Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir Pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng Periode Tahun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir Pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng Periode Tahun"

Transkripsi

1 Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir Pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng Periode Tahun Gede Eko Semara Putra Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng periode tahun , (2) hambatan yang dihadapi dalam penerimaan, dan (3) cara menanggulangi hambatan dalam penerimaan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik efektivitas dan rasio kreteria efektivitas. Hasil penelitian menunjukkan (1) efektivitas penerimaan retribusi parkir dari tahun sudah berada dalam kategori sangat efektif. Tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (DISPENDA) yaitu tahun 2010 (103,32%), 2011 (114,39%), 2012 (118,18%), 2013 (170,18%), 2014 (105,58%), dan 2015 (104,66%), (2) hambatan yang dialami dalam penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng yaitu a) sistem pengawasan pengelolaan parkir yang belum optimal, b) masih banyak petugas parkir yang belum resmi, dan (3) menanggulangi hambatan dalam penerimaan retribusi parkir dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu a) penertiban atau operasi secara rutin,b) control dari masyarakat. Kata kunci: Efektivitas retribusi parkir, realisasi retribusi parkir. Abstract Research aims to understand (1) the effectiveness revenue levies parking lot at Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng a period of the year , (2) obstacles faced by in receipt of parking retribution in kabupaten buleleng, and (3) the way reduce obstacles in receipt of parking retribution in kabupaten buleleng. The kind of research this is descriptive. Data were collected with the methods documentation and interview. Using a technique data analysis effectiveness and the ratio kreteria the effectiveness. The research results show (1) the effectiveness of the charges for parking from year was already in categories very effective. The effectiveness of revenue levies parking lot at Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) the 2010 (103,32 %), 2011 (114,39 %), 2012 (118,18 %), 2013 (170,18 %), 2014 (105,58 %), and 2015 (104,66 %), (2) obstacles experienced in receipt of retribution parking lot at Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng namely a) the system management control parking not yet optimal, b) there are still many parking officers who have not official, and (3) reduce obstacles in receipt of parking retribution can be done by some way namely a) control or operation routinely, b) control from the community. Keywords: The effectiveness of parking retribution, the realization parking retribution.

2 PENDAHULUAN Selaras dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah tangganya sendiri dengan sesedikit mungkin campur tangan pemerintah pusat. Pemerintah daerah mempunyai hak dan kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi dan keuangan yang dimiliki oleh daerahnya. Walaupun telah memiliki dasar hukum yang kuat kenyataannya kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap pendapatan dan belanja daerah masih kecil. Selama ini dominasi sumbangan pemerintah pusat kepada daerah masih besar. Untuk mengurangi dominasi sumbangan pemerintah pusat serta meningkatkan pembangunan dan memaksimalkan otonomi daerah, Pemerintah Daerah harus lebih meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya untuk Kabupaten Buleleng. Menurut UU No. 33 tahun 2004, PAD terdiri dari: (1) Hasil pajak daerah, (2) Hasil retribusi daerah, (3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan (4) Pendapatan asli daerah yang lainnya. PAD menjadi indikator keberhasilan dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Semakin tinggi PAD, maka semakin tinggi pula kemampuan pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhannya sendiri. Demikian pula sebaliknya, apabila PAD yang diperoleh pada daerah tersebut semakin sedikit atau mengalami penurunan, berarti penyelenggaraan otonomi daerahnya belum maksimal. Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang dipungut dari masyarakat tanpa mendapatkan balas jasa langsung. Hal ini sesuai dengan UU no. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mengungkapkan bahwa Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaran daerah dan pembangunan daerah. Dengan menggali serta meningkatkan potensi pajak daerah yang ada di daerah tersebut, maka PAD nantinya dapat digunakan untuk pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu sumber PAD adalah retribusi, retribusi menurut UU no.28 tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Retribusi menurut UU no.28 tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Menurut Munawir pengertian retribusi adalah iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan mendapatkan jasa balik secara langsung yang dapat ditunjuk. Paksaan yang dimaksud ini bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa balik dari pemerintah, tidak dikenakan iuran. Pengertian retribusi dari aspek hukum dengan aspek ekonomis, sehingga nantinya akan kelihatan perbedaannya secara prinsipil. Dalam Hukum Pengertian Retribusi adalah pungutan oleh pejabat retribusi kepada wajib retribusi yang bersifat memaksa dengan tekenprestasi secara langsung dan dapat dipaksakan penagihannya. Sarana hukum yang dipergunakan untuk memaksakan penagihan retribusi tidak berbeda dengan pajak, berupa sanksi maupun sanksi kepidanaan. Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 73 tahun 1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perparkiran Daerah yang dimaksud dengan parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sedangkan tempat parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan di lokasi tertentu baik di tepi jalan umum, gedung,

3 pelataran atau bangunan umum. Sementara itu berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 272/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, yang dimaksud dengan penyelenggaraan fasilitas parkir adalah suatu metode perencanaan dalam menyelenggarakan fasilitas parkir kendaraan baik di badan jalan maupun di luar badan jalan. Menurut peraturan Bupati Buleleng NOMOR: 77 Tahun 2014 tentang Retribusi parkir dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pelaksanaan Parkir di Tepi Jalan Umum dan Tempat Khusus Parkir. Dengan potensi yang ada di Kabupaten Buleleng dan seiring semakin berkembangnya tempat-tempat pariwisata dan bertambahnya pertokoan itu akan berimbas pada penyediaan tempat parkir, dengan keadaan tersebut dari tahun ke tahun pendapatan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng semakin meningkat. Berikut akan disajikan laporan penerimaan anggaran pendapatan daerah pemerintah Kabupaten Buleleng dari periode tahun yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yaitu Kota Singaraja dan Kota Seririt. Pada tahun 2010 target yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target retribusi parkir sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00. Pada tahun 2011 target yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target retribusi parkir sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00. Pada tahun 2012 target yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target retribusi parkir sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00. Pada tahun 2013 target yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target retribusi parkir sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00. Pada tahun 2014 target yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target retribusi parkir sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00. Pada tahun 2015 target retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target retribusi parkir sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,00. Sumber : Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pemerintah Kabupaten Buleleng termuat pada surat pengantar nomor : 970 / 562 / Dispenda tahun Dengan melihat semakin meningkatnya perekonomian Kabupaten Buleleng, hal ini terlihat dengan semakin majunya toko-toko atau swalayan, tempat perbelanjaan, banyaknya even-even tertentu yang ada di Kabupaten Buleleng seperti olahraga, pameran serta pariwisata. Semua aktivitas di atas tentunya menggunakan sarana transportasi apabila keberadaan transportasi meningkat diperlukan jalan dan sebuah tempat parkir yang baik, sehingga diharapkan jumlah penerimaan pendapatan melalui kontribusi retribusi parkir bisa lebih optimal. Dengan demikian Dinas Pendapatan Daerah melalui pihak-pihak yang terkait perlu menyusun rencana penetapan dan perhitungan retribusi parkir untuk tempattempat yang belum terdaftar dalam perhitungan realisasi pendapatan daerah. Evaluasi terhadap penerimaan retribusi parkir perlu dilakukan untuk mengetahui apakah target penerimaan retribusi parkir untuk tahun-tahun sebelumnya dapat tercapai dan mengetahui jumlah realisasi yang diperoleh, serta mengetahui perkembangan penerimaan retribusi parkir dalam mendukung penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Buleleng. Berdasarkan uraian yang disampaikan di atas maka, perlu diadakan analisis melalui sebuah penelitian. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian Tentang Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir Pada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

4 Kabupaten Buleleng Periode Tahun METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Buleleng, sasaran pengamatan difokuskan pada Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng beserta jajarannya guna memperoleh data-data yang berkaitan dengan penerimaan retribusi daerah khususnya retribusi parkir. Penelitian ini dimaksudkan agar memperoleh gambaran tentang tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir berdasarkan potensi yang ada terhadap pajak daerah.. Berdasarkan jenis data, Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulanya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analis pada data-dana numeric (angka) dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui seberapa besar efektivitas retribusi parkir, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang akan diteliti. Jenis dan sumber data, jenis data penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dan dihitung tetapi dapat memberikan informasi tambahan bagi peneliti. Dalam hal ini data seperti informasi sumber-sumber PAD. Data kuantitaif adalah data berupa angka yang dapat dihitung secra nyata. Dalam hal ini data kuatitatif seperti jumlah Retribusi Parkir yang diterima dan seberapa telah terrealisasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data skunder. Data primer berupa wawancara terhadap pihak dari dinas pendapatan kabupaten buleleng. Data skunder dalam penelitian adalah catatan pendapatan Retribusi parkir yang di terima dan yang telah terrealisasi. Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi dan wawancara. Metode dokumentasi yaitu barang-barang tertulis yang digunakan peneliti dalam penelitian seperti artikel, catatan, laporan, termasuk juga media internet, dan sebagainya. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data berupa catatan pengelolaan retribusi parkir baik yang telah terealisasi dan belum terealisasi. Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data primer dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan lisan kepada subjek penelitian. Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi dari kepala dinas dan staf pemerintah Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng mengenai programprogram yang akan dilaksanakan. Pengujian instrument dilakukan dengan cara sebagai berikut. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitaian ini adalah satistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2006), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum/generalisasi. Analisis deskriptif akan mengetahui dan menggambarkan setiap data yang berhasil dikumpulkan dengan menggunakan metode Analisis efektivitas. Untuk menghitung Efektivitas Retribusi Parkir, maka rumus yang digunakan adalah Sumber: Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Efektivitas suatu organisasi dikatakan baik apabila rasio yang dicapai minimal 90% sampai dengan 100%, tetapi alangkah lebih baik lagi jika organisasi tersebut mampu memperoleh lebih besar dari itu, adapun kreteria rasio efektivitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Rasio efektivitas digunakan untuk memudahkan dalam memberikan simpulan dari perhitungan yang telah dilakukan melalui analisis efektivitas. Adapun rasio efektivitas yang digunakan

5 Depdagri,Kemendagri no , yaitu: 1) hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika pencapaiannya di atas 100% dapat dikatakan sangat efektif. 2) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika tingkat pencapaiannya % dapat dikatakan efektif. 3) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika tingkat pencapaiannya 80-89% dapat dikatakan cukup efektif. 4) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika tingkat pencapaiannya 60-79% dapat dikatakan kurang efektif. 5) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika tingkat pencapaiannya <60% dapat dikatakan tidak efektif. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Berasarkan perhitungan yang dilakukan melalui analisis efektivitas, dapat dipaparkan efektivitas penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (DISPENDA) periode tahun sebagai berikut. Tahun 2010 Rp :Rp X 100% = 103,32% Tahun 2011 Rp :Rp X 100 % = 114,39% Tahun 2012 Rp : Rp X 100% = 118,18% Tahun 2013 Rp : Rp X 100% = 170,18% Tahun 2014 Rp : Rp X 100% = 105,58% Tahun 2015 Rp : Rp X 100% = 104,66% Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa pada tahun 2010, pemerintah Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp Dari target tersebut pada tahun 2010 mendapatkan retribusi sebesar Rp Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2010 mencapai 103,32%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas retribusi parkir yang dipakai acuan penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2010 pengelolaan dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%. Pada tahun 2011, pemerintah Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp Dari target tersebut pada tahun 2011 mendapatkan retribusi sebesar Rp Dari retribusi yang buleleng ditargetkan untuk oprasional pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2011 mencapai 114,39%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas retribusi parkir yang dipakai acuan penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2011 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%. Pada tahun 2012, pemerintah Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp Dari target tersebut pada tahun 2012 mendapatkan retribusi sebesar Rp Dari retribusi yang buleleng ditargetkan untuk oprasional pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2012 mencapai 118,18%.

6 Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas retribusi parkir yang dipakai acuan penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2012 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%. Pada tahun 2013, pemerintah Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp Dari retribusi yang buleleng ditargetkan untuk oprasional pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Dari target tersebut pada tahun 2013 mendapatkan retribusi sebesar Rp Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2013 mencapai 170,18%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas retribusi parkir yang dipakai acuan penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2013 pengelolaan dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%. Pada tahun 2014, pemerintah Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp Dari target tersebut pada tahun 2014 mendapatkan retribusi sebesar Rp ,00. Dari retribusi yang buleleng ditargetkan untuk oprasional pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2014 mencapai 105,58%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas retribusi parkir yang dipakai acuan penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2014 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%. Pada tahun 2015, pemerintah Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp Dari target tersebut pada tahun 2014 mendapatkan retribusi sebesar Rp ,00. Dari retribusi yang buleleng ditargetkan untuk oprasional pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2015 mencapai 104,66%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas retribusi parkir yang dipakai acuan penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2015 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%. Berdasarkan kreteria rasio efektivitas, penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah periode tahun berada pada kategori sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya berada pada angka lebih dari 100%. Hal ini sesuai dengan kreteia rasio efektivitas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui metode wawancara, penulis menemukan beberapa hal yang dapat menghambat penerimaan retribusi parkir sesuai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun penghambat yang dimaksud adalah sebagai berikut. A. Sistem pengawasan pengelolaan parkir yang belum optimal Dalam Unit Pelaksanaan Daerah Pengelola Perparkiran merupakan unit pelaksana teknis operasional Dinas Pendapatan dibidang Pengelolaan Parkir fungsi sistem pengendalian dan pengawasan menjadi tugas dari seksi petugas pengendalian dan pengawasan. Petugas pengendalian dan pengawasan berfungsi untuk melaksanakan pengendalian dan pengawasan pengelolaan perparkiran yang meliputi sistem dan prosedur perijinan penyelenggaraan, pemungutan atau pengelolaan perparkiran. Beberapa faktor

7 yang menyebabkan belum optimalnya peranan pengawasan retribusi parkir antara lain : 1) Dari petugas parkir (aspek lokasi atau lahan parkir yang kurang, aspek lalu lintas, aspek keamanan, adanya pungutan liar dari preman-preman. 2) Dari unit pelaksanaan daerah pengelola perparkiran( banyaknya petugas parkir yang tidak resmi, lahan parkir yang berbatasan langsung dengan jalan raya, masih kurangnya petugas untuk melakukan pengawasan dan penertiban). B. Masih banyak petugas parkir tidak resmi Dengan adanya Unit Pelaksana Pengelola Perparkiran yang berada di bawah Dinas Pendapatan yang mempunyai tugas khusus untuk mengelola pendapatan asli daerah berupa retribusi dan parkir, yang secara penuh mengelola parkir di wilayah Kabupaten Buleleng dengan beberapa pertimbangan, salah satunya yaitu berupa penanganan petugas parkir yang tidak resmi. Sehubungan dengan adanya permasalahan dan keluhan dari beberapa masyarakat pengguna parkir maka perlu adanya penanganan khusus. Dalam hal ini dinas tekait telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi dengan adanya permasalahan tersebut. Permasalahan mengenai petugas parkir yang tidak resmi harus ditindaklanjuti yaitu dengan dilakukannya penertiban atau operasi secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi. Petugas parkir yang tidak resmi biasanya beroperasi pada malam hari dimana petugas dinas sudah tidak melakukan operasi lagi. Berdasarkan kendala-kendala yang ada dalam pelaksanaan penerimaan, makadapat disimpulkan bahwa inti persoalan dalam pelaksanaan perparkiran adalah sistem pengawasan pengelolaan perparkiran yang belum optimal dan masih banyaknya petugas parkir yang tidak resmi atau petugas parkir liar. Permasalahan ini harus segera diselesaikan agar tidak menjadi polemik. Pelaksanaan penerimaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng, pengendalian dan pengawasan menjadi tugas dari seksi petugas pengendalian dan pengawasan. Petugas pengendalian dan pengawasan berfungsi untuk melaksanakan pengendalian dan pengawasan pengelolaan perparkiran yang meliputi sistem dan prosedur perijinan penyelenggaraan, pemungutan atau pengelolaan parkir. Pengawasan maupun penanganan tetap dilakukan yang sebelumnya dilakukan satu kali dalam satu minggu sekarang menjadi dua kali dalam satu minggu, dilakukan secara rutin untuk menekan seminimal mungkin pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh pelanggar. Sehingga dapat menimbulkan efek jera, permasalahan ini memang sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak dapat diselesaikan secara langsung, tetapi perlu penanganan yang serius dilakukan seefisien mungkin dan mengena semaksimal mungkin baik bagi pendapatan asli daerah maupun bagi para pengguna jasa parkir itu sendiri. Permasalahan mengenai petugas parkir yang tidak resmi harus ditindaklanjuti yaitu dengan dilakukannya penertiban atau operasi secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi. Petugas parkir yang tidak resmi biasanya beroperasi pada malam hari dimana petugas dinas sudah tidak melakukan operasi lagi. Adapun prosedur menjadi petugas parkir yang resmi, dengan persyaratan sebagai berikut : a) Mengisi surat permohonan. b) Menyerahkan foto copy identitas diri. c) Pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar. d) Mengisi surat kesanggupan setor. e) Mengisi surat pernyataan sanggup mentaati kewajiban sebagai juru parkir. Tetapi kesadaran dari masyarakat (petugas parkir yang tidak resmi) sangatlah rendah, untuk itu perlu adanya kontrol dari masyarakat pada umumnya. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng adalah sistem pengawasan terhadap pengelolaan parkir yang belum optimal dan masih banyaknya petugas parkir yang tidak resmi atau ilegal, maka dinas terkait melakukan upayaupaya guna mengatasi masalah yang dihadapi agar

8 pendapatan dari sektor parkir bisa maksimal. PEMBAHASAN Dari penelitian yang telah dilakukan penulis melalui metode dokumentasi, dapat dijelaskan bahwa retribusi parkir yang buleleng dari tahun 2010 sampai dengan 2015 mengalami fluktuasi, dimana jumlah rupiah yang diterima cendrung mengalami perubahan. Efektivitas penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2015 pada dinas pendapatan daerah ( Dispenda), di Kabupaten Buleleng peneriman retribusi sudah berada dalam kategori sangat efektif. Namun tidak semua tingkat efektivitas berada dalam angka lebih dari 100%, ini disebabkan karena ada target yang tidak dapat terealisasi dengan maksimal. Hal ini sudah sesuai dengan teori dari Depdagri,Kemendagri no yang menyatakan bahwa, jika tingakat efektivitas atau hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir, jika tingkat pencapaiannya pada angka lebih dari 100%, maka dapat dikatakan dalam kategori sangat efektif. Adapun tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (Dispenda) Kabupaten Buleleng tahun 2010(103,32%), tahun 2011 (114,39%), tahun 2012 (108,18%), tahun 2013 (170,18%), tahun 2014 (93,92%) dan tahun 2015 (104,66%). Temuan ini sejalan dengan teori efektivitas yang disebutkan oleh Menurut Mardiasmo (2002:134) efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya walaupun dengan biaya yang lebih besar karena disini efektivitasnya hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang ditetapkan. efektivitas merupakan salah satu keteria yang digunakan untuk menilai prestasi kerja dari suatu pusat pertanggung jawaban tertentu dan menurut Bastian (2005:336) efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output atau keluaran, kebijakan dan prosedur dari organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Feisly Kesek dengan judul efektivitas dan kontribusi penerimaan pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah kota Manado dan penelitian yang dilakukan oleh Dedyanto dengan judul analisis efektivitas pendapatan retribusi parkir provinsi DKI Jakarta, dengan tujuan mengukur efektivitas retribusi parkir dengan menggunakan analisis deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Dalam merealisasi retribusi parkir yang jumlahnya tidak sedikit memang bukan pekerjaan yang mudah karena memerlukan strategi yang tepat, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasinya. Terlebih lagi retribusi parkir merupakan dana yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Buleleng. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui metode wawancara, penulis menemukan beberapa hal yang dapat menghambat penerimaan retribusi parkir sesuai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya adalah: 1) Sistem pengawasan pengelolaan parkir yang belum optimal, ini disebabkan karena beberapa factor yaitu dari petugas parkir (a) aspek lokasi atau lahan parkir yang kurang (b) aspek lalu lintas (c) aspek keamanan (d) adanya pungutan liar dari preman-preman, dan factor dari unit pelaksanaan daerah pengelola perparkiran yaitu (a) banyaknya petugas parkir yang tidak resmi (b) lahan parkir yang berbatasan langsung dengan jalan raya (c) masih kurangnya petugas untuk melakukan pengawasan dan penertiban. 2) Masih banyak petugas parkir tidak resmi, Petugas parkir yang tidak resmi biasanya beroperasi pada malam hari dimana petugas dinas sudah tidak melakukan operasi lagi. Hambatan yang muncul dalam penerimaan retribusi parkir pada dinas

9 pendapatan daerah (Dispenda) Kabupaten Buleleng dapat ditanggulangi dengan cara: 1) Pengawasan maupun penanganan tetap dilakukan yang sebelumnya dilakukan satu kali dalam satu minggu sekarang menjadi dua kali dalam satu minggu, dilakukan secara rutin untuk menekan seminimal mungkin pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pelanggar. 2) Dilakukannya penertiban atau operasi secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi dan perlu adanya kontrol dari masyarakat pada umumnya. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan analisis data, maka dapat dibuat simpulan hal-hal sebagai berikut: 1) Efektivitas penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (Dispenda) Kabupaten Buleleng tahun 2010 sampai dengan 2015 berada pada kategori sangat efektif, karena tingkat efektivitas tiap tahun berada pada angka lebih dari 100% (sangat efektif). Tingkat evektivitas masingmasing tahun yaitu, tahun 2010(103,32%), tahun 2011 (114,39%), tahun 2012 (108,18%), tahun 2013 (170,18%), tahun 2014 (93,92%) dan tahun 2015 (104,66%). 2) Adapun hambatan yang dialami dalam penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (Dispenda) Kabupaten Buleleng yaitu a) sistem pengawasan pengelolaan parkir yang belum optimal, b) masih banyak petugas parkir yang belum resmi 3) Untuk menanggulangi hambatan dalam penerimaan retribusi parkir dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu a) penertiban atau operasi secara rutin,b) adanya control dari masyarakat. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah sampai di atas, peneliti dapat memberikan saran sebaigi berikut: 1) Untuk sistem pengawasan parkir yang belum optimal perlu dilakukan pengawasan secara rutin untuk menekan seminimal mungkin pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pelanggar. Sehingga dapat menimbulkan efek jera. 2) Untuk mengurangi petugas parkir yang belum resmi yaitu dengan cara dilakukannya penertiban atau operasi secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Keputusan Bupati Buleleng No 550/124 (dua puluh empat)/hk/2014 Tentang Penetapan Tempat Khusus Parkir Di Kabupaten Buleleng UU No. 32 Tahun 2004 Tentang pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Kabupaten Buleleng UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Kabupaten Buleleng Peraturan Bupati Buleleng No 77 Tahun 2014 Tentang Retribusi Parkir di Kabupaten Buleleng Peraturan Bupati Buleleng No 2 Tahun 2015 Tentang Peninjauan Tarif Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umumm Peraturan Bupati Buleleng No 77 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Parkir Di Tepi Jalan Umum Dan Tempat Khusus Parkir Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng No 27 Tahun 2011 Tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng No 22 Tahun 2011 Tentang Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum

10 Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah Anonim. Definisi dan Pengertian Retribusi Parkir (diakses pada ) pada senin tgl 2 november) Depdagri. Kepmendagri No Kreteria Rasio Efektivitas. Online (diakses 24 (dua puluh empat) April 2015). Diunduh dari internet, ( diakses pada tanggal 8 agustus 2015 pukul WITA Diunduh dari internet, ( nsi), diakses pada tanggal 8 agustus 2015 pukul WITA Diunduh dari internet, ( daerah), diakses pada tanggal 8 agustus 2015 pukul WITA Daerah Kota Manado. Skripsi (tidak diterbitkan) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado Kurniawan, Agung Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan. Madriasmo Akuntasi Sektor Publik. Yogjakarta : Andi Offset. M. Djafar Saidi Pembaruan Hukum Pajak. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma Singaraja : UndikshaUniversitas Pendidikan Ganesha. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta. Siahaan, P. Marihot Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. PT. Rajagrafindo persada. Jakarta. Kesek Feisly Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli

BAB I PENDAHULUAN. pungutan, tetapi hanya merupakan pemberian sukarela oleh rakyat kepada raja

BAB I PENDAHULUAN. pungutan, tetapi hanya merupakan pemberian sukarela oleh rakyat kepada raja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial dan

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ISNAWATI Pembimbing: Prof. Dr. H. Mulyadi. Sy.P,MBA,MM & E.Y Suharyono, SE.,Msi ( Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda) Isna.sigma@gmail.com

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI Oleh: Muhammad Alfa Niam Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri,Kediri Email: alfa_niam69@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BREBES

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BREBES ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BREBES Ulul Absor Abstraksi This study aims to determine the contribution levy on revenue market Brebes and

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri)

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri) ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri) Sisca Yulia Murpratiwi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE 2012-2016 Arum Kusumaningdyah Adiati, Diessela Paravitasari, Trisninik Ratih Wulandari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS Surakarta Email : adiati_rk@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya disebut dengan UU Pemda) yang selanjutnya mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya disebut dengan UU Pemda) yang selanjutnya mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (selanjutnya disebut dengan UU Pemda) yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No 12 Tahun 2008 dan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2011-2016 Yunita Dwi Puspita, Hj. Nur Hidayati, SE.,MM & Junaidi, SE.,M.SA Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan tersebut dapat meliputi berbagai hal, mulai dari aspek sosial,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan tersebut dapat meliputi berbagai hal, mulai dari aspek sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan pembangunan yang semakin meningkat seiring dengan kemajuan zaman telah mempengaruhi terjadinya perubahan dalam berbagai aspek, baik secara fisik maupun

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI Zulistiani Universitas Nusantara PGRI Kediri zulis.tiani.zt@gmail.com Abstrak Kota Kediri mempunyai wilayah yang cukup strategis

Lebih terperinci

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan VOLUME : 18 NOMOR : 01 MARET 2016 ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BALIKPAPAN (Studi Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Balikpapan)

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR

PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR Oleh: Nina Handalina Soza I Nyoman Suyatna I Ketut Suardita Bagian Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah memberikan kewenangan kepada. pendapatan dengan menetapkan pendapatan lain-lain yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah memberikan kewenangan kepada. pendapatan dengan menetapkan pendapatan lain-lain yang berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Daerah provinsi, kabupaten atau kota

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis pajak, tata cara pemungutan pajak dan seterusnya yang berkaitan

Lebih terperinci

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 9 (2), 2017, 73-80 Published every June and December JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) ISSN:2541-0342 (Online). ISSN:2086-2563 (Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/aset

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri) EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri) Ayu Wulansari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Univ. Islam Kadiri ABSTRAK Pemerintah daerah

Lebih terperinci

KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ABSTRACT

KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ABSTRACT KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA Oleh : Hardis Muhammad, Ec. Elfreda A. Lau, Heriyanto 3. Universitas 7 Agustus 945 Samarinda ABSTRACT The problem in this study

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam upaya pelaksanaan pembangunan nasional, hal yang paling penting adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan pengeluaran pemerintah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PUNGUTAN PAJAK BAHAN GALIAN GOLONGAN C DALAM MENUNJANG PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN SKRIPSI. Oleh EGY VALIA BP.

PELAKSANAAN PUNGUTAN PAJAK BAHAN GALIAN GOLONGAN C DALAM MENUNJANG PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN SKRIPSI. Oleh EGY VALIA BP. PELAKSANAAN PUNGUTAN PAJAK BAHAN GALIAN GOLONGAN C DALAM MENUNJANG PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN SKRIPSI Oleh EGY VALIA BP. 07940111 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah masalah perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. daerah masalah perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era desentralisasi fiskal seperti sekarang ini, fungsi dan peran pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara sangatlah penting. Sejalan dengan otonomi daerah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN

ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN 2007-2011 I Desak Made Ita Purnamasari, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, April 2015, h. 31-40 KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan. Ketersediaan dana, menjadi salah satu factor yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan. Ketersediaan dana, menjadi salah satu factor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dalam proses

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE 2013-2015 FARIDOTUN NIKMAH 13133100010 Jurusan Akuntansi UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dalam kehidupan manusia di segala bidang khususnya bidang ekonomi dan perdagangan merupakan

Lebih terperinci

Analisis Efektivitas Penerimaan Jasa Timbang Pada Jembatan Timbang Dan Kontribusinya Terhadap PAD Kabupaten Sumbawa Barat Pada Tahun

Analisis Efektivitas Penerimaan Jasa Timbang Pada Jembatan Timbang Dan Kontribusinya Terhadap PAD Kabupaten Sumbawa Barat Pada Tahun Analisis Efektivitas Penerimaan Jasa Timbang Pada Jembatan Timbang Dan Kontribusinya Terhadap PAD Kabupaten Sumbawa Barat Pada Tahun 2012-2015 Syafruddin 1, Suprianto 2, Heri Adekantari 3 Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014): 266-279 PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG I

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG RELIZATION OF HOTEL TAX EFFECTIVITY ANALYSIS AND ITS CONTRIBUTION INTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat kabupaten dan kota memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA. sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang. kenegaraan maupun di bidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak

BAB I PE DAHULUA. sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang. kenegaraan maupun di bidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak 1 BAB I PE DAHULUA A. Latar Belakang Masalah Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROVINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROVINSI SULAWESI UTARA ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROVINSI SULAWESI UTARA ANALYSIS OF THE EFFECTIVENESS OF THE RECEPTION LEVIES AND

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah tangganya sendiri dengan sedikit campur tangan pemerintah pusat. Pemerintah daerah mempunyai hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semangat otonomi daerah dan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI DAN EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DI KABUPATEN MINAHASA UTARA

ANALISIS POTENSI DAN EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DI KABUPATEN MINAHASA UTARA ANALISIS POTENSI DAN EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DI KABUPATEN MINAHASA UTARA ANALYSIS OF THE POTENTIAL AND EFFECTIVINESS OF PARKING TAX COLLECTION IN NORTH MINAHASA REGENCY Oleh : Novelia Malombeke

Lebih terperinci

BAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA. A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah

BAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA. A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah BAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah Otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KONTRIBUSI DANA BAGI HASIL PAJAK (DBHP),DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK(DBHBP), DAN PENDAPATAN DAERAHKABUPATEN

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KONTRIBUSI DANA BAGI HASIL PAJAK (DBHP),DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK(DBHBP), DAN PENDAPATAN DAERAHKABUPATEN ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KONTRIBUSI DANA BAGI HASIL PAJAK (DBHP),DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK(DBHBP), DAN PENDAPATAN DAERAHKABUPATEN Ni Made Ayu Sriani, Wayan Cipta, Gede Putu Agus Jana Susila Jurusan

Lebih terperinci

ANALISA POTENSI DAN EFEKTIVITAS SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DAN PAJAK AIR TANAH SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MANADO

ANALISA POTENSI DAN EFEKTIVITAS SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DAN PAJAK AIR TANAH SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MANADO ANALISA POTENSI DAN EFEKTIVITAS SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DAN PAJAK AIR TANAH SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MANADO ANALYSIS OF POTENTIAL AND EFFECTIVENESS COLLECTION SYSTEM PARKING TAX

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Setiap negara pasti memiliki potensi-potensi yang tinggi baik

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Setiap negara pasti memiliki potensi-potensi yang tinggi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang sedang berkembang. Setiap negara pasti memiliki potensi-potensi yang tinggi baik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DAN PAJAK PARKIR DI DINAS PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALEMBANG

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DAN PAJAK PARKIR DI DINAS PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALEMBANG ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DAN PAJAK PARKIR DI DINAS PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALEMBANG Havic Said 1, Siti Khairani 2, Icha Fajriana 3 STIE MDP; JL. Rajawali, No 14, Palembang, Telp(0711)376400/Fax

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Akuntansi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Akuntansi TINJAUAN ATAS PENERIMAAN PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH (ABT) SERTA AIR PERMUKAAN (APER) PADA UPPD PROVINSI WILAYAH XXII BANDUNG TIMUR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Dalam pelaksanaan otonomi, dituntut kemampuan daerah dalam memanfaatkan semua potensi yang ada di daerah dalam rangka melaksanakan pemerintahannya. Salah

Lebih terperinci

Keyword: Local Tax, Local Retribution, Local Original Revenue.

Keyword: Local Tax, Local Retribution, Local Original Revenue. ABSTRACT THE INFLUENCE OF LOCAL TAX, LOCAL RETRIBUTION TO LOCAL ORIGINAL REVENUE IN TASIKMALAYA CITY (Case Study at Revenue Department of Tasikmalaya City and Bureau of Finance Official and Goods Tasikmalaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan telah diubah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak bagi pemerintah daerah berperan sebagai sumber pendapatan yang utama dan juga sebagai alat pengatur. Pajak sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Menurut Halim (2004:15-16) APBD adalah suatu anggaran daerah, dimana memiliki unsur-unsur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi dan keuangan. Dalam rangka meningkatkan daya guna ( efektivitas )

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi dan keuangan. Dalam rangka meningkatkan daya guna ( efektivitas ) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah daerah berusaha mengembangkan dan meningkatkan perannya dalam bidang ekonomi dan keuangan. Dalam rangka meningkatkan daya guna ( efektivitas ) penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar negara setelah devisa. Menurut Rochmat Soemitra, pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah. Penerimaan Daerah dimanfaatkan untuk mendukung kelancaran pembangunan daerah. Pemerintah Daerah diberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah dan dikelola oleh pemerintah. Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah dan dikelola oleh pemerintah. Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Retribusi adalah pembayaran dari penduduk kepada Negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh Negara bagi penduduknya secara perorangan. 1 Sementara itu menurut

Lebih terperinci

Nama : Rizka Novri Hardiyanti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dyah Mieta Setyawati, SE.,MMSI

Nama : Rizka Novri Hardiyanti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dyah Mieta Setyawati, SE.,MMSI ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI PERIODE 2013-2015 Nama : Rizka Novri Hardiyanti NPM : 27213900 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang juga merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan. pemerintahan daerah otonom. Pemberlakuan Otonomi daerah sejak

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang juga merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan. pemerintahan daerah otonom. Pemberlakuan Otonomi daerah sejak 1 BAB I PENDAHULUAN G. Latar Belakang Masalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber keuangan daerah yang juga merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom. Pemberlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik, sebagaimana telah diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kewenangan untuk mengelola potensi daerah dalam rangka menggali

BAB I PENDAHULUAN. adalah kewenangan untuk mengelola potensi daerah dalam rangka menggali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diterapkannya konsep otonomi daerah, pemerintah daerah semakin memperoleh peluang untuk mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan kemampuan daerah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam naungan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam naungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia mempunyai tujuan akhir menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hakikat mendasar dari prinsip kebijakan otonomi daerah sebagaimana yang dimaksudkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma pembangunan nasional dan paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan pembangunan secara adil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah salah satu landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Dalam Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki banyak pulau dan di dalamnya terdapat daerah provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki banyak pulau dan di dalamnya terdapat daerah provinsi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki banyak pulau dan di dalamnya terdapat daerah provinsi, kabupaten dan kota, serta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pendapatan Asli Daerah 1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan pembangunan yang dapat diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, oleh karena itu hasil pembangunan

Lebih terperinci

Oleh : Drs. Yonathan Palinggi,MM Peneliti adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Ketua Program Studi Pasca Sarjana Manajemen Administrasi Publik Unikarta

Oleh : Drs. Yonathan Palinggi,MM Peneliti adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Ketua Program Studi Pasca Sarjana Manajemen Administrasi Publik Unikarta ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENGAMBILAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH SEBAGAI SUMBER PAD PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : Drs. Yonathan Palinggi,MM Peneliti adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi negara yang dibayarkan oleh masyarakat. Pajak juga sebagai iuran pemungutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan.undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan.undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN Jaya Kusuma Edy 1), Wahyu Rohayati 2) 1) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi, 2)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Menghitung Potensi Retribusi Parkir Di Kota Makassar. Lina Aliany A.Yamang Paddere Muhammad Ashari

ABSTRAK. Menghitung Potensi Retribusi Parkir Di Kota Makassar. Lina Aliany A.Yamang Paddere Muhammad Ashari ABSTRAK Menghitung Potensi Retribusi Parkir Di Kota Makassar Lina Aliany A.Yamang Paddere Muhammad Ashari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi retribusi parkir di Kota Makassar.

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO Yanuar Fajar Nugroho Topowijono Tri Henri Sasetiadi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang 115030400111078@mail.ub.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut asas desentralisasi dengan memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah

Lebih terperinci

Evaluasi perhitungan potensi retribusi pasar di pasar Jongke. Agus Nur Hayanto NIM : F UNIVERSITAS SEBELAS MARET GAMBARAN UMUM OBYEK

Evaluasi perhitungan potensi retribusi pasar di pasar Jongke. Agus Nur Hayanto NIM : F UNIVERSITAS SEBELAS MARET GAMBARAN UMUM OBYEK Evaluasi perhitungan potensi retribusi pasar di pasar Jongke Agus Nur Hayanto NIM : F.3400005 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I GAMBARAN UMUM OBYEK A. Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Pasar Pemerintah Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan Asli Daerah a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah Menurut Mardiasmo (2002:132), Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Manusia hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Manusia hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Manusia hidup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri namun pula tetap tidak bisa hidup sendiri

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2009 2013 Oleh: Octaviana Wijayanti Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

2016 PENGARUH EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK:

2016 PENGARUH EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era otonomi daerah ini, daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Hal ini, sebagaimana diatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lombok Barat merupakan daerah tujuan wisata di kawasan Provinsi NTB dan merupakan daerah yang diberikan hak otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri baik

Lebih terperinci

POTENSI RETRIBUSI PARKIR DI KABUPATEN PEKALONGAN

POTENSI RETRIBUSI PARKIR DI KABUPATEN PEKALONGAN POTENSI RETRIBUSI PARKIR DI KABUPATEN PEKALONGAN Choliq Sabana, Catur Ragil Sutrisno (Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan) Abstract This study aims to analyze contribution of parking retribution for

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH Sipti Dirasmi dan Ahmad Soleh Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penerimaan ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah merupakan hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY ANALYSIS OF BUDGETING OF DEVELOPMENT PLANNING AGENCY

Lebih terperinci

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016 ANALISIS KONTRIBUSI DAN TREND PENERIMAAN PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH STUDI PADA KABUPATEN MINAHASA UTARA PERIODE TAHUN (2007-2013) ANALYSIS A CONTRIBUTION AND TREND LOCAL

Lebih terperinci

Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang

Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang Nariana (zhik_yhana@yahoo.co.id) Siti Khairani (rani.kresna75@gmail.com), Ratna Juwita (ratna_arpani@yahoo.com) Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah.

BAB I PENDAHULUAN. yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era otonomi daerah yang secara resmi mulai diberlakukan di Indonesia, sejak tanggal 1 Januari 2001 menghendaki daerah untuk berkreasi dalam mencari sumber penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan tata cara pemerintahan terwujud dalam bentuk pemberian otonomi daerah dan desentralisasi fiskal dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Konsekuensi

Lebih terperinci

RASIO EFEKTIVITAS, PAJAK DAERAH TERHADAP PAD, DAN KEMANDIRIAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMKOT YOGYAKARTA TA

RASIO EFEKTIVITAS, PAJAK DAERAH TERHADAP PAD, DAN KEMANDIRIAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMKOT YOGYAKARTA TA Rasio Efektivitas, Pajak... (Indri Astuti Ahmad)1 RASIO EFEKTIVITAS, PAJAK DAERAH TERHADAP PAD, DAN KEMANDIRIAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMKOT YOGYAKARTA TA 2008-2014 THE RATIOS OF EFFECTIVENESS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, oleh karena itu hasil pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan adalah pajak. Sehingga dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Tingkat

Lebih terperinci

MEIDA MELIANTINI ABSTRAK

MEIDA MELIANTINI ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGAWASAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI WISATA OLEH PEMERINTAH DESA CILIANG DALAM PENCAPAIAN TARGET PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI OBYEK WISATA BATUHIU KABUPATEN PANGANDARAN MEIDA MELIANTINI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri di tempat parkir. Tersebar di tempat asal perjalanan bisa di garasi mobil, di halaman dan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pemerintah daerah memiliki kewenangan penuh untuk mengatur dan mengelola pembangunan di daerah tanpa adanya kendala struktural yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis multidimensi yang melanda Indonesia memberi dampak bagi upaya peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang. menyelenggarakannya adalah pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang. menyelenggarakannya adalah pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat Indonesia di seluruh pelosok tanah air, pemerintah menciptakan suatu pembangunan nasional. Untuk dapat menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam penyelenggaraan suatu negara hal ini untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam penyelenggaraan suatu negara hal ini untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat ini potensi yang ada saat ini masih terus digali. Pemungutan pajak sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut P.J.A Andiani dalam Diana Sari (2013: 33), adalah sebagai berikut : Pajak adalah iuran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kapabilitas dan efektivitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun

BAB I PENDAHULUAN. kapabilitas dan efektivitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah menuntut pemerintah daerah untuk meningkatkan kapabilitas dan efektivitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun pada kenyataannya, pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM. Hikmah. Universitas Putera Batam

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM. Hikmah. Universitas Putera Batam P a g e 158 ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM Hikmah Universitas Putera Batam e-mail: hikmahupb@gmail.com ABSTRACT This study aims to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Melalui sistem pemerintahan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Melalui sistem pemerintahan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah yang luas dan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia tentu membutuhkan sistem pemerintahan yang

Lebih terperinci