Fatawa Radha ah: Anak Susuan Adalah Mahram Bagi Saudara Wanita Orang Yang Menyusui (Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fatawa Radha ah: Anak Susuan Adalah Mahram Bagi Saudara Wanita Orang Yang Menyusui (Syaikh Shalih Al-Fauzan)"

Transkripsi

1 Fatawa Radha ah: Anak Susuan Adalah Mahram Bagi Saudara Wanita Orang Yang Menyusui (Syaikh Shalih Al-Fauzan) Anak Susuan Adalah Mahram Bagi Saudara Wanita Orang Yang Menyusui Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya, Aku telah menyusui bayi laki-laki. Apakah dia menjadi mahram bagi saudaraku yang wanita sehingga boleh bagi saudariku tersebut untuk tidak berhijab di hadapannya? Beliau menjawab, Apabila penyusuan dilakukan pada masa (umur bayi) dua tahun, dan dilakukan sebanyak lima kali sebagaimana dijelaskan di dalam haditshadits, maka bayi tadi menjadi anak bagi wanita yang menyusuinya, dan saudarinya akan menjadi bibi baginya (anak tersebut), yakni anak tadi adalah mahram bagi wanita-wanita tersebut; menjadi mahram bagi ibu karena telah menyusuinya, dan menjadi mahram bagi bibinya dari penyusuan. Akan tetapi (ini berlaku) dengan dua syarat yang telah kami sebutkan tadi, yaitu penyusuan dilakukan dalam masa dua tahun berdasarkan sabda beliau Shallallahu alaihi wa Sallam, إنما الرضاعة من المجاعة Hanyalah penyusuan yang sah adalah yang menghilangkan rasa lapar (HR. Muslim) Dan berdasarkan sabda beliau Shallallahu alaihi wa Sallam, لا يحرم من الرضاع إلا ما فتق الا معاء وكان قبل الفطام Penyusuan tidak akan menjadikan mahram kecuali yang mengenyangkan dan itu sebelum disapih. (HR. Tirmidzi) Dan penyusuan dilakukan sebanyak lima kali berdasarkan hadits Aisyah Radhiallahu anha ia berkata,

2 خمس رضعات معلومات يحرمن وتوف رسول ال ه صل ال ه عليه وسلم والا مر عل ذلك Penyusuan yang maklum sebanyak lima kali menyebabkan menjadi mahram. Dan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam wafat sedangkan perkara ini tetap pada hal ini (yaitu susuan sebanyak lima kali menjadi mahram). Sumber: Majmu Fatawa Al-Fauzan 2/614 Admin Warisan Salaf Fatawa Ar-Radha ah: Syarat-Syarat Saudara Persusuan (Syaikh Shalih Al-Fauzan) Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya, Ada seorang pria yang menikahi seorang wanita dan telah hidup bersamanya selama dua tahun. Kemudian setelah itu keduanya mengetahui bahwa keduanya telah disusui oleh satu orang wanita di pedesaan atau tetangganya. Apakah wanita tersebut menjadi mahram bagi pria tadi atau tidak? Dimana keadaan keduanya seperti yang telah aku sebutkan tadi yaitu pernah disusui oleh satu orang wanita. Berilah kami fatwa semoga Allah memberikan pahala kepada anda. Beliau menjawab, Sebuah perkara yang telah tetap di dalam syari at bahwasanya penyusuan membuat seseorang menjadi mahram. Sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam dalam sabdanya, Penyusuan membuat seseorang menjadi mahram sebagaimana kelahiran membuat seseorang menjadi mahram. Dan beliau Shallallahu alaihi wa Sallam juga bersabda,

3 يحرم من الرضاع ما يحرم من النسب Diharamkan bagi persusuan seperti apa yang diharamkan bagi hubungan nasab. Dan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi ketika menyebutkan wanita-wanita yang haram dinikahi, {و ا م ه ات م ال ت ا ر ض ع ن م و ا خ و ات م م ن الر ض اع ة } Dan ibu-ibu kalian yang telah menyusui kalian dan saudara perempuan kalian sepersusuan. (QS. An-Nisaa:23) Akan tetapi, ar-radha ah (penyusuan) tidak akan berlaku (yakni tidak menjadi mahram,pen) kecuali terpenuhinya dua syarat: Pertama: Penyusuan dilakukan selama lima kali secara sempurna. Kedua: Penyusuan dilakukan ketika umur bayi dua tahun (atau dibawahnya). Itulah kaedah dalam hal penyusuan yang menjadi mahram. Adapun kasus anda secara khusus, dan apa yang telah disebutkan bahwasanya anda menikahi seorang wanita yang ternyata anda dan dia menyusu kepada seorang wanita yang sama dan bahwasanya anda telah hidup bersamanya selama dua tahun. Maka kasus semacam ini perlu dikembalikan kepada hakim syari ah yang berwenang di daerah kalian, atau (dikembalikan) kepada mufti yang bisa dijadikan sandaran agar dia dapat memahami duduk perkaranya dan kemudian dapat menghukuminya dengan hukum syar i, insya Allah. Sumber: MAJMU FATAWA AL-FAUZAN 2/614 Admin Warisan Salaf

4 Fatawa Kurban 4: Hukum Berkurban Lebih dari 1 Ekor dalam Satu Keluarga Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin ditanya tentang seseorang yang sudah berkeluarga akan tetapi masih tinggal bersama orang tuanya, dan dia memiliki harta. Apakah dia mencukupkan dengan kurban orang tuanya? Beliau menjawab, Yang sesuai dengan sunnah ialah seseorang berkurban untuk dirinya dan keluarganya, baik yang masih kecil atau yang sudah besar (yakni cukup satu ekor saja,pen). Adapun jika dia tinggal secara terpisah dari ayahnya, yaitu dia tinggal di rumah sendiri dan ayahnya di rumahnya sendiri, maka masingmasingnya berkurban sendiri-sendiri. Si ayah berkurban untuk dia dan keluarganya (yang serumah dengan dia) dan si anak berkurban untuk dia dan keluarganya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa yang disebutkan ini adalah yang sesuai dengan sunnah, bukan maksudnya diharamkan bagi si anak yang tinggal bersama orang tuanya untuk berkurban sendiri. Akan tetapi tidak diragukan lagi bahwasanya mencocoki sunnah itu lebih baik daripada tidak. Aku akan berikan sebuah permisalan: ada dua orang, yang satu menegakkan shalat sunnah fajar secara ringkas dan yang satunya memanjangkannya, mana dari keduanya yang lebih mencocoki sunnah? Jawabannya adalah orang pertama yang shalatnya pendek (yang mencocoki sunnah). Akan tetapi orang kedua walaupun dia memanjangkan shalatnya dan menyalahi sunnah dia tidak dianggap berdosa. Demikian pula, jika kita katakan bahwa yang sunnah bagi penghuni dalam satu rumah menyembelih 1 hewan kurban, dan yang akan melakukannya adalah kepala rumah tangga. Bukan berarti seandainya mereka berkurban lebih dari satu ekor maka mereka berdosa, mereka tidak berdosa. Hanyasaja beramal sesuai sunnah lebih afdhal ketimbang memperbanyak amalan. Allah Ta ala berfirman, (ل ي ب ل و ك م ا ي م ا ح س ن ع م ) agar Allah menguji kalian, siapakah di antara kalian yang paling baik amalannya. (QS. Al-Mulk:2)

5 Oleh karena itu, ketika Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam mengutus dua orang dalam suatu keperluan. Ketika keduanya tidak mendapati air (untuk berwudhu), keduanya pun bertayamum dan melakukan shalat. Kemudian (ketika selesai shalat) keduanya mendapati air. Lantas seorang dari keduanya berwudhu dan mengulangi shalatnya, sedangkan yang satu lagi tidak berwudhu dan tidak mengulangi shalatnya. Kejadian itu dilaporkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, maka beliau berkata kepada orang yang tidak mengulangi shalatnya, Engkau telah benar (mencocoki sunnah,pen). Dan kepada orang yang mengulangi shalatnya beliau katakan, Engkau mendapat pahala dua kali. Maka tentu saja yang afdhal dari keduanya adalah yang mencocoki sunnah. Hanyalah orang satunya mendapat pahala dua kali dikarenakan dia melakukan dua amalan, sehingga mendapat pahala dari dua amalan tersebut. Akan tetapi pahalanya tidak seperti orang yang mencocoki sunnah. Majmu Fatawa wa Rasail Ibnu Utsaimin 25/39 FATAWA KURBAN 3: HUKUM BERHUTANG UNTUK BERKURBAN, BERKURBAN DENGAN KERBAU, DAN MANA YANG AFDHAL ANTARA KAMBING DAN SAPI Pertanyaan Ketiga: BERHUTANG UNTUK KURBAN Apa Hukum berkurban dan apakah boleh seseorang berhutang untuk berkurban? Asy-Syaikh Al-Utsaimin menjawab, (hukum) berkurban adalah sunnah

6 muakkadah bagi orang yang mampu. Bahkan sebagian ahlul ilmi menyatakan, hukum berkurban adalah wajib. Di antara ulama yang berpendapat wajib adalah Abu Hanifah dan pengikutnya semoga Allah merahmati mereka, juga dalam satu riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal semoga Allah merahmati beliau-. Dan pendapat ini yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah semoga Allah merahmati beliau-. Atas dasar ini maka tidak sepantasanya bagi orang yang mampu untuk tidak berkurban. Adapun orang yang tidak memiliki uang, maka tidak sepantasanya dia berhutang hanya untuk berkurban, karena hutang akan membebani dirinya, sedangkan dia tidak tahu apakah mampu untuk membayar hutang itu atau tidak?! Akan tetapi bagi orang yang mampu maka jangan meninggalkan berkurban karena itu adalah sunnah. Dan hakekat berkurban adalah (1 ekor) mencukupi seorang (yang berkurban) dan keluarganya, ini yang sunnah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam. Beliau dahulu menyembelih satu ekor domba dengan niat dari beliau dan keluarga beliau. Dan seseorang jika menyembelih satu ekor domba dengan niat dari dirinya dan keluarganya, maka hal itu sudah mencukupi bagi keluarganya yang masih hidup dan yang sudah meninggal. Sehingga tidak perlu berkurban khusus untuk keluarga yang telah meninggal sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang, dimana mereka mengkhususkan kurban untuk keluarga yang telah meninggal tapi membiarkan diri-diri mereka dan keluarga yang hidup tidak berkurban. Adapun berkurban bagi orang yang telah meninggal jika itu adalah wasiat darinya maka harus dilaksanakan wasiat tersebut. Wallahu alam. Pertanyaan Keempat: HUKUM BERKURBAN DENGAN KERBAU Pertanyaan: Ada banyak perbedaan sifat antara kerbau dan sapi sebagaimana perbedaan antara kambing kacang dan domba. Dan Allah telah menjelaskan secara rinci di dalam surat Al-An am antara domba dan kambing kacang, tapi tidak merinci antara kerbau dan sapi. Apakah kerbau masuk dalam kategori 8 pasangan hewan (yang disebutkan dalam surat Al-An am) sehingga boleh berkurban dengannya atau tidak? Asy-Syaikh Al- Utsaimin menjawab, Kerbau termasuk dari jenis sapi. Allah Azza wa Jalla menyebutkan di dalam Al-Qur an perkara-perkara yang dikenal oleh

7 bangsa arab yaitu yang mereka haramkan apa yang mereka mau dan menghalalkan apa yang mereka mau. Sedangkan kerbau tidak ma ruf bagi bangsa arab. Pertanyaan Keempat: LEBIH AFHDAL MANA DOMBA ATAU SAPI? Pertanyaan: manakah yang lebih afdhal di dalam berkurban, domba atau sapi? Asy-Syaikh Al-Utsaimin menjawab, Para fuqoha menyebutkan, apabila ditinjau dari sisi seorang yang berkurban dengan satu hewan (sendirian), maka yang afdhal adalah unta, kemudian sapi, kemudian kambing, dan kambing domba lebih afdhal dari kambing kacang. Akan tetapi jika berserikat 7 orang dalam berkurban unta dan sapi, maka berkurban kambing lebih afdhal, dan domba lebih afdhal dari kambing kacang. (Majmu Fatawa wa Rasail Ibnu Utsaimin 25/34-35) Pertanyaan Kelima: LEBIH AFHDAL MANA, HEWAN YANG BESAR dan BANYAK DAGINGNYA, ATAU YANG MAHAL HARGANYA? Pertanyaan: Manakah yang lebih afdhal di dalam berkurban, yang besar hewannya dan banyak gajih dan dagingnya atau yang mahal harganya? Asy-Syaikh Al-Utsaimin menjawab, Permasalahan ini apakah yang afdhal dalam berkurban yang mahal harganya atau yang gemuk badannya? Sebenarnya keumuman yang ada bahwa dua perkara itu adalah mutalazim, dan bahwasanya hewan yang gemuk dan banyak dagingnya lebih afdhal, tapi terkadang juga sebaliknya. Apabila kita melihat kepada manfa at dari berkurban tersebut maka tentu hewan yang besar lebih afdhal walaupun harganya murah. Tapi jika kita melihat kepada kejujuran hati dalam beribadah kepada Allah Azza wa Jalla bisa kita katakan bahwa yang mahal lebih afdhal, karena ketika seseorang mengeluarkan hartanya dalam jumlah banyak untuk beribadah kepada Allah, itu sebagai bukti atas kesempurnaan ibadahnya dan kejujuran ibadahnya. Sebagai jawaban dari pertanyaan ini kami katakan, coba perhatikan mana yang lebih bermaslahat bagi hatimu maka lakukanlah. Ketika dua maslahat yang telah disebutkan tadi bertentangan, maka perhatikanlah mana yang lebih bermasalahat bagi hatimu. Jika engkau memandang

8 bahwa dirimu akan bertambah keimanannya dan rasa tunduknya kepada Allah Azza wa Jalla dengan memilih yang harganya mahal, maka berkurbanlah dengan yang harganya mahal. (Majmu Fatawa wa Rasail Ibnu Utsaimin 25/34-35) FATAWA KURBAN 2: SYARAT HEWAN KURBAN DAN PEMBAGIAN DAGINGNYA Asy-Syaikh Al-Utsaimin berkata, Kemudian berkurban memiliki beberapa syarat, di antaranya ada syarat terkait waktunya, dan ada syarat terkait hewan kurban itu sendiri. Adapun waktunya: Sesungguhnya berkurban memiliki waktu yang telah ditentukan, yang tidak disyari atkan untuk dilakukan sebelum atau setelahnya. Waktunya adalah dimulai sejak selesai dilaksanakannya shalat ied sampai terbenamnya matahari di malam 13 (DzulHijjah). Sehingga waktunya ada 4 hari, yaitu hari Ied dan 3 hari setelahnya. Maka siapa saja yang menyembelih hewan kurbannya dalam kurun waktu tersebut baik di waktu siang atau malam hari maka sembelihannya adalah sah, ini ditinjauh dari sisi waktu. Dan barangsiapa menyembelihnya sebelum shalat Ied maka hewan kurbannya adalah hewan kurban lahm (yaitu daging biasa,pen) dan tidak bisa dijadikan sebagai hewan kurban, dia boleh menyembelih hewan kurban lain sebagai pengganti yang pertama. Barangsiapa menyembelih setelah matahari terbenam di malam ke 13 (DzulHijjah) maka hewan kurbannya tidak sah, kecuali jika ada udzur. Sedangkan syarat terkait hewan kurbannya, maka syaratnya adalah:

9 Pertama: harus dari bahimatul an am (hewan ternak), yaitu Onta, sapi, dan kambing domba atau kacang. Barangsiapa yang berkurban dengan selain hewan tersebut maka kurbannya tidak sah. Misalnya seseorang berkurban dengan kuda, kijang, atau burung unta, maka kurbannya tidak diterima darinya, karena hewan kurban hanyak berlaku bagi hewan-hewan ternak. Udhiyah adalah ibadah dan syari at, sehingga tidaklah seseorang menjadikan sebuah syari at dan tidak beribadah kecuali yang telah ditetapkan di dalam syari at. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد Barangsiapa melakukan sebuah perbuatan yang tidak ada dasarnya dari kami maka amalannya tertotak. (HR. Muslim no.1718) yakni ditolak tidak diterima. Kedua: telah mencapai usia yang cukup menurut syari at. Bagi kambing domba usia 6 bulan, kambing kacang/jawa 1 tahun, sapi 2 tahun, dan unta 5 tahun. Barangsiapa menyembelih di bawah usia tersebut maka tidak sah kurbannya. Seandainya ia menyembelih kambing domba berusia 5 bulan maka tidak sah kurbannya, atau menyembelih sapi usia 1 tahun lebih 10 bulan juga tidak sah kurbannya, atau menyembelih unta usia 4 tahun lebih 6 bulan juga tidak sah kurbannya. Maka harus telah sampai usia yang telah ditentukan. Dalilnya adalah sabda Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, لا تذبحوا إلا م س ن ة يعن ثني ة إلا أن تع س ر علي م فتذبحوا ج ذ عة من الضا ن) Janganlah kalian menyembeli (hewan kurban) kecuali musinnah (yaitu tsaniyyah). Kecuali jika kalian kesulitan mendapatkannya, maka boleh menyembelih jadza ah dari domba. (Keterangan tambahan: Musinnah adalah Tsaniyah. Tsaniyah pada Unta adalah unta yang genap berumur lima tahun. Tsaniyah pada Sapi adalah sapi yang genap berumur dua tahun. Tsaniyah pada Kambing (baik dari jenis dha n maupun ma iz) adalah yang genap berumur satu tahun.adapun jadza dari jenis dha n adalah yang genap berumur setengah tahun.) Ketiga: Terbebas dari aib yang membuatnya tidak sah. Aib pada hewan kurban ada empat: (keempatnya) telah dijawab oleh Nabi

10 Shallallahu alaihi wa Sallam ketika beliau ditanya, Apa yang harus dihindari dari hewan kurban? Maka beliau menjawab, yang buta dan jelas butanya, yang sakit dan jelas sakitnya, yang pincang dan jelas pincangnya, yang kurus tidak bersumsum. (HR. Malik) Hewan-hewan seperti di atas atau bahkan lebih parah lagi maka dihukumi sama. Inilah 3 syarat yang kembalinya kepada hewan kurban, dan 1 syarat sebelumnya kembali kepada waktu pelaksanaannya, dan telah dijelaskan sebelumnya. CARA PEMBAGIANNYA Adapun mengenai bagaimana cara pembagiannya, maka Allah telah berfirman, لي شه د وا م ناف ع ل ه م و يذكر وا آسم ال ه ف أيام معل وم ات ع ل م ا ر ز ق ه م من ب ه يم ة ا لا نعام ف ل وا م ن ه ا و أط ع م وا آل ب ا ي س ا لف ق ير supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orangorang yang sengsara lagi fakir. (QS. Al-Hajj:28) Allah juga berfirman, و الب دن ج ع ل ن اه ا ل م م ن ش ع اي ر ال ه ل م ف يه ا خ ي ر ف ا ذ ك ر وا ا سم ا ل ه ع ل يها ص و آف ف ا ذ ا و ج ب ت ج ن وب ه ا ف ل وا م ن ه ا و أطع م وا ال ق ان ع و ال م عت ر ك ذ ال ك س خ ر ن اه ا ل م ل ع ل م ت ش ر ون Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak memintaminta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. (QS. Al-Hajj:36) Jadi hendaknya seseorang memakan sebagian dagingnya, menyedekahkan sebagiannya kepada fuqoro, dan menghadiahkan sisanya kepada orang yang mampu, dalam rangka melembutkan hati dan menumbuhkan rasa cinta. sehingga di dalam udhiyah tersebut terkumpul tiga perkara yang dimaukan oleh Syari at, yaitu:

11 1. Bersenang-senang dengan nikmat Allah dengan memakan sebagiannya. 2. Mengharap pahala Allah dengan menyedekahkannya. 3. Saling mencinta di antara hamba Allah dengan cara menghadiahkannya. Ini adalah kandungan mulia yang dimaukan oleh syari at. Oleh karenanya sebagian ulama menyukai daging hewan kurban dibagi menjadi tiga bagian, sepertiga dimakan, sepertiga disedekahkan, dan sepertiga lagi di hadiahkan. Sumber: Majmu Fatawa wa Rasail Ibnu Utsaimin 25/ FATAWA KURBAN 1: HUKUM BERKURBAN DAN MENIATKANNYA UNTUK ORANG YANG SUDAH MENINGGAL Asy-Syaikh Al- Utsaimin ditanya tentang hukum berkurban, dan apakah boleh mengkhususkannya untuk keluarga yang telah meninggal? Beliau menjawab, Udhiyah (menyembelih hewan kurban,pen) adalah sunnah mu akkadah bagi orang yang mampu melakukannya. Maka dia hendaknya menyembeli hewan kurban untuk dirinya dan keluarganya. Adapun meniatkan berkurban khusus untuk anggota keluarga yang telah meninggal, maka hal itu tidak pernah teriwayatkan dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, menurut yang saya tahu, bahwa beliau menyembelih hewan kurban khusus untuk orang yang telah meninggal. hal ini juga tidak (pernah diriwayatkan) dari para shahabat ketika di masa Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam. Akan tetapi hendaknya seseorang di dalam berkurban meniatkan untuk dirinya

12 dan keluarganya, dan bila ia meniatkan juga untuk anggota keluarganya yang telah meninggal maka tidak mengapa (yang dilarang adalah mengkhususkan untuk mayit,pen). (Majmu Fatawa wa Rasail 25/10) Di dalam fatwa berikutnya beliau menambah keterangan tentang larangan mengkhususkan berkurban bagi anggota keluarga yang telah meninggal, beliau berkata Kemudian berkurban bukan bagi orang yang telah meninggal, tapi berkurban bagi orang yang masih hidup. Dan berkurban tidak sunnah bagi orang yang telah meninggal. Dalilnya adalah, bahwasanya syari at ini hanya bersumber dari sisi Allah dan rasul-nya Shallallahu alaihi wa Sallam. Dan as-sunnah telah datang menjelaskan bahwasanya berkurban hanya bagi orang yang masih hidup. Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam juga memiliki kerabat-kerabat yang telah meninggal, akan tetapi beliau tidak pernah berkurban khusus bagi mereka. Semua putra dan putri Nabi telah meninggal sebelum beliau Shallallahu alaihi wa Sallam. Di antara mereka ada yang meninggal sebelum usia baligh, dan sebagian yang lain setelah usia baligh. Anak laki-laki beliau semuanya meninggal sebelum baligh, sedangkan putri-putri beliau meninggal di usia baligh, kecuali Fathimah yang masih hidup sepeninggal beliau. Juga ada dua isteri Nabi yang meninggal sebelum beliau yaitu Khadijah dan Zainab bintu Khuzaimah Radhiallahu anhuma. Demikian pula paman beliau, Hamzah bin Abdul Muthallib telah terbunuh sebagai syahid, akan tetapi tidak pernah beliau (mengkhususkan) berkurban bagi mereka. Maka (dapat diketahui bahwa) beliau tidak mensyari atkan berkurban bagi orang yang telah meninggal, dan tidak mendakwahkan hal tersebut. Atas dasar ini kami katakan, tidak termasuk sunnah (mengkhususkan) berkurban bagi mayit, karena tidak pernah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, dan aku juga tidak mengetahui ada riwayat dari shahabat. Baik, jika si mayit telah berwasiat untuk disembelihkan hewan kurban baginya maka ditunaikan wasiatnya dengan disembelihkan hewan kurban baginya, dalam rangka menunaikan wasiatnya. Demikian pula bila si mayit digabungkan bersama orang-orang yang masih hidup, contohnya seseorang menyembelih hewan kurban dengan niat untuk dirinya dan keluarganya, dia meniatkan keluarga yang masih hidup dan yang sudah meninggal (maka tidak mengapa). Adapun mengkhususkan berkurban untuk orang yang sudah meninggal, maka perbuatan itu bukan

13 sunnah. (Majmu Fatawa wa Rasail 25/11) Fikih Ringkas dalam Berkurban Bismillahirrahmanirrahim. Artikel ini sebenarnya telah kami posting beberapa tahun yang lalu di blog kami yang masih beralamat di warisan salaf wordpress. Mengingat sebentar lagi kita akan memasuki bulan Dzulhijjah dan barangkali ada di antara kita ada yang ingin berkurban. Maka kami angkat kembali pembahasan ini dengan harapan kita dapat mengambil manfaat darinya: Allah subhaanahu wa ta aalaa mensyari atkan menyembelih al-udhiyah (hewan kurban) bagi kaum muslimin yang memiliki kemampuan. Hal ini Allah sebutkan dalam firman-nya: Maka shalatlah hanya kepada Rabb-mu dan menyembelihlah. (QS. Al-Kautsar: 2) Di dalam ayat ini yang dimaksud dengan menyembelih adalah menyembelih hewan kurban pada hari nahr ( Idul Adha dan tiga hari setelahnya). Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ahli tafsir dan dikuatkan oleh Ibnu Katsir. (lihat Zadul Masir 6/195 dan Tafsir Ibnu katsir 8/503) Makna Udhiyah Al-Udhiyyah adalah bentuk tunggal dari al-adhahi. Al-Imam al-jurjani menjelaskan, bahwa al-udhiyah adalah nama untuk hewan kurban yang disembelih pada hari-hari nahr (Idul Adha dan 3 hari setelahnya) dengan niat mendekatkan diri kepada Allah ta ala. (At-Ta rifat 1/45) Hukum Udhiyah Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum berkurban adalah sunnah mu akkadah, dan bagi orang yang memiliki kemampuan agar tidak meninggalkannya. Adapun jika berkurbannya karena wasiat atau nadzar maka

14 menjadi wajib untuk ditunaikan. (Majmu Fatawa Ibnu Baaz 16/156 dan Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin 25/10) Kedudukan Berkurban dalam Islam Berkurban memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Cukuplah menunjukkan hal itu manakala kurban itu lebih utama daripada shadaqah sunnah. Ibnu Qudamah berkata, Al-Udhiyah lebih utama ketimbang shadaqah biasa yang senilai dengannya. (Al-Mughni 9/436) Syarat-Syarat Udhiyah Ada empat syarat hewan yang boleh untuk dijadikan sebagai udhiyah: Pertama: Dari jenis hewan yang telah ditentukan syari at yaitu unta, sapi, dan kambing. Barangsiapa berkurban dengan kuda atau ayam maka tidak sah walaupun bentuknya lebih bagus dan harganya lebih mahal. Kedua: Telah mencapai usia tertentu, yaitu enam bulan untuk domba dan satu tahun untuk kambing Jawa. Adapun untuk sapi adalah dua tahun, sedangkan unta adalah lima tahun. Barangsiapa berkurban dengan domba berumur lima bulan atau sapi berumur satu tahun maka tidak sah. Ketiga: tidak memiliki 4 cacat tubuh yang disebutkan dalam hadits al-bara bin Azib radhiyallaahu anhu, Ada empat cacat yang tidak boleh ada pada hewan kurban; al- aura (buta sebelah) yang jelas butanya, sakit yang jelas sakitnya, pincang yang jelas pincangnya, dan kurus yang tidak ada sumsumnya. Maka tidak boleh berkurban dengan hewan-hewan yang memiliki kriteria cacat tubuh seperti tersebut di atas atau yang lebih parah darinya, seperti buta kedua matanya, putus salah satu kakinya, sekarat karena diterkam hewan buas atau yang lainnya. Adapun cacat tubuh yang tidak terlalu parah maka masih sah dijadikan sebagai udhiyah seperti hewan yang terpotong telinga, tanduk, atau ekornya, baik terpotong secara keseluruan atau hanya sebagian saja. Tetapi yang afdhal (lebih utama) adalah memilih hewan yang bagus, gemuk, dan sehat.

15 Keempat: Menyembelih pada waktu yang telah ditentukan, yaitu setelah shalat Idul Adha sampai akhir hari tasyriq. Maka total waktu penyembelihan adalah empat hari ( Idul Adha dan 3 hari setelahnya). Barangsiapa menyembelih pada selain hari yang telah ditentukan maka tidak dianggap sebagai hewan kurban walaupun orang tersebut tidak mengetahui hukumnya. (Lihat Liqa Al-Babil Maftuh Ibnu Utsaimin 92/3 dan al-fatawa Ibnu Utsaimin 25/13) Satu Hewan Cukup untuk Satu Keluarga Berkurban dengan satu ekor kambing telah mewakili seluruh keluarga yang tinggal dalam satu atap walaupun berjumlah lebih dari satu keluarga. Dengan ketentuan ketika menyembelihnya harus diniatkan untuk dirinya dan keluarganya. Sebagaimana dahulu Nabi shallallaahu alaihi wasallam hanya berkurban satu ekor domba untuk beliau dan seluruh isteri dan keluarga beliau shallallaahu alaihi wasallam. (HR. Ahmad 6/391, lihat Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin 25/40). Mengkhusukan Kurban untuk Orang Yang Telah Meninggal Tidak boleh mengkhususkan kurban untuk orang yang telah meninggal walaupun kerabat dekat. Karena hal ini tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam dan para shahabat beliau shallallaahu alaihi wasallam. Adapun jika meniatkan untuk diri dan semua keluarganya baik yang masih hidup atau yang telah meninggal maka yang seperti ini tidak mengapa. (Lihat Liqa Al-Babil Maftuh Ibnu Utsaimin 92/2) Beberapa Hukum Berkaitan dengan Orang yang Berkurban Berikut beberapa hukum yang harus diperhatikan oleh seorang yang ingin berkurban: a. Ikhlas Mengharap Ridha Allah subhaanahu wa ta aalaa Niat yang ikhlas adalah kunci diterimanya sebuah amalan. Seorang yang berkurban dengan kambing yang mahal harganya, gemuk tubuhnya, dan bagus bentuknya tetapi tidak diiringi dengan keikhlasan maka tidak akan memiliki arti

16 sedikitpun di sisi Allah subhaanahu wa ta aalaa, Tidak akan sampai kepada Allah daging dan darahnya (hewan sembelihan), akan tetapi yang sampai kepada-nya adalah ketakwaan dari kalian. (QS. Al-Hajj: 37) dan ketakwaan yang paling agung adalah mengikhlaskan niat. b. Tidak Boleh Memotong Kuku dan Mencukur Rambut Memasuki sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, seorang yang telah berniat berkurban tidak boleh memotong kuku dan semua rambut yang tumbuh di tubuh. Rasulullah shallallahu alaihi wa Sallam bersabda, Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kalian hendak berkurban, maka janganlah ia memotong rambut dan kulitnya sedikitpun. (HR. Muslim no dari Ummu Salamah radhiyallaahu anha) Dalam riwayat lain, Janganlah sekali-kali ia memotong rambutnya atau memotong kukunya. Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, Yang dimaksud larangan memotong kuku dan rambut adalah menghilangkan kuku baik dengan cara memotong, mematahkan, atau cara lainnya. Sedangkan larangan memotong rambut adalah dengan mencukur, memendekkan, mencabut, membakar, menggunakan obat perontok, atau cara lainnya. Larangan tersebut berlaku bagi bulu ketiak, kumis, bulu kemaluan, dan seluruh rambut yang tumbuh di tubuh. (Al-Minhaj 6/472) Tata Cara Memotong Udhiyah Cara memotong udhiyah yang berupa kambing, baik domba maupun kambing Jawa adalah sebagai berikut: 1. Siapkan pisau yang tajam. 2. Baringkanlah hewan kurban di atas lambungnya yang kiri. Kemudian letakkanlah kaki anda di atas leher hewan kurban sedangkan tangan kiri

17 anda memegangi kepala hewan kurban sehingga menjadi tampak urat lehernya. 3. Bacalah basmalah: Bismillah, Allahu Akbar, Allohumma hadza minka wa laka, Allohumma hadzihi anni wa an ahli baiti Dengan nama Allah, Allah Maha besar. Ya Allah (hewan) ini dari-mu dan untuk- Mu. Ya Allah, ini kurban dariku dan keluargaku. Dan boleh juga dengan membaca, Bismillah, wallahu Akbar Dengan nama Allah, Allah Maha besar. 4. Lalu gorokkan pisau dengan kuat di leher bagian atas hingga terputus alhulqum (jalan pernapasan), al-wajdain (dua urat leher) dan al-muri (jalur makanan). Diusahakan menyembelih hewan kurbannya sendiri karena itu yang lebih utama, bila tidak mampu maka diwakilkan kepada orang yang terpercaya. Boleh baginya melihat proses penyembelihan atau pun tidak melihatnya. Dan diperbolehkan bagi wanita menyembelih hewan kurbannya sendiri bila ia mampu melakukannya. (lihat Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin 25/60 dan 81) Memakan Daging Kurbannya Seorang yang berkurban disunnahkan memakan sebagian dari daging hewan kurbannya, bahkan ada sebagian ulama yang mewajibkannya berdasarkan firman Allah subhaanahu wa ta aalaa: Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang membutuhkan lagi fakir. (QS. Al Hajj: 28) Tidak ada ketentuan batas maksimal dalam pengambilan daging kurban, boleh mengambil sedikit, separuh, atau sebagian besar.

18 Berhutang untuk Berkurban Berhutang untuk membeli hewan kurban diperbolehkan bagi seseorang yang memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan pasti, sehingga dia bisa membayar hutangnya tidak melebihi batas tempo yang telah disepakati. Apabila tidak ada penghasilan pasti, maka tidak dianjurkan berhutang karena syari at kurban hanya berlaku bagi orang yang memiliki kemampuan. (Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin 25/110) Menyimpan Daging Kurbannya Diperbolehkan menyimpan daging hewan kurban walaupun lebih dari tiga hari. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Hanyalah dahulu aku melarang kalian (menyimpan daging kurban) karena ada golongan yang membutuhkan. Sekarang makanlah, simpanlah, dan bersedehkahlah (HR. Muslim no.1971) Menyedekahkan sebagian Daging Kurban Hendaknya daging hewan kurbannya tidak dimakan semuanya, sisihkanlah sebagiannya sebagai sedekah bagi orang-orang fakir, Allah subhaanahu wa ta aalaa berfirman (yang artinya): Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang membutuhkan lagi fakir. (QS. Al Hajj: 28) Boleh memberikan daging hewan kurban kepada orang kafir yang tidak memerangi kaum muslimin atau menampakkan kebencian kepada mereka. (lihat Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin 25/133) Wallahu a lam

19 4 Perkara Yang Mewajibkan Mandi dan Tatacara Mandi Wajib Bismillah. Saudaraku seiman, berikut ini adalah 4 perkara yang mewajibkan seseorang untuk mandi dan tatacara mandi wajib. Faedah ini kami nukilkan dari Kitab Minhajus Salikin wa Taudhihul Fiqhi fid Diin karya Al-Imam Abdurrahman bin Nashir As-Sa di Rahimahullah Ta ala. Berkata As-Syaikh As -Sa di Rahimahullah: Bab Perkara-Perkara Yang Mewajibkan Mandi dan Sifat Mandi Wajib Dan diwajibkan mandi dikarenakan: Pertama: Al-Janabah (Kondisi Junub), yaitu: Mengeluarkan mani disebabkan senggama atau selainnya. Bertemunya dua kemaluan. Kedua: Keluarnya Darah Haid dan Darah Nifas Ketiga: Meninggal Selain Dalam Peperangan Keempat: Masuk Islamnya Seorang kafir Allah Ta ala berfirman, [و ا ن ك ن ت م ج ن ب ا ف اط ه ر وا} [الماي دة: 6} Dan jika kalian dalam keadaan junub maka bersucilah (mandilah). (QS. Al- Maidah:6) Dan Allah Ta ala berfirman, [و لا ت ق ر ب وه ن ح ت ي ط ه ر ن ف ا ذ ا ت ط ه ر ن ف ا ت وه ن م ن ح ي ث ا م ر ك م ال ه } الا ية. [البقرة: 222}

20 Dan janganlah kalian mendekati (mencampuri,pen) isteri-isteri kalian hingga mereka bersuci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepada kalian. (QS. Al-Baqarah:222) Yang dimaksud Apabila mereka telah suci yakni telah mandi. Dan nabi Shallallahu alaihi wa Sallam pernah memeritahkan seseorang untuk mandi dikarenakan orang itu memandikan jenazah (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu. Dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwa:144) dan Beliau Shallallahu alaihi wa Sallam juga memerintahkan orang yang masuk Islam untuk mandi (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa i dari Qois bin Ashim Radhiallahu anhu) Adapun tatacara mandi janabah dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam adalah sebagai berikut: Terlebih dahulu mencuci dzakarnya. Berwudhu secara sempurna (seperti wudhu untuk shalat,pen) Menuangkan Air ke kepala sebanyak tiga kali dan mengurutnya. Menuangkan air ke seluruh badan. Kemudian mencuci kedua kakinya di tempat yang lain. Dan yang wajib (dikerjakan) dari tatacara di atas adalah membasuh seluruh badan dan kulit yang ada di dasar rambut baik (rambut) yang tebal dan tipis. Wallahu alam Sumber: Minhajus Salikin Karya Syaikh As-Sa di Hal. 49 Hukum Menjuluki Dokter Hati

21 Bagi Ibnul Qoyyim Rahimahullah (Syaikh Shalih Al-Fauzan) Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya tentang sebagian orang yang menjuluki Ibnul Qoyyim Rahimahullah sebagai dokter hati (Thobibul Qulub) disebabkan banyak sekali beliau membahas perkara hati di dalam kitab-kitab beliau. Maka beliau menjawab, Dokter hati adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam. Ibnu Qoyyim hanya menjelaskan pengobatan Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam. Beliau bukanlah dokter hati. Dokter hati (yang sesungguhnya) adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam.. Sumber rekaman Pelajaran Manzhumah Al-Ihsai ala Muqoddimah Abi Zaid Al-Quzwaini. Sumber: SEMUA TENTANG I TIKAF Bersama Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (BAGIAN 2) Pertanyaan Kesepuluh: Kapan seorang mu takif boleh keluar dari i tikafnya? Apakah setelah terbenamnya matahari di malam Ied atau ketika waktu fajarnya? Beliau menjawab, Seorang mu takif boleh keluar dari i tikafnya apabila bulan ramadhan telah selesai. Dan selesainya bulan Ramadhan ditandai dengan

22 terbenamnya matahari pada malam Ied. Pertanyaan Kesebelas: Apasaja Perkara-Perkara yang Sunnah dalam I tikaf? Beliau menjawab, Perkara-perkara yang sunnah adalah seseorang menyibukkan diri dengan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla berupa membaca Al-Qur an, Dzikir, Shalat, dan selainnya. Dan agar tidak menyia-nyiakan waktunya untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Seperti yang dilakukan oleh sebagian orang yang i tikaf, engkau mendapatinya berdiam di masjid dan manusia mendatanginya disembarang waktu, mereka asyik bercerita, dan dia memotong i tikafnya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Adapun bercerita dengan manusia, atau sebagian keluarga maka tidak mengapa jika dilakukan jarang-jarang. Berdasarkan riwayat yang kuat di dalam Ash-Shahihain dari perbuatan Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam ketika Shafiyyah Radhiallahu anha mendatanginya, maka ia bercerita kepada beliau sebentar kemudian kembali ke rumahnya. Pertanyaan KeDuaBelas: Apa yang seharusnya dilakukan oleh orang yang i tikaf? Beliau menjawab, Seorang yang i tikaf -sebagaimana yang telah lalu- adalah berdiam diri di masjid untuk melakukan ketaatan dan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Maka seyogyanya dia menyibukkan diri melakukan perkara-perkara yang dapat mendekatkan diri kepada Allah berupa dzikir, membaca Al-Qur an, dan selainnya. Akan tetapi perbuatan orang yang i tikaf terbagi menjadi beberapa bagian: mubah, mustahab dan disyari atkan, dan dilarang. Adapun jenis yang disyari at adalah dia menyibukkan diri dengan ketaatan, ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Karena ini adalah tujuan inti dilakukannya i tikaf. Dan untuk perkara itu dia mengikatkan diri di masjid-masjid. Dan jenis yang ke dua adalah jenis yang dilarang, yaitu yang dapat meniadakan makna i tikaf, seperti seseorang keluar dari masjid tanpa udzur, berjualan, membeli, menggauli isteri, dan perbuatan-perbuatan sejenis yang dapat membatalkan i tikaf disebabkan meniadakan makna i tikaf. Dan jenis yang ketiga adalah jenis yang boleh, seperti berbincang dengan orang

23 lain dan bertanya keadaan mereka, dan selain itu dari perkara-perkara yang Allah halalkan bagi orang yang i tikaf. Di antaranya juga, keluar untuk urusan yang memang harus dilakukan, seperti menyiapkan makan dan minum apabila tidak ada yang melayaninya. Begitu juga keluar untuk buang hajat baik buang air kecil dan besar. Demikian pula keluar untuk sesuatu yang wajib baginya, seperti keluar untuk mandi besar (janabah). Adapun keluarnya untuk perkara yang disyari atkan tapi tidak wajib, jika dia mensyaratkan (sejak awal i tikaf) maka tidak mengapa (untuk keluar), seperti menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, dan selain keduanya. Boleh baginya untuk keluar jika sudah mensyaratkan. Apabila dia tidak mensyaratkan maka tidak boleh keluar. Akan tetapi bila ada kerabatnya yang meninggal, atau temannya, dan dia khawatir jika tidak keluar (untuk takziyah) akan terputus hubungan silaturahmi atau timbul mafsadah, maka dia boleh keluar walaupun i tikafnya batal. Karena i tikaf adalah sunnah sehingga tidak ada keharusan untuk melanjutkannya (hingga selesai). Pertanyaan Ketiga Belas: Bolehkah Seorang yang I tikaf Pulang ke Rumah untuk Makan dan Mandi? Beliau menjawab, Seorang mu takif boleh pulang ke rumahnya untuk mengambil makanan jika tidak ada orang yang melayaninya. Akan tetapi apabila ada orang yang menyiapkan makananan untuknya maka dia tidak boleh keluar. Karena seorang mu takif tidak boleh keluar kecuali untuk suatu perkara yang harus dilakukan. Adapun mandi, jika itu adalah mandi janabah maka wajib baginya untuk keluar. Karena mandi merupakan keharusan baginya. Adapun untuk selain mandi janabah, seperti untuk mendinginkan badan maka tidak boleh keluar, karena itu adalah perkara yang tidak harus dia lakukan. Sedangkan jika untuk menghilangkan bau tidak sedap dari tubuhnya maka boleh keluar. Maka hukum keluar untuk mandi menjadi tiga jenis: wajib, boleh, dan dilarang. Pertanyaan Ke Empat Belas: Seseorang Memiliki Tanggungan untuk Keluarganya. Apakah I tikaf Afdhal baginya? Beliau menjawab, I tikaf adalah sunnah bukan wajib. Berdasarkan hal itu, apabila seseorang memiliki tanggungan terhadap keluarganya, bila tanggungan tersebut adalah wajib maka harus ditunaikan, dan dia berdosa jika memaksakan

24 untuk i tikaf yang hukumnya di bawah wajib. Dan jika tanggungan tersebut tidak wajib, maka menunaikan tanggungan tersebut bisa jadi lebih afdhal dari pada i tikaf. Abdullah bin Amr bin Al- Ash Radhiallahu anhu berkata, Demi Allah. Aku akan berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari selama aku hidup. Lalu Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam memanggilnya dan berkata, Kamu yang berkata demikian? dia menjawab, Benar. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam besabda, Berpuasa dan berbukalah, Tidur dan bangunlah. Sesungguhnya bagi Dirimu ada hak yang wajib engkau tunaikan, dan bagi Rabbmu ada hak yang wajib engkau tunaikan, dan juga bagi keluargamu ada hak yang wajib engkau tunaikan. Keadaan seseorang yang meninggalkan kewajiban untuk beri tikaf adalah tanda dangkalnya ilmunya, dan juga dangkalnya hikmahnya. Karena pada dasarnya memenuhi kebutuhan keluarga itu lebih afdhal dari pada i tikaf. Adapun seseorang yang lapang, maka i tikaf disyari atkan baginya. Dan apabila dia memiliki tanggunggan yang harus dipenuhi di awal bulan, dan bisa diselesaikan di pertengahan bulan. Maka tidak mengapa jika dia ingin i tikaf di akhir bulan. Karena hal ini masuk kepada firman Allah, ف ات ق وا ال ه م ا اس ت ط ع ت م و اس م ع وا و ا ط يع وا و ا ن ف ق وا خ ي را لا نف س م و م ن ي وق ش ح ن ف س ه ف ا و ي ك ه م } {ال م ف ل ح ون Maka bertakwalah kalian kepada Allah sesuai dengan kemampuan kalian dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikirian dirinya, maka mereka itulah orangorang yang beruntung. (QS. Ath-Thaghobun: 16)

Fikih Ringkas dalam Berkurban

Fikih Ringkas dalam Berkurban Fikih Ringkas dalam Berkurban Bismillahirrahmanirrahim. Artikel ini sebenarnya telah kami posting beberapa tahun yang lalu di blog kami yang masih beralamat di warisan salaf wordpress. Mengingat sebentar

Lebih terperinci

Fatawa Ar-Radha ah: Menyusu dengan Isteri Pertama Paman, Apakah Mahram dengan Anak Paman dari Isteri Kedua? (Asy- Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Fatawa Ar-Radha ah: Menyusu dengan Isteri Pertama Paman, Apakah Mahram dengan Anak Paman dari Isteri Kedua? (Asy- Syaikh Shalih Al-Fauzan) Fatawa Ar-Radha ah: Menyusu dengan Isteri Pertama Paman, Apakah Mahram dengan Anak Paman dari Isteri Kedua? (Asy- Syaikh Shalih Al-Fauzan) Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan semoga Allah selalu menjaganya- ditanya,

Lebih terperinci

4 Perkara Yang Mewajibkan Mandi dan Tatacara Mandi Wajib

4 Perkara Yang Mewajibkan Mandi dan Tatacara Mandi Wajib 4 Perkara Yang Mewajibkan Mandi dan Tatacara Mandi Wajib Bismillah. Saudaraku seiman, berikut ini adalah 4 perkara yang mewajibkan seseorang untuk mandi dan tatacara mandi wajib. Faedah ini kami nukilkan

Lebih terperinci

SEMUA TENTANG I TIKAF Bersama Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (BAGIAN 1)

SEMUA TENTANG I TIKAF Bersama Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (BAGIAN 1) SEMUA TENTANG I TIKAF Bersama Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (BAGIAN 1) Bismillah. Kami kumpulkan dalam artikel ini fatwa-fatwa Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-utsaimin Rahimahullah khusus

Lebih terperinci

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syi ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya ( Al Hajj 36 )

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syi ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya ( Al Hajj 36 ) Allah mensyariatkan berkurban dengan firman-nya : ف ص ل ل ر ب ك و ان ح ر ] الكوثر : 2 [ Maka sholatlah untuk Robbmu dan sembelihlah (Al Kautsar 2) Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian

Lebih terperinci

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah Saudara pembaca, dienul Islam adalah agama yang mengajarkan kepada pemeluknya segala bentuk kebersihan. Baik kebersihan yang bersifat rohani atau

Lebih terperinci

بسم اهلل الرمحن الرحيم BERKURBAN

بسم اهلل الرمحن الرحيم BERKURBAN بسم اهلل الرمحن الرحيم BERKURBAN oleh : Abbul Harits Himawan Arifin I. Hukum Berkurban Hukum berkurban -menurut pendapat yang kuat- adalah wajib setiap tahun bagi orang yang baligh, mukim (tidak mengadakan

Lebih terperinci

Fatawa Kurban 4: Hukum Berkurban Lebih dari 1 Ekor dalam Satu Keluarga

Fatawa Kurban 4: Hukum Berkurban Lebih dari 1 Ekor dalam Satu Keluarga Fatawa Kurban 4: Hukum Berkurban Lebih dari 1 Ekor dalam Satu Keluarga Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin ditanya tentang seseorang yang sudah berkeluarga akan tetapi masih tinggal bersama orang

Lebih terperinci

MENJAGA KEBERSIHAN JASMANI Bentuk Pengamalan Sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam, Bag: 2

MENJAGA KEBERSIHAN JASMANI Bentuk Pengamalan Sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam, Bag: 2 MENJAGA KEBERSIHAN JASMANI Bentuk Pengamalan Sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam, Bag: 2 Para pembaca rahimakumullah, edisi kali ini merupakan kelanjutan dari edisi no. 28/VII/VIII/1431 lalu dengan

Lebih terperinci

Fatawa Kurban 4: Hukum Berkurban Lebih dari 1 Ekor dalam Satu Keluarga

Fatawa Kurban 4: Hukum Berkurban Lebih dari 1 Ekor dalam Satu Keluarga Fatawa Kurban 4: Hukum Berkurban Lebih dari 1 Ekor dalam Satu Keluarga Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin ditanya tentang seseorang yang sudah berkeluarga akan tetapi masih tinggal bersama orang

Lebih terperinci

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA DZIKIR PAGI DAN PETANG dan Penjelasan Maknanya ع ن ا ب ه ر ي ر ة ق ال : ك ان ر س ول ال ه ص ل ال ه ع ل ي ه و س ل م ي ع ل م ا ص ح اب ه ي ق ول : ا ذ ا ا ص ب ح ا ح د

Lebih terperinci

Keutamaan Amal Shaleh Pada Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijjah

Keutamaan Amal Shaleh Pada Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijjah Keutamaan Amal Shaleh Pada Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijjah ال ف ج ش. ل ال ع ش ش [ الفجش 2-1[ Demi fajar, dan malam yang sepuluh (Al Fajr 1-2) Ibnu Katsir berkata: Yang dimaksud adalah sepuluh hari

Lebih terperinci

MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA

MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA Booklet Da wah.: Jumat, 21 Shafar 1439 H / 10 November 2017 M 1 B e r i l m u S e b e l u m B e r k a t a & B e r a m a l MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA P ara pembaca, semoga rahmat Allah subhanahu

Lebih terperinci

www.fiqhindonesia.com

www.fiqhindonesia.com 6 196 Daftar Bahasan Pengertian Anjuran Melakukan Hukum Syarat-Syarat Waktu di Sepuluh Malam Terakhir Bulan Ramadhan Hikmah di Balik Anjuran Hal-Hal yang Dibolehkan Bagi Orang yang Hal-Hal yang Membatalkan

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Keutamaan Bulan Dzulhijjah Keutamaan Bulan Dzulhijjah Di dalam perjalanan hidup di dunia ini, kita akan menjumpai hari-hari yang Allah Subhanahu wa Ta ala berikan keutamaan di dalamnya. Yaitu dengan dilipatgandakannya balasan amalan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa 07-06-2017 12 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa Al-Bukhari 1816, 1817, 563 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download

Lebih terperinci

PUASA DI BULAN RAJAB

PUASA DI BULAN RAJAB PUASA DI BULAN RAJAB الصوم ف شهر رجب ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info Pengaturan: www.islamhouse.com رمجة: موقع الا سلام

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? Publication : 1436 H_2015 M Apa Pedomanmu dalam Beribadah Kepada Allah Ta'ala? Disalin dari Majalah as-sunnah Ed.05 Thn.XIX_1436H/2015M e-book ini didownload

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan. ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut

Lebih terperinci

PANDUAN I TIKAF RAMADHAN Oleh Nor Kandir (www.majalahmasajid.com edisi Ramadhan 1437 H)

PANDUAN I TIKAF RAMADHAN Oleh Nor Kandir (www.majalahmasajid.com edisi Ramadhan 1437 H) PANDUAN I TIKAF RAMADHAN Oleh Nor Kandir (www.majalahmasajid.com edisi Ramadhan 1437 H) Alhamdulillah, segala puji milik Allah dan shalawat serta salam untuk Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, keluarganya,

Lebih terperinci

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I. Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I. Shalat witir merupakan ibadah yang paling agung di sisi

Lebih terperinci

Syarah Istighfar dan Taubat

Syarah Istighfar dan Taubat Syarah Istighfar dan Taubat Publication : 1438 H_2017 M SYARAH ISTIGHFAR DAN TAUBAT Disalin dari: Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad, dengan koreksian Syaikh Dr. Sa'id

Lebih terperinci

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA BISAKAH KIRIM PAHALA Pertanyaan dari orang Sudan yang tinggal di Kuwait, ia mengatakan: Apa hukumnya membaca Al-Fatihah untuk dihadiahkan kepada mayit, juga menyembelih hewan untuknya, demikian pula memberikan

Lebih terperinci

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf I TIKAF Pengertian I'tikaf Secara harfiyah, I tikaf adalah tinggal di suatu tempat untuk melakukan sesuatu yang baik. Dengan demikian, I tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah Fiqh الط ه ار ة ا بت ي م ام ك ال ط ه ار اة ب ل م ا اء BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah

Lebih terperinci

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari rahimahullah,

Lebih terperinci

APAKAH ORANG YANG MENDENGARKAN AL- QUR AN TANPA MEMAHAMI (ARTINYA) DIBERI PAHALA? هل يثاب من ستمع ىل القرآن دون أن يفهمه

APAKAH ORANG YANG MENDENGARKAN AL- QUR AN TANPA MEMAHAMI (ARTINYA) DIBERI PAHALA? هل يثاب من ستمع ىل القرآن دون أن يفهمه APAKAH ORANG YANG MENDENGARKAN AL- QUR AN TANPA MEMAHAMI (ARTINYA) DIBERI PAHALA? هل يثاب من ستمع ىل القرآن دون أن يفهمه ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

QIYAMUL LAIL (Shalat Malam) Tatacara Pelaksanaan dan Hukum Seputarnya (bag 1)

QIYAMUL LAIL (Shalat Malam) Tatacara Pelaksanaan dan Hukum Seputarnya (bag 1) QIYAMUL LAIL (Shalat Malam) Tatacara Pelaksanaan dan Hukum Seputarnya (bag 1) QIYAMUL LAIL (SHALAT MALAM) Tata Cara Pelaksaannya dan Beberapa Hukum Terkait Dengannya Pendahuluan الحمد ل ه رب العالمين والصلاة

Lebih terperinci

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya) SIFAT WUDHU NABI Apabila seorang muslim mau berwudhu, maka Hendaknya ia berniat di dalam hatinya, kemudian membaca Basmalah, sebab Rasulullah bersabda: ال و ض و ء ل م ن ل ي ذ ك ر اس م الل ه ع ل ي ه "Tidak

Lebih terperinci

PENGERTIAN TENTANG PUASA

PENGERTIAN TENTANG PUASA PENGERTIAN TENTANG PUASA Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Menurut istilah

Lebih terperinci

Seputar Mandi Jum'at

Seputar Mandi Jum'at Seputar Mandi Jum'at حفظه هللا Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Publication 1436 H/ 2015 M Seputar Mandi Jum'at Sumber: www.muslim.or.id Download > 850 ebook Islam kunjungi... http://ibnumajjah.com/ HUKUM

Lebih terperinci

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI YANG HARAM UNTUK DINIKAHI حفظه هللا Ustadz Kholid Syamhudi, Lc Publication : 1437 H_2016 M RINGHASAN FIKIH ISLAM: Yang Haram Untuk Dinikahi حفظه هللا Oleh : Ustadz Kholid Syamhudi Disalin dari web Beliau

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan? Kepada Siapa Puasa Diwajibkan? Kamis, 27 Oktober 2005 17:17:15 WIB Oleh Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-khalafi Para ulama telah sepakat bahwa puasa wajib atas seorang mus-lim yang berakal, baligh, sehat,

Lebih terperinci

Memindah Qurban Ke Tempat Lain

Memindah Qurban Ke Tempat Lain بسم االله الرحمن الرحيم Memindah Qurban Ke Tempat Lain Penulis: Fadhilatul Imam Al-Faqih Samahatus Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah www.darussalaf.or.id Senin, 11 Desember 2006 Di antara

Lebih terperinci

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah Sifat Wara' ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya sebagaimana mestinya,

Lebih terperinci

Pada hakekatnya berqurban adalah wajib bagi yang mampu. Ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam.

Pada hakekatnya berqurban adalah wajib bagi yang mampu. Ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam. SUNGGUH selalu ada hikmah di setiap perintah yang Allah Subhanahu Wata ala serukan kepada kita umatnya, meskipun jika dipandang berat menjalaninya. Begitulah perintah berqurban yang didasari kepada kisah

Lebih terperinci

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah Pertanyaan: Pendengar yang bernama

Lebih terperinci

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M Qawa id Fiqhiyah ال ع د ل ف ال ع ب اد ات م ن أ ك ب م ق اص د الش ار ع Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat Publication: 1436 H_2014 M ال ع د ل ف ال ع ب اد ا ت م ن أ ك ب م ق اص

Lebih terperinci

Tata Cara Shalat Malam

Tata Cara Shalat Malam Tata Cara Shalat Malam ] ندونييس Indonesian [ Indonesia DR. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam (hal. 36-39) 1Terjemah1T 1T: 1TMuhammad Iqbal A. Gazali 1TEditor1T

Lebih terperinci

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Tatkala Menjenguk Orang Sakit هللا ىلص Doa-doa Rasulullah Tatkala Menjenguk Orang Sakit Publication : 1438 H_2017 M DOA-DOA RASULULLAH TATKALA MENJENGUK ORANG SAKIT حفظو هللا Oleh Ustad Abu Minhal, Lc Disalin dari Majalah As-Sunnah_Baituna,

Lebih terperinci

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2) Ditulis oleh slam Center FATWA-FATWA PLHAN (18) Hukum Menyembelih untuk selain Allah Pertanyaan: Apakah hukum menyembelih untuk selain Allah? Jawaban: Sudah kami jelaskan dalam kesempatan lain bahwa tauhid

Lebih terperinci

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r: Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Konsisten dalam kebaikan

Konsisten dalam kebaikan Konsisten dalam kebaikan Disusun Oleh: Mahmud Muhammad al-khazandar Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad المداومة على فعل المعروف محمود محمد الخزندار Maktab Dakwah Dan Bimbingan

Lebih terperinci

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat (الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya

Lebih terperinci

Tips dalam Memahami Ilmu

Tips dalam Memahami Ilmu Tips dalam Memahami Ilmu Tips dalam Memahami Ilmu Motivasi Memahami Ilmu Seorang penuntut ilmu hendaklah memiliki motivasi yang kuat dalam sanubarinya dalam menuntut ilmu. Betapa senang hati kita ketika

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak hafizhahullah Kematian adalah satu perkara yang pasti akan menjemput manusia. Tak seorang pun

Lebih terperinci

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang

Lebih terperinci

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan. Lihat Ahkam An-Nazhar Ila

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ت ب د ل س ب ب ال م ل ك ك ت ب د ل ال ع ي Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Publication: 1437 H_2016 M Perubahan

Lebih terperinci

HUKUM WANITA BEKERJA SEBAGAI GUIDE WISATA ح م عمل ملرأة مرشدة سياحية

HUKUM WANITA BEKERJA SEBAGAI GUIDE WISATA ح م عمل ملرأة مرشدة سياحية HUKUM WANITA BEKERJA SEBAGAI GUIDE WISATA ح م عمل ملرأة مرشدة سياحية ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info Pengaturan: www.islamhouse.com

Lebih terperinci

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad Hukum-Hukum Wasiat من حاك لوصية [ Indonesia Indonesian ند نيn ] Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2010-1431 من حاك لوصية» باللغة

Lebih terperinci

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah Hukum Onani ح م الاستمناء (لعادة الرس ة) ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko

Lebih terperinci

1. Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur an

1. Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur an 7 Keistimewaan Lailatul Qadar Muhammad Abduh Tuasikal Setiap muslim pasti menginginkan malam penuh kemuliaan, Lailatul Qadar. Malam ini hanya dijumpai setahun sekali. Orang yang beribadah sepanjang tahun

Lebih terperinci

Panduan Lengkap I tikaf Ramadhan

Panduan Lengkap I tikaf Ramadhan Panduan Lengkap I tikaf Ramadhan Muhammad Abduh Tuasikal I tikaf dari segi bahasa berarti menetap pada sesuatu. Adapun secara syar i, i tikaf berarti menetap di masjid dengan tata cara khusus disertai

Lebih terperinci

IBUNYA MARAH KALAU TIDAK MERAYAKAN HARI IBU أمه ستغضب إن لم تفل بعيد الا م

IBUNYA MARAH KALAU TIDAK MERAYAKAN HARI IBU أمه ستغضب إن لم تفل بعيد الا م IBUNYA MARAH KALAU TIDAK MERAYAKAN HARI IBU أمه ستغضب إن لم تفل بعيد الا م ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info Pengaturan:

Lebih terperinci

SIAPAKAH MAHRAMMU? 1

SIAPAKAH MAHRAMMU? 1 SIAPAKAH MAHRAM KITA SIAPAKAH MAHRAMMU? 1 Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan. 2 Adapun ketentuan siapa yang mahram

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح دث ني ي ون س ب ن ع ب د الا ع ل ى أ خ ب ر اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ني ع م ر و أ ن أ اب ي ون س ح دث ه ع ن أ بي ه ر ي ر ة ع ن ر س ول

Lebih terperinci

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir? Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram Pertanyaan Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir? Jawaban ni hukumnya haram dan tidak boleh. ni dinamakan athaf (pengasih, pelet),

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 03-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kesalahan Besar Di Bulan Ramadhan Al-Bukhari 1799-1801 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah

Lebih terperinci

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram? Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram? ] إندوني [ Indonesia Indonesian Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto

Lebih terperinci

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari Publication : 1437 H_2016 M Tetangga: Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan al-halabi Disalin

Lebih terperinci

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA)

PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA) PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA ) حفظو هللا Ustadz Kholid Syamhudi Publication : 1437 H_2016 M PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA) حفظو هللا Oleh : Ustadz Kholid Syamhudi Sumber Almanhaj.Or.Id

Lebih terperinci

Membatalkan Shalat Witir

Membatalkan Shalat Witir Membatalkan Shalat Witir [ Indonesia Indonesian ندونييس 0T] Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam (hal. 76-79) Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko

Lebih terperinci

Definisi, hukum dan tata cara berqurban

Definisi, hukum dan tata cara berqurban Definisi, hukum dan tata cara berqurban "Barangsiapa yang memiliki kelapangan harta, tetapi ia tidak menyembelih qurban, maka janganlah sekali-kali ia mendekati tempat shalat kami" (Riwayat Ahmad 1/321,Ibnu

Lebih terperinci

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam سلسلة توجيهات ا رشادية Disusun Oleh: Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah 1429 2008 سلسلة توجيهات إرشادية باللغة الا ندونيسية

Lebih terperinci

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan : Membaca AlFatihah Pada saat membaca AlFatihah inilah sebenarnya esensi dari dialog dengan Allah. Karena disebutkan dalam sebuah hadits Qudsi bahwa setiap ayat yang dibaca seseorang dari AlFatihah mendapat

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar 14-06-2017 19 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar Al-Bukhari 1876-1880, 1884 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 20-06-2017 25 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Adab Bersilaturrahmi Al-Bukhari 5524-5526, 5528, 5532 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Perjalanan Meraih Ridha Ar-Rahmaan

Perjalanan Meraih Ridha Ar-Rahmaan Perjalanan Meraih Ridha Ar-Rahmaan PERJALANAN MERAIH RIDHA AR-RAHMAAN Oleh Usatadz Abu Isma il Muslim al-atsari Sebagian besar atau bahkan seluruh umat manusia di seluruh dunia pernah melakukan perjalanan,

Lebih terperinci

Keluhan Pemuda Karena Tidak Dibangunkan Orang Tuanya Untuk Shalat Fajar

Keluhan Pemuda Karena Tidak Dibangunkan Orang Tuanya Untuk Shalat Fajar Keluhan Pemuda Karena Tidak Dibangunkan Orang Tuanya Untuk Shalat Fajar شاب شتيك من عدم إيقاظ ادله ل لصلاة الفجر فماذا يفعل ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح

Lebih terperinci

Tips dalam Memahami Ilmu

Tips dalam Memahami Ilmu Tips dalam Memahami Ilmu Tips dalam Memahami Ilmu Motivasi Memahami Ilmu Seorang penuntut ilmu hendaklah memiliki motivasi yang kuat dalam sanubarinya dalam menuntut ilmu. Betapa senang hati kita ketika

Lebih terperinci

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[ 2. Tauhid dan Niat TUJUAN Peserta memahami makna iman kepada Allah Peserta memahami hukum niat Peserta mengetahui hadits-hadits yang berkaitan dengan niat Peserta termotivasi untuk selalu berusaha meluruskan

Lebih terperinci

Hadits-hadits Shohih Tentang

Hadits-hadits Shohih Tentang Hadits-hadits Shohih Tentang KEUTAMAAN PERNIAGAAN DAN PENGUSAHA MUSLIM حفظو هللا Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc Publication : 1436 H_2015 M Hadits-hadits Shohih Tentang Keutamaan Perniagaan dan

Lebih terperinci

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI خفظ اهلل Oleh: Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman Publication: 1434 H_2013 M PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI خفظ اهلل Oleh: Ustadz Abu Aniisah Syahrul

Lebih terperinci

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M PROSES AKAD NIKAH حفظه هللا Ustadz Abu Bilal Juli Dermawan Publication : 1437 H_2016 M PROSES AKAD NIKAH حفظه هللا Oleh : Ustadz Abu Bilal Juli Dermawan Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

Lebih terperinci

Maktabah Abu Salma al-atsari

Maktabah Abu Salma al-atsari FATWA-FATWA SEPUTAR IHTIDHAR (SEKARAT) Oleh : Al- Allamah Abdullah bin Jibrin Pertanyaan: Syaikh yang terhormat, apa yang harus kami lakukan terhadap seseorang yang sedang sekarat? Jawab: Jika ada seorang

Lebih terperinci

Tata Cara Sujud Tilawah

Tata Cara Sujud Tilawah Tata Cara Sujud Tilawah ] إندوني [ Indonesia Indonesian Syaikh Abdullah bin Jibrin Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2011-1432 فة سجود اتللاوة» باللغة الا ندونيسية «الشيخ

Lebih terperinci

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT :

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT : MEMBATALKAN PUASA HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum ل م ط اخل ي ب ت ي وا حىت ارش وا و و ي ض الا ج ر ف د م ن ال س و ط الا ي م ن اخل Makan minumlah

Lebih terperinci

BISAKAH KIRIM PAHALA?

BISAKAH KIRIM PAHALA? Booklet Da wah.: Jumat, 15 Dzulhijjah 1435 H / 10 Oktober 2014 M 1 B e r i lmu S e b e lu m B e rk a ta & B e ra m a l BISAKAH KIRIM PAHALA? ا لح م د و ال صلا ة و ال سلا م ع لى ر س و ل الله و ع لى آل ه

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan Publication: 1436 H_2015 M KAIDAH FIQH إ ع م ال الد ل ي ل ي أ و ل م ن إ ه ال أ ح د ه ا م ا أ م ك ن "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015

Lebih terperinci

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah Dan Amalan Yang Disyariatkan Kategori Hari Raya = Ied Senin, 18 Desember 2006 01:35:15 WIB KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH DAN AMALAN YANG DISYARIATKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya

Lebih terperinci

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor Ternyata Hari Jum at itu Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Penyusun: Ummu Aufa Muraja ah: Ustadz Abu Salman Saudariku, kabar gembira untuk kita

Lebih terperinci

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc. Amalan Setelah Ramadhan Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc. ا ن ال ح م د ل له ن ح م د ه و ن س ت ع ي ن ه و ن س ت غ ف ر ه و ن ع و ذ ب الله م ن ش ر و ر ا ن ف س ن ا و م ن س ي ي ات ا ع م ال ن ا م ن ي ه

Lebih terperinci

MENGAJAK ANAK PEREMPUAN KECIL KE MASJID اصطحاب بلنات الصغار ىل ملسجد

MENGAJAK ANAK PEREMPUAN KECIL KE MASJID اصطحاب بلنات الصغار ىل ملسجد MENGAJAK ANAK PEREMPUAN KECIL KE MASJID اصطحاب بلنات الصغار ىل ملسجد ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info Pengaturan: www.islamhouse.com

Lebih terperinci

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah RISALAH AQIQAH Hukum Melaksanakan Aqiqah Aqiqah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dengan niat dan syarat syarat tertentu. Oleh

Lebih terperinci

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin ] إندونييس Indonesian [ Indonesia Muhammad Abduh Tuasikal Editor : Tim islamhouse.com Divisi Indonesia 2014-1435 الصيام يعلمنا حب املساكني» باللغة الا ندونيسية

Lebih terperinci

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM www.ibnumajjah.wordpress.com TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH Oleh: رحمه اهلل Imam Ibnu Katsir Download > 350 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi. www.ibnumajjah.wordpress.com Kunjungi

Lebih terperinci

BILA SYA BAN TELAH TIBA

BILA SYA BAN TELAH TIBA Booklet Da wah.: Jumat, 8 Sya ban 1438 H / 5 Mei 2017 M 1 B e r i l m u S e b e l u m B e r k a t a & B e r a m a l K BILA SYA BAN TELAH TIBA ع لى ا ل م د هلل و الص ال ة و الس ال م ini kita telah berada

Lebih terperinci

Satu kambing untuk satu orang, satu sapi/unta untuk tujuh orang dalam berkurban

Satu kambing untuk satu orang, satu sapi/unta untuk tujuh orang dalam berkurban Satu kambing untuk satu orang, satu sapi/unta untuk tujuh orang dalam berkurban Kempat madzhab sepakat bahwa satu ekor unta hanya untuk tujuh orang dalam berudh-hiyah. Keempat madzhab juga sepakat bahwa

Lebih terperinci

Menyambut Idul Adh-ha

Menyambut Idul Adh-ha Menyambut Idul Adh-ha Saat ini kita berada di salah satu hari raya umat Islam, yaitu Idul Adh-ha; hari di mana kita disyariatkan berkurban. Hari raya ini, Allah sebut dalam kitab-nya dengan nama hari Haji

Lebih terperinci