Inventarisasi Wisata Kesenian Dan Budaya Kota Cirebon Dengan Sistem Informasi Geografis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Inventarisasi Wisata Kesenian Dan Budaya Kota Cirebon Dengan Sistem Informasi Geografis"

Transkripsi

1 Inventarisasi Wisata Kesenian Dan Budaya Kota Cirebon Dengan Sistem Informasi Geografis Oleh : Brainca Tri Adhitya dan Agung Budi Cahyono, ST, MSc, DEA Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya brainca_tria@yahoo.co.id Abstrak Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan adat istiadat. Dimana masing-masing suku dan adat di berbagai daerah memiliki kesenian dan budaya yang beragam pula. Kesenian dan budaya tersebut banyak menarik wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan luar negeri datang untuk berkunjung ke sejumlah daerah di Indonesia. Di Jawa Barat banyak sekali kesenian dan budaya yang menarik wisatawan. Khususnya di kota Cirebon, perpaduan kesenian dan budaya dari suku Sunda, Jawa dan Tiong Hoa memberikan sentuhan yang lebih menarik. Untuk lebih meningkatkan daya tarik tersebut diperlukan suatu media yang dapat mempromosikan kepada masyarakat umum yang didukung oleh kemajuan teknologi komputerisasi. Dalam bidang Geomatika, dapat dibuat suatu Sistem Informasi Geografis tentang kesenian dan budaya yang ada di kota Cirebon. Aplikasi Sistem Informasi Geografis ini menggunakan software Arc View 3.3 dan Microsoft Visual Basic 6.0 yang memudahkan pemetaan sebaran wisata kesenian dan budaya kota Cirebon dengan lebih informatif. Diharapkan sektor wisata kesenian dan budaya dapat meningkatkan pendapatan daerah untuk pembangunan kota Cirebon. Di kota Cirebon kurang lebih terdapat 135 sanggar kesenian yang menggarap sejumlah kesenian daerah kota Cirebon. Dan kurang lebih sebanyak 32 benda cagar budaya yang dapat dijadikan obyek wisata budaya dan sejarah. Analisa yang diberikan dalam penelitian ini adalah analisa jarak terdekat ke fasilitas pendukung seperti hotel dan restauran dari obyek wisata tersebut. Analisa dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang terdapat dalam software Arc View 3.3. Kata kunci : Aplikasi SIG, Inventarisasi Kesenian dan Budaya, Kota Cirebon PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Propinsi Jawa Barat memiliki banyak daya tarik wisata kesenian dan budaya khususnya di kota Cirebon. Sebenarnya wilayah Cirebon diuntungkan dengan letak geografis yang berada di jalur Pantura, sehingga banyak sekali orang yang singgah sekedar menikmati kesenian dan budaya di kota Cirebon. Namun seiring maraknya pengklaiman kesenian dan kebudayaan Indonesia oleh negara tetangga, maka diperlukan suatu seruan untuk lebih mencintai kesenian dan kebudayaan negeri sendiri. Salah satu media yang dapat mempromosikan hal tersebut adalah dengan menciptakan suatu teknologi Sistem Informasi Geografis yang informatif dan menarik bagi masyrakat umum di wilayah kota Cirebon. Dengan begitu selain kesenian dan kebudayaan yang terinventarisasi juga terpromosi untuk bisa lebih dilestarikan keberadaannya. Dalam bentuk penghargaan dan apresiasi dari bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Cirebon pada khususnya.. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah tugas akhir ini adalah bagaimana penerapan Sistem Informasi Geografis untuk menginventarisasi kesenian dan budaya di kota Cirebon. Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wilayah studi hanya mencakup kota Cirebon. 2. Peta dasar yang digunakan adalah peta RBI sebanyak 2 sheet dengan nomor peta 1

2 A tahun 2000 dan A tahun 1999, terbitan BAKOSURTAL 3. Alat yang digunakan dalam penelitian ini untuk survey lapangan adalah GPS yang bertipe navigasi. 4. Analisa pengolahan data meliputi analisa fasilitas umum terdekat seperti hotel dan restauran dari obyek sanggar kesenian dan benda cagar budaya. 5. Hasil penelitian adalah berupa sistem informasi geografis inventaris kesenian dan budaya kota Cirebon. Tujuan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Menginventarisasi kesenian dan budaya kota Cirebon dengan sistem informasi geografis. 2. Menganalisa dan mengklasifikasikan sebaran kesenian dan budaya yang ada di kota Cirebon. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah suatu informasi mengenai data kesenian dan budaya yang ada di kota Cirebon yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan, pemerintah setempat maupun pengelola tempat wisata untuk berbagai kepentingan. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Kota Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian barat propinsi Jawa Barat. Letak Geografis kota Cirebon pada koordinat 07 10' 17" ' 56" LS dan ' 55" ' 32" BT Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini : Peta Administrasi Kota Cirebon 1. Perangkat Keras (Hardware) 1 Buah Perspnal Computer (PC) Pentium 4 Intel 2.5 GHz memori 894 MBHarddisk 40 GB 1 Buah Printer 1 Buah GPS navigasi 1 Buah kamera digital 2. Perangkat Lunak (Software) Sistem Operasi Window XP Autocad Land Dekstop 2004 ArcView 3.3 Microsoft Word 2003 Microsoft Excel 2003 Map Object 2.2 Visual Basic 6.0 Bahan 1. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Cirebon sebanyak 2 sheet dengan nomor peta A tahun 2000 dan A tahun 1999 dengan skala 1 : Sumber: Bakosurtanal. 2. Data deskripsi kesenian dan budaya kota Cirebon : Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Kota Cirebon. 3. Data jaringan jalan Kota Cirebon. Sumber : Bappeda Kota Cirebon.. Tahapan Penelitian Tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah Studi Literatur Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisa Penyusunan Laporan Gambar 1. Lokasi Penelitian Peralatan dan Bahan Peralatan Gambar 2 Diagram Alir Tahapan Penelitian Berikut adalah penjelasan diagram alir metode penelitian: 2

3 Identifikasi Masalah Permasalahan dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah bagaimana metode dan cara yang harus dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk membangun SIG dalam menginventarisasi kesenian dan budaya kota Cirebon. Studi Literatur Bertujuan untuk memperoleh referensi tentang disiplin ilmu SIG, pemrograman data spasial, dan kesenian budaya kota Cirebon guna menunjang pembangunan SIG mengenai inventarisasi wisata kesenian dan budaya kota Cirebon.. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan bentuk kerjasama dengan beberapa instansi seperti Disporbudpar, Bappeda dan Kesbanglimas untuk memperoleh data-data dan informasi yang diperlukan. Adapun data-data yang dibutuhkan adalah: 1. Peta RBI Kota Cirebon skala 1 : sebanyak 2 sheet dengan nomor peta A tahun 1999 dan A tahun 2000, terbitan Bakosurtanal. 2. Peta digital jaringan jalan Kota Cirebon, sumber : Bappeda Kota Cirebon. 3. Data deskripsi wisata, kesenian dan budaya Kota Cirebon, sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kota Cirebon. 4. Data survey lapangan dan dokumentasi obyek penelitian, sumber : penelitian pribadi. Tahap Pengolahan Data Tahapan dalam pengolahan data penelitian ini dapat dilihat pada gambar diagram alir dibawah ini : Tahap Pengumpulan data.peta Administrasi Tahap Pengolahan Data.Data Spasial.Peta RBI skala 1: Scanning Transformasi Digitasi Peta.Peta Jaringan Transportasi.Peta Inventaris Kesenian dan budaya.peta Tata Guna Lahan Selesai Mulai Perancangan SIG Inventarisasi Kesenian dan Budaya SIG Inventarisasi Kesenian dan Budaya Cirebon Gambar 3. Diagram alir pengolahan data Berikut ini adalah penjelasan diagram alir tahap tahap pengolahan data penelitian: Pengumpulan Data Scanning Peta RBI Scanning peta bertujuan untuk merubah peta analog menjadi peta digital. Akan tetapi peta digital yang didapatkan masih berupa data raster. Peta hasil scanning nantinya akan dilakukan proses digitasi untuk merubah menjadi data vektor. Transformasi Koordinat Koordinat yang dihasilkan dari hasil scanning masih dalam koordinat lokal, untuk merubah menjadi koordinat sebenarnya maka dilakukan proses transformasi koordinat. Dokumentasi dan survey lapangan Dokumentasi dilakukan untuk mendapat gambar obyek-obyek wisata kesenian dan budaya yang sedang diteliti serta Data Non Spasial Data Kesenian dan Budaya Kota Cirebon Dokumentasi dan Survey Lapangan Analisa Proximity Pembuatan Database Hasil 3

4 mengambil koordinat lokasi tersebut dengan menggunakan receiver GPS handheld tipe navigasi. Pengolahan Data Pada tahapan ini dilakukan pengolahan dari data-data yang telah diambil dari lapangan dan data penunjang lainnya antara lain : Digitasi Peta RBI Peta yang sudah ditransformasi, maka koordinat yang ditampilkan sudah merupakan koordinat sebenarnya. Dengan begitu proses digitasi dapat langsung dilakukan. Proses digitasi berarti menggambar kembali dalam format vektor sesuai dengan layer yang ada pada format raster. Namun tidak semua layer dilakukan digitasi, hanya layer yang diperlukan untuk proses pembangunan SIG saja. Dalam penelitian ini layer yang diperlukan antara lain batas kota, bataas kecamatan, batas kelurahan, jalan arteri, jalan lokal,dalan lain dan kali. Pembuatan Database Pembuatan data base bertujuan untuk memberikan informasi deskriptif mengenai obyek yang terdapat dalam tampilan grafis. Dimana data ini untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dalam sebuah sistem informasi geografis. Data atribut dalam pembatan tugas akhir ini terdapat beberapa entitas antara lain, sanggar kesenian, benda cagar budaya, hotel dan restauran. Pembuatan database ini menggunakan software Ms. Acces 2003 dan Ms. Excel Perancangan SIG Perancangan SIG dilakukan dengan cara menggabungkan data spasial dengan data atribut. Perancangan SIG inventarisasi kesenian dan budaya dilakukan dengan menggunakan software ArcView GIS 3.3. layer yang dibutuhkan meliputi kota Cirebon, jalan arteri, jalan lokal, jalan lain dan kali. Posisi titik obyek yang diteliti seperti sanggar kesenian, benda cagar budaya, hotel dan restauran yang didapat dari hasil survey data primer dan data sekunder. Pembuatan Aplikasi SIG Setelah pembuatan rancangan SIG, selanjutnya dibuat aplikasi penggunaan untuk pengguna atau users. Berupa pembuatan interface atau tampilan yang lebih menarik dan mudah digunakan bagi pengguna. Pembuatan aplikasi ini menggunakan software Microsoft Visual Basic 6.0. dengan menambah program tambahan Map Object 2, program ini membantu Microsoft Visual Basic 6.0 untuk mengeluarkan tampilan kartografis peta, seperti muka peta, legenda dan skala. Tahap Analisa Tahapan analisa ini dilakukan setelah data terkumpul dan diolah hingga menjadi tampilan yang telah siap dilakukan spasial analisis. Analisa yang akan dilakukan berupa proximity, yaitu penentuan hotel dan restauran tersekat dari setiap obyek wisata kesenian dan budaya yang ada di kota Cirebon. Analisa proximity ini dilakukan dengan menggunakan software ArcView GIS 3.3. Fasilitas proximity yang terdapat di ArcView GIS 3.3 dapat menentukan obyek mana yang paling dekat dengan lokasi. Penyusunan Laporan Tahapan akhir dari penelitian ini adalah penyusunan laporan yang dilaksanakan selama 3 bulan. Pembuatan laporan ini menggunakan software Microsoft Word Laporan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 bab, antara lain : BAB 1 Pendahuluan, BAB 2 Tinjauan Pustaka, BAB 3 Metodologi Penelitian, BAB 4 Hasil dan Analisa dan BAB 5 Penutup. HASIL DAN ANALISA Hasil Perancangan SIG Inventarisasi Kesenian dan Budaya Perancangan SIG Inventarisasi kesenian dan budaya menggunakan software ArcView GIS 3.3. Layer yang diberikan meliputi wilayah administrasi kota Cirebon, layer jalan arteri, jalan lokal dan jalan lain. Sedangkan informasi obyek penelitian meliputi sanggar kesenian dan benda cagar budaya. Untuk layer obyek fasilitas pendukung wisata seperti layer hotel dan restauran. Setiap obyek penelitian dan fasilitas pendukungnya diberikan informasi atribut untuk mempertegas informasi yang tidak bisa diberikan oleh data spasial. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk tabular. Entitas yang diberikan adalah sebagai berikut : 1. Sanggar Kesenian Informasi tempat sanggar kesenian yang ada di kota Cirebon. Didalamnya berisi field seperti nama organisasi, alamat, nomor surat keputusan (SK) pendirian, tanggal berdiri, kesenian yang digarap, prestasi, kondisi, easthing dan northing. 4

5 2. Benda Cagar Budaya Informasi macam-macam benda cagar budaya yang ada di kota Cirebon. Didalamnya meliputi tempat keraton, peziarahan, peninggalan kolonial, tempat pendidikan dan kebudayaan cina. Di dalamnya berisi field seperti nama benda cagar budaya, alamat tempat benda tersebut, jenis, macam benda cagar budaya bergerak, macam benda cagar budaya tidak bergerak, easthing dan northing. 3. Hotel Berisi tentang informasi lokasi hotel yang terdapat di wilayah kota Cirebon. Field yang diberikan seperti nama hotel, alamat, nomor telepon, easthing dan northing. 4. Restauran Berisi informasi lokasi restauran yang ada di wilayah kota Cirebon. Field yang diberikan meliputi nama retauran, alamat, no telepon, easthing dan northing. Data atribut tersebut selanjutnya akan ditambahkan ke dalam data umum seperti batas administrasi kota Cirebon dalam layer Kota Cirebon, jaringan jalan meliputi : jalan arteri, jalan lokal dan jalan lain, dan jaringan sungai. Makan akan dihasilkan desain rancangan SIG inventarisasi kesenian dan budaya kota Cirebon yang lebih informatif dan menarik. Gambar 5. Tampilan layout yang dibuat dengan ArcView GIS 3.3 Pembuatan Aplikasi SIG Inventarisasi Kesenian dan Budaya Pembuatan aplikasi SIG inventarisasi wisata kesenian dan budaya menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. pembuatan aplikasi ini bertujuan untuk memberikan interface atau tampilan yang lebih mudah bagi pengguna atau pemakai SIG ini. Pembuatan aplikasi dibuat semenarik mungkin agar pemakai tidak bosan dan lebih tertarik untuk mengetahui informasi yang ada didalamnya. Sehingga pembangunan SIG ini lebuh berarti. Dalam pembuatan aplikasi SIG dengan software ini terdiri dari beberapa form tampilan. Yaitu form tampilan utama, form tampilan identifikasi dan form tampilan daftar atribut. 1. Form tampilan depan, berisi informasi utama seperti map, galery dan command exit. Gambar 4. Rancangan SIG inventarisasi kesenian dan budaya Cirebon Setelah perancangan SIG tersebut sudah fix, selanjutnya dalam software ArcView 3.3 juga bisa melakukan tampilan layout sesuai dengan nilai kartografis yang ditentukan. Fasilitas yang diberikan untuk pembuatan layout seperti muka peta (view frame), legenda (legend frame), pemberian teks, skala (scale bar maupun scale text), tampilan logo atau gambar, arah utara, chart, tabel dan tampilan grid atau graticule. Gambar 6. Tampilan depan aplikasi SIG 2. Form tampilan map, berisi informasi utama seperti muka peta, legenda yang berisi layer seperti : wilayah administrasi Cirebon, layer sungai, layer jaringan jalan, layer sanggar kesenian, layer benda cagar buday, layer hotel dan layer restauran; tombol perintah seperti : daftar sanggar kesenian, daftar benda cagar budaya, daftar hotel dan daftar restauran; toolbar seperti : select, perbesar, full extent dan identifikasi obyek; frame pencarian, antara 5

6 lain : pencarian lokasi sanggar kesenian, lokasi benda cagar budaya, lokasi hotel dan lokasi restauran; tampilan koordinat, skala teks dan grafis. 5. Form tampilan tabular, berisi tampilan detail isi dari suatu entitas antar lain : sanggar kesenian, benda cagar budaya, hotel dan restauran ; dan juga berisi tombol perintah kembali. Gambar 7. Tampilan map 3. Form tampilan galeri, merupakan kumpulan gambar dan sejarah singkat mengenai budaya. Terdapat beberapa obyek kategori gambar, antara lain : keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, Keraton Kanoman, Keraton Keprabonan, petilasan Kalijaga, Gua Sunyaragi, Kesenian, Budaya dan tempo dulu. Gambar 8. Tampilan galeri 4. Form tampilan identifikasi, merupakan form yang disediakan untuk menampilakn hasil identifikasi pada form tampilan utama di muka peta. Form ini berisi satu perintah kembali, galeri dan tabel untuk daftar atribut dari tiap obyek entitas. Gambar 10. Tampilan tabel pada aplikasi SIG Analisa Analisa yang diberikan dalam penelitian ini adalah analisa proximity yaitu penentuan jarak terdekat dari suatu obyek ke obyek yang lainnya. Obuek yang dituju dalam penntuan proximity berupa fasilitas umum yang mendukung sektor wisata bagi para wisatawan, seperti hotel dan restauran. Selanjutnya akan dilakukan analisa jarak terdekat menuju hotel atau restauran jika dilihat dari suatu titik obyek wisata. Misal pada obyek wisata benda cagar budaya seperti Keraton Kasepuhan hotel terdekat yang ada sekitar nya adalah hotel Penta. Analisa proximity ini dilakukan dengan menggunakan software ArcView GIS Analisa hotel dan restauran terdekat dari obyek sanggar kesenian. Terdapat 135 sanggar kesenian yang ada di kota Cirebon. Setelah dilakukan analisa proximity atau penentuan obyek fasilitas umum terdekat terdekat dari obyek sanggar kesenian maka didapat hasil seperti yang ditampilkan sebagai berikut. Gambar 9. Tampilan identifikasi pada apliasi SIG Gambar 11. Analisa proximity restauran dari obyek sanggar kesenian 6

7 Analisa proximity atau penentuan obyek restauran terdekat dari obyek sanggar kesenian yang dijadikan tempat wisata. Layer yang diaktifkan hanya sanggar kesenian, restauran, batas kota, batas kecamatan, layer jaringan jalan dan aproximity to restauran. Degan melihat coverage dari restauran yang ditandai, kita dapat mengetahui obyek restauran terdekat dari obyek wisata sanggar kesenian tersebut. menuju hotel tersebut dari sanggar kesenian sama seperti sebelumnya menggunakan fasilitas measure pada ArcView. 2. Analisa hotel dan restauran terdekat dari obyek wisata benda cagar budaya, terdapat 32 obyek di dalam daftar benda gacar budaya. Setelah dilakukan analisa proximity atau penentuan jarak terdekat dari obyek wisata benda cagar budaya, maka di dapat hasil seperti yang ditampilkan sebagai berikut. Gambar 12. Pengukuran panjang jalan antara sanggar kesenian dan restauran Penentuan panjang jalan terdekat menuju restauran dari sanggar kesenian tersebut dengan menggunakan fasilitas measure pada software ArcView. Penentuan jarak ini dilakukan secara menual seperti proses digitasi. Gambar 14. Analisa proximity restauran dari wisata benda cagar budaya Analisa proximity atau penentuan restauran terdekat dari obyek benda cagar budaya yang dijadikan obyek wisata. Layer yang diaktifkan hanya benda cagar budaya, restauran, batas kota, batas kecamatan, layer jaringan jalan dan aproximity to restauran. Degan melihat coverage dari restauran yang ditandai, kita dapat mengetahui obyek restauran terdekat dari obyek wisata benda cagar budaya tersebut. Gambar 13. Analisa proximity hotel dari obyek sanggar kesenian Analisa proximity atau penentuan hotel terdekat dari obyek sanggar kesenian yang dijadikan tempat wisata. Layer yang diaktifkan hanya sanggar kesenian, hotel, layer jalan, batas administrasi dan layer aproximity to hotel. Dari coverage yang ditandai pada layer proximity to hotel, maka kita dapat mengetahui hotel terdekat dari obyek wisata sanggar kesenian tersebut. Untuk penentuan panjang jalan Gambar 15. Pengukuran panjang jalan antara benda cagar budaya dan restauran Penentuan panjang jalan terdekat menuju restauran dari benda cagar budaya tersebut dengan menggunakan fasilitas measure pada software ArcView. 7

8 Penentuan jarak ini dilakukan secara menual seperti proses digitasi. Gambar 16. Analisa proximity hotel dari wisata benda cagar budaya Gambar diatas adalah analisa proximity hotel dari obyek wisata benda cagar budaya. Layer yang diaktifkan antara lain benda cagar budaya, jaringan jalan, batas administrasi dan layer proximity to hotel. Dari coverage yang dihasilkan kita dapat mengetahui hotel terdekat dari obyek wisata benda cagar budaya tersebut. Untuk penentuan panjang jalan menuju hotel terdekat sama seperti sebelumnya menggunakan fasilitas measure pada software ArtView. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Kota Cirebon memiliki banyak obyek wisata kebudayaan dan kesenian. Namun pengembangan dan pengelolaan masih belum maksimal. 2. Promosi yang diberikan masih kurang, terlihat hanya obyek wisata tertentu saja yang hanya diminati masyarakat lokal maupun luar kota. 3. Kebersihan dan penataan kota yang kurang maksimal, sehingga menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung. Kecuali hanya mereka yang melakukan wisata spiritual di kawasan keraton yang biasa dilakukan secara rutin. 4. Di kota Cirebon banyak terdapat sanggar kesenian, tercatat sebanyak 135 sanggar kesenian yang terdaftar oleh Disporbudpar kota Cirebon. Akan tetapi dalam daftar tersebut memiliki lokasi yang sama, tetapi berbeda nama organisasinya. Sedangkan untuk obyek benda cagar budaya, tercatat sebanyak 32 obyek yang dapat dijadikan obyek wisata. 5. Dari kegiatan analisa didapatkan informasi fasilitas umum seperti hotel dan restauran terdekat dari lokasi obyek wisata tersebut Saran 1. Memperbaiki sarana umum seperti halte bus atau angkutan kota, telepon umum, ponten umum daringan transportasi umum untuk memberi kemudahan bagi wisatawan baik lokal, domestik maupun mancanegara. 2. Meningkatkan kebersihan kota khususnya daerah sekitar obyek wisata agar tampak lebih menarik perhatian wisatawan. 3. Memberikan promosi yang maksimal dalam media masa maupun media elektronik. 4. Mengajak semua pihak baik instansi pemerintahan daerah, swasta maupun masyarkat umum untuk menjaga dan melestarikan budaya dan kesenian daerah kota Cirebon. 5. Membuat kegiatan umum untuk turut menjaga kelestarian kesenian dan budaya yang ada di kota Cirebon DAFTAR PUSTAKA Nuarsa, I. W Menganalisis Data Spasial dengan Arc View GIS 3.3 untuk Pemula. Jakarta. Penerbit : PT. Elex Media Komputindo. Riyanto, Prilnali E. P. dan Hendi Indelarko Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web. Yogyakarta. Penerbit : Gava Media. Soetomo, Anton., Pendidikan Kepariwisataan. Jakarta. C. V. Aneka. Anonim, 2010, Kota Cirebon, Dikunjungi pada tanggal 23 September 2010 pukul WIB DISPORBUDPAR Kota Cirebon, 2009, Posisi Historis dan Sejarah Kota Cirebon p, Dikunjungi pada tanggal 23 september 2010 pukul WIB. 8

INVENTARISASI WISATA KESENIAN DAN BUDAYA KOTA CIREBON DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

INVENTARISASI WISATA KESENIAN DAN BUDAYA KOTA CIREBON DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INVENTARISASI WISATA KESENIAN DAN BUDAYA KOTA CIREBON DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INVENTARISASI WISATA KESENIAN DAN BUDAYA KOTA CIREBON DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Brainca Tri Adhitya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API (Studi Kasus: Stasiun pasar turi Surabaya-Stasiun Lamongan kota) Budy Pribadi 1, Agung Budi Cahyono ST, MSc,

Lebih terperinci

PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO

PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus : Desa Krembung Kecamatan Krembung) Surya Kurniawan, Chatarina Nurdjati

Lebih terperinci

SeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN ( )

SeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN ( ) SeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN (3504 100 035) PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 Judul Tugas akhir Penggunaan

Lebih terperinci

C. Prosedur Pelaksanaan

C. Prosedur Pelaksanaan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan peta-peta digital beserta data tabulernya, yaitu peta administrasi, peta tanah, peta geologi, peta penggunaan Lahan (Landuse), peta lereng,

Lebih terperinci

Kabupaten Mojokerto secara topografis terletak di sepanjang Sungai Brantas hingga dataran tinggi di lereng Pegunungan Penanggungan dan Welirang dan

Kabupaten Mojokerto secara topografis terletak di sepanjang Sungai Brantas hingga dataran tinggi di lereng Pegunungan Penanggungan dan Welirang dan OLEH : AYUARISA IKA WANDINI (3508 100 023) Latar Belakang Kabupaten Mojokerto secara topografis terletak di sepanjang Sungai Brantas hingga dataran tinggi di lereng Pegunungan Penanggungan dan Welirang

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN SEBAGAI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN (STUDI KASUS JALAN KABUPATEN DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG) KETUT CHANDRA

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA) PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA) Hudan Pandu Arsa DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc. Rumusan

Lebih terperinci

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X. Pembuatan Sistem Informasi Geografis Pelayanan Umum Di Kecamatan Nanggalo

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X. Pembuatan Sistem Informasi Geografis Pelayanan Umum Di Kecamatan Nanggalo Pembuatan Sistem Informasi Geografis Pelayanan Di Kecamatan Nanggalo Oleh: Desi Syafriani, ST*) *) Dosen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

Pengembangan Potensi Wisata Alam Kabupaten Tulungagung dengan Sistem Informasi Geografis

Pengembangan Potensi Wisata Alam Kabupaten Tulungagung dengan Sistem Informasi Geografis Pengembangan Potensi Wisata Alam Kabupaten Tulungagung dengan Sistem Informasi Geografis Oleh : Misbakhul Munir Zain dan Dr.Ir.Muhammad Taufik Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI

PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI Ben Prayogo Hillman 1, Chatarina Nurjati 1, Yuwono 1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan. Keberadaan fasilitas pendidikan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arif Basofi 2, Nana Ramadijanti 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman yang telah maju ini manusia telah dimanjakan dengan berbagai kecanggihan teknologi. Hampir diseluruh aspek kehidupan manusia terdapat teknologi yang canggih

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arna Fariza 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR INVENTARISASI WILAYAH RAWAN BENCANA BANJIR DAN LONGSOR DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SEMINAR TUGAS AKHIR INVENTARISASI WILAYAH RAWAN BENCANA BANJIR DAN LONGSOR DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEMINAR TUGAS AKHIR INVENTARISASI WILAYAH RAWAN BENCANA BANJIR DAN LONGSOR DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Galih Suma Telada 3505 100 027 1. Latar Belakang PENDAHULUAN Jawa Timur merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan untuk memperoleh informasi secara cepat dan mudah telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dunia, tidak terkecuali bagi masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan...

Lebih terperinci

ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI

ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI 19-6726-2002 Pristantrina Stephanindra, Ir.Yuwono MT Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya

Lebih terperinci

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik PENGEMBANGAN PROGRAM PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH (P4T) SISTEM INFORMASI PERTANAHAN (SIP) (STUDI KASUS :DESA MOJOMULYO DAN DESA GEMPOLSARI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH) Oleh:

Lebih terperinci

DI SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

DI SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYUSUNAN BASIS DATA INFRASTRUKTUR PENANGGULANGAN BANJIR DI SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ADITYA ROMADHONA, TEGUH HARYANTO Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

353PENGGUNAAN APLIKASI SIG UNTUK EVALUASI SARANA DAN PRASARANA KOTA SEBAGAI DASAR UNTUK PENGEMBANGAN TATA RUANG KOTA (STUDI KASUS : DAERAH UP.DHARMAHUSADA) Wenita Dyah Rahayu 1, DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pembimbing : Arif Basofi, S. Kom Arna Fariza, S.Kom, M. Kom Oleh : Yulius Hadi Nugraha 7406.030.060 Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN ARTERI PRIMER DAN ARTERI SEKUNDER DI KOTA SURABAYA

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN ARTERI PRIMER DAN ARTERI SEKUNDER DI KOTA SURABAYA APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN ARTERI PRIMER DAN ARTERI SEKUNDER DI KOTA SURABAYA ARHIYAH RUBIYANTI 3506 100 026 TUGAS AKHIR RG 091536 Arhiyah Rubiyanti

Lebih terperinci

SIG FASILITAS UMUM UNTUKPENGGUNA JALAN BERBASIS MOBILE PHONE MENGGUNAKAN OS ANDROID

SIG FASILITAS UMUM UNTUKPENGGUNA JALAN BERBASIS MOBILE PHONE MENGGUNAKAN OS ANDROID SIG FASILITAS UMUM UNTUKPENGGUNA JALAN BERBASIS MOBILE PHONE MENGGUNAKAN OS ANDROID Fadhoelor Rohman (3508 100 031) Pembimbing : Agung Budi Cahyono, ST, M.Sc, DEA PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah

Lebih terperinci

Kata Kunci : Landreform, Pengukuran, Pemetaan

Kata Kunci : Landreform, Pengukuran, Pemetaan STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA (Studi Kasus : Desa Pangkah Kulon, Gresik) Ali Pebriadi;Ir. Yuwono, MS;Ir. Roedy Rudianto, M.Si Program Studi Teknik Geomatika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini penulis akan membuat Sistem Informasi Geografis Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir ini dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba Terhadap Penggunaan Lahan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN DI KOTA SURABAYA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN DI KOTA SURABAYA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN DI KOTA SURABAYA HEPI HAPSARI HANDAYANI, ARHIYAH RUBIYANTI Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan Alat. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan

Petunjuk Penggunaan Alat. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan Petunjuk Penggunaan Alat 1. Spesifikasi Peranti Keras (Hardware) baik: Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan 1. Processor Intel Pentium 4 yang berfungsi untuk melakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG Putu Kussa Laksana Utama 1, Amir Fatah Sofyan 2 Abstract Sistem Informasi Geografis Lokasi Hotel di Yogyakarta

Lebih terperinci

PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG

PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG Ryan Hernawan 1),Tri Joko Wahyu Adi 2) dan Teguh Hariyanto 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus

Lebih terperinci

NUR MARTIA

NUR MARTIA SIDANG TUGAS AKHIR Studi Sistem Informasi Geografis Kawasan Longsor Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat NUR MARTIA 3507100431 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Provinsi Sumatera Barat berada di antara

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Cirebon adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada dipesisir utara Jawa Barat dan termasuk ke dalam wilayah III (Cirebon,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA. Ali Pebriadi

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA. Ali Pebriadi STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA Studi Kasus : Desa Pangkah Kulon Kabupaten Gresik Ali Pebriadi 3506.100.049 Latar Belakang Pemanfaatan tanah dan penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya perikanan. Keberadaan lokasi budi daya udang di Kecamatan Medan Belawan tersebar cukup merata

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN ARTERI PRIMER DAN ARTERI SEKUNDER DI KOTA SURABAYA

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN ARTERI PRIMER DAN ARTERI SEKUNDER DI KOTA SURABAYA APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN ARTERI PRIMER DAN ARTERI SEKUNDER DI KOTA SURABAYA Arhiyah Rubiyanti, Hepi Hapsari Handayani ST, MSc Program Studi Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI SIG UNTUK PEMBUATAN DATA POKOK EVALUASI RAWAN GENANGAN

APLIKASI SIG UNTUK PEMBUATAN DATA POKOK EVALUASI RAWAN GENANGAN APLIKASI SIG UNTUK PEMBUATAN DATA POKOK EVALUASI RAWAN GENANGAN LUKMAN (3507.100.008) Pembimbing : Dr. Ir. Muhammad Taufik Dr. Wiweka Kilasan Genangan : Suatu daerah dianggap tergenang bila lebih dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Aetra Air Tangerang merupakan perusahaan hasil kerjasama pemerintah kabupaten Tangerang dengan pihak swasta (KPS) yang menyuplai kebutuhan air bersih bagi penduduk

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 68 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011 PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011 OLEH: AULIA MUSTIKA AKBARI 3507 100 016 DOSEN PEMBIMBING: DR.ING. IR. TEGUH HARIYANTO, MSC. TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Sistem Informasi Geografis (SIG)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Sistem Informasi Geografis (SIG) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Kecepatan akses dan pengolahan data yang tinggi, kemudahan dalam mengkoordinasikan segala aktivitas manusia membuat komputer banyak digunakan di berbagai bidang dalam kehidupan

Lebih terperinci

Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D PT. Lexion Indonesia

Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D PT. Lexion Indonesia Proposal Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D Geographic Information System Pusat Data Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah PT. Lexion Indonesia Jl. Bendul Merisi Selatan IV No 72 Surabaya Phone.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada dasarnya manusia membutuhkan waktu untuk mencapai suatu tujuan. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang ditempuh. Hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan manusia akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Saat ini telah banyak sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem Informasi yang menunjukkan letak atau pemetaan pada suatu tempat. Dimana yang dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi Perangkat Keras minimum yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dua, yaitu perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dua, yaitu perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 IMPLEMENTASI 4.1.1 SPESIFIKASI SISTEM Spesifikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (Hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL Nama : DODY ARFIANSYAH 3506 100 046 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo S., DEA. DESS. Pendahuluan Latar Belakang GIS & WEBSIG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Pembagian Rayon dalam Suatu Wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Pembagian Rayon dalam Suatu Wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan otonomi yang dimiliki perusahaan daerah untuk mengelola air minum menghadapi masalah pemetaan. Masalah pemetaan ini disebabkan oleh pembagian wilayah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju seiring dengan perkembangan zaman dengan pesat, memungkinkan terjadinya perubahan pola kehidupan manusia yang semakin maju

Lebih terperinci

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1 WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB 1 PENDAHULUAN... 4 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Landasan Hukum... 5 1.3 Maksud Dan Tujuan... 6 1.4 Rumusan

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan 35 BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Tahapan Pelaksanaan Secara khusus tahapan pelaksanaan pembuatan Peta Lahan Investasi ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini : Persiapan Administrasi Situasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kejenjang yang lebih tinggi, setelah selama 3 tahun memperoleh ilmu di Sekolah

I. PENDAHULUAN. kejenjang yang lebih tinggi, setelah selama 3 tahun memperoleh ilmu di Sekolah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan tempat dimana seseorang melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, setelah selama 3 tahun memperoleh ilmu di Sekolah Menengah Atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Studio musik yang ada pada saat ini sudah banyak memfasilitasi sebuah band dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan studio musik melakukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 95 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk menjalankan aplikasi ini dengan baik adalah sebagai

Lebih terperinci

PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW

PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW Tujuan: - Mahasiswa dapat mengenal software Arcview beserta menu-menu yang terdapat di dalamnya - Mahasiswa dapat mengoperasikan software Arcview Pendahuluan Software ArcView

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi dengan bantuan komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik. digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Dinas Pertanian adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik. digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Dinas Pertanian adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, langkanya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto Retno Mufidah 1, Arif Basofi S.Kom., M.T., OCA 2, Arna Farizza S.Kom., M.Kom 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS KOTA SURABAYA)

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS KOTA SURABAYA) PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS KOTA SURABAYA) Hudan Pandu Arsa, DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi merupakan hal yang paling mendukung khususnya teknologi komputerisasi yang sangat membantu dalam penyajian informasi serta mempercepat proses pengolahan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem informasi yang relevan untuk memudahkan dalam segala aktivitasnya.tidak terkecuali dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata sebagai salah satu industri jasa ikut membantu meningkatkan perekonomian negara seiring dengan industri lainnya seperti pertanian, pertambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemanfaatan data spasial belakangan ini semakin meningkat sehubungan dengan kebutuhan masyarakat agar segalanya menjadi lebih mudah dan praktis terkait

Lebih terperinci

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER) STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER) BAGUS SULISTIARTO 3505 100 029 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peta Digital,SIG,Kereta Api,Sarana Prasarana.

Kata Kunci : Peta Digital,SIG,Kereta Api,Sarana Prasarana. PENGGUNAAN SIG UNTUK PENGEMBANGAN POTENSI PERKERETAAPIAN (STUDI KASUS STASIUN PASAR TURI MENUJU STASIUN BOJONEGORO) Firman Prasetyo 1, Agung Budi Cahyono 1 Program Studi Teknik Geomatika ITS-Sukolilo,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Peta Kota Cirebon Sumber: Hasil Penelitian, 2013.

Gambar 3.1 Peta Kota Cirebon Sumber: Hasil Penelitian, 2013. A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Pada penelitian ini, daya tarik wisata yang akan dikaji adalah potensi wisata budaya kota Cirebon provinsi Jawa Barat. Wilayah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) 78 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi yang digunakan untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Masyarakat membutuhkan informasi mengenai

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI Sistem Informasi Geografis merupakan sistem berbasis computer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan)1. Yakni

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WEBSIG OBYEK WISATA DAN BUDAYA DI KABUPATEN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN WEBSIG OBYEK WISATA DAN BUDAYA DI KABUPATEN MOJOKERTO PENGEMBANGAN WEBSIG OBYEK WISATA DAN BUDAYA DI KABUPATEN MOJOKERTO Dr. Ir. Muhammad Taufik 1), Ayuarisa Ika Wandini 1) 1) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pulau Bintan yang terdiri dari dua daerah administratif yaitu Pemerintah Kabupaten Bintan dan Pemerintah Kota Tanjungpinang merupakan daerah tujuan wisatawan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi 31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi

Lebih terperinci

SIG PEMETAAN JENIS HAK ATAS TANAH

SIG PEMETAAN JENIS HAK ATAS TANAH SIG PEMETAAN JENIS HAK ATAS TANAH Noventina Situmorang, Arif Basofi, Ira Prasetyaningrum Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS keputih Sukolilo

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan... 3 1.4 Batasan Masalah...

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW Created by : Adeline Narwastu, Eri Prasetyo Sistem Informasi / Universitas Gunadarma Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari rancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Baby Shop di Kota Medan di Sumatera Utara dapat dilihat sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 PENDAHULUAN... 2 Latar Belakang... 2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan... 4 1.4 Rumusan Masalah... 4 1.5 Keluaran... 4 TENTANG WebSIGIT... 5 Fungsi dan Manfaat... 5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blank Spot 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blank Spot 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampu-lampu jalan di tiap daerah tampaknya belum tersebar secara merata. Pemerintah di masing-masing daerah di Indonesia khususnya di Propinsi DIY belum memiliki standarisasi

Lebih terperinci

Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas

Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas I Wayan S. Wicaksana, Anastasia, Eko Sri, Indah Kusuma Wardani, Nicky Suryo, Prima Gusti Hanum Program Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma iwayan@staff.gunadarma.ac.id,

Lebih terperinci

ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur)

ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur) ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur) ELON FADILAH SETIAWAN 3510100052 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di dunia, saat ini telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di dunia, saat ini telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir semua negara modern, baik negara maju maupun negara berkembang di dunia, saat ini telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor dalam

Lebih terperinci

Kata kunci : Perubahan lahan, nilai tanah.

Kata kunci : Perubahan lahan, nilai tanah. Analisis Perubahan Zona Nilai Tanah Akibat Perubahan Penggunaan Lahan Di Kota Denpasar Tahun 2007 Dan 2011. Antonius G Simamora 1) Ir. Sawitri, M.Si 2) Ir. Hani ah 3) 1) Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Promosi merupakan suatu kegiatan penting yang perlu dilakukan untuk mengembangkan suatu bisnis. Dalam dunia pendidikan seperti fakultas yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertanian memberikan kontribusi banyak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat, terutama kontribusinya sebagai sumber pangan, sumber lapangan pekerjaan bagi sebagian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 1, Maret 2016 ISSN : 1412 6885 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL Sri Endayani 1 1 Dosen Kehutanan, Fakultas

Lebih terperinci