Bupati Pesisir Selatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bupati Pesisir Selatan"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj) Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Laporan Kinerja Pemerintah menyajikan informasi tentang ukuran keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian target kinerja dalam kurun waktu 1 (satu) tahun anggaran Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dimana Laporan kinerja ini disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Kami sangat menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat berbagai hal yang memerlukan penyempurnaan, baik dalam aspek penulisan, data-data dan materi laporan. Kami mengharapkan adanya informasi-infomasi berupa saran dan masukan, koreksi serta kritikan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya, serta kekuatan kepada kita semua dalam mengemban amanah untuk meningkatkan kualitas pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan dalam mewujudkan Visi Kabupaten Pesisir Selatan yang Mandiri, Unggul, Agamis dan Sejahtera. Painan, Maret 2017 BUPATI PESISIR SELATAN, H. HENDRAJONI, S.H., M.H. Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 i

3 IKHTISAR EKSEKUTIF Arah pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan telah ditetapkan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Oleh karena itu pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan harus terus dimonitor dan dievaluasi agar pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan tetap berjalan sesuai dengan perencanaan semula. Pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah tersebut didasarkan pada tujuan, sasaran strategis dengan indikator kinerjanya serta target yang telah ditentukan. Dalam RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 11 (sebelas) sasaran strategis dan 29 (dua puluh sembilan) indikator utama yang menjadi ukuran keberhasilan pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan, sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan telah ditetapkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 dengan 10 Sasaran Strategis dan 25 indikator kinerja utama. Capaian Indikator Kinerja tahun 2016, sebagai berikut : MISI 1 : Melaksanakan reformasi birokrasi dengan aparatur yang bersih dan responsif dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pencapaian Kinerja untuk 2 (dua) Sasaran Strategis dan 7 (tujuh) indikator kinerja yang terdapat pada Misi 1 sebesar 96,52%. Berdasarkan klasifikasi penilaian keberhasilan/kegagalan yang ditetapkan termasuk kategori Sangat Baik. Rincian capaian indikator kinerja per sasaran strategis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 1 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Misi NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1.1 Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih dan Bebas KKN 1. Penilaian LKD (Opini BPK) opini WTP WTP Peringkat penilaian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 skala BB CC i

4 3. Peningkatan Nilai LPPD skor Indek Kepuasan Masyarakat skala C B Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 2 Umur Harapan hidup tahun Rata-rata Lama Sekolah tahun Harapan Lama Sekolah tahun Rata-rata Capaian Kinerja Misi MISI 2 : Meningkatkan pembangunan infrastruktur perekonomian dan infrastruktur sosial yang terkait dengan sektor unggulan daerah Pencapaian Kinerja untuk 2 (dua) Sasaran Strategis dan 9 (sembilan) indikator kinerja yang terdapat pada Misi 2 sebesar 202,15%. Berdasarkan klasifikasi penilaian keberhasilan/kegagalan yang ditetapkan termasuk kategori Sangat Baik dengan rincian capaian indikator kinerja per sasaran strategis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 2 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Misi NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Ekonomi secara Berkelanjutan Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Sosial 1. Jalan Kabupaten dengan % kondisi baik 2. Irigasi kondisi baik % Rasio elektrifikasi % Akses sanitasi layak % Cakupan air minum bersih % Sarana dan prasarana moda transportasi dan telekomunikasi Kejadian bencana yang bisa ditangani sesuai standar kapasitas bencana Jumlah kawasan permukiman kumuh Penguatan lembaga ekonomi masyarakat untuk mendukung infrastruktur ekonomi % % kawasan 23 NA NA % Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 i

5 Rata-rata Capaian Kinerja Misi MISI 3 : Meningkatkan kehidupan beragama yang rukun, toleran dan mengembangkan nilai-nilai budaya adat basandi syarak-syarak basandi kitabullah (ABS-SBK) Pencapaian Kinerja untuk 2 (dua) Sasaran Strategis dan 4 (empat) indikator kinerja yang terdapat pada Misi 3 sebesar 83,33%. Berdasarkan klasifikasi penilaian keberhasilan/kegagalan yang ditetapkan termasuk kategori Baik dengan rincian capaian indikator kinerja per sasaran strategis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 3 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Misi NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 3.1. Terwujudnya Pelaksanaan Revolusi Mental, sesuai dengan Nilainilai Agama, Adat Budaya dan Kearifan Lokal 1 Lahirnya produk hukum daerah tentang muatan lokal dokumen Terwujudnya Penguatan Kelembagaan Agama, Adat dan Budaya Kompetensi dan kualifikasi pemangku adat dan agama Lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya Pelestarian nilai-nilai seni dan budaya % 60 NA NA % 60 NA NA % Rata-rata Capaian Kinerja Misi MISI 4 tetap : Meningkatkan produksi dan nilai tambah dengan mengedepankan pembangunan berkelanjutan Pencapaian Kinerja untuk 3 (tiga) Sasaran Strategis dan 7 (tujuh) indikator kinerja yang terdapat pada Misi 4 sebesar 99,63%. Berdasarkan klasifikasi penilaian keberhasilan/kegagalan yang ditetapkan termasuk kategori Sangat Baik dengan Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 i

6 rincian capaian indikator kinerja per sasaran strategis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 4 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Misi NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 4.1. Meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan serta kelautan dan perikanan 1. Peningkatan produksi utama a. Padi b. Jagung c. Daging d. Telur e. Ikan ton ton kg kg ton 322, ,808 1,205,295 1,580,747 48, , ,981 3,812,986 1,645,104 46, Terwujudnya Industri Pengolahan dan Pemasaran Produk-produk Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan melalui Pengembangan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan 2. Skor pola pangan harapan % Jumlah sentra industri unit Jumlah sentra perdagangan unit Jumlah Kopreasi aktif yang melakukan RAT % Jumlah UMKM unit 4,500 4, Terwujudnya Pesisir Selatan menjadi Destinasi utama Pariwisata Sumatera Barat 1. Jumlah kunjungan wisatawan : a. Wisatawan nusantara (Wisnu) b. Wisatawan mancanegara (Wisman) orang orang 2,100,000 1, Rata-rata Capaian Kinerja Misi MISI 5 : Meningkatkan peran struktur sosial dalam rangka mengurangi tingkat kejahatan, kriminalitas dan peredaran obat-obatan terlarang Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 v

7 Pencapaian Kinerja untuk 2 (dua) Sasaran Strategis dan 2 (dua) indikator kinerja yang terdapat pada Misi 5 sebesar 106,44%. Berdasarkan klasifikasi penilaian keberhasilan/kegagalan yang ditetapkan termasuk kategori Sangat Baik Rincian capaian indikator kinerja per sasaran strategis dapat dilihat pada tabel berikut Tabel. 5 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Misi 5 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN 5.1. Terwujudnya Peran Struktur Sosial dalam Pengurangan Penyakit Masyarakat 1. Berkurangnya penyakit masyarakat (pekat) a. Kasus narkoba b. Angka kriminalitas c. Jumlah kasus prostitusi rata-rata penurunan (%) rata-rata penurunan (%) rata-rata penurunan (%) , , ,21 126, Meningkatnya Keberdayaan Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat 1. Organisasi kelembagaan kemasyarakatan yang aktif % Rata-rata Capaian Kinerja Misi 5 106,44 Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 v

8 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i IKHTISAR EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1. Gambaran Umum Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan... I Struktur Organisasi... I Susunan Organisasi Perangkat Daerah... I Kepegawaian... I-5 2. Gambaran Profil Kabupaten Pesisir Selatan... I Kondisi Geografis... I Kondisi Demografis... I Isu Strategis yang dihadapi I-11 Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan... BAB II PERENCANAAN KINERJA... II Rencana Pembangunan Jangka II-1 Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 v

9 Pesisir Selatan Tahun Visi... II Misi... II Misi, Tujuan dan Sasaran... II Perjanjian Kinerja... II Indikator Kinerja Utama... II-4 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... III Metodologi Penialaian Capaian Target Kinerja... III Hasil Pengukuran Kinerja... III Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan... III Akuntabilitas Keuangan... III-46 BAB IV PENUTUP... IV-1 INFORMASI BAGAN ORGANISASI KAB. PESISIR SELATAN LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Misi 1 Tabel 2 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Misi 2 Tabel 3 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Misi 3 Tabel 4 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Misi 4 Tabel 5 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Misi 5 ii iii iv v vi Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 v

10 Tabel 1.1 Komposisi SDM Pemda Kabupaten Pesisir Selatan I-5 Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2016 Tabel 1.2. Komposisi SDM Pemda Berdasarkan Golongan I-6 Tabel 1.3. Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah I-7 di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 Tabel 1.4. Ketinggian Beberapa Tempat dari Permukaan Laut di I-8 Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 Tabel 1.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin I-9 Tahun 2016 Tabel 1.6. Komposisi Penduduk menurut Pekerjaan I-10 Tahun 2015 Tabel 1.7. Komposisi Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas I-11 menurut Pendidikan Tahun 2015 Tabel 2.1. Misi, Tujuan dan Sasaran II-2 Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun II Tabel 2.3. Indikator Kinerja Utama Kabupaten Pesisir Selatan II-4 Tabel 3.1. Klasifikasi Penilaian dan Kategori Penilaian III-1 Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Sasaran Strategis dan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016 Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Perjanjian Kinerja Pemerintah III-2 Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 Tabel 3.3. Capaian indikator kinerja sasaran strategis III-5 Tabel 3.4. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Penilaian LKD III-5 (Opini BPK) Tahun Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 i

11 Tabel 3.5. Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah III-6 Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 Tabel 3.6. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Peringkat III-7 Penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Tabel 3.7. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Peningkatan III-8 Nilai LPPD Tahun Tabel 3.8. Capaian indikator kinerja sasaran strategis III-9 Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 x

12 Tabel 3.9. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Umur Harapan III-10 Hidup Tahun Tabel Capaian Indikator Makro Urusan Kesehatan Tahun III Tabel Perkembangan target dan realisasi APK,APM dan APS Kabupaten Pesisir Selatan Tahun III-11 Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Rata-rata Lama III-12 Sekolah Tahun Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Harapan Lama III-13 Sekolah Tahun Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis III-14 Tabel Panjang Jalan Kabupaten berdasarkan Jenis dan Kondisi Jalan Tahun III-15 Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jalan Kondisi Baik III-15 Tahun Tabel Kondisi Irigasi di Kab. Pesisir Selatan Tahun III-16 Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Irigasi Kondisi III-16 Baik Tahun Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Rasio III-17 Elektrifikasi Tahun Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sarana Sanitasi Tahun 2015 III-17 Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Akses Sanitasi III-18 Layak Tahun Tabel Jumlah Embung di Kabupaten Pesisir Selatan III-19 Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Tahun 2015 III-19 Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Cakupan Air III-19 Minum Bersih Tahun Tabel Perhitungan Target, Realisasi dan Capaian Indikator III-20 Kinerja Sarana dan prasarana moda transportasi dan telekomunikasi Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sarana Dan Prasarana Moda Transportasi Dan Telekomunikasi Tahun III-21 Tabel Jumlah kejadian bencana dan yang tertangani Tahun III Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 x

13 Tabel Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Kejadian Bencana III-22 yang Bisa Ditangani Tahun Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis III-24 Tabel Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Tahun 2016 III Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Penguatan III-25 Lembaga Ekonomi Masyarakat Untuk Mendukung Infrastruktur Ekonomi Tahun Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis III-26 Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis III-27 Tabel 3.34 Cagar Budaya Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III-28 Tabel Gedung dan Group Seni serta pelaksanaan Festival Seni III-28 Tahun 2016 Tabel Perkembangan Data Capaian Makro Urusan III-29 Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Pelestarian Nilai-III-2nilai Seni dan Budaya Tahun Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis III-31 Tabel Perkembangan Produksi dan Produktivitas Padi III-31 Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tabel Perkembangan Produksi dan Produktivitas Jagung di III-32 Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tabel Perkembangan Produksi Daging dan Populasi Ternak di III-33 Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tabel Perkembangan Produksi dan Persentase Produksi dan III-33 Konsumsi Telur serta Populasi Unggas di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tabel Perkembangan Produksi Perikanan di III-34 Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Utama Tahun III-34 Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Skor Pola Pangan III-35 Tahun Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis III-36 Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 x

14 Tabel Tabel Pertumbuhan Industri Kecil Menengah di III-37 Kab. Pesisir Selatan Tahun Tabel Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri di Kabupaten Pesisir III-38 Selatan Tahun Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Sentra III-38 Industri Tahun Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Sentra III-38 perdagangan Tahun Tabel Perkembangan Koperasi di Kabupaten Pesisir Selatan III-39 yang melakukan RAT Tahun Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Koperasi aktif III-39 yang melakukan RAT Tahun Tabel Perkembangan Jumlah UMKM di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun III-40 Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah UMKM III-40 Tahun Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis III-41 Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Kunjungan III-42 Wisatawan Tahun Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis III-43 Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Berkurangnya III-44 Penyakit Masyarakat (Pekat) Tahun Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis III-45 Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Kelembagaan Yang Aktif Tahun III-45 Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 x

15 Tabel Tabel Anggaran dan Realisasi Anggaran Program/Kegiatan III-46 Yang Menunjang Sasaran Strategis Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 x

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten I-2 Pesisir Selatan Gambar 1.2 Komposisi SDM Pemda Berdasarkan Gender I-5 Gambar 1.3 Komposisi SDM Pemda Kabupaten Pesisir I-6 Selatan Berdasarkan Golongan Gambar 1.4 Persentase Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Tahun I Gambar 1.5 Piramida Penduduk Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-9 Laporan Kinerja Kabupaten Pesi sir Selatan Tahun 2016 x

17 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM KEDUDUKAN, TUGAS DAN KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN Pembentukan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) Jis Undang-Undang Drt Nomor 21 Tahun 1957 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 77) jo Undang-Undang Nomor 58 Tahun 1958 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1643) bahwa Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas luasnya untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Sedangkan dalam pelaksanaan otonomi, daerah mempunyai kewajiban melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; meningkatkan kualitas kehidupan, masyarakat; mengembangkan kehidupan demokrasi; mewujudkan keadilan dan pemerataan; meningkatkan pelayanan dasar pendidikan; menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan; menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak; mengembangkan sistem jaminan sosial; menyusun perencanaan dan tata ruang daerah; mengembangkan sumber daya produktif di daerah; melestarikan lingkungan hidup; mengelola administrasi kependudukan; melestarikan nilai sosial budaya; membentuk dan menerapkan peraturan perundangundangan sesuai dengan kewenangannya; dan kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Tugas dan Wewenang Bupati sebagai Kepala Daerah, memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. Kewajiban Bupati sebagai Kepala Daerah, memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia; meningkatkan kesejahteraan masyarakat; memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; melaksanakan kehidupan demokrasi; mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan; menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; memajukan dan mengembangkan daya saing Daerah; melaksanakan prinsip taat kepemerintahan yang bersih dan baik; melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah; menjalin hubungan kerja dengan Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-1

18 seluruh instansi vertikal di Daerah dan semua perangkat Daerah; menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan memiliki struktur organisasi sebagai berikut: 1.1. Struktur Organisasi Bagan struktur organisasi pemerintahan daerah Kabupaten Pesisir Selatan Garis Komando Garis Koordinasi / Konsultasi Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan 1.2. Susunan Organisasi Perangkat Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, maka susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari : Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-2

19 A. Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 48 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Sekretariat Daerah terdiri dari : 1. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat terdiri dari : a. Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah b. Bagian Kesejahteraan Rakyat c. Bagian Hukum d. Bagian Kesatuan Bangsa dan Politik 2. Asisten Perekonomian dan Pembangunan terdiri dari : a. Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam b. Bagian Pembangunan dan infrastruktur c. Bagian Pengadaan Barang dan Jasa 3. Asisten Administrasi Umum terdiri dari : a. Bagian Umum b. Bagian Keuangan c. Bagian Organisasi d. Bagian Humas dan Protokoler B. Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD merupakan unsur staf yang membantu pimpinan DPRD dalam menyelenggarakan tugas dan kewenangannya, dipimpin oleh seorang Sekretaris, yang bertanggung jawab secara operasional kepada pimpinan DPRD dan secara administratif kepada Sekretaris Daerah. Sekretariat DPRD terdiri dari: 1. Bagian Umum 2. Bagian Persidangan dan Risalah 3. Bagian Keuangan dan Bina Program 4. Bagian Hukum dan Perundang-Undangan C. Dinas Daerah Dinas Daerah terdiri dari 21 (dua puluh satu) Dinas yaitu : 1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 4. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air 5. Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan 6. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-3

20 7. Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian 8. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 9. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 10. Dinas Komunikasi dan Informatika 11. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 12. Dinas Perikanan 13. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan 14. Dinas Perhubungan 15. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 16. Dinas Pangan 17. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu 18. Dinas Lingkungan Hidup 19. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan 20. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 21. Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran D. Lembaga Teknis Daerah Lembaga Teknis Daerah dibentuk terdiri dari : 1. Inspektorat 2. Badan Perencanaan Daerah, Penelitian dan Pengembangan 3. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia 4. Badan Pengelola Keuangan Daerah 5. Badan Pendapatan E. Lembaga Lainnya 1. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 7 Tahun 2014 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Susunan Organiasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.Zein Painan F. Pemerintahan Kecamatan Pemerintahan Kecamatan terdiri dari 15 Kecamatan, yaitu : 1. Kecamatan Koto XI Tarusan 2. Kecamatan Bayang 3. Kecamatan IV Nagari Bayang Utara 4. Kecamatan IV Jurai Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-4

21 5. Kecamatan Batang Kapas 6. Kecamatan Sutera 7. Kecamatan Lengayang 8. Kecamatan Ranah Pesisir 9. Kecamatan Linggo Sari Baganti 10. Kecamatan Pancung Soal 11. Kecamatan Air Pura 12. Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan 13. Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan 14. Kecamatan Lunang 15. Kecamatan Silaut 1.3. Kepegawaian Kabupaten Pesisir Selatan memiliki SDM yang cukup beragam. Jumlah SDM-PNS Kabupaten Pesisir Selatan per 31 Desember 2016 sebanyak orang, terdiri dari orang atau 37 % Laki-laki dan orang atau 63% Perempuan, hal ini menunjukkan bahwa perimbangan gender yang baik sebagaimana nampak dalam gambar berikut ini : Gambar 1.2. Komposisi SDM Pemda Berdasarkan Gender Sedangkan berdasarkan jenjang pendidikan, SDM Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan didominasi oleh jenjang pendidikan S1 sebanyak 50,46% atau orang, disusul oleh jenjang pendidikan SMA sebanyak 19,99% atau orang. Hal ini menunjukkan bahwa jenjang pendidikan SDM Kabupaten Pesisir Selatan cukup baik. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Komposisi SDM Pemda Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2016 NO. JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-5

22 1 S % 2 S % 3 D4/S1 3, % 4 D % 5 D % 6 D % 7 SLTA 1, % 8 SMP % 9 SD % J U M L A H 7, % Sumber : BKPSDM Kabupaten Pesisir Selatan, 2016 Sedangkan bila dipilah berdasarkan eselon, datanya menunjukkan bahwa semakin tinggi eselonering, maka persentase pegawai perempuan semakin sedikit. Beberapa upaya perlu didorong untuk membuat pengembangan karir perempuan semakin terbuka termasuk dalam posisi-posisi strategis dalam pengambilan keputusan. Apalagi karena melihat data sebelumnya, bahwa dari segi jenjang pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan, kesenjangan gendernya justru semakin kecil. Untuk melihat lebih jelas komposisi SDM Pemda Kabupaten Pesisir Selatan menurut golongan, dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 1.2 Komposisi SDM Pemda Berdasarkan Golongan NO. GOLONGAN RUANG JUMLAH 1 IV 2,571 2 III 3,160 3 II 1,718 4 I 50 J U M L A H 7,499 Sumber : BKPSDM Kabupaten Pesisir Selatan, 2016 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-6

23 Golongan Ruang PNS IV III III I Gambar 1.3 Komposisi SDM Pemda Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan Golongan Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa SDM yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan cukup baik dimana 42.14% bergolongan ruang III dan hanya 0,67% bergolongan ruang I. 2. GAMBARAN PROFIL KABUPATEN PESISIR SELATAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS Posisi Secara geografis Kabupaten Pesisir Selatan terletak pada garis ,6 Lintang Selatan dan Bujur Timur. Luas daratan ± 5.749,89 km², panjang garis pantai ± 234 Km Kabupaten Pesisir Selatan secara administratif yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Padang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muko-Muko Provinsi Bengkulu Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan (Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh) Provinsi Jambi Wilayah Administratif Berdasarkan wilayah administratif, Kabupaten Pesisir Selatan memiliki 15 wilayah Kecamatan, 182 Nagari dan 480 kampung. Secara rinci jumlah nagari dan kampung per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-7

24 No Tabel 1.3 Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 Kecamatan Jumlah Nagari Jumlah Kampung Luas Wilayah (Km2) (%) 1 Koto XI Tarusan ,63 7,40 2 Bayang ,50 1,35 3 IV Nagari Bayang Utara ,74 4,36 4 IV Jurai ,80 6,50 5 Batang Kapas ,07 6,24 6 Sutera ,65 7,75 7 Lengayang ,60 10,27 8 Ranah Pesisir ,39 9,82 9 Linggo Sari Baganti ,41 5,49 10 Air Pura ,00 5,46 11 Pancung Soal ,10 7,41 12 Basa Ampek Balai Tapan ,28 6,35 13 Ranah Ampek Hulu Tapan ,22 5,43 14 Lunang ,00 9,81 15 Silaut ,50 6,36 JUMLAH ,89 100,00 Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, 2016 Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, Gambar 1.4 Persentase Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Tahun 2015 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-8

25 Topografi Topografi Kabupaten Pesisir Selatan berada pada dataran rendah dan perbukitan yang merupakan perpanjangan Bukit Barisan dengan ketinggian antara meter di atas permukaan laut. Kota Painan yang merupakan ibukota kabupaten berada pada ketinggian 3 meter dari permukaan laut dan untuk kota kecil lain pada umumnya terletak pada lokasi yang rendah kecuali daerah Asam Kumbang, Kecamatan IV Nagari Bayang Utara berada pada ketinggian 60 meter di atas permukaan laut. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1.4 Ketinggian Beberapa Tempat dari Permukaan Laut di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 No. Nama Tempat Tinggi 1 Silaut 14 meter 2 Lunang 30 meter 3 Tapan 25 meter 4 Inderapura 15 meter 5 Air Haji 7 meter 6 Balai Selasa 4 meter 7 Kambang 2 meter 8 Surantih 3 meter 9 Pasar Kuok 5 meter 10 Painan 3 meter 11 Salido 3 meter 12 Pasar Baru 4 meter 13 Asam Kumbang 60 meter 14 Tarusan 3 meter Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka KONDISI DEMOGRAFIS Jumlah Penduduk Penduduk Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2016 berjumlah 520,036 orang yang terdiri dari 264,084 orang laki-laki dan 255,952 orang perempuan. Secara rinci jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Selatan per Kecamatan dapat dilihat dari gambar dan tabel berikut ini: Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-9

26 Gambar 1.5 Piramida Penduduk Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 Tabel 1.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016 No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah (3+4) 1 Silaut 7,340 6,837 14,177 2 Lunang 11,041 10,474 21,515 3 Basa Ampek Balai Tapan 8,816 8,564 17,380 4 Ranah Ampek Hulu Tapan 7,203 6,887 14,090 5 Pancung Soal 12,890 12,374 25,264 6 Airpura 8,668 8,141 16,809 7 Linggo Sari Baganti 25,882 24,653 50,535 8 Ranah Pesisir 17,162 16,986 34,148 9 Lengayang 32,648 31,714 64, Sutera 30,481 29,146 59, Batang Kapas 20,883 20,354 41, IV Jurai 25,982 25,521 51, Bayang 22,676 22,518 45, IV Nagari Bayang Utara 4,578 4,641 9, Koto XI Tarusan 27,834 27,142 54,976 Jumlah 264, , ,036 Sumber: Database Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2016 Penyebaran penduduk di Kabupaten Pesisir Selatan menurut Kecamatan pada tahun 2016 terbanyak berada di Kecamatan Lengayang yaitu sebanyak jiwa atau Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-10

27 sebesar %. Wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak kedua dan ketiga yaitu Kecamatan Sutera dan Koto XI Tarusan sebanyak dan atau sebesar 11,47% dan 10,57%, disusul oleh Kecamatan IV Jurai pada urutan keempat dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa atau sebesar 9.90%. Selanjutnya, wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan IV Nagari Bayang Utara dengan jumlah penduduk jiwa atau 1,77% dan Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa atau 2,71%. Berikut gambaran sebaran penduduk di Kabupaten Pesisir Selatan tahun Komposisi Penduduk menurut Pekerjaan Penduduk Kabupaten Pesisir Selatan yang berumur 15 tahun ke atas, pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani 48,50% dan sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan 18,44%. Komposisi penduduk menurut pekerjaan selengkapnya disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 1.6 Komposisi Penduduk menurut Pekerjaan Tahun 2015 No Lapangan Usaha Jumlah Penduduk Persentase Pertanian ,50 2 Industri Pengolahan ,35 3 Perdagangan, Hotel dan Restoran ,45 4 Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan ,44 5 Lainnya ,26 Total 167, Sumber: BPS, Pesisir Selatan Dalam Angka, Komposisi Penduduk menurut Pendidikan Menurut pendidikan, komposisi penduduk Kabupaten Pesisir Selatan yang berumur 15 tahun ke atas, 20,22% berpendidikan SMP/MTs Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-11

28 No Tabel 1.7 Komposisi Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Pendidikan Tahun 2015 Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Persentase Tidak/Belum Pernah bersekolah/belum tamat SD 29, Sekolah Dasar 38, SLTP 35, SMA 38, SMK 12, Diploma I/II/III Akademi 2, Universitas 18, Total 176, Sumber: BPS, Pesisir Selatan Dalam Angka, ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN Isu strategis dijabarkan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pesisir Selatan. Perumusan isu strategis ini didasarkan kepada pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan tahun 2016 dengan sumber anggaran dari APBN, dana Propinsi dan dana APBD 1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan yang Transparan, Akuntabel dan Pelayanan Prima. Hal ini ditunjukkan dengan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan disiplin dan perbaikan kinerja. Adapun upaya terhadap peningkatan disiplin yaitu dengan menggunakan sistem absensi digital. Sedangkan perbaikan kinerja yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2017 dimulai dari sisi perencanaan dengan menerapkan sistem perencanaan melalui e-planning dan sistem pelaporan kinerja melalui e-sakip, sistem pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan aplikasi e-lelang, sistem pengelolaa keuangan melalui aplikasi SIPKD. 2. Pembangunan Infrastruktur Penunjang Ekonomi Rakyat Berbasis Lingkungan Hidup dan Kebencanaan. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-12

29 Upaya pemerintah dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur terlihat dari pelebaran jalan menuju objek wisata kawasan mandeh. Hal ini mendorong peningkatan perekonomian masyarakat yang berada dikawasan tersebut. 3. Peningkatan Daya Tarik, Pemasaran, Industri dan Kelembagaan Pariwisata; Peningkatan daya tarik, pemasaran, industri dan kelembagaan pariwisata diarahkan untuk mengembangkan objek-objek wisata potensial seperti Mandeh, Carocok Tarusan, Jembatan Akar dan Kawasan Mandeh Rubiah menjadi objek wisata yang menarik. Dengan pengembangan pariwisata ini diharapkan: 1) peningkatan perekonomian masyarakat, 2) tumbuh dan berkembangnya objek-objek wisata yang potensial, 3) terbukanya lapangan kerja di sektor pariwisata, 4) mewujudkan Pesisir Selatan sebagai tujuan wisata utama di Sumatera Barat, 5) pemasaran objek-objek wisata baik di dalam maupun di luar negeri. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 I-13

30 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun telah disahkan dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 3 tahun Dokumen perencanaan ini secara garis besar memuat visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan yang akan dicapai Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang akan dicapai tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan dan merupakan lanjutan dari periode pembangunan lima tahun sebelumnya. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Visi Kabupaten Pesisir Selatan adalah : Misi Visi Kabupaten Pesisir Selatan dijabarkan lebih lanjut kedalam misi yang merupakan bagian dari proses menuju cita-cita tersebut. Untuk mewujudkan visi Kabupaten Pesisir Seatan, maka dijabarkan kedalam misi sebagai berikut : 1. Melaksanakan reformasi birokrasi dengan aparatur yang bersih dan responsif dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat. 2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perekonomian dan infrastruktur sosial yang terkait dengan sektor unggulan daerah. 3. Mewujudkan kehidupan beragama yang rukun, toleran dan mengembangkan nilai nilai budaya Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK). 4. Miningkatkan produksi dan nilai tambah dengan tetap mengedepankan pembangunan berkelanjutan. 5. Meningkatkan peran struktur sosial dalam rangka mengurangi tinggkat kejahatan, kriminalitas dan peredaran obat obatan terlarang. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 II-1

31 Misi, Tujuan dan Sasaran Berdasarkan visi kepala daerah, telah ditetapkan misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Hubungan antara Misi, Tujuan dan Sasaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.1. Misi, Tujuan dan Sasaran MISI TUJUAN SASARAN 1. Melaksanakan reformasi birokrasi dengan aparatur yang bersih dan responsif dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dari KKN, akuntabel dan berkinerja, serta pelayanan publik yang prima Terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik. 2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perekonomian dan infrastruktur sosial yang terkait dengan sektor unggulan daerah. Mewujudkan pembangunan infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial dalam mendukung sektor unggulan daerah Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur ekonomi secara berkelanjutan. Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur sosial. 3. Meningkatkan kehidupan beragama yang rukun, toleran dan mengembangkan nilai nilai budaya ABS-SBK Mewujudkan perubahan sikap mental masyarakat, revitalisasi kelembagaan agama dan kelembagaan sosial kemasyarakatan sesuai nilai nilai agama, adat, budaya dan kearifan lokal. 1 2 Terwujudnya pelaksanaan revolusi mental, sesuai dengan nilai-nilai agama, adat budaya dan kearifan lokal Terwujudnya penguatan kelembagaan agama, adat dan budaya. 1 Meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan serta kelautan dan perikanan. 4. Meningkatkan produksi dan nilai tambah dengan tetap mengedepankan pembangunan berkelanjutan. Mewujudkan produk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan jasa pariwisata yang berdaya saing melalui peran koperasi, UMKM dan industri. 2 Terwujudnya industri pengolahan dan pemasaran produk-produk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan melalui pengembangan koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan. 3 Terwujudnya Pesisir Selatan menjadi Destinasi Utama Pariwisata Sumatera Barat. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 II-2

32 5 Meningkatkan peran struktur sosial dalam rangka mengurangi tingkat kejahatan, kriminalitas dan peredaran obat-obatan terlarang. Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang aman, damai, tertib, dan taat hukum. 1 2 Terwujudnya peran struktur sosial dalam pengurangan penyakit masyarakat. Meningkatnya keberdaayaan organisasi dan kelembagaan masyarakat. Sumber: RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 ditetapkan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun , Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pesisir Selatan. Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target 1. Terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN 2. Terwujudnya peningkatan dan kualitas pelayanan publik 1.1 Penilaian LKD (opini BPK) Opini WTP 1.2 Peringkat penilaian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Skala 1.3 Peningkatan nilai LPPD Skor Indeks Kepuasan Masyarakat Skala C 2.2 Umur Harapan Hidup Tahun 69,8 BB 2.3 Rata-rata lama Sekolah Tahun 8, Harapan Lama Sekolah Tahun 13,51 3. Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur ekonomi secara berkelanjutan 3.1 Jalan Kabupaten dengan kondisi baik % Irigasi kondisi baik % 51, Rasio elektrifikasi % Akses sanitasi layak % Cakupan Air Minum Bersih % Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur sosial 3.6 Sarana dan prasarana moda transportasi dan telekomunikasi 3.7 Kejadian bencana yang bisa ditangani sesuai standar kapasitas bencana % 50 % Jumlah kawasan kumuh kawasan Penguatan lembaga ekonomi masyarakat untuk mendukung infrastruktur ekonomi % 25 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 II-3

33 5 Terwujudnya pelaksanaan revolusi mental, sesuai dengan nilai-nilai agama, adat, budaya dan kearifan lokal 6. Terwujudnya penguatan kelembagaan agama, adat dan budaya 7. Meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan serta kelautan dan perikanan 5.1 Lahirnya produk hukum daerah tentang muatan lokal 6.1 Kompetensi dan kualifikasi pemangku adat dan agama 6.2 Lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya 6.3 Pelestarian nilai-nilai seni dan budaya 7.1. Peningkatan produksi utama : a. Padi b. Jagung c. Daging d. Telor e. Ikan dokumen - % 60 % 60 % 60 Ton Ton Kg Kg Ton Skor pola pangan harapan % Terwujudnya industri pengolahan dan pemasaran produk-produk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan melalui pengembangan koperasi UMKM, perindustrian dan perdagangan 9. Terwujudnya Pesisir Selatan menjadi Destinasi Utama Pariwisata Sumatera Barat 8.1 Jumlah sentra industri Unit Jumlah sentra perdagangan Unit Jumlah koperasi aktif yang melakukan RAT % Jumlah UMKM Unit Jumlah kunjungan wisatawan a. Wisatawan Nusantara (Wisnu) b. Wisatawan Mancanegara Orang Orang Terwujudnya peran struktur sosial dalam pengurangan penyakit masyarakat 11. Meningkatnya keberdayaan organisasi dan kelembagaan masyarakat (Wisman) 10.1 Berkurangnya penyakit masyarakat (pekat) a. Kasus Narkoba b. Angka Kriminalitas c. Jumlah Kasus Prostitusi 11.1 Organisasi kelembagaan kemasyarakatan yang aktif rata-rata penurunan (%) rata-rata penurunan (%) rata-rata penurunan (%) 8,03 6,77 19,70 % 60 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 II-4

34 Sumber: Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, INDIKATOR KINERJA UTAMA Pengukuran keberhasilan rencana pembangunan jangka menengah daerah dalam pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah periode tercermin dari capaian indikator kinerja utama yang ditetapkan. Untuk mengukur keberhasilan program pembangunan yang telah ditentukan maka dipilih Indikator Kinerja Utama dan target capaian selama satu tahun anggaran menurut tujuan dan sasaran pada setiap misi yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel 2.3 Indikator Kinerja Utama Kabupaten Pesisir Selatan Indikator Sasaran Satuan Target 2016 Misi I Melaksanakan reformasi birokrasi dengan aparatur yang bersih dan responsif dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat 1. Penilaian LKD (opini BPK) opini WTP 2. Peringkat penilaian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah skala 3. Peningkatan Nilai LPPD skor 3037 BB 4. Indeks Kepuasan Masyarakat skala C 5. Umur Harapan Hidup Tahun Rata-rata Lama Sekolah Tahun Harapan Lama Sekolah Tahun 13.5 Misi 2 Meningkatkan pembangunan insrafstruktur perekonomian dan inrastruktur sosial yang terkait dengan sektor unggulan daerah 1. Jalan Kabupaten dengan Kondisi baik % Irigasi kondisi baik % Rasio elektifikasi % Akses Sanitasi Layak % Cakupan Air Minum bersih % Sarana dan Prasarana moda transportasi dan telekomunikasi 7. Kejadian bencana yang bisa ditangani sesuai standar kapasitas bencana % 50 % Jumlah kawasan kumuh kawasan Penguatan lembaga ekonomi masyarakat untuk mendukung infrastruktur ekonomi % 25 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 II-5

35 Misi 3 Meningkatkan Kehidupan Beragama yang Rukun, Toleran dan Mengembangkan Nilai-nilai Budaya ABS-SBK 1. Lahirnya produk hukum daerah tentang muatan lokal 2. Kompetensi dan kualifikasi pemangku adat dan Beragama 3. Lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya dokumen - % 60 % Pelestarian Nilai-nilai Seni dan budaya % 60 Misi 4 Meningkatkan produksi dan nilai tambah dengan tetap mengedepankan pembangunan berkelanjutan 1. Peningkatan produksi utama : a. Padi Ton 322,752 b. Jagung Ton 111,808 c. Daging Kg 1,205,295 d. Telor Kg 1,580,747 e. Ikan Ton 48, Skor pola pangan harapan % Jumlah sentra industri Unit Jumlah sentra perdagangan Unit Jumlah Koperasi aktif yang melakukan RAT % Jumlah UMKM Unit 4, Jumlah kunjungan wisatawan : a. Wisatawan Nusantara (Wisnu) Orang 2,100,000 b. Wisatawan Mancanegara (Wisman) Orang 1,650 Misi 5 Meningkatkan peran Struktur Sosial dalam Rangka Mengurangi Tingkat Kejahatan, Kriminalitas dan Peredaran Obat-obatan Terlarang 1. Berkurangnya penyakit masyarakat(pekat) a. Kasus Narkoba Rata-rata penurunan (%) b. Angka kriminalitas Rata-rata penurunan (%) c. Jumlah kasus prostitusi Rata-rata penurunan (%) 2. Organisasi kelembagaan kemasyarakatan yang aktif Sumber: RPJMD Kab. Pesisir Selatan Tahun ,03 6,77 19,70 % 60 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 II-6

36 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan yang memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD Tahun Akuntabilitas Kinerja ini mencakup 11 (sebelas) sasaran strategis dengan 29 ( dua puluh sembilan) indikator kinerja METODOLOGI PENILAIAN CAPAIAN TARGET KINERJA Pengukuran Kinerja adalah pengukuran capaian target kinerja kelompok indikator kinerja sasaran strategis yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Metode pengukuran kinerja digunakan adalah metode pengukuran sederhana dengan membandingkan target kinerja dengan realisasi kinerja kelompok indikator kinerja sasaran strategis. Hasil pengukuran dan capaian indikator kinerja dimaksud, digunakan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan serta analisis penyebab keberhasilan/kegagalan capaian target indikator kinerja yang ditetapkan. Untuk penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis dan keberhasilan/kegagalan capaian indikator kinerja, ditetapkan kategori penilaian keberhasilan/kegagalan sebagaimana tercantum pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Klasifikasi Penilaian dan Kategori Penilaian Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Sasaran Strategis dan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016 No Klasifikasi Penilaian Predikat 1 85% - 100% Sangat Baik 2 69% - 84% Baik 3 53% - 68% Cukup 4 < 53% Gagal Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 1

37 3.2. HASIL PENGUKURAN KINERJA Hasil pengukuran capaian target indikator kinerja utama 11 (sebelas) sasaran strategis yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel 3.2. NO. Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 MISI/TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN 2016 TARGET REALISASI CAPAIAN MISI 1 : MELAKSANAKAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN APARATUR YANG BERSIH DAN RESPONSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT Tujuan 1 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dari KKN, akuntabel dan berkinerja, serta pelayanan publik yang prima 1.1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Penilaian LKD (Opini BPK) Peringkat penilaian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah opini WTP WTP 100 skala BB CC Peningkatan Nilai LPPD skor Indeks Kepuasan Masyarakat skala C B Umur Harapan hidup tahun Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 3 Rata-rata Lama Sekolah tahun Harapan Lama Sekolah tahun MISI 2 : MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEREKONOMIAN DAN INFRASTRUKTUR SOSIAL YANG TERKAIT DENGAN SEKTOR UNGGULAN DAERAH Tujuan 1 : Mewujudkan pembangunan infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial dalam mendukung sektor unggulan daerah 2.1. Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Ekonomi secara Berkelanjutan 1. Jalan Kabupaten dengan kondisi baik % Irigasi kondisi baik % Rasio elektrifikasi % Akses sanitasi layak % Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 2

38 5. Cakupan air minum bersih % Sarana dan prasarana moda transportasi dan telekomunikasi % Kejadian bencana yang bisa ditangani sesuai standar kapasitas % bencana 8. Jumlah kawasan permukiman kumuh kawasan 23 NA NA 2.2. Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Sosial 1. Penguatan lembaga ekonomi masyarakat untuk mendukung infrastruktur ekonomi % MISI 3 : MENINGKATKAN KEHIDUPAN BERAGAMA YANG RUKUN, TOLERAN DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI BUDAYA ABSSBK Tujuan 1 : Mewujudkan perubahan sikap mental masyarakat, revitalisasi kelembagaan agama dan kelembagaan sosial kemasyarakatan sesuai nilai-nilai agama, adat, budaya dan kearifan lokal 3.1. Terwujudnya pelaksanaan revolusi mental, sesuai dengan nilai-nilai agama, adat budaya dan kearifan lokal 1. Lahirnya produk hukum daerah tentang muatan lokal dokumen Kompetensi dan kualifikasi pemangku adat dan agama % 60 NA NA 3.2. Terwujudnya Penguatan Kelembagaan Agama, Adat dan Budaya 2. Lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya % 60 NA NA Pelestarian nilai-nilai seni dan budaya % MISI 4 : MENINGKATKAN PRODUKSI DAN NILAI TAMBAH DE NGAN TETAP MENGEDEPANKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUT AN Tujuan 1 : Mewujudkan produk pertanian, perkebunan, peterna kan, perikanan dan jasa pariwisata yang berdaya saing melalui peran koperasi, U MKM dan indus tri 1. Peningkatan produksi utama a. Padi ton 322, , b. Jagung ton 111, , c. Daging kg 1,205,295 3,812, d. Telor kg 1,580,747 1,645, Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 3

39 Meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian, 4.1. perkebunan, peternakan serta kelautan dan perikanan e. Ikan ton 48,500 46, Skor pola pangan harapan % Terwujudnya Industri 1. Jumlah sentra industri unit Pengolahan dan Pemasaran Produk-produk Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan melalui Pengembangan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan 2. Jumlah sentra perdagangan unit Jumlah Koperasi aktif 3. yang melakukan RAT % Jumlah UMKM unit 4,500 4, Terwujudnya Pesisir Selatan menjadi destinasi utama pariwisata Sumatera Barat 1. Jumlah kunjungan wisatawan : a. Wisatawan nusantara (Wisnu) b. Wisatawan mancanegara (Wisman) orang 2,100,000 1,980, orang 1,650 1, MISI 5 : MENINGKATKAN PERAN STRUKTUR SOSIAL DALAM RANGKA MENGURANGI TINGKAT KEJAHATAN, KRIMINALITAS DAN PEREDARAN OBAT-OBATAN TERLARANG Tujuan 1 : Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang aman, damai, tertib, dan taat hukum 1.1. Terwujudnya peran struktur sosial dalam pengurangan penyakit masyarakat 1. Berkurangnya penyakit masyarakat (pekat) 112,89 a. Kasus narkoba % b. Angka kriminalitas % ,26 c. Jumlah kasus prostitusi % ,21 126, Meningkatnya Keberdayaan Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat 2. Organisasi kelembagaan kemasyarakat yang aktif % Rata-rata Capaian Indikator 11 Sasaran Strategis : 29 Indikator Kinerja 131,46 Dari tabel 3.2. dapat dilihat, capaian rata-rata 29 (dua puluh sembilan) indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan/kegagalan pencapaian 11 (sebelas) sasaran strategis yang ditetapkan tahun 2016 sebesar 131,46%. Sebanyak 22 (dua puluh dua) indikator nilainya Sangat Baik Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 4

40 dengan prediket Sangat Berhasil, sebanyak 2 (dua) indikator nilainya Baik dengan prediket Berhasil, sebanyak 1 (satu) indikator nilainya Cukup dengan prediket Cukup Berhasil, 3 (tiga) indikator kinerja nilainya belum diukur karena belum tersedianya data dan program/kegiatan pendukung tahun 2016 dan 1 (satu) indikator nilai targetnya ada pada tahun CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN Berdasarkan hasil pengukuran indikator kinerja Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 sebagaimana tercantum pada tabel 3.2. selanjutnya pada sub bab ini disajikan analisis capaian kinerja per sasaran strategis untuk mewujudkan misi yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. MISI 1 : MELAKSANAKAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN APARATUR YANG BERSIH DAN RESPONSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT Misi pertama ini memuat beberapa kata kunci yaitu : (1) reformasi birokrasi, (2) SDM yang bersih dan responsive dan (3) peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Capaian yang diharapkan dalam pelaksanaan misi ini adalah terciptanya sumberdaya manusia yang unggul, memiliki keterampilan dan berdaya saing tinggi. Dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas, pelayanan kesehatan menjadi faktor yang sangat penting. SDM berkualitas hanya dapat terbentuk dengan kondisi kesehatan prima. Kesehatan yang prima tentunya akan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berbuat lebih banyak dan lebih produktif. Untuk mewujudkan misi tersebut,, tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai dari pelaksanaan program dan kegiatan adalah sebagai berikut: Tujuan 1 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dari KKN, akuntabel dan berkinerja, serta pelayanan publik yang prima Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, hasil yang akan dicapai ditetapkan dalam sasaran strategis sebagai berikut: Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 5

41 SASARAN TERWUJUDNYA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BEBAS KKN Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 3.3. Capaian indikator kinerja sasaran strategis No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian ( %) 1. Penilaian LKD (opini BPK) opini WTP WTP Peringkat penilaian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah skala BB CC 72,76 3. Peningkatan nilai LPPD skor Rata-rata Capaian 90,92 Dari tabel 3.3. dapat dilihat rata-rata capaian 3 (tiga) indikator kinerja sasaran strategis sebesar 90,92 %. Pencapaian sasaran strategis termasuk Sangat Berhasil dengan kategori Sangat Baik. 1. Penilaian LKD (opini BPK) Realisasi indikator kinerja ini diukur berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas LKPD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 yang menyatakan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Berikut tabel Realisasi dan capaian indikator kinerja Penilaian LKD (opini BPK) tahun : Tabel 3.4. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Penilaian LKD (Opini BPK) Tahun Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 6

42 No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Penilaian LKD (opini BPK) opini WTP WTP Indikator opini BPK merupakan salah satu indikator kualitas akuntabilitas keuangan dilihat dari opini auditor eksternal (BPK) atas penyajian laporan keuangan. Dari tabel menunjukkan bahwa realisasi kinerja Penilaian LKD (Opini BPK) Tahun dapat dipertahankan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dalam mencapai target opini BPK ini telah dilaksanakan beberapa kegiatan yang mendukung capaian kinerja tersebut antara lain: 1. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah 2. Inventarisasi hasil temuan pengawasan 3. Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif 4. Evaluasi Laporan Kinerja SKPD 5. Penilaian Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pengawasan 2. Peringkat penilaian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Tingkat akuntabilitas instansi Pemerintah Kab. Pesisir Selatan pada tahun 2016 ditarget dengan nilai BB. Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, Reformasi dan Birokrasi melalui Inspektorat Provinsi Sumatera Barat, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mendapat nilai 50,93% atau dengan predikat CC. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil, Pemerintah Kabupten Pesisir Selatan masih banyak memerlukan perbaikan. Berikut komponen hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan : Tabel 3.5. Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 7

43 NO. KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT NILAI 1 Perencanaan Kinerja 30 16,80 2 Pengukuran Kinerja 25 9,46 3 Pelaporan Kinerja 15 8,66 4 Evaluasi Internal 10 6,16 5 Capaian Kinerja 20 9,86 NILAI HASIL EVALUASI ,93 TINGKAT AKUNTABILITAS CC Realisasi dan capaian kinerja, peringkat penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun dapat dilihat pada tabel Tabel 3.6. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Peringkat Penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Peringkat penilaian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Skala CC BB 101,78 72,76 Secara umum Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan belum melakukan penerapan SAKIP dimana masih terdapat kelemahan antara lain: 1. Dokumen-dokumen perencanaan kinerja seperti RPJMD dan Renstra pada masingmasing SKPD belum dilengkapi dengan IKU yang relevan dan terukur 2. Prosedur penganggaran SKPD belum sepenuhnya selaras dengan renstra 3. Perjanjian Kinerja belum disusun dari tingkat esselon III dan IV 4. Perjanjian Kinerja belum dilengkapi dengan Rencana Aksi Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 8

44 5. Monitoring dan evaluasi belum dilaksanakan secara konsisten untuk melihat penca[aian realisasi kinerja sesuai dengan rencana aksi dan terget-target yang ingin dicapai 6. Evaluasi masih sebatas pelaksanaan kegiatnan dan penyerapan anggaran belum berorientasi pada Outcame Untuk memperbaiki Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan Kab Pessel Tahun 2017 maka, akan dilakukan hal -hal sebagai berikut :. 1. Melakukan review terhadap RPJMD dan Renstra SKPD yang mencakup review tujuan dan sasaran, indikator kinerja utama yang relevan spesifik dan terukur 2. Menerapkan anggaran berbasis kinerja dengan membuat perjanjian kinerja secara berjenjang dari eselon II, III dan IV 3. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian kinerja. 3. Peningkatan Nilai LPPD Penyusunan LPPD merupakan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang LPPD kepada Pemerintah, LKPj kepada DPRD dan LPPD kepada masyarakat. LPPD merupakan dokumen strategis dalam upaya penciptaan akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan Pemerintah Daerah sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja Kepala Daerah yang merupakan gabungan kinerja kepala OPD selama satu tahun anggaran yaitu anggaran Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri setiap tanggal 25 April ( Hari Otonomi Daerah), LPPD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013 mendapat peringkat ke 3 dari 19 Kab/Kota se Sumbar dengan skor dan untuk tahun 2014 mendapat peringkat ke 2 dari 19 Kab/Kota se Sumbar dengan skor 3,0374 (sangat tinggi). Realisasi indikator kinerja skor hasil peringkat penilaian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah diperoleh dari dokumen laporan penyelenggaraan pemerintah daerah tahun 2016 dari Kementerian Dalam Negeri. Untuk menentukan keberhasilan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, Kementerian Dalam Negeri menetapkan 4 kategori prestasi keberhasilan sebagai berikut: NO INDEKS LPPD PRESTASI 1 3,00<.. 4,00 Sangat Tinggi Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 9

45 2 2,00<.. 3,00 Tinggi 3 1,00<.. 2,00 Sedang Sedang 4 0,00.. 1,00 Rendah Rendah Berikut tabel Realisasi dan capaian indikator Peningkatan Nilai LPPD Tahun Tabel 3.7. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Peningkatan Nilai LPPD Tahun Realisasi Capaian (%) No. Indikator Kinerja Satuan Peningkatan nilai LPPD Skor 3,037 3, Program-program yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih dan Bebas KKN antara lain : 1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Capaian Kinerja dan Keuangan 2. Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan Keuangan Dearah 3. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota 4. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa dan Nagari 5. Program Penataan Penguasaan Pemilikan dan Pemanfaatan Tanah Pemda 6. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebujakan Kepala Daerah 7. Program peningkatan pengawasan akuntabilitas kinerja aparatur 8. Program Penataan Kelembagaan dan Penatausahaan Pemda 9. Program Perencanaan Pembangunan Daerah 10. Program Pemantapan Otonomi Daerah Program tersebut didukung oleh dana sebesar Rp6.560,746,890,00 terealisasi sebesar Rp5,702,939,157,00 atau 86,93%. Ini berarti, dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 terdapat efisiensi anggaran sebesar 13,07 % atau Rp857,807,733,00. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 1

46 SASARAN TERWUJUDNYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 3.8. Capaian indikator kinerja sasaran strategis No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian ( %) 1. Indeks Kepuasan Masyarakat skala C B Umur Harapan Hidup Tahun 69, Rata-rata Lama Sekolah Tahun Harapan Lama Sekolah Tahun 13, Rata-rata Capaian Dari tabel 3.8. dapat dilihat, rata-rata capaian 4 (empat) indikator kinerja sasaran strategis sebesar 100,73%. Pencapaian sasaran strategis termasuk Sangat Berhasil dengan kategori Sangat Baik 1. Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks Kepuasan Masyarakat merupakan data atau informasi tentang kepuasan masyarakat, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapatan masyarakat, dalam memperoleh pelayanan dari apartur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Survey Indeks Kepuasan Masyarakat bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 1

47 secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. Pengukuran kepuasan merupakan elemen penting dalam proses evaluasi kinerja dimana tujuan akhir yang hendak dicapai adalah menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif berbasis dari kebutuhan masyarakat. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna layanan. Kepuasan masyarakat ini dapat dijadikan acuan bagi berhasil atau tidaknya pelaksanaan program yang dilaksanakan pemerintah daerah Kabupeten Pesisir Selatan. 2. Umur Harapan Hidup Umur harapan hidup adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur. Angka ini adalah angka pendekatan yang menunjukkan kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama. Umur harapan hidup merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam menentukan Human Development Index (HDI). Tahun 2016 target indikator Umur Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Pesisir Selatan yaitu 69,8 tahun yang berarti usia produktif masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan adalah sampai dengan usia 69,8 tahun. Target yang ditetapkan di tahun 2016 adalah 69,8 tahun dan terealisasi 68,9 tahun dengan tingkat capaian 98,71 %. Realisasi Usia Harapan Hidup Kabupaten Pesisir Selatan pada periode tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 3.9. Tabel 3.9. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Umur Harapan Hidup Tahun Realisasi Capaian (%) No. Indikator Kinerja Satuan Umur Harapan Hidup Tahun 68,90 68,90 98,42 98,71 Sumber : data Dinas Kesehatan Kab Pessel 2016 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 1

48 Selain Umur Harapan Hidup, peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh beberapa indikator lainnya seperti angka kematian ibu dan angka kematian, persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit atau puskesmas. Untuk mengetahui perkembangan indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: NO INDIKATOR KINERJA Tabel Capaian Indikator Makro Urusan Kesehatan Tahun TARGET REALISASI Usia Harapan Hidup (UHH) Angka Kematian Ibu (AKI) 108/ / ,2/ KH 63,4 / KH KH KH 5 Orang 6 orang 3. Angka Kematian Bayi (AKB) 27/1.000 KH 23 / ,6 /1.000 KH 5 /1.000 KH KH KH 42 Orang 48 orang 4. Persentase Balita Kekurangan Gizi < 15 <4, Pelayanan Kesehatan Lansia 6. K4 Ibu hamil Penanganan komplikasi kebidanan 8. Persalinan Linakes Sumber : Data Dinas Kesehatan Kab Pessel Rata-rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Indikator Rata-rata Lama Sekolah ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 1

49 yang ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang dijalankan. Untuk meningkatkan ratarata lama sekolah penduduk, pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun atau pendidikan dasar hingga tingkat SLTP. Keberhasilan program pendidikan 9 tahun di Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat dari pencapaian APK, APM dan APS tingkat SD, SMP dan SMA. Berikut perkembangan APK, APM dan APS SD, SMP dan SMA di Kabupaten Pesisir Selatan: Tabel Perkembangan target dan realisasi APK,APM dan APS Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tahun No. Uraian Satuan Target Realisasi Target Realisasi 3 Angka Partisipasi Kasar ( APK ) - SD/MI/Paket A % SMP/MTs/Paket B % SMA/SMA/MA/ % Angka Partisipasi Murni ( APM ) - SD/MI/Paket A % SMP/MTs/Paket B % SMA/SMA/MA/ % Angka Partisipasi Sekolah ( APS ) Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 1

50 - APS 7-12 Tahun % APS Tahun % APS Tahun % Sumber : Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pesisir Selatan, 2017 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perkembangan APK SD, SMP dan SMA di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun menunjukkan tren yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian target APK tahun 2015 untuk tingkat SD, dari target 124.8% realisasi %, APK SMP dari target % realisasi dan APK SMA dari target 90,23%, realisasi 92,52%. Begitu juga dengan capaian tahun 2016, untuk APK SD dari target 124,22%, realisasi %, APK SMP dari target % realisasi % dan untuk APK SMA 92.52%, terealisasi 92.82%. Target indikator Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2016 adalah 8.62 tahun dan terealisasi 8,37 tahun, dengan capaian kinerja sebesar 97,10 %. Realisasi indikator kinerja angka rata-rata lama sekolah diukur dengan membandingkan lama sekolah penduduk dibagi dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. Realisasi dan capaian indikator kinerja Rata-rata lama Sekolah Kabupaten Pesisir Selatan tahun dapat dilihat pada tabel 3.12 Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Rata-rata Lama Sekolah Tahun Realisasi Capaian (%) No. Indikator Kinerja Satuan Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8, , Harapan Lama Sekolah Pada tahun 2016, target indikator Harapan Lama Sekolah Kabupaten Pesisir Selatan adalah 13,51 tahun dan terealisasi sebesar 13,34 tahun dengan capaian kinerja sebesar 98,74 %. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 1

51 Realisasi dan capaian indikator kinerja Harapan Lama Sekolah Kabupaten Pesisir Selatan tahun dapat dilihat pada tabel Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Harapan Lama Sekolah Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Harapan Lama Sekolah Tahun ,34 n/a 98,74 Program-program yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik antara lain : 1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 2. Program Pengadaan Sarana prasarana Rumah Sakit 3. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD 4. Program Obat dan Perbekalan kesehatan 5. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 6. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 7. Program Perbakan Gizi dan Masyarakat 8. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 9. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 10. Program Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 11. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit tidak Menular 12. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun 13. Program Pendidikan Menengah 14. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 15. Program Pendidikan Non Formal Program tersebut didukung oleh dana sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 82,22%. Ini berarti, dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 terdapat efisiensi anggaran sebesar 17,78 % atau Rp ,00. MISI 2 : Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 1

52 MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEREKONOMIAN DAN INFRASTRUKTUR SOSIAL YANG TERKAIT DENGAN SEKTOR UNGGULAN DAERAH Pada misi ini terdapat tiga kata kunci yaitu infrastruktur perekonomian, infrastruktur sosial dan sektor unggulan daerah. Infrastruktur perekonomian yang dimaksud pada misi ini adalah pembangunan infrastruktur fisik untuk mendukung kelancaran aktifitas ekonomi masyarakat dalam mengembangkan kawasan perdesaan dan kawasan ekonomi strategis. Pembangunan infrastruktur perekonomian menggunakan prinsip berkelanjutan melalui penerapan infrastruktur hijau sehingga manfaatnya tidak hanya untuk kekinian tetapi juga masa yang akan datang (pembangunan infrastruktur tidak bertabrakan dengan lingkungan dan ekosistem) Infrastruktur sosial yang dimaksud dalam misi ini adalah infrastruktur non fisik dalam bentuk kelembagaan dan sistem yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan ekonomi. Sektor unggulan daerah yang dimaksud dalam misi ini adalah perekonomian masyarakat yang memberikan kontribusi PDRB terbesar (sektor unggulan) yaitu pertanian dan perkebunan, perikanan dan kelautan, pariwisata, perdagangan dan jasa serta industri pengolahan. Untuk mewujudkan misi tersebut,, tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai dari pelaksanaan program dan kegiatan adalah sebagai berikut: Tujuan 1 : Mewujudkan pembangunan infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial dalam mendukung sektor unggulan daerah Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, hasil yang akan dicapai ditetapkan dalam sasaran strategis sebagai berikut: SASARAN MENINGKATNYA KUANTITAS DAN KUALITAS INFRASTRUKTUR EKONOMI SECARA BERKELANJUTAN Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis terdiri dari 8 (delapan) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini: Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 1

53 Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian ( %) 1. Jalan Kabupaten dengan kondisi baik % 40 34,22 85,56 2. Irigasi kondisi baik % 51,28 47,14 91,93 3. Rasio elektrifikasi % Akses Sanitasi Layak % 89 80,79 90,78 5. Cakupan Air Minum Bersih % Sarana dan prasarana moda transportasi dan telekomunikasi Kejadian bencana yang bisa ditangani sesuai standar kapasitas bencana % ,08 838,16 % 70 98,02 140,03 8. Jumlah kawasan permukiman kumuh kawasan 23 NA NA Rata-rata Capaian 216,21 Dari tabel dapat dilihat, rata-rata capaian 8 (delapan) indikator kinerja sasaran strategis sebesar 216,21%. Pencapaian sasaran strategis termasuk Sangat Berhasil dengan kategori Sangat Baik. 1. Jalan Kabupaten Kondisi Baik Seiring dengan pembangunan, peningkatan kualitas, dan rehabilitasi serta pemeliharaan jalan kabupaten, tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan telah melaksanakan pembangunan, peningkatan kualitas, dan rehabilitasi serta pemeliharaan jalan. Berikut tabel realisasi panjang jalan kabupaten berdasarkan jenis dan kondisi jalan tahun : Tabel Panjang Jalan Kabupaten berdasarkan Jenis dan Kondisi Jalan Tahun No Realisasi Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 1

54 Jenis dan Kondisi Jalan (Km) (%) (Km) (%) 1. Baik 828,45 35,51 798,49 34,22 2. Sedang 199,7 8,56 202,02 8,66 3. Rusak 623,33 26,72 653,57 28,01 4. Rusak Berat 681,7 29,22 679,1 29,11 Jumlah 2.333,18 100, ,18 100,00 Sumber: LKj Dinas Prasjaltarkim, 2017 Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi penurunan kondisi jalan baik dari 828,45 km (35,51%) tahun 2015 menjadi 798,49 km (34,22%) pada tahun 2016 atau terjadi penurunan sebesar 29,96 km (1,28%). Kondisi jalan baik ini telah berubah menjadi kondisi jalan sedang dan jalan rusak. Hal ini terlihat dari bertambahnya jalan dengan kondisi sedang dan rusak. Sedangkan jalan dengan kondisi rusak berat juga mengalami penurunan dari 681,7 km (29,22%) pada tahun 2015 menjadi 679,1 km (29,11%) pada tahun 2016 atau mengalami penurunan sebesar 2,6 m (0,11%). Hal ini disebabkan telah beralihnya peningkatan kondisi jalan dari rusak berat menjadi rusak sedang. Berikut tabel Realisasi dan capaian Jalan Kabupaten kondisi baik tahun Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jalan Kondisi Baik Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Jalan Kabupaten dengan Kondisi Baik % 35,51 34,22 55,25 85,56 = 85,56% Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, data diolah Bappeda, 2017 Capaian Jalan Kabupaten dengan Kondisi Baik tahun 2016 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 1

55 2. Irigasi kondisi baik Luasnya lahan pertanian di Kabupaten Pesisir Selatan mengharuskan memiliki jaringan irigasi yang dapat mengairi persawahan dengan baik. Irigasi memiliki peran penting dalam peningkatan produksi hasil pertanian khususnya padi. Tabel Kondisi Irigasi di Kab. Pesisir Selatan Tahun No Kondisi Irigasi Kondisi aset jaringan irigasi baik (%) 46,42 47,14 2. Luas areal terdampak jaringan irigasi (Ha) Sumber: Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, 2017 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kondisi aset irigasi dan luas jaringan irigasi. Pada tahun 2015, kondisi aset jaringan irigasi sebesar 46,42% dan meningkat menjadi 47,14%. Begitu juga halnya dengan luas areal terdampak jaringan irigasi. Pada tahun 2015, luas areal terdampak jaringan irigasi seluas Ha, meningkat menjadi Ha. Berikut tabel Realisasi dan capaian peningkatan irigasi kondisi baik tahun Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Irigasi Kondisi Baik Tahun Realisasi Capaian (%) No. Indikator Kinerja Satuan Irigasi Kondisi Baik % 67 47,14 95,71 91,93 Sumber: data diolah, 2017 Capaian Irigasi Kondisi Baik tahun 2016 = 91,93% Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 2

56 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 irigasi kondisi baik menurun dari 67% pada tahun 2015 menjadi 47,14%. Hal ini disebabkan kondisi irigasi baik yang dihitung pada tahun 2015 tersebut merupakan irigasi yang ada di kabupaten baik kewenangan pusat, popinsi maupun kewenangan kabupaten. Sedangkan kondisi irigasi pada tahun 2016 dihitung dari yang menjadi kewenangan kabupaten saja. Selain itu, kondisi irigasi pada tahun 2015 tersebut dihitung dari irigasi teknis kondisi baik. Sedangkan yang menjadi kewenangan kabupaten terdiri dari irigasi setengah teknis dan irigasi sederhana. 3. Rasio Elektrifikasi Rasio elektrifikasi merupakan perbandingan jumlah rumah tangga yang berlistrik dengan jumlah rumah tangga keseluruhan. Pemenuhan kebutuhan listrik menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Cakupan layanan listrik merupakan perbandingan jumlah kampung yang teraliri listrik dengan jumlah seluruh kampung yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan berupaya memberikan keadilan dan kesejahteraan kepada masyarakatnya salah satunya melalui penyediaan listrik. Berikut tabel Realisasi dan capaian indikator Rasio Elektrifiksi Tahun Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Rasio Elektrifikasi Tahun Realisasi Capaian (%) No. Indikator Kinerja Satuan Rasio Elektrifikasi % ,8 170,00 Rasio elektrifikasi tahun 2016 = X % 4. Akses Sanitasi Layak Fasilitas sanitasi yang layak didefinisikan sebagai sarana yang aman, higienis, dan nyaman, yang dapat menjauhkan pengguna dan lingkungan di sekitarnya dari kontak dengan kotoran manusia. Fasilitas sanitasi yang layak mencakup kloset dengan leher angsa, toilet Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 2

57 guyur (flush toilet) yang terhubung dengan sistem pipa saluran pembuangan atau tanki septik, termasuk jamban cemplung (pit latrine) terlindung dengan segel slab dan ventilasi; serta toilet kompos. Berikut data Rumah Tangga menurut jenis sanitasi. Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sarana Sanitasi Tahun 2015 Jenis Kloset Tahun 2015 Leher angsa 88,82 Plengsengan tertutup/tanpa tutup 6,01 Cemplung/cubluk 4,45 Tidak pakai 0,73 Jumlah 100,00 Sumber: Data Inkesra Kabupaten Pesisir Selatan, BPS 2015 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rumah tangga yang menggunakan leher angsa untuk sanitasi sebesar 88,82%, plengsengan tertutup/tanpa tutup sebesar 6,01%, cemplung/cubluk 4,45% dan tidak pakai sebesar 0,73%. Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Akses Sanitasi Layak Tahun Realisasi Capaian (%) No. Indikator Kinerja Satuan Akses Sanitasi Layak % 76,6 80,79 80,05 90,78 Capaian Akses Sanitasi Layak tahun 2016 = 90, 78 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa akses sanitasi di kabupaten Pesisir Selatan mengalami peningkatan yaitu dari 76,6% pada tahun 2015 menjadi 80,79% pada tahun 2016 dengan tingkat capaian pada tahun 2016 sebesar 90,78%. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 2

58 5. Cakupan Air Minum Bersih Sistem Penyediaan Air minum (SPAM) di Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan ada yang dikelola oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintahan Nagari. Sistem perpipaan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air minum (PDAM). Sedangkan sistem perpipaan yang dikelola oleh Pemerintahan Nagari melalui SPAM IKK maupun melalui paket PAMSIMAS. Untuk pengelolaan sistem non perpipaan, umumnya dikelola langsung oleh masyarakat secara individu dengan sarana dalam bentuk sumur gali, sistem penampungan air hujan, mata air dan lain-lain. PDAM Kabupaten Pesisir Selatan memanfaatkan mata air sebagai air baku untuk melayani kebutuhan air minum, yakni sebanyak 16 sumber mata air yang dimanfaatkan. Jumlah sambungan yang telah dilayani oleh PDAM pada tahun 2016 sudah mencapai sambungan. Selanjutnya program PAMSIMAS yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2008, dalam penyediaan layanan air minum di Kabupaten Pesisir Selatan sudah melayani sebanyak 87 kampung sampai kondisi tahun Dengan demikian masih separuh dari jumlah kampung yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan yang masih belum mendapatkan pelayanan air minum. Kabupaten Pesisir Selatan memiliki embung sebanyak 4 buah. Embung yang mempunyai daya tampung terbanyak adalah Embung Gunung Malelo Kecamatan Sutera sebanyak M3 dengan luas 2,8 Ha. Selanjutnya Embung Amping Parak Sutera dengan volume air M3 luas 2,4 Ha, Embung Lubuk Mato Kucing Sutera dengan volume air M3, terakhir Embung Lakitan Tengah Lengayang dengan luas 0,8 Ha yang memiliki daya tampung M3. Tabel Jumlah Embung di Kabupaten Pesisir Selatan No. Nama Waduk/Embung/Situ Luas Daya Tampung 1. Embung Gunung Malelo Kec. Sutera 2, Embung Amping Parak Kec. Sutera 2, Embung Lubuk Mato Kucing Kec.Sutera 1, Embung Lakitan Tengah Kec. Lengayang 0, Berikut data Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 2

59 Tabel 3.23 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Tahun 2015 No. Sumber Air Utama untuk Diminum Tahun Air Kemasan Bermerk/Isi ulang 7,28 2 Leding Meteran/Eceran 10,64 3 Sumur Bor/Pompa 3,88 4 Sumur Terlindungi/Tak Terlindungi 58,91 5 Mata Air Terlindungi/Tak Terlindungi 15,41 6 Air Permukaan 3,89 Jumlah 100,00 Sumber: Data Inkesra Kabupaten Pesisir Selatan, BPS 2015 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rumah tangga yang menggunakan air kemasaan sebagai sumber air utama untuk diminum sebesar 7,28%, Leding Meteran/Eceran sebesar 10,64%, Sumur Bor/Pompa sebesar 3,88%, Sumur Terlindungi/Tak Terlindungi sebesar 58,91%, Mata Air Terlindungi/Tak Terlindungi sebesar 15,41% dan Air Permukaan sebesar 3,89%. Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Cakupan Air Minum Bersih Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Cakupan Air Minum Bersih % 84 85,37 n/a 97,01 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 2

60 Capaian Akses Air Minum Bersih tahun 2016 = x 100 % 97,01 6. Sarana dan Prasarana moda transportasi dan telekomunikasi Sarana dan prasarana moda transportasi dan telekomunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan kabupaten pesisir selatan. Tanpa moda transportasi dan telekomunikasi maka sulit untuk meningkatkan akses dan menghubungkan antar kampung, nagari dan kabupaten. Berikut data capaian indikator urusan perhubungan dan komunikasi dan informatika Tabel 3.25 Perhitungan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sarana dan prasarana moda transportasi dan telekomunikasi Tahun No. Urusan / Indikator Satuan 2016 Target Realisasi Capaian 1. Sarana dan prasarana Moda Transportasi 1. Jumlah arus penumpang angkutan umum Penumpang ,81 2. Jumlah uji KIR angkutan umum Unit ,60 3. Jumlah pelabuhan Unit laut/udara/terminal bis ,00 4. Angkutan Darat Unit 0,1 0,23 230,00 5. Kepemilikan KIR angkutan umum Unit 1,48 23, ,75 6. Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 7. Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Menit Rp , ,00 8. Pemasangan rambu-rambu % 0,07 2,2 3142,86 9. Rasio panjang jalan perjumlah kendaraan 10. Jumlah orang/barang terangkut angkutan umum yang 11. Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal pertahun Meter Orang Orang 0,05 0,26 520, , ,62 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 2

61 Rata-rata capaian sarana dan prasarana moda transportasi 565,99 2. Telekomunikasi 1. Jumlah Jaringan Komunikasi Operator ,00 2. Jumlah surat kabar nasional/lokal Media ,71 3. Jumlah penyiaran radio/tv lokal Unit ,00 4. Website milik Pemerintah Daerah Situs ,00 Rata-rata capaian sarana dan prasarana telekomunikasi 272,18 Rata-rata capaian sarana dan prasarana moda transportasi dan telekomunikasi 419,08 Sumber: Dinas Perhubungan dan Dinas Kominfo, 2017 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa capaian sarana dan prasarana moda transportasi dan telekomunikasi pada tahun 2016 mencapai 419,08%. Pada tahun 2015 capaian sarana dan prasarana moda transportasi dan telekomunikasi tidak dapat diukur karena indikator dan targetnya tidak ditetapkan dalam RPJMD Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Sarana Dan Prasarana Moda Transportasi Dan Telekomunikasi Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Sarana dan Prasarana moda transportasi dan telekomunikasi % NA 419,08 NA 838,16 Sumber: Dinas Perhubungan dan Dinas Kominfo, data diolah 2017 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa realisasi sarana dan prasarana transportasi dan telekomunikasi sebesar 419,08% dengan capaian 838,16% dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD Sedangkan untuk realisasi serta capaian tahun 2015 tidak dapat diukur karena indikator dan target untuk indikator kinerja tersebut tidak ditetapkan dalam RPJMD Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 2

62 7. Kejadian bencana yang bisa ditangani sesuai standar kapasitas bencana Ditinjau dari kondisi Geografis, Geologis dan Hidrometeorologis, Kabupaten Pesisir Selatan termasuk wilayah yang berpotensi mengalami bencana, baik gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, puting beiung, dan kebakaran. Luas wilayah yang berpotensi terkena banjir seluas ,63 Ha dengan penduduk terkena dampak sebanyak jiwa. Untuk potensi bencana cuaca ekstri seluas ,59 Ha dengan penduduk terkena dampak sebanyak jiwa. Potensi bencana ekstrim dan abrasi seluas 7.234,52 Ha dengan penduduk terkena dampak sebanyak jiwa. Potensi bencana longsor seluas ,92 Ha dengan penduduk terkena tampak sebanyak jiwa. Selain itu untuk potensi bencana gempa bumi sebanyak 15 kecamatan dan potensi bencana tsunami sebanyak 10 kecamatan dengan penduduk terkena dampak sebanyak jiwa. Berikut ini data jenis dan jumlah bencana yang tertangani selama tahun Jumlah Kawasan Permukiman Kumuh Sehubungan dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah maka pada tahun 2017 urusan Perumahan dan kawasan permukiman dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan yang merupakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang baru dibentuk. Untuk itu pengukuran indikator jumlah kawasan permukiman kumuh baru akan dilaksanakan pada tahun 2017 seiring dengan beroperasinya OPD dimaksud. Sehingga dalam hal ini, indikator kinerja jumlah kawasan permukiman kumuh tidak dilakukan pengukuran dalam penilaian kinerja tahun Tabel Jumlah kejadian bencana dan yang tertangani Tahun No Jenis Bencana Jumlah Kejadian (kali) Yang tertangani (kali) Disambar Petir Kebakaran Banjir Longsor Abrasi Pantai Puting Beliung Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 2

63 7 Angin Badai Orang Hilang/Hanyut Diserang Hewan Keracunan Makanan Gempa Tertimpa Pohon Total Kejadian Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah, 2017 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 jumlah kejadian bencana sebanyak 92 kali kejadian dan yang tertangani sebanyak 88 kali bencana. Bencana yang tidak tertangani yaitu bencana kebakaran sebanyak 4 kali. Hal ini disebabkan karena keterlambatan dalam melaporkan kejadian bencana tersebut. Pada tahun 2016 jumlah kejadian bencana sebanyak 101 kali bencana dan yang tertangani sebanyak 99 kali bencana. Bencana yang tidak tertangani yaitu bencana kebakaran sebanyak 4 kali. Hal ini juga disebabkan karena keterlambatan dalam melaporkan kejadian bencana tersebut. Untuk menangani kejadian bencana tersebut, dibutuhkan peralatan dan perlengkapan yang cukup. Berikut data jenis perlengkapan/peralatan dalam penanganan bencana. Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Kejadian Bencana yang Bisa Ditangani Tahun Realisasi Capaian (%) No. Indikator Kinerja Satuan Kejadian Bencana yang bisa ditangani sesuai standar kapasitas bencana Sumber: BPBD, 2017 % 95,7 98,02 NA 140,03 Capaian Kejadian Bencana yang bisa ditangani sesuai standar = 140,03% kapasitas bencana tahun 2016 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 realisasi kejadian bencana yang bisa ditangani sesuai standar kapasitas bencana sebesar 95,7%, namun tingkat capaiannya tidak Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 2

64 bisa diukur karena target untuk indikator tersebut tidak tercantum dalam RPJMD Tahun Pada tahun 2016, realisasi kejadian bencana yang bisa ditangani sesuai standar kapasitas bencana sebesar 98,02% dengan tingkat capaian sebesar 140,03%. Program-program yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kuantitas Dan Kualitas Infrastruktur Ekonomi Secara Berkelanjutan antara lain : 1 Program Pembangunan jalan dan Jembatan 2 Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan jalan dan jembatan 3 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya 4 Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan 5 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 6 Program Lingkungan Sehat Perumahan 7 Program Pengembangan dan Pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya 8 Program Lingkungan Sehat Perumahan 9 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 10 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 11 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ 12 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 13 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas 14 Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan bermotor 15 Program Peningkatan Pelayanan Terminal dan Perpakiran 16 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa 17 Program peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 18 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan 19 Program Kesiapsiagaan 20 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana 21 Program peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dan Pemangku Lainnya dalam Pengurangan resiko Bencana 22 Program penanganan Tanggap Darurat Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 2

65 Program tersebut didukung oleh dana sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 98,22%. Ini berarti, dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 terdapat efisiensi anggaran sebesar 1,78% atau Rp ,00. SASARAN MENINGKATNYA KUANTITAS DAN KUALITAS INFRASTRUKTUR SOSIAL Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian ( %) 1. Penguatan Lembaga Ekonomi Masyarakat untuk mendukung infrastruktur ekonomi % 25 25,94 103,76 Rata-rata Capaian 103,76 Dari tabel dapat dilihat, rata-rata capaian 1 (satu) indikator kinerja sasaran strategis sebesar 103,76.%. Pencapaian sasaran strategis termasuk Sangat berhasil dengan kategori Sangat baik. Jenis kelembagaan ekonomi masyarakat yang dimaksud dalam sasaran di atas yaitu UPK, BUMNag, BUMNag Bersama. Berikut ini tabel kelembagaan ekonomi masyarakat. Tabel Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Tahun 2016 No. Jenis Kelembagaan Target Realisasi 1 UPK Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) Bersama 15 0 Jumlah Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 3

66 Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan KB, 2017 Dari data di atas terlihat bahwa dari 212 kelembagaan ekonomi masyarakat yang ditargetkan tahun 2016, baru 55 kelembagaan ekonomi masyarakat yang sudah terbentuk dan terbina atau 25, 94%. Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Penguatan Lembaga Ekonomi Masyarakat Untuk Mendukung Infrastruktur Ekonomi Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Penguatan Lembaga Ekonomi Masyarakat untuk mendukung infrastruktur ekonomi % NA 25,94 NA 103,76 Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan KB, 2017 Capaian Penguatan Lembaga Ekonomi mendukung infrastruktur ekonomi tahun 2016 Masyarakat untuk = 103,76% Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa capaian realisasi dan target indikator Penguatan Lembaga Ekonomi Masyarakat untuk mendukung infrastruktur ekonomi tidak dapat diukur karena indikator ini tidak termasuk dalam RPJMD Pada tahun 2016, Lembaga Ekonomi Masyarakat untuk mendukung infrastruktur ekonomi ditargetkan sebesar 25% dan realisasi sebesar 25,94% dengan capaian kinerja 103,76%. Program-program yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kuantitas Dan Kualitas Infrastruktur Sosial antara lain : 1. Program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan/nagari 2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan/Nagari Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 3

67 Program tersebut didukung oleh dana sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 95,93%. Ini berarti, dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 terdapat efisiensi anggaran sebesar 4,07% atau Rp ,00. MISI 3 : MEWUJUDKAN KEHIDUPAN BERAGAMA YANG RUKUN, TOLERAN DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI BUDAYA ABS-SBK Misi ini mengandung dua kata kunci yaitu (1) mewujudkan kehidupan beragama yang rukun dan toleran dan (2) mengembangkan nilai budaya ABSSBK. Yang dimaksud dengan kehidupan beragama yang rukun dan toleran dalam misi ini adalah adanya saling menghargai dalam hal membangun hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan manusia. Yang dimaksud dengan nilai budaya ABS-SBK merupakan perwujudan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat berbangsa dan bernegara yang menjadi nilai substantif dalam pelaksanaan pembangunan. Nilai substantif tersebut yakni nilai Kebenaran, Kejujuran, Keadilan yang indikator pengamalannya terekam dalam Praktek Ibadah, Pola Pandang dan Karakter Masyarakatnya dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mewujudkan misi tersebut, tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai dari pelaksanaan program dan kegiatan adalah sebagai berikut: Tujuan 1 : Mewujudkan perubahan sikap mental masyarakat, revitalisasi kelembagaan agama dan kelembagaan sosial kemasyarakatan sesuai nilai-nilai agama, adat, budaya dan kearifan lokal Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, hasil yang akan dicapai ditetapkan dalam sasaran strategis sebagai berikut: NILAI SASARAN TERWUJUDNYA PELAKSANAAN REVOLUSI MENTAL, SESUAI DENGAN NILAI- AGAMA, ADAT, BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 3

68 Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini: Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian ( %) 1. Lahirnya produk hukum daerah tentang muatan lokal dokumen Rata-rata Capaian - 1. Lahirnya produk hukum daerah tentang muatan lokal Indikator Lahirnya produk hukum daerah tentang muatan lokal pada tahun 2016 tidak ditargetkan, dan baru pada tahun 2018 indikator ini menjadi target kinerja daerah. Artinya untuk indikator lahirnya produk hukum daerah tentang muatan lokal tidak kita lakukan pengukuran dalam penilaian kinerja tahun SASARAN BUDAYA TERWUJUDNYA PENGUATAN KELEMBAGAAN AGAMA, ADAT DAN Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini: Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 3

69 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian ( %) 1. 2 Kompetensi dan kualifikasi pemangku adat dan agama Lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya Pelestraian Nilai-nilai Seni dan Budaya % 60 NA NA % 60 NA NA % ,33 Rata-rata Capaian 83,33 Dari tabel dapat dilihat, rata-rata capaian 3 (tiga) indikator kinerja sasaran strategis sebesar 83,33%. Pencapaian sasaran strategis termasuk Berhasil dengan kategori Baik. 1. Kompetensi dan kualifikasi pemangku adat dan agama Untuk mengukur tingkat kemampuan dan kualitas pemangku adat dan agama ditengah masyarakat memerlukan kajian khusus, karena individu yang dilibatkan dan akan dinilai adalah tokoh masyarakat dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda serta belum ada standarisasi bagi pemangku adat dan agama dalam hal tingkat pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, indikator ini masih dilakukan pengkajian oleh OPD terkait sehingga indikator ini belum dijadikan target pencapaian kinerja tahun Lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya Kondisi yang sama juga berlaku untuk indikator lembaga adat dan agama yang melaksanakan peran dan fungsinya. Sampai saat ini, di Kabupaten Pesisir Selatan telah memiliki 37 Kerapatan Adat Nagari (KAN) dan 1 Lembaga Kerapatan Adat Alam Mingkabau (LKAAM). Penilaian untuk indikator ini masih belum dilaksanakan karena memerlukan kajian khusus terkait kelembagaan dan program kegiatan pendukungnya. Hal ini berkaitan dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang memerlukan penyamaan persepsi terhadap pembinaan desa (Pemerintahan Nagari/Desa) dengan Nagari (bagian dari struktur kemasyarakatan yang sudah ada) oleh OPD yang terkait. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pada tahun 2016 belum dilakukan pengukuran dalam penilaian kinerja tahun Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 3

70 3. Pelestarian Nilai-nilai Seni dan Budaya Kebudayaan merupakan bentuk jati diri masyarakat. Untuk itu pentimg dipertahankan karena kebudayaan mempunyai daya tangkal terhadap masuknya budaya asing yang dapat diakses oleh masyarakat melalui berbagai sumber. Selain itu, kebudayaan dan nilai seni tidak hanya bertujuan melindungi dan mengembangkan kebudayaan dan pelestarian nilainilai seni, tetapi juga merupakan aset yang bernilai tinggi bagi kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi. Berikut data jumlah cagar budaya di Kabupaten Pesisir Selatan. Tabel Cagar Budaya Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 NO NAMA SATUAN JUMLAH 1 Benda Cagar Budaya Buah Bangunan Cagar Budaya Unit 7 3 Situs Cagar Budaya Lokasi 21 4 Kawasan Cagar Budaya Kawasan 5 5 Museum Lokal Unit 1 Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 Dai tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat sebanyak 104 buah benda cagar budaya, 7 unit bangunan cagar budaya, 21 lokasi situs cagar budaya, 5 kawasan cagar budaya dan 1 unit museum lokal. Selain cagar budaya, kabupaten pesisir selatan memiliki gedung dan sanggar seni serta pelaksanaan festival dalam upaya pelestarian nilai-nilai seni. Berikut data dalam upaya pelestarian nilai-nilai seni. Tabel Gedung dan Group Seni serta pelaksanaan Festival Seni Tahun 2016 NO NAMA SATUAN JUMLAH 1 Jumlah Gedung Kesenian Unit 1 2 Jumlah Group Kesenian Group 67 3 Festival Sumarak Pasisia Selatan Kali 1 Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 3

71 Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa Kabupaten Pesisir Selatan memiliki 1 unit gedung kesenian dan 67 group kesenian. Selain itu dalam ragka pelestarian nilai-nilai seni juga dilaksanakan festival Sumarak Pasisia Selatan. Tabel 3.36 Perkembangan Data Capaian Makro Urusan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tahun No. Uraian Satuan target realisasi target Realisasi 1 Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air Unit Pelaksanaan Pekan Seni Budaya Pesisir Selatan Kegiatan Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pengelolaan dan pengembangan peninggalan sejarah dan pelaksanaan kegiatan seni dan budaya dapat terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari capaian target yang ditetapkan pada tahun dapat direalisasikan. Ini berarti bahwa adanya perhatian pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam pelestarian nilai-nilai seni dan budaya. Berikut realisasi capaian indikator Pelestarian Nilai-nilai seni dan budaya. Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Pelestarian Nilainilai Seni dan Budaya Tahun Realisasi Capaian (%) No. Indikator Kinerja Satuan Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 3

72 1. Pelestarian Nilai-nilai Seni dan Budaya % ,33 Program-program yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya penguatan kelembagaan agama, adat dan budaya antara lain : 1. Program Pengelolaan kekayaan budaya Program tersebut didukung oleh dana sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 99,26%. Ini berarti, dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 terdapat efisiensi anggaran sebesar 0,74% atau Rp ,00. MISI 4 : MENINGKATKAN PRODUKSI DAN NILAI TAMBAH DENGAN TETAP MENGEDEPANKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pada misi ini terdapat tiga kata kunci yaitu (1) Peningkatan produksi; (2) peningkatan nilai tambah; dan (3) pembangunan berkelanjutan. Peningkatan produksi yang dimaksud dalam misi ini adalah peningkatan produksi pertanian/perkebunan, perikanan dan kelautan, serta peternakan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan petani dan nelayan. Upaya-upaya untuk meningkatkan produksi dapat dicapai melalui pemanfaatan faktor-faktor produksi secara efisien dan skala ekonomi, diantaranya dengan cara: (1). Intensifikasi, yaitu meningkatkan produksi dengan cara menambah faktor-faktor produksi yang digunakan; (2). Ekstensifikasi, yaitu meningkatkan produksi dengan cara memperluas atau menambah faktor produksi; (3). Diversifikasi, yaitu meningkatkan produksi dengan cara menambah jenis dan keanekaragaman produksi; dan (4). Rasionalisasi, yaitu meningkatkan produksi dengan cara meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mewujudkan misi tersebut, tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai dari pelaksanaan program dan kegiatan adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 3

73 Tujuan 1 : Mewujudkan produk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan jasa pariwisata yang berdaya saing melalui peran koperasi, UMKM dan industri Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, hasil yang akan dicapai ditetapkan dalam sasaran strategis sebagai berikut: SASARAN MENINGKATNYA PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN SERTA KELAUTAN DAN PERIKANAN Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini: Tabel Capaian indikator kinerja sasaran strategis Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 3

74 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian ( %) 1. Peningkatan Produksi Utama 149,28 a. Padi ton ,93 Dari dapat b. Jagung ton ,87 c. Daging Kg ,35 d. Telur Kg ,07 e.ikan ton ,19 2. Skor Pola Pangan Harapan % 78,00 72,90 93,46 tabel Rata-rata Capaian 121,37 dilihat, rata-rata capaian 2 (dua) indikator kinerja sasaran strategis sebesar 121,37%. Pencapaian sasaran strategis termasuk Sangat Berhasil dengan kategori Sangat Baik. 1. Peningkatan Produksi Utama Dari penjelasan tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi lebih tinggi dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Hal ini tidak terlepas dari peran aktif Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan beserta stakeholder terkait. a. Padi Produksi Padi di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2015 sebesar ton. Sedangkan tahun 2016 padi yang dihasilkan sebesar ton. Jika dilihat dari produktivitasnya, di tahun 2015 produktivitas padi mencapai 50,92 Kw/Ha dan ditahun 2016 produktivitasnya meningkat menjadi 51,63 Kw/Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.39 Perkembangan Produksi dan Produktivitas Padi Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tah un No. Uraian Satuan Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 3

75 1. Produksi Ton Produktivitas Kw/Ha 50,92 51,63 Sumber : Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Tahun 2017 b. Jagung Produksi jagung Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2015 sebesar ton, meningkat menjadi ton di tahun Sedangkan untuk produktivitas jagung ditahun 2016 sebesar 81,62 Kw/Ha dan ditahun 2015, produktivitas jagung sebesar 84,31 Kw/Ha. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.40 Perkembangan Produksi dan Produktivitas Jagung di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tah un No. Uraian Satuan Produksi ton Produktivitas Kw/Ha 84,31 81,62 Sumber : Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Tahun 2017 Adapun jumlah irigasi yang mendukung capaian produksi padi dan jagung tahun 2016 berjumlah 9 paket dengan cakupan areal lebih kurang Ha yang bersumber dari dana APBD dan APBN dengan rincian sebagai berikut : 1. Pembangunan/rehabilitasi/pengembangan jaringan irigasi di Kecamatan Bayang sebanyak 9 kelompok dengan cakupan areal 243 Ha; 2. Pembangunan/rehabilitasi/pengembangan jaringan irigasi di Kecamatan IV Jurai sebanyak 7 kelompok dengan cakupan areal 280 Ha; 3. Pembangunan/rehabilitasi/pengembangan jaringan irigasi di Kecamatan Batang Kapas sebanyak 5 kelompok dengan cakupan areal 184 Ha; Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 4

76 4. Pembangunan/rehabilitasi/pengembangan jaringan irigasi di Kecamatan Sutera sebanyak 13 kelompok dengan cakupan areal 530 Ha; 5. Pembangunan/rehabilitasi/pengembangan jaringan irigasi di Kecamatan Lengayang sebanyak 11 kelompok dengan cakupan areal 305 Ha; 6. Pembangunan/rehabilitasi/pengembangan jaringan irigasi di Kecamatan Ranah Pesisir sebanyak 11 kelompok dengan cakupan areal 456 Ha; 7. Pembangunan/rehabilitasi/pengembangan jaringan irigasi di Kecamatan Linggo Sari Baganti sebanyak 11 kelompok dengan cakupan areal 450 Ha; 8. Pembangunan/rehabilitasi/pengembangan jaringan irigasi di Kecamatan Airpura sebanyak 6 kelompok dengan cakupan areal 165 Ha; 9. Pembangunan/rehabilitasi/pengembangan jaringan irigasi di Kecamatan Ranah IV Hulu Tapan sebanyak 4 kelompok dengan cakupan areal 116 Ha. c. Daging Persentase peningkatan produksi daging dari tahun 2015 ke 2016 mengalami peningkatan yang cukup besar. Namun untuk tahun 2016 produksi daging meningkat sesuai dengan target yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya peningkatan produksi daging, populasi ternak dan konsumsi daging pada tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.41 Perkembangan Produksi Daging dan Populasi Ternak di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tah un No. Uraian Satuan Produksi Daging Sapi Potong Kg Populasi Ternak a. Sapi Potong Ekor b. Kerbau Ekor c. Kambing Ekor Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 4

77 3. Konsumsi Daging a. Sapi Potong Kg b. Kerbau Kg Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Tahun 2017 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa populasi ternak (Sapi, Kerbau dan Kambing) meningkat untuk masing-masing ternak di tahun Begitu juga untuk konsumsi daging (Sapi Potong dan Kerbau) juga mengalami peningkatan di tahun d. Telur Produksi telur unggas (Ayam Buras, Ayam Ras Petelur dan Itik) meningkat dari kg di tahun 2015 menjadi kg di tahun Persentase peningkatan produksi telur juga naik menjadi 6,51% di tahun Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Perkembangan Produksi dan Persentase Produksi dan Konsumsi Telur serta Populasi Unggas di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun No. Uraian Satuan Tah un Produksi Telur Unggas a. Ayam Buras Kg b. Ayam Ras Kg c. Itik Kg Persentase Produksi Telur Peningkatan % (3,53) 6,51 3. Konsumsi Telur ton 1.064, ,31 4. Populasi Ternak a. Ayam Buras ekor b. Ayam Ras ekor Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 4

78 c. Itik ekor Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Tahun 2017 Dari tabel diatas terlihat peningkatan produksi telur dari -3,53 % ditahun 2015 menjadi 6,51% di tahun 2016, sedangkan untuk populasi unggas dan konsumsi daging dan telur mengalami peningkatan di tahun e. Ikan Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah kepulauan yang kaya akan hasil laut, terutama ikan. Perikanan yang ada di Pesisir Selatan terdiri dari Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap. Berikut perkembangan produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap Tabel 3.43 Perkembangan Produksi Perikanan di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun No. Indikator Satuan Tahun Produksi Perikanan Ton a. Perikanan Budidaya Ton b. Perikanan Tangkap Ton ,9 Sumber : Dinas Perikanan, Tahun 2017 Produksi Perikanan Tangkap tahun 2015 sebesar ton, meningkat menjadi ,9 ton di tahun Perikanan tangkap naik sebesar 422,9 ton dari tahun 2015 ke tahun Produksi perikanan budidaya ditahun 2016 sebesar ton dari ton di tahun Tabel 3.44 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Utama Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 4

79 1. Peningkatan Produksi Utama a. Padi Ton ,06 84,93 b. Jagung Ton ,24 144,87 c. Daging Kg d.telur Kg , e. Ikan Ton ,05 96,19 Dari tabel diatas untuk peningkatan produksi utama yang terdiri dari Padi, Jagung, Daging, Telur dan Ikan, rata-rata meningkat dari tahun 2015 ke tahun 2016, kecuali Padi. Produksi Padi turun dari ton di tahun 2015 menjadi ton di tahun Untuk produksi Jagung, capaiannya diatas 100% yaitu sebesar 144,87%. 2. Skor Pola Pangan Harapan Penyelenggaraan urusan pangan di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 pengganti Undang-Undang Pangan Nomor 7 Tahun 1996, yang dibangun berdasarkan kedaulatan dan kemandirian pangan. Pola Pangan Harapan adalah susunan beragam pangan atau kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya baik secara absolut maupun relative terhadap total energi baik dalam hal ketersediaan maupun konsumsi pangan, yang mencakup kebutuhan dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, aroma dan cita rasa. Tabel 3.45 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Skor Pola Pangan Tahun Realisasi Capaian (%) No. Indikator Kinerja Satuan Skor Pola Pangan Harapan % 77,2 72,90 100,26 93,46 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 4

80 Skor Pola Pangan Harapan tahun 2016 adalah 72,90% dibandingkan tahun 2015 sebesar 77,2%. Menurut ketetapan apabila skor aktual kelompok bahan pangan per-hari memang sudah diatas Angka Kecukupan Energi, namun keberagaman dan keseimbangan konsumsi masyarakat perlu dilakukan penyadaran kepada masyarakat tentang penting keragaman dalam pemenuhan zat gizi yang dibutuhkan tubuh karena tidak ada satu jenis pangan yang mampu memenuhi kebutuhan zat gizi tubuh yang sangat beragam. Pencapaian produksi ini didukung oleh 2 program/kegiatan. Program yang pertama yaitu Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Total anggaran untuk program ini yaitu Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 96,41%. Program kedua yaitu Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian Total anggaran untuk program kedua ini yaitu Rp ,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau sebesar 98,29 %. Pencapaian produksi jagung ini didukung oleh Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan total anggaran Rp ,00 dan terealisasi Rp ,00 atau sebesar 99,72%. Pencapaian produksi dan peningkatan produksi daging, populasi ternak dan konsumsi daging ini didukung oleh 2 program, yaitu : 1. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan. 2. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. Pencapaian produksi dan peningkatan produksi telur unggas, populasi unggas dan konsumsi daging dan telur ini didukung oleh 2 program, yaitu : 1. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan. 2. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. Ada 3 program yang mendukung produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya, yaitu: 1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap 2. Program Peningkatan Produksi Perikanan 3. Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 4

81 Adapun program yang mendukung indikator kinerja ini adalah Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat dengan anggaran Rp ,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 91,69%. Program-program yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktifitas Pertanian, Perkebunan, Peternakan serta Kelautan dan Perikanan tersebut diatas didukung oleh dana sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 95,46%. Ini berarti, dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp ,00 atau 4,44%. SASARAN TERWUJUDNYA INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PEMASARAN PRODUK-PRODUK PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, PERIKANAN MELALUI PENGEMBANGAN KOPERASI, UMKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja, dengan capaian indikator kinerja sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 3.46 Capaian indikator kinerja sasaran strategis No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian ( %) 1. Jumlah Sentra Industri Unit Jumlah Sentra Perdagangan Unit Jumlah Koperasi aktif yang melakukan RAT % 50 31,67 63,34 4. Jumlah UMKM Unit ,71 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 4

82 Rata-rata Capaian 90,51 Dari tabel dapat dilihat, rata-rata capaian 4 (empat) indikator kinerja sasaran strategis sebesar 90,51%. Pencapaian sasaran strategis termasuk Sangat Berhasil dengan kategori Sangat Baik. 1. Jumlah Sentra Industri Industri adalah suatu usaha kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Untuk data pertumbuhan industri dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.47 Pertumbuhan Industri Kecil Menengah di Kab. Pesisir Selatan Tahun No. Kecamatan Jumlah IKM (unit) Tahun 2015 Tahun Koto XI Tarusan Bayang IV Nagari Bayang Utara IV Jurai Batang Kapas Sutera Lengayang Ranah Pesisir Linggo Sari Baganti Airpura Pancung Soal Ranah Ampek Hulu Tapan Basa Ampek Balai Tapan Lunang Silaut Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 4

83 Jumlah Sumber : Dinas Koperasi UMKM, Perindag, 2017 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kaupaten Pesisir Selatan tersebar diseluruh kecamatan. IKM paling banyak berada di Kecamatan Koto XI Tarusan, yakni 455 unit di tahun Ini sesuai dengan pengembangan pariwisata yang sedang gencarnya di kecamatan tersebut, sehingga menumbuhkan IKM yang cukup besar. Sedangkan IKM yang sedikit berada di Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan yang hanya memiliki 4 IKM di tahun Tabel 3.48 Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Tah un Keterangan Satuan Jumlah Tenaga Kerja Orang Sumber : Dinas Koperasi UMKM, Perindag, 2017 Jumlah tenaga kerja tahun 2015 sebanyak orang, meningkat menjadi orang di tahun Tabel 3.49 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Sentra Industri Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 4

84 Jumlah sentra industri Unit Jumlah sentra industri tahun 2015 dan 2016 sebanyak 13 unit dengan capaian 100%. Dengan kata lain tidak ada penambahan IKM ditahun Jumlah sentra perdagangan Kabupaten Pesisir Selatan memiliki Pasar Kabupaten sebanyak 10 unit, Pasar Serikat sebanyak 4 unit, Pasar Nagari sebanyak 36 unit dan Pasar Dalam Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 50 unit. Tabel 3.50 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Sentra perdagangan Tahun Realisasi Capaian (%) No. Indikator Kinerja Satuan Jumlah sentra perdagangan Unit Jumlah sentra perdagangan tahun 2015 dan 2016 sebanyak 15 unit dengan capaian 100%. Tidak ada penambahan sentra perdagangan di tahun Jumlah koperasi aktif yang melakukan RAT Jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2015 sebanyak 297 unit, meningkat menjadi 333 koperasi di tahun Dari jumlah koperasi 297 unit di tahun 2015, yang aktif sebanyak 185 koperasi. Sedangkan tahun 2016 dari 333 koperasi yang ada di tahun 2016, yang aktif sebanyak 221 unit. Koperasi yang aktif di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 62% di tahun 2015, meningkat menjadi 66% di tahun Dari 297 koperasi yang ada di tahun 2015, yang melakukan Rapat Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 4

85 Anggota Tahunan (RAT) hanya 66 unit, sedangkan di tahun 2016 dari 333 koperasi yang melakukan RAT sebanyak 70 unit. Tabel 3.51 Perkembangan Koperasi di Kabupaten Pesisir Selatan yang melakukan RAT Tahun No. Indikator Satuan Ta hun Jumlah Koperasi Koperasi Jumlah Koperasi Aktif Unit Persentase Koperasi Aktif % Jumlah Koperasi Melakukan RAT Sumber : Dinas Koperasi UMKM, Perindag, 2017 yang Unit Tabel 3.52 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Koperasi aktif yang melakukan RAT Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Jumlah koperasi aktif yang melakukan RAT % 40 31,67 63,49 63,34 Dari tabel diatas dapat dijelaskan, jumlah koperasi aktif yang melaksanakan RAT di tahun % dengan capaian 63,49%. Sedangkan tahun 2016, jumlah koperasi yang melaksanakan RAT sebesar 32% dengan capaian 63,34%. 4. Jumlah UMKM UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yaitu industri rumah tangga memiliki jumlah tenaga kerja 1 sampai 4 orang, usaha kecil memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang, sedangkan usaha menengah memiliki tenaga kerja 20 sampai 99 orang. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 5

86 Tabel 3.53 Perkembangan Jumlah UMKM di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Re alisasi No. Jenis UMKM Satuan Mikro Unit Kecil Unit Menengah Unit Sumber : Dinas Koperasi UMKM, Perindag, 2017 Dari tabel diatas, dapat dilihat jumlah UMKM di tahun 2015 sebanyak unit, meningkat 2 unit menjadi unit di tahun Sedangkan jumlah UMKM yang dibina sebanyak 60 unit pada tahun Tabel 3.54 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah UMKM Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Jumlah UMKM Unit ,5 98,71 Jumlah UMKM yang terealisasi di tahun 2015 sebanyak unit, dengan capaian 87,50 %, dan ditahun 2016 meningkat menjadi unit dengan capaian 98,71%. Program-program yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya Industri Pengolahan dan Pemasaran ProdukProduk Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan Melalui Pengembangan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan yaitu : 1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 2) Program Kemampuan Teknologi Industri IKM. 3) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 5

87 4) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan. 5) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi. 6) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM. Program-program yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya Industri Pengolahan dan Pemasaran ProdukProduk Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan Melalui Pengembangan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan tersebut diatas didukung oleh dana sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 87,98%. Ini berarti, dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 terdapat efisiensi anggaran sebesar 12,02% atau Rp ,00. SASARAN TERWUJUDNYA PESISIR SELATAN MENJADI DESTINASI UTAMA PARIWISATA SUMATERA BARAT Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 3.55 Capaian indikator kinerja sasaran strategis No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian ( %) 1. Jumlah kunjungan wisatawan a. Wisatawan Nusantara (Wisnu) b. Wisatawan Mancanerga (Wisman) Orang ,21 Orang ,91 Rata-rata Capaian 92,60 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 5

88 Dari tabel dapat dilihat, rata-rata capaian 1 (satu) indikator kinerja sasaran strategis sebesar 92,60%. Pencapaian sasaran strategis termasuk Sangat Berhasil dengan kategori Sangat Baik. a. Jumlah Wisatawan Nusantara Wisatawan adalah orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang didatanginya atau hanya untuk sementara waktu tinggal di tempat yang didatanginya. Wisatawan terbagi dua, wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Jumlah wisatawan nusantara (Wisnu) tahun 2015 ditargetkan sebanyak orang dan terealisasi sebanyak orang. Sedangkan untuk tahun 2016, jumlah wisnu ditargetkan sebanyak orang dan terealisasi sebesar orang. b. Jumlah Wisatawan Mancanegara Untuk wisatawan mancanegara (Wisman) tahun 2015 ditargetkan sebanyak orang dan realisasi sebanyak orang. Sedangkan untuk tahun 2016, jumlah wisatawan mancanegara ditargetkan sebanyak orang dan realisasi sebanyak orang. Tabel Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun Realisasi Capaian (%) No. Indikator Kinerja Satuan Jumlah kunjungan wisatawan a. Wisatawan Nusantara Orang ,29 b. Wisatawan Mancanegara Orang ,91 Dari tabel dapat dilihat pada tahun 2015, realisasi Wisatawan Nusantara (Wisnu) yang datang ke Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak dengan capaian 100%. Sedangkan di tahun 2016, realisasi Wisnu sebesar dengan capaian 94,29%. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 5

89 Untuk realisasi Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang datang ke Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak orang dengan capaian 80%. Sedangkan pada tahun 2016, realisasi wisman sebanyak orang dengan capaian 90,91%. Program-program yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya Pesisir Selatan Menjadi Destinasi Utama Pariwisata Sumatera Barat antara lain : 1. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 2. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program tersebut didukung oleh dana sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 62,88%. Ini berarti, dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 terdapat efisiensi anggaran sebesar 37,12% atau Rp ,00. MISI 5 : MENINGKATKAN PERAN STRUKTUR SOSIAL DALAM RANGKA MENGURANGI TINGKAT KEJAHATAN, KRIMINALITAS DAN PEREDARAN OBAT-OBATAN TERLARANG Misi lima memuat dua kata kunci yaitu (1) peran struktur sosial; dan (2) pengurangan tingkat kejahatan, kriminalitas dan peradaran obat-obatan terlarang. Peran struktur sosial yang dimaksud dalam misi ini merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang mengacu pada suatu keteraturan prilaku dalam masyarakat. Peran struktur sosial ditujukan untuk memantapkan tata kehidupan masyarakat yang aman, damai, tertib, taat hukum dan harmonis. Pengurangan tingkat kejahatan, kriminalitas serta penyalahgunaan obat-obatan terlarang merupakan indikator berfungsinya peran struktur sosial. Upaya ini dilakukan dalam rangka mewujudkan kehidupan yang harmonis sesuai dengan tatanan dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam misi 5 ini adalah mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang aman, damai, tertib, dan taat hukum yang ditetapkan dalam sasaran strategis sebagai berikut : Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, hasil yang akan dicapai ditetapkan dalam sasaran strategis sebagai berikut : Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 5

90 SASARAN TERWUJUDNYA PERAN STRUKTUR SOSIAL DALAM PENGURANGAN PENYAKIT MASYARAKAT Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 3.57 Capaian indikator kinerja sasaran strategis No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian ( %) 1. Berkurangnya penyakit masyarakat (pekat) a. Kasus Narkoba b. Angka kriminalitas c. Jumlah kasus prostitusi Rata-rata penurunan (%) Rata-rata penurunan (%) Rata-rata penurunan (%) , ,21 126,40 Rata-rata Capaian 112,89 Dari tabel 3.57 dapat dilihat, rata-rata capaian 1 (satu) indikator kinerja sasaran strategis sebesar 112,89%. Pencapaian sasaran strategis termasuk Sangat Baik dengan kategori Sangat Berhasil Berikut realisasi dan capaian Indikator Kinerja Berkurangnya Penyakit Masyarakat (Pekat) pada Tahun : Tabel Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 5

91 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Berkurangnya Penyakit Masyarakat (Pekat) Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Berkurangnya penyakit masyarakat (pekat) a. Kasus Narkoba b. Angka kriminalitas % rata-rata penurunan % rata-rata penurunan n/a n/a 112,26 c. Jumlah kasus prostitusi % rata-rata penurunan n/a 126,40 Kasus narkoba pada umumnya terjadi pada usia diatas rata-rata usia penduduk yang bersekolah (pengangguran). Sementara data yang ditemukan untuk pencapaian target RPJMD diasumsikan untuk penurunan kasus narkoba pada anak usia sekolah. Pada tahun 2015, Kasus narkoba ditemukan sebanyak 1 (satu) kasus pada anak usia sekolah, sedangkan pada tahun 2016 tidak ada lagi ditemukan kasus narkoba pada sekolah, hal ini disebabkan karena adanya keseriusan pemerintah untuk memberantas penyakit masyarakat salah satunya adalah kasus narkoba. Adapun upaya pemerintah tersebut yaitu melalui kegiatan sosialisasi tentang bahaya narkoba terutama pada tingkat sekolah, yang diselenggarakan pada 1 sekolah pada tiap kecamatan. Adapun program yang menunjang sasaran strategis Terwujudnya Peran Struktur Sosial dalam Pengurangan penyakit masyarakat yaitu : 1. Prog. Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) 2. Prog. Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan 3. Prog. Pemeliharaan Kantrantibmas Dan Pencegahan Tindak Kriminal 4. Prog. Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban Dan Keamanan Program-program diatas tersebut dilaksanakan oleh 2 (dua) OPD yaitu Kantor Satpol PP dan Bagian Kesbangpol Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Program tersebut didukung oleh dana sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp1, ,00 atau 99,90 %. Ini Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 5

92 berarti, dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 terdapat efisiensi anggaran lebih kurang 0,1% atau Rp201,364,690,00. SASARAN MENINGKATNYA KEBERDAYAAN ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis terdiri dari 1(satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 3.59 Capaian indikator kinerja sasaran strategis No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian ( %) 1. Organisasi kelembagaan kemasyarakatan yang aktif % Rata-rata Capaian 100 Dari tabel dapat dilihat, rata-rata capaian 1 (satu) indikator kinerja sasaran strategis sebesar 100 %. Pencapaian sasaran strategis termasuk Sangat Berhasil dengan kategori Sangat Baik Kelembagaan kemasyarakatan yang menjadi sasaran dalam capaian indikator kinerja sasaran strategis pada tahun 2016 antara lain : 1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagari (LPMN) 53 unit dari 182 LPMN di Nagari. 2. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Nagari sebanyak 160 unit dari 182 PKK Nagari, dan 3. Badan Kerja sama Antar Nagari (BKAN) sebanyak 15 unit dari 15 unit yang ada Kabupaten Pesisir Selatan. Tabel 3.60 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 5

93 Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Jumlah Kelembagaan Yang Aktif Tahun No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (%) Organisasi kelembagaan kemasyarakatan yang aktif % Ada 3 (tiga) Program yang menunjang capaian kinerja sasaran kegiatan ini yaitu : 1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2. Program Peningkatan Sumber daya Aparatur 3. Program Peningkatan Partisipasi masyarakat dalam membangun desa/nagari Program-program diatas tersebut didukung oleh dana sebesar Rp320,392,080,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 99,99 %. Ini berarti, dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 terdapat efisiensi anggaran sebesar 0,01% atau Rp2, , AKUNTABILITAS KEUANGAN Anggaran dan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang menunjang pencapaian 11 (sebelas) sasaran strategis yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016, tercantum pada tabel Tabel 3.61 Anggaran dan Realisasi Anggaran Program/Kegiatan Yang Menunjang Sasaran Strategis TAHUN 2016 NO. SASARAN STRATEGIS ANGGARAN REALISASI CAPAIAN (Rp.) (Rp.) (%) (1) (2) (3) (4) (4) 1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN 6,560,746,890 5,702,939, Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 157,031,287, ,117,461, Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 5

94 3 Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Ekonomi secara Berkelanjutan 169,661,502, ,635,413, Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Sosial Terwujudnya Penguatan Kelembagaan Agama, Adat dan Budaya 129,514, ,242, ,234,038,520 2,217,526, Meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan serta kelautan dan perikanan Terwujudnya Industri Pengolahan dan Pemasaran Produk-produk Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan melalui Pengembangan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Terwujudnya Pesisir Selatan menjadi Destinasi utama Pariwisata Sumatera Barat 8,183,670,844 7,845,468, ,153,603,214 8,053,674, ,275,844,108 2,059,755, Terwujudnya Peran Struktur Sosial dalam Pengurangan Penyakit Masyarakat 2,069,202,625 1,867,837, Meningkatnya Keberdayaan Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat 320,392, ,480, TOTAL 358,619,802, ,941,798, Sumber : Laporan Perkembangan Realisasi Program/Kegiatan Tahun 2016 Dari tabel 3.61 diatas dapat dilihat sebagai berikut: a. Plafon anggaran yang disediakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 untuk menunjang pencapaian 11 (sebelas) sasaran strategis yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 sebesar Rp ,00 terealisaasi sebesar Rp ,00 atau 90,33%. Artinya dalam pelaksanaan program/kegiatan yang menunjang pencapaian 10 (sepuluh) sasaran strategis terdapat sisa anggaran sebesar 9,67% atau secara absolut sebesar Rp ,00.- b. Sisa anggaran sebesar Rp ,00 mencerminkan kurang akuratnya perencanaan dan penganggaran program/kegiatan yang menunjang pencapaian sasaran strategis yang ditetapkan. Seharusnya sisa anggaran ini dapat dipergunakan untuk meningkatkan capaian indikator kinerja sasaran strategis yang telah ditetapkan. Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 5

95 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 III- 6

96 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa kinerja pada Bab III, Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2016, yaitu: 1. Capaian Sasaran Dari 11 (sebelas) sasaran yang telah ditetapkan, 6 (enam) sasaran mempunyai capaian indikator kinerja mencapai 100% atau lebih, dan rata-rata nilai capaian indikator kinerja masing-masing sasaran adalah 125,83%, dengan nilai tertinggi adalah 216,21% yaitu sasaran Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Ekonomi secara Berkelanjutan. Sedangkan nilai terendah 83,33% yaitu sasaran Terwujudnya Penguatan Kelembagaan Agama, Adat dan Budaya. 2. Capaian Indikator Kinerja Dari 29 (dua puluh sembilan) indikator kinerja yang telah ditetapkan, sebanyak 12 (dua belas) indikator kinerja berhasil mencapai dan melampaui target dan 13 (tiga belas) indikator kinerja belum mencapai target, 4 (empat) indikator belum dapat di ukur. Adapun rata-rata seluruh nilai capaian indikator kinerja adalah 131,46%, dengan nilai tertinggi adalah 838,16% yaitu indikator kinerja utama Sarana dan Prasarana moda transportasi dan telekomunikasi, sedangkan nilai terendah 63,34% yaitu indikator kinerja utama Jumlah Koperasi aktif yang melakukan RAT. 3. Capaian Realisasi Anggaran Dalam Mendukung Pencapaian Sasaran Belanja daerah pada tahun 2016 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 90,33% dari target alokasi yang ditetapkan sebesar Rp ,00. Dari 11 (sebelas) sasaran strategis, capaian anggaran belanja sasaran strategis tertinggi adalah Terwujudnya Penguatan Kelembagaan Agama, Adat dan Budaya yaitu 99,26% dan terendah adalah Terwujudnya Pesisir Selatan menjadi Destinasi utama Pariwisata Sumatera Barat yaitu 62,88%. B. SARAN Untuk mempertahankan dan meningkatkan pencapaian kinerja dan realisasi anggaran, maka dilakukan upaya-upaya, antara lain: 1. Kerjasama yang lebih baik dengan stakeholders atau pemangku kepentingan baik dengan pemerintah pusat, instansi pemerintah lainnya, tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta elemen masyarakat lainnya dalam melaksanakan program-program pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten; Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 IV-1

97 2. Melakukan inovasi-inovasi baru serta penggunaan teknologi informasi dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang mendorong dalam pencapaian target kinerja; 3. Melakukan monitoring dan evaluasi di internal pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan yang melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) secara rutin dan berkala dalam rangka sinkronisasi pelaksanaan program-program pembangunan serta untuk mengantisipasi kendala-kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program pemerintah; 4. Melakukan pembinaan, pendidikan dan pelatihan bagi pegawai pemerintah Kabupate Pesisir Selatan dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi pegawai agar supaya pegawai dapat lebih cepat merespon kebutuhan yang ada di masyarakat Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016 IV-2

98 INFORMASI BAGAN ORGANISASI KAB PESISIR SELATAN

99 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016

100 PENGHARGAAN KABUPATEN PESISIR SELATAN INDONESIA AWARDS OF GOVERMENT DARI LEMBAGA ANUGERAH PRESTASI INSANI HOTEL LUMIRE JAKARTA, TANGGAL 13 AGUSTUS 2016 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun

101 INDONESIA TOP LEADER OF THE YEAR 2016 DARI YAYASAN NIRWANA INDONESIA HOTEL LUMIRE JAKARTA, 11 JUNI 2016 PEDULI WISATA AWARD KATEGORI TERBAIK I TINGKAT PROV.SUMBAR UPI CONVENTION CENTRE PADANG, NOVEMBER 2016 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun

102 PENGHARGAAN PRODUKSI JAGUNG DIATAS 5 % HARI PANGAN SEDUNIA SOLOK, 4 OKTOBER 2016 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun

103 PENGHARGAAN SURGA TERSEMBUNYI MANDEH JUARA DUA DARI KEMENTERIAN PARIWISATA BALI, NOVEMBER 2016 PRIA DAN WANITA BERDEDIKASI 2016 DARI YAYASAN CITRA PEMBANGUNAN PUTRI DUYUNG ANCOL JAKARTA, 25 AGUSTUS 2016 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun

104 REKOR DUNIA SAJIAN MASAKAN DAR LOKAN (KERANG) JENIS TERBANYAK CAROCOK PAINAN, 9 NOVEMBER 2016 TOKOH INSPIRATIF DARI KHARISMA TUJUH MEDIA KUTA BALI, 18 NOVEMBER 2016 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun

105 WAHANA TATA NUGRAHA (WTN) MERLIN PARK HOTEL JAKARTA, 31 JANUARI 2017 Laporan Kinerja Kabupaten Pesisir Selatan Tahun

PROVINSI SUMATERA BARAT BUPATI PESISIR SELATAN

PROVINSI SUMATERA BARAT BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT BUPATI PESISIR SELATAN KEPUTUSAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 550/368/Kpts/BPT-PS/2015 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat. a. bahwa dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003

Menimbang. Mengingat. a. bahwa dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR SELATAN,

Lebih terperinci

BUPATI PESISIR SELATAN

BUPATI PESISIR SELATAN BUPATI PESISIR SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat BAB VI INDIKATOR KINERJA BIRO BINA SOSIAL YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1. TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 2015, telah ditetapkan Visi Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 No. Prioritas Pembangunan Program/Pembangunan Indikator Kinerja Target SATUAN AWAL 2014 2015 2016 2017 2018 1 Percepatan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.130,2016 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. ORGANISASI. TATA LAKSANA. Kedudukan. Susunan Organisasi. Tugas. Fungsi. Tata

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG L PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH - 1 - BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-nya yang tidak terhingga bagi bangsa dan negara tercinta ini, sehingga kita dapat selalu berikhtiar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT 1 GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 50 TAHUN 2017 TENTANG MEKANISME KOORDINASI KERJA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA STAF AHLI KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), diperlukan perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja sesuai dengan batasan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 37 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BONTANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, TIPE, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2008 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2014 L A K I P K A B U P A T E N P E S I S I R S E L A T A N T A H U N

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI - 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SEKADAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SEKADAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SEKADAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU, Menimbang : a. bahwa Susunan Organisasi

Lebih terperinci

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, SALINAN BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), diperlukan perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja sesuai dengan batasan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009 POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S I PAM AN D AQ PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, KECAMATAN DAN

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamandau Tahun 2013-2018 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.107,2016 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. ORGANISASI. TATA LAKSANA. Kedudukan. Susunan Organisasi. Tugas. Fungsi. Tata

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN

KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN No.8.2016 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerahara PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,, DAN SASARAN 5.1 VISI Visi dalam RPJMD merupakan visi Bupati/Wakil Bupati terpilih, sebagaimana yang telah disampaikan pada saat penyampaian visi dan misi calon Bupati/Wakil Bupati di

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA KABUPATEN INDRAMAYU 2016

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA KABUPATEN INDRAMAYU 2016 PERANGKAT DAERAH TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA 2016 DAERAH ========================================== SEKRETARIS DAERAH JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PEMERINTAHAN ASISTEN EKONOMI, PEMBANGUNAN, DAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor 7 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor 7 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor 7 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

KABUPATEN CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

KABUPATEN CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DAERAH DAN PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci