BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Transkripsi

1 BAB I GAMBARAN UMUM KEUARGA DAMPINGAN Universitas Udayana merupakan salah satu perguruan tinggi yang menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat atau yang disingkat dengan KKN-PPM. KKN-PPM sendiri merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan UU No. 2 Tahun Setiap perguruan tinggu wajib untuk melaksanakan yang namanya Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas penyelenggaraan pendidikan, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Apabila dalam implementasinya selama mahasiswa menjalani proses perkuliah telah menjalankan proses pendidikan dan diminta untuk melaksanakan penelitian ilmiah, maka pengabdian kepada masyarakat adalah hal yang tepat sebagai wadah untuk menerapkan pendidikan dan penelitian ilmiah yang telah dilaksanakan dalam proses perkuliahan. Ketiga aspek yang terkandung dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi harus dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan terpadu dengan harapan agar kelak para lulusan dapat menjadi manusia yang kaya akan pengetahuan, mapu melaksanakan penelitian, serta bersedia mengabdi kepada masyarakat serta menerapkan ilmu ilmu yang telah diperolehnya. PPK atau program pendampingan keluarga merupakan salah satu program unggulan dan diwajibkan kepada mahasiswa peserta KKN dalam hal pelaksanaannya. PPK termasuk dalam program pokok non-tema yang sifatnya individu, dengan jumlah jam kerja efekktif adalah 90 jam. Maksud dilaksanakannya PPK adalah membantu memberdayakan masyarakat melalui penerapan ilmu dan teknologi untuk diaplikasikan di berbagai bidang dalam rangka membantu kegiatan sehari hari keluarga dampingan. Tujuan dari PPK sendiri untuk menngkatkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan sekitar. Sasaran utama dari PPK adalah rumah tangga miskin atau tergolong dalam keluarga pra sejahtera (Pra-KS). PPK dalam KKN-PPM UNUD Periode XIII kali ini berlokasi di Desa Timuhun, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Desa Timuhun tediri atas tiga banjar yakni banjar kaleran, banjar tengah, dan banjar kawan, sehingga dalam pelaksanaan PPK, pendampingan keluarga dibagi ditiga banjar tersebut. penulis sendiri mendapat keluarga dampingan di banjar kaleran yang bernama Dewa Putu Samba. 1

2 1.1 Profil Keluarga Dampingan Pendampingan keluarga yang diperoleh kali ini adalahkeluarga Dewa Putu Samba. Adapun identitas keluarga dampingan tercantum pada tabel berikut : Tabel 1 Identitas Keluarga No Nama Status dalam /P Umur keluarga (th) Pendidikan Pekerjaan 1 Dewa Putu Kepala Keluarga Samba 65 - Petani 2 Desak Putu P Istri Raka 55 - Petani 3 Dewa Gede Sayang 35 SD - 4 Dewa Ayu P Wati Dewa Gede Alit 28 - Swasta Tabel diatas menerangkan identitas keluarga dari Dewa Putu Samba, dimana beliau mempunyai istri bernama Desak Putu Raka dan mempunyai tiga orang anak yang terdiri dari satu anak perempuan dan dua anak laki laki. Dua dari anak beliau memiliki keterbelakangan yakni cacat secara fisik. Hanya anak bungsu beliau yang lahir secara normal tanpa kurang suatu apapun. Dewa Putu Samba sebagai kepala keluarga tidak mengenyam pendidikan begitupun dengan istrinya. Hal ini dikarenakan keterbatasan biaya dari orang tua masing masing. Mata pencaharian yang bisa ditekuni dengan latar belakang pendidikan tersebut hanyalah sebagai petani. Dari tiga anak yang dimiliki oleh beliau, hanya satu yang mengenyam pendidikan yakni anak pertamanya, dan itupun hanya sampai tingkat sekolah dasar (SD). Dikarenakan cacat fisik yang diderita oleh dua anak beliau, mengakibatkan tidak mampu beraktivitas secara optimal. pertama dan anak kedua beliau tidak mampu berjalan secara normal dan harus dibantu dengan kursi roda. Sedangkan anak bungsu beliau juga tidak mengenyam pendidikan karena 2

3 keterbatasan biaya dari orang tuanya. Akhirnya anak ketiga beliau memutuskan merantau ke Denpasar dan menjadi pegawai swasta disana. Ekonomi keluarga yang tergolong sangat rendah ditambah dengan kondisi anak anak beliau yang sakit, mengharuskan adanya uluran bantuan terutama dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Beliau selalu mensyukuri setiap hal yang dimilikinya termasuk anak anaknya meskipun lahir dalam kondisi kekurangan. Beliau bekerja sepenuh hati untuk memberikan yang terbaik untuk anak anaknya dan tidak meminta sepeser pun uang dari hasil jerih payah anakanya terutama anak bungsunya yang notabene sudah mampu menghasilkan sendiri karena sudah bekerja. 1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan Pendapatan Keluarga Desa Timuhun merupakan salah satu desa di Kecamatan Banjarangkan yang dijadikan lokasi KKN PPM UNUD period eke-xiii. Di desa tersebut terdapat cukup banyak keluarga kurang mampu dan dijadikan sasaran program KK Dampingan oleh mahasiswa KKN. Salah satu keluarga yang dijadikan sasaran adalah keluarga Dewa Putu Samba yang beralamat di Banjar Kaleran, Desa Timuhun. Dewa Putu Samba sebagai kepala keluarga menggantungkan hidup keluarganya dari bertani di sawah. Pendapatan yang kira kira bisa diraup dengan kondisi cuaca yang tidak menentu adalah Rp Sedangkan sang istri Desak Putu Raka ikut membantu sang suami di sawah. Namun, diluar itu mereka memiliki pekerjaan sampingan yakni dengan beternak babi. Tujuannya adalah saat perayaan hari raya umat Hindu, maka ternak babi tersebut dapat dijual sekaligus sebagai tambahan penghasilan bagi keluarga tersebut. Dua anak beliau memiliki keterbelakangan fisik yang mengakibatkan tidak bisa membantu kedua orang tuanya dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari hari. Sedangkan anak bungsunya merantau ke Denpasar untuk bekerja. Upah yang diterimanya sebesar Rp per bulan. Meskipun anak bungsu Dewa Putu Samba telah bekerja, namun beliau tidak pernah meminta sepeser pun hasil jerih payah anaknya. bungsu beliau merantau di Denpasar membutuhkan biaya hidup pula untuk dirinya, sehingga Dewa Putu Samba memilih untuk tidak meminta jerih payah anaknya. 3

4 Setelah diakumulasikan jumlah pendapatan dari keluarga Dewa Putu Samba untuk menanggung empat orang termasuk istrinya yang ada di rumah, kecuali anak bungsunya sebesar Rp per bulan. Jumlah pendapatan tersebut tidak menentu setiap bulannya. Tergantung hasil panen di sawah yang dijadikan lahan pencaharian utama Pengeluaran Keluarga Pemenuhan kebutuhan sehari hari merupakan tanggung jawab dari kepala keluarga. Pemenuhan kebutuhan tersebut diartikan sebagai bentuk pengeluaran dari sebuah keluarga. Pengeluaran keluarga Dewa Putu Samba terdiri dari beberapa hal, diantaranya : a. Kebutuhan sehari-hari Kebutuhan sehari hari dari keluarga Dewa Putu Samba selama sebulan terdiri atas : Beras 1 karung (25 kg) Rp auk Pauk (@ x 30) Rp Kebutuhan MCK Rp Rp Ummnya keluarga Dewa Putu Samba memperoleh bantuan beras dari pemerintah tingkat desa. Sehingga, anggaran dana beras untuk sebulan hanya sebatas satu karung saja. b. Kesehatan Keluarga Dewa Putu Samba memiliki layanan kesehatan yakni BPJS, sehingga apabila berobat ke rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan akan memperoleh keringanan bahkan gratis. anak Dewa Putu Samba yang memiliki keterbelakangan fisik juga kerap mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Pengeluaran untuk bidang kesehatan hanya untuk sakit yang ringan seperti batuk, flu, ataupun demam. Dana yang dianggarkan untuk kesehatan per bulannya sebesar Rp c. Sosial Berikut ini merupakan pengeluaran dalam bidang sosial untuk keluarga Dewa Putu Samba dalam satu bulan : Iuran Banjar (setiap bulan) Rp Kepentingan hari raya Rp Rp

5 d. Pengeluaran ain-ain Pengeluaran lain-lain merupakan pengeluaran di luar tiga bidang sebelumnya seperti kebutuhan sehari hari, kesehatan, dan bidang sosial. Adapun yang tergolong pengeluaran lain lain adalah : istrik Rp Air Rp Pengeluaran tak terduga Rp Rp Setelah diakumulasikan, maka jumlah pengeluaran akan menjadi sebesar : Kebutuhan sehari - hari Rp Kesehatan Rp Sosial Rp Pengeluaran lain lain Rp Rp