ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP AMPERA KECAMATAN BATANG SERANGAN KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014 Rosmalina. roketmail.
|
|
- Leony Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP AMPERA KECAMATAN BATANG SERANGAN KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014 Rosmalina. roketmail.com ABSTRAK Anemia merupakan masalah gizi di dunia, terutama di Negara berkembang termasuk Indonesia. Angka anemia gizi besi di Indonesia sebanyak 72,3%. Data di Kabupaten Langkat remaja putri umur tahun sebanyak 23,6% menderita anemi. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP Ampera Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Tahun Desain penelitian ini menggunakan survey pendekatan cross sectional (potong lintang). Variabel independen yang diteliti adalah pendapatan keluarga, pengetahuan, pendidikan orang tua, konsumsi tablet tambah darah, status gizi, pola menstruasi, pola makan, riwayat kesehatan dan status pekerjaan, variabel dependen adalah variabel kejadian anemia. Populasi adalah siswi SMP Ampera kelas 1 s/d 3 sebanyak 166 orang, dan yang menjadi sampel seluruh siswi kelas 1 dan 2 dengan jumlah 100 orang (total sampling). Pengumpulan data variabel dependen dengan pemeriksaan kadar Hb menggunakan metode cyanmethemoglobin, status gizi dengan menggunakan antropometri dan variabel lain menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukan kejadian anemia sebesar 33,0%. Hasil uji statistik Bivariat kejadian anemia tidak ada hubungan dengan pendapatan keluarga, pengetahuan remaja, pendidikan orang tua, konsumsi tablet tambah darah, pola makan, riwayat kesehatan dan status pekerjaan, ada hubungan signifikan antara status gizi dan pola menstruasi. Faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian anemia adalah status gizi dengan nilai OR = 4,934. Saran bekerjasama antara pihak sekolah, tenaga kesehatan dan pemerintah dalam memberikan penyuluhan dan pembinaan usaha kesehatan sekolah (UKS). Kata kunci : Anemia, Remaja Putri SMP, Status Gizi, Pedesaan 30
2 PENDAHULUAN Latar belakang Anemia merupakan masalah gizi di dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Angka anemia gizi besi di Indonesia sebanyak 72,3%. Kekurangan besi pada remaja mengakibatkan pucat, lemah, letih, pusing, dan menurunnya konsentrasi belajar. Penyebabnya, antara lain: tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, tingkat pengetahuan tentang anemia dari remaja putri, konsumsi Fe, Vitamin C dan lamanya menstruasi. Angka prevalensi anemia di Indonesia, yaitu pada remaja wanita sebesar 26,50%, pada wanita usia subur sebesar 26,9%, pada ibu hamil sebesar 40,1% dan pada balita sebesar 47,0% (Burner, 2012). Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai normal untuk kelompok orang yang bersangkutan. Penentuan anemia dapat dilakukan dengan mengukur hematokrit (Ht). Nilai hematokrit rata-rata setara dengan tiga kali kadar hemoglobin. Batasan hemoglobin untuk menentukan apakah seseorang terkena anemia gizi besi atau tidak sangat dipengaruhi oleh umur. Anak-anak umur 6 bulan sampai 5 tahun, dikatakan menderita anemia gizi besi apabila kadar hemoglobinnya kurang dari 11 g/dl, umur 6-14 tahun kurang dari 12 g/dl, dewasa laki-laki kurang dari 13 g/dl, dewasa perempuan tidak hamil kurang dari 12 g/dl, dan dewasa perempuan hamil kurang dari 11 g/dl (Arisman, 2010). Anemia karena defisiensi zat besi merupakan kelainan gizi yang paling sering ditemukan di dunia. Jumlah penderitanya sangatlah mencengangkan, sebanyak 4-5 milyar penduduk dunia atau 66-80% dari populasi penduduk dunia, mungkin mengalami defisiensi zat besi; 2 milyar penduduk atau lebih dari 30% populasi penduduk dunia, mengalami anemia, terutama karena defisiensi zat besi dan di negara berkembang. Masalah ini terutama menjakiti para wanita dalam usia reproduktif dan anak-anak di kawasan tropis dan subtropis. Sembilan dari 10 penderita anemia karena defisiensi zat besi tinggal di negara berkembang. Rata-rata satu dari dua orang ibu hamil dan empat dari sepuluh anak prasekolah menderita anemia. Anemia bagi anak-anak, 31
3 konsekuensi kesehatan yang ditimbulkan meliputi kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, infeksi dan peningkatan resiko kematian. Belakangan akan mengganggu kemampuan belajar mereka disekolah, terjadi gangguan pada perkembangan fisik dan kognitif yang mengakibatkan prestasi sekolah yang buruk. bukti yang tersedia menunjukkan gangguan pada perkembanngan psikomotor dan kemampuan intelektual, serta perubahan perilaku setelah terjadi anemia defisiensi zat besi. Pada ibu hamil, anemia karena defisiensi zat besi turut menyebabkan 20% dari semua kematian maternal (Gibney, et al, 2009). Anemia terkait erat dengan masalah kesehatan reproduksi terutama pada wanita. Jika seseorang wanita mengalami anemia, maka akan menjadi sangat berbahaya pada saat hamil dan melahirkan. Wanita yang mengalami anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2,5 kg). Disamping itu, anemia dapat mengakibatkan kematian ibu maupun bayi pada saat proses persalinan. Karena itu untuk memastikan agar remaja tidak mengidap anemia, perlu dianjurkan untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Jika ternyata remaja mengalami anemia, maka perlu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan pil zat besi sesuai dengan anjuran. Selain anemia, kesehatan reproduksi juga berhubungan dengan kehamilan. Kesiapan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan (mempunyai anak) ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, mental (emosi dan psikologis) dan sosio ekonomi. Secara umum, seorang wanita dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik (Efendi, et al, 2009). Di negara berkembang terdapat 370 juta wanita yang menderita anemia karena defisiensi zat besi. Prevalensi rata-rata lebih tinggi pada ibu hamil (51%) dibandingkan pada wanita yang tidak hamil (41%). Prevalensi diantara ibu hamil bervariasi dari 31% di Amerika Selatan hingga 64% di Asia bagian selatan. Di Amerika Serikat hanya terdapat sekitar 5% anak kecil dan 5-10% wanita dalam usia reproduktif yang menderita anemia karena defisiensi zat besi. Survei yang diselenggarakan di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan bahwa prevalensi anemia di antara ibu yang hamil berkisar antara 10% dan 30%. Di India terdapat sekitar 88% ibu hamil yang menderita anemia dan wilayah Asia lainnya ditemukan hampir 60% wanita yang mengalami anemia, namum demikian, 32
4 prevalensi anemia karena defisiensi zat besi di Cina tidak melampaui 40% (Gibney, 2009). Pada remaja putri, anemia defisiensi besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang berlebihan. Insidens defisiensi besi dan anemia defiseinsi besi pada remaja putri adalah 11%-17%. Angka prevalensi defisiensi besi lebih tinggi diantara anakanak yang hidup di bawah garis kemiskinan dan diantara anak Afrika Amerika dan Meksiko Amerika (Betz, et al, 2009) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada saat ini meningkat pada tahun 2012 mencapai 359/ atau sekitar 57 % bila dibandingkan pada tahun 2007 sekitar 228/ kelahiran hidup (SDKI, 2012). AKI pada proses persalinan dan kehamilan cukup tinggi. Bahkan target dari Milennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan AKI di Indonesia sebanyak 75 % pada tahun Dalam rencana pembangunan jangka menengah , ditargetkan pencapaian AKI sebesar 226/ kelahiran hidup pada Tahun Dengan demikian, ditargetkan penurunan hingga 102/ kelahiran hidup pada tahun 2015 (Depkes, 2011). Menurut (Sadli, et al, 2010) Faktor lain yang meningkatkan AKI adalah buruknya gizi perempuan, yang dikenal dengan kekurangan energy kronis (KEK) dan anemia. Perempuan yang menderita KEK pada usia tahun mencapai 15 persen, sedangkan pada remaja putrid mencapai 37 persen. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sebanyak 57% remaja putri atau perempuan calon ibu menderita anemia. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dalam program sosialisasi serta pelaksanaan penapisan anemia pada remaja putri, dalam hal ini tenaga kesehatan diharapkan dapat mengetahui bahwa pola menstruasi, status gizi, status ekonomi dan perilaku makan faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja khususnya remaja putri dan sebagai sumber informasi yang dapat dipergunakan untuk selanjutnya. Manfaat Aplikatif bagi Program (1) Bagi guru (sekolah), dimanfaatkan untuk mengembangkan trias program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), antara lain: menentukan materi penyuluhan kesehatan, melakukan pemeriksaan dini status kesehatan siswa (pelajar), dan pembinaan terhadap kantin sekolah dalam penyediaan jenis/ menu makanan. (2) Bagi tenaga kesehatan di puskesmas, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan upaya skrinning anemia pada remaja khusunya remaja putri. 33
5 Darah (TTD) dengan kejadian anemia pada Tujuan Penelitian remaja putri di SMP Ampera Kecamatan Tujuan Umum Batang Serangan Kabupaten Langkat Mengetahui Faktor-faktor yang Tahun berhubungan dengan kejadian anemia pada Untuk menganalisis dan remaja putri di SMP Ampera Kecamatan menjelaskan hubungan antara status gizi Batang Serangan Kabupaten Langkat dengan kejadian anemia pada remaja putri Tahun di SMP Ampera Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Tahun Tujuan Khusus Untuk menganalisis dan menjelaskan Untuk mengetahui gambaran hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP kejadian anemia pada remaja putri di SMP Ampera Kecamatan Batang Serangan Ampera Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Tahun Kabupaten Langkat Tahun Untuk menganalisis dan menjelaskan Untuk menganalisis dan hubungan antara pendapatan keluarga menjelaskan hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP Ampera Kecamatan Batang di SMP Ampera Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Tahun Serangan Kabupaten Langkat Tahun Untuk menganalisis dan Untuk menganalisis dan menjelaskan menjelaskan hubungan antara pengetahuan remaja dengan kejadian anemia pada hubungan antara riwayat kesehatan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP remaja putri di SMP Ampera Kecamatan Ampera Kecamatan Batang Serangan Batang Serangan Kabupaten Langkat Kabupaten Langkat Tahun Tahun Untuk menganalisis dan Untuk menganalisis dan menjelaskan menjelaskan hubungan antara status hubungan antara pendidikan orang tua dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP Swasta Ampera Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Tahun pekerjaan orang tua dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP Ampera Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Tahun Untuk menganalisis dan menjelaskan a. Untuk mengetahui faktor dominan yang hubungan antara Konsumsi Tablet Tambah berhubungan dengan kejadian anemia pada 34
6 b. remaja putri di SMP Ampera Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Tahun Metodologi Keperawatan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional (penelitian potong lintang) menyatakan bahwa hubungan antara variable bebas dan variable terikat diamati secara serentak pada suatu periode waktu tertentu serta faktor paparan yang diamati peneliti pada suatu populasi di saat tertentu. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMP Ampera Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat dilakukan pada bulan April Tahun Populasi dan Sampel Populasi Penelitian Populasi adalah jumlah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Di SMP Swasta Ampera mempunyai 11 kelas, untuk kelas 1 mempunyai 3 kelas dan remaja putrinya terdiri dari 54 orang, untuk kelas 2 ada 4 kelas dan remaja putri ada 46 orang, kelas 3 mempunyai 4 kelas dan terdiri dari 66 remaja putri. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas I, 2 dan 3 sebanyak 166 orang Sampel Penelitian Sampel yang diambil adalah populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur yaitu semua remaja putri SMP Ampera Kelas 1 dan 2 sebanyak 100 responden. Dalam penelitian ini semua anggota populasi yang memiliki kriteria inklusi diikutkan dalam pemeriksaan Hb dan pengisian kuesioner akan diambil sebagai sampel (total sampling) sesuai dengan kriteria inkluisi sebagai berikut : Sampel penelitian dengan kriteria inklusi yaitu : 1) Siswa putri kelas 1 dan 2 2) Bersedia menjadi responden 3) Responden sudah mengalami menstruasi Kriteria eksklusi 1) Pada saat dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) remaja putri sedang mengalami menstruasi. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan mengunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui pemberian kuesioner dan melakukan pemeriksaan test laboratorium. Data 35
7 sekunder data yang diperoleh di SMP Ampera Kabupaten Langkat mengenai jumlah siswa yang ada pada Tahun Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh tim yaitu sebanyak 3 orang, 1 (satu) orang petugas kesehatan (bidan), 1 (satu) orang sebagai pencatat hasil pemeriksaan tinggi badan dan berat badan, dan dibantu oleh 1 (satu) orang tenaga guru kelas yang bekerja di sekolah tempat peneliti bertugas sebagai mengumpulkan kuesioner. Agar mendapatkan pemahaman yang sama antara peneliti dengan tim, sebelum pengambilan data peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan, ruang lingkup penelitian, pedoman penggunaan kuesioner, prosedur wawancara, pengukuran antropometri dan pemeriksaan Laboratorium Cara pengumpulan data yaitu : 1. Dengan cara pengisian kuesioner yang diberikan kepada remaja berisi tentang identitas responden (nama,umur) pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, pendidikan terakhir orang tua, pengetahuan remaja tentang anemia, konsumsi tablet tambah darah, status gizi, pola menstruasi, pola makan dan riwayat kesehatan. 2. Data antropometri yaitu berat badan dengan menggunakan timbangan digital, tinggi badan dengan cara mengukur tinggi badan dengan menggunakan microtoise, yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh petugas pencatat data. 3. Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) diperoleh dengan cara pengambilan darah dan pemeriksaan darah dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh bidan, dengan menggunakan metode cyanmethemoglobin. Yaitu terlebih dahulu jari didesinfektan, ambil darah kapiler sebanyak 0,02 ml dengan menggunakan pipet sahli dan letakkan ke dalam kertas saring dengan diberi kode responden, setelah kering selama 3-5 menit masukkan kedalam bak instrument, setelah selesai pemeriksaan Hb hasil dibawa ke Rumah Sakit Umum Djoelham Binjai untuk dibaca pada kolorimeter pada lamda 546 yang ada di RSU Djoelham Binjai. Dan metode ini disebut dengan metode cyanmethemoglobin tidak langsung Instrumen Penelitian 36
8 Alat atau instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1) Kuesioner yang diberikan berisi pertanyaan sebagai alat bantu penelitian 2) Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dengan metode sianmethemoglobin. 3) Timbangan berat badan dengan ketelitian 0,5 kg 4) Alat pengukur tinggi badan (microtoise) dengan ketelitian 0,1 cm Pengembangan Instrumen Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian, maka sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan uji coba kuesioner pada lokasi yang mempunyai karakteristik hampir sama dengan lokasi penelitian, yaitu di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat pada bulan April Uji coba kuesioner dilaksanakan dengan sampel remaja putri usia tahun. Uji kuesioner ini dilakukan dua kali, karena hasil pengolahan data uji kuesioner yang pertama menunjukkan data dengan status tidak valid karena ada pertanyaan yang memiliki r hitung (corrected item-total correlation) < r tabel sebesar 0,632. Setelah dilakukan perbaikan pertanyaan, maka dilaksanakan uji kuesioner untuk kedua kalinya. Instrument yang diuji coba adalah pertanyaan mengenai pengetahuan. Hasil dari uji coba ini digunakan untuk menngetahui validitas instrument yang dipakai dalam penelitian. 1. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan computer program SPSS versi 11,5. Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan terhadap 15 orang responden untuk variabel penngetahuan. Validitas pertanyaan didasarkan pada nilai r hitung (corrected item-total correlation) > r tabel sebesar 0,632. Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas baik untuk variabel pengetahuan. Seluruh pertanyaan valid karena r hitung (corrected item-total correlation) < r tabel sebesar 0,632. Uji Reliabelitas Untuk instrument kuesioner, dinyatakan reliable jika r 0,60 dan kuesioner mempunyai tingkat reliabilitas tinggi nilai r mendekati angka 1. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan bantuan computer menggunakan program SPSS versi 11,5. Dari hasil analisis diperoleh nilai alpha untuk masing-masing variabel melebihi 0,60 yaitu nilai alpha untuk variabel 37
9 pengetahuan sebesar 0,967, dan pertanyaan dinyatakan reliabel. dengan Kabupaten Deli Serdang dan dan Kota Binjai. HASIL Gambaran Umum Lokasi Penelitian Luas daratan Kabupaten Langkat dengan luas 6.263,29 km 2 (8,74%), ketinggian permukaan laut m, dengan luas area 6.263,29, jarak ibukota Provinsi Sumatera Utara Ke Kabupaten Langkat (Stabat) dengan jarak 42 (KM). Kabupaten Langkat terbagi 3 (tiga) kepala Luhak (dibawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur pemerintah disebut LUHAK yakni Luhak Langkat Hulu (Kejuruan Selesai, Kejuruan Bohorok, Kejuruan Sei Bingei, Distrik Kwala, Distrik Salapian) Langkat Hilir (Kejuruan Stabat, Kejuruan Bingei, Distrik Secanggang, Distrik Padang Tualang, Distrik Cempa, Distrik Pantai Cermin) Luhak Teluk Haru (Kejuruan Besitang meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji, Distrik Pulau Kampai, Distrik Sei Lepan). Kabupaten Langkat dengan batas wilayah Kabupaten Langkat sebelah Utara Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh dan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo, sebelah Barat berbatasan denngan Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, sebelah Timur berbatasan Analisis Kuantitatif Analisis Univariat 1. Kejadian Anemia Pada variabel kejadian anemia pada remaja putri peneliti membagi dalam 2 kelompok yaitu tidak anemia (bila Hb 11,5 gr/dl) dan anemia (bila Hb < 11 gr/dl). Berdasarkan hasil penelitian dari 100 responden, didapatkan kejadian anemia pada remaja putri yang tidak anemia sebanyak 67,0% dan yang anemia ada 33,0%. 2. Pendapatan Keluarga Pada variabel pendapatan keluarga peneliti membagi menjadi dua kelompok yaitu tinggi (bila pendapatan keluarga Rp ,-) dan rendah (bila pendapatan keluarga < Rp ,-). Berdasarkan hasil penelitian dari 100 responden, didapatkan pendapatan keluarga yang jumlahnya tertinggi adalah pendapatan keluarga rendah ada 70,0% dan pendapatan keluarga tinggi ada 30,0%. 3. Pengetahuan Pada variabel pengetahuan terbagi dalam dua kelompok, pengetahuan tinggi 38
10 ( bila nilai 70% ) dan pengetahuan rendah ( bila nilai < 70% ). Berdasarkan hasil penelitian pada 100 responden menunjukkan jumlah remaja putri yang tertinggi memiliki pengetahuan rendah ada 60,0% dan yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 40,0%. Pendidikan Orang Tua Pada variabel pendidikan orang tua peneliti membagi dalam dua kelompok yaitu pendidikan tinggi ( SLTA) dan pendidikan rendah (< SLTA). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan dalam penelitian ini tentang Anemia Pada Remaja Putri Di SMP Swasta Ampera Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Tahun Dapat kesimpulan sebagai berikut : Prevalensi anemia pada remaja putri di SMP Swasta Ampera sebanyak 33,0% orang termasuk dalam kategori tinggi dibandingkan dengan data dari Kabupaten Langkat sebanyak 23,6%. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kejadian anemia dengan status gizi, pola menstruasi dan pola makan. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian anemia adalah status gizi. Saran Pada remaja putri dengan status gizi perlu untuk meningkatkan konsumsi menu seimbang yaitu energi, protein, mengkonsumsi besi dan vitamin. Remaja yang sedang mengalami pola menstruasi sebaiknya mengkonsumsi tablet tambah darah minimal 1 tablet dalam sehari pada waktu menstruasi dan mengkonsumsi asupan gizi yang mengandung zat besi, yang berfungsi mencegah terjadinya anemia pada remaja, terutama pada remaja yang pola menstruasinya tidak teratur. Pada remaja diharapkan untuk makan secara teratur yang akan membantu remaja terhindar dari naik turunnya kondisi tubuh akibat kebiasaan makan yang kurang atau berlebihan mengakibatkan dampak terhadap tubuh remaja Bagi pihak sekolah bekerjasama dengan tenaga kesehatan/puskesmas untuk mengembangkan trias program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), pembinaan terhadap kantin sekolah dalam penyediaan jenis/menu makanan, memberikan penyuluhan kesehatan, melakukan pemeriksaan dini status kesehatan siswa untuk mencegah terjadinya anemia. 39
11 Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian tentang kejadian anemia agar dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia, dengan variabel dan tempat peneliti yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Arisman (2010). Ensiklopedia Keperawatan Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC Burner (2010). Infeksi RS Ancam Kematian Pasien. Diunduh pada tanggal 27 Februari 2014 dari Betz, et al (2009). Perilaku Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di RSUP H. Adam Malik Medan. Diunduh tanggal 28 Februari 2014 dari Efendi, et al (2009). The Role of Cefepime: Empirical Treatment in Critical Illness. Diunduh pada tanggal 28 Februari 2014 dari pload de xamedia/edisi/april-jun2007.pdf. Volume 20, Hal: Hidayat, A, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika 40
BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan tahap dimana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibat buruk bagi penderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu masalah gizi wanita yang berkaitan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang bersangkutan. Hemoglobin merupakan protein berpigmen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung dapat menentukan kualitas sumber daya manusia serta derajat kesehatan masyarakat. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Masa kehamilan adalah suatu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN Sophie Devita Sihotang*, Nunung Febriany** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan tahap di mana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanakkanak berakhir, ditandai
Lebih terperinciKEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016
KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Iffah Indri Kusmawati 201510104258 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal, anemia merefleksikan eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi dan anemia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Gizi adalah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Kebutuhan gizi yang tidak tercukupi, baik zat gizi makro dan zat gizi mikro dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) merupakan sasaran pembangunan milenium yang telah disepakati oleh 189 negara yang tergabung dalam PBB pada tahun 2000. Konsep pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun 2005-2025 kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai untuk mewujudkan bangsa yang
Lebih terperinciWAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :
WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN : 2089-8592 HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN VITAMIN C DENGAN STATUS ANEMIA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI LINGKUNGAN AMPERA UTARA DESA SEKIP KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan keadaan masa eritrosit dan masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Handayani, 2008). Anemia
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia khususnya anemia defisiensi besi, yang cukup menonjol pada anak-anak sekolah khususnya remaja (Bakta, 2006).
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 Nurbaiti Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abstrak Penyebab anemia adalah kurangnya konsumsi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia karena defisiensi besi merupakan kelainan gizi yang paling sering ditemukan di dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Saat ini diperkirakan kurang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode pendekatan analitik cross sectional yang diarahkan untuk mengetahui hubungan pola makan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia adalah penyebab kedua terkemuka didunia dari kecacatan dan dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius global ( WHO, 2014).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional di mana data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan kurang lebih 2,15 milyar orang di dunia menderita anemia dengan prevalensi kejadian anemia dengan prosentase bayi dan anak < 2 tahun (48%), anak sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan menginginkan kehamilan berlangsung dengan baik, bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat. Pada hakikatnya berpangkal pada keadaan ekonomi yang kurang dan terbatasnya pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kondisi berbahaya yang sering dialami ibu hamil adalah anemia. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang asupan zat besi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah berkurangnya jumlah kadar Hb (sel darah merah) hingga dibawah nilai normal, kuantitas hemoglobin dan volume packed red blood cells ( hematokrit)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan tahap seseorang mengalami masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak berakhir. Hal ini ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena tanpa kesehatan yang optimal manusia tidak dapat melakukan semua aktifitas kesehariannnya dengan sempurna.perilaku
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
Bab 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Anemia adalah kondisi dimana terdapat penurunan kadar hemoglobin (hb) atau jumlah eritrosit dalam darah (Taseer et al, 2011). Anemia telah menjadi salah satu masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh terlalu sedikit, dimana peran sel darah merah sangat penting karena sel darah merah mengandung hemoglobin
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) PENDAHULUAN Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik dan mental yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indikator derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh rendahnya angka kematian ibu (AKI). AKI di Indonesia cukup tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering dijumpai di seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang memiliki fisik tanggung, mental yang kuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anemia Gizi Besi (AGB) masih menjadi masalah gizi yang utama di Indonesia. Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa perubahan atau peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang termasuk Indonesia dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nur Khatim AH Tiaki 201510104338 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu pembangunan yang telah memperhitungkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tergolong tinggi. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik, yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah kadar hemoglobin 1. Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di seluruh dunia,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey analitik dengan meneliti hal yang sudah ada tanpa perlakuan sengaja untuk menimbulkan suatu gejala. 23
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru dalam periode pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan kuesioner dan metode food recall yang dianalisis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tujuan Penelitian Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat Konsumsi, Status gizi dan Anemia dengan Prestasi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah gizi pada remaja dan dewasa yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi. Prevalensi anemia di
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015
KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Resa Valentri*, Dessy Hertati, Nobella Kristia Angelina Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),
111 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada remaja merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena prevalensinya diatas 20%. Remaja yang kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN
PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN TABLET Fe DAN BUAH KURMA PADA MAHASISWI DI JURUSAN KEBIDANAN TANJUNGKARANG Nora Isa Tri Novadela*, Riyanti Imron* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang E_mail :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah atau jumlahnya kurang dari kadar normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penurunan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs) untuk menurunkan kematian anak.
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goal s (MDG s) Sesuai target Nasional menurut MDGs yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi baru pembangunan kesehatan direfleksikan dalam bentuk motto yang berbunyi Indonesia Sehat 2010. Tahun 2010 dipilih dengan pertimbangan bahwa satu dasawarsa merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)
anemia. (14) Remaja putri berisiko anemia lebih besar daripada remaja putra, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit dalam darah kurang dari yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang berawal dari usia 9-10 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun. Remaja sebagai golongan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan AKI hingga 3/4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering terjadi pada semua kelompok umur di Indonesia, terutama terjadinya anemia defisiensi besi. Masalah anemia
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka
BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk
Lebih terperinciSerambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :
Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN : 2337-8085 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTA BARO
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu bangsa akan maju dan mandiri jika manusianya berkualitas. Banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas antara
Lebih terperinciYane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KONSUMSI ZAT BESI (fe) PADA IBU HAMIL TERHADAP KADAR hb DI KELURAHAN CILAMAJANG KEC. KAWALU KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Pudjiadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu kadar hemoglobin
Lebih terperinci1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia defisiensi besi ialah suatu kondisi anemia dan terdapat bukti yang jelas akan kehilangan zat besi. Anemia defisiensi besi merupakan tahap berat dari defisiensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan dan BBLR cukup bulan/lebih
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan
KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Heatlh Organization 40% kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK Satiti Setiyo Siwi, S.S.T. Penyebab tak langsung kematian ibu di Indonesia diantaranya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), anemia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin (KVA) dan obesitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi kurang dapat ditemukan pada setiap kelompok masyarakat. Pada hakekatnya keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurang asupan makanan ketika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi utama yang terjadi di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia 15-49 tahun yang menderita anemia di enam
Lebih terperinci