BAB I PENDAHULUAN. sejarah hingga budaya. Oleh karena itu beberapa kota di Indonesia memiliki
|
|
- Ida Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar mulai dari alam, sejarah hingga budaya. Oleh karena itu beberapa kota di Indonesia memiliki predikat sebagai Kota Wisata, salah satunya ialah Yogyakarta. Kota Yogyakarta yang biasa disebut dengan Jogja merupakan daerah tujuan wisata nomor dua di Indonesia setelah Pulau Bali. Berdasarkan data kunjungan wisatawan yang datang ke Yogyakarta, dapat diketahui bahwa setiap tahunnya jumlah wisatawan semakin meningkat. Pertumbuhan wisatawan yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2012, sebesar 46,80% naik dari tahun Berikut ini adalah data statistik kunjungan wisatawan ke Yogyakarta. Tabel 1. Data Kunjungan Wisatawan ke Yogyakarta Tahun No Tahun Wisatawan Pertumbuhan Jumlah Domestik Mancanegara (%) , , , , , ,3-23,3 Sumber: Buku Statistik Pariwisata DIY Tahun 2014 Salah satu destinasi wisata di Jogja yang paling diminati oleh wisatawan ialah kawasan wisata Malioboro. Kawasan Malioboro membentang dari Stasiun Tugu Yogyakarta sampai ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta (titik nol 1
2 2 kilometer Jogja). Mencakup pula jalan Margo Utomo, yang tadinya bernama jalan Mangkubumi. Di kedua sisi kawasan Malioboro, banyak terdapat pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai souvenir khas Jogja seperti baju batik, kerajinan tangan, dan kaos sablon bertuliskan Jogja. Selain berbelanja di Malioboro, wisatawan juga dapat berbelanja di Pasar Beringharjo, yang terletak di ujung kawasan Malioboro. Malioboro adalah pusat kawasan wisata tersebsar di Jogja yang dikelilingi dengan banyak hotel, restoran, dan toko-toko disekitarnya. Malioboro menjadi ikon wisata kota Jogja yang menawarkan berbagai macam wisata, tidak hanya wisata belanja namun juga wisata budaya, wisata sejarah, dan wisata kuliner. Selain wisata belanja, hal lain yang menarik banyak minat wisatawan datang ke Malioboro ialah wisata kuliner. Pada sore sampai malam hari di kanan kiri trotoar kawasan Malioboro menjadi wisata kuliner malam hari yang terkenal dengan sebutan Lesehan Malioboro. Lesehan Malioboro ini sangatlah identik dengan kota Jogja dan digemari para wisatawan. Berderet makanan lezat seperti gudeg, bakmi jawa, nasi goreng, ayam goreng, burung dara dan mie ayam siap disajikan oleh para penjual. Banyak wisatawan yang datang untuk mencoba makanan dan merasakan suasana Lesehan Malioboro di malam hari. Adapula yang memang sudah menjadi langganan, sehingga setiap liburan ke Jogja selalu mampir ke Lesehan Malioboro. Selain itu, disisi utara jalan Malioboro (Jalan Margo Utomo) juga banyak terdapat angkringan yang berderet menjual berbagai macam makanan. Angkringan di kawasan Malioboro memiliki satu minuman khas
3 3 yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung, minuman tersebut ialah kopi joss. Wisata kuliner di kawasan Malioboro tentunya tidak terlepas dari siu atau rumor negatif di kalangan wisatawan. Dulu sekitar tahun 2000-an lesehan malioboro terkenal memiliki harga yang sangat mahal. Para penjual sering kali menaikkan harga sesuka hati atau lebih dikenal dengan harga nuthuk. Kabar ini beredar luas di dunia maya bahkan surat kabar. 1 Namun demikian, lesehan malioboro tetap ramai dikunjungi wisatawan. Melihat hal tersebut, peneliti ingin mengetahui berbagai persepsi wisatawan mengenai wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro, baik itu persepsi terhadap lesehan maupun angkringan. Para wisatawan domestik yang berkunjung ke lesehan dan angkringan memiliki persepsi tersendiri terhadap produk, harga, tempat, dan pelayanan yang telah diterima. Adapun persepsi tersebut dapat bersifat positif maupun negatif tergantung dari cara pandang masing-masing wisatawan. Diketahuinya berbagai persepsi dari wisatawan, diharapkan dapat membantu peningkatan dan perbaikan wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro ke arah yang lebih baik lagi. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul Persepsi Wisatawan Domestik Terhadap Wisata Kuliner Malam Hari di Kawasan Malioboro. 1 Sumber: Diakses pada 18 Juni 2016, pukul WIB.
4 4 1.2 Rumusan Masalah Dalam penulisan ini ada beberapa pokok masalah yang akan dikaji. Hal ini bertujuan agar ruang lingkup penelitian terbatas dan penulisan lebih terarah. Adapun pokok masalah tersebut ialah sebagai berikut: 1) Bagaimana persepsi wisatawan domestik terhadap produk, harga, tempat, dan pelayanan wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro? 2) Apa saja upaya perbaikan yang dapat dilakukan pada wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro? 1.3 Tujuan Penelitian Dengan mengacu pada beberapa pokok permasalahan di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut. 1) Mengetahui persepsi wisatawan domestik terhadap produk, harga, tempat, dan pelayanan wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro. 2) Mengetahui berbagai upaya perbaikan yang dapat dilakukan pada wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro yang lebih baik. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai perkembangan studi pariwisata khususnya yang berhubungan dengan persepsi wisatawan domestik terhadap berbagai komponen wisata kuliner malam hari di Kawasan Malioboro.
5 5 2) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan saran bagi pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas wisata kuliner malam hari di Kawasan Malioboro. Sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan domestik pada wisata kuliner malam hari di Kawasan Malioboro. 1.5 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini peneliti bagi berdasarkan kesamaan fokus dan kesamaan lokus. Kesamaan fokus berdasarkan tema atau topik permasalahan yang dipilih oleh peneliti hampir sama, yaitu tentang analisis komponen daya tarik suatu atraksi wisata. Dari penelitian terdahulu yang sudah dilakukan dan berkaitan dengan judul diantaranya adalah sebagai berikut: Penulisan karya ilmiah berupa skripsi yang ditulis oleh Kezia Zipora (2015), dengan judul Analisis Produk dan Manajemen Kopi Jos Sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner di Yogyakarta, penelitian ini mengangkat Angkringan Kopi Jos, untuk mengetahui berbagai produk yang dimiliki dan cara manajemen usaha kuliner tersebut. Hasil dari penelitian ini ialah Angkringan Kopi Jos memiliki berbagai produk baik produk kuliner maupun atraksi wisata yang ditawarkan, seperti suasana yang terdapat pada Angkringan Kopi Jos dan merasakan sensasi panasnya kopi serta bunyi jooossh dari kopinya. Selain itu, penelitian Kezia juga membahas tentang manajemen Angkringan Kopi Jos yang tidak rumit namun sudah teratur seperti adanya proses produksi, pembagian kerja, jam operasional, dan perhitungan pengeluaran maupun pemasukan setiap harinya.
6 6 Skripsi yang ditulis oleh Nur Khairina (2015) dengan judul Pengaruh Pemasaran Bakpiapia Terhadap Daya Saing Produk dan Perusahaan Sejenis: Kajian Wisata Kuliner, penelitian ini berisi tentang daya saing produk dan perusahaan sebuah usaha kuliner Bakpiapia terhadap produk dan perusahaan sejenis khususnya dalam menghadapi MEA serta pengaruhnya dalam meningkatkan wisata kuliner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi wisatawan mengenai Bakpiapia dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah produk yang terjual dan jumlah pendapatan perusahaan. Selain itu berpengaruh pula pada wisata kuliner Yogyakarta karena Yogyakarta ialah tempat dimana perusahaan itu berada. Sehingga akan berpengaruh juga dalam meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Tesis dari Inayatul Ilah Nashruddin (2011) yang berjudul Pengaruh Kualitas Produk Kuliner Terhadap Motivasi Kunjungan Wisatawan di Lesehan Malioboro, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara kualitas produk kuliner terhadap motivasi kunjungan wisatawan ke Lesehan Malioboro. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa lesehan Malioboro bukan merupakan tujuan utama wisatawan. Secara keseluruhan kualitas produk kuliner bukan merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kunjungan wisatawan ke lesehan Malioboro. Melainkan ada berbagai faktor lain yang lebih mempengaruhi motivasi wisatawan untuk berkunjung ke lesehan Malioboro yakni keterikatan Lesehan Malioboro dengan jalan Malioboro secara utuh yang merupakan ikon pariwisata Yogyakarta, serta adanya suasana nostalgia bagi wisatawan.
7 7 Dilihat dari penelitian yang telah disebutkan diatas, penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Persepsi Wisatawan Domestik Mengenai Wisata Kuliner Malam Hari di Kawasan Malioboro belum pernah ada dalam penelitian manapun. Peneliti mencoba melakukan penelitian persepsi wisatawan domestik mengenai produk, harga, tempat, dan pelayanan wisata kuliner malam hari yang ada di kawasan Malioboro. 1.6 Landasan Teori Wisata Minat Khusus Secara umum kegiatan wisata dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu wisata alam dan wisata buatan. Wisata alam ialah kegiatan rekreasi yang memanfaatkan keindahan alam seperti gunung, pantai atau laut, flora dan fauna unik. Sedangkan, wisata buatan adalah objek wisata yang sengaja dibangun oleh manusia, seperti monumen, museum, dan taman bermain. Selain dua jenis wisata diatas, terdapat satu jenis wisata baru yang belum lama dikembangkan di Indonesia. Wisata tersebut ialah wisata minat khusus. Wisata ini lebih ditujukan kepada wisatawan yang mempunyai minat atau tujuan maupun motivasi khusus dalam berwisata. Sehingga biasanya wisatawan memiliki kemampuan atau keahlian tertentu sesuai dengan obyek wisata minat khusus yang akan dikunjungi. Seperti mendaki gunung, berkemah di tepi pantai, arung jeram, bersepeda di bukit, dan lain sebagainya. Weiler dan Hall (1992:5) memberikan definisi mengenai wisata minat khusus sebagai berikut:
8 8 special interest travel is travel for people who are going somewhere because they have a particular interest that can be pursued in a particular region or at a particular destination.... Wisata minat khusus adalah perjalanan bagi seseorang yang ingin pergi ke suatu tempat karena memiliki ketertarikan tertentu yang dapat dilakukan pada daerah yang dituju. Salah satu kegiatan wisata yang termasuk dalam wisata minat khusus ialah wisata kuliner, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Richard George dalam bukunya Marketing Tourism in South Africa (Tourism Tattler Trade Journal 2014:28). George mengidentifikasi 20 wisata minat khusus grup yang popular dan salah satunya ialah gastronomy tourism atau food tourism. Wisata kuliner dapat menjadi wisata minat khusus karena makanan menjadi faktor utama yang mempengaruhi wisatawan dalam membuat keputusan berwisata. Sesuai dengan Hall and Sharples (2003:9) dalam Steinmetz (2010:5): those whose activities, behaviours, and even destination selection is influenced by an interest in food. Ketika satu-satunya motivasi untuk melakukan perjalanan wisata sesuai kebutuhan dan keinginan tertentu, maka pengalaman pariwisata masuk dalam kategori wisata minat khusus atau pariwisata terfokus (Novelli (2005:13) dalam Steinmetz (2010:5)). Selain itu dari berwisata kuliner, wisatawan juga ingin mendapatkan pengalaman dan suasana yang berbeda dari kebiasaan sehari-hari Wisata Kuliner Kuliner ialah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari baik itu makanan sederhana maupun makanan mewah.
9 9 Sedangkan secara harafiah kuliner merupakan kata yang biasa digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang berhubungan dengan masakan atau memasak. Kuliner juga merupakan bagian dari ilmu gastronomi atau tata boga. Kuliner saat ini tidak hanya menjadi suatu hal yang berkaitan dengan mengkonsumsi makanan, namun juga menjadi sebuah gaya hidup. Selain itu, seperti yang telah dikemukakan diatas, kuliner juga menjadi salah satu alternatif baru dalam berwisata. Menurut Asosiasi Pariwisata Kuliner Internasional (International Culinary Tourism Association/ICTA), wisata kuliner merupakan kegiatan makan dan minum yang unik dilakukan oleh setiap pelancong yang berwisata. Sedangkan Hall and Mitchell (2001:308) dalam Steinmetz (2010:4) memberikan definisi mengenai wisata kuliner sebagai berikut: Visitation to primary and secondary food producers, food festivals, restaurants and specific locations for which food and tasting and/or experiencing the attributes of a specialist food production region are the primary motivating factors for travel. Kunjungan ke produsen makanan, festival makanan, restoran, dan lokasi tertentu untuk makan dan mencicipi serta mendapatkan pengalaman dari daerah yang memproduksi makanan tertentu adalah hal-hal menjadi faktor utama untuk melakukan perjalanan. Sehingga perjalanan tersebut dapat dikatakan sebagai wisata kuliner. Wisata kuliner di Indonesia mulai berkembang semenjak banyaknya media atau televisi lokal yang menyiarkan program kuliner. Tak hanya itu banyak pula blogger-blogger Indonesia yang mulai menulis tentang pengalaman mereka
10 10 mencicipi kuliner di suatu tempat. Inilah yang membuat wisata kuliner makin diminati oleh masyarakat. Perkembangan wisata kuliner yang semakin pesat di Indonesia menjadikan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menetapkan 5 kota sebagai destinasi wisata kuliner unggulan yakni, Yogyakarta, Solo, Semarang, Bandung dan Bali. Penetapan destinasi kuliner ini dlihat dari 6 kelayakan seperti produk dan daya tarik utama, pengemasan produk dan event, kelayakan pelayanan, kelayakan lingkungan, kelayakan bisnis serta peran pemerintah dalam pengembangan destinasi wisata kuliner. Berbagai kawasan wisata kuliner tersebut antara lain lesehan malam hari di Malioboro Jogja, wisata kuliner pedagang kaki lima (PKL) di Galabo Solo, deretan PKL di sekitar Simpang Lima Semarang, kawasan wisata kuliner di daerah Dago Bandung, dan sebagainya. 2 Telah disebutkan diatas bahwa Yogyakarta atau Jogja merupakan salah satu destinasi wisata kuliner unggulan Indonesia. Daya tarik wisata kuliner Jogja adalah rasa makanannya yang enak, cara penyajiannya yang masih tradisional, dan bumbu rempah-rempahnya. Suatu kawasan wisata kuliner di Jogja yang terkenal ialah lesehan Malioboro. Sebenarnya, makanan dan minuman yang disajikan oleh lesehan Malioboro sama saja dengan rumah makan atau lesehan pada umumnya, namun yang menjadi daya tarik dari lesehan Malioboro adalah suasana malam hari jalan Malioboro yang lengang dan musisi jalanan yang menemani wisatawan saat menyantap makanan mereka. Hal inilah yang membuat kebanyakan wisatawan ingin kembali lagi ke lesehan Malioboro. 2 Sumber : diakses tanggal 7 Maret 2016, pukul WIB.
11 11 Selain lesehan, di kawasan Malioboro juga terdapat angkringan, tempat makan khas Jogja, yang menjajakan berbagai makanan baik nasi maupun camilan. Angkringan juga memiliki menu khas yaitu kopi joss. Kopi joss ini merupakan menu yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk berkunjung ke angkringan Motivasi Wisatawan Menurut Dann (1977) dalam Ross (1998:31) terdapat dua faktor yang memotivasi seseorang untuk melakukan perjalanan, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong adalah faktor yang membuat wisatawan ingin bepergian. Sedangkan faktor penarik adalah faktor yang mempengaruhi kemana wisatawan akan pergi setelah ada keinginan awal untuk bepergian. Oleh karena itu faktor penarik harus didahului oleh kebutuhan untuk bepergian. Selain itu menurut Dann setiap orang memiliki kebutuhan untuk pergi jauh dari lingkungan rumahnya. Dengan bepergian setiap orang dapat menjadi wisatawan yang dapat melakukan berbagai aktivitas diluar kesehariannya. Setiap wisatawan memiliki motivasi yang berbeda-beda saat melakukan perjalanan wisata, baik dari dalam diri sendiri atau yang disebut dengan motivasi sosio-psikologi dan motivasi budaya atau penarik. Crompton (1979) dalam Ross (1998:32) menemukan sembilan motivasi guna menjelaskan motivasi pariwisata, yaitu sebagai berikut: 1. Pelarian diri dari lingkungan biasa dirasakan. 2. Pengenalan dan penilaian diri. 3. Mengendurkan saraf. 4. Martabat. 5. Regresi. 6. Pengembangan hubungan kekeluargaan. 7. Kemudahan interaksi sosial. 8. Kebaharuan.
12 12 9. Pendidikan. Dari kesembilan motivasi diatas, kita dapat mengetahui macam-mcam motivasi yang mempengaruhi wisatawan dalam bepergian ke suatu daerah. Motivasi akan menimbulkan keinginan untuk bepergian. Saat dan/atau setelah melakukan perjalanan wisata, wisatawan akan merasakan kepuasan atau kecewa dari perjalanan tersebut. Barulah setalah itu muncul persepsi wisatawan terhadap obyek wisata yang telah mereka kunjungi Kepuasan Wisatawan Kepuasan merupakan hal yang dapat memberikan pengaruh besar bagi kelangsungan hidup setiap industri pariwisata, termasuk wisata kuliner. Kotler (1997:36) mendefinisikan kepuasan adalah perasaan yang muncul baik senang maupun kecewa dari hasil membandingkan antara kesannya terhadap apa yang diberikan produk/jasa tersebut dengan harapan-harapannya. Kedatangan wisatawan ke suatu lokasi wisata kuliner untuk pertama kali dapat menentukan kemungkinan kunjungan selanjutnya. Apabila kunjungan pertama memberikan kepuasan bagi wisatawan, ada peluang besar wisatawan akan berkunjung kembali. Sedangkan jika wisatawan merasa tidak puas, wisatawan akan berpikir dua kali untuk berkunjung kembali ke obyek wisata. Zithaml dan Bitner (2000:81) mengemukakan beberapa aspek yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan terhadap produk makanan ialah sebagai berikut: 1. Aspek variasi menu yaitu rasa dan penyajian. 2. Aspek kualitas yaitu penggunaan bahan, standar porsi, penampilan penyajian.
13 13 3. Aspek penyajian yaitu peralatan, kecepatan menyelesaikan pesanan, dan ketepatan. 4. Aspek pelayanan yaitu penampilan pelayan, keramahan, kecepatan, dan ketepatan dalam melayani. 5. Aspek harga yaitu standar harga yang ditetapkan dan pilihan harga yang disediakan. 6. Aspek atmosphere/penampilan/suasana yaitu tempat, keamanan, kenyamanan, dekorasi, kebersihan, dan pengaturan meja-kursi. Aspek-aspek inilah yang juga digunakan peneliti dalam proses penyusunan pertanyaan wawancara yang diajukan kepada wisatawan domestik mengenai persepsinya terhadap wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro Persepsi Wisatawan Daya tarik utama wisata kuliner adalah produk makanan. Produk adalah suatu yang meliputi obyek fisik, jasa, tempat, organisasi, gagasan maupun pribadi yang mampu ditawarkan, diminta, dicari, dibeli, digunakanatau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan sesuai dengan kemampuannya (Kotler, 2000:46). Sedangkan kriteria standar suatu produk yang diharapkan oleh konsumen meliputi keanekaragaman, mutu/kualitas, sifat, rancangan, merk, kemasan, dan pelayanan. Berdasarkan sifatnya produk kuliner dapat dibagi menjadi dua, yaitu produk tangible dan intangible. Produk kuliner yang tangible termasuk makanan dan minuman (rasa), penyajian, kebersihan, dan harga serta untuk produk kuliner yang intangible ialah pelayanan dan suasana. Jika dalam penelitian kuliner sebelumnya produk kuliner dibagi menjadi dua, dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis bauran pemasaran 4P yang sudah dimodifikasi untuk mengetahui persepsi wisatawan domestik mengenai wisata kuliner malam hari di
14 14 kawasan Malioboro. Bauran pemasaran 4P yang sebenarnya ialah produk, harga, tempat, dan promosi. Sedangkan yang sudah dimodifikasi oleh peneliti ialah produk, harga, tempat, dan pelayanan. Sehingga dalam penelitian ini, keempat komponen tersebut merupakan tolok ukur persepsi wisatawan mengenai wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro. Secara terminologi persepsi memiliki definisi, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. 3 Sedangkan menurut Walgito (2004:40) persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah interpretasi seseorang terhadap suatu tempat atau suatu kejadian yang dialaminya. Guna mendapatkan persepsi positif dari wisatawan, wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro harus selalu meningkatkan kualitas menjadi lebih baik dari sebelumnya. Persepsi positif akan muncul apabila obyek tersebut dapat memenuhi keinginan wisatawan. Wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro sangatlah terkenal dikalangan para wisatawan, hal inilah yang membuat lesehan dan angkringan memiliki banyak pengunjung. Pengunjung berasal dari berbagai daerah, pekerjaan, dan usia yang berbeda-beda. Adapun setelah mengunjungi dan mencicipi makan di lesehan atau angkringan, para wisatawan memiliki persepsi masing-masing terhadap produk dari lesehan dan angkringan di kawasan Malioboro. Persepsi tersebut dapat berupa persepsi positif maupun negatif. 3 Sumber: diakses tanggal 5 Maret 2016, pukul WIB.
15 15 Adanya berbagai persepsi inilah yang dapat menjadi instropeksi atau masukan bagi wisata kuliner malam hari di Malioboro agar dapat melakukan upaya-upaya perbaikan di masa mendatang. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan berbagai data ialah loksi wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro, meliputi lesehan yang terdapat di sepanjang Jalan Malioboro - Margo Mulyo (dulu Jend. A. Yani) dan angkringan yang ada di Jalan Margo Utomo (dulu Mangkubumi). Penelitian dilakukan selama kurang lebih 1 bulan, mulai dari 15 Maret 2016 sampai 15 April Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diberi lingkaran kuning. Sumber: diolah dari
16 Sumber dan Metode Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya (Darmawan, 2013:159). Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti meliputi: observasi (pengamatan) dan depth interview (wawancara mendalam). Berikut penjelasan metode pengumpulan data yang digunakan peneliti: 1) Observasi Metode observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan produk, harga, tempat, dan pelayanan dari wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro. Dalam metode ini, peneliti menjadi salah satu bagian dari wisatawan yang mencoba lesehan dan angkringan di kawasan Malioboro. 2) Wawancara Mendalam Wawancara bertujuan untuk mendapatkan data primer yang terkait dengan persepsi wisatawan terhadap produk, harga, tempat, dan pelayanan dari wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro. Wawancara dilakukan dengan sejumlah wisatawan domestik dari berbagai kota, usia dan jenis kelamin yang berbeda-beda Teknik Pengumpulan Sampel Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang berarti pengambilan sampel secara sengaja dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Teknik ini memperbolehkan peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena adanya pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan
17 17 syarat sampel yaitu 40 wisatawan domestik yang berasal dari luar kota Jogja yang sedang dan atau telah makan di lesehan dan angkringan di kawasan Malioboro. Selain itu syarat lainnya adalah sampel bukan mahasiswa asal luar kota Jogja yang sedang belajar di Jogja Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau memaparkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain (Arikunto, 2010:3). Sedangkan penelitian kualitatif ialah suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2009:15). Hasil observasi dan wawancara dengan wisatawan domestik, dalam penelitian ini, akan diolah dan dianalisis secara deskriptif. Hasil data yang diperoleh disusun sesuai kategori masing-masing, baik data hasil observasi peneliti maupun data wawancara dengan wisatawan domestik. Seperti data mengenai persepsi wisatawan terhadap produk, harga, tempat, dan pelayanan dari wisata kuliner malam hari di Kawasan Malioboro. Setelah melakukan kategorisasi pada data-data yang telah terkumpul, peneliti melakukan interpretasi data sesuai dengan landasan teori yang digunakan
18 18 dalam penelitian ini. Kemudian, dari hasil interpretasi tersebut didapatkan sebuah kesimpulan persepsi wisatawan domestik terhadap produk, harga, tempat, dan pelayanan dari wisata kuliner malam hari di Kawasan Malioboro. 1.9 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas empat bab yang masing masing dijabarkan sebagai berikut: Bab satu menguraikan alasan dan tujuan mengambil tema penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan. Bab dua menguraikan gambaran umum mengenai topik yang akan dibahas dalam penelitian yaitu Kawasan Wisata Jalan Malioboro Yogyakarta. Bab tiga menguraikan pembahasan dari hasil penelitian mengenai persepsi wisatawan domestik terhadap lesehan dan angkringan sebagai wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro Yogyakarta serta pengembangan kearah yang lebih baik. Bab empat adalah bab terakhir yang berisikan kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan. Selain kesimpulan terdapat juga saran yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan wisata kuliner malam hari di kawasan Malioboro.
BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan. Ketertarikan wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata berbeda satu dengan yang lainnya. Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang memiliki jaringan yang luas. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki pertumbuhan paling pesat dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan ujung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup perhatian karena menyangkut aturan-aturan guna mensejahterakan masyarakat, bukan saja masyarakat selaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta adalah kota dengan berbagai predikat, banyak julukan yang dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah dan warga masyarakat di sekitar tempat objek wisata itu berada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah dan warga masyarakat
Lebih terperinciBAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan
BAB І PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan Indonesia, karena pariwisata sebagai sebuah industri dengan bidang yang sangat kompleks. Keberadaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan sektor pariwisata terjadi secara global dalam beberapa tahun belakangan ini. Sektor pariwisata menjadi tulang punggung suatu negara, dalam arti salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu ikon pariwisata yang sangat menonjol. Bukan hanya sebagai kota pariwisata, Yogyakarta juga berhasil menyabet predikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata sebagai sumber pendapatan tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pariwisata di anggap sebagai sektor yang sangat menjanjikan pada zaman sekarang ini. Banyak negara di dunia yang bergantung pada industri pariwisata sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah sebuah daerah otonomi setingkat propinsi di Indonesia dengan ibukota propinsinya adalah Yogyakarta, sebuah kota dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Selain kekayaan dan keindahan alam tropisnya, Indonesia mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga masalah pangan dikategorikan ke dalam kebutuhan primer atau kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Judul
BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Judul Pengertian judul Pusat Kuliner Klaten Berkarakter Budaya Jawa Tengah menurut kamus 1 adalah : pusat : tempat yang letaknya di bagian tengah; titik yang di tengah-tengah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin
Lebih terperinciPUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN
PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Yogyakarta beberapa orang menyebutnya Jogja, Jogjakarta, atau Yogya adalah kota yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan di dunia ini dibagi menjadi kehidupan di siang hari dan kehidupan malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di siang hari, mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan menjadi tujuan integrasi ekonomi regional pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Keunikan yang dimiliki Indonesia tak hanya merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau, namun juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Restoran dan Kafe di Kota Bandung dari tahun TAHUN PERTUMBUHAN (%) , , ,33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu kota tujuan pariwisata di Indonesia pada umumnya dan Jawa Barat pada khususnya, menunjukan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu dampak dari pesatnya dunia usaha saat ini adalah pelaku usaha saling bersaing
Lebih terperinci2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang sangat besar baik bagi negara, bagi wilayah setempat yang bersangkutan, maupun bagi negara asal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam struktur ekonomi dan proses pembangunan negara. Hal ini disebabkan karena pariwisata dapat meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pariwisata menjadi suatu industri yang berpotensial dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Kegiatan pariwisata tidak hanya berekreasi atau melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan
Lebih terperinci2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia saat ini dari masa ke masa demikian pesat dan menjadi hal penting bagi setiap negara dan kalangan industri pariwisata. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Program Komputer Acuan Bahasa c 2010 Ferli Deni Iskandar
BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Judul Pengertian Judul Pusat Wisata Kuliner Danau Toba dengan Pendekatan Eko Wisata menurut kamus 1 adalah : Pusat : tempat yang letaknya di bagian tengah ; titik yang di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat dan mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Profil Perusahaan Coffee Shop Kopi Progo merupakan unit bisnis strategis di bidang cafe dan resto yang berdiri pada tahun 2009 di Jl. Progo, Bandung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan
Lebih terperinciPERILAKU MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT MAKAN BERCIRI INTERNASIONAL. Oleh : Muliasari Pinilih 1, Intan Shaferi 2. Abstrak
PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT MAKAN BERCIRI INTERNASIONAL Oleh : Muliasari Pinilih 1, Intan Shaferi 2 1 Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto 2 Dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadikan Kota Bandung sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia tentunya bukanlah hal yang baru lagi bagi masyarakat di negara ini. Melimpahnya kekayaan alam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata alam dewasa ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan hayati dan non hayati yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia memiliki banyak potensi untuk dikembangkan baik dalam sektor pertanian, perkebunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata menjadi industri yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata terlihat dari munculnya atraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisata seperti ini dengan tujuan yang bermacam-macam. mereka bermacam-macam, seperti ingin berwisata ke lokasi pengambilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan kegiatan yang bertujuan untuk rekresasi, liburan, pelancongan atau tourism. Dalam melakukan kegiatan wisata, tidak hanya individu, namun banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia sudah semakin berkembang. Perkembangan bisnis tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh perusahaan untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Saat ini perkembangan bisnis di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. Ganesha Mocktail Cafe yang berdiri sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang luar biasa merupakan salah satu destinasi andalan wisatawan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kota Yogyakarta, kota unik namun memancarkan pesona wisata dan budaya yang luar biasa merupakan salah satu destinasi andalan wisatawan dalam negeri maupun luar
Lebih terperinci(Diferentiated Marketing)
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPOT RAWON SETAN DALAM MEMPERTAHANKAN KONSUMEN A. Implementasi Strategi Pemasaran Depot Rawon Setan 1. Analisis Strategi Pemasaran yang Membeda-bedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya adalah wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata belanja, dan masih banyak lagi. Dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi.
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dampak positif dari globalisasi adalah aksesibilitas informasi dan kemajuan ilmu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai bidang, baik itu politik, sosial, ekonomi, budaya, serta perilaku dan kebiasaan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Dua aspek inilah yang sekarang menjadi konsentrasi pembangunan yang diinisiasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan dalam meraih devisa Negara. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai peluang bisnis dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rebranding Usaha Pindang Bandeng Presto Sari Rasa Pak Kumis
BAB I PENDAHULUAN Rebranding Usaha Pindang Bandeng Presto Sari Rasa Pak Kumis 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan ragam makanannya yang bervariasi. Setiap daerah memiliki budaya, kebiasaan,
Lebih terperinciUKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Lebih terperinci2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia dijadikan komoditi andalan dalam membantu meningkatkan kelangsungan pemasukan ekonomi Negara. Wisata di dunia akan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis saat ini sangatlah ketat, terutama bisnis restoran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan di dunia bisnis saat ini sangatlah ketat, terutama bisnis restoran. Banyaknya pesaing menimbulkan daya kreatif pada pihak pengusaha restoran agar menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia wisata di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya tempat wisata yang berdiri dimasing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu luang (leisure). Perkembangan pariwisata yang pesat dewasa ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah merupakan bentuk nyata dari perjalanan sebuah bisnis global yang sangat menjanjikan kerena ia diperkirakan akan menjadi sebuah sektor yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Indonesia memiliki sumber daya pariwisata yang tidak kalah menariknya bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asean. Namun demikian kepemilikan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri jasa restoran di Indonesia saat ini bisa dikatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri jasa restoran di Indonesia saat ini bisa dikatakan sangatlah berkembang dimana bisa dilihat semakin maraknya jasa restaurant maupun kafe yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kepariwisataan di Indonesia sekarang ini berkembang cukup pesat. Meningkatnya kecendrungan wisatawan asing maupun domestik untuk melakukan perjalanan wisata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan primer manusia adalah sandang, pangan dan papan. Manusia membutuhkan makanan (pangan) agar dapat terus melakukan aktivitas dan bertahan hidup. Dengan demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin menyadarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama pada dunia usaha saat ini. Di samping itu, banyaknya usaha bermunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam objek wisata alam maupun objek wisata sejarah. Selain itu, Bandung menawarkan pengalaman berwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu daya tarik bagi setiap negara maupun daerahnya masing-masing. Pariwisata adalah industri jasa yang menanggani mulai dari transportasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pariwisata dan makanan merupakan duet ideal, manakala ekses dari kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, sesuai dengan fitrah manusia atau wisatawan yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai buah dari usaha ekonomi nasional yang mandiri maka mengembangkan industri pariwisata merupakan suatu keniscayaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu Negara, wilayah, maupun daerah. Melalui perkembangan pariwisata, Negara, wilayah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang sudah terkenal sampai ke mancanegara dan memiliki kedudukan yang dapat disejajarkan dengan daerah-daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pariwisata bukan hal yang asing untuk masyarakat. Banyak wisatawan baik domestik maupun asing yang datang berlibur untuk menghabiskan waktu dan menikmati keindahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA
ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Aris Baharuddin 1, Maya Kasmita 2, Rudi Salam 3 1 Politeknik Informatika Nasional Makassar 2,3 Universitas Negeri Makassar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis cafe di Indonesia saat ini sedang berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat Banyaknya cafe yang bermunculan dikarenakan cafe sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan yang kini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di dunia. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, manakala kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, kebiasaan manusia yang selalu tak bisa berhenti berkonsumsi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri pariwisata telah berkembang dengan pesat di berbagai negara dan menjadi sumber devisa yang cukup besar. Di Indonesia pariwisata menjadi suatu bukti keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan merupakan suatu industri yang berkembang pesat di seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk mengembangkan industri kepariwisataannya
Lebih terperinciINTERVIEW GUIDE ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN
INTERVIEW GUIDE ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN Pertanyaan bagi pemilik usaha 1. Barang atau jasa apa yang Anda jual di obyek wisata Tangkahan? Saya menjual barang-barang kerajinan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kopi merupakan salah satu dari komoditi perkebunan yang dihasilkan Indonesia. Kopi di Indonesia banyak diolah menjadi bahan dasar pembuatan minuman. Olahan minuman kopi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung saat ini terkenal dengan sebagai salah satu kota wisata yang sangat digemari oleh para wisatawan baik itu turis lokal maupun mancanegara, hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata merupakan sektor industri yang sangat berkembang pesat di negara kita, selain itu pariwisata adalah salah satu sektor yang meningkatkan taraf perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang turut berperan serta dalam membangun perekonomian negara melalui pemasukan devisa negara dari wisatawan. Selain itu, industri pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang berpenduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang berpenduduk 3,2 juta jiwa dan mempunyai luas wilayah 3.142 km² (0,17% luas wilayah Indonesia). Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang.
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan bisnis makanan dan minuman masih tercatat sebagai pertumbuhan yang tinggi di berbagai belahan dunia. Berbagai tempat bisnis makanan dan minuman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni
Lebih terperinciFavehotel: Salah Satu Hotel Murah Terbaik di Jakarta Majalah Teen Online - teen.co.id Tuesday, 24 March 2015 10:28
Kebutuhan hidup di Kota Jakarta yang lebih tinggi dibandingkan kota-kota lain sering membuat calon wisatawan agak mengurungkan niatnya guna berpelesiran ke ibu kota negara ini. Padahal, objek-objek wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sektor perekonomian dan teknologi pun terus berkembang sehingga arus informasi pun semakin cepat diterima
Lebih terperinciJOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata
JOKO PRAYITNO Kementerian Pariwisata " Tren Internasional menunjukkan bahwa desa wisata menjadi konsep yang semakin luas dan bahwa kebutuhan dan harapan dari permintaan domestik dan internasional menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Wisatawan Sebagai Konsumen Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan konsumen adalah setiap orang pemakai
Lebih terperinci