Cancer immunology. Dr. dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K) Power points. Antigen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Cancer immunology. Dr. dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K) Power points. Antigen"

Transkripsi

1 Cancer immunology Dr. dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K) Dugaan sel menjadi malignant karena keseimbangan mekanisme imunologik yang semakin menurun dengan bertambahnya umur. Hal yang menunjang adanya peranan system imun pada kanker didukung beberapa pengamatan sebagai berikut: Beberapa tumor tertentu dapat sembuh spontan Dari pemeriksaan otopsi ditemukan insidens keganasan tertentu 40 kali lebih tnggi dibanding dengan kejadian di klinik Pada penderita dengan defesiensi imum atau mendapat pengobatan imunosupresi, ditemukan keganasan 200 kali dari pada yang diperkiran Untuk menceriterakan hubungan antara immunity dan malignancy, sejumlah masalah pentng harus ikut dilibatkan. Yang utama dari masalah diatas adalah tumor antgens yang berperan. Power points 1. Cancer imunologi Antigen Dugaan sel menjadi malignant karena keseimbangan mekanisme imunologik yang semakin menurun dengan bertambahnya umur. Didukung fakta : - Beberapa tumor tertentu dapat sembuh spontan - Dari pemeriksaan otopsi ditemukan insidens keganasan tertentu 40 kali lebih tinggi dibanding dengan kejadian di klinik - Pada penderita dengan defesiensi imum atau mendapat pengobatan imunosupresi, ditemukan keganasan 200 kali dari pada yang diperkiran Transformasi maligna suatu sel dapat disertai perubahan fenotpik sel normal dan hilangnya komponen antgen permukaan atau tmbulnya neoantgen yang tdak ditemukan pada sel normal atau perubahan lain pada membrane sel. Perubahan-perubahan tersebut dapat dapat menimulkan respons system imun.

2 Ada tumor yang tdak banyak menimbulkan perubahan pada antgen sel, sehingga penjamu tdak memberikan respons imun yang diharapkan. Disamping itu ada pula tumor yag tdak menimbulkan respons imun sama sekali, yang disebut immunological escaspe. Antgen spesifk tumor kadang-kadang sulit di temukan pada sel asalnya, tetapi dibentuk sel yang lain. Power points 2. Antigen - Transformasi maligna sel disertai: - 1. perubahan fenotipik sel normal - 2. hilangnya komponen antigen permukaan - 3. timbulnya neoantigen yang tidak ditemukan pada sel normal - 4. perubahan lain pada membrane sel. - Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan antigen yang dapat menimulkan respons system imun. 3. Ada tumor yang tidak banyak menimbulkan perubahan pada antigen sel, sehingga penjamu tidak memberikan respons imun yang diharapkan. 4. Disamping itu ada pula tumor yag tidak menimbulkan respons imun sama sekali, yang disebut immunological escaspe. 5. Antigen spesifk tumor kadang-kadang sulit di temukan pada sel asalnya, tetapi dibentuk sel yang lain. Pembagian antigen tumor secara serologis 1. Antigen kelas I, yang hanya ditemukan pada tumor itu saja.

3 2. Antigen kelas II, juga ditemukan pada tumor lain. Sekarang antigen tersebut juga dapat ditemukan pada beberapa sel normal dan antigen tersebut dinamakan diferensiasi autoantigen. 3. Antigen kelas III, ditemukan pada beberapa sel normal dan ganas. Antigen kelas III lebih sering ditemukan dibanding dengan kelas I dan II. Power points 6. Pembagian antigen secar serologis Antigen kelas 1, hanya ditemukan pada tumor itu saja Antigen kelas II, ditemukan juga pada tumor lain, juga pada bberapa sel normal Antigen kelas III, ditemukan pada beberapa sel normal dan ganas Respons imun terhadap tumor Efektor imun humoral dan seluler : A. Mekanisme humoral 1. Lisis oleh antbody dan komplemen 2. Opsonisasi melalui antbody dan komplemen 3. Hilangnya adhesi oleh antbody B. Mekanisme seluler 1. Destruksi oleh sel Tc 2. Antgen Dependent Cellular Citotoxicity (ADDC) 3. Destruksi oleh makrofag yang diaktfkan 4. Destruksi oleh sel NK Gambar ringkasan interaksi antara system imun non-spesifk dan spesifk (Hal 227) Power points 7. Respons imun terhadap tumor

4 A. Mekanisme humoral - Lisis oleh antibody dan komplemen - Opsonisasi melalui antibody dan komplemen - Hilangnya adhesi oleh antibody B. Mekanisme seluler - Destruksi oleh sel Tc - Antigen Dependent Cellular Citotoxicity (ADDC) - Destruksi oleh makrofag yang diaktifkan - Destruksi oleh sel NK Gambar ringkasan interaksi antara system imun non-spesifk dan spesifk (Hal 227 SEL-SEL SISTEM IMUN (Hal 54 Karnen) Gambar 31. Hal. 54. Sel sistem imun dapat dibagi menurut fungsinya sebagai berkut: 1. Sel-sel system imun non-spesifk terdiri: Fagosit: Fagosit mononuclear : monosit dan makrofag Fagosit polinuklear atau polimoerf atau granulosit : - Basofl dan sel mast - Trombosit - Sel darah merah - Sel NK (Natural killer) 2. SEl-sel system imun spesifk :

5 - Sel T - Sel B Power points 8. Sel sistem imun dapat dibagi menurut fungsinya sebagai berkut: A. Sel-sel sistem imun non-spesifk terdiri: - Fagosit: Fagosit mononuclear : monosit dan makrofag Fagosit polinuklear atau polimoerf atau granulosit : - Basofl dan sel mast - Trombosit - Sel darah merah - Sel NK (Natural killer) B. SEl-sel sistem imun spesifk : - Sel T - terdiri dari beberapa sel subset. - berfungsi membantu sel B produksi antibodi - menghancurkan sel terinfeksi virus - mengaktifkan makrofag dalam fagositosis - mengontrol ambang dan kualitas sistem imun - Sel B - fungsi utama ialah memproduksi antibody Imunoglobulin, IgA, IgM, IgG, IgD, IgE.

6 Sel Monosit Asal sel dalam sumsum tulang, setelah matang masuk aliran darah, didalam sirkulasi darah disebut sel monosit. Sel makrofag Setelah 24 jam monosit akan bermigrasi dari sirkulaisi darah ke tempat tujuan keberbagai jaringan dan disana berdiferensiasi sebagai makrofag. Sel tersebut bukan stadium akhir karena sel masih dapat membelah diri dan bertahan hidup berbulan-bulan. Sel tersebut disebut Fixed macrophage dan berbentuk khusus tergantung dari jaringan yang ditempat. Sel Monosit dalam sirkulasi, sel Kuffer di hat, sel microglia di otak, sel makrofag dijaringan, sel synovial A di sendi. Gambar 32. Hal 57 Sel-sel fagosit polinuklear Sel fagosit polinuklear dibentuk dalam sumsum tulang, sel tersebut berada dalam sirkulasi darah tetapi dapat juga dijumpai diluar karena dapat menembus dinding pembuluh darah. Sel-sel system imun spesifk/limfosit A. Antigen presenting cell (APC) (hal. 70) Sel T, terdiri dari beberapa sel subset. - berfungsi membantu sel B produksi antbody (hal. 96) - menghancurkan sel terinfesksi virus - mengaktfkan makrofag dalam fagositosis - mengontrol ambang dan kualitas system imun Sel B: - fungsi utama ialah memproduksi antbody Imunoglobulin, IgA, IgM, IgG, IgD, IgE.

7 Age related changes in the imun syatem (hal. 288 Geriatric otolaryngology) Thymus Thymus merupakan master organ dari system imun mengalami atropi dengan bertambahnya umur. Thymus mencapai ukuran terbesar disekitar umur 15 tahun. Ukuran besar thymus mulai menurun sampai kira-kira umur 50 tahun, selanjutnya ukurannya stabil sampai meninggal. Spleen dan Lymph Nodes The lymph nodes dan Spleen pada orang normal beratnya menurun hanya sedikit setelah dewasa. Proses ini tampak penurunan di germinal senter dan meningkat di jaringan retculumnya. Lymphocytes Jumlah limfosit di sirkulasi darah menurun progressive selama dan setelah dewasa. Penurunan sampai 30%, karena jumlah sel T menurun absolute. Yang masih tetap jumlahnya adalah sel T supresor, bahkan tampak kesan prosentase supresor sel T meningkat dengan bertambahnya usia. Immunoglobulin levels B lymphocytes dan immunoglobulin levels tdak menurun dengan bertambahnya usia. IgA dan IgG benar-benar meningkat dengan bertabahnya usia. Antbodies ditujukan untuk menantang normal structures atau autoantbodies, antbodies ini meningkat dengan bertambahnya usia, sepert yang terjadi antgen-antbody complexes (immune complexes). Meningkatnya levels autoantbodies dan immune complexes akibat dari kegagalan regulasi dari system imun humoral dan bertambah beratnya bermacam-macam penyakit. Immune complexes yang telah didokumentasikan ialah penderita dengan biliary cirrhosis, cystc fbrosis,dan glomerulonephrits. Power points 9. Cancer imunologi Terima kasih

8 Power points Dugaan sel menjadi malignant karena keseimbangan mekanisme imunologik yang semakin menurun dengan bertambahnya umur. Didukung fakta : - Beberapa tumor tertentu dapat sembuh spontan - Dari pemeriksaan otopsi ditemukan insidens keganasan tertentu 40 kali lebih tinggi dibanding dengan kejadian di klinik - Pada penderita dengan defesiensi imum atau mendapat pengobatan imunosupresi, ditemukan keganasan 200 kali dari pada yang diperkiran 10. Antigen - Transformasi maligna sel disertai: - 1. perubahan fenotipik sel normal - 2. hilangnya komponen antigen permukaan - 3. timbulnya neoantigen yang tidak ditemukan pada sel normal - 4. perubahan lain pada membrane sel. - Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan antigen yang dapat menimulkan respons system imun. 11. Ada tumor yang tidak banyak menimbulkan perubahan pada antigen sel, sehingga penjamu tidak memberikan respons imun yang diharapkan. 12. Disamping itu ada pula tumor yag tidak menimbulkan respons imun sama sekali, yang disebut immunological escaspe. 13. Antigen spesifk tumor kadang-kadang sulit di temukan pada sel asalnya, tetapi dibentuk sel yang lain. Power points

9 14. Respons imun terhadap tumor C. Mekanisme humoral - Lisis oleh antibody dan komplemen - Opsonisasi melalui antibody dan komplemen - Hilangnya adhesi oleh antibody D. Mekanisme seluler - Destruksi oleh sel Tc - Antigen Dependent Cellular Citotoxicity (ADDC) - Destruksi oleh makrofag yang diaktifkan - Destruksi oleh sel NK Gambar ringkasan interaksi antara system imun non-spesifk dan spesifk (Hal 227) Power points 15. Thymus - Thymus merupakan master organ dari system imun - mengalami atropi dengan bertambahnya umur. - Thymus mencapai ukuran terbesar disekitar umur 15 tahun. - besar Thymus mulai menurun sampai kira-kira umur 50 tahun, - selanjutnya ukurannya stabil sampai meninggal. 16. Spleen dan Lymph Nodes - The lymph nodes dan Spleen beratnya menurun hanya sedikit setelah dewasa. - Proses penurunan di germinal senter dan jaringan reticulumnya meningkat. 17. Lymphocytes

10 - Jumlah limfosit di sirkulasi darah menurun progressive selama dan setelah dewasa. - Penurunan sampai 30%, karena jumlah sel T menurun absolute. - Yang masih tetap jumlahnya adalah sel T supresor, bahkan tampak kesan prosentase supresor sel T meningkat dengan bertambahnya usia. 18. Immunoglobulin levels - B lymphocytes dan immunoglobulin levels tidak menurun dengan bertambahnya usia. - IgA dan IgG benar-benar meningkat dengan bertabahnya usia. - Antibodies (IgA, IgG) ditujukan untuk melawan jaringan normal (autoantibodies), - Meningkatnya levels autoantibodies dan immune complexes akibat dari kegagalan regulasi dari system imun humoral dan bertambah beratnya bermacam-macam penyakit. - Misalnya pada penderita biliary cirrhosis, cystic fbrosis,dan glomerulonephritis. Terima kasih Diseases Associated with an Age Related Decline in Normal Immune functioning Incidence of infectons, autoimmune disease and cancer increase in the aged Autoimmune Diseases Dengan adanya autoantbodies yaitu antbodies langsung menghadapi sel normal bukan berart penyakit autoimmune disease. Autoantboidies sangat bermanfaat untuk meningkatkan destruksi selsel tua dan penyakit sel yang dilakukan makrofag. Walaupun demikian, bila ada hilangnya pengaturan produksi autoantbodies dan jumalhnya autoantbodies menjadi berlebih-lebihan akan merusak satu atau lebih organs. Telah dijukan bahwa kegagalan regulasi dari normal immunologic processes menimbulkan penyakit autoimmune disease pada orang tua

11 Cancer Paling menonjol factor susceptbility terhadap kanker adalah usia tua. Bertambah usia, akan menambah lamanya terekspose bahan carcinogenic dan jumlah kematan sebanding dengan bertambahnya umur. Willis menunjukan bahwa 85% dari fatal carcinoma yang dijumpai pada otopsi adalah pasen tua, walaupun penelitan hanya pada 35% populaton. Teller et al. mendemonstrasikan hubungan antara depressed immune functon dan spontaneous tumor incidence pada orang-orang tua. NUTRITION AND IMMUNITY Defesiensi nutrisi jelas berefek pada system imun. Orang tua susceptble terhadap malnutrisi karena sejumlah factor, sepert karena fnancial yang kurang, kurang pengertan dan gigi yang kurang. Hal ini kemungkinan bias diperbaiki dengan meningkatkan gizi, akan mengurangi mortality dan morbidity in cancer of the elderly. Gangguan imunitas bias diakibatkan kekurangan zat besi, zinc, vitamin A, B12, pyridoxine, dan folic aciddan klebihan essental fatty acids dan vitamin E. Mekanisme yang mengontrol respons imum Bailey hal 1223 Tumor kulit paling sering 800,000 kasus di AS tap tahunnya. Yang terbanyak jenis basal sel carcinoma (90% dari semua tumor cutaneus yang tumbuh didaerah kepala dan leher dan kedua squamous carcinoma. Resiko factor basal dan squamous cell carcinoma kurang lebih adalah sama, keduanya terbanyak ditemukan terutama orang diatas umur 60 tahun atau lebih tua. Sinar ultra violet B yang menyebakan sunburn. Disamping itu masih banyak factor lain, age, habits (tannimg booths), geografs dan sering terkena matahari. Carcinognesis dari epidermal tumors sejajar dengan tumor-tumor yang lain. Etologi lain yang berhubungan tmbulnya cutaneous carcinoma diantaranya ialah terekspose kronik bahan kimia sepert arsenic, radiodermatts. Individu yang mendapat imunosupresi akan lebih mudah terkena maligna kulit.

12 Human papillomavirus pada penderita cenderung mengalami immune disfungsi akan lebih mudah tmbulnya squamous cell carcinoma. Satu penelitan menunjukkan 60% penderita cutaneous squamous cell carcinoma dijumpai pada penderita dengan real disfungsi. Exogenous immunosuppression (Bailey hal 1218) kelompok pertama: Alcohol (shown to be immunosuppressive) Chemotherapeutc drugs Cortcosteroids Kelomok kedua Immunosuppressive effects of surgery (which include inducton of prostaglandin and histamine, ke duanya weel-known immunosuppressive agents) Viral effects karena infeksi EBV, HIV atau jenis lain yang yang mempengaruhi jumlah dan fungsi immune cells. Kelompok ketiga Tumor sel basal 1. Basal cell carcinoma 2. Keratotc basal cell carcinoma 3. Squamous cell carcinoma 4. Malignant melanoma Neoplasmas of the nose and paranasal sinuses Faktor resiko, exposure industrial fumes, wood dust nikel-refning processes, leather tanning. Tobacco smoking tdak signifcant sebagai etologic factor untuk tumors sinonasal tract. Insidens terbanyak diatas 50 th. Jenis keganasan 1. Sqamous cell carcinoma 2. Adenocarcinma 3. Adenoid cystc carcinoma Neoplasms of the oral cavity

13 Resiko faktor, alcohol berlebih, tobacco. Jenis terbanyak adalah squamous cell carcinoma (95%). Terutama pada usia diatas 40 tahun, rata-rata diatas 60 tahun. Tumor Biology and Immunology of Head and Neck Cancer (hal 1211 Bailey) Cancer kepala dan leher disuspected suatu penyakit karena hilangnya genetc kontrol. (Bailey 1212) Sejumlah tumor tumbuh karena genetc mengalami perubahan. Genetc alteraton diajukan oleh Vogelstein et al, sampai terjadi cancer terjadi serangkaian mutasi. Oncogenes menyebabkan pertumbuhan dan mutasi sel meningkat dan kemampuan tumor suppressor genes yang mengendalikan pertumbuhan sel normal hilang. Karena genetc error dalam perkembangan menjadi cancer karena hilangnya chromosomal region 9p21. Inactvaton of the p16 gene, gene yang berperan dalam inhibitor of cyclin dan cyclin-dependent kinase, adalah pentng dalam mengendalikan siklus sel. Kira-kira separo tumor head and neck tejadi mutasi gene p53, berlokasi di 17p13. B-cell lymphoma/leukemia-2 Gene The B-cell lymphoma/leukemia-2 gene (bcl-2) adalah suatu tumor-suppressor gene dan primary regulator of apoptosis. Ormal bcl-2 expression inhibits apoptosis dan counteracts the effects of p53. The bcl-2 proteins berada terutama dimitochondrial membrane dan juga di berbagai jaringan, termasuk jaringan limfoid, epitel bronchus, kulit, intestine, breast, prostate, thyroiddan nasofaring. bcl-2 proteins merupakan gene markers yang signifikan klnik, sebagai prognostic indicators. Sebagai prosnostic indicators early squamous cell carcinoma of the laring yang sangat sensitive. Gene marker lain misalnya p53. Dalam keadaan normal (sehat) bcl-2 proteins hanya ada di basal atau proliferating cells of the tissues. Pada retrospective study of earlystage squamous cell carcinomaof the head and neck (T1N0 or T2N0 oral cavity, pharyng, supraglotic larynx), overexpression of bcl-2 ada hubungan signifikan menurunkan cure rate, 50% versus 90%. Ada dua mekanisme yang diajukan disordered bcl-2 expression dapat menyebabkan resisten terhadap treatment dan shorter survival times. Overexpression of bcl-2 mungkin mencegah apoptosis dan meningkatkan akukmulasi sel tumor karena meningkatkan proliferation rate. p53 The p53 tumor suppressor gene bertanggung jawab menghentikan cell cycle after genetic injury. Mutation p53 dan overexpression of p53 protein dijumpai di lebih dari 40% of nvasive squamous cell carcinoma of the head and neckdan lebih dari 50% of malignant of the mouth.

14 Humanp Papilloma virus Virus yang dikaitkan dengan pertumbuhan papiloma di hidung, saluran napas dan cercinogenesis in genitourinary tracrt. Virus oncogenesis tipe 16,18 dan 31 ditemukan pada kanker sel squamosa lidah, tonsil, laring dan faring. Human papilloma virus DNA dijumpai di pada 46% archival tissue spesimens carsinoma laring dan hipofaring. Age related changes in the immune system (Geriatric Otolaryngology hal 288) Immunoregulation (Hakl. 287) Yang dimaksud dengan sistem imun ialah semua mekanisme yan digunakan tubuh untuk memperahankan keutuhan terhadap bahaya yang dapat ditmbul berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Pertahan imun tediri ari siste imun alamiah atau nonspesifk(natural/innate) dan spesifk (adaptve/acquired) yang didapat. Gambar 1 Sistem imun (hal 3 Karnen) Sistem imun non-spesifk Disebut non-spesifk karena tdak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu, telah ada pada tubuh kita dan siap berfungsi sejak lahir yang dapat berupa permukaan tubuh dan berbagai kompnen. Faktor-faktor berpengaruh terhadap sistem imun non-spesifk:eksi: 1. Spesies 2. Keturunan dan usia, infeksi lebih sering pada usia balita dibanding dewasa. Namun usia lebih meningkan terjadi penurunan pada komponen sistem mun. 3. Pengaruh hormon. Pada diabetes, hipotroidisme dan disfungsi adrenal resistensi terhadap infeksi menurun. Steroid menurunkan kemampuan fagositosis, disamping itu membuat efek toksik endotoksin yang dihasilkan kuman. 4. Nutrisi yang jelek menurunkan resistensi terhadap infeksi. Percobaan binatang nutrisi kurang menurunkan lekosi dan fagositosis. Tetapi sebaliknya keadaan nutrisi yang buruk dapat menyulitkan proliferasi virus sehingga seseorang dengan nutrisi buruk dapat lebih tahan terhadap infeksi virus tertentu dibanding dengan orang yang nutrisinya lebih baik. Sistem seluler

15 1. Fagosit. Sel yang berperan utama adalah sel mononuklear (monosit dan makrofag) serta sel polimorfonuklear atau granulosit. Monsit ditemukan dalam sirkulasi, sel bermigrasi kejaringan dan berdiferensiasi mejadi makrofag dan seterusnya hidup dijaringan. Sel natural killer (NK ) sekitar 5 15% dari limfosit dalam sirkulasi dan 45% dari limfosit dala jaringan. Sistem imun spesifk Berbeda dengan sistem imun non-spesifk, system imun spesifk mempunyai kemampuan mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali ada ditubuh segera dikenal oleh system imun spesifk sehingga terjadi sensisitasi sel-sel system imun tersebut. Sistem imun spesifk dapat bekerja tanpa bantuan system imun non-spesifk untuk menghancurkabn benda asing ditubuh, tetapi pada umumnya terjalin kerja sama yang baik antara antbody-komplemen-fagosit dan antara sel T-makrofag. A. Sistem imun spesifk humoral Yang berperan dalam system imun spesifk humoral adalah limfosit B atau sel B memproduksi immunoglobulin ( IgG, IgG, IgGM, IgD dan IgE).. Berasal dari sel asal multpoten pada binatang disebut Bursal cell B. Sistem imun spesifk seluler Yang berperan dalam system imun spesifk seluler adalah limfosit T atau sel T. Sel tersebut dibentuk dalam sumsum tulang, tetapi prolifwerasi dan berdiferensiasi terjadi di kelenjar tmus. 5% - 10% dari produksi hidup dan meninggalkan tmus masuk kedalam sirkulasi. C. Sistem limfoid. Sel-sel system imun ditemukan dalam jaringan dan organ yang disebut system limfoid. Ada organ limfoid dibagi dalam organ limfoid primer dan sekunder. Organ limfoid primer atau sentral diperlukan untuk pematangan sel T dan B, diferensiasi, proliferasi sehingga menegnal antgen. D. Sistem imun mukosa (Mucosa Associated lymphoid Tissue/ MALT)

16 Gambar 10. Organ dan jaringan limfoid (hal 19, Karnen)

Basic Science of Oncology Carsinogenesis

Basic Science of Oncology Carsinogenesis Basic Science of Oncology Carsinogenesis DR. Dr. Wiratno, Sp.THT- KL (K) Kanker Kanker merupakan penyakit karena terjadi gangguan pengendalian (mutasi): Mutasi Proto-onkogen yang mengatur proloferasi sel

Lebih terperinci

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem

Lebih terperinci

Imunisasi: Apa dan Mengapa?

Imunisasi: Apa dan Mengapa? Imunisasi: Apa dan Mengapa? dr. Nurcholid Umam K, M.Sc, Sp.A Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Jogjakarta Penyebab kematian pada anak di seluruh dunia Campak

Lebih terperinci

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed 1 PENDAHULUAN Sistem imun melindungi tubuh dari sel asing & abnormal dan membersihkan debris sel. Bakteri dan virus patogenik adalah sasaran

Lebih terperinci

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII SISTEM IMUN Pengantar Biopsikologi KUL VII SISTEM KEKEBALAN TUBUH Imunologi : Ilmu yang mempelajari cara tubuh melindungi diri dari gangguan fisik, kimiawi, dan biologis. . SISTEM IMUN INNATE : Respon

Lebih terperinci

SEL SISTEM IMUN SPESIFIK

SEL SISTEM IMUN SPESIFIK SEL SISTEM IMUN SPESIFIK Diana Holidah Bagian Farmasi Klinik dan Komunitas Fakultas Farmasi Universitas Jember Components of the Immune System Nonspecific Specific Humoral Cellular Humoral Cellular complement,

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

SISTEM PERTAHANAN TUBUH SISTEM PERTAHANAN TUBUH Sistem Pertahanan Tubuh Sistem Pertahanan Tubuh Non spesifik Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik Jenis Kekebalan Tubuh Disfungsi sitem kekebalan tubuh Eksternal Internal Struktur Sistem

Lebih terperinci

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age Dr. Nia Kurniati, SpA (K) Manusia mempunyai sistem pertahanan tubuh yang kompleks terhadap benda asing. Berbagai barrier diciptakan oleh

Lebih terperinci

DASAR-DASAR IMUNOBIOLOGI

DASAR-DASAR IMUNOBIOLOGI DASAR-DASAR IMUNOBIOLOGI OLEH: TUTI NURAINI, SKp, M.Biomed. DASAR KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN DASAR PENDAHULUAN Asal kata bahasa latin: immunis: bebas dari beban kerja/ pajak, logos: ilmu Tahap perkembangan

Lebih terperinci

Imunologi Agung Dwi Wahyu Widodo

Imunologi Agung Dwi Wahyu Widodo Dasar-dasar Imunologi Agung Dwi Wahyu Widodo Departemen Mikrobiologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Unair Pokok Bahasan Sejarah Imunologi Pendahuluan Imunologi Komponen Imunologi Respons Imun Imunogenetika

Lebih terperinci

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR PENDAHULUAN Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah penyakit yg disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) HIV : HIV-1 : penyebab

Lebih terperinci

Sistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

Sistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Kuntarti, SKp Sistem Imun Fungsi: 1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor)

Lebih terperinci

Respon imun adaptif : Respon humoral

Respon imun adaptif : Respon humoral Respon imun adaptif : Respon humoral Respon humoral dimediasi oleh antibodi yang disekresikan oleh sel plasma 3 cara antibodi untuk memproteksi tubuh : Netralisasi Opsonisasi Aktivasi komplemen 1 Dua cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem imun berfungsi dalam mempertahankan kondisi tubuh terhadap benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus dan parasit. Sistem

Lebih terperinci

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER BAB 8 IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER 8.1. PENDAHULUAN Ada dua cabang imunitas perolehan (acquired immunity) yang mempunyai pendukung dan maksud yang berbeda, tetapi dengan tujuan umum yang sama, yaitu mengeliminasi

Lebih terperinci

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan

Lebih terperinci

2 Sebutkan macam-macam klas sel limfosit dan apa fungsi dasar masingmasing limfosit tersebut

2 Sebutkan macam-macam klas sel limfosit dan apa fungsi dasar masingmasing limfosit tersebut TUGAS IMUNOLOGI DASAR TUGAS I : CELLS AND TISSUE IN THE IMMUNE SYSTEM 1 Sebutkan jaringan dan sel yang terlibat dalam system imun Jaringan yang terlibat dalam system imun adalah : a. Primer Bone Marrow

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam

Lebih terperinci

Sistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus

Sistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ limfatik sekunder Limpa Nodus limfa Tonsil SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA Fungsi Sistem Imun penangkal benda asing yang masuk

Lebih terperinci

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ

Lebih terperinci

IMUNOLOGI DASAR. Sistem pertahanan tubuh terbagi atas : Sistem imun nonspesifik ( natural / innate ) Sistem imun spesifik ( adaptive / acquired

IMUNOLOGI DASAR. Sistem pertahanan tubuh terbagi atas : Sistem imun nonspesifik ( natural / innate ) Sistem imun spesifik ( adaptive / acquired IMUNOLOGI DASAR Sistem Imun Antigen (Ag) Antibodi (Ab) Reaksi Hipersensitivitas Sistem pertahanan tubuh terbagi atas : Sistem imun nonspesifik ( natural / innate ) Sistem imun spesifik ( adaptive / acquired

Lebih terperinci

SISTEM IMUNITAS MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA

SISTEM IMUNITAS MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA 1 SISTEM IMUNITAS MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA Ms. Evy Anggraeny Imunitas Sistem Imunitas Respon Imunitas 2 Yaitu sistem pertahanan terhadap suatu penyakit atau serangan infeksi dari mikroorganisme/substansi

Lebih terperinci

PATOLOGI SERANGGA (BI5225)

PATOLOGI SERANGGA (BI5225) 1 PATOLOGI SERANGGA (BI5225) 3. Mekanisme Pertahanan Tubuh dan Imun pada Manusia PENDAHULUAN Perubahan lingkungan (suhu, suplai makanan), luka, serangan Sistem pertahanan : imuniti (Immunity) Immunity

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) 2.1.1 Klasifikasi tumbuhan Dalam taksonomi tumbuhan, tanaman mahkota dewa diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi

Lebih terperinci

MEKANISME RESPON IMUN TERHADAP KANKER PAYUDARA

MEKANISME RESPON IMUN TERHADAP KANKER PAYUDARA MEKANISME RESPON IMUN TERHADAP KANKER PAYUDARA Penyusun : 1. Tiara Fenny Santika (1500023251) 2. Weidia Candra Kirana (1500023253) 3. Ratih Lianadewi (1500023255) 4. Muna Marzuqoh (1500023259) 5. Luay

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan dan manfaat tanaman mahkota dewa. Sistematika tanaman mahkota dewa adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan dan manfaat tanaman mahkota dewa. Sistematika tanaman mahkota dewa adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Mahkota Dewa Berikut adalah sistematika tanaman, daerah, deskripsi tanaman, bagian yang digunakan dan manfaat tanaman mahkota dewa. 2.1.1 Sistematika Tanaman Sistematika

Lebih terperinci

REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)

REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A) REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI Oleh : Rini Rinelly, 1306377940 (B8A) REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI Pada sel B dan T terdapat reseptor di permukaannya yang berguna untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara menempati urutan pertama pada wanita setelah kanker leher

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara menempati urutan pertama pada wanita setelah kanker leher BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kanker payudara menempati urutan pertama pada wanita setelah kanker leher rahim. Di Indonesia 96% tumor payudara justru dikenali oleh penderita itu sendiri sehingga

Lebih terperinci

Secretory iga sebagai bagian reaksi sistem imunitas mukosa oral akibat aplikasi material kurang tepat

Secretory iga sebagai bagian reaksi sistem imunitas mukosa oral akibat aplikasi material kurang tepat Secretory iga sebagai bagian reaksi sistem imunitas mukosa oral akibat aplikasi material kurang tepat ISSN 2302-5271 Winny Yohana Bagian Oral Biologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Abstrak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan jumlah ookista dalam feses merupakan salah satu indikator bahwa zat yang diberikan dapat berfungsi sebagai koksidiostat. Rataan jumlah ookista pada feses ayam berdasarkan

Lebih terperinci

PATOGENESIS DAN RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI VIRUS. Dr. CUT ASMAUL HUSNA, M.Si

PATOGENESIS DAN RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI VIRUS. Dr. CUT ASMAUL HUSNA, M.Si PATOGENESIS DAN RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI VIRUS Dr. CUT ASMAUL HUSNA, M.Si PATOGENESIS INFEKSI VIRUS Port d entree Siklus replikasi virus Penyebaran virus didalam tubuh Respon sel terhadap infeksi Virus

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan

Lebih terperinci

Respons Imun. Biologi Sel Dasar, BI-100A. Rizkita RE & Anggraini B RRE & AB, SITH ITB

Respons Imun. Biologi Sel Dasar, BI-100A. Rizkita RE & Anggraini B RRE & AB, SITH ITB Respons Imun Biologi Sel Dasar, BI-100A Rizkita RE & Anggraini B SISTEM IMUN Sistem imun adalah hasil kerja sama antara sel, jaringan, dan organ untuk membersihkan/pertahankan diri terhadap benda asing.

Lebih terperinci

Sistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr

Sistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr Sistem Imun A. PENDAHULUAN Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh. Fungsi sistem imun: 1) Pembentuk kekebalan tubuh. 2) Penolak

Lebih terperinci

MATURASI SEL LIMFOSIT

MATURASI SEL LIMFOSIT BAB 5 MATURASI SEL LIMFOSIT 5.1. PENDAHULUAN Sintesis antibodi atau imunoglobulin (Igs), dilakukan oleh sel B. Respon imun humoral terhadap antigen asing, digambarkan dengan tipe imunoglobulin yang diproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi

Lebih terperinci

MAKALAH SEROLOGI DAN IMUNOLOGI

MAKALAH SEROLOGI DAN IMUNOLOGI MAKALAH SEROLOGI DAN IMUNOLOGI ANTIGEN DAN ANTIBODI DISUSUN OLEH : Kelompok : I (Satu) 1. Abdullah Halim (12 01 01 001) 2. Andera Meka Susu (12 01 01 002) 3. Andrean Revinaldy (12 01 01 003) 4. Andri Rinaldi

Lebih terperinci

tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diinginkan dan perlu disingkirkan. Lingkungan disekitar manusia mengandung

tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diinginkan dan perlu disingkirkan. Lingkungan disekitar manusia mengandung BAB I PENDAHULUAN Sejak lahir setiap individu sudah dilengkapi dengan sistem pertahanan, sehingga tubuh dapat mempertahankan keutuhannya dari berbagai gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh.

Lebih terperinci

Gambar: Struktur Antibodi

Gambar: Struktur Antibodi PENJELASAN TENTANG ANTIBODY? 2.1 Definisi Antibodi Secara umum antibodi dapat diartikan sebagai protein yang dapat ditemukan pada plasma darah dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

SISTEM IMUN ridwan@sith.itb.ac.id 3 lapisan pertahanan tubuh 1. Skin: The First Line of Defense 2. Cellular Counterattack: The Second Line of Defense 3 Th I R Th Thi d 3. The Immune Response: The Third

Lebih terperinci

IMUNOLOGI TUMOR ELLYZA NASRUL

IMUNOLOGI TUMOR ELLYZA NASRUL IMUNOLOGI TUMOR ELLYZA NASRUL - Populasi sel dg sifat pertumbuhan yg tdk terkendali ciri dari sel kanker disebabkan oleh: 1. Amplifikasi onkogen 2. Inaktivasi gen supresor - Sel kanker Disregulasi genetik

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Imunologi imunitas alami dan imunitas perolehan.

BAB PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Imunologi imunitas alami dan imunitas perolehan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Untuk mengerti bagaimana kedudukan dan peran imunologi dalam ilmu kefarmasian, kita terlebih dahulu harus mengetahui apakah yang

Lebih terperinci

HOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena :

HOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena : HOST Pendahuluan Definisi Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi Penting dalam terjadinya penyakit karena : Bervariasi : geografis, sosekbud, keturunan Menentukan kualitas

Lebih terperinci

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh Pertahanan tubuh adalah seluruh sistem/ mekanisme untuk mencegah dan melawan gangguan tubuh (fisik, kimia, mikroorg) Imunitas Daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi

Lebih terperinci

FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS

FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS FATMAWATI MADYA SP2FER S ENDOMETRIOSIS Telah banyak hipotesa diajukan untuk menerangkan patogenesis endometriosis, tapi hingga kini belum ada satupun teori yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kerbau lumpur betina, diperoleh jumlah rataan dan simpangan baku dari total leukosit, masing-masing jenis leukosit, serta rasio neutrofil/limfosit

Lebih terperinci

Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari

Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari serangan epidemi cacar dapat menangani para penderita dengan

Lebih terperinci

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang IMUNOLOGI TUMOR INNATE IMMUNITY CELLULAR HUMORAL PHAGOCYTES NK CELLS COMPLEMENT CYTOKINES PHAGOCYTOSIS

Lebih terperinci

IMUNOLOGI. Ika Puspita Dewi

IMUNOLOGI. Ika Puspita Dewi IMUNOLOGI Ika Puspita Dewi Imunologi The science of Immunology encompasses the study of the development, anatomy functions and malfunctions of the immune system, all of which are of fundamental importance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel mukosa nasofaring dengan predileksi di fossa Rossenmuller. Kesulitan diagnosis dini pada

Lebih terperinci

SISTEM IMUN SPESIFIK. Lisa Andina, S.Farm, Apt.

SISTEM IMUN SPESIFIK. Lisa Andina, S.Farm, Apt. SISTEM IMUN SPESIFIK Lisa Andina, S.Farm, Apt. PENDAHULUAN Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat mengenali suatu substansi asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respon

Lebih terperinci

SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006

SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006 SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006 1. Imunitas natural :? Jawab : non spesifik, makrofag paling berperan, tidak terbentuk sel memori 2. Antigen : a. Non spesifik maupun spesifik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolitis Ulserativa (ulcerative colitis / KU) merupakan suatu penyakit menahun, dimana kolon mengalami peradangan dan luka, yang menyebabkan diare berdarah, kram perut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejadian kanker kulit sekitar 3,5 juta kasus pertahun, dimana basal cell carcinoma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kejadian kanker kulit sekitar 3,5 juta kasus pertahun, dimana basal cell carcinoma merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari keseluruhan kejadian kanker, kanker kulit (melanoma dan non melanoma) meliputi separuh dari kasus kanker. 1,2 Di Amerika Serikat, pada tahun 2012 diperkirakan

Lebih terperinci

Mata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN

Mata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN Mata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA DAYA TAHAN TUBUH MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN SESI 2 Dra. Susi Iravati, Apt., PhD 1 Stimuli terhadap manusia Stimuli endogenous (di dl dalam

Lebih terperinci

Fransiska Ayuningtyas W., M.Sc., Apt

Fransiska Ayuningtyas W., M.Sc., Apt Fransiska Ayuningtyas W., M.Sc., Apt Definisi Imunitas Respon imun Sistem imun Imunologi reaksi tubuh thd masuknya substansi asing kumpulan respon thd substansi asing yg terkoordinasi sel & molekul yg

Lebih terperinci

1.3 Pertanyaan Diskusi 1. Bagaimna mekanisme pertahanan tubuh terhadap kanker? 2,4, Imunologi Kanker Respon imun terhadap sel kanker

1.3 Pertanyaan Diskusi 1. Bagaimna mekanisme pertahanan tubuh terhadap kanker? 2,4, Imunologi Kanker Respon imun terhadap sel kanker 1.3 Pertanyaan Diskusi 1. Bagaimna mekanisme pertahanan tubuh terhadap kanker? 2,4,6 2.2.5 Imunologi Kanker 2.2.5.1 Respon imun terhadap sel kanker Sel kanker dikenal sebagai nonself yang bersifat antigenik

Lebih terperinci

RESPON IMUN HUMORAL. Definisi Sistem limfoid (imun)

RESPON IMUN HUMORAL. Definisi Sistem limfoid (imun) RESPON IMUN HUMORAL Definisi Sistem limfoid (imun) Sistem imun ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat menimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan

Lebih terperinci

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan segala macam organisme pengganggu atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara empiris dapat mengobati berbagai macam penyakit. Tumbuh subur pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara empiris dapat mengobati berbagai macam penyakit. Tumbuh subur pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Mahkota Dewa Mahkota dewa merupakan tanaman asli Indonesia tepatnya Papua dan secara empiris dapat mengobati berbagai macam penyakit. Tumbuh subur pada ketinggian

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH ZINC TERHADAP IMUNITAS. : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes.

ABSTRAK PENGARUH ZINC TERHADAP IMUNITAS. : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. ABSTRAK PENGARUH ZINC TERHADAP IMUNITAS Sani Irawan, 2005. Pembimbing I Pembimbing II : Winny Suwindere, drg., M.S. : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Zinc atau zat seng adalah mikronutrien yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Tuberkulosis merupakan penyakit yang telah lama ada. Tetap menjadi perhatian dunia Penyebab kematian kedua pada penyakit infeksi

Tuberkulosis merupakan penyakit yang telah lama ada. Tetap menjadi perhatian dunia Penyebab kematian kedua pada penyakit infeksi LOGO Pendahuluan Tuberkulosis merupakan penyakit yang telah lama ada. Tetap menjadi perhatian dunia Penyebab kematian kedua pada penyakit infeksi Kasus baru didunia : 8,6 juta & Angka kematian : 1,3 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah merah merupakan tanaman endemik Papua yang bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu pengobatan beberapa penyakit, antara lain kanker, tumor,

Lebih terperinci

7.2 CIRI UMUM SITOKIN

7.2 CIRI UMUM SITOKIN BAB 7 SITOKIN 7.1 PENDAHULUAN Defnisi: Sitokin adalah senyawa protein, dengan berat molekul kira-kira 8-80 kda, yang merupakan mediator larut fase efektor imun natural dan adaptif. Nama dari sitokin bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dari tumbuhan Keladi Tikus adalah sebagai berikut : Spesies : Typhonium flagelliforme (Anonim, 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dari tumbuhan Keladi Tikus adalah sebagai berikut : Spesies : Typhonium flagelliforme (Anonim, 2009) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Sistematika Tumbuhan Sistematika dari tumbuhan Keladi Tikus adalah sebagai berikut : Divisio Sub divisio Classsis Ordo Familia Genus : Spermatophyta :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang cenderung didiagnosis pada stadium lanjut dan merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi serta menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) 2.1.1 Klasifikasi tumbuhan Menurut Herbarium Medanense (2016), mahkota dewa diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi

Lebih terperinci

Pembentukan Reseptor Antigen

Pembentukan Reseptor Antigen Pembentukan Reseptor Antigen 1 Antigen reseptor Satu / setiap reseptor tidak dikode seluruhnya dalam 1 genom Beberapa gene diperlukan untuk membentuk reseptor antigen i.e. Segmen V dikode oleh beberapa

Lebih terperinci

menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit. Bab 10 Sumber: Biology: www. Realm nanopicoftheday.org of Life, 2006 Limfosit T termasuk ke dalam sistem pertahanan tubuh spesifik. Pertahanan Tubuh Hasil yang harus Anda capai: menjelaskan struktur dan

Lebih terperinci

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh Apabila tubuh mendapatkan serangan dari benda asing maupun infeksi mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem kekebalan tubuh akan berperan

Lebih terperinci

(SYSTEMA LYMPHOPOIETICA)

(SYSTEMA LYMPHOPOIETICA) Pharmacist edition (SYSTEMA LYMPHOPOIETICA) dr. Indriati Dwi Rahayu,M.Kes Lab.Anatomi-Histologi FKUB FUNGSI SISTEM LIMFATIK ----------------------- ----------------------- ----------------------- SISTEM

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi,

PENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi, PENGETAHUAN DASAR IMUNOLOGI KULIT Dr. Ariyati Yosi, SpKK PENDAHULUAN Kulit: end organ banyak kelainan yang diperantarai oleh proses imun kulit berperan secara aktif sel-sel imun (limfoid dan sel langerhans)

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah BAB VI PEMBAHASAN Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Banyaknya mencit yang digunakan adalah 24

Lebih terperinci

Imunologi Transplantasi. Marianti Manggau

Imunologi Transplantasi. Marianti Manggau Imunologi Transplantasi Marianti Manggau Golongan darah ABO dan sistem HLA merupakan antigen transplantasi utama, sedang antibodi dan CMI (cell mediated immunity) berperan pada penolakan imun. Kemungkinan

Lebih terperinci

KuTiL = KankeR LeHEr RaHIM????

KuTiL = KankeR LeHEr RaHIM???? KuTiL = KankeR LeHEr RaHIM???? Abstrak Jangan salah tafsir!!! Bukan berarti orang yang kutilan itu punya kanker rahim, terutama pada wanita. Karena memang bukan itu yang dimaksud. Disini dimaksudkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik subyek penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata usia sampel penelitian 47,2 tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Endometriosis merupakan salah satu penyakit ginekologi yang sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan (sel-sel kelenjar dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat tradisional telah lama digunakan diseluruh dunia dan menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi yang kompleks terhadap agen penyebab jejas, seperti mikroba dan kerusakan sel. Respon inflamasi berhubungan erat dengan proses penyembuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Endometriosis merupakan salah satu penyakit jinak ginekologi yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di negara-negara maju maupun berkembang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondiloma akuminata (KA) merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruhnya berjumlah 270 dengan 9 penderita diantaranya memiliki penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruhnya berjumlah 270 dengan 9 penderita diantaranya memiliki penyakit BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional. Subyek penelitian adalah pasien rawat jalan yang memiliki penyakit infeksi bakteri pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karsinoma nasofarings (KNF) merupakan keganasan yang menyerang daerah kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum diketahui

Lebih terperinci

Tahapan Respon Sistem Imun Respon Imune Innate Respon Imunitas Spesifik

Tahapan Respon Sistem Imun Respon Imune Innate Respon Imunitas Spesifik Tahapan Respon Sistem Imun 1. Deteksi dan mengenali benda asing 2. Komunikasi dengan sel lain untuk merespon 3. Rekruitmen bantuan dan koordinasi respon 4. Destruksi atau supresi penginvasi Respon Imune

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Epstein-Barr Virus (EBV) menginfeksi lebih dari. 90% populasi dunia. Di negara berkembang, infeksi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Epstein-Barr Virus (EBV) menginfeksi lebih dari. 90% populasi dunia. Di negara berkembang, infeksi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Epstein-Barr Virus (EBV) menginfeksi lebih dari 90% populasi dunia. Di negara berkembang, infeksi primer terjadi pada awal masa anak-anak dan umumnya asimptomatik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu formula yang diberikan kepada bayi sebagai pengganti ASI, kerap kali memberikan efek samping yang mengganggu kesehatan bayi seperti alergi. Susu formula secara

Lebih terperinci

Perangai Biologik Sel Kanker dan Onkogenesis. DR. Dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K)

Perangai Biologik Sel Kanker dan Onkogenesis. DR. Dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K) Perangai Biologik Sel Kanker dan Onkogenesis DR. Dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K) Pendahuluan Sel kanker : sel normal yang telah mengalami perubahan menjadi sel berproliferasi melampaui batas pertumbuhan normal

Lebih terperinci

Manifestasi penyakit infeksi akibat langsung DARI pathogen mikrobial, DAN interaksinya dengan system imun pejamu. Macam respons imun dan penyebab

Manifestasi penyakit infeksi akibat langsung DARI pathogen mikrobial, DAN interaksinya dengan system imun pejamu. Macam respons imun dan penyebab Manifestasi penyakit infeksi akibat langsung DARI pathogen mikrobial, DAN interaksinya dengan system imun pejamu. Macam respons imun dan penyebab infeksi akan menentukan apakah penyakit menjadi akut atau

Lebih terperinci

ABSTRAK. Linda Nathalia, Pembimbing: Caroline Tan Sardjono, S.Ked, PhD

ABSTRAK. Linda Nathalia, Pembimbing: Caroline Tan Sardjono, S.Ked, PhD ABSTRAK PERAN VAKSIN PADA PENCEGAHAN INFEKSI VIRUS Linda Nathalia, 2005. Pembimbing: Caroline Tan Sardjono, S.Ked, PhD Infeksi virus dapat terjadi setelah virus berhasil merusak barier pertahanan tubuh

Lebih terperinci

PRINSIP UMUM IMUNITAS INNATE DAN ADAPTIF

PRINSIP UMUM IMUNITAS INNATE DAN ADAPTIF BAB V PRINSIP UMUM IMUNITAS INNATE DAN ADAPTIF Pada imunitas innate makrofag dan neutrofil memegang peranan penting sebagai pertahanan pertama dalam melawan mikroorganisme patogen. Kedua sel tersebut langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah

BAB I PENDAHULUAN. terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyebab utama kesakitan dan kematian didunia terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini

Lebih terperinci