Total

111 95 8. Variabel Paparan Radiasi Sutet Paparan_Radiasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Terpapar Total Variabel Penggunaan Insektisida Rumah Tangga Penggunaan_Insektisida Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Pakai Tidak pakai Total Variabel Perilaku Orang Tua Merokok Perilaku_Merokok Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Merokok Tidak Merokok Total

112 96 Lampiran 9. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Bivariat) Crosstabs 1. Variabel Jenis Kelamin ANALISIS BIVARIAT Crosstab Leukemia Tidak Iya Total Jenis_Kelamin Laki-laki Count Expected Count % within Jenis_Kelamin 47.4% 52.6% 100.0% Perempuan Count Expected Count % within Jenis_Kelamin 54.2% 45.8% 100.0% Total Count Expected Count % within Jenis_Kelamin 50.0% 50.0% 100.0% Value Chi-Square Tests df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square.272 a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b 62 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table

113 97 Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Odds Ratio for Jenis_Kelamin (Laki-laki / Perempuan) Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper For cohort leukemia = Tidak For cohort leukemia = Iya N of Valid Cases Variabel Urutan Lahir Anak Crosstab Leukemia Tidak Iya Total Urutan_Lahir Pertama Count Expected Count % within urutan_lahir 48.4% 51.6% 100.0% Kedua Count Expected Count % within urutan_lahir 50.0% 50.0% 100.0% Ketiga/Lebih Count Expected Count % within urutan_lahir 52.6% 47.4% 100.0% Total Count Expected Count % within urutan_lahir 50.0% 50.0% 100.0%

114 98 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square.085 a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 62 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Risk Estimate Odds Ratio for Urutan_Lahir (Pertama / Kedua) a Value a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.

115 99 3. Variabel Berat Lahir Anak Crosstab Leukemia Tidak Iya Total Berat_Lahir Kurang Count Expected Count % within berat_lahir 27.3% 72.7% 100.0% Normal Count Expected Count % within berat_lahir 68.8% 31.2% 100.0% Berlebih Count Expected Count % within berat_lahir 31.6% 68.4% 100.0% Total Count Expected Count % within berat_lahir 50.0% 50.0% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 62 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.

116 100 Risk Estimate Odds Ratio for Berat_Lahir (Kurang / Normal) a Value a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells. 4. Variabel Usia Ibu saat Mengandung Anak Crosstab Leukemia Tidak Iya Total Usia_Ibu Count Expected Count % within usia_ibu 51.0% 49.0% 100.0% >=35 th Count Expected Count % within usia_ibu 46.2% 53.8% 100.0% Total Count Expected Count % within usia_ibu 50.0% 50.0% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square.097 a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b 62 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table

117 101 Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Odds Ratio for Usia_Ibu (21-34 / >=35 th) Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper For cohort leukemia = Tidak For cohort leukemia = Iya N of Valid Cases Variabel Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak Crosstab Leukemia Tidak Iya Total Usia_Ayah Count Expected Count % within usia_ayah 50.0% 50.0% 100.0% >=35 th Count Expected Count % within usia_ayah 50.0% 50.0% 100.0% Total Count Expected Count % within usia_ayah 50.0% 50.0% 100.0%

118 102 Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square.000 a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b 62 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Odds Ratio for Usia_Ayah (21-34 / >=35 th) Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper For cohort leukemia = Tidak For cohort leukemia = Iya N of Valid Cases 62

119 Variabel Riwayat Keguguran pada Ibu Crosstab Leukemia Tidak Iya Total Keguguran Tidak Pernah Count Expected Count % within keguguran 63.2% 36.8% 100.0% Pernah Count Expected Count % within keguguran 29.2% 70.8% 100.0% Total Count Expected Count % within keguguran 50.0% 50.0% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b 62 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

120 104 Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Odds Ratio for Keguguran (tidak pernah / pernah) Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper For cohort leukemia = Tidak For cohort leukemia = Iya N of Valid Cases Variabel Riwayat Pemberian ASI pada Anak Pemberian_ASI * Leukemia Crosstabulation Leukemia Tidak Iya Total ASI Iya Count Expected Count Tidak Count Expected Count Total Count Expected Count

121 105 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2- sided) Exact Sig. (1- sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b 62 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Lower Upper Odds Ratio for ASI (iya / tidak) For cohort leukemia = Tidak For cohort leukemia = Iya N of Valid Cases 62

122 Variabel Paparan Radiasi Sutet Crosstab Leukemia Tidak Iya Total Paparan_Radiasi Tidak Count Expected Count % within Paparan_radiasi 51.7% 48.3% 100.0% Terpapar Count Expected Count % within Paparan_radiasi 25.0% 75.0% 100.0% Total Count Expected Count % within Paparan_radiasi 50.0% 50.0% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b 62 a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

123 107 Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Odds Ratio for Paparan_Radiasi (Tidak / Terpapar) Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper For cohort leukemia = Tidak For cohort leukemia = Iya N of Valid Cases Variabel Penggunaan Insektisida Rumah Tangga Crosstab Leukemia Tidak Iya Total Insektisida Pakai Count Expected Count % within insektisida 36.1% 63.9% 100.0% Tidak Count Expected Count % within insektisida 69.2% 30.8% 100.0% Total Count Expected Count % within insektisida 50.0% 50.0% 100.0%

124 108 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b 62 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Odds Ratio for Insektisida (Pakai / Tidak) Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper For cohort leukemia = Tidak For cohort leukemia = Iya N of Valid Cases 62

125 Variabel Orang Tua Merokok Crosstab Leukemia Tidak Iya Total Perilaku_Merokok Merokok Count Expected Count % within merokok 27.3% 72.7% 100.0% Tidak Count Expected Count % within merokok 75.9% 24.1% 100.0% Total Count Expected Count % within merokok 50.0% 50.0% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b 62 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

126 110 Symmetric Measures Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's R c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation c N of Valid Cases 62 a. Not assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Odds Ratio for Merokok (Merokok / Tidak) Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper For cohort leukemia = Tidak For cohort leukemia = Iya N of Valid Cases 62

127 111 Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian DOKUMENTASI PENELITIAN Wawancara dengan Responden Wawancara dengan Responden

128 112 Wawancara dengan Responden Wawancara dengan Responden

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN Penyakit Leukimia TUGAS 1 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah Editor : LUPIYANAH G1C015041 D4 ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka morbiditas, namun angka mortalitas leukemia juga dilaporkan di Amerika. Sampai

BAB I PENDAHULUAN. angka morbiditas, namun angka mortalitas leukemia juga dilaporkan di Amerika. Sampai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami perubahan di banyak bidang dari waktu ke waktu termasuk gaya hidup masyarakat yang ada di dalamnya. Perubahan

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

Editor : Yayan Akhyar Israr. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.

Editor : Yayan Akhyar Israr. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed. Editor : Yayan Akhyar Israr Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2010 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik

Lebih terperinci

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54 Leukemia adalah kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia terjadi karena proses pembentukan sel darahnya tidak normal.

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu 20 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan penyakit kanker sistemik yang menyerang sel darah putih yang dapat menimbulkan berbagai masalah pada semua aspek kehidupan yaitu fisik, psikologis,

Lebih terperinci

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Schneider (2010) menyatakan kanker merupakan suatu peristiwa molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol normal yang mencegah pertumbuhan

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis uji hidup (Survival analysis) adalah suatu penyelidikan mengenai data tahan hidup dari suatu individu atau komponen dalam industri. Salah satu individu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan bersifat menyebar pada organ tubuh yang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal yang tumbuh secara terus-menerus dan tidak terkendali. Kasus kanker pada anak menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 41 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Data Penelitian RSKD merupakan rumah sakit pusat kanker nasional di Indonesia dan merupakan rumah sakit kanker pertama di Indonesia. Rumah sakit ini melayani rujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker merupakan penyakit keganasan yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar. Penyakit kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kanker

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Leukemia Mieloid Akut (LMA) adalah salah satu kanker darah yang ditandai dengan transformasi ganas dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid. Bila

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik subyek penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata usia sampel penelitian 47,2 tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEJADIAN KANKER ANAK DENGAN RIWAYAT KANKER PADA KELUARGA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KEJADIAN KANKER ANAK DENGAN RIWAYAT KANKER PADA KELUARGA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN KEJADIAN KANKER ANAK DENGAN RIWAYAT KANKER PADA KELUARGA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak untuk hidup sehat telah ditetapkan secara internasional sebagai hak dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan hanya dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK ORANG TUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN LEUKEMIA PADA ANAK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN KARYA TULIS ILMIAH.

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK ORANG TUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN LEUKEMIA PADA ANAK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN KARYA TULIS ILMIAH. HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK ORANG TUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN LEUKEMIA PADA ANAK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh : IRSYADIL FIKRI 100100007 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma merupakan penyakit heterogen dengan karakteristik adanya inflamasi saluran napas kronis. Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala saluran napas berupa wheezing,

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum merupakan penyakit yang mengerikan. Banyak orang yang merasa putus harapan dengan kehidupannya setelah terdiagnosis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai 30%-40% dari seluruh keganasan. Insidens leukemia mencapai 2,76/100.000 anak usia 1-4 tahun (Permono,

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr. HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr. MOEWARDI Lilis Murtutik, Wahyuni ABSTRAK Latar belakang : Leukemia

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan periode dalam kehidupan yang dimulai pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan menimbulkan krisis pada kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang menyerang kehidupan sel termasuk proses pembentukannya sel. Karena mengubah genom sel (komplomen genetik dari total sel) sehingga menyebar

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 21 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 5.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : o Penularan melalui darah o Penggunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh memiliki kurang lebih 600 kelenjar getah bening, namun pada orang sehat yang normal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Leukemia atau lebih dikenal kanker darah atau sumsum tulang merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal tidak terkontrol (sel neoplasma) yang berasal dari mutasi sel normal.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kanker serviks semakin hari menjadi salah satu penyakit yang semakin meresahkan manusia. Kanker diperkirakan menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara (buah dada) adalah bagian tubuh manusia yang tidak asing lagi, terutama bagi pemiliknya. Kebanyakan orang berpikir bahwa pria tidak memiliki payudara. Faktanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker leher rahim menduduki urutan pertama kejadian kanker ginekologis pada wanita secara keseluruhan di dunia. Di seluruh dunia kanker leher rahim menempati urutan

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bagian Hematologi Onkologi. 4.2.Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup disiplin ilmu penyakit dalam sub bagian endokrinologi 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang yang paling sering

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) SKRIPSI Oleh Eny Nurmaida NIM 112010101019 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dijaringan payudara, yakni didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak hingga jaringan ikat pada payudara. Kanker

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari

Lebih terperinci

Sartono, SKM, M.Kes, Terati, SKM, M.Si, Yunita Nazarena, S.Gz Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Palembang Kemenkes RI. Abstrak

Sartono, SKM, M.Kes, Terati, SKM, M.Si, Yunita Nazarena, S.Gz Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Palembang Kemenkes RI. Abstrak Artikel Penelitian ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI (ENERGI, PROTEIN), ASUPAN ANTIOKSIDAN (VITAMIN A DAN C) DENGAN STATUS GIZI PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian kanker pada anak terus mengalami peningkatan dan menjadi salah satu penyebab kematian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini disebabkan oleh demam dimana terdapat kenaikan suhu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru adalah kanker yang paling sering didiagnosis di dunia dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Data kasus baru kanker paru di Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI PENYAKIT KANKER 4 Februari-Hari Kanker Sedunia SITUASI PENYAKIT KANKER Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

Lebih terperinci

BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi

BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, yang disebabkan oleh agen infeksius yang dapat menimbulkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS) mengartikan Penyakit Paru Obstruktif Kronik disingkat PPOK sebagai penyakit yang ditandai dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI PADA KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Disususn Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah (Hoffbrand, Pettit & Moss, 2005). Leukemia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembentukan manusia yang berkualitas dimulai sejak masih di dalam kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat proses

Lebih terperinci

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 2, Juli 2015: 57-62 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Ana Mariza

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri di luar kendali yang dikenali sebagai sel

Lebih terperinci

leukemia Kanker darah

leukemia Kanker darah leukemia Kanker darah Pendahuluan leukemia,asal kata dari bahasa yunani leukos-putih,haima-darah. leukemia terjadi ketika sel darah bersifat kanker yakni membelah tak terkontrol dan menggangu pembelahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, KEBIASAAN MEROKOK, PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS (Studi Di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya) Oleh : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Retinoblastoma (RB) adalah suatu penyakit keganasan pada lapisan retina mata, yaitu bagian mata yang paling peka terhadap cahaya. Penyakit RB dapat menyerang segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia terdapat banyak kasus yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah munculnya penyakit, baik menular

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Payudara merupakan masalah kesehatan di dunia, kejadian dan kematian akibat kanker payudara terus meningkat di semua negara, baik negara maju, berkembang, maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker 2.1.1 Definisi kanker Kanker adalah penyakit yang perkembangannya didorong oleh serangkaian perubahan genetik yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci