BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Tylor dalam Moleong (2010) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus retrospektif. Pendekatan retrospektif (penelusuran ke belakang) digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian yang dialami oleh partisipan pada masa lalu. Dengan kata lain, efek berupa penyakit atau status kesehatan tertentu diidentifikasi pada masa kini, sementara faktor risiko (kausa) diidentifikasi dengan pertanyaan terkait masa lalu (Pratiknya, 1993). Alasan penulis menggunakan pendekatan studi kasus retrospektif adalah untuk mengetahui secara mendalam pengalaman KDRT yang dialami oleh ibu hamil di Kab. TTS. Selain itu, penulis juga melakukan penilaian DDST II (Denver Development Screening Test) untuk mengetahui dampak dari 27

2 kekerasan dalam rumah tangga pada anak usia 0-6 tahun yang ketika masih janin ibunya mengalami KDRT. Data hasil wawancara dan penilaian DDST II pada bagian pembahasan, digeneralisasikan sesuai dengan konteks yang akan diteliti tanpa mengabaikan uniknya pengalaman, budaya dan latar belakang masing-masing (Moleong, 2010). 3.2 Unit Analisa Fokus yang ingin dipahami dalam penelitian ini yakni KDRT pada ibu hamil berupa pelaku, penyebab, frekuensi, usia kehamilan saat terjadinya KDRT, jenis-jenis KDRT, respon ibu terhadap KDRT dan dampak KDRT terhadap ibu dan perkembangan anak usia 0-6 tahun di Kab. TTS. Tabel 3.1 Definisi dari Indikator Lapangan No. Indikator Definisi 1. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang mengakibatkan penderitaan fisik, seksual, psikologis dan penelantaran rumah tangga termasuk ancaman, pemaksaan, perampasan kebebasan yang terjadi dalam lingkungan keluarga atau rumah tangga. 2. Pelaku KDRT Pelaku KDRT adalah orang terdekat yang memiliki hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, perwalian, anak dan pembantu rumah tangga yang melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga. 28

3 3. Penyebab KDRT Penyebab KDRT yaitu faktor yang memicu atau mengakibatkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. 4. Frekuensi KDRT Frekuensi KDRT adalah jumlah ulang terjadinya peristiwa kekerasan dalam rumah tangga dalam satu bulan. 5. Usia kehamilan saat terjadinya KDRT Usia kehamilan saat terjadinya KDRT yaitu waktu keberadaan janin di perut ibu dalam hitungan bulan ketika peristiwa kekerasan dalam rumah tangga terjadi. 6. Jenis-jenis KDRT Jenis-jenis KDRT yaitu rupa, macam atau bentuk tindak kekerasan dalam rumah tangga. 7. Respon ibu terhadap KDRT 8. Dampak KDRT terhadap ibu 9. Perkembangan anak Respon ibu yaitu setiap reaksi atau tingkah laku yang pada hakekatnya merupakan tanggapan atau balasan dari tindak kekerasan dalam rumah tangga. Dampak KDRT yaitu akibat atau efek negatif yang timbul, baik efek fisik maupun psikologis dari KDRT terhadap ibu hamil. Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) anak dalam struktur dan fungsi tubuhnya yang meliputi kemampuan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar. 10. Personal Sosial Personal sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. 11. Motorik Halus Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam mengamati dan melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil. 12. Bahasa Kemampuan bahasa adalah kemampuan dalam memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara dengan spontan. 29

4 13. Motorik Kasar Motorik kasar yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang menggunakan otototot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. 3.3 Partisipan Penelitian/Sumber Data Penelitian ini dilakukan di Kab. TTS. Pemilihan riset partisipan dilakukan dengan melihat karakateristik yang telah dibuat oleh peneliti. Adapun karakteristik partisipan yaitu sebagai berikut: 1) Ibu yang pernah mengalami KDRT saat hamil; 2) Anak usia 0-6 tahun yang ketika masih janin ibunya mengalami KDRT; 3) Bertempat tinggal di Kab. TTS; dan 4) Bersedia menjadi riset partispan. Berdasarkan karakteristik tersebut, dengan pertimbangan riset partisipan mampu melakukan komunikasi interpersonal secara langsung, maka peneliti mengambil lima orang ibu sebagai partisipan. Satu orang partisipan diambil atas rekomendasi dari salah satu LSM yang bergerak dalam membantu korban-korban KDRT (Sanggar Suara Perempuan/SSP) karena menurut informasi, partisipan ini mampu menceritakan masalah KDRT yang ia alami sedangkan empat orang lainnya dipilih dengan cara pendekatan kekeluargaan sehingga mereka dapat dengan leluasa 30

5 menceritakan kejadian KDRT yang mereka alami layaknya bercerita kepada keluarga. Dalam tahap pemilihan partisipan atau sumber data, hanya lima kasus yang diambil dengan alasan sebagai berikut: a. Ibu SL (36 tahun) dari desa Oinlasi, Kecamatan Mollo Tengah. Ibu SL mengalami KDRT ketika sedang mengandung anak keduanya. Diketahui ibu SL sering mendapatkan perilaku kekerasan seperti dipukul, ditendang, ditampar oleh suami selama hamil. Informasi awal ini didapat melalui pendekatan dengan ibu AL yang merupakan ibu kandung dari ibu SL. b. Ibu NN (38 tahun) dari desa Nobi Nobi, Kecamatan Amanuban Selatan. Ibu NN mengalami KDRT sejak kelahiran anak pertamanya dan berlangsung sampai ia melahirkan anak ketiganya. Diketahui saat mengandung anak ketiga, ibu NN mendapatkan perilaku kekerasan dari suaminya seperti dipukul, ditendang dan ditampar. Informasi awal ini didapat ketika peneliti melakukan pengambilan data di SSP dan atas rekomendasi dari SSP, peneliti kemudian mengambil ibu NN sebagai riset partisipan. c. Ibu YA (16 tahun) dari Kelurahan Nonohonis. Ibu YA mengalami KDRT pertama kali oleh kakak iparnya 31

6 sendiri. Saat itu ibu YA dipaksa untuk berhubungan dengan bapak PM (kakak ipar) sehingga ibu YA hamil di luar nikah. Saat bulan pertama kehamilannya, ibu YA pun tidak mengetahui kondisinya bahwa ia sedang hamil. Ia pun mendapatkan kekerasan dari kakak kandung perempuannya karena perasaan cemburu. Informasi awal ini didapat melalui pendekatan dengan ibu YS yang merupakan kakak ipar perempuan dari ibu YA. d. Ibu SS (36 tahun) dari desa Oepliki, Kecamatan Noebeba. Ibu SS mengalami KDRT ketika sedang mengandung anak kelimannya. Diketahui ibu SS sering mendapatkan perilaku kekerasan seperti dipukul, ditendang oleh suami selama hamil karena suami menginginkan anak laki-laki namun ibu SS belum memberikan anak laki-laki kepadanya. Informasi awal ini didapat melalui pendekatan dengan bapak DS yang merupakan kakak kandung dari ibu SS. e. Ibu HT (40 tahun) dari desa Oepliki, Kecamatan Noebeba. Ibu HT mengalami KDRT ketika sedang mengandung anak bungsunya. Diketahui ibu HT sering mendapatkan perilaku kekerasan seperti dipukul, ditendang dan diusir oleh suami selama hamil karena suami merasa ibu HT memiliki pria idaman lain. Informasi 32

7 awal ini didapat melalu pendekatan dengan bapak TS yang merupakan adik ipar dari ibu HT. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 3 bulan, dari tanggal 04 Agustus 2012 sampai 30 Oktober Sebelum mengambil data penelitian, peneliti meminta izin kepeda Pemerintah Kab. TTS melalui Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Persandian (Badan Kesbangpol). Peneliti diizinkan dengan diberikan surat izin penelitian ke beberapa instansi yang dijadikan sebagai tempat pengambilan data penelitian yaitu Bagian Pemberdayaan Perempuan Sekretariat Daerah Kab. TTS, SSP Kab. TTS, Dinas Kesehatan Kab. TTS, dan RSUD Kota SoE. Proses pengambilan data awal dilakukan dengan meminta data KDRT tahun di Bagian Pemberdayaan Perempuan Sekretariat daerah Kab. TTS dan SSP Kab. TTS. Selain meminta data kekerasan, peneliti juga melakukan pengambilan data di Dinas Kesehatan Kab. TTS dan RSUD Kota SoE terkait dengan gangguan perkembangan anak di Kab. TTS. Atas rekomendasi dari SSP, peneliti kemudian mengambil satu klien SSP sebagai riset partisipan 33

8 sedangkan empat orang lainnya dipilih dengan cara pendekatan kekeluargaan. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam, pengukuran antropometri, observasi, studi literatur dan penilaian DDST II yang dilakukan bersamasama dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara mendalam, lembar penilaian DDST II, kamera digital, tape recorder dan buku catatan penelitian. Pengumpulan data diawali dengan melakukan observasi umum dan wawancara pendahuluan untuk mengambil data mengenai identitas ibu dan anak, riwayat keluarga, riwayat tumbuh kembang anak, pola aktivitas ibu dan anak, status kesehatan ibu dan anak, status gizi ibu dan anak, pola asuh makan dan pola asuh kesehatan serta kesehatan lingkungan pada lima orang riset partisipan Wawancara Mendalam Setelah melakukan wawancara pendahuluan, peneliti kemudian melakukan wawancara mendalam (Indepth Interview). Wawancara mendalam dilakukan dengan bantuan pedoman wawancara pada lima orang ibu yang selama hamil pernah mengalami KDRT. Wawancara mendalam ini digunakan untuk mendapatkan 34

9 data-data mengenai pelaku KDRT pada ibu hamil, faktorfaktor penyebab KDRT pada ibu hamil, frekuensi kejadian KDRT pada ibu hamil, umur kehamilan saat ibu mengalami KDRT, jenis-jenis KDRT pada ibu hamil, dampak KDRT pada ibu hamil serta respon ibu hamil saat mendapatkan KDRT Pengukuran Antropometri Pengukuran antropometri dilakukan untuk menilai status gizi pada anak. Penilaian status gizi ini dilakukan karena perkembangan kognitif, personal sosial (Nilawati, 2006), motorik (Sutrisno, 2003) dipengaruhi oleh status gizi. Penilaian ini menggunakan pengukuran antropometri berdasarkan umur yakni Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) dan Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB). Setelah melakukan perhitungan, peneliti kemudian melakukan klasifikasi dengan melihat batas ambang dan istilah status gizi berdasarkan Antropometri menurut WHO (2005). Batas ambang dan istilah status gizi untuk indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB dapat dilihat pada tabel berikut: 35

10 Tabel 3.2 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Antropometri Menurut WHO, 2005 Indikator Status Gizi Keterangan Gizi Lebih > +2 SD Gizi Baik < -3 SD Gizi Kurang <-2 SD s/d - SD Gizi Buruk < -3 SD Berat Badan menurut Umur (BB/U) Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Normal Pendek Gemuk Normal Kurus Sangat Kurus 2 SD < -2 SD > +2 SD < -2 SD s/d -2 SD -2 SD s/d -3 SD < -3 SD Sumber : Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, Sementara itu, untuk status gizi ibu saat hamil, peneliti mengkaji berat badan dan tinggi badan ibu selama trimester satu, dua dan tiga dengan melihat kembali buku kehamilan ibu ataupun melakukan pengambilan data di posyandu atau bidan tempat ibu melakukan pemeriksaan selama kehamilannya. Status gizi ibu ditentukan menggunakan rumus berat badan ideal ibu hamil yang dikembangkan oleh Ali (2009) yakni: BBIH = BBI + (UH 0,35) Keterangan: BBIH : Berat badan ideal ibu hamil yang akan dicari BBI UH : Berat badan ibu sebelum hamil : Usia kehamilan dalam minggu 36

11 0,35 (kg) : Tambahan berat badan dalam kilogram per minggu Selain digunakan untuk menilai status gizi pada ibu dan anak, pengukuran antropometri juga digunakan untuk menentukan angka kecukupan gizi pada ibu dan anak. Perhitungan angka kecukupan gizi (1) serta tingkat kecukupan gizi (2) menggunakan rumus sebagai berikut: (1) AKGi : Ba x AKG Bs Keterangan: AKGi : Angka kecukupan gizi energi atau protein pada individu Ba : Berat badan individu yang ditimbang Bs : Berat badan rata-rata berdasarkan umur tertentu dan tercantum dalam DKG (Daftar Kecukupan Gizi) (2) TKGi : AKGi x 100% AKG 37

12 Keterangan: TKGi AKGi : Tingkat kecukupan gizi individu : Angka kecukupan gizi energi atau protein pada individu AKG : Angka kecukupan gizi menurut DKG (3) TKG rata-rata: TKG1 + TKG2 + TKG3 + TKG3 + TKG5 5 Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal, dengan kategori: Tingkat konsumsi baik : > 100% Tingkat konsumsi kurang : 60% - 99% Tingkat konsumsi buruk : < 59% Penilaian DDST II (Denver Development Screening Test) Penilaian dilakukan dengan mengunakan formulir DDST II. Penilaian DDST II dilakukan pada anak yang ketika janin ibunya mengalami KDRT. Sebelum melakukan penilaian DDST II, peneliti melakukan tahap perkenalan dengan anak. Tahap perkenalan meliputi menanyakan nama, umur, ataupun aktivitas yang dilakukan setiap hari. Peneliti kemudian melakukan 38

13 pendekatan dengan anak sekitar 3 kali untuk masingmasing anak. Hal ini dilakukan agar anak mengenal peneliti dan merasa nyaman dengan peneliti. Pada saat melakukan pendekatan, peneliti mengajak anak untuk bermain bersama. Permainan yang dilakukan adalah beberapa item yang akan diujikan pada saat penilaian DDST II. Setelah anak merasa nyaman dengan peneliti, peneliti kemudian melakukan kontrak waktu dengan ibu atau pengasuh agar menyediakan waktu untuk dilakukan penilaian DDST II. Penilaian DDST II dimulai dengan menyiapakan alat-alat yang dibutuhkan yakni 1) alat peraga berupa: benang woll, kismis atau manik-manik, mainan yang berbunyi, balok kayu (kubus) yang berwarna, botol kecil, bell kecil, bola tenis, pensil warna, cangkir plastik dan kertas kosong, 2) lembar formulir DDST II, 3) panduan cara melakukan dan menilai perkembangan anak (Lampiran 10 dan 11). Langkah pertama penilaian DDST II yakni peneliti menuliskan nama, nomor urut, tanggal lahir, dan tanggal tes pada lembar formulis DDST II. Kemudian peneliti melakukan perhitungan umur anak dengan rumus sebagai berikut: 39

14 Anak dengan kelahiran normal Contoh 1: Th bln hari Tanggal test Tanggal lahir Umur anak Contoh 2: Th bln hari Tanggal test Tanggal lahir Umur anak Anak dengan kelahiran prematur Pada anak dengan kelahiran prematur, waktu empat minggu sama dengan satu bulan dan tujuh hari sama dengan satu minggu. 40

15 Contoh: 1) Anak lahir prematur enam minggu sebelum taksiran partus, Th bln hari Tanggal test Tanggal lahir Umur anak minggu prematur 1 14 Umur anak 1 5 2) Apabila umur anak lebih dari dua tahun maka cara penilaian seperti anak kelahiran normal. Setelah menentukan umur anak, peneliti membuat garis dari atas ke bawah sesuai umur kronologis untuk memotong garis horizontal tugas perkembangan anak pada formulir DDST II. Sebelum melakukan penilaian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan tujuan dilakukannya penilaian DDST II dan kegunaannya kepada ibu atau pengasuh. Setelah ibu mengerti, peneliti kemudian menanyakan kondisi fisik anak, apakah anak dalam keadaan sehat atau tidak agar mencegah terjadinya penyimpangan hasil karena kondisi anak yang tidak sehat. Apabila anak dalam keadaan 41

16 sehat, tidak merasa takut dan bersedia mengikuti penilaian DDST II maka kegiatan penilaian dapat dilanjutkan. Penilaian dilakukan dalam keadaan santai serta memberikan posisi yang aman dan nyaman bagi anak. Dengan membuat suasana tes menyenangkan bagi anak, penilaian dimulai dari item yang telah dicapai oleh anak kemudian dilanjutkan ke item lain terutama yang mendekati garis umur sampai semua item pada batas umur selesai. Ketika melakukan penilaian, peneliti memberikan nilai sesaat setelah anak melakukan item pada lembar formulir DDST II. Pemberian nilai yang dilakukan yaitu: a. P untuk Pass = Lulus Anak sukses melakukan item tersebut atau pengasuh melaporkan bahwa anak dapat melakukan item tersebut (khusus item yang bertanda L). b. F untuk Fail = Gagal Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orang tua/pengasuh melaporkan bahwa anak tidak dapat melakukan item tersebut (khusus item yang bertanda L). 42

17 c. NO untuk No Opportunity = Tidak ada kesempatan Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan item karena ada hambatan (khusus item yang bertanda L). d. R untuk Refusal = Menolak Anak menolak untuk mencoba item tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan pada anak apa yang harus dilakukan (khusus item tanpa tanda L). e. B untuk By Report = Dengan bantuan orang tua Anak melakukan tes dengan bantuan orang tua. Apabila anak dapat melakukan berarti lulus (P) sedangkan apabila anak tidak dapat melakukannya berarti gagal (F). Langkah selanjutnya yaitu peneliti melakukan penilaian per item. Penilaian per item meliputi: a. Penilaian item lebih (advance). Nilai lebih tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan karena item biasanya hanya dapat dilakukan oleh anak yang lebih tua. b. Penilaian item OK atau normal. Nilai tidak perlu di perhatikan dalam penilaian test secara keseluruhan. Nilai OK dapat diberikan pada anak dalam kondisi berikut: 43

18 1) Anak gagal atau menolak melakukan tugas untuk item di sebelah kanan garis usia. Kondisi ini wajar karena item di sebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan tugas untuk anak yang lebih tua. 2) Anak lulus, gagal, atau menolak melakukan tugas untuk item di daerah putih kotak (daerah 25% - 75%). Jika anak lulus, hal ini dianggap normal. Sementara itu, jika anak tidak lulus maka anak dianggap normal karena masih ada rentang usia untuk belajar. c. Penilaian item P = peringatan (C=caution) Nilai Peringatan diberikan jika anak gagal atau menolak melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada daerah gelap kotak (daerah 75%-90%). Hal ini karena hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 75%-90% anak di usia tersebut sudah berhasil (lulus) melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain, mayoritas anak sudah bisa melaksanakan tugas dengan baik. d. Penilaian item T = Terlambat (D = Delayed) Nilai terlambat diberikan jika anak gagal atau menolak melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak yang lebih muda. Seorang anak seharusnya mampu melakukan tugas untuk kelompok usia yang lebih muda, yang tentunya berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Jika tugas untuk anak yang lebih muda tidak dapat dilakukan atau ditolak, anak tentu akan mendapatkan penilaian T (terlambat). Huruf T ditulis di sebelah kanan item 44

19 dengan hasil penilaian terlambat. Perlu diperhatikan bahwa ada dua macam T. Pertama, terlambat karena anak mengalami kegagalan (G). T jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir suspek/gangguan perkembangan. Kedua, terlambat karena anak menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir Tak dapat diuji. e. Penilaian item Tak ada kesempatan (No Opportunity). Nilai NO ini tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai tak ada kesempatan diberikan jika anak mendapat skor NO atau tidak ada kesempatan untuk mencoba atau melakukan item. Contoh penilaian per item: a. Advance P b. OK/Normal F P c. Caution F R 45

20 d. Delayed F Langkah terakhir dari penilaian DDST II yaitu peneliti melakukan intepretasi hasil penilaian per item. Interpretasi hasil hasil penilaian per item yang dilakukan yaitu: a. Normal 1) Tidak ada delayed dan maksimal satu caution. 2) Tingkah laku baik pada saat dilakukan skrining. b. Abnormal (Gangguan Perkembangan) 1) Bila didapati 2 atau lebih delayed pada 2 sektor atau lebih. 2) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapati 2 atau lebih delayed plus satu sektor atau lebih dengan satu delayed dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 3) Rescreaning dilakukan dalam 1-2 minggu untuk mengesampingkan faktor-faktor yang memengaruhi penilaian seperti lemah, sakit dan takut. 46

21 c. Questionable (Meragukan) 1) Bila pada 1 sektor didapati 2 delayed atau lebih. 2) Bila pada 1 sektor didapati 1 delayed dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal. d. Untestable 1) Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan. 2) Satu atau lebih skor refusal ada pada sebelah kiri garis umur atau lebih satu item refusal yang menyentuh garis umur pada daerah 75%-90%. 3) Reascreaning dilakukan dalam 1-2 minggu untuk mengesampingkan faktor-faktor yang memengaruhi penilaian seperti lemah, sakit dan takut (Soetjiningsih, 1995) Observasi Peneliti melakukan observasi untuk melihat secara langsung kondisi kehidupan sosial (interaksi sosial dan aktivitas sosial) dari riset partisipan, melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain khususnya orang-orang yang berada di lingkungan tempat riset partisipan tinggal. Dengan observasi, peneliti dapat 47

22 menemukan hal-hal yang sedianya tidak terungkap oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama keluarga (Sugiyono, 2009) Studi Literatur Peneliti mengumpulkan data sekunder berupa datadata dari Komisi Nasional Perempuan, Biro Pemberdayaan Perempuan Sekretariat Daerah Nusa Tenggara Timur, Bagian Pemberdayaan Perempuan Sekretariat Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan dan SSP Kab. TTS melalui laporan tahunan tentang angka kejadian kekerasan terhadap perempuan di Indonesia khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Selain itu peneliti juga mengumpulkan data-data sekunder dari Dinas Kesehatan Kab. TTS dan RSUD Kota SoE tentang data gangguan perkembangan anak usia 0-6 tahun di Kab. TTS. 3.5 Analisa Data Proses analisa data dimulai dengan penyusunan data wawancara pendahuluan mengenai identitas ibu dan anak, riwayat keluarga, riwayat tumbuh kembang anak, pola aktivitas ibu dan anak, status kesehatan ibu dan anak, status gizi ibu 48

23 dan anak, pola asuh makan dan pola asuh kesehatan serta kesehatan lingkungan pada lima orang riset partisipan. Data yang telah disusun kemudian diketik dikomputer agar hasil dokumentasi mudah dibaca oleh peneliti. Hasil wawancara mendalam dengan kelima orang riset partisipan dalam tape recorder kemudian diketik dalam transkrip wawancara. Untuk memudahkan pembuatan transkrip wawancara peneliti menggunakan istilah riset partisipan 1 (RP01) sampai riset partisipan 5 (RP05) untuk subjek penelitian. Dengan menggunakan teknik coding, peneliti membuat code untuk setiap hasil wawancara mendalam dari setiap riset partisipan. Code menggunakan angka Arab diikuti istilah RP01 RP05 untuk setiap pertanyaan dan pernyataan dalam transkrip wawancara misalnya 01 RP01. Angka 01 menunjukkan pertanyaan atau pernyataan pertama yang diberikan sedangkan RP01 menujukan riset partisipan pertama. Setelah melakukan coding, selanjutnya transkrip wawancara tersebut dipelajari untuk pembuatan kategori, sub-tema dan tema sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Tema yang muncul yaitu gambaran kekerasan dalam rumah tangga pada ibu hamil dengan sub-tema antara lain pelaku KDRT pada ibu hamil, faktor penyebab KDRT pada ibu hamil, frekuensi KDRT pada ibu hamil, usia kehamilan saat ibu 49

24 mengalami KDRT, jenis-jenis KDRT pada ibu hamil, dampak KDRT pada ibu hamil, dan respon ibu hamil ketika mengalami KDRT. Selain pembuatan tema, peneliti juga melakukan skoring pada lembar DDST II dan melakukan interpretasi dari hasil skoring tersebut. Hasil interpretasi DDST II kemudian di kelompokan dan disajikan dalam bentuk tabel untuk masingmasing anak. Data hasil dokumentasi, pembuatan tema, interpretasi hasil penilaian DDST II dan observasi kemudian dilihat, dibaca dan dideskripsikan dalam bentuk narasi. 3.6 Uji Keabsahan Data Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangluasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data yang telah didapat untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang akan digunakan ialah pemeriksaan sumber lainnya (Moleong, 2005). Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong, 2005). 50

25 Pada penelitian ini, triangulasi data dilakukan pada keluarga dalam hal ini kepada orang tua/mertua, kakak/adik, dan saudara ipar yang mengetahui kejadian KDRT yang dialami oleh riset partisipan. Triangulasi ini dilakukan pada waktu yang berbeda dengan menggunakan indikator pertanyaan yang sama dengan riset partisipan. 3.7 Etika Penelitian Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian (Jacob, 2004). Prinsip-prinsip etika penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity) Peneliti mempertimbangkan hak-hak dari riset partisipan untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia, adalah: 51

26 peneliti mempersiapkan formulir persetujuan riset partisipan (informed consent) yang terdiri dari: 1) Penjelasan manfaat penelitian, 2) Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan, 3) Penjelasan manfaat yang akan didapatkan, 4) Persetujuan riset partisipan dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan peneliti berkaitan dengan prosedur penelitian, 5) Persetujuan riset partisipan dapat mengundurkan diri, 6) Jaminan anonimitas dan kerahasiaan. b. Menghormati privasi dan kerahasiaan riset partisipan (respect for privacy and confidentiality) Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam penelitian ini peneliti tidak menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat 52

27 lengkap riset partisipan untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas riset partisipan. Sebagai pengganti identitas, peneliti menggunakan inisial untuk nama dan nama Desa atau Kecamatan sebagai alamat riset partisipan. c. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness) Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius riset partisipan. d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits) (Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck, 2004) Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi riset partisipan dan dapat digeneralisasikan ditingkat populasi (beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi riset partisipan (non-maleficence). 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian untuk mengetahui tentang hubungan keeratan antara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian untuk mengetahui tentang hubungan keeratan antara 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui tentang hubungan keeratan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 26 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ibu NN, ibu SS dan ibu HT mendapatkan kekerasan dari suami. lain yaitu kakak kandung dan kakak iparnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ibu NN, ibu SS dan ibu HT mendapatkan kekerasan dari suami. lain yaitu kakak kandung dan kakak iparnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil penelitian mengenai pelaku KDRT pada ibu hamil di Kab. TTS menunjukkan bahwa dari kelima orang riset partisipan yang diteliti, empat orang diantaranya yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Ilmu kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif non eksperimen, disain yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dimana peneliti berusaha mengerti kejadian/fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. planning dan pelaksanaan edukasi oleh perawat pada. pasien diabetes mellitus di RSUD Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. planning dan pelaksanaan edukasi oleh perawat pada. pasien diabetes mellitus di RSUD Kota Salatiga. 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian yaitu tipe penelitian, partisipan penelitian/sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data,

Lebih terperinci

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST)

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST) DDST (DENVE DEVELOPMENT SCEENING TEST) PENDAHULUAN Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indicator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena

Lebih terperinci

KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II. Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII-

KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II. Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII- KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII- TES DENVER II A. PENDAHULUAN Alat skrining perkembangan untuk menemukan secara dini anak yang berpotensial mempunyai

Lebih terperinci

ETIKA PENELITIAN. Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet

ETIKA PENELITIAN. Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet ETIKA PENELITIAN Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Etimologis kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Konteks filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif melalui studi korelasi (correlation study) yakni jenis penelitian atau penelaahan hubungan

Lebih terperinci

DENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12

DENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12 DENVER II Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS Denver II Merupakan revisi dari Denver Developmental Screening Test ( DDST) dgn tujuan menemukan secara dini masalah penyimpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (tingkat pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pemberian ASI dideskripsikan melalui

Lebih terperinci

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY 1 Bagus, seorang anak laki-laki berusia 30 bulan. Ibunya merasa bahwa putranya berbeda dg anak lainnya, perkembangan bicara & bahasanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif analitik adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif yaitu bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap dari ibu hamil terhadap senam hamil di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan studi yang digunakan yaitu cross sectional yang bersifat deskriptif analitik. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. Cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pada pasien post operasi dengan yang dirawat di bangsal bedah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan yang memerlukan keterlibatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif. Studi kasus ini dilakukan dengan cara meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif. Studi kasus ini dilakukan dengan cara meneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif studi kasus. Metode penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TIPE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif, yakni penelitian yang dipusatkan secara intensif pada satu objek tertentu yang mempelajari sebagai suatu kasus

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan PENELITIAN BAB III METODE METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekataan kuantitatif dan rancangan penelitian cross sectional,

Lebih terperinci

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH A. Pengertian Perkembangan Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan data kuantitatif. Pendekatan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dan dianalisa mendalam baik dari segi yang berhubungan dengan kasusnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. dan dianalisa mendalam baik dari segi yang berhubungan dengan kasusnya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain/Rancangan Jenis desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode studi kasus. Studi kasus dilaksanakan dengan cara meneliti suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif korelasional dan menggunakan rancangan cross

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif korelasional dan menggunakan rancangan cross BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan pendekatan kuantitatif korelasional dan menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian cross sectional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran (KBBI, 2011). Budiman (2014) mengatakan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan 47 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Disain penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu suatu proses yang naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan yang digunakan adalah case control untuk mempelajari hubungan obesitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas tentang desain dan jenis penelitian, subyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, fokus studi dan definisi operasional, instrumen penelitian dan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan Quasy Eksperimental (eksperimen semu) pretest-posttest

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan Quasy Eksperimental (eksperimen semu) pretest-posttest BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental (eksperimen semu) pretest-posttest with control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian noneksperimental. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen yaitu desain penelitian dengan menggunakan 2 kelompok yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen yaitu desain penelitian dengan menggunakan 2 kelompok yaitu BAB III A. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah Quasi Eksperimen yaitu desain penelitian dengan menggunakan 2 kelompok yaitu kontrol dan intervensi, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena umum yang terjadi di seluruh dunia (World Health. KTP di Indonesia berjumlah kasus dan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. fenomena umum yang terjadi di seluruh dunia (World Health. KTP di Indonesia berjumlah kasus dan meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) merupakan fenomena umum yang terjadi di seluruh dunia (World Health Organization, 2005), demikian pula di Indonesia. Komisi Nasional

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian quasi experiment rancangan penelitian one group pre test-pasca test desain. One group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian kualitatif, yaitu pendekatan induktif untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan yang memerlukan keterlibatan peneliti dalam mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III. penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu

BAB III. penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik yaitu penelitian yang terdiri atas variabel bebas dan terikat (Hidayat, 2007). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana penelitian kualitatif adalah penelitian yang berfokus menggambarkan dan memahami fenomena dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang dinilai sesuai dengan tujuan penelitian dan perspektif teoretis adalah tipe penelitian kualitatif dengan desain fenomenologis. Alasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian Sibling Rivalry Strategi koping orangtua Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan koping Gambar Fokus Penelitian B. Jenis dan Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive comparative

Lebih terperinci

REFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST

REFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST REFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST Disusun oleh : Dennis Pratama, S.Ked (2006.04.0.0120) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA 2012 DENVER TEST DDST (Denver Developmental Screening

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitanya terhadap orang-orang yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitanya terhadap orang-orang yang berada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskritif dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian cross sectional, dimana pengambilan data dengan potong lintang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan Creswell (1998), tipe penelitian yang tepat

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan Creswell (1998), tipe penelitian yang tepat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan klasifikasi yang dikemukakan Creswell (1998), tipe penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE STUDI KASUS

BAB 3 METODE STUDI KASUS BAB 3 METODE STUDI KASUS 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2008). Desain yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana penelitian yang disusun sehingga peneliti memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang mengacu pada jenis (macam)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2011).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2011). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Metode deskriptif tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2009), pemilihan pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana penelitian yang 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek, seperti perilaku, persepsi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu dengan pendekatan fenomenologis dimana dengan desain penelitian yang menggunakan latar

Lebih terperinci

BAB III METODE STUDI KASUS. awal suatu penelitian. Setiap penelitian empiris sekurang-kurangnya memiliki

BAB III METODE STUDI KASUS. awal suatu penelitian. Setiap penelitian empiris sekurang-kurangnya memiliki BAB III METODE STUDI KASUS 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah logika keterkaitan antara data yang harus dikumpulkan (dan kesimpulan-kesimpulan yang akan dihasilkan) dan pertanyaan awal suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014). digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendampingan Orangtua Keluarga merupakan suatu ikatan antara dua orang atau lebih yang terikat dalam kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitafif dengan jenis penelitian quasy-experiment (eksperimen semu). Rancangan penelitian ini berupaya mengungkapkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar OPTIMALISASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN UKURAN ANTROPOMETRI ANAK BALITA DI POSYANDU BALITAKU SAYANG KELURAHAN JANGLI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Ali Rosidi, Agustin Syamsianah Prodi S1 Gizi Fakultas

Lebih terperinci

ETIKA PENELITIAN KESEHATAN

ETIKA PENELITIAN KESEHATAN ETIKA PENELITIAN KESEHATAN Author : Wella Yurisa Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2008 Files of DrsMed FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com) 1 Preface Kode etik penelitian kedokteran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus deskripsi. Studi kasus deskriptif merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus deskripsi. Studi kasus deskriptif merupakan penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian studi kasus deskripsi. Studi kasus deskriptif merupakan penelitian yang dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi deskriptif. Penelitian kualitatif dimaksudkan. untuk memahami hal-hal yang terjadi dan dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi deskriptif. Penelitian kualitatif dimaksudkan. untuk memahami hal-hal yang terjadi dan dialami oleh subjek BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami hal-hal yang terjadi dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan dari sudut fenomenologis. Peneliti dari studi fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 ETIKA PENELITIAN

PERTEMUAN 10 ETIKA PENELITIAN PERTEMUAN 10 ETIKA PENELITIAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai etika penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 10.1.Menjelaskan etika penelitian. 10.2.Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini dipilih karena lebih sensitif dan adaptif terhadap peran dan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelurahan Limba B kota Selatan kota Gorontalo dan waktu penilitian yaitu pada tanggal 14 Mei s/d 14 Juni 2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah studi kualitatif yang merupakan suatu pendekatan induktif untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, peristiwa sebagaimana adanya atau

Lebih terperinci

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DEFINISI Pertumbuhan Berkembangnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler Bertambah ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelurahan Pulubala merupakan kelurahan yang memiliki angka kejadian DBD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelurahan Pulubala merupakan kelurahan yang memiliki angka kejadian DBD BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang menjadi pilihan peneliti yaitu kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian ini Peneliti menggunakan jenis Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode fenomenologi. Istilah fenomenologi sering digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena dalam bentuk kata-kata dan bahasa (Moleong,

BAB 3 METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena dalam bentuk kata-kata dan bahasa (Moleong, BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk memahami fenomena atau pengalaman hidup yang dialami oleh subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Pengambilan data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode eksperimen semu (quasy-experiment design) dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode eksperimen semu (quasy-experiment design) dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen atau percobaan. Metode eksperimen semu (quasy-experiment design) dengan pendekatan pretest-posttest with

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian yang bersifat deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODA PENELITIAN. pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang 35 BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode menelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Kekerasan Dalam Rumah Tangga di. Propinsi Nusa Tenggara Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Kekerasan Dalam Rumah Tangga di. Propinsi Nusa Tenggara Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Propinsi Nusa Tenggara Timur Angka kejadian tindak kriminalitas yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir Sangat Rendah adalah berat

Lebih terperinci

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN Lampiran 1 NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN Saya Meiti Mahar Resy sebagai mahasiswi Universitas Esa Unggul akan melakukan penelitian Skripsi di RW 03 Kelurahan Pondok Kacang Timur Tangerang Banten.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi pengertian atau relevasi fenomena tertentu terhadap individu

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi pengertian atau relevasi fenomena tertentu terhadap individu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian kualitatif, yaitu pendekatan induktif untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan yang memerlukan keterlibatan peneliti dalam mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi secara lebih dalam penerimaan (acceptance) anak terhadap hadirnya ayah tiri setelah kematian ayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Desain penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (natural setting). Metode

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (natural setting). Metode 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (natural setting). Metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI I. IDENTITAS LOKASI 1. Provinsi : Tulis nama dan kode provinsi dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan secara objektif (Setiadi, 2013). Deskripsi peristiwa dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan secara objektif (Setiadi, 2013). Deskripsi peristiwa dilakukan secara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kasus. Menurut Hagan dan Yin (dalam Berg, 2004), studi kasus dapat

BAB III METODE PENELITIAN. kasus. Menurut Hagan dan Yin (dalam Berg, 2004), studi kasus dapat 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe penelitian Pada tipe penelitian, peneliti menggunakan pendekatan studi kasus. Menurut Hagan dan Yin (dalam Berg, 2004), studi kasus dapat difokuskan pada seseorang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,

Lebih terperinci