BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. krisis ekonomi di Amerika Serikat yang dikenal dengan nama subprime mortgage.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. krisis ekonomi di Amerika Serikat yang dikenal dengan nama subprime mortgage."

Transkripsi

1 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang dialami negara-negara di Eropa telah memberikan dampak pada perekonomian dunia. Sekitar tahun 2008 dunia dikejutkan dengan krisis ekonomi di Amerika Serikat yang dikenal dengan nama subprime mortgage. Dampak dari krisis tersebut dirasakan oleh negara-negara di dunia, termasuk juga di Indonesia. Indonesia sendiri pernah mengalami krisis multi dimensi pada pertengahan tahun 1997, yang sering disebut dengan krisis moneter. Krisis ini dimulai dari merosotnya nilai rupiah terhadap dolar hingga menimbulkan masalah likuidasi di bidang perbankan. Kepercayaan investor mulai menurun dan banyak masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Banyak perusahaan dan lembaga keuangan yang mengalami kondisi yang disebut dengan financial distress (Patricia, 2010). Financial distress adalah kondisi di mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Menurut Platt dan Platt (2002) financial distress merupakan suatu kondisi yang menunjukkan tahap penurunan dalam kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Kebangkrutan tersebut sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan (insolvensi). Dapat pula didefinisikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban financial yang telah jatuh tempo (Beaver et al., 2010).

2 10 Financial distress dapat dialami oleh semua perusahaan, terutama jika kondisi perekonomian di negara tempat perusahaan tersebut juga mengalami krisis ekonomi. Pada krisis keuangan di Asia yang terjadi tahun , banyak literatur yang menunjukkan bahwa corporate governance menjadi salah satu faktor utama yang terkait dengan kesulitan keuangan (Johnson et al., 2000). Beberapa variabel corporate governance yang diduga bisa menyebabkan perusahaan mengalami financial distress adalah kepemilikan yang terkonsentrasi (ownership concentration) dan tata kelola yang buruk (poor corporate governance) (Rajan dan Zingales, 1995). Tata kelola yang buruk dalam perusahaan dapat memfasilitasi peluang bagi pemegang saham pengendali (mayoritas) untuk mentransfer nilai perusahaan untuk keuntungan mereka sendiri, seperti yang dikemukakan oleh La Porta et al. (2000) dan Johnson et al. (2000). Pengurangan nilai perusahaan akan membuat perusahaan mempunyai kemungkinan financial distress yang lebih besar (Lee dan Yeh, 2004). Meskipun terdapat penelitian berbeda yang menyatakan bahwa struktur corporate governance yang efektif bagi perusahaan-perusahaan tertentu dapat menjadi tidak efektif bagi perusahaan lain. Karena karakteristik corporate governance keseluruhan belum tentu dapat menggambarkan perusahaan dengan kondisi yang berbeda (Gillan dan Martin, 2007). Terdapat beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh Fich and Slezak (2008), terkait beberapa variabel dalam corporate governance dan perbedaan hasil pada perusahaan sehat dan perusahaan distress. Equity ownership dan option compensation dapat menyebabkan manajemen berusaha untuk mencari peluang untuk meningkatkan nilai perusahaan pada

3 11 perusahaan sehat sedangkan dalam kondisi perusahaan distress, equity ownership cenderung menciptakan insentif bagi manajemen untuk terlibat dalam perilaku valuedecreasing risk-shifting. Kondisi perbedaan lain juga ditemukan pada variabel board size. Yermack (1996) menjelaskan smaller board dapat bekerja dengan baik pada perusahaan yang sehat karena mengurangi koordinasi yang berlebihan dan dominasi antar anggota sedangkan larger board dapat berguna dalam hal sosialisasi bisnis yang memungkinkan untuk mendapatkan aliansi strategis atau mitra untuk membantu melewati krisis pada perusahaan distress. Prediksi financial distress juga dapat dilakukan melalui evaluasi kondisi keuangan. Kondisi keuangan menggunakan analisis rasio dari informasi keuangan yang disajikan di dalam laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan perusahaan untuk mengenali kondisi financial distress (Donoher, 2004; Lajili and Zeghal, 2010; Platt and Platt, 2002). Kondisi keuangan tersebut menjadi perhatian bagi banyak pihak karena kelangsungan hidup dan kondisi keuangan perusahaan menentukan kemakmuran berbagai pihak yang berkepentingan seperti investor, kreditor, dan pihak lainnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Winny (2005), mereka meneliti rasio CAMEL yang terdiri dari capital adequacy, asset quality, management, earnings, dan liquidity terhadap prediksi financial distress pada lembaga perbankan periode dengan hasil menunjukkan bahwa rasio keuangan CAMEL memiliki daya klasifikasi atau daya prediksi untuk kondisi bank yang mengalami kesulitan keuangan. Kondisi financial distress yang diprediksi lebih dini dapat membantu pihakpihak manajemen perusahaan dalam mengambil tindakan yang bisa digunakan untuk

4 12 memperbaiki kondisi keuangan perusahaan. Prediksi tersebut sekaligus dapat digunakan oleh berbagai pihak untuk pengambilan keputusan seperti pihak kreditor dan investor. Pada kasus financial distress industri perbankan menurut beberapa ahli ekonomi dianggap sebagai industri yang memerlukan perhatian khusus karena dianggap mudah dipengaruhi faktor-faktor eksternal maupun internal perbankan yang merupakan bagian integral dari sistem pembayaran (Kaufman, 1997). Sifat perbankan yang merupakan sistem pembayaran menimbulkan pandangan bahwa permasalahan di industri perbankan dapat menyebabkan efek negatif terhadap perekonomian yang lebih besar dibandingkan dengan kejatuhan suatu perusahaan biasa. Beberapa indikator perbankan menunjukkan tingginya tingkat kerentanan perbankan nasional terhadap guncangan ekonomi. Dengan kondisi perbankan yang rentan tersebut, dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah sehingga menyebabkan masalah likuiditas pada bank yang sangat besar. Melemahnya nilai tukar rupiah mengakibatkan kewajiban dalam valuta asing menjadi naik. Hal tersebut diperburuk dengan kondisi debitur yang mengalami kesulitan yang sama dalam memenuhi kewajiban valuta asing kepada perbankan. Hingga besarnya kesulitan likuiditas pada akhirnya menjadi pemicu terjadinya krisis kesulitan keuangan pada perbankan (Shanty, 2008). Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Nizar Baklouti, Frederic Gautier, dan Habib Affes pada tahun 2016 tentang pengaruh corporate governance terhadap financial distress. Penelitian ini ingin menguji pengaruh

5 13 concentrated ownership, board size, dan CAMEL (capital adequacy, asset quality, management, earnings, dan liquidity) terhadap financial distress pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan diberi judul Pengaruh Corporate Governance Terhadap Financial Distress pada Bank Go Public Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah concentration ownership berpengaruh terhadap financial distress pada bank go public Indonesia? 2. Apakah Board size berpengaruh terhadap financial distress pada bank go public Indonesia? 3. Apakah CAMEL berpengaruh terhadap financial distress pada bank go public Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara concentrated ownership terhadap financial distress.

6 14 2. Untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara board size terhadap financial distress. 3. Untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara CAMEL terhadap financial distress. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagi Manajer Sebagai referensi untuk mengetahui tata kelola bank yang baik dan atau ingin mengubah cara tata kelola diihat dari beberapa variabel penting guna melakukan prediksi financial distress dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk dapat mengurangi atau membatasi kemungkinan kesulitan keuangan di kemudian hari dan mencegah kebangkrutan pada perusahaan karena apabila mengalami kebangkrutan, maka perusahaan akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara) dan biaya tidak langsung langsung (kerugian penjualan atau kerugian paksaan akibat ketetapan pengadilan). 2. Bagi Investor Sebagai pertimbangan investor terhadap promosi tata kelola perusahaan yang baik pada bank, mengetahui peran dan hubungan antara investor dan pengelola manajerial pada suatu bank serta dapat membantu investor ketika akan memutuskan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan.

7 15 3. Bagi Pemerintah Sebagai badan legislator dalam membantu mengawasi dan menindaklanjuti adanya permasalahan terkait kesulitan keuangan pada bank-bank yang ada dan dampak terhadap masyarakat secara luas karena peran bank yang signifikan sebagai penghimpun dana masyarakat. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika ini disajikan dengan maksud untuk mempermudah pembahasan skripsi dan memberikan gambaran yang sistematik dalam memahami masalahmasalah yang disajikan, maka skripsi ini dibagi dalam lima bab secara berurutan, dimana bab yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berhubungan. Sebagai gambaran, maka dibawah ini akan diuraikan secara singkat isi dari setiap bab sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi gambaran singkat mengenai hal-hal yang mendorong dilakukannya penelitian yang berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka, yaitu teori yang dianggap relevan sebagai ldanasan untuk penyusunan kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis.

8 16 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi uraian mengenai rancangan penelitian, variabel dan pengukuran, definisi operasional variabel, serta metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai objek penelitian, berisi hasil penelitian yang mencakup gambaran umum tentang objek penelitian dan menjelaskan mengenai hasil analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan masalah penelitian. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan hasil analisis dan pembahasan yang mengacu pada pencapaian tujuan penelitian, implikasi manajerial, dan saran untuk penelitian selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tidak pernah lepas dengan keberadaan industri perbankan, sebab perbankan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu bangsa. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, telah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, telah mengakibatkan kesulitan keuangan yang buruk termasuk pada sektor perbankan. Krisis moneter yang terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bank berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat atau lembaga lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau lembaga

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS KESEHATAN BANK BERDASARKAN MODEL CAMELS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin tingginya harga saham maka semakin tinggi pula nilai

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin tingginya harga saham maka semakin tinggi pula nilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan didirikan dengan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan didirikannya suatu perusahaan, yang pertama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Uang sebagai salah satu produk bank setiap hari di gunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. bank. Uang sebagai salah satu produk bank setiap hari di gunakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Aktivitas yang di jalankan masyarakat selalu berhubungan dengan bank. Uang sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, masalah perekonomian adalah hal yang sangat penting dalam membangun suatu negara untuk menjadi negara yang lebih baik bahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Aktivitas yang di jalankan masyarakat selalu berhubungan dengan bank. Uang sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang tugasnya menghimpun dana (funding) dari masyarakat serta menyalurkan dana (lending) kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, kinerja bank harus

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, kinerja bank harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank adalah sektor yang sangat dinamis dan luas cakupannya. Hal ini dibuktikan dengan perkembangan industri perbankan terutama produk dan jasa yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan suatu usaha, sebab kebanyakan kasus kebangkrutan suatu usaha bermula dari adanya financial distress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012). 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan, dimana landasan kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari nasabah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Hal ini berdasar pada Undang-Undang Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Hal ini berdasar pada Undang-Undang Nomor 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam perekonomian suatu negara. Hal ini berdasar pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 3 yang menjelaskan

Lebih terperinci

menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat.

menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat. 1.1. Latar Belakang Masalah Bank sebagai salah satu lembaga keuangan di dalam perekonomian suatu negara, berfungsi sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter, dan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tidak sedikit pula bank yang tutup akibat kondisi krisis ekonomi. memberikan jasanya dalam bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tidak sedikit pula bank yang tutup akibat kondisi krisis ekonomi. memberikan jasanya dalam bidang perbankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis Ekonomi yang melanda mengakibatkan turunnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam terhadap dollar amerika. Dari tingginya tingkat inflasi yang terjadi, kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya, bangsa Indonesia mengalami banyak masalah yang disebabkan oleh berbagai macam krisis yang terjadi di dalam maupun dari luar negeri. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi tidak lepas dari kondisi investasi di suatu negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal, memungkinkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur oleh tingkat laju pertumbuhan ekonomi. Mankiw (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makin maju, suatu badan usaha di tuntut dapat mempertahankan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. makin maju, suatu badan usaha di tuntut dapat mempertahankan dan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri perbankan sebagai lembaga keuangan merupakan salah satu unsur penting dalam sistem perekonomian negara. Seiring dengan pesatnya kemajuan ekonomi

Lebih terperinci

Judul : RGEC Sebagai Determinasi dalam Menanggulangi Financial Distress

Judul : RGEC Sebagai Determinasi dalam Menanggulangi Financial Distress Judul : RGEC Sebagai Determinasi dalam Menanggulangi Financial Distress Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Made Meliani Andari NIM : 1306205124 Abstrak Financial distress merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan cara meningkatkan pendapatan melalui kegiatan perekonomian. Peningkatan ini membutuhkan suatu sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, ada beberapa dampak buruk yang dirasakan akibat meluasnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, ada beberapa dampak buruk yang dirasakan akibat meluasnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dunia mengalami kemajuan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Kemajuan yang sangat pesat tersebut disebabkan oleh semakin meluasnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fungsi utama bank adalah perantara keuangan yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Karena fungsi utamanya sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejauh ini krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 telah membawa dampak yang tidak baik bagi perkembangan bangsa Indonesia. Hampir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori manajemen keuangan, financial distress merupakan situasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori manajemen keuangan, financial distress merupakan situasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam teori manajemen keuangan, financial distress merupakan situasi dimana arus kas hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sedangkan yang lain adalah lembaga keuangan non-bank (LKBB). Bank

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sedangkan yang lain adalah lembaga keuangan non-bank (LKBB). Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan ekonomi sedangkan yang lain adalah lembaga keuangan non-bank (LKBB). Bank menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Kinerja manajemen perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengalami kesulitan keuangan atau financial distress. Menurut Plat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengalami kesulitan keuangan atau financial distress. Menurut Plat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 memiliki dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat di Indonesia. Pada tahun itu, terjadi inflasi secara besar-besaran.

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Empiris pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PNDAHULUAN. lembaga intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PNDAHULUAN. lembaga intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PNDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara negara di Eropa, Amerika dan Jepang mendengar kata bank sudah tidak asing lagi. Bank sudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan perbankan adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penyalur keuangan antar satu nasabah dengan nasabah dengan yang lain, sehingga bisa dikatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang dalam perekonomian tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya perkembangan zaman, tingkat kebutuhan masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia perbankan saat ini semakin pesat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia perbankan saat ini semakin pesat, banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia perbankan saat ini semakin pesat, banyak berdiri bank-bank pemerintah maupun swasta dan kondisi dunia perbankan di Indonesia telah banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para manager perusahaan Indonesia diharuskan untuk memberikan laporan. perusahaan-perusahaan Indonesia semakin terpuruk.

BAB I PENDAHULUAN. para manager perusahaan Indonesia diharuskan untuk memberikan laporan. perusahaan-perusahaan Indonesia semakin terpuruk. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perekonomian indonesia telah banyak dipenuhi oleh para investor dari luar negeri yang banyak menanamkan modalnya di indonesia, sehingga para manager perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang disebabkan oleh kredit macet sektor perumahan, lalu membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, perbankan menjadi salah satu sektor yang memegang peranan penting di dalamnya. Bank dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini khususnya pada saat krisis ekonomi dunia, para investor harus lebih teliti dalam membaca atau menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi masyarakat Indonesia, mendengar kata bank sudah bukan merupakan hal yang asing. Bank sudah merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut pada masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk menggambarkan situasi tersebut adalah kebangkrutan, kegagalan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk menggambarkan situasi tersebut adalah kebangkrutan, kegagalan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Financial distress adalah suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi dimana perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Istilah umum untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kerja serta kemampuan lainnya pada suatu perusahaan. Sama seperti

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kerja serta kemampuan lainnya pada suatu perusahaan. Sama seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan hal penting di dalam berbagai kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang sehat akan meningkatkan kinerja dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah yang dialami bangsa ini, termasuk dalam aspek ekonomi yakni terpuruknya kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya adalah sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, selain membuka peluang bisnis yang kian mendunia, pelaku bisnis juga dihadapkan dengan permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang. Pasar modal mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank yang tidak mampu untuk tetap melanjutkan usahanya. Pertengahan tahun

BAB I PENDAHULUAN. bank yang tidak mampu untuk tetap melanjutkan usahanya. Pertengahan tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia sempat mengalami keterpurukan sebagai imbas dari krisis perekonomian yang melanda kawasan Asia pada tahun 1997. Salah satu akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat Indonesia semakin rentan terhadap berbagai gejolak pada lingkungan eksternal, baik yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami penurunan karena berbagai dampak terutama faktor eksternal atau luar negeri antara lain: meningkatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia perbankan semakin ketat. Tantangan di dunia perbankan akan semakin sulit

I. PENDAHULUAN. dunia perbankan semakin ketat. Tantangan di dunia perbankan akan semakin sulit I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin terbuka membuat persaingan dalam dunia perbankan semakin ketat. Tantangan di dunia perbankan akan semakin sulit dengan diterapkannya

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN. (Studi Kasus Pada PT. PURA BARUTAMA Kudus)

ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN. (Studi Kasus Pada PT. PURA BARUTAMA Kudus) ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT. PURA BARUTAMA Kudus) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan bank umum dekade 1990-an merupakan tugas yang amat menantang. Kondisi perekonomian yang semakin sulit, terjadinya perubahan peraturan yang cepat, persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih dapat dikatakan belum stabil. Masalah-masalah yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih dapat dikatakan belum stabil. Masalah-masalah yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak terjadi krisis moneter pada tahun 1998, kondisi perekonomian di Indonesia masih dapat dikatakan belum stabil. Masalah-masalah yang terjadi di Indonesia maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya secara perlahan akan tergusur dari lingkungan industrinya dan akan

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya secara perlahan akan tergusur dari lingkungan industrinya dan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tujuan didirikannya suatu perusahaan yaitu untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimumkan nilai saham, dan meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan siklus ekonomi di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan semakin banyak kasus yang terjadi dalam dunia usaha, baik dari sisi finansial ataupun non finansial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia pada tahun 1997 mengalami guncangan karena krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan kondisi pasar modal

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia telah banyak membuat kesulitan yang sangat besar terhadap perekonomian di setiap negara terutama perusahaan besar yang memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga keuangan yang cukup vital pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memegang peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain risiko kredit, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty

I. PENDAHULUAN. lain risiko kredit, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan usahanya, bank menghadapi berbagai risiko antara lain risiko kredit, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran serta lembaga keuangan sebagai pihak yang memiliki fungsi penyedia dana

BAB I PENDAHULUAN. peran serta lembaga keuangan sebagai pihak yang memiliki fungsi penyedia dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Salah satu dimensi yang penting dalam pembangunan nasional adalah pembangunan perekonomian. Pembangunan perekonomian tidak dapat terlepas dari peran serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai sistem yang lebih baik berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai sistem yang lebih baik berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolaan bisnis suatu perusahaan pada negara berkembang harus mempunyai sistem yang lebih baik berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter dan perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar keuangan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melakukan berbagai transaksi bisnis dan pembayaran-pembayaran tagihan.

I. PENDAHULUAN. melakukan berbagai transaksi bisnis dan pembayaran-pembayaran tagihan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Indonesia telah memainkan berbagai peranan penting dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia. Salah satu fungsi dari perbankan adalah intermediasi keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan usaha perbankan di Indonesia memiliki peran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan usaha perbankan di Indonesia memiliki peran yang penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan usaha perbankan di Indonesia memiliki peran yang penting untuk ekonomi di Indonesia. Perbankan ikut serta dalam pembangunan ekonomi Indonesia, salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ke seluruh negara. Dwijayanti (2010) menyatakan bahwa krisis ekonomi pada negaranegara

PENDAHULUAN. ke seluruh negara. Dwijayanti (2010) menyatakan bahwa krisis ekonomi pada negaranegara PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi perekonomian dunia sering kali mengalami krisis dan membawa dampak ke seluruh negara. Dwijayanti (2010) menyatakan bahwa krisis ekonomi pada negaranegara di Eropa dan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi.

1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia telah banyak melalui masa kejayaan dan masa sulit sejak era penjajahan hingga saat ini. Peristiwa besar yang dianggap masih mempengaruhi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, sektor riil memperoleh bantuan pembiayaan dari lembaga keuangan bank untuk menunjang proses bisnisnya. Dana tersebut akan membantu berlangsungnya proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (Merkusiwati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang cukup besar. Dengan demikian peranan lembaga keuangan khususnya perbankan sangat penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab, misalnya saja perusahan mengalami rugi terus-menerus, penjualan yang tidak laku, bencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1966). Beaver mendefinisikan financial distress sebagai kebangkrutan,

BAB I PENDAHULUAN. (1966). Beaver mendefinisikan financial distress sebagai kebangkrutan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Financial distress pertama kali dikenal melalui penelitian oleh Beaver (1966). Beaver mendefinisikan financial distress sebagai kebangkrutan, ketidakmampuan melunasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Kesatuan yuridis merupakan badan usaha yang umumnya berbadan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Kesatuan yuridis merupakan badan usaha yang umumnya berbadan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari keuntungan dengan memberi layanan kepada konsumen. Kesatuan yuridis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk melihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan dilihat dari tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan mempunyai fungsi penting bagi perekonomian suatu negara. Bank mempunyai peranan besar dalam mengendalikan kemajuan ekonomi suatu negara. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena modal merupakan salah satu dari faktor penggerak dalam perusahaan untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan yang tidak ringan kepada Indonesia. Krisis yang terjadi pada triwulan terakhir tahun 2008 itu berlanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik harus bisa dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. yang baik harus bisa dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perencanaan yang tepat adalah kunci keberhasilan seorang manajer. Perencanaan yang baik harus bisa dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perorangan atau lembaga dengan tujuan utamanya memaksimalkan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. perorangan atau lembaga dengan tujuan utamanya memaksimalkan kekayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu badan usaha yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utamanya memaksimalkan kekayaan pemegang sahamnya ( Weston, 1993

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut. perbankan sebagai sektor yang highly regulated.

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut. perbankan sebagai sektor yang highly regulated. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan usahanya bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang telah mengalami krisis ekonomi. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia berdampak buruk bagi sektor-sektor industri maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi. Peran strategis bank bukan hanya sebagai wahana

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi. Peran strategis bank bukan hanya sebagai wahana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank termasuk lembaga keuangan yang sangat penting peranannya dalam pembangunan ekonomi. Peran strategis bank bukan hanya sebagai wahana yang mampu menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga keuangan khususnya perbankan. Perbankan berperan penting sebagai lembaga intermediasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi keuangan perusahaan disediakan untuk menjelaskan tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam upaya menambah dana untuk melakukan kegiatan operasionalnya, perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor. Saham tersebut

Lebih terperinci