SOAL UJIAN FIELD LAB 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOAL UJIAN FIELD LAB 2011"

Transkripsi

1 SOAL UJIAN FIELD LAB 2011 Bismillahirahmanirahim, Basmalah termasuk pujian dan dzikir yang paling mulia PRE TEST FIELD LAB TOPIK : PHBS 1. Penduduk Indonesia yang telah memenuhi kriteria PHBS Baik, hanya setengah dari seluruh penduduk. Target pada tahun 2014 penduduk Indonesia yang memenuhi kriteria PHBS baik sebanyak : C a. 50 % b. 60 % c. 70 % d. 80 % e. 90 % 2. Penyakit yang sering timbul dan berakibat kematian dikarenakan rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat adalah : A a. Diare b. DBD c. Malaria d. ISPA e. HIV/AIDS 3. Pengertian proses pembangunan masyarakat menuju kesadaran dan kemampuan untuk mempraktekkan perilaku hidup sehat merupakan : C a. Praktek perilaku sehat b. Definisi perilaku hidup bersih dan sehat c. Program perilaku hidup bersih dan sehat d. Tatanan PHBS pada keluarga e. Manajemen PHBS di tingkat lingkungan 4. Pengukuran keberhasilan program PHBS yang merupakan esensi dan hak asasi manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidup menggunakan : E a. UHH (Umur Harapan Hidup) b. UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat) c. IMH (Indeks Mutu Hidup) d. IHH (Indeks Harapan Hidup) e. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 5. Bentuk operasionalisasi strategi PHBS Gerakan Masyarakat adalah : E a. Pendekatan pada tokoh wilayah b. Kerjasama dengan dunia usaha c. Pendekatan kepada kepala keluarga d. Pengabdian sarana-media e. Kerjasama lintas sektor Academik Division 1 1

2 6. Peraturan perundangan tentang promosi kesehatan adalah : B a. Kepmenkes No. 1190/MENKES/SK/IX/2005 tggl 18 Oktober 2005 b. Kepmenkes No. 1193/MENKES/SK/X/2004 tggl 18 Oktober 2004 c. Kepmenkes No. 1180/MENKES/SK/XI/2003 tggl 18 Oktober 2003 d. Kepmenkes No. 1193/MENKES/SK/X/2009 tggl 18 Oktober 2009 e. Kepmenkes No. 1180/MENKES/SK/X/2004 tggl 18 Oktober Salah satu persyaratan indikator PHBS adalah memberikan hasil yang sama walaupun digunakan oleh orang dan kondisi yang berbeda disebut : C a. Sensitif b. Sahih c. Obyektif d. Spesifik e. Valid 8. Indikator penunjang pelaksanaan program PHBS dan menentukan keberhasilan program adalah : B a. Terpeliharanya tempat penampungan air b. Tersedianya air bersih c. Tersedianya alat pembersih jamban d. Terpeliharanya tempat sampah e. Terpeliharanya kebersihan ruangan 9. Apabila hasil penilaian indikator PHBS tatanan rumah tangga menunjukkan sehat madya, maka rentang skor yang didapat adalah : C a. 0-3 b. 4-5 c d e Dalam suatu pengambilan sampel PHBS dibutuhkan 200 rumah tangga, total desa yg terdapat di wilayah tersebut sebanyak 400 desa, interval desa sebanyak 10, berapa jumlah rumah tangga per kluster yg dibutuhkan untuk pengambilan sampel tersebut : E a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 PRETEST FIELD LAB UKS NAPZA Pembinaan UKS dapat dilakukan melalui program pokok, yaitu : A a. Health education, health science, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat b. Optimalisasi peran OSIS, PMR, dan Dokter Kecil di sekolah dalam pembinaan UKS Academik Division 2 2

3 c. Program Field Lab, Koas stase IKM, program pendidikan dokter internship d. Penyuluhan kesehatan, skrining kesehatan, kerja sama puskesmas dengan sekolah e. Penyuluhan kesehatan, advokasi, dan bina suasana UKS 2. Upaya pembinaan UKS khususnya di bidang kesehatan jiwa (akibat penggunaan NAPZA) yang didapat dilakukan oleh mahasiswa Field Lab FK UNS adalah : E a. Melakukan penggeledahan kepada siswa SMP/SMA di wilayah kerja Puskesmas b. Melakukan konseling kepada pecandu narkoba c. Pemeriksaan darah pada siswa SMA d. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan urine pada siswa SMP e. Memberikan penyuluhan tentang kenakalan remaja dan pencegahan penyalahgunaan NAPZA kepada siswa SMP/SMA 3. Remaja yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS dapat disebabkan oleh faktor : B a. Kebutuhan gengsi remaja b. Perkembangan emosional yang masih labil, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, dan pengaruh pergaulan c. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi d. Pelayanan kesehatan jiwa yang masih kurang e. Tingginya sikap dan pengetahuan tentang penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS 4. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan masyarakat adalah : C a. Menghambat remaja dalam meraih cita-cita masa depan b. Menurunya status gizi dan kesehatan c. Menyebarnya infeksi HIV/AIDS dan hepatitis d. Meningkatnya kejadian kriminalitas remaja e. Meningkatnya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat 5. Kegiatan UKS dalam pembinaan siswa SMP/SMA korban penyalahgunaan NAPZA yg belum menjadi kecanduan adalah : a. Memberikan sanksi akademik berupa tidak naik kelas b. Memberikan sanksi non-akademik berupa denda perkara c. Mengeluarkan siswa tersebut dari sekolah agar tidak memberi pengaruh buruk pada siswa lainnya d. Memberi bimbingan konseling kepada siswa bermasalah NAPZA e. Melaporkan ke polisi agar ditindaklanjuti sesuai peraturan yg berlaku 6. Pelaksanaan UKS pada tingkat pendidikan sekolah menengah terutama difokuskan kepada : E a. Upaya preventif perilaku kesehatan reproduksi remaja yg baik b. Pencegahan IMS c. Upaya pencegahan abortus yg tak aman d. Pencegahan kehamilan yg tak diinginkan e. Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA 7. Berikut yg termasuk golongan psikotropika : a. Valium, morfin b. Amfetamin, shabu-shabu c. Metamfetamin, valium d. Ekstasi, heroin Academik Division 3 3

4 e. Kodein, amfetamin 8. Berikut yg termasuk golongan narkotika menurut UU RI No. 22/1997 adalah : a. Morfin, heroin, ekstasi b. Heroin, kodein, kokain c. Demerol, ekstasi, metadon d. Shabu-shabu, morfin, kokain e. Ekstasi, shabu-shabu, demerol 9. Komplikasi medis dri pengaruh penyalahgunaan NAPZA dlm waktu cukup lama akan menyebabkan gangguan pada : a. Daya ingat b. Daya konsentrasi c. Gangguan persepsi sehingga menimbulkan halusinasi d. Otak dan susunan saraf pusat e. Pengendalian diri dan emosi 10.Yang termasuk kegiatan pembinaan lingkungan sekolah sehat pada aspek lingkungan psikis : A a. Bimbingan dan konseling terhadap permasalahan peserta didik b. Penyadaran hidup bersih merupakan bagian dari keimanan pada Tuhan c. Penyadaran buang sampah pada tempatnya akan menentramkan hidup d. Menciptakan hubungan yg harmonis antar warga sekolah e. Pembinaan kantin sehat di sekolah Academik Division 4 4

5 SOAL UJIAN FIELD LAB 2009 Bismillahirahmanirahim, Basmalah termasuk pujian dan dzikir yang paling mulia PRETEST PHBS 1. Promosi Kesehatan dalam Pencapaian KIE Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam pembelajaran Field Lab bertujuan untuk : A. Melaksanakan perencanaan manajemen program KIE PHBS B. Melaksanakan monitoring kegiatan program PHBS C. Menjelaskan tentang dasar-dasar KIE PHBS di Indonesia D. Mengevaluasi pelaksanaan program PHBS E. Menggalang kerjasama antar desa menuju PHBS 2. Dalam tatanan PHBS diharapkan dapat memacu peningkatan : A. Berat badan anak Balita setelah sakit B. Pola makan seimbang C. Perilaku sehat di lingkungan sekolah dan rumah tangga D. Perilaku anak di dalam rumah tangga E. Perilaku acuh antar anggota keluarga 3. Dalam penilaian PHBS harus mempertimbangkan ada/tidaknya : A. Orang tua asuh B. Pengasuh anak C. Anak Balita D. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif E. Bayi yang sejak lahir sudah diberi MP- ASI 4. Promosi ASI Eksklusif enam bulan dalam Pencapaian KIE Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bertujuan untuk : A. Melaksanakan dasar-dasar KIE PHBS B. Melaksanakan manajemen Laktasi yang Sehat C. Meningkatkan penggunaan ASI Eksklusif seiring dengan program PHBS D. Mengaktifkan program pemberian ASI enam bulan tanpa program PHBS E. Melaksanakan inisiasi ASI Eksklusif bersamaan dengan program PHBS 5. Dalam tatanan PHBS diharapkan dapat memacu peningkatan : A. Berat badan anak Balita setelah sakit B. Perilaku acuh antar anggota keluarga C. Perilaku anak di dalam rumah tangga D. Pola makan seimbang Academik Division 5 5

6 E. Perilaku sehat di lingkungan sekolah dan rumah tangga 6. Indikator PHBS harus memenuhi persyaratan antara lain : 1. Obyektif 2. Selektif 3. Spesifik 4. Solutif 7. Pada topik PHBS yang dikembangkan oleh Field Lab FK UNS bertujuan melatih mahasiswa agar mampu memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam hal : 1. Program Revitalisasi Puskesmas 2. Program Revitalisasi Posyandu 3. Menggalang kerjasama lintas sektoral di bidang Kesehatan 4. KIE-PHBS 8. Tindakan yang harus dilakukan jika menemui anak didik di sekolah buang sampah sembarangan adalah: 1. memberi penyuluhan PHBS 2. memberi nasehat pola hidup bebas rokok 3. memberi teguran dan contoh buang sampah di tempatnya 4. melakukan KIE hidup bebas rokok 9. Bila ibu tidak memberikan ASI secara Eksklusif, maka ibu tersebut belum melaksanakan PHBS SEBAB Promosi ASI eksklusif juga termasuk topik PHBS dalam pembelajaran Field Lab 10. Seorang Bapak sudah tidak merokok di dalam rumah, artinya Bapak tersebut sudah melaksanakan PHBS SEBAB Bapak tersebut dalam melakukan aktivitas setiap hari berpikir uang rokok akan lebih baik dibelikan makanan bergizi bagi anaknya POSTEST PHBS 1. PHBS di Rumah Tangga yang memiliki Bayi dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan: a. Penimbangan Berat Badan tiap minggu b. Cuci tangan setelah menyusui c. Makan sayur tiap minggu d. Makan buah segar tiap minggu e. Pengembangan ASI eksklusif hingga 6 bulan 2. Promosi ASI Eksklusif enam bulan dalam Pencapaian KIE Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bertujuan untuk : a. Melaksanakan dasar-dasar KIE PHBS Academik Division 6 6

7 b. Melaksanakan manajemen Laktasi sebisanya c. Melaksanakan inisiasi ASI Eksklusif tanpa bimbingan Bidan d. Mengaktifkan program pemberian ASI enam bulan tanpa program PHBS e. Meningkatkan penggunaan ASI Eksklusif seiring dengan program PHBS 3. Upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mencegah penularan penyakit disebut : a. Perilaku Hidup Seimbang di Institusi Kesehatan b. Perilaku Hidup Bersih Sehat di Institusi Kesehatan c. Perilaku Kesehatan Pasien d. Perilaku Hidup Bersih Sehat di Institusi Kesehatan e. Aturan kebersihan di Rumah sakit 4. Gaya hidup sehat dalam tatanan PHBS bertujuan utama untuk : A. Kepedulian antar anggota keluarga dalam pencegahan dan penanggulangan PTM B. Perilaku dalam pencegahan dan penanggulangan Penyakit Tidak Menular C. Memacu kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM) D. Perilaku asuh anak dalam pencegahan dan penanggulangan Penyakit Tidak Menular E. Perilaku sehat di lingkungan sekolah dan rumah tangga 5. Fokus Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular dilakukan dengan cara : A. Meningkatkan atau mengurangi faktor risiko PTM B. Menanyakan riwayat PTM keluarga C. Memberi contoh perilaku makan seimbang pada seluruh keluarga D. Melakukan jejaring pencegahan dan penanggulangan PTM E. Menyapu lingkungan rumah setiap hari 6. Keuntungan bergaya hidup sehat adalah : 1. Merasa tenteram, aman dan nyaman akan terhindar dari PTM 2. Berpenampilan lebih sehat dan ceria 3. Menggunakan air bersih 4. Menikmati kehidupan sosial dilingkungan keluarga (C ) 7. Sasaran strategis KIE PHBS adalah : 5. Meningkatnya perilaku sehat di masyarakat 6. Bertambahnya Revitalisasi Posyandu 7. Meningkatnya kapasitas promosi hidup sehat 8. Meningkatnya kebijakan publik berbasis kesehatan (B) Academik Division 7 7

8 8. Indikator Pencapaian Luaran Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi PHBS adalah: 1. Persentase masyarakat ber PHBS 2. Persentase pos kesehatan 3. Jumlah startegi promosi PHBS 4. melakukan KIE hidup bebas rokok (A) 9. PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. SEBAB PHBS di Rumah Tangga menurut Kemenkes dilakukan untuk mencapai 16 indikator Rumah Tangga ber PHBS (C ) 10. Kebijakan Pencegahan dan penanggulangan PTM ditujukan pada keluarga dengan penyakit yang mempunyai faktor risiko terkena jantung, dan stroke. SEBAB Tujuan Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah untuk memacu kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan PTM untuk meningkatkan kualitas hidup sehat masyarakat yang berada di semua tatanan. (A) PRETEST UKS 1. Fokus pembinaan UKS pada remaja tingkat SMP dan SMA adalah: A. bidang kesehatan masyarakat B. bidang peningkatan prestasi C. bidang kesehatan jiwa D. bidang kebersihan sekolah E. bidang olahraga 2. Contoh NAPZA yang benar adalah: A. Amfetamin B. simvastatin C. dimenhidrinat D. Thiamin E. captopril 3. Pelaksanaan Field Lab UKS ditujukan pada peningkatan kompetensi tambahan untuk learning outcomes berupa : A. Penyuluhan tentang pencegahan rasa takut bahaya NAPZA B. Konseling pada remaja tentang gangguan belajar C. Konseling remaja untuk berprestasi D. Penyuluhan tentang dampak Perilaku Hidup Bebas Academik Division 8 8

9 E. Pendidikan kesehatan remaja 4. Dalam tatanan UKS dapat untuk pendidikan psikiatri remaja oleh: A. Orangtua dan guru B. Puskesmas dan jajaran kesehatan C. Posyandu dan Puskesmas D. Puskesmas dan Polindes E. Mahasiswa Field Lab FK 5. Agar berhasil, pelaksanaan pendidikan psikiatri melalui UKS harus memperhatikan : F. Perkembangan psikologis murid sesuai usia dan tingkat pendidikan G. Kebiasaan penggunaan Internet bagi anak remaja H. Lingkungan keluarga siswa I. Tingkat pendidikan orangtua J. Keterbelakangan/Kemajuan Teknologi Informasi 6. Setiap kompetensi tambahan untuk learning outcomes dari konseling pada remaja bertujuan untuk meningkatkan kemampuan: 5. menganalisis masalah remaja menurut gender 6. menemukan jenis masalah kesehatan remaja 7. menganalisis data kesehatan reproduksi, korban NAPZA, 8. penyuluhan bahaya merokok, NAPZA dan gangguan belajar (E) 7. Pembinaan UKS khususnya di bidang kesehatan jiwa (akibat penggunaan NAPZA: Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif) harus dilakukan pada kalangan : 9. anak remaja SMP dan SMA 10. pemuda dan pemudi di Masjid 11. kelompok Karang Taruna 12. siapapun yang disebut anak (usia 1-18 tahun) (B) 8. Semakin banyaknya remaja perempuan dan anak-anak yang tertular HIV/AIDS disebabkan karena : 5. Ketimpangan gender 6. Ketidakpedulian keluarga terhadap anak perempuan 7. Faktor ekonomi 8. Tingkat stres kehidupan remaja (A) 9. Tidak semua SMP/SMA telah mampu dan berhasil dalam pendidikan kesehatan reproduksi remaja. SEBAB Penyuluhan kesehatan reproduksi dilakukan 2x oleh Puskesmas dirasa belum cukup memadai untuk meningkatkan program UKS. (A) Academik Division 9 9

10 10. Sudah banyak data tentang stres pada remaja yang kasusnya memakan waktu lama untuk pemulihan pada kondisi yang dapat disebut sehat mental SEBAB Stres dapat menjadi penampilan remaja sehari-hari dan dapat menyebabkan gangguan belajar dan selanjutnya terus memuncak menjadi penyakit jiwa (C) POSTEST UKS 1. Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: A. Zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan peningkatan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. B. Zat yang dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain C. Zat yang berkhasiat untuk pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi D. Zat untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin E. Zat yang berkhasiat dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Ganja 2. Yang benar tentang gejala Klinis penyalahgunaan NAPZA adalah: A. Nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, B. Prestasi di sekolah menurun C. Sering mengurung diri D. Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota E. Sering berbohong, minta banyak uang 3. Komplikasi medis dari pengaruh penyalahgunaan NAPZA dalam waktu cukup lama akan menyebabkan gangguan yang berpengaruh pada : A. Daya ingat B. Konsentrasi Academik Division 10 10

11 C. Perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi D. Otak dan susunan saraf pusat E. Pengendalian diri 4. Dampak penyalahgunaan NAPZA hubungannya dengan upaya pembinaan UKS di Lingkungan Sekolah adalah: A. Meningkatnya disiplin siswa B. Meningkatnya motivasi belajar C. Menurunnya tindak kenakalan, D. Meningkatnya kasus siswa membolos dapat diatasi, E. Meningkatnya tawuran pelajar 5. Dampak penyalahgunaan NAPZA hubungannya dengan upaya pembinaan UKS di Lingkungan Masyarakat : A. Pasar gelap pengedar gagal mencari pengguna B. Terbentuknya pasar global C. Pengedar atau bandar tidak menggunakan perantara remaja D. Bandar menggunakan siswa yang telah menjadi ketergantungan E. Menurunnnya kejahatan di masyarakat. 6. Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi : (1) kondisi kejiwaan (2) psikologi seseorang (3) pikiran (4) ketergantungan fisik (E) 7. Sedatif Hipnotik ( BENZODIAZEPIN ) termasuk obat penenang yang digunakan untuk : (1) Pasien yang mengalami kecemasan, (2) Pasien yang mengalami stress (3) Pasien yang mengalami kesulitan tidur (4) Pasien yang mengalami kegalauan (A) 8. Berikut adalah ciri ciri remaja yang mempunyai risiko lebih besar menggunakan NAPZA : (1) Cenderung memberontak dan memiliki gangguan kecemasan (2) Memiliki kemampuan komunikasi yang handal (3) Kurang percaya diri dan mudah kecewa, agresif dan destruktif (4) Memiliki sifat bersahaja (B) 9. Kualitas pembinaan UKS ditentukan oleh faktor internal (guru UKS) yang saling berhubungan dengan faktor eksternal (sarana dan prasarana pendidikan kesehatan) SEBAB Academik Division 11 11

12 Kualitas pembinaan UKS merupakan bagian penting untuk tercapainya keberhasilan pendidikan dan penyadaran kesehatan jasmani dan rohani di lingkungan sekolah (A) 10. Program pokok dari UKS meliputi pendidikan, pelayanan dan pembinaan kesehatan lingkungan sekolah SEBAB Program pokok dari UKS termasuk membina siswa sekolah agar dapat mengerti perilaku hidup bersih dan sehat. (B) SOAL UJIAN FIELD LAB 2010 Bismillahirahmanirahim, Basmalah termasuk pujian dan dzikir yang paling mulia PRE TEST PHBS 1. Indikator program PHBS yang digunakan di Provinsi Jawa Tengah terdiri dari: a. 10 indikator b. 12 indikator c. 14 indikator d. 16 indikator e. 18 indikator 2. metode pengambilan sampel perilaku hidup sehat di tatanan rumah tangga dengan menggunakan : a. survey primer b. rapid survey atau survey cepat c. sampel secara keseluruhan d. random sampling e. survey sekunder 3. persyaratan indikator PHBSyaitu harus memeberikan hasil yang sama, walaupun dipakai orang yang berbeda dan pada waktu yang berbeda disebut : Academik Division 12 12

13 a. sohih b. sensitive c. spesifik d. objektif e. kuantitatif 4. kriteria PHBS dengan jumlah skor 6-10, termasuk kriteria : a. sehat pratama b. sehat madya c. sehat utama d. sehat paripurna e. sehat sekunder 5. promosi ASI ekslusif enam bulan dalam pencapaian KIE PHBS bertujuan untuk : a. melaksanakan dasar-dasar KIE PHBS b. melaksanakan manajemen laktasi yang sehat c. mealkasanakan inisiasi ASI ekslusif bersamaan dengan program PHBS d. mengaktifkan program pemberian ASI enam bulan tanpa program PHBS e. meningkatkan penggunaan ASI ekslusif seiring dengan program PHBS 6. dalam tatanan PHBS diharapkan kompetensi tambahan untuk learning outcomes berupa penyuluhan dan pendampingan untuk memacu peningkatan a. status gizi anak balita setelah sakit b. kepedulian antar anggota keluarga c. perilaku sehat di lingkungan sekolah dan rumah tangga d. pola asuh anak di dalam rumah tangga e. pola makan seimbang 7. visi Indonesia sehat 2010 memiliki tujuan khusus yaitu : a. lingkungan bahagia b. rumah tangga nyaman c. perilaku sopan santun d. membersihkan lingkungan dari penyakit e. pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata 8. promosi kesehatan untuk mencapai KIE PHBS bertujuan untuk : a. membuat lingkungan puskesmas bersih dan sehat b. menjelaskan tentang dasar-dasar KIE PHBS di Indonesia c. memberikan penyuluhan kepada masyarakat d. menjalankan kerja bakti di tiap masyarakat e. membuat perilaku masyarakat bersih 9. tersedianya air bersih dan jamban yang sehat termasuk jenis indikator : a. indikator input b. indikator proses c. indikator output d. indikator nasional Academik Division 13 13

14 e. indikator loka spesifik 10. untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan memberikan hasil positif seperti yang diaharapkan maka perlu dilakukan pemantauan dengan periode : a. setiap hari b. setiap 1 minggu c. setiap 2 minggu d. setiap 3 minggu e. setiap 1 bulan POSTEST PHBS 1. Perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagi hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri sehingga mandiri di bidang gizi dan kesehatan masyarakatnya disebut? a. Perilaku Hidup Sehat b. Pola Makan Sehat c. Perilaku Hidup Bersih Sehat d. Perilaku Hidup Sejahtera e. Pola Hidup Penuh Harapan 2. Dalam tatanan PHBS diharapkan dapat memacu peningkatan : a. Berat badan anak Balita setelah sakit b. Perilaku sanitasi gizi antar anggota keluarga c. Perilaku anak di dalam rumah tangga d. Pola makan seimbang e. Perilaku sehat di lingkungan sekolah dan rumah tangga 3. Suksesnya tatanan PHBS seseorang, maka yang harus dilakukan adalah : a. Merancang manajemen perilkau sehat b. Memberi contoh tata kelola pola hidup sehat keluarga c. Membuat bak sampah keluarga d. Menanyakan riwayat penyakit keluarga e. Membuatkan lingkungan MCK 4. Penilaian PHBS pada rumah tangga dengan anak Balita memiliki focus pada : a. Pelaksanaan ASI Ekslusif 4 bulan b. Pelaksanaan ASI Ekslusif 6 bulan c. Managemen Bayi yang sejak lahir sudah diberi MP-ASI d. Pola asuh Balita sakit e. Managemen Balita sakit 5. Promosi Kesehatan dalam pencapaian KIE PHBS untuk Field Lab bertujuan untuk : a. Menjelaskan tentang dasar-dasar KIE PHBS di Indonesia b. Melaksanakan monitoring kegiatan program PHBS c. Mengevaluasi pelaksanaan program PHBS d. Melaksanakan perencanaan manajemen program KIE PHBS e. Menggalang kerjasama antar desa menuju PHBS Academik Division 14 14

15 6. Setiap Syarat Kecakapan Khusus (SKK) memiliki syarat PHBS sesuai tatanannya. Contoh pada SKK PHBS di rumah tangga, syarat utama rumah tangga ber-phbs diantaranya adalah : a. Persalinan ditolong oleh dukun terlatih b. Memberi bayi ASI ekslusif 4 bulan c. Menimbang balita setiap bulan d. Menggunakan air sumur untuk minum e. Mengukur status gizi 7. Pemberdayaan dari, oleh dan untuk keluarga dan masyarakat agar ber-phbs bertujuan untuk : a. Revitalisasi Puskesmas b. Revitalisasi Posyandu c. Revitalisasi PKK d. Menggalang kerjasama lintas sektoral e. KIE-PHBS 8. Tindakan yang harus dilakukan jika menemui anak didik sekolah dasar buang sampah sembarangan adalah : a. Memberi sangsi akademik b. Memberi nasehat pola hidup bersih c. Memberi teguran dan contoh buang sampah di tempatnya d. KIE Puskesmas bebas rokok e. KIE Sekolah bebas sampah 9. Bila ibu menyusui tidak memberikan ASI secara ekslusif enam bulan, maka ibu tersebut dikatakan : a. Belum memiliki Syarat Kecakapan Khusus (SKK) b. Telah memiliki syarat PHBS sesuai tatanannya c. Ibu yang tidak memahami ASI ekslusif dengan benar d. Ibu belum ber-phbs e. Ibu sadar gizi 10. Dalam penilaian PHBS ada dua macam rumah tangga, yaitu rumah tangga : a. Dengan Balita dan tanpa Balita b. Dengan bayi 0-12 bulan c. Dengan bayi yang diasuh nenek tidak berpendidikan d. Dengan bayi yang sejak lahir sudah diberi MP-ASI e. Dengan balita diasuh ibunya sendiri yang berpendidikan tinggi PRETEST NAPZA UKS 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dititikberatkan pada upaya a. Preventif anak dan remaja b. Promotif anak dan remaja c. Preventif dan promotif siswa d. Preventif dan kuratif anak dan remaja e. Preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitative 2. Pelaksanaan UKS pada tingkat pendidikan menengah lebih difokuskan pada upaya preventif perilaku berisiko seperti : a. Kehamilan Academik Division 15 15

16 b. Abortus c. Penyakit infeksi d. Kesehatan reproduksi remaja e. Gangguan belajar 3. Menurut Azrimaidaliza dkk. (2009) pembinaan UKS meliputi ketiga program pokok yaitu ; a. Pendidikan kesehatan siswa b. Pelayanan konseling siswa c. Pembinaan sekolah bersih d. Pelayanan konseling dan kesehatan siswa e. Pelayanan konseling dan pembinaan sekolah bersih 4. Pernyataan yang paling benar tentang UKS adalah : a. Pendidikan kesehatan di sekolah daoat dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler dan penyuluhan dari petugas kesehatan b. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat berupa bimbingan konseling c. Pendidikan kesehatan anak sekolah yang merupakan kegiatan OSIS d. Kegiatan skrining kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas e. Pembinaan UKS pada tingkat SMP dan SMA difokuskan pada kesehatan social 5. Semakin banyaknya remaja perempuan dan anak-anak yang tertular HIV/AIDS disebabkan karena : a. Ketimpangan gender b. Faktor pendidikan c. Faktor ekonomi d. Ketidakadilan gender dan pendidikan yang rendah e. Kemiskinan, ketidakadilan gender dan pendidikan yang rendah 6. Penyalahgunaan NAPZA sering dilakukan remaja karena karakteristik remaja : a. Lebih senang menghabiskan waktu di luar rumah b. Secara psikis suka mencoba hal-hal baru c. Mudah terpengaruh oleh pergaulan bebas d. Mencoba beraktualisasi diri e. Mengabaikan risiko yang dapat ditimbulkan NAPZA 7. Kementerian yang mengeluarkan SKB pengukuhan pelaksanaan UKS dan anti NAPZA dan mendapat dukungan LSM adalah : a. Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negri, MEnteri Hukum dan HAM b. Menteri Hukum dan HAM, Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Sosial c. Menteri Pendidikan, Meneteri Kesehatan, Menteri Agama, Menteri Sosial d. Meneteri Sosial, Menteri Pendidikan, Meneteri Kesehatan, Meneteri Negara dan Olahraga Academik Division 16 16

17 e. Meneteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan, Menteri KEsehatan, Menteri Agama 8. Komplikasi medis dari pengaruh penyalahgunaan NAPZA dalam waktu cukuplama akan menyebabkan gangguan yang berpengaruh pada : a. Daya ingat b. Konsentrasi c. Persepsi sehingga menimbulkan halusinasi d. Otak dan susunan saraf pusat e. Engendalian diri 9. Dalam tatanan UKS yang bertujuan untuk mencegah NAPZA masuk sekolah adalah a. Pendidikan Kesehatan di Posyandu dan PKK b. Pendidikan Kesehatan Anak Sekolah dan Gangguan Belajar c. Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas d. Pendidikan Dokter UKS e. Sosialisasi Pos Obat Sekolah 10. Gejala klinis penyalahgunaan NAPZA dapat berupa : a. Sesak nafas, denyut jantung dan nadi lambat b. Prestasi di sekolah menurun c. Berat badan turun sampai 50% dalam satu minggu d. Berkeringat dingin e. Demam di malam hari POSTEST NAPZA UKS 1. Penyuluhan kesehatan dari petugas Puskesmas merupakan salah satu program pokok pembinaan UKS, yaitu : a. Health care b. Health service c. Health community d. Health education e. Health counseling 2. Yang harus mahasiswa field lab laksanakan dalam pembinaan UKS topic NAPZA adalah : a. Penyuluhan promotif dan preventif terhadap penyalahgunaan Napza b. Penyuluhan remaja menghadapi trauma c. Upaya perilaku sehat keluarga d. Upaya mencegah stress remaja e. Pendidikan UKS tumbuh kembang anak SD 3. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari indikator ; a. Participant School Children Index b. Indeks Millenium Development Goals (MDG) c. Human Development Index (HDI) d. Indeks kesehatan anak sekolah e. Kesejahteraan anak usia sekolah Academik Division 17 17

18 4. Pelaksaan UKS : NAPZA dititik beratkan pada upaya : a. Bebas dari rasa takut bahaya NAPZA b. Kawasan sekolah aman untuk berprestasi c. Promosi dan pencegahan NAPZA di sekolah d. Promosi perilaku hidup bebas NAPZA e. Pendidkan bebas narkotik 5. Tugas pokok UKS dalam cakupan NAPZA sudah menjadi TUPOKSI : a. PKK dan Kepolisian b. Puskesmas dan jajaran kesehatan c. Puskesmas dan Kepolisian d. Puskesmas dan Polindes e. Kepolisian Kecamatan 6. Agar berhasil, pelaksanaan pembinaan UKS NAPZA harus memperhatikan : a. Pertumbuhan anak didik b. Perkembangan psikologik anak didik c. Perkembangan dunia internet bagi anak didik d. Pergaualn anak didik e. Perkembangan fisik dan psikologis murid sesuai dengan tingkat pendidikan 7. Setiap tingkatan pendidikan yang seiring dengan pembinaan UKS NAPZA memiliki kemampuan utama dalam : a. Pembinaan mental remaja untuk bebas stress b. Pendidikan masalah kesehatan remaja putri c. Pembinaan perilaku hidup sehat d. Pembebasan anak dari ancaman NAPZA e. Pembelajran kesehatan jiwa 8. Pembinaan UKS khususnya di bidang kesehatan jiwa (akibat penggunaan NAPZA) bertujuan untuk : a. Promosi kesehatan siswa SMP dan SMA b. Penyuluhan kesehatan usia dini c. Peningkatan kesadaran NAPZA d. Pengobatan penyalahgunaan NAPZA e. Pembinaan anak korban NAPZA 9. Penyebab utama remaja SMA mengalami stress dan putus asa dikarenakan a. Ketidakpedulian keluarga b. Factor social budaya c. Mahalnya pendidikan tinggi d. Tuntutan berprestasi e. Maraknya internet 10. Belum semua Puskesmas memiliki program UKS NAPZA disebabkan karena : a. Tingkat stress remaja di kota dan desa berbeda b. Belum ada program kerjasama antar UKS pada jenjang pendidikan c. Masalah NAPZA masih dianggap tabu Academik Division 18 18

19 d. Masalah NAPZA menyangkut hukum pidana e. Masalah NAOZA urusan kepolisian Academik Division 19 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting karena proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia (Reksoprodjo,

Lebih terperinci

III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN. Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :

III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN. Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor : III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan

Lebih terperinci

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH Latar Belakang Kehamilan merupakan st proses luar biasa, dimana ibu bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,

Lebih terperinci

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG PEMENUHAN HAK KESEHATAN REPRODUKSI DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 1. Defenisi Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot project di Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada umumnya, disebabkan tiga faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT 1. Pendahuluan Dalam rangka mengoptimalkan fungsi Pusat Kesehatan Masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan

Lebih terperinci

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA Gambar 7.1, terdiri dari rokok, minuman keras dan obat-obatan yang semuanya tergolong pada zat adiktif dan psikotropika Gambar 7.1: Zat adiktif dan psikotropika 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kesehatan sedunia World Health Oganization (WHO) tahun 1948 dan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kesehatan sedunia World Health Oganization (WHO) tahun 1948 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia yang sangat fundamental bagi setiap penduduk. Selain sebagai hak asasi, kesehatan juga merupakan investasi, untuk itu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2007 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN RW SIAGA KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS

Lebih terperinci

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR Saat ini Kota Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia yang turut menghadapi masalah kesehatan triple burden, yaitu masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 2.1.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960 tentang pasal-pasal

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyalahgunaan obat seperti narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya merupakan masalah yang sangat kompleks dan memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan NAPZA merupakan salah satu ancaman yang cepat atau lambat dapat menghancurkan generasi muda. Negara Indonesia merupakan negara yang tidak lepas dari

Lebih terperinci

2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2

2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rehabilitasi Medis. Penyalahgunaan Narkotika. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2415/MENKES/PER/XII/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN 5.1 Sejarah Perkembangan Promosi Kesehatan Pada jaman awal kemerdekaan, upaya untuk mempromosikan produk atau jasa (jaman kemerdekaan istilahnya propaganda) di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu

Lebih terperinci

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan dapat dipelajari. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap rangsangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES. Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) Brebes 52212

KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES. Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) Brebes 52212 KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) 371523 Brebes 52212 PEMERINTAH KABUPATEN BREBES DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BREBES Jl. Tritura

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1. Pengertian Promosi Kesehatan Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016 A. Daftar Pertanyaan untuk Kepala Puskesmas Teladan I. Data Umum 1. Nama : 2. Pendidikan

Lebih terperinci

B. Kegiatan Ceramah tentang Narkoba Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta Media & Alat

B. Kegiatan Ceramah tentang Narkoba Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta Media & Alat Lampiran 1 Judul : PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NARKOBA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DI SMU NEGRI5 PEMATANG SIANTAR TAHUN 2013 Topik : Pendidikan Kesehatan Tentang Narkoba Waktu : 90

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Oleh : Agus Samsudrajat S, SKM Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius). Beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 pasal 46 dan 47 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 I. INFORMASI WAWANCARA 1. Nomor Urut Responden... 2. Nama Responden...

Lebih terperinci

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

Upaya penerapan PHBS di Sekolah

Upaya penerapan PHBS di Sekolah BAB I PENDAHULUAN Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Kesehatan

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKB dan PP)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKB dan PP) IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKB dan PP) 1. Profil BKKB dan PP Kota Bandar Lampung Upaya pemerintah dalam hal mengendalikan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia 14 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi ini semakin banyak masalah yang dihadapi oleh negara, baik negara maju maupun negara berkembang, tak terkecuali dengan negara kita. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif, Gangguan Belajar)

Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif, Gangguan Belajar) MODUL FIELD LAB EDISI REVISI I Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif, Gangguan Belajar) Disusun oleh : Dr. Diffah Hanim,Dra. MSi TIM PENYUSUN FIELDLAB FIELD LAB FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program kesehatan reproduksi remaja diintegrasikan dalam program kesehatan remaja di Indonesia, sejak tahun 2003. Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Program Indonesia Sehat tahun 2015 yang dicanangkan oleh pemerintah mendorong seluruh penduduk Indonesia untuk memiliki status kesehatan yang berkualitas secara sosial

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN JALAN PULAU MOYO NO 63A PEDUNGAN

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN JALAN PULAU MOYO NO 63A PEDUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN JALAN PULAU MOYO NO 63A PEDUNGAN NO TELP. (0361) 722475 EMAIL :puskesmasivdensel@gmail.com KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM

Lebih terperinci

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) PERAN ORGANISASI PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT Dalam Program GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) Disampaikan Oleh FILOSOFI DAN KONSEP DASAR FAKTA PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN FAKTOR PERILAKU

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN TEORITIS

II. TINJAUAN TEORITIS II. TINJAUAN TEORITIS 2.1 Promosi Kesehatan (Health Promotion) Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok dan masyarakat (Blum, dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Narkoba Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Adapun istilah lainnya yaitu Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif

Lebih terperinci

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS BAMBANG PRIHUTOMO, SKM., MPH. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Bidang Kemitraan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id

Lebih terperinci

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Korban dari penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) atau yang biasa dikenal sebagai NARKOBA (Narkotika dan Obat berbahaya)

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan No.1942, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Standar Pelayanan Rehabilitasi. PERATURAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN REHABILTASI BAGI

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba, kekhawatiran

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak dasar manusia yang merupakan karunia Tuhan yang sangat tinggi nilainya. Karena dengan sehat kita dapat melakukan aktivitas setiap hari. Hidup

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA Elisa Putri D. Siahaan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen

Lebih terperinci

SERIBU HARI UNTUK NEGERI

SERIBU HARI UNTUK NEGERI SERIBU HARI UNTUK NEGERI (DRAFT) PANDUAN GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI MENUJU MANUSIA INDONESIA PRIMA I. LATAR BELAKANG Sesungguhnya aset paling berharga milik bangsa Indonesia adalah sumber daya manusia

Lebih terperinci

PEMBINAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 22 PADANG TAHUN 2009

PEMBINAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 22 PADANG TAHUN 2009 PEMBINAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 22 PADANG TAHUN 2009 oleh : Azrimaidaliza, Nizwardi Azkha, Defriman Djafri, Masrizal Dt. Mangguang Fak. Kedokteran Universitas Andalas Abstrak Masalah kesehatan

Lebih terperinci

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI Pasal 28H Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

Lebih terperinci

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT DESA CIGELAM GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT 6 5 4 3 2 1 59,77 4,22 Puskesmas TenKes dan RS Tradisional Berobat sendiri Dari grafik diatas terlihat sebagian besar masyarakat memilih

Lebih terperinci

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Fakultas Olahraga dan Kean, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Email

Lebih terperinci

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA - 274 - L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi 1. Kebijakan dan Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG LATAR BELAKANG Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi, juga merupakan karunia Tuhan, oleh karenanya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA Pelaksanaan Usaha... (Ridho Nugroho) 1 PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA IMPLEMENTATION OF HEALTH BUSINESS SCHOOL IN THE STATE HIGH SCHOOL SE- YOGYAKARTA

Lebih terperinci

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA - 358 - L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi 1. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN dan Puslitkes UI pada 10 kota besar di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG s (Millennium Development Goals) mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu ditujukan untuk mengidentifikasi sejauh mana kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan kelompok yang unik dengan kebutuhan yang khas, yaitu kebutuhan untuk mengenal identitas/ jati dirinya. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan tentang perlunya melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (www.datastatistik-indonesia.com)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (www.datastatistik-indonesia.com) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan tumpuan bagi masa depan bangsa. Mereka merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah delapan tujuan pembangunan sebagai respons atas permasalahan global yang akan dicapai pada 2015. Delapan tujuan tersebut antara

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DI PROVINSI

Lebih terperinci

MANFAAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA (MANTAN) PECANDU TERHADAP KONDISI PSIKIS

MANFAAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA (MANTAN) PECANDU TERHADAP KONDISI PSIKIS MANFAAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA TERHADAP KONDISI PSIKIS (MANTAN) PECANDU Tri Wahyu Blok Elektif: Drug Abuse Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Jakarta 2010 Latar belakang Narkoba (NAPZA)

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id Bahaya

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci