RENCANA BISNIS PENGOLAHAN PRODUK TURUNAN MINYAK ATSIRI DI HUURUN NATURAL PERFUMERY, KOTA DEPOK, JAWA BARAT ERDI PRATAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA BISNIS PENGOLAHAN PRODUK TURUNAN MINYAK ATSIRI DI HUURUN NATURAL PERFUMERY, KOTA DEPOK, JAWA BARAT ERDI PRATAMA"

Transkripsi

1 RENCANA BISNIS PENGOLAHAN PRODUK TURUNAN MINYAK ATSIRI DI HUURUN NATURAL PERFUMERY, KOTA DEPOK, JAWA BARAT ERDI PRATAMA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA 1 Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rencana Bisnis Pengolahan Produk Turunan Minyak atsiri di Huurun Natural Perfumery Kota Depok, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, April 2017 Erdi Prtama NIM H Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

3 ABSTRAK ERDI PRATAMA. Rencana Bisnis Pengolahan Produk Turunan Minyak atsiri di Huurun Natural Perfumery Kota Depok, Jawa Barat. Dibimbing oleh SUHARNO. Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas non-migas potensial yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dengan nilai ekspor mencapai lebih dari 12 juta dollar Amerika pada tahun Minyak atsiri merupakan bahan baku penting dalam industri kosmetik dan parfum. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rencana bisnis untuk Huurun Natural Perfumery yang merupakan pemain baru dalam industri kosmetik dan parfum. Produk yang diproduksi Huurun Natural Perfumery adalah parfum, aromaterapi dan perawatan wajah atau kulit. Target pasar yang dituju adalah kelas menengah atas yang gemar produk alami dan islami. Studi kelayakan bisnis menunjukkan nilai NPV Rp ,00, Gross Benefit-Cost Ratio 1,06, Net Benefit-Cost Ratio 2,36, dan IRR 33%, dan Payback Period 3 tahun. Keuntungan mulai diperoleh pada tahun ketiga sebesar di tahun ketiga sebesar Rp , pada tahun keempat diperoleh sebesar Rp , dan pada tahun kelima Rp Maka, dapat disimpulkan bahwa Huurun Natural Perfumery merupakan bisnis yang layak untuk dijalankan dan menguntungkan. Keyword: Huurun, minyak atsiri, rencana bisnis, kelayakan bisnis ABSTRACT ERDI PRATAMA. Business Plan of Essential Oil Derivative Product Processing in Huurun Natural Perfumery, Depok, West Java. Supervised by SUHARNO. Essential oil is one of indonesian non oil and gas potential commodity that determined by Indonesia Ministry of Trade with export value more than 12 million US dollar in Essential oil is an important material for cosmetic and perfumery industry. Main purpose of this research was to create business plan for Huurun Natural Perfumery business. Huurun Natural Perfumery products are perfumer, aromatheraphy, and skincare. The target market are middle-up class who are interested in natural and islamic product. Business feasibility study showed that NPV was Rp ,00, Gross B/C was 1,06, Net B/C was 2,36, IRR was 33%, and Payback Period was 3 years. Huurun Natural Perfumery could generate net profit Rp on third year, Rp on fourth year, and Rp on fifth year. It can be concluded that Huurun Natural Perfumery business is feasible and profitable. Keyword: Huurun, essential oil, business plan, business feasibility

4 RENCANA BISNIS PENGOLAHAN PRODUK TURUNAN MINYAK ATSIRI DI HUURUN NATURAL PERFUMERY, KOTA DEPOK, JAWA BARAT ERDI PRATAMA Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2017

5 Scanned by CamScanner

6 PRAKATA Hal pertama yang ingin penulis sampaikan adalah rasa puji dan syukur yang mendalam sepenuhnya kepada Allah subhanahu wata ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Topik yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2017 ini ialah perencanaan bisnis, dengan judul Rencana Bisnis Pengolahan Produk Turunan Minyak atsiri di Huurun Natural Perfumery Kota Depok, Jawa Barat. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Suharno, M.Dev selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Muhaimin Iqbal, Saudari Hana Mardliyah, Saudari Ayu Aji dan Saudari Aisyah Herlia yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya serta teman- teman Agribisnis yang telah membantu dan mendukung penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, April 2017 Erdi Pratama

7 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Peneltian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5 TINJAUAN PUSTAKA 5 Kegunaan Minyak Atsiri 5 Rencana Bisnis 6 KERANGKA PEMIKIRAN 7 Kerangka Pemikiran Teoritis 7 Produk Olahan Berbahan Dasar Minyak Atsiri 7 Rencana Bisnis 8 Rencana Pemasaran 8 Rencana Produksi (Operasional) 9 Rencana Manajemen dan Sumberdaya Manusia 10 Rencana Keuangan 11 Analisis Risiko 13 Kerangka Pemikiran Operasional 13 METODOLOGI PENELITIAN 14 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 Jenis dan Sumber Data 15 Metode Pengumpulan Data 15 Metode Analisis Data 15 Analisis Non Finansial 16 Analisis Finansial HASIL DAN PEMBAHASAN 18 Gambaran Umum Rencana Bisnis 18 Asumsi Dasar Rencana Bisnis 19 Rencana Pemasaran 20 Rencana Operasional 26 Rencana Organisasi 33 Rencana Keuangan 36 Analisis Risiko 39 SIMPULAN DAN SARAN 40 Simpulan 40 Saran 41 DAFTAR PUSTAKA 42 LAMPIRAN 44

8 DAFTAR TABEL 1 Tanaman minyak atsiri di Indonesia 2 2 Konsumsi global flavours dan fragrances berdasarkan 21 wilayah tahun Pembagian segmentasi target pasar di pasar Huurun.com 22 4 Daftar harga prduk 24 5 Perbandingan rencana strategi pemasaran Huurun Natural Perfumery dengan Pavettia Skincare 25 DAFTAR GAMBAR 1 Mata rantai perdagangan minyak atsiri di Indonesia 1 2 Grafik lonerja ekspor minyak atsiri Indonesia Januari-Mei dan Mata rantai nilai minyak atsiri 3 4 Grafik penjualan Huurun Natural Perfumery tahun Kerangka pemikiran operasional 5 6 Logo Huurun Natural Perfumery 18 7 Parfum cair dan solid 23 8 Produk aromaterapi 24 9 Produk perawatan wajah dan kulit Tahapan pemesanan dan produksi Huurun.com Desain kemasan berlabel halal Proses persiapan bahan baku Skema produksi Huurun Naturak Perfumery Proses pemilihan bahan karier Proses peracikan minyak atsiri Proses pengemasan minyak atsiri Piper tetes Tabung elemeyer Gelas ukur Medical glass-brown Heater Skema scentsight Tata letak bangunan usaha Organigram perusahaan 34

9 DAFTAR LAMPIRAN 1 Dokumen perizinan PT (Perseroan Terbatas) 44 2 Daftar minyak atsiri yang digunakan 44 3 Rincian biaya investasi 44 4 Penyusutan barang investasi 46 5 Biaya operasional dalam lima tahun 47 6 Perhitungan BEP produk parfum 48 7 Perhitungan BEP produk skincare 48 8 Perhitungan BEP produk aromaterapi 49 9 Harga pokok penjualan Laporan laba rugi Cashflow Huurun Natural Perfumery Perkiraan permintaan produk dalam lima tahun Sumber informasi harga 58

10 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Minyak atsiri adalah campuran kompleks dari senyawa yang memiliki sifat mudah menguap, dihasilkan oleh seluruh tanaman atau bagian tertentu dari tanaman (Buchbauer et al, 2010). Minyak atsiri dikenal sebagai salah satu produk alam yang paling berharga, hal ini dikarenakan manfaatnya untuk bebagai industri seperti industri kesehatan atau kecantikan dan harga yang tinggi mengikuti permintaan pasar. Harga minyak atsiri yang dapat dibeli di pasar sangat tergantung pada kualitas produk. Kualitas tersebut tergantung pada variasi kuantitatif dan kualitatif dari komponen penyusun yang berbeda, sesuai dengan asal dan waktu panen tanaman penghasil minyak atisiri tersebut (Popp et al, 2004). Menurut Julianto (2016) Indonesia dengan keanekaragaman tanaman yang dimiliki memiliki potensi besar dalam produksi minyak atsiri. Komoditi minyak atsiri yang diperdagangkan di dalam negeri Indonesia dalam bentuk crude essential oil yang sebagian besar diproduksi oleh petani minyak atsiri atau industri penyulingan kecil. Mata rantai perdagangan minyak atsiri di Indonesia relatif panjang berawal dari petani produsen dan berakhir pada eksportir, dengan variasi seperti dapat dilihat pada skema rantai tata niaga pada Gambar 1. Gambar 1 Mata rantai perdagangan minyak atsiri di Indonesia Sumber: Julianto, 2016 Sebagai alternatif pengolahan lanjutan dari sebuah tanaman, minyak atsiri dapat menghilangkan kelemahan produk pertanian pada umunya yakni besar, menggunakan banyak ruang, dan tidak tahan lama. Untuk mengatasi karakteristik tersebut, pengolahan minyak atsiri dapat menjadi jawaban untuk masalah ini. Hal ini karena terjadi penciptaan nilai pada tahap pengolahan. Penciptaan nilai merupakan setiap proses yang dapat memberikan nilai tambah bagi sebuah produk. Sebagai salah satu produk pertanian olahan bernilai tambah tinggi, seharusnya minyak atsiri dapat menjadi komoditas olahan pertanian utama di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2011) yang dikutip dari Dr. Meika Syahbana Rusli, Indonesia memiliki setidaknya 39 tanaman potensial penghasil minyak atsiri berkualitas tinggi yang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, kecantikan, dan bahan makanan. Data dapat dilihat pada Tabel 1.

11 2 Tabel 1 Kegunaan minyak atsiri asal Indonesia No Nama komersial Manfaat 1 Agarwood oil Parfum, kosmetik, farmasi 2 Bangle oil Farmasi 3 Basil oil Farmasi, makanan, pestisida 4 Black pepper oil Bumbu, antibiotik 5 Cajuput oil Farmasi 6 Calamus oil Farmasi 7 Cananga oil Aromaterapi, parfum, kosmetik 8 Cardamon oil Farmasi 9 Celery oil Bumbu, farmasi 10 Cinnamon bark oil Bumbu 11 Citronella oil Bumbu, parfum, sabun 12 Clausena oil Farmasi, parfum, rokok, permen karet, pasta gigi 13 Clove oil Bumbu, parfum, rokok 14 Coriander oil Makanan, farmasi 15 Commint oil Bumbu, parfum, pasta gigi, permen 16 Cubeb oil Makanan, bumbu, sabun, deterjen, parfum, farmasi 17 Curcuma oil Bumbu, farmasi 18 Fennel oil Bumbu, sabun, kosmetik, parfum, farmasi 19 Ginger oil Bumbu, farmasi 20 Jasmine oil Parfum, aromaterapi, kosmetik 21 Kaempferia oil Farmasi 22 Lajagua oil Farmasi 23 Lemongrass oil Farmasi, makanan, pestisida 24 Lime oil Makanan, farmasi 25 Litsea cubeba Farmasi, aromaterapi 26 Massoia oil Bumbu 27 Lawang oil Balsem 28 Native mhrthnie oil Farmasi 29 Nutmeg oil Bumbu, rokok 30 Palmarosa oil Farmasi 31 Patchoulli oil Senyawa pengikat 32 Piper oil Farmasi, antiseptik 33 Rose oil Parfum, bumbu, permen, pemanis 34 Rosemary oil Farmasi 35 Sandalwood oil Antibiotik, antiseptik, desinfektan 36 Turpentine oil Kosemetik, pelarut car dan minyakm antiseptik, farmasi 37 Vetiver oil Farmasi, sabun, kosmetik, senyawa pengikat 38 Wintergreen oil Parfum, farmasi, bumbu 39 Yiang-yiang oil Parfum Sumber: Trubus, 2009 (diolah)

12 Tabel 1 menunjukkan bahwa minyak atsiri memiliki berbagai macam manfaat, tergantung dari jenis tumbuhan yang diambil hasil sulingan minyaknya. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam perisa (penyedap rasa/flavour) maupun pewangi. Industri kosmetik dan parfum menggunakan minyak atsiri sebagai bahan pewangi, pembuatan sabun, pasta gigi, shampoo, dan lotion. Industri makanan menggunakan minyak atsiri setelah mengalami pengolahan sebagai perisa atau menambah cita rasa. Industri farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, dan pembunuh bakteri. Selain itu, pada Gambar 2 dibawah, menunjukkan bahwa minyak atsiri merupakan salah satu komoditas non-migas potensial yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dengan nilai ekspor mencapai lebih dari 12 juta dolar Amerika pada Mei Negara yang menjadi tujuan ekspor meliputi Amerika Serikat, Amerika Utara, Asia, dan Eropa. 3 Gambar 2 Grafik ekspor minyak atsiri Indonesia Januari-Mei 2015 dan 2016 Sumber: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2017 Menurut Gunawan (2009) selaku ketua Dewan Atsiri Indonesia, meskipun banyak jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi di Indonesia, baru sebagian kecil jenis produk turunan yang telah berkembang dan sedang dikembangkan di Indonesia, salah satunya olahan parfum. Hingga saat ini tidak ada satupun produsen parfum di Indonesia yang mampu memproduksi parfum dengan kualitas baik. Sehingga, Indonesia menjadi salah salah satu pengimpor parfum dan produk turunan lain. Hal ini menunjukkan Industri pangan, farmasi dan kosmetik dalam negeri seharusnya merupakan pasar produk turunan minyak atsiri. Potensi pasar yang besar tersebut belum dimanfaatkan. Mata rantai nilai minyak atsiri dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Mata rantai nilai minyak atsiri Sumber: Julianto, 2016

13 4 Pada skema mata rantai di atas dijelaskan bahwa produksi minyak atsiri dapat menggunakan bahan baku alami ataupun kimia, kemudian diproses hingga menjadi bahan aroma yang merupakan bahan baku untuk proses peracikan hingga menjadi produk akhir. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam pengolahan bahan baku minyak atsiri menjadi produk akhir adalah Huurun Natural Perfumery dibawah naungan PT. Sumber Daya Informasi sebagai pemodal ventura. Huurun Natural Perfumery tergolong perusahaan baru yang dirintis pada bulan Agustus 2016 dan mulai beroperasi pada Oktober Produk yang dihasilkan adalah berbagai produk olahan berbahan baku minyak atsiri, yaitu parfum alami, aromaterapi, dan perawatan wajah atau kulit (Skincare). Produk dijual secara online melalui website huurun.com. Sebagai perusahaan baru, Huurun Natural Perfumery memiliki potensi untuk menjadi salah satu pemain penting dalam industri pengolahan produk turunan minyak atsiri. Maka dari itu, diperlukan pemembuatan rencana bisnis untuk meningkatkan skala bisnis. Rencana bisnis tersebut meliputi rencana pemasaran, rencana operasional, rencana organisasi, rencana keuangan, dan analisis resiko potensial. Perencanaan bisnis dapat digunakan baik dalam membangun bisnis baru atau mengembangkan bisnis yang sudah ada. Rumusan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak atsiri yang cukup penting. Namun, masih kurangnya usaha pengolahan menjadi produk jadi untuk meningkatkan nilai tambah minyak atsiri, salah satunya adalah parfum. Sebagai pemain baru, Huurun Natural Perfumery memiliki potensi menjadi pemain penting pada industri pengolahan produk turunan minyak atsiri di Indonesia. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki akses terhadap bahan baku, sumberdaya, dan teknologi terkini Gambar 4 Grafik penjualan (dalam unit) Huurun Natural Perfumery tahun 2016 Sumber: Wawancara Namun, perusahaan masih berusia kurang dari satu tahun dan berdasar data penjualan 2016 diatas menunjukkan bahwa penjualan produk masih rendah. Selain itu, saat ini produk dijual dengan harga Rp ,00 yang menyebabkan beberapa produk memiliki margin keuntungan kecil sehingga usaha mengalami kerugian jika harga tidak ditingkatkan atau mencari bahan baku yang lebih murah. Hal tersebut 92 Oktober November Desember 70

14 dikarenakan perusahaan belum memiliki rencana bisnis kedepan yang didalamnya temasuk pemasaran, operasional, manajemen, keuangan dan risiko yang berpotensial menganggu bisnis. Sehingga perlu dilakukan perencanaan bisnis terkait pengembangan usaha Huurun Natural Perfumery. Berdasarkan uraian di sebelumnya, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana rencana bisnis Huurun Natural Perfumery dilihat dari aspek pasar, aspek operasional, aspek manajemen, aspek keuangan, dan risiko yang berpotensial? 5 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dipaparkan, penelitian ini bertujuan untuk membuat rencana bisnis (business plan) Huurun Natural Perfumery. Pembuatan Business Plan terdiri dari rencana pemasaran, operasional, manajemen, analisis finansial dan resiko. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain: 1. Bagi pihak-pihak melakukan usaha pengolahan produk turunan minyak atsiri, penelitian ini dapat menjadi referensi atau pun acuan informasi. 2. Bagi penulis, rancangan bisnis yang dibuat dapat dijadikan pedoman dan acuan untuk menjalankan bisnis selanjutnya. 3. Bagi pembaca, sebagai tambahan pengetahuan dan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji rencana bisnis pembuatan olahan produk turunan alami dari minyak atsiri pada perusahaan Huurun Natural Perfumery di Depok. Penelitian ini dimaksudkan agar kedepannya dapat dibuat suatu usaha pengolahan minyak atsiri menjadi produk akhir untuk meningkatkan nilai jual minyak atsiri. Aspek perencanaan bisnis yang dianalisis meliputi rencana pemasaran, rencana produksi, rencana manajemen dan sumberdaya manusia, analisis risiko dan ketidakpastian, serta rencana keuangan.

15 6 TINJAUAN PUSTAKA Kegunaan Minyak Atsiri Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman, yaitu, dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rizoma. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau terdapat dibuat secara sintetis. Richards (1944) dalam Ginting (2004) untuk memperoleh minyak atsiri dengan kualitas terbaik, diperlukan teknologi untuk melakukan penyulingan minyak atsiri dari tanaman atsiri. Penelitian yang dilakukan oleh Ali, et al (2015) tentang kegunaan minyak atsiri dalam efek aromaterapi menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan bahan penting dalam produk aromaterapi, kosmetik, dan untuk kegiatan spiritual tertentu. Produk-produk tersebut menggunakan minyak atsiri sebagai bahan utama untuk memberikan efek terapi melalui wewangian. Dalam penggunaannya, minyak atsiri dapat digunakan untuk berbagai bahan baku produk dengan efek yang berbeda. Pertama, bahan kosmetik dengan memberikan efek membersihkan, melembutkan, dan peremajaan kulit. Kedua, minyak untuk pemijatan dengan efek relaksasi. Ketiga, aromaterapi dengan efek memberikan ketenangan dan dapat menjadi terapi tertentu untuk pernafasan. Dalam industri farmasi, campuran minyak atsiri tertentu dapat digunakan untuk menciptakan efek anti bakteri, anti jamur, anti virus, anti tumor, anti oksidan, pengusir serangga, dan untuk stimulasi hormon dalam tubuh manusia. Beberapa tanaman penghasil minyak atsiri yang disebutkan mampu memberikan efek aromaterapi berdasar penelitian diatas adalah clary sage eucalyptus, geranium, lavender, lemon, peppermint, rosemary, tea tree, dan ylangylang. Rencana Bisnis Penelitian yang telah dilakukan oleh Putra (2014) tentang Rencana Bisnis teh rosella di Bogor menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi rencana bisnis, yaitu permintaan, pengembangan produk, kapasitas produksi, tempat produksi, teknologi, manajemen bisnis, dan kelayakan bisnis (NPV, IRR, Net B/C Ratio, PP, dan BEP). Penelitian lain oleh Natakusuma (2016) tentang Rencana Bisnis Keripik Singkong, mengatakan bahwa permintaan, produk, tempat produksi, produksi dan kapasitas, dan kelayakan finansial (NPV, BEP, Net B/C Ratio, dan PP) adalah beberapa faktor yang mempengaruhi bisnis. rencana bisnis yang tepat akan membantu untuk menganalisis faktor-faktor tersebut dan memudahkan pengambilan keputusan. Sementara penelitian yang telah dilakukan oleh Ferliant (2015) tentang Rencana Bisnis pembuatan papan partikel, mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi rencana bisnis yang permintaan, pengembangan produk, strategi pemasaran, manajemen, rencana keuangan, dan kelayakan keuangan (NPV, IRR, dan Net B/C). Penelitian ini menunjukkan bahwa rencana bisnis akan membantu

16 pengusaha koperasi (wirakoperasi) untuk membuat keputusan dan menunjukkan peran pengusaha koperasi menuju kesuksesan organisasi. Ada beberapa unsur umum dalam rencana bisnis seperti aspek pasar, aspek operasional, aspek organisasi dan manajemen, aspek sumber daya manusia, dan aspek keuangan, yang ditulis dalam rencana bisnis dari penulis Putra (2014), Natakusuma (2016), dan Ferliant (2015). Putra (2014) menambahkan pengembangan produk sebagai salah satu elemen dengan membuat deversifikasi. Hasil penelitian mereka adalah rencana bisnis yang terdiri dari profil perusahaan, deskripsi produk, rencana pemasaran, rencana teknis, rencana pengelolaan, dan rencana keuangan. Ada juga beberapa asumsi umum yang digunakan sebelum menentukan rencana keuangan seperti kehidupan ekonomi bisnis, biaya operasional, kapasitas produksi, dan produk yang dijual. 7 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis pada penelitian ini didasarkan atas permasalahan yang dihadapi. Dasar pemikiran utama kerangka teoritis ini adalah potensi dari minyak atsiri yang dapat dikembangkan sebagai bisnis. Penelitian ini dilakukan dengan merancang sebuah rencana bisnis pemanfaatan dan pengolahan minyak atsiri untuk menganalisis aspek non finansial serta aspek finansial. Produk Olahan Berbahan Dasar Minyak Atsiri Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Minyak atsiri dikenal sebagai salah satu produk alam yang paling berharga, hal ini dikarenakan manfaatnya untuk bebagai industri seperti industri kesehatan atau kecantikan dan harga yang tinggi mengikuti permintaan pasar. Di Indonesia banyak dibuat jenis-jenis minyak atsiri, seperti minyak nilam, minyak cengkeh, minyak pala, minyak lada, minyak sereh dan lain-lain (Guenther, 1987) dalam Ginting (2004). Meskipun banyak jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi di Indonesia, baru sebagian kecil jenis produk turunan yang telah berkembang dan sedang dikembangkan di Indonesia (Gunawan, 2009). Dalam penerapannya pada olahan produk turunan, penggunaan minyak atsiri untuk produk kosmetik, khususnya parfum atau aromaterapi dapat dibedakan menjadi 5, yaitu sebagai berikut: 1. Body Spray atau Splash Produk dengan kandungan minyak atsiri 1-3 persen. Dikenal sebagai splash untuk pemasaran bagi pria, dan dikenal sebagai body spray untuk pemasaran bagi wanita 2. Eau de Cologne Produk dengan kandungan minyak atsiri 4-6 persen. 3. Eau de Toilette Produk dengan kandungan minyak atsiri 7-10 persen.

17 8 4. Eau de Parfum Produk dengan kandungan minyak atsiri persen. 5. Perfume Extrait Produk dengan kandungan minyak atsiri 20-40%. Namun, produk ini jarang dijual dipasar karena harganya yang sangat mahal akibat kandungan minyak atsiri yang tinggi. Kemudian dalam kandungan komposisi produk, minyak atsiri dibedakan menjadi tiga karakteristik. Pertama, top notes yaitu minyak atsiri yang paling mudah menguap dan terciup aromanya. Kedua, heart notes sebagai penyeimbang komposisi aroma. Ketiga, base notes yaitu minyak atsiri yang memiliki aroma tahan lama. Selain minyak atsiri, produk olahan perlu ditambah bahan karier yang berguna untuk melindungi kulit dari efek alergi jika kulit memilikinya, membawa aroma minyak atsiri, dan melarutkan minyak atsiri agar menjadi satu. Bahan karier yang umum digunakan adalah alkohol, minyak, dan lilin (Andriot dan Middleton, 2013). Rencana Bisnis Setiap aktivitas bisnis perlu dimulai dengan sebuah perencanaan yang matang, sehingga dapat diwujudkan sebuah aktivitas bisnis yang optimal dan memiliki prospek yang baik. Karena itu, menurut Brown (2016) perencanaan bisnis merupakan langkah untuk menghasilkan kerangka kerja yang berguna untuk membantu konsep berpikir tentang berbagai isu yang mendukung keberhasilan setiap usaha baru. Pada pelaksanaannya, Lawrence dan Moyes (2004) menjelaskan secara garis besar perencanaan bisnis terdiri dari beberapa bagian yang nantinya dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan, yakni: 1. Ringkasan Eksekutif 2. Visi dan Misi Perusahaan 3. Penjelasan produk atau jasa 4. Analisis lingkungan Industri 5. Recana pemasaran 6. Manajemen Organisasi 7. Rencana keuangan dan pendanaan Rancangan tersebut dibuat untuk mencapai tiga tujuan utama. Pertama, untuk membantu mempersiapkan dan menentukan langkah kerja dalam mewujudkan ide bisnis. Kedua, setelah bisnis berjalan, rencana bisnis dapat menjadi salah satu alat yang membuat bisnis tetap berjalan sebagaimana mestinya sesuai rencana untuk mencapai tujuan bisnis. Ketiga, rencana bisnis dapat menjadi proposal untuk meraih pendanaan sebagai modal pelaksanaan bisnis. Dalam hal ini, dapat digunakan untuk meyakinkan pemilik modal untuk memberikan dana investasi (Solihin, 2007). Rencana Pemasaran Sebelum melaksanakan bisnis, penting dilakukan analisis terhadap aspek pasar potensial yang akan dimasuki oleh produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga akan diketahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud (Nurmalina et al, 2010).

18 Analisis pasar merupakan suatu analisis untuk mempelajari berbagai masalah pasar. Analisis pasar meliputi segmenting, targeting dan positioning. Segmenting pasar adalah pembagian pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan atas kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah. Targeting adalah proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa segmen pasar yang dinilai paling menarik. Positioning adalah cara agar produk dapat masuk ke pasar dengan lebih mudah dan berbeda dengan pesaing, sehingga konsumen yang telah ditarget dapat tertarik dengan produk tersebut (Solihin, 2007). Analisis pasar yang meliputi segmenting, targeting dan positioning tersebut dapat diterapkan dengan membuat strategi bauran pemasaran (marketing mix strategy), terdapat empat aspek yang dianalisis yaitu sebagai berikut: 1. Product (produk) Aspek ini terdiri dari spesifikasi produk yang akan ditawarkan oleh suatu perusahaan seperti bentuk kemasan, pelabelan, merk produk, serta informasi lain mengenai produk tersebut. Selain itu, ide-ide dan pengembangan produk variasi juga merupakan aspek yang harus dianalisis. 2. Price (harga) Secara teoritis, penetapan harga meliputi analisis kompetitif; strategi penetapan harga, tingkat dan perubahan harga, target pasar; diskon, pemberian kupon berhadiah, kebijaksanaan penjualan, metode atau cara pembayaran. 3. Place (tempat) Aspek ini terdiri dari lokasi cakupan penjualan maupun pendistribusian produk, manajemen penyimpanan, manajemen integrasi vertikal dan horizontal, standar tingkat pelayanan serta ketersediaan fasilitas. 4. Promotion (promosi) Aspek promosi dalam strategi bauran pemasaran ini terdiri dari pemilihan media promosi, pemilihan cara penjualan, tema posisi pasar serta manajemen dan posisi produk. Rencana Produksi (Operasional) Rencana produksi menjelaskan antara lain proses produksi, bagaimana perusahaan menjaga kualitas produk, bagaimana perusahaan memperoleh pasokan bahan baku, pertimbangan pemilihan lokasi pabrik dan anggaran produksi (Solihin, 2007). 1. Perencanaan Produk Proses perencanaan produk diawali dengan pengenalan terhadap kebutuhan pasar. Produk yang dijual dapat berupa fresh product, intermediate product atau final product. Fresh product adalah produk segar yang belum dilakukan pemrosesan terlebih dahulu. Fresh product umumnya tidak menghasilkan margin yang tinggi bagi pelakunya, karena tidak memiliki nilai tambah. Intermediate product adalah produk yang telah diproses namun memerlukan proses selanjutnya untuk kemudian dijual kepada konsumen akhir. Intermediate product umumnya dipasarkan pada industri manufaktur produk akhir. Final product adalah produk yang langsung dapat dikonsumsi atau digunakan langsung oleh konsumen akhir. 2. Perencanaan Kapasitas dan Teknologi 9

19 10 Pemilihan jenis teknologi harus ditentukan secara spesifik dengan beberapa kriteria seperti ketepatan jenis teknologi, kamampuan pengetahuan penggunaan teknologi dan pertimbangan akan adanya teknologi lanjutan (Nurmalina et al 2010). 3. Penentuan Lokasi dan Layout Penentuan lokasi merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan dengan dengan memperhatikan sumber daya yang akan dipakai baik sumber daya bahan baku, sumber daya manusia, transportasi dan dampak terhadap lingkungan sekitar (Nurmalina et al, 2010). Tata letak (layout) merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitasfasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Tata letak mencakup urutan-urutan proses produksi, mulai dari proses bahan baku menjadi barang jadi. Rencana Manajemen dan Sumberdaya Manusia (Organisasi) Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Tujuan dari aspek manajemen adalah untuk menentukan apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dikatan layak atau sebaliknya (Umar, 2009). Aspek manajemen mencakup bentuk badan usaha, visi dan misi, struktur organisasi, deskripsi pekerjaan serta sistem upah dan gaji. Rencana sumber daya manusia berisi uraian mengenai jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, spesifikasi yang dibutuhkan oleh masing-masing personel tersebut dilihat dari pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan, anggaran tenaga kerja dan lain-lain (Solihin 2007). 1. Aspek Legal dan Ruang Lingkup Usaha Mendirikan suatu usaha perlu dilakukan pembentukan badan usaha serta melakukan pendaftaran ijin usaha. Bentuk badan usaha berkaitan dengan aspek hukum dalam hal pendirian suatu usaha. Bentuk badan usaha salah satunya dapat berupa Perseroan Terbatas (PT). 2. Struktur Organisasi Struktur organisasi menggambarkan tentang hierarki kepengurusan dari organisasi bisnis. Struktur organisasi terdiri dari susunan bagian-bagian yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi bisnis tersebut. Pada struktur organisasi akan digambarkan hubungan kerja antara orang yang satu dengan yang lainnya dengan memperhatikan aturan bentuk badan hukum dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. 3. Deskripsi Pekerjaan Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tenaga kerja maupun pengurus perusahaan dipaparkan dalam bentuk deskrips kerja. Desain pekerjaan yang tergambar dari muatan pekerjaan (job content), uraian pekerjaan (job description), tugas yang harus dilaksanakan, wewenang yang dimiliki serta tanggung jawab dari pemegang jabatan akan menentukan persyaratan jabatan tertentu yang memerlukan kemampuan, keahlian yang terdiri atas keahlian konseptual, keahlian teknik, keahlian bersosialisasi, keahlian computer serta sikap tertentu dari sumber daya manusia yang akan terlibat dalam kegiatan produksi. 4. Gaji

20 Tenaga kerja merupakan faktor penting dari usaha, imbalan atas jasa yang dilakukan oleh seluruh tenaga kerja maupun pengurus perusahaan yakni berupa gaji dan upah. Gaji merupakan imbalan yang diberikan dengan jumlah yang tetap setiap bulannya. 11 Rencana Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang sangat penting dalam membuat rencana usaha. Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu kelayakan perencanaan usaha adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan usaha untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai keberlanjutan usaha untuk dapat berkembang (Umar, 2009). Selanjutnya Umar (2009) juga menambahkan bahwa bisnis dikatakan sehat apabila dapat memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Rencana keuangan ini meliputi arus kas (cash flow), proyeksi laba rugi, perhitungan titik impas (BEP), kriteria investasi meliputi Net Present Value (NPV), Gross Benefit- Cost Ratio (Gross B/C), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP). 1. Arus Kas (Cash flow) Aspek finansial dapat digambarkan melalui proyeksi arus kas pada saat bisnis tersebut dijalankan. Proyeksi arus kas dibutuhkan agar para investor dapat melihat tingkat keuntungan yang akan didapatkan. Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode. Menurut Nurmalina et al (2010), arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Suatu arus kas terdiri dari beberapa unsur yang nilainya disusun berdasarkan nilai tahapan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari komponen inflow (arus penerimaan), outflow (arus pengeluaran), Net Benefit (manfaat bersih) dan Incremental Net Benefit (manfaat bersih tambahan). Komponen inflow meliputi nilai produksi total, penerimaan pinjaman, grants (bantuan), nilai sewa dan salvage value (nilai sisa). Komponen outflow terdiri dari biaya investasi, biaya operasional, pajak dan debt service (bunga pinjaman). 2. Proyeksi laba rugi Analisis laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu (Nurmalina et al, 2010). Laporan laba rugi terdiri dari beberapa komponen yaitu Total Revenue (TR), Total Fixed Cost (TFC), Total Variable Cost (TVC), laba kotor, pajak dan laba bersih setelah pajak. Pendapatan bersih atau laba adalah apa yang tersisa setelah dikurangkan dengan pengeluaran pengeluaran yang timbul di dalam memproduksi barang dan jasa atau penerimaan yang diperoleh dengan menjual barang dan jasa tersebut. Melalui laporan laba rugi, perusahaan dapat memperoleh informasi keuangan mengenai usaha yang dijalankan, apakah usaha tersebut memberikan keuntungan atau sebaliknya. Laporan laba rugi dapat diperoleh dari selisih antara

21 12 penerimaan dengan biaya biaya yang telah dikeluarkan untuk usaha tersebut pada periode tertentu. 3. Break Event Point (BEP) Break Event Point (BEP) disebut juga sebagai titik impas merupakan suatu keadaan pada kondisi titik impas yang terjadi ketika penjualan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan sehingga pada kondisi ini perusahaan tidak mengalami kerugian maupun mengalami keuntungan (P=ATC minimum). Dengan kata lain pada kondisi ini kerugian dan keuntungan sama dengan nol. Perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Break Even Point (BEP) atau titik impas merupakan unsur sangat penting dalam penyusunan analisis keuangan usaha. Perhitungan titik impas bertujuan melihat berapa unit yang harus dijual atau berapa uang yang harus dihasilkan oleh perusahaan agar mencapai titik impas dan tidak rugi. (Nurmalina et al 2010) 4. Kriteria Investasi Analisis finansial adalah analisis kelayakan yang melihat dari sudut pandang petani sebagai pemilik. Analisis finansial diperhatikan didalamnya adalah dari segi cash-flow yaitu perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross-sales) dengan jumlah biaya-biaya (total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek. Aspek finansial yang perlu dianalisis untuk menyusun suatu perencanaan bisnis terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), dan Payback Period (PP) (Nurmalina et al 2010). 1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara total present value penerimaan (benefit) dengan total present value pengeluaran (cost) atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Suatu bisnis dikatakan layak atau dapat memberi keuntungan apabila nilai NPV lebih dari 0 (NPV>0). 2. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang akan dicapainya. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari Discount Rate (DR) atau tingkat suku bunga yang berlaku. 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara manfaat bersih bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu bisnis dikatakan layak apabila nilai Net B/C Rasio lebih besar dari 1 (Net B/C Rasio>1). Hal ini berarti keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih besar daripada kerugian yang dialami. 4. Gross Benefit Ratio (Gross B/C) Gross B/C ratio merupakan kriteria kelayakan lain yang biasa digunakan dalam analisis bisnis. Baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor (gross). Dengan menggunakan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima.

22 5. Payback Period Payback Period (PP) merupakan metode pelengkap dalam analisis finansial. Metode perhitungan ini dilakukan untuk menghitung seberapa cepat tingkat pengembalian modal dari bisnis tersebut. Semakin cepat tingkat pengembalian modal maka para investor akan semakin tertarik untuk berinvestasi pada bisnis tersebut. Analisis Risiko Risiko dapat diartikan sebagai kerugian yang mungkin timbul dalam sebuah usaha dan peluang kejadiannya dapat dikendalikan sedangkan ketidakpastian adalah kerugian yang mungkin timbul dalam sebuah usaha karena peluang kejadiannya sulit dikendalikan. Contoh resiko yang dihadapi perusahaan seperti menurunnya volume produksi yang diakibatkan karena kualitas bahan baku buruk. Contoh dari ketidakpastian seperti kebakaran dan bencana alam yang sulit dikendalikan peluang kejadiannya. Menurut Umar (2009) aspek fungsional perusahaan yang mungkin terdapat risiko adalah aspek pemasaran, aspek produksi, aspek sumber daya manusia dan aspek keuangan. 13 Kerangka Pemikiran Operasional Kerangka operasional menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian. Penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah potensi pengolahan minyak atsiri di Indonesia yang merupakan sepuluh komoditas nonmigas paling berpotensi menurut Kemendag. Dalam hal ini, Huurun Natural Pefumery merupakan usaha baru yang bergerak di bidang pengolahan minyak atsiri menjadi produk akhir. Melihat hal tersebut perencanaan bisnis yang baik diperlukan untuk membuat perusahaan mampu bergerak beroperasi memenuhi permintaan pasar. Diperlukan rencana bisnis untuk membuat usaha pengolahan minyak atsiri menjadi produk akhir seperti parfum, aromaterapi, dan skincare. Rencana yang telah dibuat tersebut dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan dan memiliki gambaran yang jelas. Rencana bisnis yang akan dijalankan meliputi rencana pemasaran, rencana produksi, rencana manajemen dan sumber daya manusia, analisis risiko, serta rencana keuangan yang mengkaji penyusunan arus kas, proyeksi laporan laba rugi, perhitungan titik impas (BEP), kriteria investasi meliputi NPV, Gross B/C, Net B/C, IRR dan Payback Period. Deskripsi dan ringkasan tentang bisnis akan mencakup gambaran umum tentang bisnis. Kemudian, aspek pasar akan berbicara tentang prospek pasar dan rencana pemasaran seperti bauran pemasaran. Dalam aspek teknis, akan ada pengembangan produk, skema produksi, kapasitas produksi, lokasi, dan rantai pasokan. Dalam aspek manajemen, akan ada badan usaha dan struktur organisasi dan manajemen sumber daya manusia. Dalam risiko analisis yang akan memberikan informasi tentang potensi risiko dan tindakan mitigasi. Dan yang terakhir adalah aspek keuangan yang digunakan untuk memberikan proyeksi tentang biaya dan keuntungan.

23 14 Hasil penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai pedoman bagi Huurun Natural Perfumery dalam menjalankan bisnis. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 5. Identifikasi Masalah Huurun Natural Perfumery Belum adanya perencanaan bisnis secara menyuluruh, dikarenakan merupakan perusahaan baru yang berdiri kurang dari satu tahun di bidang pengolahan minyak atsiri menjadi produk turunan Pembuatan Rencana Bisnis Analisis Non-Finansial Pemasaran Teknis Manajemen Risiko Analisis Finansial Biaya investasi dan operasional, Modal awal, Laba rugi Perkiraan permintaan Kriteria Investasi Rencana Bisnis Huurun Natural Perfumery Gambar 5 Kerangka pemikiran operasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Startup Center Jl. Juanda No 43 Depok. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dikarenakan lokasi tersebut

24 merupakan kantor pusat operasional dan pengolahan minyak atsiri milik Huurun Natural Perfumery. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 untuk pengambilan dan pengolahan data. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif diperoleh melalui wawancara dengan pelaku usaha dalam Huurun Natural Perfumery. Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil jumlah produksi, jumlah penjualan, harga produk, dan data lain yg berkaitan dengan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh dengan cara pengamatan langsung dilokasi penelitian, wawancara dan diskusi kepada pelaku usaha. Data sekunder diperoleh dari beberapa buku, skripsi, jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan materi penelitian, serta pengolahan data yang diperoleh dari dinas-dinas terkait Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag). 15 Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan diskusi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai potensi jumlah produksi, harga bahan baku, serta proses produksi yang dilakukan. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur melalui buku atau melalui penelusuran internet serta mengumpulkan informasi dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua analisis yaitu analisis non finansial dan analisis finansial. Analisis Non Finansial Analisis non finansial mengkaji mengenai rencana pemasaran, rencana produksi, rencana manajemen dan organisasi serta analisis resiko potensial. Rencana pemasaran terdiri dari analisis pasar yang meliputi segmenting, targeting, positioning serta analisis bauran pemasaran (Marketing Mix Analysis) yang terdiri atas Product, Price, Place dan Promotion. Rencana produksi meliputi rencana jumlah produksi, desain produk dan jasa, desain proses dan kapasitas, kualitas produk, rencana penggunaan teknologi serta penentuan lokasi dan layout. Rencana manajemen dan sumberdaya manusia meliputi aspek legal yang meliputi pembentukan badan usaha dan membuat ijin usaha, kebutuhan tenaga kerja, struktur organisasi, deskripsi masing-masing jabatan, serta sistem upah dan gaji.

25 16 Analisis Finansial Aspek keuangan merupakan aspek yang sangat penting dalam membuat rencana usaha. Aspek keuangan diperlukan untuk menilai kelayakan suatu usaha dari segi keuangan. Perencanaan keuangan yang baik akan membantu melihat gambaran yang lebih jelas tentang bisnis. Rencana keuangan ini meliputi arus kas (Cash flow), proyeksi laba rugi, perhitungan titik impas (BEP), kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu usaha meliputi Net Present Value (NPV), Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP). 1. Break Event Point (BEP) BEP adalah keadaan dimana suatu perusahaan berada dalam titik impas yaitu tidak memperoleh keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian (P = ATC minimum) dengan kata lain keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Berikut ini adalah rumus Break Even Point (BEP): FC Keterangan: FC : Biaya tetap VC : Biaya variabel Q : Jumlah produksi TR : Total pemasukan BEP(rupiah) = 1 VC Q 2. Net Present Value (NPV) Suatu bisnis dapat dinyatakan layak jika jumlah seluruh manfaat bersih yang diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan biaya disebut dengan manfaat bersih atau arus kas bersih. Suatu bisnis dinyatakan layak jika NPV lebih besar dari 0 (NPV > 0) yang artinya bisnis menguntungkan atau memberikan manfaat. Dengan demikian jika suatu bisnis mempunyai NPV lebih kecil dari 0 maka bisnis tersebut tidak layak untuk dijalankan (Nurmalina et al 2010). Berikut ini adalah rumus Net Present Value (NPV): Keterangan: Bt : Manfaat pada tahun t Ct : Biaya pada tahun t t : Tahun kegiatan bisnis (t=1) atau disebut juga tahun awal usaha dijalankan. Penentuan awal mula proyek pada tahun ke-1 adalah karena usaha yang dikembangkan merupakan unit bisnis yang ada sebelumnya sehingga tidak dibutuhkan persiapan atau waktu khusus untuk memulai pengembangan bisnis ini. i : Tingkat DR (persen)

26 3. Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C) Gross B/C ratio merupakan kriteria kelayakan lain yang biasa digunakan dalam analisis bisnis. Baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor (gross). Dengan menggunakan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima (Nurmalina et al 2010). Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: 17 Keterangan: Bt : Manfaat pada tahun t Ct : Biaya pada tahun t n : Umur bisnis i : Discount rate (persen) 4. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut (Nurmalina et al 2010). Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: Keterangan: Bt : Manfaat pada tahun t Ct : Biaya pada tahun t i : Discount rate (persen) t : Tahun kegiatan bisnis (t=1) atau disebut juga tahun awal usaha dijalankan 5. Internal Rate of Return (IRR) Internal rate of return IRR adalah tingkat Discount Rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persen. Internal rate of return (IRR) digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari opprtunity cost of capital (DR) (Nurmalina et al 2010). Dalam praktiknya, menghitung tingkat IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi diantara tingkat discount rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount rate yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif). Berikut rumus IRR: Keterangan: i1 : Discount Rate yang menghasilkan NPV positif i2 : Discount Rate yang menghasilkan NPV negatif NPV1 : NPV Positif NPV2 : NPV Negatif

27 18 Kriteria Kelayakan: Usaha dikatakan layak jika IRR> Discount Rate Usaha dikatakan tidak layak jika IRR < Discount Rate 6. Payback Period (PP) Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Bisnis dengan pacback period singkat atau cepat pengembaliannya termasuk kemungkinan besar akan dipilih. Masalah utama dari metode ini adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum yang disyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka pembanding. Secara normatif, tidak ada pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan payback maksimum ini. Dalam prakteknya, dipergunakan payback yang umumnya terjadi dari perusahaan yang sejenis (Nurmalina et al 2010). Kelemahan-kelemahan lain dari metode ini diantaranya yaitu: a. Diabaikannya nilai waktu mata uang (time value of money) b. Diabaikannya cash flow setelah periode payback Untuk mengatasi kelemahan yang pertama maka kadang dipakai discounted payback periode. Metode payback period ini merupakan metode pelengkap penilaian investasi. Keterangan: I : Besarnya biaya investasi yang diperlukan Ab : Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rencana Bisnis Deskripsi Umum Perusahaan Huurun Natural Perfumery adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan minyak atsiri menjadi berbagai produk turunan seperti parfum, aromaterapi, dan produk perawatan wajah atau kulit. Perusahaan didirikan oleh Bapak Muhaimin Iqbal dibawah naungan PT. Sumberdaya Informasi pada Agustus Produk yang dihasilkan merupakan racikan dari para peracik yang telah dilatih melalui kurikulum khusus dari Huurun Natural Perfumery yang dapat diakses secara terbuka di skillswhiz.com. Gambar 6 Logo Huurun Natural Perfumery

28 19 Sumber: Huurun.com Dengan dibukanya akses pelatihan peracikan parfum secara terbuka, diharapkan dalam jangka panjang produksi berada dirumah-rumah agar dapat memberdayakan masyarakat secara luas. Selain itu perusahaan bisa mendapatkan ramuan produk yang berasal dari masyarakat. Sehingga jenis produk dapat bertambah dengan cepat. Untuk menunjang pertambahan produk yang cepat dimasa mendatang, Huurun Natural Perfumery berfokus untuk memasarkan produk secara online melalui Huurun.com. Deskripsi Produk dan Lokasi Usaha Seluruh produk Huurun Natural Perfumery dihasilkan dari pengolahan minyak atsiri alami tanpa bahan baku kimia seperti alkohol atau minyak atsiri sintetik yang cukup sering digunakan dalam industri wewangian atau kosmetik. Produk diproses secara handmade oleh para peracik. Hingga saat ini, produk Huurun Natural Perfumery terbagi menjadi tiga kaetgori, yaitu parfum, dan aromaterapi, perawatan wajah atau kulit (Skincare). Selain itu, konsumen dapat memesan parfum khusus sesuai keinginan konsumen dengan menentukan sendiri aroma atau campuran minyak atsiri yang diinginkan. Kantor dan workshop Huurun Natural Perfumery berada di Startup Center Jl. Juanda No 43 Depok. Konsumen dapat membeli produk secara online di huurun.com atau mengunjungi kantor untuk membeli atau mencoba produk secara langsung. Visi dan Misi Visi Menjadi perusahaan kosmetika terdepan dengan bahan baku alami dan nilai islami yang mengedepankan pemberdayaan, dan pengembangan produk untuk memberikan nilai tambah pada konsumen. Misi 1. Menciptakan, memproduksi, dan memasarkan produk dengan kualitas terbaik berbahan baku alami. 2. Menumbuhkan rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap produk nasional di bidang kosmetika. 3. Membangun ekonomi umat melalui produk kosmetika dengan nilai islami. Asumsi Dasar Rencana Bisnis Asumsi dasar digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan proyeksi pnejualan dan perhitungan finansial. Berikut asumsi yang digunakan oleh Huurun Natural Perfumery: 1. Umur bisnis secara ekonomis adalah 5 tahun. Didasarkan pada peralatan dengan umur paling lama, yakni komputer kantor. 2. Seluruh modal didanai oleh PT. Sumber Daya Informasi sebagai pemodal ventura. Dengan asumsi perhitungan 5 tahun. 3. Komisaris beranggotakan satu orang yang sekaligus merupakan pimpinan PT. Sumber Daya Informasi. 4. Produk diracik secara handmade oleh para peracik. Terdapat 4 peracik tetap.

29 20 5. Sertifikasi BPOM, CPKB, dan Halal tetap diproses namun tidak menjadi prioritas karena Huurun Natural Perfumery tidak mentarget pasar retail yang menjadikan serfikasi sebagai kewajiban, melainkan online. 6. Biaya kepengurusan BPOM sebesar Rp CPKB sebesar Rp Halal sebesar Rp Produk terdiri dari 3 kategori, yakni Parfum (3 roll-on dan solid), Aromaterapi (3 roll-on), Skincare (3 ukuran 10ml dan 35ml). Total produk adalah 12 jenis. 8. Pada tahun pertama penjualan mencapai Rp dengan peningkatan 20 persen pada tahun kedua, 25 persen pada tahun ketiga, kemudian turun menjadi 20 persen pada tahun keempat, dan 15 persen pada tahun kelima. 9. Perhitungan harga pokok produksi (HPP) setiap produk dihitung secara manual dengan menjumlahkan harga setiap tetes minyak atsiri yang terkandung dalam produk. Dalam perhitungan, biaya penggunaan minyak zaitun atau beeswax diasumsikan sama. 10. Gaji karyawan perusahaan naik 15 persen per 2 tahun. 11. Biaya variabel bahan baku naik 15 persen tahun, dengan asumsi terjadi peningkatan kebutuhan bahan baku. 12. Biaya pemasaran tahun pertama adalah Rp dan meningkat 20% per tahun. 13. Pajak yang diberlakukan sebesar 1 persen dari peredaran bruto perusahaan (berdasarkan UU No.46 tahun 2013). 14. Pembuatan PT menggunakan layanan jasa dari LegalGo dengan biaya jasa dan dokumen keseluruhan Rp Tingkat discount rate yang digunakan adalah 4.75 persen mengacu kepada tingkat suku bunga deposito Bank Indonesia pada bulan Maret Rencana Pemasaran Analisis Pasar A. Peluang Pasar Produk Huurun Natural Perfumery adalah parfum, aromaterapi, dan perawatan wajah atau kulit, yang pada dasarnya merupakan produk kategori kosmetika.secara global, menurut laporan Overview of The Global Flavours and Fragrances 10th Edition oleh lembaga konsultan IAL, secara global nilai pasar mencapai US$23.6 miliyar pada 2015 dan meningkat 5.1 persen setiap tahunnya, sehingga diprediksi mencapai nilai US$30 miliyar pada tahun 2020.

30 Tabel 2 Konsumsi global flavours dan fragrances berdasarkan wilayah tahun (dalam jutaan dollar Amerika) Negara Tahun * ) Pertumbuhan (%) Afrika Asia Amerika Tengah Eropa Tengah Eropa Timur Timur Tengah Amerika Utara Amerika Selatan Eropa Barat 775, ,82 620,89 482,97 935,25 449, , , ,16 964, ,46 775,47 563, ,90 539, , , ,34 4,5 4,0 4,5 3,1 3,4 4,1 2,6 3,1 2,1 Total Global , ,97 3,2 Sumber: IAL Consultants, (2016) Berdasarkan data diatas, konsumsi regional Asia Pasifik akan meningkat 4 persen dan itu jumlah terbesar keempat setelah Afrika, Amerika Tengah, dan Timur Tengah. Hal ini membuktikan bahwa kategori produk wewangian adalah salah satu produk yang memiliki bisnis potensial untuk dikembangkan di Asia. Sedangkan menurut Cosmetics and Toiletries Market Overviews 2015 yang menyebutkan turunnya impor produk kosmetik di Indonesia pada tahun 2014 menjadi US$495.6 juta, yang sebelumnya mencapai US$567.3 pada tahun 2013, disebabkan melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar sejak November Padahal permintaan produk kosmetik di pasar akan terus meningkat persen per tahun. Melihat adanya peluang pasar akibat turunnya impor dan Indonesia yang merupakan salah satu produsen minyak atsiri terbesar, seharusnya dapat lebih mudah mendapatkan bahan baku yang kemudian diolah menjadi produk akhir dengan harga lebih kompetitif untuk memenuhi permintaan pasar domestik. 21 B. Segmenting, Targeting, Positioning (STP) 1. Segmenting Segmentasi pasar dari Huurun Natural Perfumery sendiri terbagi menjadi kelompok-kelompok konsumen potensial berdasarkan kriteria demografis, geografis, dan psikografis agar dapat terfokus dalam menjangkau pasar sehingga pelayanan setiap segmen ini diharapkan mampu mencapai kepuasan konsumen. Segmen yang dituju secara umum adalah segmen premium yang memiliki pengeluaran per bulan lebih dari Rp hingga Rp , atau dapat disebut kelas affluent dan lebih dari Rp keatas atau dapat disebut kelas elite, sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan oleh Boston Consulting Group (BCG). Hal ini didasarkan oleh analisis yang dilakukan BCG dalam Indonesia 2020:The Urban Middle-Class Millenials dengan menyebutkan bahwa pada tahun 2012, kelas affluent berjumlah 6.6 juta dan kelas elite berjumlah 2.5 juta penduduk. Kemudian kedua kelas tersebut akan

31 22 meningkat menjadi 16.5 juta penduduk untuk kelas affluent, dan 6.9 juta penduduk untuk kelas elite pada tahun Berikut adalah pembagian segmentasi target pasar Huurun Natural Perfumery berdasarkan kriteria demografis, geografis, psikografis, dan perilaku. Tabel 3 Pembagian segmentasi target pasar Hurrun Natural Perfumery Segmentasi Pasar Dimensi Variabel Rincian Geografis Wilayah Indonesia Demografis Psikografis Tingkah Laku Umur Jenis Kelamin Pendapatan Gaya Hidup Manfaat tahun Pria dan wanita >Rp per bulan Masyarakat yang gemar menggunakan produk alami tanpa bahan kimia sintetis. Memberi efek positif bagi kesehatan. Kulit memiliki sifat alergi terhadap alkohol atau bahan kimia sintetis. 2. Targeting Berdasarkan analisis segmentasi tersebut, produk Huurun Natural Perfumery menentukan target pasar dari kombinasi satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Target dari produk ini ialah masyarakat umum baik pria maupun wanita dengan rentang usia tahun yang berpendapatan menengah dan menengah ke atas dan secara umum tinggal di perkotaan Indonesia yakni Jabodetabek, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan. Target ini muncul karena masyarakat perkotaan dengan usia produktif memiliki kecenderungan menerapkan pola hidup sehat dan gemar memakai atau mengonsumsi produk berbahan alami. Hal ini diperkuat dalam laporan Asia Personal Care and Market Guide 2016 oleh International Trade Administration yang menyatakan terjadinya peningkatan tingkat pendapatan, karena tingkat pekerjaan dan upah minimum yang lebih tinggi, serta urbanisasi yang mendukung pertumbuhan kelas menengah, sehingga konsumen memberikan porsi lebih untuk membeli produk kosmetika atau perawatan. Sejalan dengan itu, permintaan untuk perawatan pribadi dan kosmetik, dan khususnya kulit, mengalami pertumbuhan yang cepat dan konsisten dari persen per tahun. Pada segmen pasar menengah bawah, lebih dari 50 persen didominasi oleh merek internasional seperti Unilever, L'Oreal dan Procter and Gamble. Namun, seiring meningkatnya pendapatan dan pertembuhan kelas menengah atas, muncul permintaan produk spesifik dan premium. Pasar tersebut merupakan peluang bagi Huurun Natural Perfumery. Dengan menerapkan penentuan targeting diatas, maka akan berimplikasi dalam pembuatan materi dan saluran promosi yang digunakan

32 agar sesuai dengan spesifik pasar yang dituju. Sehingga penggunaan dana pemasaran akan lebih efisien 3. Positioning Produk yang ditawarkan adalah parfum, aromaterapi, dan perawatan wajah atau kulit berbahan dasar minyak atsiri alami. Berbeda dengan produk yang berada dipasaran yang menggunakan bahan kimia sintetis dan alkohol pada produk wewangian yang dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan. Sedangkan produk Huurun Natural Perfumery justru dapat sekaligus menjadi obat dan menyehatkan. Dengan harga cukup tinggi dibanding produk lain dipasar dikarenakan bahan baku, Huurun Natural Perfumery mengambil posisi sebagai produk premium bernilai tinggi. Nilai produk yang ditawarkan adalah all natural, produk menggunakan sepenuhnya bahan baku alami tanpa bahan sintetis. Kedua, healthy, selain memiliki wangi yang harum, setiap produk memiliki efek yang baik untuk kesehatan. Tidak seperti alkohol yang memberikan efek buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang. Ketiga, syiar islam, secara spesifik Huurun Natural Perfumery mengambil posisi sebagai produk yang cocok untuk umat muslim. Ketiga nilai tersebut diperkuat pada laporan Asia Personal Care and Market Guide 2016 oleh International Trade Administration yang menyebutkan Indonesia sebagai negara populasi Muslim terbesar di dunia menyebabkan peningkatan minat pada produk Halal dan merek lokal seperti Wardah yang telah menjadi perusahaan tercepat untuk memanfaatkan tren ini. Konsumen Indonesia juga mengikuti tren global yakni preferensi untuk menggunakan produk alami, berbahan baku herbal dan menggunakan formulasi organik, yang berkembang cepat pada segmen produk premium. C. Bauran Pemasaran Setelah mengetahui segmen pasar, target pasar, dan posisi pasar maka dapat disusun strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari product, price, price dan promotion. 1. Product Parfum cair dan solid 23 Gambar 7 Produk parfum cair dan solid Sumber: Huurun.com

33 24 Parfum cair diracik dengan mengkombinasikan berbagai jenis minyak atsiri sesuai dengan aroma yang diinginkan, kemudian dicampur dengan minyak zaitun sebagai cairan pembawa. Sedangkan parfum solid dicampur dengan beeswax, lilin alami yang berasal dari lebah. Aromaterapi Gambar 8 Produk aromaterapi Sumber: Huurun.com Aromaterapi pada dasarnya memiliki proses yang sama seperti parfum cair. Perbedaannya jika parfum fokus pada harum yang ingin dihasilkan, sedangkan aromaterapi fokus pada manfaat bagi kesehatan dari wangi yang dapat dihirup. Perawatan wajah dan kulit Gambar 9 Produk perawatan wajah dan kulit Sumber: Huurun.com Produk jenis ini fokus untuk memberikan efek perawatan pada wajah atau kulit yang dapat dihasilkan dari kombinasi minyak atsiri yang sesuai. Berbeda dengan parfum dan aromaterapi yang lebih fokus pada wangi yang dihasilkan. 2. Price Penetapan harga menggunakan strategi harga premium (premium pricing). Digunakan untuk mendapatkan margin keuntungan maksimal atau berdasarkan kualitas tinggi yang ditentukan. Harga premium dikenakan atas keunikan dan kualitas produk yang memungkinkan untuk menghasilkan margin keuntungan yang besar pada setiap item yang dijual. Hal ini

34 disesuaikan dengan strategi penentuan harga untuk produk pertanian dengan nilai tambah (Roth, 2007). Harga produk disesuaikan dengan kategori dan volume produk. Berikut harga produk Huurun Natural Perfumery. Tabel 4 Daftar harga produk Huurun Natural Perfumery Produk Ukuran Harga Parfum 10 ml (roll-on) Rp ,00 8 gram (solid) Rp ,00 Aromaterapi 10 ml (roll-on) Rp ,00 Perawatan wajah dan kulit 10 ml (pipette) Rp ,00 30 ml (pipette) Rp ,00 3. Place Secara fisik, kantor Huurun Natural Perfumery berada di Jl. Juanda No 43 Depok, Jawa Barat. Aktivitas yang dilakukan adalah proses pruduksi dan administratif. Penjualan dilakukan secara online dengan sosial media dan website. Penggunaan marketplace secara online mampu mengurangi biaya transaksi yaitu biaya yang dikeluarkan konsumen untuk mencari tempat dan informasi produk, serta perusahaan dapat menjangkau lebih banyak konsumen dengan biaya lebih murah (Kaplan dan Guricano, 2000). 4. Promotion Promosi produk Huurun Natural Perfumery dilakukan secara offline dan online. Secara online produk dipasarkan melalui situs Huurun.com dan sosial media yakni Facebook serta Instagram. Pemasaran secara online melalui Facebook dan Instagram akan menjadi proritas Huurun Natural Perfumery dalam memasarkan produk. Hal ini didasarkan pada laporan South East Asia Digital Social Media Marketing 2017 oleh We Are Social yang menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia telah mencapai juta yang telah meningkat 51 persen sejak 2016 dan 106 juta diantaranya telah menggunakan media sosial, yang meningkat 34 persen sejak 2016, pada bulan Januari. Dari pengguna media sosial tersebut, Facebook dan Instagram menempati posisi kedua dan ketiga sebagai media sosial yang paling sering digunakan setelah Youtube. Secara offline produk dipasarkan melalui dengan mengikuti bazaar, pameran, dan berbagai kompetisi tingkat nasional ataupun internasional untuk mendapatkan publikasi dari media. Memasukkan produk pada retail tidak menjadi prioritas dikarenakan belum ada sertifikasi produk dan terdapat biaya tambahan untuk bagi hasil yang cukup memberatkan pada tahap awal. D. Analisis Pesaing Pesaing dari usaha Huurun Natual Perfumery adalah Pavettia Skincare dibawah naungan PT. Pavettia Atsiri Indonesiayang sama-sama bergerak di sektor kosmetika berbahan baku minyak atsiri alami pada segmen premium. Produk yang ditawarkan oleh Pavettia Skincare mencakup make up, perawatan wajah atau kulit, dan minyak atsiri murni untuk aromaterapi atau pijak refleksi. Pavettia Skincare juga baru didirikan pada tahun Perbedaan terletak pada positioning Huurun Natural Perfumery sebagai produk yang cocok untuk umat 25

35 26 muslim dengan berbahan baku alami, sedangkan Pavettia tidak menampilkan aspek islami, hanya menampilkan nilai produk berbahan baku alami dengan kualitas premium. Selain itu Huurun memiliki produk parfum, sedangkan Pavettia belum memiliki produk parfum. Demikian sebaliknya, Pavettia memiliki produk make-up, sedangkan Huurun belum memiliki. Rincian rencana strategi pemasaran Huurun Natural Perfumery dibandingkan dengan Pavettia Skincare dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Perbandingan rencana strategi pemasaran Huurun Natural Perfumery dengan Pavettia Skincare Komponen strategi Huurun Natural Perfumery pemasaran Segmenting Pasar domestik dengan segmentasi kelas menengah atas (premium) yang tertarik akan produk alami dan islami. Targeting Masyarakat menengah atas Positioning Marketing Mix muslim di kota besar Produk premium dengan membawa nilai produk islami dan alami Product Parfum, aromaterapi, dan perawatan wajah atau kulit. Price Rp Rp sesuai volume produk Place Jl. Juanda No 43 Depok, Jawa Barat. Promotion Melalui website Huurun.com, media social, mengikuti bazaar atau pameran produk. Pesaing (Pavettia Skincare) Pasar domestik dengan segmentasi kelas menengah atas (premium) yang tertarik akan produk alami Masyarakat kelas menengah atas di kota besar Produk premium dengan membawa nilai produk alami Product Minyak atsiri, perawatan wajah atau kulit, dan makeup Price Rp Rp sesuai jenis produk Place Subang, JawaBarat Promotion Melalui website pavettiaskincare.com, media social, mengikuti bazaar atau pameran produk.

36 27 Rencana Operasional Perencanaan Produk Produk yang diproduksi Huurun Natural Perfumery adalah segala produk kosmetika yang berbahan baku minyak atsiri, yakni parfum, aromaterapi, dan perawatan wajah atau kulit. Produk yang dibuat adalah kategori Eau de Toilette dengan kandungan minyak atsiri 7-10 persen. Pembuatan dilakukan dengan cara mengkombinasikan beberapa jenis minyak atsiri sesuai dengan produk, aroma, atau manfaat yang diinginkan. Jenis minyak atsiri yang digunakan dalam produksi dapat dilihat pada Lampiran 2. Bahan baku didapatkan dari berbagai supplier minyak atsiri. Hal ini untuk menjaga stok bahan baku tetap ada dan tidak tergantung pada satu supplier saja yang memungkinkan bagi mereka untuk mempermainkan harga minyak atsiri. Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku dari berbagai supplier, Huurun Natural Perfumery bekerjasama dengan PT. Eterische Olie International yang berbasis di Garut dan Yogyakarta untuk melaksanakan proses pembelian bahan baku. Sehingga Huurun Natural Perfumery cukup berfokus pada pengolahan produk akhir. Jumlah produksi disesuaikan dengan jumlah pemesanan setiap harinya melalui website Huurun.com, dengan tahap sebagai berikut. Memilih produk melalui Huurun.com Produk diracik oleh perfumer Pengemasan Produk Pengiriman produk Gambar 10 Tahapan pemesanan dan produksi Huurun.com Untuk memperkuat kepercayaan konsumen terhadap Huurun Natural Perfumery, Produk akan didaftarkan sertifikasi CPKB dan Halal kategori produk kosmetik agar dapat memiliki untuk kejelasan keamanan produk kepada konsumen.

37 28 Gambar 11 Desain kemasan berlabel halal Skalabilitas Produksi Selama tahun 2016 pada bulan Oktober-Desember, permintaan setiap bulan stabil produk setiap bulannya. Pada tahun 2017 ditargetkan penjualan produk mencapai 6600 unit. Maka setiap bulannya setidaknya harus terjual 550 produk. Dalam satu hari, peracik parfum dapat meracik produk. Saat ini Huurun Natural Perfumery baru memiliki satu peracik tetap, sehingga dalam satu hari dapat menghasilkan maksimal 20 produk. Sebagai persiapan menerima permintaan, ditargetkan akan menambah jumlah peracik tetap hingga 4 orang. Dalam proses perekrutan peracik, Huurun Natural Perfumery memiliki dua program pelatihan sebagai cara untuk menambah jumlah tenaga kerja peracik. Pertama, melalui Skillswhiz.com yang menyediakan program pelatihan peracikan parfum secara online dengan membayar sebesar Rp , yang kemudian lulusannya dapat menjadi peracik di Huurun Natural Perfumery. Kedua, melalui perekrutan dan pelatihan tertutup untuk mendapatkan peracik dalam waktu lebih cepat. Proses Produksi Gambar 12 Proses persiapan bahan baku Sumber: Dokumentasi pribadi

38 Proses produksi dari produk Huurun Natural Perfumery secara umum terdiri dari tiga tahap. Yaitu pemilihan bahan karier, penambahan racikan minyak atsiri, danpengemasan. Pada proses penambahan bahan karier terdapat 2 bahan berbeda sesuai dengan tipe produk. Berikut skema produksi Huurun Natural Perfumery. 29 Pemilihan bahan karier Peracikan minyak atsiri Minyak Zaitun Beeswax 1. Pemilihan bahan karier Pengemasan Gambar 13 Skema produksi Huurun Natural Perfumery. Gambar 14 Proses pemilihan bahan karier Sumber: Dokumentasi pribadi Pada proses ini bahan karier yang dipilih yaitu minyak zaitun untuk produk cair atau beeswax untuk produk solid. Bahan karier dicampurkan ke dalam wadah yang sesuai menggunakan pipet atau dituang langsung.

39 30 2. Penambahan racikan minyak atsiri Gambar 15 Proses peracikan minyak atsiri Sumber: Dokumentasi pribadi Minyak atsiri diteteskan sesuai dengan resep produk ke dalam bahan karier yang sudah berada di dalam wadah. Dalam pengerjaan pengukuran setiap tetes minyak atsiri adalah hal penting, karena berbeda satu tetes saja dapat membuat aroma atau khasiat yang berbeda. 3. Pengemasan Gambar 16 Proses pengemasan minyak atsiri Sumber: Dokumentasi pribadi Setelah ditambah dengan racikan atsiri, produk akan dikocok dalam beberapa detik untuk membantu proses perpaduan minyak atsiri. Kemudian produk dikemas dengan kemasan kayu yang sesuai. Peralatan dan Teknologi Peralatan yang dibutuhkan dalam peracikan minyak atsiri menjadi produk jadi adalah sebagai berikut:

40 31 1. Pipet Gambar 17 Pipet tetes Sumber: Alibaba.com Pipet dipergunakan dalam proses pembuatan minyak atsiri dengan meneteskan setiap jenis minyak atsiri ke dalam botol sesuai dengan produk yang dipesan oleh konsumen. 2. Tabung Elemeyer Gambar 18 Tabung Elemeyer Sumber: Bhinneka.com Tabung Elemeyer dipergunakan untuk melakukan percobaan dengan mencampurkan beberapa kombinasi minyak atsiri. 3. Gelas Ukur Gambar 19 Gelas ukur Sumber: Bhinneka.com Gelas ukur dipergunakan sebagai wadah menaruh beeswax padat sebelum dipanaskan dengan heater yang kemudian dilanjutkan dengan proses pencampuran dengan minyak atsiri.

41 32 4. Medical Glass - Brown Gambar 20 Medical glass-brown Sumber: Blibli.com Medical glass dipergunakan untuk menampung berbagai macam koleksi minyak atsiri yang digunakan dalam proses produksi. Gelas diharuskan berwarna coklat untuk melindungi minyak atsiri dari cahaya luar dan menjaga kualitas. 5. Heater Gambar 21 Heater Sumber: Bhinneka.com Heater dipergunakan untuk memanaskan beeswax padat menjadi bentuk adonan cair untuk dicampurkan dengan minyak atsiri. Selain itu, Huurun Natural Perfumery memerlukan penggunaan teknologi digital untuk menunjang pemasaran produk secara online melalui Huurun.com. Untuk itu diperlukan penggunaan teknologi digital sebagai berikut. 1. Server dan domain Domain dan penggunaan server dengan kapasitas hingga 10GB untuk instalasi website. Kapasitas 10GGB agar website dapat beroperasi dengan cepat dan mampu menyimpan data. Layanan yang digunakan adalah layanan dari PT. Infinys System Indonesia dengan produk CloudKilat yang tengah berpengalaman dalam penyediaan layanan server dan domain dengan kualitas terbaik serta proses tanggapan kepada konsumen yang cepat jika terjadi masalah sewaktu-waktu. 2. Teknologi Scentsight

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN III. 1. KERANGKA PEMIKIRAN Terbatasnya sumber daya minyak dan kemampuan kapasitas produksi minyak mentah di dalam negeri telah menjadikan sekitar 50% pemenuhan bahan bakar nasional

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Gambir merupakan salah satu produk ekspor Indonesia yang prospektif, namun hingga saat ini Indonesia baru mengekspor gambir dalam bentuk gambir asalan.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di UPR Citomi Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian dilakukan di perkebunan jambu biji UD. Bumiaji Sejahtera milik Bapak Imam Ghozali. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan (Subagyo, 2007). Studi kelayakan

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL AGROINDUSTRI PENYULINGAN AKAR WANGI DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

ANALISIS FINANSIAL AGROINDUSTRI PENYULINGAN AKAR WANGI DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT ANALISIS FINANSIAL AGROINDUSTRI PENYULINGAN AKAR WANGI DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT Chandra Indrawanto Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik ABSTRAK Minyak akar wangi merupakan salah satu ekspor

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A 14105665 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi penanaman JUN Unit Usaha Bagi Hasil- Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH-KPWN) Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan teknologi pengolahan sagu Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga RINGKASAN EJEN MUHAMADJEN. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Jamu di Taman Sringanis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh Ir. Netty Tinaprilla,MM Taman Sringanis merupakan wujud kepedulian terhadap

Lebih terperinci

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Produksi Perikanan dan Kelautan Disusun Oleh: Ludfi Dwi 230110120120 Sofan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Ismael Limbong*), Mozart B Darus**), Emalisa**) *) Alumni

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan

Lebih terperinci