BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang dalam perekonomian tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Perbankan yang sangat maju saat ini adalah perbankan syariah. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia makin pesat. Menurut Data Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia tahun 2011, pada tahun 2005 terdapat 3 Bank Umum Syariah (BUS) dan 19 Unit Usaha Syariah (UUS) dengan total aset 20,88 milyar rupiah. Sedangkan Sedangkan per Oktober 2011 di Indonesia tercatat 11 Bank Umum Syariah dan 23 Unit Usaha Syariah dengan total asset 127,15 milyar rupiah. Hal ini merupakan pencapaian prestasi yang membanggakan, karena dari tahun ke tahun perkembangan perbankan syariah menunjukkan angka yang sangat pesat. Hal ini menjadi fenomena yang terus dicermati kalangan bisnis karena merupakan peluang yang sangat prospektif untuk terus dikembangkan, mengingat bahwa penduduk di Indonesia yang mayoritas muslim merupakan pasar yang cukup potensial bagi perkembangan perbankan syariah.

2 Pertumbuhan Perbankan Syariah yang pesat ini selain dikarenakan adanya potensi pasar yang mendapat sambutan yang cukup hangat dari masyarakat, juga tidak lepas dari dukungan pemerintah, para ulama, dan regulasi Bank Indonesia yang terus mengakomodasi kebutuhan regulasi industri dan membuka kesempatan yang lebih luas kepada perbankan dan investor untuk menjalankan kegiatan usaha Bank Syariah (Amir Machmud dan Rukmana, 2009:65). Salah satu perbankan syariah di Indonesia adalah Bank Mega Syariah. Bank Mega Syariah terus tumbuh dan berkembang hingga saat ini memiliki asset lebih dari 4 triliun rupiah (LK Bank Syariah Mega semesteran, 2011:6). Ini adalah hal yang baik bagi Bank Mega Syariah yang jika dilihat dari kenaikan tersebut hampir setiap tahun asset tersebut naik seratus persen. Dengan begitu Bank Mega Syariah menduduki asset peringkat ketiga dari total asset terbesar di perbankan syariah Indonesia. Dilihat dari pemaparan tersebut perkembanagan Bank Mega Syariah sudah cukup pesat dan 394 jaringan kerja dengan komposisi: 8 kantor cabang, 13 kantor cabang pembantu, 49 Galeri Mega Syariah, dan 324 kantor Mega Mitra Syariah (M2S) yang tersebar di Jabotabek, Pulau Jawa, Bali, Sumatera Kalimantan, dan Sulawesi ( Bank Mega Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan swasta pertama yang membuka cabang syariah di Indonesia dan juga merupakan salah satu bank syariah terbaik yang berkembang melalui pemberian modal yang kuat demi kemajuan perbankan syariah dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. Penambahan modal dari pemegang saham merupakan landasan utama untuk memenuhi tuntutan pasar perbankan yang semakin meningkat dan kompetitif. Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank konvesional, membuat Bank Mega Syariah di tuntut untuk memiliki kinerja keuangan yang baik agar dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Apabila jika kita hanya melihat dari total asset Bank Mega Syariah dari

3 tahun ke tahun naik dan melihat bahwa bank ini menduduki peringkat ketiga bank syariah terbesar di Indonesia. Bank Mega Syariah belum bisa dikatakan sehat jika hanya melihat dari total asset dan berdasarkan peringkatnya saja. Berikut ini adalah grafik pertumbuhan asset Bank Mega Syariah dan Perbankan Syariah: Gambar 1.1. Grafik Pertumbuhan Aset PT Bank Mega Syariah dan Perbankan Syariah Tahun (dalam triliun rupiah) Bank Mega Syariah Perbankan Syariah Sumber: (Annual Report PT Bank Mega Syariah Tahun 2010) Dari grafik diatas menunjukan perkembangan aset Bank Mega Syariah dan Perbankan Syariah di Indonesia sama- sama mengalami peningkatan yang pesat dari tahun 2006 sampai dengan tahun Seiring dengan krisis multi dimensi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi termasuk pada sektor perbankan. Krisis moneter yang terus menerus mengakibatkan krisis kepercayaan, akibatnya banyak bank dilanda penyakit yang sama. Hal ini menyebabkan banyak bank yang lumpuh karena dihantam kredit macet. Agar Bank Mega Syariah tidak mengalami hal yang serupa, maka menuntut Bank Mega Syariah untuk memiliki

4 kinerja yang bagus agar dapat bersaing memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Selain itu BI juga memperketat pengawasan dan pengaturan perbankan nasional karena tidak ingin mengulang peristiwa di awal krisis ekonomi dimana banyak bank dilikuidasi karena kinerjanya tidak sehat. (Irawan, 2009:1) mengungkapkan kinerja merupakan salah satu faktor penting yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Kinerja suatu bank dinilai berdasarkan kinerja keuangan melalui penghitungan rasio keuangannya sehingga dapat diketahui tingkat kesehatan bank. Untuk menghitung rasio keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dipublikasikan secara berkala. Penurunan kinerja keuangan secara terus menerus dapat menyebabkan Financial Distress yaitu keadaan yang sangat sulit bahkan dapat dikatakan mendekati kebangkrutan, apabila tidak segera diselesaikan akan berdampak pada hilangnya kepercayaan nasabah terhadap sebuah bank. Mengalisis laporan keuangan secara teratur yang setiap akhir periode diterbitkan oleh bank go public dapat menjadi cara untuk mengetahui kinerja suatu bank. Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan catatan dari berbagai transaksi yang terjadi selama satu periode. Maksud dari angka-angka harus kita ketahui agar kita dapat mengerti makna dan maksud informasi yang dsampaikan oleh bank. Alat analisis diperlukan untuk mengetahui makna yang ada pada laporan keuangan. Dalam proses tersebut alat analisis yang biasa digunakan yaitu analisis laporan keuangan yang berupa rasio-rasio laporan keuangan. (Helfert, 1991) mengungkapkan analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atas prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan

5 tersebut, untuk kemudian menunjukan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Untuk menilai kinerja keuangan perbankan umumnya ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja bank syariah dan salah satunya adalah Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 yang dalam penilaiannya menggunakan pendekatan CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk). Ini merupakan alat ukur resmi yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk menghitung kesehatan bank syariah di Indonesia. Penelitian ini disusun seiring dengan pesatnya pertumbuhan bank-bank di Indonesia khususnya bank yang menyelenggarakan system dual banking (syariah dan konvensional). Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk menganalisis kinerja keuangan Bank Mega Syariah untuk melakukan penelitian ini yang dianalisis untuk membuat Tugas Akhir yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Bank Mega Syariah Dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007 Periode Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan Bank Mega Syariah pada periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dengan menggunakan pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007? 2. Bagaimana potensi perkembangan usaha Bank Mega Syariah pada tahun mendatang berdasarkan skenario pertumbuhan ekonomi?

6 1.2.2 Batasan Masalah Penulis memfokuskan dan membatasi permasalahan yaitu sebagai berikut: 1. Pembahasan penelitian dibatasi pada periode 2007 sampai dengan Dalam penelitian ini obyeknya adalah Bank Mega Syariah dengan pembahasan kinerja keuangan menggunakan metode CAMELS dan penulis hanya menganalisis kinerja dari aspek keuangan saja yang terdiri dari Capital, Asset, Earning, Liquidity dan Sensitivity Market Risk. Dalam hal ini, aspek Management tidak termasuk dalam aspek yang dianalisis karena kesulitan untuk mengakses data manajemen. 3. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data laporan keuangan yang dipublikasi oleh Bank Mega Syariah. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Bank Syariah Mega pada periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dan untuk mengetahui potensi perkembangan usaha Bank Mega Syariah di masa mendatang Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain: 1. Bagi Bank Mega Syariah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alat informasi oleh pihak manajemen Bank dalam mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup usaha Bank.

7 2. Bagi Calon Investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tolok ukur penilaian kinerja perbankan syariah di Indonesia mengingat bahwa Bank Mega Syariah adalah salah satu Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Dengan lebih memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesehatan bank secara umum, maka dapat digunakan sebagai dasar dalam memilih bank yang sehat dan dapat memenuhi kewajibannya terhadap nasabah di masa sulit pada saat ini maupun saat mendatang. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pengembangan penelitian selanjutnya. 1.4 Sistematika Penulisan yaitu: Sistematika penulisan Tugas Akhir ini diuraikan dalam 5 bab secara terpisah, 1. Bab I Pendahuluan Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan tinjauan umum mengenai perbankan syariah, konsep operasional perbankan syariah, laporan keuangan bank syariah, kinerja keuangan bank syariah, analisis rasio keuangan, analisis CAMELS, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran. 3. Bab III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan data penelitian, jenis dan sumber data penelitian, sifat dan kegunaan penelitian, metode pengumpulan data penelitian, dan definisi variabel dan teknik analisis data.

8 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menjelaskan mengenai analisis data menggunakan pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007,pembahasan hasil penelitian, dan prospek perkembangan usaha Bank Mega Syariah. 5. Bab V Penutup Bab ini menguraikan secara singkat mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan.