BAB I PENDAHULUAN. dapat timbul disebabkan oleh faktor- faktor penyebab, baik faktor intern
|
|
- Yuliani Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejahatan merupakan suatu gejala sosial yang berada di dalam suatu masyarakat yang dapat dilihat dari berbagai aspek yang berbeda. Kejahatan dapat timbul disebabkan oleh faktor- faktor penyebab, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Masing- masing kejahatan memiliki faktor penyebab yang berbeda- beda, oleh karena itu cara penanggulangannya akan berbeda pula. Cara penanggulangan suatu kejahatan harus disesuaikan dengan faktor pendorong kejahatan itu timbul sehingga suatu kejahatan dapat ditanggulangi. Ilmu yang mempelajari mengenai kejahatan yang timbul di masyarakat adalah kriminologi, melalui ilmu ini dapat dipelajari mengenai faktor- faktor penyebab kejahatan sehingga nantinya akan diketahui cara penanggulangan yang terbaik terhadap kejahatan yang terjadi di masyarakat. Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas- luasnya. 1 Ilmu pengetahuan tentang kejahatan sangat diperlukan guna mengetahui bagaimana suatu kejahatan itu dapat terjadi dan juga dapat mengetahui mengenai bagaimana kejahatan tersebut dapat ditanggulangi. Kriminologi pada prinsipnya mempelajari pola kejahatan tertentu sehingga nantinya dapat diketahui mengenai cara penanggulangan 1 Mr. W.A.Bonger diterjemahkan oleh R.A.Koesnoen, 1982, Pengantar Tentang kriminologi, Pembangunan, Jakarta, hlm. 21.
2 2 yang tepat dan dapat meminimalisasi serta mencegah terjadinya suatu kejahatan di masyarakat. Kejahatan adalah perbuatan manusia yang dapat dipidana oleh hukum pidana. Kejahatan bukan semata- mata merupakan batasan undang- undang, artinya ada perbuatan- perbuatan tertentu yang oleh masyarakat dipandang sebagai jahat, tetapi undang- undang tidak menyatakan sebagai kejahatan (tidak dinyatakan sebagai tindak pidana), begitu pula sebaliknya. 2 Dilihat dari segi sosiologis, kejahatan merupakan suatu gejala sosial yang dapat dirasakan oleh masyarakat, tidak boleh dibiarkan, berarti masyarakat tidak menghendaki adanya perbuatan tersebut. dilihat dari segi hukum, adanya sarana untuk tidak membiarkan kejahatan dalam masyarakat dengan menuangkannya dalam norma hukum pidana yang disertai ancamanancaman hukuman bila perbuatan itu dilakukan. 3 Kejahatan yang dilakukan oleh anak umumnya disebut dengan kenakalan anak atau juvenile delinquency, yang berasal dari juvenile artinya muda, anakanak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat- sifat khas pada periode remaja; sedangkan delinquency artinya berperilaku menyimpang, terabaikan/ mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, a- sosial, kriminal, pelanggaran aturan, pembuat ribut, pengacau, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana, dursila, dan lain- lain I.S. Susanto, 2011, Kriminologi, Genta Publishing, Yogyakarta, hlm. 25. Soedjono Dirdjosisworo, 1977, Pengantar Tentang Amalan Ilmu Jiwa Dalam Studi Kejahatan, Karya Nusantara, Bandung, hlm. 18. Nashriana, 2011, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 25.
3 3 Salah satu kenakalan anak yang sering timbul di masyarakat akhir- akhir ini adalah adanya tawuran antar pelajar. Tawuran pelajar merupakan perselisihan yang terjadi antar siswa dan umumnya terjadi antar sekolah. Tawuran pelajar umumnya perkelahian secara fisik antar pelajar sekolah. Pelajar sekolah menengah atas pada umunya berumur 16 (enam belas) hingga 18 (delapan belas) tahun. Hal ini termasuk dalam fase ketiga proses pertumbuhan dan perkembangan anak yang digolongkan berdasarkan pada paralelitas perkembangan jasmani anak dengan perkembangan jiwa anak. Fase ketiga ini dimulai pada usia 14 sampai 21 tahun, yang dinamakan masa remaja, dalam arti sebenarnya yaitu fase pubertas dan adolescent, di mana terdapat masa penghubung dan masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa. fase ketiga ini terjadi perubahan- perubahan besar. Perubahan besar yang dialami anak membawa pengaruh pada sikap dan tindakan ke arah yang lebih agresif sehingga pada periode ini banyak anak- anak dalam bertindak dapat digolongkan ke dalam tindakan yang menunjukan ke arah gejala kenakalan anak. 5 Seperti dikemukakan diatas, pelajar sekolah menengah atas termasuk dalam kategori masa remaja, sedangkan berdasarkan Undang- Undang no. 35 Tahun 2014 pasal 1 ayat (1) anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa masa remaja termasuk dalam kategori anak. 5 Wagiati Soetodjo, 2006, Hukum Pidana Anak, Refika Aditama, Bandung, hlm. 8.
4 4 Tawuran antar pelajar sekolah menengah atas yang terjadi sangat memprihatinkan karena memberikan dampak yang negatif baik bagi pelaku sendiri maupun bagi korban. Contoh dampak yang ditimbulkan dari adanya tawuran antar pelajar di Yogyakarta adalah kematian salah satu pelajar dalam aksi tawuran antara SMA Bopkri II dengan SMA Gama Yogyakarta pada tahun Hal ini terjadi akibat bacokan di dada kiri dengan senjata tajam yaitu celurit yang dilakukan oleh siswa SMA Bopkri II kepada siswa SMA Gama Yogyakarta. 6 Tawuran antar pelajar semakin lama sangat memprihatinkan, karena dampak yang diciptakan dari tawuran antar pelajar yaitu anak sebagai pelaku dan anak sebagai korban, mengingat anak adalah sebagai penerus bangsa yang akan meneruskan pembangunan bangsa ini. Ketika anak sebagai penerus bangsa telah hancur maka dapat dipastikan bangsa tersebut juga akan mengikutinya. Dampak dari adanya tawuran antar pelajar hanya akan menimbulkan dampak negatif saja, sehingga tawuran antar pelajar bukan merupakan hal yang positif dan harus segera ditanggulangi agar tawuran antar pelajar dapat di minimalisasi dan diharapkan tawuran antar pelajar tidak akan terjadi kembali. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mengkaji mengenai tawuran pelajar yang sering terjadi agar nantinya tawuran pelajar dapat dihentikan. 6 Prabowo, Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Satu Orang Tewas, diakses pada tanggal 2 Februari 2015 pukul WIB.
5 5 Penanggulangan tawuran pelajar yang melibatkan anak tentu berbeda dengan penanggulangan kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa, mengingat anak tidak sama dengan orang dewasa. Anak memiliki sistem penilaian kanak- kanak yang menampilkan martabat anak sendiri dan kriteria norma sendiri, sebab sejak lahir anak sudah menampakan ciri- ciri dan tingkah laku karakteristik yang mandiri, memiliki kepribadian yang khas dan unik. 7 Adanya perbedaan antara anak dan orang dewasa menyebabkan cara penanggulangan yang berbeda pula dengan orang dewasa. Penanggulangan tawuran antar pelajar dapat dilakukan dengan cara pengkajian, sehingga nantinya dapat diketahui faktor- faktor terkait timbulnya suatu tawuran antar pelajar di masyarakat serta dapat diketahui cara penanggulangan yang terbaik untuk meminimalisasi atau menghilangkan tawuran pelajar yang terjadi tanpa mengurangi hak- hak anak pada umumnya. Pertanyaan demi pertanyaan timbul berkaitan dengan bagaimana cara penanggulangan tawuran antar pelajar yang semakin marak terjadi, tetapi hal ini tentu tidak dapat dijawab jika tidak mengkaji lebih dalam mengenai apa yang menjadi faktor pendorong timbulnya tawuran antar pelajar. Oleh sebab itu diperlukan pengkajian- pengkajian lebih lanjut mengenai faktor- faktor pendorong adanya tawuran antar pelajar agar nantinya dapat diketahui mengenai bagaimana cara penanggulangan tawuran antar pelajar yang tepat yang tentunya akan melindungi hak- hak anak serta dapat menjadikan anak 7 Wagiati Soetodjo, Op.Cit. hlm. 6.
6 6 menjadi generasi penerus bangsa yang baik yang dapat membawa bangsa untuk menjadi bangsa yang lebih maju. Penulisan hukum ini diharapkan akan memberikan pengetahuan mengenai faktor- faktor pendorong yang dapat menimbulkan tawuran pelajar serta upaya penanggulangan yang sesuai sehingga dapat meminimalisasi adanya tawuran pelajar atau menghilangkan tawuran antar pelajar tersebut. Berbagai alasan di atas akhirnnya mendorong penulis untuk melakukan sebuah penelitian dan penulisan hukum yang berjudul Kajian Kriminologis Terhadap Anak Pelaku Tawuran Antar Pelajar Sekolah Menengah Atas Di Wilayah Kabupaten Sleman. B. Rumusan Masalah 1. Apa faktor pendorong penyebab terjadinya tawuran pelajar di Kabupaten Sleman? 2. Bagaimana penanggulangan terhadap tawuran pelajar di Kabupaten Sleman? 3. Apa kendala yang dihadapi dalam penanggulangan tawuran antar pelajar dan bagaimana cara mengatasinya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan hal- hal yang telah diuraikan pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang diadakan sebagai berikut:
7 7 1. Tujuan Objektif Tujuan Objektif dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji masalah yang berhubungan dengan hukum pidana khususnya dalam hukum pidana anak, yang membahas mengenai: a. Mengetahui faktor penyebab adanya tawuran pelajar yang ada di Yogyakarta khususnya di Kabupaten Sleman; a. Mengetahui penanggulangan terhadap tawuran pelajar yang terjadi Yogyakarta khususnya di Kabupaten Sleman. 2. Tujuan Subjektif Untuk memperoleh data dan bahan- bahan yang relevan dengan objek yang diteliti dalam rangka penyusunan suatu Penulisan Hukum sebagai salah satu prasyarat menempuh gelar sarjana huku di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang diharapkan memiliki manfaat untuk beberapa pihak antara lain: 1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan Hasil dari penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai penanggulangan tawuran pelajar yang ada di Kabupaten Sleman, menambah ilmu pengetahuan mengenai faktor pendorong adanya tawuran pelajar.
8 8 2. Manfaat bagi pengembangan hukum di Indonesia Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berpengaruh bagi pengembangan hukum di Indonesia dalam hal memberi masukan bagi pemerintah maupun instansi terkait untuk mengambil suatu kebijakan hukum terutama mengenai masalah tawuran pelajar yang semakin sering terjadi sehingga dapat meminimalisasi dampak negatif yang dapat timbul. E. Keaslian Penelitian Penulisan mengenai Kajian Kriminologis Terhadap Anak Pelaku Tawuran Antar Pelajar Sekolah Menengah Atas Di Wilayah Kabupaten Sleman belum pernah ada sebelumnya, tetapi penelitian mengenai tawuran antar pelajar sekolah menengah atas pernah dibahas sebelumnya oleh Muhammad Syukri 8 dalam penulisan hukumnya yang berjudul Upaya Penanggulangan Tawuran Antar Pelajar Sekolah Menengah Atas Di Wilayah Kota Bogor yang mempunyai rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam menanggulangi tawuran pelajar? 2. Bagaimana kendala yang dihadapi oleh aparat penegak hukum dalam menanggulangi tawuran pelajar? Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian yang pernah dibahas oleh Muhammad Syukri terletak pada tempat penelitian dan permasalahan yang menjadi pokok bahasan. Penelitian penulis dilaksanakan di Yogyakarta 8 Muhammad Syukri, 2013, Upaya Penanggulangan Tawuran Antar Pelajar Sekolah Menengah Atas Di Wilayah Kota Bogor, Skripsi, Perpustakaan Fakultas Hukum UGM.
9 9 sedangkan penelitian oleh Muhammad Syukri dilaksanakan di Bogor. Permasalahan yang menjadi pokok bahasan penulis mengenai bagaimana tawuran pelajar dapat terjadi atau kajian kriminologi tawuran pelajar yang meneliti mengenai faktor pendorong penyebab terjadinya tawuran pelajar dan bagaimana upaya penanggulangan yang sesuai terhadap tawuran antar pelajar sehingga nantinya dapat meminimalisasi atau menghilangkan tawuran pelajar serta diharapkan menjadi upaya preventif terhadap terjadinya tawuran pelajar, sedangkan penelitian Muhammad Syukri menitikberatkan pada upaya penanggulangan dan kendala yang dihadapi oleh aparat penegak hukum dalam menanggulangi tawuran pelajar. Penelitian mengenai tawuran pelajar di Yogyakarta juga pernah dilakukan oleh Nadya Amira 9 dalam penulisan hukum yang berjudul Pencegahan Dan Penegakan Hukum Terhadap Tawuran Pelajar Di Kota Yogyakarta yang mempunyai rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan, Sekolah Menengah Atas/ Kejuruan dan Kepolisian untuk mencegah tawuran pelajar di Kota Yogyakarta? 2. Bagaimana penegakan hukum yang dilakukan kepolisian terhadap tawuran pelajar yang terjadi di Kota Yogyakarta? 3. Kendala apa saja yang dihadapi dalam upaya pencegahan dan penegakan hukum terhadap tawuran pelajar yang terjadi di Kota Yogyakarta? 9 Nadya Amira, 2013, Pencegahan dan Penegakan Hukum Terhadap Tawuran Pelajar di Kota Yogyakarta, Skripsi, Perpustakaan Fakultas Hukum UGM.
10 10 Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nadya Amira adalah terletak dari objek penelitian, penulis meneliti di Kabupaten Sleman sedangkan Nadya Amira meneliti di Kota Yogyakarta. penulisan hukum penulis menitik beratkan pada faktor- faktor pendorong terjadinya tawuran, cara penanggulangan dan kendala dari menanggulangi tawuran pelajar, sedangkan penulisan hukum Nadya Amira menitik beratkan pada upaya pencegahan dan penegakan hukum terhadap pelaku tawuran pelajar di Kota Yogyakarta. Perbedaan penelitian penulis dengan penulisan hukum Muhammad Syuri dan Nadya Amira yang berkaitan dengan Upaya penanggulangan dan kendala dalam menanggulangi tawuran pelajar adalah berkaitan dengan lokasi tempat penelitian atau wilayah tempat terjadinya tawuran antar pelajar. Upaya penanggulangan dan kendala yang dihadapi masing- masing aparat penegak hukum tentunya akan berbeda tergantung pada kasus tawuran antar pelajar yang terjadi di wilayah tertentu. Bentuk tawuran antar pelajar di wilayah yang satu berbeda dengan wilayah yang lainnya sehingga upaya penanggulangan dan kendala dalam menanggulangi tawuran antar pelajar akan berbeda pula.
BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah tingkah laku atau perbuatan manusia yang melanggar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan adalah tingkah laku atau perbuatan manusia yang melanggar hukum. Kejahatan yang terjadi di masyarakat saat ini tidak seluruhnya dilakukan oleh orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan berusaha mencari sesuatu dengan segala upaya memenuhi kepuasannya, baik dari segi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan lajunya perkembangan zaman di segala bidang, perubahan ke arah kemajuan bangsa semakin berkembang. Salah satu kemajuan itu tampak dalam teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gaya kehidupan anak-anak remaja sekarang ini banyak mengalami perubahan. Perubahan itu meliputi cara berpikir, tata cara bertingkah laku, bergaul dan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak Di Indonesia. hlm Setya Wahyudi, 2011, Implementasi Ide Diversi Dalam Pembaruan Sistem Peradilan Pidana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan Negara. Dengan peran anak yang penting
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PERANAN POLISI DALAM MENANGANI KASUS PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR DI POLRES WONOGIRI PADA TAHUN
NASKAH PUBLIKASI PERANAN POLISI DALAM MENANGANI KASUS PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR DI POLRES WONOGIRI PADA TAHUN 2012 (Studi Kasus di Polres Wonogiri) Oleh: DELY SETYAWAN A220080019
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara hukum yang pada masa sekarang ini sedang melakukan pembangunan disegala aspek tidak terkecuali bidang hukum, maka segala usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati perkembangan tindak pidana yang dilakukan anak selama ini, baik dari kualitas maupun modus operandi, pelanggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011), hlm Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka, 1990), hlm 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sudut etimologis juvenile delinquency berarti kejahatan anak akan tetapi makna yang muncul dari kejahatan anak adalah makna negatif. Makna yang muncul dari kejahatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat kuat, yakni dengan menjadikan Undang-undang Dasar 1945 menjadi pilar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum dengan kekuatan konstitusi yang sangat kuat, yakni dengan menjadikan Undang-undang Dasar 1945 menjadi pilar utama dari konstitusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luka baik fisik maupun psikis. Istilah kekerasan digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan dan penganiayaan merupakan dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang sama berupa bentuk tindakan yang dilakukan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah pelik yang dihadapi bangsa Indonesia dari tahun ke tahun. Lalu apa sebenarnya penyebab kenakalan remaja? Harapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak. Seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjadi penopang bagi keberlangsungan bangsa tersebut. Untuk mewujudkan masa depan bangsa yang cerah, diperlukan pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kenakalan Remaja 2.1.1. Pengertian Kenakalan Remaja Menurut Arif Gunawan (2011) definisi kenakalan remaja adalah : Istilah juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah bagian generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Abulsyani, 1987, Sosiologi Kriminalitas, Jakarta: Remaja Karya
Daftar Pustaka A. Buku Abulsyani, 1987, Sosiologi Kriminalitas, Jakarta: Remaja Karya Adi, Koesno, 2014, Diversi Tindak Pidana Narkotika Anak, Malang: Setara Press Adjis, Chairil A dan Duni Akansyah, 2004,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan sebagai makhluk yang bersifat individual dan juga bersifat sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing yang tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak mampu bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hasil pembagunan baik fisik maupun mental sosial. tanggungjawab dan bermanfaat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja sebagai bagian dari generasi muda merupakan suatu kekuatan sosial yang sangat berperan dalam pembangunan bangsa dan negara. Remaja merupakan modal pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak, adalah merupakan hal yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai anak, adalah merupakan hal yang sangat penting karena anak merupakan potensi nasib manusia di hari mendatang, dan dialah yang ikut berperan menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI tahun 1945), mengatur setiap tingkah laku warga negaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khusus untuk melaporkan aneka kriminalitas. di berbagai daerah menunjukkan peningkatan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang kejahatan seakan tidak ada habis-habisnya, setiap hari selalu saja terjadi dan setiap media massa di tanah air bahkan mempunyai ruang khusus untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Dalam rangka mewujudkan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelajar SMP dan SMA dalam ilmu psikologi perkembangan disebut. laku remaja sehari-hari, baik di rumah, di sekolah maupun di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajar SMP dan SMA dalam ilmu psikologi perkembangan disebut remaja danmereka beranggapan bahwa mereka bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi belum mampu memegang tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada zaman modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena didukung oleh derasnya arus informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan berbagai bentuk kenakalan sosial lain. Kenakalan merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kenakalan merupakan tindakan yang acap kali terjadi dalam suatu kelompok masyarakat. Tindakan tersebut pada mulanya biasa terjadi dalam keluarga yang kemudian terbawa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perhatian terhadap diri dan hakikat anak sudah dimulai pada akhir abad ke- 19, dimana anak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pembahasan mengenai anak adalah sangat penting karena anak merupakan potensi nasib manusia hari mendatang, dialah yang ikut berperan menentukan sejarah sekaligus cermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejarah bangsa sekaligus cermin sikap hidup bangsa pada masa mendatang. Perhatian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai anak adalah sangat penting karena anak merupakan potensi nasib manusia dihari mendatang, dialah yang ikut berperan menentukan sejarah bangsa sekaligus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kenakalan remaja bukan merupakan permasalahan baru yang muncul kepermukaan, akan tetapi masalah ini sudah ada sejak lama. Banyak cara, mulai dari tindakan prefentif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Demikian bunyi Pasal 28B ayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 menegaskan bahwa cita-cita Negara Indonesia ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan rakyat. Peran dan partisipasi rakyat sangat besar peranannya
Lebih terperinciPERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR. (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar)
PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembicaraan tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa dan penerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan dalam kehidupan manusia merupakan gejala sosial yang akan selalu dihadapi oleh setiap manusia, masyarakat, dan bahkan negara. Kenyataan telah membuktikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Tawuran merupakan bentuk dari pertentangan atau konflik, terjadi antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah melembaga, dimana tawuran terwujud
Lebih terperinciJURNAL HUKUM. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara OLEH :
PENJATUHAN SANKSI TINDAKAN PERAWATAN DI LEMBAGA PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (LPKS) TERHADAP ANAK YANG TURUT SERTA MELAKUKAN PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Putusan PN Dompu No. 2/Pid.Sus-Anak/2016/PN.Dpu)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara yang berdasarkan hukum, atau sering disebut sebagai negara hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara hukum yang selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan negara Indonesia yang ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum dan tidak berdasarkan kekuasaan semata, hal ini berdasarkan penjelasan umum tentang sistem pemerintahan negara Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu penyakit sosial masyarakat adalah penyalahgunaan narkotika. Saat ini
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit sosial masyarakat adalah penyalahgunaan narkotika. Saat ini terdapat zat-zat adiktif yang negatif dan sangat berbahaya bagi tubuh. Pada awalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harapan-harapan dari orang tua dan negara ini berada. Dapat dikatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan harta yang berharga baik bagi orang tua maupun negara dimasa mendatang. Anak adalah salah satu sumber daya manusia yang merupakan generasi
Lebih terperinciStrafbaar feit dalam istilah hukum pidana diartikan sebagai delik atau
49 BAB III TINDAK PIDANA PEMERASAN DENGAN ANCAMAN KEKERASAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM POSITIF A. Tindak Pidana Pemerasan dalam Hukum Positif Indonesia Berdasarkan teori dalam hukum pidana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan tumpuan sekaligus harapan dari semua orang tua. Anak merupakan satu-satunya penerus bangsa yang mempunyai tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun. 1 Persoalan remaja selamanya hangat dan menarik, baik di negara yang
tahun. 1 Persoalan remaja selamanya hangat dan menarik, baik di negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja (adolesensi) adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena
Lebih terperinciUNIVERSITAS CENDERAWASIH FAKULTAS HUKUM RPS/SAP MATA KULIAH KRIMINOLOGI
UNIVERSITAS CENDERAWASIH FAKULTAS HUKUM RPS/SAP MATA KULIAH KRIMINOLOGI PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM MATA KULIAH : KODE MATA KULIAH : 4234 SEMESTER : VI (Enam) SKS : 2 (Dua) DOSEN : Dr. Budiyanto, S.H.,M.H
Lebih terperinci1.PENDAHULUAN. di zaman era reformasi ini sangat berpengaruh bagi. masyarakat, khususnya terpengaruh oleh budaya-budaya yang modernisasi.
1 1.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kehidupan masyarakat di zaman era reformasi ini sangat berpengaruh bagi masyarakat, khususnya terpengaruh oleh budaya-budaya yang modernisasi. Kemajuan taraf hidup masyarakat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana Menurut Moeljatno (2000: 1), hukum pidana adalah bagian dari pada keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. skripsi ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka sebagai akhir dari penutup skripsi ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Asas ultimum remedium atau asas yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembicaraan tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa yang dipersiapkan sebagai
Lebih terperinciDASAR PERTIMBANGAN HAKIM MEMBERIKAN PUTUSAN BERSYARAT TERHADAP ANAK PEMAKAI NARKOTIKA DI PENGADILAN NEGERI KELAS 1A PADANG
DASAR PERTIMBANGAN HAKIM MEMBERIKAN PUTUSAN BERSYARAT TERHADAP ANAK PEMAKAI NARKOTIKA DI PENGADILAN NEGERI KELAS 1A PADANG (Studi Kasus di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Kelas I A Padang Perkara Nomor:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Publik Jakarta tersentak tatkala geng motor mengamuk. Mereka menebar teror pada dini hari tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan alat kelamin atau bagian tubuh lainnya yang dapat merangsang nafsu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana pencabulan adalah suatu tindak pidana yang bertentangan dan melanggar kesopanan dan kesusilaan seseorang mengenai dan yang berhubungan dengan alat kelamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara tanpa memiliki aparat yang melaksanakan fungsi keamanan dan ketertiban masyarakat, maka negara tersebut tidak akan mampu bertahan lama, karena pelanggaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat strategis sebagai penerus suatu bangsa. Dalam konteks Indonesia, anak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset bangsa, sebagai bagian dari generasi muda anak berperan sangat strategis sebagai penerus suatu bangsa. Dalam konteks Indonesia, anak adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam usaha mencapai tujuan bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja adalah bagian dari generasi muda yang merupakan suatu kekuatan sosial yang sangat berperan dalam pembangunan bangsa Indonesia.Sebagai generasi penerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa dimana usianya berkisar antara 12-21 tahun. Pada masa ini individu mengalami berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset masa depan bagi suatu bangsa. Remaja di ibaratkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan aset masa depan bagi suatu bangsa. Remaja di ibaratkan sebagai batang muda yang akan menentuka nasib negara itu sendiri. Karena remajalah yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam konteks Indonesia, anak adalah penerus cita-cita perjuangan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam konteks Indonesia, anak adalah penerus cita-cita perjuangan suatu bangsa. Selain itu, anak merupakan harapan orang tua, harapan bangsa dan negara yang akan melanjutkan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Kasus Putusan No: 164/Pid.B/2009/PN.PL) SAHARUDDIN / D
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Kasus Putusan No: 164/Pid.B/2009/PN.PL) SAHARUDDIN / D 101 07 502 ABSTRAK Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan salah satu periode penting dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode penting dalam kehidupan manusia. Periode ini sebagai suatu fase menuju kedewasaan manusia. Pada periode ini terjadi kondisi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya. Melalui definisi ini,
17 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kriminologi Bonger, memberikan definisi kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya. Melalui definisi ini, Bonger
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa dimasa yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa dimasa yang akan datang,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, sehingga pembangunan tersebut harus mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia termasuk membangun generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 3 ayat (1), Bangsa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Perilaku manusia sebagai subjek hukum juga semakin kompleks dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak sehingga dapat digolongkan ke dalam jenis secondary group. 1
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Negara merupakan suatu bentuk kehidupan yang besar dengan jumlah anggota yang banyak sehingga dapat digolongkan ke dalam jenis secondary group. 1 Dengan banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara anggota masyarakat terkadang menimbulkan gesekan-gesekan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat, di manapun berada, selalu terdapat penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anggotanya, baik yang dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.
PENGARUH KENAKALAN REMAJA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang didalam dirinya melekat harkat dan martabat manusia seutuhnya, sebagai generasi muda penerus cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pada era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Pada era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini menyebabkan pergeseran perilaku di dalam masyarakat dan bernegara yang semakin kompleks. Perilaku-perilaku
Lebih terperinciTINJAUAN KRIMINOLOGIS MENGENAI PERKELAHIAN ANTAR KELOMPOK DIKALANGAN REMAJA DI KOTA PALU REGI MEIDIYANTO / D
TINJAUAN KRIMINOLOGIS MENGENAI PERKELAHIAN ANTAR KELOMPOK DIKALANGAN REMAJA DI KOTA PALU REGI MEIDIYANTO / D 101 08 405 ABSTRAK Penelitian ini berjudul tinjauan kriminologis mengenai perkelahian antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam negara hukum, hukum merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan raya. Hal tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang, karena anak mempunyai peran yang sangat penting untuk memimpin dan memajukan bangsa. Peran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum sebagai subsistem sosial menempati posisi penting dalam eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha membangun sistem hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda, kenakalan ini merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, kenakalan ini merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah Bangsa dan Negara. Dengan peran anak yang penting ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya menimbulkan dampak positif, tetapi ada beberapa kebiasaan yang dinilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Generasi muda merupakan harapan masa depan bagi bangsa Indonesia. Dalam perkembangannya, generasi muda Indonesia mulai meniru kebudayaan dari luar Indonesia, berupa
Lebih terperinciAl Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK
KETENTUAN PEMIDANAAN TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA SEBELUM DAN SESUDAH PENGATURAN KEADILAN RESTORATIF DI INDONESIA (Criminalization Conditions of Children as Perpetrator Before and After Setting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, tidak lepas dari kaidah hukum yang mengatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan bermasyarakat, tidak lepas dari kaidah hukum yang mengatur masyarakat itu, kaidah hukum itu berlaku untuk seluruh masyarakat. Kehidupan manusia di dalam pergaulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masyarakat modern yang serba kompleks sebagai produk kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi memunculkan banyak masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan pembinaan,sehingga anak tersebut bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tanpa beban pikiran
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS TERKAIT FAKTOR DAN UPAYA MENANGGULANGI ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI INDONESIA Oleh :
TINJAUAN YURIDIS TERKAIT FAKTOR DAN UPAYA MENANGGULANGI ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI INDONESIA Oleh : Meilyana Megasari Nyoman Dewa Rai Asmara Putra Program Kekhususan Hukum Acara Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak dan dewasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak dan dewasa, pada masa ini ada juga keraguan terhadap peran yang akan dilakukan. Remaja bukan lagi seorang anak
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika sebagai bentuk tindakan yang melanggar hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kejahatan bukanlah hal yang baru, meskipun tempat dan waktunya berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu kota dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja erat kaitannya dan sering sekali dihubung-hubungkan dengan yang namanya kenakalan remaja. Masa remaja secara umum merupakan peralihan transisi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. amanah Tuhan yang harus senantiasa dijaga dan dilindungi karena dalam diri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, bahkan anak dianggap sebagai harta kekayaan yang paling berharga di dunia ini. Anak sebagai amanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan, dapat dilihat pada akhir akhir ini telah timbul akibat negatif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah remaja adalah suatu masalah yang sebenarnya sangat menarik untuk dibicarakan, dapat dilihat pada akhir akhir ini telah timbul akibat negatif yang sangat mencemaskan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Adapun yang menjadi tujuan upaya diversi adalah : 6. a. untuk menghindari anak dari penahanan;
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uraian Teori 2.1.1.Diversi Diversi adalah pengalihan penanganan kasus-kasus anak yang diduga telah melakukan tindak pidana dari proses formal dengan atau tanpa syarat. Pendekatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. apabila tingkat perekonomian menengah keatas dan kondisi keamanan yang harmonis,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai suatu negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan di segala bidang, dengan tujuan pokok untuk memberikan kemakmuran dan kesejahteraan lahir dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kongkrit. Adanya peradilan tersebut akan terjadi proses-proses hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia berdasarkan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 adalah negara hukum. Sebagai negara hukum, peradilan mutlak diperlukan sebab dengan peradilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang, maka semakin berkembang pula pelanggaran terhadap hukum. Perkembangan pelanggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Hal ini terbukti dari banyaknya jenis tindak pidana dan modus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik pembangunan ekonomi, politik, maupun pengembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara berkembang di dunia telah melakukan pembangunan baik pembangunan ekonomi, politik, maupun pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan masyarakat seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena selalu didukung oleh derasnya arus informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian Anak dalam Konsideran Undang-Undang Nomor 11 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian Anak dalam Konsideran Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang selanjutnya disebut dengan UU SPPA menyebutkan bahwa
Lebih terperinci