BAB I PENDAHULUAN. Pemkab Semarang PT. KAI. Pemkab Semarang. PT Panorama Agro Sidomukti
|
|
- Siska Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten yang menjadi wilayah provinsi Jawa Tengah. Kota Ungaran menjadi ibukota Kabupaten yang juga menjadi pusat pemerintahan. Wilayah Kabupaten Semarang memiliki ketinggian yang berkisar antara m diatas permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh beberapa gunung seperti Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo dan Gunung Merbabu. Letak geografis Kabupaten Semarang yang berada di dataran tinggi menjadikan Kabupaten Semarang memiliki banyak potensi wisata alam. Selain wisata alam, Kabupaten Semarang juga memiliki potensi wisata lainnya seperti wisata sejarah, wisata buatan, wisata kuliner dan wisata religi. Berikut ini merupakan data objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Semarang menurut data Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Semarang : 1 Tabel 1.1 Tempat Wisata di Kabupaten Semarang No. Nama Tempat Wisata Lokasi 1. Candi Gedong Songo Desa Candi, Kecamatan Bandungan 12 km dari kota Ungaran 2. Museum Kereta Api Kota Ambarawa, 20 km dari Ambarawa kota Ungaran 3. Monumen Palagan Kota Ambarawa, 20 km dari Ambarawa kota Ungaran 4. Umbul Sidomukti Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Pengelola Pemkab Semarang PT. KAI Pemkab Semarang PT Panorama Agro Sidomukti 1 Sumber Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Semarang 1
2 5. Kampoeng Kopi Jalan Raya Bawen Kecamatan Banaran Bawen 6. Bukit Cinta Rawa Jalan Alternatif Salatiga- Pening Ambarawa 7. Goa Maria Kerep Kota Ambarawa, 22 km dari kota Ungaran 8. Makam dan masjid Desa Nyatnyono, kota Ungaran Nyatnyono 9. Agro Wisata Kencana Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat 10. Agro Wisata Kebun Desa Tlogo Kecamatan Tuntang Tlogo 11. The Fountain Desa Lerep Kecamatan Ungaran Waterpark Barat 12. Pemandian Muncul Jalan Alternatif Ambarawa- Salatiga 13. Kampung Seni Lerep Ungaran Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat 14. Hills Joglo Villa Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat 15. Air Terjun Curug 7 Desa Keseneng Kecamatan Bidadari Sumowono 16. New Bandungan Jalan Veteran, Kecamatan Indah Bandungan 17. Balemong Resort and Jalan Patimura 18, Sisemut Convention Ungaran 18. Taman Ria Langen Jalan Alternatif Ambarawa- Tirto Muncul Muncul 19. Taman Wisata Jalan Raya Salatiga-Magelang Kopeng 20. Wana Wisata Umbul Desa Kopeng, Kecamatan Songo Kopeng Getasan PT. Perkebunan IX Pemkab Semarang Yayasan Katholik Yayasan BUMD Provinsi Pemkab Semarang Desa Wisata PJKA 2
3 21. Taman Kelinci Desa Rowobeni Kecamatan Banyubiru 22. Hortimart Jalan Gatot Subroto no. 55 Bawen 23. Wana Wisata Desa Sususkan Kecamatan PT. Perhutani Penggaron Ungaran 24. Air Terjun Semirang Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat PT. Perhutani 25. Air Terjun Curug Desa Kalisidi Kecamatan Desa Wisata Lawe Ungaran Barat 26. Air Terjun Curug Desa Wirogomo Kecamatan Desa Wisata Bolodewo Bnyubiru 27. Taman Rekreasi Desa Blanten Kecamatan Tirtoargo Ungaran Barat Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Semarang tahun 2015, diolah Selain 27 tempat wisata diatas, masih banyak potensi wisata di Kabupaten Semarang salah satunya adalah Desa Wisata Ngempon. Tempat ini berada di Kelurahan Ngempon, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Ikon utama desa wisata Ngempon adalah Benda Cagar Budaya Peninggalan kerajaan Hindu. Candi tersebut berada pada areal seluas 2250 m 2 dan berdiri di tengah-tengah lahan persawahan warga. Sejarah pembangunan Candi Ngempon belum diketahui secara pasti karena belum ditemukan prasasti di sekitar Candi. Berdsarkan ciri-ciri arsitekturnya, Pak Putu yang merupakan Pegawai Badan Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah berpendapat bahwa Candi Ngempon diperkirakan memiliki usia yang hampir sama dengan Candi Gedong Songo yang terletak di Desa Candi yaitu dibangun sekitar abad 8-9 M dan memiliki latar belakang agama Hindu. 2 Ditemukan pada tahun 1952, Candi ini berada pada kondisi runtuh dan rusak. Pemugaran dilakukan pada tahun 2006 dan Selain pemugaran, BPCB Jawa Tengah juga telah melakukan konservasi pada tahun Wawancara dengan Bapak Putu, Pegawai Badan Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah, 26 Januari Sumber BPCB Jawa Tengah 3
4 Gambar 1 Area Candi Ngempon Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016 di Candi Ngempon Di sekitar area Candi Ngempon terdapat situs cagar budaya berupa petirtaan air panas dan diyakini pada zaman dahulu kedua tempat ini saling berkesinambungan. Berbeda halnya dengan Candi Ngempon yang berada di wilayah Dusun Ngempon Kecamatan Bergas, petirtaan air panas tersebut berada pada wilayah Dusun Derekan Kecamatan Pringapus. Candi Ngempon berada diatas tanah negara melalui BPCB Jawa Tengah sedangkan Petirtaan air panas tersebut masih berada diatas lahan milik penduduk setempat. Gambar 2 Petirtaan Derekan (Pemandian Air Panas) Sumber: Dokumentasi Penelitian tahun 2016 di area Derekan 4
5 Untuk menuju lokasi Candi Ngempon dapat melalui 2 akses dari jalan utama Semarang-Surakarta. Akses pertama dapat melalui Jalan Ngempon Raya dan melalui pintu masuk Dusun Ngempon. Akses kedua dapat melewati Jalan Lemah Ireng Raya dan melalui pintu masuk Dusun Derean. Jika melalui pintu masuk Jalan Ngempon Raya (Samping POLSEK Bergas), Candi Ngempon hanya berjarak sekitar 2,8 Km seperti yang terlihat pada gambar 3. Gambar 3 Jarak Lokasi Candi Ngempon Dari Jalan Semarang-Surakarta Sumber: Google Map POLSEK Bergas-Candi Ngempon Selain lokasi Candi Ngempon yang hanya berjarak 2,8 Km dari Jalan Utama Semarang-Surakarta, tarif wisata di area Candi Ngempon masih terbilang murah. Berikut ini merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengunjung untuk memasuki area wisata Candi Ngempon. 4 4 Observasi di area wisata Candi Ngempon 5
6 Tabel 1.2 Daftar Tarif Masuk Area Wisata Candi Ngempon No. Jenis Tarif Harga 1. Gerbang Masuk (dari desa Derean/desa Ngempon) Rp Parkir Motor Rp Parkir Mobil Rp Pemandian Air Hangat Rp Bilas Rp Candi Ngempon Gratis Sumber: Hasil wawancara 2016, diolah. Tarif masuk wisata yang tergolong masih murah tidak dibarengi dengan jumlah kunjungan wisatawan yang banyak. Pada weekend terhitung pengunjung yang memasuki area Candi Ngempon sebanyak 39 orang dalam kurun waktu 2 jam. Sedangkan pada weekday dalam kurun waktu 4 jam tidak satupun pengunjung yang terlihat mengunjungi Candi Ngempon. Menurut Bapak Sugiarto selaku tokoh masyarakat yang menjaga pos pertama di Dusun Ngempon, jumlah kunjungan wisatawan berkisar antara 5-10 sepeda motor untuk hari biasa/weekday dan motor untuk hari libur/weekend. 5 Di sekitar area petirtaan banyak bangunan milik warga yang digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat jasa hiburan musik. Lebih parahnya lagi di tempat ini juga sering digunakan sebagai tempat karaoke yang juga menyediakan Pemandu Karaoke. 6 Seperti halnya menurut Syahrul Munir (Kompas.com, 2014), Ironis dan menyedihkan.tanpa perhatian pemerintah, kondisi situs Candi Ngempon yang berada di Lingkungan Ngempon, Bergas, Kabupaten Semarang, saat ini menjadi salah satu lokasi prostitusi yang tergolong ramai. Sejumlah kalangan khawatir jika tidak segera ditertibkan, lama-kelamaan kawasan Candi Ngempon akan berubah menjadi lokalisasi prostitusi. Sebab, di lingkungan situs peninggalan kerajaan Hindu itu tumbuh subur rumah karaoke dan tempat biliar liar. Bahkan, di kawasan tersebut saat ini dikenal sebagai pangkalan kaum waria dan menjadi ajang mesum remaja yang sedang berpacaran. Hal tersebut tentunya berdampak negatif terhadap image situs cagar budaya yang ada. Padahal selain potensi Bangunan Cagar Budaya Candi Ngempon, Desa Ngempon juga memiliki beberapa potensi wisata lainnya yaitu Event Kirab Tumpeng Sewu dan perlombaan memancing di sekitar area Candi Ngempon. Kirab Tumpeng Sewu merupakan event sedekah bumi/bersih desa bagi warga Ngempon. Sedangkan Perlombaan 5 Wawancara dengan Bapak Sugiarto, 14 Februari Wawancara dengan pemilik lahan parkir di area petirtaan Derekan 6
7 Memancing merupakan event yang diadakan oleh forum Desa Wisata Ngempon dengan memanfaatkan aliran sungai yang mengalir di area Candi Ngempon. 7 Gambar 4 Kirab Tumpeng Sewu pada Agustus 2015 Sumber: Dokumentasi Kelurahan Ngempon tahun 2015 Gambar 5 Perlombaan Memancing di Sekitar Area Candi Ngempon Sumber: Dokumentasi Forum Desa Wisata Ngempon tahun Wawancara dilakukan pada 13 Maret 2016 dengan Bapak Muh Amin selaku ketua Forum Desa Wisata Ngempon sekaligus Bendahara Forum Desa Wisata Kabupaten Semarang 7
8 Menurut Bapak Moh Amin selaku Ketua Forum Desa Wisata Ngempon, selain beberapa potensi wisata diatas, masih ada beberapa potensi wisata lain yang berupa kesenian daerah. Berikut ini merupakan beberapa kesenian yang ada di Desa Ngempon. 8 Tabel 1.3 Daftar Kesenian Desa Ngempon No Nama Kesenian Tahun Berdiri Jumlah Anggota Nama Ketua Jadwal Latihan Komedi Mudo 06/10/1 40 Ki Saat Event Carito 998 Komedi tertentu (Pedalangan) OM.Elyta Suwandi Saat Event tertentu Pangudi Raos Sariyo Saat Event (Pedalangan) tertentu Rebana Nurul H. Asol Saat Event Hikmah tertentu Rebana Nurul Munajat Saat Event Ikhsan tertentu Rebana Al Rahmad Saat Event Falah tertentu Kd.Lumping Jumaeri Setiap Cahyo Kridho Rabu Turonggo Malam Mudo Budoyo Rebana Suprapti,S. Setiap Kel.Pengajian Pd Rabu Ibu-ibu RT4 Malam RW.1 Sumber: Pamong Budaya UPTD Kecamatan Bergas tahun 2015 Keterangan mulai th 2012 mulai th Sumber: Pamong Budaya UPTD Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang 8
9 Kurangnya media promosi yang memuat informasi mengenai Desa Wisata Ngempon menjadi faktor penting yang menentukan jumlah kunjungan wisatawan. Menurut data yang penulis dapatkan dari wawancara dan survey dengan beberapa wisatawan yang sedang beraktifitas di area Candi Ngempon, rata-rata tujuan utama mereka adalah Petirtaan Derekan dan tidak mengetahui tentang adanya Candi Ngempon dan potensi wisata yang ada di Desa Ngempon. Rata-rata dari mereka pada awalnya mendapatkan informasi dari teman. Pada saat datang untuk pertama kalinya, seorang pengunjung dari Salatiga juga harus bertanya kepada masyarakat lokasi tersebut dikarenakan minimnya papan penunjuk arah. Pengunjung lain yang berasal dari Mranggen juga mengalami kesulitan menuju lokasi Candi Ngempon karena minimnya informasi menuju lokasi Candi Ngempon. Pengunjung yang berasal dari Karangayar mengaku penasaran dengan Candi Ngempon karena melihat papan penunjuk di dekat kost dan baru tinggal di Karangjati selama 2 minggu. Menurut Suryandaru selaku Lurah dari Desa Ngempon, media promosi menuju Candi Ngempon yang sudah ada memang baru sebatas 2 papan penunjuk yang dibuat oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah yaitu di Jalan Ngempon Raya dan di pertigaan Dusun Ngempon. Dari arah jalan utama belum tersedia media promosi yang informatif untuk menarik minat wisatawan terutama tentang adanya Desa Wisata Ngempon. Sehingga jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Ngempon dirasa masih sangat kurang dari harapan warga masyarakat Desa Ngempon. 9 Berdasarkan data yang diperoleh penulis berencana membuat media iklan yang bersifat informatif dimana tujuan dari iklan informatif (Suyanto, 2004:28) adalah membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli dan membangun citra perusahaan. 1.2 Rumusan Perancangan Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka Penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana membuat media promosi yang menarik 9 Wawancara dilakukan pada Selasa 19 Januari
10 sehingga dapat memunculkan minat wisatawan domestik untuk berkunjung ke Desa Wisata Ngempon? 1.3 Tujuan Perancangan Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis adalah untuk merancang media promosi berupa iklan pariwisata luar ruang berupa billboard, papan penunjuk arah dan papan informasi yang mampu menarik minat wisatawan domestik dan menjadikan Desa Wisata Ngempon sebagai salah satu tujuan wisata yang ada di Kabupaten Semarang. 1.4 Manfaat Penelitian Perancangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan diantaranya adalah: Manfaat Teoritis Perancangan ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa dalam hal perancangan media promosi komunikatif bukan hanya untuk lembaga tetapi juga untuk kepentingan masyarakat luas Manfaat Praktis Perancangan strategi media promosi komunikatif ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Desa Wisata Ngempon agar dapat dikenal oleh masyarakat luas. 1.5 Konsep Perancangan Desa Wisata Ngempon dengan ikon utama Candi Ngempon memiliki nilai sejarah dan kebudayaan peradaban masyarakat Jawa pada masa lampau. Namun kurangnya promosi tentang keberadaan Desa Wisata Ngempon terutama tentang keberadaan Candi Ngempon membuat jumlah kunjungan wisatawan dirasa sangat kurang. Ditambah lagi dengan isu tentang kegiatan prostitusi, tempat karaoke dan rumah biliar yang membuat citra buruk bagi Candi Ngempon. Sebelum membuat rancangan media promosi, sangatlah diperlukan mengetahui consumer journey dan consumer insight segmentasi agar sesuai dengan segmentasi yang dituju. Menurut Kasilo (2008) consumer journey adalah sebuah cara dimana kita harus mengamati jadwal hidup target segmentasi kita sehari-hari. Kita harus tahu kegiatan apa 10
11 saja yang dilakukan target segmen kita, dari bangun pagi hingga tidur kembali pada malam hari. Setelah menelaah consumer journey dengan memperhatikan sarana, penempatan dan kegiatan target segmentasi membuat strategi komunikasi kita menjadi efektif dan efisien. Sedangkan consumer insight adalah proses mencari tahu secara lebih mendalam, tentang latar belakang perbuatan, pemikiran dan perilaku seorang konsumen yang berhubungan dengan produk (Kasilo, 2008) Konsep perancangan akan diarahkan kepada promosi Desa Wisata Ngempon terutama keberadaan Candi Ngempon sebagai salah satu tujuan wisata religi sekaligus wisata budaya di Kabupaten Semarang yang ditujukan kepada wisatawan khususnya wisatawan domestik. Promosi ini akan memanfaatkan billboard dua sisi di Jalan Utama Soekarno-Hatta yang akan menampilkan potensi Desa Wisata Ngempon terutama Candi Ngempon sebagai ikon utama Desa Wisata Ngempon dengan kalimat dan gambar yang persuasif, menggugah, dan mencerminkan nilai sejarah dan pelestarian budaya jika wisatawan datang ke desa wisata tersebut. Mengingat belum ada media promosi yang memberikan informasi tentang keberadaan Desa Wisata Ngempon terutama Candi Ngempon. Billboard ini akan menjadi media informasi yang menarik. Billboard tersebut berukuran 4x6 m 2 dua sisi sebanyak 1 unit yang akan dipasang di pertigaan trafficlight Pasar Karangjati yang merupakan jalan utama Semarang-Solo-Jogja mengingat lama kendaraan berhenti terkena lampu merah sekitar 40 detik. Penulis memilih billboard sebagai media promosi Desa Wisata Ngempon adalah dengan pertimbangan dalam salah satu bentuk komunikasi pemasaran yaitu point of purchase communication (komunikasi di tempat pembelian) atau yang bisa disebut juga display. Selain itu media ini dapat mudah dilihat, atraktif, dan bisa menjangkau banyak audien yang lewat (Ardhi, 2013:45). Lokasi Candi Ngempon berada di area persawahan Desa Ngempon. Agar mempermudah wisatawan menuju lokasi Candi, maka Penulis juga merancangkan media iklan luar ruang lain berupa papan petunjuk menuju arah Candi Ngempon. Pemilihan media iklan tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung yang mengalami kesulitan menuju lokasi wisata Candi Ngempon karena minimnya papan petunjuk yang ada. Papan petunjuk arah ini akan dipasang dibeberapa jalan terutama pesimpangan jalan menuju Candi Ngempon. Selain Billboard dan papan penunjuk arah, penulis juga berencana untuk membuat papan informasi berukuran 1,5x1 m 2 yang memberikan informasi seputar sejarah Candi 11
12 Ngempon. Hal ini sesuai dengan tulisan Yoeti (2006:319) dalam buku Pariwisata Budaya, apabila benda cagar budaya tersebut berbentuk fitur (feature) misalnya monumen, bangunan bersejarah, atau bangunan peribadahan, agar dapat dikunjungi oleh para wisatawan kiranya harus diberi informasi yang cukup tentang lokasi-lokasi bangunan tersebut. 12
BAB IV TAHAPAN PRA-PRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCA PRODUKSI
BAB IV TAHAPAN PRA-PRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCA PRODUKSI 4.1. Proses Pra-Produksi Sebelum melakukan produksi, penulis melakukan tahap pra-produksi terlebih dahulu. Tahap ini melalui beberapa proses yang
Lebih terperinciRESORT DAN SPA Sebagai Fasilitas Pengikat Paket Wisata Adventure di Ambarawa
LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RESORT DAN SPA Sebagai Fasilitas Pengikat Paket Wisata Adventure di Ambarawa Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya dan juga tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Banyak tempat wisata yang tereksplorasi keindahannya sehingga dimuat diberbagai
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung memiliki letak geografis yang sangat menguntungkan, letaknya sangat strategis karena berada di ujung Pulau Sumatera
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Lampung memiliki letak geografis yang sangat menguntungkan, letaknya sangat strategis karena berada di ujung Pulau Sumatera bagian selatan sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki berbagai potensi wisata, seperti wisata alam, wisata kuliner, wisata sejarah, wisata religi dan wisata budaya. Dari berbagai
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI KAWASAN RAWAPENING (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik)
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN RAWAPENING (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Semarang
Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Semarang Oleh: Dika Nurseptiani, M.Mustam Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Professor Haji Soedarto,
Lebih terperinciSTUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:
STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR Oleh: WINARSIH L2D 099 461 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN 4.1. Sejarah Berdirinya Berdirinya lokalisasi karaoke Sukosari, di Kec.Bawen, Kab. Semarang. Semula daerah yang dahulunya adalah persawahan dan perkebunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR
PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: M. LUTHFI EKO NUGROHO NIM L2D 001 440 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciWaterpark di Kawasan Rawa Pening Kab. Semarang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rawa Pening yang terletak di Kabupaten Semarang merupakan bagian dari sistem pengelolaan sumber daya air dan juga sebagai kawasan konservasi dan pengelolaan lingkungan.
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN
IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1. Letak Administrasi Kota Surakarta Kota Surakarta terletak di Provinsi Jawa Tengah dan dibatasi oleh empat Kabupaten di sekitarnya, yaitu Sukoharjo, Karanganyar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang
BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 hektar yang terbagi dalam 9 kecamatan. Kabupaten Kudus memiliki potensi pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kota besar yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan adalah kota Yogyakarta. Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan banyaknya aset wisata yang
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TARIF RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TARIF RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) ini berjudul Ambarawa Heritage Resort Hotel. Untuk mengetahui maksud dari judul dengan lebih jelas maka perlu diuraikan
Lebih terperinciBAB I Pengembangan Museum Kereta Api di Ambarawa Penekanan pada fasilitas museum yang Variatif dan atraktif
BAB I Pengembangan Museum Kereta Api di Ambarawa Penekanan pada fasilitas museum yang Variatif dan atraktif 1.1. Latar Belakang Pengertian museum kereta api yaitu suatu tempat atau lokasi dimana didalamnya
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH
BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM KABUPATEN GROBOGAN Tinjauan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai lokasi terbangun dan kawasan sekitar lokasi. TINJAUAN GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF KABUPATEN
Lebih terperinciBAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL
BAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL Kabupaten Bantul adalah kabupaten yang terletak di bagian Selatan Barat daya Provinsi D.I. Yogyakarta. Kawasan ini terletak antara 07 44 04 08 00
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG DANAU RAWA PENING
BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG DANAU RAWA PENING Pada bagian ini, penulis ingin memaparkan mengenai kondisi danau Rawa Pening secara umum baik mengenai lokasi geografis, kondisi alam atau kondisi topografi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Sampai saat ini Kota Semarang terdiri dari 177 kelurahan dan 16 kecamatan. Batas wilayah administratif Kota Semarang
Lebih terperinciCAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan CAGAR BUDAYA Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Boyolali, 29 Maret 2017 1 April 2017 Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur menyimpan beragam potensi wisata. Potensi itu bukan hanya wisata air terjun, kuliner maupun wisata pantai. Salah satu kabupaten yang memiliki kekayaan alam,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.
Lebih terperinciVALUASI EKONOMI TERHADAP PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN CANDI GEDONG SONGO KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI
VALUASI EKONOMI TERHADAP PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN CANDI GEDONG SONGO KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dunia yang
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhuan pariwisata saat ini merupakan bentuk nyata dari perjalanan sebuah bisnis global yang memang sangat menjanjikan karena pertumbuhan pariwisata
Lebih terperincimempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas yang memiliki peran penting dalam kegiatan perekonomian suatu Negara. Bahkan sektor pariwisata melebihi sektor migas
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS TANGGAL 20 SEPTEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk
BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah Pendirian Lembah Gunung Madu merupakan tempat wisata yang sudah dibangun sejak pertengahan tahun 2014, namun mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015 di
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG. Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D 098 432 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2004 ABSTRAK Pariwisata saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan manusia untuk berwisata akan terus meningkat sesuai peradabanan era modern. Hal ini disebabkan oleh rutinitas pekerjaan yang padat sehingga orang akan mencari
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan Kreatif posted : 24 Oktober 2013, diakses : 8 Maret 2015)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang dianugerahi dengan kekayaan alam dan budaya yang sangat tinggi atau Negara Biodiversity. Indonesia memiliki 13.466
Lebih terperinci4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re
DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi dan hiburan telah menjadi unsur penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Seiring perkembangan zaman, padatnya aktivitas,dan tingginya tuntutan hidup
Lebih terperinciPola Partisipasi Warga dalam Pengembangan Desa Wisata. Umbul Sidomukti Kabupaten Semarang. Anityas Dian Susanti 1 1
ISSN : 0853-2877 Pola Partisipasi Warga MODUL dalam Vol.15 Pengembangan No.1 Januari-Juni Desa Wisata 2015 Umbul Sidomukti Kabupaten Semarang Pola Partisipasi Warga dalam Pengembangan Desa Wisata Umbul
Lebih terperinciTak Hanya Bersihkan Danau Rawa Pening, Kementerian PUPR Akan Tata Bukit Cinta
Rilis PUPR #1 16 Oktober 2017 SP.BIRKOM/X/2017/506 Tak Hanya Bersihkan Danau Rawa Pening, Kementerian PUPR Akan Tata Bukit Cinta Ambarawa--Upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengembalikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan
118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 LAPORAN AKHIR REVIEW RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN 2012 LAPORAN AKHIR REVIEW RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas tersusunnya Buku Laporan Akhir Review Rencana Induk Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata alam dewasa ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan hayati dan non hayati yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam. Potensi tersebut menciptakan peluang pengembangan dan pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia pariwisata merupakan sektor andalan penerimaan devisa negara bagi kegiatan ekonomi dan kegiatan sektor lain yang terkait. Oleh karena itu pariwisata perlu
Lebih terperincipersepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR
17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM
Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Medan merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Utara. Pada awalnya kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan menggambarkan keindahan alam yang beragam serta unik. Kondisi yang demikian mampu menjadikan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di bagian selatan tengah Pulau Jawa yang dibatasi oleh Samudera Hindia di bagian selatan dan Propinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Diskripsi Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka setiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
23 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Wisata Alam di Semarang Obyek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pantai Plengkung merupakan sebuah wana wisata pantai yang menyimpan banyak potensi alam, yaitu pemandangan yang eksotis dan hamparan ombak yang tinggi. Namun
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Dilihat dari permasalahan-permasalahan yang telah dibahas di bab sebelumnya dan telah difokuskan pada batasan masalah, maka didapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ungaran merupakan ibukota Kabupaten Semarang. Sebagai ibukota kabupaten, Kota Ungaran diharuskan menjadi kota mandiri yang memiliki daya dukung dalam segala bidang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata sebagai salah satu industri jasa ikut membantu meningkatkan perekonomian negara seiring dengan industri lainnya seperti pertanian, pertambangan
Lebih terperinciARI WISONO X
FASILITAS WISATA AIRMATA AIR INGAS COKRO TULUNG DI KLATEN TATA RUANG LUAR, TATA MASSA DAN PENAMPILAN BANGUNAN YANG MFRESPON POTFNSI ALAM BAB I A. LATAR BELAKANG 1. Umum Indonesia memiliki potensi alam
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk
BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah Pendirian Lembah Gunung Madu merupakan tempat wisata yang sudah dibangun sejak pertengahan tahun 2014, namun mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015 di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Langit, Grojokan Kedung Kayang, Pemandian Air Hangat Candi Umbul,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Magelang merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang memiliki berbagai potensi wisata. Dari beberapa jenis potensi yang dimiliki, wisata alam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional sudah berkembang sedemikian rupa dan merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu budaya, lingkungan hidup, sosial, ilmu pengetahuan, peluang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata memiliki banyak sekali manfaat bagi negara dan terutama untuk masyarakat sekitar, bahkan manfaat pariwisata dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan alam. Selain wisata alami berupa pantai, danau, gunung, air terjun, banyak pula terdapat wisata buatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang beragam. Hal ini didukung dengan letak geografisnya yang berdekatan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah kegiatan seseorang dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan perbedaan waktu kunjungan dan motivasi kunjungan. Menurut Pendit
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI A DPRD KABUPATEN BANGKALAN
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI A DPRD KABUPATEN BANGKALAN TANGGAL 28 APRIL 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Majalengka merupakan sebuah kabupaten disebelah timur Jawa Barat. Dengan memiliki luas 1204,24 Km 2, atau sekitar 2,71% dari luas Provinsi Jawa Barat, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota merupakan suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu-individu yang heterogen dari segi sosial. Kota selalu
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGUNJUNG WISATA ALAM BANTIMURUNG. Wahyudi Isnan
Karakteristik dan Preferensi Pengunjung Wisata Alam Bantimurung KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGUNJUNG WISATA ALAM BANTIMURUNG Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah yang kaya akan obyek wisata baik wisata alamnya yang sangat menarik, wisata budaya, peninggalan sejarah maupun sejarah
Lebih terperinciMODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak
MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA BERWAWASAN KONSERVASI DI KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO KABUPATEN SEMARANG Rahma Hayati Jurusan Geografi FIS -UNNES Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciKAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR
KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: HENDRA WIJAYA L2D 307 014 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009 i ABSTRAK
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Lebih terperinciIntegrasi Pengembangan Pariwisata Berbasis Kunikan Budaya Dan Lingkungan Di Kabupaten Semarang Untuk Mendukung Rencana Strategis Ekowisata Nasional
Integrasi Pengembangan Pariwisata Berbasis Kunikan Budaya Dan Lingkungan Di Kabupaten Semarang Untuk Mendukung Rencana Strategis Ekowisata Nasional Identitas Peneliti PENELITI : 1. Dr. Sri Subanti, M.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Bandung, ibukota Jawa Barat yang terletak sekitar 180 km ke arah timur dari Jakarta. Terletak pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, Bandung memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Kepariwisataan merupakan perangkat yang penting dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lokasi wisata di kota Bandung semakin lama semakin pesat dan meluas. Bandung memiliki banyak jenis wisata unik dan menarik yang ditawarkan, mulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rian Heryana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu industri yang bergerak di bidang jasa yang sampai saat ini sudah menjadi industri terbesar di dunia, khususnya di Negara Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan pendapatan suatu daerah salah satu caranya adalah dapat memanfaatkan potensi pariwisata daerah lokal yang ada. Kota Magelang merupakan salah satu
Lebih terperinciANALISIS POTENSI OBYEK WISATA ALAM DI KABUPATEN SEMARANG
ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA ALAM DI KABUPATEN SEMARANG Skripsi S Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S Geografi Oleh : Adhip Prihandoko NIM : E 00 00 0 FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS
Lebih terperinciKAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D
KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya peninggalan peninggalan sejarah yang tersebar luas hampir
Lebih terperinciAnalisis Klaster Kecamatan di Kabupaten Semarang Berdasarkan Potensi Desa Menggunakan Metode Ward dan Single Linkage
Analisis Klaster Kecamatan di Kabupaten Semarang Berdasarkan Potensi Desa Menggunakan Metode Ward dan Single Linkage SKRIPSI Disusun oleh : Nama : Annisa Nur Fathia NIM : 24010212110050 DEPARTEMEN STATISTIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Dengan berbagai karakteristiknya, sektor pariwisata telah menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata telah diakui sebagai industri terbesar abad ini, ditinjau dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dunia dan penyerapan tenaga kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali ditemukan benda-benda kuno yang berharga. Benda-benda tersebut dikoleksi dan dikumpulkan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan sektor paling strategis untuk menaikan atau menambah devisa bagi negara dan dapat membuka lapangan pekerjaan. Pariwisata merupakan kebutuhan
Lebih terperinciDATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN SEMARANG PENCAIRAN PEMENUHAN KEKURANGAN TAHUN 2013
DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN SEMARANG PENCAIRAN PEMENUHAN KEKURANGAN TAHUN 2013 SD/SDLB NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN NAMA REKENING (BUKAN NAMA PRIBADI) NOMOR REKENING NAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sebuah kota memiliki karakteristik tertentu, diantaranya tingkat mobilitas kegiatan masyarakat dan persaingan dalam berbagai bidang. Kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciPUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR
TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (PPA) PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tua menjadi simbol permata Jakarta selain Monas dan Kepulauan Seribu, dan Kota Tua juga salah satu pusat sejarah Indonesia, sebab di wilayah tersebut terdapat
Lebih terperinci