BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Data-data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini diambil dari berbagai sumber, diantaranya: - Literatur: artikel dari media elektronik, maupun non elektronik. - Pengamatan langsung di lapangan. - Wawancara / Interview dengan narasumber dari pihak yang terkait, yaitu: Ibu Novita Yunus selaku Pemilik dan Designer dari Batik Chic Pengertian Batik Sertifikat UNESCO menyebutkan Batik adalah Warisan Kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbedawi (Masterpiece of the Oral and Intangible Cultural Heritage of Humanity) dari Indonesia. Pengakuan itu dalam hal budaya nonbedawi. Jadi jelas bukan benda batiknya itu sendiri, melainkan gabungan antara batasan mulai cara membuat hingga bagaimana bangsa Indonesia memandang, memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dalam tradisi, membuat dan mengembangkan batik dalam kehidupan yang dinamis. Budaya tak benda (oral and itangible) dalam pengertiannya meliputi budaya lisan, seni pentas, adat istiadat dan perayaan, pengetahuan tentang alam semesta serta kerajinan tradisional. Jika awalnya pemahaman definisi batik pada beberapa kamus istilah hanya menyebutkan bahwa batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian menggunakan malam sebagai teknik perintang warna, maka itu perlu dikoreksi. Karena jika sekadar menghias kain dengan teknik perintang warna, itu adalah definisi dari wax resist dyeing. Jika demikian wax resist dyeing ada dimana-mana, bukan saja di Indonesia. Batasan yang lebih konkret, Batik adalah kain dengan hiasan yang dibuat dengan teknik wax resist dyeing, yang menggunakan ragam hias tertentu kekhasan budaya Indonesia sebagai busana maupun keperluan lainnya. Batasan yang lebih luas, bahwa batik memiliki ragam hias tertentu

2 yang awalnya berasal dari motif-motif batik klasik. Pengembangan batik sesuai kebutuhan zaman memiliki perluasan ciri Sejarah Batik di Indonesia Indonesia yang terdiri lebih dari pulau merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di khatulistiwa. Negara ini terletak di sebelah tenggara Asia dan barat laut Australia dengan penduduk sekitar 245 juta orang dengan 300 kelompok etnis yang tinggal di pulau-pulau yang berbeda. Selain latar belakang multietnis, budaya yang unik di Indonesia berakar dari sejarah Indonesia sebagai pos bagi para penjelajah Melayu, Cina, India, Arab dan Belanda, penjajah dan perdagangan. Indonesia telah dikenal akan batiknya sejak abad ke-4 atau ke-5, dan telah dikatakan bahwa teknik pewarnaan dan desain batiknya sebanyak pulau yang ada di sana. Variasi desain dan warna berbeda-beda sesuai dengan desa dan kelompok etnis yang tersebar di setiap pulau yang berbeda. Beberapa desa di Jawa telah mempertahankan warisan pengerjaan batiknya selama ratusan tahun. Batik telah menjadi seni dan kerajinan selama berabad-abad dan merupakan bagian dari tradisi kuno. Kata batik berasal dari bahasa Jawa 'amba' yang memiliki arti 'menulis', sedangkan akhirannya 'Nitik' berarti titik kecil atau membuat titik. Dalam naskah di atas daun lontar yang berasal dari sekitar 1520 Masehi yang ditemukan di Galuh, Cirebon (Jawa Barat), tertulis bahwa batik juga berarti 'seratan' yang dalam bahasa jawa berarti 'menulis'. Munculnya seni batik di Jawa masih dalam pembahasan hingga saat ini. Setiap ahli memiliki pendapatnya sendiri. G.P. Rouffaer (1900), Jasper dan juga Pringadi (1912) mengatakan bahwa seni batik berasal dari India bersama dengan kedatangan pedagang India di Indonesia pada abad ke-4 atau ke-5. Seiring dengan aktivitas perdagangan, kebudayaan Hindu yang dibawa oleh orang-orang India, termasuk seni batik, mulai masuk dan berkembang di beberapa pulau di Jawa. Relief yang menghiasi dinding candi terkenal seperti

3 Borobudur, Prambanan, dan beberapa candi di Bali, menunjukkan bahwa pakaian yang dikenakan oleh Raja menyerupai motif Batik Sementara arkeolog lain percaya bahwa seni batik yang sudah tidak dapat terpisahkan dari budaya Jawa telah melalui sebuah proses transformasi budaya yang sangat panjang. Seni batik muncul dari budaya lokal dan sangat dipengaruhi oleh budaya Hindu, Tiongkok dan Eropa dalam perkembangannya. Batik muncul dari budaya lokal jauh sebelum pengaruh asing datang ke Indonesia Perkembangan Batik di Indonesia Keeksisan batik terus terlihat selama bertahun-tahun dan telah menunjukkan tanda-tanda menjadi lebih luas didorong oleh perkembangan teknologi, estetika, fungsional dan aspek ekonomi. Terlepas dari banyak pasang surut dan tantangan yang terjadi dalam perekonomian Indonesia, seni batik terus berkembang hingga dekade ini. Jika zaman dahulu hanya keluarga bangsawan atau kerajaan yang diizinkan untuk memakai desain batik tertentu, saat ini hampir semua orang dari semua tingkatan ekonomi memakai berbagai macam batik untuk penggunaan sehari-hari maupun untuk acara khusus. Seni batik telah menjadi produk penting dari Indonesia. Di beberapa kota besar, industri batik yang menghasilkan batik cap, atau batik tulis dapat ditemukan. Pabrik-pabrik batik banyak ditemukan di Solo, Yogyakarta, Cirebon, Banyumas, Pekalongan, Jakarta, Tuban, Madura, Bali, Sumatera, dan Kalimantan Batik Berdasarkan Teknik Pembuatannya Batik Tulis Ada beberapa tahapan dalam proses pembuatan Batik Tulis termasuk beberapa proses turunan dari waxing dyeing dan dewaxing (penghapusan lilin) serta menyiapkan kain, tracing desain, peregangan kain pada bingkai, waxing daerah kain yang tidak perlu pencelupan, mempersiapkan pewarna, mencelupkan kain di pewarna, merebus kain untuk menghilangkan lilin batik (malam) dan mencuci kain.

4 Alat yang digunakan untuk menghasilkan desain batik yang rumit disebut Canting [cha:nting], yang awalnya ditemukan oleh orang Jawa. Canting adalah wadah tembaga kecil dengan moncong tipis yang terhubung ke pegangan pendek dari bambu. Wadah tembaga diisi dengan cairan malam yang sudah meleleh dan pengrajin batik kemudian menggunakan canting untuk menggambar desain pada kain. Wadah untuk menampung cairan malam pada canting disebut nyamplung. Lubang dari canting (cucuk) ini memiliki ukuran yang bervariasi sehingga dapat disesuaikan dengan besar kecilnya motif dan menghasilkan efek desain yang beragam. Titik dan garis paralel dapat digambar dengan canting. Untuk mulai membatik, cairan malam dari wajan diambil menggunakan canting. Kemudian, cucuk canting ditiup agar terbuka dan cairan malam dapat keluar. Setelah itu, cairan malam baru dapat ditorehkan sesuai dengan motif yang telah digambar menggunakan pensil pada kain. Kain batik yang dibuat dengan teknik tulis sendiri biasanya memiliki harga yang lebih tinggi di pasaran Batik Cap Dibutuhkan berbulan-bulan bahkan setahun untuk memproduksi sepotong batik tulis dengan kualitas yang baik dan tidak ada yang menyangkal bahwa proses penciptaan batik sangat memakan waktu dan merupakan suatu kerajinan yang mahal. Dalam rangka memenuhi tuntutan permintaan pasar, dan untuk membuat kain lebih terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, di pertengahan abad ke-19, 'Cap' (cap tembaga) dikembangkan oleh orang Jawa, untuk merevolusi produksi batik. Metode penggunaan cap tembaga untuk mengaplikasikan pola dari lilin meleleh disebut Batik Cap [cha: p]. Batik Cap memungkinkan seniman Batik untuk menghasilkan desain yang berkualitas tinggi dengan pola-pola rumit dan jauh lebih cepat dari proses batik tulis. Penemuan ini memungkinkan jumlah produksi batik jauh lebih tinggi dibandingkan batik yang diproduksi dengan metode tradisional.

5 Dibutuhkan waktu kurang dari 2 atau 3 hari untuk menghasilkan sepotong batik cap dibandingkan dengan berminggu-minggu atau bahkan berbulanbulan yang dibutuhkan untuk memproduksi sepotong batik tulis Batik Kombinasi Tulis dan Cap Ini adalah kombinasi dari dua teknik sebelumnya dengan menggunakan canting serta cap tembaga. Proses ini memungkinkan seniman untuk menghasilkan desain yang lebih kreatif dalam mode yang lebih cepat Sejarah Batik Chic Berikut merupakan data yang didapat dari hasil wawancara dengan narasumber, yaitu Ibu Novita Yunus selaku pemilik dan designer dari Batik Chic. Batik Chic (PT. Wastra Cantik Indonesia) didirikan oleh Novita Yunus berawal dari kecintaannya terhadap tas dan ketertarikannya pada batik yang dimulai dari pengalaman masa kecilnya ketika tinggal di salah satu kota yang dikneal sebagai pusat dari seni dan kebudayaan yaitu Yogyakarta. Ibu dari tiga anak ini akhirnya membuka gerai Batik Chic Gallery yang pertama di Plaza Kemang 88 pada April 2010, setelah memutuskan untuk melakukan perubahan dan berhenti dari pekerjaannya di sebuah bank di bilangan Pondok Indah yang telah dijalaninya selama 11 tahun. Selain itu, dikatakan oleh Novita Yunus bahwa salah satu alasan Ia menjalankan bisnisnya dengan penuh semangat dan gairah tidak lain karena dirinya mencoba untuk membangun kembali citra seni dan budaya di Indonesia, terutama pada generasi muda. Melalui dunia fashion yang sudah mendarah daging di tubuhnya, Ia yakin dapat mencapai setiap visi yang dimilikinya. Mengetahui bahwa pelanggannya terus meningkat dan menunjukkan timbal balik yang positif, Novita Yunus merasa tertantang untuk mengembangkan bidang bisnisnya, bukan hanya memfokuskannya pada produksi tas saja, Ia pun mulai menjual baju dan sepatu yang tentu saja bahan baku utamanya menggunakan berbagai macam kain Wastra Nusantara. Hingga saat ini, Batik Chic sendiri telah memiliki beberapa anak perusahaan

6 selain Batik Chic Gallery yang bergerak di dalam dunia fashion, seperti NovitaYunus dan BC Home. Dapat dikatakan bahwa saat ini Batik Chic telah berkembang pesat dan sedang aktif membidik pasar domestik maupun pasar internasional. Novita Yunus mulai mengembangkan pasarnya ke ranah internasional dengan mengikuti beberapa acara internasional, dan berkolaborasi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, PEMDA DKI, dan lain-lain. Pada bulan Juli 2012, sebagai salah satu mitra binaan dari Garuda Indonesia, Batik Chic mendapatkan dukungan penuh dalam pembukaan ulang Batik Chic Gallery di daerah Kemang Selatan, Jakarta. Selain itu, Batik Chic sendiri dirancang untuk menjadi one stop shopping place for Wastra Nusantara lovers. Setelah dibukanya gerai kedua dari Batik Chic Gallery, yaitu Batik Chic Red Gallery di Surabaya pada tahun 2013, lahirlah NovitaYunus Premium Brand yang kemudian diikuti dengan dibukanya BC Home Batik Chic Gallery Gambar 2.1 Interior Batik Chic Gallery Jakarta (Sumber: Nidie Andira Putri, 2015) Gambar 2.2 Interior Batik Chic Gallery Jakarta (Sumber: Nidie Andira Putri, 2015) Batik Chic Gallery adalah sebuah bisnis yang bergerak di industri fashion yang menyediakan berbagai jenis pakaian, tas, dan aksesoris

7 bernuansa serta berbahan kerajinan tradisional, seperti kain batik dan tenun yang dikombinasikan dengan bahan berkualitas tinggi. Dengan tagline Think Globally, Dress Locally, Batik Chic Gallery selalu mengedepankan ciri khas dari suatu daerah, karena itu setiap gerainya dikonsep sesuai dengan kekhasan daerah yang ingin diangkat. Contohnya, di gerai Batik Chic Gallery yang berada di Kemang Selatan, Jakarta, mengangkat konsep Galeri Nusantara karena bahan dasar pembuatannya berasal dari seluruh penjuru nusantara. Sedangkan, konsep yang diangkat di Batik Chic Red Gallery yang berada di Jalan Kalimantan No. 6, Gubeng, Surabaya adalah Galeri Wastra (Warisan Nusantara) dengan tujuan menjadi One stop shopping place for Wastra nusantara lovers. Ada pun konsep yang ditonjolkan adalah batik atau kain yang memiliki corak dan warna yang berani, seperti batik pesisir. Gambar 2.3 Koleksi di Batik Chic Red Gallery (Sumber: Sejak gerai pertamanya dibuka, Batik Chic Gallery telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dalam industri fashion. Saat ini, koleksi dari Batik Chic Gallery sudah ikut berpartisipasi dalam berbagai acara fashion yang mengangkat tema tradisi atau budaya, baik dalam ranah nasional maupun internasional. Dengan mencoba untuk menampilkan beberapa kebudayaan dari Indonesia, Batik Chic terus aktif dalam beberapa acara fashion tahunan di Indonesia, seperti Jakarta Fashion Week dan Indonesia Fashion Week sejak tahun Pada tahun 2013, Batik Chic terpilih sebagai pemenang dari program Fashion Award oleh Femina, dan mendapatkan penghargaan dari UNESCO untuk remodel product Ulap Doyo Slipper.

8 Gambar 2.4 Penghargaan dari UNESCO pada tahun 2012 (Sumber: Company Profile Batik Chic) NovitaYunus Premium Brand Gambar 2.5 Display Pameran Novita Yunus (Sumber: Dokumentasi Pribadi Batik Chic) NovitaYunus Premium Brand lahir setelah pelatihan selama 9 bulan oleh program Indonesia Fashion Forward yang diadakan oleh Femina yang bekerjasama dengan British Fashion Council. Setiap produk dibuat menggunakan material khusus dengan kualitas terbaik serta desain yang terinspirasi dari kebudayaan Indonesia. Pada peluncuran pertama, NovitaYunus bekerjasama dengan Yayasan Total Indonesia dengan mengangkat Motif Topi Kawung yang telah dibina oleh Yayasan Total Indonesia sendiri.

9 Gambar 2.6 Display Peluncuran Pertama NovitaYunus (Sumber: Dokumentasi Pribadi Batik Chic) BC Home Gambar 2.7 Produk BC Home (Sumber: Dokumentasi Pribadi Batik Chic) BC HOME merupakan salah satu anak perusahaan di bawah Batik Chic (PT. Wastra Cantik Indonesia). Novita Yunus bekerjasama dengan Toto Aryanto menyediakan produk dan jasa pengadaan berupa: Home Supplies Furniture Decoration

10 2.1.6 Visi dan Misi Batik Chic Visi Membantu meningkatkan status dan popularitas Batik Indonesia terutama di kalangan anak muda, hingga ke mancanegara. Misi - Bangga dengan Warisan Nusantara sebagai salah satu kekayaan Indonesia. - Mendukung Kampanye Wastra dengan menggunakan bahan dari Warisan Nusantara dan menggunakannya dalam kehidupan seharihari Logo Batik Chic Gambar 2.8 Logo Batik Chic (Sumber: Novita Yunus) Logo Batik Chic telah ada sejak pertama kali Batik Chic dibangun oleh Novita Yunus pada tahun Font dan komposisi terlihat kurang menarik dan tidak menunjukkan citra dari Batik Chic yang penuh semangat dan sangat menjunjung tinggi Wastra Nusantara. Logo dari anak perusahaan juga berbeda-beda sehingga tidak menunjukkan hubungan antara Batik Chic (Masterbrand) dengan anak perusahaannya (Subsidiaries) Target Audience Target Primer - Demografis : Usia : tahun Gender : Wanita

11 SES : A B - Geografis : Domisili : DKI Jakarta dan Surabaya, dan sekitarnya. - Psikografis : Mencintai dan bangga akan warisan budaya Indonesia khususnya batik dan kain tenun, mencintai produk lokal, memperhatikan dan menjaga penampilan, menyukai dunia fashion, berani untuk menggunakan sesuatu yang tidak biasa dan baru (inovatif), karyawan / wiraswasta / ibu rumah tangga Target Sekunder - Demografis : Usia : tahun Gender : Wanita SES : A B - Geografis : Domisili : DKI Jakarta dan Surabaya - Psikografis : Memiliki minat akan warisan budaya Indonesia, ingin mengenal lebih dalam tentang batik dan kain tenun, tertarik akan dunia fashion, mahasiswa / karyawan / wiraswasta Kompetitor Batik Chic Galeri PRibuMI Gambar 2.9 Logo PRibuMI (Sumber: Website PRibuMI)

12 PRibuMI merupakan bisnis yang bergerak di dunia fashion. Didirikan oleh Ella V Brizadly pada April 2011 berawal dari kegemarannya dalam mengoleksi kain Indonesia, seperti batik, tenun, songket, sampai kain ikat, serta ketakutannya akan rusaknya kain-kain tersebut apabila disimpan terlalu lama. Impiannya untuk menjadi seorang Fulltime Mother juga menjadi salah satu pendorongnya untuk menjadi pebisnis dan meninggalkan pekerjaan sebelumnya di salah satu perusahaan batu bara terbesar di Indonesia. Fakta bahwa kain-kain tradisional mulai kehilangan pamor di negeri sendiri juga merupakan salah satu motivasinya. Ia ingin mengubah mindset yang menganggap kalau kain tradisional hanya untuk orangtua. Oleh karena itu, Ella ingin sekali menciptakan karya yang cocok untuk segala kalangan, mulai dari muda hingga tua. Dengan demikian, kain tradisional pun diharapkan kembali mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. PRibuMI menjual berbagai pilihan tas dan sepatu bergaya modern dengan perpaduan kain tradisional Indonesia dan bahan kulit. Lembaran kain tradisional dipilih karena kecantikan dan nilai-nilai kearifannya yang patut dijunjung tinggi ALLEIRA Gambar 2.10 Logo ALLEIRA (Sumber: Website ALLEIRA) Alleira Batik didirikan pada tahun 2005, yang diambil dari kata bahasa Inggris Alluring yang berarti menarik atau menawan. Alleira Batik adalah merek batik yang berharap dapat melestarikan serta mencoba untuk membuat batik Indonesia menjadi modern dan berkualitas tinggi sehingga dapat diterima dengan baik secara lokal maupun internasional. Visi dan misi Alleira Batik adalah untuk mengangkat batik sehingga menjadi bagian dari budaya dunia dan membuat batik sebagai fashion internasional dengan kualitas yang tinggi dari desain dan bahannya. Alleira

13 Batik memproduksi Batik Indonesia yang unik, modern dan berkualitas tinggi. Kualitas yang baik dari sebuah batik sebagai warisan Indonesia adalah prioritas dari Alleira Batik. Alleira Batik menghadirkan berbagai koleksi yang dibuat untuk menjadi bagian hidup para pria dan wanita masa kini yang ingin tampil modis. Selain itu, pemilihan bahan selalu menjadi perhatian Alleira untuk memprioritaskan kenyamanan bagi semua fashionista. 2.2 Tinjauan Khusus Landasan Teori Teori Branding Surianto Rustan dalam bukunya Mendesain Logo (2009: 16) menyatakan bahwa: Alina Wheeler menulis dalam bukunya Designing Brand Identity : Makna brand dapat berubah sesuai dengan konteksnya. Kadang brand sebagai kata benda, kadang sebagai kata kerja. Kadang menjadi sama dengan nama perusahaan, pengalaman perusahaan dan harapan konsumen. Di masyarakat umum, brand secara populer dianggap sama dengan logo, merek, atau nama entitas. Semua bersifat fisik semata. Padahal sebenarnya brand lebih merupakan rangkuman pengalaman dan asosiasi terhadap sebuah entitas, jadi jauh lebih dalam dari sekedar fisik saja. Sedangkan branding adalah kegiatan membangun sebuah brand. Membuat identitas, termasuk logo, merupakan salah satu kegiatan branding Teori Logo Menurut Matthew Healey (What is Branding?, 2008: 90) logo berasal dari bahasa yunani Logos yang berarti kata. Logo biasanya terdiri dari kombinasi antara bentuk dan warna. Sebuah logo yang baik pasti membawa sebuah arti yang mendalam dan dapat menarik perasaan emosional orang yang melihatnya.

14 Fungsi: 1. Identitas diri. Untuk membedakanya dengan identitas milik orang lain 2. Tanda kepemilikan. Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain 3. Tanda jaminan kualitas 4. Mencegah peniruan / pembajakan Teori Warna Warna adalah salah satu bagian terpenting dalam identitas visual, dengan warna kita dapat mudah menyampaikan suatu kesan tertentu tanpa perlu menggunakan kata-kata. Menurut Lestrice Eisseman dalam buku Pantone: Guide to Communication With Color (OhioGrafix Press, 2002), warna merupakan metode yang paling tepat dalam usaha penyampaian pesan dan tujuan. Prinsip warna menurut Robert B. Parker antara lain : Penggunaan warna harus memiliki fungsi Warna harus dapat memberikan ciri khas perusahaan/produk yang disampaikan Penggunaan warna tidak hanya berfungsi sebagai sensasi artisitik, tetapi bertujuan untuk mengatakan bahwa warna memang nyata kebenarannya Hindari warna yang tidak perlu Teori Tipografi Dikutip dari buku Tipografi dalam Desain Grafis karya Danton Sihombing, tipografi merupakan sebuah elemen penting yang dapat mendukung terciptanya komunikasi dengan baik. Untuk pemilihan jenis huruf atau font yang tepat demi mendukung komunikasi yang baik, beberapa kriteria yang harus terpenuhi antara lain:

15 Clearity adalah bahwa suatu huruf mempunyai fungsi tertentu yaitu harus dapat dilihat secara jelas. Readability adalah kertebacaan dan jenis huruf tersebut. Legibility lebih menekankan apakah kita mudah membacanya atau tidak. Visibility lebih menekankan pada keindahan jenis huruf tersebut Teori Arsitektur Brand Brand merupakan kesanggupan atau menjanjikan, big idea, harapan dari pemikiran setiap pelanggan akan tentang produk, layanan atau perusahaan. Branding adalah tentang menciptakan hubungan emosional. Masyarakat jatuh cinta dengan brand, mereka mempercayai keunggulan mereka. Arsitektur Brand Monolitis Arsitektur Sub-Brand Teori Identitas Dikutip dari buku karya Alo Liliweri, Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya, secara epistimologi, kata identitas berasal dari kata identity, yang berarti kondisi atau kenyataan tentang sesuatu yang sama, suatu keadaan yang mirip satu sama lain, kondisi atau fakta tentang sesuatu yang sama diantara dua orang atau dua benda, kondisi atau fakta yang menggambarkan sesuatu yang sama diantara dua orang (individualitas) atau dua kelompok atau benda. Pada tataran teknis, pengertia epistimologi diatas hanya sekedar menunjukkan tentang suatu kebiasaan untuk memahami identitas dengan kata identik, misalnya menyatakan bahwa sesuatu itu mirip satu dengan yang lain Analisa SWOT

16 Strength - Batik Chic telah berkembang pesat dan sedang aktif membidik pasar domestik maupun pasar internasional - Mengedepankan konsep dari ciri khas daerah di Indonesia - Menggunakan kain Wastra Nusantara, khususnya batik tulis dan tenun berkualitas tinggi dengan kombinasi bahan berkualitas lainnya, seperti kulit - Terus melakukan inovasi terhadap desain dan jenis barang yang diproduksi Weakness - Identitas visual terlihat kurang modern - Identitas visual kurang menunjukkan citra Batik Chic yang selalu mengangkat konsep kebudayaan khas Indonesia, yaitu Wastra Nusantara Opportunity - Perkembangan batik terus berjalan di Indonesia - Batik memiliki banyak peminat dari semua kalangan karena pandangan masyarakat Indonesia bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan Threat - Semakin banyaknya bisnis fashion dengan bahan utama batik

17

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : Internet Wawancara dengan owner Survey terhadap target audience 2.2 DATA UMUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan

Lebih terperinci

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari berbagai daerah dan suku bangsa yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke, dan hampir di setiap daerah-daerah terdapat warisan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik ikat celup sudah mendunia di berbagai Negara, Contohnya di Negara India mempunyai teknik Bandhni, Jepang dengan Shibori, dan Thailand dengan Mudmeenya

Lebih terperinci

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya merupakan suatu pola dari keseluruhan keyakinan dan harapan yang dipegang teguh secara bersama. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat adalah merupakan wujud ideal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada

Lebih terperinci

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perkembangan batik nusantara pun ditandai

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa 21 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Brand Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa brand identity adalah ekspresi secara visual dan verbal dari sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tersebar di hampir semua aspek kehidupan,

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Batik merupakan salah satu teknik pembuatan sandang secara secara tradisional yang ditemukan dan dimiliki bangsa Indonesia. Tradisi membentuk melewati kurun abad dan

Lebih terperinci

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pengertian Judul: MONUMEN BATIK SOLO di Surakarta Sebagai wahana edukasi, rekreasi dan pelestarian budaya batik serta landmark kota Solo sesuai dangan visi kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Salah satu keanekaragaman yang dimiliki adalah pakaian adat. Pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dunia internasional, batik Indonesia telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan kerajinan bernilai seni tinggi dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Kain batik yang memiliki corak yang beragam serta teknik pembuatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasionalisme adalah rasa cinta dan bangga terhadap tanah air. Lebih khusus lagi, nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara,

Lebih terperinci

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya kerajinan batik,batik merupakan warisan budaya indonesia. kerajinan pahat, kerajinan yang membutuhkan ketekunan. kerajinan ukir, adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu

Lebih terperinci

Bab 2 DATA DAN ANALISIS. Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini

Bab 2 DATA DAN ANALISIS. Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini Bab 2 DATA DAN ANALISIS 2.1 Sumber Data Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: 1. Wawancara dengan pihak terkait :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan sebuah warisan budaya Indonesia yang telah terdaftar dan ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan dijabarkan mengenai latar belakang Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Sintesis Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan inti dari semua proses yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki beragam keunikan tradisi dan budaya sehingga menghasilkan beragam komoditi hasil dari tradisi tersebut contohnya, dalam produk garmen atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern serta meningkatnya akan ilmu pengetahuan menuntut manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang modern. Maka perkembangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL FESYEN BRAND DUA CANTING TUGAS AKHIR. Oleh. Henny Maurien Kelas 08PAU

PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL FESYEN BRAND DUA CANTING TUGAS AKHIR. Oleh. Henny Maurien Kelas 08PAU PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL FESYEN BRAND DUA CANTING TUGAS AKHIR Oleh Henny Maurien 1200956243 Kelas 08PAU Universitas Binus Jakarta 2012 PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL FESYEN BRAND DUA CANTING TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Desain Grafis Menurut kutipan yang diambil dari buku Bringing Graphic Design In-House, Orangeseed Design, desain dapat menjadi dan melakukan segala hal. Desain adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan

Lebih terperinci

SENTRA BATIK TULIS LASEM Nanda Nurani Putri BAB I PENDAHULUAN

SENTRA BATIK TULIS LASEM Nanda Nurani Putri BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul Tugas Akhir ini adalah Sentra Batik Tulis Lasem. Pengertian masing-masing kata dari maksud judul tersebut adalah sebagai berikut: Sentra : Sebuah tempat/pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (www.kbbi.web.id, diakses pada tanggal 12 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (www.kbbi.web.id, diakses pada tanggal 12 Maret 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan warisan turun menurun dari nenek moyang Indonesia. Batik menghasilkan kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian. Menurut Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari Bab 2 Data dan Analisa 2.1 Sumber Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari berbagai sumber, dantara lain: a. Literatur: artikel elektronik maupun non elektronik,

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

Gambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari kratonpedia.com

Gambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari  kratonpedia.com BATIK oleh : Herry Lisbijanto Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik (nasional) maupun dimasa internasional, dimana untuk memenangkan persaingan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I 1.1. Latar belakang PENDAHULUAN Batik merupakan kain bergambar yang sangat identik dengan penggunaan teknik khusus yang dibuat mulai dari penggambaran motif, menerapkan malam (lilin) panas pada kain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Cina yang merupakan salah satu dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki berbagai seni budaya maupun mitos yang masih sangat kental. Acara-acara besar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari tarian, pakaian adat, makanan, lagu daerah, kain, alat musik, lagu,

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi, isu perdagangan global dan kesadaran akan pentingnya peran konsumen telah mengakibatkan banyak perubahan pada kondisi persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kain ikat merupakan salah satu kain dengan teknik tenun. Kata ikat sendiri berarti dengan mengikat atau menyatukan. Teknik tenun ikat ini sendiri sudah ada sejak zaman

Lebih terperinci

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hasil karya rakyat bangsa yang sampai saat ini masih membuat dunia terkagum-kagum dan bahkan terpesona adalah Batik. Batik merupakan produk budaya Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Branding Menurut buku Designing Brand Identity, A Complete Guide to Creating, Building and Maintaining Strong Brands, Alina Wheeler, brand adalah janji, ide besar, dan harapan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari gugusan pulau pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan alam yang dimiliki oleh negeri ini telah dikenal

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) KELAS VII Disusun Oleh : BAB I PENGENALAN BATIK 1.1 DEFINISI BATIK Dari segi etimologi (bahasa), Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik di Indonesia memang sudah sangat beragam macamnya. Hampir dari setiap daerah di Indonesia memiliki batik tersendiri, begitu juga dengan kota Sukabumi. Batik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERANCANGAN Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kain tradisi yang sangat beragam. Terdapat kain tradisi disetiap daerah dan memiliki perbedaan atau keunikan masing-masing disetiap daerahnya. Dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakuan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) untuk batik Indonesia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan suatu pola hidup yang berkembang dalam masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, budaya memiliki kaitan yang sangat erat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture>

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture> BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan museum tidak hanya sekedar untuk menyimpan berbagai bendabenda bersejarah saja. Namun dari museum dapat diuraikan sebuah perjalanan kehidupan serta

Lebih terperinci

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil Kerajinan dan Wirausaha Tekstil SEKOLAH TUNAS BANGSA KUBU RAYA PONTIANAK 2016/2017 Email : sitimustiani@gmail.com Web : http://www.sitimustiani.com Tujuan Pembelajaran Mengidentifikasi karya kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan sains dan teknologi, Indonesia terus mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis, adapun wajah lama sebagai negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan pemenuh kebutuhan primer manusia akan sandang, terkhusus untuk tujuan utama busana sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca. Selain kebutuhan untuk melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan suatu perpaduan antara seni (art) dan kerajinan (craft)

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan suatu perpaduan antara seni (art) dan kerajinan (craft) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan suatu perpaduan antara seni (art) dan kerajinan (craft) pada selembar kain dengan menggunakan teknik pelapisan lilin secara tradisional. Batik merupakan

Lebih terperinci

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Karya Ilmiah Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Oleh SUTONO NIM : 10.12.4644 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kain batik sudah menjadi semacam identitas tersendiri bagi masyarakat Jawa. Motif dan coraknya yang beragam dan memikat memiliki daya jual yang tinggi.

Lebih terperinci

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kota Jakarta Barat D.K.I. Jakarta Batik Betawi

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kota Jakarta Barat D.K.I. Jakarta Batik Betawi Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Batik Betawi DAFTAR ISI A. Pendahuluan B. Pengertian Warisan Budaya Tak Benda C. Definisi Sekura Cakak Buah D. Kesimpulan dan Koreksi Kegiatan Penyusunan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari sumber sebagai berikut: a. Literatur Didapat dari macam-macam buku baik cetak maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini khususnya penggunaan teknologi perangkat smartphone semakin meningkat. Smartphone tidak hanya alat yang digunakan untuk komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal) diartikan hal-hal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Branding Menurut Alina Wheeler dalam buku Designing Brand Identity, Brand adalah janji, ide besar dan harapan yang mengesampingkan setiap pemikiran konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik, merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah sangat terkenal, baik lokal maupun di dunia internasional. Batik sudah diakui dunia sebagai salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan manusia di dunia. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita masa kini adalah cerminan wanita modern yang tangguh. Semakin terlihat jelas arti emansipasi yang dicetus oleh Ibu Kartini. Emansipasi wanita bukan hanya berbicara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Di Indonesia, walaupun pada awalnya

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya : Senang Anak,Pak Marsa ad

BAB 2 DATA DAN ANALISA. ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya : Senang Anak,Pak Marsa ad BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya : a. Data literatur berupa artikel elektronik

Lebih terperinci

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Batik merupakan salah satu warisan leluhur Indonesia yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tetapi banyak masyarakat yang belum mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan salah satu budaya Indonesia dengan nilai seni tinggi berbentuk tekstil yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak dikukuhkan sebagai Budaya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori 17 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Brand Identity Membuat identitas brand adalah salah satu kegiatan branding. Menurut Alina Wheeler di dalam bukunya Designing Brand Identity, sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayahnya. Setiap daerah di Indonesia memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011 SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011 Yang terhormat Ibu Ani Yudhoyono; Yang terhormat Ibu Herawati Budiono; Yang terhormat Ibu-Ibu dari Solidaritas Istri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sejak zaman dahulu pakaian termasuk kebutuhan utama bagi manusia yang digunakan untuk melindungi tubuh

Lebih terperinci