ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER"

Transkripsi

1 ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER Anastasia Oktaviani (021) , Anastasia Oktaviani, Ardiyansah, S.T ABSTRAK Animasi film pendek Legenda Tengger ini merupakan sebuah cerita rakyat yang menceritakan tentang seorang ayah yang mengorbankan anak bungsunya kepada Gunung Bromo karena janji yang telah dibuatnya di masa lalu dan sangat disesalinya. Cerita rakyat ini diangkat karena isu kepercayaan yang berkembang saat ini, banyak sekali orang yang mudah mengucapkan janji yang tidak dapat ditepatinya, hanya untuk kepentingan diri sendiri. Maka dari itu animasi film pendek Legenda Tengger ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya arti sebuah janji dan kewajiban untuk menepati janji. Menggunakan metode penelitian melalui pencarian data melalui buku, catatan penulis, referensi, dan internet. Hasil yang ingin dicapai ialah untuk memberikan informasi melalui media alternatif hiburan yaitu audio visual agar masyarakat lebih dapat menghargai komitmen janji. Untuk merancang sebuah media komunikasi visual film animasi pendek yang berisi informasi mengenai cerita rakyat yang memiliki pesan moral mengenai pentingnya sebuah janji. Kata kunci: Legenda, Tengger, Bromo, Janji, Animasi pendek, Film Short movie animation of The Legend of Tengger was based on an Indonesian Folklore story which telling about a father who must sacrifice his youngest child to Bromo Mountain because of the promise he made in the past. The reason why using this folklore story because of the growing issue about trust at this time. Peoples nowadays are easily making promises without any consideration to keep it, it is used for their own interests. Therefore, this short movie animation of The Legend of Tengger is aims to gave comprehension to the public about the importance of understanding the meaning of a promise and an obligation to keep promises. Using the methods of research through data search through the book, the author notes, references, and internet. The goal to achieved is to provide the information through the alternative media of audio visual entertainment so the public could appreciate the commitment of promises. designing a short animated movie through visual communication medium that contains information about the folklore that has a moral message about the importance of a promise. Keyword: Legend, Tengger, Bromo, Promise, Short Animation, Movie PENDAHULUAN Banyak masyarakat yang belum mengerti pentingnya arti sebuah janji dan kewajiban untuk menetapi janji yang telah dibuat, sehingga tidak jarang janji dibuat sembarangan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan tanpa memperdulikan kewajiban menepati janjinya tersebut. Bukan hanya masyarakat saja yang tidak mengerti konsekuensi janji, banyak pemimpin rakyat yang juga masih saja tidak memahami konsekuensi janji, mereka sering memberikan janji palsu yang tidak pernah ditepati mereka hanya untuk mendapatkan dukungan atau simpati masyarakat. Lama-kelamaan masyarakat ikut terpengaruh dengan sikap atau kebiasaan yang dilakukan oleh para public figure tersebut, masyarakat menjadi terbiasa untuk memberikan janji secara sembarangan karena beranggapan bahwa hal tersebut sah-sah saja dan bukan masalah besar. Mereka mulai mencari-cari alasan untuk pembelaan terhadap diri mereka atas kesalahan mereka, janji dibuat karena dipaksa keadaan, kemudian mengingkarinya adalah hal yang wajar karena mereka tidak serius saat mengucapkannya. Kebiasaan ini berdampak buruk pada masalah kepercayaan, masyarakat

2 menjadi tidak mudah lagi untuk saling mempercayai karena berpikir takut dibohongi atau dirugikan, sehingga masyarakat mulai mencurigai satu sama lain dan mulai mencari keuntungan demi diri sendiri karena merasa tidak aman dan berubah menjadi hal yang akhirnya dapat merugikan diri sendiri. Hal-hal kecil yang seharusnya tidak perlu dilakukan berubah menjadi masalah besar yang akhirnya menyeret diri sendiri dalam keadaan berbahaya dimana hanya tinggal penyesalan teramat pada diri sendiri yang selalu datang di akhir. Menyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat dan mulai menyalahkan keadaan dan orang sekitarnya, bahkan mungkin Tuhan atas semua kemalangan yang menimpa mereka. Padahal semua hal tersebut berasal dari hal kecil yang paling mendasar. Kepercayaan. Janji yang ditepati, tidak hanya menguntungkan orang lain saja, tetapi diri sendiri pun dapat merasakannya. Oleh karena itu penulis ingin mengangkat sebuah cerita rakyat mengenai Legenda Tengger. Legenda Tengger ini menceritakan tentang kesedihan dari seorang ayah yang terpaksa harus mengorbankan anaknya yang terkasih karena janji yang dibuatnya di masa lalu. Penyesalan selalu datang terlambat. Dari cerita rakyat ini dapat diambil hikmah bahwa kita tidak boleh sembarangan mengucapkan janji, karena suatu hari kita akan harus menepatinya dengan konsekuensi apapun. Penulis menggunakan media cerita rakyat sebagai penyalur pesan moral karena daya serap dan imajinasi yang disampaikan melalui media cerita lebih memiliki kesan mendalam dengan daya serap yang lebih tinggi dan dapat membekas dengan kuat dalam ingatan. Penulis ingin mencoba menyampaikan pentingnya arti sebuah janji dan konsekuensi dari sebuah janji yang telah dibuat yang dikemas dalam bentuk animasi 3D Short Animation dengan mengangkat cerita rakyat Legenda Tengger ini untuk dijadikan sebagai contoh pelajaran hidup mengenai konsekuensi sebuah janji yang harus ditepati. Dengan menggunakan disiplin ilmu desain komunikasi visual dan animasi yang digunakan dengan mengangkat tema Legenda Tengger menjadi sebuah materi komunikasi audio visual dalam bentuk short amination yang menceritakan tentang pentingnya menepati janji yang telah diucapkan, sehingga tidak sembarangan untuk membuat janji yang tidak bisa kita penuhi. Dengan media short animation ini diharapkan dapat menyampaikan pentingnya sebuah janji dan harga yang harus dibayar untuk membuat sebuah janji. METODE PENELITIAN Teori Dasar Animasi Prinsip dasar animasi diperkenalkan oleh Ollie Johnston dan Frank Thomas, animator Disney pada tahun 1930-an menjadi dasar utama dalam perkembangan animasi, diadopsi dari animasi produksi Walt Disney. 12 Prinsip dasar animasi Johnston dan Thomas diterbitkan pada tahun 1981 dalam buku The Illusion of Life: Disney Animation. Dalam buku The Animator s Survival Kit yang diterbitkan oleh Richard Williams, 12 prinsip dasar animasi tersebut dijelaskan seebagai berikut: Squash and Stretch - Sebuah gerakan yang dipakai dalan animasi untuk memperlihatkan gerakan objek yang lebih alami dan hidup, membedakan sifat kelenturan dan kekakuan suatu objek dengan menggambarkan distorsi bentuk objek saat dalam pergerakan, sehingga membuat objek terlihat hidup. Anticipation - Merupakan sebuah gerakan awal untuk sebuah aksi yang ingin dilakukan, gerakan antisipasi ini untuk mempertegas gerakan yang akan dilakukan. Berdasarkan antisipasi yang dilakukan, maka gerakan aksi yang terjadi dapat menghasilkan gerakan reaksi sehingga animasi berjalan dengan baik. Gerakan antisipasi selalu berlawanan arah dengan arah reaksi yang dihasilkan. Staging - Merupakan bentuk presentasi peletakan objek dari sebuah ide cerita dalam bentuk visual sehingga mendapatkan mood dan komposisi visual yang baik, seimbang, menghasilkan sebuah gambar yang bagus. Straight Ahead Action and Pose to Pose Action - Straight Ahead Action merupakan teknik pengerjaan animasi yang dilakukan langsung secara frame by frame, konsistensi kualitas gambar terjaga karena dikerjakan oleh satu orang saja dari awal, tapi memakan waktu pengerjaan yang lama. Sedangkan Pose to Pose Action merupakan teknik pengerjaan animasi yang dilakukan dengan animator yang pertama hanya menggambar keyframe-keyframe tertentu saja, kemudian untuk in-between keyframe tersebut dilanjutkan oleh animator lain, sehingga waktu pengerjaan menjadi lebih singkat. Follow Through and Overlapping Action - Follow Through merupakan gerakan reaksi dari gerakan aksi yang dilakukan yang berkaitan dengan objek, misalnya gerakan rambut yang maju ke depan saat berhenti berlari. Sedangkan Overlapping Action merupakan gerakan berulang-ulang yang terus terjadi sepanjang gerakan aksi, misalnya gerakan dari telinga kelinci yang melompat, telinga kelinci tersebut masih bergerak walaupun setelah kelinci tersebut berhenti melompat. Slow In and Slow Out - Merupakan rangkaian gerakan yang sesuai dengan hukum dinamika gerak dalam fisika yang mempengaruhi gerakan objek. Slow In merupakan gerakan awal yang lambat kemudian menjadi cepat, sedangkan Slow Out merupakan gerakan awal yang cepat kemudian melambat. Arcs - Merupakan suatu alur pergerakan tubuh makhluk hidup yang bergerak secara smooth atau halus dan realistik yang membentuk suatu gerakan yang melingkar. Secondary

3 Action - Merupakan gerakan tambahan hasil dari gerakan sebelumnya yang berfungsi untuk memperkuat gerakan awal sehingga gerakan aksi terlihat lebih hidup dan menarik. Timing - Timing merupakan hal yang terpenting dalam animasi, timing menetukan waktu untuk seluruh gerakan yang terjadi, cepat atau lambat suatu gerakan sehingga dapat menghasilkan mood dan membangun emosi sebuah gerakan. Exaggeration - Merupakan gerakan untuk melebih-lebihkan dan mendramatisir suatu gerakan secara hiperbola dan ekstrim untuk menghasilkan efek lucu yang dipakai untuk menghibur dalam animasi. Solid Drawing - Merupakan konsistensi kualitas suatu gambar karakter yang memiliki volume dan pencahayaan yang baik yang dapat menghasilkan karakter yang menarik. Appeal - Merupakan tampilan visual dan gaya animasi yang dipakai dalam animasi untuk mengidentifikasikan selera audiens terhadap gaya visual sehingga dapat menghasilkan gaya visual yang cocok dengan target audiens. Teori Warna Terdapat tiga variabel penting dalam warna yaitu Hue, Saturation, dan Value. Teori dasar warna pertama kali yang dikemukakan adalah Teori Brewster pada tahun Teori ini membagi warna menjadi empat kelompok warna, yaitu warna primer, warna sekunder, warna tersier dan warna netral. Warna Primer - Merupakan warna dasar dari teori warna Brewster yang terdiri dari warna Merah, Biru dan Kuning. Warna Sekunder - Merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran 2 warna primer dengan proporsi 1:1. Perpaduan warna Merah dan Kuning menghasilkan warna Orange. Perpaduan warna Merah dan Biru menghasilkan warna Ungu. Perpaduan warna Biru dan Kuning menghasilkan warna Hijau. Warna Tersier - Merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran warna primer dengan warna sekunder. Misalnya perpaduan warna Kuning dengan Orange menghasilkan warna Yellow Orange. Warna Netral - Merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran ketiga warna dasar Merah-Kuning- Biru dengan proporsi 1:1:1 menghasilkan warna Hitam. Teori Komunikasi Kata komunikasi berasal dari kata communis dari bahasa Latin yang mempunyai arti umum atau bersama. Komunikasi merupakan sebuah kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan, ide atau gagasan yang terjadi antara dua pihak, berfungsi untuk menukar informasi, pikiran, pendapat dan pengertian seseorang kepada pihak lain. Berdasarkan tujuannya, komunikasi dibedakan menjadi empat, yaitu identifikasi, informasi, promosi dan ambience. Menurut Yongky Safanayong dalam bukunya yang berjudul Desain Komunikasi Visual Terpadu, disebutkan bahwa terdapat empat unsur penting dalam proses komunikasi: Sumber / Pembuat Sandi (Source / Encoder), Pesan (Message), Saluran (Channel) dan Penerima / Pengurai Sandi ( Receiver / Decoder). Pesan merupakan hal terpenting dari komunikasi. Pesan adalah tujuan utama dari suatu komunikasi. Untuk merumuskan pesan yang efektif terdapat tiga tahapan yang dapat diperoleh melalui pendekatan rasional dan emosional: melahirkan pesan, mengevaluasi pesan, memilih dan menyampaikan pesan. Teori Film Pendek Film pendek merupakan sebuah bentuk film dengan durasi yang tidak terlalu lama dan dapat menyampaikan pesan dengan komunikasi yang menarik sehingga audiens tidak merasa bosan karena terlalu lama. Pada awal perkembangannya film pendek sempat dipopulerkan oleh Charles Chaplin. Film pendek bukan merupakan reduksi dari film cerita panjang, namun memiliki karakteristik yang berbeda dengan film cerita panjang. Dalam perkembangannya, film pendek merupakan awal mula film bioskop, tetapi karena keterbatasan teknologi yang belum dapat merekam suara dan warna, maka film pendek pada masa itu hanya berdurasi 5-10 menit. Genre film pendek awal adalah film kartun dan komedi. Teori Sinematografi Sinematografi merupakan serapan dari kata bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari bahasa Latin Kinema yang memiliki arti gerakan dan Graphein yang memiliki arti merekam. Sinematografi merupakan teknik untuk menangkap gambar dan mengabungkannya sehingga menjadi rangkaian gambar yang mampu menyampaikan ide cerita. Teknik penggabungan gambar ini merupakan teknik Montase atau

4 Montage, tidak digabungkan secara asal dan sembarangan tapi mempunyai cara tertentu sehingga dapat menyampaikan ide cerita dengan baik. Sinematografi merupakan teknik tentang pengaturan cahaya dan kamera, sangat dekat dengan fotografi. Yang membedakannya adalah cara penyampaian ide, pada fotografi penyampaian ide memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan untuk sinematografi menggunakan rangkaian gambar yang menjadi media penyampaian ide cerita. Terdapat dua metode umum untuk proses editing film, yaitu: Continuity Cutting - Merupakan metode editing film yang berisi penyambungan dari dua adegan yang memiliki kesinambungan. Dynamic Cutting - Merupakan metode editing film yang berisi penyambungan dari dua adegan yang memiliki kesinambungan. Terdapat empat teknik editing film, yaitu: Pararel Editing - Merupakan teknik editing saat terdapat dua adegan yang memiliki persamaan waktu sehingga dirangkai silih berganti. Cross Cutting - Merupakan teknik editing saat terdapat dua adegan yang tidak memiliki persamaan waktu atau berbeda waktu sehingga dirangkai dengan adegan yang disilangkan atau penyilangan. Contrast Editing - Merupakan teknik editing yang memperlihatkan susunan atau rangkaian gambar yang memiliki kontradiksi dua adegan atau lebih. Montage Trope - Merupakan teknik editing yang mempergunakan symbol atau lambing-lambang yang menimbulkan pemikiran pada penonton. Teori Perkembangan Psikologi Anak Sejarah perkembangan psikologi telah dimulai sejak zaman Yunani Kuno yang dikemukakan oleh Pythagoras pada tahun SM, Pythagoras berpendapat bahwa jiwa merupakan sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak dapat mati (Hadiwijono 1980, 19). Perkembangan psikologi tersebut kemudian dikembangkan dengan pandangan dari filosof besar lainnya, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates ( SM) memandang jiwa sebagai inti sari manusia (Hadiwijono 1980, 36). Plato ( SM) berpendapat bahwa jiwa dan tubuh manusia merupakan dua kenyataan yang berbeda dan harus dipisahkan, dikenal sebagai teori dualisme Plato. Aristoteles ( SM) awalnya merupakan murid Plato yang mendukung teori dualisme Plato, tetapi Aristoteles berbalik menyerang teori tersebut dan memandang jiwa dan raga sebagai dua aspek yang berasal dari satu substansi yang saling berhubungan. Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan psikologi telah digunakan dan dikembangkan oleh banyak ahli hingga masa sekarang. Teori Kognitif Psikologi Jean Piaget Kognitif merupakan potensi intelektual yang terdiri dari enam tahapan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi. Teori kognitif menekankan pada bagaimana cara atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Seorang pakar psikologi Swiss yang bernama Jean Piaget menyatakan bahwa seorang anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Terdapat dua proses yang mendasari dunia individu dalam pandangan Jean Piaget, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian atau adaptasi. Empat tahapan perkembangan anak menurut Jean Piaget: Tahap Sensorimotor merupakan tahap pertama dari empat tahap perkembangan Piaget, terjadi dari lahir hingga usia dua tahun yang ditandai dengan kemajuan yang signifikan dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasi dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan dan tindakan fisik. Terdapat enam subtahapan yang menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting seorang anak, yaitu: Sub-tahapan Skema Refleks, Sub-tahapan Fase Reaksi Sirkular Primer, Sub-tahapan Fase Reaksi Sirkular Sekunder, Sub-tahapan Koordinasi Reaksi Sirkular Sekunder, Sub-tahapan Fase Reaksi Sirkular Tersier, Sub-tahapan Awal Representasi Simbolik. Tahap Praoperasional - Merupakan tahap kedua dari empat tahap perkembangan Piaget, terjadi pada saat anak berusia dua hingga tujuh tahun yang ditandai dengan muncul pemikiran egosentrisme, animisme dan intuitif. Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan objek melalui kata-kata atau gambar. Tahap Operasional Konkret - Merupakan tahap ketiga dari empat tahap perkembangan Piaget, terjadi pada saat anak berusia tujuh hingga sebelas tahun yang ditandai dengan kemampuan anak untuk dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan melakukan sebuah penalaran logis yang dapat menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam contoh yang spesifik atau konkrit. Ada enam proses penting selama tahapan ini: Pengurutan, Klarifikasi, Decentering, Reversibility, Konservasi, Penghilangan sifat Egosentrisme. Tahap Operasi Formal - Merupakan tahap keempat dan tahap terakhir dari empat tahap perkembangan Piaget, terjadi pada saat anak berusia sebelas hingga lima belas tahun yang ditandai kemampuan anak untuk berpikir secara abstrak dan lebih logis.

5 HASIL DAN BAHASAN Title Legenda Tengger Untuk desain title short movie animasi Legenda Tengger atau dalam bahasa Inggris The Legend of Tengger, penulis menggunakan font Footlight MT Light yang dianggap penulis dapat mencerminkan keanggunan dan kemegahan dari Tengger. Bentuk font yang dipakai adalah bentuk dasar serif yang simple agar mudah untuk dimasukkan ke dalam background. Untuk warna yang dipakai disesuaikan dengan background, namun secara umum warna yang dipakai adalah warna hitam, yang memperlihatkan warna yang tegas dan kuat, seperti yang ditampilkan oleh karakter Ki Seger yang memerintah masyarakat Tengger. Gambar 1 Title Legenda Tengger Visualisasi Karakter Untuk penggambaran visualisasi karakter-karakter dalam film animasi pendek Legenda Tengger ini, mula-mula penulis melakukan sketsa kasar untuk mendapatkan karakter yang sesuai sebagai tokoh dalam animasi ini. Berikut adalah penjelasan dan pembahasan masing-masing karakter. Gambar 2 Concept Sketch Gambar 3 Character Comparison

6 Ki Seger atau Joko Seger merupakan keturunan dari kasta Brahmana yang gagah berani yang memimpin masyarakat Tengger. Karakteristik dari Ki Seger adalah seorang yang ramah, sabar, bijaksana dan tegas dalam memimpin tetapi penuh rasa keadilan yang kuat. Penggambaran karakter yang digunakan untuk Ki Seger adalah figur seorang pria dewasa yang sudah matang, memiliki image seorang yang bijaksana, tegas dan penuh rasa keadilan, visualisasi karakter sangat mengandung nuansa Indonesia, lengkap dengan pakaian adat dari suku Tengger. Untuk penggambaran ekspresi Ki Seger terlihat tegas namun tidak menyeramkan sehingga memberikan kesan orang yang dapat diandalkan. Gambar 4 Sketsa karakter Ki Seger Gambar 5 Visualisasi 3D Ki Seger Nyi Anteng atau Roro Anteng merupakan keturunan dari kasta Ksatriya yang lemah lembut dan bijaksana, mendampingi Ki Seger yang gagah berani dalam memimpin wilayah Tengger dengan kebaikan hatinya sehingga masyarakat Tengger dapat hidup dengan baik dan makmur. Karakteristik dari Nyi Anteng adalah seorang yang ramah, sopan, lemah lembut, baik hati dan penuh perhatian yang membuatnya dihormati oleh seluruh masyarakat Tengger. Penggambaran karakter yang digunakan untuk Nyi Anteng adalah figur seorang wanita cantik yang memiliki image seorang yang lemah lembut dan penuh perhatian, visualisasi karakter sangat mengandung nuansa Indonesia, lengkap dengan pakaian adat dari suku Tengger. Untuk penggambaran ekspresi Nyi Anteng terlihat sangat lembut namun anggun dan terlihat tidak lemah sehingga memberikan kesan orang yang dapat diandalkan.

7 Gambar 6 Sketsa karakter Nyi Anteng Gambar 7 Visualisasi 3D Nyi Anteng Raden Kesuma merupakan anak bungsu dari pasangan Ki Seger dan Nyi Anteng, yang bisa dikatakan merupakan korban dari janji yang diucapkan secara sembarangan oleh Ki Seger pada masa lalu. Karakteristik dari Raden Kesuma digambarkan sebagai seorang anak bayi yang masih kecil dan imut. Penggambaran karakter yang digunakan untuk Raden Kesuma menggunakan figur seorang anak bayi kecil yang lemah dan tidak berdaya menghadapi hal yang harus menimpa dirinya, hal ini untuk menampilkan kesan emosi yang kuat saat seorang ayah harus menggorbankan anaknya yang masih kecil dan tidak berdaya sebagai persembahan kepada Gunung Bromo. Gambar 8 Visualisasi 3D Raden Kesuma

8 Penasehat Kerajaan merupakan seorang Brahmana yang setia mengabdi kepada Ki Seger. Karakteristik dari Penasehat Kerajaan adalah seorang yang sangat bijaksana yang selalu membantu Ki Seger memecahkan permasalahan ataupun memberikan nasehat untuk Ki Seger. Penggambaran karakter yang digunakan untuk Penasehat Kerajaan adalah figur seorang kakek tua yang memiliki image seorang yang bijaksana, visualisasi karakter sangat mengandung nuansa Indonesia, lengkap dengan pakaian adat dari suku Tengger. Untuk penggambaran ekspresi Penasehat Kerajaan terlihat sebagai orang yang sangat bijaksana dan berwawasan luas yang memberikan kesan orang yang dapat dipercaya dan diandalkan. Gambar 9 Visualisasi 3D Penasehat Kerajaan Gambar 10 Visualisasi Scene

9 Untuk layout poster, penulis menggunakan curtain dan lantai kayu karana ingin menggambarkan bahwa cerita ini menggunakan setting panggung sebagai lokasi penceritaan. Gambar 11 Poster Gambar 11 Cover DVD Gambar 12 Cover DVD Case

10 Gambar 13 Pembatas Buku SIMPULAN DAN SARAN Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan yang memiliki banyak pulau, suku bangsa, ragam budaya, ragam kesenian, musik, adat istiadat, kebiasaan hingga ragam cerita rakyat dari daerah-daerah di Indonesia yang diturunkan dari generasi nenek moyang kepada generasi penerus mereka. Banyak sekali pesan-pesan moral bermanfaat yang bisa didapatkan dari cerita rakyat, mengajarkan mengenai etika dan moral hidup. Memberikan contoh kasus-kasus dari amal dan karma dari perbuatan yang yang telah dilakukan. Dewasa ini banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengerti arti pentingnya janji, mereka menggangap enteng untuk memberikan janji tanpa merasa terbebani dengan tanggung jawab dari janji yang telah dibuat. Mereka beranggapan mudah untuk memberikan janji karena banyak juga contoh yang mereka temui dari kehidupan sehari-hari, makin banyak orang yang juga tidak menepati janji sehingga mereka tidak merasa bersalah karena mereka beranggapan hal ini sudah menjadi masalah normal dan tidak banyak dipermasalahkan. Untuk memperbaiki kesalahan dari stigma masyarakat yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia, film animasi pendek Legenda Tengger ini mengajarkan agar masyarakat mengerti tentang pentingnya arti sebuah janji dan kewajiban untuk menetapi janji yang telah dibuat, sehingga tidak jarang janji dibuat sembarangan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan tanpa memperdulikan kewajiban menepati janjinya tersebut. Penulis belum memiliki banyak pengalaman dalam dunia animasi ini, tetapi penulis memiliki saran yang ingin penulis sampaikan. Penulis melihat banyak sekali animator maupun calon animator Indonesia yang sangat berbakat didalam hal teknis, pembuatan model 3D hingga eksekusi yang sangat baik sekali, tetapi memiliki banyak kekurangan dalam bidang estetika dan sisi penceritaan. Penulis melihat banyak animator Indonesia yang terpaku pada masalah teknis, namun melupakan masalah pada sisi keindahan dan estetika, juga pada sisi cerita. Sehingga kebanyakan menghasilkan karya yang kurang memuaskan dari sisi cerita maupun estetika dari animasi yang diberikan. Animator Indonesia seharusnya lebih mempelajari masalah estetika, sehingga untuk kedepannya nanti dapat menghasilkan karya yang lebih baik, yang memiliki nilai lebih pada sisi estetika, tidak hanya pada sisi teknis. Kreatifitas juga sangat berpengaruh pada perkembangan kualitas animasi di Indonesia, hal yang paling penting dalam pengerjaan animasi adalah masalah kesabaran dan sikap yang ingin terus belajar hal yang baru dan tidak mudah puas. Kerja keras dan pengorbanan dan keinginan untuk berusaha lebih sangat penting. Seorang animator memerlukan semua hal itu untuk menjadi seorang animator yang baik.

11 REFERENSI Literatur Buku Sejarah, Agama dan Tradisi Suku Tengger Gunung Bromo karya Alpha Savitri The Animator s Survival Kit by Richard Williams Kumpulan Legenda Nusantara Favorit karya Astri Damayanti Desain Komunikasi Visual Terpadu karya Yongky Safanayong Design Basic Index by Jim Krause Tipografi Dalam Desain Grafis karya Danton Sihombing, MFA Literatur Internet RIWAYAT PENULIS Anastasia Oktaviani lahir di kota Jakarta pada 31 Oktober Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual Program Animasi pada 2012.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title 5.1.1 Title Legenda Tengger Untuk desain title short movie animasi Legenda Tengger atau dalam bahasa Inggris The Legend of Tengger, penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Dasar Animasi a. Squash and Stretch b. Anticipation c. Staging

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Dasar Animasi a. Squash and Stretch b. Anticipation c. Staging BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Dasar Animasi Prinsip dasar animasi diperkenalkan oleh Ollie Johnston dan Frank Thomas, animator Disney pada tahun 1930-an menjadi dasar utama dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI)

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) 3.1 METODE PERANCANGAN 3.1.1 Metode Pengumpulan Data a. Studi Literatur Merupakan jenis metode studi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial.

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial. 20 BAB IV KONSEP 4.1 Landasan Teori. A. Teori Animasi Prinsip Animasi: 12 prinsip animasi dibuat dibuat di awal tahun 1930an oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan )

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Film animasi merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Animasi dapat dikembangkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG Gunawan Universitas Bina Nusantara, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 gunawan.leman@gmail.com

Lebih terperinci

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi 3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi a. Tujuan Pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan belajar 3 diharapkan siswa dapat: Mengetahui12 Jenis Prinsip prinsip Animasi Memahami Prinsip Squash

Lebih terperinci

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing 12 Prinsip Animasi Ada berbagai macam teori dan pendapat tentang bagaimana seharusnya animasi itu dibuat. Tetapi setidaknya ada 12 prinsip yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah animasi yang hidup. Ke-12

Lebih terperinci

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright ANIMASI 2D Pengertian Animasi Jean Ann Wright Kata animate berasal dari kata kerja Latin animare, yang berarti membuat jadi hidup atau mengisi dengan nafas. Pada animasi kita benar-benar bisa merestrukturisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang hendak disampaikan. Seseorang yang sedang membaca berarti berarti

Lebih terperinci

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan Fungsi Produk Rancangan 1. Animasi Menurut Vaughan (2004), animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Sesi 1 PENDAHULUAN Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Animasi Sudah ada semenjak 15.000 tahun yang lalu, dengan ditemukannya lukisan bergambar pada dinding gua zaman

Lebih terperinci

12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN. Matakuliah Dasar Animasi

12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN. Matakuliah Dasar Animasi 12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN Matakuliah Dasar Animasi Oleh: 1. Bayu Sedono 702012601 2. Dany Caesar 692013004 3. Rex Fritz Sidupa 682012027 4. Andrie Adriansyah 692012058 Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PEMBAHASAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PEMBAHASAN BAB V PEMBAHASAN Produksi karya KARTA & LOBANG, merupakan sebuah film animasi yang dirancang dengan melalui banyak proses pengembangan ide kreatif mulai dari karakter, cerita hingga concept art dibangun.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. melatih animator untuk lebih cepat dan lebih baik. Ada pun 12 prinsip animasi tersebut adalah:

BAB 4 KONSEP DESAIN. melatih animator untuk lebih cepat dan lebih baik. Ada pun 12 prinsip animasi tersebut adalah: BAB 4 KONSEP DESAIN 4. 1. Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Prinsip Animasi : Prinsip animasi dibuat di sekitar awal tahun 1930 oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini ada 12, digunakan

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Motion Graphic di indonesia saat ini cukup mengalami perkembangan, hal tersebut terlihat dari maraknya penggunaan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Prinsip Dasar Film Animasi Prinsip-Prinsip dasar Animasi yang disebut juga Principal of Animation merupakan teknik mendasar dari animasi yang di kembangkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR. Oleh. Erwin Janssen / Kelas : 08 PDU

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR. Oleh. Erwin Janssen / Kelas : 08 PDU PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR Oleh Erwin Janssen / 1200976655 Kelas : 08 PDU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM

Lebih terperinci

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)"

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial Dark Blood (Princess Odyssey) Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)" TUGAS AKHIR Oleh Gindu Siswo Kartapati / 1100011945 Kelas : 08 PDU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 2012 Perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori / Metode 4.1.1. Prinsip Animasi Prinsip film animasi merupakan standar yang harus diketahui oleh para animator. Meskipun para animator punya hak untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG Albern Yafeta Setiabudi Universitas Bina Nusantara Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 albern_yafeta@yahoo.com

Lebih terperinci

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Animasi Pipeline A. Pengertian Tahapan proses animasi (Animation pipeline) Adalah prosedur atau langkah langkah yang harus dijalani seorang animator ketika membuat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Dalam perancangan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data-data dari berbagai media antara lain buku, video, dan artikel & jurnal. Semua sumber yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D dengan menggunakan background matte painting tentang anak pecandu video game. Dalam proses pembuatannya diperlukan teori-teori pendukung. Berikut

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Animisme: kepercayaan akan benda yang memiliki jiwa. Anticipation: antisipasi;lihat prinsip animasi

DAFTAR ISTILAH. Animisme: kepercayaan akan benda yang memiliki jiwa. Anticipation: antisipasi;lihat prinsip animasi 95 A DAFTAR ISTILAH Action : aksi Animasi: ilusi gerak Animisme: kepercayaan akan benda yang memiliki jiwa Anticipation: antisipasi;lihat prinsip animasi Appeal: daya tarik; lihat prinsip animasi Astral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November 2016, TVKU sebagai televisi edukasi memberikan informasi yang berkaitan dengan guru melalui

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER. Reyhan. Jl. Pasar no 22/24, Bogor

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER. Reyhan. Jl. Pasar no 22/24, Bogor PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER Reyhan Jl. Pasar no 22/24, Bogor 083819034579 reyhanwithsmile@yahoo.com ABSTRAK Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data Data-data dan literatur didapat dari berbagai media buku, dan internet. Semua sumber merupakan bahan-bahan untuk membantu memperkuat data untuk cerita dan visual

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Perkembangan Kognitif

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Perkembangan Kognitif BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Walaupun Di dalam Cerita tersebut banyak dialognya penulis ingin membuat film animasi ini menjadi pantomin yang diiringi dengan lagu yang tepat, juga ceritanya diubah

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA. Muhamad Maladz Adli NIM

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA. Muhamad Maladz Adli NIM LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI DUA DIMENSI BIMA Muhamad Maladz Adli NIM 1400082033 PROGRAM STUDI D-3 ANIMASI JURUSAN TELEVISI FAKULTAS SENI MEDIA REKAM INSTITUT SENI

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana 10.12.4890 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH Achmad Arasy Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan no.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480 flashblue12@yahoo.com Arik Kurnianto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN 10 BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Kerucut Pengalaman Edgar Dale Gambar 4.1 Teori Kerucut Edgar Dale Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar, Edgar

Lebih terperinci

PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh El Johan Kristama

PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh El Johan Kristama PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh El Johan Kristama 09.11.2906 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting. Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER Fakultas Ilmu Komunikasi Bagus Rizki Novagyatna Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Editing berasal dari bahasa Latin editus yang artinya

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP DESAIN. kata Dance yang di flip horizontal, dan kemudian menjadi salah satu karakter dalam film animasi yang penulis buat.

BAB 5 KONSEP DESAIN. kata Dance yang di flip horizontal, dan kemudian menjadi salah satu karakter dalam film animasi yang penulis buat. BAB 5 KONSEP DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font " HaloHandletter" yang memiliki cita rasa klasik dan elegan. Warna yang + kata Dance yang di flip horizontal, dan kemudian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Setelah proses penelitian dan pembuatan sketsa yang telah diterangkan pada bab III, pada bab ini membahas mengenai proses dan implementasi desain pada berbagai media yang telah

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK "MEMOIR"

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK MEMOIR PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK "MEMOIR" Stephen Herman Jl. Latumenten VI No.25, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, +62 85885183637 Penn.stephen93@gmail.com Stephen Herman, Frans

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R.

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R. PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R. Yadi Rakhman Alamsyah, Citra Cynthia Agustriani Konsentrasi Multimedia & Desain Grafis, Program Studi Manajemen Informatika,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Berdasarkan pendapat Gary A. Lippincott sebuah subjek ilustrasi yang

BAB 4 KONSEP DESAIN. Berdasarkan pendapat Gary A. Lippincott sebuah subjek ilustrasi yang BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Ilustrasi Berdasarkan pendapat Gary A. Lippincott sebuah subjek ilustrasi yang bersifat mitologi dan fantasi tidak memiliki model yang dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Dasar 12 Prinsip Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Dasar 12 Prinsip Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Dasar 12 Prinsip Animasi 12 Prinsip animasi pertama kali diperkenalkan di awal tahun 1930 oleh animator Walt Disney. Prinsip ini digunakan untuk memudahkan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI 2D SI ACENG DALAM PENGAMALAN DASA DARMA PRAMUKA EPISODE RELA MENOLONG DAN TABAH

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI 2D SI ACENG DALAM PENGAMALAN DASA DARMA PRAMUKA EPISODE RELA MENOLONG DAN TABAH LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI 2D SI ACENG DALAM PENGAMALAN DASA DARMA PRAMUKA EPISODE RELA MENOLONG DAN TABAH Dimas Eri Eka Prabowo NIM 1400089033 PROGRAM STUDI D-3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh

BAB II LANDASAN TEORI. gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Cerita Rakyat Leungli Cerita ini berasalah dari Jawa Barat. Cerita ini berkisah tentang seorang gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh bersaudara.

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ABORSI

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ABORSI PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ABORSI Inggrid Stefany Jl. Keadilan I No.3 RT 007/RW 04 Jakarta Barat 11120, 021 6289441 inggrid.stefany@gmail.com Inggrid Stefany, Ahmad Faisal Choiril

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, film adalah; 1. Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki budaya yang sangat beraneka ragam. Keberagaman budaya yang dimiliki oleh setiap suku atau masyarakat di tanah air

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI "METODE FITNESS DI RUMAH"

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI METODE FITNESS DI RUMAH PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI "METODE FITNESS DI RUMAH" Christian Lie Binus University, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 luckycharm.lie@gmail.com

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI No 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan teori 4.1.1 Teori Prinsip Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti membuat obyek mati seolah-olah menjadi hidup dan mempunyai nyawa. Dua animator professional

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK ASEP SANG JUARA

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK ASEP SANG JUARA PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK ASEP SANG JUARA Christ Aditia Universitas Bina Nusantara, Jl. U3 no.64 Kemanggisan-Palmerah Jakarta Barat, 087885738804, christ.aditia@hotmail.co.id, Tunjung

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Penggabungan live shot dan animasi pada film pendek yang berjudul ABIMANYU ini berfungsi sebagai alat media komunikasi visual tentang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab III telah dijelaskan tentang

Lebih terperinci

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA

ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA Oleh : Rangga Bagus P. Teknik Informatika, STMIK Amikom Purwokerto

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Title Design Untuk desain title, penulis menggunakan font OptimusPrinceps yang dianggap mencerminkan visualisasi cerita yang bertemakan tentang kerajaan dan memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data Dalam perancangan film animasi pendek ini, penulis melakukan riset untuk memperoleh data yang mendukung dan referensi visual atau style animasi yang sesuai

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI CARA MEMBUAT BUKU POP UP 5 BANGUNAN BERSEJARAH DI DUNIA

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI CARA MEMBUAT BUKU POP UP 5 BANGUNAN BERSEJARAH DI DUNIA PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI CARA MEMBUAT BUKU POP UP 5 BANGUNAN BERSEJARAH DI DUNIA Yang Aulia Fitri Ridesa Komp. Larangan Indah, Jl. Mawar 4 Blok M1 No. 12 Ciledug, Tangerang 15154 082123507144,

Lebih terperinci

BAB 4. KONSEP DESAIN

BAB 4. KONSEP DESAIN BAB 4. KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Dua Belas Prinsip Animasi Menurut Ollie Johnston dan Frank Thomas ada dua belas prinsip dasar dalam animasi. Squash & Stretch Memberikan kesan berat dan luwes

Lebih terperinci

5.2.1 Gin. Gambar 5.2 Concept Sketch Gin dan Visualisasi 3D Gin

5.2.1 Gin. Gambar 5.2 Concept Sketch Gin dan Visualisasi 3D Gin BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Gambar 5.1 Desain title Untuk desain title trailer game BombieBoxter, penulis menggunakan font Berlin Sans FB Bold yang digabungkan ke dalam box sehingga

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. rigging 3D dengan gambar 2D dalam satu frame. Selanjutnya proses metode dan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. rigging 3D dengan gambar 2D dalam satu frame. Selanjutnya proses metode dan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada Bab I bagian rumusan masalah, bahwa Tugas Akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan menggabungkan rigging 3D dengan gambar 2D dalam

Lebih terperinci

PENCIPTAAN FILM ANIMASI TANPA DIALOG DAILY LIFE WITH CAT

PENCIPTAAN FILM ANIMASI TANPA DIALOG DAILY LIFE WITH CAT PENCIPTAAN FILM ANIMASI TANPA DIALOG DAILY LIFE WITH CAT TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi D-3 Animasi Disusun oleh: YADIKA ALIYUDIEN NIM 1300053033

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Animasi Animasi berasal dari kata pada bahasa latin anima, yang secara harafiah berarti jiwa (soul), atau animare yang berarti nafas kehidupan (vital

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK IBU DAN ULANGANKU

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK IBU DAN ULANGANKU PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK IBU DAN ULANGANKU Dea Arisandy Universitas Bina Nusantara, Jl. Hidup Baru No. 225, 089602672702, peach_matcha@yahoo.com, Arik Kurnianto, S.Sn., M.T ABSTRAK

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK TILL THE DEATH DO US PART

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK TILL THE DEATH DO US PART PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK TILL THE DEATH DO US PART Dian Marisa Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan no.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480 dianmarisa136@gmail.com Ardiyansah,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. ini adalah untuk mengajar dan berhati-hati pada isu sosial yang signifikan. Berdasarkan data yang diambil dari Wikipedia, iklan layanan

BAB IV KONSEP. ini adalah untuk mengajar dan berhati-hati pada isu sosial yang signifikan. Berdasarkan data yang diambil dari Wikipedia, iklan layanan 21 BAB IV KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori PSA Menurut buku Advertising by Design, iklan layanan masyarakat adalah iklan yang melayani ketertarikan public. Menurut Ad Council, tujuan dari iklan ini

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Animasi adalah tampilan cepat dari urutan gambar 2-D atau 3-D karya seni atau posisi model untuk membuat ilusi gerakan. Efeknya adalah ilusi

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BLACK IS WHITE

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BLACK IS WHITE PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BLACK IS WHITE Kamil Respati Jl. Tebet Utara III H No.23. Jakarta Selatan 081286881817, kamilrespati@yahoo.com Kamil Respati, Rina Kartika, M.Sn., Drs. Bambang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org) BAB 4 KONSEP 4.1. Landasan Teori dan Komunikasi. A. Desain Komunikasi Visual Salah satu fungsi Desain Komunikasi Visual itu sendiri seperti yang pernah dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI Si Golongan Darah

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI Si Golongan Darah PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI Si Golongan Darah Timothius Tommy Tanoto Universitas Bina Nusantara Jl. K.H Syahdan No.9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 d_sanchez17@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Penulis memilih font Cheeseburger yang berkarakter tebal dan besar untuk melambangkan besarnya kekuatan karakter monster. Bertekstur dan menggunakan outline

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Animasi Menurut Vaughan (2004), Animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan perubahan Visual sepanjang waktu yang memberi kekuatan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori berfungsi sebagai arah & batasan dalam konsep berfikir sehingga proses perancangan media interaktif ini berada pada arah dan ruang lingkup yang jelas dan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip Pada Bab III telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Prinsip Animasi Thomas Johnston A. Arcs B. Solid Drawing

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Prinsip Animasi Thomas Johnston A. Arcs B. Solid Drawing BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 12 Prinsip Animasi Animasi adalah membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Dua orang animator profesional Thomas dan Johnston memberikan 12 prinsip animasi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Iklan Layanan Masyarakat Iklan PSA tidak memiliki definisi pasti, tetapi intinya, PSA mengiklankan sesuatu yang melayani kebutuhan atau isu masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 72 5.1 Storyline Seorang pemuda bernama Kelingking yang menjadi seorang panglima dan seorang suami dari wanita yang cantik putri raja dari kerajaan jambi. Si Kelingking

Lebih terperinci

Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom

Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom 12 Prinsip Animasi Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom 1. Pose dan gerakan antara (Pose-To-Pose and Inbetween) Misalkan kita mengambil adegan orang berjalan dengan menggunakan kamera. Bentangkan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Gambar3.1 Animasi Sejarah Komputer dan Sentra Kriya Animasi yang digunakan dalam video ini berfungsi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Prinsip Dasar Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Prinsip Dasar Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Prinsip Dasar Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti untuk membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Seorang Animator profesional sepertinya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING 3.1. STRATEGI KOMUNIKASI Media komunikasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan

Lebih terperinci

UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI

UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI Kompetensi Utama Kompetensi Inti Standar Kompetensi Guru 1A Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis,

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Tipografi Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis, proses perancangan dengan menggunakan huruf adalah tahapan

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM KARTUN 2D SPORTIF MENGGUNAKAN TEKNIK ANIMASI TERBATAS NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN FILM KARTUN 2D SPORTIF MENGGUNAKAN TEKNIK ANIMASI TERBATAS NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN FILM KARTUN 2D SPORTIF MENGGUNAKAN TEKNIK ANIMASI TERBATAS NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Yudhin Purba Tanjung 10.21.0524 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 52 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font " Trajan" yang memiliki cita rasa klasik dan elegan. Warna yang digunakan adalah hitam atau putih tergantung

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Psikologi Anak. Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Psikologi Anak. Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu 14 BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Psikologi Anak Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu pada buku yang berjudul Perkembangan Anak karangan Elizabeth B. Hurlock menjelaskan,

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM KARTUN AIR SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI PDAM KLATEN NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN FILM KARTUN AIR SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI PDAM KLATEN NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN FILM KARTUN AIR SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI PDAM KLATEN NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Asep Rudi Cahyanto 09.11.2710 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain 25 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain komunikasi visual yang tepat, ada beberapa teori yang digunakan sebagai bahan pertimbangan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK FIRST POINT

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK FIRST POINT PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK FIRST POINT Bayu Sanjaya Pamulang G.4 No.3, Tangerang, DKI Jakarta, Indonesia, 085776581770, bayuidolaku@yahoo.co.id Bayu Sanjaya, Ardiyan, S.Sn, Anam,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. Berikut adalah 12 prinsip animasi tersebut:

BAB 4 KONSEP. Berikut adalah 12 prinsip animasi tersebut: 18 BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Frank Thomas dan Ollie Johnston animator Walt Disney merumuskan 12 prinsip animasi, dibuat di awal tahun 1930an. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Biasanya, anak-anak tidak tertarik untuk mempelajari hal-hal yang ada di dalam text book, dan biasanya lebih

Lebih terperinci

ANIMATION PIPELINE PROSES PRODUKSI SEBUAH FILM ANIMASI

ANIMATION PIPELINE PROSES PRODUKSI SEBUAH FILM ANIMASI ANIMATION PIPELINE PROSES PRODUKSI SEBUAH FILM ANIMASI Mengapa Animasi? Cave Painting = Animasi tertua di dunia Telah ada sekitar 30.000 32.000 tahun yang lalu, cave painting didesain seolah menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA Herdika Melia Putra, Agus Purwanto AMIK Cipta Darma Jl. Ahmad Yani No. 181 Kartasura 57164 Abstract This

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK "THE GATOT KACA"

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK THE GATOT KACA PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK "THE GATOT KACA" Willy Andrean Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan no.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480 andrethemangaka@live.com Dermawan Syamsuddin,

Lebih terperinci