OLEH : MURNIATY, S.SOS. PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN USU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OLEH : MURNIATY, S.SOS. PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN USU"

Transkripsi

1 2016 Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan OLEH : MURNIATY, S.SOS. PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN USU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

2 Kata Pengantar Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan ini dengan baik. Penerapan konsep kewirausahaan pada institusi perpustakaan sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru. Sejak dimulainya proses otomasi pada kegiatan kerumahtanggaan perpustakaan secara sederhana pada era tahun 1990-an, hingga kini terus berlanjut memasuki era tahun 2000-an dengan konsep pelayanan yang berbasis online (webbased), merupakan aktivitas nyata dari penerapan konsep kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan. Perlu dipahami bahwa konsep kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan sebenarnya tidak murni berkonsep bisnis melainkan perpaduan antara konsep bisnis dan sosial. Konsep kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan pada hakekatnya bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara finansial, tapi lebih kepada tindakan praktik inisiatif atau pengembangan kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan dan penggunanya dengan cara-cara baru yang kreatif dan inovatif. Ketertarikan penulis untuk memahami lebih jauh tentang bagaimana menerapkan konsep kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan ini pada akhirnya menginspirasi penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga apa yang penulis sajikan memberikan banyak manfaat bagi para pembaca pada umumnya, terutama bagi para pustakawan/pengelola perpustakaan di tanah air. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna. Mohon maaf atas kekurangan yang mungkin ada. Wassalam Penulis Murniaty, S.Sos. Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page i

3 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii 1. Pendahuluan Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Secara Umum Penerapan Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Inovasi dan Kreatifitas Sebagai Elemen Penting Dalam Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Menerapkan Jiwa Wirausahawan (Entrepreneur) Pada Pustakawan Penutup Daftar Referensi Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page ii

4 Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Oleh: Murniaty, S.Sos. 1. Pendahuluan Perpustakaan pada hakekatnya adalah sebuah institusi layanan publik yang bersifat nirlaba (not for profit organization) yang memiliki beragam sumber daya informasi tetapi dengan tujuan tidak mencari keuntungan. Berbeda dengan sebuah toko buku yang menyediakan berbagai macam koleksi bahan pustaka tetapi bersifat profit atau mencari keuntungan. Namun, dalam operasionalnya perpustakaan memerlukan dana, baik untuk pengadaan koleksi, pengolahan, perawatan, pelayanan, sampai kepada gaji pustakawannya. Sebagai institusi yang memerlukan dana, maka seyogyanya tidak mungkin perpustakaan memberikan layanan secara gratis kepada pemustaka. Dalam banyak hal, operasional perpustakaan sebenarnya banyak mendapatkan dana dari pemustaka. Hanya saja pemustaka pada hakikatnya tidak membayar secara langsung, tetapi membayar secara tidak langsung. Sebagai contoh, mahasiswa pada sebuah perguruan tinggi mendapatkan layanan perpustakaan secara gratis karena universitas menyediakan dana yang sebenarnya bersumber dari mahasiswa, seperti misalnya Dana Kelengkapan Mahasiswa (DKM) yang diperoleh ketika pendaftaran ulang mahasiswa baru. Contoh lainnya, masyarakat umum mendapatkan layanan perpustakaan umum secara gratis karena pemerintah mengalokasikan dana yang sebenarnya juga bersumber dari masyarakat. Jadi pengertian not for profit di sini adalah perpustakaan bukanlah institusi yang mencari keuntungan secara finansial. Pendanaan yang didapat perpustakaan sepenuhnya adalah untuk memenuhi kebutuhan pemustaka itu sendiri. Seiring dengan perubahan zaman, perubahan hakikat di atas bisa saja terjadi. Sekarang ini sangat memungkinkan sekali bagi perpustakaan untuk berubah menjadi institusi yang profit. Dalam perkembangan terakhir, banyak bermunculan ide-ide untuk mempertimbangkan kemungkinan perpustakaan dapat menswastakan diri dari jasa yang diberikannya kepada pemustaka. Ide-ide baru tersebut sangat mendorong perpustakaan untuk berani terjun mengembangkan dirinya dalam aktivitas ekonomi dan bisnis dan menjadikan perpustakaan sebagai institusi kewirausahaan (entrepreneurship). Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 1

5 Tetapi perlu dipahami bahwa konsep kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan sebenarnya tidak murni berkonsep bisnis melainkan perpaduan antara konsep bisnis dan sosial. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Siregar (2013: 3) yang mengatakan: Konsep kewirausahaan pada institusi perpustakaan bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara finansial, tapi lebih kepada tindakan praktik inisiatif atau pengembangan kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan dan penggunanya dengan cara baru yang kreatif. Penyediaan produk atau layanan inovatif bagi pengguna di lingkungan institusi induk perpustakaan biasanya tidak memberikan hasil dalam bentuk finansial, tetapi penyediaan layanan bagi pengguna di luar institusi induk seyogyanya menghasilkan keuntungan baik dalam bentuk uang maupun sumber daya lainnya. Selanjutnya Siregar (2013: 4) juga mengatakan, alasan lain dilakukannya aktivitas kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan adalah untuk meningkatkan pengalaman profesional dan untuk menghasilkan hibah finansial bagi pustakawan secara individu, sehingga dapat meningkatkan reputasi perpustakaan dalam lingkungannya dan berpengaruh terhadap peningkatan pendanaan yang diperoleh dari institusi induknya. Aktifitas kewirausahaan juga dapat lebih menekankan pada kontribusinya terhadap kemakmuran ekonomi dan untuk memenuhi kebutuhan komunitas yang lebih luas. Dengan demikian, perpustakaan memiliki kesempatan untuk memperoleh dukungan dari komunitas bagi pendanaan yang lebih besar dari pemerintah di masa mendatang. Sumberdaya informasi adalah kekuatan, sehingga memiliki nilai yang sangat tinggi bagi yang membutuhkan. Untuk itu penting bagi seorang pustakawan dan institusi perpustakaan, sebagai pengelola sumberdaya informasi, memiliki wawasan kewirausahaan (entrepreneurship), agar organisasi perpustakaan dapat terus bertahan. Paradigma lama bahwa perpustakaan hanya institusi pemberi jasa yang not for profit harus segera ditinggalkan. Melalui pendekatan bisnis dan manajemen yang tepat, maka pimpinan perpustakaan dapat mengimplementasikan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) pada pustakawan dan institusi perpustakaannya. Arti sesungguhnya dari entrepreneur adalah kemandirian. Apa yang dilakukan tidak tergantung pada pemberian, melainkan sebuah upaya terhadap bentuk kerjasama (bisnis) dengan institusi-institusi profit lainnya untuk mencapai kesuksesan. Kemudian apa yang telah diupayakan tersebut berdampak positif bagi banyak orang. Pertanyaannya, apakah perpustakaan siap menjadi institusi entrepreneurship? Bagaimana sebenarnya konsep kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan? Bagaimana menerapkan Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 2

6 jiwa wirausahawan (entrepreneur) pada pustakawan? Melalui makalah ini penulis akan menelaahnya. 2. Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Secara Umum Pengertian kewirausahaan (entrepreneurship) sangat bervariasi karena banyaknya bidang ilmu yang mengembangkannya. Para ahli pun kemudian banyak yang menggabungkannya dengan konsep-konsep lain. Seperti Richard Cantilon dalam Imansyah (2009: 7) yang mendefenisikan kewirausahaan (entrepreneurship) sebagai konsep keberanian mengambil resiko dalam ketidakpastian. Artinya setiap tindakan bisnis pasti memiliki resiko yang sulit diperhitungkan. Tetapi jiwa seorang wirausahawan (entrepreneur) akan melihat sebuah resiko sebagai sebuah tantangan dan peluang untuk mencapai keberhasilan. Sementara Peter F. Drucker dalam Kasmir (2006: 17) menyebutkan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain, atau berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Konsep kewirausahaan yang lain disebutkan oleh Zimmerer dalam Kasmir (2006: 17), yang mengartikan kewirausahaan (entrepreneurship) sebagai suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Pendapat ini mengandung makna bahwa untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreatifitas dan jiwa inovator yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreatifitas dan jiwa inovator tentu berpikir untuk mencari atau menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari sebelumnya. Konsep berbeda diberikan oleh Dewanti (2008: 3) yang menyebutkan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir kreatif, berani mengambil resiko dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. Dalam pengertian tersebut dapat diartikan bahwa, kewirausahaan (entrepreneurship) tidak terbatas pada kemampuan mengelola bisnis semata sebagai pengusaha, tetapi juga siapapun yang mengelola upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan sumber daya untuk menemukan peluang demi perbaikan ke arah yang lebih baik. Jelaslah bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimaksudkan untuk merintis usaha Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 3

7 baru sebagai pengusaha, tetapi juga seorang pegawai biasa termasuk pustakawan yang bekerja pada sebuah instansi atau perpustakaan bisa disebut sebagai wirausahawan (entrepreneur) bila melakukan inovasi dan kreatifitas. Melengkapi berbagai konsep kewirausahaan (entrepreneurship) di atas, kiranya perlu juga kita memahami Instruksi Presiden RI nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 yang mendefenisikan kewirausahaan (entrepreneurship) sebagai semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Melalui Inpres tersebut pemerintah mengingatkan kesadaran kepada masyarakat bahwa perlu digerakkan dan diberlakukan budaya kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi-institusi yang ada di masyarakat, termasuk institusi perpustakaan, sehingga dapat lebih meningkatkan efisiensi dan peningkatan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat pemakai perpustakaan. 3. Penerapan Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi not for profit seperti perpustakaan merupakan sesuatu yang unik, karena hingga saat ini konsep kewirausahaan lebih melekat pada institusi yang bersifat bisnis atau profit. Padahal, sekarang ini perkembangan kewirausahaan juga sudah dapat diterapkan pada institusi layanan publik seperti perpustakaan (Drucker seperti dikutip oleh Herlina dalam Imansyah, 2009: 3). Pada institusi perpustakaan, konsep kewirausahaan (entrepreneurship) pada dasarnya lebih merupakan perpaduan antara konsep bisnis dan sosial. Pemikiran untuk mengorientasikan perpustakaan ke arah bisnis pada dasarnya bertujuan agar perpustakaan dapat melakukan proses transformasi, yaitu mengubah sesuatu dari keadaan yang sekarang ke keadaan yang baru yang lebih baik, dengan menggunakan perangkat inovasi dan kreatifitas sebagai elemen penting dari semangat kewirausahaan. Setiap institusi yang ingin maju dan berkembang secara dinamis akan terus melakukan transformasi dari waktu ke waktu, sesuai dengan kapasitasnya. Menurut Siregar (2013: 1): Transformasi bisa dimulai dari hal-hal yang kecil, karena sistem pada dasarnya adalah kumulasi dari sejumlah besar proses bisnis yang berjalan dalam sebuah sistem perpustakaan. Dapat dibayangkan, jika sebuah perpustakaan tidak Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 4

8 melakukan transformasi, mungkin pengunjungnya akan terus menurun karena tidak memiliki keunggulan berdaya-saing. Jika hal seperti itu terjadi maka pasar informasi akan dimenangkan oleh kompetitor dan institusi perpustakaan akan dipandang tidak penting oleh masyarakat. Sekarang ini, pada masyarakat sendiri mulai timbul persepsi bahwa sumberdaya informasi sebagai komoditi yang berpotensi untuk mendatangkan hasil. Sedangkan institusi perpustakaan merupakan penyalur distribusi informasi yang sangat baik karena mempunyai kedekatan dengan kebutuhan pemustaka. Upaya untuk merubah perpustakaan yang berorientasi ke bisnis bukanlah persoalan yang mudah, melainkan memerlukan pemikiran yang matang. Bagaimanapun harus diakui, penerapan konsep kewirausahaan (entrepreneurship) pada organisasi pelayanan publik, seperti perpustakaan, akan lebih sulit dibandingkan dengan dunia bisnis yang murni. Hal ini disebabkan untuk mengubah sesuatu yang sudah biasa dan membuat sesuatu yang baru dapat menghadapi kendala yang lebih besar dari sejumlah orang di dalam institusi pelayanan publik. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa konsep kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan sebenarnya tidak murni berkonsep bisnis, melainkan perpaduan antara konsep bisnis dan sosial. Bagi institusi perpustakaan di Indonesia, bentuk kegiatan kewirausahaan (entrepreneurship) yang murni berkonsep bisnis dapat disebutkan antara lain: penyediaan berbagai fasilitas penunjang bagi pemustaka seperti misalnya penyediaan layanan fotokopi dan penjilidan; percetakan mini; penyediaan peralatan komputer untuk di sewakan kepada pemustaka dalam rangka penelusuran internet, penulisan artikel, skripsi, tesis, disertasi; penyediaan wartel, kafenet dan penjualan pulsa; membuka kantin makanan dan kedai cinderamata; serta menyediakan fasilitas umum seperti mesin ATM, dan lain-lain. Penyediaan semua fasilitas ini perlu dipikirkan oleh pustakawan masa kini untuk memenuhi semua jenis kebutuhan pemustaka, selain dari kebutuhan mencari informasi. Untuk memayungi kegiatan komersial seperti ini dapat dibentuk koperasi karyawan berbadan hukum yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi karyawan perpustakaan, dengan sistem bagi hasil yang sebelumnya telah disepakati dengan institusi penaung. Pada lingkungan perpustakaan perguruan tinggi, kegiatan kewirausahaan (entrepreneurship) yang berkonsep sosial dapat dilakukan dalam berbagai bentuk inovasi dan kreatifitas seperti 1) menyediakan sumberdaya informasi yang dapat diakses secara online dengan sistem informasi manajemen yang terintegrasi; 2) memperluas jaringan Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 5

9 pelayanan perpustakaan kepada sivitas akademika dengan cara membuka perpustakaan cabang di setiap fakultas/unit yang ada, serta mengintegrasikan sistem pelayanannya secara online dan terintegrasi dengan sistem pengelolaan terpadu; 3) mengintegrasikan topiktopik literasi informasi perpustakaan ke dalam mata kuliah yang relevan, misalnya topik sosialisasi pemanfaatan e-book dan e-journal, dapat dimasukkan ke dalam mata kuliah Penelusuran Informasi atau sejenisnya. Untuk itu pustakawan harus merancang materi yang menarik dan memiliki kompetensi mengajar agar kegiatan ini tepat mencapai sasaran yang diinginkan. Kegiatan seperti ini akan membuka peluang bagi para pustakawan untuk mengenal lebih baik kebutuhan kelompok komunitas yang dilayaninya, suatu hal penting sebagai masukan dalam mendesain layanan perpustakaan yang lebih kreatif dan inovatif. Aktivitas seperti ini juga menunjukkan peran penting pustakawan sebagai tenaga kependidikan dalam proses belajar mengajar di lingkungan perguruan tinggi. 4. Inovasi dan Kreatifitas Sebagai Elemen Penting Dalam Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Siapa yang bisa menyangka sekarang ini hanya dengan memanfaatkan sebuah Personal Computer (PC) dan jaringan internet seseorang bisa terkoneksi ke seluruh dunia, saling berkolaborasi dan bekerjasama. Semua ini bisa terjadi berkat inovasi para inovator. Kemajuan teknologi yang banyak kita nikmati sekarang ini merupakan buah dari kerja keras dan usaha para inovator. Semua inovator melakukan kerja keras dan penuh ketekunan untuk dapat berhasil. Menurut Hutagalung (2010: 16) kata kunci inovasi adalah perubahan. Perubahan dapat terjadi secara kebetulan, akan tetapi agar perubahan dapat disebut sebagai inovasi perubahan tersebut harus mengandung unsur kesadaran dan keyakinan. Ini berarti bahwa seorang inovator harus tahu dengan jelas apa yang ingin diubah, mengapa dan bagaimana cara melakukan perubahan. Inovasi dibedakan dengan kreatifitas. Kreatifitas merupakan pemikiran-pemikiran baru, sebaliknya inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru tersebut. Memiliki kreatifitas berarti kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang. Sedangkan inovasi berarti kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 6

10 dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan. Jadi, inovasi berarti aplikasi dari kreatifitas. Inovasi dan kreatifitas merupakan elemen penting dalam semangat kewirausahaan (entrepreneurship). Dengan menggunakan perangkat inovasi dan kreatifitas, pustakawan dapat melakukan berbagai perubahan/transformasi dengan menyajikan berbagai bentuk pelayanan baru yang sesuai dengan harapan pemustaka yang terus berubah. Di era global seperti sekarang ini, inovasi memerlukan dukungan penggunaan teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang pesat. Oleh karena itu, tantangan terbesar bagi pustakawan adalah bagaimana dia mampu memahami dan menguasai perkembangan teknologi komunikasi dan informasi tersebut dan mengintegrasikannya ke dalam semua bentuk pelayanan perpustakaan, sehingga melahirkan jenis-jenis pelayanan baru yang lebih efektif dan efisien serta menarik. Hal seperti ini perlu dilakukan agar perpustakaan tetap memiliki keunggulan untuk memenangkan pasar informasi yang semakin kompetitif. Penerapan teknologi komunikasi dan informasi sebagai bentuk inovasi dan kreatifitas dalam kegiatan kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan dapat dilakukan dari hal yang paling sederhana ke hal yang paling canggih. Apabila kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan perubahan pada layanan yang lebih baik, maka tindakan tersebut sudah memiliki semangat kewirausahaan (entrepreneurship). Sebagai contoh 1) sebuah Kartu Tanda Anggota (KTA) Perpustakaan yang umumnya berbentuk sederhana dapat dilakukan inovasi dengan membuatnya lebih menarik dan memiliki manfaat yang lebih besar dengan cara menerbitkannya menjadi kartu three in one (3 in 1) yaitu, pertama sebagai Kartu Tanda Anggota (KTA) Perpustakaan, kedua sebagai Kartu Tanda Mahasiswa/Siswa (KTM), dan ketiga sebagai Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Untuk keperluan ini maka perpustakaan perlu melakukan kerjasama antara Perpustakaan dengan Biro Kemahasiswaan/Sekolah dan Bank terkait, sehingga ketiga lembaga ini dapat saling terintegrasi satu sama lain dalam pemanfaatan kartu three in one tersebut. Contoh inovasi ke-2) memberi kemudahan kepada pemustaka dalam menelusur koleksi perpustakaan melalui penyediaan katalog online (OPAC), sehingga pemustaka dapat mengetahui ketersediaan koleksi yang dibutuhkannya meskipun secara fisik pemustaka tidak hadir ke perpustakaan. Contoh inovasi ke-3) menambah jam layanan perpustakaan melalui pembukaan website perpustakaan yang dapat diakses 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu, sehingga pemustaka tetap dapat mengakses koleksi dan layanan Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 7

11 perpustakaan meskipun jam buka perpustakaan secara fisik telah tutup. Inovasi ke-4) menyediakan layanan Institutional Repository (IR) untuk kemudahan mengakses terbitan institusi (grey literature) secara online. Semua bentuk inovasi dan kreatifitas di atas merupakan perwujudan dari aktifitas kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan, yang pada dasarnya adalah memberikan manfaat dan keuntungan bagi perpustakaan dalam meningkatkan pelayanannya kepada pemustaka. Aktifitas kewirausahaan seperti itu juga menunjukkan besarnya kontribusi perpustakaan terhadap kemakmuran ekonomi institusi penaung, meningkatkan pengalaman profesional pustakawan dalam bekerja, meningkatkan prestasi kerja, serta meningkatkan reputasi perpustakaan secara nasional dan internasional. 5. Menerapkan Jiwa Wirausahawan (Entrepreneur) Pada Pustakawan Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses (Soetandi, 2010: 4). Sedangkan yang dimaksud dengan wirausahawan (entrepreneur) adalah orangorang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan (Soetandi, 2010: 4). Dengan demikian maka seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang memiliki jiwa wirausaha dan mengaplikasikan hakekat kewirausahaan dalam hidupnya; orang yang memiliki kreatifitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Arti tersebut juga mengandung makna jiwa dan semangat. Artinya sosok wirausahawan (entrepreneur) tidak saja menunjukkan sebuah profesi, melainkan termasuk jiwa dan semangat yang melekat pada profesi tersebut. Seseorang yang berjiwa wirausahawan (entrepreneur) harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah bisnis. Bahkan mimpi seorang wirausahawan (entrepreneur) sudah merupakan ide untuk berkreasi dalam menemukan dan menciptakan bisnis-bisnis baru. Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 8

12 Jiwa wirausahawan (entrepreneur) harus berani bermimpi, karena mimpi akan membuat seseorang memiliki visi dan misi yang akan diraihnya di masa depan. Wirausahawan (entrepreneur) dengan visi besar akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan penuh motivasi. Jiwa wirausahawan (entrepreneur) selalu melihat peluang dalam setiap masalah yang ada, bukan sebagai keluhan dan mohon pertolongan. Jiwa wirausahawan (entrepreneur) selalu melihat setiap orang adalah sumber informasi, sumber inspirasi, sehingga sikap ramah dan terbuka akan menjadi bagian dari relationship. Lalu siapa saja yang dapat digolongkan menjadi wirausahawan (entrepreneur) itu? Menurut Schumpeter dalam Soetandi (2010: 5) yang dapat digolongkan sebagai seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seorang inovator sebagai individu yang mempunyai kenalurian untuk melihat benda materi sedemikian rupa, yang kemudian terbukti benar mempunyai semangat, kemampuan, dan pikiran untuk melakukan inovasi. Sejalan dengan pendapat di atas Siregar (2013: 2) juga menyebutkan entrepreneur biasanya dipandang sebagai seorang inovator yaitu penggerak ide/gagasan baru dan proses bisnis. Melihat karakteristik seorang wirausahawan (entrepreneur) seperti tersebut di atas maka muncul beberapa pertanyaan, apakah di dalam dunia kerja pustakawan dapat diterapkan konsep kewirausahaan? Apakah seorang pustakawan bisa menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur)? Byers seperti dikutip dalam Imansyah (2009: 9) mengatakan dalam kewirausahaan ada individu yang dikenal dengan istilah entrepreneur yang memiliki peranan sebagai individu yang memahami visi, strategi, resiko, dan taktik kewirausahaan. Individu inilah yang akan memberikan pengaruh yang cukup besar pada kebijakan kewirausahaan dalam organisasi. Dalam perpustakaan individu yang memiliki peran sebagai entrepreneur adalah pimpinan perpustakaan dan staf perpustakaan yang memiliki otoritas pada kebijakan yang ada di perpustakaan. Banyak orang berfikir bahwa inovasi dan kewirausahaan hanya berkaitan dengan dunia bisnis semata. Mungkin sedikit yang berfikir bahwa sejak dahulu pustakawan sebenarnya sudah banyak melakukan aktivitas kewirausahaan (entrepreneurship) pada bidang kerja perpustakaan. Seperti ketika di era tahun 1990-an, perpustakaan sudah mulai melakukan proses otomasi pada kegiatan kerumahtanggaan perpustakaan secara sederhana, hingga kini terus berlanjut sampai memasuki era tahun 2000-an dengan konsep pelayanan yang berbasis online (webbased). Aktivitas kewirausahaan (entrepreneurship) tersebut hingga kini terus berkembang, dimana pustakawan sekarang ini semakin banyak Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 9

13 melakukan kreatifitas dan inovasi dalam rangka penyediaan sumberdaya informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka, dengan mengintegrasikan teknologi terutama teknologi komunikasi dan informasi ke dalam berbagai tugas profesional pustakawan. Dengan demikian sejak dahulu sebenarnya pustakawan sudah berperan sebagai entrepreneur dan menerapkan prinsip kewirausahaan (entrepreneurship) pada bidang kerja di perpustakaan. Harus diakui bahwa pengintegrasian teknologi komunikasi dan informasi ke dalam berbagai aktifitas pustakawan telah memberikan berbagai peluang baru bagi pustakawan untuk berkreasi dan berinovasi. Pustakawan telah berperan sebagai inovator bagi kemajuan perpustakaan. Sebagai hasil dari penggunaan teknologi komunikasi dan informasi yang intensif oleh pustakawan, banyak produk baru atau jenis layanan baru yang ditawarkan oleh perpustakaan kepada pemustaka. Pengintegrasian teknologi komunikasi informasi dalam aktifitas perpustakaan merupakan faktor penentu keberhasilan manajemen suatu perpustakaan. Dengan dukungan teknologi komunikasi dan informasi yang terus berkembang, perpustakaan akan mampu untuk terus memenuhi harapan pemustaka, sehingga perpustakaan tetap diminati dan citranya akan terus meningkat di masyarakat. Untuk keberhasilan dalam perannya sebagai seorang entrepreneur di perpustakaan, maka seorang pustakawan harus memiliki beberapa karakteristik yang menjadi jiwa seorang entrepreneur, yaitu: 1) Memiliki Visi dan Tujuan Yang Jelas. Karakteristik umum yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan entrepreneur adalah memiliki visi dan tujuan yang jelas. Sutarno (2006: 50) mengatakan visi merupakan cara pandang tentang kondisi dan situasi di masa yang akan datang. Visi juga dapat diartikan sebagai gambaran keadaan yang ingin dicapai, tetapi yang lebih baik dan secara rasional dapat diwujudkan. Untuk perpustakaan yang berada di bawah naungan sebuah institusi maka visi perpustakaannya harus sejalan dengan visi institusi. Pustakawan yang memiliki visi yang jelas akan mengetahui masa depan seperti apa yang akan dicapai oleh perpustakaannya. Dengan berpijak pada kondisi, kekuatan, dan kemampuan yang dimiliki oleh perpustakaan sekarang ini, maka melalui visi pustakawan dapat menyusun standar program, standar kebijakan, standar pelayanan, serta memperjelas arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh perpustakaan. Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 10

14 2) Memiliki Kemampuan Manajemen dan Membangun Team Building Untuk keberhasilan sebagai seorang entrepreneur di perpustakaan, seorang pustakawan harus memiliki keterampilan manajemen dan kemampuan membangun tim yang kuat, karena kepemimpinan, kemampuan manajemen dan membangun team building menjadi kualitas penting dari seorang entrepreneur. Kemampuan manajemen meliputi kemampuan untuk mengkonsep dan merencanakan (conceptualizing and planning) berbagai kegiatan; mengkonsep kebijakan-kebijakan; kemampuan mengevaluasi tujuan institusi; kemampuan mengkomunikasikan nilai institusi termasuk layanan informasi, produk, dan kebijakan kepada manajemen puncak/stake holders/kelompok pemustaka; kemampuan untuk mendapatkan dukungan dari institusi induk, kemampuan melaksanakan penelitian pasar tentang kebiasaan serta permasalahan pemustaka dalam mencari informasi untuk mendapatkan solusi bagi kelompok tersebut; kemampuan untuk menganalisis kebutuhan informasi pemustaka; kemampuan membangun sumberdaya informasi yang dinamis berbasis kebutuhan informasi pemustaka; kemampuan mengkaji, menyeleksi, dan mengaplikasikan sarana informasi yang ada maupun yang akan muncul, serta kemampuan membuat sarana akses informasi yang efektif bagi pemustaka; dan terakhir kemampuan untuk membangun team building yang kuat guna keberlangsungan aktivitas kewirausahaan (entrepreneurship) secara berkelanjutan. 3) Memiliki Inisiatif dan Selalu Proaktif Inisiatif merupakan hasrat pada tindakan yang maksudnya adalah hasrat menyala untuk mewujudkan, mengaktualisasikan, dan mengubah ide menjadi kenyataan. Ini merupakan ciri mendasar dimana pustakawan tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan dan dalam melakukan transformasi/perubahan. Budaya kerja di perpustakaan seperti sesuatu akan dilakukan apabila diperintahkan oleh atasan harus segera diubah dengan inisiatif yang datang dari pustakawan. Pustakawan harus memiliki inisiatif dalam menjalankan setiap tugasnya di perpustakaan. Kepala perpustakaan sebagai seorang entrepreneur di perpustakaan harus mampu membangun tumbuhnya inisiatif pada setiap pustakawan. Artinya, pimpinan harus senantiasa memberikan motivasi kepada pustakawan untuk dapat lebih Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 11

15 mengembangkan ide-idenya dalam melakukan inovasi dan mengadakan transformasi terhadap semua sumberdaya di perpustakaan guna memberikan layanan yang terbaik bagi para pemustaka. Dalam praktek kewirausahaan (entrepreneurship), peluang hanya dapat diperoleh apabila ada inisiatif dan perilaku proaktif. Perilaku inisiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman seseorang selama bertahun-tahun, dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap dan memiliki semangat berprestasi. Selanjutnya, perilaku inisiatif harus diimbangi dengan perilaku proaktif, agar inisiatif atau ide-ide cemerlang dapat diimplementasikan, bukan sekedar angan-angan semata. 4) Senantiasa Melakukan Kreativitas dan Inovasi Kreativitas dan inovasi merupakan ciri khusus yang termasuk dalam karakteristik utama kewirausahaan. Kreatifitas dan inovasi merupakan elemen penting dalam semangat kewirausahaan (entrepreneurship). Kreatifitas dibedakan dengan inovasi. Kreatifitas merupakan aktifitas dari seorang entrepreneur, sebagai cara untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dengan melihat kesempatan dan peluang yang ada. Sedangkan inovasi berarti kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalanpersoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan. Jadi, inovasi merupakan aplikasi dari kreatifitas. Dengan menggunakan perangkat kreatifitas dan inovasi, pustakawan entrepreneur dapat melakukan berbagai perubahan/transformasi dengan menyajikan berbagai bentuk pelayanan baru yang sesuai dengan harapan pemustaka yang terus berubah. Sebagai seorang inovator di perpustakaan, maka pemahaman dan keterampilan dalam mengaplikasikan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi pada bidang kerja perpustakaan merupakan keharusan, karena setiap inovasi pasti menggunakan perangkat teknologi, sementara teknologi akan terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia yang semakin global. 5) Berorientasi Pada Masa Depan dan Berprestasi. Pustakawan yang berorientasi ke masa depan adalah pustakawan yang memiliki persfektif dan pandangan jauh ke masa depan. Karenanya, ia akan selalu berusaha untuk Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 12

16 berkarya, menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini. Meskipun terdapat resiko yang mungkin terjadi, tetapi dia senantiasa mencari peluang dan tantangan demi pembaruan masa depan perpustakaan. Pustakawan yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik dari prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pemustaka menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktivitas pelayanan yang dilakukan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dari sebelumnya. 6) Berani Mengambil Resiko. Nugroho seperti dikutif oleh Imansyah (2009: 12) mendefenisikan resiko sebagai segala kemungkinan yang dapat terjadi di masa yang akan datang, baik yang dapat atau tidak dapat diperhitungkan sebelumnya, dan bila terjadi dapat memberikan pengaruh negarif pada jalannya perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Keberanian mengambil resiko merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pustakawan entrepreneur, kapanpun dan dimanapun, karena setiap kegiatan kerja di perpustakaan tidak dapat diprediksikan untuk tetap berjalan lancar tanpa ada hambatan dan resiko yang harus di hadapi. Yang perlu dilakukan adalah bagaimana dapat meminimalisir resiko yang ada. Oleh karena itu, pimpinan sebagai seorang entrepreneur di perpustakaan harus membuat pedoman kerja untuk para pustakawannya, sehingga pustakawan memiliki pedoman yang jelas dalam melakukan sesuatu. 7) Kerja Keras. Jam kerja seorang entrepreneur tidak terbatas pada waktu, dimana ada peluang disitu dia akan datang. Kadang-kadang seorang pustakawan entrepreneur sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan perpustakaannya. Ideide baru selalu mendorongnya untuk bekerja keras dan merealisasikannya. Baginya tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Semua aktivitas dilakukan dengan penuh semangat dan energi untuk mencapai keberhasilan. Seorang entrepreneur adalah seorang pemimpi, maka harus bekerja keras untuk dapat mewujudkan impiannya. Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 13

17 8) Mampu Membangun Hubungan (Relationship) Dengan Orang Lain Seorang pustakawan yang berjiwa entrepreneur harus memiliki sifat suka bergaul dengan orang lain. Dia harus mampu mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan aktivitas yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik dan harmonis yang perlu dijalankan antara lain dengan para pemustaka, pimpinan institusi induk, stakeholder, pemerintah dan masyarakat luas. Membangun hubungan (relationship) dengan orang lain atau komunitas pustakawan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan mengembangkan diri menjadi netter librarian, atau lebih dikenal dengan pustakawan berjejaring. Menurut Widuri (2015: 53-54) Jejaring personal sangat diperlukan untuk pengembangan diri pustakawan antara lain untuk transfer pengetahuan, membangun motivasi, berbagi informasi, membuka peluang (terutama getting a job), membangun silaturahmi, dan sebagai sarana promosi perpustakaan. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini sangat mendukung pustakawan entrepreneur untuk membangun jaringan personal. Pustakawan dapat memanfaatkan telepon, telepon selular, dan sosial media yang sangat banyak jenisnya sebagai sarana untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara personal maupun berkomunikasi dengan komunitas pustakawan. 9) Mampu Membangun Jejaring Perpustakaan (Networking Library) Jejaring perpustakaan dapat digambarkan secara luas sebagai sistem kerjasama dengan sejumlah perpustakaan untuk saling membantu satu sama lain untuk memuaskan kebutuhan penggunanya. Kerjasama dengan berbagai pihak pada hakikatnya merupakan wadah untuk berinteraksi dengan orang lain, dimana di dalamnya bisa saling bertukar informasi satu sama lain. Membangun jejaring sangat diperlukan mengingat perpustakaan sesungguhnya tidak dapat bekerja sendiri untuk mengembangkan pelayanan yang sesuai dengan ekspetasi komunitas yang dilayaninya. Alasan lainnya adalah: meningkatkan perolehan sumberdaya informasi; mempermudah akses informasi; memperluas jangkauan pelayanan perpustakaan; menarik perhatian institusi induk, pemerintah, dan dunia bisnis; meningkatkan pendapatan yang bersifat kewirausahaan; meningkatkan Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 14

18 profesionalisme pustakawan; menjadi dasar untuk membangun kerjasama antar perpustakaan. Seorang pustakawan yang berjiwa entrepreneur harus memiliki kemampuan membangun jejaring perpustakaan, karena jejaring merupakan bentuk transformasi perpustakaan menjadi pusat informasi global. Jejaring juga akan membuat pustakawan lebih dikenal oleh komunitasnya, sehingga hal ini akan memperkuat keberadaan profesi dan pencitraan diri pustakawan. 6. Penutup Perpustakaan pada hakekatnya adalah sebuah institusi layanan publik yang bersifat nirlaba (not for profit organization) yang memiliki beragam sumberdaya informasi tetapi dengan tujuan tidak mencari keuntungan. Namun seiring dengan perubahan zaman, perubahan hakikat di atas bisa saja terjadi. Sekarang ini sangat memungkinkan sekali bagi perpustakaan untuk berubah menjadi institusi yang profit dengan menerapkan kewirausahaan (entrepreneurship) pada bidang kerja perpustakaan. Tetapi perlu dipahami bahwa konsep kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan sebenarnya tidak murni berkonsep bisnis melainkan perpaduan antara konsep bisnis dan sosial. Konsep kewirausahaan pada institusi perpustakaan pada hakekatnya bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara finansial, tapi lebih kepada tindakan praktik inisiatif atau pengembangan kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan dan penggunanya dengan cara-cara baru yang kreatif dan inovatif. Sejak dahulu sebenarnya pustakawan sudah banyak melakukan aktivitas kewirausahaan (entrepreneurship) dan sudah berperan sebagai entrepreneur dengan menerapkan prinsip kewirausahaan (entrepreneurship) pada bidang kerja di perpustakaan. Sejak dimulainya proses otomasi pada kegiatan kerumahtanggaan perpustakaan secara sederhana pada era tahun 1990-an, hingga kini terus berlanjut sampai memasuki era tahun 2000-an dengan konsep pelayanan yang berbasis online (webbased), merupakan aktivitas nyata dari penerapan konsep kewirausahaan (entrepreneurship) pada institusi perpustakaan. Aktivitas kewirausahaan (entrepreneurship) tersebut hingga kini terus berkembang, dimana pustakawan sekarang ini semakin banyak melakukan kreatifitas dan inovasi dalam rangka penyediaan sumberdaya informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka, dengan mengintegrasikan teknologi terutama teknologi komunikasi dan informasi ke dalam Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 15

19 berbagai tugas profesional pustakawan. Sebagai hasilnya, banyak produk baru atau jenis layanan baru yang ditawarkan oleh perpustakaan kepada pemustaka. Dengan demikian perpustakaan akan mampu untuk terus maju dan berkembang memenuhi harapan pemustaka, sehingga perpustakaan tetap diminati dan citranya akan terus meningkat di masyarakat. Referensi: 1. Dewanti, Retno Kewirausahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2. Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zein Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto. 3. Hutagalung, Raja Bongsu Kewirausahaan. Medan: USU Press. 4. Indonesia Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1995 Tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan Dan Membudayakan Kewirausahaan. Sumber: 5. Imansyah, Ari Karakteristik Kewirausahaan Perpustakaan: Studi Kasus Perpustakaan Depdiknas RI. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Budaya UI. Sumber : ui.ac.id/file?file:digital/ karakteristik%20kewirausahaan. 6. Kasmir Kewirausahaan. Jakarta: Radja Grafindo. 7. Perpustakaan Nasional RI Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpusnas RI. 8. Siregar, A. Ridwan Membangun Jejaring dan Kewirausahaan: Pengalaman Dalam Pengelolaan Perpustakaan. Makalah seminar disampaikan pada Seminar Nasional Membangun Jejaring dan Kewirausahaan Perpustakaan. Yogyakarta: Prodi Ilmu Perpustakaan D3 Fak. Adab dan Budaya UIN Sunan Kalijaga. Tanggal 7 Desember Soetadi, Iskandarini Kewirausahaan. Medan: USU Press. 10. Sutarno, NS Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto. 11. Widuri, Noorika Retno Memperbaiki Pola Pikir (Mindset) Pustakawan di dalam Bangga Menjadi Pustakawan. Oleh Agung Nugrohoadhi [et. all]. Yogyakarta: Ladang Kata, 2015, Halaman Murniaty: Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pada Institusi Perpustakaan Page 16

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Bab 4 Hakekat, Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat, karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan 2. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan sangat penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan merupakan

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Fitra Febri Annisa 1, Desriyeni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email:

Lebih terperinci

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan salah satu institusi layanan publik yang memiliki peran sebagai salah satu tempat memperoleh informasi yang kita butuhkan dalam melakukan aktifitas

Lebih terperinci

MEMBANGUN JEJARING DAN KEWIRAUSAHAAN: PENGALAMAN DALAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN 1

MEMBANGUN JEJARING DAN KEWIRAUSAHAAN: PENGALAMAN DALAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN 1 MEMBANGUN JEJARING DAN KEWIRAUSAHAAN: PENGALAMAN DALAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN 1 A. Ridwan Siregar ridwan@usu.ac.id Pernahkah anda masuk ke sebuah perpustakaan atau memperoleh pelayanan perpustakaan,

Lebih terperinci

Upaya Membangun Citra Diri Melalui Pembentukan Personal Branding Pustakawan

Upaya Membangun Citra Diri Melalui Pembentukan Personal Branding Pustakawan 2016 Upaya Membangun Citra Diri Melalui Pembentukan Personal Branding Pustakawan OLEH : MURNIATY, S.SOS. PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN USU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016 Kata Pengantar Syukur

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan I. PENDAHULUAN TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan ABSTRAK Pilihan masa depan buat negara kita, dalam mengatasi persoalan tenaga kerja, tidak lain adalah membuka lapangan

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI Modul ke: 01Fakultas FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM Matsani, S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Menurut Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) ialah ciri-ciri atau sifat kemandirian yang dimiliki seseorang atau individu, baik itu kalangan usahawan maupun masyarakat

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan BAB II PARADIGMA WIRAUSAHA PELAJAR SMK Pengetahuan tentang wirausaha di kalangan pelajar SMK saat ini sangat minim, hal ini disebabkan karena SMK dibuat untuk mencetak lulusan-lulusan yang siap bekerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, terutama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah,

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, terutama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha kecil, menengah dan koperasi memiliki peran yang sangat strategis dalam memperkuat dan meningkatkan pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur, terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dunia berkembang sangat pesat dan telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

MODUL 13 KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Agus Supriyanto, SE

MODUL 13 KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Agus Supriyanto, SE FAKULTAS KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL 13 KEWIRAUSAHAAN Oleh : Agus Supriyanto, SE POKOK BAHASAN Hubungan Perkembangan Teknologi dengan Kewirausahaan DESKRIPSI Dalam perkulihan ini Anda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai pusat penghimpun, pengolah dan penyebaran informasi. Pengelolaan perpustakaan pada masa kini semakin menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kewirausahaan merupakan kekuatan atau kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan usaha dan melembagakan perusahannya sendiri. Selain itu kewirausahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

Entrepreneurship Pustakawan Sebuah Passion Mewujudkan Prestasi

Entrepreneurship Pustakawan Sebuah Passion Mewujudkan Prestasi Entrepreneurship Pustakawan Sebuah Passion Mewujudkan Prestasi Kuliah Umum UIN Sunan Kalijaga 15 Maret 2012 Pustakawan adalah orang yang bekerja di perpustakaan dan membantu orang menemukan buku, majalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu Negara yang sedang berkembang, peran para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan belajar dan pengajaran pendidikan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Modul ke: Kewirausahaan I Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Hakikat dan

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN REFERENSI (REFERENCE SERVICE) DI PERPUSTAKAAN O L E H MURNIATY, S.SOS. NIP:

STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN REFERENSI (REFERENCE SERVICE) DI PERPUSTAKAAN O L E H MURNIATY, S.SOS. NIP: STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN REFERENSI (REFERENCE SERVICE) DI PERPUSTAKAAN O L E H MURNIATY, S.SOS. NIP: 132296412 PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan jumlah lapangan

Lebih terperinci

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M Nama : Mizha zhulqurnain NIM : 10.12.5327 Jurusan : S1.SI.M 1.Pendahuluan Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM 2013-2016: INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK Oleh : Maryatun Pustakawan Universitas Gadjah Mada E-mail : maryatun@ugm.ac.id Abstrak Era global salah satunya ditandai

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini masyarakat kesulitan dalam menemukan lapangan pekerjaan. Banyak sarjana yang menjadi pengangguran, akibatnya pendidikan yang dulunya begitu diagung-agungkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS i HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan oleh : DIYAH RETNO NING TIAS F

Lebih terperinci

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan Nurul Alifah Rahmawati Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstrak Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di masa yang akan datang, sangatlah ditentukan

Lebih terperinci

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU A. Ridwan Siregar Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Kerjasama merupakan suatu fenomena sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen perpustakaan..., Masyrisal Miliani, FIB UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen perpustakaan..., Masyrisal Miliani, FIB UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan semakin beranekaragamnya teknologi canggih membawa perubahan pula pada individu dan masyarakat. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi.

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad 21 ini manusia betul-betul merasakan apa yang disebut dengan keajaiban Teknologi Informasi atau TI. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu Negara atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan

Lebih terperinci

PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge

PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge Purwani Istiana Pustakawan Perpustakaan Fakultas Geografi UGM nina@ugm.ac.id Abstrak Perpustakaan perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun 17 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini banyak muncul industri-industri yang menawarkan serta memasarkan sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara yang tergabung dalam negaranegara ASEAN. Melalui visi dan komitmen yang ingin dicapai ASEAN pada tahun 2020 yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan misi dari perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan menjadi bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan misi dari perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan menjadi bagian yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan sebuah organisasi nirlaba yang sengaja dibentuk untuk membantu pemustaka memenuhi kebutuhan informasinya. Informasi yang disediakan perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen pengetahuan pada awalnya diterapkan dalam dunia bisnis yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian operasional untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya minat siswa dapat melakukan aktivitas yang berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya minat siswa dapat melakukan aktivitas yang berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan telah menyediakan berbagai kesempatan dalam pencapaian tujuan pendidikan yang disusun dalam suatu kurikulum dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global telah memberikan dampak perekonomian negatif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global telah memberikan dampak perekonomian negatif terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global telah memberikan dampak perekonomian negatif terhadap negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Semua orang berusaha untuk mendapatkan penghasilan

Lebih terperinci

URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN Menurut Geoffrey G.Meredith (dalam sukardi,2009) wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan usaha (bisnis), mengumpulkan

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang berkat limpahan rahmat serta karunia-nya kita semua dapat

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang berkat limpahan rahmat serta karunia-nya kita semua dapat BHINNEKA TUNGGAL IKA Perpustakaan Nasional Republik Indonesia SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI Pada Acara Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia the Santosa Hotel, 9 Nopember 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. skills termasuk komunikasi dan kemampuan berinkteraksi, kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. skills termasuk komunikasi dan kemampuan berinkteraksi, kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal yang paling penting bagi kelangsungan suatu organisasi. Karena persaingan organisasi yang semakin ketat dan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data BAPEPAM dalam laporan keuangan tahun 2012 menurut Prabowo (2013) bahwa data sektor asuransi menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dengan

Lebih terperinci

RPSEP-82 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DAN KODE ETIK PUSTAKAWAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALISME.

RPSEP-82 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DAN KODE ETIK PUSTAKAWAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALISME. RPSEP-82 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DAN KODE ETIK PUSTAKAWAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALISME Yasir Riady UPBJJ UT Jakarta yasir@ut.ac.id Abstrak Salah satu bagian yang sangat

Lebih terperinci

SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS SAMBUTAN REKTOR Upaya untuk membangun spirit wirausaha dikalangan mahasiswa sudah sejak lama dilakukan oleh pemerintah dengan memasukkan Mata Kuliah Kewirausahaan kedalam kurikulum pendidikan tinggi. Upaya

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE BALANCED SCORE CARD (BSC) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENGEMBANGAN METODE BALANCED SCORE CARD (BSC) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PENGEMBANGAN METODE BALANCED SCORE CARD (BSC) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT I. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Keberadaan Badan Perpustakaan dan Arsip

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (Informed Consent) Saya adalah Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi sekarang ini pendidikan merupakan sesuatu yang penting karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan manusia di muka bumi adalah sebagai wakil Allah yang harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta mengelola kekayaan alam untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Mendirikan Usaha Baru (Start Up) Mendirikan usaha baru adalah memulai usaha dengan mendirikan perusahaan yang baru. Dalam hal ini yang harus dilakukan

Lebih terperinci

entrepreneurship dan mampu membaca peluang serta memiliki keberanian

entrepreneurship dan mampu membaca peluang serta memiliki keberanian 70 BAB IV METODE PEMBELAJARAN DAN IMPLEMENTASI MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS ISLAM A. Implementasi Mata Kuliah Kewirausahaan dan Etika Bisnis Islam Banyak mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah yang

Lebih terperinci

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta 4.1.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan 4.1.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Perusahaan pada era globalisasi saat ini dituntut memiliki keunggulan kompetitif agar dapat memenangkan persaingan, atau minimal untuk memertahankan eksistensinya. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi dan persaingan merupakan faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang dilakukan dalam penelitian dan dapat dijabarkan seperti pada gambar 3.1 berikut: Gambar. 3.1. Metodologi Penelitian Keterangan

Lebih terperinci

Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Bimbingan Pemakai di Universitas Ida Banjumi Wahab Palembang

Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Bimbingan Pemakai di Universitas Ida Banjumi Wahab Palembang Available online at http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena manusia merupakan makhluk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena manusia merupakan makhluk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu aktivitas penting yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena manusia merupakan makhluk sosial maka manusia

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN IDEAL: Di Tinjau Dari Berbagai Aspek pendukungnya

PERPUSTAKAAN IDEAL: Di Tinjau Dari Berbagai Aspek pendukungnya PERPUSTAKAAN IDEAL: Di Tinjau Dari Berbagai Aspek pendukungnya Perpustakaan ideal adalah perpustakaan yang diorientasikan kepada kepentingan pemustaka. "Perpustakaan harus bisa memuaskan rasa ingin tahu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha swasta besar, menengah maupun kecil. Wirausaha (enterpreneurs)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perusahaan potensi Sumber Daya Manusia pada dasarnya merupakan salah satu modal dan memegang peran yang paling penting dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena berwirausaha saat ini semakin marak, dilihat dari banyaknya unitunit bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya di segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Entrepreneur (Wirausahawan) secara umum adalah orang-orang yang mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada.ide adalah hal

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,

Lebih terperinci

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah K e w i r a u s a h a a n 1 Bab 1 Kewirausahaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menguasai terkait latar belakang kewirausahaan dan perkembangannya. K emakmuran dari suatu negara bisa dinilai dari

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN MENULIS YANG UNGGUL DAN KREATIF

OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN MENULIS YANG UNGGUL DAN KREATIF OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN MENULIS YANG UNGGUL DAN KREATIF Bambang Hermanto Pustakawan Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.

Lebih terperinci

MEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK

MEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK MATERI MEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK Oleh: Muhammad Satria, S.Sos., M.Si 1 INDIKATOR KOMPETENSI Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta dapat: a. Mengidentifikasi Aspek yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fajrinur (2007) dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan lembaga penelitian di bawah Kementerian Pertanian RI yang khusus melakukan riset bidang pertanian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. KARAKTERISTIK PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. SUB POKOK BAHASAN MEMAHAMI KARAKTERISTIK CIRI-CIRI UMUM NILAI-NILAI HAKIKI CARA BERPIKIR KREATIF DALAM SIKAP DAN KEPRIBADIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan

Lebih terperinci

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN Dwi Wahyu Pril Ranto Akademi Manajemen Administrasi (AMA) YPK Yogyakarta ABSTRAK Peran kampus sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang begitu cepat menyebabkan beberapa teknologi dan informasi yang tersedia mengalami beberapa perubahan pada berbagai aspek dan bidang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia pendidikan terutama di perguruan tinggi. Proses pembelajaran yang akan terus berlangsung,

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan internet kini juga menjadi salah satu kekuatan pendukung dalam dunia bisnis, terutama kegiatan jual - beli. Sudah banyak tersedia di pasaran

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu: Nanik Arkiyah, M. IP Disusun oleh: Nama : Siska

Lebih terperinci

Hubungan Kreativitas dan Inovasi dalam Kewirausahaan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008

Hubungan Kreativitas dan Inovasi dalam Kewirausahaan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 Hubungan Kreativitas dan Inovasi dalam Kewirausahaan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 1. Pendahuluan Seiring perkembangan dan pesatnya persaingan dalam berwirausaha menuntut wirausahawan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang terjadi secara mendadak dan di luar perkiraan pada akhir 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa dan kaum muda harus

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. pencarian informasi oleh mahasiswa yang menjadi anggota Perpustakaan Fakultas

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. pencarian informasi oleh mahasiswa yang menjadi anggota Perpustakaan Fakultas BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penulis mencoba menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian ini berdasarkan pada tujuan penelitian yaitu gambaran tentang kebutuhan dan pencarian informasi oleh mahasiswa

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kewirausahaan I. Putra Boediman. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

Kewirausahaan I. Putra Boediman. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: 03 Eko Fakultas EKONOMI & BISNIS Kewirausahaan I Putra Boediman Program Studi MANAJEMEN Merealisasikan Mimpi Menjadi Kenyataan Dalam hitung-hitungan bisnis, tidak banyak yang gratis pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bandung merupakan kota yang terkenal dengan industri kreatif di bidang fashion, dengan desain yang unik dan mengikuti trend masa kini. Bandung sebagai kota mode

Lebih terperinci