KARYA TULIS ILMIAH OLEH KRISNA ADI CANDRA NIM
|
|
- Ida Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEMBANDINGKAN EKSTRAK KULIT BENGKUANG DAN EKSTRAK BENGKUANG TANPA KULIT SEBAGAI TABIR SURYA (Pachyrhizus erosus) KARYA TULIS ILMIAH OLEH KRISNA ADI CANDRA NIM AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG SEPTEMBER 2013
2 MEMBANDINGKAN EKSTRAK KULIT BENGKUANG DAN EKSTRAK BENGKUANG TANPA KULIT SEBAGAI TABIR SURYA (Pachyrhizus erosus) KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Kepada Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program D III bidang Analis Farmasi dan Makanan OLEH KRISNA ADI CANDRA NIM AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN YAYASAN PUTRA INDONESIA MALANG SEPTEMBER 2013
3 Karya Tulis Ilmiah Oleh Krisna Adi Candra Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan Pembimbing, Dra.Wigang Solandjari
4 ABSTRAK Candra, Krisna Adi Perbandingan ekstrak bengkuang tanpa kulit dan ekstrak kulit bengkuang (Pachyrhizus erosus) Akademi Analis farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang, Dosen pembimbing : Dra. Wigang Soladjari Kata Kunci : spektrofotometri UV, ekstrak kulit bengkuang dan ekstrak bengkuang tanpa kulit, tabir surya, Banyak daerah- daerah yang menanam bengkuang yang banyak dikonsumsi ataupun digunakan sebagai sumber perawatan tubuh. Pemanfaatan bengkuang selama ini yang digunakan buahnya saja, sedangkan kulit buahnya hanya akan menjadi limbah yangdapat mencemarkan lingkungan. Kulit bengkuang mengandung vitamin- vitamin yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan kulit. Penelitian ini dilakukan untuk membuat suatu inovasi produk baru, dimana digunakan pemanfaatan vitamin B dan C yang terkandung dalam kulit bengkuang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak kulit bengkuang dengan ekstrak bengkuang tanpa kulit. Penelitian Terhadap kulit bengkuang dilakukan dengan metode diblender karena kandungan didalamnya mudah rusak terhadap pemanasan dan tidak dapat bertahan lama. Uji ekstrak bengkuang tanpa kulit dan ekstrak kulit bengkuang dengan uji spektrofotometri UV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit bengkuang dan ekstak bengkuang tanpa kulit mempunyai efektifitas yang sama dan tidak mempunyai perbandingan yang signifikan sebagai tabir surya. Berdasarkan Penelitian diharapkan penelitian selanjutnya dapat membuat suatu inovasi produk yang mempunyai nilai SPF. i
5 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan taufik serta hidayah-nya sehingga dalam penulisan karya ilmiah ini penulis tidak mengalami hambatan yang berarti sampai terselesaikannya karya ilmiah yang diberi judul Perbandingan Ekstrak Bengkuang Tanpa Kulit dan Ekstrak Kulit Bengkuang sebagai Tabir Surya (Pachyrhizus erosus). Dalam kesempatan ini pula, dalam penulisan karya ilmiah ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya penulis juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya baik itu dukungan berupa moril dan juga dukungan materil. 2. Bapak Hendik Krisna Dani, S.Si selaku Direktur AKAFARMA PI-M 3. Dra.Wigang Solandjari selaku Dosen Pembimbing KTI yang telah memberikan arahan, dan masukan baik dalam pembuatan karya ilmiah. 4. Ayu Ristamaya, Amd, ST selaku dosen penguji 5. Dra. Wahyu yuliandari Mpd selaku dosen penguji 6. Teman-teman seperjuangan yang juga selalu memberikan motivasi. 7. Pihak-pihak terkait lainnya yang juga turut membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari tidak manusia yang sempurna begitu juga dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan dalam karya tulis ilmiah ini, penulis sangat berharap kepada seluruh pihak agar ii
6 dapat memberikan kritik dan juga sarannya. Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Malang, Juli 2013 Penulis iii
7 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Asumsi Penelitian Ruang lingkup dan Keterbatasan Penelitian Definisi Istilah... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Bengkuang Klasifikasi Bengkuang Manfaat Bengkuang Kandungan Bengkuang Sunblok Kerangka Konsep... 9 BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Populasi dan Sampel Lokasi dan Waktu Penelitian Definisi Operasional Variabel Pengumpulan Data iv
8 3.6 Analisa Data BAB IV HASIL PENELITIAN Persiapan Bahan Baku Hasil Ekstraksi Hasil Uji Spektrofotometri UV Hasil Analis Data BAB V PEMBAHASAN BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN v
9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bengkuang 6 Gambar 4.1 Grafik Hasil Spektrofotometri UV Kulit Bengkuang dan Bengkuang Tanpa Kulit.. 18 vi
10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Persiapan Bahan Baku Lampiran 2. Hasil Ekstraksi. 17 Lampiran 3. Hasil Data Spektrofotometri UV Tiap Sampel 18 Lampiran 4. Hasil Analisa Data 19 Lampiran 5. Tabel t.. 28 vii
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya akan bahan alam serta manfaatnya yang dapat digunakan untuk kesehatan tubuh. Salah satu bahan alam tersebut adalah bengkuang yang telah lama digunakan sebagai perawatan tubuh. Perawatan kecantikan dilakukan untuk melindungi bagian luar tubuh dan bagian dalam tubuh dari bahaya sinar matahari. Sehingga perawatan tubuh sangat dibutuhkan untuk menjaga kulit dari bahaya sinar matahari pada saat melakukan aktivitas. Aktivitas di luar rumah ternyata bukan hanya dilakukan oleh kaum pria saja. Di era modern saat ini, sebagian besar wanita beraktivitas di luar rumah sehingga semakin banyak pula yang mengeluhkan berbagai masalah yang muncul pada kulit mereka. Masalah kulit yang timbul bisa dipicu oleh berbagai faktor, termasuk diantaranya karena pengaruh radiasi sinar ultra violet (UV) yang berasal dari paparan sinar matahari. Paparan sinar matahari dapat menyebabkan kulit menjadi kering karena hilangnya kelembaban kulit. Selain itu radiasi UV juga memicu munculnya bintik hitam pada kulit jika terpapar secara terus menerus. Tapi bahaya yang paling serius dari sinar UV adalah terjadinya kanker kulit. Untuk mengatasi hal ini tentunya diperlukan perlindungan maksimal terhadap kulit dari paparan sinar matahari. Salah satu bentuk perlindungan kulit yaitu dengan menggunakan tabir surya (sunblock) ketika akan beraktivitas di luar rumah.. 1
12 2 Salah satu penggunaan bahan alam untuk perawatan kecantikan yang sering dikenal adalah bengkuang (sering juga disebut bengkoang). Tanaman bengkuang ini biasa diaplikasikan dalam masker, lulur, sabun wajah, pelembab, dan lotion. Bengkuang terbukti menyegarkan, karena akar umbi dari bengkuang memiliki kandungan air yang tinggi, sekitar persen, sehingga memberi efek melembabkan. Disebutkan bahwa bengkuang mengandung vitamin C, flavonoid, dan saponin yang merupakan tabir surya alami untuk mencegah kulit rusak oleh radikal bebas. Juga, zat fenolik dalam bengkuang cukup efektif menghambat proses pembentukan melanin, sehingga pigmentasi akibat hormon, sinar matahari, dan bekas jerawat dapat dicegah dan dikurang. Namun tidak hanya buahnya,bengkoang berkulit juga mempunyai manfaat dan efektif untuk digunakan karena mempunyai kandungan Vitamin B, Vitamin C, Flavonoid untuk melembabkan kulit yang dibutuhkan dalam aktivitas seharihari. Diharapkan dengan bahan kulit bengkuang juga dapat memberikan efektifitas yang baik untuk digunakan sebagai sunblok atau lotion Rumusan masalah Apakah ekstrak bengkuang dan kulit bengkuang efektif untuk digunakan sebagai tabir surya? Apakah ada perbedaan ekstrak bengkuang dibandingkan ekstrak kulit bengkuang sebagai tabir surya? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efektifitas pada ekstrak bengkuang berkulit dan ekstrak bengkuang tanpa kulit untuk digunakan sebagai tabir surya.
13 Untuk mengetahui perbedaan ekstrak kulit bengkuang dari pada ekstrak bengkuang tanpa kulit sebagai tabir surya. 1.4 Kegunaan Penelitian Menciptakan inovasi baru kosmetik dari limbah kulit bengkuang Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa kulit bengkuang efektif dalam pembuatan lotion sunblok. 1.5 Asumsi Penelitian Bengkuang mengandung senyawa yang merupakan tabir surya alami Pada beberapa jenis buah bagian kulit buah mempunyai zat aktif lebih tinggi dibandingkan bagian buahnya. 1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengukur tabir surya dengan mengetahui nilai absorbansi Keterbatasan penelitian ini adalah tidak dapat mengetahui nilai SPF dari perbandingan ektrak bengkuang tanpa kulit dan kulit bengkuang. 1.7 Definisi Istilah Kulit bengkuang adalah bagian tanaman yang membungkus daging buah yang berwarna putih Sunblok adalah sediaan yang diperlukan untuk perlindungan maxsimal dari paparan sinar matahari terhadap kulit.
14 Efektifitas adalah pengaruh yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan.
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Bengkuang Morfologi bengkuang Bengkuang merupakan liana tahunan yang dapat mencapai panjang 4-5m, sedangkan akarnya dapat mencapai 2m. Batangnya menjalar dan membelit, dengan rambut-rambut halus yang mengarah ke bawah. Daun majemuk menyirip beranak daun 3; bertangkai 8,5-16 cm; anak daun bundar telur melebar, dengan ujung runcing dan bergigi besar, berambut di kedua belah sisinya; anak daun ujung paling besar, bentuk belah ketupat, cm. Bunga berkumpul dalam tandan di ujung atau di ketiak daun, sendiri atau berkelompok 2-4 tandan, panjang hingga 60cm, berambut coklat. Tabung kelopak bentuk lonceng, kecoklatan, panjang sekitar 0,5 cm, bertaju hingga 0,5 cm. Mahkota putih ungu kebiru-biruan, gundul, panjang 2 cm. Tangkai sari pipih, dengan ujung sedikit menggulung: kepala putik bentuk bola, di bawah ujung tangkai putik, tangkai putik di bawah kepala putik berjanggut. Buah polong bentuk garis, pipih, panjang 8-13 cm, berambut, berbiji 4-9 butir (Wikimedia commons). 5
16 6 2.2 Klasifikasi Bengkuang Gambar 2.1 Bengkuang Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Rosidae : Fabales : Fabaceae (suku polong-polongan) : Pachyrhizus : Pachyrhizus erosus (L.) Urban 2.3 Manfaat Bengkuang Tumbuhan ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak manis. Umbinya mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa
17 7 manis berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin, yang tidak bisa dicerna tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori. Umbi bengkuang biasa dijual orang untuk dijadikan bahan rujak, asinan, manisan, atau dicampurkan dalam masakan tradisional seperti tekwan. Umbi bengkuang sebaiknya disimpan pada tempat kering bersuhu 12 C hingga 16 C. Suhu lebih rendah mengakibatkan kerusakan. Penyimpanan yang baik dapat membuat umbi bertahan hingga 2 bulan. Walaupun umbinya dapat dimakan, bagian bengkuang yang lain sangat beracun karena mengandung rotenon, sama seperti tuba. Racun ini sering dipakai untuk membunuh serangga atau menangkap ikan, terutama yang diambil dari bijibijinya. Meski beracun, biji bengkuang pun dapat dijadikan bahan obat. Biji yang ditumbuk dan dicampur dengan belerang digunakan untuk menyembuhkan sejenis kudis. Sementara, di Jawa Tengah, setengah butir biji bengkuang dapat digunakan sebagai obat urus-urus. Keracunan biji bengkuang biasanya diatasi dengan meminum air kelapa hijau. (Wikimedia commons). 2.4 Kandungan Bengkuang Bengkuang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang sangat penting untuk kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung dalam bengkuang yang paling tinggi adalah vitamin C. Sedangkan yang terkandung dalam bengkuang adalah flavonoid, saponin, fosfor, zat besi, kalsium.kandungan vitamin C, flavonoid, dan saponin merupakan tabir surya
18 8 alami untuk mencegah kulit rusak oleh radikal bebas dan bengkuang cukup efektif dalam pembentukan melanin. Bengkuang juga merupakan buah yang mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga dapat menyegarkan tubuh setelah mengkonsumsinya dan menambah cairan tubuh yang diperlukan untuk menghilangkan deposit-deposit lemak yang mengeras yang terbentuk dalam beberapa bagian tubuh. Oleh karena itu, bengkuang dianggap dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.(herbal-bengkoang 2010). Kandungan Zat Gizi Bengkuang per 100 gram yaitu : Nama Kandungan Energi Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Vitamin A Vitamin B1 Vitamin C Besi Berat Kandungan 55 kal 1.4 g 0.2 g 12.8 g 15 mg 18 mg 0 SI 0.04 mg 20 mg 0.6 mg 2.5 Sunblock Definisi Sunblock Sunblock memberikan perlindungan kulit baik terhadap terpaan sinar UVA, UVB. Sunblock berfungsi menjadi reflektor dari radiasi sinar berbahaya tersebut sebelum menyentuh kulit. Merupakan suatu sediaan yang mengandung senyawa kimia yang dapat menyerap, menghamburkan atau memantulkan sinar surya yang mengenai kulit sehingga dapat digunakan untuk melindungi fungsi dan struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinar surya (FDA,2003).
19 9 Produk yang memiliki kandungan broad spectrum dimana dapat melindungi kulit terhadap UVA dan UVB, memiliki sunscreen yang tahan terhadap air dan minimal mengandung SPF 15. Sementara bagi yang memiliki kulit lebih terang lebih baik menggunakan produk dengan SPF yang lebih tinggi. Mekanisme tabir surya sebagai penyerap adalah sebagai berikut: 1. Molekul bahan kimia tabir surya menyerap energi dari sinar UV, kemudian mengalami eksitasi dari ground state ketingkat energi yang lebih tinggi. 2. Sewaktu molekul yang tereksitasi kembali ke kedudukan yang lebih rendah akan melepaskan energi yang lebih rendah dari energi yang semula diserap untuk menyebabkan eksitasi. 3. Maka sinar UV dari energi yang lebih tinggi, setelah diserap energinya oleh bahan kimia maka akan mempunyai energi yang lebih rendah. 4. Sinar UV dengan energi yang lebih rendah akan kurang atau tidak menyebabkan efek sunburn pada kulit (FDA, 2003). Sinar UV terdiri dari: 1. Sinar UV-A: disebut juga radiasi UV gelombang panjang, yang mempunyai panjang gelombang nm dengan puncak pada 340 nm. Daerah UV ini bertanggung jawab terhadap perubahan warna kulit secara langsung menjadi lebih gelap tanpa diawali oleh inflamasi, yang disebabkan karena fotooksidasi bentuk leuco dari melanin yang ada di lapisan kulit yang lebih luar; tetapi sinar ini menyebabkan eritema. 2. Sinar UV-B: juga disebut sebagai radiasi sengatan matahari (sunburn) atau radiasi UV sedang, mempunyai daerah panjang gelombang nm dengan puncak efektif pada 297,6 nm. Ini adalah daerah UV eritemogenik yang
20 10 bertanggung jawab terhadap reaksi sengatan seperti iritasi yang menyebabkan pembentukan melanin sehingga kulit menjadi lebih gelap. 3. Sinar UV-C: juga disebut gelombang radiasi UV pendek atau radiasi germisidal, mempunyai panjang gelombang dari nm. Meskipun merusak jaringan, sinar ini sebagian besar disaring oleh ozon di atmosfer. Tetapi sinar ini dapat dipancarkan oleh sumber UV buatan. Meskipun tidak merangsang pencoklatan kulit, tetapi dapat menyebabkan eritema.(fda.2003). 2.6 Kerangka Konsep Penelitian ini memformulasikan suatu sediaan, dimana sediaan yang akan dibuat sangat bermanfaat dan bahan aktifnya diambil dari bahan alam. Sediaan yang berupa lotion sunblok. Lotion sunblok merupakan suatu sediaan setengah padat berupa emulsi dengan basis larut dalam air yang mudah dioleskan keseluruh permukaan kulit. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini berupa kulit bengkuang dan buah bengkuang. Masyarakat juga banyak yang tahu manfaat bengkuang pada kulit, tapi banyak orang yang belum mengerti manfaat kulit bengkuang, itu dikarenakan masih banyak yang belum memanfaatkan kulit bengkuang sebagai bahan kosmetik karena masih belum tahu berapa besar zat aktif didalamnya untuk digunakan didalam produk kosmetik.. Bengkuang juga mempunyai kandungan kimia antara lain: Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Fosfor, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, besi dan memiliki senyawa saponin dan flavonid. Adanya vitamin B dan C dapat dimanfaatkan untuk kesehatan kulit. Vitamin B bermanfaat untuk menjaga kelembaban kulit sedangkan vitamin C sebagai antioksidan yang mampu
21 11 menangkal radikal bebas. Komponen- komponen vitamin C, vitamin B, saponin dan flavonid merupakan komponen tabir surya alami yang mencegah kulit rusak oleh radikal bebas. Pengambilan senyawa vitamin B, C, saponin dan flavonoid pada kulit bengkuang dan bengkuang menggunakan metode ekstraksi mengunakan pelarut air dengan cara diblender. Metode ekstraksi dengan air dikarenakan vitamin B, vitamin C, saponin dan flavonoid larut dalam air dan vitamin C dan B agak sukar larut dalam pelarut etanol. Setelah mendapatkan ekstrak kemudian disaring agar pengotornya terpisah dan mendapatkan ekstrak kental. Kemudian dilakukan Uji serapan secara spektrofotometri untuk mengetahui serapan sinar matahari terhadap sinar UV-A dan UV-B dengan menggunakan spektrofotometri UV. Uji serapan spektrofotometri UV untuk mengetahui apakah ekstrak kulit bengkuang dan ekstrak bengkuang tanpa kulit baik digunakan untuk produk sunblok yang menghambat sinar UV-A dan UV-B kepermukaan kulit.
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu proses dalam perencanaan penelitian dan pelaksanaan penelitian. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian. Berdasarkan permasalahannya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ekstrak bengkuang tanpa kulit dan ekstrak kulit bengkuang sebagai tabir surya. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir Tahap Persiapan Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi persiapan bahan, persiapan alat Tahap Pelaksanaan Tahap ini untuk memperoleh ekstrak, dan pemanasan untuk memperoleh ekstrak kental. Selanjutnya setelah mendapatkan ekstrak kental diencerkan dengan menggunakan air dan dilakukan pengujian serapan secara spektrofotometri UV Tahap Akhir Menganalisa data yang diperoleh dan menyimpulkannya. 12
23 Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ekstrak bengkuang tanpa kulit dan ekstrak kulit bengkuang Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah ekstrak bengkuang tanpa kulit dan ekstrak kulit bengkuang yang diperoleh dari pembelian bengkuang dipasar lawang yang terletak di Kecamatan Lawang. 3.3 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Pada proses pembuatan eksrtrak dan Spektrofotometri UV dilaksanakan labolatorium Farmakognosi Akademi Analis Farmasi dan Makanan Yayasan Putra Indonesia Malang. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai penyusunan proposal bulan Januari 2013 sampai terselesaikannya karya tulis ilmiah ini. 3.4 Definisi Operasional Variable Variabel penelitiannya penelitian ini terdapat satu variabel yaitu variabel Deskriptif dengan menggunakan serapan secara spektro UV. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variable Variabel Sub Variabel Definisi Alat Ukur Skala Ukur Uji serapan secara spektrofoto metri -Pengukuran Absorbansi sinar UV-A dan UV-B Mengetahui serapan sinar matahari terhadap sinar UV-A dan UV-B Spektrofoto metri UV Rasio
24 Pengumpulan data Data diperoleh dengan Menggunakan spektrofotometri UV untuk mengetahui serapan atau absorbansi sinar UV-A dan UV-B efektif sebagai tabir surya Alat dan Bahan Tabel 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat Blender Beaker Glass Corong Mortir dan stemper Spektrofotometri UV Kertas saring Bahan-bahan Ekstrak Kulit Bengkoang Ekstrak Bengkoang Aquadest Prosedur Kerja Pembuatan Ekstrak bengkuang tanpa kulit Langkah- langkah dalam pembuatan ekstrak Bengkuang antara lain: 1. Disiapkan alat yang sudah dicuci bersih dan bahan yang dibutuhkan. 2. Dicuci bersih bengkuang sampai kotor- kotoranya yang menempel pada bengkuang. 3. Dipotong kecil- kecil bengkuang sebanyak 250g. 4. Bengkuang yang sudah dipotong- potong diblender dengan air 100ml. 5. Bengkung yang sudah diblender lalu disaring mengunakan kertas saring. 6. Setelah disaring mendapat ekstrak bengkuang.
25 Pembuatan Ekstrak Kulit Bengkuang Langkah- langkah dalam pembuatan ekstrak bengkuang antara lain : 1. Menyiapkan alat yang sudah dicuci bersih dan bahan yang dibutuhkan. 2. Mencuci bersih bengkuang sampai kotor- kotoranya yang menempel pada kulit. 3. Kemudian bengkuang dikupas dan diambil kulitnya sebanyak 250g. 4. Dipotong kecil- kecil kulit bengkoang. 5. Kulit bengkuang yang sudah dipotong- potong diblender dengan air 100ml. 6. Kulit bengkong yang sudah diblender lalu disaring mengunakan kertas saring. 7. Setelah disaring mendapat ekstrak kulit bengkuang Uji Serapan Spektrofotometri UV Uji serapan Spektrofotometri pada Ekstrak Kulit Bengkuang 1. Menyiapapkan alat dan bahan. 2. Lalu dilarutkan ekstrak Kulit bengkuang dengan konsentrasi persen yaitu 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dengan air. Lihat lampiran Setelah itu dimasukkan tiap konsentrasi sampel kedalam kuvet dengan blanko. 4. Kemudiaan dimasukkan kedalam spektrofotometri. 5. Lalu diatur panjang gelombang λ 290nm-400nm. 6. Diamati absorbansinya.
26 Uji serapan Spektrofotometri pada Esktrak Bengkuang tanpa kulit 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Lalu dilarutkan ekstrak bengkuang tanpa kulit dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dengan air. Lihat lampiran Setelah itu dimasukkan tiap sampel kedalam kuvet dengan blanko. 4. Kemudiaan dimasukkan kedalam spektrofotometri. 5. Lalu diatur panjang gelombang λ 290nm-400nm. 6. Diamati absorbansinya. 3.6 Analisa data Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak dari hasil yang didapat dilakukan uji t dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan Hipotesis Ho : μ 1 = μ 2, yaitu Ekstrak Bengkuang berkulit dan Ekstrak bengkuang tanpa kulit memiliki efektifitas yang sama sebagai tabir surya. Ha : μ 1 μ 2, yaitu Ekstrak Kulit Bengkuang dan Ekstrak bengkuang tanpa kulit memiliki efektifitas yang berbeda sebagai tabir surya. 2. Menentukan Jumlah Pengamatan dari sampel n1 = Besar sampel 1 n 2 = Besar sampel 2 3. Mencari Sum Square SS = Σ x 2 Keterangan : x = pengamatan sampel n = besar sampel SS = Sum Square 4. Mencari standart error beda
27 17 Sx 1 Sx 2 = Keterangan : n1 = banyaknya data sampel 1 n2 = banyaknya data sampel 2 SS1 = Sum Square sampel 1 SS2 = Sum Square sampel 2 Sx 1 x 2 = standart error beda 5. Menghitung statik t yang digunakan t = Keterangan : x1 = rata-rata sampel 1 x2 = rata-rata sampel 2 Sx 1 x 2 = standart error beda 6. Menentukan level yang signifikan yaitu 5%=0,05 (t 0,05 ) 7. Mencari harga t pada tabel dengan degree of freedom n 1 + n Menentukan daerah penolakkan hipotesis Menolak Ho, menerima Ha jika: t dihitung > t tabel, df n 1 + n 2 2 menerima Ho, menolak Ha jika: t dihitung < t tabel, df n 1 + n 2 2 menyimpulkan dengan membandingkan harga t dengan harga t hitung.
28 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmakognosi Akademi Putra Indonesia Malang dan Universitas Brawijaya Malang pada bulan juni 2013 sampai selesai tentang pengujian perbandingan ekstrak bengkuang tanpa kulit dan ekstrak kulit bengkuang sebagai tabir surya menggunakan Spektrofotometri UV, didapatkan hasil sebagai berikut: 4.1 Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku bengkuang yang diperoleh dari pembelian bengkuang dipasar lawang. Kemudian bengkuang berkulit dan bengkuang yang sudah dikupas di pisahkan untuk dirajang dan diblender masing-masing kemudian disaring.. Hasil persiapan bahan baku disajikan dalam lampiran Hasil Ekstraksi Pembuatan ekstrak ada 2 macam yaitu yang pertama menggunakan bengkuang berkulit dan perbandinganya menggunakan bengkuang tanpa kulit. Tabel 4.1 Hasil pengamatan organoleptis kulit bengkuang dan bengkuang tanpa kulit Organoleptis Hasil pengamatan Kulit bengkuang Bengkuang tanpa kulit Warna Agak kecoklatan Putih Aroma Tidak beraroma Aroma terasa segar Hasil pengamatan disajikan dalam lampiran 2 18
29 Hasil Uji Spektrofotometri Ekstrak bengkuang kemudian dilarutkan dalam pelarut air dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, 10%. Kemudian diperiksa pada λ 290nm - 400nm. Dan dilihat Absorbansi tertinggi tiap sampel kemudian lihat grafik 4.2. Gambar 4.2 Grafik Hasil Spektrofotometri UV Bengkuang berkulit dan Bengkuang Tanpa Kulit A b s o r b a n s i 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 Kulit Buah konsentrasi 2% konsentrasi 4% konsentrasi 6% konsentrasi 8% konsentrasi 10% Tabel 4.3 Hasil absorbansi tiap sampel No Konsentrasi Absorbansi Kulit Buah 1 2% % % % % Hasil data spektrofotometri UV tiap sampel disajikan dilampiran 3
30 Hasil Analisa Data Dari analisi data uji t didapatkan hasil t hitung = lebih kecil dari pada t tabel = Sehingga Ho diterima yang artinya Ekstrak bengkuang tanpa kulit dan ekstrak kulit bengkuang sebagai tabir surya memiliki efektifitas yang sama. Hasil data disajikan dilampiran 4 dan tabel t pada lampiran 5.
31 BAB V PEMBAHASAN Penelitian ekstrak bengkuang tanpa kulit dan kulit bengkuang diawali dengan tahap mengumpulkan bahan baku bengkuang. Pada waktu pemilihan bengkuang juga harus yang bagus dikarenakan kulit bengkuang juga digunakan. Selanjutnya proses bengkuang dicuci bersih. Kemudian di kupas dan dipisahkan antara kulit bengkuang dan bengkuang tanpa kulit. Setelah itu kulit bengkuang dan bengkuang tanpa kulit ditimbang masing- masing sebesar 250g. Ekstraksi kulit bengkuang dan bengkuang tanpa kulit masing- masing mengggunakan blender dan ditambahkan air secukupnya. Menggunakan blender dikarenakan kandungan didalamnya mudah hancur jika terkena panas seperti menggunakan metode evaporasi, dan menggunakan pelarut air dikarenakan mudah larut dalam air dan sukar larut dalam pelarut etanol. Setelah diblender kemudian disaring. Pembuatan ekstrak bengkuang tanpa kulit dan ekstrak kulit bengkuang selanjutnya diuji dengan spektrofotometri UV menggunakan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dengan pelarut air.disini meggunakan 5 konsentrasi yang berbeda karena ingin mengetahui serapan yang maximal pada spektrofotometri. Tidak bisa menggunakan konsentrsai yang banyak karena ekstrak yang diuji tidak bisa tahan lama untuk disimpan atau untuk diuji, karena kandungan vitamin C yang didalamnya mudah rusak karena terkena panas dan terlalu lama disimpan maka dari itu pengujian harus cepat dilakukan. 21
32 22 Ada 3 macam sinar UV dan panjang gelombang yang berbeda antara lain sinar UV-A, UV-B, UV-C. Tapi yang dapat masuk ke bumi ada 2 sinar yaitu sinar UV-A dan UV-B saja karena sinar UV-C pada panjang gelombang 200nm-290nm yang dapat merusak jaringan, sinar ini sebagian besar disaring oleh lapisan ozon diatmosfer. Tapi sinar ini dapat dipancarkan oleh sumber UV buatan. Sedangakan sinar UV-A pada panjang gelombang λ 320nm-400 nm yang bisa merubah perubahan warna kulit secara langsung menjadi gelap. Dan sinar UV-B pada panjang gelombang 290nm-320nm yang bertanggung jawab terhadap reaksi sengatan seperti iritasi yang menyebabkan penyebabkan pembentukan melanin sehingga kulit menjadi lebih gelap. Spektrofotometri UV diuji pada sinar UV-A dengan panjang gelombang λ 320nm-400 nm dan UV-B pada panjang gelombang λ 290nm 320nm ditiap- tiap konsentrasi sampel agar mendapatkan absorbansi tertinggi tiap konsentrasi sampel. Setelah mendaptkan absorbansi tertinggi tiap sampel dilakukan analisa data dan hasilnya yang didapatkan dari Ekstrak bengkuang tanpa kulit dan ekstrak bengkuang berkulit sebagai tabir surya memiliki efektifitas yang sama dan tidak memiliki perbedaan yang segnifikan. Ini ditunjukkan dari grafik yang menunjukkan semakin besar konsentrasinya semakin besar absorbansinya.
33 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Hasil dari spektrofotometri menunjukkan bahwa ekstrak bengkuang berkulit dan ekstrak bengkuang tanpa kulit memiliki efektifitas yang sama dan tidak memiliki perbandingan yang signifikan sebagai tabir surya dengan mendapatkan nilai absorbansinya. Pada panjang gelombang 290nm-320nm pada UV-B dan tidak begitu efektif pada panjang gelombang 320nm-400nm pada UV- A. 23
34 DAFTAR PUSTAKA Subakat N, 2010, Teknologi Formulasi dan Pengembangan Produk Kosmetika, Makalah dalam Seminar Nasional Kosmetika Alami dan Presentasi Hasil Penelitian Yogyakart, 12 Juni 2010 Food and Drug Administration (FDA) Guildance for Industry Photosafety Testing, Pharmacology Toxycology Coordinating Committee in the Centre for Drug Evalution and Research (CDER) at the FDA. Ansel HC Pengantar Bentuk sediaan Farmasi, edisi IV. Jakarta: Universitas Indonesia Petro,A. J Correlation of Spectrophotometric Data With Sunscreen Protection Factors. International Journal. Cos. Sci. Lachman, L., Herbert A. L., Joseph L. K Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III. Universitas Indonesia : Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan :Jakarta Voight, R Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press :Yogyakarta Departemen akaesehatan Republik Indonesia, 2001, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid.2 Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia 24
BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)
BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) Gambar 1. Bengkuang Sumber: http://www.google.com/search?gs_rn=21&gs_ri=tanaman+bengkuang A. Sekilas Tanaman Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari sebagai sumber cahaya alami memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan, tetapi selain mempunyai manfaat sinar matahari juga dapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies
Lebih terperinci: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
I ndonesia merupakan salah satu negara produsen pisang yang penting di dunia, dengan beberapa daerah sentra produksi terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan N TB. Daerah-daerah ini beriklim hangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari, disatu pihak sangat diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi, kesehatan kulit dan tulang, misalnya dalam pembentukan vitamin D dari pro vitamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radikal bebas adalah sebuah atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya (Clarkson dan Thompson, 2000)
Lebih terperinciLili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(
Lili paris (Chlorophytum comosum) Kingdom : plantae divisi : magnoliophyta kelas : liliopsida ordo :liliaceae family : anthericaceae genus :chlorophytum spesies : chlorophytum comusum var. vittatum Batang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah: Variabel bebas Variabel terikat Waktu
Lebih terperinciumbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman herbal merupakan salah satu minuman berbahan dasar tumbuhan alami yang berkhasiat bagi tubuh. Minuman herbal dibuat dengan dasar rempahrempah, akar, batang,
Lebih terperinciPEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI
PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI Oleh : Keny Damayanti NPM.0533010023 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium kimia program studi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kedelai Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili : Plantae
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sinar matahari merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, namun ternyata
Lebih terperinciANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 2
ANEKA RESEP JUS SEHAT Slow Juicer MT-67 Bagian 2 Apa itu Slow Juicer? Berbeda dengan juicer yang menggunakan metode kecepatan tinggi dengan pisau yang tajam, Slow Juicer menggunakan Low Speed Technology
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan diakrabi masyarakat luas. Tanaman Amaranthanceae atau bayam merupakan sayuran yang memiliki ciri-ciri
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SUSU KEDELAI
LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SUSU KEDELAI Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiasi sinar matahari yang mengenai permukaan bumi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan
Lebih terperinciIklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar. matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah
BABI PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Iklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea
Lebih terperinciANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA RIMPANG, BATANG, DAN DAUN BANGLE (Zingiber purpureum Roscoe)
ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA RIMPANG, BATANG, DAN DAUN BANGLE (Zingiber purpureum Roscoe) Irma Erika Herawati 1*, Nyi Mekar Saptarini 2, Nurussofiatur Rohmah Urip 1 1 Jurusan Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE TENTANG MANFAAT BUAH KIWI UNTUK KESEHATAN TUBUH.
BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE TENTANG MANFAAT BUAH KIWI UNTUK KESEHATAN TUBUH. 2.1. Gizi Almatsier (2004) mengatakan bahwa gizi merupakan sari makanan yang bermanfaat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciJ. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-
Anggaran Tabel 2. Rencana Anggaran No. Komponen Biaya Rp 1. Bahan habis pakai ( pemesanan 2.500.000,- daun gambir, dan bahan-bahan kimia) 2. Sewa alat instrument (analisa) 1.000.000,- J. Gaji dan upah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Berenuk (Crescentia cujete L). a. Sistematika Tumbuhan Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobionata Super divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paparan sinar matahari dapat memicu berbagai respon biologis seperti sunburn, eritema hingga kanker kulit (Patil et al., 2015). Radiasi UV dari sinar matahari
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP
INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP Bengkuang merupakan buah yang kaya akan zat gizi yang mempunyai peranan yang penting untuk kesehatan terutama vitamin
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS
PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa. Hal tersebut menyebabkan wilayah Indonesia selalu terpapar sinar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang terletak disekitar garis khatulistiwa. Hal tersebut menyebabkan wilayah Indonesia selalu terpapar sinar matahari. Salah satu
Lebih terperinciIdentifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan
Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan Nurlina Saking dan Novia Qomariyah Disampaikan Dalam Rangka Seminar Nasional Teknologi Peternakan
Lebih terperinciKRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF
KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF Suwarmi, Agus Suprijono Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi YAYASAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciTELUR ASIN 1. PENDAHULUAN
TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaannya termasuk kekayaan tentang makanan tradisional, banyak makanan tradisional yang tidak dijumpai di negara lain
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tanaman Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat dan merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari adalah sumber utama radiasi sinar ultraviolet (UV) untuk semua sistem kehidupan manusia. Radiasi sinar UV dibagi menjadi tiga kategori, yaitu radiasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciKAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH
KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH Dian Pratiwi, Lasmaryna Sirumapea Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang tahun. Sebagian penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga mendapat
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai bulan Juli 2014 yang sebagian besar dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanas listrik, panci alumunium, saringan, peralatan gelas (labu Erlenmayer, botol vial, gelas ukur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan akan komoditas pangan. Namun, hal ini tidak diikuti dengan peningkatan produksi
Lebih terperinciGambar 1. Beberapa varietas talas Bogor
II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG Nama : Karnita Septi Wahyu Andriyani Kelas : 11-D3MI-02 NIM : 11.02.8021 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Karya ilmiah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian
PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. xvii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Ubi jalar ungu... 4 Gambar 2. Struktur DPPH... 8 Gambar 3. Reaksi penangkapan radikal DPPH oleh antioksidan... 10 Gambar 4. Formulasi lipstik ubi jalar ungu... 21 Gambar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penampilan adalah hal yang penting, berbagai cara dilakukan demi menciptakan penampilan yang menarik. Bagian tubuh yang sering menjadi perhatian dalam setiap
Lebih terperinciAKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK AKAR BANDOTAN (AGERATUM CONYZOIDES L.)
AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK AKAR BANDOTAN (AGERATUM CONYZOIDES L.) Meilisa Athiyah, Islamudin Ahmad, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian FARMAKA TROPIS, Fakultas Farmasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yoghurt merupakan produk olahan susu yang dipasteurisasi kemudian difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit, tumbuh sebagai batang-batang tanduk, dan tersebar hampir di seluruh kulit tubuh, wajah, dan kepala, kecuali pada
Lebih terperinciBAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM : 10 11 4210 1 INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE 1). Pengertian Tempe Tempe adalah makanan yang dibuat dari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut Tanah gambut terbentuk dari bahan organik sisa tanaman yang mati diatasnya, dan karena keadaan lingkungan yang selalu jenuh air atau rawa, tidak memungkinkan terjadinya proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan
Lebih terperinci7 Manfaat Daun Singkong
7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu
15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciPRODUKSI SUTE KUTUB SUSU SARI KETELA POHON (Manihot utilissim) DENGAN SENSASI MINT (Mentha arvensis L.) TANPA BAHAN PENGAWET
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya
Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman herbal merupakan minuman yang berasal dari bahan alami yang bermanfaat bagi tubuh. Minuman herbal biasanya dibuat dari rempah-rempah atau bagian dari tanaman,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyiapan sampel Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dalam keadaan basah yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg. Kulit buah naga merah
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG Karya ilmiah peluang bisnis tentang bisnis kentang goreng ini bertujuan untuk memberi petunjuk atau referensi kepada pembaca, untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciPENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.)
PENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.) Haeria, Surya Ningsi, Israyani Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ABSTRACT
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pisang Raja Pisang raja termasuk jenis pisang buah. Menurut ahli sejarah dan botani secara umum pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya
Lebih terperinciGunakan 7 Herbal untuk Perawatan Kulit Secara Alami
Gunakan 7 Herbal untuk Perawatan Kulit Secara Alami Gunakan 7 Herbal untuk Perawatan Kulit Secara Alami Herbal apa yang paling banyak dipakai untuk membantu kesehatan kulit? Tidak hanya menyembuhkan, tetapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kosmetika dekoratif digunakan sehari-hari untuk mempercantik diri. Salah satu contoh kosmetika dekoratif yang sering digunakan adalah lipstik. Lipstik merupakan
Lebih terperinciKulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.
WIJUMA wt Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Kulit memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh, diantaranya:
Lebih terperinciKemiri berasal dari Maluku dan tersebar ke Polynesia, India, Filipina, Jawa, Australia dan kepulauan Pasifik, India Barat, Brazil dan Florida.
MAKALAH TEKNOLOGI MINYAK NABATI MINYAK KEMIRI Disusun Oleh: ANISYA DWI S. ( I1506009 ) FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINYAK KEMIRI SEJARAH Kemiri berasal
Lebih terperinciPENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013
PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang
Tanaman bawang sabrang TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi bawang sabrang menurut Gerald (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Spermatophyta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis
Lebih terperinci