PERAN POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI BELAJAR ANAK USIA 6-12 TAHUN DI KELURAHAN BIRU WATAMPONE KAB.BONE TAHUN 2017
|
|
- Sugiarto Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI BELAJAR ANAK USIA 6-12 TAHUN DI KELURAHAN BIRU WATAMPONE KAB.BONE TAHUN 2017 A.Artifasari 1,Irawati 2 1 Akademi Keperawatan Batari Toja 2 Akademi Keperawatan Batari Toja Alamat korespondensi: artifasari@383gmail.com/ ABSTRAK Orang tua membimbing anaknya karena kewajaran dan kodratnya sebagai orang tua dan selain karena cinta. Dari segi tanggung jawab, orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Salah satu contoh sikap dan perlakuan yang keliru dari peran orangtua adalah memnuntut terlalu tinggi dan sering menyalahkan sehingga anak merasa tertekan dan takut gagal. Jenis penelitian ini kualitatif dengan pendekatan fenomologi, sampel dalam penelitian ini berjumlah 4 orang tua yang memiliki anak usia 6 12 tahun yang diambil secara purposive sampling. Metode pengumpulan data yaitu interview (wawancara). Pengalaman informan dalam menciptakan rasa percaya diri kepada anaknya adalah dengan cara memberikan pujian, mengucapkan terima kasih dan ketika berhasil memberikan hadiah.membuat kesepakatan berrsama orang tuadan anak, menciptakan kedisiplinan, menegakkan kedisiplinan dan ketegasan. Motivasi orang tua dapat menciptakan rasa percaya diri, membuat kesepakatan bersama antara orang tua dan anak, menciptakan kedisiplinan dan ketegasan sikap dan terciptanya komunikasi yang efektif. Diharapkan perlunya disedikan informasi tentang pola asuh orang tua. Kata Kunci : Pola asuh orangtua, belajar, anak ABSTRACT Parent see across their child because the nature of character also the affection. Parent is the most responsible concerning child education, one of erroneous action of parent is too demanding and blaming in such way that the child feel depress and fear of failure. This research using qualitative method with fenomologi approach, 4 samples taken from parents whom has 6-12 years child with perpusif way. Data collection method through interview. Base on the research we can take conclusion that parent motivation cause to emerge self confidence, agreement among parent and child cause to emerge discipline and assertiveness, education systems apply are codding, authoritative and indifference, effective communication and always care for their child. Recommendation of this research that need to provide information system for the community about parent education role system. Key Word: education role system, learning, child. PENDAHULUAN Pendidikan anak pada hakikatnya adalah tanggung jawab para Orang tua. Oleh karena itu keterlibatan orang tua dalam mendukung sukses anak menuntut ilmu di sekolah merupakan kewajiban. Sebagai orang tua, sudah selayaknya orang tua memberikan bekal yang baik bagi anaknya kelak. Dalam hal ini, di tangan anaklah tergenggam masa depan umat. Menjadi keharusan bagi seluruh komponen masyarakat, pemerintah, dan tak terkecuali keluarga (Orang tua) untuk membantu mewujudkan pemenuhan terhadap hak anak dan strategi pendidikan yang tepat untuk membentuk generasi masa depan yang berkualitas. Peran keluarga merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan generasi berkualitas.rahmi (2008). Pendidikan digunakan sebagai indikator kemajuan suatu bangsa yang sangat penting dalam mendukung pembangunan, dan merupakan fondasi kompentensi suatu bangsa. Dengan pendidikan manusia dapat menghadapi dan memecahkan masalah serta tantangan yang dihadapinya. Berbicara tentang pendidikan tidak dapat dipisahkan 51
2 dengan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas. Rendahnya mutu pendidikan dan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia sangatlah memprihatinkan. Menurut laporan Education for all (EFA) Global Monitoring Report yang dirilis oleh UNESCO 2012, perkembangan pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 120 negara. Mutu pendidikan berkaitan erat dengan prestasi belajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam dan luar diri siswa.slameto (2010: 54-60) mengemukakan faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti disiplin belajar, kondisi fisiologis (keadaan fisik siswa), kondisi psikologi (kecerdasan, bakat, minat, motivasi).faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti faktor lingkungan,keluarga, alat instrumen (kurikulum, sarana dan prasarana serta pendidik). Salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah motivasi belajar. Sardiman (2004: 75) menyatakan motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri dan dari luar diri seseorang. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 90) motivasi seseorang dapat berupa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang dan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang.motivasi belajar yang dimiliki peserta didik pada setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Peserta didik akanberhasil dalam belajar apabila dalam dirinya ada keinginan untuk belajar. Peserta didik yang memiliki keinginan belajar atau motivasi belajar akanberpengaruh pada kegiatan belajar di sekolah sehingga peserta didik lebih aktif dalam proses belajar di kelas, keinginan tersebut disebut juga motivasi intrinsik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:80) motivasi timbul karena adanya kebutuhan, dorongan,dan tujuan. Motivasi belajar timbul karena ada tujuan, dorongan, dan kebutuhan pada diri peserta didik tersebut. Pemberian motivasi yang tepat pada peserta didik akan sangat mendukung semangat belajarnya dan memberikan dorongan pada peserta didik untuk mencapai prestasi yang optimal. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki banyak energi positif dan konsentrasi yang kuat saat proses pembelajaran di sekolah (Sardiman: 2004). Faktor lain yang memengaruhi prestasi belajar siswa yang berasal dari luar diri siswa adalah lingkungan keluarga. Keluarga memiliki peranan penting atas pengajaran dan perlindungan anak dari mulai anak lahir sampai dengan remaja. Chasiyah, Dkk(2009: 81) mengemukakan fungsi dasar keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang dan mengembangkan hubungan yang baik diantara anggota keluarga. Anak merupakan tanggung jawab orang tua, maka dari itu orang tua harus berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak, karena keluargalah terutama orang tua adalah lingkungan serta orang yang pertama kali dikenal oleh anak, sehingga pendidikan dasar merupakan tanggung jawab orang tua. Menurut Walgito (2004: 98-99) Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dan seluruh aktivitas individu yang ditujukan pada sesuatu atau sekumpulan obyek. Perhatian orang tua adalah suatu aktivitas yang tertuju pada suatu hal dalam hal ini adalah aktivitasanak dalam belajar yang dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua bisa berarti ayah, ibu atau wali dalam keluarga yang bertanggung jawab atas pendidikan anaknya. Perhatian, kasih sayang, materi harus secara seimbang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya.penyediaan fasilitas belajar dan lingkungan belajar yang nyaman, tenang dan aman akan mendorong peserta didik untuk lebih semangat dalam belajar dan meraih prestasi yang optimal. Selain penyediaan fasilitas belajar dan materi perlu adanya perhatian terkait dengan kegiatan belajar anak karena fasilitas yang mewah jika tidak dimanfaatkan dengan baik tidak akan dapat mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. Perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar anak di rumah mempunyai arti penting untuk meningkatkan semangat anak dalam meraihprestasi belajar yang optimal. Keberhasilan belajar anak di sekolah harus didukung perhatian orang tua, baik psikologis maupun pemenuhan fasilitas 52
3 belajar.menurut Slameto (2010: 60) Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya, jadi keberhasilan belajar peserta didik juga dipengaruhi oleh pola asuh orang tua peserta didik. Pola asuh orang tua berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Pola asuh orang tua ada yang bersifat overprotection (terlalu melindungi), spermissiveness (memberikan kebebasan), rejection (acuh tak acuh), acceptence (kasih sayang yang tulus), domination (mendominasi anak), sibmission (memanjakan) dan overdiclipline (Chasiyah, dkk. 2009). Latar belakang orang tua siswa yang berbeda-beda baik dari segi pekerjaan atau kesibukan, kondisi ekonomi dan lain-lain memengaruhi juga macam perhatian yang diberikan kepada anak-anaknya. Orang tua yang bersifat overprotection akan menimbulkan sikap ketergantungan pada diri anak. Misalnya, orang tua terus menerus memberikan bantuan pada anak meskipun anaknya sudah bisa melakukan hal tersebut. Ini akan menyebabkan tidak adanya kemandirian pada diri anak. Hal ini sama halnya dengan perhatian yang bersifat sibmission yaitu memanjakan anaknya.apapun yang diminta anak orang tua cenderung menurutinya walaupun sebenarnya itu tidak bermanfaat untuk kegiatan belajarnya.perhatian yang terlalu disiplin (overdiclipline) juga bukan hal yang baik diterapkan dalam keluarga karena akan menimbulkan sikap berontak pada anak karena anak merasa tertekan dan tidak bisa mengungkapkan pendapatnya. Apalagi perhatian kepada anak yang bersifat acuh tak acuh (rejection) tidak mempedulikan kegiatan belajar anak, kebutuhan anak dan lain-lain. Jika orang tua bersikap acuh tak acuh pada anaknya, anak akan merasa tidak dipedulikan dalam keluarga sehingga anak cenderung pendiam dan sulit bergaul dengan lingkungannya selain itu akan menimbulkan rasa malas dalam kegiatan belajar. Pola asuh yang demikian itu tidak diharapkan diterapkan dalam keluarga karena akanmemberikan dampak yang tidak baik bagi anak-anak. Perhatian yang seharusnya dilakukan orang tua adalah perhatian yang bersifat acceptence, yaitu perhatian yang penuh dengan kasih sayang yang tulus, menempatkan anak dalam posisi yang penting dalam keluarga, memberikan arahan kepada anak, serta selalu membangun hubungan yang harmonis dalam keluarga. Dengan demikian akantercipta suasana rumah yang nyaman untukanak, yang akan mendorong anak untuk lebih semangat dalam belajar. Hubungan cinta kasih dalam keluarga tidak sebatas perasaan, akantetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa tanggung jawab, perhatian dan lainlain. Slameto (2010: 62) menyatakan hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan, arahan dan bila perlu hukuman untuk mesukseskan belajar anak. Hubungan yang terjalin harmonis dalam keluarga, perhatian yang tulus dan penuh kasih sayang dari orang tua akan memberikan rasa nyaman bagi peserta didik dalam belajar. Dengan demikian perlu adanya komunikasi antar anggota keluarga yang baik agar tercipta suasana yang membuat peserta didik merasa nyaman dan aman di rumah untuk mendukung kegiatan belajarnya. Arahan dari orang tua tentang pentingnya belajar dan disertai bimbingan dari orang tua terhadap anak akan dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi pada anak sehingga anak akan mudah dalam mencapai prestasi belajar yang optimal. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi tak terstruktur. Melakukan interview (wawancara) dengan orang. Penelitian ini di lakukan di watampone Kabupaten Bone. Waktu penelitian selama 2 bulan yaitu bulan Mei-Juli 2017 tua yang memiliki anak usia 6 12 tahun. Populasi dalam penelitian ini yaitu para orang tua yang memiliki anak usia 6 12 tahun yang berada di SDN 10 Manurunge dengan jumlah orang tua yaitu 80 dengan jumlah anak 6-12 tahun yaitu 25 anak. Sampel diambil secara non probability sampling, yaitu penarikan sampel purposive dimana peneliti menetapkan sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti. Sampel sebanyak 4 orang informan. Adapun karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak di teliti yaitu : a. Orang tua yang memiliki anak dengan usia 6 12 tahun b. Bersedia menjadi responden Pengolahan Data a. Comprehending Melakukan identifikasi dengan teori dan menentukan apa yang baru dan data yang keluar. Melakukan mikroanalisa data yaitu memberi kode kata demi kata dan kalimat dengan kalimat serta menentukan tanda indeks dan simbol. b. Synthezing (decontextualizing) 53
4 Menyaring data yang telah diananlisis dan mendapatkan sesuatu yang telah disetting. Mendiskripsikan kata yang penuh arti dan diberi keterangan yang sama c. Teorizing Melakukan seleksi secara sistemik dan mencocokkan dengan alternatif model kata. Menjelaskan alternatif penyususnan data dan menjelaskan sampai data betul betul lengkap kedalam data yang lebih sederhana d. Recontextualizing Melakukan pengakuan teori yang berkembang dan diubah ke dalam teori yang lebih aplikatif ke ppulasi lain. HASIL PENELITIAN Motivasi Orangtua dapat menciptakan rasa percaya diri Pengalaman informan dalam menciptakan rasa percaya diri kepada anaknya adalah dengan cara memberikan pujian, mengucapkan terima kasih dan ketika berhasil memberikan hadiah sebagaimana pendapat informan berikut :.. Saya kasi motivasi...(i.1)...biasanya kasih pujian... (I.1)...terima kasih ya,kamu pinter...(i.1)..ketika berhasil saya akan memberikan hadiah..(i.2)...dikasih pujian...(i.3)...selalu memberikan pujian...(i.4) Pengalaman informan lain adalah menggunakan cara menunjukkan kelebihan dan kekurangan belajar di rumah dibandingkan dengan belajar di sekolah, menanamkan apa yang dipelajari di sekolah supaya tertanam di benaknya, apa yang dipelajari di sekolah diulas lagi di rumah.. Saya tunjukkan kelebihan dan kekurangan dia belajar di rumah dibandingkan dengan dia belajar di sekolah...(i.2).. saya mencoba untuk menanamkan apa yang tadi dpelajari disekolah supaya tertanam di benaknya..(i.2).. apa yang dia pelajari tadi di sekolah, Pengalaman informan lain adalah mengatakan bahwa reward dapat mendukung kondisi mental dan jiwa anak untuk maju... reward karena itu dapat mendukung kondisi mental dan jiwa anak untuk maju...(i.2) Sebagian infornan mengatakan bahwa anaknya berambisi dan model anaknya mencontoh sebagaimana pendapat informan berikut :... memang anaknya berambisi...(i.1)... modelnya anaknya mencontoh..(i.1) Sebagian informan mengatakan bahwa tanpa disuruh anaknya mau belajar sendiri, mandiri, berdiri sendiri sebagaimana pendapat informan berikut :... tanpa disuruh dia mau belajar sendiri..(i.1)... mandiri, berdiri sendiri...(i.2) Membuat Kesepakatan Bersama Antara Orangtua dan anak, menciptakan kedisiplinan, menegakkan Kedisiplinan dan Ketegasan Sikap Pengalaman informan dalam membuat kesepakatan bersama antara orangtua dan anak, menciptakan kedisiplinan, menegakkan kedisiplinan, dan ketegasan sikap kepada anaknya adalah dengan cara menjelaskan kepada anak kalau memang salah, harus minta maaf, telah ada kesepakatan antara orangtua dan anak, saya diam dia dah tau, dia ngomong dulu sebagaimana pendapat informan berikut :... saya diem. Dia udah tahu mamanya marah, ga mau tak omongin gitu, saya diam, dia dah tau.. (I.1)... awalnya kita dah janjian..kalo mama marah, mama akan diam..klo dia ngerjain salah mama diem, jadi otomatis dia nyadar.. sebelum saya tegur, dia ngomong dulu..(i.1) Pengalaman informan lain adalah memberikan hukuman bila anaknya gagal, dan juga mengurung anaknya di kamar,... kalau gagal saya akan memberikan hukuman..(i.2)... di kurung di kamar...(i.3) Pengalaman informan lain adalah kalau anaknya keluar tidak kapok, ngeyel dan ogahogahan, sebagaimana pendapat informan berikut :... kalau keluar nda kapok, ngeyel lagi klo di kasi tau...(i.3) Pola asuh yang diterapkan : Memanjakan, Otoriter dan acuh tak acuh 54
5 Pengalaman informan dalam menerapkan pola asuh kepada anaknya adalah memenuhi semua kebutuhan belajar anaknya yang peting anaknya senang dan tidak pernah memberikan hukuman kepada anaknya karena kasihan sebagaimana pendapat informan berikut :... semua kebutuhan anak saya untuk belajar semuanya saya penuhi..(i.4)... yang penting anak saya bisa senang.. (I.4)... kasih hukuman saya tidak pernah..(i.4) Pengalaman informan lainnya yaitu menerapkan pola asuh kepada anaknya adalah sekecil mungkin mendapatkan bantuan dan membiarkan anaknya mengelola dan mencari sendiri apa yang dia cari,... sekecil mungkin mendapatkan bantuan dari saya.. (I.2)... biarkan dia mengelola dan mencari sendiri apa yang dia cari..(i.2)... ada tekanan...(i.3)... tidak di beri kebebasan..(i.3) Pengalaman informan lainnya adalah menerapkan pola asuh anaknya belajar dan kadang-kadang koreksi PR lebih sering diurus pembantu karena orang tuanya bekerja,... saya bekerja..(i.4)... sehari hari lebih dekat dengan pembantu.. (I.4)... anak saya belajar dengan anak kost..(i.4)... Cuma kadang kadang sih mba saya Pengalaman informan lainnya adalah menerapkan pola asuh kalau mau belajar ya silahkan, kalau tidak mau belajar ya tterserah, Cuma di katanya kalau tindakannnya salah, nanti juga dia akan tahu, sebagaimana pendapat informan berikut :... kalau mau belajar silahkan,kalau tidak mau ya terserah...(i.3)... Cuma dibilangin kalau tindakannya salah..(i.4)... nanti juga dia tahu..(i.4) Terciptanya Komunikasi Efektif antara orang tua dan anak Pengalaman informan dalam menciptakan komunikasi efektif adalah kalau pulang sekolah anak informan biasanya menceritakan keadaannya di sekolah anaknya.sebagaimana pendapat informan berikut :... biasanya kalau pulang sekolah dia biasakan cerita. Ada kejadian apa di sekolahan...(i.1) PEMBAHASAN Motivasi Orangtua dapat menciptakan rasa percaya diri Anak dengan motivasi belajar yang tinggi, umumnya akan memiliki prestasi belajar yang baik. Menjaga agar anak tetap memiliki motivasi belajar adalah hal mendasar.motivasi tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar.dalam teori insentif, seseorang berperilaku tertentu untuk mendapatkan sesuatu.insentif biasanya merupakan hal-hal yang menarik dan menyenangkan, sehingga anak tertarik mendapatkannya. Anak menjadi bosan dan tidak memiliki motivasi belajar karena anak tidak melihat manfaat dari materi pelajaran yang harus ia pelajari. Selama anak tidak bisa melihat manfaatnya, pikiran anak akan tertutup. Motivasi yang diberikan orangtua dapat menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab. Membuat Kesepakatan Bersama Antara Orangtua dan anak, menciptakan kedisiplinan, menegakkan Kedisiplinan dan Ketegasan Sikap Kesepakatan dibuat untuk menciptakan keadaan dan tanggung jawab sserta memotivasi anak dalam belajar bukan memaksakan kehendak orangtua. Kalaupun ada sanksi yang harus dibuat atau disepakati, biarlah anak yang menentukannya sebagai bukti tanggung jawabnya terhadap sesuatu yang akan disepakati bersama. Orang tua yang sudah terbiasa menciptakan disiplin dalam belajar yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Menegakkan disiplin dilakukan bila mana anak mulai meninggalkan kesepakatan yang telah disepakati.bilamana anak melakukan kesalahan maka sebaiknya hindari sansi yang bersifat fisik. Untuk mengalihkannya menggunakan konsekuensi yang logis yang dapat diterima oleh akaldan pikiran Pola asuh yang diterapkan : Memanjakan, Otoriter dan acuh tak acuh Pola asuh otoriter, orang tua menentukan standar mutlak yang harus 55
6 dipenuhi anaknya.komunikasi bersifat searah dari orangtua ke anak. Pada pola manja pengawasan orangtua kepada anak sangat longgar. Orangtua memberikan kesempatan kepada anak tanpa pengawasan yang cukup.orangtua dibiarkan saja dan tidak ditegur dengan pertimbangan masih anak-anak.orangtua yang menerapkan pola asuh seperti ini hanya tidak ingin konflik dengan anaknya. Pola asuh penelantar, biasanya orangtua membiarkan anak tanpa pengawasan dan perhatian sama sekali. Orangtuanya menghabsikan waktu hanya untuk bekerja Orangtua melihat, bahwa yang dibutuhkan anak hanyalah uang dan materi saja. Asal itu dipenuhi maka mereka beranggapan anak akan bahagia. Seorang anak akan dapat mandiri apabila dia mempunyai ruang dan waktu baginya untuk berkreasi sesuai dengan kemampuan dan rasa percaya diri. Hal ini harus menjadi perhatian bersama karena hal tersebut dapat muncul dari sikap orang tua.sehingga anak-anak termotivasi untuk mengaktualisasikan potensi yang ada dalam dirinya. Terciptanya Komunikasi Efektif antara orang tua dan anak Komunikasi efektif merupakan bagian pola asuh yang efektif. Syarat untuk berkomunikasi efektif sederhana yaitu waktu luang untuk berdialog dengan anak.menjadi pendengar yang baik dan tanpa meremehkan pendapat anak.menjadi pendengar baik tanpa meremehkan pendapat anak. KESIMPULAN Ada peran pola asuh orangtua yang signifikan antara orang tua terhadapprestasi belajar siswa SD Negeri 10 Manurunge, demikian juga terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri 10 Manurunge SARAN Motivasi orang tua dapat menciptakan rasa percaya diri, membuat kesepakatan bersama antara orang tua dan anak, menciptakan kedisiplinan dan ketegasan sikap dan terciptanya komunikasi yang efektif. Diharapkan perlunya disedikan informasi tentang pola asuh orang tua. DAFTAR PUSTAKA Chasiyah, Chadidjah, & Legowo, Edy (2009). Perkembangan Peserta Didik. Surakarta: UNS Press Dimyati & Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Ghullam Hamdu & Lisa Agustina.(2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar.Jurnal penelitian pendidikan, vol. 12, Malik Amer Atta & Asif Jamil.(2012). Effects Of Motivation And Parental Influence on the Educational Attainments of Students at Secondary. Savap International, 2 (3), Purnamawati, Ika Ratna Hubungan Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar 13 JUPE UNS, Vol.,No.,Hal 1 s/d 13 Siska Eko Mawarsih, Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi BelajarTerhadap Prestasi Siswa SMA Negeri Jumapolo, Juni 2013terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta Tahun Diklat 2010/2011. Surakarta Sardiman, A.M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Rajawali pers. Slameto Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Suryabrata, Sumadi Psikologi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Susanti, Yuni Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Budi Pekerti siswa terhadap Prestasi Belajar Kewarganegaraan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wonosari Grobogan Tahun Ajaran 2004/2005. Surakarta Rahmi. Mencetak Anak Tangguh Tergantung Pola Asuh. 5 Mei Availiable from Diakses pada tanggal 10 Juni 2008 Heni Susilawati Forum 2: Orang dan Kuantitas Pendidikan. 4 Mei Availabel from http :// Diakses pada tanggal 13 Juli 2008 Rahabeat. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak 16 Mey 2008 availiable from www. Bunyan.co.id/new/, Diakses pada tanggal 13 Juli Dorothy, Y dan Marie,T. Dasar Dasar Riset Keperawatan. Alih bahasa Yasmin Asih dkk. Jakarta : EGC
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI JUMAPOLO
JUPE UNS, Vol. 1,No. 3, Hal 1 s/d 13 PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI JUMAPOLO Siska Eko Mawarsih, Susilaningsih, Nurhasan Hamidi *Pendidikan
Lebih terperinci*Hp: /
PERSEPSI SISWA TENTANG PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI MIA 3 SMA N 2 UJUNGBATU KAB. ROKAN HULU Sudur Nurhidayah* ), Silvia Rita 1), Ika Daruwati 2) 1&2) Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah didera oleh berbagai keterpurukan, yang diantara penyebab keterpurukan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan seseorang baik dalam lingkungan masyarakat dan bangsa. kemajuan
Lebih terperinciECONOMICA. Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 ( )
ECONOMICA ISSN : 2302-1590 E-ISSN: 2460 190X Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 (134-142) PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR, PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH :
ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB SISWA TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH DI SMP NEGERI 25 KOTA JAMBI OLEH : YUNI ASMIKA ERA 1D009080 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA
BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA KELAS I SDN 7 KUTE PANANG. Zaki Al Fuad 1 dan Zuraini 2 ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA KELAS I SDN 7 KUTE PANANG Zaki Al Fuad 1 dan Zuraini 2 ABSTRAK Penelitian ini mengangkat masalah tentang apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Lebih terperinciPENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP N 1 Trangkil Tahun Ajaran2014/2015)
Lebih terperinciDINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 1 Nomor 2 Tahun 2016 Hal 73 79 Periode Wisuda November 2016 DINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH Nurhayati, Nurhasanah,
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK N 1 PAYAKUMBUH
PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK N 1 PAYAKUMBUH Oleh: FANNY VIOLITA 02400/2008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
1 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN a.i.a. Pengaruh pola asuh terhadap di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Ada pengaruh yang positif signifikansi pola asuh terhadap prestasi
Lebih terperinciHUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
HUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Eva Ristiani, Erlina Rupaidah, Darwin Bangun Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro This study
Lebih terperinciOLEH : DELVIZA SURYANI
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, PERHATIAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN LEMBAH GUMANTI JURNAL OLEH :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung perkembangan dan pembangunan negara
Lebih terperinciRarastiti Kusuma Nugraheni Universitas PGRI Yogyakarta
PENGARUH PERAN ORANGTUA MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS SINDUHARJO SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Rarastiti Kusuma Nugraheni Universitas PGRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa untuk terus maju dan berkembang karena pendidikan merupakan wahana untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG
Irma Rostiani, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Anak untuk Bersekolah HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI
PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI Vivi Ratnasari, Tedy Rusman, Nurdin Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro Abstract: This research
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU WAN NURHAMIDAH Dibawah bimbingan : Suarman Rina Selva Johan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia, khususnya dalam setiap dunia pendidikan, sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan. Belajar
Lebih terperinciBE SMART PARENTS PARENTING 911 #01
BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 Coffee Morning Global Sevilla School Jakarta, 22 January, 2016 Rr. Rahajeng Ikawahyu Indrawati M.Si. Psikolog Anak dibentuk oleh gabungan antara biologis dan lingkungan.
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A
PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN REMAJA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT Yusnidar Polem SMP Negeri 5 Gunungsitoli, kota Gunungsitoli Abstract: This research was conducted in SMP Negeri 5 Gunungsitoli.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. survei yang dilakukan oleh the Asian-South Pacific Bureau of Adult Education
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbincangan seputar rendahnya mutu pendidikan di Indonesia bukanlah merupakan hal baru bagi sebagian masyarakat Indonesia. Data dari survei yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang, sedangkan penting maksudnya bahwa ilmu pengetahuan itu besar
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu hal yang perlu dan penting. Perlu maksudnya bahwa ilmu pengetahuan yang terkandung dalam pendidikan harus dimiliki oleh setiap orang,
Lebih terperinciRATIH DEWI PUSPITASARI K
HUBUNGAN ANTARA IQ, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RATIH DEWI PUSPITASARI K4308021
Lebih terperinciPRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA KELUARGA DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar
Lebih terperinciPENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA Lilis Lela Sandy 1, Suryadi 2, Anton Nasrullah 3 1 Bimbingan Konseling, Madrasah Aliyah Negeri 1 Serang E-mail:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa untuk terus maju dan berkembang karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan, kini orangtua semakin memiliki banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk mendaftarkan
Lebih terperinciSTUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di SMP Karya Indah Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
100 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 03 Singosari Malang Motivasi belajar merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak dalam hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan sah yang dapat membentuk sebuah
Lebih terperinciOleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT
PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI GURU MENGAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI KOTA BATAM Oleh: ABSTRACT
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG
HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Indra Cahyani Universitas Negeri Malang E-mail: indracahyani377@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting terutama bagi generasi muda agar dapat menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Pada setiap jenjang pendidikan,
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan adalah suatu proses yang ditempuh
Lebih terperinciJurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO
PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO Deni Eko Setiawan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Email: Denny_r.madrid@yahoo.com Kian Amboro Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki banyak tujuan dalam kehidupan, salah satunya adalah untuk menciptakan manusia yang mandiri. Seperti yang tertera dalam Undang undang Republik
Lebih terperinciPerbedaan Peran Keluarga Utuh Dan Keluarga Tidak Utuh Terhadap Kegiatan Belajar Siswa
Konselor Volume 3 Number 3 Sept 2014 ISSN: 1412-9760 Received July 9, 2014; Revised Augustus 19, 2014; Accepted September 30, 2014 Perbedaan Peran Keluarga Utuh Dan Keluarga Tidak Utuh Terhadap Kegiatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KETELADANAN PENDIDIK DALAM INTERAKSI EDUKATIF DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KETELADANAN PENDIDIK DALAM INTERAKSI EDUKATIF DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah. Matematika merupakan ilmu yang bersifat universal yang mendasari perkembangan teknologi
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI Desy Anggraini Sulastri Universitas Negeri Malang desyanggrainijaluaji@yahoo.co.id Abstract: This
Lebih terperincibelajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, simbol maupun kalimat yang berlangsung dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia pendidikan sangat penting, karena pendidikan merupakan dasar dalam pembentukan karakter, mengembangkan kemampuan, dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Disiplin BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan itu kita lakukan dengan tepat waktu tapi kadang
Lebih terperinciSISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI
PENGARUH PERSIAPAN SISWA DALAM BELAJAR DAN KEMANDIRIAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI KABUPATEN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI Titik Rahayu Titikrahayu857@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi,
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.
PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI FAKTOR PENDAPATAN DAN PERHATIAN ORANG TUA SERTA MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciOleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract
UPAYA GURU MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS RUMAH PADA SISWA KELAS V SDI DIPONEGORO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Ambar Budi Suprihatin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya diri dalam beberapa situasi, dan ketakutan dalam situasi lainnya, merasa
Lebih terperinciHUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL
HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL OLEH: IKHSAN RESTU FAUZI NIM. 08010154 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)
156 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b) Pengaruh Perhatian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumya bertujuan untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Berbicara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai wadah untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan prestasi belajar. Prestasi itu sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu prestasi yang ditinjau dari bidang akademik
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR The influence of study motivation through students study achievement in student of class XI IPS at SMA Negeri 2 Metro Academic year 2012/2013 Mar atur
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dan berpotensi tinggi untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka
147 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan: a. Remaja kelas XII SMA PGII 1 Bandung tahun ajaran 2009/2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI (JURNAL) Oleh : NETI BETRIA SARI
1 PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI (JURNAL) Oleh : NETI BETRIA SARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengandung sangsi terhadap pelanggarnya. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Disiplin dan tata tertib sekolah merupakan pedoman bagi sekolah untuk menciptakan suasana sekolah yang aman dan tertib sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar yang penting untuk kemajuan bangsa, karena dengan adanya pendidikan sebuah bangsa akan mencapai kemajuan, baik dalam pengembangan
Lebih terperinciPENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Eddi Artanti Puji Lestari L.A La.tanti@yahoo.co.id Abstract This study aims to determine whether parenting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat. Kualitas pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembahasan mengenai rendahnya mutu pendidikan di Indonesia bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini
Lebih terperinciMENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT
MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT Dwi Retno Aprilia, Aisyah Program Studi PGPAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email:
Lebih terperinciABSTRACT Keywords: Learning Discipline, Attention Of Parents, Learning Motivation and Learning Achievement
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMK N 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN,, 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciMINAT PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DI SMPN 2 RANTAU HJ. MAHRITTA
MINAT PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DI SMPN 2 RANTAU HJ. MAHRITTA Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat
Lebih terperinciUNIVERSITAS NAROTAMA termasuk Kriteria Perguruan Tinggi yang Pantas Menjadi Idaman
UNIVERSITAS NAROTAMA termasuk Kriteria Perguruan Tinggi yang Pantas Menjadi Idaman Sebelumnya saya ucapkan selamat bagi yang telah lulus SMA, SMK atau Sederajat. Bagi yang belum lulus, jangan berkecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana guru mengajar, berperilaku dan bersikap memiliki pengaruh terhadap siswanya (Syah, 2006). Biasanya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan
Lebih terperinciBAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN
BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis bentuk kenakalan siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan SDN 02
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu proses pembelajaran seperti metode mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum, manajemen
Lebih terperinciPERAN SERTA ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 2 Juli 2017, hal 119-124 PERAN SERTA ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA Ira Miranti 1, Nina Dwiastuty 2, Nurjanah 3 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,
Lebih terperinciHUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pembahasan terhadap hasil perhitungan data penelitian yang telah
BAB V PEMBAHASAN Pembahasan terhadap hasil perhitungan data penelitian yang telah melalui pengujian analisis statistik tentang pengaruh Motivasi Orang tua dan Bimbingan Orang Tua terhadap prestasi belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat merubah tingkah lakunya menjadi pribadi yang bermartabat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 Abstrak. Suci Dwi Novia Sari. K8409063. HUBUNGAN MOTIVASI
Lebih terperinciadalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman
Lebih terperinciPendidikan Biologi Volume 3, Nomor 3 September 2011 Halaman 72-78
Pendidikan Biologi Volume 3, Nomor 3 September 2011 Halaman 72-78 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia harus terus ditingkatkan kualitas pribadi, kemampuan berkarya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai sumber daya manusia tentu tidak bisa lepas dari masalah pendidikan sebagai salah satu pranata utama dalam pembangunan sumber daya manusia. Pendidikan
Lebih terperinci