BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI. A. Sejarah, Letak Geografis dan Potensi Wisata Kabupaten Boyolali

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI. A. Sejarah, Letak Geografis dan Potensi Wisata Kabupaten Boyolali"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 16 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI A. Sejarah, Letak Geografis dan Potensi Wisata Kabupaten Boyolali 1. Letak geografis Kabupaten Boyolali Gambar 1. Peta Kabupaten Boyolali Sumber : aliamirudin.wordpress.com Kabupaten Boyolali atau biasa disebut dengan julukan Kota Susu atau Kota Sapi dengan motto: Boyolali Tersenyum (tertib, elok, rapi, sehat, nyaman untuk masyarakat ) yang mempunyai luas wilayah 1.015,10 km 2 dengan populasi penduduk jiwa serta kepadatan 916,69 jiwa/km 2, terbagi dalam 19 kecamatan dan 263 desa dan 7 kelurahan di Kabupaten Boyolali. Kabupaten Boyolali merupakan sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah dengan pusat administrasi berada di Kecamatan Boyolali, yang terletak sekitar 27 km sebelah barat Kota Surakarta commit to user BT, dan LS. 16

2 digilib.uns.ac.id 17 Kabupaten Boyolali termasuk kawasan Solo Raya (Karesidenan Surakarta) yang berbatasan dengan beberapa kabupaten, diantaranya Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan di sebelah utara, Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo dan Kota Surakarta (Solo) di sebelah timur, Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, serta Kabupaten Magelang di sebelah barat. Pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Boyolali.Disamping itu ada beberapa kecamatan lainnya seperti Sambi, Ampel, Banyudono, Sawit, Simo, Karanggede, Andong, Musuk, Cepogo dan Selo ( Boyolali Tersenyum (tertib, elok, rapi, sehat, nyaman untuk masyarakat ) merupakan slogan atau julukan dari Kota Susu atau kota penghasil susu perah. Adapun visi dan misi Kabupaten Boyolali sebagai berikut : Gambar 2. Lambang Kabupaten Boyolali Sumber : dppkad.boyolalikab.go.id

3 digilib.uns.ac.id 18 VISI : Visi Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategi Daerah Kabupaten Boyolali ditetapkan sebagai berikut : TERWUJUDNYA MASYARAKAT BOYOLALI YANG SEJAHTERA LAHIR BATIN, MANDIRI, DAN BERDAYA SAING BERBASIS PADA PERTANIAN, INDUSTRI DAN PARIWISATA. Untuk mewujudkan visi Kabupaten Boyolali ke depannya agar lebih baik dan berkembang dalam rangka merealisasikan otonomi daerah, dirumuskan MISI sebagai berikut : MISI : a. Peningkatan kualitas sumber daya manusia agar lebih menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu berkompetisi dan professional. b. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka membentuk manusia yang berbudi luhur, disiplin, mandiri, kreatif, produktif dan demokrasi. c. Pengembangan industri kecil dan menengah yang berbahan baku lokal, berpotensi menyerap tenaga kerja, dan memberi nilai tambah serta didukung dengan pengembangan teknologi tepat guna. d. Pengembangan sektor pertanian melalui diversifikasi dan intensifikasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani. e. Pengembangan pariwisata dan pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku utama bisnis pariwisata.

4 digilib.uns.ac.id 19 f. Meningkatkan kerjasama pariwisata wilayah Solo, Selo dan Borobudur. g. Membangun sistem pemerintahan yang bersih dan baik serta berorientasi pada pelayanan publik. h. Membangun sarana dan prasarana public yang mendukung kelancaran perekonomian, pemerataan pembangunan dan memperlancar pelayanan publik. i. Memperluas jaringan kerjasama dalam pembangunan dengan prinsip saling menguntungkan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 2. Asal Usul Kabupaten Boyolali Boyolali merupakan salah satu nama kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, sehingga memiliki pemandangan dan wisata yang eksotis. Boyolali juga memiliki Bandara Internasional yaitu Bandara Adi Soemarmo yang berjarak 25 kilometer dari Kota Budaya Surakarta yang merupakan koridor jalur wisata Solo-Selo- Borobudur (SSB). Daerah ini termasuk daerah yang strategis karena wilayahnya dilalui oleh jalan yang menghubungkan Kota Solo dengan Kota Semarang. Asal mula nama Boyolali tidak lepas dari kisah perjalanan Kyai Ageng Pandan Arang atau Bupati Semarang pada abad XVI menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk melakukan syiar Islam. Menurut ramalan Sunan Kalijaga, Kyai Ageng Pandan Arang atau dikenal sebagai Tumenggung Notoprojo nantinya akan diramalkan menjadi wali penutup menggantikan Syech Siti Jenar.

5 digilib.uns.ac.id 20 Wisikipun Sunan Kalijaga sampun priksa yen Kyai Ageng Pandan Arang punika ing tembe dados tiyang mukmin saged dados Wali Penutup anggentosi Syech Siti Jenar.( awa-tengah/detail/3309/boyolali#sejarah). Pada suatu ketika, Kyai Ageng Pandan Arang pergi ke Jabalakat di Tembayat bersama isterinya, Nyai Ageng Kaliwungu atau Nyai Ageng Karakitan, beserta puteranya yang bernama Pangeran Jiwo. Di dalam perjalanan dari Semarang menuju ke Tembayat Ia banyak menemui rintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Ki Ageng berjalan cukup jauh meninggalkan anak dan isterinya ketika berada di sebuah hutan belantara, Ia dirampok oleh tiga orang yang mengira Ki Ageng membawa harta benda tetapi dugaan tersebut keliru, maka tempat tersebut dinamakan Salatiga. Perjalanan Ki Ageng terus dilanjutkan hingga tiba di suatu tempat yang banyak tumbuh pohon bamboo kuning atau biasa dikenal dengan nama bambu Ampel dan tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan di Boyolali. Beliau terus melanjutkan perjalanannya dan meninggalkan Nyai Ageng Pandan Arang di belakang serta anaknya.beliau berisitirahat di sebuah batu besar yang berada di tengah sungai sambil menunggu anak dan isterinya yang tertinggal jauh di belakang. Dalam istirahatnya Kyai Ageng berucap baya wis lali wong iki (sudah lupakah orang ini). Dari kata baya wis lali ini, maka jadilah nama Boyolali. Menurut Kamus Jawa Belanda (JFC Geriecke en T. Roorda, 1901), boyolali disebut boyowangsul atau bwangsul. Kata ini menunjukkan nama sejenis pohon, yaitu Aglaia Lourn, sukumeliaceae, yang mungkin sejenis pohon

6 digilib.uns.ac.id 21 apel jawa. Nama boyolali dalam Serat Angger-Anggeran Nagari atau Angger Gunung dalam bab 40 di sebutkan Bayawangsul. Serat Angger-Anggeran Nagari itu merupakan Surat Keputusan Bersama antara Patih Raden Adipati Sasradiningrat di Surakarta dan Patih Raden Adipati Danurejo di Yogyakarta tahun 1840 ( 3. Potensi Wisata di Kabupaten Boyolali Boyolali menyimpan banyak potensi yang siap dikembangkan salah satunya potensi dalam sector pariwisata. Boyolali terkenal dengan kota yang masih mempunyai tingkat kealamian yang cukup tinggi dari segi tempat wisata ataupun agrowisata yang dimiliki oleh Boyolali. Jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) yang melintasi kedua gunung tersebut akan dipromosikan menjadi wisata yang menarik bagi wisatawan yang melintasi jalur tersebut apabila menuju ke Candi Borobudur untuk melintasi Kabupaten Boyolali. Kecamatan Selo merupakan pusat peristirahatan sementara untuk para pendaki Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Kecamatan Cepogo dan Selo merupakan kecamatan penghasil sayursayuran yang mempunyai kualitas baik, segar dan murah. Beberapa potensi wisata yang dimiliki oleh Boyolali dari agrowisata, wisata air, wisata ziarah sebagai berikut : a. Wisata air alami Tlatar Obyek wisata air Tlatar Boyolali merupakan salah satu dari tiga wisata air andalan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Umbul Tlatar merupakan kawasan wisata yang terletak di Desa Kebonbimo dan saat ini menjadi salah satu obyek wisata terfavorit di Kabupaten Boyolali. Umbul commit Tlatar to terkenal user dengan nama Kolam Keceh

7 digilib.uns.ac.id 22 yaitu sebuah kolam yang jernih dengan mata air alami yang terus mengalir selama 24 jam dari Gunung Merapi dan Merbabu yang dipenuhi oleh ikan hias. Ada dua macam pemandian yang tersedia di Umbul Tlatar yaitu Pemandian Umbul Pengilon dan Pemandian Umbul Asem ( b. Wisata air Umbul Pengging Gambar 3. Wisata air Tlatar Sumber : Umbul Pengging terletak di Dukuh Banyudono, Kabupaten Boyolali sekitar 15 kilometer kearah Kota Solo. Umbul Pengging merupakan wahana wisata kreasi air dengan kategori wisata buatan. Berdasarkan bahasa umum Umbul dapat diartikan sebagai sumber air sementara Pengging adalah nama penguasa jaman dulu di kawasan itu, yakni Ki Ageng Pengging. Di kenal dengan sebutan Tirta Marta Pengging mempunyai tiga sumber air (umbul). Ketiga sumber yang ada di pemandian ini yaitu Umbul Temanten, Umbul Duda, dan Umbul Ngabean. Disekitar obyek wisata umbul Pengging dapat ditemukan bangunanbangunan bersejarah milik Kasunanan Surakarta. Salah satunya adalah makam seorang pujangga Keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro. Fasilitas yang ada di obyek wisata umbul Pengging

8 digilib.uns.ac.id 23 c. Agrowisata Sapi Perah Cepogo Gambar 4. Wisata umbul Pengging Sumber : Kabupaten Boyolali terkenal dengan usaha pengembangan ternak sapi perah.jarak dari Kabupaten Boyolali adalah 13 kilometer kearah barat untuk menuju ke Cepogo. Iklim yang dingin di daerah Cepogo menyebabkan Cepogo ditetapkan sebagai lokasi agrowisata sapi perah dan penggemukan sapi perah, dan secara langsung dapat melihat dan berpartisipasi dalam memerah susu sapi. Dusun Kupo dan Banaran merupakan dusun dengan hasil perahan susu sapi cukup banyak, per hari satu ekor sapi menghasilkan liter susu sapi murni hasil perahan. diantaranya rumah makan lesehan, pemancingan, kolam renang untuk dewasa ataupun untuk anak-anak, lapangan woodball, panggung hiburan setiap menjelang bulan puasa. ( (

9 digilib.uns.ac.id 24 d. Agrowisata Sayur Selo Gambar 5. Agrowisata sapi perah Cepogo Sumber : Terletak dikawasan obyek wisata Selo, 25 kilometer kearah barat dari Kabupaten Boyolali. Para pengunjung ataupun wisatawan dapat menikmati dan memetik aneka ragam sayuran yang segar. Mayoritas penduduk yang tinggal di Selo adalah bermatapencaharian sebagai petani dan para petani masih menggunakan sistem organik dalam proses bertani. Dengan demikian banyak petani yang menanam sayur yang cocok ditanam di daerah Selo, sehingga para petani menjadikan hasil panen atau berkebun sebagai agrowisata sayur di Selo. ( Gambar 6. Agrowisata sayur Selo Sumber :

10 digilib.uns.ac.id 25 e. Air Terjun Kedung Kayang Obyek wisata ini terletak di Desa Klakah yang berjarak 5 kilometer kea rah barat dari Kecamatan Selo. Daerah wisata ini memiliki pemandangan alam berupa air terjun yang terletak di antara 2 kabupaten yaitu Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang. Air Terjun Kedung Kayang ini memiliki ketinggian 39 meter dengan posisi kemiringan tebing 80 derajat. Fasilitas yang tersedia di obyek wisata Air Terjun Kedung Kayang berupa penginapan, area perkemahan dan warung makan disekitar obyek wisata. Jarak tempuh menuju ke Air Terjun Kedung Kayang apabila dari Kabupaten Magelang kurang lebih 30 kilometer, dari Kabupaten Boyolali 30 kilometer dan dari Kabupaten Yogyakarta 55 kilometer. ( f. Waduk Badhe Gambar 7. Air terjun Kedung Kayang Sumber : wisatawonolelo.wordpress.com Waduk Badhe terletak di Desa Bade Kecamatan Klego 40 kilometer kearah utara dari Kota Boyolali. Klego merupakan kecamatan yang terletak di bagian utara Kabupaten Boyolali. Waduk ini digunakan

11 digilib.uns.ac.id 26 masyarakat setempat sebagai sarana irigasi bagi pertanian dan perikanan. Fasilitas yang tersedia di obyek wisata ini berupa rumah makan, wisata air, pemancingan, dan area lomba burung. ( Gambar 8. Waduk Badhe Sumber : g. Waduk Cengklik Obyek wisata ini terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngempak 20 kilometer kearah timur laut Kota BoyolalI. Waduk ini mempunyai luas dengan genangan 300 ha yang dibangun pada jaman Belanda dengan tujuan untuk mengairi lahan sawah dengan luas sekitar ha. Pada saat menjelang sore hari banyak masyarakat yang datang ke obyek tersebut untuk memancing, olahraga ataupun berkumpul untuk rekreasi.aktifitas masyarakat dalam memanfaatkan waduk sebagai kebutuhan sehari-hari seperi bertanam di tepi sawah, menanam eceng gondong, memancing, menyewakan perahu (gethek) bagi para pengunjung yang ingin berkeliling waduk. Tiket masuk ke Waduk Cengklik sangat terjangkau, per orang dikenakan biaya sebesar Rp ,00.

12 digilib.uns.ac.id 27 Gambar 9. Waduk Cengklik Sumber : bpsda-solo.jatengprov.go.id ( h. Waduk Kedung Ombo Obyek wisata ini terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu. Sekitar 50 kilometer kearah utara dari Kota Boyolali ini memberikan suasana yang berbeda dengan rekreasi hutan dan air yang menyegarkan pada saat memancing. Fasilitas yang tersedia di Wadu Kedung Ombo berupa bumi perkemahan, hutan wisata, tempat pemancingan, rumah makan apung dan wisata air.( Gambar 10. Waduk Kedung Ombo Sumber : ukurbumi.blogspot.com

13 digilib.uns.ac.id 28 i. Wisata New Selo New Selo merupakan tempat wisata yang terletak di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali yang dapat dicapai dengan melewati jalur wisata SSB (Solo-Selo-Borobudur). Pesona yang ditawarkan obyek wisata New Selo adalah lokasi yang berada di tengah-tengah antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, dan sekaligus tempat ini merupakan tempat istirahat para pendaki Gunung Merapi atau Merbabu. Bukan hanya Gunung Merapi atau Gunung Merbabu yang terlihat pada saat di New Selo, tetapi juga Gunung kembar yaitu Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro yang terletak disebelah barat. Gambar 11. New Selo Sumber : endtraveling.wordpress.com j. Kirab Budaya Tradisi Kirab Budaya ini berada di Desa Samiran Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali yang dilaksanakan setiap tanggal 2 Sura. Kirab Budaya ini akan dimulai dari pelataran Gua Raja, yang menurut legenda dahulu kala gua ini dijadikan tempat peristirahatan Pangeran Diponegoro. Kirab dimulai dengan pengambilan air suci barokah yang berada di

14 digilib.uns.ac.id 29 kawasan gua raja dan diarak beserta iring-iringan tumpeng hasil bumi disekitar kawasan Selo. Warga sekitar ikut serta dalam kirab budaya dengan mengenakan pakaian adat, untuk menuju ke pesanggrahan Kebo Kanigoro. Air suci barokah dari Guaraja disatukan dengan air perwita sari air yang diambil dari kawasan pesanggrahan Kebo Kebo Kanigoro.( Gambar 12. Kirab Budaya Sumber : article.wn.com k. Sadranan Sadranan merupakan suatu tradisi masyarakat untuk membersihkan makam leluhur dan ziarah kubur dengan prosesi penyampaian doa dan kenduri yang dilaksanakan oleh warga setempat berwujud aneka makanan dan nasi tumpeng. Tradisi ini dilakukan setiap tahun pada pertengahan bulan Ruwah (penanggalan jawa) menjelang datangnya bulan Ramadhan. Sadranan bertujuan untuk melestarikan budaya peninggalan nenek moyang yang sudah berlangsung turun temurun. Acara tradisi Sadranan ini dilakukan oada saat pagi hari yang diawali dengan membersihkan makam dengan menggunkan cangkul ataupun sabit untuk membersihkan rumputrumpur disekitar makam yang dibersihkan. Menurut kepercayaan

15 digilib.uns.ac.id 30 masyarakat, apabila banyak tamu yang datang ke rumah maka pertanda penerima tamu akan mendapatakan rejeki yang banyak. ( wa-tengah/detail/3309/boyolali#sejarah). Gambar 13. Sadranan Sumber : l. Ngalap Berkah Paringan Apem Kukus Keong Emas Tradisi ini dilaksanakan di kawasan wisata umbul Pengging tepatnya di lingkungan Makam Astana luhur R. Ng. Yosodipuro pada hari Jumat petengahan bulan Sapar.R. Ng. Yosodipuro adalah seorang pujangga Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Karena kearifannya seringkali rakyat Pengging memohon petunjuk termasuk pada saat panen petani meminta bantuan untuk mengatasi serangan hama keong emas pada tanaman. Dan tradisi bagi-bagi apem akhirnya terus berkembang hingga erjalan sampai saat ini. Upacara ini merupakan tradisi berebut makanan dengan perwujudan menerima pembagian kue terbungkus janur yang telah didoakan oleh Kyai ulama yang berlokasi di makam Astana luhur R. Ng. Yosodipuro pada malam Jumat pertengahan bulan Sapar dan dibagikan pada Jumat siang setelah salat jumat.

16 digilib.uns.ac.id 31 ( wa-tengah/detail/3309/boyolali#sejarah). B. Kesenian Tradisional Kabupaten Boyolali Suatu daerah atau kawasan tidak akan lepas dengan sebuah kesenian tradisional atau atraksi wisata yang menjadi suatu kebiasaan dan ciri khas daerah tersebut. Boyolali bukan hanya dengan wisata alam dan wisata air ataupun wisata ziarah, tetapi Kabupaten Boyolali memiliki kesenian tradisional yang melekat pada diri masyarakat Kabupaten Boyolali khususnya diantara lain sebagai berikut: 1. Topeng Ireng Tarubatang Boyolali Penari kesenian Topeng Ireng Tarubatang mengenakan pakaian mirip orang Indian di Amerika dengan kedua kakinya di pasang puluhan kelintingan, apabila penari bergerak maka akan menimbulkan suara yang bergemirincing dan tarian ini mengenakan topi seperti orang Indian, pakaian bawah seperti suku pedalaman Kalimantan, diiringi tabuhan gamelan, truntung, jedor, dan rebana. Kesenian ini menggambarkn tentang kehidupan orang pedalaman lereng Gunung Merapi dan Merbabu dengan tradisi hidup akrab bersama dengan alam. Kelompok kesenian Topeng Ireng Tarubatang, beranggotakan kelompok masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani, peternak, pedagang, buruh pasar tradisional dengan hasil yang tidak pasti. Topeng Ireng bermakna Toto Lempeng Iromo Kenceng. Toto dalam bahasa Jawanya artinya tata atau susunan, lempeng dalam bahasa Jawa adalah luas.toto Lempeng berarti di dalam kesenian Topeng Ireng memiliki

17 digilib.uns.ac.id 32 pola lantai yang lurus. Iromo Kenceng, Iromo atau irama atau alunan nada. Kenceng dalam bahasa Jawa berarti cepat. Sehingga dapat diartikan irama kenceng merupakan irama yang dipakai dalam mengiringi tarian dengan ketukan cepat. Topeng Ireng sering digunakan dalam acara Nyadran, Mertri Desa, karnaval acara-acara skala nasional dan sebagainya.kesenian Topeng Ireng mulai dikembangkan di Dusun Tarubatang Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. 2. Tarian Jaranan Gambar 15. Topeng Ireng Tarubatang Sumber : semuthitampemenang.blogspot.com Kesenian rakyat Tarian Jaranan yang muncul di dusun Lencoh Kecamatan Selo merupakan kesenian tradisional di dusun Lencoh. Pertunjukan seni ini dipergunakan sebagai media pemanggil kekuatan gaib, roh-roh, pemujaan kepada arwah leluhur. Ada beberapa perlengkapan yang digunakan pada saat upacara inisiasi dalam ritus perlahan tahapan kehidupan manusia seperti kelahiran, tedak sinten (menginjak tanah pada saat bayi), perkawinan, kematian, dan pelengkap upacara adat seperti bersih desa, pesta panen.

18 digilib.uns.ac.id 33 Gambar 16. Tarian jaranan Sumber : fahmiazis.wordpress.com 3. Tradisi Reog Kubro Tradisi Reog Kubro ini sering dilakukan oleh masyarakat Desa Pasutan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Dukuh Pasutan mempunyai banyak kesenian tradisonal yang melekat dalam diri masyarakat seperti karawitan, seni ketoprak wayang dan seni reog kubra. Secara etimologi Reog Kubro berasal dari dua kata yaitu reog dan kubro. Reog merupakan nama atau suatu perguruan sedangkan kubro adalah besar atau agung. Dengan demikian Reog Kubro dimaksudkan sebagai sebuah perguruan yang agung atau besar. Seni Tradisi Reog Kubro merupakan tradisi turun temurun yang biasanya dilakukan pada bulan Syawal. Gambar 17. Tradisi Reog Kubro Sumber : mengenalbudayajawa.blogspot.com

19 digilib.uns.ac.id Kesenian Kuda Lumping Turonggo Seto Salam, Samiran, Selo, Boyolali. Turonggo Seto berasal dari kata Turonngo dan Seto. Turonggo mempunyai arti kuda dan Seto adalah putih, jadi kedua makna tersebut mempunyai arti kuda putih. Turonggo Seto merupakan tari tradisional yang hidup dan berkembang di sebuah pesdesaan. Tepatnya di antara lereng gunung Merapi dan lereng gunung Merbabu dengan nuansa pedesaan yang masih alami. Wilayah ini merupakan daerah yang memiliki udara dingin dan sejuk yaitu di desa Selo. Nama Desa Selo menurut masyarakat setempat merupakan arti dari selo selaning gunung Merapi dan Merbabu yang terletak diantara dua kaki gunung yaitu Merapi dan Merbabu tepatnya diujung barat Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Gambar 18. Kesenian kuda lumping Turonggo seto Sumber : archive.kaskus.co.id Tengah. Tarian Kuda Lumping atau Turonggo Seto menceritakan tentang semangat gigih para prajurit Pangeran Diponegoro yang dengan gagah berani berperang melawan pasukan Belanda agar meninggalkan jejaknya diwilayah Selo. Prajurit Turonggo Seto sangat gigih berlatih berperang sampai saat maju ke medan perang. Prajurit Diponegoro dengan

20 digilib.uns.ac.id 35 menunggang kuda putih begitu gagah dan bersih.hingga memperoleh kemenangan. C. Perekonomian Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali dalam sector pariwisata sangat jelas dalam perkembangannya serta mendukung proses pembangunan Kabupaten Boyolali. Kabupaten Boyolali sangat terkenal dengan industri susu sapi perah, hasil pertanian, peternakan, dan perikanan dimana kegiatan industri tersebut sangat mendukung dalam sector perekonomian Kabupaten Boyolali khususnya masyarakat Boyolali. 1. Peternakan Sapi Kabupaten Boyolali dikenal sebagai kota susu, karena Kabupaten Boyolali menjadi salah satu sentra terbesar penghasil susu sapi segar terbesar di Jawa Tengah. Peternakan sapi terletak dikawasan yang mempunyai iklim dingin dan cuaca yang segar. Bukan hanya susu saja yang dapat diolah tetapi banyak aneka olahan yang berasal dari daging sapi atau dari susu sapi seperti keju, abon sapi ataupun dendeng. 2. Pertanian Kondisi alam Boyolali dan potensi pendukung lainnya memberi peluang bagi pengembangan pertanian, kehutanan, kerajinan, dan pariwisata. Potensi pertanian Kabupaten Boyolali meliputi tanaman pangan, palawija dan holtikultural yang meliputi tanaman rempahrempah, asparagus, dan tanaman bunga karena kondisi alam di Boyolali masih alami. Komoditas perdagangan dari Kabupaten Boyolali meemenuhi pengiriman ke beberapa wilayah sekitar Kabupaten Boyolali.

21 digilib.uns.ac.id Industri Kerajinan Kerajinan tembaga atau kuningan di Kecamatan Cepogo membuat kerajinan seperti asbak, vas bunga, lampu gantung, kendi dan perlengakapan rumah tangga lainnya. Selain industri kerajinan tembaga atau kuningan Kabupaten Boyolali juga mempunyai industri kerajinan lainnya seperti kerajinan Wayang dan Gamelan yang berada di Pengging dan Banyudono, kerajinan kayu yang berada di desa Kemiri Mojosongo, kerajinan Sangkar Burung di Banyudono, kerajinan Sapu Ijuk di desa Dawar Mojosongo. 4. Kerajinan Sentra Sapu Ijuk Sapu ijuk adalah sentra kerajinan bagi para pengrajin.para pengrajin sapu ijuk di desa Dawar Mojosongo bukan hanya memproduksi sapu ijuk tetapi ada beberapa hasil kerajinan lainnya seperti rayung, keset dan sikat. Bahan utama yang digunakan para pengrajin adalah ijuk, kayu, plastic dan nilon. Sentra sapu ijuk merupakan sentra atau pusat kerajinan unggulan yang memiliki jangkauan pemasaran lintas provinsi.

22 digilib.uns.ac.id 37 Tabel 1.1 PENDUDUK KABUPATEN BOYOLALI USIA SEPULUH TAHUN KE ATAS MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA TAHUN 2013 Population Aged 10 Years and Over by MainIndustry in Boyolali 2013 No Kecamatan Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan Perikanan Perkebunan Pertanian Lainnya 1 Selo Ampel Cepogo Musuk Boyolali Mojosongo Teras Sawit Banyudono Sambi Ngemplak Nogosari Simo Karanggede Klego Andong Kemusu Wonosegoro Juwangi Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali

23 digilib.uns.ac.id 38 Table 1.2 PENDUDUK KABUPATEN BOYOLALI USIA SEPULUH TAHUN KE ATAS MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA TAHUN 2013 Population Aged 10 Years and Over by MainIndustry in Boyolali 2013 No Kecamatan Industri pengolahan Perdagangan Jasa Angkut Lainnya Jumlah 1 Selo Ampel Cepogo Musuk Boyolali Mojosongo Teras Sawit Banyudono Samba Ngemplak Nogosari Simo Karanggede Klego Andong Kemusu Wonosegoro Juwangi Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali.

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Boyolali 3.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110 22'

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Kabupaten Boyolali merupakan Daerah Tingkat 2 (Dati II) di wilayah Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah 101.510,1 hektare dengan 19 Kecamatan, 4 kelurahan

Lebih terperinci

PROFIL POTENSI KAMPOENG AIR DESA WATU GENUK KELURAHAN KRAGILAN KECAMATAN MOJOSONGO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

PROFIL POTENSI KAMPOENG AIR DESA WATU GENUK KELURAHAN KRAGILAN KECAMATAN MOJOSONGO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH PROFIL POTENSI KAMPOENG AIR DESA WATU GENUK KELURAHAN KRAGILAN KECAMATAN MOJOSONGO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah Pendirian Lembah Gunung Madu merupakan tempat wisata yang sudah dibangun sejak pertengahan tahun 2014, namun mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015 di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang berbeda. Ini menjadi variasi budaya yang memperkaya kekayaan budaya bangsa Indonesia. Budaya merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM EKOWISATA TAMAN AIR TLATAR BOYOLALI. A. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali

BAB II GAMBARAN UMUM EKOWISATA TAMAN AIR TLATAR BOYOLALI. A. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali 14 BAB II GAMBARAN UMUM EKOWISATA TAMAN AIR TLATAR BOYOLALI A. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali 1. Kondisi Geografis Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 kabupaten atau kota

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pariwisata telah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia pada umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu. Pariwisata adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional sudah berkembang sedemikian rupa dan merupakan bagian

Lebih terperinci

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh: STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR Oleh: WINARSIH L2D 099 461 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & JENIS KELAMIN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016

JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & JENIS KELAMIN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016 JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & JENIS KELAMIN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 0 NO Sekretariat Daerah Asisten Pemerintahan Asisten Ekonomi, Pembangunan

Lebih terperinci

JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & GOLONGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016

JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & GOLONGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016 JUMLAH PEGAWA NEGER SPL/CALON PEGAWA NEGER SPL MENURUT SATUAN KERJA & GOLONGAN PEMERNTAH KABUPATEN BOYOLAL AUGUST 0 NO Sekretariat Daerah 0 Asisten Pemerintahan 0 8 Asisten Ekonomi, Pembangunan dan 0 Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki banyak obyek wisata unggulan seperti makam Yosodipuro, wisata alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki banyak obyek wisata unggulan seperti makam Yosodipuro, wisata alam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kawasan Wisata Pengging kabupaten Boyolali merupakan kawasan yang memiliki banyak obyek wisata unggulan seperti makam Yosodipuro, wisata alam tirta Pengging.

Lebih terperinci

PENGANTAR. guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun

PENGANTAR. guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun PENGANTAR Latar Belakang Upaya peningkatan produksi susu segar dalam negeri telah dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun ke tahun. Perkembangan usaha sapi perah

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah Pendirian Lembah Gunung Madu merupakan tempat wisata yang sudah dibangun sejak pertengahan tahun 2014, namun mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015 di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul Arti Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul Arti Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.1.1 Arti Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah : "Pengembangan AgroWisata Sayur dan Buah Desa Selo

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR Oleh : TEGAR PRAMUDYAN DEWANTORO L2D 004 356 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan

Lebih terperinci

MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI

MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Lingkungan untuk Manajemen. Pernerbit PT. Gramedia Pustaka Jakarta Utama, 2006

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Lingkungan untuk Manajemen. Pernerbit PT. Gramedia Pustaka Jakarta Utama, 2006 BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Pengertian judul : AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI adalah sebagai berikut : Agrowisata - Program pariwisata dengan tujuan mengunjungi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan akan budaya yang telah dikenal luas baik oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri, sehingga menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang berada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Boyolali termasuk dalam kategori kabupaten yang sedang berkembang.

Lebih terperinci

BAB III. Profile Institusi Mitra

BAB III. Profile Institusi Mitra BAB III Profile Institusi Mitra A. Sejarah Singkat Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali berdiri sejak tanggal 5 Juni 1847, berawal dari adanya peraturan baru tentang pemerintahan dusun atau pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI. A. Sejarah Perkembangan Kabupaten Boyolali

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI. A. Sejarah Perkembangan Kabupaten Boyolali BAB III DESKRIPSI LEMBAGA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI A. Sejarah Perkembangan Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur strategis

Lebih terperinci

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan CAGAR BUDAYA Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Boyolali, 29 Maret 2017 1 April 2017 Daftar

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI Yetti Anita Sari Fakultas Geografi UGM; Yogyakarta E-mail: yettianitasari@gmail.com ABSTRAK Sektor pertanian merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia pariwisata merupakan sektor andalan penerimaan devisa negara bagi kegiatan ekonomi dan kegiatan sektor lain yang terkait. Oleh karena itu pariwisata perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau

Lebih terperinci

A. JUDUL PENINGKATAN PARIWISATA DESA WANA WISATA SEGOROGUNUNG DENGAN PENGGUNAAN WEBSITE

A. JUDUL PENINGKATAN PARIWISATA DESA WANA WISATA SEGOROGUNUNG DENGAN PENGGUNAAN WEBSITE A. JUDUL PENINGKATAN PARIWISATA DESA WANA WISATA SEGOROGUNUNG DENGAN PENGGUNAAN WEBSITE www.segorogunung.com B. LATAR BELAKANG MASALAH Kabupaten Karanganyar terletak di sebelah Timur wilayah Solo. Disertai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO IV. KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO A. Keadaan Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan dengan luas wilayah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat) BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang studi, rumusan persmasalahan, tujuan, sasaran dan manfaat studi, ruang lingkup studi yang mencakup ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI OBYEK WISATA RELIGIUS MAKAM RADEN NGABEHI YOSODIPURO DESA PENGGING KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI OBYEK WISATA RELIGIUS MAKAM RADEN NGABEHI YOSODIPURO DESA PENGGING KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI OBYEK WISATA RELIGIUS MAKAM RADEN NGABEHI YOSODIPURO DESA PENGGING KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI No. 1/08/3309/Th.I, 11 Agustus 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KAB. BOYOLALI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Kabupaten Boyolali Tahun

Lebih terperinci

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WISATA AREA PINTU AIR WADUK KEDUNG OMBO ( Pendekatan Pada Aquascape )

PENGEMBANGAN WISATA AREA PINTU AIR WADUK KEDUNG OMBO ( Pendekatan Pada Aquascape ) TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) PENGEMBANGAN WISATA AREA PINTU AIR WADUK KEDUNG OMBO ( Pendekatan Pada Aquascape ) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (PPA) PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

POTENSI DAN PROMOSI DESA TUMANG SEBAGAI DESA WISATA MELALUI VIDEO PROFILE

POTENSI DAN PROMOSI DESA TUMANG SEBAGAI DESA WISATA MELALUI VIDEO PROFILE POTENSI DAN PROMOSI DESA TUMANG SEBAGAI DESA WISATA MELALUI VIDEO PROFILE LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu unsur utama untuk kelangsungan hidup manusia. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan air, keberadaan air semakin lama dirasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obyek wisata adalah sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat berupa bangunan seperti

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D 304 155 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata di Indonesia saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan devisa maupun lapangan kerja. Sektor pariwisata juga membawa dampak sosial,

Lebih terperinci

02-Feb-18 PETA WILAYAH KOTA MAGELANG

02-Feb-18 PETA WILAYAH KOTA MAGELANG PETA WILAYAH KOTA MAGELANG 1 SEKILAS tentang KOTA MAGELANG - Data Geografis : 70 derajat LS dan 110 derajat BT (65 km dari Semarang & 42 kmdari Yogyakarta) - Luas wilayah : 18,12 km2 kelurahan) (terbagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara digilib.uns.ac.id 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara tradisional merupakan salah satu wujud peninggalan kebudayaan dan pada dasarnya upacara tradisional disebarkan secara lisan. Upacara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Diskripsi Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka setiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 hektar yang terbagi dalam 9 kecamatan. Kabupaten Kudus memiliki potensi pariwisata

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA JERUKLEGI. Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Desa tersebut berbatasan dengan:

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA JERUKLEGI. Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Desa tersebut berbatasan dengan: 24 BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA JERUKLEGI A. Keadaan Desa Jeruklegi Desa jeruklegi merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Desa tersebut berbatasan dengan: - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI RISET PENDAMPINGAN. lain di Kecamatan Tulung. Desa yang memiliki luas 222,571 Ha ini

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI RISET PENDAMPINGAN. lain di Kecamatan Tulung. Desa yang memiliki luas 222,571 Ha ini BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI RISET PENDAMPINGAN A. Dusun Satu Sudimoro Secara Geografis Sudimoro merupakan salah satu desa di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, yang memiliki area desa yang cukup luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun lingkungan sosial artinyahubungan antara manusia dengan lingkungan dihubungkan dengan tradisi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam. Potensi tersebut menciptakan peluang pengembangan dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Boyolali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Boyolali digilib.uns.ac.id 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Boyolali 4.1.1. Kondisi Geografis Kabupaten Boyolali adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

1.3 Manfaat Perancangan Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang berguna

1.3 Manfaat Perancangan Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang berguna JURNAL Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah yang berpotensi khususnya di sektor pariwisata. Salah satunya adalah kawasan wisata Guci. menurut website resmi Dinas Budaya dan pariwisata Kabupaten

Lebih terperinci

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Judul REDESAIN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER Untuk menjabarkan mengenai pengertian judul di atas maka kalimat judul dapat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi dan hiburan telah menjadi unsur penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Seiring perkembangan zaman, padatnya aktivitas,dan tingginya tuntutan hidup

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Obyek wisata adalah sebuah tempat pokok untuk berwisata atau darma wisata (kamus bahasa indonesia). Jadi Obyek Wisata adalah, sebuah tempat untuk rekreasi atau bisa

Lebih terperinci

Dari Bukit Turun Ke Sawah PLPBK di Kawasan Heritage Mentirotiku dan Lakessi

Dari Bukit Turun Ke Sawah PLPBK di Kawasan Heritage Mentirotiku dan Lakessi Dari Bukit Turun Ke Sawah PLPBK di Kawasan Heritage Mentirotiku dan Lakessi PLPBK DI KAWASAN HERITAGE MENTIROTIKU Kabupaten Toraja Utara memiliki budaya yang menarik bagi wisatawan dan memilki banyak obyek

Lebih terperinci

ASAL MULA DESA TALAKBROTO

ASAL MULA DESA TALAKBROTO ASAL MULA DESA TALAKBROTO Pada suatu hari datanglah seorang wanita bernama Mbok Nyai (yang menurut penuturan masyarakat memang namanya adalah Mbok Nyai didapat dari para pengikutnya jika memanggilnya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara kita adalah Negara yang memiliki beragam kebudayaan daerah dengan ciri khas masing-masing. Bangsa Indonesia telah memiliki semboyan Bhineka Tunggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Geografis a. Letak Desa Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul. Memiliki luas 71,61 km 2 dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai urusan, hal. dan sebagainya (Wikipedia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. : Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai urusan, hal. dan sebagainya (Wikipedia, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pusat : Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai urusan, hal dan sebagainya (Wikipedia, 2015). Informasi : Sekumpulan data/ fakta yang diorganisasi atau

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh dengan keberagaman budaya dan pariwisata. Negara yang memiliki banyak kekayaan alam dengan segala potensi didalamnya, baik

Lebih terperinci

EVALUASI SOSIAL EKONOMI UNTUK PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI

EVALUASI SOSIAL EKONOMI UNTUK PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI EVALUASI SOSIAL EKONOMI UNTUK PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 1 Fakultas Geografi Oleh : HERVID

Lebih terperinci

ZIKIR & DO A LEBARAN TOPAT 2015

ZIKIR & DO A LEBARAN TOPAT 2015 ZIKIR & DO A LEBARAN TOPAT 2015 LAPORAN ZIKIR & DO A LEBARAN TOPAT 2015 Menuju Lombok Barat Yang Unggul, Mandiri, Sejahtera Dan Bermartabat Dilandasi Nilai Patut Patuh Patju I. PENDAHULUAN. Setelah Ummat

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI D DPRD KABUPATEN KEDIRI

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI D DPRD KABUPATEN KEDIRI 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI D DPRD KABUPATEN KEDIRI TANGGAL 26 MARET 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr.

Lebih terperinci

A. GAMBARAN WILAYAH. Kabupaten BOYOLALI. A.1. Kondisi Geografis

A. GAMBARAN WILAYAH. Kabupaten BOYOLALI. A.1. Kondisi Geografis A. GAMBARAN WILAYAH A.1. Kondisi Geografis Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/ Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110 22' - 110 50' Bujur Timur dan 7 7' - 7 36' Lintang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan diwujudkan dalam program Visit Indonesia yang telah dicanangkannya sejak tahun 2007. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi alam, seni dan budaya. Potensi-potensi itu tentu harus dikembangkan agar dapat membawa dampak positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panjalu merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Ciamis Utara. Secara geografis Panjalu mempunyai luas wilayah sebesar 50,60 Km² dengan jumlah penduduk 46.991

Lebih terperinci

TATAGUNA LAHAN WADUK KEDUNGOMBO. ( Studi tentang masalah Sosial Ekonomi dan Budaya ) Suryo Handoyo. Abstrak

TATAGUNA LAHAN WADUK KEDUNGOMBO. ( Studi tentang masalah Sosial Ekonomi dan Budaya ) Suryo Handoyo. Abstrak TATAGUNA LAHAN WADUK KEDUNGOMBO ( Studi tentang masalah Sosial Ekonomi dan Budaya ) Suryo Handoyo Abstrak Waduk Kedung Ombo adalah salah satu bangunan infratruktur hasil rekayasa Sarjana Teknik Sipil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan Kreatif posted : 24 Oktober 2013, diakses : 8 Maret 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan Kreatif posted : 24 Oktober 2013, diakses : 8 Maret 2015) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang dianugerahi dengan kekayaan alam dan budaya yang sangat tinggi atau Negara Biodiversity. Indonesia memiliki 13.466

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Magelang sebagai suatu kabupaten di Provinsi Jawa tengah terletak di antara beberapa kabupaten dan kota, yaitu di sebelah utara: Kabupetan Temanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi Gambar 1. 1 Titik-titik potensi wisata di Twangmangu sumber: Data Peta digital RBI Kabupaten Karanganyar dengan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GALUH CIAMIS JAWA BARAT TANGGAL 8 MEI 2014

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GALUH CIAMIS JAWA BARAT TANGGAL 8 MEI 2014 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GALUH CIAMIS JAWA BARAT TANGGAL 8 MEI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci