II. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat"

Transkripsi

1 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Mdal Pengertian Pasar Mdal Pada dasarnya pasar mdal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar mdal, yang diperjualbelikan adalah mdal berupa hak pemilikan perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli mdal adalah individu atau rganisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar mdal, sedangkan penjual mdal adalah perusahaan yang memerlukan mdal atau tambahan mdal untuk keperluan usahanya. Banyak pakar yang telah mendefinisikan pasar mdal, dari definisi-definisi tersebut sebenarnya memiliki makna yang tidak berbeda walaupun dituangkan dalam tata bahasa yang berbeda. Menurut R. Agus Sartn (1994:24), pasar mdal adalah: Pasar mdal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang (lng-term financial assets) yang memiliki jatuh temp lebih dari satu tahun.

2 17 Selain itu, menurut David L. Sctt yang dikutip dari Imam Muslih (2008:10), pasar mdal adalah: Pasar untuk dana jangka panjang di mana saham biasa, saham preferen, dan bligasi diperdagangkan. Sedangkan menurut Tjiptn Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin yang dikutip dari Vick Andhika (2008:16), pasar mdal adalah: Pasar mdal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun mdal sendiri. Undang-Undang Pasar Mdal N. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Mdal mendefinisikan pasar mdal sebagai: Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan prfesi yang berkaitan dengan Efek. Pasar mdal merupakan lembaga yang dapat menjadi sumber pembiayaan pembangunan di luar lembaga perbankan dan anggaran belanja negara. Di dalam pasar mdal, dana masyarakat dapat ditarik untuk membiayai pembangunan dengan jalan mengundang partisipasi mdal masyarakat dalam pemilikan dan pengellaaan perusahaan. Berdasarkan atas prinsip tersebut adanya pasar mdal merupakan tempat bagi partisipasi masyarakat dalam kegiatannya di bidang eknmi/pembangunan. Dan selanjutnya juga merupakan pemerataan penyertaan dan pendapatan masyarakat yang bersangkutan. Sedang bagi perusahaan merupakan sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemdal (investr). Dana yang diperleh dari pasar mdal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,

3 18 ekspansi, penambahan mdal kerja dan lain-lain. Yang pada akhirnya akan terjadi prses penyehatan perusahaan, karena sehatnya perusahaan merupakan syarat untuk berhasilnya menarik partisipasi masyarakat Instrumen Pasar Mdal Dalam Undang-Undang N. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Mdal, instrumen pasar mdal pada prisipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar mdal. Dalam praktek sehari-hari penyebutan surat berharga dapat berupa efek atau sering disebut sekuritas. Definisi efek yang tertera dalam Undang-Undang Pasar Mdal N. 8 Tahun 1995 tersebut telah mencakup semua jenis surat berharga yang ada di pasar mdal. Instrumen pasar mdal yang diperdagangkan di pasar mdal Indnesia hingga saat ini, antara lain: saham (stck), bligasi (bnd), right, warrant, kntrak berjangka indeks saham, dan reksadana. Berikut ini adalah Instrumen-Instrumen yang tersedia di Pasar Mdal Indnesia. Tabel 6. Ringkasan Instrumen-Instrumen Pasar Mdal Indnesia Instrumen Definisi Keuntungan Risik Saham Sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan Capital gain Dividen Obligasi Efek bersifat hutang Bunga dengan jumlah dan waktu yang telah ditetapkan Capital gain Dapat diknversi menjadi saham (cnvertible bnd) Capital Lss Tidak ada pembagian dividen Rasi likuidasi Delisting dari bursa efek Gagal bayar Capital Lss Callability

4 19 Memiliki hak klaim pertama saat emiten dilikuidasi. Bukti Right Waran Kntrak Berjangka Indeks Saham Reksa Dana Sekuritas yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga dan dalam peride tertentu. Merupakan sekuritas yang melekat pada penerbitan saham atau bligasi, yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham perusahaan dengan harga dan jangka waktu tertentu. Kntrak/perjanjian berjangka Indeks saham dengan variable pkk Indeks. Saham, bligasi, atau efek lain yang dibeli leh sejumlah investr dan dikella leh sebuah perusahaan investasi prfessinal. Sumber: BAPEPAM, 2009 Capital gain dengan leverage, jika bukti right ditukar dengan saham baru. Capital gain yang diperleh di pasar sekunder. Capital gain dengan leverage, jika waran diknversikan menjadi saham. Capital gain yang diperleh di pasar sekunder. Hedging Instrumen Spekulasi dengan leverage Arbitrase Tingkat pengembalian yang ptensial Pengellaan dana leh manajemen yang prfessinal Likuiditas Capital Lss dengan leverage. Capital lss yang diperleh di pasar sekunder. Capital lss dengan leverage Capital lss yang diperleh di pasar sekunder. Capital lss dengan leverage Capital lss Risik likuidasi pada reksadana tertutup. 2.2 Investasi Pengertian Investasi Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Ahmad Kamaruddin,2003:1-3). Adapun beberapa pengertian investasi yang dikutip leh Ahmad Kamaruddin yaitu: An investment is a cmmitment f funds made in the expectatin f sme psitive rate f return, (Dnald E. Fischer dan Rnald J. Jrdan: Securities Analysis and Prtfli Management).

5 20 An investment is a cmmitment f mney that is expected t generate f additinal mney, (Jack Clark Francis: Investment Analysis and Management). Investasi menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N.2 Tahun 2004 paragraf 29 adalah: Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (acceratin f wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, ryalti, dividen, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperleh melalui hubungan perdagangan, persediaan dan aktiva tetap bukan merupakan investasi. Dapat disimpulkan bahwa pengertian investasi adalah pengrbanan sejumlah nilai tertentu saat ini untuk memperleh nilai (pengembalian) di masa mendatang yang tentunya dengan harapan lebih besar dari nilai saat ini. Menurut Ahmad Kamaruddin (2003:2), investasi umumnya dikategrikan dua jenis: Real Assets yang bersifat berwujud seperti gedung, kendaraan, emas, dan sebagainya. Financial Assets, yaitu dkumen (surat-surat) klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. Dalam penelitian ini penulis hanya membahas investasi pada asset keuangan (financial assets) lebih khususnya adalah saham Prses Investasi Pada dasarnya tujuan rang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang guna meningkatkan kesejahteraan investr. Untuk itu dalam melakukan investasi pada saham atau efek lainnya, investr perlu memahami prses investasi yang menunjukkan apa yang sebaiknya dilakukan investr agar

6 21 diperleh pengembalian yang diharapkan. Menurut Abdul Halim (2005:4) dalam investasi diperlukan tahap sebagai berikut: Menentukan tujuan investasi Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu: tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate f return), tingkat risik (rate f risk), dan ketersediaan jumlah dana yang diinvestasikan. Melakukan analisis Dalam tahap ini investr melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelmpk efek. Salah atu tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dalam hal ini ada dua pendekatan yang dapat digunakan investr, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Membentuk prtfli Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan berapa prprsi dana yang akan diinvestasikan pada masingmasing efek tersebut. Efek yang dipilih dalam rangka pembentukan prtfli adalah efek-efek yang mempunyai kefisien krelasi negatif, hal ini dilakukan karena dapat menurunkan risik. Mengevaluasi kinerja prtfli Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja prtfli yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risik yang ditanggung.

7 22 Merevisi kinerja prtfli Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahp evaluasi kinerja prtfli. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan) terhadap efek-efek yang membentuk prtfli tersebut jika dirasa bahwa kmpsisi prtfli yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya rate f return lebih rendah dari yang disyaratkan Risik Investasi Dalam knteks manajemen investasi, risik merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian actual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risiknya. Apabila risik dinyatakan sebagai seberapa besar jauh hasil yang diperleh dapat menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran. Alat statistik yang digunakan sebagai ukuran penyebaran tersebut adalah varians atau deviasi standar.semakin besar nilainya, berarti semakin besar penyimpangannya (berarti semakin tinggi risiknya). Apabila dikaitkan dengan preferensi investr terhadap risik, maka investr dibedakan menjadi tiga, yaitu: Investr yang menyukai risik (risk seeker). Risk seeker merupakan investr yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risik yang berbeda, maka ia akan lebih memilih investasi dengan risik yang lebih tinggi. Biasanya investr jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.

8 23 Investr yang netral terhadap risik (risk neutral). Risk neutral merupakan investr akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiapa kenaikan risik. Investr jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan investasi. Investr yang menghidari risik (risk averter). Risk averter adalah investr yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian sama namun risik yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risik yang lebih rendah. Biasanya investr jenis ini cenderung mempertimbangkan keputusan investasinya secara matang dan terencana Jenis Risik Investasi Bila serang individu atau institusi melakukan investasi maka akan dihadapkan pada risik. Dalam knteks prtfli, risik dibedakan menjadi dua, yaitu: Risik sistematis (systematic risk) Risik tidak sistematis (unsystemic risk) Risik sistematis (systemic risk) merupakan risik yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risik ini dipengaruhi leh faktr-faktr makr yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat suku bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Risik ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan. Risik ini disebut juga risik yang tidak dapat didiversifikasi (undiversifiable risk).

9 24 Risik tidak sistematis (unsystemic risk) merupakan risik yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risik ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risik ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham lainnya. Karena perbedaan itulah maka masingmasing memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya factr struktur mdal, struktur asset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya. Risik ini juga disebut risik yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk). Ada beberapa jenis risik investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan investasi. Menurut Abdul Halim (2005:51), risik tersebut adalah sebagai berikut: Risik bisnis (business risk), merupakan risik yang timbul akibat menurunnya prfitabilitas perusahaan emiten. Risik likuiditas (liquidity risk), risik ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti. Risik tingkat bunga (interest rate risk), merupakan risik yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Biasanya risik ini berjalan berlawanan dengan harga-harga instrument pasar mdal. Risik pasar (market risk), merupakan risik yang timbul akibat kndisi pereknmian negara yang berubah-ubah dipengaruhi leh resesi dan kndisi pereknmian lain. Ketika indeks pasar saham meningkat secara terus-menerus selama jangka waktu tertentu atau biasa disebut bull market/bullish, sebaliknya ketika indeks pasar saham menurun secara

10 25 terus-menerus selama jangka waktu tertentu yang sering disebut bear market/bearish. Dengan kecenderungan bullish atau bearish yang mempengaruhi semua saham secara sistematis sehingga tingkat pengembalian pasar menjadi berfluktuasi. Risik daya beli (purchasing pwer risk), merupakan risik yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperleh dari investasi sehingga nilai riil pendapatan menjadi lebih kecil. Risik mata uang (currency risk), merupakan risik yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang dmestik terhadap mata uang negara lain. 2.3 Pengambilan Keputusan Pengertian Pengambilan Keputusan Ada beberapa pendapat ahli mengenai pengertian pengambilan keputusan, salah satunya dikemukakan leh Sfyan Syafri Harahap yang dikutip Esti Febyanti (2008:54), yaitu: Pengambilan keputusan merupakan prses memilih satu alternatif yang ada dari beberapa alternatif. Definisi lain dikemukakan leh Umar yang dikutip Angelique Hayyuza (2006:40), yaitu: Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang atas alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang tepat.

11 Prses Pengambilan Keputusan Ada beberapa pendapat ahli mengenai prses pengambilan keputusan, antara lain yang dikemukakan leh Hiltn yang dikutip Darius Sants (2003:20), langkahlangkah dalam prses pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut: 1. Clarify the decisin prblem, 2. Specify the criteria, 3. Identify the alternatives, 4. Develp a decisin mdel, 5. Cllect the data, 6. Select an alternative Sedangkan menurut Jumayanti Indah Lestari (2004:3), prses pengambilan keputusan investasi berdasarkan pendekatan analisis fundamental meliputi: 1. Mengetahui kinerja keuangan emiten melalui analisis lapran keuangan emiten, termasuk analisis lapran keuangan yang dipryeksikan ke peride yang akan datang, yaitu dengan membandingkan lapran keuangan suatu emiten dengan emiten lain dalam satu jenis industri atau dengan emiten lain yang berbeda jenis industrinya. Perusahaan yang kinerjanya dianggap lebih baik akan dipilih untuk investasi. 2. Menentukan nilai intrinsik efek emiten melalui analisis sekuritas individu, dengan membandingkan apakah harga pasar per saham suatu emiten tidak tepat (terlalu rendah atau terlalu tinggi). 3. Pengambilan keputusan investasi berdasarkan rekmendasi: beli, tahan, atau jual.

12 Analisis Pengambilan Keputusan Investasi Pengambilan keputusan investasi pada kegiatan investasi real assets dan financial assets pada dasarnya adalah kegiatan pengalkasian mdal yang efisien sehingga menghasilkan return yang diharapkan. Dalam kegiatan investasi, investr selalu dihadapkan pada berbagai persalan yang memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Terutama dalam investasi financial assets, serang investr (atau lebih tepatnya trader) di pasar mdal dituntut untuk dapat mengambil keputusan terhadap asset yang ia investasikan secara tepat dan cepat, hal ini dikarenakan perubahan harga yang terjadi di bursa saham terjadi begitu cepat. Agar dapat menghasilkan keputusan yang efektif, maka investr/trader harus mencari dan mengumpulkan infrmasi sehingga keputusan yang diambil dapat memberikan return yang diharapkan. Risik kegagalan ada dalam setiap keputusan, leh karena itu dibutuhkan suatu analisis yang tepat. Hal ini dikemukakan leh Umar yang dikutip Angelique Hayyuza (2006:39) sebagai berikut: Suatu keputusan mengandung risik gagal, besar-kecilnya risik tersebut antara lain tergantung pada kelengkapan infrmasi serta kualitas analisisnya sebelum keputusan diambil Oleh sebab itu, untuk meminimalisir risik yang akan terjadi, invsetr biasanya melakukan analisis terlebih dahulu terhadap prtfli yang mereka miliki. 2.4 Analisis dan Penilaian Saham Investr harus berhati-hati dalam pembuatan keputusan investasi dengan memahami infrmasi yang berhubungan dengan perusahaan yang menerbitkan saham sehingga dengan infrmasi tersebut investr melakukan berbagai analisis.

13 28 Analisis tersebut berguna untuk menilai saham-saham yang akan dipilih dan untuk mengetahui tingkat return yang diharapkan dalam menentukan strategi investasi yang akan dilakukan. Ada 2 analisis yang sering digunakan leh investr dalam hal menentukan keputusan membeli atau menjual prtfli saham mereka, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan metdlgi dari perkiraan pergerakan harga saham, baik sebagai saham individu atau pasar secara keseluruhan. Inti pemikiran dari teknik analisis ini adalah bahwa nilai dari sebuah saham merupakan hasil dari adanya permintaan dan penawaran yang terjadi. Metde ini mengamati dan mempelajari perubahan-perubahan harga saham dan vlume perdagangan suatu saham di masa lalu dengan menggunakan analisis grafis untuk menetapkan estimasi harga saham. Analisis grafis ini kemudian dipelajari untuk mengetahui kemungkinan terjadinya sesuatu pengulangan fluktuasi dan arah tren harga. Prediksi ini dimungkinkan karena knsep pendekatan teknikal beranggapan bahwa pla pergerakan saham yang terjadi saat ini dan di masa lalu cenderung akan terulang di masa akan datang Analisis Fundamental Analisis fundamental menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik (nilai yang seharusnya) tertentu. Nilai ini membandingkan antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik

14 29 tersebut memberikan ukuran mengenai nilai dasar dari suatu saham dan merupakan standar untuk mempertimbangkan apakah saham tersebut dinilai terlalu rendah (undervalued), wajar (fair), atau terlalu tinggi (vervalued). Analisis fundamental bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah harga pasar per saham suatu perusahaan murah atau mahal. Sehingga apabila harga pasar per saham suatu perusahaan dianggap murah, maka investr dapat mengambil keputusan untuk membeli saham tersebut, menyimpannya dan menunggu harga naik. Analisis fundamental memiliki dua mdel penilaian intrinsik suatu saham yang sering digunakan para analis sekuritas, yaitu: a. Pendekatan dividen, yaitu dengan menghitung nilai sekarang (present value) dari pryeksi dividen yang akan diterima investr di masa datang. b. Pendekatan price earning rati (PER), yaitu menaksir harga suatu saham dengan mengalikan laba per saham dengan kelipatan tertentu. 2.5 Analisis Rasi Keuangan Untuk menilai kndisi keuangan dan perfrmance perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tlak ukur. Tlak ukur yang sering dipakai adalah analisis rasi, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dari rasi dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kndisi keuangan dan perfrmance perusahaan. Analisis rasi keuangan menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi, dan memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian psisinya pada saat ini.

15 30 Analsis rasi juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi kreditur dan investr serta memberikan pandangan ke dalam tentang bagaimana kemungkinan dana dapat diperleh. Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim yang dikutip Esti Febyanti (2008:38), analisis yang dipergunakan dalam analisis lapran keuangan dikelmpkkan ke dalam lima kategri, yaitu: 1. Rasi Likuiditas (liquidity rati) 2. Rasi Aktivitas (activity rati) 3. Rasi Slvabilitas (leverage rati) 4. Rasi Prfitabilitas (prfitability rati) 5. Rasi Pasar Kelima analisis rasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Rasi Likuiditas (liquidity rati) Rasi yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis ini dapat dihitung melalui sumber infrmasi tentang mdal kerja yaitu ps-ps aktiva lancar. Rasi-rasi yang digunakan dalam analisis likuiditas adalah: a). Current Rati Current rati merupakan ukuran kinerja yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasi ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi leh aktiva yang diperkirakan akan menjadi uang tunai dalam peride yang sama dengan jatuh temp hutang. Current rati yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah likuiditas. Sebaliknya, suatu perusahaan yang current rati-nya terlalu tinggi juga kurang bagus, hal ini menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan.

16 31 Rasi lancar (current rati) dapat dihitung dengan frmula sebagai berikut: = 100% b). Quick Rati Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya, sering mengalami fluktuasi harga dan unsur aktiva ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi quick rati lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Quick rati yang dianggap baik adalah satu. Rasi cepat (Quick rati atau Acid Test Rati) dapat dihitung dengan frmula sebagai berikut: = 100% 2. Rasi Aktivitas (Activity Rati) Rasi aktivitas mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan melihat tingkat aktivitas asset. Rasi aktivitas yang digunakan dalam menilai investasi adalah: a). Fixed Assets Turnver Rati Perputaran aktiva tetap adalah rasi yang membandingkan antara penjualan dengan aktiva tetap, yang bertujuan untuk mengukur efektifitas pemakaian aktiva tetap. Semakin tinggi rasi perputaran aktiva tetap, semakin efektif manajemen perusahaan dalam pemakaian aktiva tetap. Sebaliknya, bila rasi rendah maka manajemen perusahaan harus mengevaluasi strategi,

17 32 pemasaran, pengeluaran mdal pada perusahaan. Frmula fixed assets turnver adalah: = b). Ttal Assets Turnver Rati Rasi ini menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Perusahaan yang perputaran assetnya makin tinggi itu berarti makin efisien, tetapi perputaran yang terlalu tinggi juga tidak baik, untuk itu perlu ditentukan keseimbangannya. Ttal Assets Turnver Rati dapat dihitung dengan frmula sebagai berikut: = c). Perputaran Piutang (Receivable Turnver) Rasi ini merupakan rasi yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam 1 peride. Semakin tinggi rasi ini, menunjukkan bahwa mdal kerja yang ditanam dalam piutang semakin rendah. =

18 33 d). Peride Pengumpulan Piutang (Days f Receivable) Peride pengumpulan piutang, yaitu rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas. Rumus dapat dituliskan sebagai berikut: = 360 e). Perputaran Persediaan (Inventry Turnver) Inventry turnver adalah rasi yang membagi antara penjualan dengan persediaan. Persediaan dapat ditentukan secara rata-rata. Apabila perhitungan perputaran persediaan memakai frmula penjualan dibagi persediaan secara langsung, maka terdapat 2 kelemahan. Pertama, apabila penjualan ditentukan bedasar harga jual dan persediaan leh harga pkk pembelian, maka diperlukan penyelarasan agar terjadi kesamaan. Alasannya, apabila penjualan memakai harga pkk pembelian berarti penjualaan tersebut sudah terkandung prfit, baiaya perasinal, dan lainlain. Kedua, apabila dipakai perhitungan penjualan selama 1 tahun dan memakai perhitungan persediaan rata-rata, maka dipakai harga pkk penjualan karena persediaan sudah mencerminkan kndisi sebenarnya. Frmula perputaran persediaan adalah: = 3. Rasi Slvabilitas (leverage rati) Rasi yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasi ini menunjukkan kemampuan perusahaan

19 34 untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada suatu saat dilikuidasi. Rasi-rasi slvabilitas yang digunakan adalah: a). Debt t Ttal Assets Rati (DAR) Rasi ini memperlihatkan prprsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya, cenderung semakin besar risik keuangannya bagi kreditur maupun investr (pemegang saham). Debt t Ttal Assets Rati dapat dihitung dengan frmula sebagai berikut: = b). Debt t Equity Rati (DER) Rasi ini menggambarkan perbandingan hutang dan mdal (equity) dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan mdal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi semua kewajibannya. Semakin kecil rasi ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar, rasi terbaik jika jumlah mdal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama. Namun, bagi pemegang saham atau manajemen rasi ini sebaiknya besar. Debt t Equity Rati (DER) dapat dihitung dengan frmula sebagai berikut: =

20 35 c). Lng Term Debt t Equity Rati (LTDER) LTDER merupakan rasi antara hutang jangka panjang dengan mdal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah mdal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang. Lng Term Debt t Equity Rati (LTDER) dapat dihitung dengan frmula sebagai berikut: = d). Time Interest Earned Rati (TIER) Time Interest Earned Rati adalah rasi antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bungan. Rasi ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak mampu membayar bunga. Time Interest Earned Rati dapat dihitung dengan frmula sebagai berikut: : 4. Rasi Prfitabilitas (prfitability rati) Rasi ini melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama peride tertentu. Rasi prfitabilitas akan mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan dan member gambaran tentang tingkat efektivitas pengellaan perusahaan.

21 36 Rasi prfitabilitas yang umum digunakan adalah: a). Grss Prfit Margin (GPM) Rasi ini mengukur efisiensi pengendalian harga pkk atau biaya prduksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berprduksi secara efisien. Semakin tinggi rasi ini semakin baik. = 100% b). Operating Prfit Margin (OPM) Rasi ini mengukur laba bersih sebelum pajak terhadap penjualan, untuk melihat kemampuan perusahaan dalam berperasi secara efisien. Semakin tinggi margin laba yang diraih maka perusahaan semakin baik. = 100% c). Net Prfit Margin (NPM) Rasi ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin besar rasi ini semakin baik, karena dianggap perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. = 100% d). Return n Assets (ROA) Rasi ini menunjukkan seberapa besar laba bersih diperleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Atau kemampuan perusahaan (aktiva perusahaan) dengan seluruh mdal yang bekerja di dalamnya untuk

22 37 menghasilkan laba perasi perusahaan (EBIT). Return n Assets (ROA) sering disamakan dengan Return n Investment (ROI). Semakin tinggi hasilnya maka semakin efektif dalam mengella assets. = 100% e). Return n Equity (ROE) Rasi ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengella mdal sendiri (net wrth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik mdal sendiri atau pemegan saham perusahaan. Return n Equity (ROE) menunjukkan rentabilitas usaha. Semakin besar rasi ini semakin baik. = 100% f). Earning Per Shares (EPS) Rasi ini mengukur nilai nminal laba yang diperleh setiap satuan saham dalam jangka waktu tertentu (umumnya per kuartal). Semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan, maka semakin besar keuntungan yang akan diperleh leh investr (pemegang saham), meskipun mustahil seluruh laba perusahaan dibagikan menjadi dividen tunai. h = 100%

23 38 5. Rasi Pasar Rasi pasar adalah rasi yang memberikan infrmasi seberapa besar investr menghargai perusahaan atau mempercayai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham lebih besar nilainya dari hak yang akan mereka perleh (nilai buku saham). Rasi-rasi yang digunakan adalah: a). Price t Bk Value (PBV) Rasi ini diperleh dengan mengukur harga saham perusahaan terhadap nilai bukunya. Apabila angka PBV lebih kecil dari 1, artinya saham suatu perusahaan dijual lebih rendah dari nilai perusahaannya. Sehingga saham perusahaan tersebut masih layak untuk dibeli. = h = h h b). Price Earning Rati (PER) Rasi ini menunjukkan rasi harga saham terhadap earning atau dengan kata lain menunjukkan seberapa besar investr menilai harga saham terhadap kelipatan dari earning. Semakin renda PER berarti menunjukkan harga saham perusahaan tersebut murah, begitu sebaliknya. = h h

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN (BAB 1) ASTRIED P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN (BAB 1) ASTRIED P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN (BAB 1) ASTRIED P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN Analisis Penggunaan Rasi Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN A. ANALISIS KEUANGAN (FINANCIAL

Lebih terperinci

JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA

JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA JUDUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. INDOMATRA BUSANA JAYA NAMA : Nidya Indra R Dsen Pembimbing : Niayah Erwin SE,MM Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas II. LANDASAN TEORI 2.1 Saham Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati terdiri dari sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor fundamental perusahaan terhadap return saham sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. Saham (stock

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK N. 2 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Lapran Arus Kas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N. 2 tentang Lapran Arus Kas disetujui dalam Rapat Kmite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan IV Analisis Laporan Keuangan Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Laporan Keuangan Analisis Indeks Analisis Common Size Analisis Rasio Keuangan Analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling diminati investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi tiga macam,

BAB I PENDAHULUAN. datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi tiga macam, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan harapan akan memperolah pendapatan pada masa yang datang. Dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Isu globalisasi memang tidak dapat dielakkan lagi. Isu ini terus berkembang dan semakin terasa wujudnya terutama pada tahun-tahun terakhir dekade 90-an.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai sumber alternatif lain karena mempunyai peran sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti saham, reksadana, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Keuangan a. Definisi Manajemen Keuangan Salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan

Lebih terperinci

Analisa Laporan keuangan

Analisa Laporan keuangan Laporan keuangan Analisa Laporan keuangan Minggu ke -2 By : Bambang Wahyudi Wicaksono Laporan keuangan diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus membuat keputusan. Setiap keputusan, yang diambil mempunyai dampak terhadap posisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Harga Saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya. Saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Analisis Rasio Keuangan Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengantar Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor industri rata-rata 8 persen per tahun untuk perioda 2005 2009. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogianto,2000:107). Return investasi dapat berupa return

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori 2.1.1 Current Ratio (CR) Kasmir (2016:134) menerangkan bahwa: Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat pada triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan penghubung antara investor (pihak yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan penghubung antara investor (pihak yang memiliki BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pasar Modal dan Saham Pasar modal merupakan penghubung antara investor (pihak yang memiliki dana) dengan perusahaan (pihak yang memerlukan dana jangka panjang) ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Likuiditas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Likuiditas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian di antaranya adalah : 1. Anis Sutriani (2014) Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru Indonesia, baik di kota-kota besar maupun didaerah. Pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Harga Saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya. Saham

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan era globalisasi di Indonesia mengakibatkan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan era globalisasia ini menjadikan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE 107 ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE 2010 2014 Oleh : Yosefa Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal telah menjadi salah satu sumber

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini berbagai sektor korporasi melakukan ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998 telah memberikan dampak yang buruk pada hampir semua sektor, terutama sektor ekonomi. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah: 2.1.1 Widayanti dan Haryanto (2013) Penelitian Widayanti dan Haryanto (2013)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA 2.1.1.1 Pengertian PBV (Price Book Value) Rasio PBV (Price Book Value) ini di definisikan sebagai rasio harga saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Indikator kinerja dari suatu perusahaan adalah laba, karena tujuan utama dari kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan adalah memaksimalkan

Lebih terperinci

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi 17 II. TIN JAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini tidak mengabaikan adanya penelitian terdahulu yang sangat bermanfaat sebagai acuan penulis, dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pesinyalan ( Signalling Theory ) Teori pesinyalan menunjukkan adanya asimetri informasi antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pesinyalan ( Signalling Theory ) Teori pesinyalan menunjukkan adanya asimetri informasi antara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan ( Signalling Theory ) Teori pesinyalan menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu asset atau lebih, selama periode tertentu dengan harapan dapat

Lebih terperinci

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 1 ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2003-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana

Lebih terperinci