PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA Sanusi 1, Wasilatul Murtafiah 2, Edy Suprapto 3 1,2,3 FPMIPA, IKIP PGRI Madiun sanusi_hanif@yahoo.com Abstrak: Pendidikan memiliki andil yang sangat besar dalam memajukan Bangsa dan Negara. Tantangan dan persaingan global saat ini, mengharuskan setiap Negara untuk memiliki strategi untuk mengahadapi agar tidak tertinggal oleh Negara lain. Penataan mutu pendidikan harus dirancang sebaik mungkin agar memberikan manfaat dan kontribusi yang besar untuk kemajuan Negara. Sejalan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), bahwa lulusan setara S1 harus memiliki beberapa kompetensi antara lain: (1) Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi, (2) Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural, (3) Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok, (4) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan KKNI adalah dengan peningkatan mutu sumber daya manusia melalui pembelajaran/perkuliahan di jenjang perguruan tinggi. Peningkatan mutu sumber daya manusia ini dilakukan dengan mengembangkan suatu perangkat pembelajaran yang berupa Bahan Ajar. Sejalan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Bahan Ajar Berorientasi KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) untuk Penguatan Scientific Approach pada Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif mengacu pada fase yang dikembangkan Fenrich P, (2007). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan, tes, dan penyebaran angket dengan jenis angket tertutup.teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kuntitatif dan kualitatif (mixing method). Hasil analisis data validitas SAP 87,00%, LKM 92,08%, Kevalidan dan keterbacaan bahan ajar 84,12 % sedang Penilaian/ Kepraktisan 85,71%. Dan prestasi yang dicapai baik dan sangat baik. Kata Kunci: Bahan Ajar, KKNI, Scientific Approach, Evaluasi dan Pembelajaran 817

2 PENDAHULUAN Pendidikan memiliki andil yang sangat besar dalam memajukan Bangsa dan Negara. Tujuan pendidikan merupakan tujuan dari Negara itu sendiri. Tantangan dan persaingan global saat ini, mengharuskan setiap Negara untuk memiliki strategi agar tidak tertinggal oleh Negara lain. Penataan mutu pendidikan harus dirancang sebaik mungkin agar memberikan manfaat dan kontribusi yang besar untuk kemajuan Negara. Sejalan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), bahwa lulusan setara S1 harus memiliki beberapa kompetensi antara lain: (1) Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS padabidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi, (2) Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural, (3) Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok,(4) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. Akan tetapi Fakta di lapangan menunjukkan bahwa, berdasarkan telusur alumni (tracer study) beberapa lulusan S1 masih belum mendapatkan pekerjaan atau masih pengangguran. Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa alumni tersebut belum mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan KKNI adalah dengan peningkatan mutu sumber daya manusia melalui perkuliahan di jenjang perguruan tinggi. Peningkatan mutu sumber daya manusia ini dilakukan dengan mengembangkan suatu perangkat pembelajaran yang berupa Bahan Ajar. Bahan Ajar yang akan dikembangkan meliputi Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Buku Ajar yang nantinya sebagai buku pegangan mahasiswa, Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) dan Lembar Penilaian. Bahan ajar merupakan pedoman yang akan mengarahkan semua aktivitas dosen dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa. Bahan ajar yang baik adalah segala bentuk bahan yang dapat membantu menyelenggarakan interaksi yang membelajarkan. 818

3 Hal ini sejalan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Penguatan terhadap pendekatan ilmiah (scientific appoach) kepada mahasiswa calon guru merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Adapun beberapa kriteria pendekatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) yaitu (Kemendikbud, 2013): 1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. 5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. 7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Dengan penguatan tentang pendekatan ilmiah ini, mahasiswa calon guru diharapkan memiliki bekal untuk dapat menerapkan pendekatan tersebut dalam pembelajaran di kelas ketika mahasiswa tersebut menjadi guru. Mata kuliah Evaluasi dan Proses Pembelajaran Matematika merupakan mata kuliah yang ditempuh mahasiswa Program studi Matematika. Materi yang diajarkan pada mata kuliah ini merupakan materi dasar dan diperlukan untuk mempelajari mata kuliah selanjutnya. Mata kuliah ini juga digunakan sebagai prasyarat mata kuliah berikutnya, bahkan sebagai bekal dan tolak ukur mengetahui keberhasilan dalam Proses Pembelajaran jika nantinya sebagai guru. Berdasarkan uraian di atas, diperlukan Pengembangan Bahan ajar, SAP (Satuan Acara Perkuliahan) dan LKM (Lembar Kerja Mahasiswa) Berorientasi KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) untuk Penguatan Scientific Approach pada Mata Kuliah Evaluasi dan Proses Pembelajaran Matematika. 819

4 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif mengacu pada fase yang dikembangkan Fenrich P, (2007). Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah SAP (Satuan Acara Perkuliahan), Buku Ajar, LKM (Lembar Kerja Mahasiswa) dan Lembar Penilaian. Siklus pengembangan tersebut meliputi fase analysis (analisis), planning (perencanaan), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), evaluation and revision (evaluasi dan revisi). Adapun langkah-langkah pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut: Analysis Implementation Evaluation & Revition Planning Development Design Gambar. Model of the Instructional Development Cycle (Fenrich, 2007:56) Pada fase analysis dilakukan identifikasi terhadap komponen kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Sedangkan pada fase planning, dilakukan perencanaan rinci tentang bahan ajar yang berorientasi KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) untuk penguatan Scientific Approach pada mata kuliah Evaluasi dan Proses Pembelajaran Matematika.Pada fasedesign dilakukan penyusunan draft 1 bahan ajar. Selanjutnya, pada fase development dilakukan telaah (validitas) terhadap draft 1 oleh validator. Sedangkan fase implementation merupakan fase pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan bahan ajar yang berorientasi KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) untuk penguatan Scientific Approach pada mata kuliah Evaluasi dan Proses Pembelajaran Matematika yang telah dikembangkan pada fase sebelumnya. Sedangkan fase evaluasi dan revisi merupakan kegiatan berkelanjutan yang dilakukan 820

5 pada fase-fase di setiap siklus pengembangan tersebut. Setelah kegiatan di setiap fase dilakukan, dievaluasi terhadap hasil kegiatan tersebut, yang kemudian dilakukan revisi, dan dilanjutkan ke fase berikutnya. Pada penelitian ini teknik pengumpulan dan analisis data dapat diihat pada Tabel sebagai berikut. Tabel. Indikator Ketercapaian Penelitian NoKriteria Teknik Pengumpulan Teknik Analisis. 1. Kevalidan Bahan Ajar (SAP, LKM, dan Buku Ajar) Perangkat pembelajaran yang berupa bahan ajar (draft 1) divalidasi oleh ahli/pakar dengan menggunakan instrumen Bahan ajar dikatakan valid apabila validator memberikan penilaian tiap- tiap komponen yang ada dalam instrumen minimal 3 (baik) 2. Kepraktisan Bahan Ajar validasi Kepraktisan bahan ajar dilihat dari: a. Penilaian validator b. Respon mahasiswa setelah diterapkannya LKM dan Buku ajar dalam pembelajaran Bahan ajar dikatakan praktis apabila: a. Validator memberikan penilaian bahwa bahan ajar dapat digunakan oleh dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran b. Mahasiswa memberikan respon positif terhadap LKM dan Buku ajaryang digunakan dalam pembelajaran 3. Keefektifan Bahan Ajar Keefektifan bahan ajar dilihat dari: a. Kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran b. Aktivitas mahasiswa pada saat pembelajaran c. Tes hasil belajar mahasiswa setelah diterapkannya LKM dan Buku Ajar dalam pembelajaran Bahan ajar dikatakan efektif jika: a. Pengelolaan pembelajaran oleh dosen dikatakan baik jika minimal 75% tahap pembelajaran dalam SAP terlaksana b. Aktivitas mahasiswa dikatakan baik jika perilaku yang tidak relevan kurang dari 25% dari keseluruhan aktivitas c. Ketuntasan hasil belajar dikatakan tercapai jika mahasiswa tuntas belajar 75% baik secara individu maupun klasikal 821

6 Subyek penelitian dalam kegiatan ini adalah mahasiswa semester 5 (empat) tahun akademik 2016/2017 program studi pendidikan Matematika. Instrumen yang digunakan antara lain: 1) lembar validasi untuk validator pada hasil pengembangan Buku ajar, SAP, LKM dan pedoman penilaian. Pada buku ajar juga dilakukan validasi keterbacaan mahasiswa, Pada saat kegiatan pembelajaran instrument yang digunakan lembar observasi dan tes diakhir kegiatan pembelajaran dilakukan tes HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil Penelitian maka didapatkan data sebagai berikut: Analisis Hasil validasi atau penilaian oleh keenam validator (internal dan eksternal) terhadap satuan acara perkuliahan (SAP) melalui aspek penilaian : Tujuan Pembelajaran, Fase Pembelajaran, Waktu, Perangkat Pembelajaran Metode Sajian, Bahasa, Pada Lembar kegiatan mahasiswa (LKM) aspek penilaian:, Pedoman Penilaian dan buku ajar dari aspek penilaian : Format, Bahasa, Ilustrasi dan isi yang telah dikembangkan menunjukkan bahwa keenam validator memberikan penilaian 3 ke atas, hal tersebut menunjukkan bahwa: 1) komponen-komponen dalam SAP mendapatkan penilaian baik dan sangat baik. Saran validator agar revisi dilakukan pada beberapa tulisan yang salah. Hasil validasi SAP adalah draft 1 SAP yang telah dikembangkan oleh tim peneliti layak digunakan dengan sedikit revisi. 2) Komponen-komponen dalam LKM mendapatkan penilaian baik dan sangat baik. Validator juga memberikan saran agar revisi dilakukan pada beberapa tulisan yang salah. Hasil validasi LKM adalah draft 1 LKM yang telah dikembangkan oleh tim peneliti layak digunakan dengan sedikit revisi. 3) Pada komponen-komponen dalam Buku Ajar mendapatkan penilaian baik dan sangat baik. Validator juga memberikan saran /masukan terhadap draft 1 Buku Ajar. Revisi berdasarkan saran/ masukan dari para validator dilakukan di beberapa bagian yang salah ketik maupun salah konsep. Buku Ajar yang telah dirancang oleh tim peneliti dapat digunakan dengan sedikit revisi. 4) Komponen-komponen dalam lembar pedoman penilaian mendapatkan penilaian baik dan sangat baik. Validator juga memberikan sedikit saran dan masukan terhadap draft 1 lembar pedoman penilaian yang telah dirancang oleh tim peneliti. Kesimpulan berdasarkan hal tersebut adalah lembar pedoman penilaian yang telah dirancang oleh tim peneliti dapat digunakan dengan sedikit revisi. Sedangkan pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dosen dan pengamatan kegiatan / aktivitas mahasiswa. Melalui lembar 822

7 pengamatan pembelajran yang dilakukan dosen sesuai dengan aktivitas yang ada dalam SAP, sedang aktivitas/ kegiatan mahasiswa baik. Sesuai jadwal pembelajaran yang ditentukan maka pertemuan terakhir pembelajaran dilakukan tes, untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran mahasiswa. Hasil prestasi yang dicapai mahasiswa dalam kategori baik dan sangat baik. Hal ini menunjukkan pengembangan bahan ajar yang dilakukan dapat digunakan sebagai buku pegangan dosen dan mahasiswa serta dapat diterapkan pembelajaran mata kuliah program studi pendidikan matematika. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, telah dikembangkan bahan ajar yang disusun untuk melatihkan penguatan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) terhadap mahasiswa. Analisis yang telah dilakukan dari penilaian validator sebagai berikut: Untuk SAP validitasnya mencapai 87,00%, LKM mencapai 92,08%, Kevalidan dan keterbacaan bahan ajar 84,12 % sedang Penilaian/ Kepraktisan 85,71%. Melalui pemanfaatan bahan ajar tersebut, dihasilkan mahasiswa calon guru memiliki bekal untuk dapat menerapkan pendekatan tersebut dalam pembelajaran di kelas ketika mahasiswa tersebut menjadi guru. Berdasarkan simpulan maka bahan ajar yang dihasilkan dapat digunakan sebagai : 1) Pedoman bagi dosen/ guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa/ siswa. 2) Pedoman bagi mahasiswa/ siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya dan, 3) Alat evaluasi pencapaian/ penguasaan hasil pembelajaran. Untuk lebih menyakinkan perlu dilakukan uji coba/ penelitian dengan objek penelitian yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. (2006). Panduan Menyusun dan Memilih Bahan Ajar. Jakarta: direktorat sekolah menengah pertama. Depdiknas. (2008). Pengembangan Bahan Ajar.Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. 823

8 DIKTI. (2011). Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Indonesian Qualification Framework). Dirjen Dikti Kemendikbud RI: Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Fenrich, P. (2007). Practical Guidelines for Creating Instructional Multimedia Applications.Fort Worth: The Dryden Press Harcourt Brace College Publishers. Illa, S. (2013). KKNI Jadi Acuan Pendidikan. Disajikan di kan. Diunduh pada tanggal 09 Desember Kemendikbud. (2013). Konsep Pendekatan Scientific. Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor Kualifikasi Nasional Indonesia. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Tomlinson, B. (1998).Material Development in Material Teaching.New York: Cambridge University press. Trianto. (2008). Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher. 824

9 PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X IPA 1 SMAK KESUMA Muhammad Khusnan Khanif Prodi Magister Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta khusnan.khanif@student.uns.ac.id Abstrak: Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan di kelas X IPA-1 SMAK Kesuma Mataram diperoleh bahwa kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah, hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan model konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah. Untuk itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif. Melalui penelitian ini peneliti menerapkan pembelajaran kontruktivisme, salah satu model pembelajarannyadalah model pembelajaran Discovery Learning. Jenis penelitian adalah PTK yang dilakukan dalam dua siklus. Objek penelitian adalah siswa kelas X IPA-1 SMAK Kesuma Mataram sebanyak 39 siswa. Instrumen yang gunakan dalam penelitian adalah lembar tes evaluasi. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah data tes hasil belajar dan observasi. Untuk indikator keberhasilan adalah jika rata-rata persentase pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya dan siswa tuntas secara klasikal dengan KKM lebih dari atau sama dengan 75. Persentase pemahaman konsep siswa pada siklus I sebesar 84,2% dan pada siklus II meningkat menjadi 86,9% sedangkan persentase kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus I sebesar 73,6% meningkat menjadi 82,8%. Rata-rata nilai kelas pada siklus I adalah 78,9 dan pada siklus II adalah 84,9 sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 81,58% meningkat pada siklus II menjadi 86,48%. Berdasarkan pencapaian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konstruktivisme dengan model Discovery Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa kelas X IPA-1 SMA Kesuma Mataram materi pokok baris dan deret tahun pelajaran 2013/2014. Kata Kunci: Pemahaman konsep, Pemecahan masalah, Dicovery Learning 825

10 PENDAHULUAN Pendidikan dalam arti yang sederhana dapat diartikan sebagai bantuan kepada anak didik terutama pada aspek moral atau budi pekerti. Sedangkan menurut Salim (Cahyo, 2013;17) pendidikan adalah upaya manusia secara historis turun temurun, yang merasa dirinya terpanggil untuk mencari kebenaran atau kesempurnaan hidup. Matematika dibangun oleh manusia, untuk belajar matematika peserta didik harus membangunnya dari diri mereka dengan eksplorasi, membenarkan, menggambarkan, mendiskusikan, menguraikan, menyelidiki, dan pemecahan masalah (Sutarto & Syarifuddin, 2013;38) Pada kenyataannya sampai sekarang matematika oleh sebagian besar peserta didik masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, sehingga membuat motivasi belajar rendah, minat belajar rendah, pemahaman konsep rendah yang akhirnya menyebabkan prestasi belajar peserta didik tidak maksimal seperti yang diharapkan. Namun pada kenyataan yang ditemui pada saat observasi pembelajaran matematika dikelas X IPA SMAK Kesuma Mataram ditemukan permasalahan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. ketuntasan belajar klasikal masing-masing kelas X IPA belum ada yang memenuhi kriteria keberhasilan pembelajaran yang ditetapkan oleh SMAK Kesuma Mataram dan ketuntasan belajar klasikal kelas X IPA 1 menempati posisi terendah. Kriteria keberhasilan pembelajaran yang ditetapkan oleh SMAK Kesuma Mataram adalah 85 % siswa di suatu kelas tuntas belajar. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar materi tertentu apabila hasil evaluasi materi tersebut mendapat nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) sebesar 75. Setelah dilakukan wawancara dengan guru matematika kelas X IPA SMAK Kesuma Mataram, diketahui beberapa fenomena yang menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa antara lain: (1) guru menjadi orang yang lebih aktif dalam proses belajar. (2) Siswa sering terlihat bingung untuk memulai mengerjakan soal yang diberikan. (3) siswa sering terlihat bingung pada tahapan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan soal. (4) Keikutsertaan siswa dalam pengonstruksian konsep, prinsip, dan pengaktualisasiannya masih lemah. Hal ini menyebabkan kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan-persoalan matematika. (5) Kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dan siswa yang terlihat dari hanya sebagian kecil saja dari siswa yang berani mengajukan pertanyaan. 826

11 Rendahnya pemahaman konsep siswa dalam menguasai materi matematika mempengaruhi kemampuan pemecahan masalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika. Jika dilihat lebih jauh, berdasarkan hasil observasi tersebut ditemukan beberapa potensi yang bisa dikembangkan oleh guru sehingga pemahaman konsep siswa dalam belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa bisa meningkat. Beberapa potensi tersebut antara lain, respon siswa yang cepat dalam menanggapi pertanyaan guru, kemauan siswa untuk berdiskusi dengan teman lain yang bisa dan mudah dikondisikan dalam kelompok. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai agar pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa bisa meningkat serta mampu mewadahi potensi-potensi yang dimiliki siswa. Salah satu model pembelajaran yang menekankan untuk siswa membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru adalah pembelajaran kontruktivisme. Konstruktivisme lebih menekankan pembelajaran pada tingkat keaktifan siswa untuk membentuk sendiri pengetahuannya dan mengembangkannya. Ini berbeda dengan pembelajaran konvensional yang diterapkan guru dimana pengetahuan siswa dibangun oleh guru dan siswa hanya menerima apa yang disampaika guru saja sehingga pengetahuan siswa tidak berkembang. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme dengan model discovery learning untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X IPA 1 SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran 2013/2014. Menurut Cahyo (2012:100) model pembelajaran berbasis penemuan atau Discovery Learning adalah model mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, namun ditemukan sendiri. Langkah pembelajaran dengan model Discovey Learning: Tahap 1 Stimulation (stimulasi/ Pemberian Rangsangan), Guru bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan. Tahap 2 Problem Statement (pernyataan/ identifikasi masalah), Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran. Tahap 3 Data Collection (Pengumpulan data), Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya (membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan 827

12 narasumber, melakukan ujicoba sendiri dan sebagainya) yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Tahap 4 Data Processing (Pengolahan data), Guru membimbing siswa untuk mengolah data atau informasi yang diperoleh baik melalui wawancara, observasi dan sebagainya untuk ditafsirkan. Tahap 5 Verification (pembuktian), Guru membantu siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Tahap 6 Generalization (Penarikan kesimpulan), Guru meminta siswa untuk menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu dan siswa dapat merumuskan suatu kesimpulan dengan katakata/tulisan tentang prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran konstruktivisme dengan model Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X IPA 1 SMAK Kesuma Mataram pada materi pokok Barisan dan Deret tahun pelajaran 2013/2014? Penelitian ini diharapkan: (1) Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan pembelajaran konstruktivisme model Discovery Learning kelas X IPA 1 SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran 2013/2014, (2) Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan Masalah matematika melalui penerapan pembelajaran konstruktivisme model Discovery Learning siswa kelas X IPA 1 SMAK Kesuma Mataram tahun pelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action reseach). Pada siswa kelas X IPA 1 SMAK Kesuma Mataram. Dengan tindakan berupa penerapan pembelajaran kontruktivisme dengan model Discovery Learning pada materi barisan dan deret. Perencanaan dalam tindakan ini terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdapat dua kali pertemuan dengan pokok bahasan disesuaikan dengan silabus barisan dan deret. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes evaluasi yang terdiri dari tes evaluasi kemampuan pemahaman konsep matematika dan tes evaluasi kemampuan pemecahan masalah. Keberhasilan dalam penelitian ini adalah: (1) Nilai rata-rata persentase Kemampuan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan nilai tes akhir siklus mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus berikutnya, (2) 828

13 Persentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus berikutnya dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan subyek penelitiannya adalah siswa kelas X IPA-1 semester II SMAK Kesuma Mataram sebanyak 39 orang. Tabel Persentase pemahaman konsep matematika siswa Siklus Siklus Indikator Pemahaman Konsep I II 1 Mengenali unsur dan bagian baris dan deret berdasarkan definisi 86,3% 92,9% 2 Menentukan elternatif penyelesian berdasarkan ciri khusus dari 83,3% 84% konsep barisan dan deret 3 Menyajikan penyelesaian konsep dalam bentuk representasi 83,1% 84% matematis Rata-rata persentase pemahaman konsep 84,2% 86,9% \ Tabel Persentase Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Indikator Pemecahan Masalah Siklus I Siklus I 1 Melakukan perencanaan strategi pemecahan masalah 95,6% 94,6% 2 Memahami masalah 78,9% 83,8% 3 Proses pelaksanaan strategi pemecahan masalah 72,3% 83% 4 Menuliskan jawaban permasalahan 48,2% 67,6% Rata-rata persentase Kemampuan Pemecahan Masalah 73,6% 82,8% Berdasarkan analisis hasil tes siklus 1 dan tes siklus 2 persentase pemahaman konsep matematika siswa mengalami peningkatan sebesar 2,7% yaitu pada siklus 1 sebesar 84,2% dan meningkat menjadi 86,9% pada siklus 2 dan persentase kemampuan pemecahan masalah siswa juga mengalami peningkatan sebesar 9,2% yaitu pada siklus 1 sebesar 73,6% dan meningkat menjadi 82,8% pada siklus ke 2. Hasil evaluasi pada siklus I memperlihatkan bahwa skor rata-rata evaluasi pada siklus I adalah 78,9 dengan ketuntasan sebesar 81,58%. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu siswa tuntas secara klasikal dengan KB 85 %, maka ketuntasan belajar pada siklus I masih belum berhasil. Dari hasil uraian hasil tes belajar dapat disimpulkan bahwa pada siklus pertama ini siswa belum mampu secara maksimal mengkontruksikan ide-ide yang mereka miliki kedalam soal-soal uraian, hal ini disebabkan karena kemampuan siswa memecahkan masalah, pemahaman konsep, interaksi siswa dengan siswa dan interaksi siswa dengan guru, masih terlihat lemah. Oleh 829

14 sebab itu, berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, perlu diadakan penambahan siklus, dimana perbaikan-pernaikan dari siklus I akan dilakukan pada siklus II. Pada siklus II, guru melakukan beberapa langkah perbaikan berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II antara lain guru lebih tegas dalam manajemen waktu dan bertindak tegas terhadap siswa yang berbuat keributan ketika diskusi berlangsung. Berdasarkan uraian diatas menurut Paul Suparno (2001) dalam Cahyo (2013: 85) bahwa guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa yang sudah mereka ketahu dan pikirkan. Perbaikan-perbaikan di atas berpengaruh pada meningkatnya skor aktivitas belajar siswa dimana pada siklus II skor aktivitas belajar siswa menjadi 3,64 dengan kategori aktif. Hasil ini memperlihatkan bahwa siswa aktif baik dalam hal mendengar, menanggapi, melihat, dan mengerjakan apa yang diinstruksikan oleh guru. Hasil evaluasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.10, dimana nilai rata-rata evaluasi adalah 75,7 dengan ketuntasan sebesar 86,48%. Dengan melihat indikator kerja dan hasil yang telah didapat dari lembar observasi dan hasil evaluasi maka penelitian dihentikan karena data yang telah diperoleh dipandang cukup untuk mengambil keputusan. Menurut peneliti berdasarkan uraian diatas bahwa tercapainya keberhasilan pembelajaran ini tidak lepas dari peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kaktifan mereka dalam merespon pertanyaan guru, memberikan pendapat, menunjukkan adanya pemanfaatan secara maksimal pengindraan yang mereka miliki. Keterlibatan aktif mereka dalam pengosntruksian konsep menyebabkan mereka memiliki suatu pengetahuan melalui pembelajaran konstruktivisme yang diterapkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Syarifuddin dan Sutarto (2013: 58), bahwa konstruktivisme melihat pengetahuan sebagai perolehan individu karena menunjukkan peran yang jauh lebih aktif bagi siswa dalam menempuh proses belajar. Yang berarti bahwa siswa akan mendapatkan pengetahuan jika siswa tersebut terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peran aktif siswa ini terlihat dari meningkatnya skor rata-rata aktivitas siswa tiap siklusnya. Pembelajaran konstruktivisme dengan model Discovery yang diterapkan sudah mampu mencerminkan peran sentral siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari aktivitas mereka dalam pengonstruksian konsep mealui kegiatan diskusi kelompok secara khusus dan di keseluruhan tahapan secara umum. Dimana dalam hal ini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dengan pendekatan kontruktivisme dalam memberikan bimbingan. 830

15 Artinya bahwa dengan meningkatnya pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa tersebut maka prestasi siswa juga akan meningkat. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa penerapa pembelajaran kontruktivisme dengan model discovery learning telah membuat proses pembelajaran matematika pada materi baris dan deret menjadi menarik, lebih menyenangkan dan tidak membosankan siswa lebih bersemangat dalam belajar, mendorong siswa untuk mandiri dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian penerapan pembelajaran konstruktivisme dengan model Discovery Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa kelas X IPA-1 SMAK Kesuma Mataram pada materi Baris dan Deret Tahun Pelajaran 2013/2014. SIMPULAN DAN SARAN Penerapan pembelajaran kontruktivisme dengan model discovery learning dalam pembelajaran baris dan deret dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa kelas X IPA-1 SMAK Kesuma Mataram. Hal ini sesuai dengan indicator keberhasilan penelitian terlihat dari persentase rata-rata kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa yang meningkat dimana persentase rata-rata pemahaman konsep siswa pada siklus I sebesasr 84,2% meningkat pada siklus II menjadi 86,9% sedangkan untuk persentase kemampuan pemecahan masalah pada siklus I sebesar 73,6% meningkat pada siklus II menjadi 82,8%. Sehingga nilai ketuntasan belajar tes evaluasi siswa pada siklus I dan II juga meningkat dimana masing-masing sebesar 81,58% dan 86,48% serta telah mencapai ketuntasan secara klasikal. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Cahyo Agus N Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogjakarta: DIVA Press. Daryanto Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakara: Rineka Cipta. Iskandar Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Referensi (Gp Press Group). Jihad, Asep Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. 831

16 Suprijono, Agus Cooperatve Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutarto dan Syarifuddin Desain Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Samudra Biru. Syahrir Metodologi Pembelajaran Matematika. Yogjakarta : Naufan Pustaka. Trianto Mendesain Pembelajaran Kontekstual di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publish. 832

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI PADA MATA KULIAH EVALUASI PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA Sanusi 1), Wasilatul Murtafiah 2),

Lebih terperinci

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA 1) Sanusi, 2) Wasilatul

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA Sanusi Dosen Prodi Pendidikan Matematika IKIP PGRI MADIUN sanusi_hanif@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA Sanusi, Wasilatul Murtafiah, Edy Suprapto Dosen Program Studi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM) BERORIENTASI CHARACTER BUILDING PADA MATAKULIAH ANALISIS VEKTOR

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM) BERORIENTASI CHARACTER BUILDING PADA MATAKULIAH ANALISIS VEKTOR Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM) BERORIENTASI CHARACTER BUILDING PADA MATAKULIAH ANALISIS VEKTOR Edy Suprapto, Davi Apriandi FKIP, Universitas PGRI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKM BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL. Wasilatul Murtafiah 1), Edy Suprapto 2)

PENGEMBANGAN LKM BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL. Wasilatul Murtafiah 1), Edy Suprapto 2) 1032 PENGEMBANGAN LKM BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Wasilatul Murtafiah 1), Edy Suprapto 2) 1 Dosen FPMIPA, IKIP PGRI MADIUN dan 2 Dosen FPMIPA,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATAKULIAH STATISTIKA DASAR DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATAKULIAH STATISTIKA DASAR DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATAKULIAH STATISTIKA DASAR DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING Ikan Krisdiana Program Studi Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI MADIUN Email :ika.mathedu@ikippgrimadiun.ac.id

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kurikulum merupakan salah satu unsur sumber daya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta

Lebih terperinci

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 25 Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru Tri Andari Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

MENANAMKAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN BUDAYA BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE INFORMATION SEARCH PADA MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR

MENANAMKAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN BUDAYA BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE INFORMATION SEARCH PADA MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR MENANAMKAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN BUDAYA BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE INFORMATION SEARCH PADA MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR Wasilatul Murtafiah Fatriya Adamura Edy Suprapto Dosen

Lebih terperinci

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Esensi Pendekatan Ilmiah Pembelajaran

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: Wahyu Setyoasih

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: Wahyu Setyoasih Artikel Publikasi: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X IPS DI SMA NEGERI 3 PATI TAHUN AJARAN 2014/2015 Usulan Penelitian Diajukan

Lebih terperinci

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX-E MTS NEGERI 2 MATARAM PADA MATERI PELUANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bidang strategis dalam kemajuan dan perkembangan bangsa, kemajuan suatu bangsa tidak akan lepas dari peran perkembangan sektor pendidikan.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES. JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 43-58 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Key words: CTL, Achievement and Students Autonomous.

Key words: CTL, Achievement and Students Autonomous. UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TECHING AND LEARNING PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA SISWA KELAS X MA NW MATARAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Awa Pina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak rintangan dalam masalah kualitas pendidikan, salah satunya dalam program pendidikan di Indonesia atau kurikulum.

Lebih terperinci

Oleh: Musringah SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Tranggalek

Oleh: Musringah SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Tranggalek JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 251 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 1 SDN 1 DURENAN PADA TEMA PENGALAMANKU MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I ABSTRAK Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, Vol.3 No.1 MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I Restu Lusiana 1 Tri Andari 2 1 Prodi Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM SIRKULASI MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL SMP NEGERI 2 MEMPAWAH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM SIRKULASI MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL SMP NEGERI 2 MEMPAWAH 1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM SIRKULASI MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL SMP NEGERI 2 MEMPAWAH Syamswisna, M.Si 1, Titin, M.Pd 2, Evi Salvia Murdiana 3 Program Studi

Lebih terperinci

Pengembangan Buku Ajar Aljabar Linear berbasis Discovery-Inquiry Guna meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Pengembangan Buku Ajar Aljabar Linear berbasis Discovery-Inquiry Guna meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 23 Pengembangan Buku Ajar Aljabar Linear berbasis Discovery-Inquiry Guna meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Swasti Maharani, Tri

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI Amanda Imalia Mutiara 1), Menza Hendri 2), dan Ahmad Syarkowi

Lebih terperinci

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA PENGEMBANGAN BUKU AJAR ALJABAR LINEAR UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA BERBASIS MODEL DISCOVERY-INQUIRY Swasti Maharani 1), Tri Andari 2) 1,2 FKIP, Universitas PGRI Madiun email: swastimh@gmail.com;

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT RADESWANDRI Guru SMP Negeri 1 Kuantan Mudik radeswandri@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6 ABSTRAK: LKS dalam penelitian ini dikembangkan dengan

Lebih terperinci

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK PPT 2.1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Esensi Pendekatan Saintifik Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan pembelajaran secara kognitif, afektif dan psikomotor yang kemudian

Lebih terperinci

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG Megasyani anaperta (1) Farida (2) (1) Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 2 No. 1, ISSN

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 2 No. 1, ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGTION BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS SISWA KELAS VIII SMPN 1 GUNUNGSARI. Nurlaeli

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teoretis

BAB II. Kajian Teoretis BAB II Kajian Teoretis A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) Menurut Slavin (Rahayu 2011, hlm. 9), Missouri Mathematics Project (MMP) adalah suatu program yang dirancang

Lebih terperinci

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM Tari Asdiati 1 & Agusfianuddin 2 1 Pemerhati Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X SMA NEGERI 11 MAKASSAR Habriah Ahmad Guru

Lebih terperinci

PENDEKATAN SCIENTIFIC BERMUATAN KARAKTER SIAP SIAGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MITIGASI JURNAL. Oleh

PENDEKATAN SCIENTIFIC BERMUATAN KARAKTER SIAP SIAGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MITIGASI JURNAL. Oleh PENDEKATAN SCIENTIFIC BERMUATAN KARAKTER SIAP SIAGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MITIGASI JURNAL Oleh KHUSNAINI AZIZAH Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd. Drs. Siswantoro, M.Pd. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH KONSEP DASAR BILANGAN UNTUK MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS BENGKULU

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH KONSEP DASAR BILANGAN UNTUK MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS BENGKULU JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801 DOI: doi.org/10.21009/jpd.091.09 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH KONSEP DASAR BILANGAN UNTUK MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS BENGKULU

Lebih terperinci

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cihampelas Jln. Raya Sayuran Desa Mekarmukti Kec. Cihampelas, Kab. Bandung Barat 40562. Dipilihnya lokasi

Lebih terperinci

Oleh: Ali Banowo SMP Negeri 3 Panggul Kabupaten Tranggalek

Oleh: Ali Banowo SMP Negeri 3 Panggul Kabupaten Tranggalek 244 Ali Banowo, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Materi Menumbuhkan... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI MENUMBUHKAN KESADARAN DAN KETERIKATAN TERHADAP NORMA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradaban kehidupan di era globalisasi semakin berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut telah dirasakan oleh seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik dan Percaya Diri Siswa Kelas X Melalui Model Discovery Learning

Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik dan Percaya Diri Siswa Kelas X Melalui Model Discovery Learning PRISMA 1 (2018) PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik dan Percaya Diri Siswa Kelas X Melalui Model Discovery

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan Metode yang digunakan dalam pengembangan ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Nur Ana, Herlina Fitrihidajati, Endang Susantini Jurusan Biologi

Lebih terperinci

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI PENDEKATAN VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JATIROTO TAHUN AJARAN 2014/2015 Marlina 1, M. Chamdani

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan korespondensi, HP: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 132-138 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Saintifik Proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik sesuai dengan konteks kurikulum 2013, terutama pada mata pelajaran IPA. Menurut Daryanto (2014), pembelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Abdul Karim, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PANJER TAHUN AJARAN 2015/2016 Tasirah 1, Wahyudi 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS Inquiry dan Local material MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI IPA 2 MA NEGERI PRAMBON NGANJUK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS Inquiry dan Local material MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI IPA 2 MA NEGERI PRAMBON NGANJUK PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS Inquiry dan Local material MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI IPA 2 MA NEGERI PRAMBON NGANJUK SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF 1) 2) 3) Fatriya Adamura, Titin Masfingatin, dan Elma Puspita Kirbiana 1,2,3) FPMIPA, IKIP PGRI

Lebih terperinci

Jurnal Redox. Vol.6, No.1 ISSN :

Jurnal Redox. Vol.6, No.1 ISSN : PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI HIDROLISIS GARAMKELAS XI SMAN 1 KEDOKANBUNDERTAHUN PELAJARAN 206/2017 Banu Kisworo, Universitas Muhammadiyah Cirebon kisworo.banu@yahoo.com

Lebih terperinci

BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD?

BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD? 1 BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD? Oleh : Jamaluddin, S.Kom., M.Pd Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengambil keputusan untuk mengubah (lagi) kurikulum

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO

PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO ISSN: 2477-2771 Jurnal Candrasangkala E-ISSN: 2477-8214 Vol 3 No.1 Tahun 2017 PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO Eva Dina Chairunisa, M.Pd eva_dinach@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MICROTEACHING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MICROTEACHING PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MICROTEACHING UNTUK MELATIHKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK YANG MENGINTEGRASIKAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN NILAI-NILAI KARAKTER Oleh Sanusi, Wasilatul Murtafi ah, Ika Krisdiana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII Rizqi Annisavitri Program Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MATERI FUNGI BERBASIS HASIL PENELITIAN UNTUK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

PENGEMBANGAN MODUL MATERI FUNGI BERBASIS HASIL PENELITIAN UNTUK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) PENGEMBANGAN MODUL MATERI FUNGI BERBASIS HASIL PENELITIAN UNTUK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Putri Agustina 1 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta,

Lebih terperinci

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng Eka Setya Ningsih (Eka Setya Ningsih/148620600018/6/B1) S-1 PGSD Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS SCIENTIFIC

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS SCIENTIFIC PENGEMBANGAN LKS BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PPKN KELAS VII SISWA SMP NEGERI 5 TANJUNG PANDAN KABUPATEN BELITUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 ARTIKEL SKRIPSI Oleh :

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2) Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 123 Upaya Meningkatkan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas XII di

Lebih terperinci

Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017

Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SD Linda Rachmawati, Bagus Amirul Mukmin Universitas Nusantara PGRI Kediri

Lebih terperinci

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Ampih yang beralamat di Jalan HM Sarbini, kilometer 4,5, Dukuh Krajan, Desa Ampih, RT: 01 RW:

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS SCIENTIFIC DISCOVERY

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS SCIENTIFIC DISCOVERY Pedagogy Volume 2 Nomor 2 ISSN 25023802 PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS SCIENTIFIC DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI DENGAN MENINJAU

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA Silvi Yulia Sari 1, Nursyahra 2, dan Husna 3 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang, Padang 2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak adanya manusia di muka bumi ini dengan peradabannya maka sejak itu pula pada hakikatnya telah ada kegiatan pendidikan dan pengajaran. Dalam situasi masyarakat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATA KULIAH KONSEP SAINS II

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATA KULIAH KONSEP SAINS II SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu mempunyai sifat khusus yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING BERBASIS NEEDS ASSESMENT PADA MATERI RUANG-n EUCLIDES

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING BERBASIS NEEDS ASSESMENT PADA MATERI RUANG-n EUCLIDES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING BERBASIS NEEDS ASSESMENT PADA MATERI RUANG-n EUCLIDES Tri Andari 1), Restu Lusiana 2) 1 Pendidikan Matematika, FPMIPA,

Lebih terperinci

PADA KURIKULUM (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak

PADA KURIKULUM (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak PEMBELAJARAN BERMAKNA (MEANINGFUL LEARNING) PADA KURIKULUM 2013 (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak Tujuan penulisan artikel ini adalah pentingnya menerapkan pembelajaran bermakna di kelas. Pembelajaran

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN: PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS PEMINATAN XI MIA 3 SEMESTER 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 Lihar Raudina Izzati 1, Sutopo

Lebih terperinci

Tri Andari, Pengembangnan Perangkat Pembelajaran... Tri Andari 1 Restu Lusiana 2

Tri Andari, Pengembangnan Perangkat Pembelajaran... Tri Andari 1 Restu Lusiana 2 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBASIS TUGAS TERSTRUKTUR PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I Tri Andari 1 Restu Lusiana 2 1 Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Dian Fitriani *, Edrizon, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

Implementasi Kerangka Kerja Elpsa Untuk Meningkatkan Pemahaman Rumus Pola Dan Barisan Bilangan

Implementasi Kerangka Kerja Elpsa Untuk Meningkatkan Pemahaman Rumus Pola Dan Barisan Bilangan Implementasi Kerangka Kerja Elpsa Untuk Meningkatkan Pemahaman Rumus Pola Dan Barisan Bilangan Muhammad Abror SMPN 1 Unter Iwes, Sumbawa muh.abror@gmail.com Abstrak Siswa diharapkan dapat mengonstruksi

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3b MODEL DISCOVERY LEARNING 2 Discovery Learning Belajar diskoveri memberi penekanan pada keakifan siswa, berpusat pada siswa dimana siswa

Lebih terperinci

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA PENGEMBANGAN MEDIA TUTORIAL ALJABAR LINIER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI MAHASISWA

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA PENGEMBANGAN MEDIA TUTORIAL ALJABAR LINIER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI MAHASISWA PENGEMBANGAN MEDIA TUTORIAL ALJABAR LINIER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI MAHASISWA Restu Lusiana 1), Reza Kusuma Setyansah 2) 1 FKIP, Universitas PGRI Madiun email: restu.87.rl@gmail.com; rezasetyansah@gmail.com;

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, yang

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah suatu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Fokusnya adalah pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan Model-Eliciting Activities

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk mengembangkan modul biologi berbasis model

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI OLEH SUSIARTUN NIM RRA1C209027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Keperluan korespondensi, HP : ,

Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN

Lebih terperinci

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 1 PEUSANGAN email: raudhatuljannah183@yahoo.com email: asrulkarim@ymail.com

Lebih terperinci

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Oleh : I Putu Agus Indrawan (1013031035) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama

I. PENDAHULUAN. kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang bermuara pada penarikan kesimpulan tentang apa yang harus kita percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Bukan untuk

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA Artikel Penulis I : Musnidatul Millah Arief; Penulis II : Dra. Chusnal

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN:

PROSIDING ISSN: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITISDENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNINGPADA POKOK BAHASAN LIMIT FUNGSIBAGI SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 2 SRAGEN Titik Purwandari, S. Pd. SMA Negeri 2 Sragen

Lebih terperinci

Rizky Puspitadewi 1,*, Agung Nugroho Catur Saputro 2 dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Rizky Puspitadewi 1,*, Agung Nugroho Catur Saputro 2 dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 4 Tahun 216 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 114-119 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Berdasarkan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP EMBRIOLOGI HEWAN MAHASISWA PRODI P.BIOLOGI FKIP UNS Harlita, Riezky Maya Probosari Dosen Prodi P.Biologi FKIP UNS Email: lita_uns@yahoo.co.id

Lebih terperinci