3 Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3 Abstrak"

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBANTUAN MEDIA MIND MAPPING TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS KELAS V SD GUGUS LETDA MADE PUTRA TAHUN AJARAN 2016/2017. Putu Setivani Putri 1, I Ketut Adnyana Putra, M.G Rini Kristiantari 3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia stevanyputry57@yahoo.com 1, adnyanaputra653@yahoo.com 2, riniokanegara@gmail.com 3 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan yang signifikan Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping Terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara Tahun Ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan menggunakan desain penelitian nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 6 sekolah dasar dan 11 kelas. Sampel ditentukan dengan random sampling dengan mengacak kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VA SD Negeri 23 Dangin Puri sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB SD Negeri 18 Dangin Puri sebagai kelompok kontrol dengan jumlah masing-masing kelompok sebanyak 45 siswa pada kelompok ekperimen dan 49 siswa pada kelompok kontrol. Data Kompetensr pengetahuan IPS dikumpulkan dengan instrumen berupa tes objektif berjumlah 25 butir tes yang telah divalidasi.data hasil belajar pengetahuan IPS dianalisis dengan t- test. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara Tahun Ajaran 2016/2017. Hasil analisis diperoleh dengan t hitung = 4,23 > t tabel (α = 0,05, 62) = 2,000. Demikian pula nilai rerata Kompetensi pengetahuan IPS siswa kelompok eskperimen X = 71,73 > X = 63,59 rerata hasil kompetensi pengetahuan IPS siswa kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran model Pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar tahun ajaran 2016/2017. Kata-kata kunci : Model, Student Teams Achievement Division,Mind Mapping, Kompetensi Pengetahuan, IPS 1

2 Abstract The purpose of this study to find a significant difference between the social sciene knowledge competency mastery student group that learned through the model-based Student Teams Achievement Division assisted Mind Mapping media to knowledge competence of grade V SD gugus Letda Made Putra Denpasar Academic Year 2016/2017. This research is a quasi-experimental research design with nonequivalent control group design. The study population was all students of class V SD Gugus Letda Made Putra 2016/2017 academic year consisting of 6 primary schools and 11 classes. The sample was determined by random sampling to randomize the class. The sample in this study is a class VA SD Negeri 23 Dangin Puri as the experimental group and class VB SD Negeri 18 Dangin Puri as the control group with the number of each group as many as 45 students in the experimental group and 49 students in the control group. social sciene knowledge learning outcomes data collected by the instruments in the form of objective test items are 25 tests that have been validated.social sciene knowledge learning outcomes data were analyzed by t-test. The analysis showed a significant difference between the social sciene knowledge competency mastery student group that learned through the model Student Teams Achievement Division assisted Mind Mapping media to knowledge competence of grade V SD gugus Letda Made Putra Denpasar Academic Year 2016/2017. The results of the analysis obtained by t = 4.23> t table (α = 0.05, 62) = Similarly, the average value of student learning outcomes of knowledge social sciene experimentation group = 71.73> = average student learning outcomes social sciene knowledge of the control group. Thus we can conclude model Number Head Together based approach to scientific learning knowledge influence the mastery of competencies social sciene V grade students of SD Gugus Mayor Metra Denpasar academic year 2015/2016. Key words: Student Teams Achievement Division, model assisted, Mind Mapping media.to knowledge competence. PENDAHULUAN Kurikulum terbaru yang diterapkan dalam pendidikan di Indonesia adalah kurikulum 2013, Tujuan dari kurikulum 2013 adalah untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa menjadi lebih aktif. Pada kurikulum ini siswa tidak lagi menjadi objek justru siswa menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Dengan adanya perubahan kurikulum tentunya berbagai standar dalam kom - ponen pendidikan juga akan berubah, baik itu standar isi, standar proses maupun standar kompetisi lulusan. Kurikulum sebagai pengatur kegiatan pembelajaran yang terjadi di sebuah sekolah. Pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar (BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan belajar mengajar (KBM) (Susanto, 2013:18). Dilihat dari aspek kegunaannya, pengertian mengajar dapat dipandang dari dua aspek yaitu mengajar secara tradisional dan mengajar secara modern. Pertama, pengertian mengajar secara tradesional adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa atau murid di sekolah. Yang kedua, mengajar secara 2

3 moderen yaitu sebagai usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Pada proses pembelajaran di SD, guru harus mampu memahami siswa yang masih berada pada tahap operasional konkret yang belum bisa berpikir abstrak dan memiliki karakteristik yang beragam, seperti: senang bermain, suka meniru, bekerja dalam kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan atau merasakan sendiri. Oleh sebab itu, pembelajaran di SD hendaknya dirancang agar lebih bermakna sehingga dapat dipahami dan diingat oleh siswa. Namun saat ini, hal yang lebih ditekankan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah hasil yang diperoleh siswa. Seharusnya yang dilakukan guru adalah melibatkan siswa secara langsung dalam proses pem-belajaran. Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran diharapkan Siswa dapat mengembangkan kreativitas, pengetahuan dan keterampilan sehingga hasil belajar dapat tercapai secara optimal. Setelah dilakukan observasi pada bulan Januari di SD Gugus Letda Made Putra pada kenyataannya implementasi kurikulum 2013 masih jauh dari apa yang diharapkan. Proses pembelajaran IPS siswa kelas V masih banyak kelemahan dan kendala yang dihadapi sehingga mempengaruhi Penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Salah satu kendalanya adalah model pembelajaran yang diterapkan mendorong siswa tidak terlalu aktif. Sehingga hal tersebut sangat berpengaruh pada kompetensi pengetahuan siswa. Dari observasi yang dilakukan nilai rata-rata hasil belajar siswa khususnya dalam bidang IPS masih kurang dari apa yang diharapkan. Nilai ratarata yang diperoleh siswa di bawah KKM (70). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar, dan dapat menumbuhkan kreativitas siswa dalam menemukan suatu konsep maupun memecahkan suatu permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pertama kali diteliti dan dikembangkan oleh Robert Slavin dan John Hopkins (1995), (dalam Huda, 2013: 201). Merupakan model pembelajaran yang menekankan pada motivasi siswa agar saling mendukung dan saling membantu satu sama lain dalam menguasi pokok bahasan yang telah diajarkan oleh guru. Menurut Slavin (2010) (dalam Trianto, 2009:68) me-nyatakan Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pem-belajaran yang menggunakan kuis, peng-hargaan, dan pengelompokan yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen. Pada proses pembelajarannya dilakukan pembentukan kelompok kecil, setiap individu dalam kelompok bertanggung jawab untuk memahami materi pelajaran. Pemberian tes dalam bentuk kuis diberikan kepada masing-masing individu dalam kelompok yang di-kerjakan secara mandiri. Setelah itu, siswa yang telah mencapai kesuksesan atau mendapatkan peringkat tertinggi meraka akan mendapatkan suatu penghargaan /reward.pengelompokan, pemberian kuis, dan penghargaan /reward sangat berpengaruh besar terhadap pembelajaran untuk memotivasi siswa dalam hal belajar. Maka dari itu, pemilihan model pembelajaran yang tepat akan maksimal hasilnya apabila dalam proses pembelajaran siswa lebih berperan aktif dalam setiap pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achevemnt Division ini dapat memberikan insentif bagi siswa untuk saling membantu satu sama lain dan saling mendorong. Dalam artian dari kerja sama kelompok yang dilakukan siswa, siswa akan berusaha untuk melalukan usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Model pembelajaran Student Teams Achevemnt Division (STAD) dapat diberikan bantuan dengan menggunakan media agar tercapai pembelajaran yang maksimal salah satunya dengan menggunakan media Mind Mapping. Media Mind Mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambilnya kembali keluar otak. Bentuk Mind 3

4 Mapping seperti peta ssebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuwat pandangan secara menyeluruih tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah ruteyang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dilaksanakan penilitian eksperimen yang berjudul Pengaruh model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar Utara Tahun Ajaran 2016 /2017. METODE Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016 di kelas V SD Gugus Mayor Metra. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimental yaitu quasi eksperiment (Eksperimen Semu). Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak bisa sepenuhnya mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, :114). Hal ini dikarenakan ke-mampuan peneliti dalam mengamati perilaku siswa sangat terbatas terutama ketika siswa berada di luar sekolah (rumah), peneliti juga tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap perlakuan secara pasti. Desain eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent control group design. Pre Test diberikan untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah itu peneliti memberikan perlakuan, yaitu dengan memberikan pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping kepada kelompok eksperimen dan memberikan pembelajaran konvensional kepada kelompok kontrol. Kemudian setelah diberikan perlakuan, dilakukan post tes untuk mengetahui penguasaan kompetensi pengetahuan. Pemberian pre test biasanya digunakan untuk mengukur equivalensi atau penyetaraan kelompok (Dantes, 2012: 97). Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini pre test digunakan untuk menyetarakan kelompok. Teknik yang digunakan dalam penyetaraan kelompok adalah dengan menggunakan uji t. Prosedur penelitian yang akan ditempuh dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan,dan pengakhiran eksperimen. Adapun uraian dari setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut. Tahap Persiapan Eksperimen Pada tahap persiapan eksperimen kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. (1) Mempersiapkan sarana pendukung pembelajaran seperti, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, dan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. (2) Menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar IPS siswa. (3) Mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan guru kelas dan dosen pembimbing. (4) Mengadakan validasi instrument penelitian yaitu tes hasil belajar IPS. Pada tahap pelaksanaan eksperimen, kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. Menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia secara random (acak) dan dilaksanakan pratest. Melaksanakan penelitian yang memberikan perlakuan kepada masing-masing kelas berupa model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping dan pembelajaran konvensional. Perlakuan model pebelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping akan diberikan 6 kali sesuai dengan materi yang diambil serta 1 kali post tes dan perlakuan pembelajaran konvensional yang juga akan dilakukan selama 6 kali sesuai dengan materi serta 1 kali post tes. Pada tahap akhir eksperiman, kegiatan yang akan dilakukan adalah memberikan posttest pada akhir penelitian untuk mengetahui Penguasaan kompetensi pengetahuan siswa pada masing- masing kelas. Dalam penelitian ini untuk menentukan subjek penelitian langkah 4

5 awal dalam penelitian ini adalah menetukan populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kauntitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono (2015:117). Darmadi (2014:55) juga menyatakan populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan objek/subjek yang dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian dengan ciri- ciri seperti orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri- ciri yang sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek/subjek yang memiliki ciri- ciri tertentu yang dijadikan sumber data dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri yang terdapat pada Gugus Letda Made Putra tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 472 siswa. Dari populasi yang telah ditentukan maka selanjutnya diambil perwakilan dari populasi tersebut yang dianggap mewakili seluruh populasi. Perwakilan dari populasi yang mewakili seluruh populasi disebut sampel. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek/subjek penelitian (Darmadi, 2014:57). Jadi dapat dikatakan bahwa populasi merupakan bagian dari jumlah dan ciri- ciri yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah dua kelas, kedua kelas tersebut nantinya akan diberikan perlakukan yang berbeda. Satu kelas akan diberikan perlakuan berupa model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping dan satu kelas lagi diberikan perlakuan berupa pembelajaran kon-vensional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Pengacakan yang dilakukan adalah acak kelas kemudian dilakukan pengundian. Jadi setiap kelas mendapatkan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Dari keempat sekolah Negeri yang ada di Gugus Letda Made Putradilakukan pengundian untuk menentukan sekolah yang akan dijadikan sebagai kelas yang akan diteliti. Pemilihan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukannya pengacakan individu, kemungkinan pengaruh dari keadaan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi sehingga penelitian ini benar-benar menggambarkan pengaruh per-lakuan yang diberikan. Untuk mendapatkan kelas yang setara dari segi akademik, maka seluruh kelas dalam populasi diberikan pre-test. Nilai atau skor dari hasil pre-test yang dilakukan tersebut, digunakan untuk penyetaraan kelas-kelas dalam populasi. Untuk penyetaraan kelas, nilai atau skor dari hasil pre-test seluruh populasi dianalisis menggunakan uji t. Setelah seluruh kelas diketahui setara secara akademik, maka dilakukan pengundian untuk menentukan sampel. Cara yang digunakan adalah dengan cara pengundian. Cara pengundian dilakukan dengan menulis semua nama kelas V di seluruh SD populasi pada masing-masing kertas yang jumlahnya 11 kelas, kemudian kertas digulung. Masukkan gulungan kertas ke dalam kotak dan dikocok, ambil satu gulungan kertas, Nama SD pada gulungan kertas tersebut merupakan sampel penelitian. Dan peneliti melakukan pe-ngundian lagi dari SD untuk memilih Kelas yang digunakan sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesetaraan sampel diuji dengan rumus ujit yakni dengan polled varian. Variabel merupakan objek penelitian. Menurut kider (dalam Darmadi, 2014:13) mengatakan variabel penelitian adalah Gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun tingkatannya. Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (Independen) sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi (Sugiyono 5

6 2009:61). Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab munculnya variabel terikat (Darmadi, 2014:14). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping Variabel terikat (Dependen) sering disebut sebagai variabel output. Menurut Darmadi (2014:14) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar tahun ajaran 2016/2017. Metode pengumpulan data adalah cara- cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Darmadi, 2014:40). Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian (Sudijono, 2014: 66) Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur apabila telah dilakukan uji validitas dan realibilitas. Sebelum tes diuji cobakan, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru kelas serta dosen pembimbing, lalu kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Validas instrument menunjukan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi aspek yang diukur. Me-nurut Suharsimi (2013:80) sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Sehingga sangat perlu dilakukan uji validitas pada suatu instrumen sebelum diuji cobakan. Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui validasi isi sebuah soal. Pengujian validitas isi dilakukan untuk menguji valid atau tidaknya suatu tes dari segi isinya. Validitas isi dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan item tes dengan materi kurikulum atau materi buku pelajaran. Untuk mendapatkan validitas isi dari tes,maka kompetensi pengetahuan IPS akan ditempuh dengan cara menyusun soal berdasarkan kisi kisi, yang materinya diambil dari Buku Pembelajaran. Tes hasil belajar Kompetensi Pengetahuan IPS bisa dikatakan valid apabila materi tes tersebut betul-betul representatif terhadap bahan pem-belajaran yang akan dibelajarkan terhadap siswa. Untuk mengukur validitas butir tes Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dalam bentuk pilihan ganda (objektif) digunakan rumus koefisien korelasi point biserial (r pbi ) karena bersifat dikotomi. Tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS di uji cobakan di kelas VI SD N 23 Dangin Puri dengan jumlah responden sebanyak 49 orang siswa, sehingga digunakan r tabel yang paling mendekati yaitu N = 60 pada taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh r tabel 0,281. Nilai r pbi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan ketentuan r pbi dikatakan valid apabila lebih besar dari r tabel (r pbi > r tabel ). Dalam menghitung butir tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS, peneliti menggunakan bantuan program microsoft excel untuk melakukan analisis koefisien validitas masing-masing butir soal. Selain uji validitas, syarat lainnya adalah uji reliabilitas. Reliabilitas sama dengan konsisten atau keajekan. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabilitas apabila yang dipakai mengukur apa yang seharusnya diukur digunakan kapanpun dan bila manapun hasilnya sama. (Darmadi, 2014:166). Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir soal yang valid saja, dengan demikian uji reliabilitas bisa dilakukan setelah dilakukan uji validitas.uji Reliabilitas tes yang bersifat dikotomi dan heterogen. Dalam pemberian interpretasi terhadap koefesien reliabilitas tes r 11 pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut : (1) Apabila r 11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes Penguasaan kompetensi pengetahuan yang sedang diuji realibilitasnya dinya- 6

7 takan telah reliabel, (2) Apabila r 11 lebih kecil dari pada 0,70 berarti tes Penguasaan kompetensi pengetahuan yang sedang diuji realibilitasnya dinyatakan unreliabel. Dari 25 soal yang dinyatakan valid dan memiliki kriteria maka diperoleh r 11 = 0,861 > 0,70 artinya bahwa soal tes pilihan ganda pada penelitian ini tergolong reliabel. Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya. Menurut Arifin (2011 :273) Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang me-nguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Jadi Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi (siswa) yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi (siswa) yang tidak dapat menjawab soal tersebut (testi yang menjawab salah). Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi. Dengan kata lain daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan testi yang berkempuan rendah. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan maka hasil pengujian daya pembeda diperoleh butir soal dengan kriteria baik sekali yaitu soal nomor (3, 6, 26, 32, 34, 35, 36,), butir soal dengan kriteria baik yaitu soal nomor (5, 9, 13, 14, 16, 21, 23, 27, 29, 30, 33, 37, 38, 39, 40), dan butir soal dengan kriteria cukup baik yaitu soal nomor (1, 24, 31).. Tingkat kesukaran dapat dipandang sebagai kesanggupan atau kemampuan siswa menjawab tes yang diberikan. Bisa juga dikatakan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan proporsi peserta tes yang menjawab betul butir soal yang diberikan. Sudah atau belum memadainya derajat kesukaran item tes dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut. Sesuai dengan kriteria penilaian yang ditentukan maka diperoleh tingkat kesukaran butir tes yaitu butir soal dengan kriteria mudah soal yaitu soal nomor (16, 21, 29), butir soal dengan kriteria sedang soal yaitu soal nomor (1, 3, 5, 6, 9,13, 14, 23, 24, 25, 27, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40. ) dan butir soal dengan kriteria sukar yaitu soal nomor (26, 30, 35 ). Untuk tingkat kesukaran perangkat tes yaitu 0,63 dengan kategori sedang. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah uji hipotesis dengan statistik parametrik bisa dilakukan atau tidak. Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik non parametrik. 2 2 hit Kriteria pengujian, jika dengan taraf signifikasi 5% (dk = jumlah kelas dikurangi parameter, dikurangi 1), maka H 0 diterima yang berarti data berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan malah akibat dari adanya perbedaan dalam kelompok. Kriteria pengujian tolak H 0 jika Fhit F n 1 1, n 2 1, uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n 1 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n 2 1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBA- HASAN Setelah diberikan treatment sebanyak 6 kali, di akhir eksperimen siswa diberikan post-test untuk memperoleh data siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif penguasaan kompetensi 7

8 pengetahuan IPS kelompok eksperimen diperoleh skor rerata, = 72,11 dan siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping temasuk kategori sangat baik sebanyak 45 siswa atau sebesar 87% dan yang termasuk kategori baik sebanyak 6 siswa atau sebesar 13%. Kelompok kontrol juga diberikan treatment berupa pembelajaran konvensional sebanyak 6 kali, di akhir treatment siswa diberikan post-test untuk memperoleh data siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif pengu-asaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok kontrol diperoleh skor rerata, = 63,59 dan siswa kelas kontrol dengan menggunakan pem-be-lajaran konvensional temasuk kategori sangat baik sebanyak 7 siswa atau sebesar 71,42% dan yang termasuk ka-tegori baik seba-nyak 27 siswa atau sebesar 28,58% Sesuai dengan hasil analisis statistik deskriptif penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa menunjukkan bahwa rerata nilai penguasaan kom-petensi pengetahuan IPS siswa kelompok esk-perimen = 72,11 > = 63,59 rerata nilai penguasaan kompetensi penge-tahuan siswa kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisis untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Berdasarkan uji normalitas sebaran data kelompok eksperimen dan kelompok kon-trol diperoleh harga χ 2 hitung = 5,53 untuk kelompok eksperimen. Harga tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga χ 2 tabel dengan dk = 5 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga χ 2 tabel = 11,07. Karena χ 2 hitung = 5,53 <χ 2 tabel(α=0,05) = 11,07 maka H 0 diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen berdistribusi nomal. Sedangkan pada kelompok kontrol, harga χ 2 hitung = 5,25. Harga tersebut kemudian di konsultasikan dengan harga χ 2 tabel dengan dk = 5 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga χ 2 tabel(α=0,05) = 11,07. Karena χ 2 hitung = 5,25 <χ 2 tabel(α=0,05) = 11,07 maka H 0 diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok kontrol berdistribusi nomal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians. Uji homogenitas varians dilakukan terhadap data penguasaan kompet-ensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil Uji Homogenitas data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh F hitung = 1,15. Nilai tersebut kemudian di konsultasikan dengan harga F tabel(α=0,05) = 1,68 dengan dk 49,45. Karena F hitung = 1,11< F tabel(α=0,05) = 1,70 maka dapat dikatakan data kelompok eks-perimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang homogen. Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan.adapun hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut. H o : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar. Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran data dan homogenitas varians dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bersdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Karena data yang diperoleh telah memenuhi uji prasyarat, maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t. Rekapitulasi analisis uji-t dari data penguasaan kompetensi 8

9 pengetahuan IPS siswa disajikan pada tabel sebagai berikut. Tabel 1. Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Data Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA Menggunakan Uji-t No. Sampel N Dk S 2 χ 2 hitung χ 2 tabel Status 1 2 Kelompok eksperimen Kelompok control 45 72,11 83, ,59 97,50 4,556 2,000 H 0 ditolak Dari hasil analisis diperoleh t hitung = 4,556 dan t tabel = 2,000 pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan dk = n 1 + n 2 2 = = 92. Oleh karena t hitung = 4,230 >t tabel(α = 0,05) = 2,000 maka H 0 ditolak dan H a diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan media Mind Mapping dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar. Perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division Berbantuan media Mind Mapping dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dapat disebabkan adanya perbedaan perlakuan pada langkah-langkah pembelajaran. Rusmono (2012:81) mengemukakan lima tahapan pembelajaran model Number Head Together berbasis saintifik yang meliputi (1) Penyampaian tujuan dan motivasi, (2) Pembagian kelompok dalam hal ini Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya sendiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan keheterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender / jenis kelamin, rasa atau etnik, (3)Presentasi dari guru. Guru menyampaikan materi pembelajaran terlebih dahulu dengan menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada per-temuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari, (4) Kegiatan belajar dalam tim (Kerja Tim), (5) Kuis (Evaluasi) mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang di pelajari dan juga melakuakan penilaian terhadap prestasi hasil kerja masing - masing kelompok, (6) Peng-hargaan prestasi tim Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok. Dengan adanya proses pembelajaran yang menarik menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan sehingga mampu membangkitkan semangat dan minat siswa untuk belajar. Dengan meningkatnya semangat dan minat siswa untuk belajar, tentu saja akan mempengaruhi tingkat konsentrasi siswa dan kematangan pemahaman terhadap sejumlah materi yang diberikan sehingga akan berpengaruh pada penguasaan kompetensi pengetahuan yang optimal. Pada kelompok kontrol diberikan pembelajaran konvensional.pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol hampir mirip karena sama-sama menggunakan pendekatan saintifik, karena kurikulum 2013 mengharapkan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tetapi yang membedakan di kelompok eksperimen yaitu penggunaan model pembelajaran Student Teams Achiev-ement Division Berbantuan Media Mind Mapping. Sedangkan pada kelompok kontrol menerapkan pembelajaran konvensional. Hal tersebut juga bisa 9

10 membuat siswa merasa kurang bersemangat dalam belajar. Hasil penelitian ini memperkuat simpulan yang disampaikan oleh Sukmayani tahun 2015 bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki hasil belajar IPS yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pem-belajaran dengan model konven-sional. Hal ini didasarkan pada nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pem-belajaran dengan model pem-belajaran kooperatif tipe STAD adalah 11,7 yang berada pada kategori sangat tinggi. Sementara skor kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional adalah 8,07 yang berada pada kategori sedang (cukup tinggi). Berdasarkan paparan tersebut, dapat dikatakan bahwa model Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping berpengaruh terhadap siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis nilai pada kelompok eksperimen diperoleh skor rerata siswa sebesar 72,11 dengan perolehan nilai minimum 56 dan nilai maksimum 92. Kemudian dikonversikan berdasarkan skor penguasaan kompetensi pengetahuan menjadi 3,44 yang berada pada kriteria (B+). Kemudian dibandingkan dengan skor rerata ketuntasan belajar untuk kompetensi pengetahuan dengan skor rerata 2,67 yang berada pada kriteria (B-). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rerata ketuntasan belajar kelompok eksperimen sudah memenuhi skor ketuntasan belajar kompetensi pengetahuan IPS. Berdasarkan hasil analisis nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok kontrol diperoleh skor rerata siswa sebesar 63,59 dengan perolehan nilai minimum 48 dan nilai maksimum 84. Kemudian dikonversikan berdasarkan skor penguasaan kompetensi pengetahuan menjadi 3,08 yang berada pada kriteria (B). Kemudian dibandingkan dengan skor rerata ketuntasan belajar untuk kompetensi pengetahuan dengan skor rerata 2,67 yang berada pada kriteria (B-). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rerata ketuntasan belajar kelompok kontrol sudah memenuhi skor ketuntasan belajar kompetensi pengetahuan IPS.Hasil analisis uji t diperoleh t hitung = 4,230. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga t tabel pada taraf signifikansi 5% (a = 0,05) dengan dk = n 1 + n 2 2 = = 92 adalah 2,000. Oleh karena t hitung > t tabel (4,230 > 2,000) maka H o ditolak atau H a diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model Number Head Together dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Mayor Metra Denpasar tahun ajaran 2015/2016. Rerata penguasaan kompetensi pengetahuan siswa kelompok eskperimen X = 72,11 > X = 63,59 rerata siswa kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran melalui model Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra Denpasar tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil penelitian yang di-peroleh, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. Melihat hasil penelitian pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping, hendaknya guru me-nerapkan pembelajaran menggunakan model Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping pada muatan materi IPS. Sekolah hendaknya menyediakan sarana yang maksimal untuk menunjang pembelajaran agar siswa semakin bersemangat untuk belajar dan memanfaatkan sarana tersebut untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa sehingga mutu sekolah menjadi semakin meningkat. Dengan 10

11 dilakukannya penelitian ini, diharapkan peneliti lain melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model Student Teams Achievement Division Berbantuan Media Mind Mapping. Dengan menggunakan model pada sumber data /sampel yang berbeda khususnya pada muatan materi IPS sehingga hasil penelitian ini benar-benar dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Arifin,Zainal Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Dantes,Nyoman Metode Penelitian. Yogyakarta. CV Andi Offset. Darmadi,Hamid Metode Penelitian dan Sosial. Bandung: Alfabeta.. Huda, Miftahul Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta , Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta. Susanto, Ahmad Teori Belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenanda Media Grup. 11

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS TIPE JIGSAW TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS IV

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS TIPE JIGSAW TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS IV PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS TIPE JIGSAW TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS IV Fachruddin Tsani 1, I Wyn. Sujana 2, I Gusti Agung Oka Negara 3 Jurusan Pendidikan Guru

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING BERBASIS ASSESSMENT PORTOFOLIO TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING BERBASIS ASSESSMENT PORTOFOLIO TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS SISWA KELAS V PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING BERBASIS ASSESSMENT PORTOFOLIO TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS SISWA KELAS V Ni Putu Yuni Mahendri 1, I Gusti Agung Oka Negara 2, M.G Rini Kristiantari

Lebih terperinci

Andrie Eka Priyanti, I Wayan Wiarta, I Ketut Ardana. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Andrie Eka Priyanti, I Wayan Wiarta, I Ketut Ardana. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD GUGUS P.B. SUDIRMAN DENPASAR TAHUN AJARAN 2015/2016 Andrie Eka Priyanti,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV I Nengah Suardika 1, Ida Bagus Gede Surya Abadi 2, I Nengah Suadnyana 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LAGU DAERAH TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LAGU DAERAH TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LAGU DAERAH TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA Ni Made Feby Kurniyanthi 1, I Wayan Wiarta 2, I Wayan Darsana 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS IV SD GUGUS KOMPYANG SUJANATAHUN AJARAN 2016/2017 Ni Luh Ary Nirmalayati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Meraih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari sampai 21 Februari semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pada dasarnya, langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS LETDA MADE PUTRA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS LETDA MADE PUTRA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS LETDA MADE PUTRA Ni Pt. Krisnayati 1, I Kt. Adnyana Putra 2, I Wyn. Wiarta 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBASIS KEARIFAN LOKAL TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBASIS KEARIFAN LOKAL TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBASIS KEARIFAN LOKAL TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS Ni Made Astini 1, Made Putra 2, I Wayan Darsana 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu ( quasi eksperiment), di mana variabel ini tidak memungkinkan untuk dikontrol secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitan Menurut Sogiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Bandar Lampung semester

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian quasi eksperimen karena peneliti ingin mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap suatu variabel. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6-30 September 2013 tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil dan dilakukan di kelas VIII SMP Tri Bhakti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 84), pre eksperimental design seringkali dipandang sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 2 Siak

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung) PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung) Novia Nalom Larasati Email: vhia_luv321@yahoo.com No Hp 0857 6824 9824 I Komang Winatha

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dari penelitian ini terdiri dari dua variabel terdiri dari variabel terikat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2013:107), model penelitian ekperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2013:107), model penelitian ekperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model dan Bentuk Penelitian 1. Model Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model eksperimen. Menurut Sugiyono (2013:107), model penelitian ekperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MEDIA KONKRET TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MEDIA KONKRET TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MEDIA KONKRET TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SD Ni Luh Rika Apria Dewi1, I Ketut Ardana2, Dr.Mg. Rini Kristiantari3 1,2,3Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 0/03, yang terdistribusi dalam empat kelas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui efektif tidaknya model pembelajaran Probing Prompting dengan pendekatan Scientific dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi Sifat-sifat Operasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS Yulita Dewi Purmintasari, Ayu Lestari Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS YULITA DEWI PURMINTASARI, AYU LESTARI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan

METODE PENELITIAN. dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan III. METODE PENELITIAN Bab III ini membahas beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS IV SD GUGUS LETDA MADE PUTRA Putu Eka Cahya Putri 1,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS BERBASIS TRI HITA KARANA BERPENGARUH TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS BERBASIS TRI HITA KARANA BERPENGARUH TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS BERBASIS TRI HITA KARANA BERPENGARUH TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA Putu Sri Anjani 1, Komang Ngurah Wiyasa 2, I Ketut Ardana 3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan peneliti, mulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0R2R : 0R3R : 0R4R : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2011:77)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) menggunakan desain pretest-posttest control group design. Menurut Sugiyono (2012:

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel III. METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional, jenis dan teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 Kampar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006: 3) eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif eksperimen (true experiment). Jenis penelitian ini merupakan metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Metode tersebut digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian SMP Negeri 1 lembang menjadi tempat penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yang mana sekolah ini terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dan metode analisis data secara kuantitatif. 1 Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam setiap kegiatan pelaksanaan penelitian metode penelitian yang digunakan sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN Pengaruh Penggunaan Media (Devi Ratnasari) 2.571 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN THE EFFECT OF USE MEDIA POCKETS NUMBERS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Gajah Mada Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 8 SD.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada. sampai 14 April 2014 di SMP Al Ulum Pekanabaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada. sampai 14 April 2014 di SMP Al Ulum Pekanabaru. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada semester genap tahun pelajaran 013/014 yaitu mulai tanggal 17 Maret sampai 14 April

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 31 III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono dalam bukunya (2010: 107)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini bentuk pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif, karena data yang digunakan bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Tambang pada semester genap tahun pelajaran 014/015 yaitu mulai tanggal 10 Maret sampai 4 April 014

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS INTERAKSI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS INTERAKSI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS INTERAKSI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD Ni Kd Ratna Wahyuni 1,I Km Ngurah Wiyasa 2, I Kt Adnyana Putra 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS (MASTERY LEARNING) BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TIBUBENENG KUTA UTARA-BADUNG Ni Luh Diantari 1, Made Putra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen 47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang dilakukan. Uraian ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan,

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan, pelaksanaannya dimulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Juliansyah Noor penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2010:107) metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK BERPENGARUHTERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK BERPENGARUHTERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 016 MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK BERPENGARUHTERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS I Wayan Adiwiguna 1, I Wayan Wiarta, Ida Bagus

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV Ni Putu Ria Andri Laksmi 1, I Wayan Wiarta, Made Putra 3 1,,3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ),

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ), BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang Keefektifan Penerapan Kombinasi Metode Numbered Head Together dan Index Card Match dalam meningkatkan Hasil Belajar Aspek Kognitif Akidah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Rancangan yang digunakan peneliti adalah rancangan true-experimental dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan yang ditempuh atau dilewati. Sedangkan penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen1, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok eksperimen2,

Lebih terperinci

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DIBANTU MEDIA MAGIC CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang termasuk dalam jenis penelitian pra-eksperimental dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMK Pertanian Pembangunan Negeri Cianjur Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci