POLA TATA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL MASA KOLONIAL DI KIDUL DALEM MALANG
|
|
- Yenny Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 POLA TATA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL MASA KOLONIAL DI KIDUL DALEM MALANG Lathiyfah Shanti Purnamasari, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Telp ABSTRAK Rumah tinggal kolonial sudah menjadi bagian dari sejarah arsitektur Indonesia. Keberadaannya selama beberapa dekade telah membawa warna tersendiri bagi arsitektur Indonesia. Fokus pembahasan dibatasi pada kajian pola tata ruang dalam pada rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem Malang. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan pola tata ruang dalam pada rumah tinggal kolonial yang terdapat pada permukiman masa pemerintah kolonial. Tujuan studi ini untuk mengetahui gambaran mengenai pola tata ruang dalam rumah tinggal kolonial, perubahan serta faktor penyebabnya. Metode yang digunakan, adalah metode deskriptif melalui survey lapangan dengan menetapkan variabel-variabel studi untuk menganalisis kasus rumah tinggal kolonial, dan kemudian ditabulasikan untuk didapatkan pola tata ruang dalam rumah tinggal kolonial. Hasil studi menunjukkan pola tata ruang dalam rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem memiliki zona publik di bagian depan rumah yang simetris hingga zona semipublik yang berupa selasar/koridor yang sekaligus berfungsi sebagai sumbu ruang. Fungsi rumah tinggal pada masa kolonial ini merupakan murni rumah tinggal. Saat ini, rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem telah mengalami perubahan tata ruang dalam disebabkan kebutuhan dasar manusia, kebutuhan identitas diri, perubahan gaya hidup, teknologi baru, faktor ekonomi, serta faktor politik. Kata kunci: pola tata ruang, rumah tinggal kolonial ABSTRACT Colonial house has already become a part of Indonesian architecture history. Its existence for several decades has brought its own color for the architecture in Indonesia. The focus of this study is limited to the spatial patterns of colonial house in Kidul Dalem. It is intended to describe the spatial patterns within the existing of colonial house settlement in the colonial period. The purpose of this study is to know the explanation of spatial pattern in a colonial house, the changes, and the contributing factor of their changes. Method used in this study is descriptive with field survey and determine by setting the variables to analyze a case of colonial house, and then tabulated to obtain the spatial patterns inbuilt in the colonial house. The results of this study shown that spatial patterns in the colonial house in Kidul Dalem has a public zone on the front of the house and is symmetrical zone in the semipublic form of hallway/corridor have a function as the axis of space. The function of the house in the colonial period is purely a residential. Currently, the south's of colonial house in Kidul Dalem has undergone changes in spatial structure due to basic of human needs, identity needs, lifestyle changes, new technologies, economic factors, as well as political factors. Key words: spatial pattern, colonial architecture house Pendahuluan Kota Malang mengalami perkembangan pesat pada masa pendudukan Belanda di Indonesia. Terutama setelah direncanakannya tahapan pengembangan kota yang dituangkan dalam rencana Bouwplan telah menyimpan perbendaharaan arsitektur yang sangat beragam, terutama pada masa pendudukan kolonial Belanda. Peninggalan masa kolonial yang banyak ditemukan di Kota Malang adalah rumah tinggal. Studi ini mengambil tata ruang dalam rumah tinggal sebagai objek studi karena pola tata ruang dalam terbentuk sesuai dengan latar belakang penghuninya. Latar belakang penghuni seperti latar belakang pendidikan, budaya, gaya hidup, mata pencaharian, 40 arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret 2010
2 maupun lingkungan dapat mempengaruhi kebiasaan serta kebutuhan ruang dalam rumah tinggal. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kasus bangunan rumah tinggal pada masa kolonial yang banyak mendapatkan pengaruh dari budaya bangsa-bangsa asing, terutama bangsa Belanda yang sedang menduduki Indonesia pada saat itu. Untuk mengetahui hal tersebut, perlu dilakukannya identifikasi dan analisis pola tata ruang dalam pada rumah tinggal dalam rumah tinggal pada masa kolonial dengan mengambil kasus Kawasan Kidul Dalem Kota Malang. Selain itu perlu pula dilakukan identifikasi dan analisis perubahan ruang dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pola tata ruang dalam tersebut. Studi ini dilakukan di daerah Kidul Dalem, karena Kidul Dalem merupakan daerah yang dekat dengan pusat kota. Kota Malang pada masa itu masih berupa kota kabupaten kecil di bawah Karesidenan Pasuruan, sehingga perkembangan arsitektur pada masa kolonial Kota Malang masa itu terpusat di alunalun/pusat kota; Metode Penelitian Studi pola ruang dalam pada kasus bangunan rumah tinggal kolonial ini, dilakukan dengan mengamati pola tata ruang dalam bangunan lewat gambar denah atau pengamatan langsung dan interview dengan penghuni untuk menggali data dokumenter, yaitu dengan metode deskriptif dan survey lapangan. Kasus bangunan yang diambil berdasarkan ciri bangunan yang terkait dengan permasalahan. Kriteria penentuan kasus bangunan, antara lain: a. Kasus bangunan berfungsi sebagai rumah tinggal dan terletak di Kidul Dalem. b. Rumah tinggal bercorak arsitektur kolonial dan dibangun pada periode kolonialisasi. c. Bangunan masih terawat, jika terdapat perubahan, perubahan yang terjadi masih dapat dilacak serta tidak dilakukan secara drastis merenovasi keseluruhan rumah sehingga kehilangan karakter kolonial yang ada. d. Bangunan masih dihuni atau ditempati oleh pemiliknya sehingga bisa mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk keperluan studi. e. Penghuni rumah mengizinkan peneliti untuk melakukan pengamatan. Bila tidak diizinkan, maka pemilik diminta menggambarkan denah serta perubahan yang terjadi. Setelah diadakan survei berdasarkan panduan kriteria di atas, didapatkan 11 kasus rumah tinggal kolonial (Tabel 1). Tiga kasus rumah tinggal kolonial tidak dijadikan objek studi kasus karena tidak diijinkan oleh pemiliknya. Tabel 1. Kasus Bangunan Rumah Tinggal Kolonial di Kidul Dalem No Nama Alamat 1. Ny. Uswatun Hasanah Jl. K.H. Zainul Arifin Gang Kabupaten no.3 2. Bp. Zainal Abidin Jl. K.H. Zainul Arifin gang IV no Bp. Wibowo Jl K.H. Zainul Arifin gang VI no Ny. Nurul Azizah Jl. K.H. Zainul Arifin gang IV no Bp. R. Indra Purnama Jl. K.H. Zainul Arifin gang IV no Bp. Abdul Hamid Jl. RTL No Ny. Maria ulfa Jl. K.H. Zainul Arifin gang IV no Bp. Diki Jl Aris Munandar gang 1 No Bp. Munawi Jl Aris Munandar gang 1/ Ny Lili Aminah Jl Zainul Arifin Gang 6/ Pondok Darul Hadist Jl Aris Munandar Gang 1 Data-data dari pengumpulan hasil survei primer dan sekunder yang telah didapat kemudian dideskripsikan dan dianalisis berdasarkan variabel yang telah ditetapkan. Variabel tersebut adalah: 1. Pola tata ruang dalam, meliputi fungsi ruang, sumbu ruang, simetrisitas ruang, serta zona ruang arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret
3 2. Perubahan tata ruang dalam, meliputi penambahan, perluasan, pembagian, dan perubahan fungsi ruang, serta perubahan tata ruang dalam 3. Faktor penyebab perubahan tata ruang dalam Hasil tersebut kemudian ditabulasikan sehingga didapatkan pola tata ruang dalam yang terdapat pada rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem. Hasil dan Pembahasan Lingkungan objek pengamatan terletak di salah satu kelurahan di Kecamatan Klojen. Lingkungan sekitar tapak terdiri atas beberapa kelurahan di antaranya, Kidul Dalem, Tremenggungan, Jodipan Kidul, dan Kudusan (Gambar 1). Sebelum tahun 1914, kawasan Kidul Dalem yang terletak dekat dengan pusat kota dan berada persis di belakang Kantor Kabupaten mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini berlangsung hingga masa Bouwplan I. Saat itu, alun-alun berfungsi sebagai pusat kota sekaligus pusat pemerintahan. Di derah Kidul Dalem terdapat rumah bupati dan patih karena lingkungan ini berdekatan dengan pusat pemerintahan, maka munculah nama Gang Kabupaten dan Gang Patih. Bahkan sebelumnya Gang Kabupaten memiliki akses langsung menuju kantor pemerintahan atau kantor bupati, namun kini aksesnya telah tertutup oleh pendirian rumah tinggal. Pada saaat itu, tidak terdapat aturan yang mengatur pembagian kapling atau lahan untuk mendirikan rumah tinggal. Lingkungan terkesan tidak teratur dan saat ini tambah semrawut dalam penataan. Banyak gang-gang kecil yang buntu dan tidak tertata dengan rapi oleh karena penggunanaan lahan untuk bangunan yang seenaknya. Dengan hal ini akses jalan tidak tertata dengan baik, apalagi pada gang-gang kecil. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah saat itu yang kurang memeperhatikan pemukiman selain pemukiman bangsa Eropa. Fokus pengembangan Kota Malang saat itu adalah pada area publik serta pemukiman Eropa. Permukiman rakyat baru diperhatikan oleh pemerintah kolonial mulai saat Bouwplan IV. Pada Kawasan Kidul Dalem terdapat beberapa area yang memiliki fungsi bangunan berbeda (Gambar 2). Pada umumnya bangunan yang terletak di pinggir jalan merupakan bangunan komersil, sedangkan bangunan-bangunan rumah tinggal berada di dalam gang-gang sempit. 42 arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret 2010
4 Pada daerah yang berada di dalam gang-gang terdapat peninggalan rumah-rumah tinggal yang berdiri pada masa kolonial (Gambar 3). Area Permukiman terletak di dalam gang-gang. Hal ini dipengaruhi oleh peraturan pengelompokan daerah perumahan berdasarkan kelompok etnis pada masa kolonialisasi. Pada masa itu, kaum pribumi banyak yang tinggal di dalam gang-gang Jalan KH. Zainul Arifin, terdapat 5 gang masuk, yaitu Gang Kabupaten, Gang IV atau dahulu disebut Gang Patih, Gang VI, Gang Arema, dan Gang VIII. Bangunan Rumah Tinggal Kolonial Gambar 3. Lokasi penelitian serta kasus bangunan rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem-Klojen. Dari studi kasus, dapat dilihat bahwa pola tata ruang dalam di Kidul Dalem adalah, sebagai berikut: Pola tata ruang dalam 1) Fungsi ruang Fungsi rumah tinggal pada masa kolonial ini umumnya merupakan murni rumah tinggal sejak awal dibangun hingga sekarang. Jika dilihat berdasarkan kebutuhan intensitas ruang (Gambar 4): Fungsi primer tidak begitu banyak kebutuhannya, tetapi tidak pula sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa luasan rumah masih dapat memenuhi kebutuhan dasar penghuni. Fungsi Sekunder berkisar antara cukup luas hingga sedang. Hal ini menunjukkan bahwa luasan rumah masih dapat memenuhi kebutuhan penghuni akan kebersamaan dan kekeluargaan. Fungsi tersier umumnya cukup luas, tetapi ada pula yang berkisar antara sedang hingga sempit. Hal ini menunjukkan bahwa luasan rumah pada umumnya masih dapat memenuhi kebutuhan penghuni akan aktualisasi diri. arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret
5 Gambar 4. Pola pembagian ruang berdasarkan intensitas kebutuhan pada rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem. Dapat dilihat bahwa intensitas kebutuhan ruang ini secara tidak langsung berhubungan dengan teori hierarkhy of needs (Marslow 1974). Fungsi primer dari rumah tinggal kolonial ini menunjukkan kebutuhan dasar penghuni, fungsi sekundernya menunjukkan kebutuhan akan rasa cinta dan kekeluargaan, sedangkan fungsi tersiernya menunjukkan kebutuhan akan aktualisasi diri (Gambar 5). Dari keseluruhan kasus rumah tinggal masa kolonial yang berada di Kidul Dalem, dapat dilihat bahwa kebutuhan-kebutuhan penghuni rumah sebagian besar sudah dapat mencapai aktualisasi diri. Hal ini disebabkan karena bangunan rumah tinggal kolonial pada masa tersebut dimiliki oleh orang-orang dengan strata sosial maupun ekonomi menengah ke atas, sehingga mereka dapat mencapai kebutuhan aktualisasi diri. Gambar 5. Hierarkhy of needs berhubungan dengan intensitas kebutuhan ruang. (Sumber: 1) Sumbu ruang Sumbu ruang yang dibentuk pada bangunan rumah tinggal masa kolonial di Kawasan Kidul Dalem secara fisik dan meruang dapat dilihat berupa sirkulasi ruangan. Sumbu ruang ini terbentuk dari titik-titik pintu ataupun jendela yang cukup visibel dan 44 arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret 2010
6 dapat membentuk sebuah garis dengan bentuk-bentuk dan ruang-ruang dapat disusun. Letaknya berada di tengah-tengah, umumnya juga berupa sumbu simetris (Gambar 6). Gambar 6. Pola sumbu ruang yang berupa selasar pada rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem. 2) Simetrisitas ruang Kesimetrian ruang dapat dilihat secara integral maupun parsial. Secara integral, rumah-rumah kolonial di Kidul Dalem tidak ada yang memiliki pola tata ruang dalam yang simetris. Namun, jika dilihat secara parsial, hampir keseluruhan kasus rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem memiliki kesimetrisan pada zona-zona publik, dan beberapa lagi hingga memasuki zona semi publik. Hal ini dikarenakan pemilik rumah ingin mengatualisasikan nilai estetika menurut mereka dalam bentuk simetri kepada pengunjung rumah, baik tamu, maupun orang yang melintas dan melihat fasade rumah Hal ini selaras dengan pendapat Mahbubani (2000), menyatakan bahwa banyak negara di Asia, termasuk beberapa negara di kawasan Asia Tenggara yang menganggap bahwa orang Eropa lebih unggul daripada orang Asia. Hal inilah yang menyebabkan penduduk pribumi banyak meniru arsitektur Eropa pada saat itu. Oleh karena bentuk bangunan yang dianggap estetis pada masa itu, sama seperti bangunan-bangunan kolonial yang umumnya memiliki denah simetris, maka rumahrumah yang berada di Kidul Dalem ini juga mengikuti nilai estetika yang berkembang pada masa tersebut, yaitu dengan memiliki rumah dengan denah simetris. Namun, karena kebutuhan lahan pada rumah tinggal membutuhkan efektifitas, maka untuk menunjukkan nilai-nilai estetika yang berlaku pada saat itu, para pemilik rumah tinggal kolonial ini mengaktualisasikan kesimetrisan bangunan pada area-area yang dilihat oleh orang luar, yaitu pada zona publik (Gambar 7). Untuk zona servis, tidak dijumpai kesimetrian. Hal ini dikarenakan pemilik rumah ingin mengatualisasikan nilai estetika menurut mereka dalam bentuk simetri kepada pengunjung rumah, baik tamu, maupun orang yang melintas dan melihat fasade rumah. arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret
7 Gambar 7. Simetrisitas ruang pada rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem. 3) Zoning ruang Zona ruang pada rumah tinggal masa kolonial di Kidul Dalem memiliki komposisi zona publik berada di bagian depan, setelah itu ditemukan zona semi publik yang berupa selasar. Di sebelah kanan dan kiri zona semi publik ini terdapat zona privat berupa kamar tidur. Di ujung selasar dapat dijumpai zona servis yang terletak di bagian belakang rumah. Komposisi ini sesuai dengan karakteristik bangunan rumah tingga kolonial (Handinoto 1996). (Gambar 8) Gambar 8. Zona ruang pada rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem sesuai dengan karakteristik bangunan rumah tingga kolonial. Sumber: Digambar ulang dari Handinoto (1996) 46 arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret 2010
8 Perubahan pola tata ruang dalam a. Penambahan ruang Penambahan ruang terdapat di area belakang rumah, yaitu pada halaman untuk memenuhi kebutuhan penghuni (Tabel 2), dikarenakan: o Halaman belakang merupakan halaman yang cukup luas, sehingga memungkinkan untuk penambahan ruang. o Halaman depan merupakan area publik yang dilihat oleh orang luar, yaitu pada zona publik. Pemilik rumah mengaktualisasikan kesimetrisan bangunan pada area yang dilihat oleh orang luar, yaitu pada zona publik ataupun zona semi publik. o Sifat ruang yang ditambahkan merupakan ruang yang bersifat privat maupun servis, sehingga penambahan ruang ini disesuaikan dengan kelompok zonanya. Tabel 2. Penambahan Ruang pada Halaman Belakang Kasus 1 Denah awal 1900 Perubahan 1940 Perubahan 2000 Keterangan Denah awal kasus 1 Denah 1920 Kasus I Denah 2002 Kasus I A : Halaman B : Teras C : Ruang Tamu D : Kamar Tidur E : kamar Mandi/WC F : Ruang Makan G : Dapur H : Sumur/area servis I : Kamar Anak (1940) Kamar kos (2000) J : Jemuran K : Halaman belakang L : R. anak (1940) R. makan kos (2000) b. Perluasan ruang Perluasan ruang jarang ditemukan pada studi kasus rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem. Hal ini dikarenakan untuk mewadahi perkembangan perilaku dan aktivitas penghuni rumah, pemilik rumah lebih memilih untuk melakukan penambahan, daripada memperluas ruangan. c. Pembagian ruang Pembagian ruang yang paling umum ditemukan pada kasus rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem adalah pada ruang tamu. Ruang tamu pada kasus-kasus ini dibagi dengan sekat-sekat yang bersifat non permanen sehingga masih dapat dilihat denah aslinya. Pembagian ruang pada ruang tamu ini umumnya dibagi untuk menambah jumlah kamar tidur (Gambar 12). Adapun penggunaan material sekat dengan menggunakan bahan non permanen dilakukan agar kesan simetris pada bangunan rumah tinggal kolonial ini masih dapat dirasakan oleh tamu yang berkunjung. Serta keinginan pemilik untuk mempertahankan karakteristik rumah tinggal kolonial yang simetris. arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret
9 Gambar 12. Pembagian ruang pada ruang tamu rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem pada kasus 3. d. Perubahan fungsi ruang Perubahan fungsi ruang pada kasus rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem tidak signifikan. Hal ini dikarenakan untuk mewadahi perkembangan perilaku dan aktivitas penghuni rumah, pemilik rumah lebih memilih untuk melakukan penambahan, daripada memperluas ruangan. Perubahan fungsi ruang yang dijumpai pada kasus rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem umumnya diawali dengan perubahan ruangan. Tidak dijumpai kasus dengan perubahan fungsi ruang secara langsung. e. Perubahan tata ruang dalam 1) Perubahan Fungsi Fungsi primer kasus-kasus studi adalah rumah tinggal. Sejak pertama dibangun hingga saat ini, fungsi primer bangunan tetap sama. Namun pada beberapa kasus, ditemukan penambahan fungsi, berupa fungsi sekunder. Untuk mendapatan penghasilan tambahan, penghuni rumah menambahkan fungsi sekunder pada rumah tinggal mereka. Fungsi sekunder yang umum ditemukan adalah tempat kos, kios untuk berjualan kebutuhan sehari-hari maupun menjual makanan. Selain itu, terdapat kasus rumah tinggal kolonial yang memiliki fungsi sekunder sebagai markas gerakan kemerdekaan serta kantor hizbullah pada saat itu. Hal ini disebabkan oleh pergolakan politik yang terjadi pada masa kolonialisme pada saat itu. Dilihat dari intensitas kebutuhan ruang, umumnya rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem ruangannya memiliki ruangan dengan fungsi primer seperti kamar tidur dan kamar mandi mengalami penambahan yang cukup massif. Salah satu kasusnya dapat dilihat pada kasus 7 (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama, rumah tinggal yang semakin banyak penghuninya semakin berkurang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin tinggi berdasar teori hierarchy of needs bagi pemilik rumah (Marslow 1974). 48 arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret 2010
10 Tabel 3. Perubahan Intensitas Fungsi Ruang pada Kasus 7. Sebelum perubahan Sesudah perubahan Keterangan Fungsi Primer Fungsi Sekunder Fungsi Tersier Denah awal pada kasus 7. Denah sekarang pada kasus 7 A : Teras B : R. Tamu C : Kamar Tidur D : Sirkulasi/koridor E : Ruang keluarga F : Kios G : Dapur H : WC I : KM 2) Perubahan Sumbu Sumbu ruang pada kasus-kasus rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem umumnya merupakan sirkulasi yang ada di dalam rumah. Sumbu ruang ini dapat berupa koridor atau selasar di tengah rumah. Seiring dengan bertambahnya pelaku dan aktivitas yang menyebabkan berubahnya pola tata ruang dalam pada rumah tinggal kolonial, menyebabkan pula beberapa karakteristik tata ruang dalam pada rumah-rumah tinggal banyak berubah. Namun tidak demikian dengan sumbu ruang. Sumbu ruang pada kasus-kasus rumah tinggal kolonial tidak banyak mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan perubahan tata ruang dalam pada rumah tinggal kolonial umumnya berupa penambahan ruang di halaman belakang yang masih kosong. Namun, bangunan aslinya tetap terjaga sehingga sumbu ruang yang berupa sirkulasi pada bangunan utama rumah tinggal tidak mengalami perubahan (Gambar 13). 3) Perubahan Simetrisitas Pada umumnya sumbu simetrisitas ruang pada rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem juga dilihat secara integral tidak simetris. Ketidaksimetrisan ruang secara integral ini tidak mengalami perubahan pada kasus rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem. Setelah mengalami beberapa perubahan pada tata ruang dalam, tidak ada rumah yang kemudia berubah menjadi simetris. Namun, jika dilihat secara integral, ruangan yang memiliki kesimetrisan adalah pada zona publik hingga semipublik. Dengan adanya perubahan tata ruang dalam yang terjadi umumnya ruang-ruang yang simetris menjadi semakin berkurang, arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret
11 sedangkan zona publik berupa halaman atau beranda depan tetap dijaga kesimetrisannya (Gambar 14). Hal ini dilakukan agar kesan simetris yang melekat pada pada bangunan rumah tinggal kolonial masih dapat dirasakan oleh tamu yang berkunjung. Serta keinginan pemilik untuk mempertahankan karakteristik rumah tinggal kolonial yang simetris. Gambar 13. Sumbu ruang yang menerus pada rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem Kasus 1. Gambar 14. Perubahan simetrisitas pada rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem Kasus 3. 4) Perubahan zoning Perubahan zoning yang ditemukan pada kasus rumah tinggal kolonial di Kidul dalem umumnya cukup masif pada bagian belakang rumah. Zona semipublik berupa halaman belakang umumnya berubah menjadi zona privat ataupun zona servis. Hal ini dikarenakan perubahan tata ruang dalam yang terjadi pada bangunan kolonial di Kidul Dalem berupa penambangan ruang di baian belakang rumah. Kerena penambahan ruang inilah, maka banyak zoning terutama pada bagian belakang rumah berubah. Perubahan zona di bagian belakang rumah menjadi privat atau servis dilaterbelakangi oleh peningkatan jumlah pelaku dan aktivitas yang semakin banyak. Oleh karena itu, zona-zona yang mewadahinya umumnya adalah zona privat seperti kebutuhan kamar tidur tambahan, serta zona servis seperti penambahan kamar mandi/wc untuk karena pertambahan penghuni. Karena perubahan tata ruang dalam yang umumnya merupakan pertambahan ruang yang menyesuaikan dengan bagunan awal, maka dapat ditemukan zona rumah yang tidak terkelompokkan dengan baik dan berpencar-pencar, sehingga kelompok aktivitas pelaku menjadi tidak tekelompokkan dengan baik (Tabel 4). 50 arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret 2010
12 Tabel 4. Perubahan Zoning Bangunan Ny Lili Aminah Denah awal 1900 Perubahan 1940 Keterangan Denah awal pada kasus 10 Denah1940 pada kasus 10 A : Halaman B : Ruang Tamu C : Kamar Tidur D : Koridor E : Ruang Reparasi F : Ruang Keluarga G : Dapur H : Tempat Cuci I : KM J : WC K : Musollah L : Sumur M : Gudang Faktor penyebab perubahan pola tata ruang dalam Kebutuhan dasar manusia Bertambahnya jumlah penghuni dapat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan kamar tidur bagi penghuni baru. Selain itu, diperlukan juga penambahan KM/WC dan penghuni beraktivitas pada waktu yang bersamaan di pagi hari. Kebutuhan identitas diri Kamar tidur pribadi merupakan identitas diri. Seperti ditemukan pada beberapa kasus rumah tinggal kolonial. Awalnya satu kamar untuk anak-anak sudah cukup, tetapi setelah anak bertambah besar dibutuhkan kamar tidur untuk mengaktualisasikan diri bagi anak. Perubahan gaya hidup Terjadi pada kasus 3, karena rumah sering ini dijadikan tempat berkumpul keluarga, maka ruang makan yang menjadi tempat berkumpul keluarga diperluas sebaga wadah sosialisai keluarga besar (Gambar 15). Teknologi baru Kamar mandi/wc umumnya terletak terpisah deri banguna utama, hal ini dikarenakan teknologi sanitasi saat itu masih terbatas, kemudian penambahan kamar mandi/wc semakin dekat dengan bangunan utama karena telah ditemukan teknologi sanitasi yang tidak menumbulkan bau. Faktor ekonomi Fungsi sekunder yang ditemukan pada kasus-kasus rumah tinggal di Kidul Dalem adalah tempat usaha. Penambahan fungsi sekunder ini umumnya dilatarbelakangi oleh faktor finansial. arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret
13 Untuk mendapatan penghasilan tambahan, penghuni rumah menambahkan fungsi sekunder pada rumah tinggal mereka. Fungsi sekunder yang umum ditemukan adalah tempat kos, kios untuk berjualan kebutuhan sehari-hari maupun menjual makanan. Faktor politik Terjadi pada studi kasus 2, akibat konstelasi politik pada saat itu, membangkitkan semangat pergerakan kemerdekaan dengan struktur terorganisasi, sehingga dibuatlah kantor pergerakan Hisbullah di rumah ini. Namun, ruangan yang digunakan sebagai kantor hanyalah pada zona-zona publik saja (Gambar 16). Gambar 15. perluasan ruang makan di Kidul Dalem kasus 3. Gambar 16. Ruang bersifat publik mengalami berbagai perubahan fungsi pada kasus 2. Setelah diketahui, faktor penyebab perubahan tata ruang dalam ini dapat dikroscek dengan teori perubahan (Habraken 1976; Sari 2007) (Gambar 17). Gambar 17. Sebab-sebab perubahan pada rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem dikroscek dengan teori perubahan. (Sumber: Habraken 1976; Sari 2007) 52 arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret 2010
14 Setelah dikroscek dengan teori perubahan dapat dilihat bahwa faktor perubahan tata ruang dalam pada rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem sesuai dengan teori Habraken (1976) dan dua poin dari teori perubahan menurut Sari (2007). Simpulan 1. Pola tata ruang dalam rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem memiliki zona publik di bagian depan rumah yang simetris hingga zona semipublik yang berupa selasar/koridor yang juga sekaligus berfungsi sebagai sumbu ruang. Fungsi rumah tinggal pada masa kolonial ini merupakan murni rumah tinggal. 2. Perubahan tata ruang dalam rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem cukup besar. Namun, perubahan ini berupa penambahan ruang sehingga tidak mengubah bangunan aslinya. 3. Faktor penyebab perubahan tata ruang dalam rumah tinggal kolonial di Kidul Dalem adalah kebutuhan dasar manusia, kebutuhan identitas diri, perubahan gaya hidup, teknologi baru, faktor ekonomi, serta faktor politik. Daftar Pustaka Habraken, NJ Variations: The systematic Design of Supports, Lab. Of Architecture and Planning at, Cambridge, Mass: MIT Handinoto Perkembangan Kota Malang pada Zaman Kolonial ( ). Surabaya: Universitas Kristen Petra Mahbubani, K Can Asians Think? Singapura: Marshall Cavaris International (Asia) Private Limited (diakses 5 Mei 2010) Copyright 2010 by Antariksa arsitektur e-journal, Volume 3 Nomor 1, Maret
Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang
Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciSUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU
SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU Maharani Puspitasari 1, Antariksa 2, Wulan Astrini 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES Agustina Putri Ceria, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145
Lebih terperinciMorfologi Spasial Hunian di Desa Wisata Sendangduwur Kabupaten Lamongan
Morfologi Spasial Hunian di Desa Wisata Sendangduwur Kabupaten Lamongan Meirinda Putri Aristyani 1, Lisa Dwi Wulandari 2, Sri Utami 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPOLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA
POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA Yazid Dwi Putra Noerhadi 1, Antariksa 2, dan Abraham Mohammad Ridjal 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN Jurnal Ilmiah Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: PIPIET GAYATRI SUKARNO 0910651009 KEMENTERIAN
Lebih terperinciPERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG
PERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG Parada Ichwan Parnanda, Herry Santosa, Iwan Wibisono Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN UTAMA KOMPLEKS ASRAMA KOREM 081/DSJ MADIUN (EKS MIDDELBARE BOSCHBOUWSCHOOL TE MADIOEN)
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN UTAMA KOMPLEKS ASRAMA KOREM 081/DSJ MADIUN (EKS MIDDELBARE BOSCHBOUWSCHOOL TE MADIOEN) Rizki Nimas Exacti¹, Antariksa², Noviani Suryasari² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO Ramadhani Puspa Pratami Putri¹, Antariksa², Noviani Suryasari² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPerubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo
Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo Damianus Andrian 1 dan Chairil Budiarto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN KANTOR BAKORWIL IV JATIM PAMEKASAN
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KANTOR BAKORWIL IV JATIM PAMEKASAN Yanita Ayu Mardlatillah 1, Antariksa 2, Noviani Suryasari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Univesitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciSIMETRISITAS RUANG PADA RUMAH TINGGAL KUNO DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG
SIMETRISITAS RUANG PADA RUMAH TINGGAL KUNO DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG Rizky Tirta Putri Supriyadi, Antariksa, Noviani JurusanArsitektur, FakultasTeknik, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono no
Lebih terperinciEKSPLORASI DENAH RUMAH TINGGAL DI LAHAN MAGERSARI
Eksplorasi Denah Rumah Tinggal di Lahan Magersari (Ronim Azizah) EKSPLORASI DENAH RUMAH TINGGAL DI LAHAN MAGERSARI Ronim Azizah Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SPASIAL BANGUNAN GEREJA IMMANUEL JAKARTA
KARAKTERISTIK SPASIAL BANGUNAN GEREJA IMMANUEL JAKARTA Muhammad Gardian Novandri 1, Antariksa 2, Noviani Suryasari 2 1 Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Arsitektur/Fakultas
Lebih terperinciPerubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)
Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Umamah Al Batul 1 dan Rinawati P. Handajani 2 1 Mahasiswi Jurusan Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan
Lebih terperinciMorfologi Spasial Lingkungan di Kawasan Malabar-Merbabu Malang
Morfologi Spasial Lingkungan di Kawasan Malabar-Merbabu Malang Previa Sandyangsani 1, Sigmawan Tri Pamungkas 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Jurusan Arsitektur Fakultas/Teknik Universitas, Brawijaya Malang 2
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang
Lebih terperinciKARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG
KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP HIJAB PADA RUMAH TINGGAL PERKOTAAN
PENERAPAN KONSEP HIJAB PADA RUMAH TINGGAL PERKOTAAN Ronim Azizah Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417
Lebih terperinciPOLA RUANG DALAM BANUA TONGKONAN DAN BANUA BARUNG- BARUNG DI DUSUN TONGA, KELURAHAN PANTA'NAKAN LOLO, TORAJA UTARA
POLA RUANG DALAM BANUA TONGKONAN DAN BANUA BARUNG- BARUNG DI DUSUN TONGA, KELURAHAN PANTA'NAKAN LOLO, TORAJA UTARA Christabel Annora P. Parung¹, Antariksa², Noviani Suryasari² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Lebih terperinciBAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK
BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1. Profil Proyek Perencanaan Hotel Wisma NH berada di jalan Mapala Raya no. 27 kota Makasar dengan pemilik proyek PT Buanareksa Binaperkasa. Di atas tanah seluas 1200 m2
Lebih terperinciPRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG
PRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG 1 Ita Roihanah Abstrak Hunian merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari dasar kebutuhan hidup pertama manusia. Hunian berada pada
Lebih terperinciTERITORI RUANG PADA RUMAH PRODUKTIF BATIK DI KAUMAN, PEKALONGAN JAWA TENGAH
TERITORI RUANG PADA RUMAH PRODUKTIF BATIK DI KAUMAN, PEKALONGAN JAWA TENGAH Space Territory of Batik Productive House in Kauman, Pekalongan - Central Java Etty. R. Kridarso 1 1 Dosen Biasa Jurusan Arsitektur
Lebih terperinciTIPOLOGI WAJAH BANGUNAN RUMAH KUNO DI DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG
TIPOLOGI WAJAH BANGUNAN RUMAH KUNO DI DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG Vivi Sintiasari 1, Antariksa 2, Noviani Suryasari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Univesitas Brawijaya 2 Dosen
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciBAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)
BAB III ANALISIS BAB III ANALISIS 3.1 ANALISIS BATAS DAN BENTUK TAPAK 3.1.1 Desain Eksisting Lahan dengan luas netto 445,5 m² seluruhnya di gunakan sebagai perancangan bangunan Rumah Kost tanpa Lahan Parkir.
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian
BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEGIATAN PEMBENTUKAN RUANG LUAR RUKO PADA KORIDOR JALAN DI KAWASAN PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG. Elong Pribadi**) dan Suning*)
IDENTIFIKASI KEGIATAN PEMBENTUKAN RUANG LUAR RUKO PADA KORIDOR JALAN DI KAWASAN PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG Elong Pribadi**) dan Suning*) Abstrak Salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan adalah tersedianya
Lebih terperinciKarakter Visual Bangunan Utama Kompleks Asrama Inggrisan Kota Banyuwangi
Karakter Visual Bangunan Utama Kompleks Asrama Inggrisan Kota Banyuwangi Agustinha Risdyaningsih, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono
Lebih terperinciDENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1
0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum
Lebih terperinciKONSEP PENGOLAHAN DESAIN RUMAH TUMBUH. Nursyarif Agusniansyah 1, Kurnia Widiastuti 2
ISSN : 0853-2877 Konsep MODUL Pengolahan vol 16 NO Desain 1 Januari Rumah Juni Tumbuh 2016 KONSEP PENGOLAHAN DESAIN RUMAH TUMBUH Nursyarif Agusniansyah 1, Kurnia Widiastuti 2 1) Dosen Prodi Arsitektur
Lebih terperinciKonsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya
Konsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya Ratna Puspitasari 1, Faza Wahmuda 2 Jurusan Desain Produk, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Email: ratna.puspitasari03@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP. c) Fasilitas pendukung di hotel (event-event pendukung/pengisi kegiatan kesenian di hotel)
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Menitikberatkan HERITAGE sebagai acuan dasar konsep perancangan agar menjadi pertimbangan dalam perencanaan dan wujud produknya, meliputi antara lain: a) Aspek arsitektural
Lebih terperinciPerancangan Kembali Pasar Tawangmangu di Kota Malang
Perancangan Kembali Pasar Tawangmangu di Kota Malang Setyawan Wisnu Wardana dan Tito Haripradianto Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono No.169 Malang, 65145 Telp (0341)
Lebih terperinciEVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA
EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciPOLA PENGEMBANGAN RUMAH DI KAMPUNG KOTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
POLA PENGEMBANGAN RUMAH DI KAMPUNG KOTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Nina Nurdiani Jurusan Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Bina Nusantara Jln K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,
Lebih terperinciJUDUL TESIS KONSEP PERANCANGAN RUMAH SUSUN BAGI PEDAGANG PASAR STUDI KASUS : PASAR OEBA, KELURAHN FATUBESI, KOTA KUPANG
JUDUL TESIS KONSEP PERANCANGAN RUMAH SUSUN BAGI PEDAGANG PASAR STUDI KASUS : PASAR OEBA, KELURAHN FATUBESI, KOTA KUPANG LATAR BELAKANG PENDAHULUAN : a) Hunian merupakan kebutuhan dasar manusia, dan hak
Lebih terperinciMinggu 2 STUDI BANDING
1 Minggu 2 STUDI BANDING TUJUAN Tujuan dari Studi Banding adalah belajar dari karya-karya arsitektur terdahulu menganalisis dan mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya. Dalam mata kuliah Perancangan Arsitektur,
Lebih terperinciBentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Bentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng Pratiwi Mushar (1), Victor Sampebulu (1) tiwiarch19@gmail.com (1) Labo bahan, struktur dan kontruksi
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo merupakan tempat dimana anak-anak terlantar dapat tinggal, terpenuhi kebutuhannya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pasar Oeba selain sebagai layanan jasa komersial juga sebagai kawasan permukiman penduduk. Kondisi pasar masih menghadapi beberapa permasalahan antara lain : sampah
Lebih terperinciPOLA PERMUKIMAN INDIS KARYA KARSTEN STUDI KASUS : KWARASAN, MAGELANG
POLA PERMUKIMAN INDIS KARYA KARSTEN STUDI KASUS : KWARASAN, MAGELANG Wahyu Utami Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan ABSTRACT The purpose of this paper is to describe
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT
KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT Dewa Gde Agung Wibawa 1, Antariksa 2, Abraham M. Ridjal 2 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPenerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 218 Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal Ariq Amrizal Haqy, dan Endrotomo Departemen Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi
Lebih terperinciPENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI
PENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI Ratna Puspitasari 1 *, Muhammad Faqih 2, Happy Ratna Santosa 3 Pascasarjana Arsitektur,
Lebih terperinciADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA
647 ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA SPATIAL ADAPTATION OF RESIDENT IN DABAG SIMPLE FLATS SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Muhamad Arif Afandi, Pendidikan Seni Rupa,
Lebih terperinciPeranan Ibu Rumah Tangga Terhadap Terciptanya Ruang Publik Di Kawasan Padat Penduduk Pattingalloang Makassar
Received: March 2017 Accepted: March 2017 Published: April2017 Peranan Ibu Rumah Tangga Terhadap Terciptanya Ruang Publik Di Kawasan Padat Penduduk Pattingalloang Makassar Indah Sari Zulfiana 1* 1 Program
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik
BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang
Lebih terperinciFakultas Teknik Universitas PGRI Semarang Abstract
PENATAAN TAMAN TEJOKUSUMO KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL Fakultas Teknik Universitas PGRI Semarang bagus_priyatno@yahoo.co.id; ndaruharsut@gmail.com Abstract The background of this study is to help and enhance
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.
BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai
Lebih terperinciTATA LETAK RUANG HUNIAN-USAHA PADA RUMAH LAMA MILIK PENGUSAHA BATIK KALANGBRET TULUNGAGUNG
TATA LETAK RUANG HUNIAN-USAHA PADA RUMAH LAMA MILIK PENGUSAHA BATIK KALANGBRET TULUNGAGUNG Rizky Amelia, Antariksa, Noviani Suryasari 3 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,3
Lebih terperinci5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN DATA
BAB II TINJAUAN DATA A. Tinjauan Umum 1. Tinjauan terhadap Rumah Tinggal a. Pengertian Rumah tinggal 1. Salah satu sarana tempat tinggal yang sangat erat kaitannya dengan tata cara kehidupan masyarakat.
Lebih terperinciTATA RUANG DALAM RUMAH SEDERHANA T-54 PERUMAHAN KEDUNG BADAK BARU BOGOR DITINJAU DARI PENCAHAYAAN
TATA RUANG DALAM RUMAH SEDERHANA T-54 PERUMAHAN KEDUNG BADAK BARU BOGOR DITINJAU DARI PENCAHAYAAN Mochammad Ardi Prayoga 1, Hartanto Budiyuwono 2, Rahadian Prajudi 3 Magister Arsitektur, Program Pascasarjana,
Lebih terperinciKAJIAN SPIRIT OF PLACE KAMPUNG MADRAS MEDAN SKRIPSI OLEH. Sylvia Harapan
KAJIAN SPIRIT OF PLACE KAMPUNG MADRAS MEDAN SKRIPSI OLEH Sylvia Harapan 100406042 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 KAJIAN SPIRIT OF PLACE KAMPUNG MADRAS MEDAN
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas
Lebih terperinciPERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.
PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh Carolina 1301028500 08 PAR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciKOMPONEN PADA ELEMEN FASADE MASJID AGUNG JAMI MALANG PERIODE 1910, 1940, DAN 2016
KOMPONEN PADA ELEMEN FASADE MASJID AGUNG JAMI MALANG PERIODE 1910, 1940, DAN 2016 Rizka Pramita Kusumawardhani, Noviani Suryasari, Antariksa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan
Lebih terperinciBAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,
BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang
Lebih terperinciSTRATEGI PENYELESAIAN RUMAH TINGGAL ISLAMI BERLAHAN SEMPIT DI KAMPUNG CEMANI (Desain Kreatif Perumahan Berbasis Keterbatasan)
STRATEGI PENYELESAIAN RUMAH TINGGAL ISLAMI BERLAHAN SEMPIT DI KAMPUNG CEMANI (Desain Kreatif Perumahan Berbasis Keterbatasan) Muhammad Haedar Anas 1, Yusuf Eko Utomo 2 dan Qomarun 3 1,2,3 Program Studi
Lebih terperinciPERUBAHAN FUNGSI HUNIAN MENJADI FUNGSI KOMERSIAL Studi Kasus: Jln Bintaro Utama 3, Sektor 3 Bintaro Jaya
PERUBAHAN FUNGSI HUNIAN MENJADI FUNGSI KOMERSIAL Studi Kasus: Jln Bintaro Utama 3, Sektor 3 Bintaro Jaya Anggraeni Dyah S. Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Jl. Raya
Lebih terperinci1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL
1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL SIMBOL LANGGAM JAWA GAMBAR 1 GAMBAR 2 GAMBAR 3 GAMBAR 5 SIMBOL DESIGN YANG PERTAMA INI MENGGUNAKAN LANGGAM JAWA YANG SAYA LETAKKAN DI FRAME JENDELA GAMBAR 1 GAMBAR 6
Lebih terperinciKARAKTER INDIS KAWASAN SAGAN LAMA YOGYAKARTA
KARAKTER INDIS KAWASAN SAGAN LAMA YOGYAKARTA Hatta Musthafa Adham Putra. Staf Pengajar Program Studi Arsitektur, Jurusan Desain Politeknik Negeri Samarinda E-mail: hattamusthafa@gmail.com ABSTRACT Old
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Aplikasi Konsep Aplikasi konsep recreative design diaplikasikan pada bentukan masa yang terpisah untuk setiap fungsi yang berbeda. Setiap masa bangunan dipisahkan oleh ruang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR
ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR Oleh : Ririn Dina Mutfianti, MT Desain Arsitektur Jurusan Arsitektur-Universitas Widya Kartika Kenapa harus menganalisis Site? Karena : 1. Sebagian besar bangunan
Lebih terperinciARSITEKTUR FASADE BANGUNAN RUMAH TINGGAL KOLONIAL BELANDA DI KAWASAN NYAI AGENG AREM-AREM GRESIK
ARSITEKTUR FASADE BANGUNAN RUMAH TINGGAL KOLONIAL BELANDA DI KAWASAN NYAI AGENG AREM-AREM GRESIK Frisa Rizienta, Antariksa Sudikno, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Lebih terperinciDOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang
Lebih terperinciMILIK UKDW. Rumusan masalah
Rumusan masalah Bagaimana mendisain kantor bupati kabupaten Nagekeo di Mbay, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur yang mampu mengatasi kekurangan kebutuhan jumlah ruang-ruang sehingga dapat mewadahi semua kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciPENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI
PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI Riky Dony Ardian, Ana Hardiana, Rufia Andisetyana Putri Program Studi
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang perilaku warga di rumah tinggal di kawasan pantai Purus kota Padang, maka telah di dapatkan jawaban tentang bagaimana orang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni Musik Blues menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari masyarakat maupun
Lebih terperinciKarakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang
Karakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang Gevi Vembrista Nirwana Permai Permadi dan Antariksa Sudikno Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,
Lebih terperinciKAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D
KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciTESIS RA MODEL PERUMAHAN PRODUKTIF OLAHAN HASIL LAUT: SINERGI RUANG DOMESTIK DAN RUANG PRODUKSI
TESIS RA 092388 MODEL PERUMAHAN PRODUKTIF OLAHAN HASIL LAUT: SINERGI RUANG DOMESTIK DAN RUANG PRODUKSI ADINDA SIH PINASTI RETNO UTAMI 3211.201.007 DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Happy Ratna S., M.Sc, Ph.D
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 terjadi gelombang migrasi besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli kontrak akibat
Lebih terperinciASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA
BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA SULAWESI SELATAN DI YOGYAKARTA 5.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1.1. Penentuan Zoning Pembagian zone ruang pada
Lebih terperinciUnsur ² Perancangan Ruang : KEBUTUHAN RUANG FUNGSI RUANG KEGIATAN. R u a n g F u n g s i o n a l & S p a t i a l RG. KELUARGA. Rg.
O r g a n i s a s i R u a n g F u n g s i o n a l & S p a t i a l Unsur ² Perancangan Ruang : FUNGSI RUANG KEBUTUHAN RUANG KEGIATAN RG. KELUARGA RG. TIDUR Rg. Duduk bersama Rg. Tidur Santai, duduk², melihat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA
IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA Vippy Dharmawan 1, Zuraida 2 1+2 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo Nomor 59 Surabaya
Lebih terperinciPEMBUATAN DATABASE BANGUNAN PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH (PAKYM) SURAKARTA. Fakultas Teknik **)
PEMBUATAN DATABASE BANGUNAN PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH (PAKYM) SURAKARTA Nurhasan *), Sofyan Anif **), Indrawati *),, Rahman HP *), Joko Supono *) *) Fakultas Teknik **) Fakultas Keguruan
Lebih terperinciPerkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta Augustinus Madyana Putra (1), Andi Prasetiyo Wibowo
Lebih terperinciPola Perubahan Rumah Subsidi dan Dampaknya bagi Kenyamanan Penghuni
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pola Perubahan Rumah Subsidi dan Dampaknya bagi Kenyamanan Penghuni Faizah Mastutie (1), Suridjadi Supardjo (2), Racmat Prijadi (3) (1) Perumahan dan Permukiman, Budaya dan Perilaku,
Lebih terperinciKARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG
KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG Anisa Riyanto¹, Antariksa², Noviani Suryasari ² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya ²Dosen Jurusan
Lebih terperinciRUANG SOSIAL RUMAH TRADISIONAL BAANJUNGAN DI BANJARMASIN
RUANG SOSIAL RUMAH TRADISIONAL BAANJUNGAN DI BANJARMASIN Muhammad Rifqi, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jln. Mayjen Haryono No. 167 Malang
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG Cyndhy Aisya T 1, Antariksa 2 dan Noviani Suryasari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran
Lebih terperinciTRANSFORMASI FASADE RUKO (STUDI KASUS DI KORIDOR MAYJEND SUTOYO SISWOMIHARDJO, MEDAN) SKRIPSI OLEH RIFQI SUDRAJAT
TRANSFORMASI FASADE RUKO (STUDI KASUS DI KORIDOR MAYJEND SUTOYO SISWOMIHARDJO, MEDAN) SKRIPSI OLEH RIFQI SUDRAJAT 100406036 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 TRANSFORMASI
Lebih terperinciPENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA BANGUNAN DI KORIDOR JL. BASUKI RACHMAT KAYUTANGAN MALANG
PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA BANGUNAN DI KORIDOR JL. BASUKI RACHMAT KAYUTANGAN MALANG Afief Fithrotun Nisa 1, *), Purwanita Setijanti 2) dan Christiono Utomo 3) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi
Lebih terperinciIdentifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-254 Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir Della Safira dan Ema Umilia Departemen
Lebih terperinciPELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT
PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT Dion Farhan Harun, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang
Lebih terperinciBAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI
BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI 5.1. Konsep Pengolahan Lahan Rusuna Bertingkat Tinggi 5.1.1. Skenario Pengolahan Lahan Gambar 5.1. Skenario pengolahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya hotel-hotel baru bertarif ekonomis (budget) menjadi fenomena baru. Posisinya yang berada antara guest house dan hotel bintang 3 menarik para pebisnis dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV didapatkan temuan-temuan mengenai interaksi antara bentuk spasial dan aktivitas yang membentuk karakter urban
Lebih terperinciTipologi Rumah Tinggal dengan Harga Rp Juta di Yogyakarta
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Tipologi Tinggal dengan Harga Rp.100-200 Juta di Yogyakarta Aditiyanto Tri Prabowo (1), Muhammad Sani Roychansyah (1) aditiyanto.tri.prabowo@mail.ugm.ac.id (1) Program Strudi S2
Lebih terperinci