Kata Kunci: Kemasan, Label Pangan, Pelaku Usaha, Perlindungan Konsumen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci: Kemasan, Label Pangan, Pelaku Usaha, Perlindungan Konsumen"

Transkripsi

1 1 PERLINDUNGAN KONSUMEN PANGAN MELALUI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IBM) PADA UMKM PENGOLAH PANGAN DALAM PENGEMASAN DAN PELABELAN DI KOTA PONTIANAK Oleh: Afra Roki, S.H., LL.M. 1 ABSTRAK Industri rumah tangga yang pada umumnya termasuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya di Kota Pontianak merupakan kelompok industri yang cukup signifikan dalam menghasilkan produk olahan pangan. Mengingat produk pangan UMKM yang umumnya proses produksinya juga masih sederhana, sisi tampilan produk (packaging/ kemasan) juga masih sangat sederhana dan cenderung kurang memperhatikan standar kemasan (belum memenuhi standar sanitasi dan kesehatan sesuai ketentuan undang-undang). Tingkat pengetahuan yang minim membuat seorang pelaku usaha kecil kurang mencermati produk pangan yang dihasilkannya. Misalnya kemasan yang seadanya saja (asal dibungkus), sehingga selain kurang menarik juga berpotensi rusak dan menimbulkan kontaminasi yang berbahaya bagi kesehatan. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) melarang pelaku usaha memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang dimaksud. Kewajiban untuk memenuhi standar kemasan pangan dalam rangka mewujudkan produk pangan yang aman ini sangat erat kaitannya dengan kewajiban pelabelan pangan. Kegiatan IbM ini dilaksanakan untuk memberikan pembinaan UMKM dalam hal pengemasan dan pelabelan produk pangan, sebab kemasan pangan berfungsi sebagai daya tarik dan filter dari kualitas produk pangan. Program IbM ini dilaksanakan dengan melakukan pembinaan dalam hal pengemasan dan pelabelan produk pangan yang dihasilkan oleh mitra UMKM agar memenuhi ketentuan label pangan. Selain publikasi, produk luaran lain dari kegiatan IbM ini adalah Bahan Ajar. Kata Kunci: Kemasan, Label Pangan, Pelaku Usaha, Perlindungan Konsumen 1 Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura, Pontianak

2 2 ABSTRACT Domestic industries, generally including Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs/ UMKM), particularly in Pontianak, are significant industrial group in producing processed food products. Since SMEs/ UMKM s food products also generally still simple in production process, their product packagings are also still very simple and tend to pay less attention to the standard of package, so they don t meet the requirements of the sanitation and health law standards. Lack of knowledges results the less attention from small enterprises to food products they produced. For example, the very simple packaging pickup only perfunctory wrapped, so it is less attractive, potentially damaged, then causes the contamination that harmful to health. The Consumer Protection Act Number 8 of Year 1999 (UUPK) prohibits enterprises trading the damaged, defective or used and polluted goods without providing complete and correct information on goods. The obligation to meet the standards of food packaging in order to realize a safe food product is closely related to the compulsory labeling of food. This research activity was held to provide guidance to SMEs/ UMKM in terms of packaging and labeling of food products, because it is served as attraction and filter of food products quality. This program was implemented by providing guidance to SMEs/ UMKM food products in order to meet the requirements of food packaging and labeling. In the end, aside the publication, this activity also resulted teaching material as outcomes. Keywords: Food Packaging, Food Label, Enterprises, Consumer Protection

3 3 A. GAMBARAN UMUM Pertumbuhan ekonomi yang positif dapat dilihat dari geliat sektor riil masyarakat, salah satunya dalam bidang perindustrian dan perdagangan. Perkembangan dalam bidang ini salah satunya ditandai dengan eksistensi industri rumah tangga, tempat tumbuhnya beragam industri rumah tangga, yang berdampak pada beragamnya variasi barang dan jasa yang dihasilkan dan peningkatan taraf perekonomian masyarakat. Industri rumah tangga yang pada umumnya termasuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya di Kota Pontianak, merupakan kelompok industri yang cukup signifikan dalam menghasilkan produk olahan pangan. Data Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Pontianak tentang Industri Kecil, Menengah, dan Besar Kota Pontianak Tahun memperlihatkan bahwa bidang pengolahan pangan masih didominasi oleh sektor industri kecil. Fenomena beredarnya produk pangan yang dihasilkan oleh kelompok industri ini, memperlihatkan bahwa produk industri UMKM memiliki prospek masa depan yang baik mengingat pangsa pasarnya lebih luas, yakni masyarakat menengah ke bawah yang jumlahnya lebih banyak daripada masyarakat yang taraf perekonomiannya menengah ke atas. Khusus untuk produk unggulan daerah Kalimantan Barat (Kota Pontianak) seperti lidah buaya, kue-kue tradisional, dan lain-lain, sangat berpotensi dipasarkan pada sektor industri pariwisata, yang artinya pangsa pasarnya bisa ditingkatkan atau diperluas dari kalangan masyarakat menengah ke bawah menuju kalangan menengah ke atas. Namun, mengingat produk pangan UMKM yang umumnya proses produksinya masih sederhana, dari sisi tampilan produk (packaging/ kemasan) juga masih sangat sederhana dan cenderung kurang memperhatikan standar kemasan (belum memenuhi standar sanitasi dan kesehatan sesuai ketentuan undang-undang). Tingkat pengetahuan yang minim membuat seorang pelaku usaha kecil kurang mencermati produk pangan yang dihasilkannya, seperti kemasan yang seadanya saja (asal dibungkus), sehingga selain kurang menarik

4 4 juga berpotensi rusak dan menimbulkan kontaminasi yang berbahaya bagi kesehatan. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) melarang pelaku usaha memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang dimaksud. 2 Sedangkan, dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menyebutkan bahwa seorang produsen pangan wajib memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi pangan, sehingga kegiatan atau proses produksi pangan untuk diedarkan atau diperdagangkan harus memenuhi ketentuan sanitasi pangan, bahan tambahan makanan pangan, residu cemaran, dan kemasan pangan. Proses pengemasan produk pangan merupakan rangkaian proses produksi pangan yang penting untuk dicermati. Kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. 3 Oleh karena itu, bahan yang digunakan untuk kemasan pangan tidak boleh termasuk dalam kategori bahan kemasan yang berbahaya, bahkan aturan kemasan pangan melarang penggunaan bahan kemasan yang belum diketahui dampaknya bagi kesehatan manusia. 4 Kewajiban untuk memenuhi standar kemasan pangan dalam rangka mewujudkan produk pangan yang aman ini sangat erat kaitannya dengan kewajiban pelabelan pangan. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduannya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. 5 Label tersebut berisikan keterangan mengenai pangan yang bersangkutan. 6 Menurut ketentuan label pangan setidaknya informasi yang harus dicantumkan dalam produk pangan adalah yaitu nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama atau 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Pasal 8. 3 Ibid, Pasal 1 ayat (10). 4 Peraturan Pemrintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan pangan, Pasal 1 ayat (8).Pasal Ibid, Pasal 1 ayat (3). 6 Ibid, Pasal Pasal 2 ayat (1).

5 5 alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia, serta masa kedaluwarsa. 7 Salah satu upaya untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan masyarakat selaku konsumen pangan adalah pemberdayaan pelaku usaha terutama sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui pembinaan aspek kelayakan pangan dalam pengemasan dan pelabelan produk pangan yang dihasilkannya. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa sektor UMKM di Kota Pontianak cukup signifikan dalam menghasilkan beragam produk olahan pangan, sehingga pembinaan UMKM ini sangat diperlukan. Kegiatan ini bermaksud untuk memberikan pembinaan UMKM dalam hal pengemasan dan pelabelan produk pangan, sebab kemasan pangan berfungsi sebagai daya tarik dan filter dari kualitas produk pangan. Kegiatan ini akan ditujukan pada UMKM yang bergerak di sektor industri makanan, yakni pengusaha kue kering serta makanan olahan lidah buaya (dodol, manisan lidah buaya), dan UMKM yang bergerak di sektor industri minuman, yaitu pengusaha minuman ringan lidah buaya. Mitra UMKM yang bergerak di sektor industri makanan mengalami keterbatasan modal, sehingga masih terkendala dalam menyediakan peralatan pengemasan olahan pangannya. Menurut pengamatan penulis, produk pangannya memiliki kualitas baik (rasanya enak), tetapi kemasannya belum memenuhi standar sebagaimana ketentuan yang diatur dalam kemasan dan label pangan, sebab masih dibungkus dengan sekedarnya saja (memakai plastik dan hanya di-stapler atau diikat dengan tali). Label pangan berupa label halal, komposisi bahan, ijin industri, ijin Depkes masih dicetak (print) dengan kertas HVS dan diletakkan di dalam kemasan pangannya. Untuk mitra penghasil produk minuman ringan lidah buaya, kemasan primernya sudah bagus (dengan metode pressed/ sudah modern dan memenuhi standar sanitasi, telah memenuhi ketentuan label pangan yakni mencantumkan label halal, komposisi bahan yang digunakan, izin industri, izin Depkes yang 7 Ibid, Pasal 3 ayat (2).

6 6 melekat di kemasan pangannya). Namun, mengingat produk industrinya dikemas dalam satuan besar dan kecil, maka selain ada kemasan primer yakni kemasan yang berfungsi membungkus produknya secara langsung, ada juga kemasan sekunder yaitu kemasan yang membungkus kemasan primer. Menurut pengamatan penulis, masalah yang dihadapai mitra terletak pada kemasan sekundernya yang berupa kardus polos, tanpa tulisan apa pun sehingga nama produk tidak terlihat dan tampak belum menarik sebagai sebuah produk pangan. Mengingat mitra UMKM menghasilkan produk khas Pontianak, maka produknya sangat berpotensi keluar daerah, sehingga kemasan sekunder yang berfungsi mengemas produk dalam satuan besar sangat perlu diperhatikan. B. TARGET DAN LUARAN Dengan pelaksanaan kegiatan IbM ini, diharapkan: 1. Berdampak kepada nilai produk pangan yang dihasilkannya, sehingga meningkatkan pendapatan mitra UMKM yang dibina. 2. Peningkatan empati mahasiswa Mahasiswa yang dilibatkan dalam program kegiatan ini juga merupakan salah satu subjek yang diharapkan dapat berperan aktif memberdayakan masyarakat. 3. Aplikasi ilmu kepada masyarakat Salah satu peran penting Perguruan Tinggi adalah ikut terlibat dalam pemecahan berbagai persoalan yang ada di tengah masyarakat (salah satu wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi). Kegiatan IbM ini merupakan salah satu sarana bagi proses penerapan ilmu (teori) ke tataran praktis. Dengan memperhatikan pentingnya masalah pengemasan dan pelabelan pada produk pangan, maka luaran utama dalam kegiatan IbM ini adalah kemasan produk pangan yang menarik dan memenuhi ketentuan kemasan dan label pangan. Luaran ini merupakan teknologi tepat guna yang dapat langsung diaplikasikan oleh produsen yang menjadi mitra. Luaran lain adalah laporan hasil kegiatan IbM, yang merupakan gambaran dari seluruh rangkaian kegiatan di lapangan. Salah satu tujuannya adalah untuk menambah referensi akademis bagi setiap pihak yang membutuhkan.

7 7 Luaran berupa laporan ini juga akan dipublikasikan secara lokal, yang merupakan luaran berbentuk publikasi. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat disebarluaskan meskipun di tingkat lokal. Terakhir adalah luaran berupa bahan ajar, yang meliputi materi tentang hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha, serta kemasan dan label yang sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Bahan ajar ini merupakan pengayaan bagi mahasiswa, khususnya dalam mata kuliah Hukum Perlindungan Konsumen. C. METODE PELAKSANAAN Program IbM ini dilaksanakan dengan melakukan pembinaan dalam hal pengemasan dan pelabelan produk pangan yang dihasilkan oleh mitra UMKM agar memenuhi ketentuan label pangan. Pembinaan meliputi penyuluhan untuk menumbuhkan kesadaran hukum. Setelah itu diikuti dengan pelatihan teknis mengenai perancangan kemasan dan label yang sesuai standar peraturan perundang-undangan. D. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh tim terdiri dari dosen yang memiliki kualifikasi sesuai dengan kebutuhan Ipteks. Terutama di bidang hukum ekonomi yang terkait langsung dengan aspek hukum perlindungan konsumen. Ketua tim dalam rencana program IbM ini merupakan staf pengajar di bagian Hukum Ekonomi, Fakultas Hukum, Universitas Tanjungpura. Ketua tim mengampu beberapa mata kuliah, antara lain mata kuliah Hukum Ekonomi yang di dalamnya juga mengajarkan aspek hukum perlindungan konsumen, Hukum Perusahaan, Hukum Perbankan, dan Hukum Kontrak. Tim anggota merupakan staf pengajar di Bagian Ekonomi, Fakultas Hukum, Universitas Tanjungpura dan merupakan "teaching team" pada mata kuliah Hukum Ekonomi, Hukum Perlindungan Konsumen, serta Hukum

8 8 Perusahaan. Ketua maupun tim anggota selalu terlibat dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang rutin dilakukan setiap bagian di fakultas. Setiap tahun, dalam kurun waktu , Bagian Ekonomi Fakultas Hukum Untan selalu mengadakan berbagai kegiatan PKM yang didanai oleh DIPA-PNBP yang mengambil tema perlindungan konsumen, antara lain: 1. Upaya Penumbuhan Kesadaran Masyarakat Akan Hak-Haknya Sebagai Konsumen dalam Perspektif Perlindungan Konsumen 2. Urgensi Penanaman Sikap Kehati-Hatian Kepada Masyarakat Dalam Mengonsumsi Produk Pangan 3. Tips mengenali kemasan dan label pangan yang layak dalam rangka kehatihatian masyarakat sebagai konsumen Berbagai kegiatan yang pernah dilakukan tersebut merupakan upaya pemberdayaan masyarakat dalam kedudukannya sebagai konsumen. Sementara, untuk program IbM ini, merupakan kegiatan di bidang perlindungan konsumen dari perspektif pelaku usaha, salah satunya produsen. Dalam kegiatan ini, setiap anggota tim memiliki tugas masing-masing sesuai bidang keahliannya. E. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara teknis kegiatan dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahapan kegiatan dijelaskan sebagai berikut: 1. Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran Tanggung Jawab Pelaku Usaha Kegiatan pelatihan meliputi pembekalan hukum kepada produsen (mitra) sebagai pelaku usaha mengenai hak dan kewajiban pelaku usaha dan konsumen. Materi kegiatan meliputi penjelasan hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha, seperti yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Materi disampaikan dalam bentuk presentasi pelaksana kegiatan. Diikuti dengan tanya jawab dan diskusi dengan mitra. Di satu pihak dikehendaki agar pelaku usaha dapat menjadi pelaku usaha yang bertanggung jawab tidak hanya mengejar keuntungan semata-mata. Di pihak lain pelaku usaha tidak boleh mengabaikan keamanan dan keselamatan pihak

9 9 konsumen. Dengan adanya hubungan sinergi antara pihak pelaku usaha dan konsumen tentu akan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Kegiatan pelatihan meliputi presentasi dan tanya jawab. Setelah mitra memahami konsep perlindungan konsumen, materi seminar berikutnya adalah tentang hak dan kewajiban konsumen. Materi ini, walaupun titik beratnya adalah perlindungan kepada konsumen, namun sangat erat kaitannya dengan pelaku usaha, termasuk mitra. Karena hak konsumen ini merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha. 2. Pelatihan Kemasan dan Label pangan Pelatihan kemasan dan label pangan terutama terkait dengan Undangundang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan dan Peraturan Pemerintah Nomor 69 tentang Label dan Iklan Pangan. Mitra harus benar-benar memperhatikan standar ketentuan ini, agar tidak mengalami masalah terkait dengan perlindungan konsumen. Penyampaian materi adalah dengan diskusi dan tanya jawab masingmasing dua kali kepada setiap mitra. Pelatihan kali ini memerlukan waktu yang lebih lama karena materi yang disampaikan juga terkait langsung dengan kemasan dan label pangan. 3. Pelatihan Kewirausahaan Pelatihan kewirausahaan meliputi penyampaian materi tentang kewirausahaan. Terutama peningkatan kesadaran hukum mitra dalam berwira usaha. Pelatihan dilaksanakan masing-masing sekali di tempat setiap mitra. Bagaimana pun mitra melakukan produksi yang dimaksudkan untuk dijual kepada masyarakat. Tentunya harus tetap memperhatikan keselamatan masyarakat sebagai konsumen. Caranya adalah dengan menjual pangan yang layak dan sesuai dengan standar keamanan pangan. Pelatihan kewirausahaan dititikberatkan pada peningkatan kesadaran hukum si pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usaha. Khususnya dalam meningkatkan kesadaran hukum pelaku usaha agar berperspektif perlindungan konsumen. Dalam hal ini pelaku usaha adalah mitra.

10 10 4. Perancangan kemasan pangan dan label pangan Perancangan kemasan dan label pangan adalah kegiatan asistensi bagi mitra untuk merancang kemasan dan label pangan yang dimilikinya. Mitra CV. Air adalah mitra yang bergerak di bidang produksi dan pengolahan lidah buaya menjadi minuman segar yang dapat langsung dikonsumsi. Label pangannya belum memenuhi ketentuan standar label pangan, yaitu belum lengkapnya pencantuman syarat-syarat minimal yang harus ada dalam label pangan, termasuk dalam hal ini adalah minuman lidah buaya. Kemasan pangan yang dimiliki CV. Air sudah cukup baik, yaitu dalam gelas plastik berbahan tebal, dan ditutup dengan plastik berlabel dengan menggunakan mesin, sehingga diperkirakan pangan dalam kemasan tersebut cukup aman dan bersih. Selain kemasan satuan berupa gelas, pihak CV. Air juga mengemas gelasgelas satuan tersebut ke dalam dus yang memuat banyak satuan gelas, misalnya dalam satuan krat atau 2 lusin. Dus-dus kertas ini juga merupakan bagian dari kemasan pangan. Pada dus juga dimuat keterangan pangan yang berada di dalamnya. Keterangan ini pun selanjutnya disesuaikan dengan standar kemasan dan label pangan menurut peraturan perundang-undangan. Mitra Anugrah Putu Jaya yang memproduksi kue-kue kering memiliki kemasan yang kurang baik bila dibanding CV. Air. Kemasan hanya menggunakan plastik-plastik berbentuk wadah kotak yang biasa digunakan untuk membungkus makanan sesaat. Hanya bagian pinggirannya di-press dengan mesin untuk menghindari udara masuk. Selain itu kemasan kue kering juga ada yang menggunakan toples bening mika tebal, yang bahkan tanpa ditambah label sama sekali. Label pangan yang ada berupa stiker yang nantinya ditempel pada kemasan. Isi atau konten label masih seadanya. Hanya mencantumkan nama dan alamat Anugrah Putu Jaya sebagai produsen, komposisi pangan secara garis besar, dan nama produk pangan, serta nomor kode pendaftaran Industri Rumah Tangga. Masih jauh dari standar kemasan dan label yang layak. Memang kondisi

11 11 kebersihan pangan terjaga. Namun alangkah lebih baiknya bila kemasan dan label juga dibuat sesuai standar. Sehingga secara hukum dapat menjamin keamanan dan keselamatan konsumen dalam mengonsumsinya. Sementara untuk kemasan minuman lidah buaya kemasan hanya seadanya dalam plastik-plastik. Produksinya pun hanya berdasarkan pesanan. Padahal setidaknya kemasan pangan berupa minuman lidah buaya harus ditempatkan dalam gelas plastik dan tersegel. Hingga isi aman dari cemaran yang berbahaya dari luar. Kendalanya adalah pihak mitra belum memiliki peralatan produksi sendiri yang dapat menjamin keamanan pangan berbentuk minuman lidah buaya tersebut. Mitra Anugrah Putu Jaya memerlukan bantuan alat produksi untuk mengepress kemasan minuman lidah buaya dalam gelas. Pihak peneliti memberikan bantuan mesin yang diperlukan tersebut. Jadi selain asistensi perancangan label yang sesuai standar, mitra juga mendapatkan bantuan alat untuk mengemas pangan secara layak dan sesuai standar kemasan pangan. Asistensi yang dibantu oleh tenaga administrasi yang ahli di bidang desain grafis, adalah untuk membantu mitra membuat desain label yang lebih menarik dan sesuai standar kemasan dan label pangan. Kemasan pangan juga dipilih yang dapat menjamin keamanan dan kesehatan makanan serta minuman yang diproduksi. F. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab di atas, maka diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Bahwa penyuluhan mengenai aspek hukum perlindungan konsumen belum pernah didapatkan secara intensif oleh pelaku usaha (produsen) pangan tradisional/ khas Pontianak. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh tim memberikan tambahan pengetahuan bagi para mitra yang dampak jangka panjangnya adalah meningkatnya aspek tanggung jawab mitra selaku pelaku usaha (produsen) pangan.

12 12 b. Pembinaan dan bantuan teknis dalam hal pengemasan dan pelabelan produk pangan kepada mitra memberikan kemudahan bagi mereka untuk melakukan jaminan keamanan dan mutu pangan yang diproduksi. Hal ini juga berdampak pada terlindunginya konsumen yang mengonsumsi produk pangan yang dihasilkan oleh mitra. Rekomendasi yang dapat dikemukakan dalam hal ini adalah perlu adanya kegiatan serupa yang lebih banyak dan intens. Terkait juga dengan pendanaan kegiatan, sebaiknya lebih ditingkatkan jumlahnya, sehingga cakupan kegiatan meliputi mitra yang lebih banyak dan wilayah yang lebih luas. Muaranya adalah berkembangnya UMKM yang kegiatan usahanya memiliki perspektif perlindungan konsumen.

13 13 DAFTAR PUSTAKA Buku Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani Hukum tentang Perlindungan Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Johannes Gunawan Hukum Perlindungan Konsumen Pada Umumnya. Bandung. Kristiyanti, Celina Tri Siwi Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika. Shidarta Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan konsumen adalah bagian dari hukum yang memuat asasasas atau kaidah kaidah yang bersifat mengatur dan juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR. Oleh. Putu Bagus Satya Nugraha

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR. Oleh. Putu Bagus Satya Nugraha TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR ABSTRAK Oleh Putu Bagus Satya Nugraha I Made Sarjana I Nyoman Darmadha Hukum Bisnis

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA Oleh Gek Ega Prabandini I Made Udiana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This study, entitled "Effects Against

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah. Mayoritas konsumen Indonesia sendiri adalah konsumen makanan, jadi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah. Mayoritas konsumen Indonesia sendiri adalah konsumen makanan, jadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang

Lebih terperinci

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh Anak Agung Gede Adinanta Anak Agung Istri Ari Atu Dewi Bagian Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA HASIL LAUT PULAU LAE-LAE MAKASSAR

IBM KELOMPOK USAHA HASIL LAUT PULAU LAE-LAE MAKASSAR IBM KELOMPOK USAHA HASIL LAUT PULAU LAE-LAE MAKASSAR Rahmawati 1, Aulia Wati 1, St. Sabahannur 2 1 Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia 2 Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia Email

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN BARANG ELEKTRONIK REKONDISI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN BARANG ELEKTRONIK REKONDISI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN BARANG ELEKTRONIK REKONDISI Oleh: Komang Ayu Pradnyatiwi Mustika Anak Agung Sagung Wiratni Darmadi Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract This

Lebih terperinci

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DALAM PEREDARAN JAJANAN ANAK (HOME INDUSTRY) YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DINAS KESEHATAN

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DALAM PEREDARAN JAJANAN ANAK (HOME INDUSTRY) YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DINAS KESEHATAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DALAM PEREDARAN JAJANAN ANAK (HOME INDUSTRY) YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DINAS KESEHATAN Oleh Komang Rina Ayu Laksmiyanti I Gede Putra Ariana Bagian Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR Oleh: Luh Putu Budiarti I Gede Putra Ariana Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT BAHAYA KONSUMSI ROKOK ELEKTRIK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT BAHAYA KONSUMSI ROKOK ELEKTRIK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT BAHAYA KONSUMSI ROKOK ELEKTRIK Oleh: Ketut Nurcahya Gita I Gede Putra Ariana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Jurnal ini

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen

BAB III TINJAUAN TEORITIS. A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen 1. Pengertian Konsumen Pengertian konsumen menurut Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen sebelum berlakunya

Lebih terperinci

TUGAS-TUGAS BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL

TUGAS-TUGAS BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL TUGAS-TUGAS BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL Oleh : I Komang Bagus Try Permana A.A. Istri Ari Atu Dewi Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This journal, entitled "The Tasks

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terusmenerus. terpadu, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan suatu

Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terusmenerus. terpadu, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan suatu Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terusmenerus meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara adil dan merata dalam segala aspek kehidupan serta diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN MELALUI KONTEN LABEL PRODUK ROKOK MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NO. 109 TAHUN 2012

BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN MELALUI KONTEN LABEL PRODUK ROKOK MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NO. 109 TAHUN 2012 BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN MELALUI KONTEN LABEL PRODUK ROKOK MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NO. 109 TAHUN 2012 2.1 Arti Penting Pelabelan Pada Produk Rokok Pencantuman label dalam suatu produk sangatlah

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP PRODUK MAKANAN YANG DIPASARKAN PELAKU USAHA MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP PRODUK MAKANAN YANG DIPASARKAN PELAKU USAHA MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP PRODUK MAKANAN YANG DIPASARKAN PELAKU USAHA MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 oleh I Dewa Gede Eka Dharma Yuda Dewa Gde Rudy Suartra Putrawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17 18 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN A. Pengertian Label Label merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17 Menurut Tjiptono label merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.469, 2012 PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.04.12.2205 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN

Lebih terperinci

(Studi Di Dinas Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan Kota Batu dan Lembaga Perlindungan Konsumen) PENULISAN HUKUM OLEH: INA ZAKHINA

(Studi Di Dinas Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan Kota Batu dan Lembaga Perlindungan Konsumen) PENULISAN HUKUM OLEH: INA ZAKHINA TINJAUAN PELAKSANANAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS TINDAKAN PELAKU USAHA YANG MEMPRODUKSI ATAU MEMPERDAGANGKAN BARANG YANG TIDAK SESUAI DENGAN LABEL KEMASAN YANG TERTERA (Studi Di Dinas Usaha Kecil Menengah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan mengandung sifat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan mengandung sifat 16 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN 2.1. Pengertian Perlindungan Konsumen Hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peran Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peran Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Peran Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta dalam rangka melindungi hak konsumen dalam mengkonsumsi makanan yang menggunakan perwarna tekstil adalah

Lebih terperinci

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT CACAT TERSEMBUNYI PADA PRODUK MINUMAN BOTOL

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT CACAT TERSEMBUNYI PADA PRODUK MINUMAN BOTOL ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT CACAT TERSEMBUNYI PADA PRODUK MINUMAN BOTOL Oleh: A.A Sagung Istri Ristanti I Gede Putra Ariana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT PRODUK MAKANAN KADALUARSA

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT PRODUK MAKANAN KADALUARSA TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT PRODUK MAKANAN KADALUARSA Oleh Anak Agung Ayu Manik Pratiwiningrat I Wayan Wiryawan Dewa Gde Rudy Program Kekhususan Hukum Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan perkembangan perekonomian khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN

BAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN 54 BAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN 4.1 Permasalahan Yang Dihadapai Konsumen Akibat Penggunaan Produk Plastik Sebagai Kemasan Pangan Plastik merupakan kemasan pangan yang banyak digunakan oleh pelaku usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam seiring dengan peningkatan kesejahteraannya. Beberapa kebutuhan manusia antara lain, kebutuhan primer dan kebutuhan

Lebih terperinci

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERACUNAN MAKANAN

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERACUNAN MAKANAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERACUNAN MAKANAN Oleh : Dewa Ayu Sekar Vikanaswari I Ketut Sudjana Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pemamparan penulis yang dituliskan dalam Bab sebelumnya

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pemamparan penulis yang dituliskan dalam Bab sebelumnya 69 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemamparan penulis yang dituliskan dalam Bab sebelumnya yaitu, pada Bab I dan Bab II akhirnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Tanggung jawab pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minuman memberikan asupan gizi yang berguna untuk kelangsungan hidup. bidang produksi pengolahan bahan makanan dan minuman bagi

BAB I PENDAHULUAN. minuman memberikan asupan gizi yang berguna untuk kelangsungan hidup. bidang produksi pengolahan bahan makanan dan minuman bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang mempunyai keinginan dan kebutahan yang beraneka ragam diantaranya kebutuhan sandang dan pangan. Dari kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

SANKSI TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PERIKLANAN SESUAI DENGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

SANKSI TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PERIKLANAN SESUAI DENGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SANKSI TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PERIKLANAN SESUAI DENGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh : I Dewa Gede Arie Kusumaningrat I Wayan Parsa Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum

Lebih terperinci

Oleh : Ni Putu Lisna Yunita I Gede Putra Ariana. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana. Abstract

Oleh : Ni Putu Lisna Yunita I Gede Putra Ariana. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana. Abstract TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PRODUK IMPOR YANG TIDAK BERLABEL BAHASA INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh : Ni Putu Lisna Yunita I Gede Putra

Lebih terperinci

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA Suwardiyono 1*, Indah Hartati 1, Helmy Purwanto 2 1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 1 Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS KASUS KONTAMINASI SUSU FORMULA DALAM PERSPEKTIF PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN KONSUMEN. Oleh : Theresia L. Pesulima

TINJAUAN YURIDIS KASUS KONTAMINASI SUSU FORMULA DALAM PERSPEKTIF PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN KONSUMEN. Oleh : Theresia L. Pesulima 80 TINJAUAN YURIDIS KASUS KONTAMINASI SUSU FORMULA DALAM PERSPEKTIF PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN KONSUMEN Oleh : Theresia L. Pesulima ABSTRACT This study aims to determine the consumer protection system containing

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN UMUM Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab merupakan salah satu tujuan penting

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PIHAK RETAILTERHADAP PRODUK YANG TELAH KADALUWARSA YANG MENIMBULKAN KERUGIAN PADA KONSUMEN DI KELURAHAN SANUR KOTA DENPASAR

TANGGUNG JAWAB PIHAK RETAILTERHADAP PRODUK YANG TELAH KADALUWARSA YANG MENIMBULKAN KERUGIAN PADA KONSUMEN DI KELURAHAN SANUR KOTA DENPASAR TANGGUNG JAWAB PIHAK RETAILTERHADAP PRODUK YANG TELAH KADALUWARSA YANG MENIMBULKAN KERUGIAN PADA KONSUMEN DI KELURAHAN SANUR KOTA DENPASAR I Wayan Ari Mertha Sedana I Wayan Suardana Hukum Bisnis, Fakultas

Lebih terperinci

LARANGAN PENGGUNAAN TENAGA PROFESIONAL KESEHATAN SEBAGAI MODEL IKLAN

LARANGAN PENGGUNAAN TENAGA PROFESIONAL KESEHATAN SEBAGAI MODEL IKLAN LARANGAN PENGGUNAAN TENAGA PROFESIONAL KESEHATAN SEBAGAI MODEL IKLAN Oleh: Ni Putu Janitri Made Suksma Prijandhini Devi Salain Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK: Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut maka setiap manusia mengkonsumsi atau menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut maka setiap manusia mengkonsumsi atau menggunakan BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beragam dalam kehidupannya sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, namun manusia tidak mampu memenuhi setiap kebutuhannya tersebut secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku usaha dan konsumen adalah dua pihak yang saling memerlukan. Konsumen memerlukan barang dan jasa dari pelaku usaha guna memenuhi keperluannya. Sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku usaha dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku usaha dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaku usaha dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen memiliki kewajiban untuk beritikad baik di dalam melakukan atau menjalankan usahanya sebagaimana diatur dalam

Lebih terperinci

TEKNIK PENGEMASAN DAN LABELING PRODUK MAKANAN

TEKNIK PENGEMASAN DAN LABELING PRODUK MAKANAN MAKALAH PENGABDIAN MASYARAKAT TEKNIK PENGEMASAN DAN LABELING PRODUK MAKANAN OLEH: FITTA UMMAYA SANTI Disampaikan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul JURUSAN

Lebih terperinci

HAK-HAK KONSUMEN DALAM PEREDARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN

HAK-HAK KONSUMEN DALAM PEREDARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN HAK-HAK KONSUMEN DALAM PEREDARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh I Kadek Surya Tamanbali I Wayan Sutaradjaya Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

Lebih terperinci

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN PELABELAN DAN IKLAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan Pengertian (1) Label

Lebih terperinci

BENTUK PENGAWASAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN

BENTUK PENGAWASAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN BENTUK PENGAWASAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN Oleh : Ni Made Dwi Nurmahayani I Ketut Keneng Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

Oleh : I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya Paramita Desak Putu Dewi Kasih. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT

Oleh : I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya Paramita Desak Putu Dewi Kasih. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT IKLAN YANG MENYESATKAN DITINJAU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN KODE ETIK PERIKLANAN INDONESIA Oleh : I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT TIDAK DICANTUMKANNYA INFORMASI MENGENAI KOMPOSISI PRODUK SECARA LENGKAP

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT TIDAK DICANTUMKANNYA INFORMASI MENGENAI KOMPOSISI PRODUK SECARA LENGKAP TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT TIDAK DICANTUMKANNYA INFORMASI MENGENAI KOMPOSISI PRODUK SECARA LENGKAP ABSTRACT Oleh: Putu Adi Merta Jaya Ni Nyoman Mas Aryani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai informasi yang jelas pada kemasan produknya. Pada kemasan produk makanan import biasanya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM RENCANA KEGIATAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RKPP) Mata Kuliah Kode SKS Semester Nama Dosen Hukum Perlindungan Konsumen & Perlindungan Usaha Deskripsi Mata Kuliah Standar Kompetensi SH HK 1201 2 V (lima) Muhammad

Lebih terperinci

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT) Department of Food Science and Technology Bogor Agricultural University http://itp.fateta.ipb.ac.id COURSE 4: Major national food regulation: Food Act (7/1996) Consumer Protection Act (8/1999) Food Labeling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN A. Pengertian Konsumen Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen adalah, pemakai terakhir dari benda dan jasa yang diserahkan kepada mereka

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkat rahmat dan anugrahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

KATA PENGANTAR. berkat rahmat dan anugrahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan anugrahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peran Balai Besar Pengawas Obat Dan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK YANG TIDAK MENDAPATKAN KARTU JAMINAN ATAU GARANSI

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK YANG TIDAK MENDAPATKAN KARTU JAMINAN ATAU GARANSI PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK YANG TIDAK MENDAPATKAN KARTU JAMINAN ATAU GARANSI Oleh Luh Gede Wendy Wahyundari I Gede Putra Ariana Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdaga

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdaga BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2015 KEMENDAG. Label. Pencantuman. Barang. Kewajiban. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73/M-DAG/PER/9/2015 TENTANG KEWAJIBAN

Lebih terperinci

Pelaksanaan Sistem Pengawasan Standart Mutu Pangan Kemasan Kripik Pisang Agung Oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Di Kabupaten Lumajang JURNAL

Pelaksanaan Sistem Pengawasan Standart Mutu Pangan Kemasan Kripik Pisang Agung Oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Di Kabupaten Lumajang JURNAL Pelaksanaan Sistem Pengawasan Standart Mutu Pangan Kemasan Kripik Pisang Agung Oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Di Kabupaten Lumajang (Studi Implementasi Pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadilan, untuk mencapai tujuan tersebut Indonesia dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. keadilan, untuk mencapai tujuan tersebut Indonesia dihadapkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan manusia yang seutuhnya. Seluruh rakyat Indonesia berhak memperoleh kesejahteraan dan keadilan, untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ONLINE

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ONLINE PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ONLINE Oleh Ni Kadek Ariati I Wayan Suarbha Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Online transactions are transactions

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta data yang didapatkan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta data yang didapatkan 79 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta data yang didapatkan oleh penulis mengenai pertanggung jawaban Pelaku Usaha terhadap kewajibannya sesuai dengan peraturan

Lebih terperinci

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN A. Pengedaran Makanan Berbahaya yang Dilarang oleh Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan uraian-uraian pada bagian pembahasan, maka dapat

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan uraian-uraian pada bagian pembahasan, maka dapat 60 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian-uraian pada bagian pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Peraturan Menteri Nomor 77 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor industri secara nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek perubahan ekonomi. Tingkat

Lebih terperinci

INFORMASI LABEL KEMASAN MOCHIBO INFORMATION OF "MOCHIBO" AS A FOOD LABELLING ABSTRACT ABSTRAK

INFORMASI LABEL KEMASAN MOCHIBO INFORMATION OF MOCHIBO AS A FOOD LABELLING ABSTRACT ABSTRAK 112 Fitriah dan Kusumadinata Informasi label kemasan Mochibo INFORMASI LABEL KEMASAN MOCHIBO INFORMATION OF "MOCHIBO" AS A FOOD LABELLING M Fitriah 1a dan AA Kusumadinata 1 1 Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

SERTIFIKASI DAN PENGEMBANGAN KEMASAN TAPE. Jl. Sisingamangaraja Barat, Pematangsiantar

SERTIFIKASI DAN PENGEMBANGAN KEMASAN TAPE. Jl. Sisingamangaraja Barat, Pematangsiantar SERTIFIKASI DAN PENGEMBANGAN KEMASAN TAPE Ummu Harmain1 #1 dan Romauli Simanjuntak2 #1 #1Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Simalungun Jl. Sisingamangaraja Barat, Pematangsiantar 1ummuharmain@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia tanpa terkecuali sehingga peran makanan sangat besar bagi kehidupan manusia itu sendiri. Terdapat berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyek Akhir ini mengambil judul Peningkatan Nilai Produk UKM Kopyah

BAB I PENDAHULUAN. Proyek Akhir ini mengambil judul Peningkatan Nilai Produk UKM Kopyah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek Akhir ini mengambil judul Peningkatan Nilai Produk UKM Kopyah Kaji President Muslim Melalui Kemasan Cetak Offset. Topik pada UKM ini belum pernah diangkat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Logo Tara. Kode. Kemasan Pangan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Logo Tara. Kode. Kemasan Pangan. No.92, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Logo Tara. Kode. Kemasan Pangan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/M-IND/PER/2/2010 TENTANG PENCANTUMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya di bidang perindustrian, khususnya dalam perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi produk barang dan/atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Ada berbagai alasan sehingga orang menggunakan kemasan plastik sebagai pembungkus pada makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur tersebut terpenuhi, maka baru dapat disebut dengan makanan sehat. 2 Karena

BAB I PENDAHULUAN. unsur tersebut terpenuhi, maka baru dapat disebut dengan makanan sehat. 2 Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa makan dan minum yang cukup jumlah dan mutunya, manusia tidak

Lebih terperinci

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI Yulian Findawati 1, A rasy Fahruddin 2, Roni Pambudi 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo Alamat Korespondensi : Jl. Raya Gelam 250, Telp.(031)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, hal ini karena adanya aspek ekonomi yang melekat pada merekmerek

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, hal ini karena adanya aspek ekonomi yang melekat pada merekmerek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menghadapi perdagangan bebas, merek dagang merupakan objek yang sangat penting, hal ini karena adanya aspek ekonomi yang melekat pada merekmerek

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP LABEL PRODUK JAMU (Studi Pasar Jamu Nguter)

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP LABEL PRODUK JAMU (Studi Pasar Jamu Nguter) PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP LABEL PRODUK JAMU (Studi Pasar Jamu Nguter) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakutas Hukum Oleh: FENDI FIRMANSYAH

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN

TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN Oleh : Aditya Oryza 0911033001 Novan Bagas Sayoga 0911030088 Vicky Pratama Putra 105100301111051 Winanto 0911033042 Yakun A. 0911030068 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan kegiatan ekonomi rakyat dengan skala kecil dan memiliki kontribusi ekonomi yang penting bagi perekonomian negara maupun daerah.

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENJAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN SEGAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI

PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana hukum Oleh : SETIA PURNAMA

Lebih terperinci

Al Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN /ISSN-E

Al Adl, Volume IX Nomor 1, Januari-April 2017 ISSN /ISSN-E PEMBUATAN KEMASAN MEREK SASIRANGAN BAGI UMKM PENGRAJIN SASIRANGAN KHAS KALIMANTAN SELATAN UNTUK MENDORONG PENGEMBANGAN UMKM DI DESA SUNGAI JINGAH SEBAGAI SENTRA PRODUKSI BATIK SASIRANGAN KALIMANTAN (Manufacturing

Lebih terperinci

KETIDAKSESUAIAN PENCANTUMAN UKURAN YANG TERDAPAT PADA KEMASAN DENGAN PRODUK ASLINYA (STUDI PADA MINI MART DI SESETAN DENPASAR)

KETIDAKSESUAIAN PENCANTUMAN UKURAN YANG TERDAPAT PADA KEMASAN DENGAN PRODUK ASLINYA (STUDI PADA MINI MART DI SESETAN DENPASAR) KETIDAKSESUAIAN PENCANTUMAN UKURAN YANG TERDAPAT PADA KEMASAN DENGAN PRODUK ASLINYA (STUDI PADA MINI MART DI SESETAN DENPASAR) Oleh : Komang Prayuda Devi Kurniawati I Gede Putra Ariana Bagian Hukum Bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang berdampingan dengan teknologi yang mempermudah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang berdampingan dengan teknologi yang mempermudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan yang berdampingan dengan teknologi yang mempermudah memperoleh informasi dan memudahkan dalam urusan bisnis membuat daya saing semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern di satu pihak membawa dampak positif, di antaranya tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. modern di satu pihak membawa dampak positif, di antaranya tersedianya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan industri barang dan jasa yang semakin modern di satu pihak membawa dampak positif, di antaranya tersedianya kebutuhan dalam jumlah

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.5.1.2569 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENILAIAN PRODUK PANGAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di bidang makanan dan minuman seperti usaha membuka tempat makan (restoran/rumah makan), camilan dan kuliner

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Eny Winaryati Fakultas MIPA Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan konsumen merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan bisnis yang sehat. Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya di bidang perindustrian

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Etika Periklanan-

Mata Kuliah - Etika Periklanan- Mata Kuliah - Etika Periklanan- Modul ke: PP Terkait Periklanan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id HUKUM POSITIF KU Perdata

Lebih terperinci

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

DESAIN KEMASAN MAKANAN TRADISIONAL MADURA DALAM RANGKA PENGEMBANGAN IKM ABSTRACT

DESAIN KEMASAN MAKANAN TRADISIONAL MADURA DALAM RANGKA PENGEMBANGAN IKM ABSTRACT 118 Desain Kemasan Makanan Tradisional..(Iffan M) DESAIN KEMASAN MAKANAN TRADISIONAL MADURA DALAM RANGKA PENGEMBANGAN IKM Iffan Maflahah Prodi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS Oleh : I Gusti Agung Puspa Dewi I Gusti Agung Ayu Ari Krisnawati Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN. iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dsb).

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN. iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dsb). BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN 2.1. Konsumen 2.1.1. Pengertian Konsumen Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan konsumen adalah pemakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Oleh karena itu pemenuhan akan kebutuhannya merupakan hak asasi setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R No.1706, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Wajib Kemasan. Minyak Goreng. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG MINYAK GORENG WAJIB

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan

Lebih terperinci

Regulasi Pangan di Indonesia

Regulasi Pangan di Indonesia Regulasi Pangan di Indonesia TPPHP Mas ud Effendi Pendahuluan (1) Pangan adalah hak asasi setiap rakyat Indonesia karena pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : NATALIA GUNAWAN

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : NATALIA GUNAWAN EVALUASI KESESUAIAN PELABELAN PADA KEMASAN PRODUK SUSU BUBUK, CAIR DAN KENTAL YANG BEREDAR DI KOTA SEMARANG DITINJAU DARI JENIS NOMOR REGISTRASI BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PEMBALUT PRODUK CHARM YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA Oleh :

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PEMBALUT PRODUK CHARM YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA Oleh : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PEMBALUT PRODUK CHARM YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA Oleh : AA Indah Damayanthi AA Ngurah Yusa Darmadi Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PRODUK PANGAN OLAHAN YANG MENGANDUNG BAHAN REKAYASA GENETIK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PRODUK PANGAN OLAHAN YANG MENGANDUNG BAHAN REKAYASA GENETIK 70 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PRODUK PANGAN OLAHAN YANG MENGANDUNG BAHAN REKAYASA GENETIK Suyadi Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah Abstract Obligation to write

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR Oleh : I Gst. Ayu Asri Handayani I Ketut Rai Setiabudhi Bagian Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan muncul akibat kerusakan lingkungan yang semakin parah akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan pengaruh kandungan

Lebih terperinci