Budidaya Kopi Menuju eco-friendly coffee farming. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
|
|
- Yulia Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Budidaya Kopi Menuju eco-friendly coffee farming Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
2 KOPI ROBUSTA Coffea canephora (42% dunia, 75% Indonesia) KOPI ARABIKA Coffea arabica (58% dunia, 25% Indonesia) KOPI LIBERIKA Coffea liberica (0,5% Indonesia) Jenis kopi
3
4 Pola tanam rakyat
5
6 Pola Perkeb besar
7 Pola di Vietnam
8 ON FARM, PRODUKTIVITAS RENDAH - BAHAN TANAM - Global warming - PENGGEREK BUAH - SERANGAN NEMATODA - AGRONOMY - GAP - PENURUNAN DAYA DUKUNG SDA OFF FARM - MUTU RENDAH (ASALAN) KADAR AIR, JAMUR, KOTORAN, INKONSISTENSI - GORMET COFFEE/SPECIALTY COFFEE BELUM BERKEMBANG - ISU SUSTAINABILITY - KELEMBAGAAN LEMAH
9 (SWOT) KOPI INDONESIA STRENGTH Bahan penyegar dengan banyak penggemar fanatik. Meminum kopi berkaitan dengan GENGSI KELAS SOSIAL SINGLE ORIGIN COFFEE Telah menyatu dengan budaya Kenaikan konsumsi WEAKNESS BIAYA PRODUKSI TINGGI pada akses infrastruktur jelek Produktifitas rendah (600 kg/ha/thn) Kesadaran melakukan perawatan tanaman tahunan rendah. Kurangnya regenerasi petani OPPORTUNITY Harga Produk Akhir Kopi Siap Konsumsi TIDAK PERNAH TURUN Diferensiasi Specialty Product Pengembangan Produk Khas Daerah INTERCROPING dengan tanaman lain yang produktif THREAT Menurunnya Kualitas SDA Anomali Iklim Konflik MERK DAGANG terkait dengan NAMA GEOGRAFIS Peningkatan generasi muda
10 Produktivitas Kopi (Kg/Ha)?
11 POPULASI
12 Σ CABANG PRODUKTIF Klon Sistem Pangkasan Pemupukan Ketersediaan air
13 Σ Dompol/Cabang Klon Pemupukan Pemangkasan kopi Pengelolaan penaung
14 Σ Buah/Dompol Klon Pemupukan Pengelolaan penaung Pengendalian OPT
15 Ukuran Buah dan Rendemen Klon Pemupukan
16 Produktivitas Kopi/ha Σ Buah/ha POPULASI * JUMLAH CABANG PRODUKTIF * JUMLAH DOMPOL/CABANG * JUMLAH BUAH/DOMPOL Nilai Konversi : - Robusta 1 Kg = ( butir) - Arabika 1 Kg = ( butir) Rendemen : - Robusta % - Arabika %
17 PRODUKTIVITAS KEBUN/HEKTAR = Σ Buah/ha x Nilai konversi x Rendemen
18 FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS Klon Unggul Pemupukan Sistem Pangkasan Pengelolaan penaung Pengendalian OPT Pengairan
19 I. Klon Unggul Produktifitas tinggi Responsif terhadap pemupukan Ukuran biji seragam Toleran terhadap hama dan penyakit Toleran terhadap kondisi lingkungan spesifik Mutu fisik dan citarasa baik
20 Arabika S 795 Arabika tipe tinggi Dapat beradaptasi pada kondisi lahan marginal Protas mencapai 2 ton/ha untuk populasi 1600 pohon/ha Mutu fisisk biji kuranq, tidak tahan disimpan Saran penanaman > 700 m dpl. Agak tahan KDK Rentan PBKo
21 Arabika USDA 762 Arabika tipe tinggi Buah masak serempak Bentuk biji membulat, peka thd kesalahan pengolahan Protas mencapai 2 ton/ha untuk populasi 1600 ha Saran penanaman > 1000 m dpl.
22 Andungsari 1 Arabika semi katai Protas > 2,5 ton/ha untuk populasi 2500 pohon/ha Mutu fisik biji & citarasa lebih baik Agak rentan karat daun kopi Rentan nematoda Pratylenchus sp. dan Radopholus similis. Rentan PBKo. Saran penanaman : > 1000 m dpl.
23 Sigarar utang Arabika tipe semi katai Protas > 2,5 ton/ha untuk populasi 2000 pohon/ha Agak rentan karat daun kopi Rentan nematoda : Pratylenchus sp. & Radopholus similis Menghendaki tanah subur, iklim basah Saran penanaman : > 1000 m dpl./b
24 Robusta Klon BP 42 Adaptabilitasnya luas, maka sering digunakan sebagai klon penyerbuk Biji besar Rentan nematoda parasit. Protas 1,8 ton/ha
25 Robusta Klon BP 409 Lebih sesuai ditanam pada iklim yg memiliki musim kering tegas Biji besar Protas mencapai 2,5 ton/ha Rentan nematoda P. coffeae BP 409
26 Robusta Klon BP 288 Klon dataran rendah dgn tipe iklim kering Protas mencapai 1,5 ton/ha Berpasangan dengan BP 409, BP 234 dan BP 42. Rentan nematoda P. coffeae
27 Robusta Klon BP 534 Adaptabilitas luas, tetapi lebih sesuai untuk daerah iklim basah (tipe iklim A atau B) Pembentukan cabang sekunder kurang aktif, lbh baik disambung tak Rentan bubuk cabang Protas 2,6 ton/ha
28 Robusta Klon BP 436 BP 436 Klon robusta yang lebih sesuai untuk tipe iklim basah (tidak tahan kering), protas 2,5 ton/ha
29 Robusta Klon BP 936 Klon yang adaptabilitasnya luas Buah sembunyi dibalik daun Potensi produksi mencapai 2,8ton/ha Rentan nematoda
30 Robusta Klon BP 939 Potensi produksi mencapai 2,8 ton/ha Adaptabilitas luas, tapi lebih cocok ditanam di iklim kering Berpasangan dengan klon BP 534, dan BP 936 Rentan PBKo
31 CARA INTRODUKSI KLON UNGGUL Tanam baru Sulam Rehabilitasi
32 Tanaman kopi hasil tak ent
33 II. PEMUPUKAN Prinsip pemupukan : 1. Tepat waktu 2. Tepat jenis 3. Tepat dosis 4. Tepat cara pemberian Manfaat pemupukan : 1.Memperbaiki kondisi & daya tahan tanaman 2.Meningkatkan produktivitas & mutu hasil 3.Mempertahankan stablitas produktivitas
34 Dosis Pupuk Tentatif Kopi Umur/ Satuan Urea SP-36 KCl Kiserite Fase Bibit g/bibit th g/ph/th th id th id th id >4 th id
35 Jenis pupuk Jenis pupuk anorganik yang umum tersedia di pasaran antara lain: ( N Sumber Nitrogen (N): Urea (46% N), ZA (21% ( 5 Sumber Fosfor (P): TSP (46% P 2 O 5 ), SP-36 (36% P 2 O ( O Sumber Kalium (K): KCl (60% K 2 O), ZK (50% K 2 ( MgO Sumber Magnesium (Mg): Kieserite (27% MgO), Dolomit (19% Tanah masam Dipilihkan jenis pupuk yang cenderung menaikkan ph tanah. Tanah alkalin Dipilihkan jenis pupuk yang cenderung menurunkan ph tanah.
36 Cara Pemupukan Penempatan pupuk Pupuk perlu ditempatkan di lokasi akumulasi akar hara kopi, agar sebesar-besarnya porsi pupuk diambil tanaman Pembibitan Pupuk anorganik dibenam di pinggir media tanah di sebelah dalam polibeg Pupuk organik dicampur dengan media
37 Tanaman Dewasa di Lapangan Pupuk anorganik dibenam di sekitar pokok tanaman pada jarak cm Caranya membuat galian melingkari pokok tanaman sedalam 5-10 cm, pupuk ditebarkan, kemudian lubang ditutup tanah kembali Pupuk organik dimasukkan ke dalam rorak
38 Rorak 1 m Pokok tanaman Lingkaran penempatan pupuk Piringan tanaman
39 Waktu Pemupukan Perlu mempertimbangkan kondisi kelembaban tanah, agar serapan hara pupuk oleh tanaman efisien Pada wilayah dengan curah hujan musiman, pemupukan dapat dilakukan pada awal dan akhir musim hujan
40 III. PEMANGKASAN a. Pangkas Bentuk : 1. Sistem topping sederhana 2. Sistem Batang Tunggal 3. Sistem Batang ganda b. Memilih sistem pangkasan Kondisi Lingkungan Ketersediaan Tenaga/Dana Jenis/varietas
41 a. Sistem Pangkasan Sederhana "Toping"
42 Sistem pangkasan payung
43 Sistem Pangkasan Botak
44 b. Batang tunggal Sistem Mercy Sistem 2 etape
45 Proses toping pada tanaman kopi
46
47 Etape I
48 Etape II
49 Pangkasan batang tunggal 2 etape
50 IV. PENAUNG Syarat Penaung Perakaran tidak mengganggu tanaman kopi Tahan dipangkas dan pertumbuhan tajuk cepat; Tidak menjadi tanaman inang nematoda; Pohonnya tinggi dan berdaun kecil meneruskan cahaya difus Batang dan cabang kuat sehingga tidak mudah patah. Tidak mengahsilkan biji. Tidak bersifat menggugurkan daun, terutama pada musim kemarau.
51 KELEMAHAN TERLALU GELAP PESAING UNSUR HARA DAN AIR RISIKO KERUSAKAN TAJUK AKIBAT PENAUNG TUMBANG ALELOPATI
52 TANPA PENAUNG? PADA TANAH SUBUR PERLU INPUT TINGGI TERUS MENERUS INPUT KURANG, HASIL TURUN DRASTIS
53 PANGKAS PENAUNG PELAKSANAAN AWAL HUJAN PENGURANGAN PENAUNG 50 % UMUR 3-4 TAHUN TOKOK 50 % TIAP TAHUN REMPESAN AWAL KEMARAU
54
55
56 V. Pengendalian Hama Penyakit NEMATODA PARASIT Nematoda adalah cacing kecil (tidak kelihatan oleh mata telanjang) yang menyerang akar, spesies yang banyak menyerang kopi Robusta adalah Pratylenchus coffeae, dan Meloydogine sp.
57 NEMATODA PARASIT PENTING Jenis: P. coffeae dan R. similis, termasuk dalam famili Pratylenchidae Termasuk nematoda endoparasit berpindah Menyerang akar serabut yang masih muda, akar membusuk, dan habis
58 GEJALA KERUSAKAN
59 GEJALA SERANGAN PD KOPI ROBUSTA
60 KLON BP 308 TAHAN NEMATODA Kopi Robusta Klon BP 308 di Daerah Endemik Nematoda Kopi Robusta Klon Selain BP 308 di Daerah Endemik Nematoda
61 Perakaran Klon tahan nematoda BP 308 BP 308 vs BP 42
62 PENGGEREK BUAH (Hypothenemus hampei atau Stephanoderes hampei) Pengendalian secara kultur teknis yaitu dengan memutus daur (siklus) hidupnya, meliputi Petik bubuk, yaitu memetik semua buah masak pada awal panen (15-30 hari menjelang panen besar) Lelesan, yaitu memungut semua buah kopi yang jatuh di tanah Racutan/rampasan, yaitu memetik semua buah yang ada di pohon pada akhir panen Semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan direndam dalam air panas selama 5 menit.
63 PENGENDALIAN BIOLOGI PENGGEREK BUAH KOPI Dengan parasitoid Cephalonomia stephanoderis dan jamur patogen Beauveria bassiana Menanam varietas yang masak buahnya serentak, antara lain USDA 762 Menggunakan senyawa perangkap, antara lain Brocap dan Hypotan
64 PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo). Menyerang buah kopi yang masih hijau, merah, dan yang sudah kering hitam Akibat gerekan PBKo betina buah gugur, berlubang, sehingga menurunkan produksi dan mutu.
65 Hypotan, salah satu solusi efektif & ramah lingkungan untuk masalah PBKo
66 PENYAKIT KARAT DAUN Menanam kopi Arabika diatas ketinggian 1000 mdpl Menggunakan klon tahan KDK (AS2K, S795 dan Sigararutang)
67 PENGENDALIAN PENYAKIT KARAT DAUN Menanam tanaman tahan : S-795; Andungsari 1, Andungsari 2K, Gayo 1 Fungisida tembaga (kontak) kons. 0,3 % interval 2 minggu misal NORDOX, COPPER SANDOZ, CUPRAVIT, VITIGRAN BLUE dll Fungisida triadimefon (sistemik) kons. 0,1% satu/dua kali aplikasi misal BAYLETON Fungisida nabati : ekstrak daun mahoni
68 Tanaman tahan karat Tanaman RENTAN karat
69 Mitigasi Perubahan Iklim Pola Tanam Agroforestri Penggunaan Klon toleran kekeringan dan Toleran hama Penyakit. Menejemen lengas tanah
70 Upaya Mengatasi Dampak Perubahan Iklim pada Perkebunan Kopi 1. Pola tanam kopi dengan penaung/agroforestri : (+) Peningkatan citarasa kopi, kestabilan produktifitas, (+) Input pupuk rendah dan, (+) Meningkatnya fungsi layanan lingkungan, (-) penurunan produktifitas tanaman kopi.
71 Agroforestri Kopi Menuju eco-friendly coffee farming VS
72 Isu lingkungan merupakan salah satu masalah yang banyak menjadi sorotan oleh berbagai pihak. Perubahan fungsi lahan dari hutan menjadi perkebunan diduga menjadi salah satu penyebab pemanasan global. Agroforestri kopi --- Ekosistem tetap lestari. Peluang --- memperkuat posisi perkebunan kopi di Indonesia sebagai komoditas perkebunan yang dikelola secara ramah lingkungan.
73 Keuntungan agroforestri Meningkatkan kualitas kopi citarasa meningkat Layanan lingkungan meningkat mencegah erosi, menjaga biodiversitas, menurunkan laju deforestrasi. Meningkatkan pendapatan petani menurunkan input, side income penghasil kayu atau komoditas lain -- diversifikasi pendapatan (menurunkan resiko kerugian akibat penurunan harga komoditi)
74 Kendala yang dihadapi Penurunan produktifitas - penurunan populasi tanaman/satuan luas - penurunan produksi buah/tanaman Belum ada data kuantitatif tentang perbandingan kopi monokultur dengan agroforestri di Indonesia Belum dilakukan penelitian klon kopi tahan naungan
75 Jenis Agroforestry di Indonesia 1. Kebun kopi Arabika berpenaung Lamtoro/Monokultur (Simple Shade Agroforestry) 2. Kebun kopi Arabika dengan penaung produktif (Multiple Cropping Agroforestry) 3. Kebun kopi Arabika dengan penaung campuran (Multistrata Agroforestry). 4. Kebun kopi Arabika dibawah tanaman hutan (Coffee Under Forest). 5. Kebun kopi Arabika sistem petak (Box Sistem Agroforestry)
76
77 2. Penggunaan bahan tanam adaptif perubahan iklim Bahan tanam ideal (produktifitas tinggi, toleran kekeringan, tahan hama dan penyakit, citarasa baik) Bahan tanam tersedia hanya memiliki keunggulan yang terbatas dan spesifik (tidak ada yang sempurna)
78 Kopi SUPER Batang bawah : klon/varietas unggul tahan kekeringan dan nematoda parasit, Batang atas : klon/varietas anjuran yang memiliki produktifitas tinggi, citarasa baik, dan tahan terhadap hama/penyakit utama. Menggunakan teknologi terkini untuk menghasilkan bibit dengan kompatibilitas batang atas dan batang bawah yang sempurna
79 Keunggulan Kopi Super 1. Perakaran bibit kopi lebih banyak Gambar 1. Perakaran KOPI SUPER pasca aklimatisasi A. Keragaan stek kopi konvensional umur 4 bln. B. Keragaan kopi SUPER (Arabika) pasca aklimatisasi umur 2,5 bln. C. Keragaan kopi SUPER (Robusta) pasca aklimatisasi umur 2,5 bln.
80 A. Bibit sambung, umur 6 bln B. Bibit kopi SUPER, umur 3 bln C. Bibit kopi asal setek, umur 3 bln Perakaran bibit KOPI SUPER Perakaran KOPI SUPER umur 9 bulan
81 Data Perakaran KOPI SUPER umur 9 bulan setelah tanam No Variabel Pengamatan Jenis Kopi 1 Jumlah akar (diameter > 1 mm) Kopi Super (BP 409) BP 409 asal Setek Panjang akar 82 cm 78 cm 3 Berat basah akar 226,54 g 151,64 g 4 Volume akar 170 ml 60 ml
82 2. Pertumbuhan tajuk cepat Tajuk KOPI SUPER umur 9 bulan setelah tanam
83 Data pertumbuhan Tajuk KOPI SUPER No Variabel Pengamatan Jenis Kopi Kopi Super (BP 409) umur 9 bulan setelah tanam BP 409 asal Setek 1 Tinggi tanaman 85 cm 73 cm 2 Diamater batang 13,03 cm 10,37 cm 3 Jumlah cabang Jumlah daun Luas daun 148,62 cm 2 73,14 cm 2 6 Berat daun 226,54 g 151,64 g 7 Volume daun 150 ml 110 ml 8 Kadar klorofil 36,732 40,187
84 3. Tahan terhadap Nematoda Parasit Serangan nematoda pada kopi klon rentan Pertanaman kopi Arabika dengan batang bawah tahan nematoda
85 4. Produksi tinggi Keragaan KOPI SUPER Arabika AS2K
86 Kopi Super AS2K Kopi AS2K asal biji * Produksi Kopi Beras/ha/tahun Grafik perbandingan produksi Kopi Super AS2K dan Kopi AS2K asal biji
87 3. Manajemen Lengas Tanah Pokok kopi Mulsa Rorak Biopori 1 cm 0,75 cm
88 Pembuatan Rorak Untuk aerasi tanah, konservasi, mengatasi RUN-OFF, sebagai tempat meletakkan bahan organik
89 Pembuatan Rorak Biopori Mulsa
90 Integrasi ternak Pada konsep ini pemanfaatan biomassa hijauan dari hasil pangkasan digunakan sebagai pakan ternak dan selanjutnya kotoran ternak yang dihasilkan dikembalikan kekebun dalam bentuk pupuk organik.
91 Keuntungan 1. Proses dekomposisi bahan organik dapat lebih cepat dan lebih sempurna. 2. Memberikan hasil tambahan berupa pertambahan bobot ternak. 3. Sebelum digunakan sebagai pupuk, kotoran ternak dapat digunakan sebagai bahan bakar biogas sehingga petani dapat mandiri energi.
92 INTEGRASI KOPI DENGAN SAPI/KAMBING
93 SELAMAT BERTANAM KOPI Terimakasih
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL Dwi Nugroho Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember, 26 Maret 2018 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciHAMA PENYAKIT UTAMA TANAMAN KOPI
HAMA PENYAKIT UTAMA TANAMAN KOPI Hama penyakit utama tanaman kopi Penggerek buah kopi (coffee berry borer = CPB). Penyakit karat daun (Hemileia vastatrix B. et Br.) Nematoda parasit (Pratylenchus coffeae,
Lebih terperinciHama penyakit utama tanaman kopi
Hama penyakit utama tanaman kopi Penggerek buah kopi (coffee berry borer = CPB). Penyakit karat daun (Hemileia vastatrix B. et Br.) Nematoda parasit (Pratylenchus coffeae, Radhoholus similis dan Meloydogyne
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kopi Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili Rubiceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan
Lebih terperinciBudi Daya dan Pemeliharaan Tanaman Kopi di Kebun Campur
PEDOMAN Budi Daya dan Pemeliharaan Tanaman Kopi di Kebun Campur Retno Hulupi, Endri Martini PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA (Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute) bekerja sama dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas penting di dalam perdagangan dunia.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas penting di dalam perdagangan dunia. Meskipun bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tanaman ini mempunyai peranan penting dalam industri
Lebih terperinciMENGENAL VARIETAS/KLON ANJURAN KOPI. DAN Cara perbanyakannya
MENGENAL VARIETAS/KLON ANJURAN KOPI DAN Cara perbanyakannya Macam2 BENIH berdasarkan asal tetuanya : 1. Benih LEGITIM : hasil persilangan buatan 2. Benih PROPELEGITIM : biklonal / poliklonal Propelegitim
Lebih terperinciStrategi Mitigasi Perkebunan Kopi Menghadapi Perubahan Iklim. F Yuliasmara 1)
Strategi Mitigasi Perkebunan Kopi Menghadapi Perubahan Iklim F Yuliasmara 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB.Sudirman 90 Jember 68118 Perubahan iklim yang mengarah kepada pemanasan
Lebih terperinciKOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas
KOPI Panduan teknis budidaya kopi Kopi merupakan komoditas perkebunan yang paling banyak diperdagangkan. Pusat-pusat budidaya kopi ada di Amerika Latin, Amerika Tengah, Asia-pasifik dan Afrika. Sedangkan
Lebih terperinciPenaung. TRAINING OF MASTER FACILITATORS ICCRI, Jember, East Java, Indonesia, September Jl. PB Sudirman No. 90 Jember Indonesia,
Managemen Tanaman Penaung TRAINING OF MASTER FACILITATORS ICCRI, Jember, East Java, Indonesia, 15-26 September 2014 PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA Jl. PB Sudirman No. 90 Jember 68118 Indonesia,
Lebih terperinciKomasti, Varietas Komposit Kopi Arabika Tahan Penyakit Karat Daun. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118
Komasti, Varietas Komposit Kopi Arabika Tahan Penyakit Karat Daun Retno Hulupi1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Serangan penyakit karat daun masih menjadi
Lebih terperinciPOLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING
POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan pembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kopi Robusta Kedudukan tanaman kopi dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
Lebih terperinciPENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN
PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BIDANG PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Surabaya, Februari 2013 KATA PENGANTAR Dengan memanjat syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciMENGENAL BAHAN TANAM UNGGUL KOPI. Dengan cara pencanderaan sifat morfologi
MENGENAL BAHAN TANAM UNGGUL KOPI Dengan cara pencanderaan sifat morfologi KEGUNAAN PENCANDERAAN KOPI pada setiap fase pertumbuhan Pencanderaan fase bibit : menilai kemurnian unt. sertifikasi bibit pada
Lebih terperinciPENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya
PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas Tahun Luas Area (ha) Produksi (ton) (ton/ha)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kopi Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan apabila tidak dipangkas tanaman ini dapat mencapai tinggi 12 m. Tanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga
TINJAUAN PUSTAKA Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga hama utama pada tanaman kopi yang menyebabkan kerugian
Lebih terperinciDairi merupakan salah satu daerah
Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang
Lebih terperinciPEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama
PEMANGKASAN KOPI Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : 19750323 200901 1 005 Penyuluh Pertama KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciBUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO
BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah gandum dan padi. Di Indonesia sendiri, jagung dijadikan sebagai sumber karbohidrat kedua
Lebih terperinciBibit Sehat... Kebun Kopi Selamat
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 PROBOLINGGO 67271 Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat Oleh : Ika Ratmawati, SP POPT Perkebunan Pendahuluan Kabupaten Probolinggo
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka 2. 1. Tinjauan Agronomis Secara umum terdapat dua jenis biji kopi, yaitu Arabika dan Robusta. Sejarah
Lebih terperinciKasus Desa Sebadak Raya: Dapatkah Budidaya Kopi Mendukung Keberhasilan Hutan Desa?
Kasus Desa Sebadak Raya: Dapatkah Budidaya Kopi Mendukung Keberhasilan Hutan Desa? John Bako Baon 1), Yusianto 1), dan Pudji Rahardjo 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90
Lebih terperinciUPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda
UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Kedelai
Teknologi Budidaya Kedelai Dikirim oleh admin 22/02/2010 Versi cetak Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2
Lebih terperinciDaerah yang ketinggiannya antara m dpl dan suhu C.
Semua tentang kopi Sistem Percabangan Kopi (Cofea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam familirubiaceae dan genus Cofea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciBALITSA & WUR the Netherlands,
BALITSA & WUR the Netherlands, 2014 1 PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA KENTANG SECARA PREVENTIF Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan penyakit berdasarkan
Lebih terperinciSYEKHFANI Fakultas Pertanian Universitas Brawijyaa
SYEKHFANI Fakultas Pertanian Universitas Brawijyaa 2 SYARAT TUMBUH 3 Tanaman jagung berasal dari daerah tropis, tdk menuntut persyaratan lingkungan yg terlalu ketat, dpt tumbuh pd berbagai macam tanah
Lebih terperinciSiti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)
Siti Nurul Kamaliyah SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System) DEFINISI Suatu cara penanaman & pemotongan rumput, leguminosa, semak & pohon shg HMT tersedia sepanjang rahun : m. hujan : rumput &
Lebih terperinciAgro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat
Agro inovasi Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat 2 AgroinovasI PENANAMAN LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH Lahan bekas tambang timah berupa hamparan pasir kwarsa, yang luasnya terus bertambah,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 128/Permentan/OT.140/11/2014/ TENTANG
11/2012 PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 128/Permentan/OT.140/11/2014/ TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN KEBUN INDUK DAN KEBUN ENTRES KOPI ARABIKA DAN KOPI ROBUSTA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciPEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,
Lebih terperinciMENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya
A. Pendahuluan MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya Kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat dekat
Lebih terperinciBUDIDAYA KELAPA SAWIT
KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row
Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pemupukan
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang
Lebih terperinciPENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo) SECARA PHT UPTD-BPTP DINAS PERKEBUNAN ACEH 2016
PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo) SECARA PHT UPTD-BPTP DINAS PERKEBUNAN ACEH 2016 PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah yang dituang dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 1992 Tentang Budidaya Tanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kopi (Coffea sp.) Adapun klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) dari literatur Hasbi (2009) adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciBahan penyampaian makalah pada pelatian Kursus Tani di. BPP MODEL Janurata Kec. Bandar Kab Benermeriah
Bahan penyampaian makalah pada pelatian Kursus Tani di BPP MODEL Janurata Kec. Bandar Kab Benermeriah Judul Oleh : Budidaya dan pengelolaan Hama dan penyakit pada tanaman kopi Arabika Gayo. : Lamhot Edy
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 205/Kpts/SR.120/4/2005 TENTANG PELEPASAN VARIETAS KOPI SIGARAR UTANG SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 205/Kpts/SR.120/4/2005 TENTANG PELEPASAN VARIETAS KOPI SIGARAR UTANG SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha
Lebih terperinciPERAKITAN TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI DAN MUTU HASIL PERKEBUNAN KOPI RAKYAT
PERAKITAN TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI DAN MUTU HASIL PERKEBUNAN KOPI RAKYAT Rubiyo, Budi Martono dan Dani Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar E-mail: balittri@gmail.com ABSTRAK Tanaman
Lebih terperinciTeknologi Produksi Ubi Jalar
Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten
Lebih terperinciProspek Klon-Klon Lokal Kopi Robusta Asal Bengkulu. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118
Prospek Klon-Klon Lokal Kopi Robusta Asal Bengkulu Retno Hulupi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Wilayah Bengkulu merupakan salah satu daerah penghasil
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciTeknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR
Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak
Lebih terperinciPengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman
Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman 1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada ph 6-7, karena pada ph tersebut
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1
LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian Blok I Blok II Blok III TS 1 K TS 2 J TS 3 K TS 2 TS 1 J K J TS 3 TS 3 TS 2 TS 1 Keterangan : J : Jagung monokultur K : Kacang tanah monokultur TS 1 :
Lebih terperinciTUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT
TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciPola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi
Lebih terperinciTeknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row
Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama dengan tanaman lain (tumpangsari atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di Indonesia kopi merupakan salah satu komiditi ekspor yang mempunyai arti
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia kopi merupakan salah satu komiditi ekspor yang mempunyai arti yang cukup penting. Selain sebagai komoditi ekspor, kopi juga merupakan komoditi yang dikonsumsi
Lebih terperinciTUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI
TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinciPROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.
PROPOSAL PENELITIAN PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) Oleh Diah Azhari 0910480211 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPEMBAHASAN Prosedur Gudang
44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):
Lebih terperinciKELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat
Lebih terperinciTEKNIK PENATAAN POLA TUMPANGSARI JAGUNG DAN KOPI DI LAHAN KERING. Sutoyo I. PENDAHULUAN
TEKNIK PENATAAN POLA TUMPANGSARI JAGUNG DAN KOPI DI LAHAN KERING Sutoyo I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dibandingkan dengan tanaman padi, tanaman jagung mempunyai kelebihan untuk dikembangkan di lahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada kemiringan lahan 15 %. Tanah Latosol Darmaga/Typic Dystrudepts (Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm) dipilih sebagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra
Lebih terperinciPercobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah
Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur
Lebih terperinciPEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan
47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-700 ribu ton per tahun dengan kebutuhan kedelai nasional mencapai 2 juta ton
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk sayuran unggulan nasional yang dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat, namun belum banyak keragaman varietasnya, baik varietas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan
Lebih terperinciPENDAHULLUAN. Latar Belakang
PENDAHULLUAN Latar Belakang Tanaman kakao sebagai salah satu komoditas andalan subsektor perkebunan Propinsi Sulawesi Tenggara banyak dikembangkan pada topografi berlereng. Hal ini sulit dihindari karena
Lebih terperinciIdentifikasi Spesies Nematoda Parasit Kopi Arabika pada Beberapa Areal Calon Lahan di Jawa Barat. Soekadar Wiryadiputra 1)
Identifikasi Spesies Nematoda Parasit Kopi Arabika pada Beberapa Areal Calon Lahan di Jawa Barat Soekadar Wiryadiputra 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember. Kejayaan
Lebih terperinciPENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT CABAI Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap
TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan
Lebih terperinciKEMENTAN. Kebun Induk. Kopi Arabika. Kopi Robusta. Pedoman Teknis.
No.1827, 2014 KEMENTAN. Kebun Induk. Kopi Arabika. Kopi Robusta. Pedoman Teknis. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/Permentan/OT.140/11/2014/ 11/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Konidisi Umum Penelitian Berdasarkan hasil Laboratorium Balai Penelitian Tanah yang dilakukan sebelum aplikasi perlakuan didapatkan hasil bahwa ph H 2 O tanah termasuk masam
Lebih terperinci