Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia rebaudiana (Bert.) terhadap Tikus Wistar Jantan yang Dibebani Glukosa
|
|
- Hartanti Inge Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia rebaudiana (Bert.) terhadap Tikus Wistar Jantan yang Dibebani Glukosa Hypoglycemic Effect of Stevioside from Stevia rebaudiana (Bert.) on Male Wistar Rat Pre- Loaded with Glucose November Rianto Aminu, Yohanes Martono, Hartati Soetjipto Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga, Indonesia PENDAHULUAN Steviosida adalah senyawa alam yang termasuk dalam golongan terpen (Gambar 1). Senyawa ini memiliki rasa yang sangat manis, kali lebih manis dari sukrosa (gula tebu), serta rendah kalori (Chatsudthipong, 2009). Menurut Philip (1987), senyawa steviosida dari tanaman tersebut mempunyai potensi, fungsi, dan karakteristik pemanis yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya. Selain itu, steviosida juga mempunyai sifat hipoglikemik yang berarti (Djas, 2005), sehingga dapat dipergunakan sebagai alternatif pencegahan dan terapi penyakit diabetes mellitus. - Glc - Glc (2-1) CH 3 CH 2 H Glc C H 3 H Gambar 1 Struktur Kimia Steviosida Diabetes merupakan penyakit yang bukan hanya dikarenakan mengkonsumsi makanan yang manis atau gula berlebih, namun lebih disebabkan oleh kelebihan kalori dalam tubuh (Smith. 2003). Makanan yang kita konsumsi akan disimpan dalam tubuh sebagai kalori. Pada penderita diabetes, pola makan tidak terkontrol akan meningkatkan 1
2 2 kadar glukosa dalam darah karena terjadinya resistensi insulin yang dikarenakan berlebihnya kalori rubuh. Insulin yang dihasilkan oleh sel β pankreas dalam tubuh berperan sebagai pembuka reseptor sel sehingga glukosa bisa masuk. Glukosa (gula) yang berlebih dalam aliran darah dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi yang jauh lebih berbahaya, diantaranya hiperglikemia, penyakit jantung koroner, stroke, gangguan syaraf, ginjal, impotensi atau kebutaan (Darmowijojo dalam Anna, 2011). Steviosida dalam tubuh bekerja dengan cara meningkatkan produksi hormon insulin dan sensitivitasnya. Peningkatan hormon insulin menyebabkan berkurangnya kadar glukosa dalam plasma darah. Senyawa ini juga menghambat penyerapan glukosa pada usus dan pembentukan glukosa pada hati dengan mengubah aktivitas sejumlah enzim yang berperan dalam sintesa glukosa, sehingga kadar glukosa dalam plasma darah berkurang (Chatsudthipong, 2009). Pada umumnya, pemanis rendah kalori yang tersedia dipasaran adalah pemanis buatan. Pemanis buatan ini memang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rendah kalori namun memiliki sifat karsinogen (Wijaya. 2010), karena itu perlu adanya alternatif pemanis lain yang memiliki tingkat kemanisan tinggi, rendah kalori dan tidak bersifat karsinogen. Penelitian ini menawarkan alternatif penggunaan steviosida yang berasal dari tanaman Stevia rebaudiana (Bert.) sebagai pemanis. Di Indonesia, tanaman ini belum banyak dikembangkan dan hanya dimanfaatkan dalam bentuk mentahnya saja.tanaman tersebut dapat ditemukan di daerah Bogor, Bandungan dan Tawangmangu. Pada penelitian sebelumnya telah dikembangkan metode kristalisasi steviosida berbasis air menggunakan stevia varietas Tawangmangu dan diperoleh kristal steviosida dengan % yield maksimal sebesar 6,25%. Kristal yang diperoleh mengandung steviosida 92,97% serta memiliki sifat mudah larut air (Martono, 2011) Penelitian yang dilakukan Darmawan (2012) dengan menggunakan varietas stevia Bandungan diperoleh % yield sebesar kristal sebesar 1,23% dengan kandungan steviosida 93,17%. Pada kedua penelitian tersebut belum dilakukan pengujian aktivitas hipoglikemik. leh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menentukan kadar steviosida dalam kristal yang digunakan dan kelarutannya dalam air, serta menguji aktivitas hipoglikemik dari kristal steviosida.
3 3 METDE PENELITIAN Bahan Setviosida yang dipergunakan adalah steviosida yang telah dikristalkan sebelumnya dari tanaman Stevia rebaudiana (Bert.) yang diperoleh dari Tawangmangu, Karanganyar, yang selanjutnya disebut varietas Tawangmangu dan kristal steviosida yang diperoleh dari Bandungan, Jawa Tengah, yang kemudian disebut varietas Bandungan. Hewan uji, tikus putih jantan galur Wistar usia ± 2 bulan, diperoleh dari peternakan tikus putih dan mencit Mister TIPUT, Semarang. Bahan yang dipergunakan antara lain akuades, akuabides, asetonitril (HPLC, Merck, Jerman), metanol (HPLC, Merck, Jerman), maltodextrin DE 35-40, glukosa, gula pasir (sukrosa), gula rendah kalori merk X, NaEDTA, dan reagen uji glucose oxidase (DiaSys, Jerman) Piranti Piranti yang dipergunakan antara lain: HPLC Smart Line Knauer (Jerman), spektrofotometer Shimadzu UV Mini 240, hand refractometer N1 (Atago, Jepang), swing typecentrifuge model C- 40N (Jepang), peralatan suntik, sonde lambung, dan satu set piranti gelas. Analisa Kristal Steviosida dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) (Martono, 2011) Kuantifikasi steviosida menggunakan KCKT. Kondisi oprasional yang dipergunakan adalah fase diam RP C18 ( 150 x 4.6mm, 5µm) dan fase gerak asetonitril dan air dengan flow rate 1,5 ml/menit. Elusi fase gerak dilakukan secara isokratik menggunakan pelarut (A) air : methanol (70:20 v/v). 76% dan (B) asetonitril 24%. Volume sampel yang diinjeksikan sebesar 20 µl. Deteksi pemisahan menggunakan detektor UV Smart Line Knauer pada panjang gelombang 217 nm. Analisis Kristal Steviosida dari Ekstrak secara Spektroskopi Kristal steviosida dilarutkan dalam pelarut akuades. Larutan dilihat pola serapan cahayanya pada panjang gelombang nm. Pengukuran Indeks Refraksi Kristal steviosida varietas Tawangmangu dilarutkan dalam pelarut akuades dengan konsentrasi 0,5, 0,4, 0,3, 0,2, dan 0,1%. Kelima larutan tersebut diukur indeks refraksinya
4 4 menggunakan refractometer. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan indeks refraksi gula pasir dan kristal steviosida varietas Bandungan, dengan konsentrasi yang sama. Uji Toleransi Glukosa (Sujono, 2005) Hewan uji tikus putih dikelompokkan menjadi 6 kelompok perlakuan. Subyek uji dipuasakan (12-18 jam) dengan tetap diberi minum ad libitum, terlebih dahulu sebelum perlakuan. Pembagian kelompok sebagai berikut : kelompok negatif hewan uji diberi akuades, kelompok positif diberi larutan gula rendah kalori merk X yang mengandung aspartam. Perlakuan 1 dan 2 berturut turut diberi pemanis steviosida varietas Tawangmangu dengan dosis 0,35 dan 0,7 mg/kgbb, sedangkan perlakuan 3 dan 4 berturut turut diberi pemanis steviosida varietas Bandungan dengan dosis 0,3, dan 0,7 mg/kgbb. Semua kelompok mendapat pembebanan glukosa dengan pemberian glukosa 50%, 5 ml/kgbb pada menit 45 setelah pemberian perlakuan. Setelah pemberian beban glukosa, cuplikan darah diambil dari vena lateralis ekor tikus sebanyak 0,1 0,2 ml pada menit ke -45; 0; 45; 90; dan 135. Darah yang diperoleh kemudian ditambahkan larutan anti penggumpal (NaEDTA 5%) kemudian dipusingkan dengan menggunakan centrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Larutan bening (plasma) diambil untuk pengukuran kadar glukosa darah. Pengukuran Kadar Glukosa Darah (Srikanth, 2004 yang dimodifikasi) Pengukuran kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode enzimatis menggunakan pereaksi glucose oxidase. 10 µl sampel/standar glukosa ditambahkan 1,0 ml pereaksi glucose oxidase kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37 0 C. Pengukuran absorbansi dilakukan setiap 10 menit dalam selang waktu 60 menit pada panjang gelombang 546 nm. Perhitungan kadar glukosa darah dengan rumus: (1) Keterangan : A sampel = Absorbansi sampel A standar = Absorbansi standar Analisa Data Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 6 perlakuan dan 4 ulangan. Sebagai perlakuan adalah kelompok positif (diberikan
5 5 gula rendah kalori merk X ), negatif (diberikan akuades), dan pemanis steviosida varietas Tawangmangu dan Bandungan dengan dosis 0,3, dan 0,7 mg/kgbb untuk masing masing varietas. Sebagai kelompok adalah waktu pengambilan data. Pengujian beda antar perlakuan digunakan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) dengan tingkat kebermaknaan 5% Data kuantitatif kadar glukosa darah dibuat kurva hubungan antara glukosa darah (mg/dl) per satuan waktu pengamatan (menit). Berdasarkan kurva tersebut, kemudian dihitung Area Under Curve atau AUC dari masing-masing hewan uji tiap kelompok menggunakan aplikasi Graph Prosentase penurunan kadar glukosa darah (%PKGD) setiap perlakuan dihitung dengan mengurangi nilai AUC kontrol negatif dengan perlakuan, kemudian hasilnya dibagi AUC kontrol negatif dikalikan 100%. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Penentuan Kadar Steviosida dalam Kristal Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dan Spektroskopi Kristal steviosida varietas Tawangmangu dengan % yield sebesar 6,25% (Martono, 2011), diidentifikasi dan dianalisis kadar steviosidanya menggunakan KCKT. Hasil identifikasi steviosida yang diperoleh dari varietas stevia yang ditanam di Tawangmangudapat dilihat pada Gambar 1. (A) (B) Gambar 1Kromatogram Kristal Steviosida Varietas Tawangmangu Keterangan: Kromatogram [A].Standar Steviosida (tr = 9,900) Kromatogram [B]. Steviosida Varietas Tawangmangu (tr = 9,967)
6 6 Pada Gambar 1 (A), Standard steviosida terdeteksi pada waktu retensi (tr) 9,900 ditunjukan dengan peak nomor 1. Gambar 1 (B) menunjukkan adanya kandungan steviosida yang terdeteksi pada tr 9,967 (peak nomor 1). Berdasarkan hasil perhitungan, kadar steviosida yang terkandung pada sampel ini sebesar 52,24%. Kadar ini telah menurun bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dimana kadar steviosida yang terkandung dalam sampel tersebut sebesar 92,97% (Martono, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa kristal steviosida varietas Tawangmangu telah mengalami degradasi. Kristal steviosida varietas Bandungan yang diidentifikasi dan dianalisis kadar steviosidanya memiliki % yield sebesar 1,23% (Darmawan, 2012). Hasil indentifikasi dapat dilihat pada Gambar 2. Standar steviosida, pada Gambar 2 (A), terdeteksi pada tr 12,117 (peak nomor 1 pada kromatogram). Steviosida pada sampel yang diperoleh dari stevia yang ditanam di Bandungan terdeteksi pada tr 13,833 (peak nomor 2 gambar 2 (B)). Kadar steviosida yang terkandung dalam kristal ini sebesar 93.17%. (A) (B) Gambar 2 Kromatogram Kristal Steviosida Varietas Bandungan Keterangan: Kromatogram [A].Standar Steviosida (tr = 12,117) Kromatogram[B]. Steviosida Varietas Bandungan (tr = 13,833) Hasil identifikasi dan analisa dengan KCKT ini diperkuat juga dengan identifikasi menggunakan spektroskopi. Spektra dapat dilihat pada Gambar 3.
7 7 (A) Gambar 3Spektra kristal steviosida Keterangan : [A] Standar Steviosida [B] Steviosida Varietas Tawangmangu, [C] Steviosida Varietas Bandungan (B) (C) Berdasarkan hasil identifikasi ini terlihat pola spektra sampel mirip dengan standar. Hal ini menunjukkan bahwa sampel mengandung steviosida. Kelarutan Steviosida dalam Air Kristal Steviosida dan steviosida yang telah diformulasi menjadi pemanis dengan maltodextrin (kristal steviosida : maltodextrin = 0,05 : 0,75) (Martono, 2011) yang diperoleh kemudian diuji kelarutannya berdasarkan indeks refraksi dengan menggunakan refractometer. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran indeks refraksi gula tebu (sukrosa) pada konsentrasi yang sama (Tabel 1). Tabel 1. Hasil Pengukuran Indeks Refraksi Kristal Steviosida dan Sukrosa Konsentrasi (% b / v ) Keterangan : varietas Indeks Refraksi (% Brix)± SE Sukrosa Steviosida (T) Steviosida (B) Pemanis (PT) Pemanis (PB) 0,1 0,0 ± 0,00 0,0 ± 0,00 0,0 ± 0,00 0,1 ± 0,07 0,0 ± 0,00 0,2 0,1 ± 0,07 0,1 ± 0,07 0,0 ± 0,00 0,3 ± 0,07 0,1 ± 0,07 0,3 0,3 ± 0,07 0,2 ± 0,00 0,2 ± 0,00 0,3 ± 0,07 0,3 ± 0,07 0,4 0,3 ± 0,07 0,2 ± 0,00 0,3 ± 0,07 0,3 ± 0,07 0,4 ± 0,00 0,5 0,5 ± 0,07 0,2 ± 0,00 0,5 ± 0,07 0,5 ± 0,07 0,4 ± 0,00 T = Steviosida Varietas Tawangmangu B = Steviosida Varietas Bandungan PT = Pemanis dari Steviosida varietas Tawangmangu PB = Pemanis dari Steviosida varietas Bandungan Tabel 1 menunjukkan bahwa steviosida dan pemanis yang berasal dari kedua memiliki indeks refraksi yang hampir sama dengan gula tebu. Walaupun steviosida merupakan senyawa alami golongan terpena (Chatsudthipong, 2009) yang pada
8 8 umumnya memiliki sifat larut dalam pelarut non-polar, namun steviosida dapat larut dalam pelarut polar. Hal ini disebabkan senyawa diterpen pada steviosida (steviol) merupakan aglikon (Gambar 4 (A)) yang berikatan dengan β glukosa, sebagai glikonnya, sehingga kelarutannya terhadap pelarut polar meningkat bahkan memiliki kelarutan yang hampir sama dengan sukrosa. H CH 3 - Glc - Glc (2-1) CH 2 CH 3 CH 2 H H C H 3 H H Glc C H 3 H (A) (B) Gambar 4 Struktur Steviol (A) dan Steviosida (B) Berbeda dengan Steviosida varietas Bandungan, indeks refraksi steviosida yang berasal dari stevia varietas Tawangmangu tidak mengalami peningkatan setelah konsentrasinya lebih besar dari 0,3% (Tabel 1). Hal ini diduga karena steviosida telah terdegradasi menjadi steviol yang tidak larut dalam senyawa polar. Pengaruh Pemberian Pemanis Steviosida Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) JantanGalur Wistar yang Dibebani Glukosa. Pengaruh pemberian pemanis steviosida terhadap kadar glukosa darah tikus putih (R. norvegicus) jantan galur Wistar dapat dilihat pada Tabel 2. Dosis steviosida yang dipergunakan mengacu kepada Acceptable Daily Intake (ADI) yang ditetapkan oleh The Joint FA/WH Expert Committee on Food Additives (JECFA) yaitu antara 1,3 3,5 mg/kgbb perharinya (Gilbert, 2009).
9 9 Tabel 2. Purata Kadar Glukosa Dalam Darah (mg/dl) Terhadap Waktu (menit) pada Berbagai Dosis Perlakuan Waktu (Menit) Kontrol Negatif Aspartam 1,8 mg/kgbb Kadar Glukosa Dalam Darah (mg/dl) ± SE Tawangmangu Bandungan 0,35 mg/kgbb 0,70 mg/kgbb 0,35 mg/kgbb 0,70 mg/kgbb ,94 ± 47,35 60,51 ± ,37 ± 24,95 33,00 ± 13,33 61,95 ± 17,55 21,58 ± 9, ,22 ± 73,69 91,37 ± 54,21 68,98 ± 22,87 128,13 ± 109,47 54,73 ± 34,28 24,77 ± 10, ,96 ± 10,57 75,65 ± 47,08 64,51 ± 28,90 41,28 ± 15,73 58,59 ± 18,67 38,93 ± 14, ,72 ± 17,28 28,86 ± 12,80 57,08 ± 16,80 49,30 ± 21,88 40,60 ± 3,85 40,39 ± 13, ,11 ± 17,20 39,51 ± 11,46 76,57 ± 42,13 36,29 ± 13,84 23,11 ± 6,84 40,93 ± 10,89 Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode enzimatik menggunakan pereaksi GD-PAP. Reaksi yang terjadi adalah glukosa dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase (GD) dengan adanya 2 menjadi asam glukonat disertai pembentukan H22. Dengan adanya enzim peroksidase (PD), H22 akan membebaskan 2 yang selanjutnya mengoksidasi akseptor kromogen (4-aminoantipirin) menjadi chinonimin (senyawa berwarna merah). Besarnya intensitas warna tersebut berbanding lurus dengan glukosa yang ada (Sujono, 2005). Data pada Tabel 2 kemudian dibuat kurva hubungan kadar glukosa darah (mg/dl) vs waktu (menit). Profil kurva kadar glukosa darah tikus putih setelah pemberian pemanis steviosida dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Profil Kurva Kadar Glukosa Darah (mg/kg bb) vs Waktu (menit) pada Berbagai Dosis Perlakuan
10 10 Berdasakan kurva kadar glukosa darah pada Gambar 5, dihitung nilai luasan area di bawah kurva (AUC ) dan persentase penurunan kadar glukosa darah (% PKGD). Data hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai Luasan Area Di Bawah Kurva (AUC ± SE (mg.menit/dl)) dan % Penurunan Kadar Glukosa Darah (% PKGD ± SE) pada Berbagai Dosis Perlakuan Perlakuan C- C+ P1 P2 P3 P4 AUC ± SE (mg.menit/dl) W = 6.315, , 96± 2.791,42 (c) 3.434,29± 838,45 (a) ,62± 1.101,03 (bc) 5.372,74± 1.405,52 (a) 8.418,93± 919,72 (ab) (a) 4.911,68 ± 683,88 % PKGD± SE - 76,55 ± 7,59 6,47 ± 17,63 63,10 ± 12,21 43,50 ± 11,26 67,55 ± 6,50 Keterangan : - Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan antar perlakuan berbeda secara nyata (P < 0,05). - C- = Kontrol negatif (akuades) - C+ = Kontrol positif (Aspartam 1,8 mg/kgbb) - P1 = Pemanis steviosida varietas Tawangmangu dosis 0,35 mg/kgbb - P2 = Pemanis steviosida varietas Tawangmangu dosis 0,70 mg/kgbb - P3 = Pemanis steviosida varietas Bandungan dosis 0,35 mg/kgbb - P4 = Pemanis steviosida varietas Bandungan dosis 0,70 mg/kgbb Penurunan kadar glukosa darah (PKGD) pemanis steviosida berkisar antara 6,47 67,55% (Tabel 3). Aktivitas PKGD (aktivitas hipoglikemik) tertinggi diperoleh pada pemanis steviosida varietas Bandungan dengan dosis 0,70 mg/kgbb yaitu sebesar 67,55 ± 6,50. Hal ini dipengaruhi oleh dosis yang diberikan dan kandungan steviosida dalam pemanis. Pola kurva kadar glukosa darah menit kontrol positif (aspartam 1,8 mg/kgbb) berada dibawah kontrol negatif (Gambar 3). Berdasarkan nilai AUC kadar glukosa darah kontrol positif memberikan efek penurunan kadar glukosa darah dengan kontrol negatif. Tabel 3 menunjukan pemberian aspartam dengan dosis 1,8 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 76,55 ± 7,59%. Hasil ini sama dengan penurunan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh pemanis steviosida varietas Tawangmangu dengan dosis 0,70 mg/kg bb (63,10 ± 12,21%), serta pemanis steviosida varietas Bandungan dengan dosis 0,35 mg/kg bb (43,50 ± 11,26%) dan dosis 0,70 mg/kg bb (67,55 ± 6,50%) (Tabel 3). Pemanis steviosida varietas Tawangmangu dengan dosis 0,70 mg/kg bb memberikan penurunan kadar glukosa darah yang tinggi dibandingkan dengan pemanis dari
11 11 varietas yang sama dengan dosis 0,35 mg/kg bb, sementara pada pemanis steviosida varietas Bandungan dosis 0,35 mg/kgbb memberikan efek penurunan kadar glukosa darah yang sebanding dengan kontrol positifnya. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafiq, (2011), Dutta, (2010), dan Jeppsen, (2003), dimana steviosida pada dosis tertentu dapat menurunkan kadar glukosa darah. KESIMPULAN Kristal steviosida varietas Tawangmangu memiki kadar steviosida 52,54% sedangkan pada varietas Bandungan memiliki kadar steviosida sebesar 93,17%. Kedua kristal ini memiliki kelarutan yang hampir sama dengan kelarutan gula pasir. Aktivitas hipoglikemik tertinggi dari pemanis steviosida diperoleh pada pemanis steviosida varietas Bandungan dosis 0,70 mg/kgbb yaitu sebesar 67,55 ± 6,50. SARAN Perlu dilakukan uji stabilitas untuk mengetahui waktu degradasi dan hal apa saja yang mempengaruhi degradasi dari kristal steviosida yang diperoleh. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih ditujukan kepada DP2M DIKTI yang telah membiayai penelitian ini melalui Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian tahun DAFTAR PUSTAKA Anna Diabetes Bukan Karena Kebanyakan Gula. kompas.com. diakses tanggal 27 Juni 2011 Chatsudthipong, Varanuj, Chatchai Muanprasat Steviosida and Related Compounds: Therapeutics Benefits Beyond Sweetness. ELSEVIER Journal of Pharmacology and Therapeutics 121: Darmawan, Fandi Ade ptimasi Metoda Kristalisasi Steviosida Berbasis Air daristevia rebaudiana (Bert.). Skripsi tahun 2012, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia. Djas, Harmaini Morse Jazid Efek Hipoglikemia Zat Pemanis Dari Stevia, Rebaudiana Bertonii Pada Kelinci.
12 12 Dutta, P. K. M. M. T. Razu, M. K. Alam, M. A. Awal, M. Mustofa Comparative Efficacy of Aqueous Extract of Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) Leaves and Metformin Hydrocloride (CMET ) in Streptozotocin Induced Diabetes Melitus in Rats. International Journal BioRes 2 (8): Gilber, A. Z GRAS Assesment of High Purity Steviol Glicoside - SWEETLEAF Stevia Food Usage Condition for General Recognition of Safety for Wisdom Natural Brands.GRAS Associates, LCC. Jeppsen, P.B., S. Gregsen, S. E. D. Rolfsen, M. Jepsen, M. Colombo, A. Agger, J. Xiao, Kruhoffer, T. rntoft, K. Hermansen Antihyperglicemic and Blood Pressure- Reducing Effect of Stevioside in the Diabetic Goto-Kakizaki Rat. Metabolism, Vol. 52, N0 3, pp Martono, Yohanes; Rini Setyowati; Arifah Sri Wahyuni ptimalisasi Teknik Kristalisasi Dan Pra-Formulasi Steviosida dari Stevia rebaudiana Bert. sebagai Pemanis Alami Rendah Kalori untuk Alternatif Pengganti Gula. Laporan Hibah Bersaing Tahun DIKTI; Indonesia. Phillips, K.C Stevia: Steps in Developing a New Sweetener. In: T. H. Grenby (Ed.), Developments in Sweeteners 3, Elsevier, New York, p. 1. Rafiq, Kazi, Shamshad J. Sherajee, M. A. Sufiun, Mahbub Mustofa, A. K. M. R. Alam, B. C. Barman Comparative Efficacy of Stevia Leaf (Stevia rebaudiana Bertoni), Methi Seeds (Trigonella foenum-graceum) and Glimepiride in Streptozotocin Induced Rats. International Journal of Phytopharmacology pp Smith, Melissa Diane and Jack Challem User,s Guide to Preventing & Reversing Diabetes Naturally. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. Srikanth, M; G.Venkateswara Rao and K.R.S.Sambasiva Rao Modified Assay Procedure for The Estimation of Serum Glucose Using Microwell Reader. Indian Journal of Clinical Biochemistry, 2004, 19 (1) Sujono, Tantri Azizah Pengaruh Decocta Daun Lidah Buaya (Aloe Vera L) terhadap Kadar Glukosa Darah Kelinci yang Dibebani Glukosa.Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi Volume 6 No 1. Wijaya, C. Hanny dan Noryawati Mulyono Bahan Tambaham Pangan; Pemanis: Spesifikasi, Regulasi, dan Aplikasi Praktis. IPB Press. Bogor.
KRISTALISASI STEVIOSIDA BERBASIS AIR DAN PRA- FORMULASINYA DARI Stevia rebaudiana (Bert). SEBAGAI PEMANIS ALAMI RENDAH KALORI
KRISTALISASI STEVIOSIDA BERBASIS AIR DAN PRA- FORMULASINYA DARI Stevia rebaudiana (Bert). SEBAGAI PEMANIS ALAMI RENDAH KALORI Oei Cindy Juwita Widagdo*, November Rianto Aminu*, Fandi Ade Darmawan*, Yohanes
Lebih terperinciMAKALAH PENDAMPING : PARALEL C PENGUJIAN AKTIFITAS HIPOGLIKEMIK MINUMAN STEVIA YANG DIFERMENTASI DENGAN STARTER GULA
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL C SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Lebih terperinciKurva Starter Madu 675 nm
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Optimasi Larutan Starter Pembuatan minuman stevia pada penelitian ini dilakukan dengan proses fermentasi menggunakan starter madu. Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba yang
Lebih terperinciAKTIVITAS HIPOGLIKEMIK MINUMAN STEVIA YANG DIFERMENTASI DENGAN STARTER MADU
AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK MINUMAN STEVIA YANG DIFERMENTASI DENGAN STARTER MADU Yohanes Martono 1, Hartati Soetjipto 1, dan Hanna Arini Parhusip 2 1) Dosen di Prodi Kimia Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Lebih terperinciOPTIMALISASI PROSES PRODUKSI SIRUP STEVIA SECARA FERMENTASI DENGAN STARTER MADU SEBAGAI MINUMAN ANTIDIABETES
OPTIMALISASI PROSES PRODUKSI SIRUP STEVIA SECARA FERMENTASI DENGAN STARTER MADU SEBAGAI MINUMAN ANTIDIABETES OPTIMIZATION OF STEVIA SYRUP AS AN ANTIDIABETIC BEVERAGE BY FERMENTATION USING HONEY STARTER
Lebih terperinciOPTIMASI PROSES PEMBUATAN SIRUP STEVIA DARI Stevia rebaudiana (Bert.) SECARA FERMENTASI
OPTIMASI PROSES PEMBUATAN SIRUP STEVIA DARI Stevia rebaudiana (Bert.) SECARA FERMENTASI Yohanes Martono 1, Hartati Soetjipto 1, Hana Arini Parhusip 2 1 Prodi Kimia, 2 Prodi Matematika Fakultas Sains dan
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu merepresentasikan aktivitas hipoglikemik yang dimiliki buah tin (Ficus carica L.) melalui penurunan kadar glukosa
Lebih terperinciDAFTAR ISI... Halaman. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii. DEKLARASI... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii DEKLARASI... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN...
Lebih terperinciPOTENSI EKSTRAK Stevia rebaudiana (Bert.) SEBAGAI PENURUN KADAR GULA DAL AM DARAH
PROSIDING SEMINAR SASIOSAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW POTENSI EKSTRAK Stevia rebaudiana (Bert.) SEBAGAI PENURUN KADAR GULA DAL AM DARAH Messach Iman A. P., Devinta Lestari, Fitriana Indah Lestari,
Lebih terperinciUJI ANTIDIABETES SECARA IN VIVO. Dwi Handayani Ni Luh Sukeningsih
UJI ANTIDIABETES SECARA IN VIVO Dwi Handayani Ni Luh Sukeningsih PENGERTIAN DIABETES Diabetes melitus keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar tepung terigu yang digemari oleh semua kalangan usia (subagjo,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Biskuit merupakan salah satu produk olahan pangan yang berbahan dasar tepung terigu yang digemari oleh semua kalangan usia (subagjo, 2007). Kegemaran masyarakat terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian eksperimental sederhana (posttest only control group
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PROPRANOLOL TERHADAP DAYA KERJA REBUSAN DAUN LIDAH BUAYA (Aloe barbadensis, Mill) SEBAGAI ANTIHIPERGLIKEMIK PADA TIKUS
PENGARUH PEMBERIAN PROPRANOLOL TERHADAP DAYA KERJA REBUSAN DAUN LIDAH BUAYA (Aloe barbadensis, Mill) SEBAGAI ANTIHIPERGLIKEMIK PADA TIKUS EFFECT OF PROPANOLOL TO BOILED LEAF OF ALOE AS ANTIDIABETIC ORAL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subyek Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Perang Dunia II, diabetes meningkat pesat di negara-negara berkembang dimana sekarang telah menjadi salah satu penyebab kematian yang utama. Jika kecenderungan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etil asetat. Etil asetat merupakan pelarut semi polar yang volatil (mudah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis Hasil perhitungan konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan sumbangan kalori dari karbohidrat, protein dan lemak dari ransum,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph
Lebih terperinciOptimalisasi Teknik Kristalisasi Steviosida dari Stevia rebaudiana (Bert.) Sebagai Pemanis Alami Rendah Kalori
Optimalisasi Teknik Kristalisasi Steviosida dari Stevia rebaudiana (Bert.) Sebagai Pemanis Alami Rendah Kalori [Optimization of Stevioside Crystallization From Stevia rebaudiana (Bert.) As Low Calori Natural
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi
Lebih terperinciPenyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia (Sukandar et al., 2009). Diabetes menurut WHO (1999) adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pre test & post test control group design
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan suatu sindrom terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau penurunan
Lebih terperinciUJI EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL DAUN KACAPIRING (Gardenia augusta, Merr) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
Uji Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol... (Faridah Baroroh, dkk) 43 UJI EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL DAUN KACAPIRING (Gardenia augusta, Merr) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ANTIHIPERGLIKEMIC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri merupakan perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman. Pada umumnya nyeri berkaitan dengan kerusakan jaringan yang disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. umur dewasa ke atas pada seluruh status sosial ekonomi dapat berdampak pada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, terutama pada kelompok umur dewasa ke atas pada seluruh status sosial ekonomi dapat berdampak pada kesehatan. Saat
Lebih terperinciJenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan Pretest Posttest with Control Group Design menggunakan hewan.
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan Pretest Posttest with Control Group Design menggunakan hewan. 3.2.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian pre and post test with control group
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber energi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan bahan bakar universal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Glukosa darah atau sering disebut gula darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme tubuh, termasuk dalam mekanisme keseimbangan kadar glukosa darah yang berperan penting dalam aktifitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode post test group only design. Menggunakan tikus putih jantan galur Sprague dawley berumur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
Lebih terperinciUJI PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH OLEH EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L) PADA KELINCI JANTAN YANG DIBEBANI GLUKOSA
UJI PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH OLEH EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L) PADA KELINCI JANTAN YANG DIBEBANI GLUKOSA Desy Kurniawati, EM Sutrisna, Arifah Sri Wahyuni Fakultas Farmasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 200 SM sindrom metabolik yang berkaitan dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein, diberi nama diabetes oleh Aretaeus, yang kemudian dikenal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit metabolik kronik yang dapat berdampak gangguan fungsi organ lain seperti mata, ginjal, saraf,
Lebih terperinciANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak
ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS Amalia Choirni, Atik Setiani, Erlangga Fitra, Ikhsan Fadhilah, Sri Lestari, Tri Budi Kelompok 12 Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit kronis pada homeostasis glukosa yang ditandai dengan beberapa hal yaitu, meningkatnya kadar gula darah, kelainan kerja insulin,
Lebih terperinciBAB iii. METODOLOGI PENELiTIAN. A. Bahan dan Alat. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan
BAB iii METODOLOGI PENELiTIAN A. Bahan dan Alat 1. Bahan yang digunakan : a. Hewan uji Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur wistar usia 3 bulan dengan berat badan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang disebabkan karena terjadinya gangguan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian post test only with control group
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control group
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber amaricans BL) PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI ALOKSAN
AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber amaricans BL) PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI ALOKSAN Kasful Asra Sakika, Dedi Hanwar*, Andi Suhendi, Ika Trisharyanti, Broto Santoso
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar gula darah dan kadar transminase pada tikus (Rattus norvegicus)
Lebih terperinciDaun lidah buaya (Aloe vera L.) digunakan secara empiris untuk
PENGARUH DECOCTA DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera L) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH KELINCI YANG DIBEBANI GLUKOSA THE INFLUENCE DECOCTA OF LIDAH BUAYA (Aloe vera L) LEAVES TO BLOOD GLUCOSE LEVEL IN GLUCOSE PRE-LOADES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan
Lebih terperinciLampiran 1. Sertifikat Pengujian Natrium Diklofenak BPFI
Lampiran 1. Sertifikat Pengujian Natrium Diklofenak BPFI Lampiran.Hasil Orientasi Menentukan Eluen (Fase Gerak) dengan Menggunakan Alat KCKT.1. Kromatogram hasil penyuntikan larutan Natrium Diklofenak
Lebih terperinciMEDAN, 15 DESEMBER Oleh : ERNAWATI SEMBIRING DORRA RIBTA ALAM MARA IMAM TAUFIQ SIREGAR
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II MEMBANDINGKAN PERBEDAAN KONSENTRASI GLUKOSA PRODUK MADU BIASA DENGAN PRODUK MADU MULTI LEVEL MARKETING MELALUI METABOLISME GLUKOSA DALAM TUBUH MEDAN, 15 DESEMBER 2011 Oleh
Lebih terperinciWaktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab terjadinya peningkatan prevalensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciOPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Aqnes Budiarti 1*, Ibrahim Arifin 1 1 Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta dikemas dengan berbagai kemasan
Lebih terperinciBerdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
Lebih terperinciditeliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
Lebih terperinciPengaruh Infusa Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia, L.) terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Dibebani Glukosa
Jurnal Penelitian Sains Volume 16 Nomor 1(C) Januari 2013 Pengaruh Infusa Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia, L.) terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Dibebani Glukosa Lidia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pengujian nilai LD 50 Dari pengujian yang dilakukan menggunakan dosis yang bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada hewan coba dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah / hiperglikemia. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanis merupakan bahan yang sering digunakan untuk keperluan produk olahan pangan seperti makanan dan minuman baik skala rumah tangga maupun industri. Pemanis yang
Lebih terperinciPOTENSI EKSTRAK DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispus) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH: UJI IN VIVO PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
POTENSI EKSTRAK DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispus) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH: UJI IN VIVO PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Kusnul Nurhidayah, Jaka Fadraersada, Laode Rijai Laboratory
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Bandung untuk membuat teh hijau dan teh daun murbei; dan menganalisis kimia teh daun
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, faktor pertama dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control group
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, banyak mengkonsumsi makanan cepat saji atau instant. Makanan berlemak dan
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Sistem kromatografi yang digunakan merupakan kromatografi fasa balik, yaitu polaritas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam, dengan kolom C-18 (n-oktadesil silan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan bahan pemanis di dalam bahan makanan dan minuman sudah dimulai sejak berabad-abad yang lalu. Bahan pemanis alami yang sangat umum digunakan adalah
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin majunya zaman, mulai timbul berbagai macam penyakit tidak menular, yang berarti sifatnya kronis, dan tidak menular dari orang ke orang. Empat jenis penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian DM (Diabetes mellitus) merupakan kelainan metabolik terjadi ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi karbohidrat akibat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat disebabkan karena faktor genetik, kekurangan produksi insulin oleh sel beta pankreas, maupun karena ketidakefektifan
Lebih terperinciUji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) I Ketut Adnyana*, Elin Yulinah, Andreanus A. Soemardji, Endang Kumolosasi, Maria Immaculata Iwo, Joseph Iskendiarso Sigit,
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kelapa sawit segar dan buah pascaperebusan (perebusan pada suhu 131 o C, tekanan uap 2 atmosfer, selama 100
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam penelitian ini diadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakan kontrol terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup yang buruk dan tidak teratur. Salah satunya adalah diabetes melitus. Menurut data WHO tahun 2014, 347 juta
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN 4.1. Formulasi Cookies
4. PEMBAHASAN 4.1. Formulasi Cookies Pada penelitian ini daun yakon dipilih karena memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar glukosa darah yang telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Salah satu penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berusia ± 2 bulan dengan berat badan gr. Subjek dibagi menjadi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Subjek penelitian terdiri dari 21 ekor tikus putih jantan yang berusia ± 2 bulan dengan berat badan 150-200 gr. Subjek dibagi menjadi 4 kelompok dengan pembagian kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya prevalensi
Lebih terperinci2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10%
31 2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, sedangkan T1 dan T2 diberikan perlakuan. 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10% (b/v) dalam larutan
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN
ANALISIS SIKLAMAT PADA AGAR-AGAR YANG BEREDAR DI PASAR WAGE PURWOKERTO DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Rizki Widyaningsih*, Pri Iswati Utami* Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium, natrium sakarin dengan rumus kimia (C 7 H 5 NO 3 S) dari asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih,
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Data Peningkatan Kadar Glukosa Darah Postprandial Hewan Uji. Setelah Diinduksi Aloksan Dosis 150 mg/kgbb. 35
1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI. viii DAFTAR GAMBAR. xi DAFTAR TABEL. xii DAFTAR LAMPIRAN. xiii DAFTAR
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi
13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Perkembangan penyakit menular dari waktu ke waktu cenderung lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes merupakan salah satu penyakit yang kerap terjadi pada masyarakat saat ini. Ketua Federasi Diabetes Internasional untuk kawasan Asia Fasifik yakni
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolisme yang tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan yang serius tidak hanya di Indonesia tetapi juga
Lebih terperinciGAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF
GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF Meti Kusmiati, Dimas Adi Pradana Prodi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Penyakit Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang timbul karena faktor keturunan. Padahal diabetes merupakan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes adalah penyakit tertua didunia. Diabetes berhubungan dengan metabolisme kadar glukosa dalam darah. Secara medis, pengertian diabetes mellitus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang diperoleh dari perkebunan murbei di Kampung Cibeureum, Cisurupan
Lebih terperinciUJI PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH OLEH EKSTRAK AIR HERBA JAKA TUWA (Scoparia dulcis L.) PADA KELINCI JANTAN YANG DIBEBANI GLUKOSA
UJI PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH OLEH EKSTRAK AIR HERBA JAKA TUWA (Scoparia dulcis L.) PADA KELINCI JANTAN YANG DIBEBANI GLUKOSA WATER EXTRACT OF JAKA TUWA (Scoparia dulcis L.) HERB ACTIVITY ON LOWERING
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan kadar Aspartam ini dilakukan menggunakan alat KCKT, dengan sistem kromatografi fasa terbalik, yaitu polarisitas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam dengan kolom
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Penetapan Aktivitas Enzim Alanin Amino Transferase Plasma a. Kurva kalibrasi Persamaan garis hasil pengukuran yaitu : Dengan nilai koefisien relasi (r) = 0,998.
Lebih terperinciBAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml
23 BAB 3 BAHAN dan METODE 3.1 ALAT Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT 2. Detektor PDA 3. Neraca analitik 4. PH meter 5. Erlenmeyer 250 ml 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml 7. Spatula
Lebih terperinci