KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: JERICO PUTRA PRATAMA NPM:
|
|
- Johan Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KASUS PADAA Ny. "U" UMUR 75 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK DENGAN DIAGNOSA MEDIS CEREBRO VASCULAR ACCIDENT DI RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh: JERICO PUTRA PRATAMA NPM: PRGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2 LEMBAR PERSETUJUAN Judul KTI : STUDI KASUS PADA Ny. "U" UMUR 75 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK DENGAN DIAGNOSA MEDIS CEREBRO VASCULAR ACCIDENT DI RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Disusun Oleh : JERICO PUTRA PRATAMA Telah disetujui oleh Tim Pembimbing untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji Ujian Hasil Karya Tulis Ilmiah pada tanggal : Agustus 2015 Pembimbing I Pembimbing II Norma Risnasari,S.Kep.,Ns Ns.M.Mudzakkir,M.Kep Mengetahui Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan Ns.M.Mudzakkir,M.Kep 2
3 3
4 STUDI KASUS PADAA Ny. "U" UMUR 75 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK DENGAN DIAGNOSA MEDIS CEREBRO VASCULAR ACCIDENT DI RUANG SEDAP MALAMM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI NAMA : JERICO PUTRA PRATAMA NPM : FAK-PRODI : FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI D II KEPERAWATAN jericookgmail.com DOSEN PEMBIMBING 1 : NORMA RISNASARI, S.KEP., NS DOSEN PEMBIMBING 2 : NS.M. MUDZAKKIR, M.KEP. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 4
5 ABSTRAK Studi Kasus Pada Ny. U 75 Tahun Yang Mengalami Masalah Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik Dengan Diagnosa Medis Cerebro Vascular Accident Di Ruang Sedap Malam RSUD Gambiran Kota Kedirii Jerico Putra Pratama (2015). Pembimbing1 : Norma Risnasari, S.Kep., Ns Pembimbing 2 : Ns.M. Mudzakkir, M.kep. CVA adalah salah satu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah diotak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.(smeltzer, 2002) Tujuan umum penulisan ini adalah menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik dengan diagnosa medis CVA di Ruang Sedap Malam RSUD Gambiran Kota Kediri. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studikasus yaitu metodee ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan data. Asuhan keperawatan tersebut meliputi pengkajian, penegakan diagnose, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Berdasarkan studikasus pada Ny. U diagnosa yang muncul pada kasus CVA antara lain gangguan mobilitas fisik. Tindakan yang dilakukan : mengukur tanda-tanda vital pasien, mengukur fungsi motorik dan sensorik, melakukan latihan pergerakan sendi (ROM). Setelah dilakukan tiga hari perawatan kondisi pasien mulai membaik, dengan analisa masalah teratasi dan intervensi di hentikan. Gangguan mobilitas fisik disebabkan oleh kelemahan fisik jika tidak segera ditangani pasien akan mengalami kelumpuhan. Upaya memperbaiki intoleransi aktivitas dapat tercapai dengan perawat melakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang dibuat. Dibutuhkan juga bantuan keluarga untuk membatu kebeutuhan pasien sehari-hari seperti melakukan latihan gerak sendi (ROM). Kata Kunci : CVA, Fisik. Gangguan Mobilitas JERICO PUTRA PRATAMA
6 I. Latar Belakang Cerebro Vascular Accident (CVA) adalah gangguan fungsi otak yang terjadi dengan cepat dan berlangsungg lebih dari 24 jam karena gangguan suplai darah ke otak. Dalam jaringan otak, kekurangan aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia yang dapat merusak atau mematikan sel-sel otak. Dahulu penyakit CVA hanya dialami oleh orang-orang yang berusia lanjut karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit (arteriosclerosis) namun di era modern ini kecenderungan CVA mengancam usia produktif karena kurangnya perhatian pada pola makan. Makanan dengan kandungan kolesterol tinggi dapat memicu penumpukan endapan lemak pada pembuluh darah menuju keotak sehingga terjadi penyempitan sehingga pasokan darah dan oksigen berkurang dan hal ini juga memungkinkan terjadinya pecah pembuluh darah karena penyempitan pembuluh darah menyebabkan jantung memompa darah lebih cepat. 30% penderita CVA mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri. CVA tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namun kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. ( Smeltzer, 2002) Berdasarkan data Di Amerika Serikat pada tahun 2012 CVA menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak yaitu sekitar orang. Jumlah tersebut setara dengan 1 diantara 15 kematian di Amerika Serikat. Mengacu kepada laporan American Heart Assocation, sekitar Orang di Amerika Serikat terserang CVA setiap tahunnya. Dari jumlah ini, diantaranya menderita serangan CVA yang berulang. Saat ini ada 4 juta orang di Amerika Serikat yang hidup dalam keterbatasan fisik akibat CVA, dan % diantaranya menderita cacat menetap (Center Disease Control And Prevention, 2009). Di Indonesia, 8 dari 1000 orang terkena CVA. CVA merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, dengan proporsi 15,4%. Setiap 7 orang yang meninggal di Indonesia, 1 diantaranya karena CVA (Depkes,2013). Menurut WHO (2011), Indonesia telah menempati peringkat ke-97 dunia untuk jumlah penderita CVA terbanyak dengan jumlah angka kematian mencapai orang atau 9,70% dari total kematian yang terjadi pada tahun 2011.Pada tahun 2012 menjadi 715 orang dimana bila di rata ratakan terdapat 60 kasus perbulan. Dinas kesehatan jawa timur tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi CVA di jawa timur mencapai kasus. Sedangkan data pasien CVA yang rawat inap di RSUD Gambiran Kediri di ruang Sedap Malam menunjukkan pada tahun 2012 terdapat 175 orang, tahun 2013 terdapat 78 orang, tahun 2014 sampai bulan november terdapat 45 orang. (Rekam Medis RSUD Gambiran Kediri). 6
7 CVA merupakan gangguan fungsi otak yang sifatnya mendadak disebabkan gangguan aliran darah otak dengan penyebab antara lain Trombosit Embolisme cerebral Iskemia selain itu CVA juga mudah menyerang penderita penyakit jantung, penyakit cairan darah, kolesterol tinggi, kegemukan, suka merokok, minum alkohol, kurang bergerak, emosional, maupun faktor keturunan. Serangan CVA pada seseorang dapat dikenali antara lain seperti tiba-tiba lemah dan kesemutan satu sisi tubuh, pandangan gelap, bila melihat ada bayangan tiba-tiba tidak dapat atau lancar berbicara pelo, mulut jadi mengot tiba-tiba perasaan akan jatuh pada saat berjalan, kadang-kadang disertai pusing terasa berputar, mual dan muntah, sakit kepala atau kesadaran tiba-tiba menurun. Jika individu sampai terserang CVA, penderita terancam kehilangan waktu produktifnya (Siregar,2004). Salah satu dampak seseorang yang mengalami CVA adalah kelumpuhan (hemiplegia) yaitu cacat yang paling umum terjadi setelah seseorang mengalami CVA. Bila CVA menyerang otak kanan, kelumpuhan terjadi pada bagian kiri tubuh atau sebaliknya ( saling silang ), termasuk tenggorokan dan lidah. fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya. Jika CVA tidak segera ditangani maka CVA dapat menimbulkan kehilangan motorik, kehilangan komunikasi, gangguan perfusi, kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik, disfungsi kandung kemih, sedangkan komplikasi dari CVA adalah hipoksia serebral, aliran darah serebral, dan embolisme serebral (Junaidi, 2011). Pencegahan dari CVA diantaranya hindari merokok, kopi, dan alkohol, mencegah kegemukan, membatasi intake garam bagi penderita hipertensi, membatasi makanan berkolesterol dan lemak, diet dengan gizi seimbang, dan olahraga teratur (batticaca, 2008). Sedangkan peran perawat adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Dalam menekan angka CVA berulang, hal-ha yang perlu di perhatikan antara lain : mengetahui faktor resiko, memodifikasi gaya hidup, menjalani terapi yang diperlukan, melakukan pemeriksaan yang dapat memberikan informasi optimal faktor resiko yang dimiliki seseorang untuk terjadinya CVA ataupun CVA berulang. Selain itu juga bisa dengan cara mengatur pola hidup seperti berolahraga secara teratur, pola makan yang sehat. 7
8 Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan Studi Kasus Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis CVA di Ruang Sedap Malam RSUD Gambiran Kota Kediri. II. Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristikk subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,2008). Teknik pengumpulan data menggunakan : 1. Wawancara Wawancara adalah menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi pasien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. 2. Riwayat Kesehatan Keperawatan Riwayat kesehatan keperawatan adalah data yang dikumpulkan tentang tingkat kesejahteraan pasien (saat ini dan masa lalu), riwayat keluarga, perubahan dalam pola kehidupan, riwayat sosial-budaya, kesehatan spiritual, dan reaksi mental serta emosi terhadap penyakit. 3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda vital dan pengukuran lainya serta pemeriksaan semua bagian tubuh dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. 4. Sumber data Sumber data dapat diperoleh dari pasien,keluarga dan orang terdekat, anggota tim perawatan kesehatan, catatan medis, catatan lain (seperti pendidikan, wajib militer, dan catatan pekerjaan yang dapat mengandung informasi perawatan kesehatan yang berkaitan), tinjauan literature dan pengalaman perawat (Potter & Perry, 2004). III. HASIL DAN KESIMPULAN A. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian ini harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, social, maupun spiritual pasien. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi tentang pasien, dan membuat perumusan masalah yang di alami pasien. Pasien datang ke IGD pada tanggal 06 Juli 2015 pukul WIB pasien muntah badan terasa lemas seluruh badan tidak bisa di gerakkan dan tidak sadarkan diri. Adapun hasil dari pengkajian pada tanggal 07 Juli 2015 adalah Pasien mengatakan pusing, badan sulit bergerak dan badannya lemas. keadaan umum lemah Pasien hanya bisa berbaring BAB dan BAK menggunakan pampers Makan dan minum dengan bantuan, Kulitnya keriput dan kering, 8
9 warna kulit pucat, turgor kulit baik, tidak ada edema, pasien hanya berbaring ditempat tidur. Pada tinjauan pustaka menurut Mansjoer (2008), CVA adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa deficit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Orang yang mengidap penyakit CVA biasanya menunjukkan gejala-gejala atau tanda-tanda diantaranya kelumpuha nwajah atau anggota badan (biasanya hemiparese) yang timbul mendadak, gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemisensorik), perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma), afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan memahami ucapan) disartria (bicara pelo atau cadel), gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler) atau diplopia, ataksia (trunkal atau anggota badan), vertigo, mual dan muntah, atau nyeri kepala. Terdapat kesenjangan antara hasil pengkajian secara langsungg dengan teori tentang CVA, penulis hanya menemukan sebagian kejadian yang disebutkan pada teori. Dalam tahap ini penulis mendapatkan fakta bahwa tidak semua gejala dari CVA yang ada dalam teori dapat ditemukan secara langsung pada pasien dengan CVA, begitupun sebaliknya gejala yang tidak ada dalam teori namun dapat ditemukan secara langsung pada pasien CVA. B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan, dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah actual, resiko tinggi ataupun potensial. Menurut Batticaca (2008), diagnosa yang mungkin muncul diantaranya : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese, gangguann rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post trauma, gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah otak, gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubungan dengan imobilisasi, intake cairan yang tidak adekuat, resiko gangguan nutrisii berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan menelan, resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan tirah baring lama, resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan penurunan refluks batuk dan menelan, gangguan eliminasi uri (inkontinensia uri) yang berhubungan dengan penurunan sensasi, disfungsi kognitif, ketidakmampuan untuk berkomunikasi. 9
10 Pada kasus Ny. U diagnosa yang muncul adalah Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese, Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan suplai darah ke jaringann serebral tidak adekuat dan Deficit perawatan diri berhubungan dengan hemiparese. Sedangkan diagnosa dengan Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese, gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post trauma, gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasii darah otak, gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubungan dengan imobilisasi, intake cairan yang tidak adekuat, resiko gangguan nutrisi berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan menelan, resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan tirah baring lama, resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan penurunan refluks batuk dan menelan, gangguan eliminas iuri (inkontinensia uri) yang berhubungan dengan penurunan sensasi, disfungsi kognitif, ketidakmampuan untuk berkomunikasi, karena tidak ada data-data subyektif maupun data objektif yang ditemukan dalam NY. U yang cukup mendukung diagnosa tersebut. Penulis memprioritaskan diagnose Gangguan mobilitas fisik pada urutan pertama karena apabila masalah tidak segera ditangani maka semua kebutuhan pasien akan selalu memerlukan bantuan dari keluarga atau orang lain. C. Rencana Tindakan Rencana keperawatan secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu dokumentasi tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi keperawatan (Nursalam, 2008). Pada dianosa Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese. Intervensi yang penulis susuna ntara lain : 1). Kaji tanda-tanda vital pasien 2).Kaji fungsi motorik dan sensorik dengan mengobserva-si setiap ekstremitas secara terpisah terhadap kekuatan dan gerakan normal, respons terhadap rangsang. 3).Ubah posisi pasien setiap 2 jam. Intervensi menurut Tarwoto, dkk (2007) antara lain : 1) Kaji kemampuan motorik rasional mengidentifikasi kekuatan otot, kelemahan motorik, 2) Ajarkan pasien untuk melakukan ROM 4x per hari bila mungkin rasional meningkatkan massa tonus, kekuatan otot, perbaikan fungsi jantung dan pernapasan, 3) Lakukan masage pada daerah tertekan rasional membantu memperlancar sirkulasi darah, 4) Konsultasikan dengan ahli fisioterapi rasional mengembangkann program khusus, 5) Kolaborasi dalam penggunaan tempat tidur anti dekubitus rasional menurunkan tekanan pada tulang. Kekuatan dari intervensi keperawatan yang dibuat penulis yaitu, bahwa intervensi tersebut semua tersusun berdasarkan keadaan pasien padasaat itu. 10
11 Penulis berpendapat bahwa tidak semua tindakan keperawatan yang ada pada tinjauan teori dapat diterapkan pada kasus ini, hal ini dikarenakan tindakan keperawatan disesuaikan dengan keadaan pasien dan rumah sakit. D. Implementasi Implementasi atau pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah disesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan pada diagnose Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese. Pada tanggal 07 Juli 2015 ; Jam WIB Mengobservasi tanda tanda vital pasien TD : 104/85 mmhg, Nadi : 82 x/mnt, Suhu : 36,5 C, RR : 20x/mnt. Mengobservasi fungsi motorik dan sensorik dengan mengobservasi setiap ekstremitas secara terpisah terhadap kekuatan dan gerakan normal, respon terhadap rangsang. Respon tindakan : objektif Reflek fisiologis : Biceps (+) / (+), triceps (+) / (+), aschiless (+) / (+), patella (+) / (+), Reflek patologis : Babinsky (-), chadak (-), brudzinsky (-), gonda (-). Kekuatan dari implementasi ini adalah saat penulis melakukan tindakan keperawatan, pasien menerima tindakan keperawatan yang dilakukan penulis dan keluarga pasien dapat diajak bekerja sama dalam membantu proses penyembuhan pasien serta mendampingi pasien setiap kali dilakukan tindakan keperawatan. E. Evaluasi Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan, rencana intervensi dan implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor apa yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan implementasi intervensi (Nursalam, 2008). Evaluasi adalah sebagian yang direncanakan, dan perbandingann yang sistematik pada status kesehatan pasien. Dengan mengukur perkembangan pasien dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan (Handayaningsih, 2007). Langkah terakhir dari proses keperawatan yang dilakukan pada Ny. U dengan masalah utama gangguan sistem persyarafan (CVA) adalah dengann melakukan evaluasi dengan cara membandingkan data yang ada di kriteria hasil dengan data dievaluasi (subyektif, obyektif, assesment/analisa, planning). Evaluasi penulis lakukan sejak tanggal Juli 2015 dengann hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan; Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diperoleh hasil: subyektif : pasien mengatakan sudah dapat bergerak dan 11
12 beraktifitas dengan bantuan keluarga, obyektif :Keadaan umumm pasien baik, dapat melakukan aktivitas secara mandiri seperti ke kamar mandi, makan dan minum, kekuatan otot yaitu: semua ekstremitas dapat bergerak dengan bebas. Assesment/Analisa : masalah teratasi. Planing: intervensi dihentikan. Untuk discharge planing pasien dapat melakukan latihan gerakan sendi secara mandiri dalam pengawasan keluarga, melakukan aktivitas sesuai kemampuan dan kebutuhan, menjaga kesehan tubuh dengan berolahraga secara teratur di pagi hari. 12
13 DAFTAR PUSTAKA Batticaca, fransisca B. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan GangguanSistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika. Junaidi.(2011). AplikasiPemeriksaan Stroke. Jakarta: Mitracedikia press Kusuma dan Nurafif. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda NIC- NOC. Yogyakarta: Media Hardy. Mubarak. (2008). Sistempergerakanmobilisasifisik.Jakarta: Salemba Medika. Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien dangangangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika. Mitayani. (2011). Pengertian implementasi dalam keperawatan, diunduh tanggal 19 agustus jam WIB. Mansjoer. (2007). Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien dangan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika. Perry dan Potter. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguann Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika. Smeltzer dan Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. Jakarta: EGC. Saryono. (2008). Metodologi Mitra Cendikia Press. Keperawatan Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula. Jakarta: Santosa, Budi Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA Jakarta: Prima Medika. 13
14 14
RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
STUDI KASUS PADA Tn. M UMUR 79 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG KASUS Hambatan komunikasi verbal adalah penurunan, keterlambatan, atau tidak adanya kemampuan untuk menerima, memproses, menghantarkan, dan menggunakan sistem simbol
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan pola hidup sehat kita dapat melakukan segala hal sehat, tidak hanya sehat jasmani saja namun kesehatan rohani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian nomer tiga pada kelompok usia lanjut, setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke masih merupakan penyebab utama
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hemoragik di Jawa Tengah adalah 0,03%. Sedangkan untuk stroke non
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekubitus merupakan luka yang timbul karena tekanan terutama pada bagian tulang-tulang yang menonjol akibat tirah baring yang lama di tempat tidur. Kasus dekubitus dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen stroke initiative (2003),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Stroke 2.1.1 Defenisi Stroke Stroke adalah berhentinya pasokan darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan gangguan pada fungsi otak (Smeltzer dan Bare, 2002). Kurangnya aliran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN STROKE HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA BAWAH RSUD SUKOHARJO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN STROKE HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA BAWAH RSUD SUKOHARJO Disusun oleh : ADITYA PURWANTA J200090053 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :
STUDI KASUS PADA Tn. A 72 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini sering terjadi bahwa perawatan tubuh pada pasien Cerebro Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai nutrisi (Fundamental,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan hidup sehat kita dapat melakukan segala hal, sehat tidak hanya sehat jasmani saja namun juga sehat
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Fokus Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Juni 2011 jam 16.00 WIB pada keluarga Tn.L (60th). Tn.L merupakan kepala keluarga dari Ny. N (51th) dan kedua anaknya
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh : MARIANA NPM :
STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. D YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN PERUBAHAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS REUMATOID ARTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI KARYA TULIS
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global yang berkembang dengan cepat, dengan gejala berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) memiliki berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat, salah satunya adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat yang diikuti
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh RATRI DYAH SABATIANA NPM
STUDI KASUS PADA Sdr A UMUR 21 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST ORIF ANTEBRACHII DEXTRA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh
Lebih terperinciSTUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan semakin mendapat perhatian luas diseluruh dunia, dimana perubahan cara pandang dari yang semula melihat kesehatan dari sesuatu yang konsumtif menjadi
Lebih terperincidan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan usia harapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh memiliki pusat pengaturan yang diatur oleh otak. Otak merupakan organ paling besar dan paling kompleks pada sistem saraf. Sistem saraf merupakan sistem fungsional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang sering terjadi saat ini. Stroke adalah penyakit gangguan fungsional pada otak yang bersifat akut karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baik pada usia produktif maupun usia lanjut (Junaidi, 2011).
60 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama. Menurut Batticaca (2008), stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure (CHF) menjadi yang terbesar. Bahkan dimasa yang akan datang penyakit ini diprediksi akan terus bertambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada banyak sekali definisi tentang stroke. Salah satunya, stroke adalah sindrom kilnis yang ditandai oleh serangan akut
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT Disusun oleh : DWI RAHMAWATI NIM : J100 060 001 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS
Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh gangguan kenormalan aliran darah ke otak. Stroke
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi yang berbeda dan saling mempengaruhi. Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah memberikan dampak yang besar pada masyarakat, tidak terkecuali di Indonesia. Dampak tersebut telah mengubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke Organization (WSO) telah menetapkan stroke sebagai wabah dunia. Angka kejadian stroke dunia saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara
2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit maupun kelemahan. Sakit
Lebih terperinciGejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah
Gejala Awal Stroke Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No. 23/19912 bahwa pembangunan nasional akan terwujud bila terjadi derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab yang mendasari timbulnya penyakit penyakit tersebut. Mulai dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman di abad ini, berbagai macam penyakit mulai menyerang kondisi manusia tanpa melihat usia yang ada. Beragam pula penyebab yang mendasari
Lebih terperinci- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.
Written by Dr. Aji Hoesodo Stroke adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan peredaran darah di otak. Stroke merupakan suatu kerusakan pada system sentral yang diawali dengan penyakit darah tinggi
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI Disusun oleh : BAYU ARDIANSYAH NIM : J100 070 006 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi
LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar dan Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan
Lebih terperinciMANFAAT AKUPUNKTUR PADA PENDERITA STROKE HEMORRAGIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT ANGGOTA GERAK ATAS
MANFAAT AKUPUNKTUR PADA PENDERITA STROKE HEMORRAGIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT ANGGOTA GERAK ATAS SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia modern di abad ke 21 ini, banyak kemajuan yang telah dicapai, baik pada bidang kedokteran, teknologi, sosial, budaya maupun ekonomi. Kemajuan-kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit yang disebabkan karena terhambatnya aliran darah ke otak, biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia keperawatan menjaga dan mempertahankan integritas kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di dalamnya. Intervensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg (Ardiansyah, 2012). Pada umunya penderita
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Dasar Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI
Artikel Skripsi STUDI KASUS PADA Ny. N YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUM DENGAN EPISIOTOMI DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya industri merupakan penyebab berubahnya pola perilaku kehidupan dalam masyarakat. Salah satu tujuan
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas
Lebih terperinciMetodologi Asuhan Keperawatan
Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kardiovaskuler merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot dan bekerja menyerupai otot polos, yaitu bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia tersebut, tidak hanya perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan memiliki dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh dunia, Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana terbebas dari suatu penyakit. Di Indonesia mengadakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P 00000 TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat
Lebih terperinciMONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI
MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI Oleh : Furkon Nurhakim INTERVENSI PASCA OPERASI PASE PASCA ANESTHESI Periode segera setelah anesthesi à gawat MEMPERTAHANKAN VENTILASI PULMONARI Periode
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya industri merupakan penyebab berubahnya pola perilaku kehidupan dalam masyarakat. Dengan meningkatnya kesibukan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) Pokok Pembahasan : Masalah Kesehatan penyakit tidak menular (PTM) Sasaran : komunitas dewasa pekerja di RT 3 dan 5 Jam : 16.00 WIB
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea
38 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A post operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal distres di bangsal Annisa RS PKU Muhammadyah Surakarta, maka
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. SDENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. SDENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat
Lebih terperinciTopik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.
Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : 09.30 A. LATAR BELAKANG Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan perawatan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat dan harapan-harapannya. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciI. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan
Lebih terperinciPATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang
PATHWAY THALASEMIA Penyebab primer: - Sintetis Hb A
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik, jasmani (mental) dan spritual serta sosial, yang memungkinkan setiap induvidu dapat hidup secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan perioperative. Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada upaya untuk menstabilkan kondisi
Lebih terperinci