BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan subjek tunggal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan subjek tunggal"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan subjek tunggal atau disebut Single Subject Research. Menurut Towney dan Gast (1984:10) Single Subject Research merupakan bagian integral dari analisis tingkah laku. Mengarah pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan perilaku subjek secara individu, melalui seleksi yang tepat dari pemanfaatan pola desain kelompok yang sama, hal ini untuk menunjukkan hubungan fungsional antara perlakuan dan perubahan tingkah laku. Single Subject Research sebenarnya adalah cara memperoleh hasil yang ditampilkan dan dianalisis dengan individual subject. Pendekatan dasarnya adalah mempelajari secara individu dalam keadaan belum diberi perlakuan dan kemudian dalam kondisi diberi perlakuan, dengan menunjukkan variabel bebas yang diukur secara berkelanjutan pada kedua kondisi (sebelum dan sesudah diberikan perlakuan) Mc.Millan dan Schumacher (2001:348). Alasan menggunakan metode Single Subject Research pada penelitian ini karena subyeknya hanya satu orang. Meskipun demikian, bukan berarti Single Subject Sesearch digunakan hanya untuk satu subyek. A. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini diambil subjek seorang anak tunanetra berjenis kelamin laki-laki di SLB A Surakarta kelas persiapan berusia 10 tahun.

2 Meskipun sudah berusia 10 tahun anak tersebut masih saja mengompol di dalam kelas selama jam pelajaran berlangsung, tidak mengkomunikasikan kebutuhan buang air kecilnya kepada guru dan tidak mengkomunikasikan perilaku mengompolnya kepada guru serta masih memerlukan bantuan untuk buang air kecil di kamar mandi. Secara rinci berikut disampaikan informasi mengenai subjek penelitian dan perilakunya. 1. Identitas Siswa Nama Jenis Kelamin : MA : Laki-laki TTL : Surakarta, Sekolah Anak ke Nama Ortu Pekerjaan : SLB A X Surakarta : 1 dari 2 bersaudara : A. T, S.sos/ E.H, SE : Dosen di sebuah PTN Surakarta/ PNS Pemkot di Surakarta Alamat Kelainan : Kalitan, Surakarta : Tunanetra 2. Perilaku MA memiliki kecenderungan tinggi melakukan gerakan-gerakan stereotype, seperti menggigit kuku jari, mengayun-ayunkan badan maju mundur, mengangguk-anggukkan kepala, mengayun-ayunkan kursi, menekan-nekan mata dengan lengan dan pinggiran meja, menggerak- 61

3 gerakkan tangan di depan mata, menggigit kancing baju, menirukan suarasuara yang tidak ada kaitannya dengan lingkungan sekitar saat itu. Sebagai contoh selama 10 menit MA berkata ambinge lek to. Pada kesempatan lain berkata suara motore pak polisi, tot-tot, pak dokter sambil menekan-nekan tangan ke dadanya secara berulang-ulang. Menyanyikan lagu burung kakak tua berulang-ulang. Menirukan suara kambing. Menendang-nendang meja. Menghadap ke pintu atau ke sumber cahaya, dan cenderung ekolalia. 3. Kemampuan ke Kamar Kecil MA dapat melepas celana (kolor) sendiri jika disuruh. MA dapat memakai celana dengan duduk jika disuruh. MA masih perlu bantuan menuju kamar mandi, bantuan yang dilakukan guru berupa dorongan untuk pergi ke kamar kecil sendiri, memberi tahu arah kamar mandi dengan bertepuk tangan di depan MA menuju kamar mandi dan menggandengnya ke kamar mandi. MA tidak dapat berjalan di jalan yang tidak rata, jika menemukan undakan meskipun kecil dan rendah MA berhenti dan merangkak. MA belum dapat merawat celana yang basah terkena air seni, belum dapat memilih atau menemukan pakaian ganti, tidak memiliki inisiatif untuk memakai celana setelah melepasnya. MA belum dapat merapikan pakaiannya. Secara keseluruhan MA belum dapat buang air kecil sendiri secara mandiri ke kamar mandi. 62

4 B. Variabel penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diukur (Sunanto,et al.,2005:12) Dalam Single Subject Research ada dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas 1. Variabel terikat Variabel terikat disebut juga target behavior atau perilaku sasaran yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, artinya perilaku yang akan diubah atau dipengaruhi intervensi sesuai dengan tujuan. Dalam penelitian ini yang menjadi target behavior adalah Perilaku mengompol atau enuresis siswa di dalam kelas. Perilaku ini berupa buang air kecil di celana tanpa disengaja dan tanpa mengkomunikasikannya kepada guru saat pelajaran berlangsung. Kursi dan celana anak menjadi basah oleh air seni. Anak tidak memiliki inisiatif untuk minta ijin buang air kecil, atau mengatakan bahwa ia ingin buang air kecil dan jika sudah terlanjur mengompol tidak berinisiatif minta ganti celana jika tidak ditanya. Yang menjadi ukuran perilaku mengompol akan dicatat dalam bentuk, frekuensi yaitu berapa kali subjek mengompol saat pembelajaran berlangsung selama jam yang dibagi dalam 2 tahap yaitu 3 sesi di jam pertama diselingi istirahat dan kemudian 2 sesi di jam kedua. Frekuensi mengompol ini dicatat oleh observer pada format pencatatan 63

5 data selama 24 hari yang terbagi menjadi 4 sesi yaitu 6 hari pada tahap baseline I, 10 hari pada tahap intervensi I, 5 hari baseline II dan 3 hari pada intervensi II. 2. Variabel Bebas Variabel bebas atau intervensi adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Intervensi yang diberikan pada subjek penelitian untuk merubah perilaku dalam target behavior adalah dengan cara menggunakan alarm disertai penguatan positif dan penguatan negatif. Siswa diberikan pengingat untuk mengecek apakah ia merasakan ingin buang air kecil atau tidak dengan menggunakan alarm yang disetel pada jam-jam tertentu. Alarm berupa lagu anak-anak dari telepon seluler yang disetel setiap satu jam yaitu jam 08.00, dan sebagai pengingat waktu buang air kecil. Sebelum pelajaran dimulai guru mengantarkan anak untuk buang air kecil serta mengkomunikasikan kepada anak bahwa jika alarm berbunyi ia harus mengatakan saya mau pipis. Dan guru/peneliti mula-mula (satu minggu) akan mengantarkan anak ke kamar kecil pada anak untuk kemudian anak pergi sendiri ke kamar mandi. Jika anak berkata saya ingin pipis atau memberi kode yang menandakan mau pipis sebelum mengompol akan diberikan reward berupa pujian dan tepukan di bahu, tetapi jika anak berkata mau pipis tapi sudah ngompol anak diberi peringatan besok jangan diulang lagi/jangan mengompol. Jika anak 64

6 tidak berbicara ingin pipis tetapi sudah mengompol anak mendapat hukuman tidak mendapatkan pakaian ganti sampai pada waktu istirahat/pulang tergantung waktu mengompolnya. C. Prosedur penelitian Observer adalah peneliti sendiri yang selanjutnya disebut pengamat dan dibantu oleh guru kelas,masing-masing mencatat data perilaku subjek selama masa penelitian. Tahapan penelitian terdiri dari Baseline I (A1), Intervensi I (B2) dan Baseline II (A2) dan Intervensi II (B2). 1. Tahap Baseline I (A1) Pengambilan data baseline I dilakukan sebanyak 6 sesi, observer mencatat data target behavior subjek pada lembar pengumpulan data. Pada tahap ini subjek mengikuti pelajaran seperti biasa, meskipun ditengah pelajaran subjek mengompol, guru/peneliti tidak melakukan intervensi. Yang dilakukan hanya sebatas mengganti pakaian subjek yang basah tanpa berkomentar apapun. 2. Tahap Intervensi B1 Tahap ini dilakukan sebanyak 10 sesi. Pada sesi ini guru memberikan informasi terlebih dahulu pada subjek bahwa akan disetel alarm yang akan berbunyi setiap ganti jam pelajaran sebagai pengingat MA apakah merasa ingin buang air kecil. Guru memberikan informasi awal kepada subjek 65

7 bahwa jika alarm berbunyi maka MA berbicara dengan keras saya mau pipis. Guru/peneliti akan memberikan penguatan positif (positive reinforcement) berupa ucapan pujian disertai tepukan di bahu atau diusap kepalanya jika subjek berbicara saya mau pipis setelah alarm berbunyi ataupun sebelum alarm berbunyi dan dia belum mengompol. Jika subjek berbicara saya mau pipis setelah alarm berbunyi tetapi ia sudah ngompol maka guru/peneliti akan memberi penguatan negatif peringatan berupa ucapan jangan diulangi lagi ya kepada subjek atau kalimat sejenis yang mengingatkan subjek untuk tidak mengompol. Guru/peneliti akan memberikan penguatan negatif (negative reinforcement) berupa tidak mengganti pakaian yang basah selama satu jam pelajaran, sampai waktu istirahat atau sampai waktu pulang tergantung waktu mengompolnya jika alarm berbunyi subjek tidak memonitor dirinya dengan berbicara saya mau pipis tetapi ia sudah mengompol. Prosedur pemberian modifikasi perilaku berupa penguatan positif dan penguatan negatif secara lebih jelas dapat dilihat pada bagan 3.1. Alarm diletakkan di dinding belakang anak atau digantung di belakang kursi dengan tujuan terjangkau oleh pendengaran dan tidak mengganggu aktifitas kelas. Alarm berupa lagu anak-anak yang direkam dengan telpon seluler yang disetel setiap 1 jam sekali atau setiap dua jam pelajaran. Bagi subjek penelitian alarm merupakan pengingat/monitor ia buang air kecil tetapi bagi siswa lain alarm merupakan pengingat jam pelajaran sudah 66

8 berakhir atau berganti, sehingga situasi kelas tidak menjadi terganggu karena kehadiran alarm tersebut. Berikut bagan intervensi yang dilakukan. Dipasang Alarm Komunikasi Terjadi Tidak terjadi Sesudah Perilaku Mengompol Sebelum perilaku mengompol Belum mengompol Sudah mengompol Penguatan negatif Penguatan positif Pernguatan negatif Diantar ke kamar kecil Pergi sendiri ke kamar kecil Frekuensi enuresis berkurang Bagan 3.1. Prosedur intervensi 3. Tahap Pengulangan (A1 dan B2) Tahap ini merupakan tahap pengulangan tahap baseline dan intervensi yang pertama. Pada tahap ini dilakukan 5 sesi untuk baseline 2 dan 3 sesi untuk intervensi 2. 67

9 Pada pelaksanaan penelitian, peneliti berada di dekat tempat duduk subjek, hal ini dimaksudkan agar mudah melakukan perekaman data melalui observasi langsung. Peneliti berjarak satu meter di sebelah kiri subjek dalam melakukan pengamatan dengan posisi duduk menghadap subjek. Jarak satu meter digunakan mengingat kecilnya ruangan kelas dan pada jarak tersebut subjek masih dalam jarak pandang peneliti, serta tidak mengganggu aktivitas siswa lain di kelas tersebut. Di bawah ini digambarkan posisi duduk subjek, siswa lain, guru kelas dan observer. Bagan Posisi Keterangan: = peneliti = Subjek (MA) = siswa di dalam kelas = guru kelas Bagan 3.2. Posisi duduk Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah SLB A X di Surakarta yang dilakasanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. Di dalam ruang kelas Pra sekolah terdiri dari 5 murid, 1 anak (Fi) Low Vision, 1 anak (Iv) dengan kelainan lapang pandang, 2 anak tunanetra (MA dan Fa) dan 1 anak awas (Fr) Down Syndrom. Yang dijadikan 68

10 subjek penelitian adalah salah satu dari kedua anak tunanetra berinisial MA. D. Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan disain reversal A-B-A-B untuk lebih menunjukkan adanya kontrol terhadap variabel bebas yang lebih kuat sehingga diharapkan hasil penelitian menunjukkan hubungan fungsional antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih meyakinkan (Sunanto,et al.,2005). Pada desain ini, ada dua periode baseline dikombinasikan dengan dua periode treatment. Hal ini lebih menguatkan sebuah kesimpulan mengenai keefektifan sebuah treatment, sebab memberi kesempatan pada menguji cobakan treatment sebanyak dua kali. Keuntungan yang lain adalah kejadian atau permasalahan etika meninggalkan subjek dalam kondisi Baseline (A) tanpa adanya intervensi dapat dihindari (Mc.Millan & Schumacher, 2001: Fraenkel & Wallen, 2006). A1 adalah kondisi awal subjek tanpa mendapatkan perlakuan yang ditetapkan sebagai baseline pertama. B1 adalah kondisi selama subjek diberi perlakuan yaitu hari setelah tahap baseline yang pertama. A2 dan B2 adalah pengulangan dari baseline I dan intervensi I. Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 69

11 A1 BI A2 B2 Bagan 3.3. Gambaran Desain Penelitian E. Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Teknil Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi langsung. Teknik ini digunakan untuk mengamati dan mencatat secara cermat berbagai informasi berhubungan dengan permasalahan. Observasi itu sendiri menurut Soehartono (2008) merupakan pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan tanpa mengajukan pertanyaanpertanyaan. Sedangkan menurut Sukmadinata (2007) observasi atau pengamatan adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Keuntungan observasi adalah data yang diperoleh adalah data yang dikumpulkan dari subjek pada saat terjadinya perilaku. Keuntungan yang lain adalah bahwa keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung sebab tingkah laku dapat dilihat maka segera diketahui yang diukur adalah sesuatu yang dimaksudkan untuk diukur (Soehartono, 2008). Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah non partisipan dengan pertimbangan bahwa data yang diobservasi adalah peristiwa atau kejadian ketika siswa mengompol. Menurut Nasution 70

12 (2003) tujuan dilakukan observasi adalah memperoleh data faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial, serta konteks dimana kegiatan itu terjadi. Menurut Nasution, S. (2003) Dalam mengadakan observasi harus diperhatikan dua hal yaitu informasi (apa yang terjadi) dan konteks (hal-hal yang bertalian) karena informasi yang lepas dari konteks akan kehilangan makna. Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen (Arikunto, 1998). 2. Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen nontes. Instrumen nontes bersifat menghimpun jawaban terstruktur atau kejadian, jawaban atau kejadian dapat dijumlahkan sehingga diperoleh angka. Angka tersebut bukan skor atau data ordinal, interval atau rasio tetapi data nominal yaitu frekuensi atau jumlah kejadian (Sukmadinata,2007). Instrumen yang digunakan berupa pedoman observasi ( bagan 3.4) untuk menghimpun jumlah kejadian dalam hal ini perilaku mengompol. Dari format pedoman observasi yang tertuang pada bagan 3.4 tersebut selain diperoleh data mengenai frekuensi juga akan diperoleh data menganai interval terjadinya perilaku mengompol. Data yang diperoleh berupa data nominal frekuensi nantinya akan diolah dan dituangkan di dalam grafik. 71

13 Pedoman Observasi Hari/tanggal Nama Perilaku Obserever : Senin, 12 mei : M A : Enuresis/mengompol : peneliti Petunjuk : pada kolom jam ditulis jam dan menit terjadinya enuresis dalam tiap-tiap sesi. Bagan 3.4. Form Pengumpulan Data SESI I ( ) II( ) III( ) IV( ) V( ) Jam Dengan menggunakan form pengumpulan data seperti diatas dapat Catatan: diketahui tidak hanya frekwensi enuresis siswa, tetapi juga dapat Bagan 3.4. Form Instrumen F. Pencatatan dan Analisis Data 1. Pencatatan Data Prosedur pencatatan data dilakukan melalui observasi langsung yang dilakukan pada saat data variabel terikat atau perilaku sasaran pada saat perilaku sedang terjadi (Sunanto, et al., 2005). Observer menuliskan jam terjadinya perilaku mengompol pada subjek selama sesi berlangsung, pada lembar pedoman observasi sehingga diperoleh data mengenai frekuensi berapa kali dalam sehari subjek berperilaku (mengompol) serta interval mengompolnya dalam satuan waktu. Data yang telah terkumpul pada setiap sesi dari observer pada lembar pedoman observasi dikumpulakan dan dibuat resumenya berbentuk 72

14 grafik garis (line chart), selanjutnya dilakukan penghitungan data dan dimasukkan grafik batang (column chart). Sebab menurut Towney dan Gast (1984:143) grafik mewakili penyediaan data oleh peneliti dengan efisien dan padat, rangkuman detail pada penampilan objek. Grafik juga dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan pada pembaca (1) serangkaian kondisi eksperimen, (2) waktu yang dibutuhkan pada masing-masing kondisi, (3) variabel bebas dan variabel terikat, (4) desain eksperimental, dan (5) hubungan antara variabel. Tampilan data akhir dituangkan ke dalam grafik garis. Grafik batang akan menggambarkan rata-rata hasil data dari pengamatan pada baseline dan intervensi. Untuk menganalisis data pada grafik dilakukan secara individual sesuai data yang diperoleh. Menurut Tawney dan Gast (1984:143) tujuan penggunaan grafik yaitu penyajiannya mempunyai dua tujuan dasar, pertama membantu mengelompokkan data selama proses pengumpulan data untuk memudahkan memberikan penilaian, kedua dapat memperlihatkan ringkasan atau rangkuman berbentuk angka secara detail dan menggambarkan tingkah laku. 2. Teknik Analisi Data Analisis data yang digunakan penelitian ini adalah Analisis dalam Kondisi. Menurut Sunanto(2006) analisis perubahan dalam kondisi adalah analisis perubahan data dalam kondisi baseline atau kondisi intervensi. Adapun komponen yang akan dianalisis dalam kondisi ini meliputi (1) 73

15 panjang kondisi, (2) kecenderungan arah, (3) tingkat stabilitas, (4) tingkat perubahan, (5) jejak data, dan (6) rentang Berikut langkah-langkah yang akan ditempuh dalam analisis data dalam kondisi: 1. Menandai kondisi dengan huruf kapital seperti (A) untuk baseline (B) untuk intervensi 2. Menentukan panjang interval yang menunjukkan berapa sesi dalam masing-masing kondisi 3. Mengestimasi kecenderungan arah dengan menggunakan metode belah dua 4. Menentukan kecenderungan stabilitas, dengan menggunakan kriteria stabilitas tertentu misalnya 15%, dengan mula-mula dihitung mean level, dicari batas bawah dan batas atas. Kemudian dihitung prosentase stabilitas. 5. Menentukan kecenderungan jejak data, agar diketahui perubahan data satu dengan yang lain apakah cenderung menaik, mendatar atau menurun. 6. Menentukan level stabilitas dan rentang dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% diatas dan dibawah mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang 50% diatas dan dibawah mean maka data tersebut dikatakan stabil 7. Menentukan level perubahan dengan cara menandai data pertama dan data terakhir pada fase baseline, dan dihitung selisih antara kedua data dan ditentukan arahnya menaik atau menurun, kemudian diberi tanda positif 74

16 (+) untuk membaik, negatif (-) untuk memburuk, sama dengan (=) untuk tidak terjadinya perubahan. 75

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Single Subject Research (SSR), yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat akibat dari pemberian perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 72) metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan tentang modifikasi perilaku

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan tentang modifikasi perilaku BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan tentang modifikasi perilaku pemberian alarm disertai penguatan positif (positive reinforcement) dan penguatan

Lebih terperinci

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2) BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan kasus tunggal atau Single Subject Research (SSR). Metode penelitian eksperimen yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEELITIAN

BAB III METODE PEELITIAN 30 BAB III METODE PEELITIAN A. Variabel Penelitian Menurut Sunanto, D, dkk (2005:12) dalam buku pengantar penelitian dengan subjek tunggal, yaitu: variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : MP Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 Usia : 14 tahun. Alamat : Jln. H.Anwar No.34/189A Cijerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan 22 BAB III METODE PENELITIAN Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan digunakan. Adapun tujuannya adalah untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu masalah yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode dengan subyek tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang terdapat pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang pengaruh motivasi belajar ekstrinsik terhadap kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk memperoleh data, informasi, keterangan, dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior )

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior ) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior ) 1. Variabel bebas adalah variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah desain Single Subject Research (Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah desain Single Subject Research (Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap kasus tunggal sehingga rancangan yang digunakan adalah desain Single Subject Research (Rancangan Penelitian Subjek Tunggal)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : I Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 27 April 2003 Agama : Islam Alamat : Kp. Lebak Cihideung Lembang Kelas :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menentukan metode merupakan langkah penting sebuah penelitian karena akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian metode

Lebih terperinci

BAB III. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. 29 BAB III A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode ini dimaksudkan untuk meningkatkan perbendaharaan kosa kata dasar melalui media kartu gambar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN Variabel merupakan suatu atribut atau ciriciri sesuatu yang diamati atau diukur dalam penelitian (Sunanto,dkk,2006:3). Dengan demikian variabel dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen 19 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan desain Single Subject Research (SSR). Sugiyono (2007: 11) mengemukakan bahwa Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara kondisi ideal dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara kondisi ideal dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kondisi 63 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan memecahkan masalah yang muncul dalam dunia pendidikan bagi tunanetra. Penelitian biasanya berangkat dari adanya kesenjangan yang terjadi antara kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan ataupun timbulnya variabel terikat, atau disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau cirri-ciri mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. (Sunanto, et al. 2006 : 13) variabel bebas dalam penelitian subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian dapat terlaksana dengan baik, jika menggunakan metode penelitian yang tepat. Metode penelitian akan membantu peneliti dalam mendapatkan data sesuai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan ataupun timbulnya variabel terikat, atau disebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menurut Hact dan Farhady (Sugiyono, 2011:38) Secara teoritis variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang,

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume Nomor September 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 169-181 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE ABACA-BACA PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri 25 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen, termasuk penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 5 Nomor 2 Juni 2016 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) ABSTRAK Cindri Wulan Alam Sari ( 2016 ) : Efektivitas Bermain Papan Pasak Untuk Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SLB N Surakarta yang berlokasi di Jl. Cocak X Sidorejo, Sambeng, Mangkubumen, Banjarsari, Surakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian membutuhkan suatu metode yang tepat untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian membutuhkan suatu metode yang tepat untuk memperoleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian Pelaksanaan penelitian membutuhkan suatu metode yang tepat untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu fokus yang sedang diteliti agar mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Eksperimen, merupakan bentuk metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan masalah yang sedang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah dan sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subject Tunggal) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus, BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel ini sering disebut stimulus, prediktor, antecedent...variabel bebas adalah merupakan variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007:3). Pada penelitian ini, peneliti bermaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : SR Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 19 April 1999 Usia : 14 tahun Agama : Islam Alamat Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat, adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan salah satu cara yang dipergunakan untuk menjawab suatu permasalahan, yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) ABSTRAK Nike Novita Sari. (2015). Meningkatkan Keterampilan Memasang Baju Melalui Metode Modeling Pada Anak Tunagrahita Sedang Di SLB Al- Azhar Bukittinggi (Single Subject Research). Skripsi Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Permainan Alat Musik Drum untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik, terdapat dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2006:8) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Atau secara lebih terperinci dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental Design atau disebut juga sebagai penelitian subjek tunggal (Single Subject Research). Subjek tunggal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Work Shop Otomotif UPI yang terletak di Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung Tlp./Fax. 022-2020162.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen yaitu variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan bagian terpenting dari pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan bagian terpenting dari pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan bagian terpenting dari pelajaran bahasa Indonesia di kelas yang paling dasar, bahkan dapat dikatakan pelajaran yang paling dominan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Penelitian yang berjudul Kegiatan Meronce Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang, memiliki dua variabel penelitian,

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume Nomor September 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 205-220 MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGHIAS SANDAL JEPIT MELALUI MEDIA AUDIO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian berupa benda atau kejadian yang dapat diamati dan dapat di ukur perubahannya. Sesuai pernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2011, hlm. 61), variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian. (dalam Sunanto, J., dkk, 2005:12). Menurut Hatch dan Farhady

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 2 Nomor 3 September 2013 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 758-769 EFEKTIFITAS TEKNIK TOKEN EKONOMI DALAM UPAYA MENGURANGI PRILAKU

Lebih terperinci

d. Siswa menunjukan 20 suku kata [(bu-ku), (ca-be), (da-du), (gu-la), (ja-ri),

d. Siswa menunjukan 20 suku kata [(bu-ku), (ca-be), (da-du), (gu-la), (ja-ri), 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian subjek tunggal ini dikenal Treatment

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah metode penelitian tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research (SSR)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel yaitu batasan konsep-konsep atau pengertian yang terkandung dalam permasalahan penelitian. Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2007: 60) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tepat, ketepatan ini akan menjadikan kualitas penelitian menjadi baik. Terdapat dua

BAB III METODE PENELITIAN. tepat, ketepatan ini akan menjadikan kualitas penelitian menjadi baik. Terdapat dua 25 BAB III METODE PENELITIAN Hasil penelitian yang benar berangkat dari pemilihan metode penelitian yang tepat, ketepatan ini akan menjadikan kualitas penelitian menjadi baik. Terdapat dua macam penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007:3). Pada penelitian ini, peneliti bermaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat Tanggal Lahir:Bandung, 21 April : III (Tiga) SDLB Purnama Asih Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat Tanggal Lahir:Bandung, 21 April : III (Tiga) SDLB Purnama Asih Bandung BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti merupakan subjek tunggal, sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, yaitu penelitian subjek tunggal.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel penelitian dapat diartikan sebagai (1) atribut mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian, (2) suatu konsep yang

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 5 Nomor 1 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Maret 2016 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Nadiah Faradita Muthmainnah Abstrak:Penelitian ini berawal dari ditemukannya seorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan (intervensi) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Penelitian dilakukan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang dinilai perlu adanya pembuktian dengan berbagai macam rangkaian pengujian sehingga didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian berupa benda atau kejadian yang dapat diamati dan dapat di ukur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN [Type text] A. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pelaksanaan penelitian membutuhkan suatu metode yang tepat untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu fokus yang sedang diteliti agar mencapai

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2017

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2017 Metode Suku Kata Untuk Pembelajaran Membaca Permulaan Peserta Didik Low Vision Widya Nur Hidayah, dan Ahmad Nawawi Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 3 Nomor 3 September 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 756-769 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL RAMBU-RAMBU DI SEKOLAH MELALUI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Langkah pertama dalam pengambilan data ialah melakukan pengukuran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Langkah pertama dalam pengambilan data ialah melakukan pengukuran 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Baseline (A-1) Langkah pertama dalam pengambilan data ialah melakukan pengukuran kemampuan matematika dasar khususnya dalam penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan suatu yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J.,

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J., 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian eksperimen ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. dan prosedur penelitian yang meliputi; (1) Lokasi Penelitian; (2) metode

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. dan prosedur penelitian yang meliputi; (1) Lokasi Penelitian; (2) metode 96 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam Bab III ini akan diuraikan setting dan subjek penelitian serta metode dan prosedur penelitian yang meliputi; (1) Lokasi Penelitian; (2) metode penelitian;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang dipergunakan dalam pengumpulan dan analisis data, serta menginterpretasikan data yang diperoleh menjadi suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan rancangan penelitian subjek tunggal (Single Subjek Research/SSR), yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang dihadapi dan dilakukan secara ilmiah, sistematis dalam

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 5 Nomor 1 Maret 2016 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) EFEKTIFITAS PROSEDUR AVERSI UNTUK MENGURANGI PERILAKU MENYIMPANG PADA ANAK TUNAGRAHITA

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 5 Nomor 1 Maret 2016 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) PENGGUNAAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN BAGI

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :256-262 Peningkatan Kemampuan Membuat Kalung Berbahan Kancing Baju Melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilaksanakan haruslah berdasarkan kajian-kajian dan metode penelitian yang telah didesain sebelum penelitian dilaksanakan. Penelitian didasari oleh masalah

Lebih terperinci

BAB III MEDOTE PENELITIAN

BAB III MEDOTE PENELITIAN 29 BAB III MEDOTE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008, hlm.3). Metode

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Cendana Dengan Teknik Vaporizer Terhadap Perilaku Agresif Pada Anak Tunagrahita Dalam Pembelajaran Di PAUD Wisana

Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Cendana Dengan Teknik Vaporizer Terhadap Perilaku Agresif Pada Anak Tunagrahita Dalam Pembelajaran Di PAUD Wisana BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian 1. Penggunaan Aromaterapi Cendana Di Kelas dalam Pembelajaran Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan aromaterapi cendana di kelas dalam pembelajaran

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017 Pengaruh Metode Fernald terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas Peserta Didik Low Vision Ratih Ratnasari dan Ehan Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETAHANAN DUDUK BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I MELALUI PLANNED HUMOR MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN (SSR di SLB Negeri 1 Padang)

MENINGKATKAN KETAHANAN DUDUK BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I MELALUI PLANNED HUMOR MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN (SSR di SLB Negeri 1 Padang) Volume Nomor September 2014 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 160-168 MENINGKATKAN KETAHANAN DUDUK BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I MELALUI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dan pengumpulan hasil penelitian dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subject), yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 2 Nomor 3 September 2013 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 396-407 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS JENIS TULISAN BALOK MELALUI MEDIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat 27 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu : 1. Media Animasi Komputer MANTAP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu : 1. Media Animasi Komputer MANTAP 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu : 1. Media Animasi Komputer MANTAP Media Animasi komputer MANTAP adalah singkatan dari (Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Upaya mendapatkan suatu gambaran yang komprehensif dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Upaya mendapatkan suatu gambaran yang komprehensif dalam melaksanakan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian Upaya mendapatkan suatu gambaran yang komprehensif dalam melaksanakan penelitian mengenai masalah pengaruh permainan bola basket terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat dibutuhkan karena bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti tersebut, agar apa yang diharapkan dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MERONCE BALOK HURUF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

EFEKTIFITAS MERONCE BALOK HURUF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN Volume 2 Nomor 3 September 2013 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 306-315 EFEKTIFITAS MERONCE BALOK HURUF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebas (Variabel Independen), yaitu: variabel yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penenlitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, karena peneliti memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media tabel bilangan. Media

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media tabel bilangan. Media 26 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABLE PENELITIAN 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media tabel bilangan. Media adalah alat atau bahan yang digunakan dalam proses

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN ANAK TUNANETRA KELAS VI

EKSPERIMENTASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN ANAK TUNANETRA KELAS VI EKSPERIMENTASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN ANAK TUNANETRA KELAS VI Hendry Hernowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 113 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III ini menguraikan metodologi penelitian yang mencakup: 1) metode penelitian, 2) desain penelitian, 3) prosedur penelitian, 4) lokasi dan waktu penelitian, 5) subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan april sampai dengan bulan juni 2013 di SLB Negeri A Kota Bandung yang beralamat di

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :183-191 EFEKTIVITAS MEDIA GARISMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. inklusif MAN Maguwoharjo, D.I. Yogyakarta mengalami masalah dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. inklusif MAN Maguwoharjo, D.I. Yogyakarta mengalami masalah dalam 246 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Hasil studi menunjukkan bahwa siswa tunanetra yang bersekolah di sekolah inklusif MAN Maguwoharjo, D.I. Yogyakarta mengalami masalah dalam berinteraksi sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas D4 di SLB B Sukapura beinisial DN dan berjenis kelamin laki-laki berusia 11 tahun.

Lebih terperinci