1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Objek Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Objek Penelitian"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek Penelitian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mawar adalah salah satu pendidikan nonformal yang berada di Jalan Jalaprang, No. 69, Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. PAUD Mawar didirikan oleh Teni Gustiani semenjak dua Mei Awal pendirian PAUD ini diilhami karena melihat banyaknya anakanak disekitar tempat tinggalnya yang tidak dapat bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) karena mahalnya biaya untuk masuk kesana. Karena alasan itulah Teni terpanggil untuk membuat lembaga PAUD di rumahnya. Semenjak mendirikan PAUD Mawar, ibu tiga orang anak ini,merelakan rumahnya dijadikan sebagai tempat untuk proses belajar mengajar. Gambar 1.1 Gedung PAUD Mawar Sumber : dokumentasi pribadi

2 Walaupun PAUD Mawar baru berdiri sekitar enam tahun namun dalam proses perekrutan tenaga pengajar Teni memiliki standar khusus. Untuk menjadi pengajar menurutnya, mereka harus memiliki pengalaman mengajar di TK atau PAUD dan memiiliki basic D1 PGTK. Kini total pengajar yang ada di PAUD Mawar sebanyak empat orang, tiga pengajar tetap dan satu pengajar pendamping. Sebagai kepala sekolah, Teni juga sering mengajak pengajar untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang sering diselenggarakan oleh Diknas, seperti mutu tenaga pendidik PAUD, pelatihan pendidikan, pelatihan sains anak, dll. Pelatihan ini dilakukan agar pengajar dapat memberikan pengajaran sesuai dengan aturan. Seperti hasil wawancara peneliti dengan Teni Gustiani berikut ini: tapi minimal kalo ada pelatihan ini sebagai pengingat karena lama-lama kan suka lupa lagi makanya kalo dari Dinas kalo tiga bulan sekali suka ada, padahal materinya itu lagi itu lagi tapi diambil hikmahnya aja mungkin seperti ini karena kalo ga diingatkan kita kebablasan suka ga sesuai lagi. (Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, Teni Gustiani, 7 Desember 2012, di PAUD Mawar). PAUD Mawar memiliki berbagai fasilitas salah satunya adalah Taman Bacaan Masyarakat (TBM). TBM adalah sejenis perpustakaan mini yang terdapat di PAUD Mawar. Menurut Teni Gustiani, PAUD Mawar adalah satu-satunya PAUD yang memiliki TBM. Perpustakaan ini tidak hanya ditujukkan bagi murid PAUD Mawar, tetapi juga masyarakat sekitar yang ingin membaca buku di PAUD Mawar secara gratis. Selain TBM, fasilitas lain juga disediakan PAUD Mawar, 2

3 3 seperti arena bermain yang terletak di seberang bangunan PAUD Mawar, kursi, meja, kamar mandi, hingga dapur. PAUD Mawar membagi tiga kelas sesuai dengan umur murid. Kelas Play Group bagi murid yang berusia 2-3 tahun, kelas A bagi murid yang berusia 3-4 tahun, dan kelas B bagi mereka yang berusia 5-6 tahun. Jumlah keseluruhan muri PAUD Mawar yaitu sebanyak 35 murid. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah murid pada tahun ajaran lalu, yaitu sebanyak 43 orang. PAUD Mawar memiliki dua ruang kelas. Untuk kelas B belajar di ruangan depan, sedangkan untuk kelas A dan Play Group berada di ruang belakang. Karena ruang kelas A dan Play Group disatukan, maka untuk membedakan kelas A dan Play Group dapat terlihat dari meja yang dan kursi yang digunakan. Untuk kelas A, mereka belajar di sebuah meja besar yang melingkar, sedangkan untuk kelas Play Group mereka belajar di kursi dan meja dari plastik. Proses pengajaran di PAUD Mawar dilaksanakan dari hari Senin hinggan Jum at dari pukul Sebelum kelas di mulai, murid diharuskan untu membaca Iqra terlebih dahulu yang didampingi oleh pengajar secara satu per satu. Setelah selesai, mereka bersiap-siap untuk berbaris di lapangan. Pada hari Senin hingga Rabu, murid akan belajar sesuai dengan kelasnya masing-masing, namun jika hari Kamis dan Jum at mereka akan belajar bersama-sama di ruang kelas B. PAUD Mawar memiliki beberapa seragam yang digunakan murid di dalam proses pengajaran. setiap hari Senin dan Selasa mereka

4 4 menggunakan seragam kotak-kotak. Pada hari Rabu mereka menggunakan baju bebas. Untuk hari Kamis mereka menggunakan pakaian olah raga dan pada hari Jum at mereka menggunakan baju muslim dan membawa alat solat Sarana dan Prasarana Kegiatan proses pengajaran tidak akan berjalan dengan efektif jika tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk itu PAUD Mawar memiliki sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari, seperti: Tabel 1.1 Sarana yang tersedia No Sarana yang tersedia Jumlah Keterangan 1 Ruang kelas 1 Cukup 2 Ruang kantor 1 Cukup 3 Kamar mandi/ WC 1 Cukup 4 Ruang cuci tangan 1 Cukup 5 Halaman untuk bermain 1 Cukup Sumber : proposal PAUD Mawar Tabel 1.2 Prasarana yang tersedia No Sarana yang tersedia Jumlah Keterangan 1 Meja belajar panjang 3 Cukup 2 Kursi belajar siswa 30 Cukup 3 Buku bacaan anak-anak 15 Cukup

5 5 4 White Board 1 Cukup 5 Lemari buku 1 Cukup 6 Loker peralatan 1 Cukup 7 Serodotan 1 Cukup 8 Ayunan 1 Cukup 9 Mainan 10 Cukup Sumber : proposal PAUD Mawar 1.2 Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini kini marak terdengar di tengah masyarakat. Informasi mengenai pendidikan anak usia dini bahkan sudah sangat menggaung di berbagai media baik elektronik, cetak, internet, hingga lingkungan sekitar. Hal ini juga ditambah dengan adanya penelitian yang dikemukakan oleh Bloom yang menyatakan bahwa kapasitas intelektual anak telah berkembang mencapai 50% ketika anak berusia empat tahun, 80% setelah anak berusia delapan tahun, dan genap 100% setelah anak berusia 18 tahun (Suryadi, 2009:67). Kondisi ini membuat orang tua kini berbondong-bondong memasukkan anak mereka, dengan harapan anak mereka bisa menjadi anak yang cerdas. Namun hal ini tidak tidak berbanding lurus dengan kesiapan orang tua dalam menghadapi masa emas anak-anak mereka. Banyak orang tua yang belum paham akan wawasan pendidikan anak usia dini. Padahal orang tua adalah lingkungan awal dalam memberikan

6 6 perkembangan kepada anak. Selain itu, kesibukan orang tua akan pekerjaannya membuat mereka memberikan kegiatan kepada anakanak mereka dengan menitipkannya di lembaga PAUD. Alih-alih ingin perkembangan anak kian meningkat, justru ini adalah upaya orang tua untuk menyerahkan bulat-bulat tugas dan tanggung jawab kepada guru di sekolah. Bukan hanya kondisi diatas yang membuat persoalan pendidikan usia dini semakin kompleks, faktor ekonomi juga termasuk salah satunya. Berkembangnya PAUD di masyarakat ternyata tidak diamini oleh seluruh lapisan masyarakat. Mahalnya biaya untuk masuk ke Taman Kanak-Kanak menjadi satu alasan orang tua mengurungkan niatnya untuk mendaftar ke TK. Kondisi ini membuat orang tua akhirnya memasukkan anak mereka ke lembaga pendidikan pada saat akan masuk ke Sekolah Dasar (SD). Seperti yang diketahui bersama bahwa perkembangan otak anak telah terjadi pada saat mereka berusia empat tahun dan terus meningkat hingga mereka berusia delapan tahun. Jika pemberian pendidikan baru dilaksanakan ketika masuk SD, maka dapat dipastikan perkembangannya tidak dapat mkasimal. Pendidikan usia dini kian gencar terdengar karena PAUD merupakan cikal bakal pembentukan karakter bangsa. PAUD juga dijadikan sebagai titik awal pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan diperlukan SDM yang berkualitas yang memiliki daya saing tinggi. Semua itu dapat terwujud jika diperiapkan sejak usia dini, salah satunya melalui pendidikan anak usia dini.

7 7 Menyadari hal ini pemerintah membuat kebijakan mengenai masalah pendidikan anak usia dini. Kebijakan ini tercantum pada Undang-Undang No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk turunannya, pemerintah juga mengeluarkan Permendiknas No 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Peraturanperaturan tersebut dikeluarkan pemerintah untuk mengatur pelaksanaan dari sistem pendidikan anak usia dini yang terdiri dari 1) standar tingkat pencapaian perkembangan, 2) standar pendidik dan tenaga pendidik, 3) standar isi, proses dan penilaian, dan 4) standar sarana dan prasaran, pengelolaan, dan pembiayaan. Penyelenggaraan PAUD di Indonesia dapat dilakukan pada tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, jalur pendidikan non formal, dan jalur pendidikan informal. Pada jalur pendidikan formal, PAUD diselenggarakan dalam bentuk Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatur Athfal (RA). Sedangakan untuk jalur pendidikan nonformal diselenggrakan dalam bentuk Kelompok Bermain (Kober), Tempat Penitipan Anak (TPA). Dan untuk jalur pendidikan informal dapat diselenggarakan dalam bentuk pendidikan keluarga dan pendidikan di lingkungan. Walaupun pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk mengenai pendidikan anak usia, Pemerintah tetap saja tidak dapat bekerja sendiri. Perlu dukungan dari masyarakat untuk mensukseskan pengembangan pendidikan anak usia dini. Salah satu bentuknya adalah dengan memperbolehkan masyarakat untuk mendirikan PAUD secara mandiri. Hal ini dilakukan demi mengatasi

8 kesenjangan antara anak-anak yang beruntung dengan anak yang kurang beruntung. Kelompok ibu-ibu 8 yang tergabung dalam Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan juga masyarakat mandiri juga berusaha untuk membuat PAUD. Namun, pendirian PAUD yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat tidak diimbangi oleh kualitas dari tenaga pengajar yang kompeten. Kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga yang berlatar belakang SMP dan SMA. Seperti yang dikatakan oleh Mubiar Agustin dalam wawancara berikut: kan ibu-ibu posyandu ngajar, ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan ngajar padahal kualifikasi dari mereka ada yang SMP, SMA, wawasan tentang pendiidkan anak usia dini sangat kurang. Jadi keinginan mereka sudah besar tapi standing out sebagai seorang pengajar anak usia dini yang ideal masih jauh. (hasil wawancara dengan Konsultan PAUD, Mubiar Agustin, 30 November 2012, di Kampus UPI Bandung). Kondisi ini hampir dialami oleh berbagai PAUD di Indonesia, tak terkecuali di Kota Bandung. Kota Bandung memiliki 846 lembaga PAUD namun hanya 20% dari total keseluruhan yang telah memenuhi syarat sesuai dengan peraturan Permendiknas No. 58 Tahun Hal ini seperti yang dikutip dalam jabar.tribunnews,com bahwa menurut Jalaludin, dari 846 lembaga PAUD, hanya sekitar 20 persen yang memiliki pengajar bergelar sarjana. (jabar.tribunnews.com, diakses pada 18/02/2013). Pentingnya guru berlatar belakang S1 bukan sekedar sebagai gengsi bagi sebuah sekolah. Latar belakang pendidikan yang mumpuni

9 9 akan menghasilkan tenaga pengajar yang professional. Teori-teori yang diajarkan oleh institusi pendidikan juga akan membantu mereka dalam proses pelaksanaan belajar mengajar nantinya. Salah satu teori yang diajarkan adalah mengenai cara berkomunikasi dengan murid. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi hal biasa dan wajar yang telah menyentuh seluruh aspek kehidupan, termasuk di dalam dunia pendidikan. Komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya, bahkan komunikasi sangat besar perananannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Orang sering berkata bahwa tinggi rendahnya suatu capaian mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor komunikasi ini, khususnya pada komunikasi pendidikan (Yusup, 2010:53). Dalam proses pengajaran, pengajar menjadi komunikator dalam keberlangsungan pembelajaran. Komunikator merupakan tokoh sentral dalam mengelola dan menyampaikan pesan kepada pihak sasaran. Komunikasi instruksional guru di sekolah akan menentukan keluaran dari peserta didik. Karena komunikasi instruksional tidak dapat dilaksanakan dengan bebas, melainkan adanya proses perencanaan yang matang. Untuk itu setiap komunikator (dalam hal ini guru) diharapkan melaksanakan proses komunikasi instruksional agar tujuan yang diharapkan dapat berjalan dengan optimal. Salah satu lembaga PAUD yang berada di Kota Bandung adalah PAUD Mawar. PAUD Mawar didirikan oleh Teni Gustiani sejak dua Mei 2006 di Jalan Jalaprang No. 69 Kelurahan Sukaluyu,

10 10 Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Alasan Teni mendirikan PAUD Mawar dikarenakan banyaknya anak usia dini yang ada di sekitarnya yang tidak tertampung di TK karena biaya yang cukup mahal. PAUD Mawar juga menyediakan fasilitas yang memadai demi keberlangsungan proses belajar mengajar menjadi lebih efektif, seperti Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Dengan adanya TBM, murid akan diperkenalkan dengan buku-buku sehingga akan merangsang minat untuk dapat membaca. Selain fasilitas TBM, PAUD Mawar juga memiliki fasilitas arena bermain yang luas. Hal ini menjadi nilai tambah bagi peserta didik, karena dengan adanya fasilitas bermain yang cukup banyak membuat anak akan semakin nyaman untuk bersekolah. Senada dengan itu, salah satu orang tua murid, Juju juga mengatakan bahwa ketika ingin memasukkan anaknya di PAUD Mawar karena arena bermainnya yang luas. Seperti hasil wawancara berikut: pas waktu mau masuk PAUD, saya suruh Winggi milih mau sekolah dimana. Eh dia milih disini karena mainannya banyak (hasil wawancara dengan Juju, orang tua Winggi, 22 Oktober 2012 di Lapangan PAUD Mawar). Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang memadai dapat dijadikan alasan bagi orang tua untuk memilih PAUD Mawar. Dunia PAUD adalah dunia bermain, oleh karena pengembangan fasilitas arena bermain mutlak diperlukan untuk meningkatkan perkembangannya. Bagaimana mungkin dapat

11 11 meningkatkan kreativitas dan juga motoriknya jika tidak ditunjang dengan fasilitas tersebut. Selain dengan memberikan fasilitas yang memadai, kompetensi pengajar juga tidak boleh dikesampingkan. Untuk meningakatkan kualitas pengajaran, baru-baru ini PAUD Mawar merekrut guru lukis untuk metode menggambar. Perekrutan tenaga pengajar tersebut dilakukan agar minat dan bakat murid dalam mewarnai semakin terasah. Disamping itu setiap pengajar diharuskan untuk mengikuti pelatihan yang disediakan oleh Diknas dan juga menjalani pendidikan hingga jenjang S1. Hal ini yang sekarang dijalani oleh PAUD Mawar, tiga termasuk Teni sendiri sekarang sedang menjalani pendidikan jenjang S1 untuk program PAUD. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tenaga pendidik akan dunia anak. Kualitas pengajar yang baik ternyata tidak serta merta membuat orang tua puas. Banyak orang tua murid yang menganggap bahwa pendidikan dapat ditempuh dengan cara-cara yang instan, setidaknya hal ini yang terjadi pada PAU Mawar. Orang tua menekan guru untuk mengajarkan anak-anak mereka pengajaran yang seharusnya belum dapat diajarkan di usianya yang sekarang, seperti calistung. Kondisi ini seperti memakan simalakama bagi PAUD Mawar. Di satu sisi, mereka harus mengajarkan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan tetapi di sisi lain peranan orang tua juga sangat penting bagi keberlangsungan pengajaran di PAUD Mawar.

12 12 Pengalaman hal serupa mungkin saja terjadi pada PAUD lain, kasus yang terjadi pada PAUD Mawar hanyalah segelintir contoh dari kekurangpahaman orang tua terhadap dunia perkembangan anak. Kondisi ini membuat pengajar harus terus berupaya mengasah kemampuannya dalam meramu strategi pengajaran yang tepat agar perkembangan anak menjadi lebih optimal. Bertolak dari hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai bagaimana proses komunikasi instruksional dalam pendidikan nonformal, khususnya di PAUD Mawar, Kota Bandung. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Proses Komunikasi Instruksional Dalam Pendidikan Nonformal? 1.4 Fokus Penelitian 1. Bagaimana spesifikasi isi dan tujuan yang diciptakan pengajar di dalam PAUD Mawar? 2. Bagaimana perilaku mula-mula yang dilakukan pengajar di dalam PAUD Mawar? 3. Bagaimana penetapan strategi yang dilakukan pengajar di dalam PAUD Mawar?

13 13 4. Bagaimana pembuatan organisasi satuan-satuan yang dilakukan pengajar di dalam PAUD Mawar? 5. Bagaimana umpan balik yang dilakukan pengajar di dalam PAUD Mawar? 1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi instruksional dalam pendidikan nonformal Tujuan 1. Mengetahui bagaimana spesifikasi isi dan tujuan yang diciptakan pengajar di dalam PAUD Mawar. 2. Mengetahui bagaimana perilaku mula-mula yang dilakukan pengajar di dalam PAUD Mawar. 3. Mengetahui bagaimana penetapan strategi yang dilakukan pengajar di dalam PAUD Mawar. 4. Mengetahui bagaimana organisasi satuan-satuan instruksional di dalam pengajar di dalam PAUD Mawar. 5. Mengetahui bagaimana umpan balik yang dilakukan pengajar di dalam PAUD Mawar.

14 Kegunaan Penelitian Aspek Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan kajian Ilmu Komunikasi khususnya yang berkaitan dengan komunikasi instruksional yaitu bagaimana proses komunikasi instruksional di dalam pendidikan nonformal Aspek Praktis Dapat memberikan masukan dan evaluasi bagi PAUD Mawar dalam melaksanakan proses komunikasi instruksional agar berjalan lebih efektif. 1.7 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pada BAB I, penulis akan menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, latar belakang objek penelitian, rumusan masalah, fokus penelitian, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan juga sistematika penelitian. Pada BAB II, penulis akan menjabarkan mengenai tinjauan pustaka, literature terdahulu, dan kerangka pemikiran mengenai penelitian.

15 15 Pada BAB III, penulis akan menjabarkan mengenai metode penulisan yang akan digunakan dalam penelitian. Pada BAB IV, penulis akan menjabarkan mengenai hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data dari subjek penelitian. Pada BAB V, penulis akan menjabarkan mengenai kesimpulan yang didapat selama penelitian dan saran.

PROSES KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PENDIDIKAN NONFORMAL

PROSES KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PENDIDIKAN NONFORMAL PROSES KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PENDIDIKAN NONFORMAL Rani Ayu Lestari¹, Maylanny Christin S.s M.si ; Refi Rifaldi W.g.st.², Mba ³ ¹Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang ditandai dengan dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak hanya penting tetapi menjadi keharusan bagi setiap orang yang hidup di era ini. Kemajuan teknologi menjadikan generasi penerus untuk tumbuh menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar kekuatan spiritual keagamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor bagi setiap kemajuan suatu bangsa dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, seiring perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya untuk membantu manusia mencapai kedewasaan. Upaya ini menuntut adanya proses yang harus dicapai, karena tanpa proses tersebut perubahan tidak

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern dan serba canggih seperti saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi segala aspek dalam perkembangan kehidupan manusia. Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membantu memanusiakan manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari nilai kemanusiaannya. Melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak BAB I Pendahuluan A. Latar Belang Masalah Hasil penelitian di bidang neurologi oleh Osborn, White dan Bloom menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk.

Lebih terperinci

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 sebagai Bibit Perkembangan PAUD di Indonesia. Mela Nugradini

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 sebagai Bibit Perkembangan PAUD di Indonesia. Mela Nugradini Undang-undang No. 20 Tahun 2003 sebagai Bibit Perkembangan PAUD di Indonesia Mela Nugradini 125120301111005 I. Pendahuluan Diluar negeri, tenaga pengajar PAUD diberi perhatian oleh pemerintah. Mereka menganggap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

I. PENDAHULUAN. yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Pasal 1 Nomor 2 mengatakan : Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pengalaman hidup setiap individu dalam berbagai lingkungan yang memiliki pengaruh positif untuk perkembangan individu sepanjang hayat. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern di era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan sumber daya manusia

Lebih terperinci

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C Pendidikan TPA/ KB Eka Sapti C Anak Usia Dini? Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) PAUD? UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma dalam bidang pendidikan dan berbagai perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang membawa implikasi terhadap berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan, antara lain pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah Indonesia telah merencanakan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun menjadi 9 tahun, ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) yang dikeluarkan oleh Pendidikan Nasional pada bab pendahuluan, mempunyai visi mewujudkan sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta tidak secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat penting bagi anak karena pendidikan pada masa tersebut merupakan landasan atau fondasi bagi anak untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak, hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya orang tua juga merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya orang tua juga merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan diibaratkan sebagai sebuah rumah yang dapat menaungi penghuninya dari sengatan matahari dan hujan. Akan tetapi rumah tidak dapat dibangun dalam angan-angan,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 12 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guru mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa. Kualitas suatu sistem pendidikan dapat mempengaruhi kualitas suatu bangsa di masa depan. Ketika suatu

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti PENDIDIKAN TPA & KB Martha Christianti Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aset masa depan suatu bangsa salah satunya adalah anak-anak, karena anakanak merupakan generasi masa depan bangsa. Anak-anak tersebut tidak akan mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yag merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

2015 MINAT SISWA SMA KELAS XII KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG TERHADAP PROGRAM STUDI S1 PGPAUD FIP UPI

2015 MINAT SISWA SMA KELAS XII KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG TERHADAP PROGRAM STUDI S1 PGPAUD FIP UPI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) merupakan suatu lembaga perguruan tinggi yang mempersiapkan berbagai tenaga pendidik profesional di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pesatnya teknologi serta informasi yang begitu cepat menyentuh kehidupan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) menjadi perhatian dunia internasional, terbukti dalam pertemuan forum pendidikan yang dilakukan tahun 2000 di Dakar ibukota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indra Dwi Handoko, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indra Dwi Handoko, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi bagi perkembangan manusia. Pendidikan yang baik dan berkualitas dari sejak dini akan menjadi cikal bakal tumbuhnya Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern di era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia 0 tahun (sejak lahir) sampai dengan 8 tahun dan masa ini disebut sebagai masa emas karena pada masa ini terjadi proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pendidikan merupakan investasi terpenting yang dilakukan orang tua bagi masa depan anaknya. Dapat dikatakan, pendidikan merupakan salah satu pembentuk pondasi bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya mendidik anak, sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa perkembangannya. Undang-undang Nomor 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang diberikan kepada anak semenjak dini merupakan investasi yang berharga dalam proses tumbuhkembangnya, maka dari itu sangatlah penting memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai mahluk sosial, adalah perilaku berkomunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lapangan pendidikan merupakan wilayah yang sangat luas. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan. Setiap orang pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang tercantum pada Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

2015 UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (3-4 TAHUN) MELALUI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MELIPAT (ORIGAMI)

2015 UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (3-4 TAHUN) MELALUI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MELIPAT (ORIGAMI) BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Penelitian Pengembangan sumberdaya manusia merupakan faktor kunci kesuksesan pembanguna suatu bangsa, karena itu berbagai upaya pengembangan sumberdaya manusia haruslah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan psikologi, fenomena Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan keniscayaan. Pasalnya, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun,dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan I. PENDAHULUAN Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa awal kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam kehidupan manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang keadaan taman penitipan anak Al-Wathaniyah Kelurahan Ipilo Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang keadaan taman penitipan anak Al-Wathaniyah Kelurahan Ipilo Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Langkah awal penelitian ini adalah peneliti melakukan observasi langsung tentang keadaan taman penitipan anak Al-Wathaniyah Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatau upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai sekarang dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu diantaranya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membahas pendidikan untuk anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar belakang Pengadaan Proyek Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Perkembangan sebuah negara dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS 1 O L E H : N I N I N G S R I N I N G S I H, M. P D N I P. 1 3 2 3 1 6 9 3 0 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0- 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Senada dengan (Fadlillah, 2013:47) pasal 28 undang-undang sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLAY GROUP DAN TPA DI YOGYAKARTA Berdasarkan pada nilai-nilai kebudayaan Jawa

BAB I PENDAHULUAN. PLAY GROUP DAN TPA DI YOGYAKARTA Berdasarkan pada nilai-nilai kebudayaan Jawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi sumber daya manusia terutama bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan dapat mencakup seluruh proses hidup dan segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

Tangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18

Tangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18 Mempersiapkan generasi emas Indonesia adalah kebijakan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Semua komponen diharapkan terlibat dan bekerja sama menyukseskan gerakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal 1. Profil TK Dharma Wanita Tawangrejo TK Dharma Wanita Tawangrejo adalah Taman Kanakkanak dibawah Yayasan Dharma Wanita Desa Tawangrejo

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MELALUI PENYULUHAN DAN PENYEDIAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD DI KOTA PADANG

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MELALUI PENYULUHAN DAN PENYEDIAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD DI KOTA PADANG Program PPM PROGRAM STUDI Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.000.000,- Tim Pelaksana Sonezza Ladyanna, Arfinal, Alex Darmawan dan Iim Purnama Indah Fakultas Sastra Lokasi Kota Padang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang pada era sekarang. Pendidikan di Indonesia adalah hak dan kewajiban setiap warga negara. Setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas adalah dunia pendidikan. Pendidikan memiliki tujuan untuk mencerdaskan, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHALUAN. Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak merupakan. sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHALUAN. Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak merupakan. sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah Pendidikan Anak Usia BAB I PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan yang diperuntukkan bagi anak usia nol sampai enam tahun. Sukses masa depan hanya dapat diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ane Fitriani, 2015 Upaya pengelola dalam meningkatkan manajemen mutu PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ane Fitriani, 2015 Upaya pengelola dalam meningkatkan manajemen mutu PAUD 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah suatu upaya untuk membantu memanusiakan manusia Ahmad Tafsir (dalam Suyadi 2011, hlm.6) Artinya, melalui proses pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTAENG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, masyarakat sangat mengharapkan adanya pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan anak usia dini bagi anak usia 4 8 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar (PP No. 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1)

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tugas guru sangat kompleks, selain bertugas mentransfer pengetahuan dan

I PENDAHULUAN. Tugas guru sangat kompleks, selain bertugas mentransfer pengetahuan dan I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Dalam konteks reformasi pendidikan, guru adalah unsur utama dalam proses pendidikan. Guru adalah unsur terdepan dalam keseluruhan proses pendidikan. Tugas guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan pendidikan yang bermutu akan membuat bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational Young Children) merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat, pemerintah, melalui binbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah sepanjang hayat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Artinya pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan dan mengfungsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terkait pada seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan diarahkan pada perkembangan dan pertumbuhan manusia agar menjadi manusia yang memiliki identitas

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN

FORMULIR PENDAFTARAN No. Formulir : Photo Tanggal Pengembalian Formulir : SATUAN PAUD: FORMULIR PENDAFTARAN Taman Penitipan Anak ( 1.5 tahun 6 tahun)* Kelompok Bermain (3 tahun 4 tahun)* Taman Kanak-Kanak ( 5 tahun 6 tahun)*

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Menurut Notoatmodjo (2007: 42), efektivitas adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan alat-alat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S Oleh: ARI YUDANI NIM : Q 100 070 620 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perumahan Graha Kuncara Eksekutif blok AB-1 Kelurahan Kemiri, Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perumahan Graha Kuncara Eksekutif blok AB-1 Kelurahan Kemiri, Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Partisipan TK Islam Al Fattah adalah Taman Kanak-kanak yang terletak di perumahan Graha Kuncara Eksekutif blok AB-1 Kelurahan Kemiri, Kecamatan Sidoarjo.

Lebih terperinci

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA S A L I N A N BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI MALINAU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR 16 (ENAM BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT PENCAPAIAN MUTU PENDIDIKAN PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI PAUD AN-NURIYAH DESA CIUYAH KABUPATEN SUMEDANG

PEMETAAN TINGKAT PENCAPAIAN MUTU PENDIDIKAN PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI PAUD AN-NURIYAH DESA CIUYAH KABUPATEN SUMEDANG PEMETAAN TINGKAT PENCAPAIAN MUTU PENDIDIKAN PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI PAUD AN-NURIYAH DESA CIUYAH KABUPATEN SUMEDANG Nina Sundari 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

INDIKATOR BIDANG PENDIDIKAN

INDIKATOR BIDANG PENDIDIKAN LOMBA PEMBERDAYAAN KELURAHAN TAHUN 3 INDIKATOR BIDANG PENDIDIKAN Pendidikan masyarakat merupakan salah satu indikator yang sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan keberhasilan Program Pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah penerus bangsa. Dalam perkembangannya, sangat diperlukan perhatian yang ekstra guna memperoleh

Lebih terperinci