Pertanian Padi Organik Pola Tanam SRI dan Aplikasinya di Lapangan R. Utju Suiatna Praktisi Pertanian Padi Organik Ganesha Organic SRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pertanian Padi Organik Pola Tanam SRI dan Aplikasinya di Lapangan R. Utju Suiatna Praktisi Pertanian Padi Organik Ganesha Organic SRI"

Transkripsi

1 Pertanian Padi Organik Pola Tanam SRI dan Aplikasinya di Lapangan R. Utju Suiatna Praktisi Pertanian Padi Organik Ganesha Organic SRI Dipublikasikan pada International Conference & Exhibition : Science & Technology in Biomass Production (ICEBP) SITH ITB, November 2009 ABSTRACT SRI (System of Rice Intensification or le Systéme de Riziculture Intensive) was developed by Fr. Henri de Laulanié, S.J. in Madagascar with the farmers there. This method spread throughout the world with the help of CIIFAD/Cornel International Institute for Food and Agriculture Development New York, especially by the role of Professor Norman Uphoff. Nanjing Agricultural University in China and AARD (Agency for Agriculture Research and Development) in Indonesia did first trials of this method outside of Madagascar in Furthermore, the government and various parties in Indonesia continue to socialize the application of this planting method to the various regions. Based on information from a variety of publications, was stated that the application of SRI provides a significant increase in productivity but generally still performed in rice field with normal or ideal conditions. An application of SRI at several locations with various land and environmental conditions not only to introduce this method to the local community but also aims to examine the effectiveness of its application in various conditions. Observations show that if the rice fields are in normal or ideal conditions and all of procedures can be met then the application of SRI was provides a better improvement in the growth of rice plants. But if ideal conditions can not be accomplished, fully implementation of SRI was even able to be a problem that leads to the risk of declining crop yields and even crop failure. Therefore, for certain conditions the application of SRI is needed to be modified to adjust to local conditions. ABSTRAK Pola tanam SRI (System of Rice Intensification atau le Systéme de Riziculture Intensive) dikembangkan oleh Fr. Henri de Laulanié, S.J. di Madagascar bersama para petani di sana. Pola ini menyebar ke seluruh dunia atas bantuan CIIFAD/Cornel International Institute for Food and Agriculture Development New York, terutama atas peran Prof. Norman Uphoff. Nanjing Agricultural University di China dan AARD (Agency for Agriculture Research and Development) di Indonesia melakukan percobaan pertama pola tanam ini di luar Madagascar pada tahun Selanjutnya pemerintah dan berbagai elemen masyarakat di Indonesia terus mensosialisasikan aplikasi pola tanam ini ke berbagai daerah. Berdasarkan informasi dari berbagai macam publikasi dinyatakan bahwa aplikasi SRI ini memberikan peningkatan produktivitas yang signifikan namun umumnya masih dilakukan di lahan sawah dengan kondisi normal atau ideal. Aplikasi SRI yang dilakukan di beberapa lokasi dengan kondisi lahan dan lingkungan yang berbeda selain untuk memperkenalkan pola tanam ini kepada masyarakat setempat bertujuan juga untuk mengamati efektivitas penerapannya di berbagai kondisi tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bila kondisi sawahnya normal atau ideal dan prosedur pengelolaannya dapat dipenuhi maka aplikasi pola tanam SRI ini memang memberikan peningkatan yang lebih baik pada pertumbuhan tanaman padi. Tetapi bila terdapat kondisi yang tidak ideal penerapan secara penuh pola tanam SRI ini malahan dapat menjadi masalah yang berujung kepada resiko menurunnya hasil panen bahkan gagal panen. Dengan demikian untuk kondisi tertentu aplikasi pola tanam SRI ini perlu dimodifikasi seperlunya menyesuaikan dengan kondisi setempat.

2 PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena semua orang memerlukan pangan setiap hari. Tidak dapat dipungkiri bahwa ketersediaan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang mutlak. Kelangkaan atau krisis pangan yang terjadi dalam suatu negara dapat menimbulkan ekses negatif yang jauh lebih besar dibandingkan krisis komoditas lainnya. Padi atau beras (Oryza Sativa) merupakan tanaman pangan paling penting di negaranegara berkembang dan merupakan makanan pokok di Indonesia sehingga beras merupakan komoditas strategis. Seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan tersebar di banyak pulau maka bila sampai terjadi ketergantungan terhadap pangan impor akan dapat menyebabkan rentannya ketahanan pangan, yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk sosial, ekonomi, dan bahkan politik. Stagnasi pengembangan dan peningkatan produksi padi akan mengancam stabilitas nasional sehingga upaya pengembangan dan peningkatan produksi beras nasional mutlak diperlukan dengan sasaran utama pencapaian swasembada, peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan petani. Di Indonesia banyak tantangan yang dihadapi dalam produksi beras dan ini ditunjukkan dari status Indonesia sebelumnya yaitu sebagai negera pengimpor beras untuk jangka waktu yang cukup lama. Salah satu hambatan utama dalam budidaya padi di Indonesia antara lain adalah masalah pengairan selain hambatan-hambatan lainnya. Sudah cukup banyak cara dan metode yang diperkenalkan kepada petani untuk meningkatkan hasil produksinya. Alternatif yang cukup menjanjikan untuk meningkatkan produksi beras adalah pola tanam SRI (System of Rice Intensification). Prinsip pola tanam SRI ini adalah (1) Penanaman bibit muda yang kuat umur 8 ~ 12 hari, (2) Penanaman bibit tunggal dan jarak antar tanaman yang lebar sekitar 25 x 25 cm atau lebih, (3) Penanaman dengan segera kurang dari 30 menit setelah diambil dari penyemaian untuk menghindari trauma pada bibit, (4) Penanaman dangkal tidak ditancapkan tetapi digeserkan di atas permukaan tanah yang lembab, (5) Lahan sawah tidak terus menerus direndam air tetapi cukup dijaga tetap lembab, (6) Penyiangan mekanis segera dan cukup sering untuk mengendalikan gulma dan untuk aerasi tanah, (7) Menjaga keseimbangan biologi tanah dengan pemberian bahan organik atau pupuk organik. Semakin meningkatnya permasalahan lingkungan hidup dan rusaknya keseimbangan alam mendorong semakin digalakkannya pertanian organik termasuk pertanian padi yang digabungkan dengan pola tanam SRI. Penerapan SRI tidak hanya ditujukan untuk mendapatkan hasil panen secara maksimum tetapi lebih untuk meningkatkan produktivitas dari lahan, tenaga kerja, modal dan air yang dapat menguntungkan petani yang umumnya masih termasuk kategori masyarakat miskin. Selain di Indonesia, di negara lain seperti Madagascar, Kamboja, Bangladesh, Vietnam dan lainnya telah dilaporkan adanya kenaikan hasil panen yang mencapai 2 kali lipat bahkan 3 kali lipat sebagai hasil penerapan pola tanam ini dengan pengurangan konsumsi air, pupuk dan benih. Hasil ini merupakan alternatif yang menjanjikan untuk petani kecil/gurem dengan keterbatasan lahan dan modal. Namun walaupun pola tanam SRI ini sudah cukup luas disosialisasikan dan sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1999 tetapi jumlah petani yang mengaplikasikan pola tanam ini di Indonesia masih terhitung kecil prosentasenya. Kondisi ini diakibatkan oleh banyak hal dan diantaranya adalah masih belum lengkapnya informasi yang diterima para petani sehingga mereka belum berani merubah pola bertaninya, namun juga bisa diakibatkan petani yang sudah mencoba pola tanam ini tidak mendapatkan hasil yang lebih baik seperti diinformasikan dengan salah satu penyebabnya karena kondisi lahan/tanah yang belum mendukung terjadinya keberhasilan dalam peningkatan hasil. Untuk keperluan produksi, sejak tahun 2008 lalu telah dilakukan aplikasi pola tanam ini di beberapa lokasi/daerah sekaligus dilakukan pengamatan dan pembandingan hasil dengan musim tanam sebelumnya yang menggunakan pola tanam konvensional. Hasil pengamatan aplikasi pola tanam ini baru dapat disajikan secara kualitatif karena tidak dilakukan secara khusus untuk keperluan penelitian.

3 METODA DAN MATERIAL Pengamatan dilakukan dilahan yang tadinya dimaksudkan untuk produksi dengan harapan dapat memperbaiki kondisi hasil sebelumnya yaitu berlokasi di daerah : - Dusun Panto Desa Cijambe Kabupaten Subang di dua blok dengan kondisi lahan sawah termasuk normal dan kondisi satu bloknya lagi adalah lahan dengan kondisi tingkat kandungan Fe nya tinggi yang dicirikan dengan tersebarnya bercak-bercak seperti karat pada tanah sawah. - Cibarola Kabupaten Subang dengan kondisi lahan sawah sebelumnya selama bertahun-tahun merupakan kolam pembesaran ikan sehingga saat digunakan sebagai sawah, lahan tersebut menyerupai rawa yang cukup dalam. - Cidahu Kabupaten Sukabumi dengan kondisi lahan terdapat petakan yang normal dan juga terdapat petakan yang merupakan lahan sawah yang ternaungi pepohonan cukup tinggi dari bukit di sekitar sawah. - Padalarang Kabupaten Bandung dengan kondisi lahan tercemar air limbah dari industri produksi kertas. - Rancaekek Kabupaten Bandung dengan kondisi lahan tercemar air limbah dari industri tekstil. Penanaman padi di lokasi-lokasi tersebut menggunakan pola tanam SRI dan untuk beberapa kasus beberapa prinsip pola tanam SRI dimodifikasi untuk mendapatkan perbandingan. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia samasekali sudah dihentikan dan diganti dengan penggunaan kompos, mikroba, pupuk organik cair dan pestisida hayati. Pengamatan dilakukan secara penuh selama 1 Musim Tanam atau lebih kecuali pada lokasi lahan yang terkena pencemaran air limbah dari industri tekstil karena padi yang ditanam di lokasi tersebut pertumbuhannya terhenti samasekali saat umur sekitar 20 hari setelah tanam. Penilaian kualitas hasil panen dilakukan secara visual dari warna gabahnya dan berdasarkan penilaian rasa beras/nasi oleh masing-masing petani penggarap di lahan bersangkutan dari membandingkannya dengan rasa beras/nasi dari hasil panen sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari pengamatan sebagai bagian dari proses pengelolaan sawah dengan pola tanam SRI sistem organik di berbagai tempat dengan berbagai kondisi ini secara kualitatif saja adalah sebagai berikut : - Sawah Normal, Cijambe Kabupaten Subang Hasil panen dari aplikasi pola tanam SRI pada lahan sawah normal menunjukkan peningkatan kualitas maupun kuantitas. Pada panen sebelumnya maupun hasil panen dari sawah yang bersebelahan dengan sistem konvensional menggunakan varietas yang sama yaitu beras ciherang diperoleh hasil ubinan rata-rata 5,5 ton/ha. Setelah mengaplikasikan sistem organik pola tanam SRI diperoleh hasil ubinan rata-rata 8,5 ton/ha dan diperoleh hasil gabah yang warna kuningnya lebih mengkilap dibandingkan hasil pola tanam konvensional yang cenderung kusam kecoklat-coklatan. - Sawah Keracunan Fe, Cijambe Kabupaten Subang Hasil panen dari aplikasi pola tanam SRI pada lahan sawah normal menunjukkan peningkatan kualitas maupun kuantitas. Pada panen sebelumnya menggunakan varietas yang sama yaitu beras ciherang bisa dikatakan tidak diperoleh hasil samasekali karena gabahnya tidak berisi (gabug) dan warna gabah yang masih ada pada tanaman padi ini terlihat coklat kusam sehingga saat itu tidak dilakukan panen tetapi tanaman padinya langsung dibenamkan ke dalam tanah. Setelah mengaplikasikan sistem organik pola tanam SRI diperoleh hasil ubinan rata-rata sekitar 4 ton/ha dan diperoleh hasil gabah yang warna kuningnya lebih mengkilap dibandingkan hasil pola tanam konvensional yang cenderung kusam kecoklat-coklatan. Peran terbesar terjadinya perubahan hasil ini adalah salah satu prinsip SRI yaitu pengairan macak-

4 macak dan penggunaan bahan organik berupa kompos. Sistem pengairan macak-macak ini memungkinkan terjadinya penekanan dari efek keracunan Fe, sedangkan pada saat menggunakan sistem konvensional dengan perendaman sepanjang waktu mengakibatkan tingkat keasaman tanah semakin tinggi. - Sawah Berawa, Cibarola Kabupaten Subang Pada saat pertamakali dilakukan penanaman dengan pola tanam SRI terdapat masalah dalam hal tidak stabilnya bibit muda umur semai sekitar 9 hari yang baru ditanam. Seringkali harus dilakukan penyulaman untuk bibit yang hilang setelah sebelumnya rebah. Penyulaman yang dilakukan dengan sedikit menancapkan bibit muda ini juga masih tidak terlepas dari masalah yaitu banyaknya juga bibit yang patah batangnya. Akibat lanjutan dari kondisi ini adalah berkurangnya jumlah tanaman yang tumbuh dan meningkatnya biaya kerja untuk penyulaman. Untuk Musim Tanam berikutnya di tempat yang sama dilakukan sedikit modifikasi penanaman dengan menggunakan bibit yang lebih tua yaitu sekitar 18 hari dan penanaman agak ditancapkan. Perubahan ini ternyata dapat memberikan hasil yang lebih baik dari sisi potensi hasil panen. Dengan demikian penanaman tidak harus dangkal bila tanahnya memiliki kontur seperti rawa atau aliran air sulit dikendalikan yang dapat menghanyutkan bibit yang baru ditanam. - Sawah Ternaungi, Cidahu Kabupaten Sukabumi Penanaman tunggal dan jarak yang renggang di lahan yang ternaungi sehingga kurang mendapatkan penyinaran matahari tidak dapat meningkatkan hasil panen sesuai dengan yang diharapkan. Kurangnya penyinaran matahari dapat menyebabkan proses fotosintesa menjadi tidak optimal sehingga ketersediaan unsur hara dalam tanah atau pun yang ditambahkan menjadi berkurang efeknya terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman yang kurus dengan jarak antar rumpun yang cukup lebar menyebabkan pertumbuhan gulma menjadi lebih leluasa dan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman padi sebagai tanaman utama. Pada lokasi seperti ini penanaman bibit tunggal dengan jarak yang renggang ini tidak dapat mencapai pertumbuhan yang optimal. Dengan demikan pada lahan yang ternaungi seperti ini penanaman bibit dapat dilakukan tidak tunggal dan jarak antar rumpun bisa agak rapat seperti pola penanaman konvensional untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak. - Sawah tercemar limbah kertas, Padalarang Kabupaten Bandung Penanaman padi dengan pola SRI di lahan sawah yang airnya tercemar dengan limbah industri kertas menyebabkan pertumbuhannya lebih buruk dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya dengan aplikasi pola konvensional. Kondisi yang paling mempengaruhi pertumbuhan padi ini adalah penerapan pengairan secara macak-macak yang menyebabkan limbah kertas yang terdapat dalam air pembuangan industri menjadi mengental dan akhirnya mengeras membentuk lembaran-lembaran kertas/karton di atas permukaan sawah. Hal ini secara langsung sangat mengganggu pertumbuhan dari tanaman padi. Usaha untuk menyaring air yang masuk ke dalam areal sawah sudah diusahakan dengan membuat kolam penampungan sebelum air tersebut mengalir ke sawah namun mengingat tingkat pencemaran sudah cukup tinggi maka lembaran-lembaran kertas tetap terbentuk di pesawahan. Untuk mencegah terhentinya samasekali pertumbuhan tanaman padi yang sudah terdeteksi mengalami pengeringan pada daun dan batangnya, untuk selanjutnya lahan sawah kembali digenang seperti pola konvensional. Penggenangan ini dapat menolong tumbuhnya kembali tanaman padi walaupun pertumbuhan selanjutnya menjadi tidak sempurna. - Sawah tercemar limbah industri tekstil, Rancaekek Kabupaten Bandung Industri tekstil biasanya menggunakan mineral garam dalam proses pewarnaan kain. Mineral garam ini selanjutnya terbawa air limbah industri yang tidak diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke perairan umum. Kandungan garam yang tinggi dalam air yang digunakan juga untuk mengairi sawah ini akhirnya menghambat dan mengganggu pertumbuhan tanaman padi. Sama halnya dengan yang terjadi di lahan sawah yang airnya tercemar limbah industri kertas, pengkondisian lahan sawah menjadi macak-macak menyebabkan mineral garam ini terakumulasi di permukaan tanah dan merusak pertumbuhan tanaman padi sampai akhirnya tanaman ini mengering setelah usia sekitar 25 hari setelah tanam. Usia tanam dari bibit muda

5 yang masih lemah dan rentan terhadap kondisi lingkungan turut memberikan kontribusi terhadap gagalnya pertumbuhan tanaman. Untuk sawah yang dikelola secara konvensional, tanaman padi dapat bertahan lebih lama namun akhirnya sebagian besar tetap mengering hanya sedikit yang bisa bertahan sampai bisa dipanen dan di beberapa lokasi setempat yang pengairannya mengandalkan air hujan bukan air dari aliran sungai yang tercemar serta masih dilakukan penggenangan, tanaman padi masih dapat tumbuh dan dipanen walaupun hasil panennya memang jauh di bawah rata-rata dan secara kualitas sebenarnya tidak layak untuk dikonsumsi. Modifikasi lain yang diperlukan diantaranya adalah untuk lahan sawah yang memiliki karakteristik cepatnya pertumbuhan gulma, maka lahan tersebut bisa segera direndam untuk beberapa saat bila ada indikasi pertumbuhan gulma sangat cepat dan berpotensi untuk sulit ditangani. Secara ringkas, hasil pengamatan tersebut dapat dirangkum dalam tabel berikut : NR FE RW TD KR TL Bibit muda Bibit tunggal Jarak renggang Tanam segera Tanam Dangkal Macak-macak Penyiangan mekanis Bahan organik NR : Sawah Normal FE : Sawah keracunan Fe RW : Sawah Rawa TD : Sawah Ternaungi KR : Sawah tercemari limbah kertas TL : Sawah tercemari limbah industri tekstil : Tidak menunjukkan masalah, indikasi berperan dalam peningkatan hasil panen : Menunjukkan masalah, indikasi berperan dalam penurunan hasil panen KESIMPULAN Berdasarkan pengamatan secara kualitatif pada aplikasi penanaman padi dengan pola tanam SRI organik di beberapa kondisi lahan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : - Sistem pertanian organik pola tanam SRI terbukti dapat memberikan hasil lebih baik dari aspek produktivitas/kuantitas maupun kualitas dibandingkan dengan sistem konvensional bila seluruh prosedur dan kondisi yang disarankan dalam panduan dapat dilaksanakan. - Untuk mencapai tingkat produktivitas yang lebih baik dibandingkan sistem konvensional, aplikasi pola tanam SRI tidak selalu dapat dilaksanakan tepat atau persis sesuai dengan panduan tetapi harus menyesuaikan dengan kondisi alam setempat diantaranya berupa struktur tanah dan penyinaran matahari. - Beberapa prinsip SRI yaitu penanaman dengan segera, penyiangan mekanis dengan segera/sering dan penggunaan atau penambahan bahan organik dapat diaplikasikan pada segala macam kondisi tanah dan lingkungan.

6 DAFTAR PUSTAKA -----, Acid soil and lime, Directorate Communication, National Department of Agriculture of South Africa -----, How To Help Rice Plants Grow Better And Produce More: Teach Yourself And Others, Association Tefy Saina, Antananarivo, Madagascar, and Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development -----, Menuju Pertanian Berwawasan Lingkungan, Balai Penelitian Sembawa Palembang -----, SRI Method of Paddy Cultivation, Watershed Support Services and Activities Network (Wassan), , SRI - System of Rice Intensification: An emerging alternative, Watershed Support Services and Activities Network (Wassan), , Weeders, A Reference Compendium, Watershed Support Services and Activities Network (Wassan), 2006 Adiningsih, Sri, Peranan Bahan Organik Tanah dalam Sitem Usaha Tani Konservasi. Materi Pelatihan Revitalisasi Keterpaduan Usaha Ternak Dalam Sistem Usaha Tani. Bogor & Solo 21 Februari 6 Maret 2000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Augstburger, Franz, dkk., Rice, Naturland e.v. 1st edition 2002 Braun, von, Joachim, The World Food Situation : New Driving Forces and Required Actions, International Food Policy Research Institute Washington,D.C., 2007 Laulanié, de, Henri, Technical Presentation Of The System Of Rice Intensification, Based On Katayama s Tillering Model, Association Tefy Saina McLeod, Malem, dkk., Soil organisms: Benefits and management practices, NSW Department of Primary Industries, Australia Mullen, B, John, Test The Soil First, Popular Mechanics New York USA, 1957 Purwasasmita, Mubiar, Presentasi Pelatihan : No Forest, No Water, No Future, Dewan Pemerhati Kehutanan Dan Lingkungan Tatar Sunda, 2008 Rabenandrasana, Justin, Revolution in rice intensification in Madagascar, Association Tefy Saina Ronald, C., Pamela, Making Rice Disease-Resistant, Scientific American, Inc., 1997 Simanungkalit, R.D.M., dkk., Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2006 Suhardjo, H., dkk., Bahan Organik Tanah. Informasi Penelitian Tanah, Air, Pupuk dan Lahan, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Uphoff, Norman, SRI - The System Of Rice Intensification: An Opportunity For Raising Productivity In The 21st Century, Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development, Paper for the International Year of Rice Conference, FAO, Rome, February 12-13, 2004 Uphoff, Norman and Rabenandrasana, Justin, What is the System of Rice Intensification?, Cornell International Institute for Food, Agriculture and Development, and Association Tefy Saina,

7 Lampiran Publikasi : Buku Bertani Padi Organik Pola Tanam SRI, penerbit padi, Januari 2010 ( Buku Elektronik (E-Book), Pola Tanam SRI, Ganesha Organic SRI, Januari 2010 ( Paper Pertanian Padi Organik Pola Tanam SRI dan Aplikasinya di Lapangan, International Conference & Exhibition : Science & Technology in Biomass Production (ICEBP) SITH ITB, November 2009 (

POLA TANAM SRI. Januari 2010 Rev.1, Juli 2010 R. Utju Suiatna

POLA TANAM SRI. Januari 2010 Rev.1, Juli 2010 R. Utju Suiatna POLA TANAM SRI Januari 2010 Rev.1, Juli 2010 R. Utju Suiatna http://www.info.com 1. Produktivitas dan Pola Tanam SRI SRI bukan merupakan varietas padi baru ataupun padi hibrida, namun merupakan suatu metoda

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN KEUNGGULAN PADI ORGANIK METODE SRI (System of Rice Intensification)

BUDIDAYA DAN KEUNGGULAN PADI ORGANIK METODE SRI (System of Rice Intensification) BUDIDAYA DAN KEUNGGULAN PADI ORGANIK METODE SRI (System of Rice Intensification) Abstrak Oleh Jenal Mutakin Budidaya padi organik metode SRI mengutamakan potensi lokal dan disebut pertanian ramah lingkungan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia (Marlina,2012), Batang pada tanaman padi beruas-ruas yang di dalamnya berongga (kosong), biasanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Organik Saat ini untuk pemenuhan kebutuhan pangan dari sektor pertanian mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan lingkungan.

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) PRINSIP S R I Oleh : Isnawan BP3K Nglegok Tanaman padi diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya Semua unsur potensi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sawah irigasi sebagai basis usahatani merupakan lahan yang sangat potensial serta menguntungkan untuk kegiatan usaha tani. Dalam satu tahun setidaknya sawah irigasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara luas Indonesia dikenal dengan sebutan negara agraris. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), negara agraris adalah negara dengan sebagian besar penduduknya

Lebih terperinci

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK System of Rice Intensification Prepared by : Utju Suiatna Beberapa Contoh Pesawahan SRI Pembibitan Penyiapan Tegalan Penyemaian Untuk bibit 1 ha diperlukan sekitar 5 kg benih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. petani/kelompok tani/p3a/gapoktan dan kearifan lokal.

II. TINJAUAN PUSTAKA. petani/kelompok tani/p3a/gapoktan dan kearifan lokal. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep SRI (System of Rice Intensification) 2.1.1 Pengertian dan perkembangan SRI Menurut Kementerian Pertanian (2014) SRI adalah teknik budidaya padi pada lahan sawah beririgasi

Lebih terperinci

TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI

TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI Gusnidar, Herviyanti dan Syafrimen Yasin; Fakultas Pertanian Universitas Andalas ABSTRAK Titojer adalah titonia dan jerami sebagai bahan organik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

Lebih terperinci

Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam

Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam Oleh: Nurlaili Abstract System of Rice Intensification

Lebih terperinci

bahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification

bahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification Pendahuluan System of Rice Intensification (SRI) merupakan sistem budidaya tanaman padi yang intensif dan efisien berbasis pada pengelolaan tanaman, biologi tanah, tata air dan pemupukan secara terpadu

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Indratmo Soekarno Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, email: indratmo@lapi.itb.ac.id, Tlp

Lebih terperinci

Nalwida Rozen, Aswaldi Anwar, dan Hermansah 2

Nalwida Rozen, Aswaldi Anwar, dan Hermansah 2 PENINGKATAN HASIL PADI DENGAN TEKNOLOGI SRI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELOMPOK TANI BUKIK BAJOLANG KECAMATAN PAUH PADANG 1 Nalwida Rozen, Aswaldi Anwar, dan Hermansah 2 ABSTRACT The SRI program

Lebih terperinci

dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :

dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN : KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK HAYATI LOKAL PADA TANAMAN PADI DI KABUPATEN BADUNG I Gusti Ngurah Sugiana 1), I Made Kawan 2), dan I Putu Candra 3) 1) Dosen Manajemen Agribisnis, 2) Dosen Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau

Lebih terperinci

SOSIALISASI POLA TANAM PADI SRI ORGANIK

SOSIALISASI POLA TANAM PADI SRI ORGANIK SOSIALISASI POLA TANAM PADI SRI ORGANIK tanggung jawab sosial untuk masyarakat petani Mengangkat Harkat dan Martabat Petani Dengan Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Hasil Pertanian Padi Melalui Pengembangan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

Mengangkat Harkat dan Martabat Petani Dengan Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Hasil Pertanian Padi Melalui Pengembangan Pola Tanam SRI Organik

Mengangkat Harkat dan Martabat Petani Dengan Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Hasil Pertanian Padi Melalui Pengembangan Pola Tanam SRI Organik Mengangkat Harkat dan Martabat Petani Dengan Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Hasil Pertanian Padi Melalui Pengembangan Pola Tanam SRI Organik LATAR BELAKANG Indonesia dikenal sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Agronomis Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi manusia yang meningkat mengakibatkan peningkatan kebutuhan manusia yang tidak terbatas namun kondisi sumberdaya alam terbatas. Berdasarkan hal tersebut, ketidakseimbangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

Gusnidar, dan Herviyanti 2

Gusnidar, dan Herviyanti 2 PEMANFAATAN GULMA TITONIA SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN PUPUK BUATAN PADI SAWAH DALAM BUDIDAYA SRI (THE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION) 1 Gusnidar, dan Herviyanti 2 ABSTRACT Organic

Lebih terperinci

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil) Upaya meningkatkan produksi padi Indonesia terus dilakukan dalam upaya untuk mencapai swasembada beras. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi laju peningkatan kebutuhan beras yang diperkirakan mencapai 41,5

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA System of Rice Intensification (S.R.I.)

II. TINJAUAN PUSTAKA System of Rice Intensification (S.R.I.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. System of Rice Intensification (S.R.I.) 2.1.1. Pengertian dan asal mula S.R.I. S.R.I. merupakan suatu usahatani padi sawah irigasi yang dilakukan secara intensif dan efisien dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok terpenting bagi manusia yang harus dipenuhi agar bisa bertahan hidup. Perkembangan pertanian sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditas padi memiliki arti strategis yang mendapat prioritas dalam pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris di mana sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor pertanian pula berperan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Menurut Mubyarto (1995), pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan

Lebih terperinci

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan Water Resource Management to Increase Sustainably of Rice Production in Tidal

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK BUDIDAYA SRI

PENGARUH TEKNIK BUDIDAYA SRI PENGARUH TEKNIK BUDIDAYA SRI (System of Rice Intensification) DAN LEGOWO TERHADAP IKLIM MIKRO DAN PRODUKTIVITAS PADI KETAN (Studi Kasus di Subak Sigaran) I Putu Sanjaya (1), I Wayan Tika (2), Sumiyati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang meliputi kurang lebih 25 spesies dan tersebar di daerah tropis dan subtropis seperti di Asia, Afrika,

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG solusi terbaik bagi pertanian di Indonesia dalam peningkatan hasil produksi yaitu melalui pola pertanian dengan metoda SRI Organik

LATAR BELAKANG solusi terbaik bagi pertanian di Indonesia dalam peningkatan hasil produksi yaitu melalui pola pertanian dengan metoda SRI Organik LATAR BELAKANG Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar rakyatnya hidup dari pertanian dan beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, namun sungguh ironis

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) (Studi Kasus Pada Kelompoktani Angsana Mekar Desa Cibahayu Kecamatan Kadipaten Kabupaten ) Oleh: Laras Waras Sungkawa

Lebih terperinci

Sistem Intensifikasi Padi (The system of Rice intensificasion SRI) : Sedikit dapat Memberi Lebih Banyak

Sistem Intensifikasi Padi (The system of Rice intensificasion SRI) : Sedikit dapat Memberi Lebih Banyak Sistem Intensifikasi Padi (The system of Rice intensificasion SRI) : Sedikit dapat Memberi Lebih Banyak Oleh : Dawn Berkelaar Baru-baru ini kami telah mempelajari suatu metode penanaman padi yang mampu

Lebih terperinci

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) 1 Zulkarnain Husny, 2 Yuliantina Azka, 3 Eva Mariyanti

Lebih terperinci

Mhd Riswan Hanafi*), Thomson Sebayang**), Yusak Maryunianta**)

Mhd Riswan Hanafi*), Thomson Sebayang**), Yusak Maryunianta**) ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFIATION) DENGAN SISTEM KONVENSIONAL DI KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Mhd Riswan Hanafi*), Thomson Sebayang**),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya 1-1,5 ton/ha, sementara jumlah penduduk pada masa itu sekitar 90 jutaan sehingga produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Padi Dalam bahasa latin, padi disebut dengan Oryza sativa L. Tanaman semak semusim ini merupakan tanaman yang berbatang basah, dengan tingi antara 50cm-1,5m.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan utama di Indonesia, karena sebagian besar dari penduduk Indonesia mengkomsumsi beras sebagai bahan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMPOS SAMPAH PERKOTAAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI BUDIDAYA PADI

EFEKTIVITAS KOMPOS SAMPAH PERKOTAAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI BUDIDAYA PADI EFEKTIVITAS KOMPOS SAMPAH PERKOTAAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI BUDIDAYA PADI Endah Sulistyawati dan Ridwan Nugraha Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU Malina Rohmaya, SP* Dewasa ini pertanian menjadi perhatian penting semua pihak karena pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang keberlangsungan kehidupan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian organik Metode pertanian organik merupakan metode pertanian yang berkembang seiring semakin sadarnya masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya Padi merupakan komoditas strategis yang mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian. Berbagai usaha telah

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Pembangunan pertanian masih mendapatkan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi Padi merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia, karena sebagai sumber energi dan karbohidrat bagi mereka. Selain itu, padi juga merupakan tanaman yang paling penting

Lebih terperinci

Beras dan perkembangannya.

Beras dan perkembangannya. SUMBER DAYA AIR Latar belakang Beras dan perkembangannya. Beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, mulai Pelita I pada era tahun 70-an pemerintah sangat peduli untuk meningkatkan produksi padi,

Lebih terperinci

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) PENDAHULUAN Latar belakang Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat karbohidrat dan protein sebagai sumber energi. Tanaman pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan sangat penting. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, laju pertumbuhannya sebesar 4,8 persen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH 1 PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN SKRIPSI OLEH : STEPHANIE C.C. TAMBUNAN

Lebih terperinci

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO Yati Haryati dan Agus Nurawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung Email : dotyhry@yahoo.com

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengenalan Varietas Padi Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak tahun 1930an. Varietas yang dilepas mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan pangan utama yang dikonsumsi oleh hampir setengah penduduk dunia. Kebutuhan pangan akan semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk, namun

Lebih terperinci

LAND CONVERSION AND NATIONAL FOOD PRODUCTION

LAND CONVERSION AND NATIONAL FOOD PRODUCTION Prosiding Seminar Nasional Multifungsi dan Konversi Lahan Pertanian Penyunting: Undang Konversi Kurnia, F. Lahan Agus, dan D. Produksi Setyorini, Pangan dan A. Setiyanto Nasional KONVERSI LAHAN DAN PRODUKSI

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Sawah. memberikan manfaat yang bersifat individual bagi pemiliknya, juga memberikan

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Sawah. memberikan manfaat yang bersifat individual bagi pemiliknya, juga memberikan I. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Sawah Lahan sawah dapat dianggap sebagai barang publik, karena selain memberikan manfaat yang bersifat individual bagi pemiliknya, juga memberikan manfaat yang bersifat sosial.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebutuhan akan bahan pangan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan gizi masyarakat. Padi merupakan salah satu tanaman pangan utama bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional, Pemerintah terus berupaya

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional, Pemerintah terus berupaya I. PENDAHULUAN Formatted: Indent: Left: 0,63 cm, Hanging: 0,62 cm, Tab stops: 1,25 cm, List tab + Not at 1,9 cm A. Latar Belakang dan Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam rangka pencapaian ketahanan

Lebih terperinci

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari: AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial

Lebih terperinci

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting, baik karena kandungan gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia.

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian dihadapkan pada kondisi lingkungan strategis yang harus berkembang secara dinamis dan menjurus pada liberalisasi perdagangan internasional dan

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17 PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17 Khairatun Napisah dan Rina D. Ningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No. 4 Banjarbaru,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Anorganik Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang menggunakan varietas unggul untuk berproduksi tinggi, pestisida kimia, pupuk kimia, dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ABSTRAK ABRIANI FENSIONITA. Perkembangan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS A. Setiawan, J. Moenandir dan A. Nugroho Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang 65145 ABSTRACT Experiments to

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

PHBD PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PANEN PADI PADA SAWAH RAWAN KEKERINGAN

PHBD PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PANEN PADI PADA SAWAH RAWAN KEKERINGAN PHBD PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PANEN PADI PADA SAWAH RAWAN KEKERINGAN Billyardi Ramdhan 1, Bayu Aprianto 2, Nashri Sobariah 2, Fitriani Sri Lestari 2, Rizqi Yanwar Pauzi 2, Siska Wijayanti 2 1 Fakultas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI DESA BUMIWANGI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN BANDUNG. Yoga Candra Maulana, S.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI DESA BUMIWANGI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN BANDUNG. Yoga Candra Maulana, S. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI DESA BUMIWANGI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN BANDUNG Yoga Candra Maulana, S.Pd *) ABSTRAK System of Rice Intensification (SRI) yang pertama

Lebih terperinci

POTENSIAL REDOKS (Eh) DAN KELARUTAN Fe DAN Mn SERTA KAITANNYA DENGAN PERTUMBUHAN PADI PADA BUDIDAYA

POTENSIAL REDOKS (Eh) DAN KELARUTAN Fe DAN Mn SERTA KAITANNYA DENGAN PERTUMBUHAN PADI PADA BUDIDAYA POTENSIAL REDOKS (Eh) DAN KELARUTAN Fe DAN Mn SERTA KAITANNYA DENGAN PERTUMBUHAN PADI PADA BUDIDAYA SISTEM KONVENSIONAL DAN SYSTEM of RICE INTENSIFICATION OLEH DANNY SURACHMAN A24102103 DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

Oleh TIMBUL SIMBOLON ILMU TANAH DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. Universitas Sumatera Utara

Oleh TIMBUL SIMBOLON ILMU TANAH DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. Universitas Sumatera Utara LAJU EMISI GAS METAN (CH 4 ), SUHU UDARA DAN PRODUKSI PADI SAWAH IP 400 PADA FASE VEGETATIF MUSIM TANAM I AKIBAT VARIETAS DAN BAHAN ORGANIK YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh TIMBUL SIMBOLON 070303021 ILMU TANAH

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Tanam SRI Menurut Soekartawi (1999) Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dari permukaan laut dengan temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN SISTEM TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) DI LAHAN SAWAH

PENGARUH PERBEDAAN SISTEM TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) DI LAHAN SAWAH JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 4 SEPTEMBER-2013 ISSN: 2338-3976 PENGARUH PERBEDAAN SISTEM TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) DI LAHAN SAWAH THE EFFECT OF THE DIFFERENT

Lebih terperinci

SIMULASI DAMPAK PENGGUNAAN LAHAN AGROFORESTRY BERBASIS TANAMAN PANGAN PADA HASIL AIR DAN PRODUKSI PANGAN (Studi Kasus DAS Cisadane, Jawa Barat)

SIMULASI DAMPAK PENGGUNAAN LAHAN AGROFORESTRY BERBASIS TANAMAN PANGAN PADA HASIL AIR DAN PRODUKSI PANGAN (Studi Kasus DAS Cisadane, Jawa Barat) SIMULASI DAMPAK PENGGUNAAN LAHAN AGROFORESTRY BERBASIS TANAMAN PANGAN PADA HASIL AIR DAN PRODUKSI PANGAN (Studi Kasus DAS Cisadane, Jawa Barat) Edy Junaidi dan Mohamad Siarudin Balai Penelitian Teknologi

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian

Lebih terperinci

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis PENGARUH DOSIS PUPUK DAN JERAMI PADI TERHADAP KANDUNGAN UNSUR HARA TANAH SERTA PRODUKSI PADI SAWAH PADA SISTEM TANAM SRI (System of Rice Intensification) Effect of Fertilizer Dosage and Rice Straw to the

Lebih terperinci

I. PENDAHULAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha

I. PENDAHULAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha I. PENDAHULAN A. Latar Belakang Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ke tahun mengalami perubahan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN OPTIMALISASI LAHAN SUB OPTIMAL MENDUKUNG PROGAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BERAS NASIONAL (P2BN) DI SUMATERA UTARA

PENGKAJIAN OPTIMALISASI LAHAN SUB OPTIMAL MENDUKUNG PROGAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BERAS NASIONAL (P2BN) DI SUMATERA UTARA PENGKAJIAN OPTIMALISASI LAHAN SUB OPTIMAL MENDUKUNG PROGAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BERAS NASIONAL (P2BN) DI SUMATERA UTARA Peneliti Utama: Ir. Helmi, MSi BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut

Lebih terperinci