NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL DI BAWAH TELAPAK KAKIMU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL DI BAWAH TELAPAK KAKIMU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY"

Transkripsi

1 NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL DI BAWAH TELAPAK KAKIMU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY Heru Yulanda Hendrika 1, Marsis 2, Dainur Putri 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Heru_yh@ymail.com ABSTRACT This study aimed to describe the moral values that reflected the behavior and character of the characters in the novel Di Bawah Telapak Kakimu by Taufiqurrahman Al-Azizy. The theory used in the search for moral values in accordance with that proposed Bertens (2011). The research is a qualitative study using descriptive methods. Data taken from the behavior of self and experience figures. This study focused on the figure of moral values. Moral values of the characters in the novel Di Bawah Telapak Kakimu includes, aspect of conscience, freedom and responsibility aspects, aspects of rights and obligations, and aspects of the value of the norm. From every aspect of the moral values that dominate are aspects of rights and obligations. Because it is a trip that Dimas main character in the novel illustrates many aspects of the moral values of rights and obligations. He tried to defend their right to the land of rice fields and its obligations to protect his mother from a variety of problems. Based on the results of data analysis can be concluded that the four moral values of mutual support in the continuity of such stories, character Mak Ijah, Dimas and Sriwiji illustrates aspects of conscience, Pak Atmojo stirred his heart and feel responsible for solving the problems Mak Ijah with Pak Haris describe moral values from the aspect of freedom and responsibility. Dimas attitude which has always respected the orders and keeping his mother describe the moral values of the aspect of rights and obligations. The characteristic of Nugroho and Pak Haris that are not good in his behavior towards Mak Ijah and Dimas describe the moral values of the aspect of values and norms. Keywords: moral values, character, novel PENDAHULUAN Karya sastra merupakan suatu wujud imajinatif yang menggambarkan masyarakat dengan segala macam segi kehidupannya sebagai titik tolok proses kreativitas pengarang. Sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan keindahan itu. Sastra juga mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh pengarang tentang kehidupan manusia termasuk masyarakat yang diungkapkan melalui bahasa yang khas. Secara garis besar, ada empat persoalan hidup manusia yaitu hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia 1

2 dengan sesama, hubungan manusia dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan (Nurgiyantoro, 2010:324). Karya sastra memiliki beberapa nilai, yaitu nilai estetika, moral, dan nilai- nilai yang bersifat konsepsional. Ketiga nilai tersebut sesungguhnya tidak dapat dipisahkan sama sekali. Sesuatu yang estetis adalah sesuatu yang memiliki nilai-i nilai moral. Moral bukan saja semacam sopan santun atau pun etika belaka. Ia adalah nilai yang berpangkal dari nilai-nilai tentang kemanusiaan, yaitu nilai baik atau buruk yang universal. Demikian juga tentang nilai yang bersifat konsepsoinal itu. Dasarnya juga nilai tentang keindahan yang sekaligus merangkum nilai tentang moral. Salah satu bentuk karya sastra prosa adalah novel. Novel merupakan fiksi naratif modern yang berkembang pada pertengahan abad ke-18. Novel menciptakan ilusi dari realitas aktual kehidupan manusia secara imajinatif sesuai dengan dunia nyata yang dialami manusia itu sendiri (Atmazaki, 2007:40). Novel biasanya mengandung pesan atau amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat itu dapat berupa pesan agama, kritik sosial atau pesan moral. Moral pada hakikatnya merupakan suatu konsep yang telah dirumuskan oleh masyarakat, untuk menentukan kebaikan dan keburukan. Nilai moral dalam sastra biasanya dimaksudkan sebagai suatu sarana yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu melalui cerita, sikap dan tingkah laku tokoh yang dapat diambil dan ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembacanya (Kenny dalam Ahadiat, 2007:108). Salah satu novel yang membahas moral adalah novel Di Bawah Telapak Kakimu karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Novel ini menceritakan sebuah kisah betapa harta dapat memutuskan sebuah ikatan suci tali persaudaraan yang dipersatukan oleh Sang Pencipta. Betapa kebenaran dan kesesatan terjalin dalam kemelut kisah persaudaraan, kekeluargaan, persahabatan, dan cinta yang berbalut sengketa. Demikianlah peristiwa yang terjadi antara dua keluarga yang masih memiliki pertalian darah. Mak Ijah dan Dimas anaknya, harus menghadapi kenyataan bersengketa dengan Haris kakak Mak Ijah dan keluarganya. Sengketa itu disebabkan karena persoalan sawah (tanah pada umumnya). Mak Ijah dan Haris sering kali memicu konflik, mempertinggi emosi. Haris menganggap bahwa sawah itu adalah sawah yang telah diberikan kepadanya, sedangkan Mak Ijah pun menganggap demikian. Dengan kecurangan keluarga Haris secara zahir akhirnya bisa memenangkan sengketa itu, tetapi mereka lupa bahwa di atas langit masih ada langit dan semua langit tunduk kepada-nya. Mak Ijah yang miskin dan janda 2

3 sering menjadi buah bibir oleh tetangganya. Ajaran-ajaran kebenaran yang telah disampaikan Ilyas, ayah Dimas almarhum, telah menguatkan keimanan jiwa Dimas. Dimas dan Emaknya memang kalah dalam soal sawah tetapi mereka tak pernah kalah dihadapan Yang Maha Memiliki segalanya (Al-Azizy,2013). Alasan memilih novel Di Bawah Telapak Kakimu karya Taufiqurrahman Al- Azizy untuk diteliti karena novel ini menceritakan bagaimana dengan harta seseorang dapat memutuskan tali persaudaraan dan membuat pemicu konflik di dalam keluarganya. Taufiqurrahman Al- Azizy menggambarkan bahwa seseorang yang berbuat kejahatan pasti akan mendapatkan penyesalaan di akhir hidupnya dan orang yang bersabar dan mengalah akan mendapatkan hasil yang terbaik yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta. KERANGKA TEORETIS Karya sastra secara umum dapat dibagi atas tiga yaitu puisi, fiksi dan drama. Menurut Atmazaki (2005:38), fiksi merupakan salah satu genre sastra yang diciptakan dengan mengandalkan pemaparan tentang seseorang atau suatu peristiwa, yang berarti suatu pernyataan berdasarkan khayalan atau pikiran semata. Namun demikian, tidak berarti bahwa tidak ada bagian-bagian tertentu dalam karya fiksi yang persis sama dengan realitas faktual. Salah satu bentuk prosa fiksi adalah novel. Menurut Atmazaki (2005:40), kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang berarti sesuatu yang baru dan kecil. Lain pula dengan Ahadiat (2007:25) mengatakan bahwa novel merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka waktu yang lebih panjang) yakni terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan hidup antara para pelakunya. Unsur-unsur yang membangun karya sastra novel, menurut Semi (1988:35) terdiri atas struktur luar (ekstrinsik) dan struktur dalam (intrinsik). Struktur luar adalah segala macam unsur yang berada diluar suatu karya sastra yang ikut mempengaruhi kehadiran karya sastra tersebut. Misalnya: faktor sosial,ekonomi, kebudayaan, sosio-politik, keagamaan, dan tata nilai yang dianut masyarakat. Struktur dalam adalah unsurunsur yang membentuk karya sastra tersebut seperti penokohan atau perwatakan, tema, alur (plot), pusat pengisahan, latar, dan gaya bahasa. Penokohan termasuk ke dalam unsur instrinsik yang terdapat dalam karya sastra. Istilah penokohan dapat menunjuk pada tokoh dan perwatakan tokoh. Menurut Semi (1988:36), tokoh dan perwatakan tokoh merupakan suatu struktur pula. Ia memiliki fisik dan mental yang secara bersama-sama 3

4 membentuk segala tindakan dan totalitas perilaku yang bersangkutan. Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2010:165), mengemukakan bahwa tokoh cerita (character) dapat dipahami sebagai seseorang yang ditampilkan dalam teks cerita naratif (juga drama) yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu sebagaimana yang diekspresikan lewat kata-kata dan ditunjukan dalam tindakan. Amanat atau pesan moral dalam sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang tentang nilai-nilai kebenaran, hal itulah yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Menurut Semi (1988:27), amanat atau pesan moral yang hendak disampaikan pengarang harus dicari oleh pembaca atau penonton. Pengarang pasti menyampaikan amanat dalam karyanya. Moral dalam karya sastra yang diperoleh pembaca lewat sastra selalu dalam pengertian yang baik. Menurut Bertens (2011:7), pengertian moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenan dengan baik dan buruk. Bertens (2011:56) menyatakan bahwa hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia memiliki kesadaran. Kesadaran tersebut dimaksudkan sebagai kesanggupan manusia untuk mengenal dirinya sendiri, sebagai tanda ia berefleksi dengan diri dan lingkungannya. Kebebasan adalah keadaan manusia yang tidak terikat pada suatu norma atau aturan serta nilai-nilai yang ada di sekitarnya untuk melakukan tindakan sesuai dengan keinginannya. Bertens (2011:125) menyatakan bahwa kebebasan manusia akan bermakna apabila manusia tersebut dapat hidup tanpa ada yang mengikatnya baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari hak dan kewajiban baik terhadap sesama manusia maupun terhadap diri sendiri. Hak adalah kewenangan setiap manusia untuk mempertahankan dan memiliki sesuatu. Hak juga merupakan patokan yang dibuat seseorang atau kelompok yang satu terhadap kelompok yang lain atau terhadap masyarakat (Bertens, 2011:190). Nilai merupakan sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan, singkatnya adalah sesuatu yang baik (Bertens,2011:149). Norma, menurut Bertens (2011:158), adalah aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai sesuatu. Nilai moral tidak terpisah dari nilainilai lainnya. Dengan kata lain, bahwa moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan hidup bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 4

5 Nilai merupakan sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan ( Bertens, 2011:149). Nilai baik merupakan penilaian baik terhadap perbuatan seseorang yang mendatangkan rahmat dan memberikan perasaan senang atau bahagia (Bertens,2011:149). Nilai buruk merupakan penilaian buruk terhadap perbuatan seseorang yang bertentangan dengan norma-norma yang ada dimasyarakat, dapat berupa perilaku tercela (Bertens,2011:150). METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah nilai moral tokoh-tokoh yang meliputi hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, serta nilai dan norma dalam novel Di Bawah Telapak Kakimu karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Sedangkan objek penelitiannya adalah novel Di Bawah Telapak Kakimu karya Taufiqurrahman Al- Azizy yang terbit pada tahun 2013 dengan tebal 268 halaman. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri menjadi pelaksana dalam mengumpulkan data sehingga peneliti melaporkan hasil penelitiannya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : (1) membaca selanjutnya memahami novel Di Bawah Telapak Kakimu karya Taufiqurrahman Al-Azizy, hal ini dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai isi novel yang akan diteliti; (2) mencatat isi novel yang berkaitan dengan nilai moral; (3) mengelompokkan data yang telah terkumpul; (4) data yang telah terkumpul dimasukkan ke dalam tabel. Teknik pengujian keabsahan data hasil penelitian yang digunakan adalah teknik ketekunan pengamatan. Data-data yang telah ditemukan kemudian dianalisis sebagai berikut: (1) mendeskripsikan nilai moral setiap tokoh dalam novel Di Bawah Telapak Kakimu karya Taufiqurrahman Al-Azizy, (2) mengonversi peristiwa berdasarkan nilai moral, (3) mencari butir-butir moral dalam diri dan pengalaman tokoh-tokoh yang meliputi hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, dan nilai dan norma, (4) membuat kesimpulan penelitian berdasarkan analisis moral. HASIL PENELITIAN Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa rangkaian peristiwa yang dialami oleh tokoh sebanyak 32 data. Tokoh Dimas Peristiwa pada data 1 tersebut terjadi di sebuah pematangan sawah, Dimas sedang memikirkan permasalahan yang terjadi pada keluarganya, tetapi Dimas menggunakan hati nuraninya di dalam permasalahan tersebut, hal ini tergambar pada kutipan berikut. 5

6 Matanya menerawang, pikiranya melayanglayang. Sungguh ia tak mengharap dendam ini terus terjadi, apalagi terhadap kerabat sendiri. Bagaimanapun juga, Nugroho adalah kakak sepupunya sendiri. Ayah Nugroho dan emaknya adalah kakak adik, saudara kandung. Dendam semestinya tak terjadi pada orang-orang yang masih memiliki pertalian darah. Terlebih zaman ini bukan masa lalu dan agama selalu mengajarkan agar hati tak pernah diliputi dendam dan sakit hati (Al-Azizy, 2013 : 15-16). Pada data tersebut terlihat tokoh Dimas sangat memikirkan permasalahan yang telah terjadi pada keluarganya dan keluarga Pamannya. Ia tidak mengharapkan dendam pada keluarga Pamannya tersebut dan Dimas selalu berpegang teguh pada ajaran Islam kalau hati tidak boleh diliputi rasa dendam. Jadi data ini dogolongkan pada aspek hati nurani. Tokoh Mak Ijah Peristiwa pada data 5 ini terjadi di sebuah rumah Mak Ijah, karena kegelisahan terjadi pada dirinya, membuat Mak Ijah ingin menjenguk kakaknya yang sedang sakit walaupun perselisihan terjadi di antara kedua keluarga tersebut tetapi Mak Ijah masih memiliki hati nurani, hal ini tergambar pada kutipan berikut. Aku ingin menjenguk Pakdemu Le, bolehkah aku menjenguknya. Sudah dari tadi perasaannya diamuk kegelisahan begitu rupa, bukan hanya karena ia memikirkan soal sawah itu. Sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi atau sudah terjadi dan hal itu membuat Mak Ijah tampak begitu takut dan cemas (Al-Azizi, 2013:147). Pada data tersebut telihat kegelisahan dan ketakutan yang telah terjadi pada diri Mak Ijah, dan Mak Ijah mengatakan kepada Dimas anaknya hati Emak sekarang sedang diamuk gelisah dan ketakutan, bukan masalah sawah yang Emak gelisahkan tetapi Mak memikirkan keadaan Pakdemu, begitulah Mak Ijah sangat memikirkan keadaan kakaknya. Jadi pada data ini digolongkan pada aspek hati nurani. Tokoh Pak Atmojo Peristiwa pada data 2 tersebut terjadi di rumah Pak Haris, di mana Kepala Desa Pak Atmojo sedang memperhatikan keaslian pada sertifikat tersebut, apakah sertifikat itu milik Mak Ijah, ia sangat kasihan melihat keadaan Mak Ijah dan hati nuraninya berkata seperti itu, hal ini tergambar pada kutipan berikut. Berkali-kali ia membaca sertifikat itu seakan-akan hendak memastikan bahwa nama yang tertera dalam sertifikat tersebut bukan nama Kang Haris, melainkan nama Mak Ijah, entah kenapa hati kecil kepala desa merasa kasihan kepada Mak Ijah dan membayangkan bahwa sertifikat itu atas nama Mak Ijah (Al-Azizi, 2013 : 81). Pada data tersebut terlihat Pak Atmojo seorang kepala desa yang sedang bingung dalam memecahkan masalah perselisihan di antara kedua keluarga tersebut. Tetapi di dalam hati kecilnya Pak Atmojo sangat kasihan terhadap keluarga Mak Ijah yang tidak mempunyai apa-apa sedangkan kakaknya memiliki segalanya. Jadi data ini digolongkan pada aspek hati nurani. 6

7 Tokoh Nugroho Peristiwa pada data 26 ini terjadi di halaman rumah Pak Haris, Nugroho dengan sikap buruknya mencaci-maki Mak Ijah dengan perkataan kasar, hal ini tergambar pada kutipan berikut. Sewaktu Mak Ijah sedang memaki-maki di hadapan Nugroho, dan tubuh Mak Ijah sekonyong-konyong. Nugroho menyeruak dan langsung mendorong tubuh Mak Ijah hingga Mak Ijah terjengkang. Orang-orang di sekitarnya menatap kaget, terperanjat namun diam melihat pemandangan itu. Nugroho berdiri dihadapan Mak Ijah dengan berkacak pinggang dan bibirnya menghujani Mak Ijah dengan kata-kata yang kasar (Al- Azizi, 2013 : 41-42). Pada data tersebut terlihat, seorang pemuda yang bernama Nugroho anak dari Pak Haris kakaknya Mak Ijah, perilaku dan tindakannya tidak mencerminkan seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi dimana Nugroho yang dengan keras perilakunya menghujam dengan kata-kata kasar dan mendorong tubuh Mak Ijah sampai terjatuh. Jadi pada data ini digolongkan pada aspek nilai dan norma. Tokoh Pak Haris Peristiwa pada data 30 ini terjadi di rumah Pak Haris, di mana Pak Haris dengan kecurangannya mengatakan kepada anaknya Nugroho agar sawah tersebut dijual saja kepada saudagar yang kaya raya dimana saudagar tersebut akan membayarnya dengan harga dua kali lipat, hal ini tergambar pada kutipan berikut. Ayahnya berkata Nunggroho sebaiknya kamu jual saja sawah tersebut kepada, orang kaya itu, agar sawah tersebut tidak menjadi permasalahan antara keluarga kita dan keluarga Mak Ijah, kamu jual saja secepatnya Nak (Al-Azizy, 2013:142) Pada data tersebut terlihat, kecurangan yang dilakukan oleh Pak Haris agar sawah tersebut tidak menjadi permasalahan dengan keluarga Mak Ijah, Pak Haris mengatakan kepada anaknya agar sawah tersebut dijual semuanya kepada orang kaya tersebut. Jadi data ini digolongkan pada aspek nilai dan norma. Tokoh Sriwiji Peristiwa pada data 31 ini terjadi di perbukitan, di mana Sriwiji melihat Dimas yang sedang duduk termenung, Sriwiji ingin mengatakan kepada Dimas tentang kejadian yang dilakukan oleh Mak Ijah terhadap keluarga Pak Haris, hal ini tergambar pada kutipan berikut. Setelah berbasa-basi alakadarnya, Sriwiji yang memilih duduk agak jauh dari Dimas berkata, Aku tidak ingin menyakiti hatimu, tetapi bila aku tak mengatakannya aku semakin mencemaskan Mak Ijah. Dimas aku kasihan pada Emakmu. Kenapa Emakmu selalu mengungkit-ungkit masalah sawah itu seakan-akan mencari dukungan. Namun rasarasanya sangat memalukan bila orang tua kini menjad bahan pergunjingan banyak tetangga (Al-Azizy, 2013:62). Pada data tersebut terlihat, Sriwiji yang sangat kasihan terhadap keluarga Mak Ijah terutama Mak Ijah yang sering menjadi buah 7

8 bibir oleh warga, Sriwiji mengatakan kepada Dimas agar mengingatkan kepada Emaknya agar menyelesaikan permasalahan tersebut. Jadi data ini tergolong pada aspek hati nurani. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tokoh-tokoh dalam novel Di Bawah Telapak Kakimu karya Taufiqurrahman Al-Azizy memiliki nilai moral yang meliputi hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, serta nilai dan norma. Pertama dari segi hati nurani yaitu tokoh Dimas dan Mak Ijah dalam novel ini yang selalu menggunakan nilai moral di dalam hidupnya, walaupun keluarga Mak Ijah dengan keluarga Pak Haris sedang mengalami perselisihan tentang masalah sawah tetapi Mak Ijah dan Dimas tetap selalu berusaha menjaga moral dalam hidupnya. Sama halnya dengan tokoh Sriwiji yang memiliki rasa kasihan dan kepedulian terhadap masalah yang dihadapi oleh Mak Ijah. Kedua dari segi kebebasan dan tanggung jawab di mana terdapat beberapa tokoh yang menggunakan aspek moral tersebut yaitu Mak Ijah yang selalu ingin mencari titik penyelesaian tentang perebutan sawah dengan kakak kandungnya selanjutnya di sisi aspek tanggung jawab Pak Atmojo selaku Kepala Desa bertanggung jawab di dalam pemecahan masalah yang terjadi di antara keluarga Mak Ijah dan Pak Haris. Ketiga dari sisi hak dan kewajiban, Mak Ijah yang selalu ingin mengharapkan agar mendapatkan kembali sawah tersebut dan Mak Ijah mengatakan kepada seluruh warganya tentang permasalahan yang terjadi pada keluarganya dan kakak kandungnya yaitu Pak Haris. Selanjutnya, kewajiban Dimas sebagai seorang anak yang tidak mau melihat Emaknya tersakiti dan Dimas selalu membantu Emaknya baik dalam kebingungan maupun dalam penderitaan yang terjadi pada diri Emaknya. Keempat nilai dan norma, pada aspek tersebut mendukung jalannya sebuah cerita. Hal ini terlihat pada tokoh Dimas yang selalu bersikap baik kepada keluarga Pak Haris walaupun keluarga pamannya tersebut tidak menyukainya. Di sisi yang berbeda dengan sikap Dimas yaitu sikap dan perbuatan Nugroho kakak sepupunya yaitu anak dari Pak Haris. Sikap dan perbuatannya tidak sesuai dengan pendidikan yang telah dijalaninya. Nugroho dan Pak Haris ayahnya dengan bersikap kasar kepada Mak Ijah dan Dimas di dalam perselisihan memperebutkan sawah dan itu semua dilihat oleh para masyarakat yang ada di sekitar kejadian tersebut. UCAPAN TERIMA KASIH Di dalam penyelesaian penulisan artikel ini tidak terlepas dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati 8

9 mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Marsis, M. Pd. Dan Ibu Dra. Dainur Putri, M. Pd. selaku pembimbing I dan pembimbing II yang banyak memberikan saran, nasihat, motivasi, dan telah menyediakan waktu luang yang banyak untuk penulis, mulai dari awal penyelesaian proposal sampai selesai penulisan artikel. DAFTAR PUSTAKA Al-Azizy, Taufiqurrahman Di Bawah Telapak Kakimu. Yogyakarta: Nusa Creativa. Atmazaki Ilmu Sastra Teori dan Terapan. Padang: Universitas Negeri Padang Press. Ahadiat, Endut Teori dan Apresiasi Kesustraan. Padang: Bung Hatta University Press. Bertens, K Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Fajri, Desmal Pendidikan Agama Islam. Padang: Bung Hatta University Press. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Semi, M. Atar Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. 9

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH E-JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) TRI WIDOLA NIM. 09080075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH AFDAL RIFNANDA NPM 10080248 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN Konflik Tokoh Utama dalam Novel Maya Karya Ayu Utami

ARTIKEL PENELITIAN Konflik Tokoh Utama dalam Novel Maya Karya Ayu Utami ARTIKEL PENELITIAN Konflik Tokoh Utama dalam Novel Maya Karya Ayu Utami 1) Helda Daniati 1, Gusnetti 2, Dainur Putri 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2 Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM 10080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI PERGURUAN

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE Sinta Febriani¹, Gusnetti², Syofiani² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ²Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH

PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) ERIK ESTRADA NPM.09080045

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

SOFT SKILL TOKOH DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL ILMIAH DESMARINA NPM

SOFT SKILL TOKOH DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL ILMIAH DESMARINA NPM SOFT SKILL TOKOH DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL ILMIAH DESMARINA NPM 10080267 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

Konflik dan Moralitas Tokoh dalam Novel Sengsara Membawa Nikmat Karya Sutan Sati

Konflik dan Moralitas Tokoh dalam Novel Sengsara Membawa Nikmat Karya Sutan Sati Konflik dan Moralitas Tokoh dalam Novel Sengsara Membawa Nikmat Karya Sutan Sati 1) Jufri 1, Gusnetti 2, Romi Isnanda 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Dosen Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH

PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) AHMAD RESKI NPM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Ariyadi Kusuma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Psikologi berasal dari kata Yunani, psycheyang berarti jiwa dan logosyang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan (Jaenudin, 2012:1). Psikologi terus berkembang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PARIAMAN

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PARIAMAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PARIAMAN Sri Wulandari 1), Syofiani 2), Romi Isnanda 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Pada konteks yang berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

Keywords : The real story, Conflict, Character.

Keywords : The real story, Conflict, Character. ANALISIS KONFLIK DAN WATAK TOKOH UTAMA NOVEL SANDIWARA LANGIT KARYA ABU UMAR BASYIER Rini Desmiarti 1, Hasnul Fikri 2, Dainur Putri 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Basuseno Sugeng Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesusastraan ditulis karena motivasi manusia mengekspresikan dirinya sendiri dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

Lebih terperinci

ASPEK MORAL TOKOH DALAM DWILOGI NOVEL PADANG BULAN DAN NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA

ASPEK MORAL TOKOH DALAM DWILOGI NOVEL PADANG BULAN DAN NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA ASPEK MORAL TOKOH DALAM DWILOGI NOVEL PADANG BULAN DAN NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA Oleh: Putri Nia Effendi 1, Harris Effendi Thahar 2, Ermawati Arief 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM TEKS CERITA FANTASI KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAYAKUMBUH

TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM TEKS CERITA FANTASI KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAYAKUMBUH TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM TEKS CERITA FANTASI KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAYAKUMBUH Oleh: Elin Nofia Jumesa 1, Abdurahman 2, Emidar 3. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN 1 DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS X SMAN 1 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS X SMAN 1 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS X SMAN 1 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Vado Reski KK 1), Syofiani 2), Elvina A. Saibi 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX.4 DENGAN TEKNIK PEMODELAN DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX.4 DENGAN TEKNIK PEMODELAN DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX.4 DENGAN TEKNIK PEMODELAN DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN,, 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI Oleh,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

PENERAPAN NILAI RELIGIUS TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA

PENERAPAN NILAI RELIGIUS TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA PENERAPAN NILAI RELIGIUS TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA Nesi Rahmelia 1, Syofiani 2, Dainur Putri 2 1) Students Education Program Study Indonesian Language and Literature

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM NOVEL ORANG-ORANG BLANTI KARYA WISRAN HADI ABSTRACT

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM NOVEL ORANG-ORANG BLANTI KARYA WISRAN HADI ABSTRACT 1 NILAI-NILAI BUDAYA DALAM NOVEL ORANG-ORANG BLANTI KARYA WISRAN HADI Septiadi Nefri 1), Gusnetti 2), Romi Isnanda 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program

Lebih terperinci

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian, sastra dalam bahasa Inggris literature sehingga popular literature dapat diterjemahkan sebagai sastra populer. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan

Lebih terperinci

PERUBAHAN NILAI MORAL TOKOH MEDASING DALAM NOVEL ANAK PERAWAN DI SARANG PENYAMUN KARYA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA

PERUBAHAN NILAI MORAL TOKOH MEDASING DALAM NOVEL ANAK PERAWAN DI SARANG PENYAMUN KARYA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA PERUBAHAN NILAI MORAL TOKOH MEDASING DALAM NOVEL ANAK PERAWAN DI SARANG PENYAMUN KARYA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA ARTIKEL ILMIAH RENI NPM 10080042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA TOKOH-TOKOH NOVEL BIOLA PASIR DARI MASA LALU KARYA D.K. SUMIRTA Ni Komang Dewi Anggraeni email: dewianggraeni081292@gmail.com Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA Oleh: Tati Mulyani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP Oleh: Ella 1, Harris Effendi Thahar 2, Afnita 3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: 11) seperti halnya budaya, sejarah dan kebudayaan sastra yang merupakan bagian dari ilmu humaniora.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat serta perasaan kepada orang lain. Sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa

Lebih terperinci

PROFIL TOKOH DALAM NOVEL KUHAPUS NAMAMU DENGAN NAMA-NYA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY

PROFIL TOKOH DALAM NOVEL KUHAPUS NAMAMU DENGAN NAMA-NYA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY PROFIL TOKOH DALAM NOVEL KUHAPUS NAMAMU DENGAN NAMA-NYA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY Abdhol Iman 1, Andria 2, Zulfadhli 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang Abstract This article

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Siti Ma rifatul Khoeriah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Maret 2016 PENOKOHAN PADA NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RANCANGAN PEMBELAJARAN SMA.

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Maret 2016 PENOKOHAN PADA NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RANCANGAN PEMBELAJARAN SMA. PENOKOHAN PADA NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RANCANGAN PEMBELAJARAN SMA Oleh Bagus Setiawan Kahfie Nazaruddin Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail: setjawan.bagus@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA Oleh Fatmawati Nurul Ayu R Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius). Setelah memiliki

Bab I Pendahuluan. pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius). Setelah memiliki Bab I Pendahuluan 1.Latar Belakang Karya sastra merupakan produk dari suatu keadaan kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius). Setelah memiliki pemikiran bentuk

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT KARYA TULIS SUTAN SATI. Rahmat Elvian ¹, Hj. Syofiani 2, Romi Isnanda 2

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT KARYA TULIS SUTAN SATI. Rahmat Elvian ¹, Hj. Syofiani 2, Romi Isnanda 2 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT KARYA TULIS SUTAN SATI Rahmat Elvian ¹, Hj. Syofiani, Romi Isnanda Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dosen Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusasteraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah hasil ciptaan manusia yang memiliki nilai keindahan yang sangat tinggi. Keindahan yang terdapat dalam sebuah karya sastra, merupakan hasil dari

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh Felly Mandasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya

Lebih terperinci