CIUNG WANARA SEBAGAI OBJEK WISATA BUDAYA DI DESA KARANGKAMULYAN KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS. H. Nandag Hendriawan 1 Novi Nurcahyani 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CIUNG WANARA SEBAGAI OBJEK WISATA BUDAYA DI DESA KARANGKAMULYAN KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS. H. Nandag Hendriawan 1 Novi Nurcahyani 2"

Transkripsi

1

2 Jurnal Geografi Vol 2, No.1, April 2011 CIUNG WANARA SEBAGAI OBJEK WISATA BUDAYA DI DESA KARANGKAMULYAN KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS ABSTRAK H. Nandag Hendriawan 1 Novi Nurcahyani 2 Keberadaan situs-situs purbakala yang memiliki cerita atau toponini dari tiap-tiap situs yang ada di Objek Wisata Ciung Wanara merupakan daya tarik utama bagi setiap wisatawan yang datang. Masalah pokok yang dibahas adalah; situs-situs apa saja yang ada di kawasan Objek Wisata Ciung Wanara dan bagaimana cerita atau toponini dari setiap situs yang ada di kawasan Objek Wisata Ciung Wanara Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Situs-situs yang terdapat di Objek Wisata Ciung Wanara memiliki serita. Adapun Cerita dari tiap-tiap situs (toponini) di Objek Wisata Ciung Wanara adalah: Pelinggih (Pangcalikan) merupakan singgasana Ratu Galuh, Sanghyang Bedil merupakan tempat penyimpanan persenjataan, Penyambungan Ayam sebagai tempat penyambungan ayam Ciung Wanara dan ayam Raja Bondan, Lambang Peribadatani merupakan lambang keagamaan, Panyandaan merupakan tempat dilahirkannya Ciung Wanara, Cikahuripan merupakan sumur yang berisi air sebagai air kehidupan yang tidak pernah kering sepanjang tahun, Makam Adipati Panaekan tempat disemayamkannya raja Galuh Gara Tengah yakni Dipati Panaekan, Pamangkonan merupakan batu berbentuk agak bulat yang dikelilingi batu lain yang ukurannya lebih kecil, Sipatahunan merupakan tempat dibuangnya dan dihanyutkannya Ciung Wanara ke Sungai Ci Tanduy. Kata kunci: Ciung Wanara, objek wisata 1 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Univ. Siliwangi Tasikmalaya 2 Alumni Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Univ. Siliwangi Tasikmalaya H. Nandang Hendriawan dan Novi N., Objek wisata Ciung Wanara - 42

3 PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini perkembangan kepariwisataan berjalan semakin cepat, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Di negara-negara berkembang, kepariwisataan menjadi sorotan pembangunan yang diutamakan di antara aspek-aspek yang lain. Aspek kepariwisataan muncul dan berkembang sejalan dengan gerak dinamika pembangunan masyarakat dalam rangka modernisasi yang sedang berlangsung. Kabupaten Ciamis dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi sebagai daerah tujuan wisata alam karena keindahan alam dan mitologinya. Potensi keindahan alam peninggalan sejarah yang menarik ditambah letak yang strategis membuat kawasan ini bisa dijadikan objek wisata. Salah satu objek wisata di kabupaten ciamis adalah Ciung Wanara. Situs Ciung Wanara yang memiliki sudut pandang alam yang indah merupakan salah satu aset pariwisata yang dikembangkan oleh pemerintah sebagai daerah tujuan wisata alam dan budaya. Adanya cerita rakyat yang dihubungkan dengan benda-benda yang ada di kawasan Bojong Galuh Karangkamulyan ini telah membudaya di Kabupaten Ciamis, hampir semua orang mengetahui kisah Ciung Wanara serta batu-batu yang telah diberi nama itu yang merupakan tempat kegiatan pada masa kerajaan Galuh. Meskipun Ciung Wanara mempunyai berbagai macam objek wisata dan dilengkapi dengan fasilitas yang cukup menunjang tetapi masih sedikit wisatawan yang mengetahui objek wisata Ciung Wanara sehingga Promosi wisata Ciung Wanara perlu terus ditingkatkan agar tidak hanya wisatawan lokal yang datang berkunjung tetapi juga wisatawan dari luar daerah dan bahkan dari luar negeri bisa datang ke objek wisata ini. Karena itu, penting kiranya dilakukan studi tentang objek wisata ciung wanara sebagai upaya untuk memperkenalkan Ciung Wanara sebagai objek wisata yang layak untuk dikunjungi.

4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; Situs-situs apa saja yang ada di objek wisata Ciung Wanara di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis dan Bagaimana cerita tiap-tiap situs (toponini) di objek wisata Ciung Wanara tersebut? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan jurnal ini adalah : Untuk mengetahui situs-situs apa saja yang ada di Objek Wisata Ciung Wanara di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis dan Untuk mengetahui cerita tiap-tiap situs (toponini) di Objek Wisata Ciung Wanara di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Manfaat Penelitian Dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mengetahui situs-situs apa saja yang ada di Objek Wisata Ciung Wanara di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai cerita tiap-tiap situs (toponini) di Objek Wisata Ciung Wanara di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

5 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskritif kualitatif dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang ada dilihat dari perspektif partisipan. Patisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan dan melalui penguraian pemaknaan partisipan tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa.

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Situs-situs dan Cerita Tiap-tiap Situs (toponini) di Objek Wisata Ciung Wanara Pelinggih (Pangcalikan) Pangcalikan merupakan sebuah batu bertingkat-tingkat berwarna putih serta berbentuk persegi empat, termasuk ke dalam golongan/jenis yoni (sebagai tempat pemujaan) yang letaknya terbalik, digunakan meja saji atau altar sehingga dinamakan batu pelinggih atau pangcalikan. Pelinggih disebut juga pangcalikan (bahasa Sunda) yang berarti tempat duduk. Konon menurut cerita rakyat, batu pangcalikan ini merupakan pusat dari pemerintahan dan juga merupakan singgasana Ratu Galuh yang dijaga oleh tujuh buah benteng pertahanan. Benteng pertama terletak di dekat Desa Karangkamulyan sekarang, sedangkan benteng ke tujuh tepat berada di pintu di mana terdapat batu pangcalikan berada. Gambar 1 Batu Pangcalikan Pada zaman kerajaan dulu, benteng pertahanan benar-benar dibuat selebar mungkin, sehingga kalau hendak bertemu atau menghadap kepada raja harus melalui ketujuh benteng pertahanan itu. Disamping sebagai pengaman juga merupakan pintu pemeriksaan kepada orang yang datang untuk berbagai keperluan pintu pemeriksaan. Selain itu Pangcalikan juga sempat digunakan sebagai tempat untuk melakukan musyawarah (pendopo).

7 Kondisi batu pangcalikan saat ini masih terlihat beberapa buah pintu yang mesti dilewati yang di bawahnya dipagari dengan batu-batu kecil yang berjajar rapi. Pintu paling depan merupakan parit pertahanan yang cukup lebar, sekitar 30 meter kita berjalan maka dapati lagi sebuah pintu yang dipinggirnya ada struktur tembok dari batu, sekitar 15 meter kita berjalan lagi terdapat pula sebuah pintu menuju ke sebuah pelataran yang cukup luas. Pelataran itu merupakan balai pertemuan pada zaman dahulu. Setelah itu kita masuki struktur tembok yang di dalamnya ada dua buah pintu masuk, sampai akhirnya kita tiba di tempat yang disebut sebagai batu pangcalikan. Selain itu menurut hasil wawancara di Batu Pangcalikan ini juga setiap tahunnya selalu dilakukan sebuah upacara adat yang biasa disebut sebagai upacara ngikis. Ngikis berarti mager, jadi upacara ngikis adalah sebuah upacara dimana prosesnya adalah mengganti pager yang mengitari Batu Pangcalikan dan dilakukan oleh masyarakat Desa Karangkamulyan secara bergotong royong. Upacara ngikis biasa dilakukan setiap akhir bulan Reuwah atau menjelang bulan Ramadhan. Pada saat upacara ngikis masyarakat berbondongbondong datang ke Batu Pancalikan sembari membawa dongdang (makanan). Meskipun pager Batu Pangcalikan saat ini tidak terbuat dari bambu, upacara ngikis ini masih tetap dilakukan sampai sekarang sebagai simboliknya pager yang terbuat dari bambu diletakan di bagian dalam area Batu Pangcalikan. Selain itu upacara ngikis ini merupakan salah satu aset kepariwisataan di Karangmulyan sehingga masih terus dipertahankan sampai saat ini. Pada saat upacara adat ngikis juga biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai suatu kesempatan bagi mereka menyampaikan aspirasinya kepada pemimpin pemerintahannya (Bupati Kabupaten Ciamis) karena pada upacara ngikis ini biasanya Bupati Kabupaten Ciamis selalu menyempatkan diri untuk hadir. Sanghyang Bedil

8 Tempat yang dinamakan Sanghyang Bedil merupakan suatu ruangan yang dikelilingi tembok berukuran 6,20 x 6 meter. Tinggi tembok kurang lebih 80 cm. Pintu menghadap ke arah Utara, di depan pintu masuk terdapat struktur batu yang berfungsi sebagai sekat (schutsel). Di dalam ruangan ini terdapat dua buah menhir yang terletak di atas tanah, masing-masing berukuran 60 x 40 cm dan 20 x 8 cm. Bentuknya memperlihatkan tradisi megalitik (zaman batu). Sanghyang Bedil pada zaman dahulu merupakan tempat penyimpanan alat perang, gudang senjata dan tentunya senjata yang digunakan masih merupakan senjata yang sangat sederhana yang masih terbuat dari batu. Menurut kepercayaan masyarakat, Sanghyang Bedil kadangkala dapat dijadikan sebagai pertanda akan datangnya suatu kejadian, terutama apabila di tempat itu berbunyi suatu letusan, namun sekarang pertanda itu sudah tidak ada lagi. Disamping itu senjata memilik arti perlambangan tersendiri yang telah dikenal oleh masyarakat sekitarnya. Senjata merupakan lambang dari hawa nafsu. Arti filsafatnya adalah bahwa hawa nafsu sering menyeret kita/manusia ke dalam kecelakaan, oleh sebab itu jangan sampai kita mengikuti hawa nafsu, tetapi haru pandai mengendalikan diri supaya terhindar dari segala macam bencana dan penyesalan. Gambar 2 Sanghyang Bedil Seperti halnya fungsi senjata, apabila digunakan ke jalan yang baik maka akan membawa keselamatan, akan tetapi apabila

9 disalahgunakan maka akan berubah fungsinya menjadi jalan yang buruk dan mecelakakan diri sendiri. Penyabung Ayam Tempat ini terletak di sebelah Selatan dari lokasi yang disebut Sanghyang Bedil, kira-kira 5 meter jaraknya dari pintu masuk yakni berupa ruang terbuka yang letaknya lebih rendah. Pada lokasi penyabung ayam ini terdapat sebuah batu atau peninggalan lain yang berasal dari tradisi megalitik ataupun klasik, akan tetapi hanya merupakan sebuah ruangan terbuka berbentuk bundar yang dikelilingi oleh pohon-pohon yang tinggi. Namun masyarakat menganggap bahwa tempat itu merupakan tempat penyambungan ayam Ciung Wanara dan ayam raja. Disamping itu di lokasi sabung ayam ini merupakan tempat khusus untuk memilih raja yang dilakukan dengan alat adu ayam. Gambar 3 Penyambungan Ayam Pada tempat ini masyarakat pun memiliki perlambangan tertentu yang dihubungkan dengan kehidupan. Dari peristiwa yang dapat dipetik adalah mengandung makna bahwa kita harus dapat membedakan mana jalan yang baik dan mana jalan yang buruk. Seperti perjuangan Ciung Wanara dalam merebut haknya, dari orang yang bukan hak memiliki kerajaan yaitu Raja Bondan yang terkenal sebagai orang yang jahat dan senang melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Ciung Wanara turun tanpa merasa bersalah, tetapi sebaliknya meluruskan yang salah.

10 Selain itu setiap wisatawan yang datang ke Ciung Wanara yang berkunjung ke objek Penyambungan Ayam selalu diberi cerita bahwa setiap orang yang mampu berjalan dengan menutup mata dengan tangan diangkat ke depan dan apabila tangannya tepat menyentuh tonjolan yang ada pada pohon yang berada tepat di tengah-tengah Penyambungan Ayam maka apa yang dia inginkan dan harapkan bisa terkabulkan. Lambang Peribadatan Batu yang disebut sebagai lambang peribadatan merupakan sebagian dari kemuncak, tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai fragmen candi, masyarakat menyebutnya sebagai stupa. Bentuknya indah karena dihiasi oleh pahatan-pahatan sederhana yang merupakan peninggalan Hindu. Lambang peribadatan ini merupakan sebuah tempat yang pada zaman dahulu digunakan sebagai tempat beribadah. Letak batu ini berada di dalam struktur tembok yang berukuran 3 x 3 m, tinggi 60 cm. Batu kemuncak ini ditemukan 50 m ke arah timur dari lokasi sekarng. Di tempat ini terdapat dua unsur budaya yang berlainan yaitu adanya kemuncak dan struktur tembok. Struktur tembok yang tersusun rapi menunjukan lapisan budaya megalitik, sedangkan kemuncak merupakan peninggalan agama Hindu. Masyarakat menyebutnya sebagai Lambang Peribadatan atau lambang keagamaan, karena dilihat dari bentuknya yang mirip dengan stupa. Oleh sebab itu kita harus merasa yakin dalam kehidupan ini bahwa Tuhan itu ada dan segala sesuatu yang akan dilakukan harus memohon pertolongan dari Tuhan. Begitulah filsafat dari Lambang Peribadatan yang mengarah kepada sifat religi.

11 Gambar 4 Lambang Peribadatan Panyandaan Panyandaan terdiri atas sebuah menhir dan dolmen, letaknya dikelilingi oleh batu bersusun yang merupakan struktur tembok. Menhir berukuran tinggi 120 cm, lebar 70 cm, sedangkan dolmen berukuran 120 x 32 cm. Kegunaan ditandai dengan adanya struktur tembok yang merupakan himpunan batu kali yang berukuran 5,70 x 5,90 meter, dengan tinggi 65 cm. Arahnya ke barat, di depan pintu masuk terdapat struktur yang berukuran 1,58 x 8 cm, tinggi 50 cm. Tempat yang disebut sebagai Panyandaan merupakan tempat peristirahatan dan pengobatan tradisional, ini membuktikan sejak zaman dahulu kala kerajaan Galuh telah mementingkan perihal kesehatan. Di Panyandaan jugalah Ciung Wanara dilahirkan oleh Dewi Naganingrum yang kemudian bayi itu dibuang atau dihanyutkan ke Sungai Ci Tanduy. Setelah melahirkan Dewi Naganingrum bersandar di tempat itu selama empat puluh hari dengan maksud untuk memulihkan kesehatannya setelah melahirkan. Gambar 5 Panyandaan Ada anggapan dari masyarakat yang sampai kini masih ada mempercayainya, terutama bagi ibu yang ingin mempunyai anak dengan mencoba bersandar di tempat itu maka akan segera dikaruniai anak. Begitulah keramat dari tempat Panyandaan itu, akan tetapi orang mempercayainya, mungkin ini hanyalah permainan saja sebagai sarana hiburan.

12 Cikahuripan Di lokasi ini tidak terdapat tanda-tanda adanya peninggalan arkeologis. Tetapi hanya merupakan sebuah sumur yang letaknya dekat dengan pertemuan antara dua sungai, yaitu Sungai Ci Tanduy dan Sungai Ci Muntur. Di Cikahuripan ini terdapat dua sumber mata air yaitu mata air Citeguh yang berarti percaya diri dan sumber mata air Cirahayu yang berarti selamat. Kedua sumber mata air ini bersatu membentuk sumur yang disebut sebagai Cikahuripan berasal dari kata hurip yaitu selamat lahir dan batin. Sumur ini disebut Cikahuripan yang berisi air kehidupan, air merupakan lambang kehidupan itu sebabnya disebut sebagai Cikahuripan. Sumur ini merupakan sumur abadi karena airnya tidak pernah kering sepanjang tahun. Gambar 6 Cikahuripan Berawal dari sumber mata air yang membentuk Cikahuripan dapat diambil sebuah filsafat yang diyakini masyarakat setempat yaitu dalam menempuh hidup ini harus dibekali modal keteguhan hati dan rasa percaya diri agar selamat lahir dan batin. Hurip berarti hidup, teguh berarti tidak tergoyahkan pendiriannya, sedangkan rahayu artinya selamat di dalam hidup ini, orang selalu mencari keselamatan agar berbahagia baik lahir maupun batinnya. Makam Dipati Panaekan

13 Pada tempat yang disebut makam Dipati Panaekan, tidak terdapat tanda-tanda adanya peninggalan arkeologis. Tetapi merupakan batu yang berbentuk lingkaran bersusun tiga, yakni merupakan susunan batu kali. Gambar 7 Makam Adipati Panaekan Pada susunan paling bawah berdiameter 6 meter, susunan kedua berdiameter 5 meter, dan susunan atau undakan ketiga berdiameter 3 meter. Pada susunan paling atas itulah yang disebut sebagai makam Adipati Panaekan. Letak makam tersebut berada di salah satu jalan setapak yang menuju ke arah Sungai Ci Muntur. Dipati Panaekan adalah raja Galuh Gara Tengah yang berpusat di Cineam dan mendapat gelar Adipati dari Sultan Agung Raja Mataram. Dipati Panaekan merupakan anak kedua dari Cipta Permana (Prabudi Galuh) raja Galuh Gara Tengah, ia wafat karena dibunuh oleh adik iparnya sendiri yang bernama Dipati Kertabumi (Singa Perbangsa 1) karena perselisihan paham dalam rangka penyerbuan Belanda ke Batavia dimana Panaekan condong ke pendapat Dipati Ukur sedang Singaperbangsa condong ke pendapat Rangga Gempol yaitu sebelum penyerangan harus ada persatuan dulu antara kebupatian di Tatar Sunda yang waktu itu dibawah kekuasaan Mataram. Setelah dibunuh jasadnya dihanyutkan ke Sungai Ci Muntur dan di angkat lagi di pertemuan Sungai Ci Muntur dan Sungai Ci Tanduy lalu dikuburkan di Karangkamulyan.

14 Keberadaan makam Adipati Panaekan merupakan salah satu bukti telah masuknya ajaran agama Islam di Galuh yakni pada abad ke-16 Masehi. Anak dari Adipati Panaekan ini akhirnya menjadi bupati pertama Imbanagara. Pamangkonan Pamangkonan merupakan salah satu situs yang berada di kawasan Karangkamulyan. Pada pamangkonan ini sebenarnya tidak terdapat tanda-tanda adanya peninggalan arkeologis. Tetapi pamangkonan ini merupakan batu yang berbentuk agak bulat yang dikelilingi oleh batu lain yang tersusun melingkar pada batu pamangkonan dengan ukuran yang lebih kecil daripada batu pamangkonan yang terletak di tengahnya. Batu pamangkonan yang ada saat ini hanyalah sebuah simbol dan bukanlah Batu pamangkonan yang asli. Menurut sejarahnya yang diceritakan oleh kuncen setempat bahwa pada zaman penjajahan Belanda, para pejuang Galuh sebelum melakukan peperangan mereka berdo a dengan seteguh hati kepada Tuhan untuk memohon petunjuk, dan mereka melambangkan petunjuk yang diberikan dengan cara apabila batu pamangkonan ini mampu terangkat dengan mudah oleh mereka maka mereka akan memperoleh kemenangan dan juga kemerdekaan namun apabila batu pamangkonan ini tidak mampu terangkat maka mereka akan mengalami kekalahan dalam peperangan. Hingga akhirnya jawaban dari do a para pejuang Galuh ini mereka mampu mengangkat batu pamangkonan dengan sangat mudah dan ringan tanpa bantuan alat apapun. Hal ini membuat semangat juang para pejuang semakin berkobar karena mereka yakin akan menang dalam melawan penjajahan

15 Gambar 8 Area Pamangkonan Gamb ar 9 Batu Pamangkonan Pihak penjajah Belanda yang mengetahui perihal keberadaan batu pamangkonan ini menjadi geram, mereka hendak menghancurkan dan memusnahkan batu pamangkonan dengan harapan akan juga menghancurkan semangat juang dari para pejuang Galuh. Dengan susah payah pemerintah Belanda menghancurkan batu pamangkonan ini bahkan menurut cerita untuk membawa batu pamangkonan saja pemerintah Belanda sampai menggunakan tank baja saking beratnya. Namun usaha dari penjajah Belanda ini akhirnya sia-sia saja karena walaupun batu pamangkonan asli telah berhasil dihancurkan semangat pejuang Galuh tidaklah surut karena mereka telah meyakini bahwa mereka akan menang dalam melawan penjajahan Belanda. Saat ini, konon menurut kuncen dari kawasan Karangkamulyan bahwa setiap orang yang ingin mengetahui lebih banyak mana antara dosa ataukah amalan baik yang paling banyak dimiliki adalah dengan cara mengangkat batu pamangkonan dengan tangan kosong, apabila batu pamangkonan dapat terangkat itu artinya lebih banyak amalan baik yang dimiliki oleh orang tersebut begitu juga sebaliknya pabila batu pamangkonan tidak mampu diangkat itu artinya dosa orang tersebut lebih banyak dari amalan baik yang ia miliki.

16 Sipatahunan Sipatahunan bukanlah merupakan sebuah batu ataupun bangunan seperti yang terdapat pada situs-situs lain yang terdapat di Karangkamulyan. Sipatahunan merupakan sebidang lahan yang tidak terlalu luas di pinggiran Sungai Ci Tanduy. Di Sipatahunan inilah Ciung Wanara diduga dibuang dan dihanyutkan oleh ibunya sendiri guna menyelamatkan nyawa Ciung Wanara dari ancaman Raja Bondan yang berniat akan membunuh Ciung Wanara karena ketakutan kekuasaanya akan jatuh kepada Ciung Wanara. Gambar 4.26 Lokasi Sipatahunan Keberadaan situs Karangkamulyan yang merupakan pusat pemerintahan kerajaan Galuh pada zaman dahulu telah membuktikan bahwa penempatan pusat pemerintahan telah ada pada posisi yang strategis karena diapit oleh dua sungai yaitu Ci Tanduy dan Ci Muntur, dimana pada daerah ini merupakan daerah yang subur dan dekat dengan sumber air, air adalah suatu zat yang penting bagi kehidupan karena makhluk hidup tidak akan pernah mampu hidup tanpa adanya air. Selain itu kondisi alam di Karangkamulyan pada waktu itu sangatlah mempengaruhi terhadap kebudayaan maupun kebiasaan dari masyarakat Galuh hal ini bisa dilihat dari sisa-sisa peninggalan ataupun situs-situs yang terdapat di Karangkamulyan, yang sebagian besar situs terbuat dari batu berjenis batu kali atau batu sungai, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wagner dan Mikasell bahwa cultural geography sebagai aplikasi dari ide-ide kebudayaan

17 bagi masalah-masalah geografi, ini membuktikan bahwa lingkungan geografis mempengaruhi dalam pembentukan suatu kebudayaan. Pada situs Karangkamulyan ini terdapat juga unsur budaya yang berbeda namun masih berada dalam satu wilayah yakni di Kawasan Objek Wisata Ciung Wanara, unsur budaya yang dapat dilihat adalah keberadaan situs Karangkamulyan yang berupa struktur tembok yang tersusun rapi yang menunjukan peninggalan budaya di zaman megalitik atau zaman batu di masa prasejarah, lalu ditemukan juga batu pada lambang peribadatan yang berupa kemuncak atau fragmen candi masyarakat biasa menyebutnya stupa, kemuncak ini merupakan salah satu bukti peninggalan agama Hindu, dan juga adanya makam Adipati Panaekan, makam tersebut membuktikan telah masuknya agama Islam karena pada waktu itu hanyalah yang memeluk agama Islamlah yang melakukan penguburan mayat. Dari berbagai unsur budaya yang dimiliki pada situs Karangkamulyan inilah yang menjadikan Objek Wisata Ciung Wanara sebagai salah satu objek wisata budaya yang menarik di Kabupaten Ciamis.

18 DAFTAR PUSTAKA Anggriani, Risti. (2010). Kearipan Lokal Masyarakat Kampung Kuta di Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis (Suatu Kajian Geografi) Skripsi. Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan. Fahrudin, Achmad. (2010). Fisiografi Jawa Barat Menurut Van Bemmelen. [Online]. Tersedia di: (19 Oktober 2011). Gamal, Suwantoro. (2004). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. GBHN. (1997). Peraturan Pemerintah Tentang Kepariwisataan. [Online]. Tersedia: http// Mantra, B. Ida. (2000). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nasution. (1987). Metode Research. Bandung: Jemars. Pendit, S. Nyoman. (1980). Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Rafi i, Suryatna. (1989). Metode Statistik Analisa (untuk Penarikan Kesimpulan). Bandung: Alumni. Saprudin. (2008). Prospek Perkembangan Objek Wisata Pantai Tanjungpasir Desa Tanjungpasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Skripsi. Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan. Sukardja, Djadja. (2002). Situs Karangkamulyan. Ciamis : File Amipro. Sumaatmaja, Nursyid. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni. Sumaatmaja, Nursyid. (1988). Geografi Pembangunan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Sya, Ahman, HM. (2005). Geowisata Kabupaten Tasikmalaya. Garut: CV Gajah Poleng.

19 Yayah. (2008).Pengembangan Objek Wisata Budaya Ciung Wanara di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan. Yoeti, Oka A. (1983). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: PT Angkasa.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan dan diupayakan menjadi daya tarik wisata daerah. Potensi wisata tersebut

Lebih terperinci

2015 POLA PEWARISAN NILAI DAN NORMA MASYARAKAT KAMPUNG KUTA DALAM MEMPERTAHANKAN TRADISI

2015 POLA PEWARISAN NILAI DAN NORMA MASYARAKAT KAMPUNG KUTA DALAM MEMPERTAHANKAN TRADISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ciamis adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berada di Tenggara Jawa Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Majalengka,

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. provinsi di Indonesia. Sebagai bagian dari Indonesia, Lampung tak kalah

I.PENDAHULUAN. provinsi di Indonesia. Sebagai bagian dari Indonesia, Lampung tak kalah 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki ragam budaya dan nilai tradisi yang tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai macam peninggalan yang ditemukan dari berbagai provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah pikiran yang dapat berbentuk fisik (tangible) dan non-fisik (intangible). Tinggalan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu tinggal secara tidak menetap. Semenjak itu pula

Lebih terperinci

Yeni Wijayanti. Universitas Galuh Ciamis Jalan R.E. Martadinata Nomor 150 Ciamis

Yeni Wijayanti. Universitas Galuh Ciamis Jalan R.E. Martadinata Nomor 150 Ciamis PEMANFAATAN SITUS KARANGKAMULYAN UNTUK KEPENTINGAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH The Utilization Sites of Karangkamulyan for Education Interest in Learning History Yeni Wijayanti Universitas Galuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan oleh beberapa negara di seluruh dunia. Negara menggunakan pariwisata sebagai penyokong ekonomi dan juga devisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Tuban provinsi Jawa Timur merupakan wilayah yang berada di Jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Sebelah utara Kabupaten Tuban membentang luas lautan

Lebih terperinci

Yogi Setiawan 1 H. Nedi Sunaedi 2

Yogi Setiawan 1 H. Nedi Sunaedi 2 SITUS CAGAR BUDAYA SANGHIANG MAHARAJA CIPTA PERMANA PRABU DIGALUH SALAWE SEBAGAI POTENSI WISATA BUDAYA DI DESA CIMARAGAS KECAMATAN CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS Yogi Setiawan 1 (yogisetiawanunsil@ymail.com)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Pengertian Megalitik telah banyak disinggung oleh para ahli sebagai suatu tradisi yang menghasilkan batu-batu besar, mengacu pada etimologinya yaitu mega berarti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN ASTANA GEDE. di Kabupaten Ciamis. Situs Astana Gede merupakan daerah peninggalan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN ASTANA GEDE. di Kabupaten Ciamis. Situs Astana Gede merupakan daerah peninggalan BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN ASTANA GEDE A. Kesimpulan Astana Gede Kawali adalah salah satu situs bersejarah yang terdapat di Kabupaten Ciamis. Situs Astana Gede merupakan daerah peninggalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Legenda merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Di Indonesia terdapat berbagai macam legenda yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Lebih terperinci

2016 KAJIAN BENTUK D AN MAKNA KERIS ARTEFAK PUSAKA SITUS MAKAM PANJANG KARAWANG

2016 KAJIAN BENTUK D AN MAKNA KERIS ARTEFAK PUSAKA SITUS MAKAM PANJANG KARAWANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pantai utara atau dikenal dengan akronim Pantura Jawa Barat merupakan bentangan wilayah yang memiliki banyak keunikan, baik dari segi geografis, kesenian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah dan Budaya Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia. Semakin jelas harmonisasi dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 136 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan rangkaian pengolahan data dan analisis data daatlah disimpulkan, bahwa: 1. Wilayah sekitar Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut tersimpan banyak

Lebih terperinci

TINGGALAN MEGALITIK DI DESA TUHAHA KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN MALUKU TENGAH

TINGGALAN MEGALITIK DI DESA TUHAHA KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN MALUKU TENGAH TINGGALAN MEGALITIK DI DESA TUHAHA KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN MALUKU TENGAH A. Pendahuluan Maluku merupakan propinsi dengan sebaran tinggalan arkeologis yang cukup beragam. Tinggalan budaya ini meliputi

Lebih terperinci

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 11 Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh PENDAHULUAN Wahyu 11:1-2 Sebatang buluh berfungsi sebagai alat pengukur. Yohanes disuruh mengukur Bait Suci. Ini bukan kaabah di Yerusalem karena sudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah usaha untuk memperluas, menjamin lalu lintas perdagangan rempah-rempah hasil hutan yang

Lebih terperinci

Foto & Cerita dari Hulu SUNGAI CITARUM Sekilas Sejarah, Banjir: Dulu hingga Sekarang, Menuju Tujuan Bersama

Foto & Cerita dari Hulu SUNGAI CITARUM Sekilas Sejarah, Banjir: Dulu hingga Sekarang, Menuju Tujuan Bersama Foto & Cerita dari Hulu SUNGAI CITARUM Sekilas Sejarah, Banjir: Dulu hingga Sekarang, Menuju Tujuan Bersama Foto: Veronica Wijaya, Diella Dachlan Teks & Layout: Diella Dachlan Editor: Candra Samekto Sumber

Lebih terperinci

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan CAGAR BUDAYA Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Boyolali, 29 Maret 2017 1 April 2017 Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara kepulauan yang berada di garis khatulistiwa dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis

Lebih terperinci

PERSEBARAN SITUS DI KABUPATEN BANTUL DAN ANCAMAN KERUSAKANNYA 1 OLEH: RIRIN DARINI 2

PERSEBARAN SITUS DI KABUPATEN BANTUL DAN ANCAMAN KERUSAKANNYA 1 OLEH: RIRIN DARINI 2 PENDAHULUAN PERSEBARAN SITUS DI KABUPATEN BANTUL DAN ANCAMAN KERUSAKANNYA 1 OLEH: RIRIN DARINI 2 Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya (cultural heritage), yang berasal dari berbagai

Lebih terperinci

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong Selain peninggalan situs kuno berupa lingga yoni, ternyata di wilayah banyak ditemukan situs Arca Megalit. Untuk batu berbentuk arca ini ditemukan di Dusun Kaum, Desa Pangayan, Kecamatan Doro. Situs tersebut

Lebih terperinci

Dharmayatra tempat suci Buddha

Dharmayatra tempat suci Buddha Dharmayatra tempat suci Buddha 1. Pengertian Dharmayatra Dharmayatra terdiri dari dua kata, yaitu : dhamma dan yatra. Dharmma (Pali) atau Dharma (Sanskerta) artinya kesunyataan, benar, kebenaran, hukum,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan dan kebiasaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas atau jatidiri mereka. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan terhadap dunia kepariwisataan di Indonesia menjadi salah satu komoditas dan sumber pendapatan devisa negara yang cukup besar dan usaha untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Ronggeng Kaleran Dalam Upacara Adat Nyuguh di Kampung Adat Kuta Ciamis dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

SEJARAH KOTA BANDUNG. AGUS MULYANA Universitas Pendidikan Indonesia

SEJARAH KOTA BANDUNG. AGUS MULYANA Universitas Pendidikan Indonesia SEJARAH KOTA BANDUNG AGUS MULYANA Universitas Pendidikan Indonesia A. Asal Nama Bandung Banding/Ngabanding -------- berdampingan/berdekatan Bandeng/Ngabandeng --- sebutan untuk genangan air yang luas dan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelusuran sejarah permukiman di kota Depok,

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelusuran sejarah permukiman di kota Depok, BAB 5 PENUTUP 5.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelusuran sejarah permukiman di kota Depok, yaitu untuk menjawab pertanyaan mengenai sejak kapan permukiman di Depok telah ada, juga bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik kepada seluruh pelaku pariwisata dan pendukungnya. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik kepada seluruh pelaku pariwisata dan pendukungnya. Dengan adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara maritime yang memiliki banyak potensi Sumber Daya Alam yang belum dikembangkan secara maksimal seperti pada bidang pariwisata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Proyek yang direncanakan dalam Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) berjudul Boyolali Historical Park sebagai Pengembangan Taman Sonokridanggo. Maksud dari

Lebih terperinci

Eksplorasi Tinggalan Batu Besar di Lereng Ciremai

Eksplorasi Tinggalan Batu Besar di Lereng Ciremai Eksplorasi Tinggalan Batu Besar di Lereng Ciremai Kedaulatan Rakyat, 2001 Petualangan mencari situs-situs arkeologis di lereng timur Gunung Ciremai telah menorehkan pengalaman dan hasil yang tak terduga.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang sangat unik dan berbeda-beda, selain itu banyak sekali objek wisata yang menarik untuk dikunjungi

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG, TUJUAN, FUNGSI DAN SOSIALISASI PENGELOLAAN AIR PADA KELOMPOK MITRA CAI DUSUN MEKARSARI DESA NAGARATENGAH CINEAM TASIKMALAYA

LATAR BELAKANG, TUJUAN, FUNGSI DAN SOSIALISASI PENGELOLAAN AIR PADA KELOMPOK MITRA CAI DUSUN MEKARSARI DESA NAGARATENGAH CINEAM TASIKMALAYA LATAR BELAKANG, TUJUAN, FUNGSI DAN SOSIALISASI PENGELOLAAN AIR PADA KELOMPOK MITRA CAI DUSUN MEKARSARI DESA NAGARATENGAH CINEAM TASIKMALAYA A. Latar Belakang Masalahan Warga penduduk Dusun Mekarsari sehari-harinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah sangat luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta susunan masyarakatnya

Lebih terperinci

DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA

DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA Laras Pujianti 1 (Pujianti.laras@gmail.com) Siti Fadjarajani 2 (sfadjarajani2000@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari jumlah wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berlatar belakang sejarah Kota Sumedang dan wilayah Sumedang, yang berawal dari kerajaan Sumedang Larang yang didirikan oleh Praburesi Tajimalela (kurang lebih

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa

BAB I. PENDAHULUAN. Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa pengaruh islam dan masa pengaruh eropa. Bagian yang menandai masa prasejarah, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya Allah di

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman 46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Kabupaten Sleman Gambar 4.1 Peta Kabupaten Sleman Kota Sleman terletak antara 110 33 00 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara di dunia memiliki sejarah yang menjadi ciri khas dari negara tersebut, baik berupa cerita kerajaan yang ada pada jaman dahulu, perjuangan rakyatnya dalam

Lebih terperinci

Cagar Budaya Candi Cangkuang

Cagar Budaya Candi Cangkuang Cagar Budaya Candi Cangkuang 1. Keadaan Umum Desa Cangkuang Desa Cangkuang terletak di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di Indonesia. Sebagai salah satu unsur keistimewaan DIY, maka pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. ada di Indonesia. Sebagai salah satu unsur keistimewaan DIY, maka pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Kraton Yogyakarta merupakan salah satu kawasan cagar budaya yang ada di Kota Yogyakarta. Keberadaan Kraton Yogyakarta itu sendiri menjadi salah satu unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi rajaraja yang memerintah.

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut catatan sejarah, Sumedang mengalami dua kali merdeka dan berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan Mataram dan masa kabupatian

Lebih terperinci

BAB IV A. KESIMPULAN. Terjun Parang Ijo.Berdasarkan pengamatan dilapangan maka dapat mengambil

BAB IV A. KESIMPULAN. Terjun Parang Ijo.Berdasarkan pengamatan dilapangan maka dapat mengambil BAB IV A. KESIMPULAN Setelah melakukan pengamatan dan penelitian terhadap obyek wisata Air Terjun Parang Ijo.Berdasarkan pengamatan dilapangan maka dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang

Lebih terperinci

KAMPUNG NAGA MASYARAKAT ADAT YANG MENJAGA PELESTARIAN LINGKUNGAN oleh : redaksi butaru *

KAMPUNG NAGA MASYARAKAT ADAT YANG MENJAGA PELESTARIAN LINGKUNGAN oleh : redaksi butaru * KAMPUNG NAGA MASYARAKAT ADAT YANG MENJAGA PELESTARIAN LINGKUNGAN oleh : redaksi butaru * Pendahuluan Kampung Naga, sebuah desa yang berada di Kampung Nagaratengah, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten

Lebih terperinci

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara Danau Toba: Pesona Sumatera Utara Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara ini merupakan salah satu danau vulkanik terindah yang dimiliki Indonesia. Dengan luas yang mencapai 1.145 kilometer persegi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa kini pariwisata merupakan sektor industri yang memiliki peran penting dalam eksistensi suatu negara. Beragam potensi dan kekhasan suatu negara akan menjadi daya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRAK. ABSTRACT... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR LAMPIRAN..

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya. BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ordinat 5º- 6º Lintang Selatan dan 131º- 133,5º Bujur Timur dan secara geografis,

BAB I PENDAHULUAN. ordinat 5º- 6º Lintang Selatan dan 131º- 133,5º Bujur Timur dan secara geografis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Langgur merupakan Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara yang terletak di Provinsi Maluku. Secara astronomi Kabupaten Maluku Tenggara terbentang pada ordinat 5º- 6º

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. Kunjungan dilakukan pada hari Sabtu tanggal 12 Maret tahun 2011, hari

BAB III METODE PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. Kunjungan dilakukan pada hari Sabtu tanggal 12 Maret tahun 2011, hari BAB III METODE PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan dalam beberapa kali kunjungan. Kunjungan dilakukan pada hari Sabtu tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tempat wisata, meliputi wisata alam, budaya hingga sejarah ada di Indonesia. Lokasi Indonesia yang berada di daerah

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi berbagai elemen masyarakat. Pariwisata dalam UU NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 178 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Situs Kabuyutan Ciburuy, terletak di Desa Pamalayan Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Di dalam lingkungan situs ini terdapat artefak-artefak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah kewajiban bagi semua muslim, karena dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah, baik melalui lisan,

Lebih terperinci

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBJEK WISATA TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh WAYAN JUANA RISKAWATI

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBJEK WISATA TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh WAYAN JUANA RISKAWATI PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBJEK WISATA TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh WAYAN JUANA RISKAWATI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang mempunyai keistimewaan tersendiri. DIY dipimpin oleh seorang sultan dan tanpa melalui pemilihan

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung

Lebih terperinci

ASAL MULA DESA TALAKBROTO

ASAL MULA DESA TALAKBROTO ASAL MULA DESA TALAKBROTO Pada suatu hari datanglah seorang wanita bernama Mbok Nyai (yang menurut penuturan masyarakat memang namanya adalah Mbok Nyai didapat dari para pengikutnya jika memanggilnya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sustainable tourism development, village tourism, ecotourism, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sustainable tourism development, village tourism, ecotourism, merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat, bahkan

Lebih terperinci

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat Sunda Ciamis mempunyai kesenian yang khas dalam segi tarian yaitu tarian Ronggeng Gunung. Ronggeng Gunung merupakan sebuah bentuk kesenian tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D 304 155 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya akan peninggalan kebudayaan pada jaman Hindu Budha. Kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta

Lebih terperinci

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 1. Sejarah Sunda Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 ( balai pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988 ) 2 Ibid 3 Ibid

BAB I PENDAHULUAN. 1 ( balai pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988 ) 2 Ibid 3 Ibid BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Pengertian judul : MUSEUM MUSIK TRADISONAL JAWA TENGAH DI BENTENG VASTENBURG SURAKARTA adalah sebagai berikut : Museum : Gedung yang digunakan sebagai tempat untuk

Lebih terperinci

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT ' BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di bagian selatan tengah Pulau Jawa yang dibatasi oleh Samudera Hindia di bagian selatan dan Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi tabut di Bengkulu semula merupakan ritual yang sakral penuh dengan religius-magis yaitu merupakan suatu perayaan tradisional yang diperingati pada tanggal 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia, setiap kebudayaan adalah hasil

I. PENDAHULUAN. mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia, setiap kebudayaan adalah hasil I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tidak mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia, setiap kebudayaan adalah hasil dari ciptaan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berbhinneka tunggal ika. Terdapat banyak suku di Indonesia yang memiliki ciri khas dan keunikan yang berbedabeda. Selain memiliki

Lebih terperinci

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten Alya Nadya alya.nadya@gmail.com Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Desa Cangkuang terletak diantara kota Bandung dan Garut. Di desa ini terdapat sebuah kampung yang bernama Kampung Pulo. Di kampung ini juga terdapat sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerus meningkat, memerlukan modal yang besar jumlahnya. Pengembangan kepariwisataan merupakan salah satu alternatif yang

BAB I PENDAHULUAN. menerus meningkat, memerlukan modal yang besar jumlahnya. Pengembangan kepariwisataan merupakan salah satu alternatif yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tentu tidak terlepas dari kegiatan pembangunan. Dewasa ini pembangunan di Indonesia meliputi pembangunan di segala bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan merupakan pemaparan dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan uraian tentang konteks permasalahan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: Pencarian bahan melalui buku, artikel, dan literatur dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di dunia. Mereka menggunakan pariwisata sebagai penyokong perekonomian dan sumber devisa negara.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan catatan dan

Lebih terperinci

BAB II DARI KERAJAAN KE KABUPATEN. Jejak nama sebuah tempat seringkali berujung pada. mitos sebagai jawaban akhir, yang tentu saja tidak

BAB II DARI KERAJAAN KE KABUPATEN. Jejak nama sebuah tempat seringkali berujung pada. mitos sebagai jawaban akhir, yang tentu saja tidak BAB II DARI KERAJAAN KE KABUPATEN A. Lahirnya Kabupaten Galuh 1. Mitos dan Sejarah Jejak nama sebuah tempat seringkali berujung pada mitos sebagai jawaban akhir, yang tentu saja tidak merupakan jawaban

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN I.. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perhatian cukup tinggi terhadap pengelolaan sumber daya alam (SDA) dengan menetapkan kebijakan pengelolaannya harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sungai merupakan salah satu bentuk badan air lotik yang bersifat dinamis yang berguna bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sungai memiliki fungsi ekologis yang dapat

Lebih terperinci