UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESEHATAN OLAHRAGA MELALUI METODE PENGARUH BELAJAR KELOMPOK DENGAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESEHATAN OLAHRAGA MELALUI METODE PENGARUH BELAJAR KELOMPOK DENGAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION"

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KESEHATAN OLAHRAGA MELALUI METODE PENGARUH BELAJAR KELOMPOK DENGAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Benny Subadiman 1 Abstrak, Kualitas kegiatan belajar mengajar tidak semata-mata hanya dilihat dari segi hasil, namun juga harus dilihat dari segi proses. Kualitas proses belajar mengajar dari segi proses ditandai oleh tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat selalu ditingkatkan bilamana dalam kegiatan belajar mengajar dosen berusaha memanfaatkan strategi pengajaran secara efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar dari aspek proses, dengan demikian kualitas proses belajar mengajar dari aspek hasil akan meningkat yaitu peningkatan prestasi belajar siswa. Model Student Teams Achievement Division (STAD) melibatkan pengakuan kelompok dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota kelompok. Pembelajaran kesehatan olahraga yang dilakukan dengan model ini memungkinkan dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga terjadi interaksi selama proses pembelajaran Kata Kunci : Kesehatan Olahraga, Belajar Kelompok, Model Student Teams Achievement Division PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu interaksi manusia antara pendidik/dosen dengan anak didik/mahasiswa yang dapat menunjang pengembangan manusia seutuhnya yang berorientasi pada nilai-nilai dan pelestarian serta pengembangan kebudayaan yang berhubungan dengan usaha-usaha pengembangan manusia tersebut. Pendidikan dipandang sebagai salah satu faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi, yaitu melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja terdidik. Disamping itu pendidikan dipandang mempunyai peranan penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa. 1 Benny Subadiman adalah Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Medan 454

2 GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April Salah satu masalah yang mendasar dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien. Pendidikan tidak lagi hanya dilihat dari dimensi rutinitas, melainkan harus diberi makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja pendidikan sebagai salah satu instrumen utama pengembangan sumber daya manusia dengan multi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan menghendaki perencanaan dan pelaksanaan yang matang agar hasil yang diharapkan tercapai dengan maksimal. Peningkatan kemampuan dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar merupakan bagian dari usaha peningkatan kualitas pendidikan, dimana dosen mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu sebagai dinamisator kurikulum dan penyampaian bahan ajaran/materi yang dilaksanakan sesuai dengan tingkat dan perkembangan peserta didik melalui penguasaan didaktik dan metodik. Kemampuan dan kualitas dosen dalam proses belajar mengajar (PBM) dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek hasil dan aspek proses. Aspek hasil dapat diketahui dari nilai ulangan, baik berupa ulangan harian maupun ulangan umum semester yang diperoleh mahasiswa, sedang dari aspek proses dengan melihat tingkat partisipasi mahasiswa dalam proses belajar mengajar, dalam hal ini mahasiswa aktif dan tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Mata Kuliah Kesehatan Olahraga bertujuan untuk mendidik dan melatih mahasiswa dalam menemukan dan menanamkan kebenaran ilmiah melalui pemahaman, penguasaan serta kemampuan melakukan aktivitas jasmani yang berhubungan dengan kesehatan olahraga sehingga mahasiswa menguasai berbagai konsep dan prinsip kesehatan olahraga untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan Olahraga dilaksanakan pada semester III (tiga) di jurusan Ilmu Kesehatan Olahraga. Prasyarat untuk mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa telah

3 Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman lulus mata kuliah Anatomi dan Fisiologi, Fisiologi Olahraga dan Kinesiologi dan Biomekanika Olahraga. Standar Kompetensi mata kuliah Kesehatan Olahraga mempunyai lima kompetensi dasar atau Sub kompetensi yakni (1) Mampu mengkaji istilah dan batasan kesehatan olahraga, (2) Mampu menetapkan tujuan umum dan khusus kesehatan olahraga, (3) Mampu menetapkan ruang lingkup kesehatan olahraga, (4) Mampu menggali dan mengkaji teori-teori yang relevan dengan kesehatan olahraga dan (5)Mampu mengumpulkan dan menganalisis jenis-jenis olahraga kesehatan. Untuk mencapai kompetensi diatas maka pertemuan yang akan dilaksanakan sampai dengan XVI (enam belas kali) pertemuan dengan sistem evaluasi sampai dengan IV (empat) kali. Metode yang dipergunakan untuk mencapai kompetensi diatas dengan menggunakan metode ceramah. Menurut peneliti dengan metode ini masih belum tercapai hasil yang memuaskan dari mahasiswa, kegiatan pengajaran menjadi lebih bersifat verbalisme (pengertian kata-kata), terlalu lama membosankan jika dalam waktu yang lama,dan sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar mahasiswa dan menyebabkan mahasiswa pasif. Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan nilai yang diperoleh mahasiswa pada semester III tahun ajaran (TA) 2008/2009 ditemukan nilai A sebanyak 10 orang (21%0, nilai B sebanyak 15 orang (31%), nilai C sebanyak 22 orang (46 %) dan nilai E sebanyak 1 orang (2%). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh dosen atau dengan arahan dari dosen yang dilakukan oleh mahasiswa (Arikunto,2006:3). Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam Penelitian tindakan Kelas (PTK), dosen akan mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya (Aqib, 2006:13).

4 GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April Berpedoman dari hal di atas diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang mendorong mahasiswa berperan aktif dalam berkompetisi dan memiliki ketrampilan bekerja sama dalam mengembangkan sikap demokratis yang diperlukan dalam pembelajaran. Pembelajaran kelompok adalah suatu sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugastugas yang terstruktur (Lie, 2002: 12). Pembelajaran kelompok dengan model Student Teams Achievement Division (STAD) menempatkan siswa dalam kelompokkelompok yang heterogen untuk saling membantu satu sama lain dalam belajar dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran kelompok dan prosedur kuis. Model Student Teams Achievement Division (STAD) melibatkan pengakuan kelompok dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota kelompok. Pembelajaran kesehatan olahraga yang dilakukan dengan model ini memungkinkan dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga terjadi interaksi selama proses pembelajaran. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas kegiatan belajar mengajar tidak semata-mata hanya dilihat dari segi hasil, namun juga harus dilihat dari segi proses. Kualitas proses belajar mengajar dari segi proses ditandai oleh tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat selalu ditingkatkan bilamana dalam kegiatan belajar mengajar dosen berusaha memanfaatkan strategi pengajaran secara efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar dari aspek proses, dengan demikian kualitas proses belajar mengajar dari aspek hasil akan meningkat yaitu peningkatan prestasi belajar siswa. Menyingkapi hal diatas maka dalam kesempatan ini peneliti sengaja mengkaji suatu masalah melalui penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Kesehatan Olahraga Melalui Metode Belajar Kelompok Pada Mahasiswa Semester III Jurusan Ilmu Keolahragaan.

5 Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman MATA KULIAH KESEHATAN OLAHRAGA Tujuan dari mata kuliah ini adalah agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang tujuan, ruang lingkup, dan teori yang mendukung pada kesehatan olahraga yang meliputi screening atlet, sistem bioenergi, aklimatisasi, cara menata makanan atlet, doping, pemeriksaan kromatin sex, cedera olahraga. Pembelajaran mata Kuliah ini dimaksud untuk mendidik dan melatih mahasiswa dalam menemukan dan menanamkan kebenaran ilmiah melalui pemahaman, penguasaan serta kemampuan melakukan aktivitas jasmani yang berhubungan dengan kesehatan olahraga. Materi yang diberikan meliputi kesehatan olahraga, energi biologis, nutrisi dan pengawasan berat badan, doping, pemeriksaan kromatin sex, cedera olahraga, pengukuran kapasitas fungsional organ tubuh, skrining kesehatan atlet dan berolahraga sedini mungkin. Belajar dan Pembelajaran Menurut pendapat Slameto (1998:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil pengolahan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sementara itu Muhibbin Syah (2000:90) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Menurut Winkel (1983:15) belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan, nilai sikap yang bersifat konstan/menetap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa suatu yang baru, yang segera tampak dalam perilaku nyata atau masih tinggal tersembunyi, perubahan juga bisa berupa penyempurnaan terhadap hal-hal yang sudah pernah dipelajari. Dari definisi yang telah penulis utarakan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

6 GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April Pengalaman memberikan wawasan, pemahaman, dan teknik-teknik yang sulit untuk dipaparkan kepada seseorang yang tidak memiliki pengalaman yang serupa (Ibrahim,dkk.2000:15). Pembelajaran yang efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada diri siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator. Pembelajaran Dalam pengajaran terjadi interaksi antara dosen dengan mahasiswa. Kedudukan mahasiswa dalam pengajaran sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek. Dalam pengajaran dosen harus mampu mengembangkan dan menciptakan serta mengatur situasi yang memungkinkan mahasiswa melalui proses belajar, sehingga bisa berubah tingkah lakunya dalam proses pengajaran. Kemampuan dosen seperti tersebut diatas dapat dilakukan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja, oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran adalah membantu kepada mahasiswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku mahasiswa bertambah, baik kualitas maupun kuantitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atas norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku mahasiswa (Darsono,2000:25). Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha untuk mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan mahasiswa dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, dosen dan mahasiswa yang harus memainkan peranan serta ada hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar dan mengajar yang tersedia (Usman,2000:6). Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan untuk mengorganisasi atau mengatur lingkungan baik fisik atau non fisik, sehingga dapat digunakan untuk kegiatan proses belajar.

7 Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dari definisi belajar dan pembelajaran diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar dan pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan dosen dan mahasiswa untuk mencapai suatu tujuan pengajaran. Dalam proses belajar dan mengajar ini harus ada kerjasama antara dosen dan siswa. Hal yang terpenting dan harus diperhatikan dosen dalam mengelola proses belajar-mengajar ialah menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri mahasiswa. Lingkungan belajar adalah lingkungan proses belajar tersebut berlangsung, yang terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi untuk berhasilnya suatu proses belajar (Usman,2000:8). Komponen-komponen tersebut misalnya : 1) Tujuan instruksional yang ingin dicapai, 2) Materi atau isi bahan pelajaran yang diajarkan, 3) Sarana dan prasarana belajar dan mengajar yang tersedia, 4) Jenis-jenis kegiatan belajar yang dilkukan, 5) Dosen dan mahasiswa yang melakukan kegiatan mengajar dan belajar yang keduanya terlibat dalam suatu hubungan sosial tertentu, dan 6) Suasana kelas atau lingkungan proses belajar mengajar tersebut berlangsung (Usman,2000:10). Keberhasilan belajar mahasiswa dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperolehnya. Mahasiswa yang mengalami kemajuan dalam belajar akan terlihat prestasinya naik, sebaliknya mahasiswa yang mengalami gangguan dalam belajar terlihat prestasinya menurun. Pembelajaran Kelompok Pembelajaran kelompok merupakan bentuk pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivisme, dimana mahasiswa akan lebih mudah menemukan dan memahami materi pelajaran yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusi bersama dengan temannya. Menurut Lie (2002:18), pembelajaran kelompok adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja sama dengan sesama mahasiswa dalam tugas-tugas terstruktur.

8 GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yang menarik yang bisa mencegah timbulnya sifat agresif dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif. Ibrahim (2000) menyebutkan bahwa kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mahasiswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. 2. Kelompok dibentuk dari mahasiswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3. Bila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda-beda. 4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. Lingkungan belajar untuk pembelajaran kelompok dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif mahasiswa dalam menemukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Manfaat Pembelajaran Kelompok Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran kelompok bagi mahasiswa dengan hasil belajar yang rendah, antara lain sebagai berikut : 1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas 2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 3. Memperbaiki sikap terhadap materi dan sekolah 4. Memperbaiki kehadiran 5. Angka putus sekolah menjadi rendah 6. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar 7. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil 8. Konflik antar pribadi berkurang 9. Sikap apatis berkurang 10. Pemahaman yang lebih mendalam

9 Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Motivasi lebih besar 12. Hasil belajar lebih tinggi 13. Retensi lebih lama 14. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi (Ibrahim, 2000:18). Pembelajaran kelompok mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu mahasiswa belajar keterampilan sosial yang penting sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokratis dan keterampilan berpikir logis. Mahasiswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok dari pada mereka secara individu dan kompetitif. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kelompok Terdapat enam fase atau langkah utama dalam pembelajaran kelompok, keenam fase pembelajaran kelompok dirangkum dalam tabel 1 sebagai berikut (Ibrahim,2000:10). Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kelompok Fase Tingkah Laku Dosen Fase-1 Dosen menyampaikan semua tujuan Menyampaikan tujuan dan memotivasi pembelajaran yang ingin dicapai pada mahasiswa pelajaran tersebut dan memotivasi mahasiswa belajar Fase-2 Menyajikan informasi Dosen menyajikan informasi kepada mahasiswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Fase-3 Dosen menjelaskan kepada mahasiswa Mengorganisasikan mahasiswa ke dalam bagaimana caranya membentuk kelompok-kelompok belajar kelompok belajar dan membantu setiap

10 GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase-5 Evaluasi Fase-6 Memberikan penghargaan kelompok agar melakukan transisi secara efisien Dosen membimbimg kelompokkelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Dosen mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Dosen mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok Model Student Teams Achievement Division (STAD) Menurut Slavin dalam Ibrahim dkk (2000:20) dalam STAD mahasiswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen menurut prestasi, jenis kelamin dan suku. STAD mempunyai lima komponen utama, yaitu : a. Presentasi kelas Pembelajaran diawali dengan presentasi kelas yang dilakukan oleh dosen mencakup pembukaan, pengembangan dan petunjuk pelaksanaan materi pelajaran di depan kelas. b. Diskusi kelompok Selama pembelajaran, tugas masing-masing kelompok adalah menguasai materi yang diberikan dalam membantu anggotanya untuk menguasai materi pelajaran tersebut. c. Tes

11 Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dosen membagi tes dan memberikan waktu yang cukup bagi mahasiswa untuk menyelesaikan secara individual. d. Nilai peningkatan individu Setelah dilaksanakan tes, maka ditentukan nilai peningkatan individu yang akan memungkinkan mahasiswa memberikan nilai maksimal pada kelompoknya. Skor kelompok tidak berdasarkan pada skor mutlak mahasiswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor mahasiswa yang lalu. e. Penghargaan kelompok Skor dihitung berdasarkan peningkatan masing-masing individu yang dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Penghargaan kelompok diberikan pada kelompok berdasarkan skor rata-rata yang dicapai berdasarkan kriteria penilaian. Langkah-langkah dalam model pembelajaran Student Teams Achievement Division terdiri dari enam fase : a. Dosen menyampaikan tujuan memotivasi mahasiswa. b. Dosen menyampaikan informasi kepada mahasiswa. c. Dosen mengorganisasi mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. d. Dosen membimbing kelompok bekerja dan belajar (diskusi). e. Evaluasi, Dosen memberikan kuis yang harus dikerjakan oleh mahasiswa secara individu f. Memberikan penghargaan (Ibrahim,2000:10). Model STAD lebih mementingkan sikap partisipasi mahasiswa dalam rangka mengembangkan potensi kognitif dan afektif. Kelebihan model STAD ini, antara lain sebagai berikut : 1. Relatif mudah menyelenggarakannya. 2. Mampu memotivasi mahasiswa dalam mengembangkan potensi individu terutama kreatifitas dan tanggungjawab dalam mengangkat citra kelompoknya. 3. Melatih mahasiswa untuk bekerja sama dan saling tolong dalam kelompok.

12 GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April Mahasiswa lebih mampu berkomunikasi verbal dan nonverbal dalam bekerjasama. 5. Mahasiswa mampu meyakinkan dirinya dan orang lain bahwa tujuan yang ingin dicapai bergantung pada kinerja mereka, bukanlah karena keberuntungan. 6. Meningkatkan keakraban mahasiswa. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai pada suatu saat (Depdikbud,1987:164). Pengertian prestasi belajar adalah keberhasilan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pengajaran pada waktu tertentu yang diwujudkan dalam bentuk nilai. Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal berikut : a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran / instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. Untuk lebih jelasnya, predikat keberhasilan yang dinyatakan dalam bentuk tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah kesehatan olahraga pada penelitian ini dengan menggunakan standard penilaian yang ditetapkan oleh Rektor UNIMED seperti dilihat dari tabel berikut. Tabel 1. Predikat Tingkat Pemahaman Kesehatan Olahraga No Tingkat Penguasaan (%) Predikat 1. 90,00 100,00 Sangat Baik 2. 80,00 89,00 Baik 3. 70,00 79,00 Cukup 4. < 70 Kurang

13 Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman METODE PENGEMBANGAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Dalam penelitian tindakan kelas ini, merujuk pada model Kurt Lewin yang menunjuk empat komponen pokok penelitian yakni : 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting) (Aqib,2006:21). Siklus 1 1. Perencanaan a. Menyusun Rencana Pembelajaran. b. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa, tiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang tempat duduknya saling berdekatan. c. Merancang soal kuis dan kunci jawabannya. 2. Tindakan a. Menyiapkan alat peraga yang diperlukan. b. Mengadakan presensi terhadap siswa. c. Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran. d. Dengan metode ceramah bervariasi, guru menjelaskan materi pelajaran. e. Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen sesuai dengan posisi tempat duduk (2 atau 3 meja yang berdekatan). f. Membagikan tugas kepada setiap kelompok dan diskusi dipimpin masingmasing oleh ketua kelompok. g. Dosen berkeliling untuk membimbing mahasiswa belajar dalam kelompok. h. Dengan bimbingan dosen masing-masing wakil dari kelompok menyajikan hasil diskusinya dengan dipresentasikan dengan power point dengan media laptop dan LCD. i. Memberikan kesempatan kelompok lain untuk memberikan tanggapan/sanggahan. j. Membuat kesimpulan hasil belajar pada materi tersebut. k. Mahasiswa mengerjakan kuis pada akhir pelajaran secara individual.

14 GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April Pengamatan Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini aspek-aspek yang diamati adalah perilaku dosen dan aktivitas mahasiswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui lembar pengamatan. 4. Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja mahasiswa. Analisis dilakukan untuk mengukur baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I, kemudian mendiskusikan hasil analisis secara kolaborasi untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus II. Siklus II 1. Perencanaan a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I. b. Menyusun Rencana Pembelajaran. c. Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa, tiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang tempat duduknya saling berdekatan. d. Merancang kembali soal kuis dan kunci jawabannya. 2. Tindakan a. Menyiapkan alat peraga yang diperlukan. b. Mengadakan presensi kembali terhadap mahasiswa. c. Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pelajaran. d. Dengan metode ceramah bervariasi, guru menjelaskan materi pelajaran selanjutnya. e. Membagi kembali mahasiswa dalam kelompok sesuai dengan posisi tempat duduk (2 atau 3 meja yang berdekatan), kelompok yang dibentuk dianggap heterogen karena yang menentukan posisi tempat duduk adalah dosen. f. Membagikan kembali tugas kepada kelompok untuk didiskusikan. g. Dosen berkeliling untuk membimbing mahasiswa belajar dalam kelompok.

15 Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman h. Dengan bimbingan dosen masing-masing wakil dari kelompok menyajikan hasil diskusinya dengan dipresentasikan dengan power point dengan media laptop dan LCD. i. Memberikan kesempatan kelompok lain untuk memberikan tanggapan/sanggahan. j. Membuat kesimpulan hasil belajar pada materi tersebut. k. Mahasiswa mengerjakan kuis pada akhir pelajaran secara individual. 3. Pengamatan Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.dalam tahap ini aspek-aspek yang diamati adalah perilaku dosen dan aktivitas mahasiswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui lembar pengamatan. 4. Refleksi Menganalisis kembali untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Maka diharapkan pada akhir siklus III ini, kenyataannya prestasi belajar mahasiswa semester III Jurusan Ilmu Keolahragaan dapat ditingkatkan. HASIL IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN Hasil Implementasi Siklus 1 Siklus I merupakan pembelajaran mata pelajaran kesehatan olahraga dengan pokok bahasan ruang lingkup kesehatan olahraga meliputi penjelasan tentang defenisi kesehatan olahraga, tujuan umum dan khusus kesehatan olahraga dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Rabu, 26 Agustus 2009 jam pelajaran pertama selama 80 menit. Kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus 1 adalah sebagai berikut. Dosen mempersiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan dan mengkondisikan mahasiswa agar siap mengikuti pembelajaran. Setelah itu dosen memberikan motivasi kepada mahasiswa dengan cara dosen memberikan manfaat

16 GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April materi yang akan dipelajari. Pada saat berlangsungnya pelajaran mahasiswa masih terlihat ramai, kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Kegiatan inti pembelajaran yaitu dosen menerangkan materi tentang ruang lingkup kesehatan olahraga meliputi defenisi kesehatan olahraga, tujuan umum dan khusus kesehatan olahraga. Sedikit mahasiswa yang aktif memperhatikan penjelasan dosen yaitu sebanyak 17 mahasiswa. Dan masih ada mahasiswa yang bercanda dan bercerita dengan teman lain atau mengganggu teman yang srius mendengarkan materi pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran selanjutnya adalah diskusi kelompok. Dosen mengorganisasikan kelompok. Sebanyak 33 mahasiswa pada semester III ini dibagi menjadi 8 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang terdiri laki-laki dan perempuan dan beragam kemampuan akademiknya. Tetapi jika dilihat dari segi jenis kelamin ada kelompok yang seragam jenis kelaminnya yaitu laki-laki, hal ini terjadi karena keterbatasan jumlah mahasiswi. Selain itu, dosen memberikan petunjuk-petunjuk tentang yang akan dilakukan oleh mahasiswa dalam Student Teams Achievement Division. Petunjuk-petunjuk tersebut antara lain sebagai berikut : Apa saja yang akan dikerjakan mahasiswa dalam kelompok yaitu setiap mahasiswa harus berdiskusi, bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan olah kelompok tersebut, setelah batas waktu untuk menyelesaikan tugas kelompok habis ketua kelompok diminta untuk presentasi hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan kelompok yang lain memberikan tanggapan. Dosen juga menginformasikan adanya pemberian penghargaan kelompok dengan memberikan nilai A bagi kelompok yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Pada awalnya pelaksanaan diskusi masih kurang berlangsung dengan baik dibuktikan dengan hanya beberapa mahasiswa saja yang terlibat dan yang lainnya hanya menunggu hasil diskusi dari temannya, tetapi karena adanya pembimbingan dari dosen akhirnya pelaksanaan diskusi kelompok dapat berjalan cukup baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil observasi yang menyatakan bahwa persentase siswa yang aktif bekerja sama dalam kelompok adalah 82 %; persentase siswa yang

17 Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman aktif berdiskusi dalam kelompok adalah 70 %; persentase siswa yang aktif menyelesaikan tugas pembelajaran adalah 95 %; persentase siswa yang aktif bersosialisasi dengan teman adalah 82 %; persentase siswa yang aktif bertanya pada saat pembelajaran adalah 6 %. Persentase siswa yang aktif secara keseluruhan mencapai 60 %. Tes siklus I dilaksanakan pada akhir pertemuan dengan memberikan kuis kepada siswa, dan dari hasil tes pada siklus I diperoleh nilai tertinggi 90 sedangkan nilai terendah 80. Berdasarkan hasil observasi dan tes pada siklus I diperoleh pelaksanaan penelitian tindakan kelas sudah mencapai indikator penelitian yang ditetapkan, tetapi untuk memantapkan kerjasama antar mahasiswa dilaksanakan juga siklus II sehingga hasilnya menjadi lebih baik. Hasil Implementasi Siklus 2 Pada siklus I indikator penelitian yang telah ditetapkan telah tercapai, tetapi untuk memantapkan kerjasama antar mahasiswa dilaksanakan juga siklus II sehingga hasilnya menjadi lebih baik maka dilanjutkan dengan siklus II. Siklus II merupakan pembelajaran mata pelajaran kesehatan olahraga dengan pokok bahasan peranan energi anaerobik dan aerobik pada proses aktivitas latihan meliputi energi aerobik, energi anaerobik alaktasid dan energi anaerobik laktasid dalam pembelajaran Student Teams Achievement Division. Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Rabu, 02 September jam pelajaran pertama dan kedua selama 80 menit. Secara kualitas kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II lebih baik dari siklus I. Dosen melaksanakan proses pembelajaran dengan berbagai variasi. Dosen memberikan apersepsi dengan mengulang materi sebelumnya. Dosen memberikan motivasi dengan menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari. Kegiatan inti diawali dengan penjelasan umum dari dosen tentang peranan energi anaerobik dan aerobik pada proses aktivitas latihan meliputi energi aerobik, energi anaerobik alaktasid dan energi anaerobik, dilanjutkan dengan pelaksanaan

18 GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April diskusi kelompok pembelajaran Student Teams Achievement Division yang akan lebih memperkaya pengetahuan pembelajaran dan pengalaman bagi mahasiswa saat belajar bersama teman satu kelompoknya. Dalam satu kelas yang berjumlah 33 mahasiswa dibagi menjadi 8 kelompok dengan tiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang beragam kemampuan akademik. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif dalam diskusi semakin baik, mahasiswa sudah mulai berani dalam menyampaikan pendapat, bertanya kepada teman, menanggapi pendapat teman. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil observasi yang menyatakan bahwa persentase mahasiswa yang aktif bekerja sama dalam kelompok adalah 94 %; persentase mahasiswa yang aktif berdiskusi dalam kelompok adalah 85 %; persentase mahasiswa yang aktif menyelesaikan tugas pembelajaran adalah95 %; persentase mahasiswa yang aktif bersosialisasi dengan teman adalah 91 %; persentase mahasiswa yang aktif bertanya pada saat pembelajaran adalah 30 %. Persentase mahasiswa yang aktif secara keseluruhan mencapai 75 %. Diskusi kelompok pada siklus II berjalan lumayan lancar dan sebagian besar kelompok dapat menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa keaktifan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran mengalami peningkatan dari siklus I, pada siklus I siswa yang aktif hanya 60 % dan pada siklus II meningkat menjadi 75 %. Evaluasi siklus II dilakukan di akhir pertemuan dengan cara memberikan soal kuis kepada siswa, dan dari evaluasi pada siklus II diperoleh nilai tertinggi 94 sedangkan nilai terendah 80. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa siklus II ini sudah mencapai indikator penelitian yang ditetapkan. Evaluasi akhir semester yang dilaksanakan pada 16 Desember 2009 diketahui bahwa prestasi akademik mahasiswa meningkat dibandingkan dengan prestasi akademik pada semester III T.A. 2008/2009 untuk mata pelajaran kesehatan olahraga yaitu 16 mahasiswa (48%) mendapat nilai A dan 17 mahasiswa (17%) mendapatkan nilai B. KESIMPULAN

19 Benny Subadiman, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pembelajaran kesehatan olahraga dengan menerapkan model pembelajaran student teams achievement division yang telah dilaksanakan pada semester III jurusan Ilmu Keolahragaan FIK UNIMED dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada materi pokok ruang lingkup kesehatan olahraga dan penerapan sistem energi aerobik dan anaerobik pada proses aktifitas latihan. DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa Aqib, Zainal Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi,dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, Syaifudin Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bahri Djamarah, Syaiful dan Azwan Zain Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Reneka Putra. Darsono, Max, dkk Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Depdikbud Kurikulum Menengah Umum. Jakarta : Depdikbud. Hamalik, Umar Metodologi Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Jakarta : Tarsito. Ibrahim, Muslimin,dkk Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA. Kartodirjo, Sartono Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia. Jakarta : PT Gramedia. Kasmadi, Hartono Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan Modelmodel Pengajaran Sejarah. Semarang : PT Prima Nugraha Pratama.

20 GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April Lie, Anita Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta : PT Grasindo. Sadiman, Arief S, dkk Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Salatiga : Bina Aksara. Soewarso Cara-cara Penyampaian Pendidikan Sejarah Untuk Membangkitkan Minat Peserta Didik Mempelajari Bangsanya. DEPDIKNAS Suyitno, Amin Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah Remaja. Semarang. Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya. Usman, User Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Widja, I Gde Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: P2LPTK. Widyastuti, T Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008, Skripsi Winkel Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : FIP IKIP Sanata Dharma.

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 SEMARANG

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 SEMARANG MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 SEMARANG Tirani Widyastuti SMP N 15 Semarang ABSTRACT Learning history in SMP Negeri 15 Semarang has not involved

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu interaksi manusia antara pendidik/guru dengan anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu interaksi manusia antara pendidik/guru dengan anak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu interaksi manusia antara pendidik/guru dengan anak didik/siswa yang dapat menunjang pengembangan manusia seutuhnya yang berorientasi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitria@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU Dedy Hamdani Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Suci Dahlya Narpila Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GIRIWONDO JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

17 Media Bina Ilmiah ISSN No 17 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SISWA KELAS VII.3 SMPN 4 MATARAM TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn SISWA PADA MATERI POKOK HAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DI

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan tindakan berupa model pembelajaran Student

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 3.1 Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Dalam penelitian tindakan kelas ini, merujuk pada model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIIIA SMP N 2 Sokaraja Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Alasan melaksanakn

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO. 067252 MEDAN DELI Herawati Bukit Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : herawatibukit@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN c) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK/classroom action research). Suharsimi Arikunto mendefinisikan

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bertukar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 3, November 2015 PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG Sri Astuti

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001: II. KAJIAN PUSTAKAN 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan menjadi lebih baik. Pada proses belajar siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar siswa sebagai subyek dan sekaligus obyek dari kegiatan pembelajaran. 1 Oleh karena itu inti proses pembelajaran tidak lain adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan Bintang Zaura 1 dan Sulastri

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAPAT MENINGKATKAN KENERJA GURU DAN PRESTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAPAT MENINGKATKAN KENERJA GURU DAN PRESTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAPAT MENINGKATKAN KENERJA GURU DAN PRESTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN Oleh SETIADI MURBUDI ARTA Mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan Olahraga

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU Dedy Hamdani Program Studi

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2) Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 123 Upaya Meningkatkan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas XII di

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO. 057752 Eridawati Guru Di SD Negeri No. 057752 Kampung Bali Surel : erida_wati@yahoo.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Banyak pendapat yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah sepertì dalam teori

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 5 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu, dengan waktu penelitian mulai bulan Maret sampai dengan bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Setting, Subyek dan Obyek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN p-issn 5-73X e-issn30-765 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN Asneli Lubis Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol.2 No.2, 1 Oktober 2017 193 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KONSEP MEMECAHKAN PERMASALAHAN DAMPAK TEKNOLOGI LEWAT DISKUSI MELALUI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 86 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas.

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUBOH TAHUN AJARAN 2013/2014 Aditya Permana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO Andi Kristanto, S.Pd., M.Pd Dosen Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu pendidikan, Universitas Negeri Surabaya andi.unesa@yahoo.com

Lebih terperinci

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu, UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (PTK Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Pagelaran Kab.Pringsewu - Lampung) Herdian, S.Pd.,

Lebih terperinci

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek 114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN

Lebih terperinci

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.1, No.2, Desember 2014 323 MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Wisnu D. Yudianto 1, Kamin Sumardi 2, Ega

Lebih terperinci

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41, PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PROSEDUR KEAMANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Sri Sukeksi SMK Negeri 1 Sragen Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun : PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TEGALGONDO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-3 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yusra Guru Matematika SMP Negeri

Lebih terperinci

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BOLA VOLI DI KELAS VII SMPN 1 SIMPANG TIGA KABUPATEN ACEH BESAR

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA KIT LISTRIK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA KIT LISTRIK USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA KIT LISTRIK Oleh : ARDINANSYAH DEPARTEMEN AGAMA M Ts NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap

BAB I PENDAHULUAN. kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan

Lebih terperinci

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek 24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK ERIKA NADAPDAP Guru SMP Negeri 1 Patumbak Email : seriussembiring@gmail.com

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

Lebih terperinci

ILHAMSYAH. Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurusan Pendidikan Islam Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan

ILHAMSYAH. Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurusan Pendidikan Islam Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, MINAT DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA III JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA PADA MATA

Lebih terperinci

Oleh Ngaenah Guru SD Negeri 4 Karangpaningal

Oleh Ngaenah Guru SD Negeri 4 Karangpaningal UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI GLOBALISASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 4 KARANGPANINGAL KECAMATAN

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Akhmad Suyono Universitas Islam Riau gerhanabestari@yahoo.com Abstract: This

Lebih terperinci

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X D SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD YANG DIINTERVENSI DENGAN STRATEGI INKUIRI Abas Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS VIII-5 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP

Lebih terperinci

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG KARYA ILMIAH OLEH : TEGUH RIYANTO NIM : A1D109057 PROGRAM

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 3 NGUTER

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

Cut Eva Nasryah 1) Arief Aulia Rahman 2) 2) Universitas Negeri Medan, Jalan William Iskandar Pasar 5 Medan

Cut Eva Nasryah 1) Arief Aulia Rahman 2)   2) Universitas Negeri Medan, Jalan William Iskandar Pasar 5 Medan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS 5 SD NEGERI INPRES115495 SISUMUT KOTA PINANG Cut Eva Nasryah 1) Arief

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 5 KARANGRAYUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN

Lebih terperinci

Kata Kunci : Hasil Belajar, Matematika, Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Kata Kunci : Hasil Belajar, Matematika, Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS III DI SDN CIPAYUNG 01 CIBINONG KAB BOGOR Rusi Rusmiati Aliyyah PGSD, FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Yayuk Jatining Rahayu 4

Yayuk Jatining Rahayu 4 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN PANGKAT DAN AKAR PANGKAT DUA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO Yayuk Jatining Rahayu

Lebih terperinci

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal Peningkatan Prestasi Belajar Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Melalui Penerapan Model Pembelajaran Probelm Based Learning Bagi Peserta Didik Kelas XI IPS1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Riskah,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YULISMA Guru SMP Negeri 3 Tapung yulissma880@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS VIII-2 DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTDEVISION (STAD) DI SMP NEGERI 3 BERASTAGI Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERTUKAR PASANGAN PADA SISWA KELAS IX-2 SMP NEGERI 8 KOTA TEBING TINGGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERTUKAR PASANGAN PADA SISWA KELAS IX-2 SMP NEGERI 8 KOTA TEBING TINGGI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERTUKAR PASANGAN PADA SISWA KELAS IX-2 SMP NEGERI 8 KOTA TEBING TINGGI Wasten Simamora Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Surel : wastensimamora@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 1 Maret 2017, hal 39-44 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Hj. Annisa NIP.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

48 Media Bina Ilmiah ISSN No 48 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV DI SDN 1 GONTORAN OLEH

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN Nurhaidah, Japet Ginting, Suhermi Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT KALIMAT MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I ALAFAN KABUPATEN SIMEULUE

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT KALIMAT MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I ALAFAN KABUPATEN SIMEULUE UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT KALIMAT MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I ALAFAN KABUPATEN SIMEULUE Isthifa Kemal 1 dan Delimawati 2 Abstrak Berdasarkan observasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan hasil belajar yang dilakukanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Sudjana (2004) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang

Lebih terperinci