PELAKSANAAN KEGIATAN P-LDPM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN KEGIATAN P-LDPM"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN KEGIATAN P-LDPM Gambaran Umum Gapoktan Maju Bersama Gabungan kelompok tani (Gapoktan) adalah suatu organisasi petani yang merupakan gabungan dari beberapa kelompok tani yang berada di dalam satu wilayah (desa) yang dibentuk oleh para pengurus Kelompok Tani (Poktan) dengan dukungan pemerintah seperti PPL dan aparat desa. Gapoktan sebagai pengelola dari kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) di Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur telah terbentuk dan dimulai sejak tahun 2010 sampai penelitian ini selesai dilaksanakan pada bulan Juni tahun Gapoktan Maju Bersama adalah Gapoktan pelaksana kegiatan P-LDPM sejak tahun 2010 yang berada di Desa Bumiharjo. Gapoktan ini dibentuk berdasarkan berita acara pembentukan Gapoktan yang ditandatangani oleh pengurus desa pada tanggal 7 Agustus Kepengurusan Gapoktan terdiri atas: ketua, sekretaris, dan bendahara.gapoktan Maju Bersama terdiri dari 36 Poktandan berjumlah 830 orang petani yang ada di dalamnya. Untuk jelasnya kondisi Kelompok Tani Anggota Gapoktan Maju Bersama tersebut terdapat pada Lampiran 2. Komunikasi Dalam Gapoktan Maju Bersama Gapoktan Maju Bersama berkomunikasi dengan para anggotanya dengan menggunakan surat undangan untuk mengumpulkan anggotanya apa bila ingin melakukan pertemuan secara formal. Jadi dalam proses penyampaian kegiatan P- LDPM Gapoktan hanya menggunakan surat undangan sebagai salah satu bentuk komunikasi bermedia yang dipakai oleh pengurus Gapoktan. Seperti yang dikemukanan (MN, Ketua Gapoktan) yang menyatakan bahwa: Kami belum menggunakan media lain selain undangan untuk menggumpulkan petani anggota Gapoktan dan dalam menyampaikan kegiatan P-LDPM kepada petani kami hanya menyampaikandalam pertemuan kelompok saja denga tanya jawab. Dalam pertemuan formal menurut pengurus Gapoktan hanya ketua atau pengurus Poktan yang diundang, tetapi apabila anggota biasa ingin hadir tetap

2 50 diperbolehkan. Foto-foto pertemuan kelompok kegiatan P-LDPM dapat dilihatpada Lampiran 4. Jadi dalam pertemuan hanya sedikit petani anggota Gapoktan yang hadir dalam pertemuan kelompok karena keterbatasan informasi dan petani juga memiliki kesibukan lain selain bertani. Sedangkan untuk pertemuan informal disampaikan dengan cara dari mulut ke mulut atau menggunakan telpon dan sms untuk anggota yang sudah memiliki telpon seluler. Hal ini diperkuat dari pernyataan (BS, Wakil Ketua Gapoktan) yang mengatakan: Jika untuk pertemuan diluar pertemuan kelompok kami biasanya mengumpulkan anggota paling hanya dari mulut ke mulut atau dengan telpon dansms jika anggota yang sudah memiliki telpon selulular, karena tidak semua petani anggota Gapoktan Maju Bersama sudah memiliki telpon seluler. Penyampaian kegiatan P-LDPM disampaikan biasanya dalam pertemuan kelompok yang dihadiri anggota Gapoktan Maju Bersama, PPL, dan Perangkat Desa Bumiharjo. Pengurus Gapoktan yang paling banyak menyampaikan kegiatan P-LDPM jika ada infomasi yang harus disampaikan pada seluruh anggota Gapoktan. Dalam pertemuan kelompok dalam Gapoktan Maju Bersama selalu terjadi tanya jawab antara pengurus dan anggotanya, namun terdapat juga anggota yang belum dapat menyampaikan apa yang mereka ingin tanyakan pada pengurus Gapoktan. Hal ini sesuai dari pengakuan (AH, Anggota Gapoktan) menyatakan: Kadang-kadang saya suka malu dan susah kalau mau nanya sewaktu ada pertemuan, ya jadi diem aja daripada malu. Untuk penyampaian informal biasa disampaikan disela-sela acara pengajian atau pada saat ada kegiatan bersih-bersih desa. Namun banyak juga petani yang mendapatkan informasi tentang kegiatan P-LDPM dari komunikasi antar pribadi dari sasama anggota Gapoktan Maju Bersama. Kepercayaan atau pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat mempengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku dan tindakan mereka terhadap kegiatan P-LDPM. Mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku anggota Gapoktan Maju

3 51 Bersama. Walaupun ada kaitan antara pengetahuan, afektif, dan perilaku keterkaitan ini tidak selalu berlaku lurus atau langsung. Pola komunikasi yang dipakai dalam kegiatan P-LDPM hanya komunikasi yang bersifat pasif yaitu pola komunikasi yang tidak memiliki umpan balik yang maksimal sehingga komunikasi tidak efektif. Sedangkan untuk komunikasi asesif komunikasi yang mampu menyampaikan pendapat secara lugas kepada orang lain namun tidak melukai dan menyinggung secara verbal dan non verbal belum berjalan dengan baik dalam kegiatan P-LDPM. Begitu pula dengan komunikasi agresif yaitu komunikasi pengutaraan pendapat atau informasi atau pesan secara lugas tidak ada dalam pertemuan kelompok pada Gapoktan Maju Bersama. Pengurus Gapoktan Maju Bersama seharusnya mempersuasi dengan menggunanakan logical argument yaitu ajakan dengan menggunakan argumentasi data-data namun hal ini belum dijalankan dalam kegiatan P-LDPM pada Gapoktan Maju Bersama. Kemudian dengan psychological ajakan dengan menggunakan efek positif dan negatif, hal ini sudah disampaikan secara tersirat dalam pertemuan kelompok. Sedangkan untuk argument based on credibility juga tidak ada dalam pertemuan kelompok karena tidak ada pakar dalam kegiatan P- LDPM yang menjadi pembicara dalam pertemuan kelompok. Pengurus Gapaoktan Maju Bersama mengajak anggotanya dengan mempersuasi mereka dalam pertemuan kelompok dan dalam pertemuanpertemuan secara informal. Komunikasi persuasi mempunyai tujuan utama untuk mengubah sikap petani anggota Gapoktan Maju Bersama agar ikut dalam kegiatan P-LDPM. Komunikasi persuasi dikatakan efektif jika mampu mengubah sikap bahkan memodifikasi perilaku petani anggota Gapoktan Maju Bersama. Pelaksanaan Kegiatan P-LDPM Keberadaan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) sudah diakui dan beraktivitas secara mandiri di perdesaan, meskipun belum semua penduduk Desa Bumiharjo mengetahui kegiatan P-LDPM. Pelaksanaan kegiatan P-LDPM sudah terlaksana yang dilakukan bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat, yang dalam hal ini dijalankan oleh Gapoktan Maju Bersama. Dalam masyarakat desa diharapkan masih terdapat nilai-nilai

4 52 kebersamaan dan persaudaraan yang teraktualisasi dalam bentuk gotong royong dan saling tolong menolong diantara sesama mereka dalam menjalankan kegiatan P-LDPM. Budaya itu dapat membangun semangat kerbersamaan untuk memperkuat kemampuan Gapoktan Maju Bersama dalam membantu petani yang aktif sebagai anggotanya, terutama dikalangan mereka yang tergabung dalam kelompok tani. Namun pada Gapoktan ini fungsi dari Poktan belum berjalan dengan semestinya, karena poktan yang seharusnya sebagai penyampai informasi kepada petani tentang kegiatan P-LDPM belum berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini juga diperkuat dari pernyataan (DK, Pengurus Gapoktan yang mengatakan: Petani anggota Gapoktan Maju Bersama sebagian besar jika butuh informasi tentang kegiatan P-LDPM atau mau menjual hasil panen langsung pada pengurus Gapoktan, tapi tetep ada juga yang bertanya dan ngumpulin gabah di Poktan, itu klo Poktan nya aktif dan tau kegiatan P-LDPM. Pernyataan di atas menunjukan bahwa fungsi dari Poktan anggota Gapoktan belum berjalan dengan baik. Dimana yang seharusnya Poktan sebagai penyalur informasi dan lumbung pengumpul hasil panen petani anggotanya. Apalagi yang seharusnya Poktan itu melakukan upaya bersama untuk menjaga stabilitas harga gabah dan memperkuat aset untuk penyimpanan dan cadangan pangan yang dimiliki oleh Gapoktan Maju Bersama, sehingga mereka mampuberpartisipasi secara aktif, baik dikalangan pengurus maupun anggota Gapoktan Maju Bersama. Dirasa masih cukup jauh untuk mencapai kesepahaman dan kebersamaan dikalangan pengurus dan anggota itu mampu memprioritaskan kegiatan utama mereka untuk mencapai tujuan lembaga agar memperoleh keberhasilan dari kegiatan tersebut. Karena Gapoktan Maju Bersama baru dapat mengakomodir sebagian kecil anggotanya dari seluruh jumlah anggota yang mencapai 830 petani. Dalam pelaksanaan kegiatan P-LDPM selama ini ternyata pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten maupun kotamemiliki peran yang terbatas dalam kegiatan ini, yang lebih difungsikan hanya pada pelayanan, penunjang, fasilitasi dan motivasi. Sedangakan pada kenyataan di lapangan petani lebih membutuhkan pendampingan yang bersifat langsung dan dapat memberikan mereka solosi dalam bidang pertanian. Juga tidak cukup jika hanya melakukan sosialisasi dan pelatihan

5 53 hanya pada pengurus Gapoktan Maju Bersama saja. Seharusnya BKP bekerjasama dengan pengurus Gapoktan untuk mengumpulkan seluruh petani anggotanya dalam pertemuan khusus bukan hanya di sisipkan dalam pertemuan kelompok saja. Hal ini dapat ditangkap dari pernyataan salah seorang pengurus Gapoktan (DK, Pengurus Gapoktan) yang mengatakan: Selama ini kami menyampaikan tentang kegiatan P-LDPM hanya pada pertemuan kelompok yang kami lakukan setiap akan mengadakan musim tanam, namun kadang-kadang jika dibutuhkan pernah juga hampir tiap bulan kami melakukan pertemuan. Kami juga pengurus tidak dapat melakukan pertemuan terlalu sering karena patani anggota Gapoktan Maju Bersama memiliki kegiatan lain selain bertani, jadi suka susah jika harus mengumpulkan semua dan setiap bulan. Sepertia yang ada pada panduan umum kegiatan P-LDPM Sementara partisipasi pengurus dan anggota Gapoktan bersama masyarakat, organisasi non pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lebih diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan P-LDPM, terutama dalam bidang permodalan dan pengawasan. Berarti kondisi itu perlu juga didukung olehperusahaan swasta dan organisasi profesi untuk melakukan pembinaan dan mendukung keberlanjutan dari Gapoktan Maju Bersama dalam uapaya menjaga stabilitas harga gabah ditingkat petani anggotanya serta ketersediaan cadangan pangan sepanjang waktu. Selama ini memang Gapoktan Maju Bersama berusaha membangun kerjasama yang transparan dalam pelaksanaan berbagai kegiatannya untuk mengembangkan unit usaha sesuaikesepakatan yang disusun dan dirumuskan bersama oleh para pengurus Gapoktan. Hal ini terlihat dari Gapoktan ini sudah mampu membangun dua unit usaya yaitu unit usaha cadangan pangan dan unit distribusi pangan yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Demikian pula dalam hal pembukuan Gapoktan Maju Bersama berusaha membuat pembukan meskipun masih dengan cara yang sangat konfensional dan manual. Gapoktan Maju Bersama telah berhasil melaksanakan kegiatan pembangunan gudang, pembelian hasil panen, pengolahan gabah menjadi beras dan menjadi bibit untuk dijual kembali kepada petani dan anggota Gapoktan yang membutuhkan. Gapoktan Maju Bersama juga melakukanpengadaan bibit, dan penyimpanan gabah yang dilakukan ketika musim paceklik datang. Selain itu

6 54 Gapoktan juga melakukan penyaluran bantuan kepada seluruh anggota Poktan yang membutuhkan. Dengan menggunakan dana Bansos, APBD, dan swadaya masyarakat beragam kegiatan itu dilaksanakan dengan mengacu pada petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, aturan setempat dan bimbingan dari Tim Pembina Provinsi, Tim Teknis Kabupaten Lampung Timur, dan PPL di lapangan. Meskipun pada kenyataannya belum semua dapat dijalankan oleh Gapoktan Maju Bersama. Selama ini para pengurus Gapoktan Maju Bersama juga berusaha aktifdalam usaha mengarahkan dan menganjurkan kepada anggota dan pengurus dari masingmasing unit usahanya beserta anggota kelompoknya untuk melakukan kegiatan secara rutin baik mengenai pembukuan, pencatatan, pemantauan, pengawasan dan pelaporan,yang dilaksanakan secara benar dan penuh rasa tanggung jawab, baik ke kabupaten maupun ke pusat. Meskipun pada kenyataannya tidak mudah dirakan dalam melakukan pelaporan yang harus dilakukan oleh para petani pengurus Gapoktan Maju Bersama yang tidak memiliki besik pendidikan yang memadai untuk membuat pembukuan dan pelaporan yang baik, rapi dan sistematis. Hal ini juga disampaikan oleh salah seorang pengus Gapoktan (BS, Wakil Ketua Gapoktan) yang mengatakan: Kami masih suka susah dalam membuat pelaporan baik laporan untuk Propinsi maupun BKP Pusat, apalagi kami cuma dapat pelatihan sekilas saja, kemudian pelaporan ke BKP pusat yang haruskan dilakukan setiap minggu dengan format SMS yang cukup membingungkan dan kurang jelas. Pengurus Gapoktan Maju Bersama menyusun telah berusaha menyusun RUG sesuai dengan panduan umum kegiatan P-LDPM, rencana pencairan dana Bansos yang diterima dan pelaksanaan kegiatan P-LDPM, yang difokuskan pada tahap penumbuhan dan tahap pengembangan. Pelaksanaan kegiatan itu diharapkan mampu mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif masing-masing unit usahanya serta seluruh anggota kelompok yang aktif. Meskipun dalam kenyataannya pada Gapoktan Maju Bersama anggotanya belum berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan P-LDPM. Kegiatan P-LDPM telah melakukan pertemuan atau musyawarah, yang harusnya minimal satu bulan sekali namun pada kenyataannya dalam tiga bulan

7 55 terakhir hanya satu sampai dua kali saja, yang belum dapat dilakukan oleh Gapoktan Maju Bersama, karena sulitnya mengumpulkan petani yang memilikikesibukan kerja masing-masing. Namun demikian, masih ada penanggung jawab masing-masing unit usaha dan para anggota kelompok ketika pertemuan dapat dihadiri oleh PPL. Pertemuan itu diperlukan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan oleh masingmasing unit usaha, dan selanjutnya mereka diharapkan dapat membuat rencana dan langkah perbaikan guna pencapaian tujuan lembaga secara efektif dan efisien di masa depan. Pelaksanaan kegiatan Gapoktan Maju Bersama termasuk juga mengawasi tugas dan tanggung jawab dari unit usaha distribusi pemasaran dan unit pengelola cadangan pangan, yang memperoleh dana bansos untuk kegiatan P-LDPM adalah membuat pembukuan secara teratur yang berlaku bagi seluruh kegiatan yang dilakukan dan melaksanakan kegiatan pembelian dan penjualan gabah juga beras. Gapoktan Maju Bersama juga telah melakukan pengadaan gabah dari petani anggota, dan kemudian penyimpanan gabah yang dibeli dari petani anggota dan disalurkan kepada petani anggota yang membutuhkan gabah atau beras. Diantara kegiatan itu, Gapoktan Maju Bersama juga melakukan pembangunan gudang untuk menyimpan gabah yang dibeli dari petani anggotanya. Meskipun masih sulit dan harus cermat namuan pengurus Gapoktan Maju Bersama telah berusaha membuatnya. Selama ini para petani dan Poktan yang berada dalam wadah Gapoktan Maju Bersamaberperan sebagai produsen gabah, dimana pada saat tertentu mereka juga sebagai konsumen, terutama ketika membutuhkan gabah atau beras petani dapat membeli dari Gapoktan. Sementara itu, pada saat bertindak selaku produsen para petani mempunyai hak untuk dapat menjual gabah dengan harga yang menguntungkan pada Gapoktan Maju Bersama. Mengingat Gapoktan Maju Bersama telah mendapatkan dukungan Dana Bansos maka petani yang ada dalam wadah Gapoktan Maju Bersama pada saat panen raya dapat menjualnya ke unit usaha distribusi dan pemasaran milik Gapoktan Maju Bersama. Saat musim paceklik dimana ada anggota petani tidak mempunyai akses terhadap pangan, maka unit pengelola cadangan pangan wajib menyalurkan

8 56 pangan seperti gabah dan beras; selain itu juga pangan pokok lokal spesifik lainnya yang dibeli dari petani kepada yang membutuhkan sesuai dengan aturan dan sanksi yang telah disepakati bersama. Namun untuk Gapoktan Maju bersama karena keterbadasan dana dan paling banyak dihasilkan pada Desa Bumiharjo adalah padi jadi Gapoktan memfokuskan pada padi saja untuk saat ini. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh (MN, Ketua Gapoktan) yang mengatakan: Saat ini kami hanya baru dapat untuk membeli padi saja karena yang paling banyak dihasilakan petani di Desa Bumiharjo ini paling banyak ya padi dan dana dari kegiatan P-LDPM yang ada ini saja gak cukup untuk membeli seluruh hasil panen dari anggota Gapoktan saja, karena jika sudah musim panen padi yang ada pada desa sangat banyak dan kami gak mampu menampungnya. Selama ini Gapoktan Maju Bersama sebagai organisasi petani yang diakui pemerintah telah menerima dana APBN untuk mendukung kegiatan P-LDPM, yang telahdiberikan selama tiga tahun, yaitu: (a) Tahap Penumbuhan pada tahun pertama, (b) Tahap Pengembangan pada tahun kedua, dan (c) Tahap Mandiri pada tahun ketiga. Gapoktan Maju Bersama saat ini sudah berada pada tahap pengembangan. Dana Bansos tahun pertama dan kedua disalurkan langsung ke rekening Gapoktan Maju Bersama untuk penguatan dan pemberdayaan Gapoktan.Sedangkan untuk tahun ketiga dialokasikan dana APBN itu untuk pembinaan tahap akhir menuju kemandirian. Sesuai kebijakan pemerintah, selama ini alokasi dana APBN tahun 2010 untuk pelaksanaan kegiatan P-LDPM berupa dana Bansos digunakan untuk mendukung kegiatan pemberdayaan dan penguatan modal usaha Gapoktan Maju Bersama, terutama pada tahap penumbuhan tahun 2010 dan tahap pengembangan. Melalui penyaluran dana bansos tersebut dimaksudkan dapatmemperkuat dan mendukung: (a) kepemilikan aset Gapoktan sebagai sarana penyimpanan pangan, (b) modal usaha Gapoktan, dan (c) cadangan pangan minimal bagi kebutuhan anggotanya disaat menghadapi paceklik. Hal-hal ini yang diharapkan dapat terlaksana dalam kegiatan P-LDPM pada Desa Bumiharjo. Pada Tahap Penumbuhan alokasi dana Bansos per Gapoktan Maju Bersama menerima dana sebesar Rp ,- (seratus lima puluh juta rupiah) dengan

9 57 komponen kegiatan antara lain untuk: (a) pembangunan atau renovasi gudang milik Gapoktan Maju Bersama untuk penyimpanan pangan; (b) penguatan Gapoktan untuk dapat melakukan pengadaan gabah; dan (c) penguatan modal usaha Gapoktan untuk dapat melakukan pembelian gabah dan beras dari petani anggotanya pada saat panen raya minimal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah. Dana tahap pengembangan dapat dilihat peruntukannya pada Tabel 18. Tabel 18. Harga dan Volume Pembelian berdasarkan Peruntukan Dana Tahap Pengembangan No Kegiatan Volume Nilai (Rp) 1 Unit Pengelola Cadangan Pangan a. Pembangunan Gudang (m 2 ) b. Gabah (kg) , Unit Distribusi Pemasaran, Pengolahan dan Penggilingan Pembelian Gabah (kg) , Jumlah Dana Berdasar data pada Tabel 18 itu tampak jelas bahwa pembangunan gudang seluas 48 meteritu menggunakan dana dari kegiatan P-LDPM senilai Rp ,-. Sementara itu unit pengelola cadangan pangan telah membeli gabah dari petani anggota Gapoktan Maju Bersama seberat 6.060,6 kilo gram senilai Rp ,-. Kemudian unit pemasaran pengolahan dan penggilingan membeli gabah dari petani Gapoktan Maju Bersama seberat ,79 kilogram, seharga Rp ,-. Dari Tabel 18 pula terlihat untuk bantuan dana tahap pertama sebesar Rp ,-. Hanya digunakan untuk tiga hal pembanguan gudang milik Gapoktan dan pembelian gabah untuk unit usaha cadangan pangan juga distribusi pangan. Meskipun demikian hal ini sudah sesuai dengan panduan umum kegiatan P-LDPM BKP Pusat. Kemudian untuk pembangunan gudang perincian dananya dapat di lihat pada Tabel 19. Dari Unit usaha pengolahan cadangan pangan membeli dari petani anggota Gapoktan Maju Bersama sebanyak 6.060,6 kilo gram dengan harga Rp ,- per kilo gram. Jika dijumlahkan dengan pembulatan senilai Rp ,- dengan perincian pada tabel 20.Unit usaha distribusi dan pemasaran hasil

10 58 pertanian membeli gabah dari petani anggota Gapoktan Maju Bersama seberat ,79 dengan harga Rp per kilo gram. Jumlah dana yang dipergunakan dalam pembelian sebesar Rp , dapat dilihat pada lampiran 3. Tabel 19. Nilai, Harga dan Volume Pembelian untuk Pembangunan Gudang No Pembelian Volume Harga Nilai (Rp) Satuan (Rp) 1 Semen PC 1 zak (50 kg) Pasir asang (m 3 ) 17, Batu belah hitam (m 3 ) Split ½ (m 3 ) 5, Batu bata (buah) Besi beton dim 12 mm (btg) Besi beton dim 10 mm (btg) Kawat beton/bendrat (kg) 4, Papan begisting/kayu (m 3 ) 0, Paku (kg) Paku sekrup atap (kg) 7, Paku anti karat (kg) Kayu balok kelas 2 (m 3 ) 0, Papan kayu kelas 2 (m 3 ) 0, Teekwood T 5cm (lbr) 1, Asbes 80 x 180 (lbr) Bumbungan asbes (pasang) Set mur baut behel (buah) Cat kayu (kg) Cat tembok (kg) 77, Dempul (kg) 1, Plamir tembok (kg) Tiner (kg) 1, Meni (kg) 1, Amplas (lembar) Baut angker (buah) Baut mur konsul (buah) Kuas (buah) Meni besi (kg) Engsel pintu (pasang) Pentu besi (unit) Jumlah Dana Selanjutnya untuk tahap pengembangan Gapoktan Maju Bersamabeberapa waktu lalu telah menerima dana Bansos sebesar Rp ,-(tujuh puluh lima juta rupiah) yang disalurkan ke Gapoktan pada tahap pengembangan (tahun kedua) yang sudah dievaluasi kelayakannya untuk mendapat tambahan modal dari

11 59 Bansos tahun kedua. Komponen kegiatan untuk dana Bansos tahun kedua antara lain: (a) pembelian dan penjualan gabah dan beras dari petani anggotanya dan di luar anggotanya pada saat panen raya; dan (b) untuk pengadaan gabah dan beraspangan pokok lokal spesifik lainnya dalam rangka memperkuat cadangan pangan. Tabel 20. Pembelian Gabah Untuk Unit Usaha Pengolahan Cadangan Pangan Unit Usaha Cadangan Pangan No Nama Petani Pembelian Gabah Volume (Kg) Harga Nilai (Rp) Satuan (Rp) 1 Mu in Ponidi H. Amir H Aminudin Dakri Dursam Dayat H. Sukron K. Mustofa Kh. Mualib Mulyani Katiran Ramiun Rifai Haryanto 460, Jumlah 6.606, Dibulatkan Dukungan yang diberikan oleh pemerintah merupakan modal awal bagi Gapoktan Maju Bersama Tahap Penumbuhan dan modal tambahan bagi Gapoktan Tahap Pengembangan dan unit-unit usaha yang dikelolanya sehingga mampu meningkatkan usahanya, mampu memupuk dan mengembangkan modal yang telah diberikan dan sekaligus mampu mendekatkan akses pangan bagi anggotanya melalui cadangan pangan. Sehingga dengan makin meningkatnya posisi tawar petani, nilai tambah produk pertanian dan akses pangan petani terhadap pangan maka diharapkan pendapatan dan kesejahteraan petani juga akan semakin meningkat. Dampak dari seluruh dukungan pemerintah tersebut melalui kegiatan P-LDPM adalah mampu meningkatkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga

12 60 petani sehingga petani mempunyai semangat untuk melakukan kegiatan produksi secara berkelanjutan dan dapat memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan wilayah. Namun pengawasan dari pemerintah masih harus lebih ditingkatkan baik dalam bentuk pengawasan dan juga permodalan sehingga Gapoktan Maju Bersama dapat lebih mengembangkan unit-unit usaha yang dimiliki.

Oleh. M. Fikri Akbar *) ABSTRACT

Oleh. M. Fikri Akbar *) ABSTRACT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (Kasus Gapoktan Maju Bersama Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur) Oleh M. Fikri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok yang bersifat mendasar, sehingga memiliki sifat strategis dalam pembangunan baik tingkat wilayah maupun nasional. Untuk mewujudkan ketersediaan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM 73 EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM Efektivitas komunikasi dilihat dari tiga aspek meliputi tingkat pengetahuan, tingkat afektif dan tingkat pengetahuan. Melihat tingkat pengetahuan dengan cara memberi

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengendalian

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang :

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengendalian harga guna tercapainya

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 07/KPTS/RC.110/J/01/2017 TANGGAL : 23 JANUARI 2017

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 07/KPTS/RC.110/J/01/2017 TANGGAL : 23 JANUARI 2017 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 07/KPTS/RC.110/J/01/2017 TANGGAL : 23 JANUARI 2017 PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (PENGUATAN-LDPM) TAHUN 2017

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (Penguatan-LDPM)

PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (Penguatan-LDPM) PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (Penguatan-LDPM) BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pertanian Nomor 11/KPTS/KN.110/K/02/2016...

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11/KPTS/KN.110/K/02/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11/KPTS/KN.110/K/02/2016 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11/KPTS/KN.110/K/02/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 16/Permetan/HK.140/4/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 16/Permetan/HK.140/4/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 16/Permetan/HK.140/4/2015 TENTANG PEDOMAN PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2013 TANGGAL : 11 Februari 2013 PEDOMAN PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN Pekerjaan : Pemeliharaan Lahan Parkir Dosen dan Mahasiswa Politeknik Negeri Banjarmasin Lokasi : Banjarmasin Tahun Angga : 2012 No. 1 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ALOKASI DANA DESA, BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI Jalan P. Diponegoro Nomor 30 Telephone MEDAN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI Jalan P. Diponegoro Nomor 30 Telephone MEDAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI Jalan P. Diponegoro Nomor 30 Telephone 4156000 MEDAN BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING ) Nomor: BA-08/PPBJ/SETDA-SU/PU-PK/2012

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum berwenang untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN V KOP SURAT PERUSAHAAN REKAPITULASI

LAMPIRAN V KOP SURAT PERUSAHAAN REKAPITULASI LAMPIRAN V KOP SURAT PERUSAHAAN REKAPITULASI KEGIATAN : PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR BPTP SULAWESI TENGAH PEKERJAAN : RENOVASI PAGAR SAMPING KANTOR BPTP SULAWESI TENGAH LOKASI : JLN. LASOSO NO. 62 BIROMARU

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survaiyang difokuskan pada kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM)di Desa Bumiharjo. Desa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian umum dari masyarakat Indonesia. Baik di sektor hulu seperti

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN DAFTAR SATUAN ANALISA PEKERJAAN No SATUAN UPAH BAHAN A PEKERJAAN PERSIAPAN 1 PEMASANGAN BOWPLANK/ 10 M' 0,01000 Kepala Tukang 0,10000 Tukang 0,10000 Pekerja 0,05000 Mandor 0,01200 M3 Balok Klas IV 0,02000

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 98 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan dikemukakan hasil temuan studi yang menjadi dasar untuk menyimpulkan keefektifan Proksi Mantap mencapai tujuan dan sasarannya. Selanjutnya dikemukakan

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018

PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018 PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018 Oleh: Sekretaris Badan Ketahanan Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 Jakarta, 26 Januari 2017 I

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 26 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 607 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 26 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 607 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 26 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 607 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DANA PINJAMAN MODAL USAHA KEGIATAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

(%) 1% 1,73% Data capaian penduduk rawan pangan tergambar pada akhir tahun dan capaian tersebut tergantung pada instansi lain

(%) 1% 1,73% Data capaian penduduk rawan pangan tergambar pada akhir tahun dan capaian tersebut tergantung pada instansi lain Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Triwulan IV Tahun 2015 A PENETAPAN KINERJA Penurunan Penduduk Rawan Pangan Per Tahun I II III IV PELAKSANAAN 1% 1,73% Data capaian penduduk rawan pangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG DUKUNGAN DANA PERKUATAN MODAL KEPADA LEMBAGA USAHA EKONOMI PEDESAAN (LUEP) DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA 6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan Lembaga Petanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika

Lebih terperinci

R E K A P I T U L A S I BILL OF QUANTITY (BOQ)

R E K A P I T U L A S I BILL OF QUANTITY (BOQ) R E K A P I T U L A S I BILL OF QUANTITY (BOQ) PEKERJAAN KECAMATAN BALAESANG TAHUN ANGGARAN : 2012 NO. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA ( Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN 750,000.00 II. III. IV. PEKERJAAN JEMBATAN

Lebih terperinci

REKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI

REKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI REKAPITULASI TOTAL BILL of QUANTITY (BOQ) PROGRAM : PENINGKATAN EFISIENSI PERDAGANGAN DALAM NEGERI KEGIATAN : PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PASAR PEKERJAAN : PEMBANGUNAN PASAR LELANG KARET LOS 15 X

Lebih terperinci

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR BAB V 5.1 Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan upah dan bahan di ambil dari Daftar

Lebih terperinci

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PEKON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGGAMUS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA TENAGA KERJA DAN BAHAN

DAFTAR HARGA TENAGA KERJA DAN BAHAN DAFTAR HARGA TENAGA KERJA DAN BAHAN No. Uraian Satuan I HARGA TENAGA KERJA 1 Pekerja Org/hr - 2 Tukang Org/hr - 3 Kepala tukang Org/hr - 4 Mandor Org/hr - II HARGA BAHAN A. BAHAN PASANGAN 1 Pasir beton

Lebih terperinci

LAMPIRAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENAWARAN DAN ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN

LAMPIRAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENAWARAN DAN ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN 82 LAMPIRAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENAWARAN DAN ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN 83 REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PENAWARAN KSDA No. URAIAN TOTALJUMLAH BIAYA I PERSIAPAN 19,022,204.00 II TANAH & PASIR

Lebih terperinci

DINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN REKAPITULASI HASIL SURVAI BAHAN / MATERIAL TAHUN 2017

DINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN REKAPITULASI HASIL SURVAI BAHAN / MATERIAL TAHUN 2017 DINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN REKAPITULASI HASIL SURVAI BAHAN / MATERIAL TAHUN 2017 NO NAMA BARANG 1 Alluminium Foil roll #DIV/0! 2 Alluminium (Plepet Alumunium) btg 32.000 3 Alkasit

Lebih terperinci

PELAKSANAAN USAHA DAN PERKEMBANGANNYA

PELAKSANAAN USAHA DAN PERKEMBANGANNYA III. PELAKSANAAN USAHA DAN PERKEMBANGANNYA - Tahap I Selama periode 1 Februari - 30 Juni 2009, ketiga unit kerja ini telah melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab sebagai berikut : I. Unit Pelaksana

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan Judul : Evaluasi Pelaksanaan Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Pada Gapoktan Di Kabupaten Tabanan : Studi Gapoktan Aseman III di Desa Megati. Nama : Gede Crisna Wijaya NIM : 1306105100

Lebih terperinci

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB Gedung Badan Ketahanan Provinsi Nusa Tenggara Barat 1. ALAMAT Badan Ketahanan Provinsi Nusa Tenggara Barat beralamat di Jl. Majapahit No. 29 Mataram Nusa Tenggara

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian yang menjadi dasar pelaksanaan program dan kegiatan pada periode tahun 2015-2019 adalah Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Menengah

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMAGARAN TAMAN DI DIBAWAH FLY OVER KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN ANGGARAN 2013 NO URAIAN TOTAL (RP.) I. PERSIAPAN - II. PAGAR Terbilang : - JUMLAH TOTAL - PPN (10%)

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 14.A 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR : 14. A TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS (P3BK) TAHUN 2013

Lebih terperinci

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1 BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Daftar Kuantitas dan Harga - 1 DAFTAR RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) KEGIATAN : Pengelolaan Jaringan Irigasi Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane PEKERJAAN LOKASI : DI.

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN Tabel 8.1 Perhitungan volume pekerjaan No Uraian Volume Satuan I Pekerjaan Persiapan 1 Direksi Keet 4.00 6.00 Luas = 6 x 4 = 24 m 2 24.00

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012 DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 202 Wilayah Jember NO. JENIS PEKERJAAN BAHAN UPAH JUMLAH BULAT 2 B. PEKERJAAN TANAH Analisa SNI Dinas PU. Cipta Karya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

Periodisasi Musim Tanam Padi Sebagai Landasan Manajemen Produksi Beras Nasional

Periodisasi Musim Tanam Padi Sebagai Landasan Manajemen Produksi Beras Nasional Periodisasi Musim Tanam Padi Sebagai Landasan Manajemen Produksi Beras Nasional Oleh : Sumarno Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Dalam usaha agaribisnis, pengaturan ketersediaan produk

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN TANAH PT.6,1 1 m3 Galian tanah biasa sedalam 1 meter Pekerja 0,750 Org/hr Mandor 0,025 Org/hr Jumlah PT.6,1 - PT.6,9 1 m3 Urugan kembali Pekerja

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pedesaan yang telah lama berperan dalam pengembangan cadangan pangan.

I. PENDAHULUAN. pedesaan yang telah lama berperan dalam pengembangan cadangan pangan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lumbung pangan adalah salah satu kelembagaan pangan masyarakat di pedesaan yang telah lama berperan dalam pengembangan cadangan pangan. Peranan lumbung di masa lalu lebih

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PROPOSAL PENERIMA BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA 2016 PROVINSI:................................ KAB/KOTA:............................... KECAMATAN:............................. KEL/ DESA:...............................

Lebih terperinci

REKAPITULASI KEGIATAN : PEMBANGUNAN HALAMAN DAN JALAN LINGKUNGAN KANTOR BPKP PERWAKILAN RIAU LOKASI : JL.JENDERAL SUDIRMAN PEKANBARU

REKAPITULASI KEGIATAN : PEMBANGUNAN HALAMAN DAN JALAN LINGKUNGAN KANTOR BPKP PERWAKILAN RIAU LOKASI : JL.JENDERAL SUDIRMAN PEKANBARU REKAPITULASI KEGIATAN : PEMBANGUNAN HALAMAN DAN JALAN LINGKUNGAN KANTOR BPKP PERWAKILAN RIAU NO A B (RP) C I II III Pek.Persiapan Pek. Halaman dan Jalan Lingkungan Pek. Pembersihan Akhir PPn 10 % TOTAL

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBERIAN, PENYALURAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRESS PEMBANGUNAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PEMBANGUNAN PESANTREN DARUL ISLAH MAUMERE NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

LAPORAN PROGRESS PEMBANGUNAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PEMBANGUNAN PESANTREN DARUL ISLAH MAUMERE NUSA TENGGARA TIMUR (NTT) Jl Kalibata Utara II No. 38 Jakarta Selatan LAPORAN PROGRESS PEMBANGUNAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PEMBANGUNAN PESANTREN DARUL ISLAH MAUMERE NUSA TENGGARA TIMUR (NTT) 2015-2016 Bismillahirrohamnirrohim.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017 BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 02 Tahun : 2008 Seri : E Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DANA DESA DI KABUPATEN PATI

Lebih terperinci

OWNERS ESTIMATE. : Pembangunan Saran Pendidikan Islam pada Madrasah : Pembangunan Pagar Sekolah MIN Koya Barat. Tahun Anggaran : 2015

OWNERS ESTIMATE. : Pembangunan Saran Pendidikan Islam pada Madrasah : Pembangunan Pagar Sekolah MIN Koya Barat. Tahun Anggaran : 2015 OWNERS ESTIMATE Kegiatan : Pembangunan Saran Pendidikan Islam pada Madrasah Pekerjaan : Pembangunan Pagar Sekolah MIN Koya Barat Lokasi Pekerjaan : Jl. Abepura 2 Koya Barat Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN

Lebih terperinci

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan II Tahun 2016

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan II Tahun 2016 Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan II Tahun 2016 PENETAPAN KINERJA A Skor PPH Ketersediaan 89,71 % 1 Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan (Kawasan) 2 Jumlah

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA Kegiatan : 0 PEKERJAAN : PENGEMBANGAN PENETASAN LOKASI : BPTU KDI KEC. TAMBANG ULANG NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang

Lebih terperinci

REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI ( HPS )

REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI ( HPS ) REKAPITULASI PERKIRAAN SENDIRI ( HPS ) KEGIATAN : PENGADAAN DAN PERLENGKAPAN KANTOR PEKERJAAN LOKASI : PEMBUATAN ATAP TEMPAT PARKIR DEPAN GARASI DAN ATAP PARKIR HALAMAN SAMPING GEDUNG KANTOR : KANTOR DPRD

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) G.Jaminan Penawaran;

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) G.Jaminan Penawaran; BERITA ACARA ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor : 16.add/POKJA-DISDIK/2014 Hari/Tanggal : Senin/10 Maret 2014 Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Pagar TK Kasih Ibu (Kuala Umo) Tempat : Laman http://www.lpse.simeuluekab.go.id

Lebih terperinci

KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN BIDANG CADANGAN PANGAN. Oleh: Dr. Ardi Jayawinata,MA.Sc Kepala Bidang Cadangan Pangan

KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN BIDANG CADANGAN PANGAN. Oleh: Dr. Ardi Jayawinata,MA.Sc Kepala Bidang Cadangan Pangan KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN BIDANG CADANGAN PANGAN Oleh: Dr. Ardi Jayawinata,MA.Sc Kepala Bidang Cadangan Pangan 1 Outline 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Cadangan Pangan Masyarakat 3. Kegiatan Cadangan

Lebih terperinci

URAIAN. Tenaga Oh Tukang 90, Oh Kepala Tukang 110, Oh Pekerja 75, Oh Mandor 120,000.

URAIAN. Tenaga Oh Tukang 90, Oh Kepala Tukang 110, Oh Pekerja 75, Oh Mandor 120,000. NO URAIAN HARGA SATUAN (RP) I PEKERJAAN PERSIAPAN 1 M' Pasangan Bouwplank + Pengukuran 0.012 M3 Kayu kls.iv 5/7 1,600,000.00 0.007 Btg Kayu kls.iv papan 1,300,000.00 0.020 Kg Paku biasa 18,000.00 0.100

Lebih terperinci

BILL Of QUANTITY ( B.Q )

BILL Of QUANTITY ( B.Q ) PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENGKALIS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN Jalan Antara Bengkalis RENCANA ANGGARAN BIAYA BILL Of QUANTITY ( B.Q ) KEGIATAN : Pembangunan Gedung Kantor TAHUN ANGGARAN 2013

Lebih terperinci

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1 BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Daftar Kuantitas dan Harga - 1 DAFTAR RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) KEGIATAN PEKERJAAN LOKASI : Pengelolaan Jaringan Irigasi Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane : DAK

Lebih terperinci

YAYASAN PERGURUAN ISLAM THOWALIB MTs. THOWALIB

YAYASAN PERGURUAN ISLAM THOWALIB MTs. THOWALIB Nomor : MTs.11.99.16/PP.005/34/II/2008 Pati, 06 Februari 2008 Lampiran : 1 (satu) bendel Perihal : Permohonan Bantuan Ruang Kelas Baru (RKB) Kepada,Yth, Gubernur Jawa Tengah Di Semarang. Assalamualaikum

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG 1 GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENETAPAN BESARAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUPANG TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

ACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan

ACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan ACARA 3. KELEMBAGAAN!! Instruksi Kerja : a. Setiap praktikan mengidentifikasi kelembagaan pertanian yang ada di wilayah praktek lapang yang telah ditentukan. b. Praktikan mencari jurnal mengenai kelembagaan

Lebih terperinci

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPD-ULP/POKJA-PASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPD-ULP/POKJA-PASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013 ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPDULP/POKJAPASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013 UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN SMPN SATU ATAP (SATAP) SUNGAI LAUT KEC. TANAH MERAH KELOMPOK KERJA (POKJA)

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN SNI 03-6.13 PERSIAPAN I.1. 1 m3 Bongkaran beton bertulang 6.6670 Oh Pekerja @Rp 0.00 Rp. 0.00 0.3330 Oh Kepala tukang @Rp 0.00 Rp. 0.00 0.3330 Oh Mandor @Rp 0.00 Rp. 0.00 Alat

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 16 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ASAHAN, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2013 TANGGAL : 11 Februari 2013 PEDOMAN PENGEMBANGAN LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2013 TANGGAL : 11 Februari 2013 PEDOMAN PENGEMBANGAN LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/2/2013 TANGGAL : 11 Februari 2013 PEDOMAN PENGEMBANGAN LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA ( ADD ) KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2017 BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR VI.I. Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & ANALISIS. Pada proyek pembangunan rusunawa 4 lantai ini penulis memiliki beberapa. Bangunan berupa bangunan bertingkat 4 lantai

BAB IV HASIL & ANALISIS. Pada proyek pembangunan rusunawa 4 lantai ini penulis memiliki beberapa. Bangunan berupa bangunan bertingkat 4 lantai BAB IV HASIL & ANALISIS 4.1 Metode Konstruksi Pada proyek pembangunan rusunawa 4 lantai ini penulis memiliki beberapa kondisi kriteria proyek sebagai berikut : Bangunan berupa bangunan bertingkat 4 lantai

Lebih terperinci

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016 SAMBUTAN DAN ARAHAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016 Surakarta, 29 s.d. 30 Oktober 2015 TUJUAN Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 37 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

Lebih terperinci

Perubahan Aktivitas. Aktivitas 1. Pengukuran (Sama dengan aktivitas awal)

Perubahan Aktivitas. Aktivitas 1. Pengukuran (Sama dengan aktivitas awal) Perubahan Aktivitas Aktivitas 1. Pengukuran (Sama dengan aktivitas awal) (Rp) 1 1ls Pengukuran 1 Kepala Tukang Org 1,000 40000 40000 2 Pekerja Org 1,000 27500 27500 3 Perlengkapan ls 1,000 349200 349200

Lebih terperinci

DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN

DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN TAHUN ANGGARAN : 2011 No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Harga 1 2 3 5 6 I. PERSIAPAN 1 Pek. Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi Ls 1,000 2 Pek. Pengukuran

Lebih terperinci

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016 Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) Nasional Tahun 2015, 4 Juni 2015 FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016 Sekretaris Badan Ketahanan Pangan BADAN KETAHANAN

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN DAFTAR ANALISA PEKERJAAN ( BERDASARKAN SNI ) 1. Mengali 1 M3 tanah lumpur sedalam 1 meter Tenaga Kerja - Pekerja OH 1,200 - - Mandor OH 0,045-2. Satu ( 1 ) Batang pasangan cerucuk kayu bulat dia 10-15

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) REKAPITULASI AKHIR

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) REKAPITULASI AKHIR RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) REKAPITULASI AKHIR LANJUTAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR SD NEGERI 58 BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2010 NO A URAIAN PEKERJAAN B JUMLAH HARGA ( ) C I. PEKERJAAN PERSIAPAN II.

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2O17 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DANA DESA DI KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2O17 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DANA DESA DI KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2017 SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2O17 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DANA DESA DI KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN DAFTAR ANALISA PEKERJAAN KEGIATAN : PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT INFORMASI PARIWISATA LOKASI : KANTOR PARIWISATA PANGKALPINANG VOLUME : 1 PAKET BIAYA : Rp. 375.000.000,00 TAHUN ANGGARAN : 2011 ANALISA URAIAN

Lebih terperinci

T m3 Galian Tanah pondasi OH Rp 45, , OH Rp 85, , ,875.00

T m3 Galian Tanah pondasi OH Rp 45, , OH Rp 85, , ,875.00 ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH IBU INDRI BREBES, JAWA TENGAH TAHUN 2014 PEKERJAAN PERSIAPAN PS. 1 1.0000 m' Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank 0.0120 m3 kayu 5/7x4m kayu hutan @ Rp 4,375,000.00

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TARAKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN JALAN PULAU KALIMANTAN NOMOR 1 T A R A K A N

PEMERINTAH KOTA TARAKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN JALAN PULAU KALIMANTAN NOMOR 1 T A R A K A N PEMERINTAH KOTA TARAKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN JALAN PULAU KALIMANTAN NOMOR 1 T A R A K A N POKJA JASA KONSTRUKSI BERITA ACARA Addendum Dokumen Pengadaan Nomor: 02.D/ADD.DOC/POKJA-GEDUNG SEKOLAH/DISDIK/VI/2013

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 17 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 17 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BANTUAN HIBAH PEMBANGUNAN LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT DAN/ATAU LANTAI JEMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI KOTABARU,

Lebih terperinci

LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG

LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG 1. Latar Belakang Perguruan Tinggi Raharja memiliki 2 gedung yaitu Gedung Modern dan Gedung Lake View dimana mobilitas sivitas pribadi Raharja pada dua bangunan ini

Lebih terperinci