FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI ALAT TUKAR NUR AZIZAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI ALAT TUKAR NUR AZIZAH"

Transkripsi

1 i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI ALAT TUKAR (Studi kasus : Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara) NUR AZIZAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2 ii

3 i PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Dinar dan Dirham sebagai Alat Tukar dengan studi kasus Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2016 Nur Azizah NIM H

4 2 ABSTRAK NUR AZIZAH. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Dinar dan Dirham sebagai Alat Tukar. Studi kasus : Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara. Dibimbing oleh DIDIN HAFIDHUDDIN dan KHALIFAH MUHAMAD ALI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan dinar dirham sebagai alat tukar dengan studi kasus Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara. Terdapat dua faktor yang memengaruhi penggunaan dinar dan dirham yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari menjalankan syariat Islam, menjalankan rukun zakat maal, mengembalikan sistem sultan dan membuka pasar untuk mustahik. Faktor eksternal terdiri dari nilai intrinsik bahan, alat tukar yang adil, dan bebas unsur riba. Hasil penelitian dengan menggunakan metode ANP (Analytical Networking Process) dan pengolahan Super decision didapatkan tiga faktor yang paling memengaruhi, yaitu menjalankan syariat Islam, bebas dari unsur riba, dan alat tukar yang adil. Kata kunci : Dinar, Dirham, Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara. ABSTRACT NUR AZIZAH. The analysis of factors Influencing Dinar Dirham as Currency. Case study : The Entrepreneurs Network and Dinar Dirham Nusantara Users. Supervised by DIDIN HAFIDHUDDIN and KHALIFAH MUHAMAD ALI. The aim of this research is to analayze some factors that influenced the application of dinar dirham as currency with the case study pertaining to Entrepreneurs Network and Dinar Dirham Nusantara Users. There are two factors that influenced the use of dinar and dirham, they are internal and external factors. The internal factors consisted of the running of the Islamic law, the pillar of zakat maal, restoring the sultan system and open the market to mustahik. The external factors consisted of material s intrinsic value, fair exchange, and free elements of usury. The results of the research used the methods of ANP (Analytical Networking Process) and the process of Super Decision, it was found that there are three most influence factors, i.e. the running Islamic law, the freedom elements of usury, and the medium of exchange that is fair. Keywords: Dinar, Dirham, The Entrepreneurs Network and Dinar Dirham Nusantara Users.

5 3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI ALAT TUKAR (Studi kasus : Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara) NUR AZIZAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

6 4

7

8 0

9 v PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 dengan judul Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Dinar dan Dirham sebagai Alat Tukar (Studi kasus : Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara). Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis, yaitu Sunaryo, S.E (Bapak) dan Naryani (Ibu), serta seluruh keluarga besar atas doa serta dukungan moril maupun materil yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof Dr Didin Hafidhuddin, MS dan Khalifah Muhammad Ali, SHut, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, masukan, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. 2. Dr Jaenal Effendi, SAg, MA dan Dr Eka Puspitawati, MSi selaku dosen penguji yang telah memberi kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi. 3. Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara (JAWARA) yang telah membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian. 4. Para dosen, staf, dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama menjalani studi. 5. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juni 2016 Nur Azizah

10 vi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 TINJAUAN PUSTAKA 5 Konsep Dinar dan Dirham 5 Metamorfosis Uang Kertas 6 Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Konvensional 6 Syarat Uang 7 Islamic Mint Nusantara 8 Siklus Perputaran Dinar Dirham 8 Gambaran Umum Jaringan Wirausahawan Dinar Dirham Nusantara (JAWARA) 9 Penelitian Terdahulu 10 Kerangka Pemikiran 11 METODE 12 Jenis dan Sumber Data 12 Waktu dan Tempat Penelitian 12 Metode Pengambilan Responden 12 Metode Analisis dan Pengolahan Data 12 HASIL DAN PEMBAHASAN 14 Perkembangan Penggunaan Dinar Dirham di Indonesia 14 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Dinar Dirham sebagai Alat Tukar 15 Jaringan ANP 15 Hasil Geometric Mean 15 Faktor Internal 16 Faktor Eksternal 18 Keseluruhan Faktor 20 SIMPULAN DAN SARAN 20 Simpulan 20 Saran 21 DAFTAR PUSTAKA 21 LAMPIRAN 23 RIWAYAT HIDUP 28

11 vii DAFTAR TABEL 1 Kadar dinar dan dirham 1 2 Daftar Responden 14 DAFTAR GAMBAR 1 Dinar dan dirham 5 2 Siklus perputaran dinar dirham 9 3 Kerangka pemikiran 11 4 Tahapan penelitian 12 5 Jaringan ANP 15 6 Tingkat prioritas faktor internal 17 7 Tingkat prioritas faktor eksternal 18 8 Tingkat prioritas keseluruhan faktor 19 DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner penelitian 23 2 Hasil pengolahan Super Decision 25 3 Hasil Rater Agreement 25

12

13 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada masa sebelum datangnya Islam, dinar dan dirham telah digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi perdagangan. Uang dinar dan dirham dikenal sejak zaman Romawi dan Persia (Karim 2010). Lahirnya Islam sebagai sebuah peradaban dunia yang dibawa dan disebarkan Rasulullah ﷺ telah memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap penggunaan emas sebagai mata uang yang digunakan dalam aktivitas ekonomi dan perdagangan serta dijadikan sebagai standar ukuran syar i. Al-Jawi (2012) menjelaskan bahwa penetapan standar dinar dan dirham dilakukan oleh Rasulullah ﷺ pada tahun ke-2 Hijriyah. Hal ini bermula dari sebuah sengketa di pasar, ketika Rasulullah ﷺ tiba di Madinah. Penduduk Madinah biasa menggunakan dirham perak dengan cara hitungan bilangan, sementara pendatang dari Mekah terbiasa menggunakan dalam hitungan timbangan. Maka, terjadilah sengketa, antara Aisyah (seorang Muhajirin) dan Burairah (seorang Anshar). Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Thawus dari Ibnu Umar, Rasulullah ﷺ berkata Timbangan (wazan) adalah timbangannya penduduk Mekkah, dan takaran (mikyal) adalah takarannya penduduk Madinah. (HR. Abu Daud dan Nasai). Dari hadist ini diperoleh pembakuan dinar dan dirham. Berikut adalah kadar dinar dan dirham modern yang telah distandarisasi oleh World Islamic Trading Organization (WITO), sesuai standar yang telah di tetapkan oleh Khalifah Umar Ibn Khathab RA. Tabel 1 Kadar dinar dan dirham Denom Berat Diameter Au (%) Ag (%) (g) (mm) ½ Dinar Dinar Dinar /6 Dirham ½ Dirham Dirham Dirham Dirham Sumber : Wakala Induk Nusantara (WIN) (2012),ﷺ Setelah empat belas abad berlalu dari zaman Rasulullah perekonomian dunia terlihat maju dan berkembang dengan berbagai dinamika yang selalu disertai krisis ekonomi. Salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya krisis ekonomi yang kerap menimpa dunia adalah bodied money menggantikan fiat money menjadi sangat relevan (Amin 2007). Dinar dan dirham memiliki beberapa keunggulan (Saidi 2005). Pertama, Dinar merupakan mata uang yang stabil. Sejarah membuktikan sejak zaman

14 2 Rasulullah,ﷺ dinar telah menjadi mata uang yang paling stabil dibanding alat tukar lain. Sedangkan di bawah sistem uang fiat, uang dapat dibuat dari ketiadaan, menyebabkan uang tumbuh secara eksponensial yang tidak dapat dipenuhi oleh output riil karena yang terakhir hanya bisa meningkat secara linear. Penciptaan uang ini hanya bermanfaat bagi pihak pertama yang menggunakannya. Sebagai akibatnya, pertumbuhan uang setelah ditransfer ke kenaikan tingkat harga yang harus dihadapi oleh semua orang. Oleh karena itu, uang fiat dapat menyebabkan inflasi yang mengurangi daya beli pendapatan kebanyakan orang (Ayuniyyah et al 2012). Kedua, dinar memiliki kecenderungan memperkokoh perekonomian karena tahan inflasi. Sebagai contoh, dalam sejarah penggunaan dolar AS cenderung merapuhkan ekonomi karena rentan inflasi. Ketika dolar tidak ditopang kembali dengan emas, pemerintah AS akan mudah tergoda mencetak dolar dalam jumlah tidak terbatas. Penciptaan uang dolar yang terus-menerus oleh Federal Reserve (Bank Sentral AS) dianggap para pakar ekonomi seperti Friedman dan Schwartz, sebagai faktor utama penyebab depresi ekonomi sepanjang sejarah Amerika. Hasil riset mereka mengemukakan bahwa Federal Reserve sebagai penyebab inflasi karena mencetak dolar yang melebihi nilai barang dan jasa yang ada (Hamidi 2007). Ketiga, dinar tidak dapat digunakan untuk spekulasi. Dinar tidak dapat dimainkan sebagai komoditas menarik yang dapat diperdagangkan, seperti halnya emas batangan. Dinar dan dirham memiliki nilai intrinsik sesuai beratnya masingmasing (4.25 g emas 22 karat dan 3 g perak murni) ditambah dengan biaya cetak koin. Margin yang kecil untuk menutup biaya administrasi dari transaksi dinar ke mata uang yang digunakan membuat para spekulan tidak tertarik untuk menjadikan koin dinar sebagai komoditas perdagangan. Keempat, pendayagunaan dinar secara optimal diharapkan akan mengurangi ketergantungan dolar dari para fund manager, yang sejauh ini terus melakukan spekulasi secara destruktif demi mengecilnya ketergantungan tehadap dolar AS. Upaya penggunaan dinar diharapkan akan berkorelasi positif terhadap upaya stabilisasi ekonomi makro dan mikro. Kelima, dinar tidak perlu menggunakan alat hadling, sedangkan fiat money harus menggunakannya demi melindungi diri dari perubahan kurs. Ini dapat terjadi karena dinar memiliki nilai intrinsik yang otomatis menjadi pelindung. Menurut Sunaryo (1993) menjelaskan bahwa dalam sejarah penggunaan dinar dan dirham di Indonesia, mata uang emas dan perak pernah dibuat dan berlaku sebagai mata uang resmi di nusantara lebih dari 600 tahun (1302 sampai 1942). Sejak abad ke-14 nenek moyang bangsa Indonesia telah kenal dengan kedua jenis mata uang ini. Dinar dan dirham pernah mendominasi pasar-pasar di sebagian besar Nusantara, pada masa kerajaan di Pasai, Malaka, Banten, Cirebon, Demak, Tuban, Gresik, Gowa dan Kepulauan Maluku. Dinar dibuat juga oleh Kerajaan Gowa tahun 1595 dan juga kesultanan Mataram pada tahun 1600-an. Saat pendudukan pemerintah Hindia Belanda di Indonesia, mereka mengakui dan memproduksi dinar dan dirham sebagai mata uang yang sah selama 116 tahun. Pada masa penjajahan hingga tahun 1860 setelah berdirinya De Javasche Bank di Batavia telah beredar derham kompeni buatan VOC maupun EIC (Sunaryo 1995).

15 3 Di Indonesia Islamic Mint Nusantara bekerja sama dengan PT Antam Tbk unit PP. Logam Mulia, sejak tahun 2000, mulai mencetak dan menerbitkan dinar dirham untuk diedarkan di Indonesia. Peredaran dinar dan diham di Indonesia awalnya diproduksi, distandarisasi dan dicetak oleh PT Antam, Tbk. Melalui unit bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (Kurniawan 2011). Wakalawakala tempat penukaran dinar dan dirham resmi telah terbentuk dibawah koordinasi dengan Wakala Induk Nusantara. Sejak tahun 2002 dinar dan dirham telah mulai beredar dan digunakan oleh kaum muslim di Indonesia. Pada awalnya sosialisasi dinar dirham dikenalkan sebagai investasi dinar, mahar, hadiah, tabungan, wakaf dan alat pembayar zakat maal. Meski masih dalam skala terbatas, penggunaan kembali dinar dan dirham telah membuka pintu-pintu bagi pengamalan kembali sunnah Rasulullah ﷺ di bidang ekonomi. Di Indonesia dinar dirham telah berkembang sebagai alat tukar dalam muamalah sehari-hari. Berdasarkan pandangan syariah, dinar dirham maupun fulus bukan merupakan suatu komoditas melainkan sebagai alat untuk mencapai penambahan nilai ekonomis (economic added value). Tanpa penambahan nilai ekonomis, uang tidak dapat menciptakan kesejahteraan. Dinar dirham maupun fulus hanya akan berkembang bila ditanamkan ke dalam kegiatan ekonomi riil (tangible economic activities). Dalam hal ini manfaat penggunaan kembali dinar dirham dimaksudkan tidak hanya sebatas sebagai alat pembayar zakat dan pelindung nilai, tetapi diharapkan akan memberi manfaat ekonomis bila digunakan dalam kegiatan usaha jual beli yang digunakan secara praktis dalam perdagangan. Sejak tahun 2008 dengan semakin banyaknya pembukaan wakala di nusantara sebagai tempat penukaran dinar dirham, diharapkan bertambah pula jumlah para pedagang dan komoditas jasa yang bersedia menggunakan dinar dirham dalam dunia komersial dan bisnis. Pada tahun 2009 dalam rangka memperluas penggunaan dinar dirham dalam kegiatan muamalah secara praktis sehari-hari, sebuah inisiatif kongkrit telah dimulai, berupa pembentukan jaringan wirausaha pengguna dinar dirham. Komunitas ini disebut sebagai Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara (JAWARA). JAWARA memiliki agenda, yaitu Festival Harian Pasar (FHP). Pasar ini menjadi tempat tansaksi jual beli menggunakan dirham tanpa ada tarif sewa tempat dan tarif pajak, serta bertujuan untuk mengenalkan kembali koin dinar dan dirham sebagai alat transaksi sesuai syariah kepada masyarakat. Khusus Wilayah Tanjung Pinang, Kepulauan Riau merupakan daerah yang rutin menyelenggarakan agenda tersebut. Rumusan Masalah Pada transaksi modern dengan sistem keuangan yang dikembangkan oleh negara barat dengan menggunakan uang fiat terdapat efek samping yang akan dirasakan dalam kegiatan ekonomi ditandai dengan nilai yang akan berubah dalam setiap kurun watktu yang berbeda karena nilainya akan mengalami penyusutan (terdepresiasi). Hal ini dapat membuat uang fiat dapat dipergunakan sebagai komoditas perdagangan dan dapat dijadikan sebagai sarana spekulasi sehingga membuat uang fiat akan jatuh.

16 4 Pada masa Rasulullah ﷺ terdapat suatu kebijakan terhadap perekonomian dengan menetapkan alat pembayaran yang digunakan kaum muslimin pada saat itu berupa dinar dan dirham. Dinar dan dirham adalah mata uang yang digunakan sebagai alat pembayaran transaksi yang nilainya stabil disebabkan adanya kadar emas dan perak pada mata uang tersebut. Kelebihan dari penggunaan dinar dan dirham pada masa Rasulullah ﷺ tersebut membuat muncul ide-ide untuk mempopulerkan kembali penggunaan dinar dan dirham sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekonomi di Indonesia. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah konkrit oleh Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara (JAWARA). Berdasarkan uraian diatas, terdapat rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perkembangan penggunaan dinar dan dirham di Indonesia saat ini? 2. Faktor-faktor apa yang memengarui Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara (JAWARA) menggunakan dinar dan dirham sebagai alat tukar? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan perkembangan dinar dan dirham di Indonesia saat ini. 2. Menganalisis faktor-faktor yang memengarui Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara menggunakan dinar dan dirham sebagai alat tukar. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu : 1. Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta berhubungan dengan dinar dirham sebagai alat tukar. 2. Bagi Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara yang menggunakan dinar dan dirham, untuk mengajak dan menyebar luaskan kepada masyarakat umum atau pengusaha untuk bergabung ke dalam perkumpulan tersebut dan memberi tahu manfaat dalam menggunakan dinar dan dirham. 3. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut, baik dari segi teoritis maupun praktis.

17 5 TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dinar dan Dirham Saidi (2011) menjelaskan istilah dinar berasal dari koin Romawi, denarius, sedangkan dirham berasal dari koin Persia, drachma. Secara umum pengertian dinar adalah koin emas seberat 22 karat dengan berat 4.25 g dan pengertian dirham adalah koin perak murni dengan berat g. Dinar dan dirham merupakan mata uang yang digunakan oleh umat Islam pada Khalifah Umar bin Khattab ra. Pada pemerintahan khalifah Umar bin Khatab, dinar dan dirham telah diperkenalkan. Koin dinar dan dirham digunakan sebagai alat transaksi dan standar alat tukar yang berlaku di seluruh negeri Islam. Perkembangan alat transaksi tersebut sangat baik, sehingga membuat koin dinar dan dirham telah dikenal secara universal, serta dipercaya sebagai satuan alat tukar menukar baik untuk pelunasan hutang, investasi dan tabungan di beberapa negara bagian di dunia. Beberapa buku sejarah tentang dinar dan dirham mengungkapkan, bahwa dinar dan dirham berangsur hilang pada masa pemerintahan Kesultanan Turki Ottoman runtuh. Pada masa itu Eropa menerbitkan satuan alat tukar berupa uang dengan nilai flat, namun nilai uang tersebut tidak didukung ketersediaan emas atau komoditi sejenis. Saat satuan alat tukar tidak didukung dengan ketersediaan emas, maka alat tukar tersebut nilainya tidak pasti dan bergantung pada penerbitan uang tersebut. Hal ini juga memberikan peluang besar bagi pemain di pasar uang untuk memanipulasi yang dapat menyebabkan krisis moneter berkepanjagan. Penggunaan dinar dan dirham yang memiliki nilai seperti emas dan perak, membuat harga atau nilai dinar dan dirham ditetapkan berdasarkan permintaan logam tersebut. Nilai dinar dan dirham akan dikendalikan harga emas dan perak dunia. Walaupun terkadang terjadi kenaikan dan penurunan nilai mata uang, akan tetapi naik dan turunnya relatif kecil dan tetap memiliki nilai instristik yang jelas dan pasti. Gambar 1 Dinar dan dirham Sumber : Islamic Mint Nusantara (2010)

18 6 Metamorfosis Uang Fiat Pada transaksi modern, sistem keuangan menggunakan uang fiat yang dikembangkan oleh negara barat. Uang fiat pertama kali berkembang dalam masa pertengahan di kawasan eropa dengan sistem perbankan. Perkembangan diawali karena adanya faktor dalam daulah Islam yaitu ketidaknyamanan dalam membawa emas dan perak dalam jumlah besar ketika akan melakukan transaksi. Hal ini mendorong masyarakat untuk menitipkan emas dan perak yang mereka miliki kepada pandai emas. Kemudian mereka mendapatkan sertifikat deposito sebagai alat bukti penitipan, dan sertifikat tersebut yang digunakan sebagai alat pembayaran. Pada tahun 1928 pemerintah AS mulai menggunakan sertifikat emas tersebut dan mulai mengeluarkan uang fiat yang befungsi sebagai alat transaksi perdagangan dan tidak memiliki nilai tukar dengan loga mulia. Hal ini adalah sbuah rekayasa halus dalam menghapuskan dinar dan dirham dalam transaksi yang digunakan sebagai alat pembayaran. Efek samping yang akan dirasakan dalam kegiatan ekonomi adalah nilainya akan berubah dalam setiap kurun waktu yang berbeda karena nilainya akan mengalami penyusutan (terdepresiasi). Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Konvensional Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang bukan capital (modal). Sedangkan uang dalam perspektif ekonomi konvensional diartikan secara interchangeability/ bolak-balik, yaitu uang sebagai uang dan sebagai capital bahkan dianggap sebagai barang komoditi. Perbedaan lain adalah bahwa dalam konsep ekonomi Islam, uang adalah suatu yang bersifat flow concept dan capital adalah suatu yang bersifat stock concept. Karim (2007) menjelaskan dalam Islam, capital is private goods, sedangkan money is public goods. Uang yang ketika mengalir adalah public goods (flow concept), lalu mengendap kedalam kepemilikan seseorang (stock concept), uang tersebut menjadi milik pribadi (private goods). Konsep public goods belum dikenal dalam teori ekonomi sampai tahun 1980-an. Baru setelah muncul ekonomi lingkaran, maka kita berbicara tentang externalities, public goods, dan sebagainya. Dalam Islam konsep ini sudah di kenal, yaitu ketika Rasulullah bersabda Manusia mempunyai hak bersama dalam tiga hal: air, rumput, dan api (HR Ahmad, abu Dawud dan Ibn Majah). Dengan demikian, berserikat dalam hal public goods bukanlah hal yang baru dalam ekonomi islam, bahkan konsep ini sudah terimplementasi, baik dalam bentuk musyarakah, muzara ah, musaqah, dan lain-lainnya. Menurut teori ekonomi konvensional, uang dapat dilihat dari sisi hukum dan sisi fungsi (Muhammad 2002). Secara hukum uang adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undang-undang sebagai uang. Jadi segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada aturan atau hukum yang menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat digunakan sebagi alat tukar. Sementara secara fungsi, yang dikatakan uang adalah segala sesuatu yang menjalankan fungsi sebagai uang, yaitu dapat

19 7 dijadikan sebagai alat tukar menukar (medium of exchange) dan penyimpan nilai (store of value). Ini adalah pendapat irving fisher dan Cambridge. Sementara Keynes mengatakan, uang berfungsi sebagai alat untuk transaksi, spekulasi dan jaga-jaga. Di dalam ekonomi ini juga, uang dipandang sebagai sesuatu yang sangat berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Konsep ini disebut time value of money adalah nilai waktu dari uang bisa bertambah dan berkurang sebagai akibat perjalanan waktu. Dengan memegang uang orang dapat dihadapkan pada resiko menurunnya daya beli dan kekayaan sebagai akibat inflasi. Sedangkan memilih menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik akan memperoleh bunga yang diperkirakan di atas inflasi yang terjadi. Dengan demikian, nilai uang saat sekarang-nilai substitusinya terhadap barang akan lebih tinggi dibandingkan nilai dimasa yang akan datang. Sebagai perbandingan dengan teori ekonomi konvensional kapitalisme, islam membicarakan uang sebagai sarana penukar dan penyimpan nilai, tetapi uang bukanlah barang dagangan. Uang menjadi berguna hanya jika ditukar dengan barang yang nyata atau digunakan untuk membeli jasa. Oleh karena itu, uang tidak bisa di jual dan dibeli secara kredit. Perlu memahami kebijakan Rasulullah,ﷺ bahwa tidak hanya mengumumkan bunga atas pinjaman sebagai sesuatu yang tidak sah tetapi juga melarang pertukaran uang dan beberapa benda bernilai lainnya untuk pertukaran yang tidak sama jumlahnya, serta menunda pembayaran jika barang dagangan atau mata uangnya adalah sama. Efeknya adalah mencegah bunga yang masuk ke sistem ekonomi melalui cara yang tidak diketahui. Jika uang adalah flow concept maka modal adalah stock concept. Saidi (2009) menyatakan secara makro, penggunaan dinar dirham menciptakan sistem moneter yang adil dan berjalan dengan harmonis dengan sektor riil. Sektor riil yang tumbuh bersamaan dengan perputaran dinar dirham akan menjamin ketersediaan kebutuhan masyarakat pada harga yang terjangkau. Pertumbuhan ekonomi secara mikro diharapkan menekan berbagai masalah sosial, seperti kemiskinan, pengangguran, maupun kesenjangan ekonomi. Kedaulatan suatu negara akan terjaga melalui stabilitas ekonomi yang tidak terganggu oleh kisis moneter atau krisis mata uang yang menjadi pintu masuknya kapitalis asing untuk menguasai perekonomian suatu negara. Penggunaan dinar dirham dalam suatu negara akan mengeliminasi resiko mata uang yang biasa dialami negara yang bersangkutan. Apabila dinar dirham digunakan oleh beberapa negara dengan mayoritas penduduk Islam diprediksikan akan mendorong terwujudnya blok perdagangan Islam antar negara. Mata uang emas bisa menjalankan fungsi uang modern dengan sempurna yaitu fungsi alat tukar (medium of exchange), fungsi satuan pembukuan (unit of account), dan fungsi penyimpan nilai (store of value) (Iqbal 2009). Syarat Uang Sukirno (2012) dalam buku Makro Ekonomi mengatakan bahwa, mata uang harus memiliki syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi, agar dapat digunakan dalam transaksi antara lain : 1. Mudah dibawa

20 8 2. Mudah disimpan 3. Tahan lama 4. Nilainya tidak mengalami perubahan 5. Jumlah terbatas (tidak berlebihan) 6. Memiliki mutu yang sama Selanjutnya Sukirno (2012) juga menyampaikan bahwa emas dan perak dapat digunakan sebagai mata uang, harus memiliki ciri-ciri khusus, yaitu : 1. Banyak orang menyukai benda tersebut karena dapat digunakan sebagai perhisasan 2. Emas dan perak memiliki kualitas yang sama 3. Emas dan perak tidak mudah pudar atau rusak, dan dapat dibagi dengan mudah 4. Secara kuantitas emas dan perak sangat terbatas, maka untuk mendapatkannya diperlukan pengorbanan dan biaya 5. Mempunyai nilai yang stabil, karena kualitasnya tidak berubah dalam jangka panjang. Islamic Mint Nusantara Sejarah awal perjalanan kembalinya dinar dan dirham pertama kali di Indonesia dan dunia berawal dari peran Islamic Mint Nusantara (IMN) yang di mulai pada tahun IMN mencetak dan mensosialisasikan dinar dan dirham tidak berhenti kepada berbagai kalangan masyarakat luas di Indonesia hingga hari ini, hasilnya sudah banyak kalangan yang mulai mengikuti dan terlibat untuk turut serta mendukung. Sejak IMN melakukan pencetakan masal terhadap koin dinar dan dirham pada tahun 2000 maka hal tersebut telah menjadi pendorong dikenalnya gerakan dinar dan dirham secara luas di tingkat wilayah Asia Tenggara dan dunia. Pada tahun 2007 IMN-World Islamic Standard merintis pencetakan dinar dan dirham mandiri pertama di Indonesia, yan bertujuan melayani masyarakat agar mudah dalam mendapatkan dinar dan dirham. IMN adalah badan wakaf yang juga aktif memperkenalkan kembali model muamalah Islam seperti membentuk pertama kali model distribusi dinar dan dirham, memperkenalkan kembali model pasar dan paguyuban, restorasi model baitul mal, kelompok dagang dan restorasi pelaksanaan zakat ditarik kembali dengan dinar dan dirham. Siklus Perputaran Dinar Dirham Wakala Induk Nusantara adalah lembaga yang menyediakan penukaran dari rupiah ke dinar dan dirham dengan rate tertentu. Masyarakat umum bisa menukarkan rupiahnya ke Wakala Induk Nusantara dalam bentuk dinar dan dirham. Bagi Masyarakat yang telah memenuhi nasab zakat maal dapat membayar zakatnya, bersodaqoh, infaq, wakaf dalam bentuk dinar dan dirham kepada Baitul Mal Nusantara. Zakat, infak, sodaqoh tersebut akan disalurkan kepada mustahik dan orang yang kurang mampu. Masyarakat umum dan mustahik yang telah mempunyai dirham dan dinar dapat membelanjakan ke JAWARA (Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara). JAWARA tersebar di seluruh nusantara dengan berbagai

21 9 macam produk yang disediakan, dan sejumlah kios yang tentunya menerima dinar dan dirham sebagai alat tukarnya. Setiap periode tertentu Baitul Mal Nusantara bekerja sama dengan WIN, JAWARA, dan masyarakat setempat menyelanggarakan FHP (Festival Hari Pasaran). Ini adalah usaha untuk mewujudkan salah satu sunah yaitu penyelenggaraan pasar, bahwa pasar itu terbuka kepada siapa saja yang ingin berdagang, tanpa ada pajak dan sewa. Di FHP ini masyarakat umum dan mustahik bisa berbelanja menggunakan alat tukar sunah yaitu dinar dan dirham. Gambar 2 Siklus perputaran dinar dirham Sumber : Wakala Induk Nusantara (2012) Gambaran Umum Jaringan Wirausahawan Dinar Dirham Nusantara (JAWARA) Struktur JAWARA Nusantara Wakala Induk Nusantara dibentuk oleh Zaim Saidi sebagai direktur pada bulan Februari 2008, selanjutnya dibentuk Jaringan Wirausahawan Dinar dan Dirham Nusantara (JAWARA) di Bandung pada tanggal 10 Januari 2009 yang dipimpin oleh Abdarrahman R. Rachadi. Menurut kesepakatan komunitas tersebut, pembentukan Jawara dilakukan di bawah otoritas pemimpin yang disebut sebagai Amirat Indonesia. Amir atau pemimpin dalam komunitas ini sejak awal diprakarsai oleh Zaim Saidi yang sekaligus adalah sebagai direktur Wakala Induk Nusantara (WIN) dengan tujuan utama untuk memperluas penggunaan Dinar dan Dirham perak dalam kegiatan muamalat sehari-hari. Pembentukan JAWARA diharapkan sebagai jaringan terbuka bagi semua pihak tanpa membeda-bedakan jenis usaha dan jasa sektor riil, ras, suku, keyakinan pribadi, maupun wilayah kegiatannya. Dibentuknya JAWARA diharapkan akan melengkapi pemakaian dinar dan dirham di dalam dunia komersial dan bisnis, karena dinilai dinar dirham masih terbatas sebagai tabungan, dan alat pembayaran zakat maal. FHP dimaksudkan untuk menghidupkan kembali tradisi rakyat yang sifatnya terbuka. Kekhasan dari Festival Hari Pasar ini adalah disosialisasikan dan

22 10 digunakannya dinar dan dirham sebagai alat tukar alternatif selain mata uang rupiah dalam jual-beli. Dengan demikian masyarakat akan mengalami secara langsung bahwa koin emas dan perak yang selama berabad-abad dahulu pernah berlaku di Indonesia, dapat kembali digunakan sebagai alat tukar. Baitul Mal Nusantara (BMN) Baitul Mal Nusantara adalah lembaga yang didirikan oleh Direktur Wakala Induk Nusantara bapak Zaim Saidi pada tahun 2008, setelah didirikannya Wakala Induk Nusantara. Baitul Mal Nusantara yang didirikannya dimaksudkan untuk memeratakan harta khususnya yang diperoleh dari zakat. Secara regular petugas BMN menarik zakat dalam dinar dirham kemudian membagikannya kepada mustahik yang berhak menerimanya yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya terkait dinar dan dirham terdapat beberapa hasil penelitian yang digunakan sebagai rujukan dalam pengembangan materi. Penelitian yang dilakukan oleh Ilmi (2012) tentang Analisis Kelayakan Dinar dan Dirham sebagai Mata Uang terhadap transaksi di Indonesia dengan menggunakan data sekunder dan primer. Hasil penelitiannya, dinar dan dirham memiliki kelayakan sebagai alat transaksi, namun masih sangat kurang dukungan pemerintah sebagai aparatur negara dan pengelola kebijakan ekonomi. Pada penelitian Mulatsih (2005) tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Dinar dan Dirham sebagai Mata Uang : Suatu studi kasus pada Wakala Adina dengan metode regresi logistik (logit). Dari 287 responden yang diteliti ternyata menghasilkan bahwa faktor pelayanan, keuangan yang sehat, alat tukar yang sah, kesenjangan ekonomi, pemahaman mengenai prinsip agama, perbankan syariah dan pemahaman mengenai dinar-dirham mempunyai pengaruh terhadap pemakain dinar-dirham sebagai mata uang yang signifikan pada tingkat keyakinan a = 5 %. Hasil Penelitian Wardana (2012) Studi Komparasi Penggunaan Uang Kertas Dengan Dinar Dan Dirham Di Indonesia adalah uang kertas merupakan alat pembayaran yang sah dan diakui oleh pemerintah. Dianalisis dengan metode deskriptif komparatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa uang kertas dengan dinar dan dirham mempunyai persamaan dan perbedaan di Indonesia. Persamaannya, sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, sebagai penyimpan nilai, dan masing-masing mempunyai nilai intrinsik, dapat dibagi dengan unit lebih kecil dan uang kertas dapat dikatakan sebagai pengganti dinar dan dirham. Sedangkan perbedaanya, uang kertas tidak kebal terhadap krisis moneter sedangkan dinar dan dirham kebal terhadap krisis moneter, uang kertas jumlahnya terus meningkat tapi nilainya terus berkurang sedangkan dinar dan dirham sumber dayanya terbatas dan nilainya terus meningkat. Uang kertas dapat dicetak tanpa batas sedangkan dinar dan dirham dicetak terbatas. Penelitian Zulikasio (2008) tentang Stabilitas Dinar dan Dirham terhadap Inflasi dan Prospek Penggunaannya sebagai Mata Uang di Masa Depan, dengan

23 11 topik yang diamati adalah rapuhnya sistem perekonomian global dan tidak stabilnya nilai mata uang terhadap inflasi dan dampak kerusakan sistem perekonomian konvensional baik secara global maupun di Indonesia, bagaimana stabilitas dinar dan dirham terhadap inflasi sebagai salah satu uang alternatif dari ekonomi Islam dan prospek penggunaan dinar dan dirham di masa depan seiring dengan globalisasi serta perkembangan teknologi informasi dalam menunjang pertumbuhan ekonomi. Jurnal Ekonomi Islam yang ditulis oleh Ayuniyyah, Ricardo, Nursechafia dan Fakrikha (2012) yang berjudul Dynamic Analysis Of Islamic And Conventional Monetary Instruments Towards Real Sector Growth In Indonesia. Tulisan ini bertujuan melihat perbandingan efek dari instrumen moneter syariah dan konvensional ke arah pertumbuhan sektor riil, dengan mengambil studi kasus Indonesia dari Januari 2004 sampai Desember Industrial Production Index (IPI) digunakan sebagai proksi pertumbuhan sektor riil. Exchange rate (ER), working capital interest rate (R_WK), dan quasi money (QM) digunakan untuk merepresentasikan instrumen moneter konvensional. Sebaliknya, gold price index (GOLD), mudharabah investment deposits rate (R_MID), dan base money (M0) adalah representasi dari instrumen moneter syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen moneter syariah lebih stabil daripada instrumen moneter konvensional dalam merespon shock of exogenous variables. Kerangka Pemikiran Sejarah penggunaan dinar dirham Metamorfosis penggunaan dinar dirham menjadi fiat money Penggunaan dinar dirham kembali sebagai alat tukar Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara Perkembangan penggunaan dinar dirham di Indonesia Faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan dinar dirham sebagai alat tukar Analisis Deskriptif Gambar 3 Kerangka pemikiran Analytical Networking Process (ANP)

24 12 METODE Jenis dan Sumber Data Berdasarkan jenisnya, penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara (indepth interview) dan pengisian kuisioner dengan dengan pakar, yang memiliki pemahaman tentang permasalahan yang dibahas. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen, literatur, jurnal ilmiah dan media elektronik. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai April Penelitian ini dilakukan di Wilayah Tanjung Pinang, Kepulauan Riau yaitu daerah yang telah berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam penggunaan dinar dirham. Salah satunya telah rutin mengadakan FHP (Festival Harian Pasar) di hari sabtu dengan penggunaan dinar dirham sebagai alat tukar. Metode Pengambilan Responden Pengambilan responden berdasarkan non probability sampling, yaitu pengumpulan informasi dan pengetahuan dari pakar dilakukan secara purposive sampling untuk menentukan pakar yang akan dilibatkan dalam penelitian. Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan sampel yang diperlukan. Para responden merupakan pihak stakeholders yang memahami secara expert terkait permasalahan yang dibahas. Dalam analisis ANP jumlah sampel/responden tidak digunakan sebagai patokan validitas (Ascarya 2005). Metode Analisis dan Pengolahan Data Pada penelitian ini menggunakan metode (Analytical Networking Process) ANP dan diolah dengan menggunakan software Super Decision. ANP merupakan metode dengan pendekatan kualitatif non parametrik untuk proses pengambilan keputusan dengan kerangka kerja umum tanpa membuat asumsi-asumsi (Ascarya 2005). Metode ini digunakan dalam bentuk penyelesaian dengan pertimbangan atas penyesuaian kompleksitas masalah secara penguraian sintesis disertai adanya skala prioritas yang menghasilkan pengaruh prioritas terbesar. ANP dapat menjelaskan model faktor-faktor dependence serta feedback secara sistematik. Berikut adalah tahapan yang dilakukan dalam penelitian ANP:

25 13 Gambar 4 Tahapan penelitian Sumber: Ascarya (2010) 1. Konstruksi Model Konstruksi model ANP disusun berdasarkan literature review secara teori maupun empiris dan memberikan pertanyaan pada pakar serta melalui indepth interview untuk mengkaji informasi secara lebih dalam untuk memperoleh permasalahan yang sebenarnya. 2. Kuantifikasi Model Tahap kuantifikasi model adalah dengan menyusun kuesioner berupa pairwise comparison (pembandingan pasangan) antar elemen dalam cluster untuk mengetahui besar pengaruh (lebih dominan) dan besar perbedaannya melalui skala numerik Sintesis dan Analisis Analisis hasil dengan melakukan input hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden pada software Super Decision kemudian mencari nilai geometric mean dan nilai rater agreement menggunakan Microsoft Excel. a. Geometric Mean Geometric mean merupakan jenis penghitungan rata-rata yang menunjukan tendensi atau nilai tertentu (Ascarya 2011). Pertanyaan berupa pairwise comparison dari responden akan dikombinasikan sehingga membentuk suatu konsensus. b. Rater Agreement Rater agreement adalah ukuran yang menunjukan tingkat kesesuaian para responden (R1-Rn) terhadap suatu masalah dalam satu cluster. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur rater agreement adalah Kendall s Coefficient of Concordance (W;0 < W 1). Jika nilai pengujian W sebesar 1 (W=1), menunjukkan bahwa penilaian atau pendapat dari para responden memiliki kesesuaian yang sempurna. Sedangkan ketika nilai W sebesar 0 atau semakin mendekati 0, maka menunjukan adanya ketidaksesuaian antar jawaban responden atau jawaban bervariatif (Ascarya 2011).

26 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang expert yang secara aktif menggunakan dan menyebarluaskan dinar dirham. Berikut data responden: Tabel 2 Daftar Responden Responden Nama Keterangan R1 Ir. H. Zaim Saidi, M.PA Direktur Wakala Induk Nusantara R2 Sultan Haji Huzrin Hood Sultan Kepulauan Riau R3 Irawan Shiddiq, S.H Penasihat Hukum R4 Ir. Syah Rizal Moeis, M.Ed Ketua JAWARA Wilayah Tanjung Pinang R5 Ulul Ilmi, S.Si Pengelola Pasar Sultan R6 dr. Augustine Purwanty Pemula pengguna Dinar Dirham di Tanjung Pinang R7 Fitri Kurnia Pedagang pengguna Dinar Dirham Sumber : Data Responden Penelitian Perkembangan Penggunaan Dinar Dirham di Indonesia Berdasarkan hasil wawancara, Saidi (2016) dengan singkat menjelaskan bahwa Penggunaan dinar dirham terus berkembang walaupun tidak terlalu besar, karena yang terpenting adalah masyarakat menggunakan dinar dirham dengan benar sesuai dengan tujuannya. Berkembang sesuai dengan keperluan muamalah Saat ini penerapan kembali berbagai sunnah Rasulullah ﷺ telah mulai berlangsung di berbagai tempat. Wakala atau gerai sebagai tempat penukaran koin dinar dan dirham dari uang kertas yang dioperasikan oleh masyarakat tersebar di banyak kota, seperti Medan, Tanjung Pinang, Balikpapan, Makasar, Jakarta, Bandung, Bogor, Parakan, Semarang, Solo, Jogjakarta, Surabaya, Jepara, Cirebon, Serang, dan lain-lain (Wakala Induk Nusantara 2012). Jumlah para pedagang komoditas dan jasa yang menerima kedua koin tersebut sebagai alat tukar terus bertambah. Hal ini ditempuh melalui pengembangan JAWARA (Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dirham dan Dinar Nusantara). Untuk menyosialisasikan pemakaian dinar dan dirham masyarakat di berbagai tempat mengadakan pasar-pasar terbuka, melalui rangkaian Festival Hari Pasaran (FHP), secara regular. Di FHP telah digunakan dirham dan dinar sebagai alat tukar. Popularitas dinar dan dirham sebagai mahar, kado, sedekah, wakaf, dan pembayaran zakat semakin tinggi.

27 15 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Dinar Dirham sebagai Alat Tukar Berdasarkan hasil wawancara dapat dianalisis adanya faktor-faktor yang memengaruhi JAWARA menggunakan dinar dan dirham sebagai alat tukar dan terbagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal, yaitu menjalankan syariat Islam, menjalankan rukun zakat maal, mengembalikan sistem sultan, dan membuka pasar untuk mustahik. Sedangkan faktor eksternal, yaitu nilai intrinsik, alat tukar yang adil, dan bebas unsur riba. Jaringan ANP Berdasarkan hasil dari wawancara responden di atas, selanjutnya terbentuklah jaringan struktur ANP. Pada model yang digambarkan dalam gambar 4 menjelaskan bahwa tujuan dari pembentukan model adalah mengetahui faktorfaktor yang memengaruhi penggunaan dinar dan dirham sebagai alat tukar secara komprehensif, kemudian terhubung searah dengan bagian kriteria yang terbagi menjadi dua, yaitu kriteria internal dan eksternal. Selanjutnya terjadi hubungan yang bersifat feedback, yaitu setiap anak panah selalu mengarah ke atas dan ke bawah (bolak-balik) antara kedua kriteria dengan alternatif. Hubungan feedback tersebut dilakukan untuk meningkatkan prioritas dan membuat prediksi menjadi lebih akurat. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Dinar Dirham sebagai Alat Tukar Faktor Internal: 1. Menjalankan syariat Islam 2. Menjalankan rukun zakat maal 3. Mengembalikan sistem sultan 4. Membuka pasar untuk mustahik Faktor Eksternal: 1. Nilai intrinsik 2. Alat tukar yang adil 3. Bebas unsur riba 1. Dinar dirham 2. Uang fiat Gambar 5 Model Jaringan Analytical Networking Process Hasil Geometric Mean Hasil yang diperoleh memperlihatkan secara statistik konsensus dari para responden. terkait mencari faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan dinar dirham sebagai alat tukar pada Jaringan Wirausahawan Pengguna Dinar Dirham Nusantara.

28 16 Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan dinar dan dirham yang berasal dari kesepakatan pemahaman yang dipahami oleh anggota yang tergabung di dalam JAWARA. Menjalankan Syariat Islam Al-Quran dan Al-Hadist tidak menjelaskan secara langsung bahwa dinar dan dirham adalah satu-satunya mata uang yang sah digunakan umat Islam dalam melakukan setiap transaksi dan berbagai aktivitas ekonomi lainnya. Tetapi, katakata dinar dan dirham yang terdapat dalam beberapa ayat Al-Quran dan salah satu hadist secara implisit menunjukkan pengakuan Allah terhadap superioritas dinar dan dirham. Sebutan dinar dan dirham misalnya, terdapat dalam ayat-ayat berikut: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Q.S. Al-Imran: 91) Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih (Q.S. At-taubah: 34) Ayat-ayat tersebut menjelaskan fungsi dinar dan dirham sebagai alat penyimpan nilai (store of value), alat penukar (medium of exchange), dan alat pengukur nilai (standard of measurement). Selanjutnya berikut adalah salah satu hadist tentang penggunaan dinar dan dirham: Rasulullah Shallallâhu Alaihi Wasallam bersabda: Dinar (emas) dan dirham (perak) adalah stempel Allah di muka bumi-nya, barangsiapa yang datang dengan mempergunakan stempel tuhannya, maka akan dicukupi semua kebutuhannya (Hadits Riwayat Imam Ath-Thabrani) Menjalankan rukun zakat maal Faktor ini merupakan termasuk bagian dari siklus perputaran dinar dirham yang pada akhirnya diterima oleh para mustahik yang berhak menerimanya. JAWARA memiliki pemahaman bahwa pembayaran zakat hanya sah ditarik dan dibagikan dalam ayn, yaitu aset bernilai, sesuai dengan ketetapannya. Binatang ternak tertentu dibayar dengan binatang ternak, hasil pertanian dan perkebunan tertentu, dibayar dengan hasil pertanian dan perkebunan. Adapun harta moneter dan barang dagangan dibayar dengan dinar dan dirham, tidak dapat dibayar dengan yang lain. Seluruh ketentuan syariat yang berkaitan dengan harta dan transaksi muamalat, termasuk untuk zakat uang dan perdagangan, hanya ditetapkan dalam dinar emas atau dirham perak. Nisabnya pun ditetapkan dengannya yaitu 20 dinar emas (sekitar 85 g emas) dan 200 dirham perak (sekitar 595 g perak). Untuk

29 17 membayarkannya pun harus dengan dinar emas atau dirham perak, sebesar 2.5 persen dari total harta yang dimiliki setelah satu tahun. Mengembalikan Sistem Sultan Faktor mengembalikan sistem Sultan merupakan pemahaman sejarah terkait keberadaan Sultan di masing-masing daerah yang memiliki sejarah penggunaan dinar dirham berupa mata uang emas dan perak dengan cetakan yang beragam. Menurut keyakinan jaringan bahwa salah satu fungsi Sultan adalah mencetak dan mengedarkan dinar dirham di wilayahnya. Membuka Pasar untuk Mustahik Kriteria internal yang terakhir adalah membuka pasar untuk mustahik merupakan bagian dari siklus perputaran dinar dirham. Tugas Sultan yang lainnya adalah menyediakan pasar, dalam hal ini adalah pasar untuk mustahik. Fasilitas untuk mustahik agar mudah memanfaatkan dinar atau dirham yang mereka terima dari muzakki. Untuk dapat diketahui faktor yang paling memengaruhi, berikut adalah hasil pengolahan prioritas dari faktor internal. Gambar 6 Tingkat prioritas faktor internal Pada prioritas faktor internal, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6 para responden setuju bahwa faktor yang paling memengaruhi adalah menjalankan syariat Islam, dengan nilai W sebesar Hal ini menunjukkan bahwa 67 persen para responden relatif sepaham dalam menentukan prioritas pada faktor internal. Persepsi dan keyakinan JAWARA terhadap ayat-ayat dalam Al- Qur an dan hadits-hadits tentang muamalah bahwa menggunakan dinar dan dirham merupakan sunnah Rasulullah.ﷺ Abu Bakr ibn Abi Maryam meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ berkata: Akan datang masa ketika tidak ada lagi yang dapat dibelanjakan kecuali dinar dan dirham. Simpanlah dinar dan dirham. (HR. Ahmad bin Hambal)

30 18 Berdasarkan wawancara, Saidi (2016) mengatakan terdapat beberapa motif dalam penggunaan dinar dan dirham, dan yang menjadi motif utama adalah menjalankan syariat Islam dengan menerapkan muamalah yang benar. Sehingga yang paling memengaruhi pada faktor internal adalah menjalankan syariat Islam. Sedangkan membuka pasar untuk mustahik menjadi faktor yang paling kecil memengaruhi dikarenakan hal tersebut hanya menjadi salah satu cara dalam penggunaan dinar dirham untuk mencapai tujuan menjalankan syariat Islam. Faktor Eksternal Pada aspek kedua adalah faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari karakteristik yang dimiliki oleh dinar dan dirham. Nilai Intrinsik Bahan Faktor nilai intrinsik merupakan kelebihan dari penggunaan dinar dan dirham yang memiliki nilai seperti emas dan perak, membuat harga atau nilai dinar dan dirham ditetapkan berdasarkan permintaan logam tersebut. Nilai dinar dan dirham akan dikendalikan harga emas dan perak dunia, sehingga tidak ada perbedaan nilai yang digunakan setiap negara. Walaupun terkadang terjadi kenaikan dan penurunan nilai mata uang, akan tetapi naik dan turunnya relatif kecil dan tetap memiliki nilai instristik yang jelas dan pasti. Meera (2004) berpendapat bahwa emas memiliki nilai intrinsik yang menjadi garansi atau pelindungan dari kemungkinan tekanan situasi eksternal yang tidak diinginkan. Emas menjadi bernilai bukan karena diundangkan suatu negara sebagaimana fiat money, tetapi karena kandungan logam mulia yang diakui semua orang di semua negara. Alat Tukar yang Adil Selanjutnya adalah kriteria alat tukar yang adil. Stabilitas nilai dinar dirham sebagai koin yang memiliki nilai intrinsik terbuat dari bahan tambang berupa emas dan perak. Dinar dan dirhammemiliki kesamaan antar nilai intrinsik dan ekstrinsik sehingga adil apabila digunakan untuk sebuah penukaran. Nilai yang stabil dan standar yang sama di setiap negara, dinar akan memberikan kemudahan dan kelebihan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi domestik dan transaksi internasional sekalipun. Tidak ada perbedaan antara seekor kambing yang beharga satu dinar di Arab Saudi degan seekor kambing di Indonesia yang seharga satudinar, karena memiliki nilai yang sama. Bebas Unsur Riba Pada kriteria eksternal yang terakhir adalah bebas unsur riba. Nilai dinar yang sama akan mengurangi tingkat spekulasi dan arbitrase di pasar valuta asing, karena kemungkinan perbedaan nilai tukar akan sulit terjadi. Untuk memahami fakta ini, terlebih dahulu harus dipahami tentang rukun bertransaksi. Tiga rukun sah tidaknya transaksi jual beli, yaitu antaraadhin minkum (suka sama suka), mithlan bi mithlin (setara), dan yadan bi yadin (dari tangan ke tangan atau kontan) (Saidi 2011).

31 19 Alat tukar yang boleh digunakan dalam transaksi (termasuk layanan jasa) harus memiliki nilai intrinsik, hingga rukun sama takaran dan timbangannya dapat dipenuhi. Semakin jelas bahwa uang atau alat tukar menurut syariat Islam harus berbentuk ayn (komoditas), tidak dapat berbentuk dayn (secarik kertas bukti utang). Nilai suatu alat tukar harus ada pada zatnya atau nilai intrinsiknya. Untuk dapat diketahui faktor yang paling memengaruhi, berikut adalah hasil pengolahan tingkat prioritas dari faktor eksternal. Gambar 7 Tingkat prioritas faktor eksternal Pada Gambar 7 diketahui bahwa faktor eksternal yang paling memengaruhi penggunaan dinar dirham adalah bebas unsur riba, dengan nilai W sebesar Hal ini menunjukkan tingkat keseragaman para responden dalam menentukan prioritas pada faktor eksternal adalah 35 persen. Menurut Saidi (2011) saat ini uang kertas bukan berfungsi sebagai janji utang (dayn) sejak emas yang menopangnya dicabut pada Jika posisi uang kertas sebagai ayn diterima maka nilainya adalah seberat kertasnya, bukan sebesar angka nominal yang tertulis di kertasnya. Pada alat tukar berlaku ketentuan yang dilarang adanya dua unsur riba, baik karena penundaan (selisih waktu) maupun penambahan (selisih nilai). Uang fiat mengandung dua riba karena tidak ada nilai intrinsik yang dikandungnya dan janji pembayaran. Artinya, adanya penundaan pembayaran dan yang dikandungnya tidak ditepati karena ketiadaan komoditas (emas) yang menjaminnya. Hadits Rasulullah ﷺ : Sungguh akan datang suatu masa (ketika) tiada seorangpun diantara mereka yang tidak memakan (harta) riba. Siapa pun yang (berusaha) tidak memakannya, ia tetap akan terkena debu (riba) nya (HR Ibnu Majah, hadits No.2278). Kestabilan mata uang menjadi salah satu aspek terpenting yang memengaruhi terjadinya inflasi maupun krisis di masyarakat. Dalam jangka panjang dengan tidak menggunakan emas dan perak sebagai mata uang menimbulkan dampak negatif dalam stabilitas perekonomian global ditambah dengan penerapan sitem bunga (riba) dan fractional reserve banking yaitu sistem perbankan yang dapat menciptakan uang kredit tanpa basis emas dan perak (money creation) (Iqbal 2008). Pada penjelasan bebas unsur riba

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN DINAR DIRHAM SEBAGAI ALAT TUKAR (Studi Mengenai Komunitas Jaringan Wirausahawan Dinar Dirham Nusantara)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN DINAR DIRHAM SEBAGAI ALAT TUKAR (Studi Mengenai Komunitas Jaringan Wirausahawan Dinar Dirham Nusantara) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN DINAR DIRHAM SEBAGAI ALAT TUKAR (Studi Mengenai Komunitas Jaringan Wirausahawan Dinar Dirham Nusantara) Oleh : Santya Anggraini I Masa sebelum datangnya Islam

Lebih terperinci

1 Dinar = 1 Mitsqal = 22 Qirath 10 Dirham = 7 Mitsqal

1 Dinar = 1 Mitsqal = 22 Qirath 10 Dirham = 7 Mitsqal DINAR DAN DIRHAM Dalam penggunaan uang, bangsa Arab telah mengenal solidus, mata uang emas yang dipakai sejak zaman Romawi, dan dirham perak yang dipakai Bangsa Persia, sebelum Islam datang. Dan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KONSEP UANG DALAM SISTEM EKONOMI KAPITALIS DAN SISTEM EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KONSEP UANG DALAM SISTEM EKONOMI KAPITALIS DAN SISTEM EKONOMI ISLAM BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KONSEP UANG DALAM SISTEM EKONOMI KAPITALIS DAN SISTEM EKONOMI ISLAM A. Persamaan dan Perbedaan Konsep Uang dalam Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Islam 1. Persamaan

Lebih terperinci

KONSEP UANG : EKONOMI ISLAM VS EKONOMI KONVENSIONAL SANTI ENDRIANI

KONSEP UANG : EKONOMI ISLAM VS EKONOMI KONVENSIONAL SANTI ENDRIANI Anterior Jurnal, Volume 15 Nomor 1, Desember 2015, Hal 70 75 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik) KONSEP UANG : EKONOMI ISLAM VS EKONOMI KONVENSIONAL SANTI ENDRIANI Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaim Saidi, Kembali ke Dinar, Tinggalkan Riba, Tegakkan Muamalah, Depok: Pustaka Adina, 2005, hal

BAB I PENDAHULUAN. Zaim Saidi, Kembali ke Dinar, Tinggalkan Riba, Tegakkan Muamalah, Depok: Pustaka Adina, 2005, hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sebelum datangnya Islam (Pra Islam), uang dinar dan dirham telah digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi perdagangan. Uang dinar dan dirham dikenal

Lebih terperinci

Efti Larasati Ita Husnatin Opissen Yudisyus Wahyu Abdullah Kurniawan Yudha Fida Lukman

Efti Larasati Ita Husnatin Opissen Yudisyus Wahyu Abdullah Kurniawan Yudha Fida Lukman Efti Larasati Ita Husnatin Opissen Yudisyus Wahyu Abdullah Kurniawan Yudha Fida Lukman Manusia zaman dahulu memenuhi kebutuhan dengan memproduksi sendiri (Nomaden) Tukar menukar barang secara langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hampir semua transaksi perdagangan internasional pada saat ini menggunakan

I. PENDAHULUAN. Hampir semua transaksi perdagangan internasional pada saat ini menggunakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir semua transaksi perdagangan internasional pada saat ini menggunakan Fiat Money. 1 Mata uang ini telah sangat luas digunakan oleh masyarakat dunia sebagai alat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG. A. Analisis Pemikiran Muhaimin Iqbal Mengenai Konsep Mata Uang

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG. A. Analisis Pemikiran Muhaimin Iqbal Mengenai Konsep Mata Uang BAB IV ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG A. Analisis Pemikiran Muhaimin Iqbal Mengenai Konsep Mata Uang Dalam Islam Tanpa mata uang sebagai standar harga dan alat

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menguasai konsep dan teori uang. 2. Menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Konsep dan Variabel Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Konsep dan Variabel Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Konsep dan Variabel Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN` Universitas Indonesia. Dinamika moneter indonesia.., Ratna Sari Pakpahan, Program Pascasarjana, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN` Universitas Indonesia. Dinamika moneter indonesia.., Ratna Sari Pakpahan, Program Pascasarjana, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN` 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sistem moneter merupakan suatu sistem yang mengatur peredaran uang bagi kelancaran transaksi perdagangan barang dan jasa. Sehingga dalam operasinya

Lebih terperinci

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value). A. PENDAHULUAN Uang adalah suatu benda atau alat tukar yang diterima oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan pertukaran barang dengan barang atau lainnya. Ciri-ciri uang agar penggunaannya efisien:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran pemerintah dalam mencapai kesejahteraan masyarakat yang digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah melalui Bank Sentral. Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Perbankan adalah

Lebih terperinci

Uang Dalam Perekonomian

Uang Dalam Perekonomian Uang Dalam Perekonomian Pengertian Uang Uang adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi Uang memiliki dua nilai, yaitu nilai nominal dan nilai riil. Nilai nominal adalah nilai yang

Lebih terperinci

Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam

Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam RESENSI BUKU Judul buku : Money in Islam A Study in Islamic Political Economy Penulis : Masudul Alam Choudhury Penerbit : Routledge, London dan New York Tebal : xvii + 313 halaman Cetakan/tahun : Pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran serta sektor perbankan. Bank pada prinsipnya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. peran serta sektor perbankan. Bank pada prinsipnya sebagai lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Bank pada prinsipnya sebagai lembaga intermediari, menghimpun dana

Lebih terperinci

DinarHidayah 1.0. Toko Dinar Emas & Dirham Perak DAFTAR ISI. website :

DinarHidayah 1.0. Toko Dinar Emas & Dirham Perak DAFTAR ISI. website : DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 e-book 1.0 DinarHidayah Toko Dinar Emas & Dirham Perak website : http://dinarhidayah.blogspot.com Dinar Emas & Dirham Perak Apa itu Dinar Emas?... 2 Apa itu Dirham Perak?...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan uang atau money creation dan juga bebas dari proses. penghancuran uang atau yang dikenal money destruction.

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan uang atau money creation dan juga bebas dari proses. penghancuran uang atau yang dikenal money destruction. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan financial merupakan suatu hal yang sangat penting, apalagi di zaman modern seperti sekarang ini. Dalam pengelolaan finansial, hal yang menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan. Begitu pentingnya dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan. Begitu pentingnya dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka sehari-hari. Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, sistem keuangan dinegara kita telah mengalami kemajuan. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia bisnis. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor moneter. Sektor moneter melalui kebijakan moneter digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23).

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa kini perkembangan Negara Republik Indonesia sangat pesat terutama dalam bidang perbankan, hal ini menunjukkan bahwa peranan perbankan membantu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT SURAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

PERSEPSI MASYARAKAT SURAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH PERSEPSI MASYARAKAT SURAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH (Studi kasus di Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Hukum Islam jurusan Syariah pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta NAMA

Lebih terperinci

Uang Kertas Biang Krisis Ekonomi

Uang Kertas Biang Krisis Ekonomi Uang Kertas Biang Krisis Ekonomi by Hilfan Soeltansyah - Senin, Juni 18, 2012 https://hilfan.staff.telkomuniversity.ac.id/id/2012/06/uang-kertas-biang-krisis-ekonomi-2/ Uang Kertas Biang Krisis Ekonomi?

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia dewasa ini menunjukkan perkembangannya yang cukup pesat. Hal itu terlihat dengan adanya lembaga keuangan yang bermunculan baik itu

Lebih terperinci

UANG dalam perekonom ian

UANG dalam perekonom ian UANG dalam perekonom ian RUANG LINGKUP Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat, fungsi, serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi Tujuan Mempelajari Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah pertama yang berdiri pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat pada tahun 1992. Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis 1998, pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

Dinar Emas Dirham Perak Untuk Kemakmuran dan Kejayaan Bangsa

Dinar Emas Dirham Perak Untuk Kemakmuran dan Kejayaan Bangsa Dinar Emas Dirham Perak Untuk Kemakmuran dan Kejayaan Bangsa Laporan Perkembangan Penerapan Dinar Emas dan Dirham Perak Di Indonesia disusun oleh Wakala Induk Nusantara Jl. M Ali No 2, Tanah Baru Depok

Lebih terperinci

FATWA ISLAMIC MINT NUSANTARA

FATWA ISLAMIC MINT NUSANTARA Fatwa Islamic Mint Nusantara (IMN- World Islamic Standard) / 01/ Muharram/ 1432H 1 FATWA ISLAMIC MINT NUSANTARA Nomor 01/ Muharram/ 1432 H STANDARISASI UKURAN BERAT DAN KADAR UNTUK DINAR DAN DIRHAM ISLAM

Lebih terperinci

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Syariah merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsipprinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim yaitu sebesar 85 persen dari penduduk Indonesia, merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Inflasi Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus maksudnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam

Lebih terperinci

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat yang tidak mengerti apa sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua perjanjian di bidang perekonomian dikaitkan dengan bunga. Akibat sistem bunga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maslah Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun membantu orang lain. Dalam Islam harta memiliki beberapa

Lebih terperinci

Konsep Dasar Uang dalam Islam. Oleh: Syarif As ad

Konsep Dasar Uang dalam Islam. Oleh: Syarif As ad Konsep Dasar Uang dalam Islam Oleh: Syarif As ad Dari mana mulai munculnya UANG? Bayangkan bila kita tidak mengenal uang... Barter sistem pertukaran antara barang dengan barang atau barang dengan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara, terutama di negara berkembang. Dengan adanya

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi syariah, banyak dibicarakan beberapa tahun belakangan ini. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk yang berlabel syariah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter adalah satu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Skripsi ini dengan judul Kontribusi Pemikiran Adiwarman Karim Terhadap

KATA PENGANTAR. Skripsi ini dengan judul Kontribusi Pemikiran Adiwarman Karim Terhadap KATA PENGANTAR بسم اهلل الرحمن الرحيم Dengan mengucapkan alhamdulillah, segala puji berserta syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kekuatan dan kesempatan kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi di Indonesia yang terjadi pada tahun 1997, merambat ke berbagai aspek kehidupan. Kegiatan ekonomi yang melemah akibat depresiasi pada nilai tukar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007) A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Perekonomian Indonesia yang kini semakin memprihatinkan dan tuntutan masyarakat terhadap perbaikan sistem ekonomi dirasakan perlu adanya sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah segala sesuatu pandangan atau cara hidup yang dapat mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah segala sesuatu pandangan atau cara hidup yang dapat mengatur BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Islam adalah segala sesuatu pandangan atau cara hidup yang dapat mengatur segala aspek dalam kehidupan manusia, maka dengan cara pandang inilah tidak ada salah

Lebih terperinci

UANG DAN INFLASI. Sumber: 1. Mankiw 2. Ari Sudarman. By. Henny Oktavianti

UANG DAN INFLASI. Sumber: 1. Mankiw 2. Ari Sudarman. By. Henny Oktavianti UANG DAN INFLASI Sumber: 1. Mankiw 2. Ari Sudarman By. Henny Oktavianti Apakah Uang itu? Persediaan aset yang dapat segera digunakan untuk melakukan transaksi Uang yang dipegang (yang ada di tangan) mayarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO A. Produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) di PT. BRI Syari ah KCP Sidoarjo Memiliki logam mulia (LM)

Lebih terperinci

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam menunjang kemajuan perekonomian suatu negara. Keberadaan perbankan sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transmisi kebijakan moneter merupakan proses, dimana suatu keputusan moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. Perencanaan dalam sebuah

Lebih terperinci

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN Sejarah Perkembangan Uang I BARANG BARANG II BARANG UANG ---- BARANG Sejarah Perkembangan Uang I BARANG BARANG II BARANG UANG BARANG BARANG III BARANG UANG BARANG CONTOH BARTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan salah satu tempat (media) yang memberikan kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh karena itu, arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

EKONOMI UANG DAN BANK

EKONOMI UANG DAN BANK EKONOMI UANG DAN BANK Pertemuan ke-1 --- UANG Ratih Kurniasih DEFINISI UANG Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima di dalam pembayaran barang-barang dan jasa-jasa serta untuk pembayaran utang-utang.

Lebih terperinci

Bunga Menghancurkan Ekonomi Bangsa Oleh: Rio Satria, S.H.I. (Hakim Pengadilan Agama Sengeti)

Bunga Menghancurkan Ekonomi Bangsa Oleh: Rio Satria, S.H.I. (Hakim Pengadilan Agama Sengeti) 1 Bunga Menghancurkan Ekonomi Bangsa Oleh: Rio Satria, S.H.I. (Hakim Pengadilan Agama Sengeti) A. Pendahuluan Inflasi dan ketidakstabilan sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian rezim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Uang merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian diseluruh dunia. Bagi seorang ekonom, uang adalah persediaan aset yang dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan mencari cara untuk tetap mampu bertahan, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambah modal kerja dan memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat penting, sehingga dampak jumlah uang beredar dapat mempengaruhi perekonomian. Peningkatan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala bentuk praktek perdagangan atau jual beli pada suatu pasar saat ini telah membentuk karakter manusia yang saling ketergantungan sama lain untuk saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut :

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut : Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo Umat Islam adalah umat yang mulia. Umat yang dipilih Allah unuk mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala umat. Tugas umat Islam adalah mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan zakat itu berlaku bagi setiap muslim yang dewasa, merdeka, berakal sehat, dan telah memiliki harta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 02: Sistem Keuangan dan Lembaga Keuangan Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Konsep Uang KBBI alat penukar /standar pengukur nilai yang dikeluarkan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini, khususnya dibidang moneter adalah tentang permintaan uang. Kontroversi tersebut berawal dari dua

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini, digunakan beberapa penelitian yang dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian ini menyajikan faktor faktor ekonomi yang mempengaruhi

VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian ini menyajikan faktor faktor ekonomi yang mempengaruhi 112 VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 7.1. Simpulan Penelitian ini menyajikan faktor faktor ekonomi yang mempengaruhi pergerakan atau fluktuasi nilai tukar, seperti sukubunga dunia, industrial production

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia UJIAN TENGAH SEMESTER Matakuliah : Akuntansi Syari ah Hari/tanggal : Jum at 1 Juli 2011 Waktu Sifat : 2 jam 30 menit : Closed book PILIHAN

Lebih terperinci

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya. Aqiqah Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW mengadakan aqiqah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun

BAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun 63 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan paparan hasil penelitan diatas, dengan menggunakan alat bantu analisis data yaitu spss, dan menggunakan teknik analisis data berupa uji asumsi

Lebih terperinci