BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tantangan perubahan yang sangat cepat dan variatif sebagai dampak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tantangan perubahan yang sangat cepat dan variatif sebagai dampak"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Tinggi atau Perguruan Tinggi pada masa yang akan datang dihadapkan pada tantangan perubahan yang sangat cepat dan variatif sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta proses globalisasi. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Hal tersebut terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan telah lama diupayakan di Indonesia. Dalam GBHN tercantum bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan di bidang pendidikan yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan jaman yang mengarah pada persaingan dunia yang tajam. Pendidikan Tinggi adalah jenjang tertinggi pada jalur pendidikan persekolahan dengan tugas dan kewenangan untuk menyelenggarakan program pendidikan akademik dan profesional. Pendidikan akademik adalah program pendidikan yang diarahkan terutama pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Sedangkan pendidikan professional adalah program pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dalam Tri Dharma Pendidikan Tinggi yaitu peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, 14

2 Pendidikan Tinggi harus berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan lingkungan kampus yang mendukung ke arah pencapaian tersebut. Salah satu diantaranya adalah pemanfaatan pendukung penggerak kurikulum yaitu perpustakaan. Pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa sangat erat kaitannya dengan proses perkuliahan yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Hal ini karena pola pengajaran yang disebut sebagai keterbukaan informasi untuk memperoleh sebanyak-sebanyaknya ilmu pengetahuan hanya akan terlaksana jika mahasiswa dapat memanfaatkan perpustakaan. Menurut Noerhayati (1987:72), dosen hanya memberikan kuliah-kuliah hanya secara garis besarnya saja, sedangkan untuk mendetailnya mahasiswa diminta untuk mengolah buku-buku yang ada di perpustakaan dan kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan. Dengan sistem seperti ini, mahasiswa harus memanfaatkan perpustakaan untuk mencari dan menelaah buku-buku yang ada di perpustakaan dalam proses belajarnya. Namun ada juga di kalangan mahasiswa yang tidak memanfaatkan perpustakaan dalam proses belajarnya karena merasa bahwa bahan kuliah yang diberikan oleh dosen sudah mencukupi. Selain itu, kurangnya tugas pengembangan bahan kuliah dan tugas mandiri dari dosen menyebabkan mahasiswa tidak termotivasi untuk pergi menelaah dan mencari bahan ke perpustakaan. Perpustakaan adalah pusat interaksi mahasiswa dengan buku, sehingga perpustakaan sangat penting dalam proses belajar. Kenyamanan dan kelengkapan koleksi buku serta pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mahasiswa. Sehingga, diperlukan pengelolaan perpustakaan yang serius mengenai penataan perpustakaan 15

3 seperti halnya perpustakaan karena hal ini mempengaruhi minat mahasiswa untuk belajar. Pada hakikatnya Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu Perguruan Tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri dharmanya. Perpustakaan merupakan sumber belajar penting yang ada di lingkungan kampus dan harus dimanfaatkan sepenuhnya oleh mahasiswa. Berbagai fasilitas dan layanan yang tersedia di perpustakaan termasuk bahan literatur, jurnal dan majalah, hasil-hasil penelitian dan sebagainya. Di dalam perpustakaan untuk koleksi buku-buku dirasakan lebih lengkap, hal ini juga dapat dirasakan oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Prestasi belajar mahasiswa sangat terkait dengan keseriusan belajar, membaca dan menulis untuk menunjang tercapainya prestasi belajar yang maksimal. Dengan fasilitas perpustakaan diharapkan dapat membantu memberikan kelancaran dalam proses belajar sehingga keberhasilan dapat dicapai dengan baik, hal ini ditunjukkan melalui indeks prestasi yang tinggi. Kebanyakan mahasiswa mempunyai kebiasaan membaca buku di perpustakaan pada saat membuat laporan dan skripsi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa prestasi belajar mahasiswa sangat terkait dengan keseriusan belajar, membaca dan menulis. Untuk menunjang tercapainya prestasi belajar yang maksimal dibutuhkan fasilitas perpustakaan yang dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan serta pengetahuan mahasiswa. 16

4 Dimana perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan, oleh karena nya perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu juga perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi. Pelayanan di perpustakaan idealnya haruslah dapat lebih memikat, bersahabat, cepat, dan akurat. Hal ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan yang ramah. Dengan kata lain, menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih baik. Untuk itu agar mahasiswa tertarik dan mau pergi ke perpustakaan, suatu perpustakaan haruslah memiliki fasilitas serta pelayanan yang baik. Berdasarkan uraian di atas untuk melihat bagaimana pengaruh pelayanan perpustakaan maka peneliti mencoba melakukan penelitian tentang Pengaruh Pelayanan Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa 1.2. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Pelayanan Perpustakaan (USU) Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa 17

5 1.3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU). 2. Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa di. 3. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) terhadap prestasi belajar mahasiswa Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya tentang teori ilmu perpustakaan, manfaat dan fungsi perpustakaan serta memperoleh gambaran tentang jenis-jenis layanan yang terdapat di perpustakaan (USU). 2. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pentingnya belajar di perpustakaan untuk meningkatkan prestasi belajar. 3. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengelola perpustakaan (USU) dalam menentukan kebijaksanaan yang diambil dalam menata perpustakaan kearah yang lebih sempurna. 18

6 1.5. Kerangka Teori Kerangka teori diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab ia merupakan pedoman berpikir bagi peneliti. Oleh karena itu, seorang peneliti harus terlebih dahulu memiliki suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana ia menyoroti masalah yang dipilihnya. Menurut Singarimbun (1995:47) kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep, defenisi dengan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teori adalah: Pelayanan Publik Menurut Soetopo dalam Darwin Napitupulu (2007:164) pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu, menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tertentu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut Kepmenpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003, publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan (Lijan Poltak, 2008:5) Kotler menyebutkan sejumlah karakteristik pelayanan sebagai berikut: 1. Intangibility (tidak berwujud), artinya tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar, dan dicium sebelum ada transaksi, 19

7 2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan), artinya dijual lalu diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, konsumen ikut berpartisipasi menghasilkan jasa layanan. 3. Variability (berubah-ubah dan bervariasi), artinya jasa beragam, selalu mengalami perubahan, tidak selalu sama kualitasnya, bergantung kepada siapa yang menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan. 4. Perishability (cepat hilang, tidak tahan lama), artinya jasa tidak dapat disimpan dan permintaannya berfluktuasi (Darwin Napitupulu, 2007: ). Tujuan dari pelayanan publik adalah memuaskan dan atau sesuai dengan keinginan masyarakat pada umumnya. Untuk mencapai hal ini diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat tersebut. Konsep pelayanan publik diturunkan dari makna public service yang berarti berbagai aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa. Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari: 1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta dimengerti. 2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 20

8 3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas. 4. Partisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat. 5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi yang dilihat dari aspek apa pun khususnya ras, suku, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain. 6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik. Dalam melaksanakan pelayanan dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan masyarakat, yang merupakan prinsip pelaksanaan pelayanan publik sendiri yaitu: 1. Kesederhanaan, artinya prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. 2. Kejelasan, artinya ada persyaratan teknis dan administrativ pelayanan publik, tersedia Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan menyelesaikan keluhan/ persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik, dan adanya rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran. 3. Kepastian waktu, artinya pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 21

9 4. Akurasi, artinya produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah. 5. Keamanan, artinya proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. 6. Tanggung jawab, artinya pimpinan penyelenggara pelayan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. 7. Kelengkapan sarana dan prasarana, artinya tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyedia sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika). 8. Kemudahan akses, artinya adanya temapat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. 9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan, artinya pemberian pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas. 10. Kenyamanan, artinya lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapai dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain. Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan 22

10 pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi atau penerima pelayanan. Standar pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi : 1. Prosedur pelayanan Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan. 2. Waktu penyelesaian Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pangajuan permohonan sampai dengan penyelesaianj pelayanan termasuk pengaduan. 3. Biaya pelayanan Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. 4. Produk pelayanan Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 5. Sarana dan prasarana Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. 6. Kompetensi petugas Kompetensi petugsa pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan prilaku yang dibutuhkan. Pelayanan yang sehat akan efektif dan efisien jika dijamin mekanisme kerja yang bersifat simbiosis, suatu kerja sama yang saling menguntungkan, saling bergantung dan saling berkaitan serta bersifat sibernetik yakni saling memberikan 23

11 pengawasan dan peringatan dini dalam organisasi. Faktor kemampuan dan keterampilan aparatur pelayanan juga merupakan elemen pelayanan yang sangat menentukan tingkat kepuasan suatu pelayanan. Begitu juga halnya dengan pelayanan yang ada di perpustakaan. Para pustakawan harus mampu memperlihatkan pelayanan yang baik kepada setiap mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan, sehinga para mahasiswa merasa nyaman dan puas bila berkunjung ke perpustakaan. Hal ini tentunya akan berdampak pada mutu pendidikan dari mahasiswa tersebut yang akan terus meningkat, karena dengan semakin seringnya mereka berkunjung ke perpustakaan maka akan terus menambah kemampuan, keterampilan dan pengetahuan mereka Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Menurut Noerhayati (1987:1) perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya. Dengan kata lain perpustakaan adalah salah satu alat vital dalam setiap program pendidikan, pangajaran, penelitian bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu. Karena berbagai ragam corak perguruan tinggi, perpustakaannya pun beraneka macam pula, meskipun demikian, semuanya mempunyai satu tujuan yang sama, yaitu membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajarannya. Perpustakaan perguruan tinggi yang baik merupakan satuan yang kokoh dengan lembaga perguruan tinggi. 24

12 Pada hakikatnya Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah Perpustakaan yang di kelola sebuah Perguruan Tinggi yang dikelola dibawah Unit Pelaksana Teknis yang merupakan perangkat perlengkapan pusat dan sangat penting dalam menunjang kegiatan edukatif di. Pimpinan perpustakaan beserta stafnya dapat membantu dosen dan mahasiswa untuk mendapatkan materi yang mereka butuhkan dari lingkungan perpustakaan. Selain perpustakaan pusat, juga terdapat perpustakaan Jurusan atau perpustakaan akademik. Perpustakaan merupakan sarana yang penting dalam menunjang pelaksana Tri Dharma dalam bidang: a. Pendidikan dan Pengajaran Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan pemanfaatan dan penyebarluasan informasi yang sesuai dengan kurikulum yamg memperkaya pengetahuan dosen dan mahasiswa peningkatan kualitas dan pengajaran dan meninggikan hasil belajar mahasiswa. b. Penelitian Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan pemanfaatan dan penyebarluasan informasi yang relevan sebagai sumber literature bagi suatu penelitian. c. Pengabdian kepada masyarakat Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan, pemanfaatan dan menyebarluaskan informasi hasil penelitian ilmiah sebagai bahan yang dimanfaatkan oleh masyarakat luas. 25

13 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Secara umum, tujuan penumbuhan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk membantu menggerakkan pelaksanaan kurikulum di perguruan tinggi yang bersangkutan. Menurut Noerhayati (1987:2), tujuan khusus perpustakaan Perguruan Tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalaui pelayanan informasi, pengelolaan informasi, pemanfaatan informasi. Fungsi Perpustakaan Perguruan tinggi yang dikemukan oleh Sulistyo Basuki (1991: ). Fungsi utama dari Perpustakaan Perguruan Tinggi ada empat yaitu: a. Fungsi Edukatif Perpustakaan membantu mengembangkan potensi mahasiswa dengan sistem pembelajaan yang terdapat dalam kurikulum Pendidikan. Proses pengembangan potensi tersebut dapat dicapai dengan pemanfaatan informasi yang ada di perpustakaan. b. Fungsi Informasi Proses belajar bagi mahasiswa menuntut mahasiswa untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan mengembangkannya dalam tugas individu, kelompok dan terstruktur ataupun pembuatan makalah, masalah informasi bidang studi, masalah kewajiban yang berkaitan dengan tugasnya sebagai warga Negara dan masalah peningkatan mutu akademik dapat dipecahkan dengan menelusuri informasi yang ada diperpustakaan. c. Menunjang Kegiatan Penelitian Penelitian tanpa bahan pustaka atau informasi dari perpustakaan tidak akan berhasil. Dalam hal ini Perpustakaan menyediakan sejumlah informasi yang 26

14 diperlukan agar proses penelitian dosen, mahasiswa, dan staf nonedukatif dapat dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari perpustakaan. d. Sebagai Tempat Rekreasi atau Hiburan Mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan yang dialami setelah lelah belajar dengan bahan ringan dan menghiburkan seperti Koran, komik, dan majalah yang tersedia di perpustakaan. Berdasarkan beberapa fungsi di atas maka dapat disimpulkan fungsi utama bagi sebuah perpustakaan Perguruan Tinggi adalah menunjang proses belajarmengajar di Perguruan Tinggi, dalam hal ini Perpustakaan Tinggi melaksanakan berbagai aktivitas sesuai dengan tujuan dan fungsinya namun masih berasaskan kepada proses yang menunjang kegiatan belajar mahasiswa Koleksi Perpustakaan Secara umum sumber informasi dapat dibedakan antara bahan cetakan seperti buku, manuskrip, penerbitan berkala dan lain-lain serta bahan bukan cetakan seperti film, filmstrip, videotape, alat-alat audiovisual dan sebagainya. Menurut Sumardji (1991:13) perpustakaan sebagai koleksi bahan-bahan tertulis, tercetak ataupun grafis lainnya, maka koleksi tersebut dapat dibedakan seperti berikut: a. Berdasarkan cara menghasilkannya, koleksi perpustakaan terdiri dari: 1. Koleksi berupa naskah yang ditulis dengan tulisan tangan asli, misalnya manuskrip; 2. Koleksi berupa karya cetakan, misalnya buku-buku, majalah-majalah, surat kabar; 27

15 3. Koleksi berupa karya alihan dari karya tulisan tangan asli maupun karya cetakan ke karya grafis dengan alat elektronik maupun fotografi, misalnya film, slide, piringan hitam, tape, dan lain-lainnya. b. Berdasarkan bentuknya, koleksi perpustakaan terdiri dari: 1. Buku, seperti buku teks, fiksi maupun non-fiksi, dan buku referensi seperti kamus, ensiklopedia, almanak, buku pegangan, bibliografi, indek, abstrak, peta, dan sebagainya; 2. Penerbitan pemerintah, seperti Lembaran Negara, Tambahan Lembaran Negara, Berita Negara, Tambahan Berita Negara, Himpunan Peraturanperaturan Pemerintah, dan sebagainya; 3. Laporan penelitian, paper, skripsi, tesis, disertasi; 4. Majalah, baik yang umum maupun yang khusus; 5. Surat kabar; 6. Karya alihan tulisan-tulisan ataupun cetakan-cetakan yang telah dibuat menjadi film, slide,piringan hitam, tape, dan sebagainya; 7. Manuskrip; 8. Dan lain-lainnya. Koleksi perpustakaan yang baik adalah koleksi perpustakaan yang berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Koleksi tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan terhadap pengetahuan yang baru. Bahan-bahan tersebut diorganisasikan sedemikian rupa adalah untuk memudahkan para pengunjung menggunakannya untuk keperluan membaca, konsultasi dan belajar. Biasanya perhitungan jumlah koleksi perpustakaan perguruan tinggi di tentukan berdasarkan rasionya terhadap jumlah pemakai 28

16 (mahasiswa, staf pengajar, dan lain-lain) dengan mempertimbangkan variabel jenis dan tingkat program akademik Ruang Perpustakaan Perpustakaan merupakan suatu kegiatan yang di dalam pelaksanaannya memerlukan ruangan khusus. Keadaan ruangan perpustakaan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan perpustakaan. Artinya bagaimana bagian-bagian dari ruangan perpustakaan itu, bagaimana pembagiannya, perbandingan luas satu dengan lainnya, letaknya, kondisinya, dan sebagainya. Penentuan luas ruangan perpustakaan harus memperhatikan proyeksi jumlah mahasiswa, jenis dan variasi program perguruan tinggi, dan tingkatan atau jenjang program. Selain itu dalam pembangunan perpustakaan harus ada pertimbangan teknis seperti penerangan, pengaturan ventilasi dan penyejukkan, komunikasi, keamanan, dan lokasi perpustakaan. Dalam membangun perpustakaan sebaiknya lokasinya diatur sebagai berikut: 1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan lalu lintas manusia. 2. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak membuang waktu dengan sia-sia. 3. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan perpustakaan serat instansi penaungnya. 29

17 4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedunggedung lainnya dalam keseluruhan kompleks. Luas suatu perpustakaan Perguruan Tinggi ditentukan oleh tiga komponen yaitu komponen pemakai, komponen koleksi, dan komponen staf perpustakaan atau administrasi perpustakaan. Luas ruangan perpustakaan secara keseluruhan biasanya dihitung berdasarkan perbandingan antara populasi pengguna perpustakaan seperti mahasiswa, staf pengajar dan pengguna lain. Persyaratan luas minimal perpustakaan perguruan tinggi pernah ditetapkan dengan SK Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi nomor 126 tahun 1967 dalam Noerhayati (1987: ), yaitu 1 meter persegi untuk setiap mahasiswa. Akan tetapi mengingat dan kemampuan Perguruan Tinggi pada masa sekarang ini, pedoman ini berpendapat agar pernyataan ini dijadikan pedoman untuk dicapai secara bertahap. Alternatif yang dikemukakan yaitu untuk populasi mahasiswa 1 sampai dengan 1000 luas ruangan 0,5 m2 tiap mahasiswa, populasi 1001 sampai dengan 5000 luas ruangan 0,75 m 2 untuk setiap mahasiswa dan untuk populasi 5001 ke atas luas ruangan tiap mahasiswa yaitu 1 m 2. Sedangkan persyaratan minimum ruang perpustakaan sesuai Peraturan Pemerintah dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0686/u/1991 dalam Noerhayati (1987:150) disebutkan bahwa untuk mendirikan perguruan tinggi paling sedikit harus disediakan ruangan perpustakaan seluas 1000 meter persegi untuk universitas dan 500 meter persegi untuk akademi. Alokasi penggunaan ruangan perpustakaan terbagi sebagai berikut: % untuk keperluan pengguna perpustakaan % untuk keperluan koleksi % untuk keperluan ruang petugas. 30

18 Keberhasilan layanan perpustakaan selain ditentukan oleh komponenkomponen seperti staf yang berkualitas baik, koleksi yang memadai, gedung yang representatif dan lain-lain, juga ditentukan oleh jumlah perabot dan peralatan yang memadai serta secara fungsional mendukung kegiatan perpustakaan. Perabot perpustakaan dalam pengertian ini adalah semua kelengkapan fisik berupa mebiler yang digunakan di perpustakaan dalam rangka menunjang kelancaran tugas-tugas perpustakaan. Sedangkan peralatan perpustakaan adalah semua perangkat peralatan yang ada di perpustakaan untuk menunjang kelancaran tugas-tugas perpustakaan seperti alat tulis, mesin ketik, komputer dan lain sebagainya. Jenis-jenis perabot perpustakaan perguruan tinggi sesuai dengan jenis kegiatan layanan perpustakaan antara lain almari penitipan tas, meja sirkulasi, almari katalog, rak koleksi buku dan majalah, meja dan kursi baca, meja dan kursi untuk petugas, dan perlengkapan umum seperti pemadam kebakaran Pelayanan Perpustakaan Secara umum pelayanan perpustakaan didefinisikan sebagai aktifitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya pada anggota perpustakaan. Jumlah jenis atau macam layanan pengguna perpustakaan yang dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan sesungguhnya cukup banyak. Namun semua layanan tersebut penyelenggaraannya haruslah disesuaikan dengan kondisi tenaga perpustakaan dan kebutuhan penggunanya. Peminjaman biasanya terbatas kepada anggota perpustakaan yaitu dosen, mahasiswa, dan tenaga nonkependidikan lainnya di Perguruan Tinggi. Jangka waktu peminjaman bervariasi antara perpustakaan yang satu dengan yang lain tergantung 31

19 jenis buku dan jumlahnya. Perpustakaan menerapkan peraturan jumlah buku yang dipinjam maksimal lima buku dengan jangka waktu peminjaman selama dua minggu dan boleh diperpanjang selama dua kali. Apabila bahan pustaka yang dipinjam tidak dikembalikan tepat pada waktunya, maka perpustakaan harus melakukan penagihan pinjaman bahan pustaka tersebut kepada pengguna yang meminjam. Sanksi diberikan kepada pengguna yang melakukan pelanggaran peraturan perpustakaan, seperti terlambat mengembalikan pinjaman bahan pustaka, mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak, menghilangkan bahan pustaka, atau melanggar tata tertib peraturan. Sanksi yang diberikan dapat berupa sanksi denda uang atau sanksi administratif seperti tidak boleh meminjam bahan pustaka dalam waktu tertentu. Sistem pelayanan yang diterapkan di perpustakaan ada dua macam yang dilakukan yaitu sistem pelayanan terbuka dan sistem pelayanan tertutup. Pada sistem pelayanan terbuka pengguna dapat masuk ke ruang penyimpanan koleksi, sehingga dapat mencari dan menemukan sendiri bahan pustaka yang ditempatkan di dalam rak. Sedangkan pada sistem pelayanan tertutup pengguna harus meminta bantuan pustakawan unutk mencari bahan pustaka yang diperlukan. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sistem pelayanan terbuka kepada mahasiswanya. Sistem pelayanan terbuka (Open Acces) perpustakaan memberi kebebasan kepada mahasiswa untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya dari rak. Petugas hanya mencatat apabila koleksi tersebut akan dipinjam serta dikembalikan. Perpustakaan menjadi penting jika berhasil menyediakan bahan pustaka secara cepat dan tepat. Agar dapat mengerjakan itu semua dengan baik maka bagian 32

20 layanan teknis harus mengolah bahan pustaka sebaik-baiknya. Pelayanan diperpustakaan secara teknis terbagi kedalam tiga kategori, yaitu: 1. Layanan Teknis. Layanan ini biasanya berupa pengadaan dan pengolahan bahan pustaka, serta menginformasikan bahan pustaka yang telah diolah, serta ketersediaan berbagai fasilitas penunjang lainnya. 2. Layanan Pemakai. Biasanya layanan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan yaitu: Sirkulasi, Skirpsi, Referensi, Reserve, OPAC, Internet, Multi Media dan lain sebagainya. 3. Layanan Administrasi. Terdiri dari dua kategori, yaitu layanan untuk administrasi perpustakaan/staf perpustakaan dan administrasi untuk pengguna perpustakaan, jenis layanan biasanya berupa surat menyurat dan pengarsipan dokumen. Peran pustakawan bervariasi tergantung pada kondisi saat ini. Di dalam konteks khusus, ada ranah umum pengetahuan yang penting jika pustakawan mengembangkan dan mengoperasikan jasa perpustakaan yang efektif: yaitu mencakup sumber daya, manajemen perpustakaan dan informasi serta pengajaran. Di dalam lingkungan jaringan yang makin berkembang, pustakawan harus Kompeten dalam perencanaan dan pengajaran keterampilan menangani informasi yang berbedabeda bagi konsumen dan penerbit. Dengan demikian, pustakawan harus melanjutkan pengembangan dan pelatihan profesionalnya. Pelayanan di perpustakaan ideal nya dapat lebih memikat, bersahabat, cepat, dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan yang ramah, dengan kata lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor 33

21 penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih manusiawi. Pelayanan perpustakaan berorientasi pengguna harus segera diimplementasikan di perpustakaan untuk menunjang proses akselerasi transfer ilmu pengetahuan, yang secara global dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan berimbas pada kemajuan bangsa dalam segala bidang, berorientasi pada pengguna, berarti perpustakaan telah menempatkan pengguna sebagai subjek dari layanan perpustakaan Prestasi Belajar Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Catharina (2004:2) mengatakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Artinya, bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang mencakup pengetahuan, kecakapan, pemikiran, sikap dan kebiasaan, kepandaian yang semua itu diperoleh dari pengalaman. Tujuan pembelajaran adalah bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri pembelajar, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri pembelajar setelah menyelesaikan pengalaman belajar. 34

22 Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar mahasiswa adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor: a. Faktor Kognitif, tentang hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. b. Faktor Afektif, tentang hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan sikap, minat, dan nilai. c. Faktor Psikomotorik, tentang kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga faktor tersebut sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat kita ketahui bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki mahasiswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu 35

23 dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar mahasiswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar mahasiswa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Makna belajar adalah adanya perubahan perilaku setelah seseorang melaksanakan pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja untuk mendapatkan perubahan perilaku yang relatif permanen. Banyak faktor yang akan berpengaruh terhadap proses belajar. Sumadi Suryabarta (1995: ), membuat klasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut: a. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa yang dapat mempengaruhinya dalam proses belajar. Faktor ini terdiri dari: 1. Faktor-faktor non sosial Faktor-faktor ini dapat dikatakan banyak jumlahnya seperti keadaan udara, cuaca, suhu, tempat, sarana belajar dan sebagainya. Faktor non sosial ini dapat membantu proses belajar secara maksimal. 2. Faktor-faktor sosial Faktor sosial dalam belajar adalah faktor manusianya. Kehadiran orang atau orang lain pada waktu seseorang sedang belajar akan menganggu konsentrasi belajar. Namun ada juga faktor manusia yang dapat memotivasikan proses belajar seseorang. 36

24 Tugas pengembangan dari dosen akan memberikan motivasi kepada mahasiswa agar membaca buku untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai materi tersebut. b. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa. Faktor ini terdiri dari: 1. Faktor fisiologi Faktor fisiologi masih dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: a) Keadaan tonus dan jasmani pada umumnya, keadaan ini dapat dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar seperti keadaan jasmani yang segar akan membuat proses belajar lebih baik. b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutamanya fungsi pancaindera. Pancaindera dapat dikatakan pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu. Dalam sistem persekolahan dewasa ini, diantara pancaindera yang paling memegang peran dalam belajar adalah mata dan telinga. Pemanfaatan buku juga banyak tergantung kepada pancaindera mahasiswa. Melalui membaca (mata) mahasiswa dapat mentransfer informasi yang banyak ke otak. 2. Faktor psikologi dalam Belajar Arden N. Frandsen dalam Sumadi Suryabarta (1995:253) mengatakan bahwa hal yang dapat mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut: a) Sifat ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang luas. b) Sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. 37

25 c) Keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru dan temanteman. d) Keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi. e) Ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Bagi mahasiswa hal yang lebih dominan yang mendorongnya untuk belajar adalah sifat ingin tahu, sifat kreatif sesuai dengan pemikirannya serta keinginan untuk mempertingkatkan kualitas belajarnya agar mendapatkan nilai yang baik Pengaruh Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Perguruan Tinggi merupakan tempat untuk membentuk cendikiawan yang memiliki sejumlah pengetahuan yang luas. Sarjana-sarjana yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini dapat dilakukan dengan cara belajar. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan tingkah laku sebagai hasil pengetahuannya berinteraksi dengan lingkungannya sehingga tingkah laku berkembang. Adanya sistem pengajaran terbuka di perguruan tinggi, membuat mahasiswa dituntut untuk memperoleh sebanyak-banyaknya informasi. Mahasiswa dapat memperoleh informasi tanpa batas dalam proses belajarnya dengan memanfaatkan fasilitas dan sarana yang tersedia di perpustakaan seperti buku, surat kabar, dan majalah. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat membelajarkan mahasiswa. Di Perguruan Tinggi, perpustakaan merupakan sumber belajar yang vital. Hal ini karena perpustakaan telah didesain khusus sebagai tempat belajar. Perpustakaan 38

26 berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan, oleh karenanya perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu juga perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi. Melihat fungsi dari perpustakan yang sedemikian penting maka layaklah diperhatikan oleh Pustakawan atau pun pengguna perpustakaan bahwa perpustakaan semestinya mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan berbagai aspek lainnya, oleh karenanya kesan perpustakaan sebagai institusi kuno harus mulai dikikis, termasuk juga masalah pelayanan perpustakaan yang harus memulai pelayanan yang berorientasi pengguna. Menurut Noerhayati (1987:72), dosen hanya memberikan kuliah-kuliah secara garis besarnya saja, sedangkan untuk detailnya mahasiswa diminta mengembangkan melalui buku-buku, termasuk buku-buku yang ada di perpustakaan, kemudian mata kuliah itu diseminarkan atau didiskusikan. Sistem seperti ini menjadikan mahasiswa harus memanfaatkan perpustakaan untuk mencari dan menelaah buku-buku yang ada di perpustakaan dalam proses belajarnya. Selain itu, dalam menyiapkan tugas yang diberikan oleh dosen berupa tugas pengembangan, mahasiswa juga tidak terlepas dari pemanfaatan perpustakaan. Informasi yang terkandung dalam bahan pustaka terdapat di perpustakaan yang menyediakan bahan untuk mengembangkan pikiran dan memperluas wawasan mahasiswa yang dapat mereka tuangkan dalam menyiapkan tugas tersebut. Jadi dapat kita ketahui bahwa perpustakaan adalah pelayanan. Pelayanan berarti kesibukan. Bahan-bahan pustaka sewaktu-waktu harus tersedia bagi mereka 39

27 yang memerlukannya. Tidak ada perpustakaan kalau tidak ada layanan. Suatu tanda yang menunjukkan profesi pustakawan adalah kegiatan layanan dan pustakawan harus selalu memperhatikan kebutuhan pembacanya dalam bidang literatur. Perpustakaan menjadi penting jika berhasil menyediakan bahan pustaka secara cepat dan tepat. Agar dapat mengerjakan itu semua dengan baik maka bagian layanan teknis harus mengolah bahan pustaka sebaik-baiknya. Pelayanan di perpustakaan ideal nya dapat lebih memikat, bersahabat, cepat, dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan yang ramah, dengan kata lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih manusiawi. Pelayanan perpustakaan berorientasi pengguna harus segera diimplementasikan di perpustakaan untuk menunjang proses akselerasi transfer ilmu pengetahuan, yang secara global dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan berimbas pada kemajuan bangsa dalam segala bidang, berorientasi pada pengguna, berarti perpustakaan telah menempatkan pengguna sebagai subjek dari layanan perpustakaan. Prestasi belajar mahasiswa sangat terkait dengan keseriusan belajar, membaca dan menulis. Untuk menunjang tercapainya prestasi belajar yang maksimal, dibutuhkan fasilitas perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Belajar di Perguruan Tinggi tidak terlepas dari pemanfaatan perpustakaan, karena tanpa adanya perpustakaan, proses belajar mahasiswa tidak akan berkembang. 40

28 Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan Teaching and Research membutuhkan perpustakaan sebagai fasilitas belajar untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Pengaruh pelayanan perpustakaan terhadap prestasi belajar mahasiswa cukup besar, karena semakin baiknya pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan maka akan semakin banyak dan sering mahasiswa atau para pengguna perpustakaan lainnya berkunjung. Tentu hal ini pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil prestasi belajar mahasiswa dengan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan mahasiswa, sehingga dapat melahirkan lulusan yang berkualitas Hipotesis Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2006:70). Adapun hipotesia yang penulisn kemukakan adalah: 1. Hipotesis Alternatif (Ha) Adanya pengaruh antara pelayanan perpustakaan terhadap prestasi belajar mahasiswa. 2. Hipotesis Nol (Ho) Tidak adanya pengaruh antara pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara terhadap prestasi belajar mahasiswa. 41

29 1.7. Defenisi Konsep Menurut Singarimbun (1995:37) konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Adapun yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tertentu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. 2. Pelayanan perpustakaan didefinisikan sebagai aktifitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya pada anggota perpustakaan. 3. Prestasi belajar mahasiswa adalah penguasaan pengetahuan, ketrampilan ataupun kemampuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki mahasiswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar Defenisi Operasional Menurut Singarimbun (1995:46) Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang 42

30 mendukung penganalisaan dari variabel-variabel tersebut. Sedangkan variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (X) Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pelayanan perpustakaan, dengan indikator: a. Kenyamanan, merupakan salah satu prinsip pelayanan publik yang artinya lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat. b. Layanan teknis, biasanya berupa pengadaan dan pengolahan bahan pustaka, serta menginformasikan bahan pustaka yang telah diolah, serta ketersediaan berbagai fasilitas penunjang lainnya. c. Layanan pemakai, biasanya berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan yaitu: Sirkulasi, Skirpsi, Referensi, Reserve, OPAC, Internet, Multi Media dan lain sebagainya. d. Layanan administrasi, layanan ini terdiri dari dua kategori, yaitu layanan untuk administrasi perpustakaan/staf perpustakaan dan administrasi untuk pengguna perpustakaan, jenis layanan biasanya berupa surat menyurat dan pengarsipan dokumen. e. Ruangan dan fasilitas perpustakaan, dimana keadaan ruangan perpustakaan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan perpustakaan. Selain itu adanya kelengkapan atas fasilitas-fasilitas lainnya seperti internet, toilet dan sebagainya juga dapat mendukung penyelenggaraan perpustakaan. 43

31 f. Koleksi dan jenis buku, yaitu koleksi dan jenis buku yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan terhadap pengetahuan yang baru serta sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, sehingga para pengguna dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkan. g. Frekuensi kunjungan mahasiswa ke perpustakaan, yaitu merupakan jumlah mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan dalam satu periode. h. Rata-rata jumlah peminjaman buku, yaitu jumlah rata-rata buku atau bahan pustaka lain yang dipinjam oleh mahasiswa dalam satu periode. 2. Variabel terikat (Y) Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa, dengan indikator: a. Kemampuan, yaitu kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. b. Keterampilan, yaitu kecakapan untuk menyelesaikan tugas. c. Pengetahuan, yaitu informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. d. Minat belajar, yaitu keadaan mental atau kondisi jiwa yang menjadi motor penggerak dalam mencapai suatu tujuan tertentu. 44

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN PERANAN DAN TANTANGAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN DALAM MENYELENGGARAKAN PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh : Drs. Johnson

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK PEMBELAJARAN YANG BERMUTU. Dody Wahyudi Purnama, S.Pd., M.Pd.

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK PEMBELAJARAN YANG BERMUTU. Dody Wahyudi Purnama, S.Pd., M.Pd. PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK PEMBELAJARAN YANG BERMUTU Dody Wahyudi Purnama, S.Pd., M.Pd. e-mail: dodywp@unsub.ac.id ABSTRAK Perpustakaan merupakan suatu tempat untuk menyimpan koleksi buku-buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh sekolah, dikelola, sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama mendukung terlaksananya

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003 PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK I. Pendahuluan A. Latar Belakang Ketetapan MPR-RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 salah satu tujuan berdirinya negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengusahakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa untuk membina dan mengembangkan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU I. UMUM Perizinan terpadu pada dasarnya merupakan suatu model Sistem Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang penting dalam kerangka pendidikan sebagai salah satu penentu mutu hasil pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas anak didik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya keberadaan manusia sangat bergantung kepada individu-individu lain yang berada disekitarnya, hal ini terbukti dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat pada masa sekarang ini membawa dampak kemajuan dan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA, 1 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi yang begitu pesat saat ini menuntut pusat-pusat informasi mengimbangi perkembangan tersebut dengan terus belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarjana-sarjana yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sarjana-sarjana yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perguruan tinggi merupakan tempat untuk membentuk cendekiawan yang memiliki sejumlah pengetahuan yang luas, yang akan menghasilkan sarjana-sarjana yang berguna bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Pastinya kemajuan teknologi dan informasi menuntut birokrasi untuk beradaptasi dalam menghadapi dunia global

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699, 2017 PERPUSNAS. Perpustakaan Kabupaten/Kota. Standar Nasional. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUS NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas Pelayanan Kesehatan tidak terlepas dari kualitas suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Perpustakaan adalah pusat interaksi siswa dengan buku, sehingga perpustakaan sangat penting dalam proses belajar. Kenyamanan dan kelengkapan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa perpustakaan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR PENYUSUN NOVI TESTA PAMUNGKAS 1300005017 VII A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA Kata Pengantar Dengan menyebut

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 34 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM PADA UNIVERSITAS LAMPUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM PADA UNIVERSITAS LAMPUNG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM PADA UNIVERSITAS LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Perpustakaan sebagai media sumber belajar peserta didik berperan penting terhadap mutu pendidikan peserta didik. Implementasi manajemen perpustakaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN I. Sejarah Singkat Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 11 tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan

Lebih terperinci

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan Abstrak: Perpustakaan sekolah bertujuan memberikan pelayanan bahan pustaka kepada peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pustaka memiliki arti kitab atau buku. Sedangkan dalam bahasa inggris

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era informasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan informasi meningkat sesuai dengan perkembangan zaman baik media cetak, elektronik dan sosial media yang telah

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

Lebih terperinci

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung merupakan salah satu perpustakaan yang cukup lengkap akan sarana dan prasarana yang ada, terbukti dengan terdapatnya beberapa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang: a. bahwa dalam rangka untuk

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Aparat Dalam Pelayanan Publik 1. Kinerja Kinerja adalah aspek pendukung dalam melihat hasil kerja suatu organisasi. Melalui kinerja dapat terlihat apakah suatu tujuan organisasi

Lebih terperinci

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun oleh : Anggia Dwi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruaan tinggi merupakan salah satu sarana dalam melaksanakan program pendidikan

Lebih terperinci

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH Disusun sebagai UJIAN UAS Mata Kuliah : Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik

Lebih terperinci

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN BANGKA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini tuntutan terhadap penyelenggaraan pelayanan dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan layanan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana penunjang belajar bagi siswa, menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Menurut

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU Salinan NO : 22/LD/2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR : 040/871/ KPAD/ 2015

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR : 040/871/ KPAD/ 2015 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH Jln. Raya BIL Km 21 - Gerung Telp. (0370) 681239 Fax. (0370) 681520 Homepage : http./www.perpustakaandaerah.lombokbaratkab.go.id E-Mail

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian. Identitas Responden

Kuesioner Penelitian. Identitas Responden Kuesioner Penelitian No. Kuesioner : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MINAT MAHASISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS MEDAN Petunjuk Pengisian 1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja yang berarti pelaksanaan kerja merupakan suatu proses untuk pencapaian suatu hasil. Kinerja merupakan hasil kerja atau prestasi

Lebih terperinci

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI Oleh: Magritha Tular email: magrithatular@yahoo.com Abstrak Perpustakaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VII Pasal 42 ayat 2 dinyatakan bahwa dalam setiap satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN HUKUM Dasar Hukum : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 3. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SITUBONDO 1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang :

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu: Nanik Arkiyah, M.IP Di Susun oleh: Nama : Lita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Untuk menunjang pendidikan di perguruan tinggi pengadaan perpustakaan akan sangat membantu mahasiswa dalam mencari informasi yang diinginkan. Yusuf

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN Lampiran II : Surat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 4009/-075.61 Tanggal 27 September 2016 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Oleh: Ir. Abdul R. Saleh, M.Sc dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 2 PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi, Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama berabad-abad keberadaan perpustakaan tetap dipertahankan karena perpustakaan mempunyai fungsi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Fungsi tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan yang dikenal sebagai pusat informasi berorientasi untuk mendistribusikan informasi kepada pengguna. Salah satu cara dalam mendistribusikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan selalu menjadi sorotan dan topik yang menarik sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan selalu menjadi sorotan dan topik yang menarik sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan selalu menjadi sorotan dan topik yang menarik sampai saat ini bagi semua kalangan. Hal ini tidak terlepas dari kepentingan masingmasing pihak

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab I ini terdiri atas enam sub bab, yaitu: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu unsur pendukung akademik penting yang tidak dapat terlepas dari kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI SUMENEP

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. Awal berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kusuma

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. Awal berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kusuma BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG 2.1 Sejarah Awal berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kusuma Husada Surakarta dimulai oleh berdirinya Akademi Keperawatan (AKPER) dan Akademi Kebidanan (AKBID)

Lebih terperinci

MENGENAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI LEBIH DEKAT

MENGENAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI LEBIH DEKAT MENGENAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI LEBIH DEKAT Sri Rahayu Pustakawan Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta srirahayu@uii.ac.id Abstrak Perpustakaan perguruan tinggi merupakan

Lebih terperinci

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan merupakan sebuah gedung yang didalamnya terdapat banyak koleksi, baik berupa koleksi tercetak (buku) maupun koleksi non tercetak (koleksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa pelayanan publik merupakan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, 1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MAKALAH. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

MAKALAH. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar MAKALAH Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP. Di susun Oleh : Vita Ayu Wulandari 1300005093 7B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan 1. Arti Perpustakaan Perpustakaan adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, sekurang-kurangnya seorang pustakawan, ruangan/tempat khusus, dan koleksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap warga negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap warga negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan salah satu kebutuhan sosial manusia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, guna pencapaian tingkat kehidupan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi semua orang karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le No.698, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Perpustakaan Kecamatan. Standar Nasional. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

Taman Perpustakaan Cengkareng Arsitektur Hijau

Taman Perpustakaan Cengkareng Arsitektur Hijau ABSTRAK Taman Perpustakaan Cengkareng merupakan rencana perpustakaan umum berbasis digital yang memberikan suatu fasilitas hiburan dalam bentuk permainan melalui media digital. Sasaran usia yang dituju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan struktur organisasi penelitian. A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah Perpustakaan pada hakekatnya dapat berperan penting dalam menyediakan berbagai informasi yang sesuai dengan kebutuhan dari pengguna perpustakaan itu sendiri.

Lebih terperinci

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH Disampaikan pada : Pelatihan Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah se Wilayah Gugus Tugas SDN Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru Malang Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarana dan prasarana pendidikan merupakan instrumen penting dalam pendidikan dan menjadi satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan. Begitu pentingnya sarana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING A. Analisis Fasilitas Perpustakaan Sekolah SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading, Kabupaten Pemalang Setelah

Lebih terperinci

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :. Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna terhadap Layanan Perpustakaan dengan Menggunakan Metode LibQual (Studi Kasus pada Perpustakaan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh) Dengan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS

BAB II URAIAN TEORETIS BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian Astuti (2002) melakukan penelitian dengan judul "Faktor- Faktor yang mendorong minat Mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN, PENGELOLAAN DAN PEMBINAAN PERPUSTAKAAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. 3. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci