BAB II PENGATURAN TENTANG KLUB SEPAKBOLA INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENGATURAN TENTANG KLUB SEPAKBOLA INDONESIA"

Transkripsi

1 14 BAB II PENGATURAN TENTANG KLUB SEPAKBOLA INDONESIA A. Sejarah dan Kondisi Klub Sepakbola Indonesia 1. Sejarah Klub Sepakbola Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah masyarakat terbanyak di dunia. Masyarakat Indonesia memiliki rasa fanatik yang besar terhadap olahraga sepakbola. Di satu sisi, sepakbola menjadi kegemaran bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.Sebelum mengulas lebih jauh mengenai sejarah klub sepakbola Indonesia, dapat dicermati terlebih dahulu mengenai sejarah awal adanya sepakbola Indonesia dan bagaimana PSSI bisa berdiri di Indonesia. Pada masa perjuangan, sepak bola terbawa oleh arus politik, kepentingankepentingan para pengurus organisasi sepak bola di Indonesia menjadikan sepak bola sebagai alat politis. Penguasa kolonial demi kepentingannya memanfaatkan sepak bola untuk menguasai bangsa Indonesia dengan cara halus. Tokoh-tokoh politik Indonesia dengan ide-ide kebangsaannya menggunakan sepak bola untuk membina mental dan sosial masyarakat bumiputra untuk lepas dari belenggu mereka. 15 Sejak zaman Kerajaan Surakarta Hadiningrat, Sri Susuhunan Pakubuwono X ( ) mengadakan pasar malam pada sepuluh malam terakhir bulan puasa. Dan panitia pasar malam menambah semarak saat-saat menjelang lebaran 15 Soetomo, Pertandingan Bukan Persaingan, (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), hlm

2 15 itu dengan pertandingan sepak bola malam hari. Di era 30-an ini, sepak bola adalah hiburan yang paling digemari rakyat yang secara massal tidak tertandingi. 16 Organisasi sepak bola milik bangsa Belanda yang sudah cukup lama berdiri tidak luput dari masalah. Dalam tubuh Nederlansch Indische Voetbal Bond terdapat perbedaan pendapat yang tak bisa dicegah. NIVB terpaksa berubah menjadi Nederlansch Indische Voetbal Unie. Perpecahan nama tersebut mulai tampak ketika pengurus NIVB, J.C.J Mastenbroek menawarkan kerja sama kepada Ir. Soeratin Sosrosoegondo selaku ketua PSSI pada tahun 1936 dan perundingan-perundingan yang dilakukan oleh kedua belah pihak pada tahap berikutnya ditentang oleh para pengurus NIVB yang reaksioner. Akan tetapi, sebagian golongan muda menyokong Mastenbroek sehingga NIVB pecah. Nama NIVB tidak boleh dipakai untuk meneruskan perundingan dengan PSSI. Maka pada tahun 1936 dilakukan perubahan dalam organisasi sepakbola Belanda dan Mastenbroek dipilih sebagai ketua yang baru serta Nederlansch Indische Voetbal Unie (NIVU) sebagai nama barunya. 17 Pada April 1930 di Gedung Handrepojo di Yogyakarta dilakukan pertemuan yang menghasilkan pembentukan panitia persiapan dengan ketua H.A. Hamid dan sekretaris Amirnoto agar melakukan konferensi untuk membentuk organisasi sepak bola untuk mengimbangi NIVB. Lalu berkumpullah utusan dari 7 perkumpulan di Indonesia dan membentuk Persatuan Sepak Raga Seluruh 18 Arief Natakusumah, Drama itu bernama Sepak Bola, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008), hlm Agustina Palupi, Politik dan Sepak Bola di Jawa, , (Jogjakarta: Ombak, 2004), hlm

3 16 Indonesia (PSSI) pada 19 April Ketujuh utusan klub sepak bola tersebut antara lain: a. Voetbal Indonesische Jakarta (VIJ) b. Bandoengsche Indonesische Voetbalbond (BIVB) c. Persatuan Sepakbola Mataram (PSIM Yogya) d. Voerslandshe Voetbalbond (VVB Solo) e. Madioensche Voetbalbond (VVB), Indonesische Voetbalbond Magelang (IVBM) f. Soerabajasche Indonesische Voetbalbond (SIVB) Ketua yang terpilih pada pembentukan PSSI saat itu adalah Ir. Soeratin. Anggaran Dasar dan sistem pertandingan antarkota dituntaskan pada 1931 dalam konferensi di Solo. Pada kongres delapan tahunan, Soeratin menggagas dan mengajak serta mendidik rakyat melalui sepak bola pada Untuk masalah pendanaan diterapkan iuran anggota, sumbangan donatur, uang hasil pemasukan pertandingan, dan usaha lain yang sah. Beberapa sifat terbentuknya PSSI adalah pertama, organisasi ini didirikan karena banyaknya dukungan dari golongan pemimpin gerakan Indonesia sebagai tindak lanjut Sumpah Pemuda Kedua, PSSI merupakan organisasi otonom yang tidak menggantungkan diri kepada kerjasama organisasi sepak bola kolonial seperti NIVB. Pembuktian peristiwa sebagai contoh pertama adalah Gentlemen s Agreement pada 15 januari

4 17 antara PSSI dengan Nedherlands Indishe Voetbal Unie (NIVU), nama baru NIVB. 18 Dalam kejuaraan PSSI ke III pada tahun 1933, penonton yang menyaksikan sangat banyak. Lapangan Pasar Turi, Surabaya sebagai tempat pertandingan, penuh dengan lautan manusia. Di antara mereka terdapat para pemimpin pergerakan kebangsaan, bahkan beberapa anggoa pengurus NIVB datang ke kota tersebut untuk menyaksikan pertandingan antara kesebelasan dari Jakarta melawan kesebelasan Surabaya. Dalam kesebelasan SIVB terdapat bintang-bintang sepak bola dari NIVB, antara lain Dr. Nawir. Selain SIVB pemain-pemain NIVB dipakai pula oleh BIVB, sedangkan VIJ dan PSIM tidak menggunakan pemain NIVB dan dalam pertandingan terakhir VIJ berhasil keluar sebagai juara dengan mengalahkan SIVB Pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh PSSI selalu mendapat sambutan yang baik dari para penonton. Pada kejuaraan PSSI ke II yang berlangsung di lapangan Laan Trivelli, Jakarta pada tahun 1932, tidak hanya dipadati oleh penonton-penonton biasa, pemimpin-pemimpin pergerakan kebangsaan juga menghadirinya. Bung Karno yang baru saja keluar dari penjara Sukamiskin mendapat kehormatan menendang bola pertama sebagai tanda dimulainya pertandingan final antara VIJ dan PSIM. Saat itu tergambar dengan 18 Adrianus Saerong,Lahirnya Kompetisi-kompetisi Sepak Bola di Indonesia, di akses pada tanggal 1 April Agustina Palupi, Loc.Cit. 17

5 18 jelas hebatnya persatuan bangsa Indonesia dan menyalanya rasa kebangsaan yang dikobarkan PSSI dibantu oleh partai-partai dan dikipasi oleh Bung Karno. 20 Kini di era kepemimpinan presiden PSSI yang baru terpilih periode Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi, Liga Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu liga professional yaitu liga 1 dan liga 2, serta liga amatir yang disebut liga nusantara Kondisi Klub Sepakbola Indonesia Sepakbola Indonesia kini mulai bangun kembali setelah dibekukannya PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. PT LIB (PT Liga Indonesia Baru) dipercaya menjadi operator dalam mengurus sistem liga bagi klub-klub sepakbola Indonesia. Sistem liga kini sudah mulai digulirkan kembali dari tingkat Liga 3 atau Liga Nusantara (Kasta terbawah), Liga 2, dan Liga 1 yang bisa kita sebut Divisi Utama. Manajemen setiap klub sudah mempersiapkan klubnya masing-masing untuk ikut berkompetisi dalam Liga yang bervariasi ini. Sebut saja contohnya ada Persib Bandung, Persija Jakarta, Arema Indonesia, PSM Makassar, dll yang bertanding di Liga 1. Setelahnya ada PSMS Medan, Persebaya Surabaya, Persiraja Banda Aceh, dll yang berlaga di Liga 2. Sementara Liga 3 atau Liga Nusantara masih menunggu hasil klub yang terdegradasi dari Liga 2. Kondisi yang dirasakan saat ini adalah maraknya Marquee Player yang ditetapkan PSSI untuk klub-klub sepakbola Liga 1. Marquee Player adalah pemain sepakbola mancanegara yang juga mantan pemain bintang dunia boleh 20 Ibid, hlm di akses pada tanggal 5 Mei

6 19 dibeli oleh setiap klub sepakbola yang berlaga di Liga 1. Tetapi ada batasan untuk klub sepakbola Liga 1 untuk masalah pemain asing, yaitu 2 pemain asing diluar benua Asia dan 1 pemain dari benua Asia. Dengan berlakunya sistem seperti ini, bukan tidak mungkin apabila klubklub sepakbola Indonesia yang memiliki kemampuan finansial yang tinggi dapat dengan mudah membeli Marquee Player ini. Sebut saja Persib Bandung yang sudah membeli Michael Essien dan Charlton Cole, Madura United yang membeli Peter Odemwingie, Mitra Kutai Kartanegara yang membeli Mohammed Sissoko dan klub-klub yang mampu dalam hal finansial lainnya. Sementara klub-klub yang berlaga di Liga 2 memiliki aturan tersendiri yaitu tidak boleh memakai pemain asing. PSSI sengaja menetapkan regulasi tersebut pada Liga 2 dikarenakan klub sepakbola yang berlaga di Liga 2 cukup banyak, ini menjadi kekhususan tersendiri untuk mengembangkan pemain lokal untuk kemajuan Tim Nasional Indonesia dengan mengembangkan bibit pemain Indonesia yang cukup banyak tersebar di berbagai klub sepakbola Indonesia agar Tim Nasional Indonesia cukup memiliki banyak bibit dan diharapkan lebih kompetitif dalam ajang turnamen internasional seperti AFF Suzuki Cup dan Piala Asia. B. Sumber Hukum Pengaturan Klub Sepak Bola Indonesia Adapun yang dimaksud dengan sumber hukum ialah: segala atau apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang 19

7 20 tegas dan nyata. Sumber hukum dapat kita tinjau dari segi material dan segi formal 22 : (1) Sumber Hukum Material dapat ditinjau lagi dari berbagai sudut, misalnya dari sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat dan sebagainya. Contoh: a. Seorang ahli ekonomi akan mengatakan, bahwa kebutuhan-kebutuhan ekonomi dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya hukum. b. Seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog) akan mengatakan, bahwa yang menjadi sumber hukum ialah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. (2) Sumber Hukum Formal antara lain ialah: a. Peraturan perundang-undangan (statute) b. Kebiasaan (custom) c. Keputusan-keputusan hakim (yurisprudensi) d. Traktat (treaty) e. Doktrin (pendapat sarjana hukum). Dalam hal ini, sumber hukum yang dipakai adalah sumber hukum formal yang mana tertuju pada peraturan perundang-undangan (statute) atau statuta serta regulasi yang berkenaan dengan pengaturan klub sepak bola di Indonesia. Dalam hal ini, Hukum olahraga yang biasa kita kenal dengan Lex Sportiva memiliki peranan penting dalam persepakbolaan Indonesia Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), hlm 57-20

8 21 Lex Sportiva dapat dirumuskan sebagai hukum yang khusus mengatur tentang olahraga yang dibentuk oleh institusi komunitas olahraga itu sendiri dan berlaku serta ditegakkan oleh lembaga olahraga itu sendiri tanpa intervensi dari hukum positif suatu negara dan tanpa intervensi dari hukum internasional. Secara sederhana, Lex Sportiva adalah peraturan yang di buat oleh Induk Organisasi Olahraga (FIFA, FIBA,dll) berupa AD/ART organisasi atau Statuta Organisasi dimana setiap anggota harus tunduk terhadap AD/ART atau statutanya. Lex Sportiva disebut sebagai sistem hukum transnasional (olahraga) dalam wilayah yurisdiksi pengaturan, penyelenggaraan kompetisi profesional, serta mekanisme penyelesaian sengketa yang ditimbulkannya. Namun, yang perlu diingat bahwa tidak berarti antara hukum nasional, hukum internasional, dan hukum olahraga terpisah satu dengan yang lain. Hukum Olahraga butuh Hukum Nasional dan juga Hukum Internasional. Sebagai contoh, dalam menjalankan suatu pertandingan, maka hukum nasional masuk di sana, seperti keamanan, imigrasi, kesehatan, ketenagakerjaan dan sebagainya. Begitu juga dengan hukum internasional, hukum olahraga masih menggunakan asas kebebasan berkontrak, pacta sunt servanda dalam kontrak pemain, dan asas hukum lainnya. 23 HukumyangdigunakandalamduniasepakbolaterikatpadaketentuanFIFA.FIF A adalah federasi sepakbola professional yang mengatur dan mengelola serta menyelesaikansengketadalamkompeisisepakbolaprofesionalberdasarkanlexsporti vadan LexLudica,untukkemudiandikembangkanseturut - turutstatuta FIFA Josua Satria Collins,Memperkenalkan Hukum Olahraga di Indonesia, di akses pada tanggal 4 Mei FIFA, Statuta FIFA 2009, pasal

9 22 Mekanisme hukum FIFA terdiri dari Lex Sportiva dan Lex Ludica yang mana menjadi bagian hukum yang mengatur seepakbola. LexLudicaadalahsubsistemdariLexSportivayaknisebagaiLawoftheGame, sedangkanlexsportivaadalahsebagaisistemhukumfifasecarakeseluruhandalam mengatur,mengelola,melaksanakandanmenyelesaikansengketadalamkompetisi sepakbolaprofesional.lexludicabukanlahkewenanganfifasecarapenuh,sebab yangberwenangmenciptakan,lalumngevaluasidankemudianmenetapkanthelawsoft hegameadalahifab,dimanafifaadadidalamnyasebagaianggotaifab. 25 SedangkanLexSportivadisebutkan bahwajelasmempunyaititiksinggungdengansistemhukumdimananegarayang menyelenggarakankompetisitersebut.adanyaintervensinegaramerupakanbagian yangtidakterelakkan,tetapidalamkonteksyangstrategisdansesuaidengan kompetensinyadengansatutujuanuntukmemastikankompetisisepakbolaprofesional itu dapat berjalan denganbaik. 26 Jadi dapat disimpulkan bahwa PSSI selaku badan tertinggi dalam persepakbolaan Indonesia harus tetap tunduk kepada FIFA. Jelas bahwa semua pengaturan terhadap klub-klub sepakbola Indonesia diatur oleh PSSI melalui operator yang diutus untuk menjalankan sistem liga, dalam hal ini operator adalah PT. LIB (Liga Indonesia Baru). C. Pengaturan Tentang Klub Sepakbola Indonesia 1. Pengaturan dalam Statuta FIFA 25 Ibid, pasal 6. Dita Rahmasari, AnalisisYuridisPerpindahanPemainSepakbola BerdasarkanKitabUndang-UndangHukumPerdatadanPeraturanKeolahragaanLainnya, (Skripsi Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011), hlm

10 23 FIFA selaku otoritas tertinggi yang mengatur sepakbola dunia mempunyai regulasi tersendiri mengenai peraturan yang diterapkan bagi klub-klub sepakbola professional yang berlaga di tiap negara. Klub adalah anggota asosiasi (yang merupakan anggota asosiasi FIFA) atauanggota liga yang diakui oleh federasi yang masuksetidaknya satu tim dalam sebuah kompetisi. 27 Klub, liga atau kelompok lain yang terkait dengan federasi harusmenjadi bawahan dan diakui oleh federasi tersebut. Federasi harus menentukan lingkup wewenang dan hak serta tugas dari kelompok ini. Statuta dan peraturan ini telahdisetujui oleh federasi. 28 Dalam hal ini, FIFA telah membentuk beberapa konfederasi sebagai perpanjangan tangan untuk mengatur pengaturan klub-klub sepakbola di dunia, konfederasi-konfederasi tersebut adalah 29 : a) Confederación Sudamericana de Fútbol CONMEBOL b) Asian Football Confederation AFC c) Union des associations européennes de football UEFA d) Confédération Africaine de Football CAF e) Confederation of North, Central American and Caribbean Association Football CONCACAF f) Oceania Football Confederation OFC. 27 FIFA, Statuta FIFA 2016, Definisi, hlm Ibid, pasal Ibid, pasal 22 23

11 24 Selain itu, setiap konfederasi memiliki beberapa hak dan kewajibannya, yaitu 30 : a) Mematuhi dan memberlakukan kepatuhan terhadap Statuta, peraturan dan keputusan FIFA; b) Bekerja sama dengan FIFA di setiap domain untuk mencapai tujuannya sebagaimana ditetapkan dalam pasal 2 dan untuk menyelenggarakan kompetisi internasional; c) Menyelenggarakan kompetisi antar klub sendiri, sesuai dengankalender pertandingan internasional; d) Menyelenggarakan semua kompetisi internasionalnya sesuai dengankalender pertandingan internasional; e) Untuk memastikan bahwa liga internasional atauliga domestik tidak akan terbentuk tanpa persetujuan dari FIFA; f) Atas permintaan FIFA, untuk memberikan asosiasi yang mengajukan keanggotaanharus memberikan hak kepada asosiasiuntuk ambil bagian dalam kompetisi di konfederasi. Setiap hak dan kewajiban lain dari anggota diatur oleh Statuta dan regulasi konfederasi.anggota sementara tidak ambil bagian dalam kompetisi final FIFA. g) Memelihara hubungan dan kerjasama dengan FIFA secara aktif dan konstruktifuntuk kebaikan permainan melalui pertemuan konsultatif 30 Ibid, pasal 22 ayat 3 24

12 25 dan berdiskusi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kepentingan konfederasidan FIFA; h) Untuk memastikan bahwa perwakilan yang ditunjuk untuk oleh FIFA melaksanakan kegiatan mereka pada badan-badan ini dengan saling menghormati,solidaritas, pengakuan dan fair play, sesuai dengan Statuta dan peraturan terkait yang dikeluarkan oleh FIFA; i) Membuat komite yang bisa bekerja sama dengan komite di FIFA; j) Sangat memungkinkan dengan persetujuan FIFA, sebuah asosiasi dari konfederasi yang lain (atau klub milik asosiasi tersebut) untuk berpartisipasi dalam kompetisi yang diaturnya; k) Dengan bekerjasama dengan FIFA, untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengembangkan permainan sepakbola di benua yang bersangkutan,seperti mengatur program pengembangan, kursus, konferensi, dll; l) Mendirikan badan-badan yang diperlukan untuk memenuhi tugastugas yang dimilikinya; dan m) Mendapatkan dana yang diperlukan untuk memenuhi tugasnya. Setelah adanya Statuta FIFA, konfederasi-konfederasi ini memiliki Statuta nya tersendiri yang tidak jauh dari norma-norma dan kaidah-kaidah yang terkandung dalam Statuta FIFA. Dalam hal ini kita membahas konfederasi AFC, negara Indonesia termasuk di dalam benua Asia yang otomatis klub-klub sepakbola Indonesia tunduk pada Statuta dan Manual AFC. 25

13 26 Menurut Statuta AFC, "Klub" berarti "klub profesional atau klub amatir yang berpartisipasi di liga atau kompetisi di bawah naungan asosiasi sepakbola". 31 dalam hal ini, konfederasi dalam Statuta AFC dapat diartikan sebagai "sekelompok federasi yang diakui oleh FIFA milik benua yang sama (atau wilayah geografis yang dapat diasimilasikan). 32 Klub, Liga, Asosiasi Regional atau kelompok pemangku kepentingan lainnya yang berafiliasi dengan federasi harus berada di bawah dan diakui federasi. Statuta federasi harus menentukan ruang lingkup, wewenang, hak dan kewajiban Klub. Statuta danregulasi harus disetujui oleh federasi. 33 Setiap konfederasi ini memiliki Entry Manual atau yang bisa disebut pengaturan atau regulasi terhadap klub sepakbola tersendiri untuk memenuhi standar apakah klub sepakbola tersebut layak menjadi klub professional dan bisa berlaga di kancah nasional maupun internasional. AFC (Asian Football Confederation) selaku perpanjangan tangan FIFA dalam mengatur pengaturan sepakbola khusunya yang berada di wilayah Asia, mempunya Entry Manual yang harus dipenuhi klub-klub sepakbola di benua Asia (termasuk klub-klub sepakbola Indonesia) untuk berlaga di level nasional maupun Internasional. PSSI dan Liga Indonesia juga memiliki Manual tersendiri yang tentunya mengikuti dan tidak jauh dari Manual yang dibuat oleh FIFA maupun AFC. AFC sendiri memiliki dua kompetisi yang diperuntukkan bagi klub-klub sepakbola Asia untuk bertanding antar negara Asia, yaitu ACL (Asia Champions 31 AFC, Statuta AFC 2015, Definisi, butir 5 32 Ibid, Definisi,butir 7 33 Ibid, Pasal 15 ayat 1 26

14 27 League) yang mana ACL adalah kasta tertinggi kompetisi klub sepakbola Asia dan ACC (Asia Champions Cup) yang merupakan kasta kedua kompetisi klub sepakbola di seluruh wilayah Asia yang terdaftar dalam AFC. Namun AFC memberlakukan beberapa kriteria untuk klub-klub sepakbola Asia apabila ingin bertanding di kompetisi ACL maupun ACC. Untuk kompetisi ACL kriterianya yaitu 34 : Kriteria 1: Standar Teknis Federasi harus berada di peringkat 1-6 di peringkat "Asia Barat" atau peringkat "Asia Timur Kriteria 2: Sistem Perizinan Klub 2.01 Administrasi perizinan klub dalam federasi atau liga 2.02 Membentuk badan tuntutan dan badan pertimbangan 2.03 Peraturan perizinan klub nasional disetujui oleh AFC 2.04 Sosialisasi peraturan perizinan klub dan program edukasi untuk klub Kriteria 3: Integritas Olahraga 3.01Petugas integritas diangkat di dalam federasi 3.02Peraturan atau dokumen setara yang mengatur manipulasi pertandingan 3.03 Mekanisme pelaporan 3.04 Seminar edukasi untuk pemain dan ofisial tim 3.05 Kriteria 4: Pengaturan Liga Sepakbola Professional Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Pengaturan Liga Sepakbola Professional : 34 AFC, Entry Manual AFC Club Competitions , Pasal 7 27

15 28 No. Kriteria Kelayakan Catatan 4.01 Jumlah pertandingan minimal per tim di kompetisi utama nasional (termasuk liga, turnamen piala liga, dan grand final jika berlaku) Minimal 27 pertandingan Termasuk pertandingan piala liga 4.02 Durasi kompetisi utama nasional (termasuk liga, turnamen piala liga, dan grand final jika berlaku) Minimal 8 bulan Federasi harus mengidentifikasi kompetisi mana yang menjadi liga divisi nasional dan kompetisi piala nasional 4.03 Format liga utama nasional Home and Away Maksimal dua klub berbagi kandang dalam satu stadion 4.04 Program pendidikan untuk wasit 4.05 Penetapan penilaian wasit pada pertandingan 4.06 Penetapan komisaris pertandingan di pertandingan 28

16 Peraturan Kompetisi 4.08 Peraturan nasional untuk status dan transfer pemain 4.09 Kode disipliner nasional atau liga 4.10 Pedoman keamanan nasional atau liga 4.11 Penetapan petugas keamanan di pertandingan 4.12 Badan pembuat keputusan tertinggi liga (atau untuk urusan liga) dan anggotanya berasal dari pemangku kepentingan terkait yang mencerminkan kepentingan berbagai pihak (misalnya perwakilan dari klub, liga, asosiasi sepak bola, organisasi independen dan / atau individu) 4.13 Pengawas yang bertugas mengawasi masalah operasional untuk liga 4.14 Struktur manajemen khusus 29

17 30 untuk liga 4.15 Audit laporan laba rugi dan neraca untuk liga 4.16 Auditor independen untuk liga 4.17 Pemasaran terpusat untuk hak media 4.18 Frekuensi pengiriman jenis konten liga tertentu dan penyiaran pertandingan liga sendiri melalui TV dan / atau platform komunikasi lain yang tersedia 4.19 Peluang media untuk meliput pertandingan (pada hari pertandingan / tidak pada hari pertandingan) 4.20 Pengukuran ketepatan kehadiran dan pengumuman skor di pertandingan Kriteria 5: Stadion Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Stadion : 30

18 31 No. Kriteria Kelayakan Catatan 5.01 Jumlah stadion yang disetujui AFC dari klub-klub di liga 2 (peringkat federasi masing- Harus mematuhi Peraturan Stadion divisi utama nasional masing 1-6 di AFC dan masing-masing Peraturan peringkat geografis) atau Keselamatan dan Keamanan AFC 1 (peringkat federasi 7-12 di masing-masing peringkat geografis) Kriteria 6: Logistik, Visa, dan Akomodasi 6.01 Mudah dalam proses Visa 6.02 Penerbangan Internasional setiap hari di wilayah geografis masingmasing (Asia Barat atau Asia Timur) 6.03 Prosedur bandara yang sederhana, proses imigrasi atau bea cukai yang mudah 6.04 Infrastruktur transportasi lokal yang aman dan terjangkau 6.05 Hotel dengan standar yang sesuai untuk tim dan offisial. Selanjutnya kompetisi kasta kedua AFC yaitu ACC (Asia Champions Cup) memiliki kriteria yang tidak jauh berbeda dengan ACL (Asia Champions 31

19 32 League) tetapi regulasinya lebih sedikit dibandingkan ACL. Berikut beberapa kriterianya 35 : Kriteria 1: Standar Teknis Federasi harus berada di peringkat 7 kebawah di peringkat "Asia Barat" atau peringkat "Asia Timur" Kriteria 2: Sistem Perizinan Klub 2.01Administrasi perizinan klub dalam federasi atau liga 2.02 Membentuk badan tuntutan dan badan pertimbangan 2.03 Peraturan perizinan klub nasional disetujui oleh AFC 2.04 Sosialisasi peraturan perizinan klub dan program edukasi untuk klub Kriteria 3: Integritas Olahraga 3.01Petugas integritas diangkat di dalam asosiasi federasi 3.02Peraturan atau dokumen setara yang mengatur manipulasi pertandingan 3.03 Mekanisme pelaporan 3.04 Seminar edukasi untuk pemain dan ofisial tim Kriteria 4: Pengaturan Liga Sepakbola Professional Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Pengaturan Liga Sepakbola Professional : No. Kriteria Kelayakan Catatan 4.01 Divisi top nasional yang ada (termasuk liga, turnamen piala Federasi harus mengidentifikasi dan grand final jika berlaku) kompetisi mana 35 Ibid, Pasal 8 32

20 33 yang menjadi liga divisi dan nasional kompetisi piala nasional 4.02 Format liga divisi top nasional Home and Away 4.03 Bagian operasional wasit 4.04 Penetapan komisaris pertandingan di pertandingan 4.05 Peraturan Kompetisi 4.06 Peraturan nasional untuk status dan transfer pemain 4.07 Kode disipliner nasional atau liga 4.08 Pedoman keamanan nasional atau liga 4.09 Badan pembuat keputusan tertinggi liga (atau untuk urusan liga) dan anggotanya berasal dari pemangku kepentingan terkait yang Penetapan petugas keamanan di pertandingan mencerminkan kepentingan berbagai pihak (misalnya 33

21 34 perwakilan dari klub, liga, asosiasi sepak bola, organisasi independen dan / atau individu) 4.10 Struktur manajemen khusus untuk liga 4.11 Audit laporan laba rugi dan neraca untuk liga 4.12 Peluang media untuk meliput pertandingan (pada hari pertandingan / bukan hari pertandingan) Kriteria 5: Stadion Tabel Kriteria, Kelayakan dan Catatan Stadion : No. Kriteria Kelayakan Catatan 5.01 Jumlah stadion yang disetujui AFC dari klub-klub di liga Hanya 1 Harus mematuhi Peraturan Stadion divisi utama nasional AFC Peraturan dan Keselamatan dan Keamanan AFC Kriteria 6: Logistik, Visa, dan Akomodasi 34

22 Mudah dalam proses Visa 6.02 Penerbangan Internasional setiap hari di wilayah geografis masingmasing (Asia Barat atau Asia Timur) 6.03 Prosedur bandara yang sederhana, proses imigrasi atau bea cukai yang mudah 6.04 Infrastruktur transportasi lokal yang aman dan terjangkau 6.05 Hotel dengan standar yang sesuai untuk tim dan offisial. Mulai tahun 2018, klub-klub sepakbola Indonesia memiliki jatah 1 slot play-off untuk bermain di ACL dan 2 slot langsung untuk bermain di kompetisi ACC. PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator Liga 1 menjelaskan bahwa klub sepakbola Indonesia harus memiliki lisensi agar bisa bertanding di kedua kompetisi tersebut. Lisensi tersebut dapat terpenuhi apabila kriteria-kriteria pada Entry Manual AFC dipenuhi oleh klub-klub sepakbola Indonesia, terutama yang bermain di Liga 1 Indonesia. Apabila klub tersebut juara tetapi tidak memiliki lisensi maka otomatis klub dibawahnya lah yang berhak berlaga di ACL maupun ACC dengan catatan memiliki standar lisensi yang telah ditetapkan oleh pihak AFC. 2. Pengaturan dalam Statuta dan Regulasi PSSI PSSI memiliki tugas utama yaitu menghasilkan tim nasional yang tangguh dan bisa bersaing di level internasional. Dengan tujuan itulah klub-klub sepakbola Indonesia diberikan kompetisi seperti Liga Indonesia agar 35

23 36 menghasilkan pemain-pemain yang berbakat dan handal agar bisa ditarik oleh tim nasional Indonesia. PSSI selaku federasi sepakbola Indonesia yang bertugas mengatur persepakbolaan Indonesia juga memiliki statuta dan regulasi mengenai klub-klub sepakbola Indonesia agar klub-klub sepakbola Indonesia dan kompetisinya bisa berjalan secara selaras dan teratur. Klub adalah anggota PSSI yang membentuk klub sepak bola yang terdiri dari klub profesional (non-amatir) dan klub amatir. 36 Klub, liga, asosiasi PSSI provinsi atau tiap kelompok klub yang terafiliasi dengan PSSI berkedudukan di bawah dan diakui PSSI. Statuta ini menjabarkan ruang lingkup kewenangan dan hak dan kewajiban dari klub dan grup tersebut. Statute dan peraturan-peraturan mereka harus disetujui oleh Komite Eksekutif PSSI. 37 Dalam penyempurnaannya, Klub adalah perkumpulan sepakbola yang terdiri dari klub profesional dan klub amatir. 38 Perkumpulan sepakbola disebut sebagai klub profesional, bila seluruh pemainnya yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus pemain profesional. 39 Sedangkan yang disebut klub amatir adalah apabila seluruh pemainnya yang mengikuti kompetisi atau pertandingan resmi berstatus pemain amatir. 40 Selain itu terdapat juga klub semi profesional, yaitu sebagian pemainnya 36 Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, Statuta PSSI dan Tata Tertib Kongres Edisi 2014, Pasal 1 ayat 7 37 Ibid, pasal 19 ayat 1 38 PersatuanSepakbolaSeluruhIndonesia, Peraturan Organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia NO: 01/PO-PSSI/I/2011, Perubahan/Penyempurnaan PO NO : 03/PO- PSSI/VIII/2009Tentang Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan, Pasal 1 ayat Ibid, Pasal 1 ayat Ibid, Pasal 1 ayat 15 36

24 37 yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus pemain profesional. 41 Selain itu, PSSI juga mengatur Klub Profesional dan Klub Amatir dalam hal mengikuti kompetisi, kompetisi sepakbola di Indonesia sejatinya diatur oleh PSSI dan juga operator liga ataupun kompetisi lainnya. Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang terdiri dari Kompetisi Profesional dan Kompetisi Amatir. 42 Kompetisi atau pertandingan sepakbola yang diselenggarakan atau diizinkan oleh PSSI atau Pengurus Daerah (Pengda) atau Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI, seperti Kompetisi Liga Indonesia, Piala Indonesia serta Kejuaraan Internasional untuk Klub yang diselenggarakan atau diizinkan oleh AFC atau FIFA. Kompetisi Profesional Liga Indonesia, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Profesional, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu : Kompetisi Super Liga dan Kompetisi Divisi Utama. 43 Sedangkan Kompetisi Amatir PSSI, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang berstatus Klub Amatir, selama Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu 44 : a. Kompetisi Divisi Satu b. Kompetisi Divisi Dua c. Kompetisi Divisi Tiga d. Kompetisi Kelompok Umur 41 Ibid, Pasal 1 ayat Ibid, Pasal 1 ayat Ibid, Pasal 1 ayat Ibid, Pasal 1 ayat 20 37

25 38 e. Kegiatan Sepakbola Wanita f. Kegiatan Sepakbola Pantai. Kompetisi yang diadakan PSSI tahun ini adalah Gojek Traveloka Liga 1, Liga 2 dan Liga Nusantara, dimana jika merujuk pada pasal 19 dalam peraturan organisasi PSSI, maka Gojek Traveloka Liga 1 termasuk dalam kompetisi professional dan klub-klub yang bermain di liga tersebut termasuk klub professional, Gojek Traveloka Liga 1 bisa disebut kompetisi super liga dan Liga 2 bisa disebut kompetisi divisi utama. Selain itu dalam pasal 20, divisi satu Liga Indonesia disebut Liga Nusantara, maka dari itu Liga Nusantara disebut bermain dalam kompetisi amatir, dan klub-klub sepakbola Indonesia yang bermain di Liga Nusantara disebut klub amatir. Klubyangdiperbolehkanmengikutikompetisidanturnamen yangdiselenggarakan LigaadalahklubanggotaPSSIyangditetapkanLiga. 45 Persyaratanuntukmenjadi anggotapssidiaturdidalampedomandasarpssi tahun2004pasal5ayat(1),(2),(3), (4), (5),(6)dan ayat(7)yang dijelaskan lebih lanjut dalamperaturanorganisasi Tentang KeanggotaanPersatuanSepakbolaSeluruhIndonesia(PSSI).Persyaratantersebut adalah: a) MenyetujuiPedomanDasar,AzasdantujuanPersatuanSepakbolaSeluru h Indonesia (PSSI). 45 Liga Indonesia,ManualA:StandarisasiKlub,Definisi dan Pengertian 38

26 39 b) MempunyaiBadanHukumdanPedomanDasaryangtidakbertentangande ngan Persatuan Sepakbola SeluruhIndonesia (PSSI). c) Berkedudukandanberkantorsecararesmidanlegaldikabupaten/lotatemp at domisilinya d) MemilikiPelatih dan Wasit e) Memilikiatau mendapatkan izin penggunaan dari pemiliki atau pengelolastadion atau atau lapangan sepakbolayangmemenuhi syarat. Dalam pengelolaannya, PT LIB (Liga Indonesia Baru) bersama PSSI membuat Regulasi dan Manual yang menjadi acuan klub-klub sepakbola Indonesia khusunya yang bermain di Gojek Traveloka Liga 1 selaku kasta tertinggi dalam kompetisi antar klub sepakbola Indonesia. Menurut definisi pada Regulasi Gojek Traveloka Liga 1, Klub adalah klub sepakbola yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh LIB dalam keikutsertaan di Liga 1 dan turnamen sepakbola profesional yang diselenggarakan oleh LIB. 46 Adapun beberapa tugas dan kewajiban klub peserta yang berlaga di kompetisi Liga 1 yang terkandung dalam pasal 6 Regulasi Gojek Traveloka Liga 1, setiap klub setuju dan menjamin untuk 47 : a) Memahami dan mematuhi seluruh regulasi, kebijakan, keputusan, panduan, himbauan dan edaran yang dibuat oleh LIB dan hukum positif negara; b) Memahami dan mematuhi Laws of the Game; 46 Liga Indonesia Baru, Regulasi Gojek Traveloka Liga , Definisi 47 Ibid, Pasal 6 ayat 2 39

27 40 c) Menerima bahwa seluruh hal administratif, disiplin dan perwasitan terkait dengan Liga 1 akan diselesaikan oleh LIB sesuai dengan Regulasi; d) Menyampaikan dokumen yang diminta oleh LIB dengan status valid dan sebenarnya; e) Menghormati asas-asas fair play; f) Bertanding dengan sungguh-sungguh dan memainkan tim terkuatnya selama berlangsungnya Liga 1; g) Bertanding di seluruh pertandingan sesuai dengan Regulasi serta jadwal yang telah ditetapkan LIB; h) Memainkan seluruh pertandingan di Liga 1 di dalam Stadion yang telah memenuhi kriteria dan ditetapkan oleh LIB; i) Bertanggung jawab terhadap tingkah laku Pemain, Ofisial, personil, penonton serta setiap orang dalam tugasnya di pelaksanaan Liga 1, baik dalam di kandang maupun pada saat tandang; j) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, mempersiapkan pelaksanaan pertandingan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Regulasi; k) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, menjamin bahwa akses masuk ke dalam Stadion tidak akan dihambat dan dibatasi terhadap perangkat pertandingan, delegasi LIB, Pemain dan Ofisial Klub tamu, sponsor, pendukung klub tamu dan media tanpa ada diskriminasi agama, gender, ras dan kebangsaan; 40

28 41 l) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, bertanggung jawab terhadap proses perizinan setiap pertandingan kandang yang dilaksanakan dan wajib mengirimkan surat izin atau rekomendasi yang telah diperoleh dari pihak kepolisian kepada LIB; m) Dalam kapasitas sebagai tuan rumah, bertanggung jawab akan ketertiban dan keamanan sebelum, pada saat dan setelah pertandingan. Klub tuan rumah sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk menjelaskan apabila terdapat insiden dalam rentang waktu pertandingan; n) Menghadiri dan mengikuti seluruh kegiatan resmi seperti managers meeting Liga 1, match coordination meeting Pertandingan, press conferences, aktivitas media lain, club s workshops, aktivitas social responsibilities dan kegiatan resmi lainnya yang diselenggarakan oleh LIB. o) Menjamin bahwa tidak ada personil yang tidak berhak untuk memasuki ruang ganti tim; p) Bersedia bekerja sama dengan LIB setiap saat, khususnya pada akhir pertandingan dalam hal pengoleksian game item dan barang-barang pribadi pemain yang dapat digunakan oleh LIB untuk membuat koleksi memorabilia yang menggambarkan warisan dari Liga 1, dengan mengesampingkan penggunaan komersial; q) Memberikan izin kepada Pemain yang terpilih dalam kegiatan resmi yang diselenggarakan oleh LIB; r) Memberikan kepada LIB sebelum dimulainya Liga 1, dokumen berupa statistik umum, informasi dan foto setiap Pemain dan Ofisial, informasi 41

29 42 Klub dan foto Stadion yang akan digunakan dalam Liga 1 serta data lain yang diminta oleh LIB; s) Menyampaikan informasi terkini yang terkait dengan perubahan nama, status, administrasi, data dan hal lain kepada LIB selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah perubahan tersebut. t) Pelanggaran terhadap ketentuan ayat 2 ini akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar Rp ,-. Klub wajib menjamin tidak ada bagian dari pembayaran LIB kepada Klub yang dapat dipergunakan, baik secara langsung maupun tidak langsung, atau melalui suatu cara apapun, (i) untuk tujuan yang merupakan pelanggaran atas peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia atau setiap negara lain yang hukumnya mungkin berlaku bagi salah satu pihak atau afiliasinya masingmasing, (ii) untuk mendapatkan keuntungan apapun dari pegawai pemerintah manapun, atau (iii) untuk tujuan tidak sah, tidak etis atau tidak layak baik yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan LIB, dan Klub menjamin bahwa tidak akan mempergunakan dana yang dimaksud dengan cara yang melanggar ketentuan-ketentuan ini. 48 Adapun regulasi Gojek Traveloka Liga 1 yang dirangkum dari seluruh aspek yang mana beberapa regulasi ini sangat penting untuk dilaksanakan oleh setiap klub peserta Gojek Traveloka Liga 1, yaitu 49 : 48 Ibid, Pasal 6 ayat 7 49 Lanjar Wiratri, Rincian Lengkap Ketentuan Peraturan Regulasi Liga 1, pada tanggal 19 Mei

30 43 a) Setiap klub hanya boleh mengontrak dua pemain yang berusia di atas 35 tahun. b) Setiap klub wajib mendaftarkan lima pemainnya yang berusia di bawah 23 tahun. c) Tiga pemain berusia di bawah 23 tahun harus dimainkan dalam tiap pertandingan minimal 45 menit. d) Setiap klub hanya boleh memiliki dua pemain asing non Asia dan satu pemain Asia. e) Setiap klub boleh memiliki pemain marquee player dengan jumlah minimal satu atau jika sanggup boleh lima, asalkan tidak melebihi batas salary cap (pembatasan gaji). f) Marquee player sifatnya tidak memaksa atau diwajibkan g) Syarat marquee player harus bermain di liga top Eropa atau tiga edisi Piala Dunia (2006, 2010, dan 2014). h) Setiap klub boleh mendaftarkan 20 nama pemain di daftar susunan pemain (dsp). i) Setiap klub dapat melakukan pergantian pemain maksimal lima kali dalam satu pertandingan. j) 18 klub di Liga 1 akan mendapatkan dana kontribusi dari PSSI senilai Rp ,- (tujuh miliar lima ratus juta rupiah). k) Salary cap alias batasan gaji pemain, yakni minimal Rp ,- (lima miliar rupiah) dan maksimal Rp ,- (lima belas miliar rupiah). 43

31 44 l) Jendela transfer (transfer window) akan dibuka dalam dua periode, periode pertama (1 sampai 30 April 2017) dan periode kedua (16 Juni hingga Agustus) Pengaturan sepakbola di Indonesia mengikuti Statuta FIFA, Statuta AFC, Statuta PSSI dan Regulasi Liga Indonesia yaitu Regulasi Gojek Traveloka Liga 1. Pengaturan ini diatur ketat oleh PSSI dan diawasi oleh PT. Liga Indonesia Baru selaku operator Liga Indonesia saat ini. Pengaturan ini sampai saat ini masih berjalan dengan baik walaupun Komisi Disiplin PSSI banyak memberikan sanksi kepada klub yang supporternya membuat kericuhan. 44

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut:

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut: Regulasi Status dan Transfer Pemain Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia("PSSI") Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut: 1) Asosiasi terdahulu: asosiasi

Lebih terperinci

Landasan Hukum Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen. Isu Hukum:

Landasan Hukum Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen. Isu Hukum: Landasan Hukum ----------------------- Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen Isu Hukum: Berdasarkan surat BOPI Nomor 059/BOPI/KU/V/2015 tentang jawaban surat permohonan Turnamen Pra Musim 2015

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badrulzaman, Mariam Darus. Asas-Asas Hukum Perikatan. Medan: FH. Blatter, Joseph S. FIFA Regulations Club Licensing.

DAFTAR PUSTAKA. Badrulzaman, Mariam Darus. Asas-Asas Hukum Perikatan. Medan: FH. Blatter, Joseph S. FIFA Regulations Club Licensing. 97 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Amriani, Nurnaningsih. Mediasi: Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2011. Badrulzaman, Mariam Darus. Asas-Asas Hukum Perikatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan PSSI. Galatama juga menjadi pioner berdirinya kompetisi semi-profesional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan PSSI. Galatama juga menjadi pioner berdirinya kompetisi semi-profesional dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 PENDAHULUAN PSSI mulai menggulirkan liga sepakbola Indonesia pertama kali pada tahun 1931 setelah terbentuk satu tahun sebelumnya, liga sepakbola nasional tersebut diberi nama Perserikatan.

Lebih terperinci

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM 1 BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM A. Kasus Posisi Olahraga adalah suatu kegiatan yang menyehatkan dan menjadi pilihan yang tepat bagi manusia. Manusia melakukan olahraga, dengan tujuan hidup

Lebih terperinci

PTUN, Undang-Undang dan BOPI

PTUN, Undang-Undang dan BOPI PTUN, Undang-Undang dan BOPI I. Putusan PTUN Seperti diketahui, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor 01307 Tahun 2015 tanggal 17 April 2015,

Lebih terperinci

REGULASI Liga

REGULASI Liga REGULASI Liga 1 2017 DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM 4 PASAL 1 RUANG LINGKUP 4 PASAL 2 DEFINISI 4 PASAL 3 PENYELENGGARA 5 PASAL 4 KRITERIA PENERIMAAN PESERTA DAN PROSEDUR 5 PASAL 5 INTEGRITAS (INTEGRITY)

Lebih terperinci

PERATURAN UMUM PERTANDINGAN PSSI

PERATURAN UMUM PERTANDINGAN PSSI PERATURAN UMUM PERTANDINGAN PSSI BAB I Ketentuan Umum BAB II Jenis Pertandingan dan Kompetisi BAB III Peserta, Kewajiban & Pengunduran Diri BAB IV Wewenang & Hak Pengurus PSSI BAB V Penyelenggaraan Pertandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Munculnya Undang Undang No. 3 Tahun 2005 belum memberikan jaminan sepenuhnya akan terdongkraknya olahraga Indonesia. Terbitnya Undang-Undang tersebut masih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan

Lebih terperinci

Kompetisi antar-klub amatir di Kabupaten Purworejo PENDAHULUAN. Ada banyak klub sepak bola amatir di Kabupaten Purworejo, baik yang sudah

Kompetisi antar-klub amatir di Kabupaten Purworejo PENDAHULUAN. Ada banyak klub sepak bola amatir di Kabupaten Purworejo, baik yang sudah 1 Kompetisi antar-klub amatir di Kabupaten Purworejo PENDAHULUAN Ada banyak klub sepak bola amatir di Kabupaten Purworejo, baik yang sudah terdaftar sebagai anggota PSSI Pengcab Purworejo maupun yang belum.

Lebih terperinci

REGULASI MENGENAI HUKUM ACARA AJUDIKASI SENGKETA PEMAIN DI KOMITE STATUS PEMAIN. Pasal 1 Ketentuan Umum

REGULASI MENGENAI HUKUM ACARA AJUDIKASI SENGKETA PEMAIN DI KOMITE STATUS PEMAIN. Pasal 1 Ketentuan Umum REGULASI MENGENAI HUKUM ACARA AJUDIKASI SENGKETA PEMAIN DI KOMITE STATUS PEMAIN Pasal 1 Ketentuan Umum (1) Pemain adalah pemain sepak bola yang terdaftar di PSSI. (2) Klub adalah Anggota PSSI yang membentuk

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN KETUA UMUM KONGRES PSSI 2012

LAPORAN KEGIATAN KETUA UMUM KONGRES PSSI 2012 LAPORAN KEGIATAN KETUA UMUM KONGRES PSSI 2012 KONDISI SETELAH KLB SOLO 9 JULI 2011 PSSI sebelumnya dibekukan dan Komite Normalisasi yang mengendalikan organisasi Tidak ada penyerahan memori organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB V DELEGASI RESMI TIM (TEAM OFFICIAL DELEGATION) PASAL 34 PERSYARATAN PEMAIN... 26

DAFTAR ISI BAB V DELEGASI RESMI TIM (TEAM OFFICIAL DELEGATION) PASAL 34 PERSYARATAN PEMAIN... 26 DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM... 4 PASAL 1 RUANG LINGKUP... 4 PASAL 2 DEFINISI... 4 PASAL 3 PENYELENGGARA... 4 PASAL 4 KRITERIA PENERIMAAN PESERTA DAN PROSEDUR... 5 PASAL 5 INTEGRITAS (INTEGRITY)...

Lebih terperinci

DEFINISI 3 LIGA 2 _ 6 PESERTA, JADWAL DAN SISTEM KOMPETISI 11 PERTANDINGAN _20 PROSEDUR PERTANDINGAN _30 PEMAIN DAN OFISIAL 34 LOGISTIK 43 MEDIA 45

DEFINISI 3 LIGA 2 _ 6 PESERTA, JADWAL DAN SISTEM KOMPETISI 11 PERTANDINGAN _20 PROSEDUR PERTANDINGAN _30 PEMAIN DAN OFISIAL 34 LOGISTIK 43 MEDIA 45 LIGA 2 2018 DEFINISI 3 LIGA 2 _ 6 PESERTA, JADWAL DAN SISTEM KOMPETISI 11 PERTANDINGAN _20 PROSEDUR PERTANDINGAN _30 PEMAIN DAN OFISIAL 34 LOGISTIK 43 MEDIA 45 PERLENGKAPAN _ 49 TIKET (TICKETING) & AKREDITASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menandai dimulainya sepakbola modern. Lihat: ibid, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid. hlm. 18. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. menandai dimulainya sepakbola modern. Lihat: ibid, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid. hlm. 18. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan jenis permainan yang paling populer di dunia, termasuk di Indonesia. Kapan pertama kali permainan ini muncul belum dapat diketahui dengan pasti.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pasal 1 Tujuan Kode Disiplin PSSI

PENDAHULUAN. Pasal 1 Tujuan Kode Disiplin PSSI PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Pasal 1 Tujuan Kode Disiplin PSSI Kode Disiplin PSSI ini ditetapkan dan diberlakukan dengan tujuan (i) mengatur dan menjelaskan jenis-jenis pelanggaran disiplin, (ii) menetapkan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI KEMENPORA MENGHADAPI SANKSI FIFA. persepakbolaan dunia tanpa campur tangan dari kekuatan politik dan aktor-aktor

BAB IV STRATEGI KEMENPORA MENGHADAPI SANKSI FIFA. persepakbolaan dunia tanpa campur tangan dari kekuatan politik dan aktor-aktor BAB IV STRATEGI KEMENPORA MENGHADAPI SANKSI FIFA Perang kedaulatan antara FIFA dengan kedaulatan pemerintah semakin menjadi jadi semenjak dijatuhkannya sanksi pembekuan terhadap PSSI. Tujuan negara adalah

Lebih terperinci

PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA

PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA REGULASI LIGA 3 2017 PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA REGULASI LIGA 3 2017 DEFINISI Kecuali ditetapkan lain, maka dalam Regulasi dan Manual Liga ini yang dimaksud dengan : FIFA adalah Federation Internationale

Lebih terperinci

Judul : Klub ISL Wajib Miliki Lisensi Media : Kompas Wartawan : Jo\i. Tanggal : Mar 2015 Halaman : 29

Judul : Klub ISL Wajib Miliki Lisensi Media : Kompas Wartawan : Jo\i. Tanggal : Mar 2015 Halaman : 29 Judul : Klub ISL Wajib Miliki Lisensi Media : Kompas Wartawan : Jo\i 25 Tanggal : Mar Nada Pemberitaan : Netral 2015 Halaman : 29 Klub ISL Wajib Miliki Lisensi Lisensi Kelas ISL Diberlakukan PSSI dan

Lebih terperinci

KODE DISIPLIN INDONESIA SOCCER CHAMPIONSHIP

KODE DISIPLIN INDONESIA SOCCER CHAMPIONSHIP DEFINISI Dalam Kode Disiplin ini yang dimaksud dengan: AFC Asian Football Confederation FIFA Federation Internationale de Football Association GTS PT Gelora Trisula Semesta Intermediary Individu yang dibayar

Lebih terperinci

Kecuali ditetapkan lain, maka dalam Regulasi ini yang dimaksud dengan: FIFA adalah Federation Internationale de Football Association.

Kecuali ditetapkan lain, maka dalam Regulasi ini yang dimaksud dengan: FIFA adalah Federation Internationale de Football Association. DEFINISI Kecuali ditetapkan lain, maka dalam Regulasi ini yang dimaksud dengan: FIFA adalah Federation Internationale de Football Association. Kompetisi adalah kompetisi Piala Nusantara 2014. Klub adalah

Lebih terperinci

MEMBANGUN FONDASI PEMBINAAN SEPAKBOLA USIA DINI YANG LEBIH KOKOH UNTUK MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN SEPAKBOLA INDONESIA

MEMBANGUN FONDASI PEMBINAAN SEPAKBOLA USIA DINI YANG LEBIH KOKOH UNTUK MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN SEPAKBOLA INDONESIA MEMBANGUN FONDASI PEMBINAAN SEPAKBOLA USIA DINI YANG LEBIH KOKOH UNTUK MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN SEPAKBOLA INDONESIA Yayan fernando, Mustakim, Ari Kurniawan Deny Kurnia, Chandra Nainggolan, Muhammad hapis

Lebih terperinci

REGULASI INDONESIA SUPER LEAGUE

REGULASI INDONESIA SUPER LEAGUE INDONESIA SUPER LEAGUE 2015 PT LIGA INDONESIA Komisaris Utama : H. Harbiansyah Hanafiah Direktur Utama : H. Syahril HM Taher Chief Executive Officer : Joko Driyono Alamat : Rasuna Office Park Unit DO-07

Lebih terperinci

PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR FUTSAL

PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR FUTSAL 6 PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR FUTSAL A. UMUM 1. Pelaksanaan Pertandingan Tanggal : 14 20 November 2015 Tempat : Lapangan Fair Play Seutui, Banda Aceh 2. Technical Meeting Umum Tanggal :

Lebih terperinci

REGULASI PIALA SOERATIN U PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA

REGULASI PIALA SOERATIN U PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA REGULASI PIALA SOERATIN U17 2017 PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA REGULASI LIGA NASIONAL U-17 DEFINISI Kecuali ditetapkan lain, maka dalam Regulasi dan Manual Kompetisi PSSI Piala Soeratin 2017 ini

Lebih terperinci

PERATURAN ORGANISASI PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) Nomor : 01/PO-PSSI/I/2011 TENTANG

PERATURAN ORGANISASI PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) Nomor : 01/PO-PSSI/I/2011 TENTANG PERATURAN ORGANISASI PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) Nomor : 01/PO-PSSI/I/2011 TENTANG PERUBAHAN/ PENYEMPURNAAN PO NO : 03/PO-PSSI/VIII/2009 TENTANG PEMAIN : STATUS, ALIH STATUS DAN PERPINDAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi

Lebih terperinci

REGULASI TORABIKA SOCCER CHAMPIONSHIP 2016

REGULASI TORABIKA SOCCER CHAMPIONSHIP 2016 REGULASI TORABIKA SOCCER CHAMPIONSHIP 2016 DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM 4 PASAL 1 RUANG LINGKUP 4 PASAL 2 DEFINISI 4 PASAL 3 PENYELENGGARA 5 PASAL 4 KRITERIA PENERIMAAN PESERTA DAN PROSEDUR 5 PASAL

Lebih terperinci

2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola adalah salah satu olahraga beregu yang dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu yang saling berhadapan, dengan masing-masing regu terdiri dari

Lebih terperinci

Desain Kompetisi Sepak Bola Usia Dini

Desain Kompetisi Sepak Bola Usia Dini Desain Kompetisi Sepak Bola Usia Dini KOMPETISI adalah kegiatan yang langka, khususnya kompetisi berjenjang di tingkat usia dini, dalam konteks pembinaan sepak bola di Indonesia yang baik dan terarah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang sangat populer di seluruh dunia dimana hampir setiap daerah terdapat lapangan sepak bola dan tidak hanya orang dewasa saja

Lebih terperinci

a. mendeskripsikan pelanggaran peraturan di dalam regulasi Turnamen; b. menentukan sanksi yang dikeluarkan dalam setiap pelanggaran;

a. mendeskripsikan pelanggaran peraturan di dalam regulasi Turnamen; b. menentukan sanksi yang dikeluarkan dalam setiap pelanggaran; KODE DISIPLIN 1 Pasal 1 Tujuan 1. Tujuan dari Kode Disiplin ini adalah untuk memastikan seluruh hal yang terjadi dalam pelaksanaan turnamen Piala Presiden 2018 (Turnamen) dijalankan sesuai dengan regulasi

Lebih terperinci

TURNAMEN BADMINTON MAASTRICHT-MIRIAM HABIBIE CUP 2013

TURNAMEN BADMINTON MAASTRICHT-MIRIAM HABIBIE CUP 2013 TURNAMEN BADMINTON MAASTRICHT-MIRIAM HABIBIE CUP 2013 KETENTUAN TURNAMEN Ketentuan umum Dalam Ketentuan Turnamen ini yang dimaksud dengan: 1. Turnamen adalah pertandingan bulutangkis beregu Maastricht-Miriam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak perlu diperdebatkan lagi bila sepakbola disebut sebagai cabang olahraga paling populer di dunia. Sepakbola telah sukses mengungguli berbagai macam olahraga populer

Lebih terperinci

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Departemen Keuangan RI Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Panitia Antar Departemen Penyusunan Rancangan Undang-undang Akuntan Publik Gedung A Lantai 7 Jl. Dr. Wahidin No.1 Jakarta 10710 Telepon:

Lebih terperinci

STATUTA PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Edisi Revisi Statuta PSSI

STATUTA PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Edisi Revisi Statuta PSSI STATUTA PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Edisi Revisi 2011 i ii PERATURAN ORGANISASI PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) TAHUN 2010 Nomor : 02/MUNASLUB-PSSI/2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Internasional yang merupakan induk sepakbola dunia. Organisasi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Internasional yang merupakan induk sepakbola dunia. Organisasi Internasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sepakbola tidak terlepas dari naungan Organisasi Internasional yang merupakan induk sepakbola dunia. Organisasi Internasional yang mengurusi urusan sepakbola

Lebih terperinci

Oleh Fahrian Marga ABSTRAK

Oleh Fahrian Marga ABSTRAK PROSPEK PENERAPAN PIDANA TERHADAP PENYELENGGARA KEJUARAAN SEPAKBOLA YANG TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL PASAL 5 AYAT (1) DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal menjadi salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer dan banyak diminati oleh berbagai kalangan di dunia. Hal ini terlihat dari antusiasme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sebuah proses yang dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory

Lebih terperinci

Oleh Zul Andri Syamsul Gultom Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan

Oleh Zul Andri Syamsul Gultom Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan SURVEI TINGKAT PEMAHAMAN PEMAIN SEPAK BOLA TENTANG PERATURAN PERMAINAN SEPAK BOLA (LAWS OF THE GAME) 2014/2015 PADA KLUB PERSATUAN SEPAKBOLA MEDAN SEKITARNYA (PSMS) MEDAN TAHUN 2016 Oleh Zul Andri Syamsul

Lebih terperinci

Komisaris Utama : H. Harbiansyah Hanafiah Direktur Utama : H. Syahril HM Taher Chief Executive Officer : Joko Driyono

Komisaris Utama : H. Harbiansyah Hanafiah Direktur Utama : H. Syahril HM Taher Chief Executive Officer : Joko Driyono PENYELENGGARA PT LIGA INDONESIA Komisaris Utama : H. Harbiansyah Hanafiah Direktur Utama : H. Syahril HM Taher Chief Executive Officer : Joko Driyono Alamat : Rasuna Office Park Unit DO-07 Kompleks Apartemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang paling populer di berbagai negara, baik itu di negara berkembang maupun negara maju. Permainan sepakbola tergolong

Lebih terperinci

DRS. HERWIN, M.PD.

DRS. HERWIN, M.PD. DRS. HERWIN, M.PD. herwin@uny.ac.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 Materi disampaikan pada Pelatihan dan Coaching Clinics Sepakbola

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS FARMASI CUP 2017 FUTSAL COMPETITION

PERATURAN KHUSUS FARMASI CUP 2017 FUTSAL COMPETITION PERATURAN KHUSUS FARMASI CUP 2017 FUTSAL COMPETITION I. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tanggal : 11 19 November 2017 Waktu : Jadwal Pertandingan diberikan saat Malam Atlet Tempat : GOR Amongraga II. Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggemar dan peminat di berbagai belahan bumi. Bahkan sepak bola. bukan hanya sekedar olahraga, akan tetapi juga mampu membawa

BAB I PENDAHULUAN. penggemar dan peminat di berbagai belahan bumi. Bahkan sepak bola. bukan hanya sekedar olahraga, akan tetapi juga mampu membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola adalah suatu cabang olahraga yang mempunyai banyak penggemar dan peminat di berbagai belahan bumi. Bahkan sepak bola bukan hanya sekedar olahraga,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap cabang olahraga memiliki sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga dengan sepakbola. Sepakbola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertandingan merupakan bentuk kegiatan saling berhadapan antara satu pemain dengan pemain lainya atau antara satu tim dengan tim lainya dengan tujuan untuk merebut kemenangan.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.61, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA IPTEK. Keinsinyuran. Profesi. Penyelenggaraan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5520) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. Yang bertandatangan dibawah ini, Nama :... Jabatan :... Alamat :... Telpon :...

SURAT PERNYATAAN. Yang bertandatangan dibawah ini, Nama :... Jabatan :... Alamat :... Telpon :... SURAT PERNYATAAN Yang bertandatangan dibawah ini, Nama :... Jabatan :... Alamat :...... Telpon :... Bertindak untuk dan atas nama Sekolah Sepak Bola : Nama :... Alamat :... Telpon/fax :... Dengan ini kami

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB)

ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB) ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB) PEMBUKAAN Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka Bangsa Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA SEPAKBOLA PEREMPUAN

BAB 3 DINAMIKA SEPAKBOLA PEREMPUAN BAB 3 DINAMIKA SEPAKBOLA PEREMPUAN Bab 3 membahas mengenai penyelenggaraan Piala Dunia Perempuan, baik mengenai sejarah sepakbola perempuan dalam hal ini fokus ke dalam penyelenggaraan Piala Dunia Perempuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal menjadi salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer dan banyak diminati oleh berbagai kalangan di dunia. Hal ini terlihat dari antusiasme

Lebih terperinci

BAB II MEDIA DAN TIM NASIONAL SEPAK BOLA INDONESIA

BAB II MEDIA DAN TIM NASIONAL SEPAK BOLA INDONESIA BAB II MEDIA DAN TIM NASIONAL SEPAK BOLA INDONESIA II.1. Tim Nasional Sepak Bola Indonesia. Tim nasional sepak bola Indonesia adalah tim yang mewakili Indonesia di kompetisi sepak bola Internasional. Tim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan masyarakat dunia saat ini. Dimana fungsi olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar mengolah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

, 2015 HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN FUTSAL DENGAN KINERJA WASIT FUTSAL ASPROV PSSI JAWA BARAT SAAT MEMIMPIN PERTANDINGAN

, 2015 HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN FUTSAL DENGAN KINERJA WASIT FUTSAL ASPROV PSSI JAWA BARAT SAAT MEMIMPIN PERTANDINGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal adalah salah satu kegiatan olahraga yang cukup popular dan banyak diminati oleh warga Indonesia bahkan di dunia saat ini. Hal ini terlihat dari antusiasme bermain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Olah raga merupakan bentuk aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani (Wikipedia). Aktifitas olah raga telah dikenal

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Solo International Futsal Academy Solo International Futsal Academy

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Solo International Futsal Academy Solo International Futsal Academy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Solo International Futsal Academy. Untuk mengetahui pengertian dan definisi dari judul tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat terkenal di dunia dalam deretan olahraga beregu. Olahraga yang dimainkan oleh berjuta-juta manusia,

Lebih terperinci

BAB 2 FIFA SEBAGAI INGO

BAB 2 FIFA SEBAGAI INGO BAB 2 FIFA SEBAGAI INGO Pada bab 2 ini akan berisi mengenai uraian FIFA dan fokus FIFA dalam menjalankan tujuan-tujuan dan misi-misi yang dimiliki sebagai INGO. Serta bagaimana FIFA dijalankan dan bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat belakangan ini sudah menyadari akan arti pentingnya olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang berpartisipasi di dalam dunia olahraga.

Lebih terperinci

Peraturan Ambassador Cup Ketentuan Kontingen, Tim/Atlet dan Pendukungnya

Peraturan Ambassador Cup Ketentuan Kontingen, Tim/Atlet dan Pendukungnya Peraturan Ambassador Cup 2013 Ketentuan Kontingen, Tim/Atlet dan Pendukungnya 1. Kontingen adalah kumpulan tim/atlet pertandingan yang mewakili masing-masing komunitas Indonesia di Belanda ditambah dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

ABSTRACT. Rizal Ramadhan Herman/ Influence of entering Australia Becoming Part of The AFF in Football Development

ABSTRACT. Rizal Ramadhan Herman/ Influence of entering Australia Becoming Part of The AFF in Football Development ABSTRACT Paramadina University International Relations Studies Program 2011 Rizal Ramadhan Herman/211000165 Influence of entering Australia Becoming Part of The AFF in Football Development Australia is

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan menggunakan pemancar maka teleivisi dapat menerima input gambar bergerak

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan menggunakan pemancar maka teleivisi dapat menerima input gambar bergerak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa sudah mengalami perubahan yang sangat pesat, baik televisi maupun radio. Televisi adalah media yang mengandalkan audio dan visual yang saat ini memiliki

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MANAJEMEN KLUB SEPAKBOLA PERSPA (PERSATUAN SEPAKBOLA PACITAN) TAHUN 2015

STUDI TENTANG MANAJEMEN KLUB SEPAKBOLA PERSPA (PERSATUAN SEPAKBOLA PACITAN) TAHUN 2015 STUDI TENTANG MANAJEMEN KLUB SEPAKBOLA PERSPA (PERSATUAN SEPAKBOLA PACITAN) TAHUN 2015 Mokhammad Munna Khabibyi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang E-mail: ciranjiwin@gmail.com I Nengah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

I S S U E 1 5, 4 A P R I L C o n t e n t. LIGA INGGRIS Pelatih Dengan Gaji Tertinggi. KEUNTUNGAN KLUB Darimana saja keuntungan klub berasal

I S S U E 1 5, 4 A P R I L C o n t e n t. LIGA INGGRIS Pelatih Dengan Gaji Tertinggi. KEUNTUNGAN KLUB Darimana saja keuntungan klub berasal I S S U E 1 5, 4 A P R I L 2 0 1 7 ADVERTISE HERE C o n t e n t LIGA INGGRIS Pelatih Dengan Gaji Tertinggi KEUNTUNGAN KLUB Darimana saja keuntungan klub berasal Liga 1 INDONESIA GOJEK dan TRAVELOKA PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disamping dimainkan secara tim, permainan sepak bola sangat menarik karena

BAB I PENDAHULUAN. Disamping dimainkan secara tim, permainan sepak bola sangat menarik karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan cabang olahraga permainan yang tergolong dalam permainan bola besar dan sangat populer hampir di seluruh dunia. Demikian juga di Indonesia, sepak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas tinggi yang dilakukan oleh seseorang di tengah masyarakat sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS. Dunia Perempuan, dilihat dari hubungan antara kompetisi yang dijalankan dan teori yang

BAB 4 ANALISIS. Dunia Perempuan, dilihat dari hubungan antara kompetisi yang dijalankan dan teori yang BAB 4 ANALISIS Bab 4 membahas mengenai analisa terhadap alasan FIFA menyelenggarakan Piala Dunia Perempuan, dilihat dari hubungan antara kompetisi yang dijalankan dan teori yang digunakan oleh penulis.

Lebih terperinci

Respect For The Rules dalam Permainan Sepak Bola

Respect For The Rules dalam Permainan Sepak Bola Respect For The Rules dalam Permainan Sepak Bola Husnul Hadi, S.Pd ajohusnul@gmail.com Abstrak Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat berkembang pesat di dunia. Sepak bola melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melihat kondisi persepakbolaan di Indonesia, sangat memprihatinkan, dilihat dari beberapa tahun kebelakang dengan prestasi sepakbola Indonesia yang sangat

Lebih terperinci

C. TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAKBOLA

C. TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAKBOLA Apa Itu Sepak Bola? Sepak Bola adalah permainan bola yang dimaikan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Olahraga ini sangat digemari dan terkenal sampai ke manca negara yang dimainkan

Lebih terperinci

BAB 2 Sejarah dan Konteks

BAB 2 Sejarah dan Konteks BAB 2 Sejarah dan Konteks Seiring dengan kepopuleran sepak bola yang saat itu telah mencapai level masif di Eropa pada awal abad ke-20, kebutuhan akan adanya organisasi yang mengatur jadwal pertandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme

BAB I PENDAHULUAN. menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme 1 BAB I PENDAHULUAN PSSI (Persatuan Sepak bola seluruh Indonesia) yang dibentuk pada 19 April 1930 di Yogyakarta, sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan Belanda, Kelahiran PSSI

Lebih terperinci

PRESS RELEASE. Indonesia Super League 2012/2013

PRESS RELEASE. Indonesia Super League 2012/2013 Indonesia Super League 2012/2013 JAKARTA --- Gebyar Indonesia Super League 2012/2013 tak lama lagi akan menggema di seluruh pelosok tanah air. Launching istimewa pada 12 Desember 2012 akan menjadi penanda

Lebih terperinci

STANDAR MINIMAL TEKNIS PELAKSANAAN PERTANDINGAN SEPAKBOLA USIA MUDA

STANDAR MINIMAL TEKNIS PELAKSANAAN PERTANDINGAN SEPAKBOLA USIA MUDA STANDAR MINIMAL TEKNIS PELAKSANAAN PERTANDINGAN SEPAKBOLA USIA MUDA OLEH : M. ACHWANI MANAJEMEN SPORT UTAMA 2013 1 STANDAR MINIMAL TEKNIS PELAKSANAAN PERTANDINGAN USIA MUDA (TEMPAT PERTANDINGAN BUKAN STADION)

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 131, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3989) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Olahraga bulutangkis..., Hary Setyawan, FIB UI, Universitas Indonesia. Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN. Olahraga bulutangkis..., Hary Setyawan, FIB UI, Universitas Indonesia. Universitas Indonesia BAB V KESIMPULAN Pada tahun 1930-an merupakan masa-masa krisis ekonomi yang melanda disebagian besar dunia. Krisis ekonomi ini berdampak pula di wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Krisis yang

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 = PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi Mini Soccer IMSSO Liga Medika 2018 dibuka untuk mahasiswa aktif Program Studi Pendidikan Dokter atau Program

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN

Lebih terperinci

TURNAMEN BADMINTON BELANDA-EROPA MAASTRICHT-MIRIAM HABIBIE CUP 2010

TURNAMEN BADMINTON BELANDA-EROPA MAASTRICHT-MIRIAM HABIBIE CUP 2010 PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA (PPI) MAASTRICHT Indonesian Student Association in Maastricht Contact: cangkirmaastricht@gmail.com Hp. +31645463709 (Rio) TURNAMEN BADMINTON BELANDA-EROPA MAASTRICHT-MIRIAM

Lebih terperinci

PASAL 1 NAMA TURNAMEN PASAL 2 PENYELENGGARA PASAL 3 KLUB PESERTA REGULASI PIALA PRESIDEN Nama turnamen adalah PIALA PRESIDEN 2018 (Turnamen).

PASAL 1 NAMA TURNAMEN PASAL 2 PENYELENGGARA PASAL 3 KLUB PESERTA REGULASI PIALA PRESIDEN Nama turnamen adalah PIALA PRESIDEN 2018 (Turnamen). REGULASI PASAL 1 NAMA TURNAMEN Nama turnamen adalah PIALA PRESIDEN 2018 (Turnamen). PASAL 2 PENYELENGGARA 1. Penyelenggara Turnamen adalah Organizing Committee Piala Presiden 2018 (OC). 2. OC menetapkan

Lebih terperinci

REGULASI TURNAMEN PIALA PRESIDEN PASAL 1 NAMA TURNAMEN. Nama turnamen adalah PIALA PRESIDEN 2017 (Turnamen). PASAL 2 PENYELENGGARA

REGULASI TURNAMEN PIALA PRESIDEN PASAL 1 NAMA TURNAMEN. Nama turnamen adalah PIALA PRESIDEN 2017 (Turnamen). PASAL 2 PENYELENGGARA PASAL 1 NAMA TURNAMEN Nama turnamen adalah PIALA PRESIDEN 2017 (Turnamen). PASAL 2 PENYELENGGARA 1. Penyelenggara Turnamen adalah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). 2. PSSI menetapkan kota penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PERTANDINGAN AAJI SPORTAINMENT 2018

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PERTANDINGAN AAJI SPORTAINMENT 2018 PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PERTANDINGAN AAJI SPORTAINMENT 2018 A. PESERTA Peserta yang mengikuti AAJI SPORTAINMENT 2018 terdiri dari Pemain dan Manajer/Official Tim, sebagai berikut: 1. Pemain adalah para

Lebih terperinci

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM I-7 BAB II ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN I-8 BAB III PEMBENTUKAN I-10 BAB

Lebih terperinci