BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi Definisi Konsep Komunikasi Organisasi Goldhaber memberikan defiinisi komunikasi organisasi adalah sebagai berikut, Organizational communications is the process of creatingand exchanging messages within a network of independent relationship to cope with environmental uncertaintly. Atau dengan kata lain, komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, dan saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi pada prinsipnya tidak hanya berupa proses penyampaian dan penerimaan informasi, tetapi juga berfungsi sebagai proses membangun hubungan antara pelaku komunikasi. Wilbur Schramm menyebut sebagai the conditions of success in communication, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita ingin agar pesan yang kita sampaikan menghasilkan tanggapan 3 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2011, Hal 67 7

2 8 yang kita inginkan. Berikut 2 dari 4 poin mengenai the conditions of success in communication, yaitu: (poin 3) pesan harus dapat menumbuhkan kebutuhan pribadi komunikan sekaligus menyediakan alternatif mencari kebutuhan tersebut, (poin 4) pesan harus berkaitan dengan kebutuhan kelompok dimana komunikan berada. 4 Kualitas hubungan akan sangat di tentukan oleh tiga aspek yaitu; proses, manusia (human), dan bukan manusia (non human) serta informasi. Komunikasi CSR berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan dengan stakeholders. Komunikasi CSR juga sebagai kegiatan komunikasi dalam menciptakan dan memelihara image perusahaan, memantau, mengkaji dan tanggap terhadap sikap dan persepsi terhadap pendapat khalayak, serta menjalin hubungan baik dengan lembaga-lembaga terkait termasuk media. Pengungkapan CSR oleh perusahaan kepada pemangku kepentingannya kemudian di anggap sebagai bukti akuntabilitas kegiatan perusahaan dan dampaknya terhadap lingkungan. Ada 4 hal yang membuat pengungkapan CSR menjadi sangat penting, yaitu : a. Meningkatkan reputasi perusahaan Semakin transparan perusahaan dalam aspek-aspek yang di tuntut oleh seluruh pemangku kepentingannya, semakin tinggi pula reputasi perusahaan. b. Melayani tuntutan pemangku kepentingan 4 Muhamad Mufid, Etika Filsafat Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hal

3 9 Mereka yang hidupnya terpengaruh oleh perusahaan berhak mengetahui aspek-aspek yang bersentuhan dengan kehidupan mereka. Sedangkan mereka memengaruhi perusahaan juga sangat perlu mengetahui informasi yang benar, sehingga pengaruh mereka bisa di arahkan pada tujuan yang tepat. c. Membantu perusahaan dalam membuat keputusan Laporan kinerja yang baik tentu akan membuat indikator-indikator yang akan membantu perusahaan melihat kekuatan dan kelemahan dirinya. d. Memudahkan investor memahami kinerja perusahaan Ada kebutuhan yang semakin tinggi dari investor untuk bisa mengetahui kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Perusahaan yang mempunyai kinerja sosial dan sosial lingkungan yang tinggi memiliki kemungkinan yang lebih baik untuk terus berlanjut usahanya Public Relations Pengertian Public Relations Public Relations (PR) adalah suatu aspek yang terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. PR senantiasa berkenaan dengan kegiatan 5 Ujang Rusdianto, CSR Communications A frameworks for PR Praticioners, Graha Ilmu, Yogyakarta, 25-26

4 10 penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak. 6 PR harus dapat menjalin relasi/relationship yang baik dengan setiap stakeholder perusahaan. Dimensi relationship ini akan membantu seberapa jauh PR harus membangun prioritas relationship dengan stakeholder-nya. 7 Public Relations memiliki kemampuan memengaruhi berfungsinya keseluruhan sistem organisasi. (Laborde, 2005) 8 Public Relations berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara suatu organisasi dengan lembaga lain serta berbagai elemennya. Tujuannya adalah, supaya terjadi saling pengertian antara kedua belah pihak, dan akhirnya terciptanya citra positif serta dukungan publik terhadap keberadaan organisasi tersebut. 9 Dalam prakteknya PR berupaya membuat program yang terencana dan berkesinambungan dengan tujuan utama menciptakan dan memelihara hubungan baik antara perusahaan/organisasi kepada publiknya. 6 Frank Jefkins disempurnakan oleh Daniel Yadin, Public Relations-Edisi Kelima Frank Jefkins- Daniel Yadin, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta, Hal 2 7 Silih Agung Waesa, Jim Macnamara, Strategi Public Relations, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010, hal 44 8 Rachmat Kiryantono, Teori Public Relations Perspektif Barat dan Lokal Aplikasi Penelitian dan Praktik,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2014, hal 83 9 Elvinaro Ardianto, Public Relations Praktis-Pendekatan Praktis Menjadi Komunikator-Orator- Presenter-dan Juru Kampanye Handal, Widya Padjajaran, 2008, Hal 27

5 11 PR bertugas untuk menyampaikan apa yang di inginkan perusahaan kepada khalayak untuk dapat memiliki rasa saling pengertian, maksudnya adalah untuk memastikan bahwa publik dari perusahaan yang turut berkepentingan akan organisasi/perusahaan, mengerti dan memahami seperti apa dan bagaimana perusahaan tersebut menjalankan kegiatannya di masyarakat, dengan membangun hubungan yang baik kepada khalayaknya melalui berbagai program yang terencana dan berkesinambungan. Hal ini di upayakan juga untuk membuat citra dan reputasi perusahaan dipandang baik oleh khalayak. Kepercayaan dan dukungan moril pun pastinya di terima oleh perusahaan, oleh karena kinerja PR yang baik dan sukses dalam membuat khalayak perusahaan mengerti akan perusahaan yang di pegangnya Peran Public Relation dalam Program Komunikasi CSR Pengertian peran PR menurut Rosady Ruslan, yaitu Public Relations merupakan fungsi manajemen yang memiliki sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau orang demi kepentigan publik serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan serta peniaian yang baik dari publiknya. Public Relations mempunyai peran penting baik secara internal maupun eksternal dalam aktivitas CSR. Karena pada dasarnya Public Relations adalah publik internal dan eksternal. Publik internal meliputi manajemen perusahaan dan karyawan. Sedangkan publik eksternal, meliputi masyarakat sekitar perusahaan,

6 12 pemerintah, pers, konsumen, pesaing, agen, dan juga distributor. Kedua publik tersebut sangat memberi pengaruh yang sama besar kepada perusahaan. 10 Peran Public Relations di warnai dengan kegiatan media relations (menjalin hubungan dengan media). Public Relations bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, sikap, sifat, dan tingkah laku publik. Proses komunikasi Public Relations melalui kegiatan CSR idealnya menggunakan model komukasi dua arah yang berimbang. Model ini mampu memecahkan dan menghindari konflik dengan memperbaiki pemahaman publik untuk membangun saling pengertian dukungan dan menguntungkan bagi kedua belah pihak. 11 Hal ini bertujuan untuk membangum dan menjaga reputasi dan citra perusahaan di mata publiknya. Karena itu, dalam program CSR selalu ada aspek bagaimana menyusun pesan yang di ingin di sampaikan kepada komunitas, serta melalui media apa dan bagaimama caranya. 2.3 Corporate Social Responsibility Komunikasi dalam implementasi kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan proses komunikasi yang berkaitan dengan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Seperti di jelaskan Mette Morsing: Komunikasi CSR merupakan komunikasi yang di rancang dan di distribusikan oleh perusahaan tentang aktivitas CSR. Aktivitas CSR merupakan 10 Ujang Rusdianto, Op.cit., Ibid.89

7 13 suatu inisiatif yang di susun oleh perusahaan yang perlu di komunikasikan untuk mendapat pengertian bersama antara perusahaan dan stakeholdernya. Kebijakan komunikasi ini di tentukan oleh visi, misi, budaya, lingkungan dan profil resiko serta kondisi operasional masing-masing perusahaan. 12 Selain untuk menyebarluaskan informasi terkait inisiatif CSR pada stakeholder, mengkomunikasian program CSR juga bertujuan untuk mendapatkan citra positif, meningkatkan reputasi, mencapai diferensiasi produk, dan meningkatkan loyalitas konsumen melalui CSR. Terdapat dua motif perusahaan untuk mengkomunikasikan CSR, Menurut Jalal yakni motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik manakala CSR di pandang bersifat tulus, motif dari internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri, berkaitan dengan perasaan dari dalam yang sangat efektif, kompeten, dan menganggap perusahaan mengetahui apa yang di inginkan terhdap kondisi di masa depan. Sementara motif ekstrinsik adalah melakukan suatu kegiatan CSR yang berfokus untuk mencapai tujuan memperoleh suatu keuntungan bagi perusahaan dan pemangku kepentingan. Apapun tujuannya komunikasi CSR yang baik harus mengkomunikasikan komitmen dan membangun kesadaran, mengidentifikasi adanya resiko dan kesempatan, menuju peningkatan yang berkelanjutan, mendukung moral, 12 Ujang Rusdianto, op.cit 21

8 14 mempertajam debat dan mempengaruhi opini, melindungi atau meningkatkan merek dan reputasi serta melibatkan stakeholder dalam proses. 13 Di Indonesia peraturan mengenai kewajiban suatu perusahaan Swasta/BUMN melakukan praktek CSR di tuliskan dalam UU No.40 Tahun 2007 pasal 66 ayat 2 tentang Perseroan Terbatas, maka perusahaan yang mengelola sumber daya alam di wajibkan untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosial-nya dalam laporan tahunan. Namun laporan ini bukan merupakan awal dan akhir program komunikasi. Karena realitasnya, masih terdapat kritikan pada praktik komunikasi CSR yang di lakukan perusahaan, terutama jika perusahaan menggunakan komunikasi CSR sebagai pemoles kinerjanya yang sebenarnya biasa saja. Mengkomunikasikan CSR kepada stakeholder akan memberi manfaat kepada citra perusahaan dan idealnya, memberikan akses kepada stakeholder untuk dapat melakukan verifikasi dan memberi masukan atau kritik bagi pengembangan program ke depan. (Wilcox dan Tanaya) CSR merupakan salah satu pilar manajemen perusahaan dengan tema utama adalah berkelanjutan, seiring dengan berjalannya proses komunikasi di dalam ruang lingkup perusahaan. Komunikasi perusahaan bukan lagi satu arah dari perusahaan kepada publik, khususnya konsumen dan pemasok. Komunikasi perusahaan pada saat ini telah menjadi tempat dimana perusahaan dengan pemangku kepentingan melakukan interaksi dan saling berkomunikasi satu sama 13 Ujang Rusdianto, Op.cit, 22

9 15 lain untuk merumuskan kepentingan bersama melalui rancangan program yang menimbulkan saling ketergantungan dan menguntungkan. CSR merupakan suatu komitment, kontribusi, cara pengelolaan bisnis, dan pengambilan keputusan pada perusahaan yang didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan etis, legal, dan professional. Mengembangkan program kerja untuk CSR adalah penting jika manajer dan stakeholder yang bekerja dalam arah yang sama dan untuk membangun fondasi untuk penilaian CSR berikutnya (Pemerintah Kanada, 2006). Menurut Maignan et al (2005), program kerja dari CSR atau CSR komitmen harus menjelaskan dua elemen kunci: (1) motivasi mendukung komitmen untuk CSR dan (2) para pemangku kepentingan dan isu-isu yang diidentifikasi sebagai yang paling penting untuk organisasi. Definisi kerja untuk CSR juga harus membangun konstruktif, visi bertanggung jawab secara sosial. 14 Melalui program CSR yang di lakukan perusahaan harus dapat memberikan dampak nyata pada pemangku kepentingan dan secara khusus pada masyarakat sekitar, bahkan terhdap lingkungan hidup. Panorama CSR dalam perkembangannya di berbagai perusahaan mengembangkan kegiatan yang diasosiasikan sebagai CSR secara berbeda. Dari 14 Maon, F., Lindgreen, A., and Swaen, V. (2009), Designing and implementing corporate social responsibility: an integrative framework grounded in theory and practice, Journal of Business Ethics, Vol. 87, Suppl. 1, pp (ISSN ) Hal 16

10 16 beragam kegiatan yang di lakukan, dampak yang dirasakan lebih kepada 2 elemen yakni perusahaan dan masyarakat. Padahal implementasi CSR yang baik dan tepat, tidak hanya berdampak terhadap 2 elemen itu saja, melainkan juga harus dapat memberikan dampak yang positif bagi elemen kelestarian lingkungan hidup. Ketiga hal ini merupakan 3 elemen CSR yang saling berkaitan dan berkesinambungan, guna menciptakan dampak yang berkelanjutan. Di Indonesia, CSR telah menjadi kewajiban legal karena secara jelas di nyatakan dalam Undang-Undang (UU) nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Selain itu khusus untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga telah di keluarkan peraturan tersendiri yang mewajibkan BUMN untuk menyisihkan 2-3 % dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Dalam perkembangannya, berbagai perusahaan mengembangkan kegiatan yang asosiasikan sebagai CSR secara berbeda. Dari beragam kegiatan CSR tersebut dapat di kelompokkan berdasar dua elemen dasar yaitu manfaat pada bisnis dan manfaat pada masyarakat. Kegiatan CSR di kelompokkan ke dalam empat bagian yaitu: a. Proyek Relasi Kegiatan yang manfaat pada masyarakat dan bisnis rendah. Karena pada umumnya merupakan pemberian maupun dukungan dari perusahaan kepada kegiatan yang di usulkan oleh pihak eksternal untuk kepentingan tertentu. Dari sisi perusahaan, pemberian maupun dukungan ini di berikan dengan kepentingan untuk melakukan mitigasi resiko.

11 17 b. Advertising Merupakan kegiatan yang sejak awal di desain sebagai materi komunikasi perusahaan. Kegiatan semacam ini tidak berorientasi memberikan dampak yang berkelanjutan tetapi berorientasi untuk menciptakan berita. c. Filantropi Terdiri dari berbagai kegiatan yang di lakukan oleh perusahaan untuk mendukung berbagai isu sosial dan lingkungan pada skala lokal maupun global. Dukungan perusahaan di laksanakan dalam jangka waktu yang relatif panjang untuk memberikan dampak yang nyata pada isu yang di pilih. d. CSR Strategi Hal ini mencangkup berbagai kegiatan yang di lakukan perusahaan untuk memastikan rantai nilai (value chain) dari proses bisnis yang di lakukan memberikan dampak sosial dan lingkungan yang positif dan berkelanjutan. Bagi perusahaan CSR strategis merupakan bagian dari strategi perusahaan yang di maksudkan memberikan keunggulan kompetitif melalui integrasi proses bisnis dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan Riza Primahendra, Tanggungjawab Sosial Perusahaan dan Masa Depan Komunikasi Perusahaan-Public Relations & Corporate Social Respon, Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM), Mata Padi Pressindo, Yoyakarta, 2011, Hal 91-92

12 18 Praktik CSR sangatlah beragam dan di sesuaikan dengan jenis industri, kebijakan lingkungan, strategi bisnis, dan tingkat kesadaran pemangku kepentingan. Secara konsep, praktik CSR dikelompokkan dalam 3 generasi. Generasi pertama, praktik CSR berorientasi mencegah kerusakan atau mengurangi dampak negatif dari operasi perusahaan termasuk menghindari pelanggaran hak-hak dasar pemangku kepentingan. Perusahaan yang mengembangkan praktik generasi pertama berupaya memastikan tidak terjadi kerusakan lingkungan, tidak terjadi kecelakaan kerja, tidak terjadi pencemaran yang merugikan masyarakat sekitar, memitigasi potensi konflik internal maupun eksternal perusahaan. Generasi pertama praktik CSR merupakan tuntutan minimum kepada perusahaan dari pemangku kepentingan. Tuntutan ini sebagian terdapat dalam standar praktek bisnis, dan sebagian merupakan hasil komunikasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan kunci. Generasi kedua terdiri dari berbagai praktik CSR yang menyediakan dan memenuhi kebutuhan sehingga tercapai kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Beberapa perusahaan mengambil inisiatif untuk memberikan kondisi kerja dan kompensasi yang lebih baik kepada karyawan, lebih baik dari yang di persyaratkan oleh perundang-undangan yang berlaku. Generasi ketiga menerapkan praktek CSR yang proaktif dan berorientasi pada tanggung jawab global. Perusahaan dengan praktek CSR generasi ketiga ini mengupayakan perubahan pada arus sistem, pemikiran, dan nilai. 16 Ketiga generasi tersebut semestinya merupakan satu kesatuan yang saling 16 Riza Primahendra, op.cit, 92-95

13 19 berkesinambungan yang di jalankan melalui program CSR. Namun sangat jarang sekali di temukan praktek CSR yang melingkupi antara tiga komponen generasi ini Kendala dalam Implementasi Program Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan tentu ingin dipandang baik oleh stakeholdernya, maka untuk memenuhi keinginann tersebut maka dilakukan berbagai cara melalui penggiatan program yang dilakukan untuk memperoleh citra dan reputasi perusahaan yang baik, namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut bukanlah hal yang sederhana. Berikut adalah beberapa tantangan yang di hadapi perusahaan dalam usahanya menjadi Corporate Citizenship yang baik: 1. Isu-nya tidak statis, isu dan kebutuhan secara global setiap lapisan sosial orang berbeda-beda. 2. Prioritas itu sendiri berbeda antara public satu dengan publik yang lain. 3. Masalahnya Kompleks dan tidak mudah untuk dipecahkan 4. Mungkin sulit memuaskan harapan publik, Ada jarak persepsi terkait keterlibatan perusahaan dalam memecahkan masalah sosial Dan Lattimore, Otis Baskin, Suzette T.Heiman, Elizabeth L.Toth, Public Relations Profesi dan Praktik, Penerbit Salemba Humanika, Jakarta, 2010, hal, Hal 265

14 Konsep Implementasi CSR Dalam menjalakan aktivitas CSR terdapat konsep dan implementasi yang harus di perhatikan, agar program yang di rancangkan dalam kegiatan CSR dapat memiliki dampak yang baik terhadap lingkungan, korporat, pemerintah, maupun kepada masyarakat. Cutlip, Center & Broom menjelaskan bahwa dalam penerapan bentuk: CSR perusahaan bisnis diharuskan mempunyai tanggung jawab sosial dalam a. Menyediakan lapangan kerja dengan komitmen pada diversitas dalam perekrutan promosi karir dan gaji karyawan di semua level. b. Beroperasi untuk mendapatkan profit dan memberikan pendapatan yang masuk akal reasonable bagi shareholder-nya. c. Menyusun dan memenuhi syarat sasaran strategis dan memberikan pertumbuhan dan daya saing jangka panjang. d. Patuh atau menuruti peraturan pemerintah berkenaan dengan aturan keamanan kesehatan dan lingkungan kerja e. Menyisihkan sebagian pendapatan per-tahun untuk tujuan filantropi (amal). f. Mempertahankan standar operasi yang sama di setiap negara dimana perusahaan menjalankan bisnisnya. g. Berpartisipasi dalam proses kebijakan publik yang mempengaruhi perusahaan industrinya dan stakeholder lain yang merupakan bagian dari kepentingan publik.

15 21 Kerangka konsep penerapan CSR ini membuat aktivitas korporasi menjalankan tanggung jawabnya baik kepada eksternal maupun internal perusahaan serta shareholder secara seimbang. Dalam aktivitasnya, perusahaan mematuhi peraturan pemerintah. Dengan demikian implementasi tidak hanya banyak berdampak bagi pihak korporasi saja, tetapi pemerintah juga terbantu oleh adanya aktivitas CSR yang menggunakan konsep penerapan seperti ini. 18 Pendekatan Terhadap Penerapan CSR: Voluntary Vs Mandatory/Gerakan CSR di negara-negara maju, terutama Amerika Serikat memang lebih banyak didorong oleh kesadaran secara sukarela (voluntary driven) menurut penjabaran Kotler & Nance. Kotler menitikberatkan pada elemen kunci discretionary, artinya bahwa korporasi melakukan aktivitas CSR bukan karena dimandatkan oleh UU atau bahkan oleh dasar moral atau etik, tetapi lebih merupakan komitmen sukarela yang dilakukan oleh korporasi dalam memilih dan mengimplementasikan praktikpraktik CSR. Hukum atau regulasi sangat penting untuk menciptakan standar minimum yang harus dipenuhi oleh korporasi berkaitan dengan pelaksanaan CSR. Fungsi kebijakan CSR oleh korporasi adalah sebagai suplemen terhadap regulasi yang ada, sehingga korporasi seharusnya menerapkan prinsip-prinsip yang lebih tinggi dari apa yang diatur oleh regulasi. Dengan adanya regulasi di bidang CSR akan memberikan level playing field yang sama kepada semua korporasi, sehingga 18 Diah Wardhani, Penerapan CSR di Indonesia-Public Relations & Social Responsibility, Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM), Mata Padi Pressindo, Yogyakarta, 2011, hal

16 22 semua korporasi dapat bersaing secara wajar dan beriktikad baik dalam pengimplementasian CSR. Kartasasmita menjabarkan mengenai praktek upaya CSR dapat ditelaah dan dilakukan dengan mengacu pada tiga sisi yaitu: a. Enabling Adalah menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. b. Empowering Adalah memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program umum yang berlaku untuk semua, tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini. c. Protecting

17 23 Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Ketiga kerangka pemikiran tersebut harus ditambah dengan konsep sustainability dan integrated development. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, salah satu aspek mendasar dari CSR adalah sustainability atau berkelanjutan. Dimana setiap program dan kegiatan CSR tidak hanya dilaksanakan untuk jangka waktu pendek, melainkan dapat diterapkan dalam kurun waktu tertentu dengan membuat serangkaian kegiatan, dengan memperhatikan faktor-faktor lain seperti lingkungan, sosial, dan religi. Sebagai contoh setelah masyarakat mendapatkan bantuan modal usaha, perusahaan membuat pelatihan bagi pengusaha kecil dan mikro dan diajarkan cara untuk menjaga kelestarian lingkungan. Setelah usaha cukup maju masyarakat juga diajarkan bagaimana caranya untuk mengembangkan usaha tersebut, sehingga sumber daya lokal dapat terserap. Dengan pola pembangunan yang berkelanjutan dan terintegrasi diharapkan dapat memberikan alternatif terobosan baru untuk memberdayakan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan.

18 24 Dampak dari CSR terhadap nilai perusahaan tergantung pada kemampuan CSR untuk mempengaruhi para pemangku kepentingan di perusahaan. Barnett (2007) Implementasi CSR Lingkungan Hidup Implementasi mengacu pada keputusan sehari-hari, proses, praktek dan kegiatan yang memastikan perusahaan memenuhi semangat dan surat komitmen CSR dan dengan demikian melaksanakan strategi CSR-nya. Jika komitmen CSR bisa disebut "berbicara apa yang dibicarakan," maka pelaksanaannya "menjalankan yang dijalankan. 20 Perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosial harus memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal yaitu laba (profit), masyarakat (people), serta lingkungan (planet). Perusahaan harus memiliki tingkat profitabilitas (profit), yang memadai, sebab laba merupakan pondasi bagi perusahaan untuk dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya. Perhatian terhadap masyarakat (people), dapat dilakukan dengan cara perusahaan melakukan aktivitas-aktivitas serta membuat kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan, 19 Henri Servaes, Ane Tamayo, The Impact of Corporate Social Responsibility on Firm Value: The Role of Customer Awareness Vol. 59, No., pp ISSN (print) SSN (online), MANAGEMENT SCIENCE-London Business School, London, 5 Mei 2013, Pages 1 20 Paul Hohnen, Author: Jason Potts, Corporate Social Responsibility: An Implementation Guide for Business, International Institute for Sustainable Development, Winnipeg-Manitoba-Canada, 2007 Pages 57

19 25 kualitas hidup dan kompetensi masyarakat diberbagai bidang. Dengan memperhatikan lingkungan (planet), perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas hidup manusia dan ekosistem dalam jangka panjang. Perusahaan, pemilik perusahaan dan pemegang saham lainnya bergantung pada masyrakat dimana perusahaan beroperasi. Oleh sebab itu, maka perusahaan perlu membuat serangkaian program kegiatan sebagai upaya untuk dapat memperoleh simpati dan pengakuan terhadap citra dan reputasi perusahaan yang dipandang baik oleh masyarakat. Sosial dan lingkungan memiliki pengaruh penting dalam kehidupan masyarakat, ditambahkannya telah diaturnya dalam bentuk Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, membuktikan bahwa lingkungan harus di jaga kelestraiannya agar kehidupan dapat berjalan terus. 21 Sehingga perusahaan wajib menaati peraturan yang telah dibuat dengan upaya mengimplementasikan program kegiatan tanggung jawab sosial yang memberikan dampak yang baik terhadap masyarakat maupun bagi lingkungan hidup. Maka menjadi kajian yang menarik bagaimana penerapan tanggung jawab sosial perusahaan. 21 Cahyono, Andi Rafiul Priyo, Tanggung-Jawab Perusahaan Terhadap Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Bidang Sosial Dan Lingkungan. (Studi pada PT. PG Rajawali I Unit PG Krebet Baru, Bululawang, Malang.). Journal University of Muhammadiyah Malang, 2015.

20 26 Dalam konteks global, istilah Corporate Social Responsibility (CSR) mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas the World Commission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report (1987), The Brundtland Report and the concept of sustainability can be seen as an attempt to create awareness of the disturbing relations between human society and the natural environment, focusing on institutional, economic, ecological and social aspects. Konsep keberlanjutan dapat dilihat sebagai upaya untuk menciptakan kesadaran dari hubungan antara masyarakat manusia dan lingkungan alam, berfokus pada aspek kelembagaan, ekonomi, ekologi dan sosial. 22 Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari profit, planet dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit), melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). (Initiative). 22 Brundtland Report: (Terakhir di baharui 31 Oktober 2016) Our Common Future - oleh kebanyakan orang dikenal sebagai Laporan Brundtland - diterbitkan pada tahun 1987 dan merupakan hasil dari kerja oleh World Commission on Environment and Development (Komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan). Laporan ini ditata dengankonsep keberlanjutan sebagai mengandung aspek lingkungan, ekonomi dan sosial.[online] Di akses pada 6 Maret 2017, Dari:

21 27 Dalam perkembangan selanjutnya ketiga konsep ini menjadi patokan bagi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial yang kita kenal dengan konsep CSR. CSR merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan komunitas luas. Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, perusahaan, dan komunitas masyarakat setempat yang bersifat aktif dan dinamis. 23 Terdapat dua jenis konsep CSR, yaitu dalam pengertian luas dan dalam pengertian sempit. CSR dalam pengertian luas, berkaitan erat dengan tujuan mencapai kegiatan ekonomi berkelanjutan (sustainable economic activity). Keberlanjutan kegiatan ekonomi bukan hanya terkait soal tanggung jawab sosial tetapi juga menyangkut akuntabilitas (accountability) perusahaan terhadap masyarakat dan bangsa serta dunia internasional. CSR dalam pengertian sempit dapat dipahami dari beberapa peraturan dan pendapat ahli berikut: Menurut Widjaja & Yeremia: CSR merupakan bentuk kerjasama antara perusahaan (tidak hanya perseroan terbatas) dengan segala hal stakeholder yang secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan perusahaan untuk tetap menjamin keberadaan dan kelangsungan hidup usaha (sustainability) perusahaan tersebut. Pengertian tersebut sama dengan tanggung jawab sosial dan 23 T. Romi Marnelly, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR): Tinjauan Teori dan Praktek di Indonesia

22 28 lingkungan, yaitu merupakan komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Menurut UUPT 2007 pengertian CSR dalam pasal 1 angka 3 menyebutkan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. UUPT 2007 mencoba memisahkan antara tanggung jawab sosial dengan tanggung jawab lingkungan, yang mengarah pada CSR sebagai sebuah komitmen perusahaan terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan Program Pemberdayan Pemulung Berawal dari kepedulian AQUA Grup terhadap persoalan pengelolaan sampah, pada 2010 Program Pemberdayaan Pemulung (Pemulung Empowerment Program PEP) mulai dijalankan. Program ini difokuskan pada pemulung, karena walau posisinya berada di rantai terbawah industri daur ulang, secara bersamaan mereka berperan penting dalam perkembangan industri daur ulang di Indonesia dan berkontribusi pada pengelolaan sampah kemasan industri AMDK. 24 Indonesia T. Romi Marnelly, Corporate Social Responsibility (CSR): Tinjauan Teori dan Praktek di Corporate Social Responsibility (CSR): Tinjauan Teori dan Praktek di Indonesia T.Romi Marnelly

23 29 AQUA Grup melalui PT.Tirta Investama memberdayakan para pemulung, memperbaiki kesejahteraan mereka, sekaligus mengurangi dampak lingkungan yang disebabkan sampah kemasan. Pada pemulung yang bermitra dan telah bergabung dengan PEP. Program ini berupaya untuk mensejahterakan kehidupan komunitas Pemulung melalui program CSR dan mengurangi dampak terhadap lingkungan akibat laju peningkatan produksi yang dilakukan dan direncanakan ini diiringi dengan peningkatan konsumsi energi dan dampak lingkungan yang semakin besar. Hal ini yang menjadi perhatian dan tantangan bagi AQUA Group dan oleh karena itu, AQUA Group berinisiatif dan berinovasi untuk selalu mengelola dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses industri. AQUA Group memiliki kebijakan lingkungan Water Ground Policy yang menjadi pedoman dalam mengelola lingkungan. Salah satu dari kebijakan ini adalah ketaatan pada peraturan yang mengatur mengenai lingkungan yang berlaku. AQUA mengembangkan Program Pemberdayaan Pemulung (Pemulung Empowerment Program-PEP) pada tahun 2009, karena pemulung memiliki peran penting dalam industri ini. Oleh karena itu, melalui PEP, AQUA Group bertujuan untuk memberdayakan para pemulung, memperbaiki kesejahteraan mereka dan sekaligus mengurangi dampak lingkungan dari sampah kemasan. PEP telah memperoleh penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada 5 Maret 2016, yang menyerahkan

24 30 Penghargaan Inisiatif Produsen dalam Pengurangan Sampah kepada AQUA Grup atas usaha produsen Air Minuman Dalam Kemasan (AMDK) ini dalam mengurangi sampah kemasannya. Penghargaan ini diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup, Dr.Ir.Siti Nurbaya Bakar dan disaksikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, H. Muhammad Jusuf Kalla kepada VP. Corporate Secretary PT. Tirta Investama (AQUA Grup), Leila Djafaar di Celebes Convention Center, kota Makasar, Sulawesi Selatan. AQUA Grup juga mengembangkan Recycling Business Unit (RBU) yang terletak di Tangerang Selatan. RBU ini merupakan model sosial bisnis daur ulang kemasan plastik dimana para pegawainya bekerja mengelola botol kemasan menjadi cacahan yang kemudian menjadi bahan baku untuk barang kreatif seperti kaos dan produk plastik lainnya. 25 AQUA Lestari merupakan payung dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berkelanjutan. AQUA memberikan program pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di daerah operasional industri dari wilayah hulu dengan pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi, kemudian pengembangan ekonomi dan derajat kesehatan masyarakat, serta pengembangan sisi hilir seperti edukasi dalam pengelolaan sampah. Juga diimbangi dengan 25 AQUA Terima Penghargaan Inisiatif Produsen dalam Pengurangan Sampah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 8 Maret AQUA [online]. Diakses pada tanggal 1 september 2016 dari

25 31 berbagai program sosial berkelanjutan lainnya. Semua inisiatif tersebut dilakukan dan dikembangkan untuk memastikan ketersediaan kuantitas dan kualitas air yang turut berkontribusi bagi pengembangan kualitas hidup pemangku kepentingannya Manfaat CSR Manfaat CSR sangat banyak, melakukan program CSR dapat membuat perusahaan di pandang baik oleh publiknya. Juga dari hasil kegiatan yang di lakukan, jika di lakukan dengan prima dan mempertimbangkan konsep serta aspek yang penting dalam pengelolaan programnya dapat memberi dampak positif kepada stakeholder-nya, sehingga stakeholder memiliki kepercayaan dan rasa suka terhadap produk dan juga terhadap perusahaan. Dampak lainnya produk dan shareholder merasakan peningkatan keuntungan. Perusahaan merasakan brand produknya menguat seiring dengan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi, sehingga dapat mengurangi biaya operasional untuk melakukan aksi untuk promosi yang mengeluarkan biaya yang lumayan besar. Hal ini juga berdampak pada peningkatkan penjualan dan keuntungan pasar. Selain itu manfaat melakukan CSR juga dapat membuat reputasi perusahaan dipandang baik, serta publik memiliki kepercayaan terhadap perusahaan dan produk yang di hasilkan. Membangun loyalitas konsumen 26 Komitmen Terhadap Sumber Daya Lingkungan dan Air, Aqua Raih Penghargaan (Rabu, 21 Agustus 2013). Suara Pembaruan [online]. Diakses pada tanggal 08 september 2016 dari

26 32 berdasarkan nilai-nilai etika yang di terapkan masing-masing perusahaan yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk diferesiasi/yang membedakan dan menjadi suatu ciri khas merek berdasarkan nilai-nilai yang di anut. 27 Manfaat CSR lainnya dari literatur implementasi CSR dan mengidentifikasi alasan mengapa perusahaan terlibat dalam praktik CSR ini termasuk untuk: a. Meningkatkan citra organisasi di mata publik. b. Memenuhi kebutuhan atau tekanan dari pemangku kepentingan eksternal kunci. c. Keselarasan dengan industri atau masyarakat harapan. d. Melindungi diri dari ancaman hukum. e. Menyediakansumber motivasi bagi karyawan. f. Mencapai keunggulan pemasaran atau langsung lainnya. 28 Kotler & Lee menjelasakan bahwa manfaat penerapan CSR diakui pada tahap tahap awal membuat perusahaan terlihat baik, kemudian terhadap tahap berikutnya membuat para stakeholder merasakan baik nyata (feel good) dan tahap selanjutnya perusahaan merasakan brand produknya menguat demikian pula dengan kepercayaan masyarakat makin tinggi. 27 Diah Wardhani Op.cit., Jurnal, John Milliman, Corporate Strategic Model Social Responsibility, University of Colorado di Colorado Springs Jeffery Ferguson, University of Colorado di Colorado Springs Ken Sylvester, University of Colorado di Colorado Springs.

27 33 Berdasarkan hasil riset dan pengalaman beberapa perusahaan menurut Kotler & Lee terdapat beberapa keuntungan dari diimplementasikannya CSR yakni: a. Increased sales and market share (Peningkatan penjualan dan pangsa pasar). b. Strengthenened brand positioning (Memiliki merek yang kuat). c. Enchanced corporate image and cloud. (Mempengaruhi citra perusahaan). d. Increased ability to attract, motivate, and retain employees (Peningkatan kemampuan untuk menarik, memotivasi, dan mempertahankan karyawan) e. Decreases operating cost (mengurangi biaya operasi). f. Increased appeal to investors and financial analysts (Peningkatan daya tarik bagi investor dan analis keuangan ) Diah Wardhani Op.cit,

BAB I PENDAHULUAN. belum mengerti manfaat yang di dapat dari menajani program CSR.

BAB I PENDAHULUAN. belum mengerti manfaat yang di dapat dari menajani program CSR. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggung jawab sosial dan lingkungan atau yang biasa di kenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konseptualisasi CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satu terobosan besar perkembangan gema tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang terkenal

Lebih terperinci

Etika & Tanggung Jawab Sosial

Etika & Tanggung Jawab Sosial Manajemen Bisnis Internasional Etika & Tanggung Jawab Sosial Adhiatma Nanda Wardhana Irfan Dwi Nurfianto Etika itu apa ya? Studi atas proses pembelajaran yang melibatkan pemahaman moralitas, sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak sekali perusahaan yang terus berlomba melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendapatkan perhatian stakeholdersnya. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan jangka panjang. Tujuan sosial lebih mengarah ke tujuan sebuah perusahaan dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signal Theory Teori sinyal atau signal theory menjelaskan mengenai bagaimana manajemen mampu memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Bentuk Khusus Media Komunikasi Pemasaran Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Marketing Public Relation

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan dewasa ini telah banyak dirasakan dampak paham ekonomi kapitalis. Banyak perusahaan yang dalam kegiatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi isu yang semakin relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik perorangan yang menjalankan perusahaan maupun badan-badan usaha, baik yang mempunyai kedudukan sebagai badan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin masih kurang populer di kalangan pelaku bisnis di Indonesia. Namun, tidak berlaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan. Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input) seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input) seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input) seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha tidak hanya memperhatikan informasi laporan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting lainnya yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan harmonisasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan LAMPIRAN 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan 25 26 27 28 PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Peningkatan Kesadaran Hukum Pelaku Usaha Kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi adalah sesuatu hal yang pasti. Perkembangan teknologi semakin lama semakin berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era globalisasi yang semakin berkembang pesat maka persaingan yang terjadi di dalam dunia telekomunikasi juga semakin meningkat. Hal ini membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Negara tersebut. Salah satu dampak positif dari pekembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal Tahun 2016 telah berlaku ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

Lebih terperinci

Etika Profesi Public Relations

Etika Profesi Public Relations Modul ke: Etika Profesi Public Relations KESALAHAN ETIKA Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S, M.IKom Program Studi Public Relations Kesalahan Etika Modul 5 Syerli Haryati, SS. M.Ikom 0812-966 2614 Email:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perekonomian dan masyarkat luas, sehingga suatu perusahaan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, perusahaan atau business merupakan suatu organisasi atau lembaga dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan adalah dengan meningkatkan nilai perusahaannya untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada tahun 1953. Setelah itu,csr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena perhatian kepada lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini mempunyai berbagai macam kegiatan untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan perusahaan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan informasi oleh perusahaan merupakan hal yang penting khususnya bagi para investor. Pengungkapan informasi tersebut disajikan perusahaan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Jama an (2008), mengungkapkan Signalling Theory menjelaskan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah untuk menghasilkan laba dan pertumbuhan usaha. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, perusahaan dituntut untuk memerhatikan dua aspek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Sinyal Pengungkapan sustainability report bertujuan untuk menyediakan informasi tambahan mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan, terutama di Indonesia saat ini masih fokus untuk mengungkapkan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu atau lebih unit-unit usaha yang disebut pabrik. Perusahaan merupakan suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja digunakan perusahaan sebagai alat pantau dari suatu rencana. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja organisasi untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori II.1.1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi ekonomi yang berubah pesat, memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi ekonomi yang berubah pesat, memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kondisi ekonomi yang berubah pesat, memberikan pengaruh yang besar terhadap dunia usaha. Agar perusahaan dapat lebih bersaing, maka harus lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan keuntungan atau laba. Hal ini dikarenakan karena laba merupakan syarat perusahaan dapat terus hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini semua orang pasti mengetahui bagaimana parahnya pencemaran yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam

Lebih terperinci

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaanya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk

Lebih terperinci

Opini Anggota UKM Mengenai Aktivitas Corporate Social Responsibility Pembinaan UKM PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur

Opini Anggota UKM Mengenai Aktivitas Corporate Social Responsibility Pembinaan UKM PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Opini Anggota UKM Mengenai Aktivitas Corporate Social Responsibility Pembinaan UKM PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara mempunyai tanggung jawab dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara mempunyai tanggung jawab dalam perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Setiap warga negara mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berjalannya kegiatan usaha dari perusahaan di suatu negara akan melibatkan pihak-pihak atau lingkungan sekitarnya sebagai penunjang bergeraknya kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dikendalikan oleh sistem yang dinamis dalam melakukan kegiatan operasionalnya untuk mempertahankan keberadaan dan menjalankan fungsinya. Selain mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), belakangan ini patut untuk dirayakan. Corporate Social Responsibility (CSR) memang sedang menjadi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 191 BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 6.1. KESIMPULAN ATAS MASALAH PENELITIAN Kontribusi utama dalam penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa CSR bukan hanya sebagai bentuk tanggung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Signaling Theory Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan pada masa kini mengalami pergeseran paradigma. Perusahaan tidak satu-satunya mempunyai tujuan utama dalam menghasilkan laba, namun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnis tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki keanekaragaman dalam hal adat istiadat, bahasa, kepercayaan, norma, dan nilai budaya lainnya. Tidak hanya dalam hal budaya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Humas Humas adalah sekelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama terhadap perusahaan (organisasi), saling memahami signifikansi masing-masing dan membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya tujuan suatu perusahaan berdiri adalah untuk memperoleh laba (profit) yang sebesar-besarnya. Beberapa indikator keberhasilan perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah wacana yang menjadikan perusahaan tidak hanya berkewajiban atau beroperasi untuk pemegang saham (shareholders)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan pasar, perusahaan harus secara serius dan terbuka memperhatikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini membahas tentang tingkat pengetahuan pelajar SMP-SMA Surabaya mengenai pendidikan lingkungan melalui program Corporate Social Responsibility

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini, kebutuhan informasi dan teknologi semakin meningkat sejalan dengan persaingan semakin ketat pada setiap sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya transportasi darat, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) masih senantiasa bertahan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat. Bisnis investasi akan menjadi semakin kompleks dan diikuti dengan tingkat persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sebuah perusahaan selalu berhubungan dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sebuah perusahaan selalu berhubungan dengan masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan sebuah perusahaan selalu berhubungan dengan masyarakat, terutama yang berada disekitar lingkungan perusahaan. Seiring dengan semakin besar dan luasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability) hanya akan terjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan bisnis semakin berkembang dari tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan teknologi dunia yang semakin canggih. Salah satu kegiatan bisnis yang terus berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tanggung jawab bukan hanya kepada pemegang saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga kepada lingkungan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Hubungan Masyarakat atau Public Relations saat ini sangat populer di Indonesia, banyaknya jumlah perusahaan swasta maupun instansi pemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat banyaknya perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan tidak hanya bertujuan untuk memaksimalkan laba yang diperoleh. Namun dalam menjalankan perusahaannya diperlukan sebuah tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikontrol dan diupayakan cara yang tepat untuk mengatasinya.

BAB I PENDAHULUAN. dikontrol dan diupayakan cara yang tepat untuk mengatasinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, kesadaran suatu perusahaan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial sudah semakin membaik. Keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibilty atau lebih dikenal dengan CSR adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibilty atau lebih dikenal dengan CSR adalah bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Corporate Social Responsibilty atau lebih dikenal dengan CSR adalah bentuk tanggung jawab perusahaan kepada lingkungan dan kemanusian sehingga perusahaan

Lebih terperinci

Produksi Media PR Cetak

Produksi Media PR Cetak Produksi Media PR Cetak Modul ke: 07Fakultas FIKOM Humas dan Audiens Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah satu fungsi manajemen yang bertugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal sebagai Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal sebagai Corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) dalam zaman sekarang ini sudah menjadi fenomena global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang paling signifikan perubahannya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkelanjutan (suistainable development) maksudnya adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang berkelanjutan (suistainable development) maksudnya adalah suatu upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini tidak cukup bagi perusahaan hanya memfokuskan diri pada pertumbuhan ekonomi semata, akan tetapi dibutuhkan juga suatu pembangunan yang berkelanjutan (suistainable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaporan merupakan komponen penting dalam setiap kegiatan, baik sebagai media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring bagi perusahaan terbuka.

Lebih terperinci