PENGARUH LAPORAN KEUANGAN PANITIA PEMBANGUNAN TERHADAP BESARAN KOLEKTE PEMBANGUNAN SKRIPSI
|
|
- Sukarno Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH LAPORAN KEUANGAN PANITIA PEMBANGUNAN TERHADAP BESARAN KOLEKTE PEMBANGUNAN (Studi Kasus di Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Maria Mistika Agtresna Amat NIM: PROGRAM STUDI AKUTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
2 PENGARUH LAPORAN KEUANGAN PANITIA PEMBANGUNAN TERHADAP BESARAN KOLEKTE PEMBANGUNAN (Studi Kasus di Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Maria Mistika Agtresna Amat NIM: PROGRAM STUDI AKUTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 HALAMAN JUDUL i
3 ii
4 iii
5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Belajarlah untuk setia pada perkara kecil yang Tuhan percayakan dan lihatlah perkara besar yang akan Tuhan percayakan didalam kehidupan kita, Kupersembahkan skripsi ini untuk: Allah Bapa Yang Maha Kuasa Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapak dan Mama Tercinta Adik-adik yang tersayang Segenap keluarga tercinta Teman-teman yang kusayangi Terimakasih banyak atas doa, dukungan, motivasi dan cinta yang sudah diberikan untuk menyelesaikan skripsiku. iv
6 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PENGARUH LAPORAN KEUANGAN PANITIA PEMBANGUNAN TERHADAP BESARAN KOLEKTE PEMBANGUNAN studi kasus di Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan, Maria Mistika Agtresna Amat v
7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Mistika Agtresna Amat Nomor Mahasiswa : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGARUH LAPORAN KEUANGAN PANITIA PEMBANGUNAN TERHADAP BESARAN KOLEKTE PEMBANGUNAN (Studi Kasus di Gereja Paroki Kristus Raja BaciroYogyakarta) Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2017 Yang menyatakan Maria Mistika Agtresna Amat vi
8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasihnya yang senantiasa membimbing, mendampingi dan memberkati penelitian sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Penerbitan Informasi Keuangan Paroki Tehadap Keputusan Pengguna. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat selesai dengan baik karena adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan hati yang tulus dan rasa syukur penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, Msc., QIA selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian Penulis. 2. YP. Supardiyono, M.Si., Ak.,QIA., CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 3. A. Diksa Kuntara, S.E., MFA., QIA., selaku Dosen Pebimbing yang telah membantu serta membimbing Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Rm.Adolfus Suratmo Atmomartaya Pr. selaku Romo Paroki Gereja Kristus Raja Baciro dan Pak Budi selaku Bendahara Romo Paroki Gereja Kristus Raja Baciro yang telah memberikan izin penelitian dan bimbingannya selama penelitian sehingga penelitian ini dapat di selesaikan dengan baik. vii
9 5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama belajar di Universitas Sanata Dharma. 6. Orang tua peneliti, Ayahku Gaspar Amat dan Mamaku Maria Erosfita Woda yang selalu mendoakan, memberi semangat, dukungan, nasihat dan cinta kasih yang luar biasa sehingga dapat menghantarkan saya dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 7. Untuk keluarga tercinta, Adik Yopi Amat dan Ista Amat. Terimakasih atas segala dukungan dan pengertian kalian yang luar biasa. 8. Untuk sahabatku Desi Ekawati, Yasrin Sipi, Nia Roma, Ninik Samat, Ira Seran dan Bebi Stevani. Terimakasih atas kebersamaan dan dukungan dari kalian semua. 9. Untuk teman dekat saya Doni Christian Ora. Terimakasih untuk semua dukungan,perhatian dan pengertian yang diberikan selama ini. 10. Teman-teman Haniel Revalino Siska Nunuk R, Christin Embu, Terre Ndeno, Wenda Barus, Fherny Dheno,Asty Taeteti, Vista Gagi, Rani Pratiwi, Yemima dan teman-teman Akuntansi Terimakasih untuk setiap kebersamaan dan candatawa yang diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi semua pihak. Yogyakarta, 12 April 2017 Maria Mistika Agtresna Amat viii
10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ivi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK... xiii ABSTRACT... xiv BAB 1 PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 5 D. Tujuan Penelitian... 5 E. Manfaat Penelitian... 5 F. Sistematika Penulisan... 7 BAB II LANDASAN TEORI... 9 A. Organisasi Nirlaba... 9 B. Organisasi Gereja (Paroki) C. Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki (PKAP) D. Bangunan Dalam Proses (Paroki) E. Aktiva Bersih Pembangunan Paroki F. Umat Paroki G. Perilaku Pengguna Laporan Keuangan H. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN ix
11 A. Jenis Penelitian B. Subjek dan Objek Penelitian C. Metode dan Desain Penelitian D. Data yang dicari E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Sejarah Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta B. Lokasi Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta C. Skema Dewan Paroki Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta D. Pengelompokan Umat E. Demografi Umat F. Visi dan Misi BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data B. Pembahasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x
12 DAFTAR TABEL Tabel 1: Daftar Kepengurusan Paroki Baciro Periode Tabel 2. Keadaan Umat pada tahun Tabel 3. Jenis Kelamin Umat pada tahun Tabel 4. Data Usia Umat pada tahun Tabel 5. Jenis Pekerjaan Umat pada tahun Tabel 6. Perolehan Kolekte 1 (umum) Tabel 7. Perolehan Kolekte 2 (Pembangunan) Tabel 8. Perolehan Kolekte I (umum) dan Kolekte II (pembangunan)gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta tahun Tabel 9. Laporan Kolekte 2 (Pembangunan)bulan Januari Juni tahun Tabel 10. Laporan Kolekte 2 (Pembangunan) Bulan Juli Desember xi
13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1: Desain Model Penelitian Gambar 2: Skema Dewan Paroki xii
14 ABSTRAK PENGARUH PENERBITAN INFORMASI KEUANGAN TERHADAP BESARAN KOLEKTE PEMBANGUNAN (Studi Kasus di Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta) Maria Mistika Agtresna Amat NIM: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerbitan informasi keuangan panitia pembangunan gereja mempengaruhi keputusan umat dalam memberikan sumbangan. Penelitian ini merupakan studi kasus di Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Latar belakang penelitian ini adalah Gereja Paroki Baciro yang sedang dalam proses pembangunan (relokasi gereja). Pembangunan tersebut dilakukan karena adanya gempa bumi di Yogyakarta pada tahun 2006, dimana pembangunan gereja menempati lahan kosong yang lebih strategis dan bisa menampung seluruh umat dalam beribadah di gereja. Pada saat pembangunan gereja, panitia pembangunan menerbitkan informasi keuangan yang kemudian disampaikan pada umat paroki. Data diperoleh dengan cara wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk melihat pengaruh penerbitan laporan keuangan paroki terhadap keputusan umat paroki adalah Deskriptif Kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada selisih antara jumlah kolekte sebelum dan setelah penerbitan informasi keuangan. Dimana kolekte sebelum penerbitan informasi keuangan lebih kecil dari jumlah kolekte setelah penerbitan informasi keuangan paroki. xiii
15 ABSTRACT THE INFLUENCE OF COMMITTEE S FINANCIAL REPORT TO THE QUANTITIES OF DONATIONS COLLECTED (Case Study at the Parish Church of Christ King Baciro Yogyakarta) Maria Mistika Agtresna Amat NIM: University of Sanata Dharma Yogyakarta 2017 This research aims to determine whether publishing financial information of the church s building committee influences the decision of the parishioners to donate. The background of this research is that the Baciro Parish Church was under construction (church relocation), due to the earthquake in Yogyakarta in 2006, and the previous plan to move the building to a vacant land that is more strategic and can accommodate the whole community in worship. At the time of church construction, committee published financial information which was then delivered to the parishioners. This type of research is a case study. Data were obtained by interview and documentation. Data analysis techniques used to see the effect of publishing parish financial statements on parishioners' decisions was by using the Microsoft Excel Calculation Method. The results showed that the publication of the financial information of the church building committee influenced the decision of the Baciro Parish to contribute by looking at the difference in the number of donatios on the collection report of the comittee in This difference between January-June and July- December was obtained: (Rp ) - (Rp ) = Rp It can be concluded that the quantity of donation was influenced by the issuance of financial information. xiv
16 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi, baik organisasi berorientasi laba maupun nirlaba wajib membuat laporan keuangan dengan lengkap dan sesuai standar yang telah di tentukan. Salah satu contoh organisasi nirlaba adalah gereja (selanjutnya disebut paroki). Akuntansi juga diperlukan gereja dalam hal memperoleh data-data keuangan yang penting, dan kemudian menyampaikannya dalam bentuk laporan, sehingga dapat dijadikan landasan untuk mengambil keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi keuangan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu pihak intern dan pihak ekstern. Pihak intern adalah kelompok yang secara langsung berhubungan dengan aktivitas gereja sehari-hari, yaitu dewan dewan paroki yang terdapat dalam struktur organisasi paroki. Sedangkan kelompok pihak yang eksternal adalah kelompok yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas paroki sehari-hari tetapi berkepentingan terhadap paroki, Pihakpihak eksternal antara lain; dermawan dan umat paroki. Melalui akuntansi dapat diketahui aktivitas paroki masa lalu, sekarang, dan prospek masa yang akan datang. Hasil dari proses akuntansi merupakan laporan keuangan yang berisi informasi keuangan. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari laporan neraca, laporan perubahan modal, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan 1
17 2 keuangan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.1, par. 05), Tujuan Laporan Keuangan Paroki adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusanekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya sumber daya yang di percayakan kepada mereka.oleh karena itu, paroki wajib membuat laporan keuangan. Laporan keuangan paroki terdiri dari laporan neraca, laporan aktivitas bulanan, laporan aktivitas tahunan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Jenis-jenis laporan keuangan pada paroki ini sesuai dengan PSAK No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang menyatakan bahwa laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan (PSAK No.45, par. 09). Secara umum, tujuan utama laporan keuangan organisasi nirlaba adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba (PSAK nomor 45, 2007). Salah satu bentuk organisasi nirlaba yang membuat laporan keuangan adalah organisasi Gereja, atau yang lebih dikenal dengan Paroki. Paroki adalah persekutuan paguyuban-paguyuban umat beriman sebagai bagian dari Keuskupan dalam batas-batas wilayah tertentu yang sudah
18 3 memiliki Pastor Kepala, yang berdomisili di Parokinya sendiri (Keuskupan Agung Semarang, 2008). Paroki-paroki di Keuskupan Agung Semarang dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba karena memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya dari sumbangan para anggota (umat) dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari Paroki tersebut, walaupun tidak mengharapkan imbalan apapun, tetapi para penyumbang dan para anggota (umat) membutuhkan informasi tentang keberadaan dan kondisi dari Paroki yang disumbangnya. Sebagai bentuk dari organisasi nirlaba Paroki juga mempunyai kegiatan dalam hal pengelolaan keuangan. Keuangan Paroki dalam hal ini adalah uang dan harta benda Paroki yang berasal dari kolekte, amplop persembahan, sumbangan dan usahausaha lain yang halal sesuai dengan peraturan gereja yang berlaku, dimana tanggung jawab pengelolannya berada langsung dan personal berada ditangan Pastor Kepala Paroki, serta pengelolaannya dijalankan oleh Pastor Kepala Paroki dengan dibantu oleh Bendahara Paroki. Harta benda paroki diperoleh melalui pembelian, penghasilan, kolekte, amplop persembahan, derma, pemberian dan usaha-usaha lain yang halal sesuai dengan prinsip-prinsip kristiani. Pengelolaan harta benda Gerejawi diharapkan dilaksanakan secara bertanggung jawab, denganpedoman (dasar, cara, dan tujuan) yang baik dan benar, semata-mata demi pengabdian kepada Tuhan. Untuk
19 4 mendukung wacana tersebut Keuskupan Agung Semarang (KAS) menghendaki adanya transparasi dan akuntabilitas termasuk dalam pembuatan dan penyampaian laporan keuangan gereja. Tujuan utama dari transparasi dan akuntabilitas adalah agarumat dapat mengetahui posisi dan penggunaan keuangan gereja secara lebih terinci. Untuk menyeragamkan laporan keuangan antar paroki maka dibuatlah suatu pedoman khusus dalam pembuatan laporan keuangan paroki yang dituangkan dalam Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP). Paroki juga dianjurkan untuk membuat laporan keuangan menggunakan software dengan nama General Ledger (GL)paroki. Gereja Paroki Baciro merupakan lokasi penelitian pada skripsi ini, dimana gereja paroki baciro melakukan pembangunan (relokasi gereja) pada tahun Pembangunan tersebut dilakukan karena adanya gempa bumi di Yogyakarta pada tahun Pemasukan gereja paroki baciro meliputi sumbangan dan kolekte dari umat paroki gereja baciro. Pada gereja paroki baciro terdapat laporan keuangan atau informasi laporan keuangan, dimana ingin meneliti ada atau tidaknya perbedaan jumlah kolekte sebelum dan setelah penerbitan informasi keuangan.
20 5 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat diangkat dari penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan jumlah kolekte pembangunan sebelum dan setelah penerbitan informasi keuangan? C. Batasan Masalah Masalah yang akan diteliti dalam penulisan ini dibatasi sebagai berikut : Informasi keuangan paroki dalam penelitian ini adalah informasi keuangan panitia pembangunan gereja. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adatidaknya perbedaan yang signifikan terkait jumlah kolekte sebelum dan setelah penerbitan informasi keuangan. E. Manfaat Penelitian Bagi Paroki Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atausaran bagi paroki untuk mempertahankan penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam setiap kegiatan paroki. Bagi Umat Paroki Penelitian ini diharapkan agar umat paroki dapat mengetagui setiap pemasukan dan pengeluaran kas yang di lakukan oleh gereja. Bagi Universitas Sanata Dharma
21 6 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin meneliti mengenai paroki atau bagi mereka yang ingin mengembangkan penelitian ini. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang akuntansin paroki dan akuntansi keprilakuan. Dan dapat mengetahui tujuan dan manfaatdari penerbitan informasi keuangan.
22 7 F. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini berisi teori-teori yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian ini. BAB III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV Gambaran Umum Organisasi Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum organisasi dalam hal ini yaitu sejarah singkat gereja, visi dan misi gereja, kegiatan/program gereja, Skema Dewan Paroki Gereja, dan struktur organisasi gereja. BAB V Analisi Data dan Pembahasan Bab ini menjelaskan mengenai analisi data yang telah diperoleh dan observasi lapangan dan membahas mengenai jawaban dari rumusan masalah.
23 8 BAB VI Penutup Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yaitu analisis dan pembahasan, serta saran bagi organisasi, dan yang terakhir yaitu keterbatasan peneliti
24 BAB II LANDASAN TEORI A. Organisasi Nirlaba 1. Pengertian Organisasi Nirlaba Menurut PSAK 45 Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Menurut PSAK No.45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. (IAI, 2004: 45.1)Lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata (Pahala Nainggolan,2005:01). Lembaga nirlaba atau 9
25 10 organisasi non profit merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi,tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin banyak keterlibatan lembaga nirlaba. 2. Karakteristik Organisasi Nirlaba Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Organisasi nirlaba memiliki karakteristik yang membedakannya dengan organisasi organisasi lainnya. Menurut PSAK No. 45 (par.01), karakterstik karakteristik organisasi nirlaba antara lain :
26 11 a. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. b. Menghasilkan barang atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut. c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi nirlaba, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, diahlikan, atau ditebus kembali atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atatu pembubaran entitas. B. Organisasi Gereja (Paroki) 1. Pengertian Paroki Pengertian paroki menurut Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki (PKAP, 2008: 7) seperti yang dikutip dari PDDP (PDDP KAS 2004, pasal 4: 1), paroki adalah persekutuan penguyuban-penguyuban umat beriman sebagai bagian dari keuskupan dalam batas-batas wilayah tertentu yang sudah memiliki Pastor Kepala, yang berdomisili di parokinya sendiri. Karena
27 12 Paroki merupakan organisasi nirlaba dan juga merupakan yayasan Gerejawi, maka Paroki termasuk organisasi sektor publik (Mahsun dkk, 2007). Sebagai bentuk dari organisasi nirlaba Paroki juga mempunyai kegiatan dalam hal pengelolaan keuangan. 2. Laporan Keuangan Paroki Menurut Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP, 2008: 6), Laporan keuangan adalah suatu susunan informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berbagai kebijakan reksa pastoral peroki. Selain itu, Kerangka Dasar Laporan menurut PTKAP (2008:6) yaitu: a. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas, perubahan aktiva bersih dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi penggua laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban Dewan Paroki atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadannya. b. Tanggungjawab atas Laporan Keuangan 1) Dewan Paroki bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
28 13 2) Laporan keuangan ditandatangani oleh Bendahara Dewan Paroki dan Pastor Kepala Paroki c. Informasi yang disajikan pada laporan keuangan harus dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan antara lain meliputi: donatur, umat, dewan paroki, Keuskupan Agung Semarang, kreditur, pemerintahan. d. Komponen Laporan Keuangan Laporan Keuangan yang lengkap terdiri dari (bdk. PASK No. 45 par. 09, PKAI ): 1) Laporan posisi keuangan yang bisa disebut Neraca 2) Laporan Aktivitas 3) Laporan Arus Kas 4) Laporan Realisasi Anggaran 5) Catatan ata Laporan Keuangan 6) Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya (RAPB) dan Rancangan Anggaran Investasi (RAI) untuk tahun yang akan datang. 3. Keuangan Paroki Keuangan Paroki adalah uang dan harta benda Paroki yang berasal dari kolekte, amplop persembahan, sumbangan dan usahausaha lain yang halal sesuai dengan peraturan Gereja yang berlaku,
29 14 dimana tanggung jawab pengelolannya berada langsung dan personal ditangan Pastor Kepala Paroki, serta pengelolaannya dijalankan oleh Pastor Kepala Paroki dengan dibantu oleh Bendahara Paroki (Mahsun dkk, 2007). Harta benda paroki diperoleh melalui pembelian, penghasilan, kolekte, amplop persembahan, derma, pemberian dan usaha-usaha lain yang halal sesuai dengan prinsip-prinsip kristiani dan peraturan Gereja yang berlaku. (Keuskupan Agung Semarang, 1991 : 8). Tanggung jawab pengelolaan harta benda Paroki berada ditangan Pastor Paroki. Menurut PTKAP (2008: 10), Keuangan Paroki terdiri dari: a. Keuangan Paroki adalah uang dan harta benda gerejawi lain yang dikelola oleh Dewan Paroki. b. Paroki dan Paroki Administratif wajib membuat laporan keuangan dan melaporkan secara bulanan kepada Dewan Paroki Pleno, Keuskupan serta pihak lain yang berkepentingan. 4. Fungsi Harta Benda dalam Gereja Magisterium Konsili Vatikan II menegaskan bahwa Gereja membutuhkan material resources untuk mengemban karya perutusannya di dunia. Kebutuhan dana itu sangat esensial untuk menyelenggarakan peribadatan, membiayai penghidupan yang layak bagi para klerikus, dan para petugas gerejawi lainnya, serta untuk karya karitatif bagi mereka yang berkekurangan.
30 15 Kanon 1254 ayat 1 menegaskan bahwa hak asli Gerejawi untuk memperoleh, memiliki, mengelola, dan mengalihmilikkan harta benda dimaksudkan semata-mata untuk mengejar tujuantujuan khas Gereja, terutama; (i) untuk mengatur ibadat ilahi, (ii) memberi penghidupan yang layak bagi para klerikus serta pelayan lain yang mengabdikan hidupnya bagi pelayanan Gereja, (iii) melaksanakan karya-karya kerasulan suci, (iv) melaksanakan karya amal kasih, terutama bagi para miskin. C. Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki (PKAP) Menurut Keputusan Uskup Agung SemarangNo:0010/C/I/a-4/08 tentang Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki, terdiri dari: 1. Kewajiban Paroki Dalam Hal Keuangan a. Setiap Paroki berupaya mandiri secara finansial untuk memenuhi kebutuhan rutin, program, dan pengembangan. b. Dengan semangat sense of belonging Paroki meningkatkan semangat menjalin solidaritas antar umat seiman dan antar paguyuban umat seiman yang juga menjadi kesukaan bagi orang-orang lain. c. Ungkapan solidaritas pertama-tama diwujudkan dalam pengiriman Dana Solidaritas Paroki dan Kolekte Khusus kepada Keuskupan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
31 16 d. Ungkapan solidaritas yang lain diwujudkan dalam program kerja yang menjawan keprihatinan kehidupan sehari-hari dengan mengutamakan yang kecil, lemah, miskin, dan tersingkir. e. Paroki wajib bertindak sebagai administrator yang baik dalam: Perhitungan Dana Solidaritas Paroki, Pengumpulan Dana APP, Kolekte Umum, Kolekte Khusus, dan Sumbangan untuk kepentingan Gereja Regional atau kepentingan Gereja Universal yang telah ditetapkan oleh Uskup. f. Penyaluran dana/bantuan/subsidi dari segenap pihak yang berkehendak baik kepada umat atau segenap pihak yang membutuhkan. g. Paroki wajib menyelenggarakan pencatatan akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan dengan sistem yang ditentukan oleh Keuskupan Agung Semarang. h. Paroki mengirimkan kepada Keuskupan laporan keuangan dan dana yang diwajibkan secara utuh dan tepat waktu. 2. Hak Paroki Dalam Hal Keuangan a. Paroki berhak menyuarakan kebutuan keuangannya, dalam rangka mengupayakan kesejahteraan umat dan masyarakat sekitar, kepada seluruh Umat, Keuskupan, Lembaga Gerejawi, dan Lembaga Donor yang lain.
32 17 b. Dalam menyuarakan kebutuhan keuangan tersebut, Paroki harus melaksanakan sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang telah ditetapkan. c. Paroki berhak meminta bantuan keuangan dari Keuskupan dan lembaga donor sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang ditetapkan oleh Keuskupan atau masing-masing lembaga donor. d. Paroki berhak mendapatkan layanan adminitrasi keuangan dalamhubungannya dengan Keuskupan sesuai mekanisme dan prosedur yang telah ditetapkan. 3. Penanggungjawab Keuangan Paroki a. Secara legal-formal penanggungjawab keuangan Paroki adalah PGPM Paroki. b. Pengelola keuangan Paroki adalah Bendahara Dewan Paroki, sedangkan pengelola keuangan Stasi adalah Bendahara Stasi. c. Apabila dipandang perlu, Paroki/Stasi dapat membentuk Tim Akuntanasi yang bertugas memberikan pendampingan/bimbingan penyelenggaraan proses akuntansi Paroki/Stasi dan beranggotakan umat yang paham akuntansi.
33 18 4. Penyimpanan Uang 1) Penyelenggaraan penyimpanan uang berprinsip : a) Likuiditas berarti mengutamakan kelancaran pembayaran. b) Keamanan dan administratif yang berarti tidak mudah hilang atau diselewengkan dan dapatdipertanggungjawabkan secara administratif yang kontinyu. c) Efisien dan efektif yang berarti tidak membiarkan uang berhenti (idle cash) dan menghindari penggunaan uang yang tidak wajar. 2) Tata cara penyimpanan uang a) Kas (uang tunai di tangan) hanya boleh disimpan sesuai dengan jumlah yang ditetapkan. b) Saldo rekening bank dalam bentuk tabungan dan giro harus dibatasi sesuai dengan proyeksi pembayaran dan kelebihan atas jumlah tersebut harus diinvestasikan dalam bentuk deposito atau jenis investasi lain yang diputuskan dalam rapat Dewan Paroki/Stasi harian dan disetujui oleh Uskup. 3) Penyimpanan uang dalam Tabungan, Giro, dan Deposito : a) Untuk Paroki, Paroki Administratif, dan Stasi yang sah sebagai badan hukum publik, rekening tabungan/giro atau deposito harus dibuka atas nama PGPM yang bersangkutan
34 19 dengan kuasa pengambilan yang melibatkan minimal 2 orang anggota pengurus. b) Untuk Paroki Administratif, dan Stasi yang belum sah sebagai badan hukum publik, rekening tabungan/giro dan deposito harus dibuka atas nama PGPM Paroki dengan kuasa pengambilan yang melibatkan minimal 2 orang anggota pengurus Paroki Administratif atau Stasi. c) Bank yang digunakan untuk menyimpan uang harus mengakui kewenangan Uskup sesuai pasal Penggunaan Uang a) Penggunaan uang harus sesuai dengan prinsip umum dan kriteria yang tercantum. b) Penggunaan uang harus direncanakan dalam RAPB dan RAI. 6. Sumber Keuangan 1) Sumber Keuangan a) Kolekte Umum dan Persembahan setelah dikurangi kewajiban setor Dana Solidaritas Paroki. b) Duapuluh lima persen (25%) dana APP. c) Kolekte Khusus yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu berdasarkan keputusan Uskup. d) Persembahan Khusus yang diselenggarakan berdasarkan keputusan Dewan Paroki.
35 20 e) Sumbangan Bebas. f) Sumbangan dengan Maksud Tertentu g) Subsidi dari Keuskupan, Lembaga Gerejawi dan Lembaga Donor yang lain. h) Usaha pengumpulan uang yang diselenggarakan berdasarkan keputusan Dewan Paroki. 2) Setiap usaha penggalangan dana pada tingkat Paroki harus disetujui oleh Dewan Paroki. 3) Sumber keuangan harus direncanakan dalam RAPB dan RAI tahunan. D. Bangunan Dalam Proses (Paroki) 1. Pengertian Sesuai yang ada di PTKAP (2008: 30), Bangunan dalam proses adalah aktiva tetap dalam bentuk gedung dan atau prasarana yang masih dalam proses pembangunan. Gedung dan prasaan yang masih dalam proses pembangunan,setelah proses pembangunan dinyatakan selesai dan siap digunakan harus dipindahkan ke dalam rekening pos Gedung atau rekening/pos Prasarana dalam bentuk aktiva tetap dengan mengkredit rekening/pos Gedung atau Prasarana dalam prosess dam mendebet rekening/ pos Gedung atau Prasarana.
36 21 2. Dasar Pengaturan Menurut PTKAP (2008:31), dasar pengaturan yang ditentukan terkait dengan harta gereja adalah sebagai berikut: a. Aktiva tetap adalah aktiva berwuwud yang diperoleh dalam bentuk siap dipakai atau dengan dibangun lebih dulu, yang digunakan dalam operasi paroki, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (bdk.psak 16 paragraf 05). b. Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur bedasarkan harga perolehan yang terdiri dari harga belinya dan semua biaya yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan (bdk.psak 16 paragraf05 dan 14). c. Rekening/pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva tetap, dan juga tidak dapat digolongkan aktiva lancar, investasi/ penyertaan maupun aktiva tidak berwujud disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain (PSAK 16 paragraf 76).
37 22 3. Perlakuan Akuntansi Menurut PTKAP (2008: 31), Perlakuan Akuntansi untuk Bangunan dalam Proses sebagai berikut: a. Pengungkapan dan Pengukuran Bangunan dalam proses dicatat pada saat transaksi terjadi sebesar harga perolehan. Harga perolehan bangunan dalam proses sama dengan pengeluaranpengeluaran pembangunan yang dibayarkan selama proses pembangunan. b. Penyajian Bangunan dalam proses disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain. E. Aktiva Bersih Pembangunan Paroki 1. Definisi Menurut PTKAP (2008: 53), Aktiva Bersih Pembangunan adalah aktiva bersih yang berasal dari penerimaan sumbangan dan atau pendapatan lain yang khusus digunakan untuk pembangunan. 2. Dasar Pengaturan Neraca menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang yaitu terikat sementara dan tidak terikat (bdk.psak 45 paragraf 14).
38 23 3. Penjelasan Menurut PTKAP (2008: 53), Penjelasan terkait Aktiva Bersih Pembangunan Paroki yaitu: a. Aktiva Bersih Pembangunan dalam neraca merupakan akumulasi penerimaan dana yang secara khusus ditujukan untuk digunakan dalam rangka pembangunan mulai sejak kegiatan pembangunan dimulai sampai dengan selesainya kegiatan pembangunan. b. Penerimaan pembangunan periode akuntansiberjalan disajikan pada Pos Aktiva Bersih Pembangunan periode akuntansi berjalan dengan rincian terdiri dari: 1) Kolekte Pembangunan yaitu penerimaan dana pembangunan yang berasal dari hasil kolekte misa/ibadat yang ditetapkan penggunaannya untuk pembangunan. 2) Persembahan Bulanan Pembangunan yaitu dana pembangunan yang berasal dari hasil persembahan bulanan umat yang khusus untuk pembangunan. 3) Sumbangan Pembangunan Umat yaitu sumbangan yang diterima dari umat dengan tujuan khusus untuk pembangunan. 4) Subsidi Pembangunan KAS yaitu subsidi yang diterima dari KAS untuk tujuan pembangunan.
39 24 5) Subsidi Pembangunan Tarekat yaitu subsidi yang diterima dan tarekat untuk tujuan pembangunan. 6) Sunsidi Pembangunan Paroki yaitu subsidi yang diterima dari Paroki untuk tujuan pembangunan. 7) Sumbangan Pembangunan Lembaga Gereja Lain yaitu sumbangan yang diterima lembaga gereja lain selain dari KAS dan Paroki untuk tujuan pembangunan. 8) Sumbangan Pembangunan Pemerintah yaitu sumbangan untuk pembangunan yang diterima dari pemerntah. 9) Hasil Kegiatan Usaha Dana Pembangunan yaitu surplus yang diperoleh dari kegiatan usaha yang bertujuan untuk membiayai pembangunan. 10) Penerimaan Pembangunan Lain-lain yaitu penerimaan pembangunan yang bukan berasal dari sumber penerimaan berdasarkan klasifikasi di atas, seperti misalnya hasil bunga tabubungan pembangunan, jasa giro pembangunan, bunga deposito pembangunan, dan sebagainya. c. Pada setiap awal periode akuntansi, setelah laporan keuangan tahunan periode sebelumnya dicetak, setiap rincian rekening/pos aktiva bersih pembangunan periode
40 25 berjalan dipindahkan ke dalam rekening/pos aktiva Bersih Pembangunan periode lalu. 4. Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi untuk gereja sangat diperlukan. Sesuai dengan riset yang dilakukan oleh William H. Leach (1960:78), bahwa gereja juga harus menerapkan akuntansi dalam segala aktivitasnya. Menurut Leach (1960:78), akuntansi gereja merupakan tanggungjawab dari bendahara atau sekretaris keuangan gereja. Menurut PTKAP (2008: 54), Perlakuan akuntansi untuk aktiva bersih pembangunan adalah aktiva bersih pembangunan dalam neraca merupakan akumulasi peneriamaan dana yang secara khusus ditujukan untuk digunakan dalam rangka pembangunan dicatat berdasarkan nilai historisnya. Aktiva bersih pembangunan disajikan dalam neraca pada urutan setelah Aktiva bersih terikat sementara. F. Umat Paroki Seperti halnya pada setiap organisasi, gereja atau paroki juga memiliki anggota di dalamnya. Anggota dalam organisasi gereja lebih dikenal dengan istilah umat (umat Allah). Definisi umat secara umum (KBBI) dapat diartikan sebagai para penganut (pemeluk, pengikut) suatu agama. Sedangkan definisi umat dari sisi kitab suci (biblis) yang dikutip Prasetya (2007:15), Umat
41 26 Allah adalah seluruh umat beriman Katolik, baik Hierarki maupun kaum awan yang karena satu Tuhan, satu Iman,saat babtisan (Ef 4:5) mempunyai martabat dan tugas perutusan yang sama untuk mengambil bagian dalam tugas imamat, kenabian, dan rajawi Yesus Kristus. G. Perilaku Pengguna Laporan Keuangan 1. Pengertian Perilaku Menurut Jogiyanto (2007: 11) Perilaku (behavior) adalah tindakan-tindakan (actions) atau reaksi-reaksi (reactions) dari suatu obyek atau organisma. Perilaku dapat berupa sadar (conscious) atau tidak sadar (unconscious), terus terang (overt) atau diam-diam (covert), sukarela (voluntary) atau tidak sukarela (involuntary). 2. Ruang Lingkup Akntansi Keperilakuan Menurut Suartana (2010: 1), Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya. Dengan demikian, definisi akuntansi keperilakuan adalah suatu studi tentang perilaku akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan pelaporan. Akuntansi keperilakuan menekankan pada pertimbangan dan pengambilan keputusan akuntan dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi
42 27 (misalnya partisipasi penganggaran, keketatan anggaran, dan karakter sistem informasi) dan fungsi auditing terhadap perilaku, misalnya pertimbangan (judgement) dan pengambilan keputusan auditor dan kualitas pertimbangan dan keputusan auditor, dan pengaruh dari keluaran dari fungsi-fungsi akuntansi berupa laporan keuangan terhadap pertimbangan pemakai dan pengambilan keputusan.akuntansi adalah informasi, atau lebih tepatnya sistem informasi akuntansi. Keberhasilan suatu sistem informasi akuntansi tidak lepas dari perilaku manusia selaku pemakai dan yang memberikan responnya. Perkembangan akuntansi pun tak lepas dari perilaku. Mendesaknya kebutuhan akuntansi dan pentingnya peranan manusia (akuntan dan auditor) dalam bidang akuntansi, maka dengan mengadopsi bidang-bidang ilmu lainnya, seperti ilmu psikologi khususnya psikologi kognitif, antropologi dan sosial, lahirlah akuntansi keperilakuan. Banyak bukti empiris yang dihasilkan oleh para peneliti yang ikut memperkuat bidang akuntansi keperilakuan. Dua jurnal terkenal, yaitu Behavioral Research in Accounting (BRIA) dan Auditing: A Journal of Practice & Theory, sangat mempengaruhi perkembangan akuntansi keperilakuan sampai saat ini. Akuntansi keperilakuan merupakan cabang ilmu akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem informasi akuntansi. Istilah sistem informasi akuntansi yang
43 28 dimaksud di sini dalam arti luas meliputi seluruh desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggungjawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain kolektibilitas biaya, penilaian kinerja, serta laporan keuangan. Secara lebih terperinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi: a) Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan penggunaan sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi; apakah desain sistem pengendalian akuntansi bisa diterapkan secara universal atau tidak. b) Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas, pengam bilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama. c) Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu. Disini muncul istilah freezing (membekukan)
44 29 dan unfreezing (mencairkan). Contohnya perubahan sistem. Perubahan sistem bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi perlu upaya untuk sampai pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi ada resistensi di situ. H. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis Penelitian Pada skripsi Enworo Susanti yang berjudul Pengaruh Penerbitan Informasi Keuangan Paroki Terhadap Keputusan Pengguna, dimana pada skripsi tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerbitan informasi keuangan panitia pembangunan gereja terhadap keputusan umat dalam memberikan sumbangan. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian dilakukan terhadap 366 responden yang merupakan umat tetap di Gereja Paroki Baciro Yogyakarta. Hasil penelitian dari skripsi tersebut secara keseluruhan mendukung Theory Reasoned Action (TRA). Hal tersebut didukung oleh adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada konstrukkonstruk TRA (terdukungnya hipotesis 1 sampai 3). Namun demikian, ada hasil penelitian yang tidak sesuai hipotesis yaitu penerbitan informasi keuangan panitia pembangunan gereja tidak memoderasi pengaruh minat untuk umat paroki terhadap perilaku umat paroki dalam memberikan sumbangan untuk pembangunan gereja (hipotesis 4). Hal itu diduga karena umat Paroki Baciro membaca atau memahami informasikeuangan panitia pembangunan untuk melihat
45 30 bentuk pertanggungjawaban gereja dalam melaporkan keuangan gereja (transparasi keuangan gereja), informasi keuangan panitia pembangunan gereja sebagai media untuk memantau pengelolaan keuangan pembangunan gereja, kegiatan memberikan sumbangan merupakan wujud kepedulian umat untuk gereja, dan besarnya sumbangan dipengaruhi oleh kemampuan umat itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerbitan informasi keuangan panitia pembangunan gereja tidak mempengaruhi keputusan pengguna untuk memberikan sumbangan dan variabel penerbitan informasi keuangan bukan merupakan variabel moderasi. Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan ada atau tidaknya pengaruh penerbitan informasi keuangan paroki terhadap keputusan umat, dilihat dari jumlah kolekte pembangunan gereja pada masa itu. Maka model penelitian ini adalah: Penerbitan Informasi Keuangan Kolekte Sebelum Penerbitan Informasi Keuangan Gambar 1: Desain Model Penelitian Sumber: Kerangka Penelitian. Kolekte Setelah Penerbitan Informasi Keuangan
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendalam dan berfokus pada subjek penelitian untuk mengetahui pengaruh penerbitan informasi keuangan panitia pembangunan terhadap keputusan umat paroki dalam memberikan sumbangan dan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan jumlah kolekte sebelum dan setelah penerbitan informasi keuangan. B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek yang diamati adalah dewan paroki, panitia pembangunan dan umat paroki. 2. Objek Penelitian Objek yang di amati adalah perilaku umat paroki yang terkait dengan keputusan dalam memberikan sumbangan untuk pembangunan gereja. 3. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gereja Paroki Kristus Raja Baciro yang beralamat di Jalan Melati Wetan No.47 Yogyakarta
47 32 4. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember sampai bulan Januari. C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif Menurut Kuncoro (2007: 1), metode penelitian adalah pendekatan ilmiah terhadap keputusan manajerial dan ekonomi dengan menggunakan data. Dari defenisi tersebut dapat dikatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan data statistik. Data tersebut bisa diperoleh dengan menggunakan kuesioner. 2. Desain Penelitian Dari uraian mengenai TRA pada bagian sebelumnya, desain penelitian yang dapat diajukan untuk menguji pengaruh penerbitan informasi keuangan paroki terhadap keputusan pengguna informasi keuangan adalah uji beda rata-rata. D. Data yang dicari Data yang dicari dalam penelitian ini adalah: 1. Gambaran umum gereja meliputi: sejarahgereja, susunan dewan paroki, susunan panitia pembangunan. 2. Laporan jumlah kolekte umum (1) dan jumlah kolekte pembangunan (2) Paroki Baciro pada saat pembangunan gereja.
48 33 E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2012:137) berdasarkan teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan cara: Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh) maupun tidak terstruktur (peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap sebagai pengumpul datanya) dan dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (melalui media seperti telepon). Dari teknik ini, data yang dikumpulkan adalah data mengenai gambaran umum paroki dan seputar kegiatan pembangunan gereja. Dokumentasi Menurut Sugiyono (2013:240), dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumentel dari seseorang. Dokumentasi merupakan pengumpulan data oleh peneliti dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen dari sumber terpercaya yang mengetahui tentang narasumber, misal LSM. Metode
49 34 dokumentasi menurut Arikunto (2006:231) yaitu mencari data mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Berdasarkan kedua pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwapengumpulan data dengan cara dokumentasi merupakan suatu hal dilakukan olehpeneliti guna mengumpulkan data dari berbagai hal media cetak membahas mengenai narasumber yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untukmencari data tentang laporan jumlah kolekte sebelum dan sesudah penerbitan informasi keuangan Gereja Paroki Kristus Raja Baciro. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang diginakan ialah dengan menjumlahkan data menggunakan Microsoft Excel. Dengan menggunakan Microsoft Excel dapat menguji apakah ada perbedaan jumlah kolekte sebelum dan sesudah penerbitan informasi keuangan padagereja Paroki Baciro Yogyakarta.
50 BAB IV GAMBARAN UNUM ORGANISASI A. Sejarah Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta Sejarah Paroki Baciro bermula dari peristiwa pemekaran kring-kring Paroki St. Antonius Kota Baru. Baciro merupakan Kring yang wilayahnya meliputi Kecamatan Gondokusuman dan Umbulharjo. Keberadaan Kring ini ditetapkan sejak tahun Pertambahan jumlah umat katolik di Kring ini tergolong sangat cepat karena keberadaan lembaga pendidikan katolik yang dikelola oleh para Suster Dominikan, yakni SD dan SMP Johanes Bosco dan Bruderbruder FIC, yakni SMP Pengudi Luhur. Sejak di tetapkan sebagai Kring baru, setiap hari minggu dan hari raya gerejawi, umat Kring Baciro mendapatkan Pelayanan Perayaan Ekaristi. Mengingat belum tersediannya kapel atau gereja, perayaan Ekaristi dilaksanakan di Aula Pabrik Cerutu Taru Martani Jl. Kompol Bambang Suprapto No. 2A Yogyakarta. Sekitar 300 umat katolik hadir dalam perayaan Ekaristi Mingguan. Tahun 1961 menjadi tahun yang cukup penting dan bersejarah bagi perjalanan Paroki Baciro, karena pada tahun inilah pertama kalinya terbentuk PGPM (Pengurus Gereja Papa Miskin), dengan pelindung St. Petrus Rasul. Romo Arcadius Dibjawahjana S.J. yang saat itu menjadi pastor di Gereja St. Yusup Bintaran, menjabat 35
51 36 sebagai ketua PGPM yang baru terbentuk tersebut. Pengurus PGPM ini melanjutkan usaha pengumpulan dana untuk membeli tahan dan membangun gereja yang permanen. Pada tahu 1960, PGPM berhasil membeli sebidang tahan di daerah Gedeng Cantel. Namun karena lokasinya dinilai kurang strategis, pada tahun 1961 PGPM menjual tanah tersebut dan kemudian membeli tahan di lokasi yang lebih strategis, yaitu di kampung Gendeng Baciro sampai dengan saat ini. Dari tahun 1960 sampai dengan 1963, sejarah paroki baciro di tandai dengan gerakan umat untuk mewujudkan pembangunan Balai Pertemuan dan persiapan stasi Baciro menjadi Paroki mandiri. Pada tanggal 27 Oktober 1963, Paroki Kristus Raja Baciro diresmikan bersamaan dengan bangunan panti paroki yang beralamat di Jl.Melati Weran No.13 Yogyakarta. Pada tahun itu juga, suster dari Ordo Dominikan (OP), pimpinan Moeder Tomasina mulai berkarya di Paroki Kristus Raja Baciro. Selain itu pada tahun 1964, Paroki juga mempertahankan pendidikan masyarakat sekitarnya dengan cara demikian Sekolah Dasar Katolik di wilayah Paroki Baciro yakni Sorowajan, Colombo dan Baciro. Perjalanan umat Paroki Kristus Raja Baciro terkait dengan dinamika kehidupan sosial politik pada zamannya. Pada tahun 1966 terjadi konflik antara Paroki Kristus Raja Baciro dengan Barisan Tani Indonesia (BTI), suatu ORMAS dari Parti Komunis Indonesia. BTI
52 37 tidak menyetujui rencana pembangunan Pastoran dan Susteran di atas lahan pertanian milik PGPM. BTI tidak menyetujui rencana pembangunan tersebut dan berhasil merebut tanah tersebut untuk lahan pertanian. Pembangunan Pastoran dan Komunitas Susteran Dominikan yang sempat tertunda dapat dikerjakan kembali dengan lancar. Pada bulan januari 1987 mulailah diadakan misa lingkungan sebagai ganti pertemuan kelompok Purnaman yang dipelopori oleh Rm. Aloysius Santjaka Wahjasudibja, Pr bersama Rm.Petrus Soeprijanta,Pr. Selain itu istilah Kring diganti menjadi Lingkungan (berdasarkan Pedoman Dasar KAS). Pada tahun 1997, Rm. Yoseph Maria Bintoro,Pr mulai berkarya di wilayah Lanud.Adi Sutjipto dan mempunyai karya khusus membina generasi muda calon perwira TNI AU, sedangkan tugas Pastoral adalah menjadi pelayan pada umat wilayah Pangkalan dan warga Katolik AU. Pada tahun 1998 sampai 2002, Rm. Heribertus Subiyanto, Pr sangat memperhatikan orang miskin dan dibantu dengan pengurus gereja. Selain itu, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat wilayah Baciro, dibentukan CU Sapu Lidi dan membuka hati para dermawan untuk membantu orangorang sakit melalui perayaan ekaristi khusus. Pada tahun 2002 sampai 2005, Rm.Simon Atas Wahyudi,Pr. merintis pemikiran relokasi gedung gereja serta langkahlangkah penggalangan dana melalui kartu pembangunan relokasi. Peletakan batu pertama Relokasi Gereja dilakukan oleh Uskup Agung
53 38 Semarang Mgr.Ignatius Suharyo,Pr. Setelah itu, Rm.Simon Atas Wahyudi,Pr. Diganti oleh Rm.Gregorius Suprayitno,Pr. Rm.Gregorius Suprayitno,Pr. mulai berkarya tahun 2005, melanjutkan dan menyempurnakan karya perintisan relokasi gereja. Adapun kegiatan yang dilakukan seperti mengaktifkan kunjungan umat untuk perayaan ekaristi di setiap lingkungan, membisakan doa dalam keluarga dan renovasi pada Hari Kudus Yesus pada malam Jumat pertama serta pengaturan kembali tata gerak liturgi. Pada hari sabtu 2006 gempa bumi menggoncang wilayah DIY dan sebagian Jawa Tengah. Banyak bangunan bangunan hancur dan korban meninggal dunia. Semenjak ada gempa, gereja sudah tidak dapat digunakan lagi. Maka untuk perayaan ekaristi dan peribadatan lain diselenggarakan di gereja darurat (tenda) selama setahun. Kegiatan-kegiatan baik di paroki maupun di lingkungan tidak berjalan dengan lancar karena untuk berkonsentrasi pada perbaikan rumah masing-masing. Mulai bulan September 2006,Rm.Gregorius Suprayitno,Pr berkarya dan tinggal di Paroki Kristus Raja Baciro. Dalam karyannya, beliau menghidupkan kembali kaum muda, membenahi administrasi paroki dan sosialisasi hukum perkawinan perkawinan gereja. Pada bulan Januari 2007, Rm.Gregorius Suprayitno,Pr berkarya dan tinggal di Stasi Florentinus Babarsari untuk memulai perintisan Paroki.
54 39 Proses renovasi gedung Balai Pertemuan yang rusak akibat gempa memerlukan sekitar setahun. Pada tanggal 27 Mei 2007, gedung balai pertemuan yang sekaligus menjadi rumah ibadat itu diberkati oleh Rm. Bernardinus Saryanto Wiryaputra, Pr. (Vikep DIY) sekaligus peringatan satu tahun para korban gempa. Perista gempa mendorong Paroki Baciro menata kembali kawasan gereja. Rumah ibadat yang semula memang berupa balai pertemuan akan dikembalikan fungsinya sebagai balai pertemuan atau panti paroki setelah pembangunan gereja selesai. Mulai pertengahan tahun 2007, berbagai kegiatan hidup menggereja mulai menggeliat kembali. Dewan Paroki mulai menata kembali jadwal rapat, administrasi, laporanlaporan keuangan, pembangunan gedung fisik gereja (relokasi), pengembangan tanah dan perintisan Stasi St.Florentinus Babarsari, dan pemekaran lingkungan dan wilayah. Berbagai kegiatan kelompok dan panguyuban umat mulai hidup kembali. Pembangunan gedung pastoran dilaksanakan segera setelah pemberkatan rumah ibadat lama. Akhirnya, pastoran dan gedung pastoral diresmikan oleh Uskup Agung Semarang, Mrg. Ignatius Suharyo pada bulan Juli Disela-sela penggalangan dana untuk membangun gedung gereja yang baru, pada tanggal 20 September 2009, Paroki Kristus Raja Baciro dimekarkan menjasi 3 (tiga) Paroki, yaitu: 1. Paroki Kristus Raja Baciro dengan Pastor Paroki Rm. Gregorius Suprayitno, Pr.
55 40 2. Paroki Maria Assumpta Babarsari dengan Pastor Paroki Rm. Gregorius Kriswanto, Pr. 3. Paroki St. Mikael Pangkalan dengan Pastor Paroki Rm.Yoseph Maria Bintoro, Pr. Pada tahun 2010, pembangunan gereja baru (relokasi) masih berjalan dan aktivitas Paroki semakin berkembang. Aktivitas tersebut diantaranya aktivitas kehidupan beriman dan menyelesaikan proses pembangunan gereja baru secara bersama-sama. Pada tahun 2011, Rm. Antonius Banu Kurnianto Pr. Mulai ditugaskan sebagai pastor di Karina KAS dan bertempat tinggal di Pastoran Baciro. Selama setahun Rama Bhanu ikut membantu pelayanan umat Baciro. Mulai bulan Agustus 2012 tugas Rm. Antonius Banu Kurnianto Pr. Sebagai Direktur sebagai Direktur Karitas Indonesia Keuskupan Agung Semarang dan bertempat tinggal di Pastoran Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Pada bulan Agustus 2012 Rama Bhanu Kurnianto berpindah tempat ke Paroki Albertus Agung Jetis. Bapak Uskup menugaskan Rm. Evaristus Rusgiharto Pr. dan Rm. Carolus Borromeus Mulyatno Pr. untuk menjadi pastor pembantu di Paroki Kristus Raja Baciro sejak bulan Agustus Setelah menunggu cukup lama,yakni sekitar 6 tahun, akhirnya pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, 25 November 2012 gedung gereja baru Paroki Kristus Raja Baciro diresmikan dan diberkati oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Johannes Pujasumarto
56 41 serta diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. Sejak tahun 2012, umat Paroki Baciro untuk pertama kalinya memiliki gedung gereja. Gedung Gereja yang baru bisa menampung sekitar 1000 umat. Umat menjalankan suasana peribadatan dengan khidmat. B. Lokasi Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta Gereja Kristus Raja Baciro Jln. Melati Wetan No. 47, Yogyakarta C. Skema Dewan Paroki Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta 1. Dewan Paroki Dewan Paroki adalah Persekutuan para pelayan umat Allah yang terdiri dari para imam sebagai wakil Uskup dan kaum awam serta biarawan-biarawati sebagai wakil umat bersama-sama melaksanakan tugas dan panggilan untuk terlibat dalam Tritugas Kristus, yakni sebagai imam (menguduskan), nabi (mewartakan) dan raja (mengembalakan). 2. Susunan Dewan Paroki a. Dewan Harian 1) Ketua (Pastor Kepala ex officio) 2) Wakil Ketua I (Pastor Pembantu ex officio) 3) Wakil Ketua II (awam) 4) Ketua-ketua Bidang
57 42 5) Koordinator Ketua-ketua Wilayah 6) Sekretaris I dan II 7) Bendahara I dan II b. Dewan Inti 1) Dewan Harian 2) Ketua-ketua Wilayah 3) Ketua-ketua Koordinasi Kategorial 4) Koordinator-koordinator Tim Kerja c. Dewan Pleno 1) Dewan Inti 2) Ketua-ketua Lingkungan 3) Ketua-ketua Kelompok Kategorial 4) Wakil Organisasi: WKRI 5) Wakil Biara: OP, SFD, SMFA, FJC, FSGM, OSF Sibolga, SJ, SSCC 6) Wakil Karya Pastoral Khusus: TK Indriyasa Baciro, SD Johannes Bosco, TK Kanisius Sorowajan, SD Kanisius Sorowajan, SMP Pangudi Luhur I, SMP Johannes Bosco, SMA St. Thomas, SMA Kolese Johanes de Baciro 7) Tokoh-tokoh 3. Tim Kerja Tim Kerja adalah kelompok yang bekerja bersama dalam pola kerja satu kesatuan tim. Prinsip tim kerja adalah membicarakan dan
58 43 melaksanakan segala sesuatu bersama-sama dalam tim,sedemikian rupa sehingga setiap anggota tim ikut terlibat. Suatu tim kerja memiliki seorang koordinator. Tim kerja di Paroki terdiri dari: a. Bidang Liturgi dan Peribadatan, yaitu: Tim Kerja Koor/Paduan Suara dan Dirigen, Musik Liturgi, Lektor, Pemazmur, Putra Altar, Prodiakon Paroki, Ekaristi Harian, Devosi, Panduan Liturgi, Paramenta/Peralatan Misa, Kolekte, Dekorasi Altar, dan Tatalaksana. b. Bidang Pewartaan, yaitu: Tim Kerja Katekis, Baptisan Bayi, Sakramen Inisiasi, Pendampingan Iman Anak (PIA), Pendampingan Iman Remaja (PIRA), Pendampingan Iman Orang Remaja, Kerasulan Kitab Suci, Pemandu, dan Komunikasi Sosial (KOMSOS). c. Bidang Pelayanan Kemasyarakatan, yaitu: Tim Kerja Kesehatan, Pengruktilaya, PSE, Pendampingan Keluarga, APP, Pendidikan, Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan, dan Karya Kerasulan Kemasyarakatan. d. Bidang Payuguban dan Tata Organisasi, yaitu: Tim Kerja Lansia, Mudika, dan Ibu-ibu Paroki. e. Bidang Sarana dan Prasarana, yaitu: Inventarisasi Harta Benda, Pemeliharaan Gedung, Pemeliharaan Taman, Keamanan,
59 44 Rumah Tangga Pastoran, Rumah Tangga Paroki, Listrik, Telepon, Air dan Sound System. f. Bidang Penelitian dan Pengembangan, yaitu: Tim Kerja Pengembangan Teritori, Kerja Data, dan Sumber Day Skema Dewan Paroki Gambar 2: Skema Dewan Paroki Sumber: Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta
60 45 Tabel 1: Daftar Kepengurusan Paroki Baciro Periode No Jabatan Nama 1. Ketua Rm. Gregorius Suprayanyo,Pr 2. Wakil Ketua I Bpk.Ag. Yoseph Oelin Marliyantoro 3. Sekretaris I Sdri. Lucia Dwi Rini Harjanti 4. Sekretaris II Ibu Margaretha Lies Endarwati 5. Bendahara I Bpk. F.A Karsono 6. Bendahara II Bpk. Y.H Sismono 7. Bendahara III Bpk. Markus Aris Susanto 8. Ka.Bidang I Bpk. Bonifatius Aditya Kurniawan 9. Ka.Bidang II Sdri.Maria Dewi Sukmawati 10. Ka.Bidang III Bpk. Y Bambang T. Suyahyo 11. Ka.Bidang IV Ibu Monica Dewi Sucipto 12. Ka.Bidang V Bpk. FX. Bambang Ananto Purnomo 13. Ka.Bidang VI Bpk. Damai Markus Widiatmoko 14. Koordinator ketua Wilayah Bpk. C.Karyono Sumber: Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta D. Pengelompokan Umat 1. Lingkungan Lingkungan adalah paguyuban umat beriman yang bersekutu berdasarkan kedekatan tempat tinggal dengan batas-batas teritori yang sudah ditentukan, dengan jumlah antara KK (Kepala Keluarga). Bila jumlah KK dalam lingkungan lebih dari 40, maka lingkungan itu dimekarkan. Demi pelayanan yang lebih intensif, lingkungan dapat dibagi menjadi persekutuan yang lebih kecil dengan nama blok.
61 46 Paroki terdiri dari 36 lingkungan yaitu: 1) Lingkungan St.Maria Assumpta, Perumka Timur 2) Lingkungan St.Maria Ratu Rosari, Perumka Barat 3) Lingkungan St.Paulus, Demangan 4) Lingkungan St.Francesco de Sales, Balapan 5) Lingkungan St.Fransiscus Xaverius, Sapen 6) Lingkungan St.Basilius Agung, Gendeng Timur 7) Lingkungan St.Yohanes Pemandi, Gendeng Utara 8) Lingkungan St.Antonius, Gendeng Selatan 9) Lingkungan St.Albertus Agung, Gendeng Barat 10) Lingkungan St.Petrus, Sanggrahan GK Petrus 11) Lingkungan St.Aloysius Gonzaga, Sanggrahan GK Aloysius Gonzaga 12) Lingkungan St.Matheas, Pengok Kidul Matheas 13) Lingkungan St.Heribertus, Pengok Kidul Heribertus 14) Lingkungan St.Gabriel, Semaki Kulon 15) Lingkungan St.Yustinus, Baciro Utara 16) Lingkungan St.Yusuf, Baciro Lama 17) Lingkungan St.Gerardus Mayela, Sanggrahan UH 18) Lingkungan St.Andreas, Miliran Timur 19) Lingkungan St.Johanes Don Bosco, Miliran Selatan 20) Lingkungan St.Simon Zelot, Miliran Barat 21) Lingkungan St.Agustinus, Semaki Gede
62 47 22) Lingkungan St.Vicentius, Muja Muju Vincebtius 23) Lingkungan St.Benedictus, Muja Muju Benedictus 24) Lingkungan St.Rafael, Sorowajan Timur 25) Lingkungan St.Dominicus, Gowok 26) Lingkungan St.Theresia Avila, Sorowajan Baru 27) Lingkungan St.Ignatius Loyola, Sokowaten 28) Lingkungan St.Mikael, Sorowajan Barat 29) Lingkungan St.Yakobus, Sorowajan Utara 30) Lingkungan St.Yohanes Rasul, Ambarukmo 31) Lingkungan St.Thomas Aquino, Gedong Kuning 32) Lingkungan St.Agatho, Tegal Baru 33) Lingkungan St.Leonardus, Kanoman 34) Lingkungan St.Bernardus, Sorowajan Selatan 35) Lingkungan St.Carolus Boromeus, Plumbon 36) Lingkungan St.Fransiskus Asisi, Babadan Kepengurusan: 1) Pengurus Lingkungan Harian adalah Ketua, Sekretaris, dan Bendahara 2) Tim Kerja Lingkungan terdiri dari Liturgi, Sakramen Inisiasi, Pengembangan Sosek, Pemandu, Pendampingan Keluarga, Pengrukti Laya dan Ibu Lingkungan.
63 48 3) Bila lingkungan mempunyai kemampuan lebih dan sesuai dengan kebutuhan, maka lingkungan boleh membuat Tim Kerja lain. 2. Wilayah Wilayah adalah persekutuan lingkungan-lingkungan yang berdekatan dengan jumlah antara 4-8 lingkungan. Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta terdiri dari 6 wilayah yaitu: a. Wilayah I yaitu: Lingkungan St. Maria Assumpta; Perumka Timur;Lingkungan St.Maria Ratu Rosari, Perumka Barat;Lingkungan St.Paulus, Demangan;Lingkungan St.Francesco de Sales, Balapan; Lingkungan St.Fransiscus Xaverius, Sapen. b. Wilayah II yaitu: Lingkungan St.Basilius Agung, Gendeng Timur; Lingkungan St.Yohanes Pemandi, Gendeng Utara; Lingkungan St.Antonius, Gendeng Selatan; Lingkungan St.Albertus Agung, Gendeng Barat; Lingkungan St.Petrus, Sanggrahan GK Petrus; Lingkungan St.Aloysius Gonzaga. c. Wilayah III yaitu: Lingkungan St.Matheas, Pengok Kidul Matheas; Lingkungan St.Heribertus, Pengok Kidul Heribertus; Lingkungan St.Gabriel, Semaki Kulon; Lingkungan St.Yustinus, Baciro Utara; Lingkungan St.Yusuf, Baciro Lama; Lingkungan St.Gerardus Mayela, Sanggrahan UH.
64 49 d. Wilayah IV yaitu:lingkungan St.Andreas, Miliran Timur; Lingkungan St.Johanes Don Bosco, Miliran Selatan; Lingkungan St.Simon Zelot, Miliran Barat; Lingkungan St.Agustinus, Semaki Gede; Lingkungan St.Vicentius, Muja Muju Vincebtius; Lingkungan St.Benedictus, Muja Muju Benedictus. e. Wilayah V yaitu: Lingkungan St.Rafael, Sorowajan Timur; Lingkungan St.Dominicus, Gowok; Lingkungan St.Theresia Avila, Sorowajan Baru; Lingkungan St.Ignatius Loyola, Sokowaten; Lingkungan St.Mikael, Sorowajan Barat; Lingkungan St.Yakobus, Sorowajan Utara; Lingkungan St.Yohanes Rasul, Ambarukmo. f. Wilayah VI yaitu: Lingkungan St.Thomas Aquino, Gedong Kuning; Lingkungan St.Agatho, Tegal Baru; Lingkungan St.Leonardus, Kanoman; Lingkungan St.Bernardus, Sorowajan Selatan; Lingkungan St.Carolus Boromeus, Plumbon; Lingkungan St.Fransiskus Asisi, Babadan. Kepengurusan di wilayah hanya terdiri dari Ketua. Fungsi utamannya hanya berurusan dengan koordinasi, konsolidasi yang secara konkrit menjalankan fungsi fasilitator dari lingkungan-lingkungan.
65 50 E. Demografi Umat Tabel 2. Keadaan Umat pada tahun No Wilayah/Lingkungan KK dan Umat Jumlah KK Jumlah Umat 1. Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV Wilayah V Wilayah VI Total per Paroki Sumber: Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta Tabel 3. Jenis Kelamin Umat pada tahun No. Wilayah Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan Umat Jumlah (%) Jumlah (%) 1. Wilayah I , , Wilayah II , , Wilayah III , , Wilayah IV , , Wilayah V , , Wilayah VI , ,1 601 Total , , Sumber: Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta
66 51 Tabel 4. Data Usia Umat pada tahun No Batas Usia (tahun) Jumlah (%) , , , , , , , , , , ,2 Total Sumber: Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta Tabel 5. Jenis Pekerjaan Umat pada tahun No Nama Pekerjaan Jumlah % 1. Ibu Rumah Tangga 259 8,1 2. Pensuiun (pernah pegawai) 207 6,4 3. Mahasiswa 298 9,3 4. Tidak Bekerja 298 9,3 5. Pelajar 305 9,5 6. Pekerja Kasar/buruh/tukang becak 288 8,9 7. PNS (pegawai) 164 5,1 8. Usaha Jasa 215 6,7 9. Pedagang Kecil 111 3,5
67 52 Tabel 5 lanjutan No Nama Pekerjaan Jumlah % 10. Tenaga Pemasaran, Penjualan, Sales 92 2,9 11. Sedang Mencari Kerja 122 3,8 12. Pejabat Pelaksana, Pengawas Tata 79 2,5 Usaha, Administrasi 13. Teknisi, Operator/Ahli Mesin 63 2,0 14. Tenaga Management: Manager 49 1,5 15. Juru Masak, Pelayan Restoran, 38 1,2 Pengolahan Makanan 16. Pengajar Universitas 36 1,1 17. Pekerja Rumah Tangga 35 1,1 18. Pengajar SD 33 1,0 19. Satpam 29 0,9 20. Pengajar SLTA 29 0,9 21. Sopir 28 0,9 22. Pekerja Sosial 27 0,8 23. Pemilik Usaha Dagang Besar 24 0,7 24. Pengajar SLTP 20 0,6 25. Tua/Cacat/Invalid: Tidak Bekerja 121 3,8 26. Tukang Jahit 17 0,5 27. Pemborong 15 0,5 28. Kontraktor 13 0,4 29. Pemelihara/Tenaga Gedung 12 0,4 30. Pemegang Kas 11 0,3 31. Dokter Umum/Ahli 11 0,3
68 53 Tabel 5 Lanjutan No Nama Pekerjaan Jumlah % 32. Buruh Tani Dan Ternak 9 0,3 33. Pengajar Prasekolah 9 0,3 34. Tukang Batu 9 0,3 35. Tukang Las 8 0,2 36. Pemahat, Pelukis, Seniman 12 0,4 37. Petani dan Peternak 7 0,2 38. Tukang Pasang Listrik 7 0,2 39. Ahli Ekonomi 7 0,2 40. Apoteker 7 0,2 41. Tukang Kayu 0 0,0 42. Anak Berusia Kurang dari 6 tahun 49 1,5 43. Ahli Hukum: Pengacara, Hakim, Jaksa 6 0,2 Dan Notaris 44. Ahli Perpustakaan 5 0,2 45. Pengarang, Wartawan, Penulis 5 0,2 46. PHK 4 0,2 47. Dokter Gigi 4 0,1 48. Guide Turis 3 0,1 49. Tukang Cat 2 0,1 50. Bidan Ahli 2 0,1 51. Pandai Besi 2 0,1 52. Pengajar SLB 1 0,1 53. Dokter Hewan 1 0,0 54. Olahragawan 1 0,0 55. Pejabat DPR 0 0,0 56. Penerbang (Pilot,Pramugari,dsb) 1 0,0
69 54 Tabel 5 lanjutan No Nama Pekerjaan Jumlah % 57. Psikolog 0 0,0 58. Jasa Uang 0 0,0 Jumlah Sumber: Gereja Kristus Raja Baciro Yogyakarta F. Visi dan Misi 1. Visi Semakin menjadi penguyuban umat beriman yang bersumber pada Tri Tunggal Maha Kudus dalam menghadirkan Kerajaan Allah, dengan mengahargai nila-nilai budaya dan bersaudara dengan semua orang, terutama KLMTD. 2. Misi Mengembangkan panguyuban-panguyuban yang beriman mendalam dan saling peduli untuk menghadirkan misteri keselamatan. Meningkatkan penghayatan iman berbasis budaya local. Membangun kerja sama dengan berbagai pihak yang berkehendak baik.
70 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta merupakan persekutuan penguyuban-penguyuban sebagai bagian dari keuskupan Agung Semarang yang sudah memiliki Pastor Kepala. Gereja Paroki Kristus Raja Baciro sendiri menjadi wadah bagi umat katolik dalam berkumpul dan bermusyawarah. Setiap kegiatan yang yang diselenggarakan oleh Paroki baik yang berhubungan dengan pembangunan dan renovasi gereja selalu di pertanggungjawabkan kepada Keuskupan Agung Semarang. Bukti pertanggungjawaban kepada Keuskupan Agung Semarang tersebut berupa Laporan Keuangan. Dengan adanya Laporan Keuangan dapat diketahui aktivitas paroki masa lalu, sekarang, dan prospek masa yang akan datang. Hasil dari proses akuntansi merupakan laporan keuangan yang berisi informasi keuangan. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari laporan neraca, laporan perubahan modal, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.1, par. 05), Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya-sumber 55
71 56 daya yang dipercayakan kepada mereka. Oleh karena itu, paroki wajib membuat laporan keuangan. Laporan keuangan paroki terdiri dari laporan neraca, laporan aktivitas bulanan, laporan aktivitas tahunan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Jenis-jenis laporan keuangan pada paroki ini sesuai dengan PSAK No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang menyatakan bahwa laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan (PSAK No.45, par. 09). Pada tahun Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta, melakukan pembangunan gereja baru. Dalam melakukan pembangunan gereja, Paroki memperoleh dana dari hasil kolekte dan sumbangan dari Umat Paroki Kristus Raja Baciro.
72 Tabel 6. Perolehan Kolekte 1 (umum) Paroki Kristus Raja Baciro Tahun 2012 No Bulan Minggu 1 Minggu2 Minggu3 Minggu4 Minggu5 Jumlah Jumlah tanpa Kol. Khusus keterangan 1. Januari xxx xxx xxx xxx - xxx xxx KKR 2. Februari xxx xxx xxx xxx - xxx 3. Maret xxx xxx xxx xxx - xxx 4. April xxx xxx xxx xxx - xxx 5. Mei xxx xxx xxx xxx - xxx xxx KOMSOS 6. Juni xxx xxx xxx xxx - xxx xxx KK-SRI-PAUS 7. Juli xxx xxx xxx xxx xxx xxx 8. Agustus xxx xxx xxx xxx - xxx 9. September xxx xxx xxx xxx xxx xxx 10. Oktober xxx xxx - xxx - xxx 11. November xxx xxx xxx xxx - xxx 12. Desember xxx xxx xxx xxx - xxx
73 Tabel 7. Perolehan Kolekte 2 (Pembangunan) Paroki Kristus Raja Baciro Tahun 2012 No Bulan Minggu 1 Minggu2 Minggu3 Minggu4 Minggu5 Jumlah Jumlah tanpa KPG 1. Januari xxx xxx xxx xxx - xxx xxx 2. Februari xxx xxx xxx xxx - xxx xxx 3. Maret xxx xxx xxx xxx - xxx xxx 4. April xxx xxx xxx xxx - xxx xxx 5. Mei xxx xxx xxx xxx - xxx xxx 6. Juni xxx xxx xxx xxx - xxx xxx 7. Juli xxx xxx xxx xxx - xxx xxx 8. Agustus xxx xxx xxx xxx - xxx xxx 9. September xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx 10. Oktober xxx xxx - xxx - xxx xxx 11. November xxx xxx xxx xxx xxx xxx 12. Desember xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
74 59 B. Pembahasan 1. Laporan Keuangan Paroki Menurut Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP, 2008: 6), Laporan keuangan adalah suatu susunan informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berbagai kebijakan reksa pastoral paroki. Berdasarkan laporan keuangan Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta, yang di sajikan dalam laporan kolekte pembangunan tahun 2012 sudah sesuai dengan PTKAP, 2008:6. Informasi yang disajikan pada laporan penerbitan keuangan Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta pada pertengahan tahun 2012 yaitu pada bulan Juni sudah dapat dipahami oleh pihakpihak yang berkepentingan antara lain meliputi: donatur, umat, dewan paroki, Keuskupan Agung Semarang, kreditur, dan pemerintahan. 2. Penerbitan Informasi keuangan Informasi Keuangan merupakan komponen yang penting bagi Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta, karena dengan adanya informasi keuangan paroki dapat mengetahui segala bentuk pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dalam proses pembangunan Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Informasi keuangan Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta memfokuskan pada peristiwa-peristiwa masa lalu tidak dengan
75 60 sendirinya dapat mengubah dampaknya, kecuali jika hal itu dilakukan melalui proses pengambilan keputusan dimana kejadian masa depan beserta konsekuensinnya ditentukan. Penerbitan informasi keuangan merupakan bentuk tranparasi yang dilakukan oleh pihak Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta kepada umat Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Dengan adanya penerbitan informasi keuangan seluruh umat paroki yang termasuk didalamnya seluruh donatur dapat mengetahui segala relokasi dan penggunaan dana yang dilakukan untuk pembangunan Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. 3. Laporan Kolekte Laporan kolekte merupakan arsip bagi Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta dan laporan kepada Keuskupan Agung Semarang. Pada tahun 2012 terjadi pembangunan gereja induk pada Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Dimana dana yang digunakan untuk pembangunan gereja di dapat dari hasil kolekte II (pembangunan) yang di edarkan tiap hari minggu pada saat perayaan ekaristi.
76 61 Tabel 8. Perolehan Kolekte I (umum) dan Kolekte II (pembangunan)gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta tahun 2012 No. Tahun/Bulan/Minggu Kolekte I Kolekte II /Januari/1 Rp Rp /Januari/2 Rp Rp /Januari/3 Rp Rp /Januari/4 Rp Rp /Januari/ /Februari/1 Rp Rp /Februari/2 Rp Rp /Februari/3 Rp Rp /Februari/4 Rp Rp /Februari/ /Maret/1 Rp Rp /Maret/2 Rp Rp /Maret/3 Rp Rp /Maret/4 Rp Rp /Maret/ /April/1 Rp Rp /April/2 Rp Rp /April/3 Rp Rp /April/4 Rp Rp /April/ /Mei/1 Rp Rp /Mei/2 Rp Rp /Mei/3 Rp Rp /Mei/4 Rp Rp /Mei/ /Juni/1 Rp Rp /Juni/2 Rp Rp /Juni/3 Rp Rp /Juni/4 Rp Rp /Juni/ /Juli/1 Rp Rp /Juli/2 Rp Rp /Juli/3 Rp Rp /Juli/4 Rp Rp /Juli/5 Rp /Agustus/1 Rp Rp /Agustus/2 Rp Rp
77 62 Tabel 8 Lanjutan No. Tahun/Bulan/Minggu Kolekte I Kolekte II /Agustus/3 Rp Rp /Agustus/4 Rp Rp /Agustus/ /September/1 Rp Rp /September/2 Rp Rp /September/3 Rp Rp /September/4 Rp Rp /September/5 Rp Rp /Oktober/1 Rp Rp /Oktober/2 Rp Rp /Oktober/ /Oktober/4 Rp Rp /Oktober/ /November/1 Rp Rp /November/2 Rp Rp /November/3 Rp Rp /November/4 Rp Rp /November/ /Desember/1 Rp Rp /Desember/2 Rp Rp /Desember/3 Rp Rp /Desember/4 Rp Rp /Desember/5 Rp Jumlah Kolekte Pembangunan Tahun 2012 Berdasarkan laporan kolekte Gereja Paroki Kristus Raja Baciro pada tahun 2012 terjadi penerbitan informasi keuangan pada bulan Juni tahun Maka dari itu peneliti melakukan penjumlahan pada laporan kolekte pembangunan sebelumpenerbitan informasi keuangan (Bulan Januari-Mei) dan sesuah penerbitan informasi keuangan (Bulan Juli-November) tahun 2012.
78 63 Tabel 9. Laporan Kolekte 2 (Pembangunan)bulan Januari Juni tahun 2012 No. Tahun/Bulan/Minggu Kolekte II /Januari/1 Rp /Januari/2 Rp /Januari/3 Rp /Januari/4 Rp /Januari/ /Februari/1 Rp /Februari/2 Rp /Februari/3 Rp /Februari/4 Rp /Februari/ /Maret/1 Rp /Maret/2 Rp /Maret/3 Rp /Maret/4 Rp /Maret/ /April/1 Rp /April/2 Rp /April/3 Rp /April/4 Rp /April/ /Mei/1 Rp /Mei/2 Rp /Mei/3 Rp /Mei/4 Rp /Mei/5 -
79 64 Tabel 9 lanjutan No. Tahun/Bulan/Minggu Kolekte II /Juni/1 Rp /Juni/2 Rp /Juni/3 Rp /Juni/4 Rp /Juni/5 - JUMLAH Rp Tabel 10. Laporan Kolekte 2 (Pembangunan) Bulan Juli Desember 2012 No. Tahun/Bulan/Minggu Kolekte II /Juli/1 Rp /Juli/2 Rp /Juli/3 Rp /Juli/4 Rp /Juli/ /Agustus/1 Rp /Agustus/2 Rp /Agustus/3 Rp /Agustus/4 Rp /Agustus/ /September/1 Rp /September/2 Rp /September/3 Rp /September/4 Rp /September/5 Rp /Oktober/1 Rp /Oktober/2 Rp /Oktober/ /Oktober/4 Rp /Oktober/ /November/1 Rp /November/2 Rp /November/3 Rp /November/4 Rp Tabel 10 Lanjutan
80 65 No. Tahun/Bulan/Minggu Kolekte II /November/ /Desember/1 Rp /Desember/1 Rp /Desember/3 Rp /Desember/4 Rp /Desember/5 Rp JUMLAH Rp Selisih antara bulan Januari Juni dan Bulan Juli Desember diperoleh: (Rp ) (Rp ) = Rp Penerbitan Informasi Keuangan Paroki terjadi pada tangal 29 Juni 2012, maka dapat di simpulkan bahwa jumlah kolekte pembangunan sebelum dan setelah penerbitan informasi keuangan terdapat perbedaan. Dimana jumlah kolekte pembangunan sebelum penerbitan informasi keuangan lebih kecil dari pada jumlah kolekte pembangunan setelah penerbitan informasi keuangan.
81 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerbitan informasi keuangan panitia pembangunan gereja terhadap keputusan umat dalam memberikan sumbangan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa penerbitan informasi keuangan panitia pembangunan gereja mempengaruhi keputusan umat dalam memberikan sumbangan. Hal ini bisa dilihat dari adannya perbedaan jumlah kolekte sebelum dan setelah penerbitan informasi keuangan dimana jumah jumlah kolekte setelah penerbitan informasi keuangan panitia lebih besar dari pada jumlah kolekte sebelum penerbitan informasi keuangan. B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam melakukan penelitian ini yaitu penulis mendapatkan data tentang Penerbitan Informasi Laporan Keuangan Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta berdasarkan hasil wawancara. C. Saran Untuk Gereja Paroki Kristus Raja Baciro agar tetap mempertahankan prinsip transparasi dan akuntabilitas pembuatan dan penyampaian laporan keuangan paroki maupun informasi keuangan panitia pembangunan gereja kepada pengguna laporan keuangan termasuk 66
82 67 umat paroki. Dan juga sebaiknya Gereja Paroki Kristus Raja Baciro melampirkan informasi terkait laporan pemasukan dan pengeluaran terkait dengan pembangunan gereja pada teks misa setiap minggunya.
83 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi., 2006.Metode Penelitian: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahas Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Dewan Paroki Kristus Raja Baciro Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki. Yogyakarta. IAI Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli Jakarta. Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:Salemba Empat. Jogiyanto, H Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: CV Andi Offset. Keuskupan Agung Semarang Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki. Semarang. Keuskupan Agung Semarang Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki. Semarang. Pramesti. G Statistika Lengkap secara Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Prasetya, L.P Karya Pengembalaan Dewan Paroki. Yogyakarta: Kanisius. Priyatno, Duwi Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Santoso, S Buku Latihan SPSS Statistika Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Siagian, Dergibson dan Sugiarto Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Supardi Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Konsep Statistika Yang Lebih Komprehensif. Jakarta: Change Publication. Sugiarto, Dergibson S Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT Gramedia Putaka Utama. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supranto, J Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. 68
84 69 Susanti, Enworo Pengaruh Penerbitan Informasi Keuangan Paroki Terhadap Keputusan Pengguna Studi Kasus Pada Gereja Kristus Raja Baciro. Universitas Sanata Dharma. Skripsi. Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang Petunjuk Teknis Keuangan dan AkuntansiParoki. Yogyakarta:Kanisius
85 LAMPIRAN LAMPIRAN
86 DAFTAR WAWANCARA A. Gambaran Umum Organisasi 1. Bagaimana Sejarah Pendirian Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta? 2. Bagaimana Struktur Organisasi yang ada di Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta? 3. Apa Visi dan Misi Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta? 4. Berapa Banyak Jumlah Lingkungan dan Wilayah pada Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta? B. Laporan Kolekte dan Informasi Penerbitan Laporan Keuangan 1. Apakah semua Dana Pembangunan Gereja Gereja Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta, berasal dari Umat? 2. Kapan Pertama kali Laporan Kas Panitia Relokasi dilampirkan pada Teks Warta Paroki? 71
87 72 DOKUMENTASI
88 73
89 74
90 75
91 76
BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi sangat diperlukan perusahaan, pemerintahan, perseorangan, maupun organisasi lain dalam hal memperoleh data-data keuangan yang penting, dan kemudian
Lebih terperinciBAB II PENGELOLAAN KEUANGAN DAN AKUNTANSI PAROKI
17 BAB II PENGELOLAAN KEUANGAN DAN AKUNTANSI PAROKI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi dalam bahasa Inggris disebut accountancy/accounting adalah suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk membantu kegiatan
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN. Sebuah entitas organisasi dibentuk bukan untuk mencapai tujuan pribadi individuindividu
BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah entitas organisasi dibentuk bukan untuk mencapai tujuan pribadi individuindividu tetapi untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati dan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Berkaitan dengan akuntansi, organisasi dapat dibagi menjadi dua jenis
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Berkaitan dengan akuntansi, organisasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu akuntansi yang berkaitan dengan organisasi perusahaan (bisnis) yang dikenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (1) pure-profit organization, (2) quasi-profit organization, (3) quasi-nonprofit
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Organisasi adalah sekelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang telah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terdapat berbagai fungsi yang saling terkoordinasi. Struktur organisasi tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gereja atau Paroki memiliki struktur organisasi yang didalamnya terdapat berbagai fungsi yang saling terkoordinasi. Struktur organisasi tersebut diperlukan
Lebih terperinciKERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG
Page 1 of 5 KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG 1. PENDAHULUAN Sekurang-kurangnya memuat:
Lebih terperinciKERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG
KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG 1. PENDAHULUAN Sekurang-kurangnya memuat: Informasi
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PAROKI SANTO YUSUP PEKERJA MERTOYUDAN SKRIPSI
EVALUASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PAROKI SANTO YUSUP PEKERJA MERTOYUDAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1)
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELOLAAN KAS PADA ORGANISASI NIRLABA Studi Kasus pada Gereja Santo Antonius Muntilan S K R I P S I
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELOLAAN KAS PADA ORGANISASI NIRLABA Studi Kasus pada Gereja Santo Antonius Muntilan S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan suatu proses bagaimana informasi keuangan diatur, disediakan, dan disampaikan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas sumber daya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk nyata dari akuntabilitas. Laporan keuangan berfungsi sebagai media yang menjembatani pengelola organisasi dengan
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN PROSEDUR PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PAROKI MLATI TAHUN 2007 SKRIPSI
EVALUASI PENERAPAN PROSEDUR PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PAROKI MLATI TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1) Pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.296, 2014 KESRA. Haji. Pengelolaan. Keuangan. Dana. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5605) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang belakangan ini cenderung tidak menentu membuat pelaku ekonomi mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha didunia bisnis. Perusahaan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa
Lebih terperinciEVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA SKRIPSI
EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1) Pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan sekolah-sekolah swasta baik yang berskala
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat,
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Rumah sakit memiliki banyak
Lebih terperinciORGANISASI NIRLABA. Natalia Nainggolan Nim :
ORGANISASI NIRLABA Natalia Nainggolan Nim : 12.03.4089 Nirlaba Nirlaba adalah istilah yang biasa digunakan sebagai sesuatu yang bertujuan sosial, kemasyarakatan atau lingkungan yang tidak semata-mata untuk
Lebih terperinciSISTEM PENERIMAAN KAS PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) KANTOR CABANG MEDAN UTARA
SISTEM PENERIMAAN KAS PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) KANTOR CABANG MEDAN UTARA TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh NIA LINCE SEMBIRING
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini
Lebih terperinciNOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
Lebih terperinciAkuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.
2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Lebih terperinciPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PRODUK JADI Studi Kasus pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (X) - PG. MERITJAN Kediri SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI
PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : HENKIE PRIEMAADIENOVA BUDIRAHARDJO NIM : 2005310278 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
Lebih terperinciRINGKASAN. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi juga terpengaruh akan hal ini.
RINGKASAN Perekonomian Indonesia yang belakangan ini cenderung tidak menentu membuat pelaku ekonomi mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha didunia bisnis. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan bisa juga berpengaruh dalam kesalahan memilih instrumen investasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah keuangan terjadi baik dalam kalangan masyarakat yang mempunyai pendapatan yang rendah, dan juga terjadi di kalangan masyarakat tingkat ekonomi atas.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS
PSAK 45 Organisasi Nir Laba Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS 1 Agenda 1. 2. 3. Perubahan PSAK 45 Tujuan dan Ruang Lingkup Pelaporan dan Penyajian 4. Contoh dan
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
Lebih terperinciSkripsi. Audit Operasional Gereja. Studi Kasus pada Gereja St. Ignatius Krapyak. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar
Skripsi Audit Operasional Gereja Studi Kasus pada Gereja St. Ignatius Krapyak Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. II.1.1. Organisasi Pengertian Organisasi Organisasi adalah kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian di perkumpulan tersebut untuk tujuan terntentu. Pengertian organisasi nonprofit
Lebih terperinciPANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG
PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan
BAB II DASAR TEORI A. Standar Akuntansi Keuangan 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan merupakan pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi dikenal sebagai badan usaha yang dibangun dari dan untuk anggota. Hal ini dikarenakan modal pendirian koperasi berasal dari anggotanya dan beroperasi
Lebih terperinciAKUNTANSI ASET TETAP (MATERIAL CADANG) PADA PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA
AKUNTANSI ASET TETAP (MATERIAL CADANG) PADA PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh : VITA USPANIA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.
Lebih terperinciKompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001
Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 UU Tentang Yayasan BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan
Lebih terperinciPelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak.
Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Karakteristik Nirlaba Sumber daya berasal dari : sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace diubah: UU 28-2004 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan
Lebih terperinci1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa :
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Anggaran Pendapatan 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa : Anggaran Publik
Lebih terperinciRiyanto Utomo, Indah Nur Qomariah ABSTRAK
Volume 03, Nomor 02, Desember 2014 Hal 230-241 PENERAPAN PSAK NO 45 PADA LAPORAN KEUANGAN YAYASAN PENOLONG ANAK YATIM DAN MISKIN PERGURUAN DARUL ISLAM DI KOTA GRESIK UNTUK MEWUJUDKAN AKUNTABILITAS KEUANGAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ANALISIS CAMEL UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BRI (PERSERO) TBK UNIT KEBUMEN TIMUR TAHUN 2009-2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini
Lebih terperinciNAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama [ ] disingkat [ ], dalam bahasa Inggris disebut [ ] disingkat [ ], untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut "Yayasan" berkedudukan di
Lebih terperinciPANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang
PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang Tahun 2009 Dewan Paroki Santo Yusup - Gedangan Jl. Ronggowarsito 11 Semarang - 50127 Telp. 3552252,
Lebih terperinciEVALUASI PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA GEREJA-GEREJA DI RAYON BANTUL. Caecilia Anita Setiyani H. Andre Purwanugraha
EVALUASI PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA GEREJA-GEREJA DI RAYON BANTUL Caecilia Anita Setiyani H. Andre Purwanugraha Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN SAK ETAP PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) ANGKASA RRI PALEMBANG
ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) ANGKASA RRI PALEMBANG Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PENGAPLIKASIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERKOMPUTERISASI PADA SISTEM KREDIT (STUDI KASUS PADA KOPERASI JAYA BARU)
PERANCANGAN DAN PENGAPLIKASIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERKOMPUTERISASI PADA SISTEM KREDIT (STUDI KASUS PADA KOPERASI JAYA BARU) OLEH : DEBORA CHRISTY SATRIO 3203009196 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih khusus akan ditinjau adalah sejumlah bangunan peribadatan dari Gereja. maupun relokasi (pembangunan bangunan baru).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Kondisi pasca gempa yang pernah terjadi di Yogyakarta 27 Mei 2006 lalu masih dapat dirasakan dampaknya oleh sejumlah pihak hingga saat ini terutama
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PSAK NO. 45 DALAM PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ZAINUDDIN
IMPLEMENTASI PSAK NO. 45 DALAM PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ZAINUDDIN Oleh: DEWI SULISTIYONINGSIH NPM: 09.1.01.06201 Program Studi: Akuntansi SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
Lebih terperinciANALISIS KOMPONEN FAKTOR KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)Tbk
ANALISIS KOMPONEN FAKTOR KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)Tbk TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh MELDA SIHOMBING
Lebih terperinciEVALUASI PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA GEREJA-GEREJA DI RAYON BANTUL SKRIPSI. Pada Program Studi Akuntansi
EVALUASI PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA GEREJA-GEREJA DI RAYON BANTUL SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1) Pada Program Studi Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah demikian pesatnya di Indonesia. Hal ini di tandai dengan jumlah transaksi perusahaan yang go
Lebih terperincidiharapkan mampu memahami proses penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis atas
PENGANTAR AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA (Non- Government Organization) 1 Manfaat Materi : Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami proses penyusunan Laporan Keuangan Organisasi
Lebih terperinciSkripsi IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER DI TOKO BANGUNAN TUNAS JAYA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE K-SYSTEM
Skripsi IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER DI TOKO BANGUNAN TUNAS JAYA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE K-SYSTEM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas
Lebih terperinciAkuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI
Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan
Lebih terperinciMaria Kurniati Gedi Raya Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
EVALUASI IMPLEMENTASI PELAPORAN KEUANGAN SEBAGAI BENTUK AKUNTABILITAS ORGANISASI KEAGAMAAN (Studi kasus: Gereja Katolik Paroki St. Paulus Miki Salatiga) Maria Kurniati Gedi Raya Universitas Kristen Satya
Lebih terperinciPENGARUH MATERIALISM HAPPINESS, MATERIALISM CENTRALITY DAN MATERIALISM SUCCESS TERHADAP IMPULSIVE BUYING DAN EFEKNYA PADA COMPULSIVE BUYING BEHAVIOR
PENGARUH MATERIALISM HAPPINESS, MATERIALISM CENTRALITY DAN MATERIALISM SUCCESS TERHADAP IMPULSIVE BUYING DAN EFEKNYA PADA COMPULSIVE BUYING BEHAVIOR (Studi empiris pada mahasiswa yang berbelanja pakaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. timbul karena adanya hubungan antara organisasi dan masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntabilitas bagi setiap organisasi baik organisasi privat maupun organisasi publik non pemerintah termasuk organisasi Gereja sangat dibutuhkan. Setiap organisasi
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sistem politik, ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini telah mengalami perubahan-perubahan yang cukup mendasar.
Lebih terperinciAKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PLN (Persero) AREA SIBOLGA
AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PLN (Persero) AREA SIBOLGA TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh: REXI PANDAPOTAN SIANTURI NIM 1105082184 PROGRAM
Lebih terperinciPENGARUH MORAL YUSAK
PERSEPSI AKUNTANN PUBLIK TERHADAP PENGARUH INTENSITAS MORAL AKUNTAN INTERNAL DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN MORAL YUSAK KARUNIA CHAYADI 3203008137 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
Lebih terperinciSkripsi. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
1 Skripsi Pengaruh Komitmen Tujuan Sebagai Variabel Intervening Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Industri Perhotelan Di Semarang Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar dapat berperan sebagai alat perekonomian
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar dapat berperan sebagai alat perekonomian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG
BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG A. Analisis laporan Keuangan 1. Urgensi Laporan Keuangan Bagi PKPU Semarang Laporan keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN AKRUAL DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN AKRUAL DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OLEH: WENNY MEGAWATI ONG 3203009183 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciSkripsi. Penataan Sistem Pada Inventarisasi, Pengelolaan Dan Pemanfaatan Aset Tetap Di Keuskupan Atambua Timor
Skripsi Penataan Sistem Pada Inventarisasi, Pengelolaan Dan Pemanfaatan Aset Tetap Di Keuskupan Atambua Timor Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Review Menurut Mulyadi ( 2002 : 6 ) Review adalah permintaan keterangan dan prosedur analitik terhadap informasi keuangan suatu entitas. Mulyadi menjelaskan bahwa review
Lebih terperinciGEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciPENGARUH FEAR, ANTICIPATIONN DAN COMPUTER ATTITUDE TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER
PENGARUH FEAR, ANTICIPATIONN DAN COMPUTER ATTITUDE TERHADAP KEAHLIAN KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Perum Perhutani KBM-IK Cepu) Diajukan Oleh : BAMBANG SUHARNO
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PRINSIP AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN PADA LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) ALGHEINS KABUPATEN PONOROGO
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN PADA LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) ALGHEINS KABUPATEN PONOROGO NIM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi ini, sistem informasi mempunyai peranan yang penting bagi semua pihak. Menurut Sutabri (2005:42), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
Lebih terperinciEVALUASI LAPORAN KEUANGAN GEREJA Studi Kasus di Paroki Santo Fransiskus Xaverius Koba SKRIPSI
EVALUASI LAPORAN KEUANGAN GEREJA Studi Kasus di Paroki Santo Fransiskus Xaverius Koba SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Maria
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan
Lebih terperinciAKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN AKUNTANSI PAROKI. Di setiap negara, cakupan organisasi sektor publik sering tidak sama. Area
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN AKUNTANSI PAROKI II.1. Organisasi Sektor Publik Di setiap negara, cakupan organisasi sektor publik sering tidak sama. Area organisasi sektor publik bahkan sering berubah-ubah
Lebih terperinciEVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA Studi Kasus di Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta
EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA Studi Kasus di Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan
Lebih terperinci