BAB III ANALISIS. b. Bangunan dengan bentuk arsitektur yang unik dan menarik, namun tetap efisien biaya dalam pembangunan dan pemeliharaannya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS. b. Bangunan dengan bentuk arsitektur yang unik dan menarik, namun tetap efisien biaya dalam pembangunan dan pemeliharaannya."

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS III.1. Masalah Perancangan Berdasarkan analisis dan perbandingan antara konsep kasus tugas akhir yang diajukan dengan kasus yang konkret, maka muncul kesimpulan permasalahan perancangan yang terjadi pada kasus stasiun tv. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah : a. Programming ruang yang kompleks. Pada perusahaan stasiun tv nasional, jumlah bagian atau department yang terdapat di dalamnya cukup banyak dan kompleks, sehingga memerlukan pengaturan ruang yang kompleks pula. Terlebih lagi, terdapat beberapa ruang yang memerlukan spesifikasi dan syarat-syarat khusus ; seperti studio, r kaset, control room. b. Bangunan dengan bentuk arsitektur yang unik dan menarik, namun tetap efisien biaya dalam pembangunan dan pemeliharaannya. Bangunan yang efisien biaya seringkali dicitrakan sebagai suatu bangunan dengan desain bentuk yang modular, monoton, tidak dinamis, dan tidak memiliki unsur - unsur arsitektur yang kaya. Untuk tetap menjadikan bangunan stasiun tv ini unik namun efisien biaya ; maka perlu digunakan modul struktur yang efisien, material lokal yang murah dan tahan lama dan konfigurasi massa yang kompak. c. Bangunan menampilkan citra yang unik namun bersahaja. Bangunan stasiun tv ini harus dapat merepresentasikan karakter stasiun tv yang menempati bangunan ini secara jelas namun tidak berlebihan, sehingga dapat menimbulkan simpati dan rasa kepemilikan dari masyarakat. Tantangan pada perancangan bangunan stasiun tv ini adalah bagaimana menterjemahkan atau mentransformasi karakter stasiun tv ini menjadi bentukan-bentukan desain yang representatif dan 34

2 sesuai dengan karakter stasiun tv tersebut namun akrab dan menyatu dengan masyarakat Indonesia. d. Pemintakatan publik privat Dalam sebuah bangunan stasiun tv, terdapat kegiatan-kegiatan hanya dilakukan oleh karyawan perusahaan tv, dan ada juga yang melibatkan tidak hanya karyawan perusahaan tv tersebut saja. Pihak-pihak lain ;. seperti artis, tokoh politik, pejabat, masyarakat, dan pengisi acara lainnya ; juga ikut terlibat dalam kegiatan di dalam bangunan stasiun tv, terutama untuk kegiatan perekaman gambar atau taping. Dalam kasus tugas akhir bangunan stasiun tv, terdapat taman yang diperuntukkan untuk kegiatan publik. Untuk menjaga kelancaran proses kegiatan stasiun tv, terutama yang tidak boleh diketahui publik, maka diperlukan pemintakatan yang optimal sehingga setiap pengguna bangunan dapat merasa nyaman dan kegiatan-kegiatan di dalam bangunan stasiun tv berjalan dengan lancar. III.2. Analisis Tapak Lokasi Tapak terletak di Jl. Gerbang Pemuda, Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat. Berdasarkan RTRW DKI Jakarta tahun 2010, peruntukkan lahan bagi lokasi tapak adalah bangunan umum berkepadatan rendah, sedangkan berdasarkan peta arahan rencana pemanfaatan ruang Jakarta Pusat RTRW DKI Jakarta 2010, peruntukkan lahan secara spesifik adalah untuk RRI/TVRI dan Taman Ria Senayan. Peraturanbangunan yang dipakai sebagai acuan perancangan adalah : KDB maksimum : 40% = 7824m 2 KLB maksimum : 3 = m 2 Ketinggian bangunan maksimal : 16 lantai GSB depan : 15 meter 1. Analisis Pemanfaatan Lahan Lahan terletak di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat. Kawasan Gelora Bung Karno adalah kawasan ruang publik kota yang telah ada sejak tahun 1962, sehingga kawasan ini menjadi kawasan yang signifikan di dalam tata ruang kota DKI Jakarta. Dalam peraturan daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 6 35

3 tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, misi pengembangan tata ruang Kotamadya Jakarta Pusat adalah: a.mewujudkan pusat kota jasa terpadu dengan mendorong pembangunan fisik secara vertikal dan terkendali; b.meningkatkan Jakarta Pusat sebagai pusat pemerintahan, peran, perdagangan dan jasa. Sedangkan, kawasan Senayan ditetapkan sebagai kawasan pusat olahraga dan Taman Ria Senayan ditetapkan sebagai daerah dengan kegiatan khusus. Tipologi fungsi bangunan di sekitar lahan adalah adalah lapangan olahraga indoor dan outdoor, hotel, stadion olahraga, apartemen, convention hall dan. Tinggi bangunan yang paling tinggi adalah Hotel Mulia Senayan dengan ketinggian kurang lebih 30 lantai, sedangkan yang paling rendah adalah kelurahan Gelora sebesar 2 lantai. Luas daerah perancangan sebesar m 2. Batas lahan perancangan yang membatasi : Sebelah Utara : halaman gedung MPR/DPR RI Sebelah Timur : Taman Ria Senayan Sebelah Selatan :Jalan Gerbang Pemuda dan komplek olahraga Gelora Bung Karno Sebelah Barat : Kantor Pusat TVRI Berdasarkan peraturan terkait tapak dan tipologi fungsi bangunan di sekitar tapak, maka pemanfaatan lahan yang tepat bagi tapak tersebut adalah peran yang mendukung fungsi publik 2. Analisis Konteks Lingkungan : Peruntukkan area sekitar lahan Lahan dikelilingi oleh area peran, r. publik komersil, dan r. terbuka hijau. Area sekitar lahan mayoritas berupa ruang terbuka hijau publik. Oleh karena itu, diperlukan ruang terbuka hijau di dalam lahan proyek 36

4 untuk mengintegrasikan kondisi dalam lahan dengan konteks lingkungan. Wajah Jalan Gerbang Pemuda Dari analisis wajah jalan (atas) dan analisis bangunan di sekitar lahan (bawah), terlihat bahwa keterkaitan konteks bangunan satu dengan yang lainnya tidak terlalu kuat. Walaupun bentuk bangunan yang satu dengan lainnya tidak memiliki keterkaitan ekplisit, namun tidak mengganggu persepsi visual, karena jarak diantaranya yang berjauhan. Integrasi visual antara satu lahan dengan lainnya 37

5 dibentuk oleh deretan pohon dengan ketinggian yang sama sehingga membentuk skala manusia yang kuat. Selain itu, khususnya dengan bangunan TVRI Pusat dan Taman Ria Senayan yang mengapit lahan, integrasi visual terbentuk karena kesamaan setback, yaitu 30m. Kesamaan setback ini menimbulkan persepsi visual bahwa tiap bangunan memiliki hierarki yang sama pentingnya. Bangunan di sekitar lahan, di dalam kawasan Gelora Bung Karno 3. Analisis Jalan Jalan umum yang berbatasan dengan lahan hanya satu, yaitu Jl. Gerbang Pemuda. Jalan gerbang Pemuda menghubungkan Jl. Asia 38

6 Afrika dengan Jl. Gatot Subroto dan fly over Taman Ria. Beberapa karakteristik Jalan Gerbang Pemuda adalah : a. Jalan 2 jalur, masing-masing 3 lajur cepat. Di antara 2 jalur dipisahkan oleh median dengan lebar kurang lebih 3m. b. Tidak ada jalur lambat c. Debit kendaraan tinggi, tapi karena ukuran jalan yang sangat lebar, maka jarang terjadi kemacetan. Kemacetan biasanya terjadi di depan pintu 7 Senayan, saat sedang dilaksanakannya pameran bertaraf nasional maupun internasional di Jakarta Convention Center. d. Jalan ini dilewati moda transportasi umum berupa kopaja dan metromini (bus kecil). Lahan nantinya akan dekat dengan jalur monorail apabila jalur tersebut sudah selesai dibangun di Jl. Asia Afrika. 4. Analisis Vegetasi Konteks lingkungan cukup hijau ; ada jalur hijau (median) dengan lebar kurang lebih 3m. Jalur pedestrian lebar kurang lebih 1.5m, diteduhi oleh pepohonan dengan lebar tajuk kira-kira 8 10m, tinggi kira- kira 8-12m. 5. Analisis Polusi Udara dan Suara Analisis Polusi Suara Analisis Polusi Udara Polusi udara dan suara dari site ini tidak terlalu menggaanggu, karena area site ini dikelilingi banyak buffer vegetasi. 39

7 6. Analisis Drainase Air mengalir masuk ke dalam site menuju ke danau yang terletak di dalam site. Analisis drainase 7. Analisis View View ke dalam site cukup baik karena di dalam site terdapat danau dan hutan kecil yang dipenuhi vegetasi. 40

8 8. Analisis Pemintakatan Lahan Ruang publik harus ditempatkan pada bagian site yang berhadapan langsung dengan Jl. Gerbang Pemuda dan danau Taman Ria Senayan ; sedangkan bagian privat diletakkan di bagian dalam karena keamanan lebih terjaga, dan tidak terkena polusi suara. III.3 Analisis Fungsi i. Analisis Hierarki Fungsi Pada dasarnya, terdapat 3 aktivitas dominan yang dilaksanakan dalam perusahaan Stasiun Televisi TPI, yang membentuk 3 fungsi dominan. Aktivitas tersebut adalah : a. Aktivitas Kantor, membentuk fungsi b. Aktivitas Produksi program penyiaran, membentuk fungsi produksi c. Aktivitas Publik, membentuk fungsi publik Hierarki dari ketiga fungsi di atas ditentukan oleh besar kecilnya pengaruh fungsi tersebut terhadap keberlangsungan perusahaan. Keberlangsungan perusahaan pada dasarnya tergantung pada besar kecilnya pemasukan iklan dan sponsor dari investor dan stakeholders. Kegiatan perusahaan masih tetap dapat berlangsung walaupun tidak ada fungsi produksi maupun fungsi publik. Fungsi produksi terutama dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi program acara secara in house. Tanpa produksi in house, stasiun televisi tetap masih mengudara, dengan menyiarkan program acara yang dibeli dari production house atau pihak lain. Meskipun demikian, produksi in house merupakan kegiatan yang tidak bisa dieliminasi 100% dari kegiatan perusahaan. Produksi in house merupakan usaha perusahaan untuk menekan biaya akibat pembelian program acara yang tergolong mahal. Berdasarkan Majalah Cakram edisi 12/06, Perusahaan stasiun televisi nasional swasta Indonesia idealnya melakukan produksi in house sebanyak 80% untuk menekan biaya operasional perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan, kegiatan produksi in house merupakan kegiatan vital yang pasti dilakukan dalam peusahaan televisi. 41

9 Fasilitas Publik merupakan fasilitas yang bertujuan untuk meningkatkan rasa kepemilikan dan partisipasi aktif langsung masyarakat terhadap stasiun televisi. Usaha memperoleh rasa kepemilikan dan partisipasi aktif masyarakat yang utama dilakukan melalui penayangan program-program acara yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Tanpa adanya fasilitas publik, perusahaan masih dapat bertahan. Berdasarkan analisis di atas, maka muncul hirarki fungsi sebagai berikut : 1. Fungsi 2. Fungsi produksi 3. Fungsi publik ii.analisis Karakter Pengguna Bangunan Karakter karyawan di perusahaan PTCTPI beragam. Keragaman yang ada sedikit banyak ditentukan dari deskripsi kerja yang harus dikerjakan. 3. Analisis Karakter Karyawan Perusahaan a. Dewan Direksi Berpikiran terbuka Berjiwa kepemimpinan kepada bawahannya Mobilitas tinggi dalam keseharian b. Karyawan pada Divisi Programming Teliti dalam bekerja Perfeksionis dan tekun Whole-perpective mind Kreatif dan peka terhadap lingkungan c. Karyawan pada Divisi Production dan News Kreatif dan berpikiran terbuka Mobilitas tinggi Peka terhadap lingkungan dan aktual Memiliki jiwa seni yang ekspresif dan jeli Mudah beradaptasi terhadap lingkungan yang kreatif d. Karyawan pada Divisi Technology Memiliki ketekunan pada kondisi kerja rutin dan tidak dinamis Memiliki ketrampilan operasional komputer dan peralatan digital 42

10 Memiliki rasa tanggung jawab penuh terhadap peralatan dan standar operasional bekerja e. Karyawan pada Divisi Sales & Marketing Kreatif dan berpikiran terbuka Peka terhadap lingkungan dan aktual Cekatan dan persuasif dalam berkomunikasi Melakukan pekerjaan dengan mobilitas yang tinggi f. Karyawan pada Divisi HRD & General Service Peka dan kritis terhadap lingkungan sekitar Kestabilan emosi yang terjaga 2. Analisis Karakter Klien a. Karakter Artis dan Narasumber Cenderung meminta perlakuan khusus si tempat mereka berada Tidak menetap dalam waktu yang panjang Merupakan aset pekerjaan yang vital dan mengundang perhatian b. Karakter Pendukung Acara / Pekerja Teknis Studio Kreatif Tidak menetap dalam waktu yang lama Dalam bekerja menggunakan peralatan portabel c. Karakter Pemasang Iklan Mengunjungi Stasiun Televisi dalam rangka tujuan kerja Tidak banyak interaksi yang dilakukan Individual 3. Analisis pengguna umum a. Karakter Audiens Acara Komunal Taat pada arahan Tidak tinggal dalam waktu yang lama b. Karakter Pengguna Umum Cenderung mengunjungi fasilitas umum yang ada seperti ruang audiovisual, r. kelas, perpustakaan umum, galeri, plaza Biasanya membawa anak kecil. 43

11 Motivasi utama untuk datang adalah untuk rekreasi, terutama bagi anak-anak Golongan masyarakat menengah ke bawah iii. Analisis Program Ruang Karakter ruang yang terdapat dalam bangunan stasiun televisi sangat beragam, karena aktivitas yang dilakukan di dalamnya beragam pula. Untuk mempermudah pengorganisasiannya, maka ruang perlu dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristiknya. 1. Analisis Tingkat Privasi Ruang Penggolongan tingkat privasi ruang didasarkan pada faktor aktivitas yang dilakukan di dalamnya, dan jenis pengguna yang terlibat di dalam ruang. Kriteria pengelompokkan adalah sebagai berikut : a. Kelompok Ruang Publik Ruang ruang yang terdapat di dalam kelompok ini adalah ruang yang di dalamnya dilangsungkan kegiatan yang diperuntukkan bagi publik, tidak bersifat rahasia, dan dapat melibatkan seluruh penguna bangunan. Tidak diperlukan pemeriksaan keamanan terlebih dahulu untuk memasuki ruang tersebut. b. Kelompok Ruang Semi Publik Ruang-ruang yang terdapat di dalam kelompok ini adalah ruang yang di dalamnya dilangsungkan kegiatan yang melibatkan publik dengan tujuan khusus. Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan yang bersifat spesifik, melibatkan peraturan tertentu. c. Kelompok Ruang Privat Ruang ruang yang terdapat di dalam kelompok ini adalah ruang yang di dalamnya dilangsungkan kegiatan administrasi dan manajerial khas perusahaan yang dilakukan oleh karyawan, tanpa kepentingan yang signifikan untuk berinteraksi dengan kalangan non karyawan. d. Kelompok Ruang Sangat Privat Ruang-ruang yang terdapat di dalam kelompok ini adalah ruang yang di dalamnya dilangsungkan kegiatan spesifik yang hanya dapat dilakukan oleh karyawan yang berwenang. Kegiatan ini sangat vital bagi keberlangsungan perusahaan stasiun televisi. 44

12 Berdasarkan kriteria di atas, maka ruang-ruang yang ada dalam program ruang dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat privasinya sebagai berikut : Kelompok Ruang Publik 1. Semua ruang yang tergolong dalam kelompok ruang publik dan rekreasi 2. Lobi Utama 3. Lobi basement 4. Lobi basement publik 4. Lobi studi Kelompok Ruang Semi Publik 1.Ruang Press Conference 2.Studio 1 dan 2 3.Lobi artis 4.ruang tamu 5.lobi lift Kelompok Ruang Privat 1. Semua ruang yang tergolong kelompok administrasi, manajemen dan penunjang 2. Semua ruang yang tergolong kelompok ruang produksi, operasional, dan teknis penunjangnya ; kecuali ruang subcontrol studio, master control, ruang lighting, ruang dimmer, ruang editing, ruang dubbing, ruang penyimpanan kamera, dan ruang library kaset 3. Semua ruang yang termasuk kelompok ruang penunjang teknis umum, kecuali lobi basement dan lobi basement publik 4. Klinik dan koperasi karyawan 5. nursery room Kelompok Ruang Sangat Privat 1. Ruang subcontrol dan master control 2. Ruang editing 3. Ruang lighting 4. Ruang dimmer 5. Ruang penyimpanan kamera 6.Ruang library kaset 2. Analisis Jam Kerja Kegiatan yang dilaksanakan di dalam perusahaan mempunyai rentang waktu kerja yang bervariasi. Berdasarkan jam kerja, ruang dapat dikelompokkan sebagai berikut : Jam Kerja Kantor Jam Kerja Kantor plus* 24 jam 1. Seluruh ruang di dalam 1. area kerja divisi production 1. Master control room kelompok fungsi administrasi, manajemen dan pendukungnya ; kecuali area kerja divisi news, production dan technology 2. seluruh fasilitas publik, kecuali 2. studio 1, 2, 3, 4 dan ruang 2. ruang security studio 1 dan 2 persiapan pengisi acara ( r. make up, r. tunggu, r. wardrobe dan ganti) 3. kafetaria dan klinik karyawan 3. ruang subcontrol studio 3. ruang istirahat staf master control room 4. Lobi 4. ruang gudang studio 4. studio news 5. Semua ruang di dalam kelompok fungsi penunjang teknis 5. ruang gudang lighting 5. ruang editing, dubbing, dan library kaset umum 6. Nursery room 6. lobi studio 6. ruang persiapan pengisi acara 45

13 studio news 7. Ruang Press Conference 7. lobi basement publik 7. lobi artis 8. VIP entrance * ditambah beberapa jam (extend) iv. Analisis Sirkulasi Di dalam bangunan, terdapat beberapa alur sirkulasi yang terjadi. Alur sirkulasi ini masing-masing memiliki karakter yang spesifik, tergantung pelaku sirkulasi dan tujuan sirkulasi tersebut ; dan sangat menentukan pengorganisasian ruang. Alur sirkulasi dalam bangunan stasiun televisi dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Sirkulasi karyawan dan tamu perusahaan toilet Lobi basement Sirkulasi vertikal Lobi Area kerja masing-masing pantry kafetaria Drop off Sirkulasi horizontal r. rapat Keterangan : Karyawan Tamu perusahaan b. Sirkulasi VIP Lobi basement Sirkulasi vertikal VIP entrance R. VIP Area kerja masing-masing Drop off Sirkulasi horizontal Keterangan : Karyawan VIP Tamu perusahaan VIP 46

14 b. Sirkulasi pengisi acara Lobi basement Lobi Lobi artis r.make up r. wardrobe dan r. ganti toilet r. tunggu artis Drop off studio c. Sirkulasi VIP pengisi acara Lobi basement Lobi artis r. VIP studio VIP entrance d. Sirkulasi barang Loading dock Gudang studio 2,3,4 Studio 2,3,4 Workshop artistik Gudang studio 1 Studio 1 47

15 e. Sirkulasi Publik Lobi basement publik Perpustakaan dan kelas r.audiovisual galeri Lobi publik plaza area pertunjukkan terbuka Drop off publik Lobi studio Studio 1 Studio 2 v. Analisis Hubungan Ruang Berdasarkan kebutuhan aktivitas yang dilakukan, ruang dibedakan secara lebih spesifik sebagai berikut : 1. Kelompok ruang administrasi dan manajemen Lobi Basement Sirkulasi vertikal Lobi Utama toilet Lobi lift dan r. tamu r. VIP Area kerja divisi sales dan marketing Area kerja divisi programming Area kerja divisi news Ruang dewan direksi Area kerja divisi finance dan accounting Area kerja divisi General Service dan HRD r. sekretaris direksi r. rapat direksi pantry r. rapat internal 48

16 2. Kelompok ruang news Lobi Basement Sirkulasi vertikal Lobi Utama toilet Lobi lift dan r. tamu r. VIP Perpustakaan perusahaan Area kerja divisi news r. rapat div. news r. simpan kamera r. loker karyawan news studio news r. subcontrol studio news r. persiapan pengisi acara news r. editing news r. library kaset news 3. Kelompok ruang produksi program acara Lobi Utama Sirkulasi horizontal VIP entrance Lobi Basement Lobi pengisi acara r. VIP pengisi acara toilet r. make up studio 3 dan 4 r. make up studio 1 dan 2 toilet r. wardrobe dan ganti r. wardrobe dan ganti Lobi publik r. tunggu studio 3 dan 4 r. tunggu studio 1 dan 2 Lobi studio r. subcontrol studio 3 dan 4 Studio 3 dan 4 Studio 1 dan 2 Sound lock r. lighting dan dimmer r. subcontrol studio 1 dan 2 r. master control r. lighting dan dimmer r. loker dan istirahat karyawan Gudang studio 2,3,4 Gudang studio 1 r. genset panggung r. persiapan pengisi acara panggung Workshop artistik 49

17 4. Kelompok ruang teknis penunjang produksi Sirkulasi service pada site Parkir OB van r. operator r. AHU studio 1 r. UPS r. PLN dan trafo r. tangki solar r. genset 5. Kelompok fasilitas publik Lobi basement publik Lobi publik plaza Mini amphiteater Lobi studio Ruang pertunjukkan terbuka perpustakaan r. kelas galeri r. Kafe roof audiovisual garden Keterangan : publik semipublik privat sangat privat III.4. Analisis Bentuk Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentukan massa dari bangunan stasiun tv TPI 1. Lahan Lahan berkontur dan terdapat danau di dalamnya. Kontur dapat dimanfaatkan untuk perbedaan ketinggian antar massa, sehingga dapat membentuk ruang hijau terbuka multifungsi yang dibatasi oleh massa dan kontur. 2. Fungsi Di dalam bangunan stasiun tv, terdapat ruang studio yang, secara proporsi luasan, cukup dominan dalam sebuah massa. Ruangan studio harus sesuai standar dan generik, agar pemanfaatan ruang di dalamnya dapat efisien. 50

18 Oleh karena itu, massa bangunan secara keseluruhan harus dapat mengakomodasi keberadaan studio dengan standar tersebut. Implikasinya adalah massa berbentuk generik, dengan pengolahan yang bersifat menyeluruh (tidak parsial atau detail). 3. Bangunan Sekitar Bangunan sekitar lahan secara umum dapat dianggap kurang memberikan intervensi dalam penentuan bentuk bangunan ; karena rata-rata berbentuk persegi dan vertikal. Satu bangunan yang perlu diperhatikan dalam perancangan bentuk massa adalah gedung DPR/MPR RI. Sebagai sebuah bangunan yang, dapat dikatakan, menjadi salah satu simbol bangsa Indonesia ; maka kekuatan karakternya tidak boleh ditiadakan atau menjadi berkurang karena keberadaan bangunan di sekitarnya. Bentuk bangunan di sekitarnya justru harus dapat berinteraksi dengan bentuk gedung MPR/DPR RI, sehingga dapat melahirkan komposisi bentuk massa kawasan yang harmonis. Bentuk lengkung merupakan bentuk dominan dari gedung ini. Oleh karena itu, bentuk massa stasiun tv harus dapat mengantisipasi bentuk lengkung ini. 51

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar yang melatarbelakangi perancangan stasiun tv TPI didasarkan pada empat isu utama, yaitu : Pembagian sirkulasi yang sederhana, jelas, dan efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1.Industri pertelevisian nasional adalah industri yang semakin dan akan terus berkembang. Perkembangan ini dapat dilihat dari dari beberapa data, antara lain a. Belanja

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KASUS

BAB II DESKRIPSI KASUS BAB II DESKRIPSI KASUS II.1 II.2 Umum Data Proyek i. Luas bangunan : 17.639.95m 2 (tanpa area parkir basement) ii. Luas lahan : 19.560 m² Lahan berbentuk menyerupai persegi panjang, dengan ukuran (163x120)m.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA JUDUL : PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA Nama : Trika Prijayanto NPM : 20399052 Jurusan : Teknik Arsitektur Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ing. Dalhar Susanto 2. Agung

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1. Rancangan Tapak Hasil akhir dari rancangan mengacu pada konsep yang telah ada. Dengan demikian rancangan yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari konsep yang telah dibuat. Konsep

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa PENGENALAN OBJEK LATAR BELAKANG PEMILIHAN OBJEK Perkembangan dunia mode yang begitu pesat, kompetitif dan selalu berubah Mode menjadi salah satu gaya hidup (lifestyle) Antusiasme masyarakat terhadap mode

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan Dalam Konteks Perkotaan 4.1.1 Urban Texture Untuk Urban Texture, akan dianalisa fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak yang terkait dengan tata

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN LATAR BELAKANG Sektor transportasi merupakan salah satu hal terpenting mencapai standar kehidupan tinggi. Dan transportasi mempunyai peranan penting memantapkan perwujudan dan perkembangan kawasan kota

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama BAB IV ANALISIS 4. Analisis Kegiatan 4.. Kegiatan Utama Kegiatan ini antara lain berupa penyelenggaraan pameran, penerangan dan peragaan. a. Jenis pameran museum ini dapat dibagi: ) Berdasarkan gerak,

Lebih terperinci

Jenis informasi pada siaran TV 1. Berita. Beberapa stasiun siaran TV mengemas berita ini sesuai dengan selera masing-masing.

Jenis informasi pada siaran TV 1. Berita. Beberapa stasiun siaran TV mengemas berita ini sesuai dengan selera masing-masing. TUGAS AKHIR RA091381 SRI RISNAWANTI SISWANTO 3206100103 DOSEN PEMBIMBING : IRVANSYAH ST, MT. DOSEN KOORDINATOR : IR. SALATOEN P, MT STASIUN TELEVISI SWASTA MAKASSAR, TEMA : SINYAL Pengenalan Obyek Jenis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN. Utara : Jl. Kebon Bibit, Pasar Balubur. Selatan : Jl. Kebon Kembang, pemukiman penduduk.

BAB V ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN. Utara : Jl. Kebon Bibit, Pasar Balubur. Selatan : Jl. Kebon Kembang, pemukiman penduduk. BAB V ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN 5. Lokasi Lokasi Luas lahan : Jalan Tamansari, Bandung : ± 2.5 Ha Batas Batas : Utara : Jl. Kebon Bibit, Pasar Balubur. Selatan : Jl. Kebon Kembang, pemukiman penduduk.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema. BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bangunan Terhadap Tema Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian terpadu dengan berbagai kelengkapan fasilitas. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Pusat Seni Musik Blues di Kota Malang ini menggunakan konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu tersebut dengan memasukkan tiap

Lebih terperinci

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Pengertian Umum Konsep Perancangan Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Konsep perancangan terminal penumpang kapal laut (TPKL) ini merupakan sebuah konsep

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar perancangan Pusat Seni Pertunjukan ini adalah mendesain suatu bangunan dengan fasilitas pertunjukan yang dapat berfungsi dengan baik secara sistem

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 RENCANA TAPAK Pencapaian melalui tapak melalui jalan R. E. Martadinata dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Jalan dengan lebar 8 m ini, dapat

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

PUSAT RISET DAN PELATIHAN TIK DI MALANG RATNA HANDAYANI

PUSAT RISET DAN PELATIHAN TIK DI MALANG RATNA HANDAYANI PUSAT RISET DAN PELATIHAN TIK DI MALANG RATNA HANDAYANI 26312045 PUSAT RISET DAN PELATIHAN TIK DI MALANG? Program unggulan Pemerintah yaitu Meningkatkan Riset Dan Inovasi Teknologi Visi Kota Malang Menuju

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 FILOSOFI 5.1.1 Filosofi Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN merupakan kawasan perdagangan di kawasan yang terdiri dari beberapa pasar yang diharapkan penataan kawasan harus saling medukung pasar-pasar tersebut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

TAMAN BERMAIN ANAK DI BALIKPAPAN

TAMAN BERMAIN ANAK DI BALIKPAPAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BERMAIN ANAK DI BALIKPAPAN TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 368 Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur Fahrani Widya Iswara dan Hari Purnomo Departemen Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 38 BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar perancangan kampus sekolah seni rupa dan desain Indonesia yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Telkom. 5.1 Konsep Rencana

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL Program dasar perencanaan dan perancangan resort hotel merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4. 1 Ide awal (conceptual idea) Ide awal dari perancangan stasiun ini muncul dari prinsip-prinsip perancangan yang pada umumnya diterapkan pada desain bangunan-bangunan transportasi.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 5.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1.Rekapitulasi Program Ruang Hotel Bisnis No Ruang Kapasitas Luas KELOMPOK KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agria Tri Noviandisti, 2012 Perencanaan dan Perancangan Segreen Apartment Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Agria Tri Noviandisti, 2012 Perencanaan dan Perancangan Segreen Apartment Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tempat tinggal merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia. Jumlah populasi manusia yang terus bertambah membuat tingkat kebutuhan manusia terhadap tempat tinggal

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Fungsional 4.1 Pemintakatan

STUDIO TUGAS AKHIR BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Fungsional 4.1 Pemintakatan BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Fungsional 4.1.1 Pemintakatan 4.1 Pemintakatan Pembagian zona pada perancangan pusat pelatihan sepakbola ini terdiri dari 4 zona. Pembagiannya itu sendiri sesuai dengan subtansi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota BAB 5 KONSEP 5.1. Konsep Dasar Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota gerak makhluk hidup sebagai ide bentuk. Dalam setiap karya arsitektur biomorfik, selalu memberikan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano

SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 51 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Tapak 1. Pemintakatan Tapak Gambar 23. Pemintakatan tapak ( sumber : Hasil perencanaan, 2015 ) Pemintakatan area publik berhadapan langsung

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.. Penerapan Konsep Pada Rancangan 6... Konsep Rancangan Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu penyedia fasilitas yang mampu menampung kegiatan MICE

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan - Luas lahan : 30.400,28 m² - KDB 20% : 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m² - KLB 0,8 : 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m² -

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 PENGERTIAN PUSAT PERBELANJAAN Pusat perbelanjaan pada awalnya adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan (tempat bertemunya calon pembeli dan penjual dan

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari

Lebih terperinci

International Fash on Institute di Jakarta

International Fash on Institute di Jakarta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Jakarta Timur 3.1.1.1. Letak Geografis Kotamadya Jakarta Timur Kotamadya Jakarta Timur merupakan salah satu Kotamadya yang berada

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 39 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum 1. Lokasi Dalam pemilihan lokasi proyek terdapat beberapa pertimbangan utama yaitu regulasi, analisis visibilitas, dan fasilitas lingkungan. Berikut pertimbangan

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Bandung Concert Hall - Song in Architecture

Laporan Tugas Akhir Bandung Concert Hall - Song in Architecture ME room accoustic deck reparat ion and control janit or lobby toilet service room function room funtion room functi on room funct ion room lobby auditorium changing scenery room f unction room function

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 60 BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Analisis Perencanaan 1. Tata Guna Lahan Berikut analisis tata guna lahan: TANAH KOSONG DAN PESWAHAN KOMPLEKS PERUMAHAN (RENCANA KOMPLEKS PERUMAHAN) TINGGI

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Musik telah menjadi kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia, baik itu bagi para pendengar musik ataupun bagi para musisi pencipta lagu. Bagi para musisi

Lebih terperinci

Pelabuhan Teluk Bayur

Pelabuhan Teluk Bayur dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku BAB V KONSEP DASAR 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion Park ini mencangkup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku Kriteria dalam behaviour

Lebih terperinci