MODEL SARA MILLS DALAM ANALISIS WACANA PERAN DAN RELASI GENDER
|
|
- Hartono Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL SARA MILLS DALAM ANALISIS WACANA PERAN DAN RELASI GENDER Teti Sobari 1, Lilis Faridah 2 1 STKIP Siliwangi tetisobari@yahoo.com 2 SMPN 1 Soreang faridahlilis@gmail.com Abstrak Gender artinya perbedaan yang terlihat antara perempuan dan laki-laki berdasarkan nilai dan perilaku social. Fokus perhatian penelitain ini yaitu wacana feminisme, bagaimana peran dan relasi gender perempuan dalam teks? dan bagaimana perempuan ditampilkan dalam teks yang berkaitan dengan nilai dan perilaku sosial? Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan analitik wacana kritis terhadap teks berita yang berjudul Punya Anak Hambatan Karir Perempuan Indonesia? yang ditulis pada Koran Republika tanggal 9 Maret Hasil penelitian menunjukkan bahwa penulis menampilkan perempuan sebagai subjek tulisan, karena perempuan pada teks berita di atas posisinya mendefinisikan dan ia dapat menampilkan dirinya sendiri. Sedangkan objek dari wacana tersebut adalah karir atau pekerjaan yang merupakan peran ganda yang harus dilakukan oleh seorang perempuan ketika ingin terus melanjutkan pekerjaan sambil berperan sebagai ibu rumah tangga. Dengan demikian, peran dan relasi gender dalam teks tersebut dapat menampilkan dirinya dan juga bisa berperan ganda. Kata kunci: model Sara Mills, peran dan gender Pendahuluan Gender artinya perbedaan yang terlihat antara perempuan dan laki-laki berdasarkan nilai dan perilaku sosial. Sebagaimanan perbedaan yang ada, maka di sana pula terletak perbedaan peran dari masing-masing gender di tengah masyarakat. Pembagian peran gender yang ada lebih dikenal sebagai pembagian kerja berdasarkan seksual adalah pembagian kerja yang paling tepat untuk perempuan dan laki-laki. Dalam pembagian kerja seksual ini, pada umumnya perempuan diberi peran dan diposisikan untuk berkiprah dalam sektor domestik atau rumah tangga, sedangkan laki-laki di sektor publik atau masayarakat. Pada sektor domestik merupakan sektor yang stastits dan konsumtif, sedangkan sektor publik adalah sektor yang dinamis dan memiliki 88
2 sumber kekuasaan di bidang politik, ekonomi, sosila budaya dan pertahanan yang dapat menghasilkan serta dapat mengendalikan perubahan sosial. Fokus perhatian pada makalah ini yaitu wacana feminisme, bagaimana perempuan ditampilkan dalam teks. Perempuan cenderung ditampilkan dalam teks sebagai pihak yang lemah, marjinal dibanding dengan pihak laki-laki. Ketidakadilan dan penggambaran yang buruk mengenai perempuan inilah yang menjadi sasaran utama makalah ini. Hal yang sama banyak terjadi dalam berita, banyak berita yang menampilkan perempuan sebagai objek pemberitaan. Berita mengenai hambatan karir pada perempuan merupakan sedikit dari berita yang menampilkan perempuan sebagai objek pemberitaan. Fenomena pemberitaan wanita karir, dewasa ini banyak menarik perhatian pembaca karena dirasa bertolak belakang dengan takdir perempuan yang berperan sebagai ibu rumah tangga. Pada makalah ini, masalah yang akan dianalisis yaitu peran dan relasi gender dalam pembagian kerja berdasarkan seksual dengan menganalisis berita yang berjudul Punya Anak Hambatan Karir Perempuan Indonesia? yang ditulis pada Koran Republika tanggal 9 Maret Kajian Teori Feminisme adalah sebuah keinginan yang muncul akibat adanya ketidakadilan terhadap hak perempuan yang tidak sama dibandingkan dengan laki-laki. Istilah ini pertama kali digunakan di dalam debat politik di Perancis di akhir abad 19. Menurut Hannam (2007, hlm. 22) di dalam buku Feminism, kata feminisme bisa diartikan sebagai: 1. Ketidakseimbangan kekuatan antara dua jenis kelamin, dengan peranan wanita berada di bawah pria. 89
3 2. Keyakinan bahwa kondisi wanita terbentuk secara sosial dan maka dari itu dapat diubah. 3. Penekanan pada otonomi wanita. Feminis merupakan orang yang menganut faham feminism. Mereka terbagibagi menjadi beberapa aliran. Menurut buku Feminist Thought yang ditulis oleh Rosmarie Tong, ada delapan macam aliran feminisme yang dianut oleh para feminis. Diantaranya adalah: liberal, radikal, sosialis, psychoanalytic, carefocused, multicultural/global/colonial, ecofeminist, dan gelombang ketiga yang dikenal dengan postmodern. (Tong dalam Darma, 2009, hlm. 1) Feminis liberal memandang terdapat diskriminasi perempuan yang diperlakukan tidak adil. Perempuan seharusnya memiliki peluang dan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam masyarakat. Feminis Radikal memandang sistem partrilianisme dibentuk oleh kekuasaan, dominasi, hirarki, dan kompetisi. Namun pandangan tersebut tidak bisa diperbaharui dan bahkan bila memukinkan pemikirannya harus dirubah. Fokus feminisme radikal yaitu pada jenis gender, jenis kelamin, dan reproduksi yang merupakan pijakan pengembangan pemikirannya. (Tong dalam Darma, 2009, hlm. 2) Sedangkan Feminis psikoanalitis lebih mengutamakan kepada karya-karya Sigmund Freud untuk lebih mengerti peran jenis kelamin di dalam kasus penindasan terhadap wanita. (Tong, 2009, hlm. 5). Feminis care-focused membahas mengenail peran perempuan dikaitkan dengan hubungan, keterikatan, dan komunitas. Sedangkan laki-laki dihubungkan dengan kekuasaan, kemandirian, dan kekuatan. Para pemikir ini menganggap bahwa di dalam masyarakat ada perbedaan kenyataan antara feminis dan maskulin. (Tong dalam Darma, 2009, hlm. 7) 90
4 Feminis multicultural/global/postcolonial berfokus pada penyebab dan penjelasan terhadap kedudukan wanita yang berada di bawah pria di seluruh dunia. Feminis aliran ini terkenal memiliki komitmen yang kuat untuk menekankan perbedaan di antara wanita dan menidentifikasi berbagai macam wanita agar dapat bekerjasama dengan baik. (Tong dalam Darma, 2009:7). Feminis aliran ecofeminists menekankan pada titik kalau kita tidak hanya terhubung terhadap sesama manusia, tetapi kepada makhluk lain seperti hewan atau bahkan tumbuhan. (Tong dalam Darma, 2009, hlm. 8) Feminis postmodern atau gelombang ketiga memiliki pemikiran untuk menghapuskan perbedaan antara maskulin dan feminim, jenis kelamin, wanita dan pria. Mereka mencoba menghancurkan konsep para kaum pria yang mencegah wanita untuk memposisikan dirinya dengan pemikirannya sendiri dan tidak mengikuti pemikiran pria. (Tong dalam Darma, 2009, hlm. 9) Peran Ganda Istri Peran ganda merupakan dua peran yang dilakukan oleh seorang saja dalam menjalankan suatu tugas yang memang sudah menjadi hal yang dikerjakannya (bekerja) dan dan peran perempuan dalam keluarga sudah menjadi kodrat yang diberikan mahapencipta. Dalam keluarga konvensional, suami bertugas mencari nafkah dan istri yang mengurus rumah tangga. Tetapi kini, dengan tumbuhnya kesempatan bagi wanita bersuami untuk bekerja, pada pola kekeluargaan segera berubah dan muncul apa yang disebut sebagai dualisme karir. 91
5 Dualisme (persamaan karir) karir terjadi bila suami maupun istri sama-sama bekerja dan mengurus rumah tangga secara bersama pula. Didalam hubungannya dengan posisi masing-masing, setiap pasangan suami istri memiliki cara yang berbeda didalam mengatur peranannya dalam pekerjaan dan rumah tangga. Perempuan yang bekerja secara paruh waktu umumnya menganggap bahwa pekerjaan hanyalah sekedar hobbi dan hanya menduduki prioritas kedua dibawah kepentingan keluarga. Tetapi dalam keluarga dualisme karir egalitarian, sepasang suami istri bekerja bukan saja untuk mendapatkan penghasilan namun ada juga hanya ingin mendaptkan pengakuan peran dalam keluarga. Sudah sejak lama peran perempuan selalu mendapatkan stereotif dari masyarakat tradisional yaitu sebagai ibu rumah tangga. Bahkan ada pemeo masyarakat yang mengatakan bahwa perempuan itu identik dengan dapur dan kasur. Aktivitas perempuan selalu berkaitan dengan kehidupan social di sekitar rumah dan keluarga. Pandangan masyarakat belum menunjukkan adanya kepercayaan terhadap perempuan terutama berkaitan dengan tanggung jawab sebagai pemimpin. Pada hakikatnya antara laki-laki dan perempuan sesuai kodratnya memiliki peran masing-masing yang tidak menjadikan salah satu memiliki dominasi otoriter dalam kehidupan sosial. Semuanya sudah diatur baik dari aspek agama maupun kehidupan social memiliki kewajiban dan fungsinya masing-masing. Perempuan memiliki kodrat sebagai seorang istri dan ibu yang memiliki fisik berbeda dengan laki-laki.. 92
6 Pada masyarakat konvensional menyatakan bahwa laki-laki memiliki peran utama yaitu yang menakhodai keluarga serta peran pemberi nafkah bagi keluarganya. Perempuan hanyalah sebagai pengurus rumah dan pendidikan anak-anaknya. Namun, ada masyarakat yang sudah menganut paham, bahwa perempuan juga bisa memiliki tanggung jawa yang sama yaitu sebagi pencari nafkah atau memiliki peran membantu keluarga menambah pendapatan. Dengan demikian, dalam masyarakat modern masa kini peran laki-laki dan perempuan memiliki tanggung jawab yang sama dalam keluarga. Sara Mills menulis mengenai teori wacana terutama wacana seputar feminisme, oleh sebab itu yang dikemukakan oleh Sara Miils disebut sebagai persepektif feminis. Titik perhatian dari persepektif wacana feminis adalah menunjukan bagaimana teks bias dalam menampilkan wanita. Gagasan dari Sara Mills (1992) sedikit berbeda dengan model critical linguistic seperti yang diuraikan pada bagian terdahulu. Crirical linguistic hanya memusatkan perhatian pada struktur kebahasaan dan bagaimana pengaruhnya dalam pemaknaan khalayak. Sara Mills (dalam Eriyanto, 2011, hlm. 206) lebih melihat pada bagaimana peran pelaku ditampilkan dalam teks dan peran pembaca serta penulis ditampilkan dalam teks. Pada akhirnya gaya pemaparan dan peran yang ditempatkan dan ditampilkan dalam teks ini akan memebentuk pihak yang legitimate dan illegitimate yaitu pihak yang berkuasa dan menjadi pihak minoritas yang dikendalikan Berikut adalah kerangka dengan model analisis Sara Mills: 93
7 TINGKAT Posisi Subjek-Objek YANG INGIN DILIHAT Bagaimana peristiwa dapat dilihat, dari kacamata siapa peristiwa itu dilihat. Siapa yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) dan siapa yang menjadi objek yang diceritakan. Apakah masing-masing aktor dan kelompok social mempunyai kesempatan untuk menampilkan dirinya sendiri, gagasannya ataukah kehadirannya, gagasananya ditampilakan oleh kelompok/orang lain. Posisi Penulis-Pembaca Bagaimana posisi pembaca dimunculkan dan berperan dalam teks. Bagaimana pembaca menempatkan dirinya dalam teks yang ditampilkan. Kepada kelompok manakah pembaca menempatkan dirinya. Metode Penelitian 94
8 Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan analitik wacana kritis terhadap teks berita yang berjudul Punya Anak Hambatan Karir Perempuan Indonesia? yang ditulis pada Koran Republika tanggal 9 Maret Metode analisis isi kualitatif merupakan metode yang dalam menelaah pesan dari sebuah teks berita. Pesannya berupa simbol-simbol dari ide pokok atau tema yang terkandung dalam teks berita (Badara, 2014, hlm. 63). Hasil dan Pembahasan Sara Mills (dalam Eriyanto, 2011, hlm. 200) dengan menggunakan analisis Althusser lebih mengutamakan peran pelaku pada teks. Peran ini dikatakan sebagai bentuk memposisikan seseorang yaitu sebagai penafsir dan posisi yang ditafsirkan. mmenekankan bagaimana aktor diposisikan dalam teks. Oleh karena itu, ada dua hal yang harus diutamakan yaitu bagaimana pelaku dalam teks tersebut diposisikan dan bagaimana pelaku sebagai penafsir atau yang ditafsirkan dalam pemberitaan. Peran pelaku dalam teks baik sebagi penafsir maupun yang ditafsirkan yaitu untuk memaknai terjadinya peristiwa seperti apa dan bagaimana. Bahkan akan berdampak pada bagaimana peran pembaca dalam teks yang merupakan hasil negosiasi antara pembaca dan penulis. Hal ini merupakan gambaran bahwa pembaca digambarkan oleh penulis sesuai dengan imajinasi penulis. A. Posisi Subjek-Objek Dalam wacana yang ada pada Koran Republika dengan judul Punya Anak Hambatan Karir Perempuan Indonesia? yang ditulis pada Koran Republika pada tanggal 9 Maret Penulis menampilkan perempuan sebagai subjek tulisan, karena perempuan pada teks berita di atas posisinya mendefinisikan kemandirian dan ia dapat menampilkan dirinya sendiri. 95
9 Kalimat yang menunjukkan perempuan sebagai subjek dari wacana adalah kalimat pada awal berita yaitu Berdasarkan hasil penelitian, ternyata mayoritas perempuan Indonesia menilai, memiliki anak dapat menghambat perkembangan karir. Responden dari penelitian adalah perempuan dan hasil dari penelitian tersebut menceritakan bahwa perempuan di Indonesia sendiri mengakui bahwa memiliki anak dapat menghambat perkembangan karir. Pada kalimat lain di paragraf ke-tiga yaitu Satu sisi perempuan harus mengambil cuti melahirkan, menyusui dan mengasuh anak. Sisi lainnya, perempuan dituntut membantu suami mencari penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, mengingat kebutuhan rumah tangga saat ini sangat mahal, hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Accenture Indonesia, Neneng Goenadi dalam diskusi yang digelar untuk memperingati 'International Women's Day 2012' di Jakarta dimana dihadiri oleh ratusan wanita yang peduli terhadap isu seputar wanita Indonesia. Selain itu dari hasil survei yang dilakukan sejak 2005 yang bertajuk 'The Path Forward' pada November hingga Desember 2011 di 31 negara dimana sekitar 55 persen perempuan Indonesia yang menjadi responden menyatakan bahwa memiliki anak akan menghambat karir. Hal tersbut merupakan bentuk dari pencitraan diri seorang perempuan yang dilakukan oleh perempuan itu sendiri (55% perempuan Indonesia yang menjadi responden) dengan menyatakan bahwa anak akan menjadi penghambat bagi perempuan untuk berkarir. 96
10 Sedangkan objek dari wacana tersebut adalah karir atau pekerjaan yang merupakan peran ganda yang harus dilakukan oleh seorang perempuan ketika ingin terus melanjutkan pekerjaan sembari berperan sebagai ibu rumah tangga. B. Posisi Penulis-Pembaca Menurut Sara Mills (dalam Eriyanto, 2011, hlm. 202) berita bukanlah semata sebagai hasil produksi dari awak media/wartawan dan pembaca tidaklah ditempatkan semata seabgai sasaran, karena berita adalah hasil kesepakatan antara keinginan wartawan dengan pembacanya..oleh karena itu, karena itu, dalam mempelajari konteks perlu memperhatikan konteks lain dari sisi pembaca sebagai teks pembanding. Dengan demikian tidak cukup hanya memperhatikan konteks yang ditulis oleh seorang wartawan saja dalam memahami suatu konteks. Pada wacana tersebut teks disampaikan secara tidak langsung melalui metode kode budaya. Istilah ini diperkenalkan oleh Ronald Barthes mengacu pada kode atau nilai budaya yang dipakai oleh pembaca ketika menafsirkan suatu teks diantaranya dengan menggunakan kalimat Kesimpulan itu didapat dari hasil penelitian mensugestikan sejumlah informasi yang dipercayai dan diakaui secara bersama dainggap sebagai kebenaran bersama. Kode budaya merupakan kode yang dapat digunakan oleh pembaca untuk memahami nilai terutama yang berkaitan dengan yang mendapat kesepakatan dengan pembacanya. 97
11 Simpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penulis menampilkan perempuan sebagai subjek tulisan, karena perempuan pada teks berita di atas posisinya mendefinisikan dan ia dapat menampilkan dirinya sendiri. Sedangkan objek dari wacana tersebut adalah karir atau pekerjaan yang merupakan peran ganda yang harus dilakukan oleh seorang perempuan ketika ingin terus melanjutkan pekerjaan sambil berperan sebagai ibu rumah tangga. Dengan demikian, peran dan relasi gender dalam teks tersebut dapat menampilkan dirinya dan juga bisa berperan ganda. Berdasarkan hasil analisis pada teks berita Koran Republika maka dapat dikatakan bahwa Koran Republika sangat berpihak pada perempuan. Hal ini dapat terlihat pada beberapa tulisan diterbitkan koran tersebut selalu mencerminkan keberpihakan terhadap perempuan. Hak perempuan perlu mendapatkan perhatian khsusus terutama yang berkaitan dengan konteks sosial. Daftar Pustaka Badara, Aris. (2013). Analisi Wacana:Teori, Metode dan Penerapannya Pada Wacana Media. Kencana Prenada Media Group: Jakarta Darma, Aliah Yoce. (2013). Analisis Wacana Kritis. Yrama Widya: Bandung Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. LKIS: Yogyakarta Hannam, June. (2007). Feminism. London : Pearson Education. Koran Republika. (2012). Punya Anak Hambatan Karir Perempuan Indonesia?. 9 Maret
12 Mills, Sara. (1992). Knowing Your Place: A Marxist Feminst Stylistic Analysis. Dalam Michael Toolan (ed.) Language, Text, and Copntext: Essays in Stylistics. London and New York: Routladge. 99
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah teks berita pelecehan seksual yang dimuat di tabloidnova.com yang tayang dari bulan Januari hingga September
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinci* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik
Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum pernah ditulis di penelitian-penelitian di Kajian Wanita Universitas Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI KONSTRUKSI PEREMPUAN DI DALAM MAJALAH MALE
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI KONSTRUKSI PEREMPUAN DI DALAM MAJALAH MALE Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kelengkapan Siding Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi CANDRA PUTRA MANTOVANI L100 090 002 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat, orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peran Pekerjaan dan Keluarga Fenomena wanita bekerja di luar rumah oleh banyak pihak dianggap sebagai sesuatu yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Kendati semakin lumrah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Manusia selalu memerlukan bahasa di setiap geraknya, hampir dapat dipastikan semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Nama Mario Teguh agaknya sudah familiar ditelinga masyarakat, terutama bagi penonton setia Mario Teguh Golden Ways. Mario Teguh adalah figur publik yang terkenal
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki pada posisi dan kekuasaan yang lebih dominan dibandingkan perempuan. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
318 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan capaian hasil penelitian dan pembahasan seperti yang tertuang pada bab IV, bahwa penelitian ini telah menghasilkan dua analisis, pertama
Lebih terperinciPELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG
RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG Oleh : Dra. Sofi Sufiarti. A ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab laki-laki yang lebih besar, kekuatan laki-laki lebih besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Berkendara sepeda motor sudah menjadi budaya pada masyarakat modern saat ini.kesan bahwa berkendara motor lebih identik dengan kaum adam nampaknya begitu kokoh dan membumi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME
51 BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME A. Analisis Terhadap Perlindungan Hak Nafkah Perempuan dalam Kompilasi Hukum Islam Hak perkawinan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori Dalam bab ini akan diuraikan teori, pendapat dan hasil penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. 2.1 Konsep Shoushika Definisi shoushika ialah sebagai berikut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi vital di tengah-tengah keluarga dengan segala fungsi
Lebih terperinciABSTRAK. Munculnya berbagai kasus kasus seperti pemerkosaan diangkot, kekerasan
ABSTRAK JUDUL : Analisis Bingkai: Objektifikasi Perempuan dalam Buku Sarinah NAMA : Yudha Setya Nugraha NIM : D2C009030 Munculnya berbagai kasus kasus seperti pemerkosaan diangkot, kekerasan dalam rumah
Lebih terperinciPOTRET WANITA BERITA KRIMINAL PEMERKOSAAN DI MEDIA ONLINE SINDONEWS.COM
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 247-264 247 POTRET WANITA BERITA KRIMINAL PEMERKOSAAN DI MEDIA ONLINE SINDONEWS.COM Oleh Rina Ari Rohmah Dosen Universitas Pasir Pengaraian rinaarirohmah@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa dekade terakhir peran wanita telah bergeser dari peran tradisional menjadi modern. Hal ini terlihat dari peran sosial yang diikuti sebagian wanita dalam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan
BAB V PENUTUP Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari pendahuluan hingga analisa kritis yang ada dalam bab 4. 5.1 Kesimpulan
Lebih terperinci11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom
Modul ke: ANALISIS WACANA KRITIS Mengungkap realitas yang dibingkai media, pendekatan analisis kritis, dan model analisis kritis Fakultas 11Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perempuan dan laki-laki merupakan istilah yang digunakan masyarakat Indonesia untuk membedakan dua jenis kelamin yang berbeda. Dalam Fakih (2013:8), jenis
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER 1. Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Mata Kuliah : Analisis Wacana Kritis 3. Kode MK : 4. Semester : 1 (satu) 5. Bobot SKS : 3 SKS 6. Dosen : Dr. Teti
Lebih terperinciDalam televisi seperti pakaian, make up, perilaku, gerakgerik, ucapan, suara. Dalam bahasa tulis seperti dokumen, wawancara, transkip dan sebagainya.
BAB II KAJIAN TEORI Di dalam bab dua ini akan dibahas beberapa teori yang menjadi landasan dari analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Teori tersebut adalah Representasi, Cerita Pendek, Feminisme,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Dalam setiap kegiatan manusia, disetiap hari, setiap tempat dan setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam setiap kegiatan manusia, disetiap hari, setiap tempat dan setiap waktu yang berputar untuk melangkah di sekeliling manusia terhampar dengan realitas dengan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Munculnya feminisme memang tak lepas dari akar persoalan yang ada di kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih dianggap sebagai makhluk inferior.
Lebih terperinciIssue Gender & gerakan Feminisme. Rudy Wawolumaja
Issue Gender & gerakan Feminisme Rudy Wawolumaja Feminsisme Kaum feminis berpandangan bahwa sejarah ditulis dari sudut pandang pria dan tidak menyuarakan peran wanita dalam membuat sejarah dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika dahulu dunia pekerjaan hanya didominasi oleh kaum laki-laki, sekarang fenomena tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa hak-hak kaum perempuan sama dengan kaum laki-laki. Keberagaman dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam teori sastra kontemporer, feminis merupakan gerakan perempuan yang terjadi hampir di seluruh dunia. Gerakan ini dipicu oleh adanya kesadaran bahwa hak-hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film pertama kali ditemukan pada abad 19, tetapi memiliki fungsi yang sama dengan media lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.
BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya
Lebih terperinci1Konsep dan Teori Gender
1Konsep dan Teori Gender Pengantar Dalam bab ini akan disampaikan secara detil arti dan makna dari Gender, serta konsepsi yang berkembang dalam melihat gender. Hal-hal mendasar yang perlu dipahami oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah upaya multi dimensional untuk mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus disertai peningkatan harkat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Relasi Kekuasaan Sejarah perbedaan gender (gender differences) antara manusia jenis laki- laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai homoseksual dengan pendekatan studi fenomenologi ini, menyimpulkan dan menyarankan beberapa hal. 6.1 Kesimpulan
Lebih terperinciMARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!
MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA! 4 dari 5 laki-laki seluruh dunia pada satu masa di dalam hidupnya akan menjadi seorang ayah. Program MenCare+ Indonesia adalah bagian dari kampanye global
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
233 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Setelah peneliti melakukan analisis mulai dari level teks, level konteks, hingga menemukan frame besar Kompas, peneliti menarik beberapa kesimpulan untuk menjawab
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Perilaku 1. Definisi Perilaku Menurut Skinner dalam Notoatmojo (2003), perilaku merupakan respon berdasarkan stimulus yang diterima dari luar maupun dari dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan dalam televisi senantiasa hanya mempertentangkan antara wanita karir dan menjadi ibu-ibu rumah tangga. Dua posisi ini ada didalam lokasi yang berseberangan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian masih menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang mampu diserap dari berbagai
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik
68 BAB IV KESIMPULAN Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik (ekonomi) merupakan konsep kesetaraan gender. Perempuan tidak selalu berada dalam urusan-urusan domestik yang menyudutkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
15 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, Penulis ingin menjabarkan usaha kekerasan negara dalam menyebarkan kebencian terhadap Lekra, yang selanjutnya akan menimbulkan stigmatisasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN
BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN A. Persamaan antara Pemikiran Riffat Hassan dan Mansour Fakih tentang Kesetaraan Jender
Lebih terperinciRELASI GENDER DALAM TALKSHOW (ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS MENGENAI RELASI GENDER DALAM TALKSHOW MARIO TEGUH GOLDEN WAYS)
RELASI GENDER DALAM TALKSHOW (ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS MENGENAI RELASI GENDER DALAM TALKSHOW MARIO TEGUH GOLDEN WAYS) SKRIPSI DISUSUN OLEH: LISA RIANI RAMLI NRP. 1423012157 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian ini, peneliti meneliti mengenai pemaknaan pasangan suami-istri di Surabaya terkait peran gender dalam film Erin Brockovich. Gender sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak pantas atau tabu dibicarakan. 1. lainnya secara filosofis, sebenarnya manusia sudah kehilangan hak atas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seksualitas adalah sebuah proses sosial-budaya yang mengarahkan hasrat atau berahi manusia. Seksualitas berhubungan erat dengan tatanan nilai, norma, pengetahuan,
Lebih terperinciStrategi Gerakan untuk Kepentingan Perempuan Surya Tjandra Unika Atma Jaya Jakarta, 10 Maret 2016
Strategi Gerakan untuk Kepentingan Perempuan Surya Tjandra Unika Atma Jaya Jakarta, 10 Maret 2016 Pijakan Awal Pengalaman perjuangan rakyat untuk gagasan2, prinsip2 dan kemungkinan2 baru, perlu terus berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan kesempatan tersebut terjadi baik
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perempuan di berbagai belahan bumi umumnya dipandang sebagai manusia yang paling lemah, baik itu oleh laki-laki maupun dirinya sendiri. Pada dasarnya hal-hal
Lebih terperinci2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat yang sedang gencar melakukan pembangunan industri. Tertulis dalam Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan karir, dalam segala levelnya, kian hari kian mewabah. Dari posisi pucuk pimpinan negara, top executive, hingga kondektur bus bahkan tukang becak. Hingga kini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Laki-laki dan perempuan memang berbeda, tetapi bukan berarti perbedaan itu diperuntukkan untuk saling menindas, selain dari jenis kelamin, laki-laki dan perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Tahun 1967 telah mengeluarkan Deklarasi mengenai Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita. Deklarasi tersebut memuat hak dan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui
BAB IV KESIMPULAN 4.1 Simpulan Hasil Analisis Novel Kinanti karya Margareth Widhy Pratiwi merekam fenomenafenomena atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui novelnya yang berjudul
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan
BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Hasil analisa wacana kritis terhadap poligami pada media cetak Islam yakni majalah Sabili, Syir ah dan NooR ternyata menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, poligami direpresentasikan
Lebih terperinciPERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK
PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK (Studi Kasus di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian terhadap perempuan dalam roman Au Bonheur des Dames karya Émile Zola yang diambil sebagai objek penelitian ini memiliki beberapa implikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu dari bentuk media massa yang memiliki fungsi untuk menyampaikan komunikasi kepada khalayak yang bersifat massal. Majalah memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Masyarakat hidup secara berkelompok dalam suatu kesatuan sistem sosial atau organisasi. Salah satu bidang dalam organisasi yaitu bidang politik (Wirawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.
Lebih terperinciRANCANGAN PEMBELAJARAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN 1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2013/2014 3. Semester : V 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Komunikasi Gender (SPK 3107) 5. SKS : 3 6. Pengampu : Nuryanti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Rumah Tangga merupakan sub sistem dari masyarakat yang memiliki struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah tangga peran suami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan pembangunan. Tidaklah mudah untuk mengadakan perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menyampaikan maksud dan tujuan pembangunan. Tidaklah mudah untuk mengadakan perubahan pembangunan di setiap
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah perempuan memiliki berbagai peran dalam kehidupan bermasyarakat. Peran-peran tersebut diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perempuan adalah tiang negara, artinya tegak runtuhnya suatu negara berada di tangan kaum perempuan. Penerus peradaban lahir dari rahim seorang perempuan,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008
31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Beberapa negara di dunia menganut konsep patriaki, menurut Bhasin (Kartika, 2014:2), Jepang juga termasuk sebagi negara kapitalis yang menganut konsep patriaki di
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu
BAB IV KESIMPULAN Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu sampai dengan bab tiga. Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan dari ketiga bab sebelumnya. Pada intinya masyarakat Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengetahui pandangan budaya dalam suatu masyarakat, tidak hanya didapatkan dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang bersangkutan,
Lebih terperinciPENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka
5 PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Konsep Gender Gender merupakan suatu konsep yang merujuk pada peran dan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang tidak ditentukan oleh perbedaan biologis, tetapi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang YB. Mangunwijaya (Alm)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia dewasa ini jumlah wanita yang memiliki pekerjaan diluar rumah semakin meningkat, hampir 40,6% pendatang baru dalam dunia kerja antara tahun 1996 dan 2006
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. gagasan anti poligami (Lucia Juningsih, 2012: 2-3). keterbelakangan dan tuntutan budaya.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Gagasan Emansipasi Kartini Tiga gagasan yang diperjuangkan Kartini yaitu emansipasi dalam bidang pendidikan, gagasan kesamaan hak atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buruh adalah salah satu bagian sosial dari bangsa yang seharusnya dianggap penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa. Opini masyarakat
Lebih terperinciGENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar
GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar 90 menit Managed by IDP Education Australia IAPBE-2006 TUJUAN Peserta mampu: 1. Memahami konsep gender sebagai konstruksi sosial 2. Memahami pengaruh gender terhadap pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak merepresentasikan perempuan sebagai pihak yang terpinggirkan, tereksploitasi, dan lain sebagainya. Perempuan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar
Lebih terperinciPERAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER. Erniati*
PERAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER Erniati* Abstract This writing intends to explain the role (the right and duty) of woman in gender perspective development. Gender perpective development
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan industri merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Sehingga pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaum perempuan hari ini tidak hanya beraktifitas di ranah domestik saja. Namun, di dalam masyarakat telah terjadi perubahan paradigma mengenai peran perempuan di
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Novel biografi Menapak Jejak Amien Rais Persembahan Seorang Putri Untuk Ayah Tercinta mengisahkan perjalanan hidup seorang Amien Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Luxemburg (1989:6) mengatakan
Lebih terperinci