PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh"

Transkripsi

1 PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca!!! Wassalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

2 HUBUNGAN ANTARA ETHOS PEKERJA SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TERLANTAR Studi Korelasional Mengenai Hubungan Antara Ethos Pekerja Sosial Sebagai Komunikator Dalam Pembinaan Program Kesejahteraan Sosial Anak Dengan Motivasi Belajar Anak Terlantar di Yayasan Usaha Mulia Cianjur SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung Disusun Oleh : Nama : VINNA YAYUTRIANA NPM : Bidang Kajian : Public Relations BIDANG KAJIAN PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2011

3

4 ABSTRAK Vinna Yayutriana, , Pembimbing M. Husen Fahmi, Drs., M.Si, Hubungan Antara Pekerja Sosial Dengan Motivasi Belajar Anak Terlantar, 2011, 27 Pustaka, 165 Halaman, 39 Tabel, 8 Lampiran. Anak terlantar merupakan salah satu masalah kesejahteraan sosial yang membutuhkan perhatian secara khusus dan menyeluruh. Pemerintah berdasarkan Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan, berupaya untuk memecahkan masalah kesejahteraan anak dengan membuat Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA). Pembinaan dan pemberdayaan menjadi kata kunci untuk mengatasi dalam menggali potensi anak-anak tersebut. Pada dasarnya, kegiatan pembinaan sosial itu seperti kegiatan belajar mengajar yang berkesinambungan, begitu juga dengan Yayasan Usaha Mulia yang membutuhkan kesinambungan antara pekerja sosialnya sebagai pembina dan anak terlantar sebagai pihak yang dibina/diajar. Masing-masing mempunyai peran dan faktor tersendiri dalam proses pembinaan, salahsatunya faktor pengajar sebagai seorang komunikator dan motivasi belajar anak terlantar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis korelasi rank spearman. dimana penulis bermaksud meneliti hubungan antara dua variabel, dalam hal ini bertujuan mengetahui hubungan ethos pekerja sosial (X) yang terdiri dari kredibilitas (credibility), atraksi (Source Attractiveness) dan kekuasaan (Source power) pekerja sosial sebagai komunikator dengan motivasi belajar anak pada anak terlantar (Y). Dalam penelitian ini penulis meneliti seluruh anggota populasi yang berjumlah 60 orang. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah angket penelitian, wawancara, daftar pustaka. Berdasarkan hasil uji statistik pada masing-masing subhipotesis dengan skala pengukuran ordinal dan uji korelasi Rank Spearman, diperoleh rs sebesar 0,605 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara ethos pekerja sosial dengan motivasi belajar anak terlantar di YUM Cianjur. Dengan demikian terdapat hubungan yang sifatnya positif dan searah antara kredibilitas (credibility), atraksi (Source Attractiveness) dan kekuasaan (Source power) pekerja sosial dengan motivasi belajar pada anak terlantar di YUM Cianjur, sehingga bila dimensi ethos tersebut dilakukan dengan baik maka anakanak terlantar semakin termotivasi untuk belajar. i

5 KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Puji dan syukur penulis panjatkan ke Khadirat Allah SWT, karena atas izin-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan antara Ethos Pekerja Sosial dengan Motivasi Belajar Anak Terlantar ini sebagai salah satu syarat akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Bandung. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik segi penyajian, pembahasan maupun topiknya. Penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Selain pemikiran penulis, skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya kerjasama, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. O. Hasbiansyah, Drs., M.Si. sebagai dekan Fikom Unisba, yang telah memimpin dan mengelola sistem Fikom Unisba dengan baik dimana tempat penulis menuntut ilmu, sekaligus memberikan izin kepada skripsi penulis. 2. Dr. Hj. Ani Yuningsih, Dra., M.Si. selaku ketua bidang kajian Public Relations Fikom Unisba, yang telah memberikan izin kepada judul skripsi penulis untuk diteruskan. 3. Drs. Husein Fahmi M.Si., selaku pembimbing yang baik, sangat sabar serta pengertian. ii

6 4. Nurrahmawati, Dra., M.Si., yang telah memberikan pemahaman dan pengertian baru. Terimakasih atas segala koreksinya ketika seminar. Pengetahuan itu sangat membantu sekali dalam pengerjaan skripsi ini. 5. Yayasan Usaha Mulia Cianjur atas segala keramahan dan kerjasamanya. 6. Bunda Santi Indra Astuti, Ibu Endri Listiani, Ibu Rita Gani, Ibu Riza Hernawati, Ibu Maya Amalia, Ibu Ratri Rizki. Ibu telah membantu memberikan second opinion dalam skripsi penulis. Kepercayaan diri penulis menjadi berkembang, itu semua tidak lain karena Ibu yang telah mengenalkan dan mengajari hal baru diluar bangku kuliah. 7. Bapak Ferry Darmawan dengan Laboratorium Grafis-nya, Bapak Zulfebriges dan Bapak Dodi Iskandar dengan Laboratorium Multimedia-nya. Terimakasih telah memberi kesempatan belajar dan menambah penglaman baru bagi penulis. 8. Dosen dan staff Fikom Unisba yang rajin serta selalu memberikan loyalitasnya, menunaikan setiap tanggungjawab administratif dan mengajar. 9. Papah, Mamah selalu sabar dan sangat menyayangi penulis. Terima kasih karena telah menemani penulis menuju tempat penelitian, ikut mencarikan bahan skripsi bahkan sampai ikut begadang menemani penulis mengerjakan skripsi. 10. Ketiga kakak ku, Hendra, Rissa dan Teh Nissa yang selalu memberi motivasi dan mendoakan serta membantu penulis. iii

7 11. Puput, teman dan sahabat penulis yang setia, sabar dan selalu menghibur penulis, terimakasih selalu menemani disetiap saat. 12. Hima PR Unisba periode , teman-teman angkatan 2007 serta teman seperjuangan skripsi (Nunni, Zeky, Elis, piman), terimakasih telah berbagi. Semangat 135! 13. Misky, Icel, Gita, Unni terimakasih karena telah memberikan tempat sebagai sahabat bagi penulis. 14. Ahmad Fadhli, dengan caranya sendiri dia telah menjadi penolong dan pembangkit semangat penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Terima kasih karena tidak pernah tidak menjawab pertanyaan dari penulis. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pihak-pihak yang terkait serta siapapun yang membacanya. Wabilahi taufik walhidayah Wassalam Penulis iv

8 DAFTAR ISI HALAMAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii vi ix x xii BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis Kegunaan Praktis Alasan Pemilihan Masalah Pembatasan Masalah Dan Pengertian Istilah Pembatasan Masalah Pengertian Istilah Kerangka Pemikiran Operasional Variabel Hipotesis Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Ujia Reliabilitas Teknik Analisi Data Populasi dan Sample Populasi Sampel Organisasi Karangan TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi Pengertian Komunikasi Fungsi dan Tujuan Komunikasi Bentuk-Bentuk Komunikasi Tinjauan Mengenai Pembinaan vi

9 2.2.1 Pengertian Pembinaan Pembinaan Sebagai Kegiatan Komunikasi Pekerja Sosial Sebagai Komunikator dalam Penelitian Anak Terlantar Sebagai Komunikan Dalam Kegiatan Pembinaan Tinjauan Umum Ethos Komunikator Pengertian Ethos Komunikator Tinjauan Kredibilitas Pengertian Atraksi Pengertian kekuasaan komunikator Teori S-O-R Sebagai Pendekatan Dalam Penelitian Tinjauan Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Pengertian Belajar Motivasi Belajar Fungsi Motivasi Belajar Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Yayasan Usaha Mulia Visi dan Misi Yayasan Usaha Mulia Visi Yayasan Usaha Mulia Misi Yayasan Usaha Mulia Motto yayasan Usaha mulia Nilai-Nilai Yayasan Usaha Mulia Tujuan dan Fungsi Yayasan Usaha Mulia Tujuan Yayasan Usaha Mulia Fungsi Yayasan Usaha Mulia Prinsip Kerja Yayasan Usaha Mulia Metode dan Kegiatan Pembinaan di Yayasan Usaha Mulia Cianjur Metode yang Digunakan dalam Pembinaan Kegiatan Pembinaan Di Yayasan Usaha Mulia Waktu Pembinaan Usaha Mulia Cianjur Pekerja Sosial Yayasan Usaha Mulia Job Descriptions Pekerja Sosial Kriteria Umum Pekerja Sosial Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) Pengertian Program Kesejahteraan Sosial Anak Tujuan Program Kesejahteraan Sosial Anak Sasaran Program Kesejahteraan Sosial Anak Kriteria Penerima Program Kesejahteraan Sosial Anak Landasan Program Kesejahteraan Sosial Anak Tinjauan Pekerja Sosial Pada Kegiatan Pembinaan PKSA di YUM Cianjur Program Kesejahteraan Sosial Anak vii

10 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas Uji Validitas Uji Reliabilitas Analisis Deskriptif Data Responden Analisis Deskriptif Data Penelitian Analisis Statistik Pengujian Hipotesis Pengujian Sub Hipotesis Pertama Pengujian Sub Hipotesis Ke Dua Pengujian Sub Hipotesis Ke Tiga Interpretasi Hasil Penelitian Interpretasi Sub Hipotesis Pertama Interpretasi Sub Hipotesis Ke Dua Interpretasi Sub Hipotesis Ke Tiga BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

11 DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1.1 Model Hovland, Janis dan Kelly Gambar 1.2 Bagan Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Model S-O-R Gambar 2.2 Model S-O-R yang dimodifikasikan dari penelitian 62 ix

12 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel (X) Ethos Pekerja Sosial Sebagai Komunikator Pembinaan Hasil Pengujian Validitas untuk Variabel Motivasi Belajar Anak Terlantar Hasil Pengujian Reliabilitas Ethos Pekerja Sosial sebagai Komunikator Pembinaan PKSA dengan Motivasi Belajar Anak Terlantar Tabel 4.4 Jenis Kelamin Responden Tabel 4.5 Usia Responden Tabel 4.6 Pendidikan yang Sedang Responden Tempuh Tabel 4.7 Pekerja sosial YUM Memiliki Pengetahuan Luas dalam Menjawab Pertanyaan pada Kegiatan Pembinaan Tabel 4.8 Pekerja Sosial YUM Berpengalaman dalam Menyampaikan Materi pada Kegiatan Pembinaan Tabel 4.9 Pekerja Sosial YUM Memiliki Keahlian Menggunakan Metode dan Cara Belajar yang Menarik dalam Pembinaan Tabel 4.10 Pekerja Sosial Memiliki Kecerdasan dalam Mengolah Pesan/Materi melalaui Bahasa yang Mudah Dimengerti Tabel 4.11 Pekerja Sosial YUM Bersikap Ramah dalam Menyampaikan Materi Tabel 4.12 Pekerja Sosial YUM Bersikap Jujur dalam Materi Pembinaan 109 Tabrl 4.13 Ketulusan Pekerja Sosial YUM Dalam Pembinaan Tabel 4.14 Pekerja Sosial YUM Bersikap Adil kepada Semua Peserta Pembinaan Tabel 4.15 Pekerja Sosial YUM Memiliki Daya Tarik Fisik dari Cara Penampilan dan Berpakaian Tabel 4.16 Pekerja Sosial Selalu Memberikan Dorongan, Nasehat dan Semangat Kepada Peserta Pembinaan Tabel 4.17 Pekerja Sosial Memiliki Hubungan Akrab dan Dekat dengan Peserta Pembinaan Tabel 4.18 Pekerja Sosial Memiliki Kemampuan Berkomunikasi pada Pembinaan Tabel 4.19 Pekerja Sosial YUM Memberi Hukuman Apabila Tidak Menyimak saat Pembinaan Berlangsung Tabel 4.20 Pekerja Sosial YUM Memberikan Penghargaan (Pujian, nilai yang tinggi) Apabila Melaksanan Tugas denga Baik Tabel 4.21 Pekerja Sosial Selalu Memberikan Tugas untuk Menirukan Contoh yang Telah Diberikan Tabel 4.22 Pekerja Sosial Selalu Memberikan Arahan melalui Informasi yang disampaikan kepada Anak-anak x

13 Tabel 4.23 Pekerja Sosial YUM Menjadi Salah Satu Panutan atau Figur yang Baik bagi Anak-Anak Tabel 4.24 Pekerja Sosial YUM Memiliki Wewenang Tertinggi di Kegiatan Pembinaan Tabel 4.25 Keinginan Menyimak dan Mendengarkan Kegiatan Pembinaan Dikarenakan Pekerja Sosial Memiliki Daya Tarik Tabel 4.26 Keinginan Menyimak dan Memperhatikan Kegiatan Pembinaan Dikarenakan Metode/Cara Belajar Pekerja Sosial yang Menarik dan Bervarias Tabel 4.27 Keinginan Mengerjakan Tugas Karena Takut Menerima Hukuman Dari Pekerja Sosial Tabel 4.28 Dorongan dan Semangat yang Diberikan Oleh Pekerja Sosial Membuat Anak memiliki Keinginan Mengerjakan Tugas Tabel 4.29 Pengetahuan Luas yang Dimilki oleh Pekerja Sosial Membuat Anak ingin Mengajuk Pertannyaan Tabel 4.30 Keinginan Bertanya karena Memiliki Hubungan yang Dekat dengan Pekerja Sosial Tabel 4.31 Keinginan Menambah Pengetahuan Baru karena Pekerja Sosial Memberikan Arahan Melalui Informasinya Tabel 4.32 Keinginan Menambah Pengetahuan Baru karena Pekerja Sosial Bersikap Jujur dalam Menyampaikan Materi/Pesan Tabel 4.33 Keinginan Mendapatkan Nilai Tinggi karena Pekerja Sosial akan Memberikan Penghargaan dan Pujian Tabel 4.34 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi. 137 Tabel 4.35 Analisis Statistik Hubungan antara Kredibilitas Pekerja Sosial (X 1 ) dengan Motivasi Belajar Anak Terlantar di YUM Cianjur (Y) 138 Tabel 4.36 Analisis Statistik Hubungan antara Atraksi Pekerja Sosial (X 2 ) dengan Motivasi Belajar Anak Terlantar di YUM Cianju Tabel 4.37 Analisis Statistik Hubungan antara Kekuasaan Pekerja Sosial dengan Motivasi Belajar Anak Terlantar Tabel 4.38 Interpretasi Hasil Penelitian xi

14 DAFTAR LAMPIRAN 1. Angket 2. Coding Book 3. Coding Sheet 4. Hasil SPSS Rank Spearman 5. Hasil Statistik Uji T 6. Surat Permohonan Ijin Pra Riset/Riset 7. Surat Pernyataan Sudah Menyelesaikan Riset 8. Riwayat Hidup xii

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekad pemerintah untuk menangani masalah kesejahteraan merupakan salah satu bagian penting di dalam pembangunan nasional. Hakikat pembangunan nasional itu sendiri sebenarnya merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan disegala bidang merupakan salah satu cara dalam mencapai tujuan masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Salah satu dimensi untuk mewujudkan tujuan tersebut diantaranya dengan dilaksanankannya pembangunan sosial yang mencakup pembangunan di bagian kesejahteraan anak. Permasalahan anak yang terjadi di Indonesia semakin beragam. Hal ini bisa dicermati dengan semakin meningkatnya pelanggaran-pelanggaran terhadap hak anak, dari kekerasan pada anak, eksploitasi, diskriminasi, perdagangan anak, adopsi ilegal sampai perlakuan salah terhadap anak. Oleh sebab itu, dalam menangani masalah kesejahteraan dan pelanggran terhadap hak anak, Direktur Kesejahteraan Sosial Anak, Hari Hikhmat menyatakan bahwa: Kerjasama antara berbagai pihak, pemerintah, LSM dan media massa, mutlak diperlukan. 1 Dengan demikian kerjasama dalam menjalankan pembinaan pada program kesejahteraan 1 Selamat Ginting, Jangan Rampas Hak Anak, Republika, 31 Mei 2011, h 24. 1

16 2 sosial terhadap anak memegang peranan penting, khususnya pembinaan terhadap anak yang terlantar maupun yang di terlantarkan. Seperti halnya manusia dewasa, anak-anak pun mempunyai berbagai kebutuhan, baik jasmani, rohani dan sosial. Kebutuhan tersebut mencakup, kebutuhan fisik, rasa aman, mendapatkan perhatian, kasih sayang dan perlindungan, sehingga setiap anak diberi kesempatan untuk dapat belajar, bermain, bersenang-senang dan secara perlahan memahami tentang arti kehidupan. Dalam mencapai hal-hal tersebut tidak semua anak memperoleh kesempatan yang sama untuk mengembangkan dunianya secara wajar dan normal, sebagaimana yang tejadi pada anak terlantar. Anak terlantar merupakan salah satu masalah kesejahteraan sosial yang membutuhkan perhatian secara khusus dan menyeluruh. Hal tersebut dikarenakan anak terlantar merupakan kategori anak rawan atau anak-anak yang membutuhkan perlindungan, dimana kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi dengan wajar. Hal ini senada dengan pengertiannya sendiri yaitu, Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial 2 Banyak anak yang belum tersentuh sistem layanan dan perlindungan yang memadai, baik dari segi kesehatan gizi dan kesiapan belajar pendidikan sekolah. Hal ini terutama sering terjadi pada anak terlantar yang berasal dari keluarga kurang mampu. Data Badan Pusat Statistik atau BPS dan Pusdatin Kementerian Sosial RI, mencatat dari tahun ke tahun jumlah anak terlantar dan hampir terlantar 2 Depsos RI, Pedoman Pelayanan Sosial Anak Terlantar, 2008, h 8.

17 3 di Indonesia terus meningkat. Data statistik tersebut pada tahun 2008 menyebutkan, jumlah anak Indonesia usia dibawah 18 tahun mencapai jiwa dan mengalami peningkatan menjadi jiwa pada tahun Adapun jumlah anak terlantar dan hampir terlantar yang telah mendapatkan pelayanan sosial hanya berjumlah jiwa atau sekitar 6,71 persen. 3 Fakta tersebut menunjukan bahwa masih terdapat sejumlah besar anak terlantar yang karena keadaan ketelantarannya tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar. Salah satu penyebab ketelantaran anak yaitu masalah sosial ekonomi, sosial psikologi dan orang tua yang tidak bertanggung jawab akan kewajiban memenuhi kebutuhan anakanaknya. Padahal dalam hal ini seharusnya orang tua adalah orang yang pertama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak. Akan tetapi tidak semua orang tua dapat menjalankan peranannya di dalam keluarga. Melihat permasalahan tersebut maka pemerintah bedasarkan Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan, berupaya untuk memecahkan masalah kesejahteraan anak dengan membuat Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) sebagaimana dalam Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia, bahwa : Program Kesejahteraan Sosial Anak adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar anak, yang meliputi bantuan atau subsidi pemenuhan kebutuhan dasar, aksebilitas pelayanan sosial dasar, penguatan orang tua atau keluarga dan penguatan lembaga kesejahteraan sosial anak. 4 3 Bukti Komitmen Pemerintah Terhadap Pemenuhan Hak dasar Anak [Berita], Info Care, No. 12/III, 2011, h Menteri Sosial RI, Keputusan Menteri Sosial RI Nomor :15/A/HUK/2010 tentang Panduan Umum Program Kesejahteraan Anak h 5.

18 4 Program Kesejahteraan Sosial Anak memiliki tujuan untuk mewujudkan pemenuhan hak dasar anak dan perlindungan terhadap anak dari penelantaran, eksploitasi, kekerasan, dan diskriminasi, sehingga tumbuh kembang dan kelangsungan hidup serta partisipasi anak dapat terwujud. Dirjen Rehabilitasi Sosial, Makmur Sunusi, mengatakan jumlah anak yang dapat dijangkau dalam PKSA selama tahun 2010 mencapai anak dengan nilai bantuan sebesar Rp. 287,1 Miliar. Mereka di dampingi oleh 319 orang satuan Bakti Pekerja Sosial. 5 Melalui program Kesejahteraan Sosial Anak, pihak Pemerintah khususnya Departemen Sosial berusaha mempersiapkan lembaga sosial kemasyarakatan atau lembaga kesejahteraan sebagai pelaksana pembinaan yang siap melatih dan membina anak telantar. Salah satu lembaga dan Yayasan yang berkerjasama dengan pemerintah dalam menangani permasalahan anak terlantar yaitu Yayasan Usaha Mulia (YUM). Berdasarkan Konvensi International Hak Anak dan UU Perlindungan Anak yang terbentuk pada tahun 1997, Yayasan Usaha Mulia pun mengalihkan perannya dari sekedar memberikan pelayanan menjadi perlindungan dan rehabilitasi bagi anak-anak. Hal ini seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Anak terlantar adalah anak yang terkategori rawan dan tidak berdaya. Mereka merupakan korban berbagai penyimpangan dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian, mereka perlu diberdayakan melalui pendidikan, pembangkitan ekonomi, dan keadilan. 5 Selamat Ginting, Jangan Rampas Hak Anak, Republika, 31 Mei 2011, h 24.

19 5 Pembinaan dan pemberdayaan menjadi kata kunci untuk mengatasi agar dapat menggali potensi, bakat dan minat anak khususnya bagi anak-anak terlantar. Hal ini bertujuan, supaya anak-anak terlantar tersebut berminat untuk mengubah citra diri dan kehidupannya ke arah yang lebih baik, karena bagaimanapun juga anak terlantar pada hakikatnya membutuhkan pendidikan yang sama dengan anakanak lainnya yang tidak terlantar. Adapun pembinaan kesejahteraan sosial yang diberikan YUM Cianjur kepada anak-anak terlantar adalah meliputi seleksi data anak, penyediaan fasilitasfasilitas, pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, pemberian tutorial, bimbingan rohani serta monitoring baik pendidikan formal di sekolahnya dan di Yayasan Usaha Mulia itu sendiri. Keseluruhan pelayanan ini secara umum ditujukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan anak dengan sasaran membina dan mendidik anakanak terlantar agar mampu mandiri dan dapat berkembang serta tumbuh dengan baik, sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya sebagai anggota masyarakat. Kegiatan Pembinaan kesejahteraan terhadap anak terlantar ini tidak terlepas dari kegiatan komunikasi. Menyadari akan pentingnya komunikasi dalam kegiatan pembinaan pada anak terlantar, maka diperlukan peran serta dan dukungan dari semua sistem yang ada seperti halnya fasilitas yang dibutuhkan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Sebagai komunikator dalam kegiatan pembinaan PKSA, para pekerja sosial dituntut memiliki dan memahami kemampuan tentang ethos komunikator

20 6 itu sendiri, yaitu memiliki kredibilitas, atraksi dan kekuasaan terhadap penyampaian pesan pada pembinaan tersebut. Seorang komunikator dalam melakukan komunikasi diantaranya harus memiliki kredibilitas, dimana yang merupakan komponen-komponen dari kredibilitas tersebut adalah keahlian dan kepercayaan. Keahlian ialah kesan yang dibentuk komunikan tentang komunikator dalam hubungan dengan topik yang dibicarakannya. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, terlatih. Kepercayaan adalah kesan komunikator yang berkaitan dengan wataknya. Apakah komunikator jujur, tulus, bermoral, adil, sopan dan etis atau ia dinilai sebaliknya (Rakhmat, 2009: 260) Selain keahlian dan kepercayaan, atraksi fisik menyebabkan pekerja sosial sebagai komunikator menjadi menarik, dan karena menarik ia memilki daya persuasif. Tetapi tidak sedikit orang yang tertarik karena adanya beberapa kesamaan antara komunikator dengan komunikannya dalam kepercayaan, pengalaman dan sikap yang dimiliki. Fungsi fungsi ini menghendaki pekerja sosial untuk senantiasa mengikuti perkembangan taraf kemajuan khusunya dari prestasi belajar atau kinerja pendidikan anak dalam kurun waktu pembelajaran pada sebuah pembinaan. Hal tersebut berkaitan dengan permasalahan kesejahteraan anak yang telah dijelaskan di atas. Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi anak adalah masalah pendidikan, yaitu tingginya angka putus sekolah yang sebenarnya merupakan hak dasar anak yang harus dipenuhi. Masalah ini telah terjadi di berbagai daerah, tidak terkecuali dengan Cianjur. Menurut hasil home visit pekerja sosial di Yayasan Usaha Mulia, tingkat anak putus sekolah di daerah Cipanas Cianjur sangat mengkhawatirkan. Angka partisipasi murni (APM) untuk SD sebesar 95,56 persen, tetapi pada tingkat SMP hanya 42,19 persen. Ini

21 7 menunjukkan bahwa sebagian siswa lulusan SD di Kabupaten Cianjur tidak melanjutkan ke SMP. Berdasarkan masalah tersebut, Yayasan Usaha Mulia (YUM) Cianjur bergerak untuk mensejahterakan anak-anak di daerah Cianjur, khususnya pada bidang pendidikannya. Hal tersebut dilaksanakan untuk menekan angka putus sekolah yang diakibatkan faktor ekonomi dan psikologi dari anak itu sendiri. Yayasan Usaha Mulia mempunyai tujuan menolong dan membantu anak terlantar dan diterlantarkan agar dapat menjadi individu yang mandiri. Oleh sebab itu pembinaan mengenai prestasi belajar dalam pendidikan memiliki fungsi yang utama untuk masa depannya setelah kebutuhan dan fasilitasnya telah terpenuhi. Pada program pembinaan pendidikan ini lebih dikhususkan kepada anak-anak yang melanjutkan dari sekolah dasar, hal ini berupaya agar anak-anak tidak memutuskan untuk berhenti sekolah seperti yang telah dijelaskan diatas. Pada dasarnya, kegiatan pembinaan itu seperti kegiatan belajar-mengajar, yakni kegiatan akademik yang memerlukan kesinambungan. Hasil dari pembinaan tergantung kepada pekerja sosial sebagai komunikator sekaligus pengajar dan keinginan serta motivasi belajar yang ada pada diri anak terlantar sebagai pelajar. Motivasi merupakan salah satu aspek di dalam diri individu yang berperan besar dalam pencapaian produktivitas yang sangat tinggi. Dalam hal ini motivasi belajar dan berprestasi adalah kecenderungan meraih hasil yang lebih baik. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi umumnya memiliki keinginan dan usaha lebih tinggi dalam meraih prestasi, sebaliknya individu dengan motivasi berprestasi rendah kurang memiliki usaha dalam meraih prestasi.

22 8 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara ethos pekerja sosial dalam kegiatan pembinaan Program Kesejahteraan Anak dengan motivasi berlajar anak terlantar di Yayasan Usaha Mulia Cianjur, dengan harapan hasil penelitian ini dapat memperoleh informasi yang bermanfaat bagi tujuan dan kebijakan selanjutnya dalam usaha mensejahterakan anak, khususnya dalam menumbuhkan motivasi belajar anak terlantar agar dapat melanjutkan pendidikannya dengan baik sehingga dapat menjadi insan yang berguna bagi dirinya sendiri maupun bagi Nusa dan Bangsa. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Hubungan Antara Ethos Pekerja Sosial sebagai Komunikator dalam Kegiatan Pembinaan PKSA dengan Motivasi Belajar pada Anak terlantar di Yayasan Usaha Mulia Cianjur? 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan Perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan antara kredibilitas (credibility) pekerja sosial sebagai komunikator dalam kegiatan pembinaan PKSA dengan motivasi belajar pada anak terlantar di Yayasan Usaha Mulia Cianjur?

23 9 2. Bagaimana hubungan antara atraksi (Source Attractiveness) pekerja sosial sebagai komunikator dalam kegiatan pembinaan PKSA dengan motivasi belajar pada anak terlantar di Yayasan Usaha Mulia Cianjur? 3. Bagaimana hubungan antara kekuasaan (Source power) pekerja sosial sebagai komunikator dalam kegiatan pembinaan PKSA dengan motivasi belajar pada anak terlantar di Yayasan Usaha Mulia Cianjur? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan antara kredibilitas (credibility) pekerja sosial sebagai komunikator dalam kegiatan pembinaan PKSA dengan motivasi belajar pada anak terlantar di Yayasan Usaha Mulia Cianjur. 2. Untuk mengetahui hubungan antara atraksi (Source Attractiveness) pekerja sosial sebagai komunikator dalam kegiatan pembinaan PKSA dengan motivasi belajar pada anak terlantar di Yayasan Usaha Mulia Cianjur? 3. Untuk mengetahui hubungan antara kekuasaan (Source power) pekerja sosial sebagai komunikator dalam kegiatan pembinaan PKSA dengan motivasi belajar pada anak terlantar di Yayasan Usaha Mulia Cianjur.

24 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis Secara teoritis, penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penelitian lebih lanjut dalam perkembangan komunikasi, khususnya pada aspek-aspek ethos komunikator Kegunaan Praktis Secara praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan seperti, saran-saran dan gambaran bagi pekerja sosial dalam menyampaikan pesan pada kegiatan pembinaan, sehingga diharapkan memberikan alternatif bagi pemecahan masalah yang dihadapi anak-anak terlantar di Yayasan Usaha Mulia (YUM) Cianjur agar dapat mencapai kesejahteraan, khususnya pada bidang pendidikannya sehingga termotivasi untuk belajar dan lebih berprestasi. 1.6 Alasan Pemilihan masalah Ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk memilih masalah mengenai Hubungan antara ethos pekerja sosial sebagai komunikator dalam kegiatan pembinaan Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) dengan motivasi belajar anak terlantar di Yayasan Usaha Mulia Cianjur, antara lain : 1. Penulis tertarik dengan permasalahan kesejahteraan anak, salah satu penanganannya adalah dengan diadakannya PKSA. PKSA merupakan prioritas nasional Kementerian Sosial untuk mewujudkan pemenuhan hak dasar anak dan perlindungan terhadap anak dari penelantaran, eksploitasi, dan diskriminasi.

25 11 2. Penulis ingin berpartisipasi dalam kesejateraan anak dengan cara meneliti kegiatan komunikasi didalam sebuah pembinaan, khususnya pada kegiatan yang dilakukan oleh pekerja sosial atau pengajar yang menjadi komunikator dalam pembinaan tersebut. 3. Pekerja Sosial sebagai komunikator merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan komunikasi yang sangat berpengaruh dalam proses pembinaan. Dengan demikian seorang pekerja sosial harus memiliki ethos komunikator, karena apabila komunikator tidak memiliki ethos, maka setiap kegiatan komunikasi yang dilakukan dikhawatirkan akan menimbulkan efek bumerang yang menyebabkan ia kehilangan kepercayaan, kehormatan, dan wibawa. 4. Yayasan Usaha Mulia merupakan salah satu lembaga sosial yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik anak terlantar, seperti pemenuhan ekonomi, makanan dan kesehatannya saja, melainkan mengutamakan bantuan jangka panjang berupa pembinaan dan pemberdayaan khususnya dibidang pendidikannya. Hal ini bermaksud untuk mempersiapkan anak menjadi individu yang mandiri dan mampu bersaing dalam menjalani kehidupannya. 5. Anak terlantar merupakan salah satu potensi yang perlu diperhatikan dan diselamatkan keberadaan dan kesejahteraannya dalam melanjutkan pembangunan di massa yang akan datang. 6. Motivasi belajar adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan belajar. Kuat lemahnya motivasi belajar menentukan besar

26 12 kecilnya prestasi dan dengan motivasi balajar yang tinggi anak-anak akan belajar lebih baik lagi, sehingga salah satu tujuan Program Kesejahteraan Sosial Anak dapat tercapai. 1.7 Pembatasan Masalah dan Pengertian Istilah Pembatasan Masalah Untuk memudahkan pembahasan, maka perlu kiranya dilakukan pembatasan agar tidak terjadi salah pengertian. Adapun hal-hal yang penulis kemukakan dalam pembatasan ini sebagai upaya agar penelitian ini dapat terarah kepada tujuan yang diharapkan. 1. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai ethos pekerja sosial sebagai komunikator pada kegiatan pembinaan PKSA dan motivasi belajar dari anak-anak terlantar di Yayasan usaha Mulia. 2. Kegiatan pada penelitian ini merupakan salah satu Program Kesejahteraan Sosial Anak yang difokuskan pada pembinaan pendidikan dan pengajarannya. 3. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah anak-anak terlantar di Yayasan Usaha Mulia yang memberi penilaian terhadap ethos pekerja sosial sebagai komunikator dalam pembinaan, dan hubungannya dengan motivasi belajar yang mereka miliki. 4. Penulis membatasi masalah pada dimensi-dimensi ethos komunikator berupa kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan.

27 13 5. Pada penelitian ini variabel motivasi belajar hanya merujuk dari motivasi ektrinsik saja. Hal ini dikarenakan motivasi ektrinsik terjadi karena ada rangsangan dari luar, sehingga dalam penelitian ini pekerja sosial sebagai faktor eksternal merangsang anak-anak untuk termotivasi untuk belajar 6. Responden penelitian adalah anak-anak terlantar yang mengikuti kegiatan pembinaan PKSA di Yayasan Usaha Mulia Cianjur. 7. Pekerja sosial yang diteliti adalah pekerja sosial yang hanya menangani pembinaan di bidang pendidikan dan pengajaran pada anak terlantar. 8. Yayasan yang diteliti adalah Yayasan Usaha Mulia yang beralamat di Jl. Mariawati Kp.Sindanglayung Cibadak Kecamatan Sukaresmi Kabupaten DT. II Cianjur. 9. Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 bulan terhitung mulai bulan Maret sampai dengan bulan Juni Pengertian Istilah 1. Ethos diartikan sumber kepercayaan yang ditunjukkan oleh seorang orator (komunikator) bahwa ia memang pakar dalam bidangnya, sehingga oleh karena seorang ahli, maka ia dapat dipercaya. (Effendy, 2000: 351) 2. Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak, karena itu komunikator biasa disebut sebagai pengirim, sumber, source atau encoder. (Cangara,1998: 89) 3. Kredibilitas (credibility) adalah seperangkat persepsi yang dimiliki komunikan tentang sifat-sifat komunikator. (Rakhmat, 2009 : 257) 4. Atraksi (Source Attractiveness) adalah daya tarik komunikator yang

28 14 besumber dari fisik. Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik. (Effendy, 2000: 44) 5. Kekuasaan (Source Power) adalah kemampuan menimbulkan ketundukan yang timbul dari interaksi antara komunikator dan komunikate. (Rakhmat, 2009: 265) 6. Pekerja sosial adalah sesesorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memilki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman praktek pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial. (Keputusan Menteri Sosial RI Nomor: 15/A/HUK/2010) 7. Pembinaan sebagai komunikasi kelompok adalah suatu proses berlajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dengan tujuan untuk membantu orang-orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan kecakapan yang baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang dijalaninya secara lebih. (Mangunhardjana,1991:12) 8. Program Kesejahteraan Sosial Anak adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar anak, yang meliputi bantuan atau subsidi pemenuhan kebutuhan

29 15 dasar, aksebilitas pelayanan sosial dasar, penguatan orang tua atau keluarga dan penguatan lembaga ksejahteraan anak. (Keputusan Menteri Sosial RI Nomor: 15/A/HUK/2010) 9. Motivasi suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan ( Hamalik,2008:158) 10. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. (Sardiman, 2007:73) 11. Anak merupakan seseorang yang berusia 6 sampai 21 tahun, yang disebut pula sebagai masa penghubung atau peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi rohaniah dan jasmaniah. (Kartono,1992: 48) 12. Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik kebutuhan fisik, mental, spiritual maupun sosial. (Depsos RI, 2008) 13. Yayasan adalah sebuah wadah atau tempat yang bernaung dibawah lembaga sosial Republik Indonesia, dengan tugas menyantuni anak yatim piatu, anak terlantar atau anak jalanan, anak tidak mampu dan anak nakal. (Depsos RI, 2008)

30 Kerangka Pemikiran Pada penelitian ini, penulis bermaksud meneliti mengenai kegiatan komunikasi dalam pembinaan terhadap kesejahteraan anak. Upaya mewujudkan kesejahteran anak adalah kewajiban dan tanggung jawab bersama antara orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan Negara. Masing-masing pihak memiliki kewajiban dan tanggung jawab sosial yang berbeda untuk mewujudkan kesejahteran anak. Anak memiliki hak atas kesejahteraan yang meliputi kebutuhan fisik, pendidikan dan sosialnya. kesejahteraan tersebut diharapkan dapat tercapai apabila adanya kepedulian dan kerjasama dari semua pihak. Adapun pengertian anak itu sendiri, yaitu seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor: 23 tahun 2002 Tentang Pelindungan Anak. Salah satu permasalahan kesejahteraan anak disebabkan oleh kemiskinan yang diantaranya berimbas pada ketelantaran, keterpencilan, eksploitasi dan diskriminasi. Oleh sebab itu tidak sedikit timbul pelangaran-pelangaran hak terhadap anak diakibatkan kurangnya kerjasama dalam mengatasi kesejahteraanya, sebagaimana yang terjadi pada anak terlantar. Anak Terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhan fisik, mental, spiritual maupun sosial. 6 Adapun upaya dari pemerintah dalam menangani permasalahan kesejahteraan anak, yaitu dengan menciptakan dan mengaplikasikan Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) 6 Depsos RI, Pedoman Pelayanan Sosial Anak Terlantar, 2008, h 8.

31 17 Program Kesejahteraan Sosial Anak adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar anak, yang meliputi bantuan atau subsidi pemenuhan kebutuhan dasar, aksebilitas pelayanan sosial dasar, penguatan orang tua atau keluarga dan penguatan lembaga kesejahteraan sosial anak. 7 Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) ini diantaranya meliputi pemenuhan kebutuhan fisik, sosial mental dan spiritual bagi anak tersebut. Permasalahan kesejahteraan anak dalam penelitian ini difokuskan dan dibatasi pada pembinaan sosial di bidang pendidikan dan pengajarannya, dimana tingkat angka putus sekolah semakin meningkat pada tiap tahunnya. Pembinaan adalah suatu proses berlajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dengan tujuan untuk membantu orang-orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan kecakapan yang baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang dijalaninya secara lebih. (Mangunhardjana,1991:12) Ditinjau dari prosesnya, dalam pembinaan dan pengajaran yang dilakukan di Yayasan Usaha Mulia (YUM) memiliki tujuan untuk mendidik anak sebagai peserta pembinaan. Pendidikan dan pengajaran dalam pembinaan tersebut adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya, pada tingkatan bawah dan menengah pengajar itu disebut guru sedangkan pelajar dinamakan murid, namun dalam penelitian ini pengajar itu adalah dinamakan pembina atau pekerja sosial sedangkan pelajar disini adalah anak-anak terlantar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Onong Uchjana Effendy 7 Menteri Sosial RI, Keputusan Menteri Sosial RI Nomor :15/A/HUK/2010 tentang Panduan Umum Program Kesejahteraan Anak h 5.

32 18 bahwa: pada tingkatan apapun, penamaan dapat disesuaikan namun proses komunikasi antara pengajar dan pelajar itu hakikatnya sama saja. Perbedaanya hanyalah pada jenis pesan serta kualitas yang disampaikan. (2004:101) Adapun responden yang penulis teliti adalah anak terlantar yang mengikuti pembinaan di YUM Cianjur. Alasan penulis meneliti di yayasan ini, karena YUM merupakan lembaga yang berkejasama dengan pemerintah dalam mengaplikasikan PKSA dengan sistem layanan non panti. Pelayanan ini dimaksudkan agar anak-anak yang diasuh dan dibina oleh YUM tidak kehilangan komunikasi dan pendidikan utama yaitu keluarga, sehingga anak diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam keluarga dengan tetap mengikuti pembinaan kesejahteraan di YUM. Selain itu YUM merupakan yayasan yang lebih mengutamakan layanan pemenuhan kebutuhan pada bidang pendidikan dan pengajaran anak. Hal ini dikarenakan untuk mempersiapkan anak-anak mengahadapi masa depannya dengan dibekali keahlian dan pendidikan, sehingga tidak hanya memberi bantuan finansial yang sifatnya sementara melainkan dengan memberdayakan anak agar menjadi individu yang mandiri dan berkualitas. Hal ini pun berkaitan dengan rentannya angka putus sekolah yang diakibatkan keterbatasan ekonomi dan menurunnya motivasi anak tersebut untuk belajar dan melanjutkan pendidikannya. Dengan demikian hal tersebut menjadi salah satu kriteria anak pada PKSA yang dilaksanakan di YUM Cianjur. Upaya Pemerintah membuat kebijakan mengenai pembinaan PKSA ini diharapkan berdampak positif sehingga mengurangi permasalahan kesejahteraan

33 19 dalam masyarakat khususnya pendidikan anak. Oleh sebab itu dalam proses pelaksanaannya tidak lepas dari kegiatan komunikasi yang mana harus ditunjang dengan semua sistem yang ada seperti halnya fasilitas yang dibutuhkan dan orangorang yang terlibat di dalamnya. Pekerja sosial sebagai ujung tombak dalam kegiatan ini dituntut untuk memahami dan memiliki ethos komunikator. Pada penelitian ini penulis menggunakan Teori S-O-R dari Hovland J dan Kelley yang dikutip Onong Effendy dalam bukunya, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, teori ini beranggapan bahwa efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terrhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat memperkirakan antara pesan dan reaksi komunikan. Teori S-O-R berasumsi bahwa : Tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisa dari stimuli yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifikasi dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi (2000: 255). Unsur-unsur dalam teori ini adalah: a. Pesan (Stimulus, S) b. Komunikan ( Organisme, O) c. Efek ( Reaksi, R) Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

34 20 Pada penelitian ini penulis menurunkan stimulus dari faktor-faktor ethos komunikator yang mempengaruhi efektivitas komunikator pada saat menyampaikan pesan kepada sasaran yang dituju. Menurut Jalaludin Rakhmat, dimensi ethos yang paling relevan disini ialah, kredibilitas, atraksi dan kekuasaan. Ketiga dimensi ethos ini sudah seharusnya dimiliki oleh seseorang komunikator. (2009 : 256) Salah satu indikator sekaligus stimulus dalam penelitian ini berdasarkan teori kredibilitas sumber (Source Credibility Theory) yang dikemukakan oleh Hovland, C Jannis, L Kelly, Mereka menyebutkan bahwa paling tidak, terdapat dua komponen kredibilitas sumber, yakni keahlian (Expertise) yang merupakan kesan yang dibentuk penerima tentang kemampuan sumber komunikasi berkaitan dengan topik yang dibicarakan. Selain itu komunikator harus dipercaya (Trustwhortiness) yang merupakan kesan penerima tentang sumber komunikasi yang berkaitan dengan watak yang seperti kejujuran, ketulusan, bersikap adil dan bersikap sopan. Singkatnya kredibilitas seorang komunikator dibangun oleh dua komponen utama yaitu keahlian dan kepercayaan. Kesan orang-orang terhadap keahlian dan kepercayaan komunikator yang akan membentuk kredibilitas komunikator. Seorang komunikator dalam melakukan komunikasi diantaranya harus memiliki kredibilitas, dimana yang merupakan komponen-komponen dari kredibilitas tersebut adalah keahlian dan kepercayaan.keahlian ialah kesan yang dibentuk komunikan tentang komunikator dalam hubungan dengan topik yang dibicarakannya.komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, terlatih.kepercayaan adalah kesan komunikator yang berkaitan dengan wataknya. Apakah komunikator jujur, tulus, bermoral, adil, sopan dan etis atau ia dinilai sebaliknya (Rakhmat, 2009: 260)

35 21 Adapun faktor selanjutnya yang mempengaruhi efektivitas komunikator adalah atraksi dan kekuasaan. Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa daya tarik fisik sering menjadi penyebab utama atraksi personal. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Jalalludin Rakhmat bahwa Atraksi fisik menyebabkan komunikator menarik, dan karena menarik ia memiliki daya persuasif (2009: 261). Selain daya tarik fisik seseorang dapat tertarik karena adanya beberapa faktor atraksi situasional yang mempengaruhi faktor interpersonal yaitu diantaranya, ganjaran (reward), kedekatan (proximity) dan kemampuan (competence). Terkadang sebagian orang menyenangi orang yang memberikan ganjaran kepadanya. Ganjaran itu berupa bantuan, dorongan moral, semangat atau hal-hal yang meningkatkan harga diri. Selain itu seseorang pun cenderung menyenangi komunikator yang memilki kemampuan lebih tinggi atau lebih berhasil dalam kehidupannya. (Rakhmat 2009:117) Indikator selanjutnya adalah kekuassan. Dalam kerangka teori Kelman, kekuasaan adalah sebagai berikut: Kemampuan menimbulkan ketundukan yang timbul dari interaksi anatara komunikator dengan komunikan. Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator dapat memaksakan kehendaknya kepada orang lain karena Ia memiliki sumber daya yang sangat penting. (Rakhmat, 2009: 256). Adapun kekuasaan menurut Raven menghasilkan 5 jenis kekuasaan, yaitu: 1. Kekuasaan Koersif, dimana komunikator mampu memberikan hukuman dan ganjaran. 2. Kekuasaan keahlian, berasal dari keahlian, kemampuan, pengalaman, keterampilan. 3. Kekuasaan informasional, berasal dari isi komunikasi tertentu atau pengetahuan baru yang dimilki komunikator. 4. Kekuasaan Rujukan, komunikan menjadikan komunikator sebagai kerangka rujukan untuk menilai dirinya.

36 22 5. Kekuasaan Legal, berasal dari seperangkat peraturan atau norma yang menyebabkan komunikator berwenang untuk melakukan suatu tindakan. (Rakhmat, 2009: 265) Dari paparan di atas dapat dibuat model dengan pendekatan teori SOR, yaitu seperti dibawah ini : Stimulus : Ethos Komunikator Kredibilitas Atraksi kekuasaan Organisme Anak terlantar yang mengikuti pembinaan di Yayasan Usaha Mulia Cianjur, diharapkan dapat memperhatikan, mengerti, dan menerima informasi yang disampaikan pada kegiatan pembinaan PKSA Respons: Motivasi Belajar Gambar 1.1 : Model Hovland, Janis dan Kelly, (Effendy: 2003) yang dimodifikasikan dengan penelitian Seperti yang telah dijelaskan, bahwa yang menjadi stimulus dalam penelitian ini yaitu kredibilitas pekerja sosial yang mencakup keahlian dan kepercayaan anak terlantar, Atraksi dan kekuasaan. Organismenya yaitu anak terlantar yang dibina dan mengikuti kegiatan pembinaan Program Kesejahteraan Sosial Anak yang diharapkan dapat memperhatikan, mengerti, serta menerima materi atau pesan yang disampaikan oleh pembina. Sedangkan dalam organisme tersebut diharapkan adanya reaksi dari anak terlantar sebagai komunikan pada pembinaan PKSA, sehingga dengan mengikuti kegiatan pembinaan PKSA, dapat menumbuhkan motivasi belajar anak terlantar. Menurut Hamalik, motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

37 23 mencapai tujuan (2008:106) Sedangkan motivasi belajar menurut wingkel adalah keseruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah kepada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. (1996 :150) sehingga motivasi belajar merupakan energi yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar demi mencapai tujuan belajar pada kegiatan pembinaan. Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti motivasi ektrinsik. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini penulis merujuk pada ethos pekerja sosial yang mana merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar anak-anak terlantar. Motivasi ektrinsik dapat dikatakan juga sebagai bentuk motivasi yang didalamnya terdapat aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar. Menurut wingkel yang tergolong bentuk motivasi belajar ektrinsik antara lain 1. Belajar demi memperoleh nilai yang baik 2. Belajar demi memenuhi kewajiban 3. Belajar demi menghindari hukuman 4. Belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan 5. Belajar demi meningkatkan gensi sosial 6. Belajar demi memperoleh pujian dari seseorang yang penting. (1996 :174) Individu yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Tekun mengahadapi tugas 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). 3. Tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapai 4. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah. 5. Lebih senang bekerja mandiri. 6. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin 7. Dapat mempertahankan pendapatnya 8. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini. 9. Senang mencari masalah soal-soal. (Sardiman 2007:83)

38 24 Dari pendapat beberapa ahli tersebut pada dasarnya memiliki hakikat motivasi belajar yang sama. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada anak-anak yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Adapun indikator motivasi pada penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan yaitu sebagai beikut: 1. Keinginan responden untuk menyimak atau mendengarkan materi pembinaan 2. Keinginan responden mengerjakan tugas-tugas 3. Keinginan dari responden untuk bertanya 4. Keinginan responden mendapatkan pengetahuan 5. Keinginan responden mendapatkan nilai yang tinggi. (Hamzah, 2006:23)

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Hubungan antara Ethos Komunikator Host pada Program Dua Hijab dengan Motivasi Berhijab Fashionable (Studi Korelasional Mengenai Hubungan antara Ethos Komunikator

Lebih terperinci

05FIKOM PSIKOLOGI KOMUNIKASI PSIKOLOGI KOMUNIKATOR

05FIKOM PSIKOLOGI KOMUNIKASI PSIKOLOGI KOMUNIKATOR Modul ke: Fakultas 05FIKOM PSIKOLOGI KOMUNIKASI PSIKOLOGI KOMUNIKATOR Psikologi Komunikator Faktor Efektivitas Atraksi Kekuasaan Komunikator Yang Baik Novi Erlita S.Sos.M.A Program Studi PUBLIC RELATIONS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Manfaat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial yang menjadi

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

PELAYANAN SOSIAL TERHADAP BALITA TERLANTAR DI UPT PELAYANAN SOSIAL ASUHAN BALITA SIDOARJO DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR

PELAYANAN SOSIAL TERHADAP BALITA TERLANTAR DI UPT PELAYANAN SOSIAL ASUHAN BALITA SIDOARJO DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR PELAYANAN SOSIAL TERHADAP BALITA TERLANTAR DI UPT PELAYANAN SOSIAL ASUHAN BALITA SIDOARJO DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK

13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK 13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK Oleh: Sella Khoirunnisa, Ishartono & Risna Resnawaty ABSTRAK Pendidikan pada dasarnya merupakan hak dari setiap anak tanpa terkecuali.

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKATOR. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

PSIKOLOGI KOMUNIKATOR. Tine A. Wulandari, M.I.Kom. PSIKOLOGI KOMUNIKATOR Tine A. Wulandari, M.I.Kom. He doesn t communicate what he says, he communicate what he is.. Ketika komunikator berkomunikasi, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL - 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ( Studi Kasus pada PT. Centrepark Citra Corpora Area Solo Grand Mall ) SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ( Studi Kasus pada PT. Centrepark Citra Corpora Area Solo Grand Mall ) SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ( Studi Kasus pada PT. Centrepark Citra Corpora Area Solo Grand Mall ) SKRIPSI SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Ilmu Komunikasi

Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Ilmu Komunikasi PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PENCITRAAN CAPRES DAN CAWAPRES DALAM PEMBERITAAN KAMPANYE PILPRES 2009 DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA (Survei Terhadap Mahasiswa/i Bidang Studi Public Relations Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PMKS secara umum dan secara khusus menangani PMKS anak antara lain, anak

BAB I PENDAHULUAN. PMKS secara umum dan secara khusus menangani PMKS anak antara lain, anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan sosial secara umum di Indonesia mencakup berbagai jenis masalah yang berkaitan dengan anak. Saat ini Departemen Sosial menangani 26 jenis PMKS

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2017 KEMENSOS. Standar Rehabilitasi Sosial. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyiar radio, presenter TV, negosiator dan masih banyak lagi.

BAB I PENDAHULUAN. penyiar radio, presenter TV, negosiator dan masih banyak lagi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi tak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia selamanya, komunikasi digunakan sebagai media penyampaian pesan dari individu ke individu maupun kelompok

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah investasi dan harapan masa depan bangsa serta sebagai penerus generasi di masa mendatang. Dalam siklus kehidupan, masa anakanak merupakan fase dimana

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PUNCAK PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H No.790, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Standar Habilitasi dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lainnya, perbedaan yang sangat mendasar terlihat pada akal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah 1.1.Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN Keberadaan bimbingan belajar di kota-kota besar di Indonesia semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan belajar sangat diminati

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan ini salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan ini salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan ini salah satu penyebabnya adalah karena masyarakat semakin membutuhkan media massa sebagai alat

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER KERJA KERAS

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER KERJA KERAS KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER KERJA KERAS (Analisis Isi pada Program Mario Teguh Tema Menyelesaikan Sumber Rasa Malas untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations. Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Fakultas FIKOM Kompetensi komunikasi PR: Motivasi yang positif dan membangun komunikasi efektif dua arah dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom

Lebih terperinci

Bidang Studi Public Relations. Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Mercu Buana. Jakarta

Bidang Studi Public Relations. Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Mercu Buana. Jakarta SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG KEBON JERUK (Periode Februari Juni 2014) Skripsi Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lainnya, perbedaan yang sangat mendasar terlihat pada akal.

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya. Solawat beserta salam senantiasa tercurah limpahkan pada

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya. Solawat beserta salam senantiasa tercurah limpahkan pada KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, ridho dan karunia-nya. Solawat beserta salam senantiasa tercurah limpahkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. LEMBAR PERNYATAAN... ii. MOTTO... iii. ABSTRACT... iv. ABSTRAK... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. LEMBAR PERNYATAAN... ii. MOTTO... iii. ABSTRACT... iv. ABSTRAK... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR PERNYATAAN... ii MOTTO... iii ABSTRACT... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xvv DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga sang manusia menutup mata untuk yang terakhir kalinya. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hingga sang manusia menutup mata untuk yang terakhir kalinya. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan suatu dasar yang penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Karena komunikasi sendiri sebenarnya sudah berlangsung sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini menjadi Fundamen terpenuhinya sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan ini mengantarkan anak siap mengikuti pendidikan lebih

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter yang berkepanjangan di negara kita telah banyak menyebabkan orang tua dan keluarga mengalami keterpurukan ekonomi akibat pemutusan hubungan kerja atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu hal atau kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup. Komunikasi dilakukan oleh manusia, hewan, dan makhluk hidup

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR IPS. TERPADU SISWA KELAS VII DI MTsN SURAKARTA II

PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR IPS. TERPADU SISWA KELAS VII DI MTsN SURAKARTA II PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII DI MTsN SURAKARTA II Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian Syarat

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Bidang Studi Visual & Art Communication Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Mercu Buana.

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Bidang Studi Visual & Art Communication Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Mercu Buana. PENGARUH TERPAAN MEDIA STIKER KAMPANYE SOSIAL SAFETY ROAD PALANG MERAH INDONESIA (PMI) TERHADAP PERSEPSI PENGENDARA SEPEDA MOTOR UNIVERSITAS MERCU BUANA TAHUN 2012 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SENTING SAMBI BOYOLALI TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Oleh karena itu komunikasi merupakan hal yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Oleh karena itu komunikasi merupakan hal yang mutlak diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tidak ada manusia yang tidak berkomunikasi. Komunikasi diperlukan dalam segala aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB I. pada bab XIII Pendidikan Dan Kebudayaan Pasal 31 ayat 1 setiap Warga Negara

BAB I. pada bab XIII Pendidikan Dan Kebudayaan Pasal 31 ayat 1 setiap Warga Negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh warga negara berhak memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945 Republik Indonesia pada bab XIII Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan sumber daya manusia yang sangat berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan sumber daya manusia yang sangat berharga bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber daya manusia yang sangat berharga bagi keluarga dan memegang peran penting sebagai kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Banyak sekali

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL PEER GROUP DAN KONTROL DIRI DENGAN KEPATUHAN TERHADAP NORMA SOSIAL SKRIPSI OLEH: SRI PUJI ASTUTI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL PEER GROUP DAN KONTROL DIRI DENGAN KEPATUHAN TERHADAP NORMA SOSIAL SKRIPSI OLEH: SRI PUJI ASTUTI HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL PEER GROUP DAN KONTROL DIRI DENGAN KEPATUHAN TERHADAP NORMA SOSIAL SKRIPSI OLEH: SRI PUJI ASTUTI 10761000060 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

Lebih terperinci

PENGARUH TANGGUNG JAWAB, PARTISIPASI DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PRESTASI KERJA PADA PT. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA KUDUS

PENGARUH TANGGUNG JAWAB, PARTISIPASI DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PRESTASI KERJA PADA PT. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA KUDUS PENGARUH TANGGUNG JAWAB, PARTISIPASI DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PRESTASI KERJA PADA PT. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA KUDUS Diajukan oleh : HANNI TUHLAS ZJULI SETIA SAPUTRA NIM. 2007.11.247 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.567, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL. Pendataan. Pengelolaan Data. Penyandang. Masalah Kesejahteraan Sosial. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MENENTUKAN EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK (Survei pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MENENTUKAN EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK (Survei pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MENENTUKAN EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK (Survei pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEMANFAATAN WEBSITE TERHADAP CITRA UNIVERSITAS (Kasus Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta angkatan 2006)

SKRIPSI PENGARUH PEMANFAATAN WEBSITE TERHADAP CITRA UNIVERSITAS (Kasus Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta angkatan 2006) SKRIPSI PENGARUH PEMANFAATAN WEBSITE TERHADAP CITRA UNIVERSITAS (Kasus Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta angkatan 2006) Disusun Oleh: Helen Diana 05 09 02873 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus disiarkan kepada seluruh umat manusia. Nabi Muhammad SAW pernah

BAB I PENDAHULUAN. harus disiarkan kepada seluruh umat manusia. Nabi Muhammad SAW pernah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama dakwah, artinya Islam merupakan agama yang harus disiarkan kepada seluruh umat manusia. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, yang artinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 10 1.3. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR. Skripsi

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR. Skripsi HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan segala rahmat dan karunianya kepada penulis hingga saat ini penulis dapat melewati semua proses sampai

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PENANAMAN NILAI-NILAI TANGGUNG JAWAB DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK DI LINGKUNGAN PANTI ASUHAN (Studi Kasus di Yayasan Yatim Muhammadiyah di Desa Kliteh, Kecamatan Sragen Tengah, Kabupaten Sragen) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN SAAT BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN SAAT BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN SAAT BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian survei, dimana data diperoleh secara kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Lampiran : SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 001.A / STIE-YA.K/I/2007 Tentang Kode Etik Dosen STIE Yasa Anggana Garut KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH STIE Yasa Anggana Garut

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: FARIDA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: FARIDA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AK 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan telah membawa dampak pada keterlantaran, ketunaan sosial hingga masalah sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sertifikasi guru merupakan salah satu cara dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke depan semua guru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, LINGKUNGAN KERJA DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN TETAP PADA PO SEDYA MULYA DI WONOGIRI

PENGARUH GAJI, LINGKUNGAN KERJA DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN TETAP PADA PO SEDYA MULYA DI WONOGIRI PENGARUH GAJI, LINGKUNGAN KERJA DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN TETAP PADA PO SEDYA MULYA DI WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga dan dipelihara karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak

Lebih terperinci

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM PERSPEKTIF GENDER (Analisis Semiotik terhadap Film Jamila dan Sang Presiden)

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM PERSPEKTIF GENDER (Analisis Semiotik terhadap Film Jamila dan Sang Presiden) ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM PERSPEKTIF GENDER (Analisis Semiotik terhadap Film Jamila dan Sang Presiden) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SAHABAT MANDIRI

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SAHABAT MANDIRI PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SAHABAT MANDIRI Oleh: YOFI DWI HARI VALIANTO NPM: 10.1.02.04637 Program Studi: Manajemen SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

HUBUNGAN EMPLOYEE RELATIONS TERHADAP KEPUASAN KOMUNIKASI KARYAWAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)

HUBUNGAN EMPLOYEE RELATIONS TERHADAP KEPUASAN KOMUNIKASI KARYAWAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) HUBUNGAN EMPLOYEE RELATIONS TERHADAP KEPUASAN KOMUNIKASI KARYAWAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi manusia dewasa, beradap, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Pemerintah membuktikan bahwa

Lebih terperinci

--PERNYATAAN. Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Budaya Organisasi

--PERNYATAAN. Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Budaya Organisasi --PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Pegawai di Rumah Sakit Immanuel Bandung (Studi Korelasional pada Pegawai bagian Non Medis RS. Immanuel

Lebih terperinci

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti,

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA JASA PADA PT. RIFANJALUS CAHAYA TRANS

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA JASA PADA PT. RIFANJALUS CAHAYA TRANS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA JASA PADA PT. RIFANJALUS CAHAYA TRANS Oleh: PUTRO PRASETYO UTOMO NPM: 10.1.02.04651 Program Studi: Manajemen SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

Lebih terperinci

PERSEPSI PEGAWAI SUDIN KOMINFOMAS TERHADAP IKLIM KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN KERJA HUMAS WALIKOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT SKRIPSI

PERSEPSI PEGAWAI SUDIN KOMINFOMAS TERHADAP IKLIM KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN KERJA HUMAS WALIKOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT SKRIPSI PERSEPSI PEGAWAI SUDIN KOMINFOMAS TERHADAP IKLIM KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN KERJA HUMAS WALIKOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Pedoman Perilaku Mahasiswa Universitas Negeri Makassar Dokumen dihasilkan oleh:

Lebih terperinci

: SRI HARTANTI A

: SRI HARTANTI A PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARTASURA

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PEREKRUTAN DAN PROSES SELEKSI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN UNIVERSITAS MERCU BUANA. Nama : Laela Inayati NIM :

EVALUASI SISTEM PEREKRUTAN DAN PROSES SELEKSI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN UNIVERSITAS MERCU BUANA. Nama : Laela Inayati NIM : EVALUASI SISTEM PEREKRUTAN DAN PROSES SELEKSI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN UNIVERSITAS MERCU BUANA Nama : Laela Inayati NIM : 43111010154 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana Jakarta

Lebih terperinci

Oleh: ANDRI YANTO NPM:

Oleh: ANDRI YANTO NPM: PENGARUH KEPRIBADIAN, KEPUASAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) KARYAWAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI 8 SURABAYA Oleh: ANDRI YANTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah didera oleh berbagai keterpurukan, yang diantara penyebab keterpurukan tersebut terjadi karena

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SMART TBK DI SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SMART TBK DI SURABAYA SKRIPSI PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SMART TBK DI SURABAYA SKRIPSI (Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis Pada Fakultas

Lebih terperinci

(Skripsi) OLEH: RESNAWATI

(Skripsi) OLEH: RESNAWATI HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PESISIR SELATAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 (Skripsi)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DITINJAU DARI KUALITAS LAYANAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA LAWU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci