BAB I PENDAHULUAN. Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan
|
|
- Ivan Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta dan Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar. Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari Daftar harga per 3
2 2 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan (Herwidayatmo : 2002). Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa yang diberikan tugas untuk mengaudit laporan keuangan PT.Kimia Farma untuk masa lima bulan yang berakhir 31 Mei 2002, tidak menemukan dan melaporkan adanya kesalahan dalam penilaian persediaan barang dan jasa dan kesalahan pencatatan penjualan untuk tahun yang berakhir per 31 Desember Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam diperoleh bukti kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT.Kimia Farma, adapun dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp.32,7 milyar yang merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih PT Kimia Farma Tbk. Selain itu kesalahan juga terdapat pada unit industri bahan baku, kesalahan berupa overstated pada penjualan sebesar Rp.2,7 milyar. Unit logistik sentral, kesalahan berupa overstated pada persediaan barang sebesar Rp.23,9 miliar (Herwidayatmo : 2002). Unit pedagang besar farmasi (PBF), kesalahan berupa overstated pada persediaan barang sebesar Rp.8,1 milyar. Kesalahan berupa overstated pada penjualan sebesarrp.10,7 milyar. Kesalahan-
3 3 kesalahan penyajian tersebut dilakukan oleh direksi periode 1998 juni 2002 dengan cara membuat dua daftar harga persediaan yang berbeda masing-masing diterbitkan pada tanggal 1 Februari 2002 dan 3 Februari 2002, dimana keduanya merupakan master price yang telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang yaitu Direktur Produksi PT.Kimia Farma. Master price per 3 Februari 2002 merupakan master price yang telah disesuaikan nilainya (mark up) dan dijadikan dasar sebagai penentuan nilai persediaan pada unit distribusi PT.Kimia Farma per 31 Desember Melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada unit PBF dan unit bahan baku. Pencatatan ganda dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan. Berdasarkan uraian tersebut tindakan yang dilakukan oleh PT.Kimia Farma terbukti melanggar peraturan Bapepam no. VIII.G.7 tentang pedoman penyajian laporan keuangan, perubahan Akuntansi dan kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan atau kelalaian. Kepada direksi lama PT.Kimia Farma periode 1998 juni 2002 sehubungan dengan temuan tersebut sesuai dengan pasal 102 UU nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 61 PP no.45 tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan bidang pasar modal maka PT.Kimia Farma Tbk, dikenakan sanksi administratif berupa denda yaitu sebesar Rp.500 juta. Sesuai Pasal 5 huruf N Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka:
4 4 1. Direksi Lama PT Kimia Farma (Persero) Tbk. periode 1998 Juni 2002 diwajibkan membayar sejumlah Rp ,- (satu miliar rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena melakukan kegiatan praktek penggelembungan atas laporan keuangan per 31 Desember Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT Kimia Farma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar sejumlah Rp ,- (seratus juta rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena atas risiko audit yang tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk. tersebut, meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak diketemukan adanya unsur kesengajaan. Tetapi, KAP HTM tetap diwajibkan membayar denda karena dianggap telah gagal menerapkan Persyaratan Profesional yang disyaratkan di SPAP SA Seksi 110 Tanggung Jawab & Fungsi Auditor Independen, paragraf 04 Persyaratan Profesional, dimana disebutkan bahwa persyaratan profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen (Rhetno Yanuar Anggit : 2011) Terjadinya kekeliruan dalam laporan keuangan yang merupakan indikasi dari tindakan tidak sehat yang dilakukan oleh manajemen PT. Kimia Farma,tidak dapat terdeteksi oleh akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan pada periode tersebut. Seharusnya akuntan publik bertindak secara Independen karena mereka adalah pihak yang bertugas memeriksa dan
5 5 melaporkan adanya ketidakwajaran dalam pencatatan laporan keuangan (Parsaoran David, 2011 ) Dalam UU Pasar Modal 1995 disebutkan apabila di temukan adanya kesalahan, selambat-lambamya dalam tiga hari kerja, akuntan publik harus sudah melaporkannya ke Bapepam. Apabila temuannya tersebut tidak dilaporkan maka auditor tersebut dapat dikenai pidana, karena ada ketentuan yang mengatur bahwa setiap profesi akuntan itu wajib melaporkan temuan kalau ada emiten yang melakukan pelanggaran peraturan pasar modal. Sehingga perlu dilakukan penyajian kembali laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk. dikarenakan adanya kesalahan pencatatan yang mendasar, akan tetapi kebanyakan auditor mengatakan bahwa mereka telah mengaudit sesuai dengan standar profesional akuntan publik. Akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa ikut bersalah dalam manipulasi laporan keuangan, karena sebagai auditor independen akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) seharusnya mengetahui laporan-laporan yang diauditnya itu apakah berdasarkan laporan fiktif atau tidak. Seorang auditor seharusnya professional, jujur dan lebih teliti dengan bidangnya untuk menghindari kesalahan laporan keuangan yang diauditnya. Bapepam sebagai lembaga pengawas pasar modal bekerjasama dengan Direktorat Akuntansi dan Jasa Penilai Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan yang mempunyai kewenangan untuk mengawasi para akuntan publik untuk mencari bukti-bukti atas keterlibatan akuntan publik dalam kesalahan pencatatan laporan keuangan baik disengaja ataupun tidak disengaja.
6 6 Kasus lainnya adalah yang menimpa akuntan publik Justinus Aditya Sidharta yang diindikasi melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT Great River Internasional, Tbk. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang zmenemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang. Sehingga berdasarkan investigasi tersebut BAPEPAM menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Great River ikut menjadi tersangka. Oleh karenanya Menteri Keuangan RI terhitung sejak tanggal 28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT Great River tahun 2003.Berbagai kasus diatas, memperlihatkan bahwa para stakeholders tidak dapat memakai laporan keuangan karena rendahnya kualitas laporan keuangan atau tidak relevan dan tidak dapat diandalkan. Kualitas audit merupakan fungsi jaminan dimana kualitas tersebut akan digunakan untuk membandingkan kondisi yang sebenarnya dengan yang seharusnya. Berbagai penelitian sehubungan dengan kualitas audit telah dilakukan antara lain oleh Kelly dan Margheim (1990), menyebutkan salah satu penyebab penurunan kualitas audit adalah akibat dari tekanan (pressure). Dampak penurunan kualitas audit dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi,
7 7 menurunkan kredibilitas para akuntan publik atas hasil-hasil audit yang mereka lakukan. Dampak penurunan kualitas audit dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi, menurunkan kredibilitas para akuntan publik atas hasilhasil audit yang mereka lakukan. Kondisi ini tentu perlu mendapat perhatian oleh para praktisi maupun lembaga profesi sehingga dalam pelaksanaan penugasan audit, auditor dapat mempertahankan kualitas pekerjaannya.. Anggaran waktu audit sangat diperlukan bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya untuk dapat memenuhi permintaan klien secara tepat waktu dan menjadi salah satu kunci keberhasilan karir auditor di masa depan. Kriteria untuk memperoleh peringkat yang baik adalah pencapaian anggaran waktu (Kelley & Seiler, 1982). Kriteria ini memberikan tekanan bagi auditor untuk memenuhi anggaran waktu. Tekanan ini menyebabkan stres inividual yang muncul dari ketidakseimbangan antara tugas dan waktu yang tersedia serta mempengaruhi etika profesional melalui sikap, niat, perhatian, dan perilaku auditor. Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2009) menyebutkan bahwa Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Standar ini mengharuskan bahwa auditor harus bersikap independen (tidak mudah dipengaruhi), karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor harus melaksanakan kewajiban untuk bersikap jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditor dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan auditan. Salah satu faktor lain yang
8 8 mempengaruhi independensi tersebut adalah jangka waktu dimana auditor memberikan jasa kepada klien (auditor tenure). Selain itu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap independensi auditor maka pekerjaan akuntan dan operasi Kantor Akuntan Publik (KAP) perlu dimonitor dan di audit oleh sesama auditor (peer review) guna menilai kelayakan desain sistem pengendalian kualitas dan kesesuaiannya dengan standar kualitas yang diisyaratkan sehingga output yang dihasilkan dapat mencapai standar kualitas yang tinggi (Rahmawati, Januar Dwi Widya. 2013) Selain itu peer review dirasakan memberi manfaat baik bagi klien, kantor akuntan publik maupun akuntan yang terlibat dalam peer review. Manfaat tersebut antara lain mengurangi risiko litigation (tuntutan), memberikan pengalaman positif, mempertinggi moral pekerja, memberikan competitive edge dan lebih meyakinkan klien atas kualitas jasa yang diberikan. Salah satu model kualitas audit yang dikembangkan adalah model De Angelo (1981). Dimana fokusnya ada pada dua dimensi kualitas audit yaitu kompetensi dan independensi. Selanjutnya, kompetensi diproksikan dengan pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan independensi diproksikan dengan lamahubungan dengan klien (audit tenure), tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor (peer review) dan jasa non audit (Elfarini, 2007). 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah maka rumusan masalah maka permasalahan dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
9 9 1. Apakah Time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit? 3. Apakah Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit 2. Untuk mengetahui pengaruh independensi terhadap kualitas audit 3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit 1.4 Kontribusi Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yaitu 1. Peningkatan wawasan, pengetahuan, pengertian dan pemahaman bagi para auditor atau para praktisi akuntansi atau akuntan profesional tentang hubungan tekanan angggaran waktu, kompentensi dan terhadap kualitas audit, sehingga semakin memahami pengaruh lebih dominan yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas audit. 2. Penelitian ini diharapkan dapat membuka cakrawala akademisi sehingga mempersiapkan mahasiswa untuk dapat bekerja di Kantor Akuntan Publik an menjadi auditor yang memiliki kompetensi dan indepensi sebagai seorang auditor.
10 10 3. Penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat umum, khususnya mahasiswa sehingga mengetahui hal-hal apa saja yang diperlukan sebagai seorang auditor, terutama faktor kompetensi dan independensi yang berpengaruh terhadap kualitas audit.
BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan oleh KAP ini adalah jasa audit operasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Gambar Umum Struktur Organisasi KAP. Partner
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut Sukrisno Agoes (2004:43) Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan dalam bentuk badan hukum di Indonesia. Perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Peran akuntan publik dewasa ini menunjukkan perkembangan pesat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Peran akuntan publik dewasa ini menunjukkan perkembangan pesat. Pengaruh globalisasi menyebabkan kaburnya batas-batas antar Negara. Dampaknya, semakin jauh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia dapat diukur dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal. Perkembangan pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai auditor eksternal. Auditor eksternal yang memiliki pandangan profesionalisme yang tinggi akan memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi Akuntan Publik adalah profesi kepercayaan masyarakat dan pemakai laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan publik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia bisnis maka permintaan kebutuhan akan jasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembangnya dunia bisnis maka permintaan kebutuhan akan jasa audit semakin pesat pula. Hal ini didukung pula oleh faktor-faktor yang mendorong
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa akuntan publik yang diberikan bagi pemakai informasi keuangan dalam suatu perusahaan. Dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut PSAK no. 1, laporan keuangan. penggunaan atas seluruh sumber daya yang ada.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut PSAK no. 1, laporan keuangan adalah suatu penyajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jasa-jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang
BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat yang telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Dari profesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Profesi akuntan publik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan dibidang usaha pada saat ini semakin meningkat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan dibidang usaha pada saat ini semakin meningkat dan memicu pelaku usaha untuk meningkatkan usaha dan pendapatan nya agar dapat tetap bersaing dibidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kasus korupsi atau penyelewengan keuangan makin marak terjadi di perusahaan sehingga jasa akuntan publik semakin dibutuhkan. Akuntan publik profesional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menyediakan jasa kepada masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan profesi akuntan publik atau auditor tidak terlepas dari perkembangan perekonomian suatu Negara. Semakin maju perekonomian suatu Negara maka akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik dan pihak eksternal pengguna laporan keuangan dalam kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditor sebagai profesi yang profesional mempunyai harapan adanya kepercayaan publik dan pihak eksternal pengguna laporan keuangan dalam kualitas pelayanan dan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa Negara berkembang termasuk Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan kecurangan secara terus menerus baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalitas seorang akuntan publik ditandai dengan keahlian mereka yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, komitmen untuk belajar seumur hidup, pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Mulyadi, 2002) (Tuanakotta, 2013) (Sukrisno, 2012)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang auditor dikatakan profesional dilihat dari kinerja yang dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik dianggap sangat penting karena fungsi dari profesi akuntan publik adalah untuk memberikan keyakinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka dalam melaksanakan tugas auditnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan auditan lainnya maka auditor dituntut menjadi seorang ahli. Klien dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditor merupakan profesi kepercayaan klien untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya era demokrasi dan birokrasi pada saat ini maka semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pencapaian risiko audit dalam proses audit laporan keuangan sebaiknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pencapaian risiko audit dalam proses audit laporan keuangan sebaiknya dapat diminimalkan. Tugas yang dihadapi oleh eksternal auditor pada tingkat operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi pusat perhatian di kalangan pelaku bisnis di seluruh dunia. Di Indonesia pun tindakan kecurangan sepertinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu
BAB I PENDAHULUAN Penelitian pada bagian pendahuluan ini memaparkan latar belakang yang menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu diteliti. Rumusan masalah disusun dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit merupakan jasa profesi yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dan dilaksanakan oleh auditor sebagai jasa pelayanan yang bertujuan untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, auditor mendapat sorotan publik akibat kasus-kasus yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Praktek kecurangan merupakan satu dari berbagai macam permasalahan yang terjadi dalam lingkungan organisasi. Praktek kecurangan itu dapat terjadi bahkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan akan saling berkompetisi dalam persaingan usaha yang semakin meningkat ini agar terlihat baik di depan pihak eksternal termasuk juga pesaingnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (http://id.wikipedia.org/wiki/akuntan_publik).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan
Lebih terperinci1. Contoh Kasus. Kasus 1. Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk. Permasalahan
1. Contoh Kasus Kasus 1 Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk. Permasalahan PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen
18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan atas laporan keuangan oleh pihak luar diperlukan, khususnya untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan kepada klien. Akuntan publik harus dapat meyakinkan klien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemampuan auditor untuk menghasilkan kualitas audit yang tinggi akan meningkatkan reputasinya sehingga auditor diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu tentu ingin mengejar dan mencapai segala sesuatu yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu tentu ingin mengejar dan mencapai segala sesuatu yang diinginkannya. Bekerja dan mendapatkan penghasilan adalah impian dari setiap individu. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tahun 2015, Indonesia mengalami perkembangan bisnis yang semakin meningkat ditandai dengan adanya kerjasama pembentukan kawasan perekonomian terintegrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan. dan kertas, dan komunikasi. Manajemen Enron telah melakukan window
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan itu telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu audit atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan itu telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini objek penelitiannya adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) di Malang, Jawa Timur. Menurut data direktori 2013 yang diterbitkan Ikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Zainal, 2013). Kecurangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan menjadi isu yang menonjol serta penting di mata pemain bisnis dunia. Kecurangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia bidang akuntansi baru dikenal tahun 1950an sejalan dengan mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN Penelitian pada bagian pendahuluan ini memaparkan latar belakang yang menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu diteliti. Rumusan masalah disusun dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyajian informasi keuangan oleh pihak manajemen berupa laporan keuangan sangat perlu dilakukan. Dimana informasi laporan keuangan tersebut dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia bidang akuntansi baru dikenal tahun 1950an sejalan dengan mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan bisnis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana yang disediakan oleh perusahaan kepada para pemakai baik internal maupun eksternal untuk memperoleh informasi tentang aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermanfaat, terutama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penerbitan laporan keuangan secara umum untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan pada periode tersebut. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuantitas untuk setiap tahunnya. Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa Negara berkembang termasuk Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan kecurangan secara terus menerus baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia. Dari profesi akuntan publik, masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan akan saling berkompetisi dalam persaingan usaha yang semakin meningkat ini agar terlihat baik di depan pihak eksternal termasuk juga pesaingnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi akuntan publik juga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi akuntan publik juga merupakan profesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah dilaksanakan, untuk menilai efektifitas setiap tingkat target yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Audit merupakan alat manajemen penting yang akan digunakan untuk memverfikasi bukti objektif, proses untuk menilai seberapa berhasilnya proses yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu diperlukan pihak ketiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba (earning management) sering kali dianggap negatif oleh banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen laba (earning management) sering kali dianggap negatif oleh banyak pihak karena pada umumnya manajemen laba menyebabkan tampilan informasi laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak yang berkepentingan akan laporan keuangan yaitu menyajikan informasi keuangan
Lebih terperinciPENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN
PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi Empiris Pada KAP di Wilayah Surabaya Pusat dan Surabaya Timur) SKRIPSI Diajukan oleh: MAFALDA M.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Profesi audit dianggap penting bagi para pengguna laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi audit dianggap penting bagi para pengguna laporan keuangan dikarenakan fungsi dari profesi audit adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan nilai (value) dan manfaat bagi pihak-pihak yang dianggap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan karena memiliki suatu tujuan yaitu ingin menghasilkan nilai (value) dan manfaat bagi pihak-pihak yang dianggap membutuhkan keluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luar yang kita kenal sebagai Auditor Eksternal atau Akuntan Publik. usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Dalam setiap perusahaan harus menerbitkan/memberikan laporan keuangan kepada manajemen untuk menjadikan laporan keuangan tersebut sebagai tolak ukur bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlaku di Indonesia dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit atas laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam ekonomi pasar bebas. Menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan, baik besar maupun kecil pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama kurun waktu dalam tahun buku, yang terdiri dari neraca, laba-rugi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan serangkaian kegiatan yang telah terjadi selama kurun waktu dalam tahun buku, yang terdiri dari neraca, laba-rugi, perubahan equitas dan arus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN harus. bidang pengendalian dan pengawasan, Wardoyo (2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah salah satu pelaku ekonomi dengan misi yang dimilikinya saat ini menghadapai tantangan kompetisi global dunia usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi para pengguna (Purn amasari dan Hernawati,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Mulyadi (2002:150) tingkat materialitas salah saji laporan keuangan adalah suatu masalah kebijakan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji yang material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan profesi kepercayaan dari masyarakat. Dalam melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik atau yang lebih dikenal dengan auditor eksternal merupakan profesi kepercayaan dari masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik bertanggung jawab untuk memeriksa kesesuaian laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik adalah profesi kepercayaan masyarakat dan pemakai laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan publik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir mengindikasikan adanya penurunan kualitas audit dan berkurangnya independensi serta kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. professional, dalam tindakan kesehariannya akan terlihat bahwa akuntan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjaga citra profesi menjadi tanggung jawab semua akuntan. Secara professional, dalam tindakan kesehariannya akan terlihat bahwa akuntan secara konsisten menjaga
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii x
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Peraturan Nomor VIII.G.7 tahun 2000 tentang Penyajian dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sesuai dengan Peraturan Nomor VIII.G.7 tahun 2000 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik mengenai struktur, isi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha di Indonesia beberapa tahun terakhir ini mengalami perkembangan yang tidak menggembirakan disebabkan oleh krisis ekonomi dunia dan berbagai faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja auditor harus berpedoman pada Standar Profesional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja auditor harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yaitu, standar pemeriksa laporan keuangan auditor harus menyatakan apakah laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Laporan keuangan sebuah perusahaan, selain dibutuhkan oleh pihak internal perusahaan, juga dibutuhkan oleh pihak eksternal seperti calon investor, investor,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor mempunyai peranan dalam membentuk kepercayaan para pemakai informasi pelaporan keuangan.audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang lahir dan besar dari tuntutan publik akan adanya mekanisme komunikasi independen antara entitas ekonomi dengan para stakeholder
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 2011: 3). Dalam prosesnya, jasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah dari skandal akuntansi yang utama disebabkan dari banyaknya spekulasi salah satu di antaranya adalah bahwa manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. swasta yang melaksanakan jasa-jasa pemeriksaan, perpajakan, manajemen,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Kantor Akuntan Publik adalah suatu kantor akuntan swasta yang melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arens & Loobecke (2011:4), menyatakan bahwa tujuan dari pemeriksaan laporan keuangan adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan yang diperiksa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting untuk memberikan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting untuk memberikan informasi tentang kondisi keuangan, serta aktivitas manajemen yang terkait dengan investasi
Lebih terperinciPENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI.
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI Oleh : ARIEF SETIAWAN 0513315050/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lain: pemilik (principal), investor, kreditur, lembaga keuangan pemerintah dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang paling penting untuk mengetahui kondisi perusahaan dan laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai
Lebih terperinci