BAB I PENDAHULUAN. 2002, hlm Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,
|
|
- Hadian Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen merupakan hal pokok yang selalu digunakan oleh setiap industri untuk terus mengembangkan dan memajukan usaha yang dirintis, baik manajemen operasional, keuangan, pemasaran, dan manajemen di bidang lainnya. Pada sektor industri persaingan merupakan hal yang sangat ketat, sehingga menuntut perusahaan untuk berfikir lebih maju untuk mengelola usahanya, termasuk pula dalam mengoptimalkan seefisien mungkin biaya operasional, namun tetap menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan selalu tersedia saat dibutuhkan konsumen. Salah satu unsur penting yang memerlukan perencanaan dan pengendalian secara tepat, yaitu persediaan barang dan bahan baku. Perencanaan memang bagian penting dari manajemen, dengan perencanaan perusahaan akan lebih mudah dalam mencapai tujuannya, karena perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan. Koontz dan O Donnel, dalam buku dasar-dasar manajemen karya Manullang, menyatakan perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari berbagai alternatif dari tujuan, kebijaksanaan, prosedur, dan program. 1 Dalam membuat suatu rencana yang baik, haruslah menggunakan pemakaian kata-kata sederhana dan mudah dimengerti, untuk meniadakan penafsiran yang berbeda. Selanjutnya, suatu rencana harus bersifat fleksibel, atau rencana tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah yang tidak diduga sebelumnya. Di samping adanya kemungkinan mengadakan perubahan, maka suatu rencana haruslah 2002, hlm Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1
2 2 mempunyai sifat stabil. Akhirnya, rencana tersebut haruslah cukup luas untuk meliputi semua tindakan yang diperlukan. 2 Adanya perencanaan yang baik, haruslah disertai pengendalaian atau controlling, yang merupakan pengukuran dan koreksi semua kegiatan dalam rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan dan rencana organisasi dapat terlaksana dengan baik. Tanpa tujuan dan perencanaan, pengendalian tidak mungkin terlaksana, karena harus membandingkan antara rencana yang dibuat dengan pelaksanaannya. Pengendalian manajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi dengan perencanaan sasarannya, guna mendesain sistem informasi umpan balik, membandingkan prestasi kerja dengan standar yang telah ditetapkan lebih dahulu, menentukan apakah ada penyimpangan dan mencatat besar kecilnya penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber daya perusahaan dimanfaatkan secara efektif guna mencapai tujuan perusahaan. 3 Karakteristik pengendalian yang efektif haruslah akurat, tepat waktu, objektif dan komprehensif, dipusatkan pada tempat pengendalian strategis, secara ekonomi realistik, dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi, fleksibel, prespektif dan operasional, dan diterima para anggota organisasi. 4 Setiap perusahaan pasti membutuhkan persediaan, terutama yang bergerak dibidang manufaktur yang siklus ordernya tidak menentu dan tidak terduga, walaupun ada juga perusahaan yang tidak membutuhkan persediaan. Meskipun persediaan hanyalah sumber dana yang menganggur, tetapi pengaruhnya terhadap kelangsungan aktifitas perusahaan sangat signifikan. Persediaan merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki peranan penting dalam operasi bisnis, sehingga perusahaan perlu 2 Ibid, hlm Agus Sabardi, Manajemen Pengantar, Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta, 2001, hlm H.B Siswanto, Pengantar Manajemen, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hlm. 151.
3 3 melakukan manajemen proaktif, artinya perusahaan harus mampu mengantisipasi keadaan maupun tantangan yang ada untuk mencapai sasaran akhir, yaitu untuk meminimalisasi total biaya yang harus dikeluarkan untuk penanganan persediaan. Kesalahan dalam menentukan investasi pada perusahaan akan menekan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Investasi yang terlalu besar pada persediaan akan mempengaruhi jumlah biaya penyimpanan, yaitu biaya biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan baku yang dibeli, biaya ini berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya suatu persediaan yang dimiliki perusahaan. Semakin besar jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan maka semakin besar pula biaya penyimpanannya, begitu juga sebaliknya semakin sedikit jumlah persediaan, maka dapat menekan keuntungan perusahaan karena adanya biaya stock out artinya biaya yang terjadi akibat perusahaan kehabisan persediaaan, ini artinya perusahaan bisa kehilangan memperoleh keuntungan karena permintaan konsumen tidak terpenuhi. Untuk meminimumkan biaya dibutuhkan analisis perencanaan yang tepat, sebenarnya banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk menganalisis jumlah pengendalian persediaan supaya optimal. Salah satu metode analisis yang bisa digunakan, yaitu dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). EOQ adalah sejumlah produk yang harus dipesan untuk memenuhi persediaan, tentunya sejumlah produk yang dipesan harus memenuhi suatu nilai yang ekonomis. Dapat kita bayangkan bahwa jika jumlah pemesanan produk melebihi jumlah ekonomis hal ini tentunya akan menjadikan biaya penyimpanan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya persediaan, selain itu jika jumlah pemesanan kurang dari jumlah persediaan maka biaya pemesanan akan lebih besar karena perusahaan harus memesan berulang kali denga biaya yang dilipat gandakan. Biaya penyimpanan meliputi biaya sewa gudang, biaya listrik, pajak, asuransi dan lain-lain. Sedangkan biaya pemesanan dapat meliputi
4 4 biaya logistik yang meliputi biaya antar barang, biaya pemeriksaan, biaya penanganan material dan lain-lain, dalam metode EOQ biaya biaya tersebut dihitung secara tahunan. Dalam perusahaan industri, bahan baku adalah salah satu unsur penting yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam segi perencanaan dan pengelolaannya, karena tanpa bahan baku, kegiatan produksi tidak dapat berjalan dengan lancar. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian impor, ataupun diolah sendiri. Apabila bahan baku diperoleh dari pembelian, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya untuk bahan baku, tetapi juga biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pengadaan bahan baku tersebut, seperti biaya angkut, pembelian dan penggudangan. Menurut Carter, dalam jurnal ekonomi karya Juliana Puspika dan Desi Anita, biaya angkut pembelian dapat dibebankan ke harga bahan baku yang tertulis di faktur sebagai biaya bahan baku. Akan tetapi, saat bahan baku dikeluarkan untuk produksi, bahan baku tersebut dikenakan tarif beban angkut pembelian. Oleh karena itu, fungsi pengendalian dan perencanaan persediaan memiliki peranan penting dan dan harus dimiliki oleh setiap perusahaan. 5 Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang memberikan kontribusi dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Salah satu sub sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan PDB adalah sub sektor kehutanan. Peran sub sektor kehutanan terhadap PDB selain menghasilkan devisa Negara, juga mampu menyediakan lapangan dan kesempatan kerja, serta pengadaan bahan baku bagi perusahaan agroindustri. Salah satu komoditas yang cukup penting dalam menyumbang perolehan devisa Negara adalah pengembangan ulat sutera dengan perkebunan murbeinya. Sutera alam merupakan salah satu 5 Juliana Puspika dan Desi Anita, Inventory Control dan Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produksi Roti Pada Pabrik Roti bobo Pekanbaru, Jurnal Ekonomi, Volume 21, Nomor 3, September 2013, hlm. 2.
5 5 komoditi untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri maupun untuk pengembangan ekspor, baik berupa kokon, benang, maupun barang jadi. 6 Pada dasarnya persuteraan alam merupakan suatu rentetan kegiatan berupa kegiatan morikultur, yakni usaha budidaya tanaman murbei, dan kegiatan serikultur yang meliputi proses produksi dari telur sutera sampai dengan memanen kokon. Selanjutnya dilakukan kegiatan permintalan, yakni dari pengolahan kokon sampai dipintal menjadi benang. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, kegiatan persuteraan alam perlu ditunjang oleh pengadaan sarana dan prasarana yang cukup, teknik budaya yang memadai, dan pemasaran produk yang terjamin. Dengan demikian, keterlibatan pemerintah, swasta, maupun petani sangat diharapkan. Usaha sutera alam termasuk pada usaha yang relatif mudah dikerjakan, berteknologi sederhana, bersifat padat karya, cepat menghasilkan dan bernilai ekonomis. Kegiatan persuteraan alam juga merupakan salah satu upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah, serta merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan daya dukung dan produktifitas lahan. Keberhasilan budidaya ulat sutera sangat bergantung pada kondisi tanaman murbei yang digunakan sebagai pakan ulat sutera. Tanpa ketersediaan pangan yang cukup, ulat sutera tidak dapat berkembang dengan baik. Hal ini tentu akan berpengaruh pada jumlah kualitas kokon yang dihasilkan. Kokon merupakan hasil utama dari pemeliharaan ulat sutera, dan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan benang sutera. Di dalam kokon terdapat pupa yang mendominasi sebagian besar dari bobot kokon. Permasalahan yang terjadi pada pengusahaan sutera alam Regaloh ini berupa pengendalian persediaan inventory control bahan baku kokon, yang pada dasarnya kokon terbentuk dari ulat yang sedang bermetamorfosis. Ulat sutera ini harus di rawat dan di budidayakan dengan 6 Eka Dewi Nurjayanti, Budidaya Ulat Sutera dan Produksi Benang Sutera Melalui Sistem Kemitraan Pada Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh Kabupaten Pati, Mediagro, Vol 7 No 2, 2011, hlm. 1.
6 6 memberi makan berupa daun murbei. Daun murbei ini mempunyai penanganan khusus dalam perawatannya, karena tidak semua lahan dan iklim cocok ditanami daun murbei. Ketinggian tanah harus diantara m dari permukaan laut, suhu yang optimum 24 o -280 o C, dan kelembabannya antara 80-95%. Karena daun murbei hidup pada suhu tertentu, maka hasil yang didapatkan pada saat musim hujan dan musim kemaraupun berbeda. Pada saat musim hujan, daun murbei akan berlimpah, hal ini tentunya akan membuat ulat sutera dalam kondisi makan yang baik, sehingga dapat menghasilkan kokon yang bagus. Sedangkan pada saat musim kemarau, daun murbei jumlahnya tidak akan banyak, sehingga dalam merawat ulat sutera juga terbatas, demi menghasilkan kokon yang bagus pula. Pengendalian persediaan kokon sekarang jadi lebih rumit karena perkiraan cuaca yang tidak menentu, berbeda dengan dulu yang bisa dipastikan musim hujan yang turun pada bulan oktober sampai april, dan musim kemarau terjadi pada bulan april sampai oktober. Bahan baku utama dalam proses pembuatan benang sutera adalah kokon atau kepompong, sedangkan proses ulat menjadi kokon itu membutuhkan waktu sekitar satu bulan, sehingga mengakibatkan penumpukan stok bahan baku kokon yang terlalu banyak pada musim hujan, dan pada musim kemarau perusahaan hanya dapat memproduksi benang dari stok di musim hujan. Padahal sifat kokon yang basah dan lembab hanya mampu bertahan selama satu minggu supaya pupa tidak keluar dan merusak kokon. Untuk itu, dilakukan pengeringan kokon supaya kering dan menghentikan proses metamorphosis. Kokon yang sudah di oven bisa bertahan selama satu bulan, itupun harus disimpan secara khusus supaya kokon tidak rusak dan berjamur. Dari uraian diatas, dapat diketahui biaya penyimpanan dan perawatan daun murbei dan kokon yang sangat tinggi, terutama dalam persediaan bahan baku pembuatan benang sutera. Permasalahan mengenai pengendalian persediaan di pengusahaan sutera alam ini sudah sangat
7 7 serius, karena sekitar awal tahun 2016 industri sutera ini tidak bisa produksi karena kehabisan bahan baku. Padahal di Pengusahaan Sutera Alam Regaloh Pati ini mempunyai petani yang membudidayakan ulat sutera terbanyak di Kabupaten Pati, namun karena banyak faktor, terutama dalam merawat kebun murbei yang membutuhkan kelembaban khusus, mengakibatkan sulitnya bahan baku. Padahal perusahaan bisa saja mendapatkan bahan baku tambahan dari luar kota. Untuk itu, penulis menganalisis menggunakan metode economic order quantity untuk pengusahaan sutera alam, supaya biaya persediaan bisa ditekan seefien mungkin dengan perencanaan safety stock dan re order point yang matang. Dalam perhitungan re order point, perusahaan juga perlu memperhitungkan waktu tunggu atau lead time, karena telur-telur ulat sutera berasal dari Temanggung. ROP harus dilakukan secara rutin meskipun persediaan di gudang masih ada, hal ini untuk mengantisipasi jikalau ada permintaan benang sutera yang tinggi sewaktu-waktu. Apalagi pemasaran dari PSA Regaloh sudah menyebar diberbagai wilayah di Indonesia, diantaranya yaitu, Bali, Solo, Yogyakarta, Pekalongan, dan Jepara. Apalagi permintaan benang sutera yan tinggi dari daerah Bali, karena bahan dari sutera sangat diminati oleh para turis mancanegara yang permintaannya bisa kapan saja dengan kuantitas yang berbeda pula. Untuk itu, peneliti mengemukakan sebuah judul penelitian: Analisis Efisiensi Inventory Control Bahan Baku Pada Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh Pati. B. Penegasan Istilah 1. Analisis Analisis adalah penyeldikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebabmusabab duduk perkaranya). 7 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hlm. 20.
8 8 2. Efisiensi Efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya, kedayagunaan dan ketepatgunaan Inventory Control Inventory Control (pengendalian persediaan) adalah serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus diadakan, jumlah atau tingkat persediaan yang dibutuhkan berbeda-beda untuk setiap perusahaan Bahan Baku Bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian besar produk jadi. 10 C. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah menganalisis pengendalian persediaan ( inventory control) bahan baku kokon dalam produksi benang sutera di Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh Pati, mulai dari biaya simpan dan biaya pengeringan menurut metode yang digunakan perusahaan dengan dianalisis menggunakan metode economic order quantity (EOQ), re order point (ROP), dan safety stock. Hal ini dimaksudkan karena dengan menggunakan metode tersebut, biaya pengendalian persediaan jauh menjadi lebih efisien dan dapat digunakan menjadi solusi perusahaan supaya selalu mendapat bahan baku yang selalu berkualitas dengan biaya yang lebih optimal Ibid, hlm Eddy Herjanto, Manajemen Operasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hlm. 10 Maisyal Khalmi, Akuntansi Biaya, BPFE, Yogyakarta, 2003, hlm. 29.
9 9 D. Rumusan Masalah Inventory control bahan baku harus bisa memenuhi kebutuhan sesuai dengan perencanaan operasional, karena jika persediaan bahan baku terlalu besar maka kerugian dan kerusakan juga akan meningkat karena bahan yang terlalu lama disimpan bisa mengakibatkan menurunnya kualitas bahan, disamping itu juga diperlukan biaya perawatan yang tinggi pula. Begitu pula jika persediaan bahan baku yang terlalu sedikit akan mengakibatkan kemacetan dalam produksi. Dari uraian diatas maka dapat di buat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah analisis inventory control bahan baku di Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh periode ? 2. Bagaimanakah analisis inventory control bahan baku dengan menggunakan metode economic order quantity (EOQ), re order point (ROP), dan safety stock? 3. Bagaimanakah analisis efisiensi inventory control bahan baku pada Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh periode ? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis jumlah persediaan (inventory control) bahan baku kokon yang optimal di Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh Pati 2. Untuk menganalisis persediaan dengan menggunakan metode economic order quantity (EOQ), re order point (ROP), dan safety stock 3. Untuk menganalisis efisiensi inventory control bahan baku pada Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh Pati.
10 10 F. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada kegunaan atau manfaat yang dapat di ambil bagi semua pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat yang dapat di peroleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk ilmu bisnis, hasil penelitian di harapkan dapat menyumbang pemikiran secara teoritis dan ilmiah khususnya dalam manajemen bisnis mengenai pengendalian persediaan. b. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengendalian persediaan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan teori khususnya di bidang operasional kedalam dunia praktik sesungguhnya, serta di harpkan dapat menambah pengalaman, wawasan,dan pengetahuan pada kenyataan yang dihadapi perusahaan. b. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efisiensi yang dimiliki perusahaan untuk menentukan besarnya kuantitas pembelian bahan baku yang ekonomis dengan total persediaan bahan baku yang efisien. c. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi yang berkaitan dengan bidang operasional, khususnya yang berkaitan dengan efisiensi inventory control.
11 11 G. Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan ini akan menjelaskan kerangka penulisan yang merupakan konsep dasar dalam pembahasan selanjutnya. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: 1. Bagian Awal Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, abstrak, halaman daftar isi dan halaman daftar tabel. 2. Bagian Isi Bagian isi terdiri dari beberapa bab, yaitu bab satu yang berisikan latar belakang masalah, penegasan istilah, fokus penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab dua kajian pustaka, yang berisikan tentang pengertian efisiensi, pengertian inventory control, jenis persediaan, fungsi persediaan, tujuan inventory control, faktor yang mempengaruhi persediaan, pengertian bahan baku, siklus persediaan bahan baku, pengertian kokon, analisis economic order quantity, analisis safety stock, analisis re order point, kajian islam tentang inventory control, hasil penelitian terdahulu dan kerangka berpikir. Bab tiga metode penelitian, yang berisikan tentang jenis dan pendeatan penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data, dan analisis data. Bab empat hasil penelitian dan pembahasan, yang berisikan tentang hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, yaitu berupa gambaran umum objek penelitian serta deskripsi data dan analisis data. Bab lima penutup, yang berisikan tentang kesimpulan dari analisis data serta mengajukan saran-saran dan keterbatasan dalam penelitian yang berkaitan dengan kesimpulan tersebut.
12 12 3. Bagian Akhir Dalam bagian ini berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis, dan lampiran-lampiran.
BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah
32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini bisnis di Indonesia berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah 1 Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) proses dan struktur yang tertata secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila
Lebih terperinciREPOSITORI STAIN KUDUS BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan konsumen yang semakin tinggi dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya. Mulai
Lebih terperinciANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :
ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah
BAB I PENAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali
Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali IDA BAGUS MANIK BRAHMANDHIKA, RATNA KOMALA DEWI, I KETUT SUAMBA Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen
Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan
Lebih terperinciBAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN
BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat. Pada jenis perusahaan manufaktur, hanya perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian yang semakin berkembang membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat. Pada jenis perusahaan manufaktur, hanya perusahaan yang mampu menekan biaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Inventory atau persediaan merupakan aset yang sangat penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inventory atau persediaan merupakan aset yang sangat penting dalam kegiatan perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus mengendalikan persediaan dengan baik karena persediaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya
Lebih terperinciProsiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Guna Meminimumkan Biaya Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Pada CV. Foker Cake Cimahi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal adalah minimalisasi pengeluaran dan maksimalisasi pemasukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga atau organisasi yang melakukan kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk optimalisasi keuntungan. Faktor
Lebih terperinciOLEH: WIWIN PURWATININGSIH
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TAPIOKA MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA HOME INDUSTRI PRODUKSI KERUPUK BAPAK SURYANTO KECAMATAN TAROKAN KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam menentukan jumlah optimasi. Data yang dikumpulkan berupa
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi
Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan
Lebih terperinciBerupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier
Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan
Lebih terperinciSyukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia
PENGENDALIAN PENGOLAHAN BIJI KOPI MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDERQUANTITY(EOQ) PADA PABRIK KOPERASI BAITUL QIRADH (KBQ) BABURRAYYAN TAKENGON ACEH TENGAH Syukriah, Putri Narisa Lia Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah
Lebih terperinciBAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN
BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah CV. Vannisa CV. Vannisa merupakan salah satu perusahaan industri di bidang makanan yang berada di Kota Bandung. Produksi utamanya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sediaan 1 pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada berbagai perusahaan atau organisasi lain, persediaan memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan atau organisasi tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan pengolahan data transaksi dapat dilakukan dengan cepat
Lebih terperinciJeff Madura, Pengantar Bisnis, Salemba Empat, Jakarta, 2001, hlm. 280.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era global seperti tahun ini perkembangan ekonomi semakin berkembang pesat ditambah lagi dengan cepatnya perkembangan ilmu dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Persediaan bahan baku suatu perusahaan adalah salah satu syarat penting dalam melakukan suatu proses produksi barang. Menurut Heizer dan Render (2008), apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya era globalisasi menyebabkan terjadinya perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang ekonomi. Seiring dengan perkembangan bidang ekonomi di Indonesia
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik bihun jagung PT. Subafood Pangan Jaya yang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6 Komplek Doson, Desa Cijantra,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen persediaan yang meliputi prinsip, konsep serta teknik dalam perencanaan dan pengawasan aktivitas-aktivitas penanganan barang dalam persediaan memiliki
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses
Lebih terperinciJURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3 September 2013 INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU
INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU Juliana Puspika dan Desi Anita Program Studi Akuntansi, STIE PELITA INDONESIA ABSTRAK This research
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
JURNAL Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, September 2011 Halaman 303-316 ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (Studi Kasus
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umuum Obyek Penelitian 1. Sejarah dan Perkembangan Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh Pati merupakan salah satu
Lebih terperinciMetode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O
Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan baku merupakan salah satu masalah yang cukup dominan di bidang produksi selain masalah keuangan, kepegawaian dan sebagainya. Perusahaan selalu menghendaki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan efektif dan efisien, maka harus memperhatikan penerapan sistem
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan manufaktur dalam menjalankan kegiatan usahanya memerlukan bahan baku sebagai bahan utama dalam proses produksi. Kekurangan bahan baku dapat mengakibatkan terhambatnya
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN KEMEJA POLOSHIRT MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PT BINA BUSANA INTERNUSA
Khoirun Nissa, M. Tirtana Siregar. (2017). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Kemeja Poloshirt Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) di PT Bina Busana Internusa. International
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan setiap manusia di Indonesia. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas asia atau yang disebut dengan masyarakat ekonomi asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian saat ini telah berkembang dengan pesat seiring dengan pesatnya perkembangan zaman. Dengan zaman yang semakin modern ini, tumbuh perusahaan baru
Lebih terperinciB I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan
1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang
Lebih terperinciPengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan
Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia usaha mengalami perkembangan yang sangat signifikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia usaha mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Ini menjadi tantangan bagi dunia usaha, baik yang akan merintis ataupun yang masih bertahan dengan
Lebih terperinciAsmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) Kata Kunci :Pengendalian Kualitas, Pengendalian Mutu, Persediaan Pengaman, Peramalan, Forcasting, EOQ.
OPTIMALISASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) STUDY PADA PT. TEMPRINA MEDIA GRAFIKA NGANJUK (Jawa Pos Group) Asmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MANISAN CARICA DI CV. YUASA FOOD BERKAH MAKMUR KABUPATEN WONOSOBO
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MANISAN CARICA DI CV. YUASA FOOD BERKAH MAKMUR KABUPATEN WONOSOBO Triyana Purnayudha, Istiko Agus Wicaksono dan Uswatun Hasanah Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,
Lebih terperinciPertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)
Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan
Lebih terperinciAkuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:
Akuntansi Biaya Modul ke: Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi
MANAJEMEN PERSEDIAAN a. Pengertian Persediaan Perusahaan yang melakukan usahanya dalam bidang pengolahan, komponen perusahaan merupakan komponen pokok yang harus mendapatkan perhatian secara penuh. Perusahaan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau profit, seperti usaha dagang, usaha jasa maupun manufaktur berupaya mencapai tujuan yaitu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis
MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, dunia manufakturpun ikut berkembang dengan pesatnya. Persaingan menjadi hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cepat, mendorong setiap perusahaan untuk mempunyai manajemen yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi yang meningkat dan kemajuan teknologi yang cepat, mendorong setiap perusahaan untuk mempunyai manajemen yang baik dan mampu bekerja
Lebih terperinciINVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :
INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam situasi perekonomian yang masih dilanda krisis ekonomi seperti di Indonesia ini, maka setiap perusahaan harus dapat menentukan strategi operasi perusahaannya
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI ABON LELE KARMINA DI KABUPATEN BOYOLALI. Program Studi Agribisnis
1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI ABON LELE KARMINA DI KABUPATEN BOYOLALI Program Studi Agribisnis Oleh : Aziz Slamet Riyadi H 0808082 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam
BAB I PEMBAHASAN I.1 Survey Pendahuluan PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Trisinar Indopratama yang beralamat: Office : Wisma Technoplast Jalan Kebon Jeruk Raya No. 1A 1B 1C Jakarta Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen
Lebih terperinciPENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU GUNA MENUNJANG KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus di Pt Indonesia Rubber Pandaan Pasuruan) Suharmiaty
PENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU GUNA MENUNJANG KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus di Pt Indonesia Rubber Pandaan Pasuruan) (Determination of Raw Material Inventory Quantity for Supporting Production
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. persediaan, jumlah persediaan yang terlalu kecil akan menimbulkan stock out
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan merupakan barang yang disimpan di dalam gudang dan akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan berpengaruh terhadap besarnya biaya operasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usahanya serta berupaya mendapatkan keuntungan yang tinggi untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda-beda tergantung dari sifat dan jenis masing-masing perusahaan. Pada umumnya tujuan perusahaan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander
MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju. Hal ini dikarenakan industri mempunyai kontribusi yang sangat besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor industri saat ini merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara, baik itu negara berkembang maupun negara maju. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kondisi tersebut, perusahaan memberlakukan sistem persediaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen terhadap
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Email: iramutiara37@hotmail.com 2 Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA
ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA Fahmi Yusniaji Erni Widajanti Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iklim tropis telah menjadikan Indonesia sebagai sumber bagi ketersedian berbagai jenis produk hortikultura terutama buah segar. Buah segar dapat dijadikan bahan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya
Lebih terperinciOPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1
OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA Muhammad Erwan Rizki 1 1 Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. m.erwan_rizki@yahoo.com
Lebih terperinci