ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN KOSMETIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Transkripsi

1 ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN KOSMETIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Esa Rosahayu 1, Yuhelmi 2, Irda 2 1 Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta 2 Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta esarosahayu@yahoo.co.id, yuhelmis@yahoo.co.id, irda1987@yahoo.com Abstract Cosmetics industry in Indonesia is being challenged because of the influx of imported cosmetics. Sales of imported cosmetics in Indonesia increased by 30% during This increase was not so affect the profits earned by the cosmetic industry in Indonesia. The purpose of this study is to obtain empirical evidence about the effect of financial ratios in predicting earnings growth in the cosmetic companies in Indonesia Stock Exchange (IDX). In this case the researchers used quantitative secondary data in the form of financial statements cosmetics company listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) sourced from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Researchers using panel data on cosmetics company year period The analysis model is a multiple regression analysis with the program Eviews 5. The results of testing the hypothesis of this study found that the variable Debt Ratio (DR), Current Ratio (CR), and Gross Profit Margin (GPM) no significant effect on earnings growth. Keywords : Earnings Growth, Debt Ratio (DR), Current Ratio (CR), Gross Profit Margin (GPM) PENDAHULUAN Industri kosmetik dalam negeri mendapat tantangan dengan peredaran produk kosmetik impor di pasar domestik. Menurut data Perdagangan Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia, tahun 2012 penjualan kosmetik impor naik 30% dari tahun Tahun 2013, penjualan produk kosmetik impor diproyeksikan naik lagi 30%. Peningkatan tersebut ditopang oleh kenaikan volume penjualan serta penurunan tarif bea masuk seiring perjanjian perdagangan bebas (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia). Walaupun kosmetik impor telah memasuki Indonesia dan mengalami peningkatan penjualan, hal tersebut tidak begitu berdampak pada laba perusahaan kosmetik yang ada di tanah air. Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, perusahaan 1

2 kosmetik PT Unilever Indonesia Tbk membukukan pertumbuhan laba bersih tertinggi di antara perusahaan kosmetik lainnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1 Laba Bersih Industri Kosmetik Tahun (dalam million Rupiah) Tahun Perusahaan Unvr Pertumbuhan Mrat Pertumbuhan Tcid Pertumbuhan ,29% (43,75%) ,17% ,55% (87,99%) ,44% ,91% ,88% ,37% (1,62%) (35,29%) ,57% ,51% ,88% ,81% ,97% ,36% ,10% ,68% ,26% ,26% ,87% (5,71%) ,50% ,74% ,19% ,48% ,95% ,12% ,53% ,20% ,34% ,38% Sumber : Data Laporan Keuangan Bursa Efek Indonesia, 2014 Dari tiga perusahaan kosmetik yaitu Unilever Indonesia (UNVR), Mustika Ratu Tbk (MRAT), dan Mandom Indonesia Tbk (TCID), terdapat perusahaan yang mampu menghasilkan laba stabil setiap tahunnya dan selalu mengalami peningkatan laba periode yaitu PT Mandom Indonesia Tbk (TCID). Kemudian perusahaan Unilever Indonesia (UNVR) hanya mengalami penurunan laba pada tahun Sedangkan perusahaan Mustika Ratu Tbk (MRAT) adalah perusahaan yang mengalami peningkatan dan penurunan laba yang cukup drastis selama beberapa tahun. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan kosmetik tersebut telah mengalami fluktuasi laba. Hasil penelitian Salsiyah (2011) menyatakan bahwa Total Debt To Total Capital Assets berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan penelitian Ediningsih (2004) menghasilkan bahwa Total Liabilities (Debt) to Total Assets berpengaruh positif pertumbuhan laba. signifikan terhadap Hasil penelitian Syamsudin dan Primayuta (2009) menunjukkan bahwa current ratio (CR) berpengaruh negatif terhadap perubahan laba. Sedangkan hasil penelitian Ardyasari (2012) mendapatkan current ratio (CR) terhadap pertumbuhan laba. berpengaruh positif Hasil penelitian Prasetiono dan Hapsari (2009) menunjukkan bahwa gross profit margin (GPM) berpengaruh positif 2

3 signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan penelitian Meythi (2005) mendapatkan hasil bahwa gross profit margin (GPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan fenomena dan bukti empiris yang menghubungkan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba serta hasil penelitian yang menunjukkan hasil berbeda-beda, maka penelitian ini akan kembali menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam upaya melihat pertumbuhan laba, maka variabel yang akan diteliti yaitu Debt Ratio (DR), Current Ratio (CR), dan Gross Profit Margin (GPM). Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh Debt Ratio (DR) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh Gross Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia? LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pertumbuhan Laba Usman (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan laba adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak (Earning After Tax). Debt Ratio (CR) Menurut Kasmir (2011) DR digunakan untuk mengukur seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan proses produksi. Current Ratio (CR) Brigham dan Houston (2001) mengatakan rasio merupakan rasio likuiditas. Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. Gross Profit Margin (GPM) Fraser dan Ormiston (2008) dalam Fahmi (2012) berpendapat bahwa GPM yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk mengendalikan biaya persediaan atau 3

4 biaya operasi barang maupun untuk meneruskan kenaikan harga lewat penjualan kepada pelanggan. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis 1. Debt Ratio (DR) Menurut Raharjaputra (2009) mengemukakan bahwa debt ratio (DR) yaitu mengukur jumlah persentase dari jumlah dana yang diberikan kreditur berupa utang terhadap jumlah asset perusahaan. Hasil penelitian Salsiyah (2011) menyimpulkan bahwa Total Debt To Total Capital Assets berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Selanjutnya penelitian Meriewati dan Setiani (2005) menunjukkan Total Debt to Total Capital Assets berpengaruh negatif terhadap Earning After Tax. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka diturunkan hipotesis sebagai berikut : H 1 : Debt Ratio (DR) berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di BEI. 2. Current Ratio (CR) Harahap (2010) mengatakan rasio lancar (current ratio) menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Penelitian Nurjanti dan Ekawati (2003) menyatakan bahwa current ratio memiliki pengaruh negatif dalam memprediksi pertumbuhan laba. Selanjutnya hasil penelitian Syamsudin dan Primayuta (2009) menunjukkan bahwa current ratio berpengaruh negatif terhadap perubahan laba. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka diturunkan hipotesis sebagai berikut. H 2 : Current ratio (CR) berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di BEI. 3. Gross Profit Margin (GPM) Siegel dan Shim (1999) dalam Fahmi (2012) mengatakan bahwa GPM yaitu persentase dari sisa penjualan setelah sebuah perusahaan membayar barangnya. Hasil penelitian Taruh (2012) didapatkan bahwa GPM berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Selanjutnya penelitian Prasetiono dan Hapsari (2009) diperoleh bahwa GPM berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka diturunkan hipotesis sebagai berikut : H 3 : Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh positif terhadap 4

5 pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di BEI. Kerangka Konseptual Debt Ratio (DR) (X 1 ) Current Ratio (CR) (X 2 ) Gross Profit Margin (GPM) (X 3 ) METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasinya yaitu perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI sejak tahun 2002 sampai dengan 2012 yang berjumlah 3 perusahaan. Teknik dalam pengambilan sampel adalah metode sensus, dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Sumber datanya yaitu data perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI selama periode tahun yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Pertumbuhan laba (Y) Defenisi Operasional Variabel Independen (X) 1. Debt Ratio (DR) DR digunakan untuk mengukur seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva yang nantinya akan digunakan untuk proses produksi (Kasmir, 2011). Selanjutnya Harahap (2010) mengatakan debt ratio (DR) menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. DR = Total Utang Total Aktiva 2. Current Ratio (CR) Brigham dan Houston (2001) mengatakan rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. CR = Aktiva Lancar Utang Lancar 3. Gross Profit Margin (GPM) Menurut Fraser dan Ormiston (2008) dalam Fahmi (2012), margin laba kotor yaitu memperlihatkan hubungan antara penjualan dan beban pokok penjualan, mengukur kemampuan sebuah perusahaan untuk mengendalikan biaya persediaan atau biaya operasi barang 5

6 maupun untuk meneruskan kenaikan harga lewat penjualan kepada pelanggan. GPM = Laba Kotor Penjualan Bersih Variabel Dependen (Y) Pertumbuhan Laba Usman (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan laba adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak (Earning After Tax). = ( Y Y 1) 1 METODOLOGI PENELITIAN Pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari : a. Uji Normalitas Bertujuan untuk mendeteksi apakah data berdistribusi secara normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan Jarque Bera Test. Apabila nilai probability lebih besar dari alpha 0,05 maka data berdistribusi normal (Nachrowi, 2006). b. Uji Multikolinearitas Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas akan terdeteksi bila koefisien korelasi yang dihasilkan berada diatas 0,80 (Nahrowi, 2006). c. Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas, maka digunakan model White. Heteroskedastisitas tidak akan terjadi bila nilai observasi R- square berada diatas alpha 0,05 (Nachrowi,2006). d. Uji Autokolerasi Pendekatan yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji LM (metode Bruesch Godfrey). Metode ini didasarkan pada nilai F dan Obs*R- Squared, dimana jika nilai probabilitas dari Obs*R-Squared melebihi tingkat kepercayaan 0,05, maka tidak ada masalah autokorelasi. (Ajija, dkk, 2011). 2. Pengujian Hipotesis Teknik pengujian hipotesis dalam penelitian ini Model regresi linear berganda dibantu dengan Software Eviews versi 5 yang ditunjukkan oleh persamaan berikut ini (Sugiyono, 2013): Y = + 1 X X X 3 + e 6

7 Dimana : Y X 1 X 2 X 3 = pertumbuhan laba = debt ratio (DR) = current ratio (CR) = gross profit margin (GPM) = konstanta 1, 2, 3 = koefisien Regresi e = variabel pengganggu Kemudian penelitian ini juga menggunakan Uji Koefisien Determinasi (R 2 ), Uji Kelayakan Model (Uji F Statistik), dan Uji Regresi Parsial (Uji t). ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh statistik deskriptif dari variabel penelitian yang digunakan terlihat pada Tabe1 2 berikut ini: Tabe1 2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian N Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi Pertumbuhan laba (PL) 33-0, , , , Debt Ratio (DR) 33 0, , , , Current ratio (CR) 33 0, , , , Gross profit margin (GPM) 33 0, , , , Sumber : Hasil pengolahan data sekunder, 2014 Pada Tabel 2 terlihat bahwa selama tahun nilai pertumbuhan laba terendah pada perusahaan kosmetik tersebut adalah -0,057100, sedangkan pertumbuhan laba tertinggi mencapai 0, Dan ratarata pertumbuhan labanya adalah 0, dengan standar deviasi sebesar 0, Variabel debt ratio (DR) memiliki nilai minimum sebesar 0, sedangkan nilai maksimumnya adalah 0, Ratarata debt ratio (DR) adalah 0, dengan standar deviasi sebesar 0, Nilai current ratio (CR) minimum yang dimiliki oleh perusahaan sampel adalah 0, dan nilai maksimumnya adalah 11, Rata-rata current ratio (CR) adalah 5, deviasi sebesar 3, dengan standar Variabel gross profit margin (GPM) memiliki nilai minimum sebesar 0, dan nilai maksimumnya 0, Rata-rata gross profit margin (GPM) adalah 0, dengan standar deviasi sebesar 0, Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Berdasarkan hasil pengujian normalitas data yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa semua variabel yaitu debt ratio (DR), current ratio (CR), gross profit margin (GPM) dan pertumbuhan laba memiliki nilai probability lebih besar dari 7

8 alpha 0,05. Ini berarti semua variabel telah berdistribusi secara normal. pertumbuhan laba tidak terdapat gejala autokorelasi. Uji Multikolinearitas Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas untuk persamaan pertumbuhan laba, didapatkan hasil bahwa masing-masing variabel independen yang terdiri dari debt ratio (DR), current ratio (CR), gross profit margin (GPM) memiliki koefisien korelasi dibawah 0,80. Dengan demikian, persamaan pertumbuhan laba tidak terdapat gejala multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas didapatkan hasil bahwa nilai probability dari observasi R-square untuk persamaan pertumbuhan laba adalah sebesar 0, berarti lebih besar dari alpha 0,05. Sehingga dalam persamaan pertumbuhan laba ini terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas didapatkan hasil bahwa nilai probability dari observasi R-square untuk persamaan pertumbuhan laba adalah sebesar 0, berarti lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini berarti persamaan Hasil Analisis Regresi Hasil Regresi Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi data panel. Metode yang digunakan adalah Pooled Least Square (Ajija, dkk, 2011). Pada metode ini terdapat satu persamaan yaitu persamaan pertumbuhan laba. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan maka diperoleh nilai koefisien regresi masing-masing variabel penelitian yang disubstitusikan kedalam persamaan regresi sebagai berikut : Pertumbuhan laba = 0, ,121546X1 0,001869X2 + 0,131215X3 Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil pengujian didapatkan nilai koefisien determinasi untuk persamaan pertumbuhan laba adalah 0, Hal ini berarti pengaruh variabel independen yaitu debt ratio (DR), current ratio (CR), gross profit margin (GPM) terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan laba (PL) yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah 24,28% sedangkan sisanya 75,72% 8

9 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Uji Kelayakan Model (Uji F Statistik) Pengujian kelayakan model pada penelitian ini menggunakan uji F statistik. Model dikatakan layak (fit) apabila memilki nilai probability lebih kecil dari alpha 0,05. Hasil uji kelayakan model didapatkan bahwa nilai probability pada persamaan pertumbuhan laba adalah 0, berarti lebih kecil dari alpha 0,05. Ini menyatakan bahwa model regresi pada penelitian ini layak untuk digunakan pada persamaan pertumbuhan laba. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Pengaruh Debt Ratio (DR) terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI) Berdasarkan hasil penelitian ditemukan koefisien regresi dari variabel debt ratio (DR) terhadap pertumbuhan laba 0, dengan nilai probability 0,2046. Nilai probability tersebut lebih besar dari alpha (0,05). Ini berarti debt ratio (DR) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga hipotesis pertama ditolak. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wibowo dan Pujiyati (2011) yang menunjukkan hasil bahwa Total Hutang terhadap Total Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini mengindikasikan bahwa naik turunnya debt ratio (DR) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI) Berdasarkan hasil penelitian ditemukan koefisien regresi dari variabel current ratio (CR) terhadap pertumbuhan laba -0, dengan nilai probability 0,7467. Nilai probability tersebut lebih besar dari alpha (0,05). Iini berarti current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga hipotesis kedua ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Warthy (2012) yang menunjukkan bahwa current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Ini mengindikasikan bahwa naik turunnya current ratio (CR) 9

10 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh Gross Profit Margin (GPM) terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI) Berdasarkan hasil penelitian ditemukan koefisien regresi dari variabel gross profit margin terhadap pertumbuhan laba 0, dengan nilai probability 0,3646. Nilai probability tersebut lebih besar dari alpha (0,05). Ini berarti gross profit margin (GPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga hipotesis ketiga ditolak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Adisetiawan (2012) diketahui bahwa gross profit margin (GPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Ini berarti bahwa naik turunnya gross profit margin (GPM) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Debt ratio (DR) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Gross profit margin (GPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keterbatasan Penelitian dan Saran Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif lebih sedikit karena terbatasnya jumlah perusahaan kosmetik secara berturut-turut pada tahun Oleh sebab itu peneliti berikutnya diharapkan dapat menambah jenis perusahaan selain perusahaan kosmetik agar hasil yang didapatkan lebih akurat. 2. Dilihat dari nilai koefisien determinasi untuk persamaan pertumbuhan laba sebesar 24,27%. Hal ini berarti masih banyak faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan laba seperti total asset turnover, inventory turnover, net profit margin dan sebagainya. 10

11 DAFTAR PUSTAKA Adisetiawan, R Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 10, No. 3. Ajija, Shochrul Rohmatul, Dyah Wulan Sari, Rahmat Heru Setianto, dan Martha Ranggi Primanti Cara Cerdas Menguasai Eviews. Salemba Empat, Jakarta. Ardyasari, Rizki. (2012). Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kajian Pendidikan dan Akuntansi Indonesia. Vol. 1, No. 1. Belkaoui dan Ahmed Riahi Teori Akuntansi, Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta. Brigham, Eugene F dan Joel F Houston Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan. Salemba Empat, Jakarta. Ediningsih, Sri Isworo Rasio Keuangan dan Prediksi Pertumbuhan Laba:Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Wahana, Vol. 7 No. 1. Fahmi, Irham Pengantar Manajemen Keuangan. Alfabeta. Bandung. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Semarang. Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Jumingan Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara, Jakarta. Kasmir Analisis Laporan Keuangan. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Meriewaty, Dian dan Astuti Yuli Setyani Analisis Rasio Keuangan terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and Beverages yang terdaftar di BEJ. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi, Vol. 1, No.8. Meythi Rasio Keuangan Yang Paling Baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba : Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 11, No. 2. Nachrowi, D Nachrowi Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nurjanti dan Erni Ekawati Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Ventura, Vol. 6, No. 3. Prasetiono dan Epri Ayu Hapsari Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001 sampai dengan 2005), Jurnal Studi 11

12 Manajemen & Organisasi, Vol. 6, No. 1. Raharjaputra, Hendra S Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta. Riyanto, Bambang Dasar-dasar Akuntansi, Edisi 5. BPFE, Yogyakarta Salsiyah, Sri Marhaeni Analisis Pengaruh Working Capital To Total Assets Ratio, Total Debt To Total Capital Assets, Total Assets Turnover, Gross Profit Margin dan Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba (Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode ). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 12, No. 3. Salvatore, Dominick Managerial Economics in a Global Economy 4 th Edition. Harcourt College Publishers. Sanusi, Anwar Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta. Taruh, Victorson, Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI, Jurnal Pelangi Ilmu. Vol. 05, No. 01. Usman, Bahtiar, Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Bank-Bank di Indonesia. Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol 3, No. 1 Warthy, Shanty Kinerja Keuangan Perusahaan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal STIE Perbanas Surabaya. Wibowo, Hendra Agus dan Diyah Pujiyati Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property Di BEI dan SGX. The Indonesian Accounting Review, Vol. 1, No. 2. Wild, Jhon J, Subramanyam dan Robert F Halsey Analisis Laporan Keuangan. Buku Dua Edisi Delapan. Salemba Empat, Jakarta. Subramanyam, dan Jhon. J. Wild Analisis Laporan Keuangan, Buku Satu Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Syamsudin dan Ceky Primayuta Rasio Keuangan Dan Prediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 13, No