PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA BERDASARKAN MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA BERDASARKAN MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS"

Transkripsi

1 PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA BERDASARKAN MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS Siti Romelah Jurusan Teknik Informatika, STT Nurul Jadid Probolinggo lala.neila_fanani@yahoo.co.id ABSTRACT Useful computers to support teaching and learning process as well as for other educational institutions. High school students convergence is educational improvement efforts directly related to a student as a part of the increase in Human Resources. Therefore, it needs to make an implementation decision making for predicting majors high school students, based on Multiple Intelligence owned by students using one of the clustering algorithm is Fuzzy C- Means. This study aims to apply Fuzzy C-Means algorithm to classify high school students based on multiple intelligence in determining student majors with high accuration. As for the method of data collection using questionnaire survey and sample data is the average value of data questionnaire survey was completed by the students of 98 high school students Nurul Jadid than 200 students and a data value (the average value raport class X and class XI) students Nurul Jadid armed Where the value of report cards are used as a comparison value from the calculation of the value of a questionnaire with the following parameters: science majors include logic-mathematical intelligence, musical intelligence, visual-spatial intelligence, kinesthetic intelligence, and naturalist intelligence; IPS majors include linguistic intelligence, intrapersonal intelligence, interpersonal intelligence, musical intelligence and kinesthetic intelligence; Language majors include linguistic intelligence, musical intelligence, visual-spatial intelligence and kinesthetic intelligence. From the test results, Fuzzy C-Means algorithm in the determination of the degree courses at the high school based on the multiple intelligence more accurately (Namely with the accuracy of 73.47%). Keyword : Clustering, Majors Student, Fuzzy C-Means algorithm, Multiple Intelligences 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penjurusan siswa sekolah menengah atas merupakan usaha peningkatan kualiatas pendidikan yang langsung berkenaan dengan siswa sebagai salah satu bagian dari peningkatan SDM [1]. SMA merupakan jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan mengkhususan [2]. Perwujudan pengkhususan tersebut berupa terselenggaranya penjurusan dimulai dari kelas XI (sebelas), yaitu siswa-siswa yang mempunyai nilai exact yang baik akan memilih jurusan IPA, dan bagi siswa yang mempunyai kemampuan bersosial yang tinggi akan memilih jururan IPS, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berbahasa akan memilih jurusan Bahasa. 83

2 Menempatkan siswa pada jurusan tertentu secara tepat bukan berarti memberikan peluang pada siswa untuk dapat berhasil pada masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 12 Undang-Undang No 20 tahun 2003, bahwa peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat dan kemampunannya. Akan tetapi, pada saat ini penjurusan siswa lebih melihat akan nilai akhir belajar siswa yang belum tentu sesuai dengan bakat minat dan kecerdasan dari siswa tersebut. Oleh karena itu perlu adanya penyeleksian terhadap tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing siswa agar proses penjurusan sesuai dengan kemampuan siswa tersebut. Kecerdasan merupakan salah satu anugrah besar yang diberikan Tuhan kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan, memberdayakan, dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berpikir dan belajar secara dinamis dan berkelanjutan. Dengan kecerdasan, siswa dapat terus meningkatkan kualitas sains-nya yang semakin kompleks melalui proses berpikir dan belajar secara kontinyu. Oleh karena itu, banyak hasil riset kecerdasan siswa meenyarankan agar para orangtua memberikan stimulasi kepada siswa yang berguna untuk membangkitkan kecerdasan siswa. Dari riset itulah kemudian oleh Prof. Howard Gardner, di rumuskan dalam konsep kecerdasan yang disebut dengan Multiple Intelligence atau kecerdasan majemuk [3]. Dalam buku terbarunya, Howard Gardner menjelaskan sembilan kecerdasan yang tersimpan dalam otak manusia. Konsep kecerdasan ganda ini, bila dipahami dengan baik, akan membuat semua orang tua memandang potensi anak lebih positif. Terlebih lagi, para orang tua (guru) pun dapat menyiapkan sebuah lingkungan yang menyenangkan dan memberdayakan di rumah (di sekolah) [4]. Di sekolah lanjutan tingkat atas baik di SMA (Sekolah Menengah Atas) maupun di MA (Madrasah Aliyah) diadakan penjurusan di kelas XI. Jurusan yang ada pada saat ini yaitu: jurusan Bahasa, jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan jurusan Agama yang hanya ada di MA. Dengan penjurusan ini pemerintah sudah mengakui adanya kecerdasan majemuk. Namun demikian pemerintah hanya mengakomodasi sebagian dari kecerdasan majemuk tersebut dan sebagian lainnya tidak mendapatkan tempat di dalam sistem pendidikan nasional yang pada tingkat SMA/MA tersebut. Akibatnya adalah seorang siswa yang memiliki kecerdasan lain yang tidak diakomodasi di dalam sistem pendidikan akan memiliki hambatan dalam proses belajar dan pengembangan potensi dirinya. [5] Oleh karena itu perlu dibuat suatu implementasi pengambilan keputusan untuk memprediksi penjurusan siswa SMA berdasaran Multiple Intelligence yang dimiliki oleh siswa menggunakan salah satu algoritma clustering yaitu Fuzzy C-Means Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu sedikitnya sekolah yang menggunakan kecerdasan majemuk sebagai sarana 84 84

3 penentu jurusan sehingga siswa yang memiliki kecerdasan lebih yang tidak diakomodasi akan memilih jurusan yang ditawarkan dengan berat hati. Penggunaan metode Fuzzy C-Means akan menjadi solusi yang diharapkan lebih tepat dalam mengelompokkan siswa SMA berdasarkan mutilple intelligence untuk menentukan proses penjurusan Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujan untuk menerapkan algoritma Fuzzy C-Means untuk mengelompokkan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan multiple intelligences dalam proses penentuan jurusan Manfaat 1. Manfaat Praktis: diharapkan dapat menjadi refrensi bagi peneliti lain dengan topik penelitian yang lain, dengan melihat karakteristik pengunaan algoritma ini dengan pengelompokan data siswa untuk pemilihan jurusan berdasarkan multiple intelligence yang dimiliki oleh siswa tersebut. 2. Manfaat Teorits: dapat membantu pihak sekolah untuk meningkatkan akurasi dalam pengelompokan siswa dalam penelitian jurusan berdasarkan kecerdasan siswa. 3. Manfaat Kebijakan: diharapkan metode Fuzzy Clustering akan menjadi metode standar bagi pihak sekolah khususnya dalam penjurusan siswa. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terkait Berikut ini beberapa penelitian terkait prediksi lulus tepat dan tidak tepat waktu mahasiswa dengan beberapa metode yang digunakan dalam State of the Art sebagaimana dalam tabel 2.1. berikut: Tabel 2.1: State of The Art No Judul Tahun Peneliti Metode Accuracy 1 Pemetaan Pelanggan Potensial Asuransi Jiwa Syariah Berbasis Algoritma Fuzzy C- Means 2011 Sismadi Fuzzy C- Means FCM : 70% 2 Penentuan Jurusan Sekolah Menengah Atas Dengan Algoritma Fuzzy C- Means 2011 Bahar Fuzzy C- Mens FCM : 78,39% Manual : 56,17% 85

4 3 Penjurusan Siswa SLTA Berdasarkan Multiple Intelligence Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 2011 Ramadhani Backpropag ation Jaringan Saraf Tiruan JST Bacpropagation : 77,38% Dari hasil penelitian di atas, Sismadi [8] dari hasil penelitiannya, menunjukkan bahwa penerapan algoritma Fuzzy C-Means untuk memetakan dan memprediksi pelanggan potensial lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan cara konvensional. Dengan metode algoritma Fuzzy C-Means diperoleh tingkat keakuratan mencapai 70%. Bahar [7], dari penelitian ini dihasilkan bahwa hasil pengujian algoritma Fuzzy C-Means (FCM) dalam penentuan jurusan di Sekolah Menengah Atas pada 81 sampel data siswa yang diuji dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa Algoritma FCM memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi (yaitu ratarata 78,39%), jika dibandingkan dengan metode penentuan jurusan secara manual yang selama ini dilakukan (hanya memiliki tingkat akurasi rata-rata 56,17 %). Ramadhani [10], dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Hasil prosentase keberhasilan Sistem pendukung keputusan untuk penjurusan siswa SLTA berdasarkan multiple intelligence menggunakan jaringan syarat tiruan backpropogation adalah 77.38% data baru yang diujikan sesuai dengan kenyataan, dan 22.62% data tidak sesuai dengan kenyataan Landasan Teori Multiple Intelligences Teori kecerdasan manusia pertama kali dikembangkan oleh psikolog dari Perancis bernama Alfred Binet pada tahun 1904 dengan dibuatnya suatu alat pengukur kecerdasan manusia yang dikenal dengan IQ. Kemudian, Lewis Terman dari Universitas Stanford berusaha membakukan IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mempertimbangkan norma-norma populasi sehingga selanjutnya dikenal sebagai tes Stanford-Binet. Pada tahap selanjutnya, teori mengenai kecerdasan manusia dikembangkan oleh seorang psikolog Universitas Harvard, Howard Gardner. Ia mengemukakan bahwa sebenarnya menusia memiliki beberapa kecerdasan yang dikenal dengan istilah kecerdasan majemuk yang mendefinisikan kecerdasan sebagai berikut [3]: 1. Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah 2. Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan 3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat. Pada buku Born to be a genius, teori mengenai kecerdasan majemuk dikemukakan oleh Gardner melalui bukunya yang berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligence pada tahun Pada mulanya Gardner 86 86

5 menyatakan ada 7 jenis kecerdasan sesuai dengan perkembangan penelitian yang dilakukannya, Gardner lalu memasukkan kecerdasan ke-8, yaitu kecerdasan Naturalis [3]. Adapun 8 kecerdasan itu adalah: Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan Logika-Matematika, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Visual-Spasial, Kecerdasan Kinestetik, dan Kecerdasan Naturalis Fuzzy C-Means Fuzzy C-Means merupakan salah satu algoritma clustering. Fuzzy C- Means adalah suatu teknik pengklasteran data yang keberadaan setiap titik data dalam suatu cluster ditentukan oleh derajat keanggotaan. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Jim Bezdek pada tahun 1981 [11] Konsep Dasar Fuzzy C-Means Konsep dasar Fuzzy C-Means yaitu menentukan pusat cluster, yang akan menandai lokasi rata-rata untuk setiap cluster. Dengan cara memperbaiki pusat cluster dan derajat keanggotaan setiap titik data secara berulang, maka akan dapat dilihat bahwa pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan ini didasarkan pada minimasi fungsi objektif yang menggambarkan jarak dari titik data yang diberikan ke pusat cluster yang terbobot oleh derajat kenggotaan titik data tersebut [12] Algoritma Fuzzy C-Means (FCM) Output dari FCM bukan merupakan Fuzzy Inference System, namun merupakan deretan pusat cluster dan beberapa derajat keanggotaan untuk tiaptiap titik data. Adapun algoritma Fuzzy C-Means (FCM) [12] adalah sebagai berikut: 1. Menentukan: Matriks X yang merupakan data yang akan dicluster, berukuran k x j, dengan k adalah jumlah data yang akan dicluster dan j adalah jumlah variabel/atribut (kriteria). 2. Menentukan : a. Jumlah cluster yang akan dibentuk (n > c 2) b. Pembobot (w > 1) c. Maksimum iterasi (max n) d. Kriteria penghentian (ɛ = nilai positif yang sanga kecil) e. Menentukan fungsi objektif awal (P o ) 3. Membentuk matriks pertisi awal U (derajat kenggotaan dalam cluster) dengan ukuran k x i; matriks pertisi biasanya dibuat acak, dengan k = jumlah data yang akan di-cluster dan i= jumlah cluster. 87

6 4. Hitung pusat cluster (V) untuk tiap cluster, menggunakan rumus: Keterangan : V ij = pusat cluster pada cluster ke-i dan atribut ke-j µ ik = data partisi (pada matriks U) pada cluster ke-i dan data ke-k X kj = data (pada matriks U) pada atribut ke-j dan data ke-k W = pembobot 5. Hitung nilai objektif (P n ) dengan rumus: Keterangan: µik = data partisi (pada matriks U) pada cluster ke-i dan data ke-k Xkj = data (pada matriks U) pada atribut ke-j dan data ke-k W = pembobot Pn = nilai objektif pada iterasi ke-n 6. Perbaiki derajat keanggotaan setiap data pada setiap cluster (perbaiki matrik partisi) Dengan : Keterangan : µ ik = data partisi (pada matriks U) pada pusat cluster ke-i dan data ke-k d ik = fungsi ukuran jarak untuk jarak Euclidean pada pusat cluster ke-i dan ke-k d jk = fungsi ukuran jarak untuk jarak Euclidean pada pusat cluster ke-j dan ke-k w = pembobot x kj = data (pada matriks U) pada atribut ke-j dan data ke-k 7. Menghentikan iterasi jika pusat cluster V tidak berubah. Jika iterasi belum berhenti, kembali ke langkah 4 8. Jika iterasi berhenti, ditentukan cluster dari tiap-tiap data. Cluster dipilih berdasarkan nilai matriks partisi terbesar

7 2.3. Kerangka Pemikiran Dalam menyelesaikan penelitian, penulis membuat sebuah kerangka pemikiran yang berguna sebagai pedoman atau acuan penelitian ini sehingga penelitian dapat dilakukan secara konsisten. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap seperti terlihat pada gambar 2.1 berikut ini: Masalah Proses penjurusan berdasarkan nilai akhir akademik siswa yang belum tentu akurat Pendekatan Algoritma Fuzzy C-Means Tools Sofware MATLAB Pengujian dan Analisis uji dan analisis komparasi hasil pengklasteran dari algoritma Fuzzy C- Means dengan data penjurusan siswa SMA tahun 2012 Hasil Penjurusan siswa berdasarkan multiple intelligence dengan algoritma Fuzzy C-Means lebih akurat daripada nilai akhir akademik siswa Gambar 2.1: Skema Kerangka Pemikiran 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan adalah jenis eksperimen, yaitu melakukan pengujian tingkat akurasi algortima Fuzzy C-Means dalam pemetaan jurusan siswa SMA berdasarkan multiple intelligence yang dimiliki oleh siswa tersebut. Data eksperimen diambil dari tempat penelitian yaitu di SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo. 89

8 Metode Pengumpulan Data Angket Metode angket juga sering disebut kuesioner berarti suatu daftar pertanyaan. Angket adalah sejumlah pernyataan atau pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui [13] Sampel Data Sampel data yang digunakan adalah data nilai rata-rata angket yang sudah di isi oleh siswa SMA Nurul Jadid sebanyak 98 siswa dari 200 siswa SMA Nurul Jadid angkatan Dimana nilai raport digunakan sebagai nilai perbandingan dari hasil kalkulasi dari nilai angket. Parameter data yang digunakan dalam eksperimen berupa nilai dari masing-masing kecerdasan yang sudah di tentukan di dalam angket. Dimana masing-masing kecerdasan bisa mempengaruhi jurusan yang ada. Yaitu jurusan IPA meliputi kecerdasan logika-matematika, kecerdasan musikal, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik, dan kecerdasan naturalis; jurusan IPS meliputi kecerdasan linguistik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik; sedangkan jurusan Bahasa meliputi kecerdasan linguistik, kecerdasan musikal, kecerdasan visualspasial dan kecerdasan kinestetik. Sampel data berikutnya bisa dilihat pada tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Sampel Data Rata-Rata Nilai Angket No Urut Siswa Kecerdasan Nilai Rata-Rata Kecerdasan K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 X1 X2 X ,4 5,6 5, ,2 7,2 7, , ,8 7, ,8 7,2 6, ,2 7 6, ,8 5,6 4, ,4 5, ,4 3, ,8 6 5, ,2 6,8 6, ,8 6 5, ,2 5,4 5, ,6 7, ,8 6 5, ,8 7,6 7 90

9 ,4 5,2 5, ,6 7 5, ,6 6,6 6 Sumber: Nilai Rata-Rata Angket Siswa SMA Nurul Jadid, Tahun Metode Pengukuran Akurasi penerapan algoritma Fuzzy C-Means dalam proses penjurusan di SMA diuji dengan cara: 1. Data sampel siswa dan nilai rata-rata kecerdasannya dikelompokkan dengan algoritma Fuzzy C-Means untuk membagi siswa ke dalam bidang jurusan tertentu (Kelompok IPA, IPS dan Bahasa). 2. Hasil penjurusan dengan Fuzzy C-Means dibandingkan dengan hasil penjurusan yang telah dilaksanakan di tempat penelitian (terhadap data sampel nilai rata-rata kecerdasan yang telah dijalani oleh siswa). 3. Jika jurusan yang dipilih oleh siswa sama dengan peminatan Fuzzy C- Means, maka Fuzzy C-Means dikatakan AKURAT 4. Jika jurusan yang dipilih oleh siswa tidak sama dengan peminatan Fuzzy C- Means, maka Fuzzy C-Means dikatakan TIDAK AKURAT 5. Selanjutnya dihitung prosentase tingkat akurasi Fuzzy C-Means dengan : %akurasi = (Jumlah Data Akurat / Sampel Data)* HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dari informasi pusat klaster V yang dihasilkan Matlab pada iterasi terakhir, dapat ditentukan kelompok juruasan sebagai berikut: V = Misalkan nilai tertinggi pada rata-rata nilai kecerdasan yang dijadikan dasar untuk menentukan jurusan, maka: 1. Pada klaster pertama (baris pertama), nilai tertinggi pada kolom kedua (peminatan IPS), sehingga klaster pertama diidentifikasi sebagai kelompok peminatan IPS. 2. Pada klaster kedua (baris kedua), nilai tertinggi berada pada kolom kedua (peminatan bahasa), sehingga klaster kedua diidentifikasi sebagai kelompok Bahasa. 3. Pada klaster ketiga (baris ketiga), nilai tertinggi berada pada kolom kedua (peminatan IPA), sehingga klaster ketiga diidentifikasi sebagai kelompok IPA. Berdasarkan tabel 4.6 (kecenderungan siswa pada kelompok peminatan tertentu), berikut ini disajikan data jurusan yang telah dilakukan dan hasil klastering dengan menggunakan algoritma Fuzzy C-Means: 91

10 Tabel 4.7 Hasil Jurusan yang Dipilih dan Hasil Jurusan yang Dihasilkan oleh Fuzzy C-Means NO Siswa Nilai Rata-Rata Kecerdasan Pilihan Jurusan Hasil FCM X1 X2 X IPA IPS IPA IPA IPA IPS IPA IPA IPA IPS IPS IPS IPS IPS IPS IPS No Siswa Nilai Rata-Rata Kecerdasan Pilihan Jurusan Hasil FCM X1 X2 X BHS BHS BHS IPS BHS IPS IPS IPS IPS IPS IPA IPA IPA IPA IPS IPS IPA IPA IPS IPS IPS IPS IPA IPS 4.2. Pembahasan Penetapan hasil akurasi didasarkan pada ketentuan bahwa jika jurusan yang dipilih oleh siswa sama dengan peminatan Fuzzy C-Means, maka Fuzzy C- Means dikatakan AKURAT, sedangkan jika jurusan yang dipilih oleh siswa tidak sama dengan peminatan Fuzzy C-Means, maka Fuzzy C-Means dikatakan TIDAK AKURAT Akurasi hasil peminatan yang dilakukan oleh algoritma FCM disajikan pada tabel 4.8 berikut: 92 92

11 NO Siswa Tabel 4.8 Akurasi Hasil Peminatan Algoritma FCM Nilai Rata-Rata Kecerdasan X1 X2 X3 Pilihan Jurusan Hasil FCM HASIL IPA IPS Tidak Akurat IPA IPA Akurat IPA IPS Tidak Akurat IPA IPA Akurat IPA IPS Tidak Akurat IPS IPS Akurat IPS IPS Akurat IPS IPS Akurat BHS BHS Akurat BHS IPS Tidak Akurat BHS IPS Tidak Akurat IPS IPS Akurat IPS IPS Akurat IPA IPA Akurat IPA IPA Akurat IPS IPS Akurat IPA IPA Akurat No SIswa Nilai Rata-Rata Kecerdasan X1 X2 X3 Pilihan Jurusan Hasil FCM HASIL IPS IPS Akurat IPS IPS Akurat IPA IPS Tidak Akurat Pada tabel 4.7 hasil peminatan yang dilakukan oleh algoritma Fuzzy C- Means (FCM) dapat dijelaskan bahwa sebanyak 72 dari 98 data sampel siswa atau 73.47% tepat dalam memilih jurusan berdasarkan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa, dan 26,53% tidak tepat dalam memilih jurusan. Untuk menentukan tingkat keakurasian digunakan rumus sebagai berikut: %akurasi = (Jumlah Data Akurat / Sampel Data)*100 %akurasi = (72 / 98)*100 %akurasi = (0,73469)*100 akurasi = 73,47% Dengan demikian multiple intelligence dapat diterapkan dalam penentuan jurusan siswa dengan menggunakan FCM. 93

12 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Peminatan yang dilakukan oleh algoritma Fuzzy C-Means (FCM) dapat dijelaskan bahwa sebanyak 72 dari 98 data sampel siswa atau 73.47% tepat dalam memilih jurusan berdasarkan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa, dan 26,53% tidak tepat dalam memilih jurusan. Proses klastering dalam penelitian ini dilakukan dengan menentukan jumlah klaster yang terbentuk di awal proses sesuai dengan jumlah jurusan yang di inginkan. Dengan demikian, tidak dapat dipastikan berapa sesungguhnya jumlah klaster yang ideal yang terbentuk dari data nilai siswa yang ada, sehingga akurasi hasil pengelompokkan tidak dapat terukur Saran 1. Dalam penelitian ini proses penentuan nilai rata-rata kecerdasan yang dimiliki oleh siswa, hanya menggunakan proses manual yaitu dengan menggunakan data angket yang diisi oleh siswa yang bersangkutan. Oleh karena itu, disarankan dalam penelitian selanjutnya untuk menggunakan software untuk mengukur tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh siswa tersebut. 2. Untuk mendapatkan akurasi yang lebih baik dalam penerapan algoritma FCM untuk pemilihan jurusan SMA, dan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar, disarankan agar hasil penelitian ini dikembangkan dengan cara memodifikasi algoritma FCM yang digunakan saat ini dengan menggabungkan algoritma lain. 3. penjurusan di SMA sebaiknya ditambah beberapa lagi dari sebelumnya yang sudah kita kenal selama ini yaitu IPA, IPS, Bahasa. Jurusan baru itu antara lain jurusan olah raga dan seni, agama. Karena banyak dari siswa yang memiliki potensi di bidang tersebut

13 DAFTAR PUSTAKA [1] Arif Unwanullah, Evaluasi Program Penjurusan Siswa SMA di Kabupaten Tuban, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2008 [2] Depdiknas, Pedoman Umum Pengembangan Penilaian, Departemen Pendidikan Nasional, 2004 [3] Adi Gunawan W, Born To Be A Genius Cet: III, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005 [4] Howard Gardner, Intelligence Reframed: Multiple Intelligences Fot The 21st Century, New York: Basic Book, [5] Sandy Guswan C, S.Pd, Kecerdasan Majemuk Dan Penjurusan Di SMA/MA. [Online] [Cited: 06 23, 2013] [6] Budi Setiono dan R. Rizal Ismanto, Pembagian Kelas Kuliah Mahasiswa Menggunakan Algoritma Pengklasteran Fuzzy C-Means, Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008 Bidang Teknik Elektro di Yogyakarta, [7] Bahar, Penentuan Jurusan Sekolah Menengah Atas dengan Algoritma Fuzzy C-Means, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, [8] Sismadi, Pemetaan Pelanggan Potensial Asuransi Jiwa Syariah Berbasis Algoritma Fuzy C-Means, STIMIK Nusa Mandiri, [9] Aditya Wikandaru, Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Keputusan Penjurusan SMA Negeri 1 Kertosono Kabupaten Nganjuk, Universitas Negeri Malang, [10] Ramadhani, Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penjurusan Siswa Slta Berdasarkan Multiple Intelligence Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, [11] Kusrini, Algoritma Data Mining, Penerbit ANDI, Yogyakarta, [12] Sri Kusumadewi, Purnomo, Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan Edisi: Revisi, Graha Ilmu, Jakarta, 2010 [13] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta,

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS WULAN ANGGRAENI wulangussetiyo@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Abstract. The purpose of this study was to

Lebih terperinci

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN Fitri Wulandari, Rinto Setiawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS

KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS Nunik Mariastuti Wijilestari, Moch. Hariadi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELOMPOKKAN PRESTASI DOSEN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS

PEMODELAN PENGELOMPOKKAN PRESTASI DOSEN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS PEMODELAN PENGELOMPOKKAN PRESTASI DOSEN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS Sri Redjeki Teknik Informatika STMIK AKAKOM Jl. Raya Janti No 143 Yogyakarta e-mail: dzeky@akakom.ac.id ABSTRAK Sebuah perguruan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ALGORITMA CLUSTERING FUZZY TSUKAMOTO DENGAN FUZZY C-MEANS

ANALISIS KINERJA ALGORITMA CLUSTERING FUZZY TSUKAMOTO DENGAN FUZZY C-MEANS ANALISIS KINERJA ALGORITMA CLUSTERING FUZZY TSUKAMOTO DENGAN FUZZY C-MEANS Iin Parlina1, Prof.Herman Mawengkang2, Dr.Syahril Efendi, S.Si, M.IT3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENGELOMPOKAN PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KABUPATEN/KOTA DAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS) dengan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN :

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN : Clustering Data Status Tugas Belajar Dan Ijin Belajar Menggunakan Metode Fuzzy C-Means (Studi Kasus : Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur) Fevin Triyas Rantika 1, Indah Fitri Astuti, M.Cs

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN: Pengaruh Penerapan Strategi Genius Learning Berbasis Multiple Intelligences Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Elastisitas Di Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Surabaya Cornelia Astri Devi, Z. A. Imam

Lebih terperinci

Pemilihan Minat Topik Tugas Akhir Menggunakan Metode Fuzzy C-Means

Pemilihan Minat Topik Tugas Akhir Menggunakan Metode Fuzzy C-Means ISSN: 2089-3787 527 Pemilihan Minat Topik Tugas Akhir Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Yulia Yudihartanti, Sudiyanur Hidayatullah STMIK Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 33 Banjarbaru, 0511(4782881) e-mail: yuliaydh@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian Penerapan Data Mining dengan Menggunakan Metode Clustering K-Mean Untuk Mengukur Tingkat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Program Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa Aidina Ristyawan 1), Kusrini 2), Andi Sunyoto

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENALAN POLA UNTUK MENGEVALUASI HASIL PEMBELAJARAN DENGAN METODE FUZZY C-MEANS

IMPLEMENTASI PENGENALAN POLA UNTUK MENGEVALUASI HASIL PEMBELAJARAN DENGAN METODE FUZZY C-MEANS SYSTEMIC Vol. 02, No. 02, Desember 2016, 23-28 IMPLEMENTASI PENGENALAN POLA UNTUK MENGEVALUASI HASIL PEMBELAJARAN DENGAN METODE FUZZY C-MEANS Ilham Program Studi Sistem Informasi, Jurusan Teknologi, Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop)

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop) 157 Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop) Elly Muningsih AMIK BSI Yogyakarta E-Mail : elly.emh@bsi.ac.id Abstrak Berkembangnya

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 PERBANDINGAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) dan METODE NEAREST CLUSTER CLASSIFIER (NCC) DALAM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS BATIK TULIS Nesi Syafitri 1 ABSTRACT Various problem that are related to classification

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Moh Husni Nurmansyah, Yuniarsi Rahayu 2 Program Studi Teknik Informatika S, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA Trevi Meri Andriyani 1, Lilik Linawati 2, Adi Setiawan 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kecerdasan merupakan alat untuk belajar, menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua hal yang bisa digunakan manusia. Gardner (2003) tidak memandang kecerdasan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi fisika dalam IPA terpadu pada dasarnya merupakan salah satu pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang menganggap pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Seperti yang disebutkan dalam firman-nya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PENENTUAN JURUSAN SISWA KELAS X SMA N 2 NGAGLIK

PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PENENTUAN JURUSAN SISWA KELAS X SMA N 2 NGAGLIK Jurnal Ilmiah DASI Vol. 1 No. 1 Maret 2015, hlm 1-22 ISSN: 1411-3201 PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PENENTUAN JURUSAN SISWA KELAS X SMA N 2 NGAGLIK Bety Wulan Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan seseorang masih diartikan secara sempit oleh banyak kalangan. Kecerdasan masih dianggap sebagai tingkat intelektualitas seseorang dalam hal akademis

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN

APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN Abdul Aziz, S.Si, M.Si. Abstrak Teknik Fuzzy c-means clustering termasuk dalam salah satu keluarga clustering. Seperti teknik clustering

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kata Kunci: Data Mining, Clustering, Fuzzy C-Means

1. PENDAHULUAN. Kata Kunci: Data Mining, Clustering, Fuzzy C-Means CLUSTERING BIDANG PEKERJAAN BERDASARKAN PEMETAAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS PADA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Taufiq Ramadhan Ashari 1, Ruri Suko Basuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program studi para siswa (Ruslan,1986:13). Tujuan dari penjurusan (Ruslan, 1986:14), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. program studi para siswa (Ruslan,1986:13). Tujuan dari penjurusan (Ruslan, 1986:14), yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan pengkhususan.

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA Trevi Meri Andriyani 1, Lilik Linawati 2, Adi Setiawan 1 Mahasiswa Program Studi Matematika FSM

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Fuzzy Clustering Untuk Penentuan Jurusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK Negeri 1 Rambah )

Penerapan Algoritma Fuzzy Clustering Untuk Penentuan Jurusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK Negeri 1 Rambah ) Riau Journal Of Computer Science Vol.1/No.1/2015 : 84-91 84 Penerapan Algoritma Fuzzy Clustering Untuk Penentuan Jurusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK Negeri 1 Rambah ) Basorudin Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Dengan apakah Siswa Anda CERDAS? PENDAHULUAN Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Apakah ada yang mahir dibidang olah raga yang mampu membuat gerakan gerakan fisik

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Yohannes Teknik Informatika STMIK GI MDD Palembang, Indonesia Abstrak Klasterisasi merupakan teknik pengelompokkan data berdasarkan kemiripan data.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan bagian dari rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dianggap sulit oleh siswa (Angel et all, 2004:2). Penyebabnya adalah dikarenakan siswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keahlian dalam bidang tertentu. Kesesuaian bidang pekerjaan dengan pekerjanya

BAB 1 PENDAHULUAN. keahlian dalam bidang tertentu. Kesesuaian bidang pekerjaan dengan pekerjanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini hampir seluruh pekerjaan menuntut adanya suatu keahlian dalam bidang tertentu. Kesesuaian bidang pekerjaan dengan pekerjanya dianggap sangat

Lebih terperinci

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK Emiliya Damayanti 1, Sunardi 2, Ervin Oktavianingtyas 3 Email: rvien@ymail.com Abstract. This study

Lebih terperinci

APLIKASI PENJURUSAN SISWA SESUAI BAKAT DAN MINAT DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK. Makalah

APLIKASI PENJURUSAN SISWA SESUAI BAKAT DAN MINAT DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK. Makalah APLIKASI PENJURUSAN SISWA SESUAI BAKAT DAN MINAT DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK Makalah Program Studi Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika Diajukan Oleh : Devi Oktaviantiani Drs.

Lebih terperinci

KLASIFIKASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEKTOR INDUSTRI DENGAN METODE FUZZY C-MEANS CLUSTERING WILAYAH KOTA CILEGON

KLASIFIKASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEKTOR INDUSTRI DENGAN METODE FUZZY C-MEANS CLUSTERING WILAYAH KOTA CILEGON Seminar Nasional IENACO 213 ISSN: 2337-39 KLASIFIKASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEKTOR INDUSTRI DENGAN METODE FUZZY C-MEANS CLUSTERING WILAYAH KOTA CILEGON Ratna Ekawati 1),Nurul Yulis 2) 1) Jurusan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama indonesia memiliki beraneka ragam jenis wisata yang menarik wisatawan domestik dan wisatawan asing. Banyaknya

Lebih terperinci

CLUSTERING LULUSAN MAHASISWA MATEMATIKA FMIPA UNTAN PONTIANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS

CLUSTERING LULUSAN MAHASISWA MATEMATIKA FMIPA UNTAN PONTIANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS Buletin Ilmiah Mat. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No.1(2013), hal. 21-26 CLUSTERING LULUSAN MAHASISWA MATEMATIKA FMIPA UNTAN PONTIANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS Cary Lineker Simbolon,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecerdasan Naturalis dapat diartikan sebagai kecerdasan yang dimiliki oleh individu terhadap tumbuhan, hewan dan lingkungan alam sekitarnya. Individu yang memiliki kecerdasan

Lebih terperinci

CLUSTERING KINERJA AKADEMIS MAHASISWA MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS

CLUSTERING KINERJA AKADEMIS MAHASISWA MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS SYSTEMIC Vol. 02, No. 02, Agustus 2016, 29-34 CLUSTERING KINERJA AKADEMIS MAHASISWA MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS Nurissaidah Ulinnuha 1 Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C_MEANS DALAM PENENTUAN BEASISWA. Oleh : ARI IRAWAN

LAPORAN SKRIPSI PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C_MEANS DALAM PENENTUAN BEASISWA. Oleh : ARI IRAWAN LAPORAN SKRIPSI PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C_MEANS DALAM PENENTUAN BEASISWA Oleh : ARI IRAWAN 2010-51-221 SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA KOMPUTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : - Algoritma Naïve Bayes Classifier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : - Algoritma Naïve Bayes Classifier BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya Parameter Penulis Objek Metode Hasil

Lebih terperinci

KLUSTERING BERBASIS PROTOTIPE DENGAN METODE FUZZY C-MEANS

KLUSTERING BERBASIS PROTOTIPE DENGAN METODE FUZZY C-MEANS JURNAL LOGIC. VOL.15. NO.1 MARET 015 51 KLUSTERING BERBASIS PROTOTIPE DENGAN METODE FUZZY C-MEANS Putu Manik Prihatini Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bali Bukit Jimbaran, P.O.Box 1064 Tuban

Lebih terperinci

Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM)

Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM) Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM) Stefant Cristian, Kartina Diah Kusuma W, S.T., Dadang Syarif SS, S.Si, M.Sc. Politeknik Caltex Riau Jl. Umban Sari No. 1, Phone: 0761-53939, Fax: 0761-554224

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Clustering, dapat diambil kesimpulan

BAB V PENUTUP. Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Clustering, dapat diambil kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari serangkaian uji coba dan analisa yang telah dilakukan pada aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Buku Perpustakaan STIKOM Surabaya Menggunakan Metode Fuzzy C-Means

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM Anis Yusrotun Nadhiroh Jurusan Teknik Informatika - STT Nurul Jadid Paiton ayusrotun@gmail.com ABSTRAK Sesuai dengan peraturan

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITME C4.5 DALAM PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA NEGERI 2 SURAKARTA

PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITME C4.5 DALAM PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA NEGERI 2 SURAKARTA PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITME C4.5 DALAM PENENTUAN JURUSAN SISWA SMA NEGERI 2 SURAKARTA oleh NADYA AL FITRIANI M0111060 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Fuzzy C-Means Guna Penentuan Penjurusan Program Peserta Didik Tingkat SMA

Penerapan Algoritma Fuzzy C-Means Guna Penentuan Penjurusan Program Peserta Didik Tingkat SMA SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Penerapan Algoritma Fuzzy C-Means Guna Penentuan Penjurusan Program Peserta Did Tingkat SMA Maria Anistya Sasongko 1, Lil Linawati 2, Hanna

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN MODEL PEMILIHAN PEMINATAN JURUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C MEANS: STUDI KASUS SMA PGRI 3 JAKARTA

PEMBANGUNAN MODEL PEMILIHAN PEMINATAN JURUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C MEANS: STUDI KASUS SMA PGRI 3 JAKARTA PEMBANGUNAN MODEL PEMILIHAN PEMINATAN JURUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C MEANS: STUDI KASUS SMA PGRI 3 JAKARTA AMBAR TRI HAPSARI ambar.trihapsari@gmail.com Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD JURNAL INOVASI PENDIDIKAN Volume 1 Nomer 2, September 2017, Halaman 1-6 ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD Dian Ika Kusumaningtyas 1) dan Maharani Putri Kumalasani

Lebih terperinci

PENENTUAN PENJURUSAN SISWA SMA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC METODE MAMDANI

PENENTUAN PENJURUSAN SISWA SMA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC METODE MAMDANI JURNAL LOGIC. VOL. 15. NO. 3. NOPEMBER 2015 199 PENENTUAN PENJURUSAN SISWA SMA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC METODE MAMDANI Ni Made Karmiathi Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bali Bukit JImbaran,

Lebih terperinci

Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM)

Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM) SNTIKI III 2011 ISSN : 2085-9902 1 Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM) Stefant Cristian, Kartina Diah Kusuma W, S.T., Dadang Syarif SS, S.Si, M.Sc. Politeknik Caltex Riau Jl. Umban Sari

Lebih terperinci

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING)

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) Nur Wakhidah Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang Abstract Classification is the process of organizing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu performance dan kompetensinya dalam suatu mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran. Performance

Lebih terperinci

Dedy Setyawan, Pembelajaran Matematika Yang Mengacu Multiple Inteligences Pada Materi Statistik

Dedy Setyawan, Pembelajaran Matematika Yang Mengacu Multiple Inteligences Pada Materi Statistik Dedy Setyawan, Pembelajaran Matematika Yang Mengacu Multiple Inteligences Pada Materi Statistik PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG MENGACU MULTIPLE INTELIGENCES PADA MATERI STATISTIK DI KELAS XI IPS SMA NEGERI

Lebih terperinci

TEKNIK DATA MINING DAN DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK KEUNGGULAN BERSAING (Study Kasus Perusahaan TV Kabel )

TEKNIK DATA MINING DAN DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK KEUNGGULAN BERSAING (Study Kasus Perusahaan TV Kabel ) TEKNIK DATA MINING DAN DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK KEUNGGULAN BERSAING (Study Kasus Perusahaan TV Kabel ) Ahlihi Masruro 1) 1) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl. Ring Road Utara Condong Catur

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Nur Widia Wardani Nurul Ulfatin E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id, Universitas Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 2 PEMALANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 2 PEMALANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 2 PEMALANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DIDIK PAMBUDI A11.2009.04833 Program Studi Teknik Informatika-S1,Fakultas Ilmu Komputer,Universitas

Lebih terperinci

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD ZERO JURNAL SAINS MATEMATIKA DAN TERAPAN Volume 1 No. 1 2017 Page : 11-21 P-ISSN: 2580-569X E-ISSN: 2580-5754 DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD Ismail

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI K-MEANS CLUSTERING UNTUK PEMBAGIAN KELAS SISWA

IMPLEMENTASI K-MEANS CLUSTERING UNTUK PEMBAGIAN KELAS SISWA IMPLEMENTASI K-MEANS CLUSTERING UNTUK PEMBAGIAN KELAS SISWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Teknik Informatika OLEH : NISIA

Lebih terperinci

Melihat Pengaruh Cuaca Terhadap Penyakit Demam Berdarah Di Banjarbaru menggunakan Fuzzy C-Means

Melihat Pengaruh Cuaca Terhadap Penyakit Demam Berdarah Di Banjarbaru menggunakan Fuzzy C-Means Melihat Pengaruh Cuaca Terhadap Penyakit Demam Berdarah Di Banjarbaru menggunakan Fuzzy C-Means Muhammad Halim 1, Andi Farmadi 2, H. Irwan Budiman 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km

Lebih terperinci

PENENTUAN PEMINATAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS (STUDI KASUS SMA NEGERI 6 SEMARANG)

PENENTUAN PEMINATAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS (STUDI KASUS SMA NEGERI 6 SEMARANG) PENENTUAN PEMINATAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS (STUDI KASUS SMA NEGERI 6 SEMARANG) Rahmawan Bagus Trianto 1 1 Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang E-mail : 111201005199@mhs.dinus.ac.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY DALAM RECRUITMENT ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN METODE C-MEANS (STUDI KASUS: TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA)

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY DALAM RECRUITMENT ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN METODE C-MEANS (STUDI KASUS: TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA) IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY DALAM RECRUITMENT ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN METODE C-MEANS (STUDI KASUS: TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA) Rizkya Bina Islamiati Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek penelitian adalah pengaruh pembelajaran berbasis multiple intelligences (X) terhadap hasil

Lebih terperinci

METODE KLASIFIKASI DENGAN ALGORITMA NAÏVE BAYES UNTUK REKOMENDASI PENJURUSAN SMA TERANG BANGSA

METODE KLASIFIKASI DENGAN ALGORITMA NAÏVE BAYES UNTUK REKOMENDASI PENJURUSAN SMA TERANG BANGSA Techno.COM, Vol. 15, No. 3, Agustus 216: 195-2 METODE KLASIFIKASI DENGAN ALGORITMA NAÏVE BAYES UNTUK REKOMENDASI PENJURUSAN SMA TERANG BANGSA Andrew Yova Kencana 1, Setia Astuti 2 1,2 Jurusan Teknik Ilmu

Lebih terperinci

Ahmad Mauliyadi M, Hizir Sofyan, dan Muhammad Subianto. Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala

Ahmad Mauliyadi M, Hizir Sofyan, dan Muhammad Subianto. Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala Tersedia di www.fmipa.unsyiah.ac.id Jurnal Matematika 00 (2013) 01 05 PERBANDINGAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) DAN FUZZY GUSTAFSON-KESSEL (FGK) MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT QUICKBIRD (Studi Kasus Desa

Lebih terperinci

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN Khairul Saleh Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara Jalan Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODUL E-LEARNING SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI KECERDASAN MAJEMUK

PENGGUNAAN MODUL E-LEARNING SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI KECERDASAN MAJEMUK Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 5, No. 2, Ed. September 2017, Hal. 135-140 PENGGUNAAN MODUL E-LEARNING SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI KECERDASAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian merupakan acuan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Metodologi penelitian berisi rencana kerja yang berurutan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA PREDIKSI JURUSAN DI SMA PGRI 1 BANJARBARU

PENERAPAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA PREDIKSI JURUSAN DI SMA PGRI 1 BANJARBARU PENERAPAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA PREDIKSI JURUSAN DI SMA PGRI 1 BANJARBARU Risky Meliawati 1,Oni Soesanto 2, Dwi Kartini 3 1,3Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM 2 Prodi Matematika

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR ATEMATIKA DENGAN METODE MULTIPLE INTELLIGENCE SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 SANDEN

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR ATEMATIKA DENGAN METODE MULTIPLE INTELLIGENCE SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 SANDEN UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2 No 2, Juni 2014 MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR ATEMATIKA DENGAN METODE MULTIPLE INTELLIGENCE SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 SANDEN Luky Andon Purnomo

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DAN TEKNIK DATA MINING UNTUK PENENTUAN WILAYAH PENERIMA BANTUAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DAN TEKNIK DATA MINING UNTUK PENENTUAN WILAYAH PENERIMA BANTUAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DAN TEKNIK DATA MINING UNTUK PENENTUAN WILAYAH PENERIMA BANTUAN Ahlihi Masruro 1) 1) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga mereka

Lebih terperinci

SP Rahmah & Sriyati. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Melalui Praktikum untuk siswa SMA

SP Rahmah & Sriyati. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Melalui Praktikum untuk siswa SMA SP-009-1 Rahmah & Sriyati. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Melalui Praktikum untuk siswa SMA Penerapan Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk melalui Praktikum untuk Mengungkap Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan, kebodohan serta pencerahan pengetahuan. 3. merupakan kebutuhan yang mutlak yang harus dikembangkan dan dikelola

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan, kebodohan serta pencerahan pengetahuan. 3. merupakan kebutuhan yang mutlak yang harus dikembangkan dan dikelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan serta pencerahan pengetahuan. 3 Pendidikan juga bagian dari sistem sosial yang dapat dipahami

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JURUSAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS WEBSITE Studi Kasus: SMA Negeri 10 Purworejo

PEMBUATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JURUSAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS WEBSITE Studi Kasus: SMA Negeri 10 Purworejo PEMBUATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JURUSAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY BERBASIS WEBSITE Studi Kasus: SMA Negeri 10 Purworejo NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Melida Putri Eka Sari 11.12.6165

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi NASKAH PUBLIKASI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Scot Morton adalah orang yang pertama kali mengartikulasikan konsep Decision Support System (DSS), mendefenisikan DSS sebagai sistem berbasis komputer

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO YANG MENGIKUTI MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M.

PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO YANG MENGIKUTI MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M. Rodhi Faiz, Pengklasifikasian Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Yang Mengikuti Mata Kuliah Rangkaian Listrik Dengan Metode Fuzzy Clustering PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO YANG MENGIKUTI

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT ZERO JURNAL MATEMATIKA DAN TERAPAN Volume 1 No. 1 2017 P-ISSN: 2580-569X E-ISSN : 2580-5754 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS UNTUK CLUSTERING PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN BANTUL) Abstrak

IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS UNTUK CLUSTERING PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN BANTUL) Abstrak IMPLEMENTASI FUZZY CMEANS UNTUK CLUSTERING PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS KECAMATAN BANTUL) Femi Dwi Astuti Jurusan Teknik Informatika STMIK AKAKOM Yogyakarta femi@akakomacid Abstrak Kemiskinan merupakan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pembagian Kelas Kuliah Mahasiswa dengan Kombinasi Metode K-Means dan K-Nearest Neighbors

Perancangan Sistem Pembagian Kelas Kuliah Mahasiswa dengan Kombinasi Metode K-Means dan K-Nearest Neighbors Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Sistem Pembagian Kelas Kuliah Mahasiswa dengan Kombinasi Metode K-Means dan K-Nearest Neighbors Gede Aditra

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMINATAN SMA MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMINATAN SMA MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMINATAN SMA MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) Nurul Fartindyyah dan Subiyanto Fakultas Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang email: fartindyyah93@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA

DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA Aseptian Nugraha, Acep Irham Gufroni, Rohmat Gunawan Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGKLUSTERAN DATA IRIS MENGGUNAKAN METODE K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS

PERBANDINGAN PENGKLUSTERAN DATA IRIS MENGGUNAKAN METODE K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS PERBANDINGAN PENGKLUSTERAN DATA IRIS MENGGUNAKAN METODE K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS Fitria Febrianti 1, Moh. Hafiyusholeh 2, Ahmad Hanif Asyhar 3 Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 5, No. 1, Tahun 2015 PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS Ika Sulistyowati 1, Sri Rahayu 2, Nur Fathonah 3 (SMP Negeri 1 Driyorejo)

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Metode Mamdani untuk Rekomendasi Pemilihan Minat Grup Riset Mahasiswa

Aplikasi Fuzzy Metode Mamdani untuk Rekomendasi Pemilihan Minat Grup Riset Mahasiswa Aplikasi Fuzzy Metode Mamdani untuk Rekomendasi Pemilihan Minat Grup Riset Mahasiswa Astrie Kusuma Dewi 1), Adhistya Erna Permanasari 2), Indriana Hidayah 3) 1), 2), 3) Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA Kamil Malik Jurusan Teknik Informatika STT Nurul Jadid Paiton nomor1001@gmail.com Andi Hutami Endang Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

Kitnas Dian Purwitasari dan Feddy Setio Pribadi. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Kitnas Dian Purwitasari dan Feddy Setio Pribadi. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia 57 Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Peminatan Peserta Didik SMA menggunakan Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) dan SAW (Simple Additive Weighting) Kitnas Dian Purwitasari dan Feddy Setio Pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Absensi adalah tingkat kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tanggung jawab. Kehadiran berkenaan dengan tanggung jawab pegawai saat bekerja, pegawai yang hadir tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kecerdasan, tidak hanya satu.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kecerdasan, tidak hanya satu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu, tetapi pendidikan selalu berkonsentrasi dan berusaha untuk mengembangkan kecerdasan yang

Lebih terperinci

Sistem Pemilihan Perumahan dengan Metode Kombinasi Fuzzy C-Means Clustering dan Simple Additive Weighting

Sistem Pemilihan Perumahan dengan Metode Kombinasi Fuzzy C-Means Clustering dan Simple Additive Weighting Jurnal Sistem Bisnis 03(2011) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 153 Sistem Pemilihan Perumahan dengan Metode Kombinasi Fuzzy C-Means Clustering dan Simple Additive Weighting Tri Sandhika

Lebih terperinci

KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA (VISUAL-SPASIAL INTELLIGENCE BUILD SPACE IN UNDERSTANDING DIFFERENCES SEEN FROM MATEMATICS ABILITY)

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) kelas X (sepuluh) yang akan melanjutkan pendidikannya ke kelas selanjutnya, harus menentukan pilihan jurusan. Ini merupakan sesuatu

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Program Keahlian di SMK Syubbanul Wathon Magelang

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Program Keahlian di SMK Syubbanul Wathon Magelang Konferensi Nasional Sistem & Informatika 205 STMIK STIKOM Bali, 9 0 Oktober 205 Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Program Keahlian di SMK Syubbanul Wathon Magelang Ninik Tri Hartanti ), Kusrini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, komputer semakin banyak berperan di dalam kehidupan masyarakat. Hampir semua bidang kehidupan telah menggunakan komputer sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. 2.1 CLUSTERING Clustering adalah proses pengelompokkan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) AN ANALYSIS OF THE TUITION FEE PAYMENT SYSTEM IN UKRIDA USING ANALYTICAL

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJURUSAN PADA SMA NEGERI 1KLIRONG KEBUMEN. Naskah Publikasi

SISTEM INFORMASI PENJURUSAN PADA SMA NEGERI 1KLIRONG KEBUMEN. Naskah Publikasi SISTEM INFORMASI PENJURUSAN PADA SMA NEGERI 1KLIRONG KEBUMEN Naskah Publikasi Disusun oleh Tri Munfaikoh 07.12.2553 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 i ABSTRACT

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU PADA SMA THERESIANA WELERI KENDAL MENGGUNAKAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU PADA SMA THERESIANA WELERI KENDAL MENGGUNAKAN METODE SAW SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU PADA SMA THERESIANA WELERI KENDAL MENGGUNAKAN METODE SAW Ade Krismelan, A12.2009.03616 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Lebih terperinci

PEMILIHAN JURUSAN SISWA SMA MENGGUNAKAN METODE PENDUKUNG KEPUTUSAN FUZZY MADM

PEMILIHAN JURUSAN SISWA SMA MENGGUNAKAN METODE PENDUKUNG KEPUTUSAN FUZZY MADM A24 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 PEMILIHAN JURUSAN SISWA SMA MENGGUNAKAN METODE PENDUKUNG KEPUTUSAN FUZZY MADM Fata Nidaul Khasanah 1), Rita Wahyuni Arifin 2) 1)2) Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci